183

Click here to load reader

KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

  • Upload
    vodiep

  • View
    266

  • Download
    4

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM

(Analisis Wacana Kritis Terhadap Buku

“Buya Hamka Berbicara tentang Perempuan”)

Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Kmunikasi

untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh

NUR KHOLIFAH

NIM: 1113051000003

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1438 H/2017 M

Page 2: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar strata1 di UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan hasil jiplakan dari orang lain, maka saya bersediaa menerima

sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, 18 Februari 2017

Nur Kholifah

Page 3: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM

(Analisis Wacana Kritis Terhadap Buku

“Buya Hamka Berbicara tentang Perempuan”)

Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh

Nur Kholifah

NIM: 1113051000003

Pembimbing

Prof. Dr. H. M. Yunan Yusuf, MA

NIP. 19490119 198003 1 001

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1438 H/2017 M

Page 4: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi berjudul KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN

ISLAM (Analisis Wacana Kritis Terhadap Buku “Buya Hamka Berbicara

tentang Perempuan”) telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada 24 Februari

2017. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana Sosial pada Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam.

Jakarta, 24 Februari 2017

Sidang Munaqasyah

Ketua Merangkap Anggota, Sekretaris Merangkap Anggota,

Dr. Hj. Roudhonah, MA Dedi Fahrudin, M.I.Kom

NIP. 19580910 198703 2 001 NIP. 19791208 201411 1 001

Anggota,

Penguji 1 Penguji 2

Dr. H. Abd. Rozak, MA Fita Fathurokhmah, M.Si

NIP. 19600509 198803 1 001 NIP. `9830610 200912 2 001

Pembimbing

Prof. Dr. H. M. Yunan Yusuf, MA

NIP. 19490119 198003 1 001

Page 5: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

i

ABSTRAK

Nur Kholifah/1113051000003

Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam (Analisis Wacana Kritis

Terhadap Buku “Buya Hamka Berbicara tentang Perempuan”)

Berbicara mengenai kedudukan perempuan dalam Islam adalah hal yang

sangat penting. Hal ini dikarenakan adanya anggapan bahwa perempuan lemah

dan lebih rendah daripada laki-laki. Berkaitan dengan kedudukan perempuan,

lahirlah sebuah buku yang mengandung wacana kedudukan perempuan dalam

pandangan Islam yakni buku “Buya Hamka Berbicara tentang Perempuan”. Buku

tersebut lahir pada saat munculnya rumusan UU perkawinan sekuler pada tahun

1973. Sehingga buku tersebut merupakan upaya Buya Hamka untuk membela dan

memuliakan kaum perempuan.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka terdapat rumusan masalah. Adapun

rumusan masalahnya yaitu bagaimana kedudukan perempuan dilihat dari dimensi

teks? Bagaimana kedudukan perempuan dilihat dari dimensi kognisi sosial?

Bagaimana kedudukan perempuan dilihat dari dimensi konteks sosial?

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kedudukan perempuan

dalam buku “Buya Hamka Berbicara tentang Perempuan” dari dimensi teks,

kognisi sosial, dan konteks sosial. Kemudian, manfaat dari penelitian ini adalah

konstribusi positif bagi pengembangan wacana keilmuan tentang gejala sosial

seperti peristiwa mengenai perempuan dan menambah pengetahuan bagi

akademisi, praktisi serta seluruh lapisan masyarakat.

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori wacana Teun A. Van

Dijk. Wacana merupakan studi mengenai teks, bahasa, yang dituangkan dalam

bentuk naskah atau laporan utuh dan mengandung risalah atau nasihat. Dalam

wacana Van Dijk dibagi menjadi tiga kerangka yakni teks, kognisi sosial, dan

konteks sosial.

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan metode

penelitian analisis wacana kritis. Sehingga, prosedur penelitian yang dihasilkan

deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang

dapat diamati.

Buya Hamka menguraikan pemahaman melalui karyanya bahwa perempuan

sangat mulia. Hal tersebut dibuktikan dengan dalil Al-Qur‟an, Hadits, dan kisah

generasi-generasi shaleh. Isi buku tersebut secara umum memuat penjelasan

mengenai kemuliaan perempuan, penghargaan yang sama antara laki-laki dan

perempuan, pembagian tugas antara laki-laki dan perempuan, kepemimpinan laki-

laki dan perempuan, pandangan kaum orientalis terhadap perempuan.

Kesimpulannya adalah bahwa buku “Buya Hamka Berbicara tentang

perempuan mengandung wacana kedudukan perempuan dalam pandangan Islam.

Islam sangat menghargai dan memuliakan perempuan. Dengan demikian

masyarakat seharusnya dapat menjaga dan menerapkan nilai-nilai perempuan

dengan baik.

Kata kunci: Kedudukan perempuan, wacana kritis, dan “Buya Hamka

Berbicara tentang Perempuan”.

Page 6: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan nikmat, karunia,

dan kekuatannya serta menuntun tangan, pikiran, untuk mampu menyelesaikan

tugas skripsi ini. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Rasulullah

Muhammad SAW. yang telah membawa ummatnya kepada jalan kebenaran.

Dalam skripsi ini tentu masih terdapat kekurangan. Akan tetapi, proses dan

penyelesaian skripsi ini tidak akan berjalan dengan baik tanpa adanya campur

tangan, dukungan, serta bantuan dari semua pihak. Untuk itu, penulis ingin

mengucapkan terimakasih kepada beberapa pihak yakni:

1. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Drs. Masran, MA selaku Ketua Jurusan dan Fita Fathurokhmah, M.Si selaku

Sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.

4. Prof. Dr. H. M. Yunan Yusuf, MA selaku dosen pembimbing yang senantiasa

sabar dan sedia dalam memberikan bimbingan serta arahan selama proses

skripsi ini berlangsung.

5. Ade Rina Farida, M.Si, selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah

membantu memperlancar dan memberi semangat dalam penggarapan skripsi

ini.

6. Kepada seluruh dosen, karyawan, serta Staff Tata Usaha Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

7. Kepada Alm. Buya Hamka, sosok ulama yang tegas, intelektualitas, dan

berani dalam mencentuskan pemikirannya, sosok sastrawan dan penulis yang

Page 7: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

iii

inspiratif, yang telah banyak meninggalkan karya dan ilmu bermanfaat, serta

memberi inspirasi bagi penulis untuk menulis tugas ilmiah ini. Semoga beliau

berada di sisi mulia-Nya.

8. Secara khusus dan paling utama saya persembahkan hadiah ilmiah ini untuk

Alm. kakek saya Safi‟i yang menjadi motivasi terbesar saya untuk

menyelesaikan skripsi ini, yang tidak sempat melihat saya menjadi seorang

Sarjana.

9. Kepada Alm. ayah saya Saeroni, ibu saya Sri Utami, dan nenek saya Asiah

sebagai sosok inspiratif bagi saya.

10. Kepada kedua adik saya Purbo Dwi Asrori dan Nurul Lisa Fitriyana, paman

saya Ahmad Rifa‟i yang telah bersedia susah payah mengantarkan saya

wawancara ke Gema Insani, dan seluruh keluarga saya.

11. Kepada seluruh narasumber yang telah menyediakan waktunya untuk saya

yakni Siti Nurmeliyya Baskarani, Annisa Febrinel Hendry, Ibu Sri Lintang

Rossi Aryani, Almas Sabrina, Zham Sastera, Ibu Jumi Haryani, Ibu Rahmi

Purnomowati, SP. MSi, dan Prof. Dr. Asep Usman Ismail, MA.

12. Kepada Ka Iam teman kosan yang telah memberi ide untuk menggarap

skripsi dengan tema tersebut, dan kepada Lukman Hakim yang telah

membantu saya dalam proses akhir skripsi.

13. Sahabat saya Qurrotul‟ain Nurul Ulfah, Heti Suheti, dan Khoiriyah yang telah

membantu, menemani, serta memberikan dukungan selama proses skripsi ini

berlangsung.

14. Kepada teman-teman saya KPI 2013, FLP Ciputat, Komda Uswah, Komda

FDIK, LDK Syahid, Syiar Madani LDK Syahid20, Ibu Santi Yustini selaku

Page 8: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

iv

dosen pembimbing KKN saya, serta teman-teman KKN GELORA yakni

Hasbi, Dimas, Deni, Esa, Arin, Mella, Yosie, Farah, Zida, dan Aldila.

Demikian ucapan terimaksih yang penulis berikan. Semoga Allah senantiasa

membalas semua kebaikan serta menuntun kita ke jalan yang diridhai-Nya.

Meskipun terdapat ketidaksempurnaan dalam penyusunan skripsi ini, penulis

berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Aamiin..

Jakarta, 18 Februari 2017

Penulis,

Page 9: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ............................................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ............................................................................................................ ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................................... v

DAFTAR TABEL ............................................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................. ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................................... 1

B. Batasan dan Rumusan Masalah ........................................................................ 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ......................................................................... 5

D. Metodologi Penelitian ...................................................................................... 6

1. Paradigma Penelitian ................................................................................. 6

2. Pendekatan Penelitian ................................................................................ 7

3. Metode Penelitian ...................................................................................... 7

4. Subjek dan Objek Penelitian ..................................................................... 8

5. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 8

6. Teknik Analisis Data ............................................................................... 10

7. Tinjauan Pustaka ..................................................................................... 10

E. Sistematika Penulisan ..................................................................................... 13

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA KONSEP

A. Analisis Wacana ............................................................................................. 15

1. Analisis Wacana Teun A. Van Dijk ........................................................ 15

2. Kerangka Analisis Wacana Teun A. Van Dijk ........................................ 16

B. Konsep Gender dan Kesetaraan Gender ......................................................... 23

1. Pengertian Gender dan Kesetaraan Gender ............................................. 23

Page 10: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

vi

2. Bentuk-bentuk Ketidakadilan Gender ..................................................... 29

C. Kemuliaan Perempuan dalam Islam ............................................................... 32

BAB III GAMBARAN UMUM : BUYA HAMKA DAN BUKU “BUYA

HAMKA BERBICARA TENTANG PEREMPUAN”

A. Gambaran Umum Buya Hamka ..................................................................... 37

1. Riwayat Hidup Buya Hamka ................................................................... 37

2. Karya-karya Buya Hamka ....................................................................... 48

B. Gambaran Umum Buku “Buya Hamka Berbicara tentang

Perempuan” .................................................................................................... 56

1. Sinopsis Buku “Buya Hamka Berbicara tentang Perempuan” ................ 56

2. Tim Penyusun Buku “Buya Hamka Berbicara tentang

Perempuan” ............................................................................................. 57

3. Penghargaan Buku “Buya Hamka Berbicara tentang

Perempuan” ............................................................................................. 58

BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA

A. Analisis Wacana Kedudukan Perempuan dari Dimensi Teks ........................ 60

B. Analisis Wacana Kedudukan Perempuan dari Dimensi Kognisi

Sosial .............................................................................................................. 89

C. Analisis Wacana Kedudukan Perempuan dari Dimensi Konteks

Sosial .............................................................................................................. 95

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................................... 104

B. Saran ............................................................................................................. 106

Page 11: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

vii

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 108

LAMPIRAN ........................................................................................................................ 111

Page 12: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 ................................................................................................................................... 16

Tabel 2 .................................................................................................................................... 17

Tabel 3 .................................................................................................................................... 22

Page 13: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 ................................................................................................................................ 15

Page 14: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Berbicara mengenai kedudukan perempuan dalam Islam adalah hal yang

sangat penting. Hal ini dikarenakan adanya anggapan bahwa perempuan

lemah dan lebih rendah daripada laki-laki. Selain itu, yang menjadi

permasalahan juga adalah berangkat dari sejarah dunia Barat dan masyarakat

Arab yang memperlakukan perempuan dengan sangat hina, tidak memiliki

hak dan harga diri, serta dijadikan barang warisan. Namun, setelah Islam

muncul, muncul pulalah nilai-nilai dan kemuliaan terhadap perempuan.

Adapun nilai-nilai dan kemuliaan perempuan dalam Islam yakni laki-laki

dilarang untuk mempusakai dan menyusahkan perempuan, perempuan

memiliki hak milik atau warisan, serta laki-laki harus berbuat baik terhadap

perempuan ataupun istrinya.

ىخزهبىا حعضيىهه ول مشهب اىىسبء حشثىا أن ىنم حو ل آمىىا اىزه أهب ب

خمىهه مب ببعض فئن ببىمعشوف وعبششوهه مبىت بفبحشت أحه أن إل آح

ئب حنشهىا أن فعسى مشهخمىهه وجعو ش شا فه للا (91) مثشا خ

“Hai orang-orang yang beriman, tidak halal bagi kamu mempusakai

wanita dengan jalan paksa dan janganlah kamu menyusahkan mereka

karena hendak mengambil kembali sebagian dari apa yang telah kamu

berikan kepadanya, terkecuali bila mereka melakukan pekerjaan keji

yang nyata. Dan bergaullah dengan mereka secara patut. Kemudian bila

kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu

tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan

yang banyak”. (QS. An Nisa ayat 19)

جبه ب حشك اىىاىذان ىيش ب حشك اىىاىذان والقشبىن وىيىسبء وصب مم وصب مم

ب قو مىه أو مثش وصبب مفشوضب (7) والقشبىن مم

Page 15: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

2

Bagi orang laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan ibu-bapa

dan kerabatnya, dan bagi orang wanita ada hak bagian (pula) dari harta

peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya, baik sedikit atau banyak menurut

bahagian yang telah ditetapkan". (QS. An Nisa ayat 7)

Dalam Hadits Ibnu Majah disebutkan bahwa seorang laki-laki harus

berlaku baik terhadap perempuan yakni istrinya.

ق، عه عبذ للا به ب: حذ ثىب أ بى خب ىذ عه ال عمش، عه شق حذ ثىب أ بى مش

. ب س مم ىىسب ءهم عمش و قب ه: قب ه س سى ه ا هلل خ

Abu Kuraib menyampaikan kepada kami dari Abu Khalid, dari al-

A’masy, dari Syaqiq, dari Masruq, dari Abdullah bin Amr bahwa

Rasulullah bersabda, “Orang yang paling baik di antara kalian adalah

orang yang paling baik terhadap istrinya.”1

Berkaitan dengan kedudukan perempuan dalam pandangan Islam,

terdapat salah satu buku yang membahas mengenai hal tersebut yakni buku

“Buya Hamka Berbicara tentang Perempuan”. Dalam buku tersebut Buya

Hamka menerangkan dengan jelas, tegas, dan bahasa lugas mengenai

kedudukan serta kemuliaan seorang perempuan. Buya Hamka juga

menjelaskan bagaimana peran serta sikap laki-laki yang seharusnya terhadap

perempuan.

Buku tersebut pada mulanya berjudul “Kedudukan Perempuan dalam

Islam” yang merupakan tulisan bersambung Buya Hamka di majalah Panji

Masyarakat yang terbit pada tahun 1990-an. Kemudian, buku tersebut

muncul pada saat munculnya RUU Perkawinan sekuler di Indonesia sekitar

tahun 1973.

Buku tersebut kemudian diterbitkan oleh Pustaka Panjimas pada tahun

1996 untuk menjelaskan yang sebenarnya dan membantah pendapat

1 Abu Abdullah Muhammad bin Yazid al Qazwini Ibnu Majah, Ensiklopedia Hadits Sunah

Ibnu Majah (Jakarta: Al Mahira, 2013) Cet. 1 Hadits no. 1978. h 351.

Page 16: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

3

pengusung RUU Perkawinan yang baru. Kemudian, buku tersebut kembali

diperbaiki dengan judul baru oleh Anggota IKAPI dengan cetakan pertama,

Oktober 2014.

Selain itu, pada saat buku tersebut diterbitkan dengan judul “Kedudukan

Perempuan dalam Islam”, buku tersebut belum banyak tersebar dan diminati

oleh masyarakat. Namun, setelah diterbitkan kembali oleh Anggota IKAPI

bersama Penerbit Gema Insani dengan judul baru yakni “Buya Hamka

Berbicara tentang Perempuan”, buku tersebut banyak diminati oleh

masyarakat. Buku tersebut dicetak ulang pada Oktober 2014. Sejak 2014

sampai 2016 sudah dicetak sebanyak empat kali. Terakhir cetak April 2016.

Setiap cetaknya, buku tersebut dicetak sebanyak 3.000 eksemplar. Berarti

buku tersebut sudah dicetak sebanyak 12.000 eksemplar dan terjual sebanyak

9.000 eksemplar.2

Dengan banyaknya peminat buku tersebut setelah dicetak ulang, hal ini

menunjukan bahwa pemikiran Buya Hamka mengenai perempuan ternyata

banyak diminati masyarakat untuk mengubah pengetahuan mengenai

perempuan. Hal ini juga menunjukkan bahwa buku “Buya Hamka Berbicara

Tentang Perempuan” memiliki potensi untuk mengubah pola pikir dan

pandangan masyarakat mengenai perempuan, Islam dan kesetaraan gender.

Buku tersebut juga menjelaskan bahwa dengan perkembangan zaman dan

semakin pesatnya arus informasi serta teknologi, ternyata tidak membuat isu

seputar feminisme, perempuan, dan pandangan Islam terhadap perempuan

hilang. Namun, para pengusung liberalisme yang bertolak belakang dengan

2 Wawancara dengan Rendyana. Marketing di Penerbit Khatulistiwa Press dan Distributor

Buku. 14 September 2016 pukul 10:34 WIB.

Page 17: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

4

pandangan Islam selalu berusaha untuk melakukan perang pemikiran. Mereka

berusaha melakukan propaganda negatif yang menyerang pemikiran

masyarakat Islam dengan tujuan akhir sense of belonging umat Islam

terhadap agamanya dan menjauhkan umat Islam dari pokok-pokok ajaran

Islam itu sendiri.

Berangkat dari fenomena tersebut, penulis memutuskan untuk melakukan

kajian lebih mendalam lagi terkait kedudukan perempuan dalam pandangan

Islam. Kajian tersebut kemudian dianalisis menggunakan pisau analisis Teun

A. Van Dijk. Hal ini dilakukankan dalam rangka memahami analisis wacana

model Teun A. Van Dijk yang membagi analisis menjadi tiga struktur yakni

analisis teks, kognisi sosial, dan konteks sosial. Selain itu penelitian ini juga

dilakukan untuk memahami kedudukan perempuan dalam pandangan Islam

yang seharusnya dipahami oleh masyarakat sesuai ajaran yang terdapat dalam

buku “Buya Hamka Berbicara tentang Perempuan”.

B. Batasan dan Rumusan Masalah

1. Batasan Masalah

Banyak hal yang dapat diteliti mengenai analisis wacana dan

perempuan, namun dalam penelitian ini penulis membatasi permasalahan

pada bagaimana kedudukan perempuan dalam pandangan Islam

dikonstruksi dalam buku “Buya Hamka Berbicara tentang Perempuan”.

Kemudian, dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pisau analisis

wacana model Teun A. Vand Dijk yang akan membongkar isi teks,

kognisi sosial, dan konteks sosial dalam buku tersebut.

Page 18: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

5

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis

merumuskan permasalahannya sebagai berikut:

a. Bagaimana kedudukan perempuan dilihat dari dimensi teks?

b. Bagaimana kedudukan perempuan dilihat dari dimensi kognisi

sosial?

c. Bagaimana kedudukan perempuan dilihat dari dimensi konteks

sosial?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian tersebut

memiliki tujuan sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui kedudukan perempuan dari dimensi teks.

b. Untuk mengetahui kedudukan perempuan dari dimensi kognisi

sosial.

c. Untuk mengetahui kedudukan perempuan dari dimensi konteks

sosial.

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan konstribusi

positif bagi pengembangan wacana keilmuan tentang gejala sosial

yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat. Seperti,

peristiwa-peristiwa yang luput dan hilang dalam perhatian kita, sama

Page 19: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

6

halnya seperti peristiwa mengenai kedudukan perempuan yang

sangat perlu untuk dikaji dan dipahami.

b. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi

akademisi, praktisi, dan kepada pembaca pada umumnya, serta dapat

memberikan manfaat bagi seluruh lapisan masyarakat.

D. Metodologi Penelitian

1. Paradigma Penelitian

Paradigma artinya sama dengan perspektif atau mahzab pemikiran.

Secara ringkasnya, menggunakan perspektif artinya sama dengan

mengerjakan suatu pekerjaan atau penelitian menurut suatu cara pandang

tertentu. Sifat dari perspektif yang digunakan tidak serta merta berlaku

universal atau umum.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan perspektif atau

paradigma kritis. “Paradigma kritis menekankan pada konstelasi

kekuatan yang terjadi pada proses produksi dan reproduksi makna.

Bahasa dalam pandangan kritis dipahami sebagai representasi yang

berperan dalam membentuk subjek tertentu, tema-tema wacana tertentu,

maupun strategi-strategi di dalamnya.3

Aliran teori kritis ini sebenarnya tidak dapat dikatakan sebagai suatu

paradigma, tetapi lebih tepat disebut dengan ideolodically oriented

inquiry, yaitu suatu wacana atau cara pandang terhadap realitas yang

mempunyai orientasi ideologis terhadap paham tertentu. Ideologi ini

3 Elvinaro Ardianto dan Bambang Q-Anees, Filsafat Ilmu Komunikasi (Bandung: Simbiosa

Rekatama Media, 2007) Cet. 1 h 77.

Page 20: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

7

meliputi: Neo-Marxisme, Materialisme, Feminisme, Freireisme,

partisipatory inquiry, dan paham-paham yang setara.4

2. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kualitatif.

“Bogdan dan Taylor yang dikutip Lexy J. Moleong

mendefinisikanpendekatani kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

menghasilkan deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-

orang dan perilaku yang dapat diamati.”5

Pendekatan kualitatif ini memusatkan perhatian pada prinsip-prinsip

umum yang mendasari perwujudan sebuah makna dari gejala-gejala

sosial di dalam masyarakat.6

3. Metode Penelitian

Metode penelitian ini adalah analisis wacana kritis dari Teun A. Van

Dijk yang membongkar isi teks, kognisi sosial, dan kontek sosial.

Dalam analisis wacana kritis (critical discourse analisis/CDA),

wacana tidak dipahami semata sebagai studi bahasa. Bahasa dianalisis

bukan dengan menggambarkan semata dari aspek kebahasaan, tetapi juga

menghubungkan dengan konteks. Konteks di sini berarti bahasa itu

dipakai untuk tujuan dan praktik tertentu, termasuk di dalamnya praktik

kekuasaan.7

4 Elvinaro Ardianto dan Bambang Q-Anees, Filsafat Ilmu Komunikasi (Bandung: Simbiosa

Rekatama Media, 2007) Cet. 1 h 168

5 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revis (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya Offset, 2006) Cet. 22 h 3.

6 Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi (Kencana: Jakarta, 2007) h 23.

7 Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media (Yogyakarta: PT. LKiS Pelangi

Aksara, 2001) h 7.

Page 21: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

8

4. Subjek dan Objek Penelitian

Adapun subjek penelitian ini adalah buku “Buya Hamka Berbicara

tentang Perempuan”. Sedangkan objek penelitiannya adalah hanya fokus

pada Islam dan kesetaraan gender dalam buku “Buya Hamka Berbicara

tentang Perempuan”.

5. Teknik Pengumpulan Data

a. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan adalah segala usaha yang dilakukan oleh

peneliti untuk menghimpun informasi yang relevan dengan topik

atau masalah yang akan atau sedang diteliti. Penghimpunan

informasi tersebut dapat diperoleh dari buku-buku ilmiah, laporan

penelitian, karangan-karangan ilmiah, tesis dan disertasi, peraturan-

peraturan, ketetapan-ketetapan, buku tahunan, ensiklopedia, dan

sumber-sumber tertulis baik tercetak maupun elektronik lain.8

Dalam penelitian ini nantinya, penulis akan melakukan studi

kepustakaan guna menggali informasi terkait analisis wacana,

kesetaraan gender, kemuliaan perempuan serta informasi lain terkait

pandangan Buya Hamka mengenai Islam, kesetaraan gender dan

perempuan.

b. Wawancara

Wawancara adalah alat pengumpulan data yang melibatkan

manusia sebagai subjek (pelaku, aktor) sehubungan dengan realitas

atau gejala yang dipilih untuk diteliti. Selain itu, wawancara dapat

8 Febigundar.blogspot.co.id/2011/12/tekhnik-pengumpulan-data-studi.html. Diakses pada 26

September 2016 pukul 19.40 WIB.

Page 22: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

9

digunakan untuk melacak fenomena tertentu dari perspektif orang

yang terlibat (aktor) dan melacak penilaian atau pandangan-

pandangan dari orang-orang yang terlibat (para aktor) mengenai

perilaku mereka sendiri.9

Dalam penelitian ini nantinya, penulis akan melakukan

wawancara kepada beberapa pihak guna mengetahui dimensi kognisi

sosial dan konteks sosial dari wacana kesetaraan gender dalam buku

“Buya Hamka Berbicara tentang perempuan”. Adapun pihak yang

diwawancarai adalah sebagai berikut:

1) Siti Nurmeliya Baskarani (Puti Muslimah Indonesia 2014, Aktris,

Model, dan Brand Ambassador Garnier).

2) Annisa Febrinel Hendry (Owner of Annisa Accessories,

Enterpreneur, Juara 3 lomba businessplan mahasiswa se-

Indonesia, Pembina Komunitas UINPreneur)

3) Ibu Sri Lintang Rossi Aryani (Politisi dari Partai PKS dan

Anggota Komisi 2 DPRD Tangsel).

4) Almas Shabrina (Google Students Ambassador UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta 2014 dan Presiden Forum Indonesia Muda

Cabang Depok-Jakarta 2016).

5) Zham Sastera (Sastrawan dan Penulis).

6) Ibu Jumi Haryani (Penyunting buku “Buya Hamka Berbicara

tentang Perempuan” dari pihak Penerbit Gema Insani).

9 Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif ( Yogyakarta: Pelangi Aksara, 2007) Cet. 1 h 132

dan 136.

