14
Belaying Dalam pemanjatan tebing, orang yang pertama kali memanjat disebut leader, sedangkan orang kedua yang melakukan pengamanan terhadap pemanjatan pertama disebut belayer. Leader pemanjat pertama ini, memanjat dengan pengamanan dari orang kedua (belayer) dengan sistem belaying yang terdiri dari tali dan runner (running belay). Runner atau running adalah pengaman untuk mengurangi bahaya jatuh pada waktu melakukan pemanjatan. Yang harus diperhatikan dalam melakukan pengamanan antara lain : Belayer harus melihat gerakan leader sedapat mungkin. Hal ini dilakukan untuk memperlancar gerakan leader dalam menambah ketinggian dan dapat secepat mungkin mengantisipasi keadaan apabila leader terjatuh dari pemanjatan Belayer harus memasang pengaman untuk dirinya sendiri sebelum melakukan belaying. Hal ini sangat penting apabila belayer mengantisipasi jatuhnya leader (mendapat beban tambahan dan sentakan saat leader terjatuh). Sedangkan pengaman untuk belayer sendiri minimal 2 buah. Langkah – langkah pemanjatan A. Penentuan jalur Dalam pemilihan jalur harus berdasar pada data yang telah ada, baik melalui literatur, informasi, serta pengamatan langsung atau orientasi jalur. Orientasi jalur yang berguna dalam pemanjatan antara lain :

Kedokteran olahraga

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Panjat tebing

Citation preview

Page 1: Kedokteran olahraga

Belaying

Dalam pemanjatan tebing, orang yang pertama kali memanjat disebut leader, sedangkan

orang kedua yang melakukan pengamanan terhadap pemanjatan pertama disebut belayer. Leader

pemanjat pertama ini, memanjat dengan pengamanan dari orang kedua (belayer) dengan sistem

belaying yang terdiri dari tali dan runner (running belay). Runner atau running adalah pengaman

untuk mengurangi bahaya jatuh pada waktu melakukan pemanjatan. Yang harus diperhatikan dalam

melakukan pengamanan antara lain :

Belayer harus melihat gerakan leader sedapat mungkin. Hal ini dilakukan untuk

memperlancar gerakan leader dalam menambah ketinggian dan dapat secepat mungkin

mengantisipasi keadaan apabila leader terjatuh dari pemanjatan

Belayer harus memasang pengaman untuk dirinya sendiri sebelum melakukan belaying. Hal

ini sangat penting apabila belayer mengantisipasi jatuhnya leader (mendapat beban

tambahan dan sentakan saat leader terjatuh). Sedangkan pengaman untuk belayer sendiri

minimal 2 buah.

Langkah – langkah pemanjatan

A. Penentuan jalur

Dalam pemilihan jalur harus berdasar pada data yang telah ada, baik melalui literatur, informasi,

serta pengamatan langsung atau orientasi jalur. Orientasi jalur yang berguna dalam pemanjatan

antara lain :

Mengetahui tinggi medan, jenis batuan, macam pitch yang akan dipanjat

Menentukan posisi awal pemanjatan

Menentukan jenis alat pengaman yang akan digunakan

Mengatur penempatan ancor, pergantian leader untuk hanging belay dan hanging bivaak

Page 2: Kedokteran olahraga

B. Pembagian personil

Pembagian personil harus berdasarkan pada :

a. Jumlah personil

b. Kemampuan personil

c. Jalur yang ditentukan

d. Sistem pemanjatan

e. Ketersediaan peralatan

C. Persiapan peralatan

Macam – macam peralatan yang digunakan harus disesuaikan dengan jalur yang dipilih, dan

disusun rapi dan sistematis. Faktor yang mempengaruhi pemakaian alat, antara lain :

Jenis batuan

Kemampuan batuan

Cacat batuan

Pengaman yang tersedia

Adapun peralatan yang sering dipakai setiap pemanjat meliputi :

a. Tali karmantel

Page 3: Kedokteran olahraga

b. Harnes atau tali tubuh

c. Sling

d. Webbing

e. Piton

Page 4: Kedokteran olahraga

f. Carabiner, menurut bentuknya terdiri dari Oval, Delta dan D

g. Pengaman sisip/choke stone

h. Hammer

i. Handrill

Page 5: Kedokteran olahraga

j. Chalk bag dan magnesium

k. Sepatu

l. Helm

m. Etrier/stir up

Page 6: Kedokteran olahraga

n. Pulley

o. Ascender

p. Descender

q. Stitch plate

r. Driver

Page 7: Kedokteran olahraga

D. Persiapan pemanjatan

Langkah - langkah awal untuk peletakan peralatan :

