55
BAB I PENDAHULUAN Dalam praktek sehari-hari anxietas sering dikenal dengan istilah perasaan cemas, perasaan bingung, was- was, bimbang dan sebagainya, dimana istilah tersebut lebih merujuk pada kondisi normal. Sedangkan gangguan anxietas merujuk pada kondisi patologik. Anxietas sendiri dapat sebagai gejala saja yang terdapat pada gangguan psikiatrik, dapat sebagai sindaroma pada neurosis cemas dan dapat juga sebagai kondisi normal. Anxietas normal sebenarnya sesuatu hal yang sehat, karena merupakan tanda bahaya tentang keadaan jiwa dan tubuh manusia supaya dapat mempertahankan diri dan anxietas juga dapat bersifat konstruktif, misalnya seorang pelajar yang akan menghadapi ujian, merasa cemas, maka ia akan belajar secara giat supaya kecemasannya dapat berkurang. Sensasi anxietas / cemas sering dialami oleh hampir semua manusia. Perasaan tersebut ditandai oleh rasa ketakutan yang difus, tidak menyenangkan, seringkali disertai oleh gejala otonomik, seperti nyeri kepala, berkeringat, palpitasi, gelisah, dan sebagainya. Kumpulan gejala tertentu yang ditemui selama kecemasan cenderung bervariasi, pada setiap orang tidak sama. 1

Kece Masan

  • Upload
    twoniq

  • View
    234

  • Download
    2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

anxietas

Citation preview

Page 1: Kece Masan

BAB I

PENDAHULUAN

Dalam praktek sehari-hari anxietas sering dikenal dengan istilah perasaan

cemas, perasaan bingung, was-was, bimbang dan sebagainya, dimana istilah

tersebut lebih merujuk pada kondisi normal. Sedangkan gangguan anxietas

merujuk pada kondisi patologik. Anxietas sendiri dapat sebagai gejala saja yang

terdapat pada gangguan psikiatrik, dapat sebagai sindaroma pada neurosis cemas

dan dapat juga sebagai kondisi normal. Anxietas normal sebenarnya sesuatu hal

yang sehat, karena merupakan tanda bahaya tentang keadaan jiwa dan tubuh

manusia supaya dapat mempertahankan diri dan anxietas juga dapat bersifat

konstruktif, misalnya seorang pelajar yang akan menghadapi ujian, merasa cemas,

maka ia akan belajar secara giat supaya kecemasannya dapat berkurang.

Sensasi anxietas / cemas sering dialami oleh hampir semua manusia.

Perasaan tersebut ditandai oleh rasa ketakutan yang difus, tidak menyenangkan,

seringkali disertai oleh gejala otonomik, seperti nyeri kepala, berkeringat,

palpitasi, gelisah, dan sebagainya. Kumpulan gejala tertentu yang ditemui selama

kecemasan cenderung bervariasi, pada setiap orang tidak sama.

Gangguan kecemasan merupakan salah satu penyakit yang paling tersering

didalam ilmu kejiwaan. Banyak pasien dengan gangguan kecemasan ini

mengalami gejala fisik dan biasanya mereka akan segera mencari dokter untuk

mendapatkan pertolongan. Disamping dari begitu banyaknya prevalensi kejadian

gangguan kecemasan ini, banyak yang tidak mengetahui bahwa mereka

mempunyai gangguan kecemasan.

Cemas pada umumnya terjadi sebagai reaksi sementara terhadap stress

dalam kehidupan sehari-hari. Bila cemas menjadi begitu besar atau sering seperti

yang disebabkan oleh tekanan ekonomi yang berkepanjangan, penyakit kronik dan

serius atau permasalahan keluarga maka akan berlangsung lama; kecemasan yang

berkepanjangan sering menjadi patologis. Ia menghasilkan serombongan gejala-

1

Page 2: Kece Masan

gejala hiperaktivitas otonom yang mengenai sistem muskuloskeletal,

kardiovaskuler, gastrointestinal dan bahkan genitourinarius.

Respon kecemasan yang berkepanjangan ini sering diberi istilah gangguan

kecemasan, dan ini merupakan penyakit. Dari aspek klinik kecemasan dapat

dijumpai pada orang yang menderita stress normal; pada orang yang menderita

sakit fisik berat, lama dan kronik; pada orang dengan gangguan psikiatri berat

(skizofrenia, gangguan bipoler dan depresi); dan pada segolongan penyakit yang

berdiri sendiri yang dinamakan gangguan kecemasan.

Anxietas dapat bersifat akut atau kronik. Pada anxietas akut serangan

datang mendadak dan cepat menghilang. Anxietas kronik biasanya berlalu untuk

jangka waktu lama walaupun tidak seintensif anxietas akut, pengalaman

penderitaan dari gejala cemas ini oleh pasien biasanya dirasakan cukup gawat

untuk mempengaruhi prestasi kerjanya. Bila dilihat dan segi jumlah, maka orang

yang menderita anxietas kronik jauh lebih banyak daripada anxietas akut.

Survei terkini di Amerika (1996) melaporkan bahwa 15 - 33% pasien yang

datang berobat ke dokter non psikiater merupakan pasien dengan gangguan

mental. Dari jumlah tersebut minimal sepertiganya menderita gangguan

kecemasan. Di Indonesia penelitian yang dilakukan di Puskesmas Kecamatan

Tambora Jakarta Barat tahun 1984 menunjukkan bahwa di puskesmas jumlah

gangguan kesehatan jiwa yang sering muncul sebagai gangguan fisik adalah

28,73% untuk dewasa dan 34,39% untuk anak. Gangguan kecemasan mengenai

19 juta Amerika dewasa. Kebanyakan gangguan kecemasan dimulai ketika masa

kanak-kanak, remaja dan dewasa muda. Gangguan kecemasan ini banyak terjadi

pada wanita daripada laki-laki dan kejadian ini terjadi sama banyak pada orang

berkulit putih, African-American, dan Hispanics.

2

Page 3: Kece Masan

BAB II

TINJUAN PUSTAKA

1. DEFINISI

Anxietas adalah perasaan yang difus, yang sangat tidak menyenangkan,

agak tidak menentu dan kabur tentang sesuatu yang akan terjadi. Perasaan ini

biasanya disertai dengan reaksi badaniah yang khas dan yang akan datang

berulang bagi seseorang. Perasaan ini dapat berupa rasa kosong di perut, dada

sesak, jantung berdebar, keringat berlebihan, sakit kepala atau rasa mau kencing

atau buang air besar. Perasaan ini disertai dengan rasa ingin bergerak dan gelisah.

( Harold I. LIEF)

Anxietas adalah perasaan tidak senang yang khas yang disebabkan oleh

dugaan akan bahaya atau frustrasi yang mengancam yang akan membahayakan

rasa aman, keseimbangan, atau kehidupan seseorang individu atau kelompok

biososialnya. ( J.J GROEN)

2. EPIDEMIOLOGI

Jenis Kelamin wanita 2-3 kali lebih sering terkena dari pada laki-laki,

walaupun kurangnya diagnosis gangguan panik pada laki-laki mungkin berperan

dalam distribusi yang tidak sama tersebut. Perbedaan antara kelompok Hispanik,

kulit putih non-Hispanik, dan kulit hitam adalah sangat kecil. Faktor sosial satu-

satunya yang dikenali berperan dalam perkembangan gangguan panik adalah

riwayat perceraian atau perpisahan yang belum lama. Gangguan paling sering

berkembang pada dewasa muda - usia rata-rata timbulnya adalah kirakira 25

tahun, tetapi baik gangguan panik maupun agorafobia dapat berkembang pada

setiap usia. Sebagai contohnya. gangguan panik telah dilaporkan terjadi pada

anak-anak dan remaja. dan kemungkinan kurang diagnosis pada mereka.

3

Page 4: Kece Masan

Survei terkini di Amerika (1996) melaporkan bahwa 15 - 33% pasien yang

datang berobat ke dokter non psikiater merupakan pasien dengan gangguan

mental. Dari jumlah tersebut minimal sepertiganya menderita gangguan

kecemasan. Di Indonesia penelitian yang dilakukan di Puskesmas Kecamatan

Tambora Jakarta Barat tahun 1984 menunjukkan bahwa di puskesmas jumlah

gangguan kesehatan jiwa yang sering muncul sebagai gangguan fisik adalah

28,73% 4 untuk dewasa dan 34,39% untuk anak.

3. ETIOLOGI

Penyebab pasti gangguan kecemasan tidak diketahui, banyak gangguan ini

disebabkan oleh kombinasi faktor, termasuk perubahan di otak dan stres

lingkungan.