Page 23: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

10

7) Ibu Rahmi Purnomo Wati, SP.MSi (Ketua Pusat Studi Gender

dan Anak UIN Syarif Hidayatullah Jakarta).

8) Bapak Prof. Dr. Asep Usman Ismail, MA (Guru Besar FIDKOM

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

6. Teknik Analisis Data

Dari beberapa teknik analisis data, penulis merasa perlu meneliti

wacana dengan menggunakan teknik analisis Teun Van Djik. Hal ini

dikarenakan selain menganalisis teks, Van Djik juga mengungkapkan

struktur analisis kognisi sosial dan konteks sosial.

Dalam analisis teks terbagi menjadi struktur makro dan struktur

mikro. Struktur makro yakni makna global dari suatu teks yang dapat

diamati dari topik atau tema yang diangkat oleh suatu teks, elemennya

adalah tematik. Super struktur, yakni kerangka teks yang meliputi bagian

pendahuluan, isi, penutup, dan kesimpulan, elemennya adalah skematik.

Sedangkan struktur mikro yakni makna global suatu teks yang dapat

diamati dari pilihan kata, kalimat, dan gaya yang dipakai oleh suatu teks,

elemennya adalah semantik, sintaksis, statistik, dan retoris.

Dalam kognisi sosial, menjelaskan bagaimana penulis mengetahui

dan memahami peristiwa yang sedang digarapnya. Kemudian, konteks

sosial yakni mengetahui bagaimana masyarakat memandang sebuah

wacana tersebut.

7. Tinjauan Pustaka

a. Skripsi Ahmad Hartanto (2009) Mahasiswa UIN Sunan Kali Jaga

Yogyakarta yang berjudul “Analisis Wacana Pemberitaan

Page 24: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

11

Kekerasan pada Perempuan di Halaman Patroli HU Solopos

Tahun 2007”.10

Terdapat keterkaitan antara penelitian ini dengan penelitian

terdahulu, di antaranya adalah penelitian tersebut meneliti halaman

patrol HU Solopos dengan analisis wacana. Fokus penelitian Ahmad

Hartanto adalah bagaimana analisis wacana pemberitaan kekerasan

pada perempuan di halaman patrol HU Solopos Tahun 2007.

Perbedaan skripsi Kurnia Indasah dengan penelitian penulis yaitu

penelitian Ahmad Hartanto menggunakan media halaman patrol HU

Solopos dan lebih menjelaskan wacana kekerasan pada perempuan.

Sedangkan, penelitian penulis adalah tentang wacana kesetaraan

gender dalam buku “Buya Hamka Berbicara Tentang Perempuan”

serta lebih mengupas mengenai wacana teks, kognisi sosial, serta

konteks sosial.

b. Disertasi Drs. Yunahar Ilyas, Lc., M.Ag (2004) IAIN Sunan

Kalijaga yang berjudul “Konstruksi Gender Dalam Pemikiran

Mufasir Indonesia Modern (Hamka dan M. Hasbi ash-

shidiqqy”.11

Terdapat keterkaitan antara penelitian ini dengan penelitian

terdahulu, di antaranya adalah penelitian tersebut meneliti mengenai

gender dan melibatkan pemahaman dari sosok Buya Hamka. Akan

tetapi fokus penelitian Drs. Yunahar Ilyas adalah mengenai

konstruksi gender dalam pemikiran musafir Indonesia modern yang

10 digilib.uin-suka.ac.id/3049/1/BAB%20I,IV,%20DAFTAR%20PUSTAKA.pdf. Diakses pada

29 November 2012 pukul 11:18 WIB.

11

digilib.uin-suka.ac.id/14469. Diakses pada 26 September 2016 pukul 20.35 WIB.

Page 25: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

12

membandingkan pemahaman dari Buya Hamka dan M. Hasbi ash-

shidiqqy. Sedangkan, penelitian penulis adalah tentang wacana

kesetaraan gender dalam buku “Buya Hamka Berbicara Tentang

Perempuan” serta lebih mengupas mengenai wacana teks, kognisi

sosial, serta konteks sosial.

c. Skripsi Faizah Ali Syibromalisi (2014) Mahasiswa UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang berjudul “Perempuan Dalam Tradisi

Tafsir Kontemporer di Indonesia (Studi Perbandingan

Pemikiran Hamka Dalam Tafsir Al-Azhar dan Quraish Shihab

Dalam Tafsir Al-Misbah)”.12

Terdapat keterkaitan antara penelitian ini dengan penelitian

terdahulu, di antaranya adalah penelitian tersebut meneliti mengenai

perempuan dan menggunakan pemikiran Hamka. Akan tetapi fokus

penelitian Faizah Ali adalah mengenai perempuan dalam tradisi

tafsir kontemporer di Indonesia yang menggunakan perbandingan

pemikiran Hamka dan Quraish Shihab. Sedangkan, penelitian

penulis adalah tentang wacana kesetaraan gender dalam buku “Buya

Hamka Berbicara Tentang Perempuan” serta lebih mengupas

mengenai wacana teks, kognisi sosial, serta konteks sosial.

d. Penelitian Sarah Larasati Mantovani (2015) Mahasiswa Pascasarjana

Universitas Muhammadiyah Surakarta yang berjudul “Pemikiran

12 repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/.../1/Faizah%20Ali%20Syobromalisi-FU.pd.

Diakses pada 26 September 2016 pukul 20.40 WIB.

Page 26: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

13

Haji Malik Karim Amrullah (Hamka) Tentang Partisipasi

Politik Perempuan di Indonesia (1949-1963)”.13

Terdapat keterkaitan antara penelitian ini dengan penelitian

terdahulu, di antaranya adalah penelitian tersebut meneliti mengenai

perempuan berdasarkan pemikiran Hamka. Akan tetapi fokus

penelitian Sarah Larasati adalah mengenai pemikiran Hamka

mengenai partisipasi politik perempuan di Indonesia pada tahun

1949-1963. Sedangkan, penelitian penulis adalah tentang wacana

kesetaraan gender dalam buku “Buya Hamka Berbicara Tentang

Perempuan” serta lebih mengupas mengenai wacana teks, kognisi

sosial, serta konteks sosial.

E. Sistematika Penulisan

1. BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini terdapat latar belakang masalah, pembatasan dan

perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian

(paradigma penelitian, pendekatan penelitian, metode penelitian, subjek

dan objek penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan

tinjauan pustaka), dan sistematika penelitian.

2. BAB II LANDASAN TEORITIS DAN KERANGKA KONSEP

Dalam bab ini berisikan tentang teori analisis wacana Teun A. Van

Dijk yang membongkar isi teks, kognisi sosial, dan konteks sosial.

Kemudian, uraian mengenai gender dan kemuliaaan perempuan dalam

Islam.

13 eprints.ums.ac.id/33333/1/Naskah%20Publikasi%20Ilmiah.pdf. Diakses pada 26 September

2016 pukul 20.50 WIB.

Page 27: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

14

3. BAB III GAMBARAN UMUM : BUYA HAMKA DAN BUKU

“BERBICARA TENTANG PEREMPUAN”

Pada bab ini akan membahas mengenai gambaran umum Buya

Hamka dan buku “Berbicara Tentang Perempuan”. Gambaran umum

tentang Buya Hamka yakni berkaitan riwayat hidup dan karya-karya

Buya Hamka. Sedangkan gambaran umum mengenai buku “Berbicara

Tentang Perempuan” yakni berkaitan sinopsis buku “Berbicara Tentang

Perempuan”, tim penyusun Buku “Buya Hamka Berbicara tentang

Perempuan, dan penghargaan buku tersebut.

4. BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS

Dalam bab ini membahas konsep mengenai analisis wacana Teun A.

Van Dijk dengan membongkar struktur teks, kognisi sosial, dan konteks

sosial dari buku “Buya Hamka Berbicara tentang Perempuan”. Dalam

struktur teks terbagi menjadi struktur makro, super struktur, dan struktur

makro. Sedangkan kognisi sosial menjelaskan bagaimana Buya Hamka

mengetahui dan memahami kedudukan perempuan dalam islam.

Kemudian, dalam konteks sosial akan dijelaskan mengenai permasalahan

gender dan perempuan yang terjadi di masyarakat.

5. BAB V PENUTUP

Peneliti mengakhiri skripsi ini dengan memberikan kesimpulan yang

berfungsi memberikan jawaban umum atas pertanyaan yang terdapat

pada bab 1, serta diikuti saran dari penulis.

Page 28: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

15

Konteks sosial

Kognisi sosial

Teks

BAB II

LANDASAN TEORITIS DAN KERANGKA KONSEP

A. Analisis Wacana

1. Analisis Wacana Teun A. Van Dijk

Analisis wacana banyak diartikan dan dipahami oleh kebanyakan

khalayak sebagai analisis atau pembahasan yang fokus terhadap bahasa.

Khalayak mencoba menggali makna tentang bagaimana dan mengapa

bahasa tersebut dikonstruksi. Selain itu, wacana juga dipahami sebagai

studi yang berkaitan dengan kondisi sosial.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan analisis wacana Teun A.

Van Dijk. Analisis wacana yang disampaikan oleh Teun A. Van Dijk

menekankan tiga hal yakni dimensi teks, kognisi sosial, dan konteks

sosial. Diagram model analisis Van Dijk dapat digambarkan sebagai

berikut.

Gambar 1

Diagram Model Analisis Van Dijk14

Berdasarkan diagram analisis wacana Van Dijk, maka teks adalah

dimensi pertama dan terkecil dalam struktur wacana. Setelah

membongkar isi teks maka perlu juga dibedah mengenai kognisi sosial

14 Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media (Yogyakarta: PT. LKiS Pelangi

Aksara, 2001) h 225.

Page 29: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

16

dari penulis wacana tersebut. Terakhir yakni dimensi terbesar dan terluas

dari wacana, konteks sosial. Sehingga melihat gambaran tersebut, hal ini

menunjukkan bahwa struktur wacana tidak hanya menelusuri teks

semata, melainkan membongkar kognisi sosial dan konteks sosial.

Sedangkan skema penelitian dan metode yang dapat digunakan

dalam kerangka analisis Van Dijk adalah sebagai berikut:

Tabel 1

Skema penelitian dan metode Van Dijk15

STRUKTUR METODE

Teks

Mengalisis bagaimana strategi

wacana yang digunakan untuk

menggambarkan seseorang atau

peristiwa tertentu. Bagaimana

strategi tekstual yang dipakai

untuk memarjinalkan suatu

kelompok, gagasan, atau

peristiwa tertentu.

Critical Linguistic

Kognisi Sosial

Menganalisis bagaimana kognisi

penulis dalam memahami

seseorang atau peristiwa tertentu

yang akan ditulis.

Wawancara mendalam

Konteks Sosial

Menganalisis bagaimana wacana

yang berkembang dalam

masyarakat, proses produksi, dan

reproduksi seseorang atau

peristiwa digambarkan.

Studi pustaka, penelusuran

sejarah

2. Kerangka Analisis Wacana Teun A. Van Dijk

a. Dimensi Teks

15 Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media (Yogyakarta: PT. LKiS Pelangi

Aksara, 2001) h 275.

Page 30: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

17

Dalam dimensi teks Van Dijk membagi struktur teks menjadi

tiga bagian yakni struktur makro, superstruktur, dan struktur mikro.

Struktur elemen wacana Van Dijk seperti yang dikutip oleh Alex

Sobur dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 2

Elemen wacana Van Djik16

Struktur Wacana Hal yang Diamati Elemen

Struktur Makro TEMATIK

Apa yang dikatakan?

Topik

Superstruktur SKEMATIK

Bagaimana pendapat

disusun dan dirangkai?

Skema

Struktur Mikro SEMANTIK

Makna yang ingin

ditekankan dalam teks

Latar, detail, ilustrasi,

maksud, pengandaian

Struktur Mikro SINTAKSIS

Bagaimana pendapat

disampaikan ?

Bentuk kalimat,

koherensi, kata ganti

Struktur Mikro STILISTIK

Pilihan kata apa yang

dipakai ?

Leksikon

Struktur Mikro RETORIS

Bagaimana dan

dengan cara apa

penekanan dilakukan?

Grafis, metafora,

ekspresi

Berdasarkan tabel tersebut, dalam tingkatan struktur makro

akan dibedah mengenai makna global dari suatu teks yang dapat

diamati dari tema ataupun topik teks tersebut. Dalam tingkatan

superstruktur, akan dibedah mengenai skema teks secara utuh.

Skema teks tersebut meliputi bagian pendahuluan, isi, penutup, serta

kesimpulan teks tersebut. Sedangkan dalam tingkatan struktur

16 Alex Sobur, Analisis Teks Media (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004) Cet. 3 h 74.

Page 31: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

18

mikro, akan dibedah makna secara semantik, sintaksis, stilistik, dan

retoris.

1) Tematik

Tematik atau topik merupakan informasi yang paling

penting atau inti pesan yang ingin disampaikan oleh

komunikator. Dari topik bisa diketahui masalah dan tindakan

yang diambil oleh komunikator dalam mengatasi suatu

masalah.17

Dalam analisis wacana, tematik berarti membongkar tema

atau topik dari wacana tersebut. Dengan demikian, dengan

mengetahui tema kita akan mengetahui gambaran umum, inti,

dan ringkasan sebuah wacana.

2) Skematik

Struktur skematik menggambarkan bentuk umum dari suatu

teks. Bentuk wacana umum disusun dengan sejumlah kategori

atau pembagian umum seperti pendahuluan, isi, penutup, dan

kesimpulan. Skematik juga merupakan strategi dari komunikator

untuk mendukung makna umum dengan memberikan sejumlah

alasan mendukung.18

Dengan demikian, struktur skematik dalam analisis wacana

memberikan sebuah alur yang tersusun dan runtut sehingga

menjadikan wacana teks memiliki kesatuan arti dan dapat

dipahami.

17 Alex Sobur, Analisis Teks Media (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004) Cet. 3 h 75.

18

Alex Sobur, Analisis Teks Media (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004) Cet. 3 h 76.

Page 32: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

19

3) Semantik

Semantik dalam skema Van Dijk dikategorikan sebagai

makna lokal, yakni makna yang muncul dari hubungan

antarkalimat, hubungan antarposisi yang membangun makna

tertentu dalam suatu bangunan teks. Analisis wacana banyak

memusatkan perhatian pada dimensi teks seperti makna yang

ekplisit ataupun implisit, makna yang sengaja disembunyikan

dan bagaimana orang menulis atau berbicara mengenai hal itu.19

Penjelasan mengenai semantik yang disampaikan Van Dijk

lebih ringkasnya mengandung arti bahwa dalam sebuah wacana

teks tentu mengandung makna yang biasanya makna tersebut

tidak nampak dan perlu ditelusuri. Struktur skematik tersebut

meliputi latar, detail, ilustrasi, maksud, dan pengandaian.

Latar merupakan elemen wacana yang dapat menjadi

alasan pembenar gagasan yang diajukan dalam suatu teks. Latar

peristiwa digunakan untuk menyediakan latar belakang hendak

kemana makna suatu teks hendak dibawa. Detail berhubungan

dengan kontrol informasi yang ditampilkan komunikator.

Illustrasi berhubungan dengan apakah informasi tertentu

disertai contoh atau tidak. Maksud berhubungan dengan apakah

teks tersebut disampaikan secara eksplisit atau tidak, apakah

fakta disajikan secara terbuka atau tidak. Terakhir pengandaian,

19 Alex Sobur, Analisis Teks Media (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004) Cet. 3 h 78.

Page 33: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

20

yakni berhubungan dengan pernyataaan yang digunakan untuk

mendukung makna suatu teks.20

Untuk memperoleh hasil yang maksimal dalam menggali

makna semantik, maka unsur-unsur semantik yang meliputi

latar, detail, ilustrasi, maksud, dan pengandaian harus

diperhatikan dan dijelaskan.

4) Sintaksis

Ramlan mengatakan, “Sintaksis ialah bagian atau cabang

dari ilmu bahasa yang membicarakan seluk beluk wacana,

kalimat, klausa, dan frase”. Dalam sintaksis wacana terdapat tiga

bagian yakni bentuk kalimat, koherensi, dan kata ganti. Bentuk

kalimat adalah segi sintaksis yang berhubungan dengan cara

berpikir logis, yaitu prinsip kausalitas. Koherensi adalah

pertalian atau jalinan antarkata, proposisi, atau kalimat.

Sedangkan kata ganti merupakan alat yang dipakai oleh

komunikator untuk menunjukkan di mana posisi seseorang

dalam wacana.21

Dalam struktur sintaksis wacana teks, bentuk kalimat,

koherensi, dan kata ganti sangat berkaitan dan perlu

diperhatikan dalam penggaliannya.

5) Stilistik

Pusat perhatian stilistik adalah style yaitu cara yang

digunakan seorang pembicara atau penulis untuk menyatukan

20 Alex Sobur, Analisis Teks Media (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004) Cet. 3 h 79.

21

Alex Sobur, Analisis Teks Media (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004) Cet. 3 h 80-81.

Page 34: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

21

maksudnya dengan menggunakan bahasa sebagai sarana. Pada

gaya bahasa tersebut mencakup diksi atau pilihan leksikal

(leksikon). Elemen pemilihan leksikal pada dasarnya

menandakan bagaimana seseorang melakukan pemilihan kata

atau frase atas berbagai kemungkinan kata atau frase yang

tersedia.22

Inti dari struktur stilistik ini adalah pemilihan kata.

Pemilihan kata dalam sebuah wacana sangat perlu digunakan

guna membentuk bahasa atau kalimat yang santun dan mudah

dipahami. Contoh dari pemilihan kata stilistik ini adalah kata

“meninggal” yang memiliki arti “wafat atau mati”.

6) Retoris

Retoris adalah gaya yang diungkapkan komunikator dalam

sebuah teks. Retoris ini berkaitan dengan grafis, metafora, dan

ekspresi.

b. Dimensi Kognisi Sosial

Kognisi sosial berkaitan dengan pendekatan kognitif. Menurut

Van Dijk, “Pendekatan kognitif didasarkan pada asumsi bahwa teks

tidak mempunyai makna, tetapi makna diberikan oleh pemakai

bahasa, atau lebih tepatnya proses kesadaran mental dari pemakai

bahasa. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu penelitian atasrepresentasi

kognisi dan strategi wartawan dalam memproduksi suatu berita.”23

22 Alex Sobur, Analisis Teks Media (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004) Cet. 3 h 82-83.

23

Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media (Yogyakarta: PT. LKiS Pelangi

Aksara, 2001) Cet. 7 h 260.

Page 35: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

22

Berdasarkan uraian tersebut, dapat dipahami bahwa arti dari

kognisi sosial adalah berhubungan dengan kognisi penulis. Jadi, hal

ini berkaitan dengan bagaimana seorang penulis memahami suatu

peristiwa ataupun bagaimana seorang penulis memproduksi berita

kemudian menuangkannya lewat wacana berupa tulisan maupun

ucapan.

Menurut Van Dijk, “peristiwa dipahami dan dimengerti

didasarkan pada skema. Van Dijk menyebut skema ini sebagai

model. Skema dikonseptualisasikan sebagai struktur mental di mana

tercakup di dalamnya bagaimana kita memandang manusia, peranan

sosial, dan peristiwa.”24

Untuk memahami skema atau model kognisi

sosial Van Dijk, dapat dilihat dari gambar berikut:

Tabel 3

Skema Kognisi Sosial Van Djik25

Skema Person (Person Schemas)

Skema ini menggambarkan bagaimana seseorang menggambarkan

dan memandang orang lain

Skema Diri (Self Schemas)

Skema ini berhubungan dengan bagaimana diri sendiri dipandang,

dipahami, dan digambarkan oleh seseorang

Skema Peran (Role Schemas)

Skema ini berhubungan dengan bagaimana seseorang memandang

dan menggambarkan peranan dan posisi seseorang dalam masyarakat

Skema Peristiwa (Event Schemas)

Skema ini yang paling sering dipakai, karena setiap peristiwa selalu

ditafsirkan dan dimaknai dengan skema tertentu

Dari skema yang tertera pada tabel tersebut, menunjukkan

bahwa dalam dimensi kognisi tidak mudah hanya dengan

24 Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media (Yogyakarta: PT. LKiS Pelangi

Aksara, 2001) Cet. 7 h 261.

25

Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media (Yogyakarta: PT. LKiS Pelangi

Aksara, 2001) Cet. 7 h 262-263.

Page 36: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

23

mewawancarai komunikator wacana yakni penulis atau pembicara

untuk mengetahui pengetahuan komunikator tentang wacana

tersebut. Dalam hal ini ada proses yang komplek dan runtut yang

dimulai dari skema person hingga skema peristiwa.

c. Dimensi Konteks Sosial

Dimensi ketiga dari analisis Van Djik adalah konteks sosial.

“Wacana sosial adalah bagian dari wacana yang berkembang di

masyarakat, atau bisa dikatakan analisis sosial melihat bagaimana

teks dihubungkan lebih jauh dengan struktur sosial dan pengetahuan

yang berkembang dalam masyarakat atas suatu wacana.26

Berdasarkan pernyataan tersebut, maka jelaslah bahwa konsep

wacana Van Dijk sangat komplek. Van Dijk tidak hanya menggali

sebuah wacana secara sederhana melalui teks semata, melainkan ia

juga menggali wacana dari kognisi penulis, kemudian juga menggali

wacana berdasarkan pemahaman masyarakat mengenai wacana

tersebut. Dengan konteks sosial tersebut, tentu wacana juga

dipahami masyarakat secara berbeda-beda, sehingga berdasarkan

pemahaman yang berbeda tersebut, penulis harus memberikan

kesimpulan atas konteks sosial yang diperoleh.

B. Konsep Gender Dan Kesetaraan Gender

1. Pengertian Gender dan Kesetaraan Gender

Isu gender dalam masyarakat Indonesia telah lama diperjuangkan.

Sebut saja pada masa penjajahan, di mana para aktor emansipasi wanita

26

Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media (Yogyakarta: PT. LKiS Pelangi

Aksara, 2001) Cet. 7 h 225.

Page 37: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

24

seperti R.A Kartini dan Dewi Sartika begitu gigih memperjuangkan hak-

hak wanita untuk memperoleh pendidikan dan turut memajukan

pembangunan.

Dalam sejarah Barat menurut Dr. Zakir Naik, perempuan dihinakan

dan tidak mempunyai hak apapun menurut hukum Babilonia. Ketika

seorang laki-laki membunuh seorang perempuan, sebagai ganti atas

hukuman bagi laki-laki itu, istrinya dihukum mati. Peradaban Yunani

dianggap sebagai peradaban kuno yang paling hebat. Ironisnya, dalam

sistem “hebat” ini perempuan tidak punya hak apa-apa dan dipandang

rendah. Dalam mitologi Yunani, seorang “perempuan imajiner” bernama

Pandora adalah akar penyebab nasib buruk manusia. Orang-orang Yunani

menganggap perempuan sebagai manusia rendah dan berada di bawah

laki-laki. Ketika peradaban Romawi berada pada puncak kejayaannya,

seorang laki-laki bahkan punya hak menghabisi nyawa istrinya.

Pelacuran dan nudism adalah hal lumrah di kalangan bangsa Romawi.27

Betapa terlihat kondisi perempuan di Barat pada saat itu. Perempuan

bukan saja tidak dihargai, melainkan direndahkan, dianggap bukan

manusia, dan diperlakukan dengan sangat hina. Tidak adanya nilai-nilai

yang menjunjung tinggi dan membela kaum perempuan.

Perbedaan gender sebenarnya tidaklah menjadi masalah, namun

yang menjadi masalah adalah dengan adanya perbedaan gender akan

melahirkan ketidakadilan. Ketidakadilan tersebut secara khusus lebih

berdampak pada perempuan.

27 Dr. Zakir Naik, Debat Islam vs Non-Islam (Solo: PT. Aqwam, 2016) h 52-53.

Page 38: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

25

Ketidakadilan gender termanifestasi dalam berbagai bentuk yakni:

marginalisasi atau proses pemiskinan ekonomi, subordinasi atau

anggapan tidak penting dalam keputusan politik dan kepemimpinan,

pembentukan stereotype atau melalui pelebelan negatif, kekerasan

(violence), beban kerja lebih panjang dan lebih banyak (burden), serta

sosialisasi ideologi nilai peran gender.28

Lebih jauh, khususnya dalam undang-undang Indonesia juga telah

dicanangkan undang-undang mengenai kesetaraan gender dalam upaya

melindungi kaum perempuan.

Adapun undang-undang tersebut yakni, “UU No. 7 tahun 1984

tentang ratifikasi konvensi CEDAW yakni konvensi tentang penghapusan

segala bentuk diskriminasi terhadap perempuan dan berbagai kebijakan

untuk mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender di Indonesia, UU

Np23/2004 tentang penghapusan kekerasan dalam rumah tangga

(KDRT), UUN No.21/2007 tentang pemberantasan tindak pidana

perdagangan orang (PTPPO), UU No. 23/2002 tentang Perlindungan

Anak, UU. No 12/2006 tentang kewarganegaraan, instruksi Presiden

No.9 tahun 2000 tentang pengarusutamaan gender dan kebijakan-

kebijakan lainnya.”29

Sudah terlihat bahwa Indonesia saat ini bukan lagi negara yang tidak

menghargai perempuan. Hak-hak perempuan dan perlindungan

perempuan sudah diatur dalam undang-undang. Dengan demikian yang

28 Mansour Fakih, Analisis Gender dan Transformasi Sosial (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

2013) h 12.

29

www.pikiran-rakyat.com/nasional/2015/02/17/316536/uu-keadilan-dan-kesetaraan-gender-

segera-disahkan. Diakses pada 2 Oktober 2016 pukul 21.50 WIB.

Page 39: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

26

seharusnya dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat adalah

menegakkan dan melaksanakan undang-undang tersebut secara benar dan

bijak.

Berkaitan dengan gender dan permasalahannya, untuk lebih paham

mengenai hal tersebut, maka perlu juga diketahui pengertian gender.

