Upload
jhon-ezer-ayer
View
23
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
lingkungan hidup
Citation preview
KEBIJAKAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP AMDAL-KLHS-EKOREGION
Wiske Rotinsulu, PhD MK. Lingkungan-Agribisnis/2013
PENDAHULUAN
▪ Pengelolaan lingkungan hidup tidak terlepas dengan kegiatan pembangunan
▪ Pembangunan diartikan sebagai proses jangka panjang yang menyangkut keterkaitan timbal balik antara faktor-faktor ekonomi dan non-ekonomi untuk dapat meningkatkan pendapatan nasional (mencapai pertumbuhan ekonomi) secara berkelanjutan (Kadiman, 2003).
▪ Pembangunan di Indonesia diberi arti sesuai dengan Pembukaan UUD 45 yang menyebutkan bahwa tujuan negara adalah untuk “… memajukan kesejahteraan umum”
▪ Pembangunan yang dilakukan secara intensif dan ekstensif di berbagai sektor yang telah dipercaya sebagai satu-satunya jalan keluar sekaligus tujuan dari suatu negara ternyata telah menimbulkan krisis global.
▪ Beberapa bencana dapat dikaitkan dengan proses pembangunan dan kepentingan pembangunan negara maju yang menuntut tingkat pembangunan yang lebih cepat dan cenderung menguras sumber daya alam.
PENDAHULUAN
▪ kualitas lingkungan hidup yang semakin menurun telah mengancam kelangsungan perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya sehingga perlu dilakukan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang sungguh sungguh dan konsisten oleh semua pemangku kepentingan
▪ bahwa pemanasan global yang semakin meningkat mengakibatkan perubahan iklim sehingga memperparah penurunan kualitas lingkungan hidup karena itu perlu dilakukan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
SUSTAINABLE DEVELOPMENT ATAU PEMBANGUNAN BERWAWASAN LINGKUNGAN
▪ Konferensi lingkungan hidup sedunia di Stockholm, Swedia pada bulan Juni 1972. Konferensi ini telah menghasilkan pemahaman tentang pentingnya pengelolaan lingkungan hidup melalui suatu komitmen global yang diarahkan untuk menangani masalah lingkungan akibat peningkatan kegiatan manusia.
▪ Our Common Future, Brundtland Report 1987 konsep Sustainable Development “Development that meets the needs of the present without comprimising the ability of the future generations tomeet theirs own needs”
▪ Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) di Rio de Janeiro Brazil pada tahun 1992. United Nations Conference on Environment and Development (UNCED) menghasilkan Deklarasi Rio, Agenda 21, Konvensi Keanekaragaman Hayati (UNCBD), Kerangka Konvensi Perubahan Iklim (UNFCCC), dan Prinsip-prinsip Pengelolaan Hutan Berkelanjutan.
▪ World Summit on Sustainable Development (WSSD) pada tahun 2002 setelah 10 tahun KTT Rio
▪ “Development that meets the needs of the present without comprimising the ability of the future generations tomeet theirs own needs” ATAU upaya sadar dan terencana yang memadukan lingkungan hidup termasuk sumberdaya ke dalam proses pembangunan, untuk menjamin kemampuan, kesejahteraan dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa depan
▪ Pembangunan berkelanjutan memadukan lingkungan hidup termasuk sumber daya alam terbaharui (renewable resources) dan sumber daya alam tak terbaharui (non-renewable resources) ke dalam proses pembangunan dengan pendekatan ekosistem dan daya dukung lingkungannya.
▪ Agar pembangunan berkelanjutan dapat terlaksana maka setiap upaya kegiatan pembangunan di suatu wilayah harus mempertimbangkan daya dukung suatu ekosistem atau wilayah. Daya dukung suatu wilayah merupakan fungsi dari pengembangan sumber daya manusia, sumber daya buatan dan sumber daya alam serta ekosistemnya.
