Upload
vankiet
View
237
Download
5
Embed Size (px)
Citation preview
Prof. Dr. Jazi Eko Istiyanto, M.Sc.
KepalaBADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR
Jl. Gajah Mada 8 Jakarta 10120
KEBIJAKAN PENGAWASAN
TERHADAP
LIMBAH RADIOAKTIF
Seminar Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah XII
PTLR - BATAN
Serpong, 30 September 2014
HIRARKI HUKUM KETENAGANUKLIRAN
UUD 1945Undang – undang Dasar 1945
UU UU No. 10/1997
Peraturan Pemerintah PP 61/2013 ttg. Pengelolaan Limbah RA
Peraturan Presiden-
Peraturan Kepala BAPETENPerka N0. 3/1999 ttg Ketentuan Keselamatan Pengelolaan Limbah Radioaktif
Pedoman Pedoman Pelaksanaan Peraturan
Perpres No. 84/2010 ttg. PengesahanJoint Convention of Radwaste and SF
PERATURAN PERUNDANGAN TERKAIT
LIMBAH RADIOAKTIF (LRA)
• UU No. 10 tahun 1997 tentang Ketenaganukliran
• PP No. 33 tahun 2007 tentang Keselamatan Radiasi Pengion dan Keamanan Sumber Radioaktif
• PP No. 29 tahun 2008 tentang Perizinan Pemanfaatan Sumber Radiasi Pengion
• PP No. 54 tahun 2012 tentang Keselamatan dan Keamanan Instalasi Nuklir
• PP No. 61 tahun 2013 tentang Pengelolaan Limbah Radioaktif
• PP No. 2 tahun 2014 tentang Perizinan Instalasi Nuklir dan Pemanfaatan Bahan Nuklir
UU No 10 /1997 tentang
KETENAGANUKLIRAN
Pasal 22 – 27:
• Klasifikasi Limbah Radioaktif (Tingkat Rendah, Sedang, dan Tinggi)
• Pengelolaan dilaksanakan oleh Badan Pelaksana (BATAN)
• Badan Pelaksanan (BATAN) dapat bekerja sama dengan atau menunjuk Badan Usaha Milik Negara, koperasi, dan/atau badan swasta
• Badan Pelaksanan (BATAN) menyediakan tempat penyimpanan lestari
• Penentuan tempat penyimpanan lestari ditetapkan oleh pemerintah setelah mendapat persetujuan DPR RI.
JOINT CONVENTION
Indonesia telah menandatangani “Joint Convention (JC) on
the Safety of Spent Fuel Management and on the Safety of Radioactive Waste Management” di Wina , Austria pada
tanggal 5 September 1997.
Indonesia telah meratifikasi JC melalui PerPres No. 84 Tahun
2010 yang ditetapkan tanggal 28 Desember 2010.
Konsekuensi dari Pengesahan tersebut :
Kewajiban untuk menyusun, menetapkan dan
melaksanakan kerangka legislatif dan perundang-
undangan nasional mengenai keselamatan pengelolaan
limbah radioaktif
Menyampaikan laporan nasional pada pertemuan negara
pihak
BEBERAPA ISTILAH PENTING
TERKAIT L.R.A.
PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF
Adalah pengumpulan, pengelompokan, pengolahan,pengangkutan, penyimpanan, dan/atau pembuangan limbahradioaktif.
PENGOLAHAN
Proses untuk mengubah karakteristik dan komposisi limbahsehingga dapat disimpan dengan tidak membahayakanmasyarakat dan lingkungan hidup.
PEMBUANGAN
Penempatan limbah radioaktif di dalam fasilitas tanpadimaksudkan untuk diambil kembali.
KLASIFIKASI LIMBAH RADIOAKTIF
(PP 61/2013)
• Limbah Radioaktif Tingkat Rendah dan Tingkat Sedang:
– Zat Radioaktif terbungkus
– Zat Radioaktif terbuka
– Bahan dan peralatan terkontaminasi dan/atau teraktivasi
• Limbah Radioaktif Tingkat Tinggi
– Bahan Bakar Nuklir Bekas
KEBIJAKAN PENGELOLAAN L.R.A.
