View
348
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
.disampaikan oleh Direktorat Jenderal Pengembangan Perwilayahan Wilayah Industri, Kementerian Perindustriandi Jakarta 7 Mei 2014
Citation preview
5/26/2018 Kebijakan Pengembangan Kawasan Industri
1/38
KEMENTERIAN PERINDUSTRIJl. Jend. Gatot Subroto Kav. 52-53 Jakarta 12950 Telepon: 021-525 6548
5/26/2018 Kebijakan Pengembangan Kawasan Industri
2/38
5/26/2018 Kebijakan Pengembangan Kawasan Industri
3/38
I . PENDAHULUAN
3
5/26/2018 Kebijakan Pengembangan Kawasan Industri
4/38
5/26/2018 Kebijakan Pengembangan Kawasan Industri
5/38
5/26/2018 Kebijakan Pengembangan Kawasan Industri
6/38
II. KINERJA SEKTOR INDUSTRI
6
5/26/2018 Kebijakan Pengembangan Kawasan Industri
7/38
PERTUMBUHAN SEKTOR INDUSTRI S.D. TAHUN 2013 (%)
* Sumber: BPS diolah Kemenperin 7
5/26/2018 Kebijakan Pengembangan Kawasan Industri
8/38
5/26/2018 Kebijakan Pengembangan Kawasan Industri
9/38
5/26/2018 Kebijakan Pengembangan Kawasan Industri
10/38
Sumber : BKPM, 2013 (Diolah DJ PPI)
13.80
57.76
3.21
13.78
4.461.04
5.95Sumatera
Jawa
Bali Nusa Tenggara
Kalimantan
SulawesiMaluku
Papua
Pada tahun 2013, Pulau Jawa masih menjadi wilayah
yang terbesar dalam menyerap investasi, disusul oleh
Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi
SEBARAN INVESTASI TAHUN 2013 MENURUT WILAYAH (PERSEN)
10
5/26/2018 Kebijakan Pengembangan Kawasan Industri
11/38
NO. WILAYAH Nilai Investasi (Rp Miliar)
PMDN PMA Total
I SUMATERA 9.149,57 16.428,60 25.578,17
II JAWA 26.552,02 74.233,83 100.785,85
III BALI & NUSA TENGGARA 1.757,04 2.994,20 4.751,24
IV KALIMANTAN 11.465,47 12.056,52 23.522,00V SULAWESI 1.447,15 7.514,27 8.961,42
VI MALUKU 445,19 1.638,70 2.083,89
VII PAPUA 354,67 11.905,22 12.259,89
JUMLAH 51.171,10 126.771,35 177.942,45
Sumber : BKPM, 2013 (Diolah DJ PPI)
Investasi sektor industri tahun 2013, lebih banyak didominasi oleh PMA
yang mencapai 71,24 persen dari total Rp 177,9 triliun.
REALISASI INVESTASI SEKTOR INDUSTRITAHUN 2013 MENURUT WILAYAH
11
5/26/2018 Kebijakan Pengembangan Kawasan Industri
12/38
Sumber : BKPM, 2013 (Diolah DJ PPI)
14.37
56.64
2.67
13.22
5.041.17
6.89
Sumatera
Jawa
Bali Nusa Tenggara
Kalimantan
SulawesiMaluku
Papua
Pada tahun 2013, Pulau Jawa masih menjadi wilayah yang terbesar
dalam menyerap investasi sektor industri, disusul oleh Sumatera,
Kalimantan dan Sulawesi
SEBARAN INVESTASI SEKTOR INDUSTRI TAHUN 2013
MENURUT WILAYAH (PERSEN)
12
5/26/2018 Kebijakan Pengembangan Kawasan Industri
13/38
5/26/2018 Kebijakan Pengembangan Kawasan Industri
14/38
5/26/2018 Kebijakan Pengembangan Kawasan Industri
15/38
Kawasan Industri (KI) di Indonesia relatif
kurang memiliki daya saing dibandingkan
dengan KI di negara-negara pesaing ditinjau
dari harga lahan KI dan biaya logistik.
Daya Saing Kawasan Industri
15
5/26/2018 Kebijakan Pengembangan Kawasan Industri
16/38
1. Meningkatkan peran pemerintah/BUMN dalam
pengembangan kawasan industri.
2. Membangun kawasan industri yang terintegrasi dengan
sektor lain seperti perhubungan, pekerjaan umum,
perumahan, pendidikan, kesehatan, lingkungan hidup dan
keamanan.