SUSTAINABLE DEVELOPMENT ATAU PEMBANGUNAN BERWAWASAN LINGKUNGAN
UU NO. 32 TAHUN 2009 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (UU PPLH)
melindungi wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dari pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup;
menjamin keselamatan, kesehatan, dan kehidupan manusia;
menjamin kelangsungan kehidupan makhluk hidup
dan kelestarian ekosistem;
menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup;
mencapai keserasian, keselarasan, dan keseimbangan lingkungan hidup;
Tujuan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
menjamin terpenuhinya keadilan generasi masa kini dan generasi masa depan;
menjamin pemenuhan dan perlindungan hak atas lingkungan hidup sebagai bagian dari hak asasi manusia;
mengendalikan pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana;
mewujudkan pembangunan berkelanjutan; dan
mengantisipasi isu lingkungan global
Perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup
meliputi
perencanaan;
pemanfaatan;
pengendalian;
pemeliharaan;
pengawasan; dan
penegakan hukum.
PENGENDALIAN
▪ Pengendalian pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup dilaksanakan dalam rangka pelestarian fungsi lingkungan hidup.
▪ Pengendalian pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup meliputi:
a. PENCEGAHAN;
b. PENANGGULANGAN; dan
c. PEMULIHAN.
PENCEGAHAN
1. KLHS;
2. TATA RUANG;
3. BAKU MUTU LINGKUNGAN HIDUP;
4. KRITERIA BAKU KERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP;
5. AMDAL;
6. UKL-UPL;
7. PERIZINAN;
8. INSTRUMEN EKONOMI LINGKUNGAN HIDUP;
9. PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN BERBASIS LINGKUNGAN HIDUP;
10. ANGGARAN BERBASIS LINGKUNGAN HIDUP;
11. ANALISIS RISIKO LINGKUNGAN HIDUP;
12. AUDIT LINGKUNGAN HIDUP; DAN
13. INSTRUMEN LAIN SESUAI DENGAN KEBUTUHAN DAN/ATAU PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN.
ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN (AMDAL) atau Environmental Impact Assessment
definisi : kajian mengenai dampak penting suatu Usaha dan/atau Kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukannbagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan Usaha dan/atau Kegiatan.
Kebijakan pengelolaan Iingkungan hidup di Indonesia menganut prinsip-prinsip pencegahan, penanggulangan, dan pemulihan. AMDAL termasuk pada perangkat pencegahan yang bersifat preventive dan berusaha mengantisipasi dampak serta konsekuensi dari suatu rencana kegiatan terhadap Iingkungan hidup dan kesehatan manusia.
AMDAL telah diperkenalkan dan diterapkan di Indonesia sejak tahun 1986 melalui pemberlakuan Peraturan Pemerintah No. 29 (PP 29/1986).
ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN (AMDAL) atau Environmental Impact Assessment
ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN (AMDAL) atau Environmental Impact Assessment
FUNGSI AMDAL
▪ untuk memberi masukan dalam proses pengambilan keputusan.
▪ Lebih jauh dalam peraturan dan perundang-undangan disebutkan bahwa AMDAL harus dapat memberikan pedoman untuk upaya pencegahan, pengendalian dan pemantauan dampak dan lingkungan hidup serta memberikan informasi & data bagi perencanaan pembangunan suatu wilayah.