Seperti penyakit tertentu, seperti diabetes, gangguan kecemasan dapat

disebabkan oleh ketidakseimbangan kimia dalam tubuh. Penelitian telah

menunjukkan bahwa stres berat atau jangka panjang dapat mengubah

keseimbangan kimia dalam otak yang mengendalikan mood. Penelitian lain

menunjukkan bahwa orang dengan gangguan kecemasan tertentu memiliki

perubahan struktur otak tertentu yang mengontrol memori atau mood. Selain itu,

penelitian telah menunjukkan bahwa gangguan kecemasan dalam keluarga, yang

berarti bahwa mereka dapat diwariskan dari satu atau kedua orang tuanya, seperti

warna rambut atau mata. Selain itu, faktor lingkungan tertentu - seperti trauma

atau peristiwa penting - dapat memicu gangguan kecemasan pada orang yang

memiliki kerentanan diwariskan kepada mengembangkan kekacauan.

Faktor pencetus yang sering jelas dan secara psikodinamik berhubungan

dengan factor- faktor yang menahun seperti amarah yang direpresi atau impuls

untuk melampiaskan hal sex. Biasanya urut-urutan kejadian sebagai berikut :

Ketakutan ( kecemasan akut ) → represi dan konflik ( tak sadar ) → kecemasan

menahun → stres pencetus → penurunan daya tahan dan mekanisme untuk

mengatasinya → nerosa cemas.

4

Page 5: Kece Masan

Faktor Biologis

Penelitian tentang dasar biologis untuk gangguan panik telah

menghasilkan berbagai temuan; satu interpretasi adalah bahwa gejala gangguan

panik dapat disebabkan oleh berbagai kelainan biologis di dalam struktur otak dan

fungsi otak. penelitian tersebut dan penelitian lainnya telah menghasilkan

hipotesis yang melibatkan disregulasi system saraf perifer dan pusat di dalam

patofisiologi gangguan panik. Sistem saraf otonomik pada beberapa pasien

gangguan panik telah dilaporkan menunjukkan peningkatan tonus simpatik,

beradaptasi secara lambat terhadap stimuli yang berulang, dan berespon secara

berlebihan terhadap stimuli yang sedang.

Sistem neurotransmiter utama yang terlibat adalah norepinefrin, serotonin,

dan gammaaminobutyric acid (GABA).

Faktor Genetika

Bahwa gangguan ini memiliki komponen genetika yang jelas. Angka

prevalensi tinggi pada anak dengan orang tua yang menderita gangguan panik.

Berbagai penelitian telah menemukan adanya peningkatan resiko gangguan panik

sebesar 4-8 kali lipat pada sanak saudara derajat pertama pasien dengan gangguan

panik dibandingkan dengan sanak saudara derajat pertama dari pasien dengan

gangguan psikiatrik lainnya. Demikian juga pada kembar monozigot.

Faktor Psikososial

Baik teori kognitif perilaku dan psikoanalitik telah dikembangkan untuk

menjelaskan patogenesis gangguan panik dan agoraphobia. Teori kognitif perilaku

menyatakan bahwa kecemasan adalah suatu respon yang dipelajari baik dari

perilaku modeling orang tua atau melalui proses pembiasan klasik.

Teori psikoanalitik memandang serangan panik sebagai akibat dari

pertahanan yang tidak berhasil dalam melawan impuls yang menyebabkan

kecemasan. Apa yang sebelumnya merupakan suatu sinyal kecemasan ringan

menjadi suatu perasaan ketakutan yang melanda, lengkap dengan gejala somatik.

5

Page 6: Kece Masan

Peneliti menyatakan bahwa penyebab serangan panic kemungkinan melibatkan

arti bawah sadar peristiwa yang menegangkan dan bahwa patogenesis serangan

panik mungkin berhubungan dengan faktor neurofisiologis yang dipicu oleh

reaksi psikologis.

3. GAMBARAN KLINIS

Serangan panik adalah periode kecemasan atau ketakutan yang kuat dan

relative singkat dan disertai gejala somatik. Suatu serangan panik secara tiba-tiba

akan menyebabkan minimal 4 dari gejala-gejala somatik berikut:

a. Palpitasi

b. Berkeringat

c. Gemetar

d. Sesak napas

e. Perasaan tercekik

f. Nyeri dada atau perasaan tidak nyaman

g. Mual dan gangguan perut

h. Pusing, bergoyang. melayang. atau pingsan

i. Derealisasi atau depersonalisasi

j. Ketakutan kehilangan kendali atau menjadi gila

k. Rasa takut mati

l. Parastesi atau mati rasa

m. Menggigil atau perasaan panas.

Serangan panik pertama seringkali sama sekali spontan, walaupun

serangan panik kadang-kadang terjadi setelah luapan kegembiraan, kelelahan

fisik, aktivitas seksual, atau trauma emosional sedang. DSM-IV menekankan

bahwa sekurangnya serangan pertama harus tidak diperkirakan (tidak memiliki

tanda) untuk memenuhi criteria diagnostik untuk gangguan panic.

Serangan sering dimulai dengan periode gejala yang meningkat dengan

cepat selama 10 menit. Gejala mental utama adalah ketakutan yang kuat dan suatu

perasaan ancaman kematian dan kiamat. Pasien biasanya tidak mampu untuk

menyebuntukan sumber ketakutannya. Pasien mungkin merasa kebingungan dan

6

Page 7: Kece Masan

mengalami kesulitan dalam memusatkan perhatian. Tanda fisik adalah takikardia.

palpitasi, sesak nafas, dan berkeringat.

Gejala Penyerta

Gejala depresif seringkali ditemukan pada serangan panik dan

agoraphobia, dan pada beberapa pasien suatu gangguan depresif ditemukan

bersama-sama dengan gangguan panik. Penelitian telah menemukan bahwa resiko

bunuh diri selama hidup pada orang dengan gangguan panik adalah lebih tinggi

dibandingkan pada orang tanpa gangguan mental.

4. KRITERIA DIAGNOSIS

Kriteria diagnostic untuk Gangguan Panik

Tabel dari DSM-IV, Diagnostic and Statistical Manual of Mental

Disorders, ed 4. Suatu periode tertentu adanya rasa takut atau tidak nyaman, di

mana empat (atau lebih) gejala berikut ini terjadi secara tiba-tiba dan mencapai

puncaknya dalam 10 menit:

a. Palpitasi, jantung berdebar kuat, atau kecepatan jantung bertambah cepat.

b. Berkeringat.

c. Gemetar atau berguncang

d. Rasa nafas sesak atau tertahan

e. Perasaan tercekik

f. Nyeri dada atau perasaan tidak nyaman

g. Mual atau gangguan perut

h. Perasaan pusing, bergoyang, melayang, atau pingsang.

i. Derealisasi (perasaan tidak realitas) atau depersonalisasi (bukan merasa

diri sendiri).

j. Ketakutan kehilangan kendali atau menjadi gila

k. Rasa takut mati.

l. Parestesia (mati rasa atau sensasi geli)

m. Menggigil atau perasaan panas.

7

Page 8: Kece Masan

Menurut PPADAGJ-III gangguan panik baru ditegakkan sebagai diagnosis

utama bila tidak ditemukan adanya gangguan anxietas fobik. Untuk diagnosis

pasti, harus ditemukan adanya beberapa kali serangan anxietas berat dalam masa

kira-kira satu bulan :

a. Pada keadaan-keadaan dimana sebenarnya secara objektif tidak ada

bahaya

b. Tidak terbatas pada situasi yang telah diketahui atau yang dapat diduga

sebelumnya (unpredictable situation)

c. Dengan keadaan yang relatif dari gejala-gejala anxietas pada periode

diantara serangan- serangan panik (meskipun demikian umumnya dapat

terjadi juga “anxietas antipsikotik” yaitu anxietas yang terjadi setelah

membayangkan sesuatu yang mengkhawatirkan akan terjadi.

5. KLASIFIKASI

F 40 GANGGUAN ANXIETAS FOBIK

a. F 40.0 AGORAFOBIA

PEDOMAN DIAGNOSTIK.

Semua kriteria ini harus dipenuhi :

a. Gejala psikologis/otonomik yang timbul harus merupakan manifestasi primer

dari anxietas dan bukan merupakan gejala lain yang sekunder seperti waham

atau pikiran obsesif.

b. Anxietas yang timbul harus terutama terjadi dalam sekurang- kurangnya dua

dari situasi berikut : • Banyak orang • Tempat-tempat umum • Bepergian

keluar rumah • Bepergian sendiri

c. Menghindari situasi fobik harus/sdh merupakan gambaran yang menonjol

8

Page 9: Kece Masan

b. F 40.1 FOBIA SOSIAL

1. Mulai sejak usia remaja

2. Rasa takut diperhatikan oleh orla dalam kel yang relatif kecil

3. Menjurus pada perhindaran thd situasi sosial yang relatif kecil

4. Menjurus pada penghindaran thd situasi sosial

5. Lelaki sama dengan wanita

6. Gambarannya dapat sgt jelas mis. makan di tempat umum,

berbicaradidepan umum, menghadapi jenis kelamin lain, hampir semua

situasi di luar keluarga

7. Biasanya disertai dengan harga diri yang rendah dan takut kritik

8. Dapat tercetussebagai: malu (muka merah), tangan gemetar, mual, ingin

buang air kecil dan gejala demikian dapat berkembang menjadi serangan

panik

PEDOMAN DIAGNOSTIK

Semua kriteria dibawah ini harus dipenuhi :

• Gejala- gejala psikologis, perilaku /otonomik harus merupakan manifestasi

primer dari anxietas dan bukan sekundari gejala lain seperti waham / pikiran

obsesif

• Anxietas harus hanya terbatas / menonjol pada situasi sosial tertentu saja

• Penghindaran dari situasi fobik harus merupakan gambaran yang menonjol

DIAGNOSIS BANDING

Gangguan depresif dan agorafobia sering sulit dibedakan dengan fobia sosial.

