Kedokteran 102010101047 Bagus Putra D.K

Embed Size (px)

DESCRIPTION

semoga bermanfaat

Citation preview

Hubungan Kegemukan Ditinjau dari Indeks Massa Tubuh dengan Angka Kejadian Osteoarthritis Lutut di RS Bina Sehat Jember Periode Oktober 2010Oktober 2013(The Relationship Between Obesity and The Incidence of Knee Osteoarthritis According to The Body Mass Index at Bina Sehat Hospital Jember during October 2010October 2013)

Bagus Putra Dharma Khrisna, Muhamad Hasan, Irawan Fajar KusumaPendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Jember (UNEJ)Jln. Kalimantan 37, Jember 68121E-mail:[email protected]

AbstractOsteoarthritis is the most common type of joint disease and one of the major disability causes in the developed countries. In Indonesia, osteoarthritis is the most prevalence rheumatic disease compared with the other rheumatic diseases. Population-based study consistently showed that there was relationship between overweight or obesity and knee osteoarthritis. This research aimed to examine the relationship between obesity and the prevalence of knee osteoarthritis. The research was conducted by observing knee osteoarthritis patients at Bina Sehat Hospital, Jember. The body mass index (BMI) of patients were measured and their osteoarthritis severity degree was assessed. The results showed that the number of osteoarthritis patients with normal BMI wasmorethan of withhigherBMI. The statistical analysis of the relationship between BMI and osteoarthritis severity degree showed p value=0,012. Whereas, the relationship between gender and osteoarthritis severity degree showed p value=0,126. It could be concluded that there was obvious relationship between BMI and osteoarthritis severity degree. However, the relationship between gender and osteoarthritis severity degree was not prominent.

Keywords: Osteoarthritis, body mass index, obesity, lequesne index

Abstrak

Osteoarthritis adalah jenis penyakit sendi tersering dan merupakan salah satu penyebab kecacatan utama di negara-negara maju. Di Indonesia, osteoarthritis merupakan penyakit rematik yang paling banyak ditemui dibandingkan kasus penyakit rematik lainnya. Studi yang berbasis populasi telah menunjukkan secara konsisten sebuah hubungan antara kelebihan berat badan atau obesitas dengan osteoarthritis pada lutut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kegemukan dengan angka kejadian osteoarthritis lutut. Penelitian dikerjakan dengan melakukan observasi pada pasien osteoarthritis lutut di RS Bina Sehat, Jember. Indeks massa tubuh (IMT) pasien dihitung dan derajat beratnya osteoarthritis yang diderita dinilai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah penderita dengan indeks massa tubuh (IMT) normallebih banyakdibanding penderita dengan IMT lebih dari normal. Hasil uji statistik hubungan IMT dengan derajat beratnya osteoarthritis menurut indeks lequesne menunjukan nilai p=0,012, sedangkan hubungan jenis kelamin dengan derajat beratnya osteoarthritis menurut indeks lequesne menunjukkan nilai p=0,126. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara indeks massa tubuh dengan derajat beratnya osteoarthritis dan tidak terdapat hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dengan derajat beratnya osteoarthritis.Kata kunci: osteoarthritis, indeks massa tubuh, kegemukan, lequesne indeks