3. Membangun kawasan industri yang fokus pada komoditi
atau klaster industri tertentu.
4. Membangun Pusat Inovasi di setiap KI sebagai sarana untukR&D dan peningkatan kompetensi SDM
Upaya Peningkatan Daya Saing Kawasan Industri
16
PEMERINTAH DALAM PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR
5/26/2018 Kebijakan Pengembangan Kawasan Industri
17/38
Pengaturan: (Pasal 62-Pasal 63)
1. Menteri Pemerintah dan Pemerintah Daerah menjamin tersedianya infrastruktur Industri.
2. Infrastruktur Industri paling sedikit meliputi:a. lahan Industri berupa Kawasan Industri dan/atau kawasan peruntukan Industri;
b. fasilitas jaringan energi dan kelistrikan;
c. fasilitas jaringan telekomunikasi;
d. fasilitas jaringan sumber daya air;
e. fasilitas sanitasi; dan
f. fasilitas jaringan transportasi.
3. Penyediaan infrastruktur Industri dilakukan melalui:a. pengadaan oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah yang pembiayaannya bersumber dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah;
b. pola kerja sama antara Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah dengan swasta, badan
usaha milik negara atau badan usaha milik daerah dan swasta; atau
c. pengadaan yang dibiayai sepenuhnya oleh swasta.
4. Untuk mendukung kegiatan Industri yang efisien dan efektif di wilayah pusat pertumbuhan
Industri dibangun Kawasan Industri sebagai infrastruktur Industri yang harus berada pada
kawasan peruntukan Industri sesuai dengan rencana tata ruang wilayah.
5. Pembangunan Kawasan Industri dilakukan oleh badan usaha swasta, badan usaha milik negara,
badan usaha milik daerah, atau koperasi.
6. Dalam hal tertentu, Pemerintah memprakarsai pembangunan Kawasan Industri.
PEMERINTAH DALAM PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR
DAN KI (UU NO 3/2014)
17
PENJELASAN (PASAL 63 AYAT 4)
5/26/2018 Kebijakan Pengembangan Kawasan Industri
18/38
1. Hal tertentu : kondisi pada saat pihak swasta tidak
berminat atau belum mampu membangun kawasan
industri, sementara Pemerintah perlu mempercepat
industrialisasi di wilayah pusat pertumbuhan
industri dengan mempertimbangkan geoekonomi,
geopolitik dan geostrategis
2. Memprakarsai : melakukan investasi langsung untuk
membangun kawasan industri
PENJELASAN (PASAL 63 AYAT 4)
18
5/26/2018 Kebijakan Pengembangan Kawasan Industri
19/38
1. Peran Pemerintah Indonesia dalam menyediakan lahan kawasan
industri akan ditingkatkan kembali.
2. Pemerintah terus mendorong pengembangan kawasan-kawasan
industri yang baru.
3. Pemerintah harus melakukan intervensi dengan cara menambah
pasokan lahan kawasan industri melalui program fasilitasi
pembangunan kawasan industri.
4. Bentuk intervensi pemerintah dengan cara melakukan
pembangunan kawasan industri.
5. Pemerintah berperan aktif dalam pengembangan kawasan industri
melalui mekanisme hibah dan pinjaman luar negeri. Beberapa
bentuk hibah yang diperlukan antara lain: hibah bantuan teknik;
hibah bantuan proyek; kerjasama teknik; dan kerjasama keuangan.
APA YANG HARUS DILAKUKAN ?
19
5/26/2018 Kebijakan Pengembangan Kawasan Industri
20/38
Apa yang harus dilakukan Pemerintah?
Mendorong pengembangan kawasan-kawasan
industri yang baru.
Melakukan intervensi agar terjadi penambahan
pasokan lahan kawasan industri melalui program
revitalisasi dan perluasan kawasan industri yangada.
Meningkatkan investasi Pemerintah/BUMN dalam
usaha kawasan industri.
20
5/26/2018 Kebijakan Pengembangan Kawasan Industri
21/38
SPESIFIKASI DAN FASILITASI KAWASAN INDUSTRI
a. Luas lahan kawasan industri paling rendah 50 (lima puluh)
hektar dalam satu hamparan;
b. Luas lahan kawasan industri tertentu untuk usaha mikro,
kecil, dan menengah paling rendah 5 (lima) hektar dalam
satu hamparan;
c. Perusahaan di dalam kawasan Industri dapat diberikan
fasilitas kepabeanan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan di bidang kepabeanan;
d. Fasilitas perpajakan terhadap kawasan industri dan
perusahaan industri di dalam kawasan industri diberikan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
dibidang perpajakan.