MANFAAT AMDAL
1. Dapat mengetahui sejak awal
dampak positif dan negatif akibat kegiatan proyek,
2. Menjamin aspek keberlanjutan dari proyek pembangunan,
3. Dapat menghemat penggunaan Sumber Daya Alam,
4. Memudahkan dalam memperoleh kredit bank.
ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN (AMDAL) atau Environmental Impact Assessment
▪ UU NO. 32 TAHUN 2009 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
▪ PP NO. 27 TAHUN 2012 TENTANG IZIN LINGKUNGAN
▪ PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 05 TAHUN 2012 TENTANG JENIS RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG WAJIB MEMILIKI ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN
▪ PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN HIDUP
PERATURAN PERUNDANGAN BERKAITAN DENGAN AMDAL
Kriteria Dampak Penting
1. besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak rencana usaha dan/atau kegiatan;
2. luas wilayah penyebaran dampak;
3. intensitas dan lamanya dampak berlangsung;
4. banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak;
5. sifat kumulatif dampak;
6. berbalik atau tidak berbaliknya dampak; dan/atau
7. kriteria lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Kriteria usaha dan/atau
kegiatan yang berdampak
penting yang wajib dilengkapi dengan AMDAL
antara lain
pengubahan bentuk lahan dan bentang alam;
eksploitasi sumber daya alam, baik yang terbarukan maupun yang tidak terbarukan
proses dan kegiatan yang secara potensial dapat menimbulkan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup serta pemborosan dan kemerosotan sumber daya alamdalam pemanfaatannya
proses dan kegiatan yang hasilnya dapat mempengaruhi lingkungan alam, lingkungan buatan, serta lingkungan sosial dan budaya;
proses dan kegiatan yang hasilnya akan mempengaruhi pelestarian kawasan konservasi sumber daya alam dan/atau perlindungan cagar budaya
penerapan teknologi yang diperkirakan mempunyai potensi besar untuk mempengaruhi lingkungan hidup
PERMEN LH 5/2012
Pasal 3 Rencana Usaha dan/atau kegiatan yang dilakukan wajib memiliki AMDAL: di dalam kawasan lindung;
dan/atau berbatasan langsung dengan kawasan lindung Jenis rencana usaha dan/atau kegiatan yang wajib memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (Amdal) ditetapkan berdasarkan: a. Potensi dampak penting
Potensi dampak penting bagi setiap jenis usaha dan/atau kegiatan tersebut ditetapkan berdasarkan besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak rencana usaha dan/atau kegiatan; luas wilayah penyebaran dampak; intensitas dan lamanya dampak berlangsung; banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak; sifat kumulatif dampak; berbalik atau tidak berbaliknya dampak; dan kriteria lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi; dan/atau referensi internasional yang diterapkan oleh beberapa negara sebagai landasan kebijakan tentang Amdal.
b. Ketidakpastian kemampuan teknologi yang tersedia untuk menanggulangi dampak penting negatif yang akan timbul.
CONTOH KEGIATAN WAJIB AMDAL MULTISEKTOR
No Jenis Kegiatan Skala/Besaran Alasan Ilmiah
1 Reklamasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, dengan a. Luas area reklamasi, b. Volume material urug, atau c. Panjang reklamasi
> 25 ha > 500.000 m3 > 50 m (tegak lurus ke arah laut dari garis pantai)
Berpotensi menimbulkan dampak terhadap, antara lain: a. hidrooseanografi, meliputi pasang surut, arus,
gelombang, dan sedimen dasar laut. b. Hidrologi, meliputi curah hujan, air tanah, debit
air sungai atau saluran, dan air limpasan. c. Batimetri, meliputi kontur kedalaman dasar
perairan. d. Topografi, meliputi kontur permukaan daratan. e. Geomorfologi, meliputi bentuk dan tipologi
pantai. f. Geoteknik, meliputi sifat-sifat fisis dan mekanis
lapisan tanah. g. dampak sosial.
CONTOH KEGIATAN WAJIB AMDAL PERTANIAN
No Jenis Kegiatan Skala/Besaran Alasan Ilmiah
1 Budidaya tanaman perkebunan
Tahunan dengan atau tanpa unit pengolahannya: 1) Dalam kawasan budidaya non kehutanan, luas 2) Dalam kawasan hutan produksi yang dapat dikonversi (HPK), luas
> 3.000 ha > 3.000 ha
Kegiatan akan berdampak terhadap ekosistem, hidrologi dan bentang alam.
CONTOH KEGIATAN WAJIB AMDAL: INDUSTRI No Jenis Kegiatan Skala/Besaran Alasan Ilmiah
1 Kawasan Industri (termasuk komplek industri yang terintegrasi)
SEMUA BESARAN
Kawasan industri (industrial estate) merupakan lokasi yang dipersiapkan untuk berbagai jenis industri manufaktur yang masih prediktif, sehingga dalam pengembangannya diperkirakan akan menimbulkan berbagai dampak penting antara lain disebabkan: a. Kegiatan grading (pembentukan muka tanah) dan run
off (air larian). b. Pengadaan dan pengoperasian alat-alat berat. c. Mobilisasi tenaga kerja (90 – 110 TK/ha). d. Kebutuhan pemukiman dan fasilitas sosial. e. Kebutuhan air bersih dan energi listrik yang cukup
besar f. Potensi berbagai jenis limbah dan cemaran yang
masih prediktif terutama dalam hal cara pengelolaannya.
g. Bangkitan lalu lintas.