Konsep gender yakni suatu sifat yang melekat pada kaum laki-laki

dan perempuan yang dikonstruksi secara sosial maupun kultural. Dalam

hal ini dapat dikatakan bahwa laki-laki itu secara umum bersifat kuat,

perkasa, dan rasional. Namun, perempuan juga memiliki sifat lemah,

lembut, emosional, dan keibuan. Di antara sifat-sifat tersebut yakni sifat

antara laki-laki dan perempuan juga dapat dipertukarkan, menurut konsep

gender. Perubahan sifat-sifat tersebut dapat terjadi dari waktu ke waktu

dan dari tempat ke tempat yang lain. Semua hal yang dapat dipertukarkan

tersebut antara laki-laki dan perempuan, yang dapat berubah dari waktu

ke waktu, dan dari tempat ke tempat, itulah yang dimaksud dengan

konsep gender.30

Berdasarkan konsep gender tersebut, maka sebenarnya sifat-sifat

yang melekat pada diri laki-laki dan perempuan selama ini hanyalah

stereotype atau pelabelan. Hal ini menunjukkan bahwa sifat-sifat tersebut

diciptakan oleh masyarakat. Masyarakat seringkali menganggap

perempuan lemah dan laki-laki kuat. Padahal, laki-lakipun banyak juga

yang lemah, banyak pula perempuan yang kuat. Semua sifat-sifat tersebut

bisa muncul pada siapa saja dan kapan saja.

30 Umi Sumbulah, Spektrum Gender (Mlang, UIN Malang Press, 2008) Cet. h 8.

Page 40: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

27

Trisakti Handayani dan Sugiarti menambahkan bahwa, “Gender

dapat diartikan sebagai konsep sosial yang membedakan peran antara

laki-laki dan perempuan. Perbedaan fungsi peran laki-laki dan

perempuan tersebut tidak ditentukan dari perbedaan biologis dan kodrat,

tetapi dibedakan berdasarkan kedudukan, fungsi, serta peranan masing-

masing dalam berbagai bidang kehidupan dan pembangunan.31

Pendapat tersebut bukan lagi berbicara mengenai sifat, melainkan

peran dan kedudukan. Hal yang seringkali diperdebatkan di masyarakat

mengenai gender adalah perbedaan peran dan kedudukan antara laki-laki

dan perempuan. Ada suatu tugas yang hanya bisa dilakukan oleh laki-laki

dan tidak bisa dilakukan oleh perempuan, kemudian sebaliknya.

Umi Sumbulah juga menyebutkan bahwa permasalahan gender

merupakan fenomena sosial budaya. Artinya, gender merupakan dampak

sosial yang muncul di masyarakat karena adanya perbedaan jenis

kelamin. Dalam hal ini sebenarnya fenomena itu bersifat netral. Artinya,

hal tersebut merupakan suatu gejala yang dapat pula dilihat dan

dipecahkan dengan perspektif agama. Maka perlulah kita merujuk pada

penafsiran para ulama mengenai kepemimpinan laki-laki atas perempuan,

kewarisan perempuan, penciptaan perempuan, yang interpretasinya

sangat mungkin untuk diperdebatkan.32

Hal yang sering pula terjadi di masyarakat adalah, mereka saling

menuntut kesetaraan gender, khususnya kaum perempuan, namun di satu

sisi mereka masih menuntut perbedaan di luar kodrat. Sebagai contoh

31 Trisakti Handayani dan Sugiarti, Konsep dan Teknik Penelitian Gender (Malang:Universitas

Muhammadiyah, 2002) Cet 1 h 6.

32

Umi Sumbulah, Spektrum Gender (Malang: UIN Malang Press, 2008) Cet. 1 h 9.

Page 41: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

28

adalah terkait peran dan beban kerja. Kaum perempuan menuntut

kesetaraan, dan sudah jelas disebutkan bahwa untuk peran itu adalah hal

yang mampu dipertukarkan. Namun, tetap saja di masyarakat untuk

pekerjaan berat dilimpahkan pada laki-laki dan perempuan enggan

melakukannya. Begitupun tentang beban kerja di rumah tangga,

seringkali masyarakat melimpahkannya pada perempuan, laki-laki

enggan melakukannya dengan alasan itu bukanlah pekerjaan yang pantas

untuk perempuan.

Merujuk pada kesetaraan, kesetaraan dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia (KBBI) artinya sejajar (sama tingginya), sama tingkatnya

(kedudukannya), sepadan dan seimbang.33

Kesetaraan dalam hal ini adalah sebuah persamaan kedudukan.

Sehingga, kesetaraan gender adalah sebuah persamaan kedudukan, peran,

hak dan kewajiban antara laki-laki dan perempuan yang dikonstruksi

secara sosial, namun dapat dipertukarkan. Meskipun laki-laki dan

perempuan memiliki hak serta kewajiban berdasarkan konsep gender,

tentu masih terdapat perbedaan antara keduanya. Perbedaan yang lagi-

lagi dikonstruksi oleh masyarakat dan dapat didukung pula oleh agama.

Masyarakat melihat dan memberikan kesimpulan atas perbedaan

berdasarkan biologis. Sehingga kesetaraan dan perbedaan gender di

masyarakat bisa saja disebabkan oleh biologis laki-laki dan perempuan.

33 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (Jakarta: PT

Gramedia Pustaka Utama, 2008) Cet. 1 Edisi ke 4 h 1404.

Page 42: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

29

2. Bentuk-bentuk Ketidakadilan Gender

a. Marginalisasi

Marginalisasi disebut juga pemiskinan perempuan. Ada

beberapa mekanisme proses marginalisasi kaum perempuan karena

perbedaan gender. Dari segi sumbernya bisa berasal dari kebijakan

pemerintah, keyakinan, tafsir agama, keyakinan tradisi dan

kebiasaan atau bahkan asumsi ilmu pengetahuan.34

Salah satu contoh marginalisasi perempuan adalah terjadinya

revolusi hijau pada masa Soeharto. Pada revolusi hijau pekerjaan

bertani hanya fokus pada laki-laki saja sedangkan perempuan tidak

bisa turut bertani. Akibatnya, banyak perempuan yang mengalami

kemiskinan.

Selain itu, marginalisasi yang terjadi hingga saat ini adalah

mengenai permasalahan perempuan yang bekerja. Ada anggapan

yang menyatakan bahwa perempuan tidak berkewajiban bekerja dan

mencari nafkah. Permasalahan terkait pembagian warisan juga turut

menjadi masalah marginalisasi.

b. Subordinasi

Subordinasi adalah anggapan tidak penting dalam keputusan

politik.35

Dalam hal ini, perempuan dianggap emosional, lemah,

tidak pantas memimpin, dan tidak berhak untuk turut memutuskan

sebuah kebijakan khususnya dalam hal politik di pemerintahan.

34 Trisakti Handayani dan Sugiarti. Konsep dan Teknik Penelitian Gender (Malang:

Universitas Muhammadiyah , 2002) h 16.

35

Trisakti Handayani dan Sugiarti. Konsep dan Teknik Penelitian Gender (Malang:

Universitas Muhammadiyah , 2002) h 16.

Page 43: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

30

Subordinasi ini juga berkaitan dengan kepemimpinan. Dimana

sering menjadi perdebatan bahwa perempuan tidak berhak menjadi

pemimpin. Jika perempuan duduk di bangku politik dan

pemerintahan, maka posisinya tidak menjadi pemimpin tertinggi

negara.

c. Stereotipe

Stereotipe adalah pelabelan terhadap suatu kelompok atau jenis

pekerjaan tertentu.36

Dalam hal ini perempuan sudah dilabel atau

dianggap lemah, lembut, emosional, atau keibuan. Sedangkan laki-

laki dianggap kuat, rasional, jantan, dan perkasa. Dengan adanya

pelabelan tersebut, maka muncul tindakan yang seolah telah

menjadikan kodrat bagi perempuan.

d. Kekerasan

Kekerasan adalah suatu serangan terhadap fisik maupun

integritas mental psikologi seseorang. Kekerasan terhadap

perempuan sering terjadi karena budaya dominasi laki-laki terhadap

perempuan. Kekerasan digunakan oleh laki-laki untuk memenangkan

perbedaan pendapat, untuk menyatakan rasa tidak puas, dan

seringkali hanya untuk menunjukkan bahwa laki-laki berkuasa atas

perempuan.37

Kekerasan ini memang sering terjadi di masyarakat. Meski

perlindungan perempuan sudah diatur oleh agama dan undang-

36 Trisakti Handayani dan Sugiarti. Konsep dan Teknik Penelitian Gender (Malang:

Universitas Muhammadiyah , 2002) h 17.

37

Trisakti Handayani dan Sugiarti. Konsep dan Teknik Penelitian Gender (Malang:

Universitas Muhammadiyah , 2002) h 18-19.

Page 44: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

31

undang negara, namun kekerasan dalam rumah tangga (KDRT)

masih sering terjadi. Kekerasan tidaklah terlalu menjadi perdebatan

di masyarakat tentang boleh tidaknya kekerasan pada perempuan

dilakukan, masyarakat tentu sudah mengetahui dan sadar bahwa

kekerasan tidak boleh dilakukan. Namun yang menjadi

permasalahan adalah aturan agama dan negara tersebut masih kurang

diterapkan dengan semestinya.

e. Beban kerja

Adanya anggapan bahwa kaum perempuan memiliki sifat

memelihara dan rajin, serta tidak cocok untuk menjadi kepala rumah

tangga, berakibat bahwa semua pekerjaan domestik rumah tangga

menjadi tanggung jawab kaum perempuan.38

Dalam hal ini biasanya banyak kaum laki-laki yang enggan dan

gengsi untuk turut mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Semua

tugas rumah tangga mulai dari mengurus anak, memasak, mencuci,

menyapu, mengepel, dan sebagainya hanya menjadi tugas

perempuan saja. Sehingga jika perempuan juga bekerja mencari

nafkah, maka perempuan akan memiliki pekerjaan ganda.

C. Kemuliaan Perempuan dalam Islam

Berbicara mengenai kedudukan perempuan dalam Islam tentu tidak lepas

dari sejarah sebelum masa kerasulan, yakni masa sebelum munculnya Nabi

akhir zaman Muhammad SAW yang membawa risalah agama Islam. Masa itu

disebut pula dengan masa atau zaman jahiliyah yang menggambarkan

38 Mansour Fakih, Analisis Gender dan Transformasi Sosial (Yogyakarta, Pustaka Pelajar,

2013) h 21.

Page 45: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

32

kehidupan manusia dalam kehancuran akhlak dan moral. Di masa itu pula

wanita tidak dihargai, dianggap rendah, dan diperlakukan secara budak.

Para lelaki Arab di masa itu mempunyai banyak istri dan tidak dibatasi

jumlah istri yang dapat mereka miliki. Demikian pula sebaliknya, para wanita

di zaman itu boleh memiliki suami sebanyak yang mereka inginkan.

Perzinahan adalah hal yang umum terjadi di antara orang-orang Arab

sebelum Islam muncul. Anak tiri dapat menikahi ibu tiri mereka dan bahkan

kadang-kadang seorang saudara kandung menikahi saudari kandung mereka

sendiri. Pria dan wanita bebas melakukan apapun menuruti hasrat mereka.

Posisi wanita sangat direndahkan dalam masyarakat Arab. Mereka

diperlakukan sebagai barang yang hina dan sebagai alat pemuas nafsu belaka.

Kelahiran seorang anak perempuan dianggap sebagai kutukan yang besar.

Mempunyai anak perempuan merupakan hal yang memalukan di zaman itu,

dan mempunyai anak laki-laki adalah sebuah kebanggaan. Karenanya, tidak

jarang orang-orang Arab di masa itu membunuh bayi-bayi perempuan

mereka. Sebaliknya, mereka sangat berbangga hati apabila yang lahir adalah

bayi laki-laki. Wanita di zaman itu tidak memiliki hak waris dari suami atau

ayah kandung mereka. Kesimpulannya, wanita tidak memiliki kedudukan

dalam masyarakat.39

Kondisi jahiliyah masyarakat Arab tidaklah jauh berbeda dengan kondisi

masyarakat Barat. Perempuan bukan hanya saja tidak dihargai, namun

direndahkan, tidak dianggap penting, dianggap hina dan sebagai kutukan

39 http://www.lampuislam.org/2015/10/keadaan-masyarakat-arab-di-zaman.html. Diakses pada

15 Oktober 2016 Pukul 09.12 WIB.

Page 46: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

33

besar. Namun di satu sisi mereka menjadikan perempuan sebagai alat pemuas

nafsu laki-laki.

Setelah Islam muncul, barulah hak-hak dan nilai-nilai perempuan

diangkat, perempuan dihargai serta dimuliakan. Penghargaan terhadap

perempuan dalam Islam tercantum dalam beberapa dalil Al-Qur‟an dan

Hadits, di antaranya sebagai berikut:

بىحبث مه رمش أو أوثى وهى مؤمه فأوىئل ذخيىن ومه عمو مه اىص

( ٤٢١اىجىت ول ظيمىن وقشا )

Barangsiapa yang mengerjakan amal-amal saleh, baik laki-laki maupun

wanita sedang ia orang yang beriman, maka mereka itu masuk ke dalam

surga dan mereka tidak dianiaya walau sedikitpun.” (QS. an Nisâ ayat

124)

ب أهب اىزه آمىىا ل حو ىنم أن حشثىا اىىسبء مشهب ول حعضيىهه

خمىهه إ ل أن أحه بفبحشت مبىت وعبششوهه ىخزهبىا ببعض مب آح

ببىمعشوف وعبششوهه ببىمعشوف فئن مشهخمىهه فعسى أن حنشهىا

شا مثشا ) فه خ ئب وجعو للا ( 91ش

Hai orang-orang yang beriman, tidak halal bagi kamu mempusakai

wanita dengan jalan paksa dan janganlah kamu menyusahkan mereka

karena hendak mengambil kembali sebagian dari apa yang telah kamu

berikan kepadanya, terkecuali bila mereka melakukan pekerjaan keji

yang nyata. Dan bergaullah dengan mereka secara patut. Kemudian bila

kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu

tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan

yang banyak.” (QS. An Nisa ayat 19).

ب: حذ ثىب أ بى خب ىذ ق، عه عبذ للا به حذ ثىب أ بى مش عه ال عمش، عه شق

. عمش و قب ه: قب ه س سى ه ا هلل خب س مم ىىسب ءهم

Abu Kuraib menyampaikan kepada kami dari Abu Khalid, dari al-

A’masy, dari Syaqiq, dari Masruq, dari Abdullah bin Amr bahwa

Rasulullah bersabda, “Orang yang paling baik di antara kalian adalah

orang yang paling baik terhadap istrinya.”40

40 Abu Abdullah Muhammad bin Yazid al Qazwini Ibnu Majah, Ensiklopedia Hadits Sunah

Ibnu Majah (Jakarta: Al Mahira, 2013) Cet. 1 Hadits no. 1978. h 351.

Page 47: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

34

Dalil-dalil tersebut menunjukkan bahwa dalam segi ibadah, laki-laki dan

perempuan memiliki kewajiban serta balasan yang sama di hadapan Allah

SWT. Mereka yang taat beribadah dan mengerjakan amal shaleh maka akan

mendapatkan balasan surga. Selain itu, laki-laki harus memperlakukan wanita

dengan baik karena seorang laki-laki yang paling baik adalah yang paling

baik terhadap istrinya.

Meski telah turun dalil-dalil mengenai kedudukan laki-laki dan

perempuan, penghargaan perempuan, permasalahan pun akan tetap muncul

mengatasnamakan perjuangan kesetaraan gender. Dalam hal ini masalah

tersebut pada umumnya dapat muncul berupa pendapat Islam mengenai

perempuan sebagai kepala negara atau pemimpin dan mengenai boleh atau

tidaknya wanita bekerja.

Isu yang terpenting dan masih selalu diperdebatkan saat ini adalah

perempuan sebagai kepala negara. Isu ini selalu mengemuka terutama jika

ada sinyal seorang perempuan mendapat dukungan rakyat untuk menjadi

presiden atau perdana menteri. Perdebatan selalu sengit. Baik kelompok yang

mendukung maupun menentang menjadikan dalil-dalil agama sebagai

argumentasinya.41

Adapun pihak yang tidak mendukung perempuan menjadi seorang kepala

negara ataupun pemimpin, mereka menggunakan dalil-dalil sebagai berikut:

جبه امىن اىش و بمب اىىسبء عيى قى فض أوفقىا وبمب بعض عيى بعضهم للا

بىحبث أمىاىهم مه ب حبفظبث قبوخبث فبىص حفظ بمب ىيغ ح للا واىل

41 Badriyah Fahyumi dkk, Isu-isu Gender dalam Islam (Jakarta: PWS UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, 2002) Cet. 1 h 5.

Page 48: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

35

فئن واضشبىهه اىمضبجع ف واهجشوهه فعظىهه وشىصهه حخبفىن

هه حبغىا فل أطعىنم إن سبل عي ﴾٤١﴿ مبشا عيب مبن للا

“Kaum laki-laki adalah pemimpin kaum perempuan, oleh karena itu

Allah melebihkan sebagian mereka atas sebagian yang lain, dan karena

mereka telah menafkahkan sebagian harta mereka. Sebab itu maka

wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri

ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara mereka.

Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya maka nasihatilah

mereka dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu maka

janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya.

Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.” (QS. An-Nisa’ayat

34)

عضض حنم هه دسجت وللا جبه عي هه ببىمعشوف وىيش وىهه مثو اىزي عي﴿222﴾

“… Dan para perempuan mempunyai hak yang seimbang menurut cara

yang baik. Akan tetapi para suami mempunyai satu tingkatan kelebihan

daripada istrinya.” (QS. Al-Baqarah ayat 228)

مبة لة وآحه اىض ج اىجبهيت الوىى وأقمه اىص جه حبش وقشن ف بىحنه ول حبش

وسسى ج وطهشمم وأطعه للا جس أهو اىب ىزهب عىنم اىش ىه إومب شذ للا

(33) حطهشا

“Dan hendaklah kalian (wahai para istri nabi) tetap di rumah kalian dan

janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang

Jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan

taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak

menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan membersihkan kamu

sebersih-bersihnya.” (QS. al-Ahzab ayat 33)

Selanjutnya permasalahan yang timbul adalah mengenai seorang wanita

yang bekerja. Pertanyaan yang timbul di masyarakat yakni, bolehkah

perempuan bekerja atau hanya laki-laki saja yang mencari nafkah dan

perempuan di rumah?

Muhammad Albar berdasarkan penelitian mengenai kondisi Barat,

mengatakan, “keluarnya wanita dari rumahnya untuk bekerja akan diikuti

dengan perubahan-perubahan sosial yang tidak dapat dielakan meskipun kita

Page 49: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

36

mengakui hal yang sebaliknya. Dalam kondisi seperti ini, perzinaan pasti

akan bertambah, dan secara bertahap hal itu akan diperbolehkan. Demikian

pula prostitusi akan dikemas dengan ungkapan-ungkapan cinta, kebebasan

dan kemajuan sampai akhir kemerosotan yang mengerikan yang mencakup

sarana informasi dari pendengaran kita setiap pagi dan petang sehingga

pernikahan akan semakin sulit. Keburukan akan berakhir sampai kondisi

sosial dan akhlak ambruk seperti di Barat. Kejahatan-kejahatan akan

bertambah banyak dengan berbagai macam bentuknya dan kenakalan remaja

juga bertambah dan kemerosotan akhlak di kalangan para remaja yang

kehilangan kasih sayang ibunya dan perlindungan keluarga karena ibunya

sibuk bekerja di pabrik-pabrik, bisnis, dan kantor-kantor.42

Dengan demikian, menurut Muhammad Albar, dengan wanita keluar

rumah untuk bekerja dapat menimbulkan banyak akibat buruk yang

membawa malapetaka bagi wanita dan masyarakat, kerugian ekonomis dan

sosial.

Berdasarkan anggapan serta pemaparan mengenai pandangan Islam

terhadap perempuan, memang ada beberapa kondisi yang diterima dan

diperdebatkan. Adapun pernyataan perempuan yang diterima yakni bahwa

perempuan dan laki-laki sama dalam hal beribadah dan nilai pahala dari

Allah. Namun yang sering diperdebatkan adalah mengenai kedudukan wanita

sebagai pemimpin dan berkarir. Untuk itu, perlu lebih jelas lagi mengkaji dan

menafsirkan dalil-dalil Al-Qur‟an dan Hadits. Namun, selain merujuk pada

dalil, perlu juga melihat konteks permasalahan dan menyesuaikannya.

42 Muhammad Albar, Wanita Karir dalam Timbangan Islam (Beirut, Daar Al-Muslim,1994),

Cet. 1 h 109.

Page 50: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

37

BAB III

GAMBARAN UMUM: BUYA HAMKA DAN

BUKU “BUYA HAMKA BERBICARA TENTANG

PEREMPUAN”

A. Gambaran Umum Buya Hamka

1. Riwayat Hidup Buya Hamka

Haji Abdul Malik Karim Amrullah atau lebih dikenal dengan

panggilan Hamka lahir di Kampung Molek, Maninjau, Sumatera Barat

pada 17 Februari 1908. Selain terkenal sebagai sastrawan, ia juga seorang

intelektual Islam, wartawan, dan aktivis politik keamanan.43

Beliau merupakan putra pertama dari pasangan Dr. Abdul Karim

Amrullah dan Shaffiah.44

Semasa kecil hingga remajanya, kehidupan

Hamka tidaklah bahagia melainkan penuh dengan penderitaan. Sebelum

menikah dengan ibunya, ayah Hamka telah menikah dengan Raihana

yang tak lain adalah kakak kandung Shaffiah (ibu Hamka). Setelah

Raihana meninggal, ayah Hamka menikah dengan ibunya.

Penderitaan Hamka berawal dari perceraian ayah dan ibunya di

usianya yang masih sangat muda. Seperti yang diungkapkannya,

“Barulah beberapa saat kemudian, dia mendengar dari neneknya itu,

bahwa ibunya telah diceraikan oleh ayahnya. Usianya ketika itu telah 12

tahun. Dia tahu apa artinya kesedihan. Dia menangis mendengarkan

kabar itu, sebab dilihatnya neneknya menangis. Sebab dilihatnya

43 Hamka, Kenang-kenangan Hidup Buku Satu (Jakarta: Balai Pustaka, 2015) h. 157.

44

Irfan Hamka, Ayah (Jakarta: Republika Penerbit, 201) h 289.

Page 51: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

38

memang mak tuanya, saudara ayahnya, sejak beberapa hari ini, berubah

sikap kepadanya. Dan dilihatnya ibu tirinya gembira. Ketika neneknya itu

datang, ditemani oleh engkunya, dengan maksud hendak menjemput

ayahnya, supaya surut kembali, kelihatan orang mencibir-cibirkan bibir.

Menyatakan tidak suka ayahnya kembali kepada ibunya”45

.

Berdasarkan penuturan Hamka, jelaslah bahwa ayahnya telah

menikah tiga kali. Ibunya adalah istri kedua. Dengan adanya perceraian

ayah dan ibunya, tentu Hamka tidak hanya mengalami kesedihan,

melainkan juga tekanan dan guncangan perasaan yang tidak karuan.

Hingga pada akhirnya Hamka harus tinggal dengan ayahnya dan berpisah

dengan ibunya. Dengan kejadian perceraian itu, meski Hamka turut

tinggal bersama ayahnya, Hamka sering tidak akur dan membenci

ayahnya. Tidak damainya Hamka dengan ayahnya beransur hingga

Hamka dewasa dan menikah.

Dari pernikahan ayah dan ibunya, Hamka merupakan anak pertama

dan memiliki tiga saudara, yakni Abd. Kudus, Abd. Mukti, dan Asma

Karim.

Hamka mengatakan, “Di umur tujuh tahun dia sudah disuruh

sembahyang tetapi puasa belum diperintahkan”46

. “Ayah ingin benar agar

dia kelak jadi ulama”47

. Berdasarkan ungkapan Hamka, dapat diketahui

bahwa sejak kecil Hamka sudah diajarkan ilmu agama oleh ayahnya yang

memang dulu adalah seorang ulama dan alim. Ayah Hamka juga

memiliki cita-cita agar Hamka kelak menjadi seorang alim dan ulama.

45 Hamka, Kenang-kenangan Hidup Buku Satu (Jakarta: Balai Pustaka, 2015) h. 64.

46

Hamka, Kenang-kenangan Hidup Buku Satu (Jakarta: Balai Pustaka, 2015) h 26.

47

Hamka, Kenang-kenangan Hidup Buku Satu (Jakarta: Balai Pustaka, 2015) h 49.

Page 52: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

39

Cita-cita ayah Hamka telah terkabul, Hamka tidak hanya menjadi alim

dan ulama, melainkan sastrawan dan aktivis politik.

Hamka mendapat pendidikan rendah di Sekolah Dasar Maninjau

sampai kelas dua sebelum akhirnya melanjutkan ke Sumatera Thawalib

di Padang Panjang. Di sana Hamka mempelajari agama dan Bahasa

Arab. Hamka juga mengikuti pengajian di surau yang diberikan ulama

terkenal seperti Syeikh Ibrahim Musa, Syeikh Ahmad Rasyid, Sutan

Mansur, dll.48

Dengan pernyataan tersebut, dapat diketahui bahwa perjalanan

pendidikan Hamka sangat panjang. Hamka tidak hanya belajar di satu

tempat, melainkan belajar di berbagai tempat, seperti sekolah, surau, dan

dari berbagai guru.