21
5/26/2018 Kebijakan Pengembangan Kawasan Industri
22/38
Negara Pemerintah SwastaMalaysia, 285 KI 78 % (Pusat dan Lokal) 22 %Jepang 85 % 15 %Korea Selatan, 300 KI 70 % (Pusat dan Lokal) 30 %Taiwan 90 % 10 %Singapura
85 %
15 %
Thailand, 27 KI 48 % 52 % (kerjasama
Pemerintah dan Swasta)Pilipina, 20 KI 30 % (Pusat dan Lokal) 70 %Indonesia 6 % 94 %Sumber : ULI (1975) dan Dirdjojuwono (2004)
Catatan : Persentase menyatakan kontribusi dalam bentuk penanaman modal
Peran Pemerintah dan Swasta dalam Pengembangan
Kawasan Industri di Beberapa Negara Asia
22
5/26/2018 Kebijakan Pengembangan Kawasan Industri
23/38
Tantangan Kawasan Industri
Tantangan di Pulau Jawa
Keterbatasan lahan untukpembangunan dan pengembanganan
Daya dukung yang terbatas (sumber dayaair)
Masalah Lingkungan dan Sosial
Tantangan di Luar Pulau Jawa
Kompetensi tenaga kerja dan SDM industrialyang terlatih di daerah kurang memadai
Belum semua Kabupaten/Kota telah menetapkanPerda Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)khususnya kawasan peruntukan industri
Minat swasta nasional untuk melakukanusaha kawasan industri masih rendah
Infrastruktur pendukung seperti jalan raya,kereta api, pelabuhan dan sebagainyakurang memadai
23
5/26/2018 Kebijakan Pengembangan Kawasan Industri
24/38
Arah Pengembangan Kawasan Industri
Kawasan Industri di Pulau Jawa
Pengembangan kawasan-kawasan industri yang sudah ada, danmendorong pembangunan kawasan industri yang baru diarahkan
pada industri-industri berbasis teknologi tinggi
Kawasan industri yang saat ini menampung perusahaan yang
beraneka ragam diarahkan untuk fokus pada pengembangan jenis
industri tertentu.
Kawasan industri di Jawa Barat: fokus pada industri permesinan dan
teknologi tinggi.
Kawasan industri di Banten: fokus pada industri kimia dan besi baja
Kawasan industri di Jawa timur: fokus pada pengembangan industripetrokimia dan industri penunjang migas.
Kawasan industri di Jawa Tengah: fokus pada pengembangan industri
padat karya seperti tekstil dan sepatu.
24
5/26/2018 Kebijakan Pengembangan Kawasan Industri
25/38
Arah Pengembangan Kawasan Industri
Kawasan Industri di Luar Pulau Jawa
Pengembangan kawasan-kawasan industri baru yang
diarahkan pada industri-industri berbasis sumberdaya
alam dan pengolahan mineral serta memanfaatkan lokasi
geografi yang strategis
Mensinergikan pengembangan kawasan industri dengan
program MP3EI untuk membangun pusat-pusat
pertumbuhan ekonomi baru
25
5/26/2018 Kebijakan Pengembangan Kawasan Industri
26/38
1. Mengarah pada pengembangan kota baru2. Infrastruktur sudah terintegrasi dengan
sistem logistik
3. Berorientasi pada pelayanan jasa
4. Memiliki fasilitas pendidikan industrial
5. Memiliki fasilitas R & D
6. Memperhatikan lingkungan, dan
7. Memiliki sistem manajemen pengelolaanyang efisien dan efektif
Ciri - Ciri Kawasan Industri Generasi Ketiga
26
5/26/2018 Kebijakan Pengembangan Kawasan Industri
27/38
Karakter Kawasan Industri Modern Generasi III
27
5/26/2018 Kebijakan Pengembangan Kawasan Industri
28/38
Jabodetabek
(termasuk Subang,
Karawang,Purwakarta): Industri
Permesinan dan Alat
TransportasiMajalengka: Industri Tekstil
Semarang : Industri Tekstil
Kulon Progo: Industri Besi
Baja
Gresik: Industri Petrokimia
Lamongan: Industri
Perkapalan
Bandung: Industri TelematikaBoyolali: Industri Tekstil