Hendaknya diutamakan diagnosa agorafobia, depresi jangan ditegakkan kecuali

ditemukan sindariom depresif yang lengkap dan jelas

9

Page 10: Kece Masan

c. F 40.2 FOBIA KHAS (TERISOLASI)

Fobia yang terbatas pada situasi yang sgt spesifik seperti bila : Berdekatan

dengan binatang tertentu ,Tempat tinggi , Petir, Kegelapan, Naik pesawat,

Buang hajat ditempat umum, Makan makanan tertentu, Dokter gigi , Takut

melihat darah/luka, Takut berhubungan dengan penyakit tertentu . Biasanya

timbul pada masa kanak- kanak /dewasa muda ; dapat menetap puluhan tahun bila

tidak diobati

PEDOMAN DIAGNOSTIK

Semua kriteria yang dibawah ini untuk diagnosa :

a. Gejala psikologis atau otonomik harus merupakan manifestasi primer dari

anxietas, dan bukan sekunder dari gejala- gejala lain seperti waham atau

pikiran obsesif

b. Anxietas harus terbatas ps adanya objek situasi fobik tertentu

c. Situasi fobiktersebutsedapat mungkin dihindarinya

Termasuk :

Akrofobia – Fobia binatang – Klaustrofobia – Fobia ujian – Fobia sederhana

DIAGNOSA BANDING

a. Gangguan hipokhondariik F 45.2

b. Gangguan waham F 22.0

c. F 40.8 gangguan fobik lainnya

d. F 40.9 Gangguan fobik YTT, termasuk fobia YTT, keadaan Fobik YTT

F 41 GANGGUAN ANXIETAS LAINNYA

Gejala Utama : manifestasi klinik

Dapat disertai :

• Gejala depresif • Gejala obsesif • Beberapa unsur anxietas fobik Bersifat

sekunder, ringan

10

Page 11: Kece Masan

a. F 41.0 GANGGUAN PANIK (Anxietas Paroksimal Episodik)

Gambaran esensial :

• Serangan anxietas berat (panik) yang berulang

• Tidak terbatas pada adanya situasi tertentu / suatu rangkaian kejadian

• Tidak terduga

• Gejala yang biasa dijumpai, onset mendadak :

– Palpitasi

– Nyeri dada

– Perasaan tercekik

– Pusing kepala

– Rasa menjadi gila

- Perasaan tidak riil (depersonalisasi/derealisasi)

- Rasa takut mati - Kehilangan kendali

PEDOMAN DIAGNOSTIK

Untuk diagnosis beberapa serangan anxietas berat diserta gejala otonomik harus

terjadi dalam periode kira2 1 bulan tidak berbahaya :

a. Pada keadaan- keadaan yang sebenarnya secara objektif tidak ada bahaya

b. Tidak terbatas hanya pada situasi yang telah diketahui atau yang dapat

diduga sebelumnya

c. Dengan keadaan yang relatif bebas dari gejala anxietas dalam periode

antara serangan- serangan panik (meskipun lazim terjadi

anxietasantisipatorik)

Termasuk :

- serangan panik - keadaan panik

11

Page 12: Kece Masan

DIAGNOSIS BANDING

• Gangguan panic sebagai bagian fobik

• Sekunder dari gangguan depresif, terutama pada lelaki

b. F 41.1 GANGGUAN ANXIETAS MENYELURUH

Gambaran esensial :

• Anxietas yang menyeluruh dan menetap

• Tidak terbatas hanya pada setiap keadaan lingkungan yang tertentu saja

(misalnya sifat mengambang atau “free floating”)

Gejala yang sering dijumpai :

• Keluhan tegang yang berkepanjangan

• Gemetaran

• Ketegangan otot

• Berkeringat

• Kepala terasa ringan

• Palpitasi • Pusing kepala

• Keluhan epigastrik

• Ketakutan dirinya/ anggota keluarga lain akan celaka/sakit

• Khawatir dan firasat lain

PEDOMAN DIAGNOSTIK

Harus menunjukkan gejala primer anxietas hampir setiap hari selama beberapa

minggu- bulan

12

Page 13: Kece Masan

GEJALA-GEJALA :

a. Kecemasan tentang masa depan (khawatir akan nasib buruk, perasaan gelisah

seperti diujung tanduk, sulit berkonsentrasi)

b. Ketegangan motorik (gelisah, sakit kepala, gemetaran, tidak dapat santai)

c. Overaktivitas otonomik (kepala terasa ringan, berkeringat, tahikardi, keluhan

epigastorik, pusing kepala, mulut kering, dsb)

Diagnostik Banding :

• Episode depresif (F 32)

• Gangguan panik (F 41.0)

• Gangguan obsesif-kompulsif (F 42)

Termasuk :

• Neurosis anxietas • Reaksi anxietas • Keadaan anxietas

c. F 41.2 GANGGUAN CAMPURAN ANXIETAS dan DEPRESIF

Terdapat gejala anxietas dan depresi yang masing- masing tidak

menunjukkan rangkaian gejala yang cukup berat untuk menegakkan diagnosa

tersendiri.

Beberapa gejala otonomik harus ditemukan :

• Tremor • Palpitasi • Mulut kering • Sakit perut (mulas), dsb

Diagnosa Banding :

• Gangguan penyesuaian F 43.2 15

• Depresi anxietas menetap (dstimia) F 34.1

Termasuk : depresi anxietas (ringan atau tak menetap)

13

Page 14: Kece Masan

d. F 41.3 GANGGUAN ANXIETAS CAMPURAN LAINNYA

Gangguan yang memenuhi kriteria gangguan anxietas menyeluruh (F

41.1) dan yang menunjukkan ciri- ciri yang menonjol dari gangguan lain dalam F

40-F 49

F 41.8 GANGGUAN ANXIETAS LAINNYA TDT

Termasuk : histeria anxietas

F 41.9 GANGGUAN ANXIETAS YTT

Termasuk : anxietas YTT

F 42 GANGGUAN OBSESIF-KOMPULSIF

Ciri utama : pikiran obsesif atau tindakan kompulsif yang berulang

Pikiran obsesional : gagasan, bayangan/impuls yang timbul dalam pikiran

individu scr berulang2 dalam bentuk yang sama à tidak dikehendaki

Tindakan kompulsif : perilaku yang stereotipik, diulang berkali- kali tidak

bermanfaat

Gangguan obsesif-kompulsif sering disertai gangguan depresif dan sebaliknya

PEDOMAN DIAGNOSTIK

Diagnosa, gejala- gejala obsesional atau tindakan kompulsif atau kedua- duanya

harus ada hampir setiap hari selama sedikitnya dua minggu berturut- turut,

merupakan sumber distres atau gangguan aktivitas

Ciri- ciri gejala obsesional :

• Harus dikenal/disadarisebagaipikiran/impuls dari diri individu sendiri

• Setidaknya ada satu pikiran atau tindakan yang masih tidak berhasil dilawan,

meskipun ada lainnya yang tidak lagi dilawan oleh penderita

14

Page 15: Kece Masan

• Pikiran untuk melaksanakan tindakantersebutdiatas bukan merupakan hal yang

memberi kepuasan atau kesenangan (sekedar perasaan lega dari

ketegangan/anxietas tidak tanggapsebagaikesenangan seperti dimaksud diatas)

• Pikiran, bayangan atau impulstersebutharus merupakan pengulangan yang tidak

menyenangkan

Tersmasuk :

• Neurosis anankastik

• Neurosis obsesional

• Neurosis obsesif-kompulsif

Diagnosis banding

• Gangguan depresif primer, Sikzofrenia, Sindariom teurette

F 42.0 PREDOMINAN PIKIRAN OBSESIONAL ATAU PENGULANGAN

Dapat berupa gagasan, bayangan mental atau dorongan untuk berbuat

distres

F 42.1 PREDOMINAN TINDAKAN KOMPULSIF (OBSESSION RITUAL)