Lebih dari itu, Hamka adalah seorang otodidak dalam berbagai

bidang ilmu pengetahuan seperti filsafat, sastra, sejarah, sosiologi, dan

politik (Islam maupun Barat). Penguasaannya atas Bahasa Arab

membuatnya tidak kesulitan mengaji dan mengkaji karya para ulama dan

sastrawan dari Timur Tengah seperti Zaki Mubarak, Jurji Zaidan, Abbas

al-Aqqad, Mustafa al-Manfaluti, dan Hussain Haikal, bahkan melalui

Bahasa Arab. Juga beliau meneliti karya intelektual Barat seperti Karl

Marx, Albert Camus, William James, Sigmund Freud, Arnold Toynbee,

Sartre, dan Pierre Loti. Hamka sangat rajin membaca dan bertukar

pikiran dengan tokoh-tokoh besar seperti H.O.S. Tjokroaminoto, Raden

Mas Soerjopranoto, Haji Fachrudin, A.R. Sutan Mansur, dan Ki Bagus

48 Hamka, Kenang-kenangan Hidup Buku Satu (Jakarta: Balai Pustaka, 2015) h 157.

Page 53: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

40

Hadikusumo sambil terus mengasah bakatnya sehingga menjadi seorang

ahli pidato yang andal.49

Dari pernyataan ini kita juga mengetahui bahwa Hamka tidak

hanya menekuni ilmu agama dan sastra saja, melainkan juga ilmu sosial

dan politik. Hamka tidak hanya mempelajari sebatas ilmu di Indonesia,

melainkan juga Barat dan bahkan belajar dengan orang Timur Tengah.

Hal ini tentu adalah faktor Hamka memperoleh keluasan ilmu.

Pada tahun 1927 bekerja sebagai guru agama di perkebunan Tebing

Tinggi (Medan) dan pada 1929 menjadi guru agama di Padang Panjang.

Hamka kemudian menjadi dosen Universitas Islam Jakarta dan

Universitas Muhammadiyah Padang Panjang dari tahun 1957 hingga

tahun 1958. Setelah itu, beliau diangkat menjadi rektor Perguruan Tinggi

Islam Jakarta dan Profesor Universitas Mustopo Jakarta. Dari tahun 1951

sampai dengan tahun 1960, beliau menjabat sebagai Pegawai Tinggi

Agama dan meletakkan jabatan itu ketika Presiden Soekarno memintanya

memilih antara menjadi pegawai negeri atau bergiat di ranah politik

dalam Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi).50

Dalam hal ini dapat diketehui bahwa pengalaman karier Hamka

sangat panjang dan kompeten di segala bidang. Selain sebagai ulama,

sastrawan, dan pegiat politik, Hamka juga pernah menjalani profesi

sebagai guru, dosen, pegawai Tinggi Agama, dan juga sebagai seorang

rektor. Keluasan ilmu dan keluasan profesi yang ditekuni Hamka

membuat Hamka patut diapresiasi, diteladani semangat juang dan

49 Hamka, Kenang-kenangan Hidup Buku Satu (Jakarta: Balai Pustaka, 2015) 157-158.

50

Hamka, Kenang-kenangan Hidup Buku Satu (Jakarta: Balai Pustaka, 2015) h 158.

Page 54: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

41

semangat menuntut ilmunya, dan memperoleh posisi terbaik di hati

masyarakat.

Tahun 1924, Hamka berangkat ke Yogyakarta. Di sana ia mulai

aktif dalam pergerakan Muhammadiyah yang diikuti sejak mulai aktif

dalam pergerakan Muhammadiyah yang ia ikuti pendiriannya di tahun

1925. Masih di tahun yang sama ia mulai terjun dalam kegiatan politik

dan menjadi anggota partai politik Syarikat Islam. Sejak tahun 1928,

beliau mengetuai cabang Muhammadiyah di Padang Panjang. Pada tahun

1929 Hamka mendirikan Pusat Latihan Pendakwah Muhammadiyah dan

pada tahun 1931 beliau menjadi konsul Muhammadiyah di Makassar.

Kemudian pada 1946, beliau terpilih menjadi ketua Majelis Pimpinan

Muhammadiyah di Sumatera Barat. Hamka dipilih menjadi penasihat

pimpinan Pusat Muhammadiyah di tahun 1953. Pada 26 Juli 1977,

Hamka dilantik sebagai ketua umum Majelis Ulama Indonesia (MUI)

tetapi beliau mengundurkan diri, pada tahun 1981, karena nasihatnya

tidak dipedulikan oleh pemerintah Orba.51

Uraian tersebut sudah cukup jelas untuk mengetahui bagaimana

pengalaman politik Hamka mulai dari menekuni organisasi

Muhammadiyah, Serikat Islam, sampai akhirnya sempat menduduki

jabatan sebagai ketua MUI. Dengan aktifnya Hamka dan keluasan

berpikirnya, Hamka juga mendirikan Universitas UHAMKA yang

bernuansa dengan pergerakan Muhammadiyah.

51 Hamka, Kenang-kenangan Hidup Buku Satu (Jakarta: Balai Pustaka, 2015) h 58-59.

Page 55: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

42

Hamka aktif menentang usaha kembalinya penjajah Belanda ke

Indonesia melalui pidato dan turut turun dalam kegiatan gerilya di hutan-

hutan Sumatera Utara pada awal tahun 1945. Pada tahun 1947, Hamka

diangkat menjadi ketua Barisan Pertahanan Nasional, Indonesia. Ia

menjadi anggota Konstituante Masyumi dan menjadi orator utama dalam

Pemilu tahun 1955. Dari tahun 1964 hingga tahun 1966, Hamka

menjalani hidup dalam penjara Orde Lama karena dianggap pro-

Malaysia. Setelah keluar dari penjara, Hamka diangkat sebagai anggota

Badan Musyawarah Kebajikan Nasional (BMKN), anggota Majelis

Perjalanan Haji Indonesia, dan anggota Lembaga Kebudayaan Nasional,

Indonesia.52

Masa kehadiran Hamka adalah masa-masa Indonesia masih

mengalami penjajahan. Pada masa itu tentu dengan pandainya Hamka

dalam berpidato dan sifat Hamka yang keras dan pemberani, Hamka turut

menjadi penentang para penjajah Indonesia.

Selain aktif dalam soal keagamaan dan politik, Hamka merupakan

seorang wartawan, penulis, editor, dan aktivis penerbitan. Sejak tahun

1920-an, Hamka menjadi wartawan beberapa buah surat kabar seperti

Pelita Andalas, Seruan Islam, Bintang Islam, dan Seruan

Muhammadiyah. Pada tahun 1928, beliau menjadi editor dan

menerbitkan majalah al-Mahdi di Makassar. Hamka juga pernah menjadi

editor majalah Pedoman Masyarakat, Panji Masyarakat, dan Gema Islam.

52 Hamka, Kenang-kenangan Hidup Buku Satu (Jakarta: Balai Pustaka, 2015) h 159.

Page 56: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

43

Kemahiran Hamka dalam sastra inilah yang membuat Hamka

menuangkan banyak karya yang menginpirasi dan banyak bermanfaat

bagi masyarakat. Karya-karyanya hingga saat ini masih berkembang dan

dapat dinikmati masyarakat.

Sejak muda Hamka memulai aktivitas kesastraannya dan pandai

dalam berpidato. Di waktu kanak-kanak kakek Hamka juga

mengajarkannya dongeng dan pantun-pantun.

Hamka mengatakan, “Banyak lagi pantun-pantun yang indah-

indah, baik mengenai kias dan ibarat, atau mengenai untung dan nasib,

atau mengenai kegagalan di dalam hidup. Barangkali banyak perasaian

yang ditanggungkan oleh orang tua itu di masa mudanya, yang

menyebabkan hikayat, dongeng, ceritera, dan pantun yang

ditumpahkannya pada cucunya”53

. Hanya satu pelajaran saja yang

menarik hatinya, pelajaran‟Arudh, yaitu timbangan sya‟ir Arab. Thawil,

Madid, Basit, wafer, dan lain-lain. Syair-syair itu amat menarik hatinya,

dan dapat dihafalnya. Kalau pelajaran-pelajaran yang lain, lebih banyak

dia mengantuk. Atau hanya matanya yang melihat kitab. Adapun hatinya

melayang jauh, ke Pasar Usang, ke Cinema Theater, Eddie Polo, Marie

Walcamp, “De Klauw tangan besi”, film-film bisu yang popular pada

waktu itu54

. Dalam tahun 1925, setelah kembali dari Jawa itu,

diadakannyalah kursus berpidato dalam kalangan kawan-kawannya, di

surau ayahnya di Padang Panjang. Pidato-pidato kawan-kawannya itu

dicatat dan dijadikan buku, kemudian dicetak. Pendeknya, “Tabligh

53 Hamka, Kenang-kenangan Hidup Buku Satu (Jakarta: Balai Pustaka, 2015) h 16.

54

Hamka, Kenang-kenangan Hidup Buku Satu (Jakarta: Balai Pustaka, 2015) h 52.

Page 57: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

44

Muhammadiyah” telah mempunyai majalah, dia yang jadi hoofdrrektur.

Pidato-pidato kawan-kawannya itu dia sendiri yang mengarangkan.

Kumpulan pidato itu dijadikan organ. Kawan-kawannya berbesar hati,

karena pidato mereka tidaklah sebagus yang dituliskannya itu. Jadi, di

tahun 1925 dia telah mulai mengarang. Dalam usia 17 tahun. Dengan

tidak ada latihan sekolah lebih dahulu.55

Uraian Hamka tersebut telah menjadi sedikit penjelasan mengenai

proses Hamka memulai aktivitas kesastraannya. Selain jiwa dan

pikirannya telah bersatu dengan sastra, Hamka juga memperoleh bakat

sastra dari kakeknya yang sering mendongengkan dan

memperdengarkannya pantun-pantu. Maka ketika dia belajar mengenai

sya‟ir Arab, pelajaran tersebut mudah diterimanya.

Perjalanan sastra Hamka juga tidak begitu mudah, Hamka

mendapatkan tentangan dari ayahnya yang ingin ia belajar ilmu agama

agar menjadi orang alim dan ulama, bukan menjadi pandai berpidato

tanpa ilmu. Tentangan dan kritikan juga muncul dari warga kampungnya.

Dalam hal ini Hamka mengatakan, “Malik hanya pandai pidato,

tetapi tidak alim, dia tidak pandai nahwu-sharaf”.56

Hamka

menambahkan, “Ayahnya pun rupanya sependirian pula dengan beberapa

kawan-kawannya itu. Perlu apa pandai berpidato saja kalau

pengetahuannya tidak cukup. Apalah perlunya kalau cuma pandai

55 Hamka, Kenang-kenangan Hidup Buku Satu (Jakarta: Balai Pustaka, 2015) h 103.

56

Hamka, Kenang-kenangan Hidup Buku Satu (Jakarta: Balai Pustaka, 2015) h 104.

Page 58: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

45

menghafal-hafal sya‟ir, berceritera tentang sejarah, sebagai burung

beo”57

.

Sebab Hamka lebih mudah belajar sastra dan sedikit mengabaikan

pelajaran agama, maka dari itu ia mendapat kritikan yang membuatnya

marah dan membenci semua orang termasuk warga kampung dan

ayahnya, kecuali kakek dan neneknya. Bagi Hamka yang tetap

bersahabat dengannya adalah kakek, nenek, serta buku catatannya

sebagai curahan hatinya.

Karena rasa bencinya pada semua orang, Hamka pergi untuk Haji

ke Tanah suci. Ia ingin membuktikan bahwa ia bukanlah orang rendah

seperti prasangka ayah dan warga kampungnya. Keinginannya pergi ke

Mekkah juga karena ingin memenuhi janji ayahnya yang tidak mampu

dipenuhi oleh ayahnya dulu. Hamka mengatakan, “Dia hendak ke

Mekkah, dia hendak pulang kelak dengan memakai serban. Niat ayahnya

yang dilafalkan tatkala dia dilahirkan sepuluh tahun, yang oleh ayahnya

sendiri tidak dapat dipenuhi, dia sendiri hendak memenuhi”58

.

Hamka juga mengatakan, “Pada permulaan Februari 1927 pemuda

kita meninggalkan pelabuhan Belawan, menuju Jeddah menumpang

kapal Karimata kepunyaan Stoomvaart Maatschappij Nederland”59

.

Dengan pernyataan Hamka tersebut, menunjukkan bahwa Hamka pergi

ke Tanah Suci pada tahun 1927. Hamka ke Mekkah hanya sekedar haji,

bukan untuk sekolah ataupun menuntut ilmu. Ia pun pergi ke Mekkah

dengan biaya dan bekal yang seadanya. Niat dan tekadnyalah yang

57 Hamka, Kenang-kenangan Hidup Buku Satu (Jakarta: Balai Pustaka, 2015) h 105.

58

Hamka, Kenang-kenangan Hidup Buku Satu (Jakarta: Balai Pustaka, 2015) h 110.

59

Hamka, Kenang-kenangan Hidup Buku Satu (Jakarta: Balai Pustaka, 2015) h 110.

Page 59: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

46

kemudian membawa Hamka sampai ke tempat yang dituju dan kembali

ke Tanah Air.

Mengenai perjalanan cinta Hamka, Hamka dulu sempat mencintai

seorang gadis di kampungnya yang sejak kecil dipertunangkan oleh

ayahnya, namun sayang gadis itu telah menikah dengan orang lain.

Hamka mengatakan, “Guna apa saya pulang? Orang kampung tidak akan

menerima saya. Sebab saya tidak alim. Dan saya malu pulang, sebab

tunangan saya, yang dipertalikan ayah dari kecil telah dikawinkan

dengan orang kaya”60

. Maka dari itu, setelah Hamka selesai menunaikan

haji, Hamka tidak ingin pulang ke kampungnya dan bersinggah ke

Medan melanjutkan profesi mengarangnya. Sewaktu perjalanan hendak

haji, di kapal bertemu dengan seorang gadis dari Bandung bernama

Kalsum. Hamka hedak ditawarkan untuk menikah dengan Kalsum,

namun ia kemudian menolak. Hamka mengatakan, “Namun keinginan

yang amat besar itu, dapat ditahan oleh pengaruh ingatan kepada ayah

bunda di kampung itu. Mulai teringat, bagaimanalah akhirnya nanti.

Rusaklah penghargaan orang kampung atas perjalanan itu, kalau

terdengar pula kawin di kapal dengan orang Bandung. Sudah tersebut di

kampungnya, bahwa kalau kawin dengan orang Bandung, akan hilanglah

selamanya di sana. Tidak diharap pulang lagi”61

.

Meski Hamka adalah orang keras, membenci ayah dan warga

kampungnya, dalam kondisi seperti itu, Hamka masih ingat dan

menghargai warga kampung dan ayahnya. Sehingga, tawaran untuk

60 Hamka, Kenang-kenangan Hidup Buku Satu (Jakarta: Balai Pustaka, 2015) h 150.

61 Hamka, Kenang-kenangan Hidup Buku Satu (Jakarta: Balai Pustaka, 2015) h 113.

Page 60: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

47

menikahi Kalsum ditahannya. Hamka juga menolak menikah dengan

Maryam, perempuan Hejaz di rumah syekhnya yang mendesak untuk

menikahinya.

Hamka menuliskan, “Haji Jusuf, membawanya bercakap empat

mata ke sudut surau: Ayah kecilnya itu berkata, „Malik, obatlah hati

ayahmu, beliau sudah tua. Engkau telah dipertunangkan dengan anak

perempuan Endah Sutan, namanya Siti Raham‟62

.

Hingga pada akhirnya, Hamka pulang dengan paksaan dan

menikah dengan Siti Raham pada 5 April 1929. Setelah kembalinya

Hamka dari Tanah Suci dan menikah dengan Siti Raham, Hamka

berbaikan dengan ayahnya. Ayahnya menunjukkan bukti bangganya pada

Hamka.

Dari pernikahannya dengan Siti Raham, Hamka memiliki 12 anak,

dua di antaranya yakni Hisyam dan Husna meninggal dunia saat masih

balita. Adapun 10 anaknya yang lain adalah Zaki, Rusjdi, Fachry,

Azizah, Irfan, Aliyah, Fathiyah, Hilmi, Afif, dan Shaqib63

. Setelah Siti

Raham meninggal pada 1971, 6 tahun kemudian Hamka menikah lagi

dengan Hajah Siti Chadijah.64

Mengenai penghargaan yang diperoleh Hamka, Irfan Hamka

mengatakan, “Ayah juga pernah mendapatkan berbagai gelar

kehormatan, yaitu Doctor Honoris Causa dari Universitas Al Azhar Kairo

(Mesir). Lalu gelar Doctor Honoris Causa dari Universitas Prof.

Moestopo Beragama. Kemudian, di tahun 1974 mendapat gelar yang

62 Hamka, Kenang-kenangan Hidup Buku Satu (Jakarta: Balai Pustaka, 2015) h 152.

63

Irfan Hamka, Ayah (Jakarta: Republika Penerbit, 2013) h 295.

64 Irfan Hamka, Ayah (Jakarta: Republika Penerbit, 2013) h 289.

Page 61: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

48

sama dari Universitas Kebangsaan Malaysia. Setelah meninggal dunia,

Ayah mendapat Bintang Mahaputera Madya dari Pemerintah RI di tahun

1986. Dan, terakhir di tahun 2011, Ayah mendapatkan penghormatan

dari pemerintah RI sebagai Pahlawan Nasional”65

.

Bukti penghargaan Hamka tersebut menunjukkan bahwa

masyarakat dan pemerintah sangat mengapresiasi karya, perjuangan, dan

jejak hidup yang telah Hamka torehkan. Bahkan sampai Hamka wafat

masih mendapatkan penghargaan sebagai bukti penghormatan

terhadapnya.

Hamka meninggal dunia (di usia 73 tahun) pada 24 Juli 1981 di RS

Pusat Pertamina Jakarta dan dimakamkan di TPU Tanah Kusir, Jakarta

Selatan66

. Perjalan hidup Hamka sangat panjang. Hamka telah hidup

selama kurang lebih 73 tahun. Sepanjang usianya telah banyak

pengalaman hidup yang dirasakan oleh Hamka dan sejumlah prestasi

hidup yang tidak dimiliki oleh orang lain.

2. Karya-karya Buya Hamka

Buya Hamka yang merupakan seorang ulama dan satrawan

sekaligus aktif di bidang perpolitikan, memiliki banyak karya yang

hingga saat ini masih hidup dan tersebar luas di masyarakat. Karya-

karyanya yang sudah dituangkan kurang lebih sekitar 118 karya.

Irfan Hamka yang merupakan anak kandung ke lima Buya Hamka

mengatakan, “Ada sekitar 118 karya tulisan (artikel dan buku) Ayah yang

telah dipublikasikan. Topik yang diangkat melingkupi berbagai bidang,

65 Irfan Hamka, Ayah (Jakarta: Republika Penerbit, 2013) h 290.

66

Hamka, Kenang-kenangan Hidup Buku Satu (Jakarta: Balai Pustaka, 2015) h. 160.

Page 62: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

49

beberapa di antaranya mengupas tentang Agama Islam, filsafat sosial,

tasawuf, roman, sejarah, tafsir Al-Qur‟an, dan otobiografi”.67

Dengan demikian, karya Buya Hamka tidak hanya terbatas dalam

bidang sastra seperti roman, novel, puisi, dan cerpen saja, melainkan juga

berupa artikel dan buku-buku keagaman.

Adapun sebagian karya-karya Buya Hamka adalah sebagai berikut:

1) Kenang-Kenangan Hidup, 4 Jilid, Jakarta: Bulan Bintang, 1979.

2) Ayahku (Riwayat Hidup Dr. H. Abdul Karim Amrullah dan

Perjuangannya), Jakarta: Pustaka Wijaya, 1958.

3) Khatib al-Ummah, 3 Jilid, Padang Panjang, 1925.

4) Islam dan Adat, Padang Panjang: Anwar Rasyid, 1929.

5) Kepentingan Melakukan Tabligh, Padang Panjang: Anwar Rasyid,

1929.

6) Majalah Tentera, 4 nomor, Makassar, 1932.

7) Majalah al-Mahdi, 9 nomor, Makassar, 1932.

8) Bohong di Dunia, cet. 1, Medan: Cerdas, 1939.

9) Agama dan Perempuan, Medan: Cerdas, 1939.

10) Pedoman Mubaligh Islam, cet. 1, Medan: Bukhandel Islamiah, 1941.

11) Majalah Semangat Islam, 1943.

12) Majalah Menara, Padang Panjang, 1946.

13) Hikmat Isra‟ Mi‟raj, 1946 (tempat dan penerbit tidak diketahui).

14) Negara Islam, 1946 (tempat dan penerbit tidak diketahui),

15) Islam dan Demokrasi, 1946 (tempat dan penerbit tidak diketahui),

67 Irfan Hamka, Ayah (Jakarta: Republika Penerbit, 2013) h 290.

Page 63: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

50

16) Revolusi Fikiran, 1946 (tempat dan penerbit tidak diketahui),

17) Dibandingkan Ombak Masyarakat, 1946 (tempat dan penerbit tidak

diketahui),

18) Muhammadiyah Melalui Tiga Zaman, Padang Panjang: Anwar

Rasyid, 1946.

19) Revolusi Agama, Padang Panjang: Anwar Rasyid, 1946.

20) Sesudah Naskah Renville, 1947 (tempat dan penerbit tidak

diketahui).

21) Tinjauan Islam Ir. Soekarno, Tebing Tinggi, 1949.

22) Pribadi, 1950 (tempat dan penerbit tidak diketahui).

23) Falsafah Hidup, cet. 3, Jakarta: Pustaka Panji Masyarakat, 1950.

24) Falsafah Ideologi Islam, Jakarta: Pustaka Wijaya, 1950.

25) Urat Tunggang Pancasila, Jakarta: Keluarga, 1951.

26) Pelajaran Agama Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1952.

27) K.H. A. Dahlan, Jakarta: Sinar Pujangga, 1952.

28) Perkembangan Tashawwuf dari Abad ke Abad, cet. 3, Jakarta:

Pustaka Islam, 1957.

29) Pribadi, Jakarta: Bulan Bintang, 1959.

30) Pandangan Hidup Muslim, Jakarta: Bulan Bintang, 1962.

31) Lembaga Hidup, cet. 6, Jakarta: Jayamurni, 1962 (kemudian dicetak

ulang di Singapura oleh Pustaka Nasional dalam dua kali cetakan,

pada tahun 1995 dan 1999).

32) 1001 Tanya Jawab tentang Islam, Jakarta: CV. Hikmat, 1962.

33) Cemburu, Jakarta: Firma Tekad, 1962.

Page 64: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

51

34) Angkatan Baru, Jakarta: Hikmat, 1962.

35) Ekspansi Ideologi, Jakarta: Bulan Bintang, 1963.

36) Pengaruh Muhammad Abduh di Indonesia, Jakarta: Tintamas, 1965

(awalnya merupakan naskah yang disampakannya pada orasi ilmiah

sewaktu menerima gelar Doktor Honoris Causa dari Universitas al-

Azhar Mesir, pada 21 Januari 1958).

37) Sayyid Jamaluddin al-Afghani, Jakarta: Bulan Bintang, 1965.

38) Lembaga Hikmat, cet. 4, Jakarta: Bulan Bintang, 1966.

39) Dari Lembah Cita-Cita, cet. 4, Jakarta: Bulan Bintang, 1967.

40) Hak-Hak Azasi Manusia Dipandang dari Segi Islam, Jakarta: Bulan

Bintang, 1968.

41) Gerakan Pembaruan Agama (Islam) di Minangkabau, Padang:

Minang Permai, 1969.

42) Hubungan antara Agama dengan Negara menurut Islam, Jakarta:

Pustaka Panjimas, 1970.

43) Islam, Alim Ulama dan Pembangunan, Jakarta: Pusat dakwah Islam

Indonesia, 1971.

44) Islam dan Kebatinan, Jakarta: Bulan Bintang, 1972.

45) Mengembalikan Tasawuf ke Pangkalnya, Jakarta: Pustaka Panjimas,

1973.

46) Beberapa Tantangan terhadap Umat Islam di Masa Kini, Jakarta:

Bulan Bintang, 1973.

47) Kedudukan Perempuan dalam Islam, Jakarta: Pustaka Panjimas,

1973.

Page 65: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

52

48) Muhammadiyah di Minangkabau, Jakarta: Nurul Islam, 1974.

49) Tanya Jawab Islam, Jilid I dan II cet. 2, Jakarta: Bulan Bintang,

1975.

50) Studi Islam, Aqidah, Syari‟ah, Ibadah, Jakarta: Yayasan Nurul Iman,

1976.

51) Perkembangan Kebatinan di Indonesia, Jakarta: Yayasan Nurul

Islam, 1976.

52) Tasawuf, Perkembangan dan Pemurniannya, cet. 8, Jakarta: Yayasan

Nurul Islam, 1980.

53) Ghirah dan Tantangan Terhadap Islam, Jakarta: Pustaka Panjimas,

1982.

54) Kebudayaan Islam di Indonesia, Jakarta: Pustaka Panjimas, 1982.

55) Lembaga Budi, cet. 7, Jakarta: Pustaka Panjimas, 1983.

56) Tasawuf Modern, cet. 9, Jakarta: Pustaka Panjimas, 1983.

57) Doktrin Islam yang Menimbulkan Kemerdekaan dan Keberanian,

Jakarta: Yayasan Idayu, 1983.

58) Islam: Revolusi Ideologi dan Keadilan Sosial, Jakarta: Pustaka

Panjimas, 1984.

59) Iman dan Amal Shaleh, Jakarta: Pustaka Panjimas, 1984.

60) Renungan Tasawuf, Jakarta: Pustaka Panjimas, 1985.

61) Filsafat Ketuhanan, cet. 2, Surabaya: Karunia, 1985.

62) Keadilan Sosial dalam Islam, Jakarta: Pustaka Antara, 1985.

63) Tafsir al-Azhar, Juz I sampai Juz XXX, Jakarta: Pustaka Panjimas,

1986.

Page 66: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

53

64) Prinsip-prinsip dan Kebijaksanaan Dakwah Islam, Jakarta: Pustaka

Panjimas, 1990.

65) Tuntunan Puasa, Tarawih, dan Idul Fitri, Jakarta: Pustaka Panjimas,

1995.

66) Adat Minangkabau Menghadapi Revolusi, Jakarta: Tekad, 1963.

67) Islam dan Adat Minangkabau, Jakarta: Pustaka Panjimas, 1984.

68) Mengembara di Lembah Nil, Jakarta: NV. Gapura, 1951.

69) Di Tepi Sungai Dajlah, Jakarta: Tintamas, 1953.