FASILITASI PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI DI PULAU JAWA
28
FASILITASI PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI DI PULAU SUMATERA
5/26/2018 Kebijakan Pengembangan Kawasan Industri
29/38
Sei Mangkei : Industri Turunan CPODumai: Industri Turunan CPO
Bangka: Industri Timah
Cilegon: Industri Besi Baja
Muara Enim: Gasifikasi Batu Bara
Tanggamus: Industri Maritim
Bojonegara: Industri Kimia
Kuala Tanjung: Industri Alumina
FASILITASI PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI DI PULAU SUMATERA
29
FASILITASI PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI DI PULAU KALIMANTAN
5/26/2018 Kebijakan Pengembangan Kawasan Industri
30/38
Maloy: Industri
Turunan CPO
Mempawah dan Tayan : Industri
Smelter/ Chemical Grade Alumina
Batu Licin: IndustriBesi Baja
Kariangau: Industri
Turunan CPO
Landak: Industri Berbasis Agro
Ketapang: Industri
Berbasis Agro
Puruk Cahu: Industri
Berbasis Batubara
FASILITASI PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI DI PULAU KALIMANTAN
30
FASILITASI PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI DI PULAU SULAWESI
5/26/2018 Kebijakan Pengembangan Kawasan Industri
31/38
Gowa: Agroindustri
Palu: Agroindustri
Bitung : Logistik
Soroako: Industri
Ferronikel
Takalar: Industri
Minyak dan Gas
Morowali: Industri
Ferronikel
Bantaeng :
Ferronikel
FASILITASI PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI DI PULAU SULAWESI
31
FASILITASI PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI DI PULAU
5/26/2018 Kebijakan Pengembangan Kawasan Industri
32/38
Halmahera Timur
(Buli) : Industri
Ferronikel
Bintuni: Industri
Petrokimia dan Pupuk
Halmahera Tengah
(Wade Bay) : Industri
Ferronikel
Sorong : Industri
Petrokimia
FASILITASI PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI DI PULAUMALUKU DAN PAPUA
32
5/26/2018 Kebijakan Pengembangan Kawasan Industri
33/38
IV. KEBUTUHAN LAHAN PENGEMBANGAN
KAWASAN INDUSTRI
33
5/26/2018 Kebijakan Pengembangan Kawasan Industri
34/38
34
No Kawasan Industri Klaster Industri Kebutuhan
Lahan (Ha)
Penetapan RTRW Perda No
Wilayah I
Sumatra
1 Sei Mangkei Kelapa Sawit 2.002,00 Kab. Simalungun 10 TAHUN 2012
2 Kuala Tanjung Aluminium 2.000,00 Kab. Batubara 10 TAHUN 2013
3 Sei Bamban Agro (Sawit dan Karet) 112,50 Kab. Serdang Bedagai 12 TAHUN 2013
4 Tanjung Buton Aneka Industri dan penunjang
industri migas
5.000,00 - -
5 Tanjung Api-Api Sawit,Karet dan Petrokimia 4.044,00 Kab. Banyuasin 28 TAHUN 2012
6 Belitung Pengolahan Timah dan
Industri Agro
229.369,00 - -
7 Tanjung Ular Timah 765,40 Kab. Bangka Barat 1 TAHUN 2014
8 Semende Agro (Padi, Kopi, dan buah) 150,80 Kab. Muara Enim 13 TAHUN 2012
9 Tanggamus Maritim 3.500,00 Kab. Tanggamus 16 TAHUN 2010Kalimantan
10 Batu Licin Besi Baja 530,00 - -
11 Landak Agro (Karet) 306,00 - -
12 Tayan Sawit 103,56 - -
13 Kariangau Minyak dan Gas 2.198,00 Kota Balikpapan 4 TAHUN 2012
Luas Total 250.081,26
PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI (KEK) TAHUN 2011Kebutuhan Lahan Pengembangan Kawasan Industri
5/26/2018 Kebijakan Pengembangan Kawasan Industri
35/38
35
PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI (KEK) TAHUN 2011Kebutuhan Lahan Pengembangan Kawasan Industri
No Kawasan Industri Klaster Industri Kebutuhan Lahan
(Ha)