Tindakan kompulsif berkaitan dengan kebersihan

Memeriksa berulang untuk meyakinkan bahwa situasi yang dianggapnya

berpotensi nahaya tidak dibiarkan terjadi, atau masalah kerapian dan

keteraturan. – Merupakan ikhtiar simbolik atau sia-sia untuk menghindari

bahaya tersebut

Menyita banyak waktuà ketidak mampuan mengambil keputusan dan

keterlambatan yang mencolok – Jarang disertai oleh depresi dibandingkan

dengan pikiran obsesional, lebih responsif terhadap terapi tingkah laku

F 42.2 CAMPURAN TINDAKAN DAN PIKIRAN OBSESIONAL

15

Page 16: Kece Masan

– Pasien obsesif-kompulsif memperlihatkan unsur pikiran yang obsesional

maupun tindakan yang kompulsif

– Keduanya (obsesif dan kompulsif) harus seimbang sama2 menonjol

F 43 CAMPURAN THD STRES BERAT dan GANGGUAN PENYESUAIAN

Diidentifikasikan atas dasar :

– Simtomatologi dan perjalanan penyakit

– Faktor pencetus : • Stres kehidupan yang luar biasa à stres akut • Perubahan

penting dalam kehidupan situasi tidak enak gangguan penyesuaian

Terdapat pada semua kelompok umur

F 43.0 REAKSI STRES AKUT

• Gangguan sementara yang cukup parah – beberapa jam/hari

• Stressor berupa pengalaman traumatik luar biasa ancaman serius t/n

keamanan/integritas fisik individu sendiri atau orang- orang yang dicintai mis : –

Bencana alam – Kecelakaan – Peperangan – Serangan tindakan kriminal –

Perubahan luar biasa yang mendadak

Penting : kerentanan individual dan kemampuan menyesuaikan diri seseorang 18

Pedoman Diagnostik :

1. Gambaran gejala campuran yang biasanya berubah

• Depresif • Keadaan terpaku/bengong • Anxietas • Kemarahan • Kekecewaan •

Overaktif • Penarikan diri

Kasus- kasus yang dapat dialihkan dari lingkup stresornya gejala-

gejalanya dapat menghilang dengan cepat (beberapa jam). Bila stres

berkelanjutan/tak dapat dialihkan gejala mereda seletah 1-3 hari

Termasuk :

16

Page 17: Kece Masan

• Reaksi krisis akut • Kelelahan bertempur • Keadaan krisis • “shock” psikis

F 43.1 GANGGUAN STRES PASCA TRAUMA

• Timbulsebagaiakibat/respons yang berkepanjangan dan atau tertunda thd

kejadian atau situasi yang menimbulkan stres

• Faktor predisposisi yaitu ciri kepribadian (misalnya kompulsif astenik) dapat

menurunkan kadar ambang

• Gejala khas : episode2 bayangan kejadian traumatik terulang kembali (“flash

backs”) atau mimpi, terjadi perasaan “beku” dan penumpukan emosi, menjauhi

orla, tidak responsif terhadap lingkungannya, anhedoma menghindari

aktivitas/situasi yang berkaitan menghindari ingatan traumatik, bisa mendadak

ketakutan, panik atau agresif

• Terjadi bangkitan otonomik berlebihan dengan kenekatan yang berlebih, mudah

kaget, tertegun, insomnia. Bisa dsertai anxietas dan depresi, dan ide bunuh diri •

Onset beberapa minggu – bulan = 6 bulan

Perjalanan berfluktuasi

Pedoman Diagnostik

• Timbulnya dalam waktu 6 bulan, disebabkan oleh suatu peristiwa traumatik

yang luar biasa berat • Onset > 6 bulan dengan manifest klinis khas seperti yang

telah disebuntukan

Termasuk : Neurosis Traumatik

F 43.2 GANGGUAN PENYESUAIAN

• Keadaan stres yang subjektif dan gangguan emosional yang biasanya

menganggu kinerja dan fungsi sosial

• Timbul pada periode adaptasi t/n suatu perubahan dalam hidup yang bermakna /

kehidupan penuh stress

17

Page 18: Kece Masan

• Predisposisi/kerentanan individual berperan dalam resiko terjadinya gangguan

kepribadian

Pedoman Diagnostik

Diagnosa tergantung pada suatu evaluasi yang teliti, hubungan antara :

1. Bentuk, isi, keparahan gejala

2. Riwayat dan kepribadian sebelumnya

3. Kejadian / situasi penuh stres/krisis kehidupan

Termasuk : “Culture Shock”, reaksi berkabung, hopitalisasi pada anak

Tak termasuk : gangguan anxietas perpisahan masa kanak

• Jika kriteria gangguan penyesuaian telah dipenuhi, maka bentuk klinis/peri

domain dapat ditentukan dengan menggunakan karakter ke 5:

F43.20 Reaksi depresif singkat : bersifat sementara dengan jangka waktu < 1

bulan F43.21 Reaksi depresif berkepanjangan : depresi ringansebagairespon t/n

stress berkepanjangan denghan jangka waktu <2 tahun F43.22 Reaksi

campuran Anxietas dan depresif : gejala anxietas dan depresif keduanya

menonjol, tapi tidak melebihi F41.2/F41.3 F43.23 dengan predominan

gangguan emosi lainnya : gejala-gejala adl anxietas, depresi, kekhawatiran.

Ketegangan, amarah. Kategori ini juga harus dipakai untuk reaksi pada anakanak

dengan prilaku regresif, ngompol atau menghisap jempol F43.24 dengan

predominan gangguan tingkah laku. Gangguan utama : tingkah laku, Raksi duka

cita remaja à prilaku agresif/disosial F43.25 dengan gangguan campuran emosi

dan tingkah laku. Gejala emosional dan tingkah laku merupakan ciri menonjol

F43.28 dengan gejala predominan lainnya YDT F43.8 Reaksi Terhadap Stress

Berat Lainnya F43.9 Reaksi Terhadap Stress Berat YTT

18

Page 19: Kece Masan

6. BENTUK ANXIETAS

• Gangguan Panik

• Gangguan Fobik

• Gangguan Obsesif-kompulsif

• Gangguan Stres Pasca Trauma

• Gangguan Stres Akut

• Gangguan Anxietas Menyeluruh.

GANGGUAN PANIK [Panic Disorder]

Istilah “panik” berasal dari kata Pan, dewa Yunani yang setengah hantu,

tinggal dipegunungan dan hutan, dan perilakunya sangat sulit diduga. Di tahun

1895 deskripsi gangguan panik pertama kali dikemukakan oleh Sigmund Freud

dalam kasus agorafobia. Serangan panik merupakan ketakutan akan timbulnya

serangan serta diyakini akan segera terjadi. Individu yang mengalami serangan

panik berusaha untuk melarikan diri dari keadaan yang tidak pernah diprediksi.

Gangguan panik adalah ditandai dengan terjadinya serangan panik yang

spontan dan tidak diperkirakan. Serangan panik adalah periode kecemasan atau

ketakutan yang kuat dan relative singkat (biasanya kurang dari satu tahun), yang

disertai oleh gejala somatik tertentu seperti palpitasi dan takipnea. Frekuensi

pasien dengan gangguan panik mengalami serangan panik adalah bervariasi dari

serangan multiple dalam satu hari sampai hanya beberapa serangan selama

setahun. Di Amerika Serikat, sebagian besar peneliti dibidang gangguan panik

percaya bahwa agoraphobia hampir selalu berkembang sebagai suatu komplikasi

pada pasien yang memiliki gangguan panik. Serangan panik sering dimulai pada

masa remaja akhir atau dewasa awal, namun tidak semua orang yang mengalami

serangan panik akan mengembangkan gangguan panik. Banyak orang hanya

memiliki satu serangan dan tidak pernah lagi. Terjadi pada wanita lebih sering

daripada laki-laki. Ada dua kriteria gangguan panik : gangguan panik tanpa

19

Page 20: Kece Masan

agorafobia dan gangguan panik dengan agorofobia kedua gangguan panik ini

harus ada serangan panik.

GAMBARAN KLINIS

Serangan panik pertama seringkali spontan, tanpa tanda mau serangan panik,

walaupun serangan panik kadang-kadang terjadi setelah luapan kegembiraan,

kelelahan fisik, aktivitas seksual atau trauma emosional. Klinisi harus berusaha

untuk mengetahui tiap kebiasaan atau situasi yang sering mendahului serangan

panik. Serangan sering dimulai dengan periode gejala yang meningkat dengan

cepat selama 10 menit. Gejala mental utama adalah ketakutan yang kuat, suatu

perasaan ancaman kematian dan kiamat. Pasien biasanya tidak mampu

menyebuntukan.

sumber ketakutannya. Pasien mungkin merasa kebingungan dan

mengalami kesulitan dalam memusatkan perhatian. Tanda fisik adalah takikardia,

palpitasi, sesak nafas dan berkeringat. Pasien seringkali mencoba untuk mencari

bantuan. Serangan biasanya berlangsung 20 sampai 30 menit. Agorafobma :

pasien dengan agorafobia akan menghindari situasi dimana ia akan sulit

mendapatkan bantuan. Pasien mungkin memaksa bahwa mereka harus ditemani

setiap kali mereka keluar rumah.