CONTOH KEGIATAN WAJIB AMDAL: ESDM No Jenis Kegiatan Skala/Besaran Alasan Ilmiah
1 Eksploitasi (Operasi Produksi) Mineral dan Batubara a. Luas Perizinan b. Luas daerah terbuka untuk pertambangan
≥ 200 ha ≥ 50 ha (kumulatif /thn)
Luas wilayah kegiatan operasi produksi berkorelasi dengan luas penyebaran dampak
2 Pengolahan dan pemurnian: a. mineral logam b. mineral bukan logam c. batuan d. batubara e. mineral radioaktif
Semua besaran ≥ 500.000 m3/tahun ≥ 500.000 m3/tahun ≥ 1.000.000 m3/tahun Semua besaran
a. Pengolahan dan pemurnian bijih berpotensi menimbulkan
dampak penting b. Besarnya dampak yang timbul dipengaruhi oleh volume
yang diolah
3 Penambangan di laut Semua besaran Berpotensi menimbulkan dampak berupa perubahan batimetri, ekosistem pesisir dan laut, mengganggu alur pelayaran dan menurunnya produktivitas kawasan yang dapat menimbulkan dampak sosial, ekonomi, dan kesehatan
PROSES STUDI AMDAL-KELAYAKAN LINGKUNGAN
SCREENING/ PENAPISAN
SCOPING/PELINGKU
PAN
PREDIKSI DAMPAK
EVALUASI DAMPAK
PENILAIAN OLEH KOMISI
PENILAI AMDAL –TIM
TEKNIS
REKOMENDASI OLEH KOMISI
PENILAI
MENTERI/GUBERNUR/ BUPATI MENETAPKAN
KELAYAKAN DAN KETIDAKLAYAKAN LINGKUNGAN
DITOLAK KA ANDAL
ANDAL DITOLAK
PROSES STUDI AMDAL
x PERMEN LH 16/2012
PROSES STUDI AMDAL
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS
(KLHS)
WISKE ROTINSULU
24
Degradasi sumberdaya alam dan lingkungan merupakan ancaman pembangunan berkelanjutan
Penyebab al: • ekonomi • sosial • budaya • politik • institusi
25
Faktor kelembagaan: KEBIJAKAN, RENCANA ATAU PROGRAM (KRP) yang selama ini cenderung bias ekonomi.
Lingkungan cenderung diposisikan sebagai penyedia SDA tanpa memperhitungkan bahwa SDA mempunyai batas-batas daya dukung tertentu.
Pertimbangan lingkungan tidak (belum) diintegrasikan dalam proses pengambilan keputusan pada tahap formulasi kebijakan, rencana, dan program pembangunan.
26
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS
menurut UU 32/2009:
rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh, dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana, dan/atau program (KRP)
27
28
29
PERBEDAAN KLHS DAN AMDAL
30
JENIS/CONTOH KLHS
31
OBYEK KLHS
32
KRP dalam rencana tata ruang dan
pembangunan daerah
33
Keterkaitan (interdependency) penyelenggaraan KLHS menghasilkan KRP yang mempertimbangkan keterkaitan
antar sektor, antar wilayah, dan global-lokal.
