5
Judul : Hubungan Kualitas Tidur dengan Tingkat Kecemasan Mahasiswa Semester IV FK UNS yang Mehadapi OSCE Latar Belakang Mahasiswa kedokteran merupakan golongan dewasa muda yang unik, yang memiliki komitmen akademik dan gaya hidup yang dapat berimbas pada kebiasaan tidurnya dan mengakibatkan deprivasi tidur (Bahammam, 2005). Tuntutan akademik yang berkelanjutan terhadap golongan pelajar ini dapat menyebabkan pola tidur-bangun yang tidak teratur dan kualitas tidur yang buruk, yang selanjutnya akan berdampak negatif terhadap prestasi belajarnya (Wolfson, 2003). Beberapa penelitian menunjukkan tingginya prevalensi kualitas tidur yang buruk di antara para mahasiswa yang nilainya bervariasi dari 19,17% sampai 57,5%, dan terutama tinggi pada mahasiswa kedokteran (Carney, 2003; Suen, 2008; Veldi, 2005). Kualitas tidur ini dapat menimbulkan pengaruh negatif yang signifikan terhadap kesehatan fisik dan mental, prestasi belajar, dan kualitas hidup para siswa. Salah satu bentuk dari kualitas tidur yang buruk disebut dengan istilah deprivasi tidur. Deprivasi tidur adalah istilah untuk menggambarkan kondisi yang disebabkan oleh kuantitas atau kualitas tidur yang tidak adekuat, termasuk kurang tidur yang disadari ataupun tidak disadari serta gangguan irama sirkadian. Deprivasi tidur berkorelasi positif dengan kecemasan (Gregory, 2005). Kecemasan adalah kondisi afektif – kognitif yang relevan secara klinis yang membantu manusia merencanakan masa depan dan beradaptasi terhadap masa depan tersebut (Power, 1997). Kecemasan bersifat fungsional, yaitu menggerakkan individu untuk melawan atau menghindari adanya situasi yang dinilai berbahaya (Yoo, 2007). Namun, kecemasan memiliki beberapa dampak negatif. Secara teoritis, efek negatif ini dapat diperburuk oleh adanya kondisi deprivasi tidur dengan asumsi bahwa kondisi tidur yang mengalami deprivasi tampaknya mengurangi aktivitas korteks prefrontal medial dalam hubungannya dengan tantangan emosional dan korteks prefrontal medial merupakan bagian dari otak yang penting yang

kecemasan osce

Embed Size (px)

DESCRIPTION

mnb

Citation preview

Judul : Hubungan Kualitas Tidur dengan Tingkat Kecemasan Mahasiswa Semester IV FK UNS yang Mehadapi OSCE