GEJALA PENYERTA

Gejala depresi seringkali ditemukan pada serangan panik dan agorafobia,

pada beberapa pasien suatu gangguan depresi ditemukan bersama-sama dengan

gangguan panik. Penelitian telah menemukan bahwa resiko bunuh diri selama

hidup pada orang dengan gangguan panik adalah lebih tinggi dibandingkan pada

orang tanpa gangguan mental.

DIAGNOSA BANDING

Penyakit kardiovaskuler : anemia, hipertensi, infark iniokardium, dsb.

Penyakit pulmonum : asma, hiperventilasi, emboli paru-paru. Penyakit

neurologis : penyakit serebrovaskular, epilepsi, inigrain, tumor, dsb. Penyakit

endokrin : diabetes, hipertroidisme, hipoglikemi, sindarioma pramestruasi,

20

Page 21: Kece Masan

gangguan menopause, dsb. lntoksikasi obat, putus obat. Kondisi lain : anafilaksis,

gangguan elektrolit, keracunan logam berat, uremia dsb

TERAPI

Konseling dan medikasi. Konseling: ajari pasien untuk diam ditempat

sampai serangan panik berlalu, konsentrasikan diri untuk mengatasi anxietas

bukan pada gejala fisik, rileks, latihan pernafasan. Identifikasikan rasa takut

selama serangan. Diskusikan cara menghadapi rasa takut.

Medikasi : Banyak pasien tertolong melalui konseling dan tidak membutuhkan

medikasi. Bila serangan sering dan berat, atau secara bermakna dalam keadaan

depresi beri antidepresan (imipramin 25 mg malam hari, dosis bisa sampai 100-

150 mg malam selama 2 minggu ). Bila serangan jarang dan terbatas beri anti

anxietas, jangka pendek (lorazepam 0,5 1 mg 3 dd 1 atau alprazolam 0,25 1 mg 3

dd 1) hindari pemberian jangka panjang dan pemberian medikasi yang tidak perlu.

GANGGUAN FOBIK

FOBIA adalah suatu ketakutan yang tidak rasional yang menyebabkan

penghindaran yang disadari terhadap obyek, aktivitas, atau situasi yang ditakuti.

Fobia adalah ketakutan yang berlebihan yang disebabkan oleh benda, binatang

ataupun peristiwa tertentu. sifatnya biasanya tidak rasional, dan timbul akibat

peristiwa traumatik yang pernah dialami individu. Fobia juga merupakan

penolakan berdasar ketakutan terhadap benda atau situasi yang dihadapi, yang

sebetulnya tidak berbahaya dan penderita mengakui bahwa ketakutan itu tidak ada

dasarnya.

Fobia simpel: sumber binatang, ketinggian, tempat tertutup, darah. Yang

menderita banyak wanita, dimulai semenjak kecil. Agorafobia: kata yunani, agpra

= tempat berkumpul, pasar. Sekelompok ketakutan yang berpusat pada tempat-

tempat publik: takut berbelanja, takut kerumunan, takut bepergian.

Banyak yang minta pertolongan. Banyak wanita yang menderita ini dimulai pada

masa remaja dan permulaan dewasa. Simtom: ketegangan, pusing, kompulsi,

21

Page 22: Kece Masan

merenung, depresi, ketakutan menjadi gila. 90% dari suatu sampel: takut tempat

tinggi, tempat tertutup, elevator. Fobia dibedakan menjadi dua jenis,yaitu:

a. Fobia Spesifik

Sebuah fobia spesifik adalah rasa takut, intens irasional dari sesuatu yang

sedikit atau tidak menimbulkan bahaya yang sebenarnya. Beberapa fobia spesifik

lebih umum dipusatkan di tempat-tempat tertutup, ketinggian, eskalator,

terowongan, jalan raya mengemudi, air, terbang, anjing, dan cedera yang

melibatkan darah. fobia seperti ini tidak hanya sangat takut, mereka ketakutan

irasional terhadap suatu hal tertentu.Ketakutan berlebih yang disebabkan oleh

benda, atau peristiwa traumatik tertentu, misalnya: ketakutan terhadap kucing

(ailurfobia), ketakutan terhadap ketinggian (acrofobia), ketakutan terhadap tempat

tertutup (agorafobia), fobia terhadap kancing baju, dsb.

b. Fobia Sosial

Fobia sosial, juga disebut gangguan kecemasan sosial, didiagnosa ketika

orang-orang menjadi sangat cemas dan terlalu sadar diri dalam situasi sosial

sehari-hari. Orang dengan fobia sosial memiliki ketakutan yang kuat, gigih, dan

kronis sedang diawasi dan dinilai oleh orang lain dan melakukan hal-hal yang

akan mempermalukan mereka. Mereka bisa khawatir selama berharihari atau

berminggu-minggu sebelum situasi yang ditakuti. Ketakutan berlebih pada

kerumunan atau tempat umum. ketakutan ini disebabkan akibat adanya

pengalaman yang traumatik bagi individu pada saat ada dalam kerumunan atau

tempat umum. misalnya dipermalukan didepan umum, ataupun suatu kejadian

yang mengancam dirinya pada saat diluar rumah.

TERAPI

Konseling dan medikasi: dorong pasien untuk dapat mengatur pernafasan,

membuat daftar situasi yang ditakuti atau dihindari, diskusikan cara-cara

menghadapi rasa takut tersebut. Dengan konseling banyak pasien tidak

membutuhkan medikasi. Bila ada depresi bisa diberi antidepresan lmipramin 50

150 mg/ hari. Bila ada anxietas beri antianxietas dalam waktu singkat, karena bisa

22

Page 23: Kece Masan

menimbulkan ketergantungan. Beta bloker dapat mengurangi gejala fisik.

Konsultasi spesialistik bila rasa takut menetap.

GANGGUAN OBSESIF-KOMPULSIF

Prevalensi seumur hidup gangguan obsesif-kompulsif pada populasi

umum diperkirakan adalah 2-3 persen. Waktu tidak diobati, OCD dapat

mengganggu semua aspek kehidupan. Anakanak bisa menderita OCD juga .

OBSESIF adalah pikiran, perasaan, ide yang berulang, tidak bisa dihilangkan dan

tidak dikehendaki. KOMPULSIF adalah tingkah-laku yang berulang, tidak bisa

dihilangkan dan tidak dikehendaki. Perilaku ini merupakan ritual pembebasan dari

dosa pada orang tersebut. dengan mencuci tangan ia berharap bisa membersihkan

dari dosa yang telah ia perbuat. obsesif kompulsif ini biasanya cenderung pada

perilaku bersih-bersih. Perilaku seperti ini sebenarnya banyak terjadi pada

lingkungan kita tetapi, kita kadang malah menganggap perilaku ini wajar. Dewasa

muda, mengikuti kejadian yang penuh stres: kehamilan, kelahiran, konflik

keluarga, kesulitan dalam pekerjaan, keadaan depresi. Penderita obsesif-kompulsif

sering menderita depresi.

Ada 5 bentuk obsesi:

1. Kebimbangan yang obsesif: pikiran bahwa suatu tugas yang telah selesai tidak

secara baik (75% dari pasien). 2. Pikiran yang obsesif: pikiran berantai yang tidak

ada akhirnya. Biasanya fokus pada kejadian yang akan datang (34% dari pasien).

3. Impuls yang obsesif; dorongan untuk melakukan suatu perbuatan (17%). 4.

Ketakutan yang obsesi kecemasan untuk kehilangan kontrol dan melakukan

sesuatu yang memalukan (26%) 5. Bayangan obsesif: bayangan terus menerus

mengenai sesuatu yang dilihat (7%).

Kompulsi (2 macam).

1. Dorongan kompulsif yang memaksa suatu perbuatan: melihat pintu berkali-kali

(61%). 2. Kompulsi mengontrol: mengontrol dorongan kompulsi (tidak menuruti

dorongan tersebut): mengontrol dorongan inses dengan berkali-kali menghitung

sampai 10.

23

Page 24: Kece Masan

DIAGNOSIS BANDING

Kondisi fisik - Gangguan neurologis (epilepsi lobul temporalis,

komplikasi trauma, dsb)

Kondisi psikiatrik - Skizofrenia, gangguan kepribadian obsesif-kompulsif,

fobia, gangguan depresif.

TERAPI

Konseling dan medikasi : mengenali, menghadapi, menantang pikiran

yang berulang dapat mengurangi gejala obsesd, yang pada akhirnya mengurangi

perilaku kompulsif. Latihan pernafasan. Bicarakan apa yang akan dilakukan

pasien untuk mengatasi situasi, kenali dari perkuat hal yang berhasil mengatasi

situasi. Bila diperlukan bisa diberi Klomipramin 100 - 150 mg, atau golongan

Selected Serotonin Reuptake Inhibitors. Konsultasi spesialistik bila kondisi tidak

berkurang atau menetap.