Limbah Radioaktif
Pengiriman kembali ke negara asal
Penyerahan ke Pengelola Limbah
Radioaktif (BATAN)
• PP No. 61/2013 memberikan 2 opsi kebijakan atas pengelolaan limbah radioaktif:
– Dikirimkan kembali ke negara asal, bila zat radioaktif (zra) berasal dari negara lain; atau
– Diserahkan ke BATAN, bila zra diproduksi di dalam negeri.
PENGELOLAAN LIMBAH ZRA
TERBUNGKUS (PP 61/2013)
Zat RadioaktifTerbungkus yang tidak digunakan
Penyerahan ke BATAN
Kajian oleh BATAN
Didaur ulang (Recycle)
Digunakan kembali
(Reuse)
dilimbahkan
Perpindahan Lintas Batas
Pengiriman Bahan Bakar Nuklir Bekas dari negara asal kenegara tujuan dengan melalui dan/atau singgah di daerahpabean Negara Kesatuan RI dengan atau tanpa menggantisarana pengangkutan wajib mendapat persetujuan dariKepala BAPETEN sebelum melaksanakan pengiriman
Pelarangan
Setiap orang atau badan dilarang memasukkan LimbahRadioaktif yang berasal dari luar negeri ke dalam wilayahNegara Kesatuan Republik Indonesia, kecuali untuk LimbahRadioaktif yang berasal dari zat radioaktif yang diproduksi didalam negeri
PENGELOLAAN LIMBAH ZRA
TERBUNGKUS (PP 61/2013) - lanjutan
TAHAP PERIZINAN PENGELOLAAN L.R.A
Penentuan Tapak
Konstruksi Komisioning Operasi Penutupan
TAHAP PERIZINAN PENGELOLAAN
LIMBAH RADIOAKTIF (PP 29/2008)
PERATURAN PELAKSANA
Beberapa Peraturan Kepala BAPETEN terkait Pengelolaan LRA dan INNR
• Perka BAPETEN No. 3 tahun 1999 tentang Ketentuan Keselamatan Pengelolaan Limbah Radioaktif
• Perka BAPETEN No. 10 tahun 2006 tentang Pedoman Penyusunan Laporan Analisis Keselamatan INNR
• Perka BAPETEN No. 11 tahun 2007 tentang Ketentuan Keselamatan INNR
• Peraturan Kepala BAPETEN sebagai peraturan pelaksana PP No. 29 Tahun 2008 mengenai persyaratan Khusus Fasilitas Pengelolaan Limbah Radioaktif
• Peraturan Kepala BAPETEN sebagai peraturan pelaksana PP No. 61 Tahun 2013 sedang dalam proses penyusunan
• Peraturan Kepala BAPETEN sebagai peraturan pelaksana PP No. 61 Tahun 2013 mengenai Persyaratan Pembangunan, pengoperasian dan penutupan Fasilitas pembuangan:
– Dekat permukaan tanah (near surface)
– Kedalaman sedang (deep geological)Pengembangan peraturan perundang-undangan tidak hanya pertimbangan keselamatan tetapi juga keamanan
– Penyimpanan Bahan Nuklir Bekas
PERATURAN PELAKSANA - lanjutan
Rencana Penyusunan Peraturan Kepala BAPETEN terkait Pengelolaan LRA:
• Dasar Hukum : Pasal 44 UU No. 10 tahun 1997
• Pelanggaran Pasal 24 ayat (2) mengenai Pengelolaan Limbah RA tingkat tinggi – Pidana denda Rp. 300 juta dan pidana penjara paling lama 5 tahun
• Pelanggaran Pasal 24 ayat (1) mengenai Pengelolaan limbah RA tingkat rendah dan sedang – Pidana denda Rp. 100 juta.
SANKSI PIDANA TERKAIT PENGELOLAAN L.R.A
• Pengawasan terhadap pengelolaan limbah radioaktif dilakukan dengan tujuan untuk menjamin keselamatan dan kesehatan para pekerja, masyarakat dan melindungi lingkungan hidup.
• Kebijakan pengawasan ditetapkan untuk melindungi generasi mendatang agar tidak menanggung beban yang tidak semestinya dari kegiatan generasi sekarang.
PENUTUP
Terima Kasih