Keseimbangan (equilibrium) bermakna agar penyelenggaraan KLHS senantiasa dijiwai keseimbangan
antar kepentingan
Keadilan (justice)
penyelenggaraan KLHS menghasilkan KRP yang tidak mengakibatkan marjinalisasi sekelompok atau golongan
tertentu masyarakat
PRINSIP KLHS
34
MUATAN KLHS
Kapasitas daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup untuk pembangunan
Perkiraan mengenai dampak dan risiko lingkungan hidup
Kinerja layanan/jasa ekosistem
Efisiensi pemanfaatan SDA
Tingkat kerentanan dan kapasitas adaptasi terhadap perubahan iklim
Tingkat ketahanan dan potensi keanekaragaman hayati
35
PERKEMBANGAN KLHS ASIA & INT’L
Cina dan Vietnam sudah mengembangkan KLHS sejak 2003 Indonesia merupakan negara ke-3 yang telah memiliki sistem
KLHS Malaysia dan Filipina sedang merancang dokumen KLHS;
Laos dan Kamboja sedang mengembangkan KLHS EU mengeluarkan SEA Directive: Kajian Impact dari Rencana
dan Program terhadap Lingkungan; dilaksanakan oleh 27 negara anggota EU.
KLHS menjadi standar donor kerjasama luar negeri, disahkan oleh para lembaga donor dan lembaga keuangan internasional
Pasal 15 ayat (2)
Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib melaksanakan KLHS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ke dalam penyusunan atau evaluasi :
1. RTRW beserta rencana rincinya, RPJP, dan RPJM Nasional, Provinsi, Kabupaten/Kota
2. KRP yang berpotensi dampak dan/atau risiko lingkungan hidup
36
37
Dampak atau resiko terhadap lingkungan
Perubahan iklim
Kerusakan, kemerosotan, dan/atau kepunahan keanekaragaman hayati
Peningkatan intensitas dan cakupan wilayah bencana banjir, longsor, kekeringan, dan/atau kebakaran hutan dan lahan
Penurunan mutu dan kelimpahan SDA
Peningkatan alih fungsi kawasan hutan
Peningkatan jumlah penduduk miskin
Peningkatan risiko terhadap kesehatan dan keselamatan manusia
38
Pasal 16 KLHS memuat kajian antara lain :
Kapasitas daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup untuk pembangunan
Perkiraan mengenai dampak dan risiko lingkungan hidup
Kinerja layanan/jasa ekosistem
Efisiensi pemanfaatan SDA
Tingkat kerentanan dan kapasitas adaptasi terhadap perubahan iklim
Tingkat ketahanan dan potensi keanekaragaman hayati
39
Pasal 17
Apabila hasil KLHS menyatakan bahwa daya dukung dan daya tampung sudah terlampaui :
a. Kebijakan, rencana, dan/atau program pembangunan tersebut wajib diperbaiki sesuai dengan rekomendasi KLHS, dan
b. Segala usaha dan/atau kegiatan yang telah melampaui daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup tidak diperbolehkan
Pasal 18
KLHS dilaksanakan dengan melibatkan masyarakat dan pemangku kepentingan
(termasuk MEDIA MASSA)
40
SIFAT KLHS FUNGSI (GENERIK) KLHS
Instrumental • Mengidentifikasi pengaruh atau konsekuensi dari KRP terhadap lingkungan hidup untuk mendukung pengambilan keputusan
• Mengintegrasikan pertimbangan lingkungan dalam KRP
Transformatif • Memperbaiki mutu dan proses formulasi dan penyusunan KRP
• Memfasilitasi proses pengambilan keputusan agar tercapai keseimbangan tujuan lingkungan hidup, sosial, dan ekonomi
Substantif • Meminimalkan potensi dampak penting negatif yang akan timbul oleh usulan KRP (tingkat keberlanjtan lemah)
• Melakukan langkah perlindungan lingkungan yang tangguh (tingkat keberlanjutan
41
KLHS DI DALAM PERATURAN SEKTOR
– Peraturan Pemerintah no. 15/2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang ((pasal 25, 27, 33, 35)
.......prosedur penetapan RTRW nasional, propinsi, kabupaten, kota, dilakukan melalui KLHS
– Peraturan Pemerintah no. 10/2010 tentang tata cara perubahan peruntukan dan fungsi kawasan hutan (pasal 31 dan 46 (ayat 4)
..... apabila usulan perubahan peruntukan berpotensi menimbulkan risiko lingkungan, wajib melaksanakan KLHS.
42