GANGGUAN STRES PASCA-TRAUMA

Posttraumatic Stress Disorder (PTSD) Gangguan stres-pasca trauma terdiri

dari: - pengalaman kembali trauma melalui mimpi dan pikiran, penghindaran yang

persisten oleh penderita terhadap trauma dan penumpulan responsivitas pada

penderita tersebut, kesadaran berlebihan dan persisten. Gejala penyerta yang

sering dan gangguan stres pasca-trauma adalah depresi, kecemasan dan kesulitan

kognitif(contoh pemusatan perhatian yang buruk)

Prevalensi seumur hidup gangguan stres pasca-trauma diperkirakan I

sampai 3 persen populasi umum, 5 sampai 15 persen mengalami bentuk gangguan

yang subklinis. Walaupun gangguan stres pasca-trauma dapat terjadi pada setiap

usia, namun gangguan paling menonjol pada usia dewasa muda. PTSD merupakan

kecemasan akibat peristiwa traumatik yang biasanya dialami oleh veteran perang

atau orang-orang yang mengalami bencana alam . PTSD bisanya muncul beberapa

tahun setelah kejadian dan biasanya diawali dengan ASD, jika lebih dari 6 bulan

maka orang tersebut dapat mengembangkan PTSD.

24

Page 25: Kece Masan

Akibat kejadian traumatik atau bencana yang tingkatnya sangat buruk:

perkosaan, peperangan, bencana alam, ancaman yang serius terhadap orang yang

sangat dicintai, melihat orang lain disakiti atau dibunuh. Akan berakibat tidak

dapat konsentrasi, mengingat, tidak dapat santai, impulsif, mudah terkejut,

gangguan tidur, cemas, depresi, mati rasa; hal-hal yang menyenangkan tidak

menarik lagi, ada perasaan asing terhadap orang-lain dan yang lampau. Kalau

trauma dialami bersama orang lain, dan yang lain mati: ada rasa bersalah, sering

terjadi mimpi buruk atau gangguan tidur.

Gangguan pasca trauma dapat akut, kronis atau lambat, trauma akibat

orang, perang, serangan fisik atau penganiayaan berlangsung lebih lama daripada

trauma setelah bencana alam. Simtom memburuk jika dihadapkan kepada situasi

yang mirip. Dapat terjadi pada anak dan orang dewasa. Simtom pada anak: mimpi

tentang monster atau perubahan tingkah laku: ramai → pendiam. Riwayat

psikopatologi pada keluarga memegang peranan psikoterapi. Dapat melalui terapi

kelompok. Dengan cara ini penderita mendapatkan support dari teman-temannya.

PEDOMAN DIAGNOSTIK STRES PASCATRAUMA

A. Telah terpapar dengan peristiwa traumatik, didapati: o mengalami,

menyaksikan, dihadapkan dengan peristiwa yang berupa ancaman kematian, atau

kematian yang sesungguhanya atau cedera yang serius,atau ancaman integritas

fisik diri sendiri atau orang lain o respon berupa rasa takut yang kuat, rasa tidak

berdaya B. Keadan traumatik secara menetap dialami kembali dalam satu atau

lebih cara berikut: o rekoleksi yang menderitakan, rekuren dan mengganggu

tentang kejadian o Mimpi menakuntukan yang berulang tentang kejadian o

berkelakuan atau merasa seakan-akan kejadian traumatik terjadi kembali o

penderitaan psikologis yang kuat saat terpapar dengan tanda internal atau

eksternal yang menyimbolkan atau menyerupai suatu aspek kejadian traumatik o

reaktivitas psikologis saat terpapar dengan tanda internal atau eksternal yang

menyimbolkan atau menyerupai aspek kejadian traumatik C. Penghindaran

stimulus yang persisten yang berhubungan dengan trauma D. Gejala menetap,

adanya peningkatan kesadaran , seperti dua atau lebih berikut: kesulitan tidur,

irritabilitas, sulit konsentrasi, kewaspadaan berlebihan, respon kejut yang

25

Page 26: Kece Masan

berlebihan. E. Lama gangguan gejala B,C,D adalah lebih dari satu bulan. F.

Gangguan menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinis atau gangguan

dalam fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lain.

Pengobatan

Perawatan utama bagi orang-orang dengan PTSD adalah psikoterapi (sering

disebut terapi bicara), obat-obatan, atau keduanya. Setiap orang berbeda, sehingga

pengobatan yang bekerja untuk satu orang mungkin tidak bekerja bagi orang lain.

REAKSI STRES AKUT

Suatu gangguan sementara yang cukup parah yang terjadi pada seseorang

tanpa adanya gangguan jiwa lain yang nyata, sebagai respons terhadap stres fisik

maupun mental yang luar biasa dan biasanya menghilang dalam beberapa jam

atau hari. Stresornya dapat berupa pengalaman traumatik yang luar biasa .

Kerentanan individu dan kemampuan menyesuaikan diri memegang peranan

dalam terjadinya dan keparahannya suatu reaksi stres akut. Harus ada kaitan

waktu yang langsung dan jelas antara terjadinya pengalaman stresor luar biasa

dengan onset dan gejala. Onset biasanya setelah beberapa menit atau bahkan

segera setelah kejadian. Selain itu ditemukan (a) terdapat gambaran gejala

campuran yang biasanya berubah-ubah; selain gejala permulaan berupa keadaan “

terpaku” , semua gejala berikut mungkin tampak: depresif, anxietas, kemarahan,

kekecewaan, overaktif dan penarikan diri, akan tetapi tidak satupun dan jenis

gejala tersebut yang mendominasi gambaran klinisnya untuk waktu lama. (b) pada

kasus-kasus yang dapat dialihkan dan stresomya, gejala-gejalanya dapat

menghilang dengan cepat (dalam beberapa jam); dalam hal dimana stres tidak

dapat dialihkan, gejala-gejala biasanya baru mulai mereda setelah 24 - 48 jam dan

biasanya menghilang setelah 3 hari.

26

Page 27: Kece Masan

GANGGUAN CEMAS MENYELURUH (Generalized Anxiety Disorder)

Penyakit Kecemasan Menyeluruh merupakan kecemasan dan

kekhawatiran yang berlebihan akan sejumlah aktivitas atau peristiwa, yang

berlangsung hampir setiap hari, selama 6 bulan atau lebih.

Gambaran esensial dan gangguan ini adalah adanya anxietas yang

menyeluruh dan menetap (bertahan lama), Gejala yang dominant sangat

bervariasi, tetapi keluhan tegang yang berkepanjangan, gemetaran, ketegangan

otot, berkeringat, kepala terasa ringan, palpitasi, pusing kepala dan keluhan

epigastnik adalah keluhankeluhan yang lazim dijumpai. Ketakutan bahwa dirinya

atau anggota keluarganya akan menderita sakit atau akan mengalami kecelakaan

dalam waktu dekat, merupakan keluhan yang seringkali diungkapkan. Kecemasan

dan kekhawatiran ini sangat berlebihan sehingga sulit dikendalikan.

Mereka tidak dapat santai, mudah terkejut, dan mengalami kesulitan

berkonsentrasi. Seringkali mereka sulit tidur atau tidur. gejala fisik yang sering

menyertai kegelisahan meliputi kelelahan, sakit kepala, ketegangan otot, nyeri

otot, kesulitan menelan, gemetar, gugup, lekas marah, berkeringat, mual, ringan,

harus pergi ke kamar mandi sering, merasa kehabisan napas, dan hot flashes.

Selain itu, penderita mengalami 3 atau lebih dari gejala-gejala berikut:

Gelisah Mudah lelah Sulit berkonsentrasi Mudah tersinggung

Ketegangan otot Gangguan tidur

Penyakit ini sering terjadi, sekitar 3-5% orang dewasa pernah

mengalaminya 2 kali lebih sering terjadi pada wanita. Seringkali berawal pada

masa kanak-kanak atau remaja. Keadaan ini berfluktuasi, semakin memburuk

ketika mengalami stres dan menetap selama bertahun-tahun.

Tanda-tanda; kecemasan kronis terus menerus rnencakup situasi hidup

(cemas akan terjadi kecelakaan, kesulitan finansial). Ada keluhan somatik:

berpeluh, merasa panas, jantung berdetak keras, perut tidak enak, diare, sering

buang air kecil, dingin, tangan basah, mulut kering, tenggorokan terasa tersumbat,

sesak nafas, hiperaktivitas sistem saraf otonomik. Merasa ada gangguan otot:

27

Page 28: Kece Masan

ketegangan atau rasa sakit pada otot terutama pada leher dan bahu, pelupuk mata

berkedip terus, bcrgetar, mudah lelah, tidak mampu untuk santai, mudah terkejut,

gelisah, sering berkeluh. Cemas akan terjadinya bahaya, cemas kehilangan

kontrol, cemas akan mendapatkan.serangan jantung, cemas akan mati. Sering

penderita tidak sabar, mudah marah, tidak dapat tidur, tidak dapat konsentrasi.