70) Mandi Cahaya di Tanah Suci, Jakarta: Tintamas, 1953.

71) Empat Bulan di Amerika, 2 Jilid, Jakarta: Tintamas, 1954.

72) Merantau ke Deli, cet. 7, Jakarta: Bulan Bintang, 1977 (ditulis pada

tahun 1939).

73) Si Sabariah (roman dalam bahasa Minangkabau), Padang Panjang:

1926.

74) Laila Majnun, Jakarta: Balai Pustaka, 1932.

75) Salahnya Sendiri, Medan: Cerdas, 1939.

76) Keadilan Ilahi, Medan: Cerdas, 1940.

77) Angkatan Baru, Medan: Cerdas, 1949.

78) Cahaya Baru, Jakarta: Pustaka Nasional, 1950.

79) Menunggu Beduk Berbunyi, Jakarta: Firma Pustaka Antara, 1950.

80) Terusir, Jakarta: Firma Pustaka Antara, 1950.

81) Di Dalam Lembah Kehidupan (kumpulan cerpen), Jakarta: Balai

Pustaka, 1958.

82) Di Bawah Lindungan Ka'bah, cet. 7, Jakarta: Balai Pustaka, 1957.

Page 67: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

54

83) Tuan Direktur, Jakarta: Jayamurni, 1961.

84) Dijemput Mamaknya, cet. 3, Jakarta: Mega Bookstrore, 1962.

85) Cermin Kehidupan, Jakarta: Mega Bookstrore, 1962.

86) Tenggelamnya Kapal Van der Wijck, cet. 13, Jakarta: Bulan

Bintang, 1979.

87) Pembela Islam (Tarikh Sayyidina Abubakar Shiddiq), Medan:

Pustaka Nasional, 1929.

88) Ringkasan Tarikh Ummat Islam, Medan: Pustaka Nasional,1929.

89) Sejarah Islam di Sumatera, Medan: Pustaka Nasional, 1950.

90) Dari Perbendaharaan Lama, Medan: M. Arbi, 1963.

91) Antara Fakta dan Khayal Tuanku Rao, cet. 1, Jakarta: Bulan

Bintang, 1974.

92) Sejarah Umat Islam, 4 Jilid, Jakarta: Bulan Bintang, 1975.

93) Sullam al-Wushul; Pengantar Ushul Fiqih (terjemahan karya Dr. H.

Abdul Karim Amrullah), Jakarta: Pustaka Panjimas, 1984.

94) Margaretta Gauthier (terjemahan karya Alexandre Dumas), cet. 7,

Jakarta: Bulan Bintang, 1975.68

Beberapa karya Buya Hamka yang telah disebutkan, membuktikan

bahwa selain Buya Hamka adalah ulama yang tidak diragukan lagi ilmu

agamanya, pengalamannya dalam menulis juga sangat mahir dan

kompeten. Selain karya-karya tersebut, Buya Hamka juga menuangkan

karya terbesarnya yakni Tafsir Al Azhar sebanyak 30 jilid. Tafsir Al

68 http://carta-de-michael.blogspot.co.id/2014/05/daftar-karya-buya-hamka.html. Diakses pada

Senin, 11 November 2016 pukul 14.30 WIB.

Page 68: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

55

Azhar tersebut sekarang sudah dirangkum dengan kondisi baru yakni

sebanyak 9 jilid.

Karya Buya Hamka yang masih berkembang sampai sekarang juga

membuktikan bahwa ilmu yang dituangkan Buya Hamka lewat karyanya

masih dapat bermanfaat untuk masyarakat. Banyaknya karya Buya

Hamka tentu menjadikan Buya Hamka memperoleh apresiasi besar dari

masyarakat. Apresiasi tersebut dibuktikan dengan karya Buya Hamka

yang berhasil di filmkan yakni “Di Bawang Lindungan Ka‟bah” dan

“Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk”. Selain itu, kedua karya yang

difilmkan dan karya “Merantau ke Deli” telah berhasil menjadi bacaan

wajib studi sastra di Malaysia dan Singapura.

B. Gambaran Umum Buku “Buya Hamka Berbicara Tentang Perempuan”

1. Sinopsis Buku “Buya Hamka Berbicara tentang Perempuan”

Sinopsis buku “Buya Hamka Berbicara tentang Perempuan”

menurut Jumi Haryani dapat dikutip dari cover belakang buku, kemudian

ditambahkan dengan rangkuman singkat buku tersebut. Adapun uraian

Jumi Haryani yakni, “Untuk sinopsis bisa diambil dari cover belakang

buku dan bisa ditambahkan rangkuman”69

.

George Bernard Shaw pernah mengatakan, “Di saat seorang

perempuan bersuami, di saat itu pula semua harta miliknya, menurut

Undang-Undang Inggris, menjadi milik suaminya”. Disebutkan pula

bahwa perempuan Perancis baru memiliki hak suara dalam pemilihan

umum Kotapraja sejak tahun 1965, setelah Menteri Kehakiman

69 Wawancara dengan Ibu Jumi Haryani (Editor buku “Buya Hamka Berbicara tentang

Perempuan”) di Gema Insani Penerbit, Jl. Ir. H. Juanda Depok.

Page 69: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

56

mengadakan amandemen terhadap Undang-Undang Sipil Perancis.

Melihat latar belakang tersebut, bisa dipahami jika di dunia Barat muncul

gerakan feminism. Namun, sangat tidak pas bila kemudian feminisme

menyerang Islam dengan alasan Islam menindas perempuan karena jauh

berabad-abad sebelum gerakan ini lahir, Islam telah memuliakan

perempuan. Al-Imam al-Hafizh Ibnu Qayimal-Jauziyah, yang meninggal

pada tahun 751/H (1350/M), artinya tujuh abad yang lalu, telah

menyatakan fatwanya, “Seorang anak gadis yang telah baligh, berakal,

dan cerdas, tidaklah boleh ayahnya berbuat sesuka hati terhadap harta

kepunyaannya, kecuali kalau dia suka. Si ayah pun tidak boleh bersikeras

memaksakan mengeluarkan harta anak gadis tersebut di luar

keinginannya. Padahal, mengeluarkan semua hartanya tanpa kerelaannya

lebih mudah daripada menikahkannya dengan orang bukan pilihannya

sendiri tanpa kerelaannya. Nah, Buya Hamka dalam buku ini lebih jauh

menguraikan bahwa perempuan sangat dimuliakan dalam Islam. Hal

tersebut dibuktikan dengan dalil-dalil, baik dari Al-Qur‟an maupun al-

Hadits, serta sejarah hidup Rasulullah, sahabat, dan generasi-generasi

saleh. Buku ini juga mengingatkan umat Islam dari sumber-sumber

aslinya sehingga umat Islam dapat memahami Islam dengan benar, bukan

dari para orientalis yang ada penyakit dalam hatinya.70

Buku “Buya Hamka Berbicara tentang Perempuan” lebih jauh juga

mengulas mengenai perempuan yang dimuliakan dalam Islam dengan

menyebutkan beberapa dalil yang berkaitan dengan hal tersebut. Laki-

70 Sampul belakang buku “Buya Hamka Berbicara tentang Perempuan” (Depok: Gema Insani,

2014).

Page 70: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

57

laki dan perempuan memiliki penghargaan yang sama, yakni dalam

ibadah dan dalam kedudukannya di rumah tangga dan masyarakat.

Dalam pembagian tugas, laki-laki dan perempuan hendaknya saling

membantu dan menyempurnakan. Harga diri seorang perempuan juga

hendaknya dijaga dan dijunjung tinggi agar perempuan tidak dianggap

rendah oleh laki-laki. Lebih jauh buku tersebut juga menjelaskan bahwa

terhadap seorang ibu dan perempuan kita harus memuliakan,

menghormati, dan menyayanginya. Dalam hal ini, Buya Hamka juga

menyebutkan bahwa perempuan lebih mulia dari bidadari, dan

perempuan memiliki jaminan hak milik. Berkaitan dengan

kepemimpinan, laki-laki benar adalah pemimpin bagi kaum perempuan.

Jika seorang istri bekerja dan berkarier, seketika tiba di rumah ia harus

taat dan merendah pada suaminya. Meski laki-laki memiliki hak atas

perempuan, laki-laki tidak boleh semena-mena terhadap perempuan.

Terakhir, Buya Hamka juga menjelaskan hak-hak istimewa bagi seorang

perempuan yang membuktikan bahwa perempuan dipandang mulia dan

tidak lebih rendah dari laki-laki.

2. Tim Penyusun Buku “Buya Hamka Berbicara tentang Perempuan”

Penulis : Prof. Dr. Hamka

Penyunting : Jumi Haryani

Perwajahan

dan Tata Letak : Irfan Fahmi

Desain Sampul : Irfan Lubis

Sumber Foto Sampul : en.wikipedia.org

Page 71: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

58

Penerbit : Gema Insani71

3. Penghargaan Buku “Buya Hamka Berbicara tentang Perempuan”

Berdasarkan informasi dari Jumi Haryani, buku tersebut belum

memiliki penghargaan selain dari banyaknya eksemplar setiap cetakan.

Untuk data penjualan, Jumi Haryani menambahkan bahwa perusahaan

Gema Insani tidak bisa menginformasikan data penjualan buku tersebut

karena hal ini menyangkut privasi perusahaan.

Adapun ungkapan dari Jumi Haryani yakni, “Terkait permintaan

Saudari tentang data penjualan buku Buya Hamka Berbicara tentang

Perempuan, kami sampaikan bahwa data penjualan buku tersebut secara

rinci tidak dapat kami berikan karena berkaitan dengan data perusahaan.

Namun kami sampaikan bahwa penjualan buku tersebut sangat bagus

dengan cetakan ke-4 pada tahun 2016”.72

Kemudian, berdasarkan informasi dari Rendyana, selama 2014-

2016 buku “Buya Hamka Berbicara tentang Perempuan” telah dicetak

sebanyak 4 kali cetakan. Setiap cetakan, dicetak sebanyak 3.000

eksemplar dan sudah terjual sekitar 9.000 eksemplar. Artinya, semenjak

2014-2016 buku tersebut sudah dicetak sebanyak 12.000 eksemplar dan

tersisa 3.000 eksemplar. hal ini juga menunjukkan bahwa buku “Buya

Hamka Berbicara tentang Perempuan” banyak diminati oleh masyarakat

dan besar kemungkinan buku tersebut akan dicetak ulang mendatang.

71 Sampul dalam buku “Buya Hamka Berbicara tentang Perempuan” (Depok: Gema Insani,

2014).

72

Pesan email dari Jumi Haryani (Editor Gema Insani Penerbit) pada Selasa, 1 November

2016 pukul 11.49 WIB.

Page 72: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

59

Adapun ungkapan Rendyana yakni, “Cetakan terakhir april 2016. 4

kali cetak. Sekali cetak 3 ribu buku. Sudah kejual sekitar 9 ribu buku”.73

Kesimpulan mengenai penghargaan buku “Buya Hamka Berbicara

tentang Perempuan” adalah buku tersebut bagus penjualannya, banyak

diminati oleh masyarakat, dan memiliki kemungkinan besar untuk

dicetak ulang mendatang.

73 Wawancara dengan Rendyana via WhatsApp pada 14 September 2016 pukul 16.05 WIB.

Page 73: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

60

60

BAB IV

TEMUAN DAN ANALISIS DATA

Pada bab ini penulis akan memaparkan temuan dan analisis data mengenai

kedudukan perempuan dalam pandangan Islam (Analisis Wacana Kritis Terhadap

Buku “Buya Hamka Berbicara tentang Perempuan”). Penulis akan menguraikan

hasil temuan berdasarkan kerangka wacana Van Dijk yang membongkar tiga hal

yakni dimensi teks, kognisi sosial, dan konteks sosial. Bab ini juga akan menjadi

inti atau ruh dari penelitian yang di dalamnya mengandung wacana kedudukan

perempuan dalam pandangan Islam yang menjadi tema penelitian ini.

A. Analisis Wacana Kedudukan Perempuan Dari Dimensi Teks

1. Struktur Makro

a. Tematik

Tema ataupun topik umum dari buku “Buya Hamka Berbicara

tentang Perempuan” yakni mengenai kemuliaan perempuan dalam

Islam. Tema tersebut didukung oleh subtopik atau subtema yang

terdapat di bagian subjudul buku tersebut. Adapun subtopik yang

terdapat di subjudul buku tersebut adalah sebagai berikut:

1) Kemuliaan perempuan dalam Al-Qur‟an

Subtopik kemulian perempuan dalam Al-Qur‟an dapat

ditemukan pada subjudul “Perempuan Juga Dimuliakan” di

halaman 1 pada buku tersebut.

Dalam buku tersebut banyak disebutkan perempuan-

perempuan yang kisahnya dituliskan dalam Al-Qur‟an atau

terdapat pula surah yang menggunakan nama perempuan. Hal

Page 74: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

61

ini tentu menjadi kebanggaan bagi kaum perempuan dan dapat

menjadi dasar bahwa perempuan sangat dimuliakan.

Adapun teks dalam buku tersebut yang menunjukkan

kemulian perempuan dalam Al-Qur‟an di antaranya adalah

sebagai berikut:

Pertama, “Ayat pertama dari surah an-Nisaa‟ ini hanyalah

satu saja di antara banyak ayat yang mengistimewakan sebutan

terhadap kaum perempuan”.74

Kedua, “Misalnya, surah ke-19 yang diturunkan di Mekah.

Surah ini memakai nama seorang perempuan, yaitu surah

Maryam. Maryam, ibunda Isa al-Masih”.75

Ketiga, “Disebut juga dalam Al-Qur‟an tentang istri Fir‟aun

yang bernama Asiyah, yang mengangkat Musa menjadi anak

dan membela Musa sampai dewasa. Perempuan inilah yang

disebut dalam surah at-Tahrim, yang memohon kepada Allah

agar dibuatkan sebuah rumah di surga pada kehidupan di akhirat

kelak sebab istana Fir‟aun yang demikian megah di dunia ini

dipandangnya bagai neraka”.76

Keempat, “Di surah an-Naml dikisahkan tentang seorang

ratu di negeri Saba‟, yaitu Ratu Bilqis. Diterangkan mengenai

percaturan politiknya dengan Nabi Sulaiman. Dalam beberapa

ayat yang singkay diterangkan bagaimana wibawa perempuan

74 Hamka, Buya Hamka Berbicara tentang Perempuan (Depok: Gema Insani Penerbit, 2014) h

4.

75 Ibid., h 4.

76

Ibid., h 5.

Page 75: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

62

yang agung itu memerintah, dan para pembesar kerajaannya

yang tunduk setia menunggu perintah. Salah satu kata bersayap

yang dia tinggalkan dan tetap terlukis di dalam Al-Qur‟an ialah,

„Sesungguhnya, raja-raja apabila menaklukkan suatu negeri,

mereka tentu membinasakannya, dan menjadikan penduduknya

yang mulia jadi hina..‟”.77

Kelima, “Di dalam surah Yusuf diterangkan kehidupan

mewah dalam istana, kemegahan istri para pembesar”.

Selanjutnya ditambahkan pada paragraf ke-3, “Bagaimana

mereka hendak merayu seorang pemuda dan bagaimana teguh

hati pemuda tersebut menghadapi perjuangan. Itulah Nabi

Yusuf. Kemudian, diterangkan pula kejujuran perempuan-

perempuan tersebut dan belas kasihan mereka setelah insaf

bahwa fitnah yang mereka perbuat telah menyebabkan seorang

jujur mendekam di dalam penjara”.78

Keenam, “Surah al-Mujaadilah menceritakan seorang

perempuan yang datang mengajukan gugatan kepada Rasulullah

saw. disebabkan suaminya berlaku aniaya terhadap dirinya”.79

Ketujuh, “Surah al-Mumtahanah mengisahkan ujian

keteguhan iman perempuan-perempuan yang datang kepada

Rasul saw. Setelah hijrah meninggalkan negeri mereka, mekah.

Surah an-Nuur menerangkan adab perempuan dalam rumah

77 Ibid., h 6.

78 Ibid., h 6.

79

Ibid., h 6.

Page 76: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

63

tangga. Surah al-Ahzaab menguraikan juga dari hal kesopanan

dan sikap hidup. Surah ath-Thalaaq melengkapi yang telah

tersebut dalam surah an-Nisaa‟ dan al-Baqarah mengenai hal

rumah tangga”.80

Berdasarkan teks yang terkandung dalam buku “Buya

Hamka Berbicara tentang Perempuan tersebut, jelaslah bahwa

seorang perempuan sangat dimuliakan dan diakui

keberadaannya. Hal tersebut juga sudah terdapat dasarnya dalam

Al-Qur‟an yang banyak menyebutkan dan membahas mengenai

perempuan. Ayat-ayat Al-Qur‟an tersebut juga membuktikan

bahwa perempuan tidak lebih rendah dari laki-laki, tidak

dipandang sebelah mata dan tidak disia-siakan.

2) Penghargaan perempuan yang sama dengan laki-laki

Dalam buku “Buya Hamka Berbicara tentang Perempuan”

juga terdapat subtopik penghargaan perempuan yang sama

dengan laki-laki. Subtopik tersebut terdapat pada subjudul

“Penghargaan yang Sama” pada halaman ke-8. Subtopik

penghargaan perempuan di antaranya sebagai berikut:

Pertama, Buya Hamka menyebutkan surah at-Taubah ayat

71-72 pada subjudul tersebut.

واىمؤمىىن واىمؤمىبث بعضهم أوىبء بعض أمشون

لة وؤحىن ببىمعشوف وىهىن عه اىمىنش وقمىن اىص

مبة وطعىن اىض إن للا ئل سشحمهم للا وسسىىه أوى للا

80 Ibid., h 7.

Page 77: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

64

اىمؤمىه واىمؤمىبث جىبث حجشي مه 0عضض حنم وعذ للا

ححخهب الوهبس خبىذه فهب ومسبمه طبت ف جىبث

ىل هى اىفىص اىعظم عذن وسضىان أمبش ر 0 مه للا

“Dan orang-orang yang beriman, laki-laki dan perempuan,

sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang

lain. Mereka menyuruh (berbuat) yang ma’ruf, dan

mencegah dari yang mungkar, melaksanakan shalat,

menunaikan zakat, dan taat kepada Allah dan Rasul-Nya.

Mereka akan diberi rahmat oleh Allah. Sungguh, Allah

Mahaperkasa, Mahabijaksana. Allah menjanjikan kepada

orang-orang Mukmin laki-laki dan perempuan, (akan

mendapat) surga yang mengalir di bawahnya sungai-

sungai, mereka kekal di dalamnya, dan (mendapat) tempat

yang baik di dalam surga Adn. Dan, keridhaan Allah lebih

besar. Itulah kemenangan yang agung.”

Selanjutnya, berdasarkan ayat tersebut Buya Hamka

menerangkan bahwa, “Apabila kita pandang ayat-ayat ini dari

segala seginya, niscaya akan kelihatan bahwa kedudukan

perempuan mendapat jaminan yang tinggi dan mulia. Terang

dan nyata kesamaan tugasnya dengan laki-laki. Sama-sama

memikul kewajiban dan sama-sama mendapat hak. Pahit manis

beragama sama-sama ditanggungkan”.81

Kedua, Buya Hamka juga menerangkan bahwa, “Kaum

laki-laki beriman dan kaum perempuan beriman sama saja

tugasnya dalam amar ma’ruf nahi munkar ini”.82

Ketiga, “Kemudian diterangkan lagi tentang tugas bersama

mengeluarkan zakat. Jika dia ada harta lebih dari satu nisab dan

cukup tahunnya, wajib dibayarkan zakatnya, sebagaimana

81 Ibid., h 9.

82

Ibid., h 10.

Page 78: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

65

kewajiban pada laki-laki juga. Kita semua pun telah tahu bahwa

shalat dan zakat adalah inti dari ibadah Islam”.83

Keempat, “Selain shalat dan zakat, perempuan juga wajib

berpuasa seperti halnya laki-laki, dan wajib berhaji seperti laki-

laki”.84

Kelima, “Di sinilah dapat dipahami sebuah perkataan yang

terkenal bahwasannya perempuan adalah tiang negara. Jika

perempuannya baik, baiklah negara, dan jika mereka bobrok,

bobrok pulalah negara. Mereka adalah tiang, dan biasanya tiang

rumah tidak begitu kelihatan. Namun, jika rumah sudah

condong, periksalah tiangnya. Tandanya tianglah yang lapuk”.85

Keenam, “Ba’dhuhum auliyaa’u ba’dhin. Sebagian mereka

menjadi sebagian yang lain, saling menjaga, saling membela,

dan saling menyemangati sehingga bukan Mukmin laki-laki saja

yang dapat menaikkan martabat jiwanya dalam iman,

perempuan pun dapat berbuat hal serupa sehingga mereka,

keduanya, sama-sama besar dalam bidang masing-masing”.86

Berdasarkan teks tersebut, maka dapat diketahui bahwa

dalam buku “Buya Hamka Berbicara tentang Perempuan”

terdapat subtopik penghargaan yang sama antara laki-laki dan

perempuan. Dalam beberapa teks tersebut, telah dijelaskan

bagaimana penghargaan antara laki-laki dan perempuan,

83 Ibid., h 10.

84

Ibid., h 10.

85

Ibid., h 15.

86

Ibid., h 15-16.

Page 79: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

66

bagaimana tugas mereka dalam bergama, khusunya dalam

beribadah kepada Allah SWT. Betapa pentingnya seorang

perempuan, sehingga Buya Hamka menyebutkan bahwa

perempuan adalah tiang negara. Dengan perempuan merupakan

tiang negara, maka perempuan adalah unsur terpenting demi

tegak dan kokoh suatu kehidupan, baik di tatanan kenegaraan,

rumah tangga, lingkungan, maupun suatu peradaban.

3) Harga diri seorang perempuan

Buku “Buya Hamka Berbicara tentang Perempuan”

mengandung subtopik harga diri seorang perempuan. Subtopik

tersebut terdapat pada subjudul “Dia Mendapat Harga Diri”.

Adapun isi teks buku tersebut yang mengandung subtopik

harga diri seorang perempuan adalah sebagai berikut:

Pertama, “Mulai dicela dan disebutkan bahwa adalah dosa

besar orang yang membenci anak perempuannya.”87

Kedua, “Sejak ayat-ayat ini diturunkan, kaum perempuan

Arab mendapat kembali kepribadiannya”. Dilanjutkan oleh

potongan kalimat selanjutnya, “... mereka pun mempunyai

peranan penting yang tidak kurang daripada peranan yang

diambil laki-laki dalam pembangunan Islam. Gengsi mereka

dengan sendirinya naik”.88

Pada bagian teks tersebut, menjelaskan bahwa pada zaman

jahiliyah kaum perempuan bukan hanya tidak dihargai, tetapi

87 Ibid., h 29.

88

Ibid., h 30.

Page 80: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

67

tidak diinginkan kehadirannya dan dibunuh hidup-hidup

lantaran dianggap memiliki harga diri rendah yang memalukan.

Tetapi kemudian setelah masa Rasullah, kaum perempuan

diangkat harga dirinya dan dizamin haknya untuk tetap hidup

dan mengambil peran penting dalam pembangunan Islam.

4) Kemulian perempuan sebagai ibu

Buku “Buya Hamka Berbicara tentang Perempuan”

mengandung suptopik kemuliaan perempuan sebagai ibu.

Suptopik tersebut terdapat pada subjudul “Kemuliaan Ibu”.

Adapun isi teks tersebut yang mengandung suptopik kemuliaan

perempuan sebagai ibu adalah sebagai berikut:

Pertama, “Pada surah Luqman tentang menghormati kedua

ibu bapak tersebut diperingatkan sekali, bagaimana susahnya

bunda mengandung”.89

Kedua, terdapat teks yang menerangkan bahwa berbakti

kepada ibu adalah sesuatu yang diutamakan. Adapun kutipan

teksnya yakni: Ada orang bertanya kepada Rasullah, “Kepada

siapa aku mesti memberikan pembaktian?” Rasulullah

menjawab, “Ibumu!” Ditanyanya sekali lagi, masih dijawab,

“Ibumu!” Ditanyanya sekali lagi, masih dijawab, “Ibumu!”

Tanya yang keempat barulah dijawab, “Ayahmu!”90

Ketiga, yakni mengenai seorang pemuda yang dilarang

berperang oleh Rasulullah demi menjaga ibunya. Selanjutnya

89 Ibid., h 45.

90 Ibid., h 46.

Page 81: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

68

pada halaman ke-46 paragraf ke-4 dituliskan dalam teks bahwa

Rasulullah bersabda, “Tetaplah berada pada kedua kakinya dan

di situlah terdapat surga!”91

Keempat, dituliskan dalam teks tersebut bahwa terdapat

kisah seorang pemuda bernama Juraij yang terkena fitnah

disebabkan tidak mempedulikan ibunya ketika taat dalam

ibadah. Ibunya menyampaikan permintaan kepada Tuhan yakni

pada halaman ke-47 paragraf ke-4, “Ya Allah, sebelum anakku

Juraij meninggal, biar dilihatnya juga perempuan lacur!”.92

Kelima, disebutkan bahwa terdapat kisah seorang laki-laki

yang sedang menghadapi sakaratul maut tetapi nyawanya sulit

tercabut dan sulit mengucapkan laa ilaaha illallah. Hal ini

disebabkan karena laki-laki tersebut durhaka kepada ibunya.

“Dia sangat durhaka kepada ibu bapaknya”.93

Keenam, disebutkan bahwa, “Bahkan, jika berlainan

keyakinan atau agamanya tetap harus dihormati, sebagaimana

kejadian yang menimpa Sa‟ad bin Abi Waqqash yang sangat

cinta kepada ibunya”.94

Ketujuh, “Kedudukan yang begitu tinggi diberikan kepada

ibu adalah ajaran Islam yang tertulis hitam di atas putih, dan

91

Ibid., h 46.

92 Ibid., h 47.

93

Ibid., h 50-51.

94

Ibid., h 52.