PendahuluanOsteoarthritis adalah jenis penyakit sendi tersering dan merupakan salah satu penyebab kecacatan utama di negara-negara maju [1]. Di seluruh dunia, diperkirakan 9,6% pria dan 18% wanita di atas usia 60 tahun menderita osteoarthritis. Kasus tersebut akan terus meningkat akibat bertambahnya usia harapan hidup, obesitas dan kebiasaan merokok [2]. Di Indonesia, osteoarthritis merupakan penyakit rematik yang paling banyak ditemui dibandingkan kasus penyakit rematik lainnya. Penduduk yang mengalami gangguan osteoarthritis di Indonesia tercatat 8,1% dari jumlah total penduduk [3]. Faktor risiko dari osteoarthritis dibagi menjadi dua kategori, yaitu faktor risiko sistemik dan lokal. Faktor risiko sistemik antara lain etnis, usia, jenis kelamin, hormonal, faktor genetik, densitas tulang dan nutrisi. Sedangkan faktor lokal yaitu obesitas, perubahan biomekanik sendi, cedera sendi terdahulu, faktor lingkungan, akibat olahraga dan aktifitas fisik [4]. Studi yang berbasis populasi telah menunjukkan secara konsisten sebuah hubungan antara kelebihan berat badan atau obesitas dengan osteoarthritis pada lutut. Data dari survei pemeriksaan gizi dan kesehatan nasional yang pertama(The Health and Nutrition Examination Survey/HANES I) menunjukkan bahwa wanita yang mengalami kelebihan berat badan memiliki faktor risiko osteoarthritis lutut hampir empat kali lebih besar dibandingkan dengan wanita yang tidak mengalami obesitas, sedangkan pria yang mengalami obesitas risikonya hampir lima kali lebih besar [5]. Rifa (2008) dalam penelitiannya tentang hubungan antara obesitas dengan angka kejadian osteoarthritis lutut di RSUP DR Kariadi Semarang mengemukakan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara obesitas dengan angka kejadian osteoarthritis lutut [6]. Sedangkan Edi (2008) dalam penelitiannya mengemukakan bahwa tidak ada hubungan antara obesitas dengan angka kejadian penyakit osteoarthritis [7]. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kegemukan dengan angka kejadian osteoarthritis lutut di RS Bina Sehat Jember.

Metode PenelitianPenelitian ini menggunakan metode observasi analitik dengan desaincross sectionaldan dilaksanakan di rumah masing-masing pasien pada bulan November - Desember 2013. Sampel merupakan pasien di RS Bina Sehat yang memenuhi kriteria inklusi, yaitu pasien osteoarthritis lutut yang berobat ke poli interna dan orthopedi, bersedia menjadi subyek penelitian, dapat berdiri, berdomisili di daerah Jember dan tidak ada fraktur pada ekstremitas inferior. Data pasien diambil dari data rekam medisrawat jalan RS Bina Sehat. Pasien dinilai keadaannya dengan mengukur indeks massa tubuhnya dan dinilai derajat beratnya osteoarthritis dengan menggunakan kuisioner indeks lequesne. Lalu data pasien diolah menggunakanSPSS Statistics 21.

HasilHasil penelitian menunjukkan jumlah penderita osteoarthritis yang memiliki indeks massa tubuh normallebih banyak dibandingkan dengan yang memiliki indeks massa tubuh lebih dari normal.

IMTN%

Gemuk2548.08

Normal2751.92

Total52100

Tabel 1. Analisis univariat IMT penderita osteoarthritis

Hasil uji statistikchi-square testmenunjukkan hubungan yang bermakna antara indeks massa tubuh dengan derajat beratnya osteoarthritis menurut indeks lequesne dengan nilaip=0,012 dan odd ratio(OR)=4,250.

Chi-square test

P valueOdd Ratio(OR)Confidence Interval(CI)

0.014.251,3313,56

Tabel 2. Hasil uji statistik hubungan IMT dengan derajat beratnya osteoarthritis

Sedangkan hasil uji statistikchi-square testuntuk hubungan jenis kelamin dengan derajat beratnya osteoarthritis menurut indeks lequesne menunjukkan hubungan yang tidak bermakna dengan nilai p=0,126 dan odd ratio(OR)=0,38.

Chi-squaretest

P valueOdd Ratio(OR)

0.130.38

Tabel 3. Hasil uji statistik hubungan jenis kelamin dengan derajat beratnya osteoarthritis

PembahasanHasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara indeks massa tubuh dengan derajat beratnya osteoarthritis.Secara teori, berat badan yang berlebih sangat berkaitan dengan meningkatnya risiko timbulnya osteoarthritis baik pada wanita maupun pria. Kegemukan tidak hanya berkaitan pada sendi yang menanggung beban, tapi juga dengan osteoarthritis pada sendi lain [8]. Menurut penelitian Grotle tahun 2008, selain umur, kelebihan berat badan terutama obesitas turut berperan dalam patogenesis dan patofisiologi osteoarthritis lutut, terutama dalam perkembangan penyakit ke derajat yang lebih tinggi. Peran faktor metabolik dan hormonal pada keterkaitan antara osteoarthritis dan obesitas juga didukung dengan adanya hubungan antara osteoarthritis dengan penyakit jantung koroner, diabetes melitus dan hipertensi [9]. Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa wanita dan orang gemuk cenderung lebih sering mengeluh tentang besarnya rasa nyeri yang dialami pada lutut mereka dibandingkan dengan orang lain yang kurang gemuk [9].Hasil penelitian ini juga menunjukkan tidak terdapat hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dengan derajat beratnya osteoarthritis. Walaupun angka kejadian pada wanita lebih tinggi, dimana diatas usia 50 tahun (setelah menopause), frekuensi osteoarthritis lebih banyak pada wanita daripada pria [8], namun banyak faktor-faktor lain yang juga mempengaruhi. faktor lokal yang mempengaruhi terjadinya osteoarthritis antara lain obesitas, perubahan mekanik sendi, cedera sendi terdahulu, faktor lingkungan, akibat dari olahraga dan aktifitas fisik [4].