Penderita harus menujukkan anxietas sebagai gejala primer yang

berlangsung hampir setiap hari untuk beberapa minggu sampai beberapa bulan,

yang tidak terbatas atau hanya menonjol pada keadaan situasi khusus tertentu saja

( sifatnya “free floating” atau “mengambang”).

Gejala - gejala tersebut biasanya mencakup unsur-unsur berikut:

a) Kecemasan ( khawatir akan nasib buruk, merasa seperti diujung tanduk, sulit

konsentrasi, dsb.); b) Ketegangan motorik (gelisah, sakit kepala, gemetaran, tidak

dapat santai); c) Overaktivitas otonomik ( kepala terasa ringan, berkeringat,

jantung berdebar-debar, sesak napas, keluhan lambung, pusing kepala, mulut

kering, dsb.).

Pada anak-anak sering terlihat adanya kebutuhan berlebihan untuk ditenangkan

(reassurance) serta keluhan-keluhan somatik berulang yang menojol.

TERAPI

Seperti gangguan kecemasan lainnya, GAD adalah bisa diobati. terapi

kognitif-perilaku yang efektif bagi banyak orang, membantu mereka untuk

mengidentifikasi, memahami, dan memodifikasi pemikiran yang salah dan pola

perilaku. Hal ini memungkinkan orang dengan GAD belajar untuk mengendalikan

khawatir mereka. Beberapa orang dengan GAD juga minum obat.

Konseling dan medikasi: informasikan bahwa stres dan rasa khawatir

keduanya mempunyai efek fisik dan mental. Mempelajari keterampilan untuk

mengurangi dampak stres merupakan pertolongan yang paling efektif. Mengenali,

menghadapi dan menantang kekhawatiran yang berlebihan dapat mengurangi

gejala anxietas. Kenali kekhawatiran yang berlebihan atau pikiran yang

pesimistik. Latihan fisik yang teratur sering menolong. Medikasi merupakan

28

Page 29: Kece Masan

terapi sekunder, tapi dapat digunakan jika dengan konseling gejala menetap.

Medikasi anxietas : misal Diazepam 5 mg malam hari, tidak lebih dari 2 minggu,

Beta bloker dapat membantu mengobati gejala fisik, antidepresan bila ada depresi.

Konsultasi spesialistik bila anxietas berat dan berlangsung lebih dan 3 bulan.

Untuk mengatasinya biasanya diberikan obat anti-cemas (misalnya

benzodiazepin); tetapi karena pemberian jangka panjang bisa menyebabkan

ketergantungan fisik, maka dosisnya harus dikurangi secara perlahan, tidak

dihentikan secara tiba-tiba. Buspiron merupakan obat lainnya yang juga efektif

untuk mengatasi kecemasan menyeluruh. Pemakaian obat ini tampaknya tidak

menyebabkan ketergantungan fisik. Tetapi efeknya baru tampak setelah 2 minggu

atau lebih, sedangkan efek benzodiazepin akan tampak beberapa menit setelah

pemberian obat.

Terapi perilaku biasanya tidak efektif, karena keadaan yang memicu

terjadinya kecemasan tidak jelas. Kadang dilakukan relaksasi dan teknik biofeed-

back. Penyakit kecemasan menyeluruh bisa berhubungan dengan pertentangan

psikis.

Pertentangan ini seringkali berhubungan dengan rasa tidak aman dan sikap

kritis yang merusak diri sendiri. Pada keadaan ini dilakukan psikoterapi untuk

membantu memahami dan menyelesaikan pertentangan psikis.

Gangguan cemas menyeluruh adalah suatu kekhawatiran yang berlebihan

dan dihayati disertai gejala somatik yang menyebabkan gangguan bermakna dan

fungsi sosial atau pekerjaan atau penderitaan yang jelas bagi pasien.

Gejala Gejala utamanya adalah kecemasan, ketegangan motorik,

hiperaktivitas otonom, dan kewaspadaan kognitif. Ketegangan motorik sering

ditunjukkan dengan gemetarm gelisah serta nyeri kepala. Gejala lain yang

mengikuti, pasien mudah tersinggung dan dikejuntukan. Gangguan seperti ini

terjadi secara kronik dan mungkin bisa berlangsung seumur hidup.

Pengobatan Pengobatan yang efektif untuk gangguan ini adalah dengan

mengkombinasikan terapi psikologis dan farmakoterapi.

29

Page 30: Kece Masan

GANGGUAN CAMPURAN ANXIETAS DAN DEPRESI

Kategori campuran ini harus digunakan bilamana terdapat gejala anxietas

maupun depresi, di mana masing-masing tidak menunjukkan rangkaian gejala

yang cukup berat untuk menegakkan diaognosis tersendiri.

MEDIKASI

Obat tidak akan menyembuhkan gangguan kecemasan, tetapi bisa tetap di

bawah kontrol sedangkan orang yang menerima psikoterapi. Obat utama yang

digunakan untuk gangguan kecemasan adalah antidepresan, obat anti-kecemasan,

dan-beta blockers untuk mengendalikan beberapa gejala fisik. Dengan perawatan

yang tepat, banyak orang dengan gangguan kecemasan dapat memimpin normal,

memenuhi hidup.

Antidepresan

Antidepresan dikembangkan untuk mengobati depresi tetapi juga efektif

untuk gangguan kecemasan. Meskipun pengobatan ini mulai mengubah kimia

otak setelah dosis pertama, efek penuh mereka memerlukan serangkaian

perubahan terjadi, biasanya sekitar 4 sampai 6 minggu sebelum gejala mulai

pudar. Hal ini penting untuk melanjuntukan pengambilan obat ini cukup lama

untuk membiarkan mereka bekerja.

SSRI

Beberapa antidepresan terbaru Reuptake disebut inhibitor serotonin

selektif, atau SSRI. SSRI mengubah tingkat serotonin neurotransmitter di otak,

yang, seperti neurotransmiter lain, membantu sel-sel otak berkomunikasi dengan

satu sama lain. obat yang berhubungan erat dengan SSRI, digunakan untuk

mengobati GAD. Obat-obat ini dimulai dengan dosis rendah dan secara bertahap

meningkat sampai mereka memiliki efek yang menguntungkan.

SSRI memiliki efek samping lebih sedikit dibandingkan antidepresan lebih

tua, tetapi mereka kadang-kadang menghasilkan sedikit mual atau kegugupan

ketika orang pertama mulai membawa mereka. Beberapa orang juga mengalami

30

Page 31: Kece Masan

disfungsi seksual dengan SSRI, yang mungkin dibantu oleh menyesuaikan dosis

atau beralih ke SSRI yang lain.

Tricyclics

Tricyclics lebih tua dari SSRIs dan kerja serta SSRI untuk gangguan

kecemasan selain OCD. Mereka juga dimulai dengan dosis rendah yang

berangsur-angsur meningkat. Mereka kadangkadang menyebabkan pusing,

mengantuk, mulut kering, dan berat badan, yang biasanya dapat diperbaiki dengan

mengubah dosis atau beralih ke obat trisiklik lain.

Tricyclics termasuk imipramine (Tofranil ®), yang diresepkan untuk

gangguan panik dan GAD, dan clomipramine (Anafranil ®), yang merupakan

antidepresan trisiklik hanya berguna untuk mengobati OCD.

MAOIs

oksidase inhibitor monoamina (MAOIs) adalah kelas tertua obat

antidepresan. The MAOIs paling sering diresepkan untuk gangguan kecemasan

adalah phenelzine (Nardil ®), diikuti oleh tranylcypromine (Parnate ®), dan

isocarboxazid (Marplan ®), yang berguna untuk mengobati gangguan panik dan

fobia sosial. Orang-orang yang mengambil MAOIs tidak bisa makan berbagai

makanan dan minuman (termasuk keju dan anggur merah) yang mengandung

tyramine atau mengambil obat tertentu, termasuk beberapa jenis pil KB,

penghilang rasa sakit (seperti Advil ®, Motrin ®, atau Tylenol ®) , suplemen

dingin dan obat alergi, dan herbal; zat-zat yang dapat berinteraksi dengan MAOIs

menyebabkan peningkatan tekanan darah yang berbahaya. Pengembangan patch

kulit MAOI baru dapat membantu mengurangi risiko ini. MAOIs juga dapat

bereaksi dengan SSRI untuk menghasilkan suatu kondisi serius yang disebut

"sindariom serotonin," yang dapat menyebabkan kebingungan, halusinasi,

berkeringat meningkat, kekakuan otot, kejang, perubahan tekanan darah atau

irama jantung, dan kondisi berpotensi mengancam kehidupan lainnya.

31

Page 32: Kece Masan

Obat Anti-Anxiety

High-potensi benzodiazepine memerangi kecemasan dan memiliki

beberapa efek samping selain ngantuk. Karena orang-orang bisa terbiasa dengan

mereka dan mungkin memerlukan dosis yang lebih tinggi dan lebih tinggi untuk

mendapatkan efek yang sama, benzodiazepine umumnya diresepkan untuk jangka

waktu yang singkat, terutama bagi orang-orang yang telah menyalahgunakan obat

atau alkohol, dan yang menjadi tergantung pada obat-obatan dengan mudah. Satu

pengecualian terhadap peraturan ini adalah orang dengan gangguan panik, yang

dapat mengambil benzodiazepine sampai setahun tanpa membahayakan.