Page 82: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

69

durhaka kepada ibu bapak adalah termasuk sab’il mubiqaat

(tujuh dosa yang sangat besar)”.95

Beberapa kutipan teks tersebut sudah menerangkan betapa

seorang perempuan sangat dimuliakan, terlebih mereka yang

berstatus sebagai ibu, sehingga seorang anak yang tidak peduli

dan mengabaikan perintah seorang ibu akan memperoleh

hukuman dari Allah.

5) Menghormati dan menyayangi perempuan

Buku “Buya Hamka Berbicara tentang Perempuan” juga

mengandung subtopik menghormati dan menyayangi

perempuan. Subtopik tersebut terdapat pada subjudul

“Hormatilah dan Sayangilah Mereka”. Adapun bagian teks yang

mengandung subtopik tersebut adalah sebagai berikut:

Pertama, “Satu peraturan dalam Islam yang tidak terdapat

dalam agama lain ialah memandang perempuan yang telah

menyusukan kita di waktu kecil sama hukumnya dengan ibu

kandung kita sendiri”.96

Kedua, “Saudara perempuan dari ibu kita, kakak dari ibu

atau adiknya, hendaklah dihormati seperti menghormati ibu”.97

Ketiga, “Saudara perempuan diperingatkan oleh Rasulullah

saw. supaya diperhatikan dan dikasihi”.98

95 Ibid., h 52.

96

Ibid., h 53.

97

Ibid., h 54.

98

Ibid., h 58.

Page 83: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

70

Berdasarkan pernyataan teks tersebut hendaknya laki-laki

harus menghormati dan menyayangi perempuan, perempuan pun

juga harus menghormati dan menyayangi diri mereka sendiri,

karena itu adalah salah satu dari ajaran Islam.

6) Perempuan tidak selalu salah dan berdosa

Pada buku “Buya Hamka Berbicara tentang Perempuan”

terdapat bagian teks yang mengandung subtopik bahwa

perempuan tidak selalu salah dan berdosa. Subtopik tersebut

terdapat pada subjudul “Kisah Adam dan Hawa”.

Bagian isi teks pada subjudul “Kisah Adam dan Hawa”

adalah mengenai sebab Adam dan Hawa turun ke dunia dan

memakan buah terlarang yang oleh beberapa pandangan Barat,

agama Yahudi dan Nasrani, perempuanlah yang salah,

perempuan menjadi penyebab malapeka, berdosa, dan tidak

memiliki pandangan tetap. Tetapi, dalam pandangan Islam

perempuan tidaklah selalu salah dan berdosa, laki-laki dan

perempuan sama-sama berdosa dan memiliki tanggung jawab,

dan bahkan yang pertama kali salah adalah laki-laki yakni Adam

yang terlebih dahulu Allah minta janji dan tanggung jawab.

Adapun bagian teks yang mengandung subjudul tersebut

adalah sebagai berikut:

Pertama, “Di dalam surah al-Baqarah ayat 36 jelas benar

dinyatakan bahwa keduanya sam-sama digelincirkan oleh setan

sehingga keduanya sama-sama dikeluarkan dari dalam surga”.

Page 84: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

71

Kemudian dilanjutkan pada poin ke-2 yakni, “Di dalam surah al-

A‟raaf ayat 20 dijelaskan pula bahwa yang diperdayakan dan

diberi waswas oleh setan sehingga memakan buah yang

terlarang itu ialah keduanya, artinya sam-sama bertanggung

jawab dan sama-sama bersalah”.99

Kedua, disebutkan surah Thaahaa ayat 115, kemudian

disebutkan teks bahwa, “Dalam ayat ini jelas terlihat tanggung

jawab seorang laki-laki dan kepada orang yang bertanggung

jawab tersebut dijatuhkan perintah dan diambil janji bahwa tidak

akan dimakannya buah yang terlarang. Akan tetapi dia lupa akan

perintah tersebut atau dia terlalai”.100

Ketiga, terdapat bagian teks yang berbunyi, “Dijelaskan lagi

pada ayat 120 bahwa yang memperdayakan ialah setan sendiri,

langsung dari setan, bukan dari rayuan istri. Di ayat tersebut

tegas sekali dituliskan seruan setan tersebut”.101

Keempat, “… yang mendurhakai Allah adalah Adam sebab

dia tidak sanggup mengendalikan diri ketika tipu daya datang.

Dia pun tidak sanggup mencegah istrinya”.102

Berdasarkan bunyi teks tersebut, dijelaskan bahwa yang

menjadi penyebab turunnya Adam dan Hawa ke dunia sebab

memakan buah terlarang bukanlah perempuan atau Hawa,

melainkan setan yang memperdayai keduanya, terlebih Adam

99 Ibid., h 63.

100

Ibid., h 63.

101

Ibid., h 65.

102

Ibid., h 66.

Page 85: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

72

yang terlebih dahulu diberikan pesan oleh Allah. Dengan

demikian, dapat kita ketahui bahwa pemahaman dan pernyataan

perempuan selalu berdosa, salah, dan membawa petaka tidaklah

benar. Laki-laki dan perempuan sama-sama berpotensi berdosa

dan salah, terlebih adalah laki-laki yang seharusnya juga

bertanggung jawab atas perempuan.

7) Perempuan lebih mulia daripada bidadari

Pada buku “Buya Hamka Berbicara tentang Perempuan”

terdapat bagian teks yang menjadi subtopik perempuan lebih

mulia daripada bidadari. Subtopik tersebut terdapat pada

subjudul yang berjudul “Lebih Mulia daripada Bidadari”.

Teks tersebut menjadi jawaban atas pertanyaan seorang

wanita bernama Ummu Salamah yakni, lebih mulia mana

perempuan dunia dengan bidadari di surga?

Adapun bunyi teksnya sebagai berikut, “Perempuan dunia

akan masuk ke dalam surga karena amalnya, shalatnya,

shalihahnya, kesetiannya kepada suami, dan pengorbanannya

untuk anak-anaknya. Sementara, bidadari mendapat tempat

tersebut dengan tidak mengetahui betapa tinggi nilai tempat

yang didiami tersebut karena tidak didapat dengan jerih payah

dan perjuangan”.103

Teks tersebut turut menjadi pendukung struktur tematik

yakni kemuliaan perempuan dalam Islam. Dalam Islam

103

Ibid., h 81.

Page 86: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

73

perempuan adalah sosok yang mulia bahkan lebih mulia

daripada bidadari. Dengan demikian, benar bahwa Islam

menjunjung tinggi nilai-nilai perempuan.

8) Perempuan memperoleh hak milik

Dalam buku “Buya Hamka Berbicara tentang Perempuan”

terdapat bagian teks yang menunjukkan subtopik perempuan

memperoleh hak milik. Subtopik tersebut terdapat dalam

subjudul yang berjudul “Jaminan Hak Milik”.

Adapun kutipan teks yang menunjukkan subjudul tersebut

adalah sebagai berikut:

Pertama, setelah disebutkannya surah an-Nisaa ayat 7

kemudian disebutkan bahwa, “Datangnya ayat ini memberikan

penjelasan bahwa bukan laki-laki saja yang mendapat warisan,

perempuan pun mendapatkan warisan, serta tidak berdasarkan

perhitungan umur”.104

Kedua, disebutkan bahwa, “… dalam peraturan Islam

perempuan diberi kebebasan mempunyai hak milik. Harta yang

didapatnya bisa berasal dari warisan orang tuanya, atau

pemberian suaminya, dan hadiah saudara-saudaranya. Dia pun

boleh berniaga, seperti Khadijah di zaman jahiliyah dahulu pun

berniaga, dengan jalan menyuruh orang lain menjalankan

modalnya”.105

104 Ibid., h 83.

105

Ibid., h 91.

Page 87: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

74

Kutipan teks tersebut telah menjelaskan bahwa perempuan

dimuliakan dengan cara diberikannya hak milik dan boleh

mempergunakan hak miliknya.

9) Perempuan memiliki hak istimewa

Selanjutnya, pada buku “Buya Hamka Berbicara tentang

Perempuan” juga terdapat subtopik perempuan memiliki hak

istimewa yang terdapat pada subjudul yang berjudul “Hak-Hak

Istimewa Perempuan”. Hak-hak istimewa untuk perempuan di

antaranya yakni syiqaq, khulu’, dan perempuan berhak atas

dirinya.

Adapun isi teks yang mengandung subtopik perempuan

memiliki hak istimewa adalah sebagai berikut:

Pertama, mengenai syiqaq yang terdapat dalam bagian teks

bahwa, “Jika terjadi perselisihan dalam rumah tangga, dan tidak

dapat disatukan lagi, serta suami tidak dapat lagi memimpin

istrinya dengan sewajarnya, dan si istri pun tidak dapat lagi

mempercayakan pimpinan atas dirinya kepada suaminya, pada

saat itu kaum kerabat dan lingkungan hendaklah campur

tangan”.106

Kedua, yakni tentang khulu’, “Jika seorang istri merasa di

dalam pergaulan dengan suaminya ada hal-hal yang

membuatnya menderita, dia pun boleh meminta dengan jalan

damai untuk bercerai”.107

106

Ibid., h 123-126. 107

Ibid., h 129.

Page 88: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

75

Ketiga, mengenai perempuan yang berhak atas dirinya

yakni, “Tentang menentukan siapa yang akan menjadi jodohnya,

perempuan berhak atas dirinya”.108

Beberapa kutipan teks tersebut telah menjadi wacana bahwa

perempuan sangat mulia dengan adanya hak-hak istimewa yang

diberikan untuknya.

Dengan demikian, tema mengenai kemuliaan perempuan

dalam Islam telah terdukung oleh subtema atau subtopik yang

telah diterangkan. Adapun subtopik tersebut yakni, kemuliaan

perempuan dalam Al-Qur‟an, penghargaan perempuan yang

sama dengan laki-laki, harga diri seorang perempuan, kemuliaan

perempuan sebagai ibu, menghormati dan menyayangi

perempuan, perempuan tidak selalu salah dan berdosa,

perempuan lebih mulia daripada bidadari, perempuan

memperoleh hak milik, dan perempuan memiliki hak istimewa.

2. Superstruktur

a. Skematik

Skematik ini berkaitan dengan pendahuluan, isi, penutup, dan

kesimpulan dari suatu teks. Dengan demikian, struktur skematik dari

wacana ini adalah:

1) Pendahuluan

Seperti pada buku umumnya, buku “Buya Hamka Berbicara

tentang Perempuan” diawali dengan cover depan, cover dalam,

108

Ibid., h 130.

Page 89: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

76

daftar isi, dan halaman pengantar penerbit. Pada buku “Buya

Hamka Berbicara tentang Perempuan” pendahuluan dititik

beratkan pada halaman pengantar penerbit.

Dalam halaman pengantar diterangkan mengenai proses

terciptanya buku tersebut yakni pada mulanya merupakan tulisan

bersambung Buya Hamka di majalah Panji Masyarakat. Suatu hal

yang memicu pemikiran dan semangat Buya Hamka untuk

menciptakan karya tersebut adalah pada saat itu muncul dan

hebohnya RUU Perkawinan sekuler. Sehingga karya ini hadir

untuk membantah pendapat pengusung RUU Perkawinan sekuler

dan membela kaum perempuan. Buku tersebut juga menjelaskan

bahwa semakin berkembangnya zaman dan semakin pesatnya

arus informasi serta teknologi, ternyata tidak membuat isu seputar

feminisme, perempuan, dan pandangan Islam terhadap perempuan

hilang. Terakhir disampaikan pada halaman pengantar penerbit

yakni diharapkan buku tersebut dapat menjadi salah satu

sumbangsih dalam upaya menjaga aqidah, akhlak, dan pemikiran

umat agar tetap mengacu pada Al-Qur‟an dan Hadits, serta

menjaga agar umat Islam tetap bangga dengan keislamannya.

2) Isi

Adapun isi buku “Buya Hamka Berbicara tentang

Perempuan” secara umum adalah sebagai berikut:

a) Kemuliaan perempuan

Page 90: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

77

Kemuliaan perempuan seperti yang disampaikan dalam

buku “Buya Hamka Berbicara tentang Perempuan” yakni

dengan banyaknya kata perempuan dan kisah perempuan

yang disebutkan di dalam Al-Qur‟an. Adapun kata

perempuan dalam surah Al-Qur‟an yakni surah an-Nisa dan

Maryam. Dalam Al-Qur‟an juga banyak kisah tentang

perempuan seperti nama istri pertama Nabi Ibrahim yaitu

Sarah, kakak Nabi Musa yang perempuan, yang disuruh oleh

ibunya melihat kemana hanyutnya Musa. Disebut pula kedua

putri Nabi Syu‟aib menggembalakan kambing di negeri

Madyan, seorang di antaranya menjadi istri Musa, Asiah istri

Fir‟aun, ratu Saba‟ yaitu Ratu Bilqis. Dalam surah Yusuf

disebut pula nama Zulaika, surah al-Mujaadilah menceritakan

seorang perempuan yang mengajukan gugatan kepada

Rasulullah saw. disebabkan suaminya aniaya terhadapnya.

Surah al-Mumtahanah menjelaskan tentang keteguhan iman

perempuan-perempuan yang datang kepada Rasul setelah

hijrah meninggalkan negeri Mekah. Surah an-Nuur

menerangkan adab perempuan dalam rumah tangga. Selain

itu, didukung pula oleh surah al-Ahzaab dan ath-Tahalaaq

yang juga membahas mengenai perempuan.

Kemuliaan seorang perempuan dalam buku “Buya

Hamka Berbicara tentang Perempuan” juga dapat dilihat dari

sebuah pernyataan bahwa perempuan memperoleh harga diri,

Page 91: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

78

seorang ibu harus dimuliakan, seorang perempuan harus

dihormati dan disayangi, perempuan lebih mulia daripada

bidadari, perempuan memperoleh hak milik dan waris, serta

memiliki hak istimewa seperi syiqaq dan khulu‟.

b) Penghargaan yang sama antara laki-laki dan perempuan

Penghargaan yang sama antara laki-laki dan perempuan

dalam buku “Buya Hamka Berbicara tentang Perempuan”

yakni dijelaskan berdasarkan surah at-Taubah ayat 71-72.

Pada ayat tersebut dijelaskan bahwa kaum laki-laki beriman

dan perempuan beriman sama saja tugasnya yakni beramar

ma’ruf nahi munkar. Kemudian disebutkan pula, lelaki

sukses di belakangnya ada perempuan yang menjadi

pendukungnya, seperti kesuksesan Muhammad saw. dalam

berdakwah yang didukung oleh Khadijah. Buya Hamka juga

menerangkan bahwa perempuan adalah tiang negara. Jika

perempuannya baik, baik pula negaranya, dan jika bobrok,

bobrok pulalah negaranya. Mereka atau perempuan adalah

tiang, dan biasanya tiang rumah tidak begitu terlihat. Namun,

jika rumah sudah condong, periksalah tiangnya, tandanya

tianglah yang lapuk.

c) Pembagian tugas antara laki-laki dan perempuan

Dijelaskan secara ringkas dalam buku “Buya Hamka

Berbicara tentang Perempuan” bahwa rumah tangga yang

aman dan damai ialah gabungan antara tegapnya laki-laki

Page 92: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

79

dengan halusnya perempuan. Laki-laki mencari dan

perempuan mengatur. Disebutkan pula bahwa rumah tangga

itu ibarat kapal yang berlayar di lautan, ombak terus

menerjang di buritan, tali temali berentangan, layar terkipas

kiri dan kanan. Untuk itu, salah seorang antara laki-laki dan

perempuan harus tegak mengemudi dan salah seorang lagi

tegak di haluan. Jika keduanya sama pandai, selamatlah

keduanya hingga tujuan. Tetapi, jika keduanya tidak bijak

dan kurang bisa mengendalikan kapal akan karam dan tidak

akan sampai pada tujuan.

Hal ini menunjukkan bahwa laki-laki dan perempuan

harus saling membagi tugas dan mengerjakan tugas secara

bersama-sama.

d) Kepemimpinan laki-laki dan perempuan

Dalam buku “Buya Hamka Berbicara tentang

Perempuan” disampaikan bahwa seorang laki-laki adalah

pemimpin bagi kaum perempuan. Tidak dilarang juga

seorang perempuan yang menjadi pemimpin di ruang publik,

menjadi pejabat dan berkarier. Akan tetapi, setelah sampai di

rumah, ia harus taat dan merendah pada suaminya.

Disampaikan juga bahwa laki-laki ibarat presiden dan

perempuan ibarat sekretarisnya. Artinya, seorang perempuan

harus mampu menjaga rahasia rumah tangga dan suaminya.

Hal ini dikarenakan budi seorang istri yang luhur adalah

Page 93: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

80

memelihara rahasia yang tersembunyi sebagai hal yang telah

dipelihara oleh Allah.

Kemudian, meskipun laki-laki memiliki hak atas

perempuan, laki-laki tidaklah diperbolehkan untuk berlaku

semena-mena dan main pukul. Dalam segala hal, laki-laki

diperintahkan untuk berlaku baik kepada istri dan jangan

berlaku kasar, pegang perempuan baik-baik atau ceraikan

dengan baik pula.

e) Pandangan kaum orientalis mengenai perempuan

Pandangan kaum orientalis seperti yang disampaikan

dalam buku “Buya Hamka Berbicara tentang Perempuan”,

perempuan tidaklah penting dan tidak berhak diberikan

warisan. Seorang perempuan diberikan warisan karena belas

kasihan. Para orientalis menginginkan agar para pelajar

mempelajari Islam dari mereka, sebab menurut mereka opini

merekalah yang benar dan objektif. Akan tetapi pemikiran itu

belumlah tepat dan tidak sesuai syariat Islam.

3) Penutup dan kesimpulan

Penutup dalam buku “Buya Hamka Berbicara tentang

Perempuan” juga merupakan kesimpulan dari buku tersebut.

Kesimpulannya adalah bahwa perempuan sangat mulia,

kedudukan perempuan tidak lebih rendah dari laki-laki, laki-laki

dan perempuan sama-sama memiliki penghargaan dan pembagian

tugas. Maka dengan demikian, nilai-nilai persamaan kedudukan

Page 94: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

81

antara laki-laki dan perempuan di masyarakat harus diterapkan

dengan baik dan kemuliaan terhadap perempuan harus tetap

dijaga.

3. Struktur Mikro

a. Semantik

1) Latar

Latar berkaitan dengan hendak kemana makna atau arah

suatu teks akan dibawa. Pada buku “Buya Hamka Berbicara

tentang Perempuan” terdapat tiga latar yakni latar masyarakat

jahiliyyah, umat Islam, dan kaum orientalis.

Latar masyarakat jahiliyyah, Buya Hamka ingin

mengarahkan pada pembaca bahwa pada zaman jahiliyyah

perempuan sangat tidak dihargai, perempuan tidak diinginkan

keberdaannya bahkan dikubur dan dibunuh hidup-hidup, tidak

diberi warisan bahkan dijadikan sebagai barang warisan.

Latar umat Islam, Buya Hamka ingin mengarahkan pada

pembaca bahwa umat Islam seharusnya berpedoman pada Al-

Qur‟an, hadist, serta mengambil hikmah dari kisah-kisah

Rasulullah dan generasi shaleh mengenai kehidupan rumah

tangga, kepemimpinan laki-laki dan perempuan, pembagian tugas,

pembagian hak milik, serta bagaimana seharusnya memuliakan

perempuan. Latar tersebut ditunjukkan dari beberapa uraian

subjudul isi buku “Buya Hamka Berbicara tentang Perempuan”.

Page 95: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

82

Latar kaum orientalis, Buya Hamka ingin mengarahkan dan

memberitahukan pada pembaca bahwa pandangan kaum orientalis

adalah salah. Kaum orientalis salah satunya yakni Mr. Wirjoyo

yang mengemukakan opini bahwa perempuan tidak ada hak sama

sekali mendapat waris, yang berhak hanya laki-laki. Jika

perempuan diberi, hanyalah belas kasihan saja.

2) Detail

Dalam buku “Buya Hamka Berbicara tentang Perempuan”

terdapat banyak detail. Detail tersebut salah satunya yakni Buya

Hamka menampilkan informasi dan menjabarkan kandungan Al-

Qur‟an dan Hadits yang berhubungan dengan perempuan.

Sehingga dengan demikian, penjabaran tersebut menguntungkan

dirinya karena mendukung pernyataan dan pandangan Buya

Hamka tentang perempuan. Informasi lain yang ditampilkan Buya

Hamka yakni dikutipnya kitab kejadian (Perjanjian Lama) yang

menerangkan bahwa perempuan yang salah sebab memakan buah

terlarang dan memberikannya pada laki-laki (Adam). Dengan

demikian nyatalah bahwa dalam agama lain perempuan kurang

dihargai dan dalam Islam serta pendapat Buya Hamka, perempuan

dihargai.

3) Ilustrasi

Dalam buku “Buya Hamka Berbicara tentang Perempuan”,

Buya Hamka memberikan ilustrasi yakni memberikan contoh atas

informasi yang diberikan. Contoh tersebut salah satunya yakni

Page 96: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

83

pada bab “Kemuliaan Ibu” terdapat kisah-kisah seorang anak

yang mendapat hukuman ataupun azab karena mendurhakai

ibunya. Kisah yang bersumber dari Hadits tersebut yakni kisah

Juraij yang mendapat fitnah dari perempuan pelacur karena

melalaikan ibunya dalam ketaatan ibadahnya. Selain itu, adanya

kisah seorang laki-laki yang sulit menghadapi sakaratul maut

dikarenakan durhaka kepada ibu dan bapaknya.

4) Maksud

Dalam buku tersebut, Buya Hamka menyampaikan isi teks

secara eksplisit dan terbuka sehingga ditemukan maksud yang

dapat dipahami. Hal ini dinyatakan oleh banyaknya penjabaran

dan penjelasan yang ditulis oleh Buya Hamka dalam beberapa

bab. Setiap bab, Buya Hamka secara detail namun ringkas

menerangkan mengenai perempuan. Selain itu, Buya Hamka

secara langsung dan berani menyebutkan beberapa tokoh

orientalis dan memberikan kritikan terhadap kaum orientalis yang

salah memberikan pernyataan dalam memposisikan perempuan.

Hal ini disampaikan dalam bab “Pandangan Kaum Orientalis”.

5) Pengandaian

Salah satu bentuk pengandaian dalam buku “Buya Hamka

Berbicara tentang Perempuan” yakni makna yang menyebutkan

bahwa perempuan lebih mulia daripada bidadari pada subjudul

“Lebih Mulia daripada Bidadari”. Dijelaskan dalam teks bahwa

yang dimaksud perempuan lebih mulia daripada bidadari yakni

Page 97: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

84

perempuan memperoleh surga dikarenakan jerih payahnya selama

di dunia dengan amal, shalat, kesetiaannya pada suami, dan

pengorbanannya untuk anak-anaknya, sedangkan bidadari

diciptakan tanpa jerih payah dan langsung ditakdirkan berada di

surga.

b. Sintaksis

1) Bentuk kalimat

Dalam buku “Buya Hamka Berbicara tentang Perempuan”,

terdapat banyak sekali bentuk kalimat yang membedakan mana

subjek, predikat, objek, dan keterangan. Misalnya yakni:

Perempuan (S) tidak diperintahkan sujud (P) kepada

suaminya (O).

Laki-laki dan perempuan (S) sama-sama diwajibkan

berpuasa (P) pada bulan Ramadhan (Keterangan waktu).

2) Koherensi

Adapun dalam teks buku tersebut yang mengandung

koherensi yakni salah satunya terdapat teks:

“Di dalam tiga agama, Yahudi, Kristen, dan Islam terdapat

satu persamaan ajaran tentang asal usul nenek moyang manusia,

Adam dan Hawa, yang diberi Allah kediaman di tempat yang

mulia, yaitu Adn. Lalu, mereka diperdayakan oleh iblis sehingga

terusir dari tempat tersebut. Mereka disuruh turun ke dunia ini

untuk hidup di sini turun temurun hingga meninggal dunia”.109

109

Hamka, Buya Hamka Berbicara tentang Perempuan (Depok: Gema Insani, 2014) h 61.

Page 98: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

85

Dalam contoh kalimat tersebut terdapat kata hubung yang

menunjukkan bahwa teks tersebut memiliki susunan kalimat yang

koheren dan berhubungan satu sama lain.

3) Kata ganti

Dalam buku tersebut, Buya Hamka sebagai penulis

menggunakan kata ganti “saya” dalam memposisikan dirinya.

Dalam menyebut seorang tokoh, Buya Hamka lebih banyak

langsung menyebutkan namanya. Untuk laki-laki dan perempuan

yang menjadi topik pembahasan dalam buku, Buya Hamka lebih

banyak menyebut kata “Laki-laki (suami) dan perempuan (istri)”.

Namun Buya Hamka juga beberapa kali menyebutkan kata “Dia”

sebagai kata ganti subjek dan objek.

c. Stilistik

1) Leksikon/leksikal

Dalam teks buku tersebut, juga terdapat beberapa leksikal di

antaranya yakni:

Pertama, terdapat bunyi teks “… coraknya, jantan dengan

betina, hakikat jenisnya tetap satu..”110

. Terdapat kata corak yang

artinya adalah jenis ataupun status. Selanjutnya terdapat kata

jantan dan betina yang artinya laki-laki dan perempuan.

Selanjutnya terdapat juga bunyi teks, “Apabila manusia telah

mempergunakan akal yang waras..”111

. Kata waras artinyanya

adalah sehat, murni, dan benar. Selanjutnya “Allah sebagai Maha

110

Hamka, Buya Hamka Berbicara tentang Perempuan (Depok: Gema Insani, 2014) h 2. 111

Hamka, Buya Hamka Berbicara tentang Perempuan (Depok: Gema Insani, 2014) h 3.

Page 99: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

86

Pencipta alam dan insan”. Kata insan artinya adalah makhluk

hidup ataupun manusia.

d. Retoris

1) Grafis

Dalam buku “Buya Hamka Berbicara tentang Perempuan”,

hal yang ditekankan adalah keinginan kuat Buya Hamka untuk

memuliakan dan menjunjung tinggi nilai-nilai perempuan.