Simpulan dan SaranIndeks massa tubuh dengan derajat beratnya osteoarthritis menurut indeks lequesne memiliki hubungan yang bermakna. Sedangkan kaitan jenis kelamin dengan derajat beratnyaosteoarthritis tidak memiliki hubungan yang bermakna. Saran yang dapat disampaikanadalah perlu adanya peningkatan kelengkapan pencatatan rekam medik agar memudahkan pihak rumah sakit dalam memberikan pelayanan lebih lanjut. Selain itu, penelitian lanjutan untuk mencari faktor risiko yang lebih dominan dengan menggunakan gambaran radiologis dan jumlah sampel yang lebih besar sangat penting dilakukan.

Ucapan Terima KasihTerima kasih kepada almamater Fakultas Kedokteran Universitas Jember.

Daftar PustakaRobbins, Stanley L. & Cotran, Ramzi S. Dasar Patologis Penyakit. Jakarta: EGC. (2010).

Merdikoputro & Asri. (Juli 2012). Nyeri Lutut Membatasi Mobilitas. [Online]. Available :http://www.suaramerdeka.com/harian/0601/23/ragam01.htm.HYPERLINK "http://www.suaramerdeka.com/harian/0601/23/ragam01.htm. [18"

Maharani, Eka Pratiwi. Faktor-faktor Resiko Osteoarthritis Lutut. Tesis. Semarang: Program Pascasarjana Universitas Diponegoro. (2007).

Garstand, Susan V. & Stitik, Todd P. (Agustus 2013). Osteoarthritis Epidemiology, RiskFactors, and Pathophysiology. American Journal of Physical Medicine and Rehabilitation. Vol. 85, No. 11, pp. S2-S11 [online]. Available:www.kedu.us/Ask%20the%20Doctor/Osteoarthritis.pdf.

Bartlett, Susan. (Agustus 2013). Role of Body Weight in Osteoarthritis. [online]. Available:http://www.hopkinsarthritis.org/HYPERLINK "http://www.hopkinsarthritis.org/patient-corner/disease-management/role-of-body-weight-in-osteoarthritis/"patient-corner/disease-management/role-of-body-weight-in-osteoarthritis/.

Nursyarifah, Rifa Siti. Hubungan obesitas dengan kejadian osteoarthritis lutut di RSUP DR. Kariadi Semarang. Skripsi. Semarang: Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang. (2011).

Kurniawan, Edi. Faktor-faktoryang berhubungan dengan kejadian penyakit osteoarthritis (OA) pada lansia di panti werda minaula kecamatan Ranoometo kabupaten Konawe Selatan. Skripsi. Kendari: Program Studi DIII Keperawatan STIK Aviciena. (2008)

Soeroso, Joewono, Isbagio, Harry, Kalim, Handono, Broto, Rawan & Pramudiyo, Riardi. Osteoarthritis. Dalam Sudoyo, Aru W., Setiyohadi, Bambang, Alwi, Idrus, K., Marcellus Simadibrata & Setiati, Siti (Eds.). Buku Ajar: Ilmu Penyakit Dalam jilid III.Edisi V. Jakarta: Interna Publishing. (2009)

Soeroso, Joewono, Isbagio, Harry, Kalim, Handono, Broto, Rawan & Pramudiyo, Riardi. Osteoarthritis. Dalam Sudoyo, Aru W., Setiyohadi, Bambang, Alwi, Idrus, K., Marcellus Simadibrata & Setiati, Siti (Eds.). Buku Ajar: Ilmu Penyakit Dalam jilid II.Edisi IV. Jakarta: Interna Publishing. (2006)