Clonazepam (Klonopin ®) digunakan untuk fobia sosial dan GAD,

lorazepam (Ativan ®) sangat membantu untuk gangguan panik, dan alprazolam

(Xanax ®) berguna untuk kedua gangguan panik dan GAD.

Beberapa orang mengalami gejala-gejala penarikan diri jika mereka

berhenti mengambil benzodiazepine tiba-tiba bukan lentik off, dan kecemasan

dapat kembali setelah pengobatan dihentikan. Masalah-masalah ini potensial

menyebabkan beberapa dokter untuk menghindar dari menggunakan obat atau

menggunakannya dalam dosis yang tidak memadai.

Buspirone (BuSpar ®), sebuah azapirone, adalah obat anti-kecemasan baru

digunakan untuk mengobati GAD. Kemungkinan efek samping termasuk pusing,

sakit kepala, dan mual. Tidak seperti benzodiazepine, buspirone harus diambil

secara konsisten selama minimal 2 minggu untuk mencapai efek anti-kecemasan.

Beta-bloker

Beta-blocker, seperti propranolol (Inderal ®), yang digunakan untuk

merawat kondisi jantung, dapat mencegah gejala-gejala fisik yang menyertai

gangguan kecemasan tertentu, terutama fobia sosial. Ketika situasi takut dapat

diprediksi (seperti memberikan pidato), dokter mungkin meresepkan beta-blocker

untuk menjaga gejala fisik kecemasan di bawah kontrol.

32

Page 33: Kece Masan

Psikoterapi

Psikoterapi melibatkan berbicara dengan kesehatan mental yang terlatih

profesional, seperti psikiater, psikolog, pekerja sosial, atau konselor, untuk

menemukan apa yang menyebabkan gangguan kecemasan dan bagaimana

menangani gejala.

Cognitive-Behavioral Therapy Cognitive-Behavioral Therapy

terapi kognitif-perilaku (CBT) sangat berguna dalam pengobatan

gangguan kecemasan. Bagian kognitif membantu orang mengubah pola pikir yang

mendukung ketakutan mereka, dan bagian perilaku membantu orang mengubah

cara mereka bereaksi terhadap situasi kecemasanmerangsang.

Misalnya, CBT dapat membantu orang dengan gangguan panik belajar

bahwa serangan panik mereka tidak benar-benar serangan jantung dan membantu

orang dengan fobia sosial belajar bagaimana untuk mengatasi keyakinan bahwa

orang lain selalu mengawasi dan menilai mereka. Ketika orang siap untuk

menghadapi ketakutan mereka, mereka menunjukkan cara menggunakan teknik

eksposur untuk menurunkan rasa mudah terpengaruh diri untuk situasi-situasi

yang memicu kecemasan mereka.

Orang dengan OCD yang takut kotoran dan kuman yang didorong untuk

mendapatkan tangan mereka kotor dan menunggu meningkatnya jumlah waktu

sebelum mencuci mereka. Terapis membantu orang mengatasi kecemasan yang

menunggu menghasilkan; setelah latihan telah diulang beberapa kali, kegelisahan

berkurang. Orang dengan fobia sosial dapat didorong untuk menghabiskan waktu

dalam situasi sosial takut tanpa menyerah pada godaan untuk melarikan diri dan

membuat kesalahan sosial kecil dan amati bagaimana orang menanggapi mereka.

Karena respon biasanya jauh lebih keras daripada orang ketakutan, kecemasan

tersebut berkurang. Orang dengan PTSD dapat didukung melalui mengingat

peristiwa traumatik mereka dalam situasi yang aman, yang membantu mengurangi

rasa takut itu menghasilkan. CBT terapis juga mengajarkan napas dalam-dalam

dan jenis-jenis latihan untuk mengurangi kecemasan dan mendorong relaksasi.

33

Page 34: Kece Masan

terapi perilaku Eksposur berbasis telah digunakan selama bertahun-tahun untuk

mengobati fobia spesifik. Orang yang secara bertahap menemukan objek atau

situasi yang ditakuti, mungkin pada awalnya hanya melalui gambar atau kaset,

kemudian tatap muka. Seringkali terapis akan menemani seseorang ke situasi

takut untuk memberikan dukungan dan bimbingan.

CBT dilakukan ketika orang memutuskan mereka siap untuk itu dan

dengan izin mereka dan kerja sama. Agar efektif, terapi harus diarahkan pada

kecemasan tertentu orang tersebut dan harus sesuai dengan kebutuhan nya. Ada

efek samping tidak lain ketidaknyamanan sementara kecemasan meningkat.

CBT atau terapi perilaku sering berlangsung sekitar 12 minggu. Ini dapat

dilakukan secara individual atau dengan sekelompok orang yang memiliki

masalah yang sama. Kelompok terapi sangat efektif untuk fobia sosial. Sering kali

"PR" diberikan bagi peserta untuk menyelesaikan antara sesiAda beberapa bukti

bahwa manfaat dari CBT bertahan lebih lama dibandingkan dengan pengobatan

untuk orang dengan gangguan panik, dan yang sama mungkin benar untuk OCD,

PTSD, dan fobia sosial. Jika gangguan yang berulang di kemudian hari, terapi

yang sama dapat digunakan untuk mengobati dengan sukses untuk kedua kalinya.

Obat dapat dikombinasikan dengan psikoterapi untuk gangguan kecemasan yang

spesifik, dan ini adalah pendekatan pengobatan terbaik untuk orang banyak

7. PROGNOSIS

Gangguan panik biasanya memiliki onsetnya selama masa remaja akhir

atau masa dewasa awal, walaupun onset selama masa anak-anak, remaja awal, dan

usia pertengahan dapat terjadi. Biasanya kronik dan bervariasi tiap individu.

Frekuensi dan kepasrahan serangan panic mungkin berfluktuasi. Serangan panik

dapat terjadi beberapa kali sehari atau kurang dari satu kali dalam sebulan.

Penelitian follow up jangka panjang gangguan panik sulit diinterpretasikan.

Namun demikian kira-kira 30-40% pasien tampaknya bebas dari gejala follow up

jangka panjang, kira-kira 50% memiliki gejala yang cukup ringan yang tidak

mempengaruhi kehidupannya secara bermakna dan kira-kira 10-21 % terus

memiliki gejala yang bermakna.

34

Page 35: Kece Masan

Depresi dapat mempersulit gambaran gejala pada kira-kira 40-80 % dari

semua pasien. Pasien dengan fungsi premorbid yang baik dan lama gejala singkat

cenderung memiliki prognosis yang baik.

35

Page 36: Kece Masan

BAB III

KESIMPULAN

Anxietas adalah perasaan yang difus, yang sangat tidak menyenangkan,

agak tidak menentu dan kabur tentang sesuatu yang akan terjadi. Perasaan ini

disertai dengan suatu atau beberapa reaksi badaniah yang khas dan yang akan

datang berulang bagi seseorang. Wanita 2-3 kali lebih sering terkena dari pada

laki-laki .

Etiologi bisa ditinjau dari berbagai aspek: Biologis; norepinefrin,

serotonin, dan gamma-aminobutyric acid (GABA), Genetika dan Psikososial :

Teori kognitif,teori psikoanalitik

Gejala yang timbul berupa palpitasi, berkeringat, gemetar, sesak napas,

perasaan tercekik, nyeri dada atau perasaan tidak nyaman, mual dan gangguan

perut, pusing, bergoyang. melayang. atau pingsan.

Bentuk anxietas dibagi menjadi gangguan Panik, gangguan Fobik,

Gangguan Obsesifkompulsif, Gangguan Stres Pasca Trauma,gangguan Stres

Akut, Gangguan Anxietas Menyeluruh. Terapi yang dianjurkan berupa

menejemen krisis, farmakoterapi dan psikoterapi.

36

Page 37: Kece Masan

DAFTAR PUSTAKA

American Psychiatric Association, Diagnostic Creteria, DSM -IV - TR,

2005 : 209 -223

Departemen Kesehatan R.l. Pedoman Penggolongan dan Diagnosis

Gangguan Jiwa di Indonesia III, Direktorat Jenderal Pelayanan Medik 1993: 171 -

195.

Departemen Kesehatan R.l. Direktorat Kesehatan Jiwa Masyarakat ,

Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat: Gangguan Anxietas.

Sadock BJ, Sadock VA: Kaplan dan Sadock’s Synopsis of Psychiatry 10

th.ed. Lippincott Williams dan Wilkins, 2007:579- 633.

Stahl SM: Essential Psychopharmacology Neuroscientific Basis and

Practical Applications 2nd ed Cambridge University Press . 2002 : 300

37