Latar BelakangMahasiswa kedokteran merupakan golongan dewasa muda yang unik, yang memiliki komitmen akademik dan gaya hidup yang dapat berimbas pada kebiasaan tidurnya dan mengakibatkan deprivasi tidur (Bahammam, 2005). Tuntutan akademik yang berkelanjutan terhadap golongan pelajar ini dapat menyebabkan pola tidur-bangun yang tidak teratur dan kualitas tidur yang buruk, yang selanjutnya akan berdampak negatif terhadap prestasi belajarnya (Wolfson, 2003). Beberapa penelitian menunjukkan tingginya prevalensi kualitas tidur yang buruk di antara para mahasiswa yang nilainya bervariasi dari 19,17% sampai 57,5%, dan terutama tinggi pada mahasiswa kedokteran (Carney, 2003; Suen, 2008; Veldi, 2005). Kualitas tidur ini dapat menimbulkan pengaruh negatif yang signifikan terhadap kesehatan fisik dan mental, prestasi belajar, dan kualitas hidup para siswa. Salah satu bentuk dari kualitas tidur yang buruk disebut dengan istilah deprivasi tidur. Deprivasi tidur adalah istilah untuk menggambarkan kondisi yang disebabkan oleh kuantitas atau kualitas tidur yang tidak adekuat, termasuk kurang tidur yang disadari ataupun tidak disadari serta gangguan irama sirkadian. Deprivasi tidur berkorelasi positif dengan kecemasan (Gregory, 2005).Kecemasan adalah kondisi afektif kognitif yang relevan secara klinis yang membantu manusia merencanakan masa depan dan beradaptasi terhadap masa depan tersebut (Power, 1997). Kecemasan bersifat fungsional, yaitu menggerakkan individu untuk melawan atau menghindari adanya situasi yang dinilai berbahaya (Yoo, 2007). Namun, kecemasan memiliki beberapa dampak negatif. Secara teoritis, efek negatif ini dapat diperburuk oleh adanya kondisi deprivasi tidur dengan asumsi bahwa kondisi tidur yang mengalami deprivasi tampaknya mengurangi aktivitas korteks prefrontal medial dalam hubungannya dengan tantangan emosional dan korteks prefrontal medial merupakan bagian dari otak yang penting yang teraktivasi pada kondisi cemas untuk mendorong inhibisi amygdala (Killgore, 2006). Kecemasan sebagai salah satu dampak deprivasi tidur yang paling penting, pertama kali dilaporkan pada percobaan yang dilakukan dengan deprivasi Rapid Eye Movement (REM) sleep pada manusia. Dalam penelitian ini, pada individu-individu yang mengalami deprivasi REM sleep, tercatat adanya triad komorbiditas neurobehavioral yang terdiri atas peningkatan kecemasan dengan defisit pemusatan perhatian dan agresivitas. Selain itu, beberapa penelitian juga telah menyimpulkan bahwa kecemasan, terutama dalam bentuk gangguan kecemasan menyeluruh, merupakan konsekuensi yang penting dari deprivasi tidur, baik deprivasi tidur secara keseluruhan maupun yang terbatas pada deprivasi REM saja (Sagaspe, 2006).Setiap orang mengalami kecemasan. Kecemasan pada umumnya ditandai dengan rasa takut pada sesuatu yang akan terjadi yang samarsamar, tidak menyenangkan, difus, seringkali disertai dengan gejala-gejala otonomik seperti nyeri kepala, berkeringat, palpitasi, dada terasa sesak, gangguan lambung ringan, dan gelisah, yang ditandai dengan ketidakmampuan berdiri atau duduk diam dalam waktu lama. Kumpulan gejala yang muncul cenderung bervariasi pada setiap orang (Saddock, 2007).Mahasiswa angkatan 2013 Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret merupakan mahasiswa yang, pada semester ini, akan menempuh tahap para klinik, atau lebih tepatnya, sebagian besar dari mereka sedang menempuh semester keempat. Jadwal perkuliahan pada semester ini cukup padat disertai dengan kegiatan praktikum yang cukup banyak. Hal ini memungkinkan terjadinya penurunan kualitas tidur mahasiswa.Keterampilan klinis (clinical skills) merupakan hal yang mutlak bagi seorang dokter dalam pekerjaannya. Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI) yang disahkan Konsil Kedokteran Indonesia mencantumkan komunikasi efektif, keterampilan klinis, dan landasan ilmiah ilmu kedokteran sebagai tiga area di dalam tujuh kompetensi yang wajib dikuasai lulusan (Konsil Kedokteran Indonesia, 2012). Di FK UNS setiap akhir semester diadakan suatu ujian untuk menguji keterampilan klinis mahasiswa, yaitu OSCE (Objective Structure Clinical Examination). Aspek percaya diri merupakan salah satu yang dinilai dalam ujian ini. Jika tingkat kecemasan mahasiswa yang mengikuti OSCE tersebut meninggi maka kemungkinan besar penilaian penguji akan aspek kepercayaan diri mahasiswa tersebut berkurang. Padahal belum tentu mahasiswa tersebut tidak mempersiapkan diri sebelum ujian. Hal ini membuat peneliti tertarik dan ingin meneliti hubungan kualitas tidur dengan tingkat kecemasan mahasiswa semester IV FK UNS yang menghadapi OSCE.TujuanTujuan penelitian ini adalah untuk melihat apakah kualitas tidur mempengaruhi tingkat kecemasan mahasiswa semester IV FK UNS yang menghadapi OSCE.Rencana MetodeObservasional Analitik dengan pendekatan cross sectional