1. Piton dijadikan satu dalam sebuah carabiner non screw sesuai dengan jenis piton dan

diletakkan di samping harnest

2. Untuk peralatan lainnya dijadikan satu (friend, chock stopper,cholk hexentrik) dalam

sebuah carabiner non screw sesuai dengan jenisnya dan diletakkan disamping harnest

3. Sling diselempangkan di badan

4. Hammer, untuk peletakan hammer pada harnest, bagian pangkal hammer menggunakan

carabiner screw dan di ikatkan sling atau tali prussik dengan panjang kurang lebih 1 M

pada harnest, sedangkan pada bagian atas hammer diberi carabiner non screw untuk

menggantungkan hammer di samping harnest

5. Stirup, bagian atas stirup memakai carabiner non screw dan di letakkan pada samping

harnest

6. Cowstail sebanyak 2 buah dipasangkan pada harnest bagian depan dan pada kedua

ujung cowstail diberi carabiner non screw

Setelah semua siap, baik peralatan, leader, belayer maka pemanjatan dapat dimulai. Hal

yang penting dalam pemanjatan beregu yaitu komunikasi antar pemanjat baik leader maupun

belayer. Ada dua bentuk komunikasi, yaitu dengan bahasa lisan dan bahasa isyarat. Komunikasi

menggunakan bahasa lisan digunakan apabila antara leader dan belayer masih dalam jangkauan

teriakan. Komunikasi dengan bahasa isyarat digunakan apabila leader dan belayer sudah tidak

dalam jangkauan teriakan, komunikasi ini lebih menguntungkan dan lebih sering digunakan

karena hemat energi dan mudah pemakaiannya. Beberapa contoh komunikasi antara leader dan

belayer antara lain :

Pemanjat : ‘On belay’ (Saya akan memanjat, apakah belaying sudah siap ?)

Belayer : ‘Belay on’ (Saya sudah siap)

Pemanjat : ‘Climbing’ (Saya sudah memanjat)

Belayer : ‘Climb’ (Silahkan memanjat)

Pemanjat : ‘Slack’ (Kendorkan talinya, saya tidak bisa bergerak, tali terlalu kencang)

Pemanjat : ‘Up rope’ (Tali terlalu kendor, mohon tali kencangkan sedikit)

Pemanjat : ‘Off belay’ (Saya sudah dalam posisi baik, tidak perlu belaying)

Belayer : ‘Belay off’ (Belayer coba meyakinkan bahwa pemanjat betul – betul tidak

membutuhkan belaying lagi)

Pemanjat : ‘Tension’ (Tahan tali dengan erat)

Pemanjat : ‘Falling’ (Saya jatuh, tali mohon dikunci)

Page 8: Kedokteran olahraga

Pemanjat : ‘Rock’ (Ada benda keras yang jatuh, hati – hati)

Belayer : ‘Rock’ (Belayer meneriakkan kembali kata – kata pemanjat sebagai tanda

bahwa dia sudah mengetahui)

E. Panjat tebing

1. Pemanjatan

Pemanjat pertama menggunakan ujung tali utama yang di ikatkan pada harnest bagian

depan sebagai tali pengaman utama dan menggunakan simpul delapan tanpa menggunakan

carabiner, serta memasang tali transfer pada bagian belakang harnest dengan menggunakan

simpul delapan. pemanjat pertama memanjat dan memasang pengaman dan menggunakan

salah satu teknik pemakaian tali di atas teknik twin, double atau single-rope tehnique, lalu

pemanjatan siap dilaksanakan.

Dalam pemanjatan ini, leader melakukan pitch 1 dengan membawa 2 rol tali sekaligus.

Satu sebagai tali utama (yang akan diikatkan pada runner) dan tali tambat (fixet rope). Fixet

rope ini dapat digunakan sebagai transport antara leader dan personil yang ada di bawahnya.

