Upload
trinhkhuong
View
227
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
KEBIJAKAN PENERAPAN SPIP DALAM
PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA
Disampaikan oleh:
Kepala BPKP
DALAM RAKER BNPB TAHUN 2018
22 FEBRUARI 2018
SPIP APIPMATURITY
LEVEL
CAPABILITY
LEVEL
MEMPERKUAT
MENUNJANG
AKUNTABILITAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN
PERUMUSAN KEBIJAKAN -
PERENCANAAN -
PENGANGGARAN –
PELAKSANAAN –
PENATAUSAHAAN –
PELAPORAN -
PERTANGGUNGJAWABAN
AKUNTABILITAS INSTANSI
PEMERINTAH
(KEUANGAN & KINERJA)
KESEJAHTERAAN RAKYAT
S a f e g u a r d i n g
Target 2019
2
3
4
GAMBARAN UMUM SPIP
UU 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana:
terselenggaranya penanggulangan bencana
secara terencana, terpadu, terkoordinasi, dan menyeluruh.
Fungsi BNPB (pasal 13):
a. perumusan dan penetapan kebijakan penanggulangan
bencana dan penanganan pengungsi dengan bertindak
cepat dan tepat serta efektif dan efisien;
b. pengoordinasian pelaksanaan kegiatan penanggulangan
bencana secara terencana, terpadu, dan menyeluruh.
Fungsi BPBD (pasal 20):
a. perumusan dan penetapan kebijakan penanggulangan
bencana dan penanganan pengungsi dengan bertindak
cepat dan tepat, efektif dan efisien; serta
b. pengoordinasian pelaksanaan kegiatan penanggulangan
bencana secara terencana, terpadu, dan menyeluruh.
Untuk kinerja, transparansi, dan akuntabilitas pengelolaan
keuangan negara, diselenggarakan sistem
pengendalian intern di lingkungan pemerintahan
secara menyeluruh.
(Pasal 58 UU 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara )Tujuan SPIP memberikan keyakinan yang memadai
bagi:
1) Efektivitas dan efisiensi tujuan penyelenggaraan
pemerintahan; 2) Keandalan pelaporan keuangan; 3)
Pengamanan aset negara; dan 4) Ketaatan terhadap
peraturan perundang-undangan.
(Pasal 2 ayat 3 PP 60 Tahun 2008 tentang SPIP)
SPIP PUSAT DAN DAERAH
Temuan
• SK Darurat selesai, tetap menggunakan DSP.
• Mengerjakan sesuatu yang tidak ada dalam Rencana Anggaran Biaya (RAB)tapi revisi RAB.
• Dana sudah 100% penggunaannya, namun pekerjaan ditinggal dan belumselesai 100%.
• Laporan pertanggungjawaban dana tidak dibuat.
• Bunga ataupun Jasa Giro tidak disetor ke Kas Negara
• Menggunakan rekening pribadi, dan Rekening diubah tanpa persetujuan, sehingga terlambat proses penyaluran dana.
• Dana tidak dilaksanakan tetapi tidak disetorkan ke Kas Negara.
Kasus
• Penentuan status darurat, permintaan bantuan dana, penggunaan dana, pertanggungjawaban, dan/atau pemilihan penyedia jasa tidak sesuai ketentuan,
• Dana digunakan untuk kepentingan pribadi
• Penyaluran fiktif
• Pengurangan volume fisik.
• Laporan tidak sesuai fakta
• Penurunan spesifikasi
• Rekayasa lelang
• Konsultan pengawas fiktif
ISU-ISU SPIP PUSAT
• Penegakan integritas dan nilai etika, komitmen terhadap kompetensi, kepemimpinan yang kondusif dan perwujudan peran APIP yang efektif, pada unsur lingkungan pengendalian;
• Identifikasi dan analisis risiko pada unsur penilaian risiko;
• Pengendalian atas reviu kinerja, pengelolaan sistem informasi, aset, penetapan indikator, akurasi dan waktu pencatatan, serta dokumentasi yang baik atas SPI, transaksi dan kejadian penting pada unsur kegiatan pengendalian;
• Pemantauan berkelanjutan dan evaluasi terpisah pada unsur pemantauan pengendalian intern
ISU-ISU SPIP DAERAH
• LINGKUNGAN PENGENDALIAN : Masih perlu peningkatan penegakanIntegritas dan nilai etika, komitmen terhadap kompetensi, dan pengawasan.
• PENILAIAN RISIKO: Masih perlu identifikasi, analisis dan mengelola risikopengelolaan dana DSP
• KEGIATAN PENGENDALIAN. : Masih perlu penerapan yang tepat danmemadai atas kegiatan pengendalian, reviu atas kinerja instansi, peningkatantata kelola informasi, pelaksanaan pemisahan fungsi, dan pelaksanaan otorisasiatas kejadian penting.
• INFORMASI DAN KOMUNIKASI. : Masih perlu peningkatan kualitas informasidan komunikasi.
• PEMANTAUAN: Masih ada pengelola program/instansi yang belum memilikiinstrumen monitoring, masih kurangnya evaluasi terpisah secara berkalaterhadap pengendalian program/kegiatan, dan tindak lanjut hasil audit yangmasih belum maksimaL
Penilaian Risiko Identifikasi dan analisis risiko belum dilaksanakan secara cermat
Pemantauan belum dilaksanakan secara ketat
DANA PENANGGULANGAN BENCANA(PP 22 Tahun 2008)
PRA BENCANADANA KONTIJENSI
dan DPKPERATURAN
UMUM
TANGGAP DARURAT
DANA SIAP PAKAI (DSP)
PERATURAN KHUSUS
PASCA BENCANA
Bantuan SosialBerpola Hibah
PERATURAN UMUM
SUMBER TAHAP DANA ATURAN
APBN / APBD
Integritas
Etika
Risiko
Pengawasan
Kompetansi
Otorisasi
SPIP
Join Audit
BPKP
Pendampingan
Join Audit
Pendampingan
Reviu
BPKP
Irtama
APIP
BPKP
Irtama
Irtama
InspektoratProv/Kab/ Kota
KERJASAMA BNPB – BPKP
SINERGI PENGAWASAN
• Joint Audit
• Pemeriksaan ataspermintaan
PENDAMPINGAN
• Penerapan Tata KelolaPemerintahan
• SPIP
• Manajemen Keuangan Negara
• Pelaksanaan Pengawasan
• SIM HP
BIMBINGAN TEKNIS
• Pengembangan kapasitas SDM Pengawasan
• Penyempurnaan sistem dan prosedur kerja
KOORDINASI
• Perencanaan Pengawasan
• Pelaksanaan Pengawasan
• Pemutakhiran dan rekonsiliasi TLHP
PELAKSANAAN PBJ
• Pemantauan
• Bimbingan
• Pembinaan
PEDOMAN PENILAIAN MATURITAS
SPIP
PEDOMAN
PENILAIAN
KAPABILITAS
APIP
7
SARAN
4. Memperkuat peran
APIP dalam mengawal
proses
penyelenggaraan SPIP,
pelaksanaan proses
manajemen risiko dan
pelaksanaan evaluasi
terpisah atas
pengelolaan risiko
3. Mengidentifikasi
Area of Improvement
hasil penilaian risiko,
melaksanakan
rencana tindak
pengendalian , dan
memantau strategi
spesifik pemenuhan
Area of Improvement
1. Melakukan penilaian
risiko secara
menyeluruh
2. Melakukan penilaian
risiko secara
komprehensif di level
strategis pada risiko
yang mempengaruhi
tercapainya indikator
kinerja utama
TERIMA KASIH