Penekanan ini terletak pada isi buku yang membahas tentang

perempuan. Selain itu, kutipan pengantar menyebutkan, “Buku ini

menguraikan bahwa justru perempuan sangat dimuliakan dalam

Islam” dan “Dengan berkembangnya zaman dan semakin

pesatnya arus informasi dan teknologi, ternyata tidak membuat

isu seputar feminisme, perempuan, dan pandangan Islam terhadap

perempuan meredup atau hilang”.

2) Metafora

Dalam buku “Buya Hamka Berbicara tentang Perempuan”,

terdapat ungkapan metafora. Adapaun ungkapan tersebut di

antaranya yakni:

Pertama, “.. bahwasannya perempuan adalah tiang negara.

Jika perempuan baik, baiklah negara, dan jika mereka bobrok,

bobrok pulalah negara. Mereka adalah tiang, dan biasanya tiang

rumah tidak begitu kelihatan. Namun, jika rumah sudah condong,

periksalah tiangnya. Tandanya tianglah yang lapuk”.112

112 Hamka, Buya Hamka Berbicara tentang Perempuan (Depok: Gema Insani, 2014) h 15.

Page 100: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

87

Dalam kutipan tersebut, Buya Hamka ingin memahamkan

pembaca mengenai kedudukan perempuan yang sangat penting

dan utama sehingga perempuan diibaratkan sebagai tiang yang

menjadi landasan berdirinya negara dan rumah tangga dengan

baik dan kokok.

Kedua, Buya Hamka mengutip karya romannya yang

berjudul Si Sabariyah (1928), “Kapal berlayar di lautan, ombak

bersabung di buritan, tali temali berentangan, layar terkipas kiri

dan kanan, yang seorang tegak di kemudi, seorang tegak di

haluan. Jika keduanya sama pandai, selamat sampai tujuan, jika

keduanya tidak bijak atau salah seorang tak bestari, karam di tepi

kapal itu, tidaklah sampai ke tujuan…”.113

Dalam kutipan tersebut, Buya Hamka menjelaskan bahwa

laki-laki dan perempuan harus saling bekerjasama untuk

mencapai suatu tujuan.

Ketiga, “Semua orang menyaksikan sikap beliau yang halus,

lemah lembut, dan penuh cinta kepada anak-anak beliau yang

perempuan, laksana siang dan malam di antara sikap beliau

dengan orang zaman jahiliyyah”.114

Dalam kutipan tersebut, Buya Hamka menyatakan bahwa

sikap baik Rasulullah terhadap anak perempuannya berbeda

dengan sikap orang jahiliyah yang dengan buruk memperlakukan

113

Hamka, Buya Hamka Berbicara tentang Perempuan (Depok: Gema Insani, 2014) h 22.

114

Hamka, Buya Hamka Berbicara tentang Perempuan (Depok: Gema Insani, 2014) h 35.

Page 101: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

88

anak perempuan dan kaum perempuan, sehingga Buya Hamka

mengibaratkannya seperti langit dan bumi.

Keempat, Buya Hamka mengutip keputusan Sancta Agustin

tentang perempuan, “Perempuan itu hendaklah dipandang selalu

kurang, baik dalam kedudukannya sebagai istri maupun dalam

kedudukannya sebagai ibu sebab perempuan itu adalah sebangsa

binatang merayap di muka bumi atau makhluk yang tidak

mempunyai pendirian tetap”.115

Dalam kutipan tersebut Buya Hamka mengatakan mengenai

pendapat Sancta Agustin yang sangat buruk memandang

perempuan. Perempuan dianggap hina sebagai diibaratkan

binatang merayap yang artinya tidak memiliki pendirian tetap.

3) Ekspresi

Bentuk ekspresi dalam buku “Buya Hamka Berbicara

tentang Perempuan” sangat banyak sekali. Bentuk ekspresi

tersebut dinyatakan dengan adanya tulisan di dalam text box

berwarna abu-abu dan dicetak tebal sebagai petunjuk bahwa

teks bagian tertentu adalah hal yang sangat penting.

Adapun bagian ekspresi teks buku di antaranya yakni di

halaman 5:

115 Hamka, Buya Hamka Berbicara tentang Perempuan (Depok: Gema Insani, 2014) h 67.

Perempuan-

perempuan yang

terhormat dan mulia

banyak tersebut

dalam Al-Qur’an.

Page 102: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

89

B. Analisis Wacana Kedudukan Perempuan Dari Dimensi Kognisi Sosial

Wacana dalam dimensi kognisi sosial berhubungan dengan kognisi

ataupun pengetahuan dari penulis dalam memahami suatu peristiwa. Metode

kognisi menurut Van Dijk yakni dengan wawancara mendalam. Selanjutnya,

untuk mengetahui sejauh mana penulis mencampurkan pengetahuannya

melalui tulisannya, dalam hal ini Van Dijk menganalisis melalui empat

skema, yakni skema person, diri, peran, dan peristiwa. Menganalisis kognisi

penulis, peneliti tidak dapat menggali informasi berdasarkan wawancara

langsung dan mendalam dengan penulis buku tersebut yakni Buya Hamka.

Hal ini dikarenakan Buya Hamka sudah wafat sejak tahun 1981. Untuk itu,

penulis melakukan penggalian kognisi penulis berdasarkan karyanya yakni

Tafsir al-Azhar pada jilid yang membahas khusus perempuan, wawancara

dengan pihak editor, dan menganalisis penelitian terdahulu yang menjadi

tinjauan pustaka, serta data lain yang berhubungan dengan analisis kognisi

Buya Hamka. Adapun analisis wacana kedudukan perempuan dalam buku

“Buya Hamka Berbicara tentang Perempuan” ditinjau dari dimensi kognisi

sosial yakni sebagai berikut:

1. Skema Person

Skema ini menggambarkan bagaimana seseorang menggambarkan

dan memandang orang lain. Dalam hal ini skema person dari Buya

Hamka dapat dilihat dari Tafsir al-Azhar. Kemudian, penggambaran

skema person Buya Hamka berdasarkan Tafsir al- Azhar juga dapat

diamati dari Skripsi Faizah Ali Syibromalisi (2014) Mahasiswa UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta yang berjudul “Perempuan Dalam Tradisi

Page 103: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

90

Tafsir Kontemporer di Indonesia (Studi Perbandingan Pemikiran

Hamka Dalam Tafsir Al-Azhar dan Quraish Shihab Dalam Tafsir

Al-Misbah)”. Penelitian tersebut menggunakan dan membedah Tafsir

Al-Azhar sehingga dapat pula diketahui kognisi Buya Hamka

berdasarkan skema person.

Berdasarkan penelitian Faizah tersebut, menurut Hamka hukum

yang diberlakukan kepada istri yang nusyuz tidak hanya berlaku bagi

istri, tetapi juga berlaku bagi suami nusyuz. Maka istri juga berhak

melakukan hal yang sama, yaitu menasehati suami atau memperlihatkan

keengganannya ketika diajak tidur bersama. Apabila suami memang

tidak dapat disadarkan, bahkan sering menganiaya istrinya, maka Islam

juga memberikan jalan keluar bagi para istri melalui khulu‟. Hamka juga

mengatakan bahwa istri boleh meminta cerai jika melihat suaminya tidak

tahu kewajiban, baik kewajiban rumah tangga ataupun kewajiban kepada

Allah, atau ia disia-siakan. Namun sebelum terjadi perceraian harus

melalui rekonsiliasi dan mediasi dimana keluarga dan hakim mesti turut

campur tangan untuk menyatukan kembali keutuhan keluarga.

Namun pada umumnya, Buya Hamka juga berpendapat bahwa

kesetaraan gender dalam talak adalah merupakan petunjuk agama, jika

terjadi perselisihan atau sesuatu sebab hal ini menjadi alasan kuat dalam

memutuskan perkawinan.

Menurut Hamka isi ayat (QS. al-Baqarah ayat 228) adalah

keputusan yang amat penting bagi perempuan. Ayat ini menetapkan

bahwa perempuan mempunyai hak dan kewajiban, sebagaimana laki-laki

Page 104: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

91

mempunyai hak dan kewajiban. Ini berarti laki-laki dan perempuan

sama-sama mendapat taklif dari Allah dalam hal iman dan dalam amal

soleh, ibadah, muamalah dan pendidikan.di masyarakat maupun dalam

keluarga, perempuan mempunyai hak untuk dihargai, ha katas

kepemilikan dan atas dirinya. Faizah kemudian menjelaskan bahwa

berdasarkan uraian tersebut, Hamka mengingatkan bahwa hak-hak

perempuan yang diberikan Islam bukanlah digunakan untuk menandingi

hak serta kedudukan laki-laki.

Dengan uraian tersebut, Hamka ingin menunjukkan bahwa suami

tetap memiliki keutamaan dalam keluarga. Hal ini disebabkan karena

suami bertanggung jawab terhadap keselamatan dan kesejahteraan rumah

tangga (dalam surat an-Nisaa‟ ayat 34). Laki-laki dan perempuan,

keduanya memiliki keistimewaan. Tetapi keistimewaan yang dimiliki

laki-laki lebih kepada tugas kepemimpinan. Sedangkan, keistimewaan

perempuan lebih mengenai tugasnya sebagai pemberi rasa damai dan

tenang kepada laki-laki serta lebih bertugas untuk mendidik dan

membesarkan anak-anaknya.

Faizah dalam menguraikan Tafsir al-Azhar juga menjelaskan

bahwa Hamka mencela sikap laki-laki yang tidak mendidik istrinya dan

tidak memberinya peluang untuk menambah ilmu dan iman tapi justru

mengurungnya dalam rumah. Hal ini dapat disebabkan oleh keinginan

laki-laki atau suami untuk menguasai istrinya. Dengan demikian, hal ini

akan menjadikan perempuan atau istri kehilangan jati diri dan

kepercayaannya sebagai perempuan.

Page 105: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

92

2. Skema Diri

Skema ini berhubungan dengan bagaimana diri sendiri dipandang,

dipahami, dan digambarkan oleh seseorang. Dalam hal ini peneliti

melakukan wawancara dengan Jumi Haryani (Editor buku “Buya Hamka

Berbicara tentang Perempuan”) untuk mengetahui bagaimana sosok Buya

Hamka dipandang. Berdasarkan hasil wawancara, sosok Buya Hamka

dipandang sebagai seorang ulama, ayah yang baik, penulis yang karyanya

banyak dan diminati masyarakat. Jalan pemikiran Buya Hamka juga

bagus sehingga karyanya cocok untuk masyarakat Indonesia.

Selain itu, dipandang oleh Jumi Haryani bahwa Buya Hamka

menulis buku tersebut tujuannya adalah ingin memuliakan perempuan.

Terkadang masyarakat masih menganggap sebelah mata seorang

perempuan. Sehingga dengan karyanya tersebut, Buya Hamka ingin

menunjukkan bahwa perempuan itu selain mulia juga kuat. Islam sangat

menghargai perempuan. Buya Hamka membuktikannya dengan dalil Al-

Qur‟an dan Hadits. Buya Hamka menyatakan bahwa laki-laki dan

perempuan memiliki hak dan kewajiban yang sama, salah satunya

beramar ma’ruf dan nahi munkar.

Jadi, berdasarkan pemikiran Buya Hamka yang bagus, sosok ulama

dan penulis yang memiliki pengetahuan luas, Buya Hamka mampu

menuliskan peristiwa tersebut dan memberikan pemahaman mengenai

perempuan yang mengandung nilai-nilai kesetaraan gender berdasarkan

Al-Qur‟an dan Hadits. Dengan demikian, apa yang disampaikan oleh

Page 106: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

93

Buya Hamka sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan dapat diterima

oleh masyarakat.

3. Skema Peran

Skema ini berhubungan dengan bagaimana seseorang memandang

dan menggambarkan peranan dan posisi seseorang dalam masyarakat.

Dalam hal ini peneliti menganalisis skema peran Buya Hamka yakni

dengan menggali data yang bersumber dari penelitian terdahulu.

Berdasarkan disertasi Drs. Yunahar Ilyas, Lc., M.Ag (2004) IAIN Sunan

Kalijaga yang berjudul “Konstruksi Gender Dalam Pemikiran

Mufasir Indonesia Modern (Hamka dan M. Hasbi ash-shidiqqy”,

bahwa Hamka hanya memberikan penjelasan rasional terhadap

penafsiran ayat-ayat yang berkaitan dengan perempuan yakni tentang

poligami, perkawinan, beda agama, kepemimpinan dalam keluarga dan

warisan. Untuk tema peran publik tidak ada penjelasan rasional karena

memang Hamka tidak melarang peran publik bagi perempuan. Sehingga

berdasarkan disertasi Drs. Yunahar Ilyas, Lc., M.Ag, peran publik bagi

perempuan diperbolehkan dan tidak dilarang.

Selanjutnya berdasarkan Penelitian Sarah Larasati Mantovani

(2015) Mahasiswa Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta

yang berjudul “Pemikiran Haji Malik Karim Amrullah (Hamka)

Tentang Partisipasi Politik Perempuan di Indonesia (1949-1963)”,

dapat diketahui skema peran Buya Hamka terhadap perempuan dalam

bidang politik. Dalam hal ini, Buya Hamka memperbolehkan perempuan

(khususnya muslimah) untuk berperan dan berpartisipasi dalam politik

Page 107: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

94

asalkan memenuhi syarat. Syarat tersebut menurut Buya Hamka yakni:

paham agama dan berilmu, tidak melupakan tugas utamanya sebagai istri

dan ibu, kritis, mempunyai semangat juang Islam yang tinggi, dan berani.

4. Skema Peristiwa

Skema ini yang paling sering dipakai, karena setiap peristiwa selalu

ditafsirkan dan dimaknai dengan skema tertentu. Dalam hal ini skema

peristiwa berkaitan dengan peristiwa yang melatarbelakangi Buya Hamka

menuangkan tulisan tersebut.

Latar belakang Buya Hamka menuangkan tulisan tersebut atau

munculnya buku tersebut yakni disebabkan oleh hebohnya RUU

Perkawinan sekuler di Indonesia sekitar tahun 1973 yang menurut

beberapa sumber bahwa RUU Perkawinan sekuler yang diajukan

merupakan upaya kaum sekuler untuk menggantikan UU Perkawinan

yang telah ada. Hal tersebut timbul sebagai upaya Buya Hamka untuk

membela kaum perempuan.

Peristiwa ini juga termuat dalam berita dakta.com yang

dipublikasikan pada Ahad, 21 Juni 2015 pukul 08.43 WIB. Berdasarkan

berita di dakta.com pada akhir tahun 1973 terdapat kelompok-kelompok

sekuler yang mengajukan RUU perkawinan sekuler atau beda agama.

RUU yang diajukan tersebut mirip dengan hukum perdata Barat.

Akhirnya pengajuan RUU tersebut ditentang oleh umat Islam di seluruh

Indonesia. Terjadi reaksi luar biasa waktu itu. Seluruh umat Islam

berdemo dan Presiden Soeharto kala itu memanggil para alim ulama.

Page 108: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

95

Inti dari RUU Perkawinan sekuler adalah bahwa perkawinan

dianggap sah apabila berdasarkan kesepakatan masing-masing atau

sering disebut dengan asas “suka sama suka”. Umat Islam yang sangat

tidak menyetujui RUU tersebut, kemudian membuat UU baru sebagai

tandingan atas RUU Perkawinan sekuler. UU tersebut yakni UU No. 1

Tahun 1974. Inti dari UU tersebut adalah perkawinan dianggap sah

apabila berdasarkan agama dan kepercayaan masing-masing. Dengan

alasan tersebut, munculnya buku “Buya Hamka Berbicara tentang

Perempuan” juga merupakan salah satu upaya Buya Hamka untuk

melindungi kaum perempuan.

C. Analisis Wacana Kedudukan Perempuan Dari Dimensi Konteks Sosial

Konteks sosial berhubungan dengan bagaimana wacana atau peristiwa

berkembang di masyarakat dan bagaimana masyarakat memandang sebuah

wacana tersebut. Metode konteks sosial menurut Van Dijk yakni dengan studi

pustaka dan penelusuran sejarah. Akan tetapi, dalam penelitian ini penulis

menggunakan metode lain untuk mengetahui konteks sosial kedudukan

perempuan, yakni dengan metode wawancara. Dengan metode wawancara

dapat pula dilakukan penelusuran sejarah berkaitan dengan perkembangan

kedudukan perempuan. Adapun hasil analisis berdasarkan wawancara dengan

beberapa tokoh tersebut yakni:

1. Siti Nurmeliya Baskarani

Menurut Siti Nurmeliya, yang dinamakan kesetaraan adalah dimana

laki-laki dan perempuan sama-sama memiliki kebebasan. Perempuan

berhak melakukan apa saja, menginginkan apa saja, asal itu positif.

Page 109: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

96

Perempuan juga memiliki hak untuk menjadi pemimpin dengan syarat ia

mampu dan memenuhi kriteria menjadi pemimpin. Dalam hal

pendidikan, perempuan berpendidikan tinggi adalah sebuah keharusan

karena perempuan adalah madrasah pertama untuk anak-anaknya kelak.

Berkaitan dengan bekerja ataupun berkarir, perempuan boleh bekekerja

dan berkarir selagi perempuan mampu bertanggung jawab dan bekerja

untuk hal positif, laki-laki tidak berhak terlalu melarang perempuan

bekerja. Dalam urusan rumah tangga, laki-laki dan perempuan harus

saling membantu, apalagi jika keduanya sama-sama bekerja.116

2. Annisa Febrinel Hendry

Berkaitan dengan kepemimpinan perempuan, jika perempuan kuat,

tegas, mampu mengambil keputusan, memegang sikap dan keputusan,

berhasil mengikuti prosedur, maka ia juga berhak menjadi pemimpin.

Berdasarkan pendidikan, tidak ada larangan untuk perempuan

berpendidikan tinggi. Berkaitan dengan perempuan yang bekerja, laki-

laki tidak berhak terlalu melarang perempuan untuk bekerja. Perempuan

juga berhak memperoleh penghasilan, apalagi tujuannya memperoleh

penghasilan adalah tujuan yang baik. Jika laki-laki melarang perempuan

bekerja dan berdiam diri di rumah, maka hal ini akan berdampak pada

psikologis perempuan.117

116 wawancara dengan Siti Nurmeliya Baskarani. Putri Muslimah Indonesia 2014. 12 Oktober

2016 pukul 16.00 WIB.

117 wawancara dengan Annisa Febrinel Hendry. Owner of Annisa Accessories. 12 Oktober

2016 pukul 16.00 WIB.

Page 110: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

97

3. Ibu Sri Lintang Rossi Aryani

Menurut Ibu Lintang, dalam Islam tidak ada dalil yang membahas

mengenai kesetaraan gender. Dalil yang ada hanya mengenai menuntut

ilmu dimana laki-laki dan perempuan sama-sama berkewajiban menuntut

ilmu. Selain itu, dalam Islam juga dinyatakan bahwa dalam hal ibadah,

laki-laki dan perempuan kewajibannya sama. Berkaitan dengan

stereotype yang menganggap perempuan lemah, dalam hal ini laki-laki

dan perempuan sama-sama lemah. Sebagian perempuan memang lemah

dalam hal fisik, tetapi dalam hal ruhiyah perempuan memiliki potensi

lebih kuat. Laki-laki juga memiliki kelemahan yakni berupa harta, tahta,

dan wanita.

Dalam hal kepemimpinan, perempuan boleh menjadi pemimpin jika

memenuhi syarat. Akan tetapi, dalam hal sholat hanya laki-laki yang

menjadi pemimpin atau imam sholat bagi perempuan. Berdasarkan surat

An-Nisa ayat 34, yang dikatakan laki-laki mempunyai satu tingkatan

kelebihan daripada perempuan adalah dalam hal fisik. Dalam hal fisik

dapat diakui bahwa laki-laki memang lebih kuat daripada perempuan.

Berkaitan dengan surat al-Ahzab ayat 33, ayat tersebut bukan ayat

larangan bekerja, melainkan ayat yang menerangkan bahwa perempuan

tidak boleh tabarruj. Bekerja banyak macamnya, sehingga ketika

perempuan keluar rumah untuk bekerja dan hal yang positif boleh saja,

asalkan tidak maksiat. Dalam urusan pekerjaan rumah tangga, laki-laki

seharusnya membantu pekerjaan perempuan untuk menyelesaikan

pekerjaan rumah tangga secara bersama. Perempuan berpendidikan tinggi

Page 111: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

98

bukanlah suatu larangan. Tetapi, bagi perempuan yang sudah bersuami

harus izin dengan suaminya terlebih dahulu. Ketika perempuan harus izin

ke suami untuk melanjutkan pendidikan, hal ini menunjukkan bahwa itu

adalah salah satu kelebihan suami dibanding istri. Terakhir, hal yang

harus dilakukan perempuan kepada laki-laki adalah mensupport.

Perempuan harus memberikan kepercayaan kepada laki-laki dan tidak

terlalu bersikap curiga.118

4. Almas Sabrina

Pada zama sekarang sudah banyak emansipasi wanita yang akhirnya

juga membuktikan bahwa perempuan boleh bekerja, bahkan banyak

founder perusahaan besar adalah perempuan. Akan tetapi, ketidakadilan

tentu masih saja ada. Yang disebut kesetaraan gender bukanlah

melakukan sesuatu hal yang sama, melainkan melakukan sesuatu sesuai

posisi, porsi, kodrat, dan kemampuannya.

Berkaitan dengan stereotype atau pelabelan terhadap perempuan

yang dianggap lemah, hal ini bergantung pada perempuannya sendiri.

Jika seorang perempuan dari kecil sudah dilatih untuk mandiri maka dia

akan memiliki kematangan emosional yang baik. Ketika dikatakan

perempuan itu lemah, hal ini menunjukkan bahwa ada suatu ketika

perempuan merasa ingin dilindungi. Dalam hal kepemimpinan

perempuan, bekerja, dan berpendidikan tinggi, perempuan boleh saja

melakukannya. Sama halnya dengan pekerjaan rumah tangga, laki-laki

118 Wawancara dengan Ibu Sri Lintang Rossi Aryani. Politisi dari Partai PKS. 15 Oktober

2016 pukul 15.15 WIB.

Page 112: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

99

dan perempuan harus saling membantu karena pekerjaan rumah tangga

bukan kewajiban seorang istri saja.119

5. Zham Sastera

Dalam hal tenaga mungkin laki-laki dan perempuan berbeda, namun

bukan berarti perempuan lemah. Dalam hal kepemimpinan perempuan,

bekerja, dan berpendidikan tinggi, perempuan berhak melakukannya

asalkan memiliki kemampuan dan bertujuan baik. Dalam hal pekerjaan

rumah tangga, ketika perempuan sudah memutuskan untuk menjadi

seorang wanita karier, berarti konsekunsinya seorang perempuan harus

mampu menyeimbangkan pekerjaannya dengan pekerjaan rumah tangga.

Bagi seorang laki-laki seharusnya juga membantu kerja perempuan.120

6. Ibu Rahmi Purnomowati

Menurut Ibu Rahmi, bentuk ketidakadilan seperti marginalisasi,

subordinasi, stereotype, kekerasan, dan beban kerja masih ada dan masih

terjadi di masyarakat. Bukan hal yang mudah untuk benar-benar

menghilangkan semua bentuk ketidakadilan tersebut dari masyarakat.

Tindakan yang harus kita lakukan terkait hal ini yakni minimal dengan

menyebarluaskan atau mensosialisasikan kepada masyarakat agar mereka

tahu dan dapat memposisikan perannya.

Berkaitan dengan perempuan yang menjadi pemimpin,

berpendidikan tinggi, dan bekerja bukanlah hal yang dilarang dan

perempuan berhak melakukannya. Dalam Islam tidak ada larangan untuk

119 Wawancara dengan Almas Shabrina. Google Students Ambassador 2014. 25 Oktober 2016

pukul 16.00 WIB.

120

Wawancara dengan Zham Sastera. Sastrawan dan Penulis. 3 November 2016 pukul 12.30

WIB.

Page 113: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

100

perempuan menjadi pemimpin. Pemimpin yang dimaksud adalah

pemimpin yang bukan imam sholat. Adapun perempuan yang

berpendidikan tinggi itu adalah keharusan. Seorang perempuan yang

berpendidikan tinggi selain akan mengangkat harkat dan martabat diri

sendiri, ia juga mengangkat harkat dan martabat keluarga serta

lingkungan. Jika perempuan berpendidikan tinggi dan mampu

berkontribusi untuk masyarakat maka itu adalah hal yang baik. Jadi, hal

tersebut berkaitan dengan kompetensi, kemampuan, loyalitas, komitmen,

dan pelayanan seorang perempuan.121

7. Prof. Dr. Asep Usman Ismail, MA

Analisis berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Asep yakni

bahwa Al-Qur‟an turun untuk meluruskan fenomena sosial sejak zaman

abad ke 7 Masehi dan mengangkat serta memberikan penghormatan

terhadap perempuan. Fenomena yang terjadi saat itu yakni wanita

dianggap sebagai separuh manusia, dianggap sebagai komoditas yakni

sebagai harta dan barang yang dapat diwariskan.

Untuk memahami ayat Al-Qur‟an, maka kita perlu melakukan

tafsir Al-Qur‟an. Ayat Al-Qur‟an ada yang bersifat mutlak yakni ayat

tersebut benar-benar firman Allah dan mutlak dari segi subtansi yang

dikandungnya. Hal ini terjadi pada ayat-ayat yang bersifat muhkamat.

Muhkamat adalah ayat yang sudah terang benderang dan jelas. Terdapat

juga ayat mutasyabihat yakni ayat yang maknanya samar. Ayat yang

berkaitan dengan pembagian waris ini termasuk ayat yang muhkamat dan

121 Wawancara dengan Ibu Rahmi Purnomowati. Ketua Pusat Studi Gender UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. 2 November 2016 WIB.