METODE

Jenis PenelitianPenelitian ini bersifat Observasional Analitik dengan pendekatan cross sectionalLokasiPenelitian dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.Subjek PenelitianPopulasi PenelitianPopulasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa semester IV FK UNS yang akan menghadapi OSCE.Sampel PenelitianSampel dalam penelitian ini adalah subjek dalam populasi yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi sebagai berikut :Kriteria Inklusi :Mahasiswa semester IV FK UNS (angkatan 2013)Aktif ikut serta dalam kegiatan perkuliahan maupun praktikum atau tingkat kehadiran 75% Bersedia menjadi responden dalam penelitian iniKriteria Eksklusi :Mengalami gangguan kesehatan yang bermakna yang dapat mengakibatkan responden mangalami kesulitan tidur dalam kurun waktu 1 (satu) bulan sebelum pengambilan data Mengkonsumsi obat-obatan tertentu yang dapat mengakibatkan responden mengalami kesulitan tidur dalam kurun waktu 1 (satu) bulan sebelum pengambilan dataTeknik SamplingSampel yang diambil sebagai probandus adalah yang memenuhi kriteria inklusi di atas, dalam hal ini sampel dipilih dengan metode simple random sampling sehingga masing-masing anggota populasi yang memenuhi kriteria inklusi memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi responden.Identifikasi VariabelVariabel Bebas : Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kualitas tidur beserta ketujuh komponennya, yang meliputi kualitas tidur subyektif, latensi tidur, durasi tidur, efisiensi tidur sehari-hari, gangguan tidur, penggunaan obat tidur, dan disfungsi aktivitas siang hari.Variabel Terikat : Variabel terikat dalam penelitian ini adalah tingkat kecemasan.

Alat penelitian berupa 2 macam kuesioner, yaitu: a. Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI), yaitu kuesioner untuk mengetahui kualitas tidur seseorang dalam jangka waktu 1 bulan secara subyektif. PSQI ini terdiri dari 19 butir pertanyaan yang membentuk 7 komponen penilaian, meliputi: kualitas tidur secara subyektif, latensi tidur, durasi tidur, efisiensi tidur sehari-hari, gangguan tidur, penggunaan obat tidur, dan disfungsi aktivitas pada siang hari. Jumlah skor dari ketujuh komponen ini menghasilkan satu skor global. Skor global PSQI > 5 memberikan sensitivitas diagnostik 89,6% dan spesifitas 86,5% dalam membedakan tidur yang baik dan yang buruk (Buysse, 1989).PSQI ini menilai kualitas tidur dalam kurun waktu 1 (satu) bulan dengan tujuan menjembatani antara gangguan yang bersifat sementara dan menetap. Artinya, bila pada akhir bulan didapatkan nilai kualitas tidur yang sama dengan awal bulan, dapat dikatakan bahwa subyek mengalami gangguan tidur yang bersifat menetap (Buysse, 1989).

b. Zung Self-rating Anxiety Scale (ZSAS), yaitu kuesioner untuk mengatahui tingkat kecemasan seseorang secara kuantitatif dan kualitatif. Zung Self-rating Anxiety Scale (ZSAS) menitikberatkan pada keluhan somatik yang mewakili gejala kecemasan. ZSAS ini terdiri dari 20 butir pertanyaan: 5 butir berupa pertanyaan positif dan 15 butir lainnya berupa pertanyaan negatif. Inu Wicaksana pada tahun 1995 di Magelang telah mengadaptasi ZSAS yang dibuat oleh Zung (1971) dan telah menguji kesahihan dan keterandalannya (Wicaksana, 1995).