Penetapan RTRW Perda No
Wilayah IIJawa Barat
1 Majalengka Tekstil 342,02 - -
2 Cilamaya, Karawang Otomotif 3.100,00 Kab. Karawang 2 TAHUN 2013
3 Subang Otomotif, Permesinan, dan Elektronika 888,11 Kab. Subang 11 TAHUN 2011
Jawa Tengah
4 Bawen Tekstil, Perakitan, dan Pengolahan Kayu 182,5 Kab. Semarang 6 TAHUN 2011
5 Pringapus
Tekstil, Pengolahan, Telematika, Agro,
dan Alat Angkut 257,00 Kab. Semarang6 TAHUN 2011
6 Tenggaran Tekstil, Perakitan, dan Pengolahan Kayu 119,7 Kab. Semarang 6 TAHUN 2011
7 Boyolali Tekstil 280,48 Kab. Boyolali 20 TAHUN 2011
8 Demak
Tekstil, Produk Tekstil, dan Logistik
Pergudangan 300,00 Kab. Demak6 TAHUN 2011
9 KEK Kendal Tekstil 812,36 Kab. Kendal 20 TAHUN 2011
DI. Yogyakarta
10 Kulonprogo Besi Baja 2.646,00 Kab. Kulon Progo 1 TAHUN 2012
11 Tangguh Minyak dan Gas 2.152,00 Kab. Kulon Progo 1 TAHUN 2012
12
Sentolo Dry Port dan Landing Port Destination
Logistic Center
951,4 Kab. Kulon Progo1 TAHUN 2012
Jawa Timur
13 Jombang Manufaktur 818,2 Kab. Jombang 21 TAHUN 2009
14 Salt Lake Gresik Manufaktur 285,00 Kab. Gresik 8 TAHUN 2011
15
Sidayu Gresik Industri dengan bahan baku Dolomit,
Krisalin, dan Sentra Industri Agro 3820,06
Kab. Gresik8 TAHUN 2011
16 Tuban Gresik Industri Berat, Kimia, Mesin dan Logam 227,53 Kab. Tuban 9 TAHUN 2012
17 Lamongan Manufaktur dan Maritim (Perkapalan) 950,00 Kab. Lamongan 15 TAHUN 2011
Luas Total 16437,32
5/26/2018 Kebijakan Pengembangan Kawasan Industri
36/38
36
PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI (KEK) TAHUN 2011Kebutuhan Lahan Pengembangan Kawasan Industri
No Kawasan Industri Klaster Industri Kebutuhan
Lahan (Ha)
Penetapan RTRW Perda No
Wilayah III
Sulawesi
1 Bitung pusat logistik 534,00 Kota Bitung 40 TAHUN 2011
2 Morowali Nikel 1.200,00 Kab. Morowali 2 TAHUN 2012
3 Palu Rotan 1.500,00 Kota Palu 16 TAHUN 2011
4 Kendari Mebel Rotan 200,00 Kota Kendari 1 TAHUN 2012
5 Bantaeng Nikel 2.000,00 Kab. Bantaeng 2 TAHUN 2012
6 Gowa Mamintem 600,00 Kab. Gowa 25 TAHUN 2012
7 Takalar Nikel 2.139,00 Kab. Takalar 6 TAHUN 2012
Maluku
8 Halmahera Timur Feronikel 393,31 Kab. Halmahera Timur 11 TAHUN 2012
9 Seram Bagian Barat Ikan hasil laut) 200,00 Kab. Seram Bagian
Barat
3 TAHUN 2014
Papua10 Bintuni Petrokimia 2.339,73 Kab. Teluk Bintuni 4 TAHUN 2012
11 Sorong kayu dan ikan laut 4.125,00 - -
Nusa Tenggara
12 Kupang Garam 5.072,26 Kota Kupang 11 TAHUN 2011
Luas Total 20.303,30
5/26/2018 Kebijakan Pengembangan Kawasan Industri
37/38
KAWASAN INDUSTRI BERBASIS HASIL TAMBANG
Di samping memanfaatkan potensi sumber daya alam
yang terbarukan dan posisi lokasi geografis yang strategis,juga dalam rangka mempersiapkan diberlakukannya
larangan ekspor bahan-bahan tambang mentah pada
tahun 2014 mendatang.
Melalui pengembangan kawasan industri berbasis hasiltambang, diharapkan kebijakan Kementerian
Perindustrian dalam rangka hilirisasi hasil tambang dapat
berjalan sesuai dengan UU No.4/2009 tentang Mineral
dan Batubara. Untuk itu, dibutuhkan dukungan dan kerjasama yang baik
antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi/Kabupaten
serta kalangan dunia usaha dalam mendorong
pembangunan kawasan industri berbasis hasil tambang. 37
5/26/2018 Kebijakan Pengembangan Kawasan Industri
38/38
TERIMAKASIHDirektorat Jenderal Pengembangan Perwilayahan Industri
http://www.kemenperin.go.id