2. Cleaning

Setelah leader menyelesaikan pitch 1 dan memberitahu bahwa pemanjat kedua siap dan

boleh naik, personil kedua melakukan jumaring sekaligus menyapu runner yang telah

dipasang leader. Keuntungan jumaring pada fixet rope adalah :

a. Tali dalam keadaan lurus vertikal sehingga tidak terjadi pendulum

b. Tali tidak tertambat pada runner yang akan diambil sehingga memudahkan pengambilan

c. Gerakan lebih bebas

Agar cleaner tidak terlalu jauh dengan runner yang akan dilepas, maka antara tali utama

dengan fixet rope harus dihubungkan. Tugas cleaner antara lain :

a. Membersihkan jalur dan menyapu runner

b. Mencatat pengaman yang digunakan berikutnya

c. Sebagai leader untuk pitch berikutnya

Page 9: Kedokteran olahraga

d. Membawa tali untuk pemanjatan

3. Pemanjatan untuk pitch 2 dan selanjutnya

Pemanjatan berikutnya dilakukan apabila cleaner telah sampai di pitch 1. Pada pitch 2 ini,

cleaner menjadi leader sedangkan yang sebelumnya menjadi leader berganti menjadi belayer.

Sementara itu, personil yang ada di bawah naik dengan jumaring. Bila kondisi

memungkinkan, gerakan personil di bawah dapat dilakukan dalam waktu yang bersamaan

dengan pitch 2, yang perlu diwaspadai adalah runtuhan batuan, terutama pada gerakan

leader.

4. Turun tebing

Turun tebing dilakukan apabila semua pemanjat sudah sampai puncak dan

menyelesaikan target yang telat ditentukan. Beberapa cara menuruni tebing antara lain :

a. Body rappel

Disebut juga rappeling. Untuk rappeling perlu dibuat ancor sebagai penambat tali.

Setelah tali terpasang, rappeling siap dilakukan. Rappeling dapat dilakukan dengan tali

tunggal atau ganda (double). Biasanya personil yang paling akhir menggunakan double

rope dan tali hanya dikalungkan pada ancor supaya tali tersebut dapat ditarik ke bawah.

Hal – hal yang perlu diperhatkan dalam rappeling :

Page 10: Kedokteran olahraga

Ujung bawah tali harus disimpul

Tali antar pitch harus selalu dihubungkan

Waspada terhadap runtuhan batuan

b. Teknik dufler

Teknik ini merupakan cara paling klasik. Caranya cukup mudah, geserannya cukup

baik, dan hanya membutuhkan tali luncur. Tali luncur diselipkan di antara 2 kaki,

melingkari pinggang kiri, menyilangi dada melalui bahu kanan dan ditahan tangan kiri

yang berfungsi sebagai pengontrol. Teknik ini seringkali berguna saat darurat, misal pada

saat karabiner atau descender mendadak macet.

c. Hasty

Hasty hanya berguna untuk tebing yang pendek dan tidak terlalu curam. Geseran

pada teknik ini dibentuk melalui tali yang melingkari tangan dan bahu, kontrol gerakan

pada genggaman tangan, keseimbangan diperoleh dari posisi badan yang miring ke arah

bawah dengan kedua kaki mengangkang secukupnya. Namun, teknik ini kurang jika

dilihat dari segi keamaan.

Page 11: Kedokteran olahraga

d. Komando

Disebut komando karena sering dipakai oleh para komando dan di Indonesia teknik

ini paling sering digunakan. Caranya dengan melilitkan tali pada karabiner sebanyak dua

kali, melewati selangkangan atau samping paha dan digenggam tangan sebagai penahan

dari belakang. Teknik ini banyak mempunyai kelemahan sehingga tidak terlalu disukai

oleh mayoritas pemanjat.

e. Brake bar rappel

Dua karabiner, dengan kunci terletak berlawanan, dikaitkan pada harness atau seat

harness atau sling. Pada dua karabiner ini dipalangkan dua karabiner lagi dengan kunci

menghadap ke bawah. Tali yang menjulur ke bawah ditahan oleh salah satu tangan,

dapat juga dibuat variasi dengan menggandakan sistem geserannya. Sistem geseran ini

kemudian dikembangkan dengan pembuatan descender khusus.

F. Setelah pemanjatan

Setelah semua pemanjat turun, maka yang harus dilakukan adalah pembuatan topo dan

pengecekan semua peralatan yang dipakai. Topo adalah gambar atau sketsa jalur yang berhasil

dipanjat. Topo ini terdiri dari :

a. Nama jalur yang dipanjat

b. Lokasi tebing

c. Jenis batuan

d. Tinggi tebing

e. Sistem pemanjatan

f. Teknik pemanjatan yang diterapkan

g. Waktu pemanjatan

h. Tingkat kesulitan (grade)

i. Data peralatan yang digunakan

j. Sketsa jalur pada tebing

k. Operasional dan kondisi cuaca

l. Daftar pemanjat