Page 114: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

101

tidak mengandung unsur mutasyabihat. Wanita mendapat bagian 1 itu

untuk dirinya sendiri, sedangkan laki-laki mendapatkan bagian 2 untuk

dibagikan lagi atau didistribusikan lagi kepada keluarganya, anak-anak

dan istrinya. Sehingga dalam hal ini juga berkaitan dengan hukum fiqh,

dimana perempuan memiliki hak milik secara sah dan memiliki otoritas

penuh terhadap hartanya.

Terkait urusan pekerjaan. Laki-laki bekerja merupakan kewajiban,

sedangkan wanita bekerja adalah kebaikan. Ketika wanita bekerja untuk

kebaikan itu artinya wanita dapat mengembangkan dirinya, melakukan

tanggungjawab sosial dan tanggung jawab profesi, selain itu dapat juga

memanfaatkan ilmu. Apabila seorang suami bekerja tetapi tidak

mencukupi kebutuhan keluarga sehingga seorang istri harus bekerja

untuk membantu suami, maka hal ini benar-benar adalah sebuah

kebaikan, sumbangan yang sangat berharga bagi keluarga.

Berkaitan dengan surat an-Nisa ayat 34 dan al-Baqarah ayat 228

mengenai kepemimpinan laki-laki dan perempuan, hal ini merujuk pada

kata امىن Qowwam itu artinya membimbing, mengasuh, dan .قى

memimpin. Dalam hal ini, yang ingin menjadikan Al-Qur‟an dalam

kondisi yang murni pasti menolak jika perempuan menjadi pemimpin dan

tampil di ruang publik. Hal ini disebabkan jika perempuan menjadi

pemimpin, maka sebagian fungsi laki-laki dikhawatirkan akan terambil.

Tetapi jika kita mencoba Al-Qur‟an diadabtasikan dengan konteks sosial

maka terjadilah kompromi dan masyarakat modern akan mengambil

sikap tengah. Sehingga dengan demikian, perempuan boleh menjadi

Page 115: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

102

pemimpin dan terjun di dunia publik dengan syarat mampu melakukan

dua fungsi. Di satu sisi ia harus melaksanakan fungsi publik dan di satu

sisi ia melakukan fungsi domestik atau urusan rumah tangga.

Berdasarkan potongan surat an-Nisa ayat 34 yakni “Oleh karena

itu Allah melebihkan sebagian mereka atas sebagian yang lain”, yang

dimaksud memiliki adalah laki-laki dengan kelebihan fungsional.

Kelebihan fungsional merupakan fungsi berupa laki-laki diberikan

kewajiban dan bertanggung jawab untuk mencari nafkah. Meskipun

Allah melebihkan laki-laki dengan perempuan, Allah juga memberikan

kelebihan serta keistimewaan terhadap perempuan. Kelebihan seorang

perempuan dibandingkan laki-laki yakni perempuan memiliki fungsi

reproduksi, hamil, melahirkan, menyusui, membesarkan, mengasuh,

mendidik. Dengan demikian, seorang ibu akan melahirkan generasi dan

SDM yang kuat, berkarakter, penuh perjuangan, penuh keislaman tanpa

mental yang rapuh.

Berkaitan dengan surat al-Ahzab ayat 33 mengenai anjuran

perempuan untuk di rumah saja, hal tersebut bukanlah ayat yang

melarang perempuan untuk bekerja dan terjun ke ruang publik. Jadi hal

ini berkaitan dengan bagaimana seorang wanita menjaga kehormatannya

ketika berada di ruang publik. Ayat tersebut merupakan ayat yang

melarang perempuan/wanitauntuk tabarruj atau membuka aurat dan

berbaur dengan laki-laki.122

122 Wawancara dengan Prof. Dr. Asep Usman Ismail, MA. Guru Besar FIDKOM UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. 3 November 2016 pukul 10.00 WIB.

Page 116: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

103

Berdasarkan hasil uraian dan analisis wawancara, maka didapatlah

sebuah kesimpulan konteks sosial yakni erkaitan dengan marginalisasi dan

subordinasi, boleh saja perempuan bekerja, terjun ke dunia politik, dan

publik. Begitupun berdasarkan dalil Al-Qur‟an yang diterjemahkan secara

lurus dan dikompromikan. Perempuan juga boleh berpendidikan tinggi,

karena dengan berpendidikan tinggi perempuan juga dapat meningkatkan

ekonomi diri dan keluarga. Salah satu segi positif perempuan berpendidikan

tinggi juga adalah perempuan dapat berfungsi dalam menata kehidupan

politik dan publik menjadi lebih baik. Berkaitan dengan stereotype yang

menganggap perempuan lemah sehingga tidak boleh terjun ke dunia politik,

publik, dan menjadi pemimpin bukanlah anggapan yang tepat. Apabila

perempuan memiliki kapasitas dan loyalitas, kemampuan, komitmen, dan

memenuhi syarat serta mampu secara bersamaan melaksanakan fungsinya di

keluarga maka boleh saja perempuan terjun ke dunia politik, publik, dan

menjadi pemimpin.

Berkaitan dengan kekerasan, juga masih terjadi. Akantetapi kasus ini

tidak bisa dilacak dan diketahui secara 100% karena luasnya negara

Indonesia. Berkaitan dengan beban kerja atau pekerjaan rumah tangga,

perempuan dan laki-laki harus saling bekerjasama. Pekerjaan rumah tangga

dan mengasuh anak bukan hanya pekerjaan perempuan saja, akan tetapi

keduanya, apalagi jika perempuan juga bekerja untuk mencari nafkah.

Page 117: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

104

104

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah menjelaskan dan menganalisa data pada bab-bab sebelumnya

serta diperkuat dengan wawancara langsung dengan beberapa narasumber

terkait konteks sosial, maka ditemukan sebuah kesimpulan. Adapun

kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Berdasarkan dimensi teks

a. Struktur makro

Mengenai tema buku “Buya Hamka Berbicara tentang

Perempuan” adalah kemuliaan perempuan dalam Islam. Tema

tersebut didukung oleh subtema kemuliaan perempuan dalam Al-

Qur‟an, penghargaan perempuan yang sama dengan laki-laki, harga

diri seorang perempuan, kemuliaan perempuan sebagai ibu,

menghormati dan menyayangi perempuan, perempuan tidak selalu

salah dan berdosa, perempuan lebih mulia daripada bidadari,

perempuan memperoleh hak milik, dan perempuan memiliki hak

istimewa. Tema tersebut telah menjadi pernyataan bahwa kedudukan

perempuan sangat penting dan mulia.

b. Superstruktur

Mengenai skematik, buku tersebut diawali dengan cover depan,

cover dalam, daftar isi, dan halaman pengantar penerbit yang

memberitahukan latar belakang disusunnya buku tersebut. Kemudian

Page 118: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

105

105

Isi secara keseluruhan buku tersebut yakni mengenai kemuliaan

perempuan, penghargaan perempuan, pembagian tugas,

kepemimpinan laki-laki dan perempuan, dan pandangan kaum

orientalis terhadap perempuan. Kemudian kesimpulannya adalah

perempuan sangat mulia, kedudukan perempuan tidak lebih rendah

dari laki-laki, serta nilai-nilai perempuan yang sangat dijaga dan

dihormati.

c. Struktur mikro

Berdasarkan semantik, sintaksis, stilistik, dan retoris, dijumpai

beberapa pemaknaan kata yang menunjukkan bahwa buku “Buya

Hamka Berbicara tentang Perempuan” merupakan buku yang

membahas mengenai kemuliaan perempuan serta kedudukan

perempuan.

2. Berdasarkan dimensi kognisi sosial

Buya Hamka memberikan pandangannya mengenai Islam,

kesetaraan gender dan perempuan tidak hanya berdasarkan pengetahuan,

latar belakang, serta status kepribadiannya sebagai seorang tokoh

penting, ulama, dan penulis. Akan tetapi, Buya Hamka memberikan

pendapatnya juga berdasarkan peristiwa yang terjadi di zamannya.

Sehingga, dalam hal ini Buya Hamka tidak hanya menggunakan skema

person, skema diri, skema peran, melainkan juga skema peristiwa. Skema

peristiwa tersebut yakni pada tahun 1973 muncul dan munculnya RUU

Perkawinan sekuler di Indonesia yang menurut beberapa sumber bahwa

RUU Perkawinan sekuler yang diajukan merupakan upaya kaum sekuler

Page 119: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

106

untuk menggantikan UU Perkawinan yang telah ada. Hal tersebut timbul

sebagai upaya Buya Hamka untuk membela kaum perempuan.

3. Berdasarkan dimensi konteks sosial

Berdasarkan konteks sosial, perempuan boleh bekerja, terjun ke

dunia politik, dan publik. Begitupun berdasarkan dalil Al-Qur‟an yang

diterjemahkan secara lurus dan dikompromikan. Perempuan juga boleh

berpendidikan tinggi. Salah satu segi positif perempuan berpendidikan

tinggi juga adalah perempuan dapat berfungsi dalam menata kehidupan

politik dan publik menjadi lebih baik. Perempuan bukanlah makhluk

yang lemah. Apabila perempuan memiliki kapasitas dan loyalitas,

kemampuan, komitmen, dan memenuhi syarat serta mampu secara

bersamaan melaksanakan fungsinya di keluarga maka boleh saja

perempuan terjun ke dunia politik, publik, dan menjadi pemimpin.

B. Saran

Berdasarkan penelitian mengenai Analisis Wacana Kesetaraan Gender

dalam Buku “Buya Hamka Berbicara tentang Perempuan”, maka penulis

ingin memberikan saran sebagai berikut:

1. Kepada masyarakat khususnya kaum laki-laki harus lebih menghormati

dan menghargai kedudukan perempuan, menyayangi, serta

memuliakannya. Akan tetapi, perempuan juga harus memuliakan dirinya

sendiri sebelum menginginkan kemuliaan dari orang lain ataupun kaum

laki-laki.

2. Kepada masyarakat, hendaknya membaca buku “Buya Hamka Berbicara

tentang Perempuan” agar lebih memahami kedudukan perempuan dalam

Page 120: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

107

Islam, memuliakan perempuan, dan memahami hak serta kewajiban laki-

laki maupun perempuan,.

3. Kepada penerbit Gema Insani, untuk ke depan juga harus menuangkan

karya lain yang berkaitan dengan kedudukan perempuan dalam Islam,

kesetaraan gender dalam Islam dan buku-buku pembahasan lain yang

berkaitan. Hal ini guna mendukung pendapat Buya Hamka yang telah

dibaca dan banyak diminati oleh masyarakat, serta memberi manfaat bagi

masyarakat.

Page 121: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

108

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Aan, Munawar Syamsudin. Resolusi Neo-Metode Riset Komunikasi Wacana.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013.

Albar, Muhammad. Wanita Karir dalam Timbangan Islam. Beirut: Daar Al-

Muslim,1994.

Al-Bukhari, Abu Abdullah Muhammad bin Ismail. Ensiklopedia Shahih Al-

Bukhari 2. Jakarta Timur: Al Mahira, 2012.

Ardianto, Elvinaro dan Q-Anees, Bambang. Filsafat Ilmu Komunikasi. Bandung:

Simbiosa Rekatama Media, 2007.

Bungin, Burhan. Sosiologi Komunikasi. Jakarta: Kencana, 2007.

Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).

Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2008.

Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).

Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008.

Eriyanto. Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media. Yogyakarta: PT. LKiS

Pelangi Aksara, 2001.

Fahyumi, Badriyah, dkk. Isu-isu Gender dalam Islam. Jakarta: PWS UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2002.

Fakih, Mansour. Analisis Gender dan Transformasi Sosial. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2013.

Hamka, Irfan, Ayah. Jakarta: Republika Penerbit, 2015.

Hamka, Kenang-kenangan Hidup Buku Satu. Jakarta: Balai Pustaka, 2015.

Hamka. Buya Hamka Berbicara tentang Perempuan. Depok: Gema Insani, 2014.

Handayani, Trisakti dan Sugiarti. Konsep dan Teknik Penelitian Gender. Malang:

Universitas Muhammadiyah Malang, 2002.

Jorgensen, Marianne W. dan Phillips, Louise J. Analisis Wacana Teori dan

Metode. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010.

Majah, Abu Abdullah Muhammad bin Yazid al Qazwini Ibnu. Ensiklopedia

Hadits Sunah Ibnu Majah. Jakarta: Al Mahira, 2013.

Page 122: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

109

Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya Offset, 2006.

Naik, Zakir. Debat Islam Versus non Islam. Solo: PT. Aqwam, 2016.

Pawito. Penelitian Komunikasi Kualitatif. Yogyakarta: Pelangi Aksara, 2007.

Sobur, Alex. Analisis Teks Media. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004

Sumbulah, Umi. Spektrum Gender. Malang: UIN Malang Press, 2008.

Internet

digilib.uin-suka.ac.id/3049/1/BAB%20I,IV,%20DAFTAR%20PUSTAKA.pdf.

digilib.uin-suka.ac.id/14469.

eprints.ums.ac.id/33333/1/Naskah%20Publikasi%20Ilmiah.pdf.

Febigundar.blogspot.co.id/2011/12/tekhnik-pengumpulan-data-studi.html.

http://carta-de-michael.blogspot.co.id/2014/05/daftar-karya-buya-hamka.html.

http://www.lampuislam.org/2015/10/keadaan-masyarakat-arab-di-zaman.html.

repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/.../1/Faizah%20Ali%20Syobromalisi-

FU.pd.

www.pikiran-rakyat.com/nasional/2015/02/17/316536/uu-keadilan-dan-

kesetaraan-gender-segera-disahkan.

Hasil wawancara

Wawancara dengan Rendyana. Marketing di Penerbit Khatulistiwa Press dan

Distributor Buku. 14 September 2016 pukul 10:34 WIB.

Wawancara dengan Siti Nurmeliya Baskarani. Putri muslimah 2014. 12 Oktober

2016 pukul 16.00 WIB.

Wawancara dengan Annisa Febrinel Hendry. Owner of Annisa Accessories. 12

Oktober 2016 pukul 16.00 WIB.

Wawancara dengan Ibu Sri Lintang Rossi Aryani. Anggota Komisi 2 DPRD

Tangsel. 15 Oktober 2016 pukul 15.15 WIB.

Page 123: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

110

Wawancara dengan Almas Shabrina. Google Student Ambassador 2014. 25

Oktober 2016 pukul 16.00 WIB.

Wawancara dengan Zham Sastera. Sastrawan dan Penulis. 3 November 2016

pukul 12.30 WIB.

Wawancara dengan Ibu Jumi Haryani. Editor Gema Insani Penerbit. 1 November

2016 pukul 10.30 WIB.

Wawancara dengan Ibu Rahmi Purnomowati. Ketua Pusat Studi Gender UIN

Syarif Hidayatullah Jaakarta. 2 November 2016 pukul 16.00 WIB.

Wawancara dengan Prof. Dr. Asep Usman Ismail, MA. Guru Besar FIDKOM

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3 November 2016 pukul 10.00 WIB.

Page 124: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

111

LAMPIRAN

Page 125: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan
Page 126: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan
Page 127: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan
Page 128: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan
Page 129: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan
Page 130: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan
Page 131: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan
Page 132: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan
Page 133: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan
Page 134: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan
Page 135: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan
Page 136: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

LAMPIRAN

Hasil Wawancara

Hari/tanggal : Rabu, 12 Oktober 2016

Pukul : 16. 00 WIB

Lokasi : Kosan Pondok Harapan, Jl Kertamukti Kec. Pisangan, Ciputat,

Tangerang Selatan

Narasumber : Siti Nurmeliya Baskarani (Putri Muslimah Indonesia 2014,

Entertainer, Model, dan Brand Ambassador of Garnier)

1. Menurut Ka Melly apa yang dimaksud dengan kesetaraan gender?

Yang dinamakan kesetaraan adalah dimana laki-laki dan perempuan

sama-sama memiliki kebebasan. Laki-laki tidak banyak melarang dan

mengekang perempuan. Perempuan berhak melakukan apa saja,

menginginkan apa saja, asal itu positif. Selagi perempuan mampu

memberikan kepercayaan dan mampu untuk melakukan apa yang ia inginkan,

maka itu adalah hak perempuan. Seperti contoh menjadi pemimpin. Jika ia

memiliki kemampuan memimpin yang baik, ia pantas untuk menjadi

pemimpin.

2. Bentuk ketidakadilan gender salah satunya adalah stereotype/pelabelan,

benarkah perempuan itu lemah?

Sebenarnya perempuan itu tidaklah lemah. Perempuan hanya

mengedepankan perasaan. Ia lembut. Meskipun sebenarnya sifat-sifat tersebut

tidak hanya saja dimiliki oleh perempuan, melainkan ada juga laki-laki yang

lemah dan lembut. Semua itu dapat dipertukarkan. Banyak juga ditemui

perempuan yang tegas dan keras. Namun jika perempuan yang penuh

Page 137: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

perasaan agaknya mengkhawatirkan jika harus menjadi pemimpin atau

pejabat. Karena perempuan seperti itu sulit untuk mengambil keputusan.

3. Berkaitan dengan subordinasi/anggapan tidak penting dalam hal politik,

bagaimana pendapat Ka Melly mengenai seorang perempuan yang

menjadi pemimpin?

Perempuan juga memiliki hak untuk menjadi pemimpin dengan syarat ia

mampu dan memenuhi kriteria menjadi pemimpin. Namun sifat dan sikapnya

juga perlu diperhatikan. Jika ia lemah, terlalu bermain dengan perasaan, maka

lebih baik perempuan tersebut tidak menjadi pemimpin.

4. Bagaimana pendapat Ka Melly mengenai perempuan yang

berpendidikan tinggi?

Perempuan berpendidikan tinggi itu harus. Perempuan harus terdidik

karena perempuan adalah madrasah pertama untuk anak-anaknya kelak.

Untuk mencetak generasi yang baik, maka seorang perempuan harus

berpendidikan.

5. Bagaimana pendapat Ka Melly mengenai perempuan yang bekerja dan

laki-laki yang melarang perempuan bekerja?

Saya setuju dengan perempuan bekerja. Itu adalah haknya untuk bebas.

Selagi perempuan mampu bertanggung jawab dan bekerja untuk hal positif,

itu boleh saja. Laki-laki tidak berhak terlalu melarang perempuan bekerja.

Namun, seorang perempuan harus memilih pekerjaan yang selektif agar

mampu membagi waktu untuk keluarga. Sekarang saya sebagai seorang

entertain, saya masih single maka saya masih bebas. Namun jika nanti saya

sudah berkeluarga dan memiliki suami, maka saya harus memilih profesi

Page 138: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

yang sesuai yang tidak terlalu memberatkan saya nantinya. Saya tidak

berpikir untuk mencari solusi memperoleh suami seorang actor ataupun

entertain juga, karena profesi yang sama tidak menjamin rumah tangga akan

damai.

6. Bagaimana pendapat Ka Melly pembagian kerja rumah tangga, apakah

urusan mengurus rumah dan anak adalah tugas perempuan saja?

Pekerjaan rumah tangga bukan hanya saja tugas seorang perempuan, itu

bukanlah kodrat seorang perempuan. Laki-laki dan perempuan harus saling

membantu, apalagi jika keduanya sama-sama bekerja.

Mengetahui,

Penulis Narasumber

Nur Kholifah Siti Nurmeliya Baskarani

Page 139: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

LAMPIRAN

Hasil Wawancara

Hari/tanggal : Rabu, 12 Oktober 2016

Pukul : 16. 00 WIB

Lokasi : Kosan Pondok Harapan, Jl Kertamukti Kec. Pisangan, Ciputat,

Tangerang Selatan

Narasumber : Annisa Febrinel Hendry (Owner of Annisa Accessories,

Entrepreneur, Juara 3 Lomba Businessplan Mahasiswa se-

Indonesia 2014, Pembina Komunitas UINPreneur)

1. Menurut Ka Annisa apa yang dimaksud dengan kesetaraan gender?

Kesetaraan gender itu adalah dimana laki-laki dan perempuan memiliki

hak dan kewajiban yang sama. Seorang laki-laki atau suami janganlah sempit

pemikiran. Jangan terlalu mengekang keras istri dan membiarkannya tetap di

dalam rumah. Seorang istri harus memiliki aktivitas. Selain itu, seorang

perempuan hendaknya harus mandiri dan jangan terlalu bergantung pada

suami. Karena bisa saja seorang suami nantinya meninggal lebih dulu dan

perempuan bingung menghidupi anak-anak dan keluarganya.

2. Bentuk ketidakadilan gender salah satunya adalah stereotype/pelabelan,

benarkah perempuan itu lemah?

Perempuan itu tidak lemah. Lemah itu adalah sifat. Sifat setiap orang

berbeda-beda. Jika hanya karena faktor sifat seseorang dilarang masuk ranah

politik dan menjadi pemimpin, maka seharusnya yang dinamakan kesetaraan

gender harus mengacu pada persyaratan pemilihan pemimpin dan syarat

tergabung dalam dunia politik. Jika seorang perempuan tegas, berhasil

Page 140: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

mengikuti tahap yang sudah ditentukan maka ia memiliki hak untuk

melakukan apa yang dia inginkan.

3. Berkaitan dengan subordinasi/anggapan tidak penting dalam hal politik,

bagaimana pendapat Ka Annisa mengenai seorang perempuan yang

menjadi pemimpin?

Seperti yang tadi saya sampaikan. Jika perempuan kuat, tegas, mampu

mengambil memegang sikap dan keputusan, berhasil mengikuti prosedur,

maka ia juga berhak menjadi pemimpin.

4. Bagaimana pendapat Ka Annisa mengenai perempuan yang

berpendidikan tinggi?

Memperoleh pendidikan tinggi untuk perempuan boleh saja. Jika seorang

laki-laki atau suami melarang karena takut tersaingi tingkat pendidikannya,

maka seorang laki-laki harus sama-sama berpendidikan. Namun yang harus

diperhatikan untuk seorang perempuan yang sudah berkeluarga, meminta izin

untuk melanjutkan pendidikan juga perlu. Dalam rumah tangga saling

berkomunikasi itu adalah keharusan. Jika ingin melanjutkan pendidikan,

harusnya perempuan jangan jauh-jauh dan tetap bertanggungjawab serta

memberikan waktu yang cukup untuk keluarga.

5. Bagaimana pendapat Ka Annisa mengenai perempuan yang bekerja dan

laki-laki yang melarang perempuan bekerja?

Laki-laki tidak berhak terlalu melarang perempuan untuk bekerja.

Perempuan juga berhak memperoleh penghasilan, apalagi tujuannya

memperoleh penghasilan baik. Jika laki-laki melarang perempuan bekerja dan

berdiam diri di rumah, ini akan berdampak pada psikologis perempuan.

Page 141: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

Perempuan jika hanya diam di rumah maka ia akan stress. Perlu juga

diperhatikan oleh perempuan, jika ingin bekerja jangan mencari pekerjaan

yang mengikat dan menghabiskan waktu untuk pekerjaan sehingga waktu

untuk anak dan keluarga berkurang. Jika kita bekerja terikat secara tidak

sadar kita sudah buang-buang waktu untuk kepentingan orang lain, membantu

kerja orang lain tapi melupakan kewajiban sebagai ibu rumah tangga.

6. Bagaimana pendapat Ka Annisa pembagian kerja rumah tangga,

apakah urusan mengurus rumah dan anak adalah tugas perempuan

saja?

Pekerjaan rumah tangga seharusnya dikerjakan secara bersama-sama.

Laki-laki harus membantu perempuan dalam urusan rumah tangga dan

mengurus anak. Laki-laki tidak bisa melimpahkan urusan rumah tangga

kepada perempuan saja. Bahkan seharusnya secara tidak sadar dan sering

dilupakan masyarakat, ketika seorang laki-laki melakukan akad saat menikahi

perempuan, itu berarti laki-laki berikrar dan berjanji untuk perempuan. Ia

berjanji untuk menafkahi, mengurusnya, melindunginya, bahkan seharusnya

membantu urusan rumah tangga.

Mengetahui,

Penulis Narasumber

Nur Kholifah Annisa Febrinel Hendry

Page 142: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

LAMPIRAN

Hasil Wawancara

Hari/tanggal : Sabtu, 15 Oktober 2016

Pukul : 15.15 WIB

Lokasi : Rumah Ibu Lintang di Jl. Jambu 1 no. 23 B, Pisangan,

Ciputat, Tangerang Selatan

Narasumber : Ibu Sri Lintang Rossi Aryani (Politisi dari Partai PKS

dan Anggota Komisi 2 DPRD Tangsel)

1. Bagaimana pendapat ibu mengenai kesetaraan gender yang berlaku di

masyarakat? Dan bagaimana pula pandangan ibu mengenai kesetaraan

gender yang seharusnya?

Untuk kesetaraan gender yang berlaku di masyarakat menurut saya

belum semuanya paham. Patriarki masih kuat tertanam dalam masyarakat

kita. Buktinya seperti ini, ketika kemarin saya bertemu dengan banyak

ikhwan, salah satu ikhwan bertanya, “Gimana ya kok di Tangsel yang

menjadi dewan akhwat semua?”. Lalu ikhwan yang lain menanggapi,

“Memang kenapa dengan akhwat?”

Kemudian saya menanggapi, “Harusnya antum itu bertanya kenapa

akhwat yang menang, kenapa ikhwan nggak menang?”. Nah hal itu

menunjukkan bahwa banyak orang yang belum mengakui kemampuan

perempuan.

Dalam pencalonan pemilu kita hanya memenuhi kuota 30%. Misalnya

ada 10 orang, berarti akhwatnya 3. Kemarin itu ikhwan ada 4 orang dan

akhwat ada 2 orang. Nah semuanya akhwat yang memangkan pemilu. Di

Page 143: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

semua dapil ikhwan 4, akhwat 2. Di semua dapil yang menang akhwat. Hal

ini harusnya membuktikan bahwa peran laki-laki kurang dirasakan oleh

masyarakat. Dengan banyaknya perempuan yang memenangkan pemilu

sekarang bapak-bapak lebih menghargai perempuan. Sekarang bapak-bapak

tidak menyentuh. Kalau dulu bapak-bapak yang menjadi dewan sering

mengatakan, “Oh ibu-ibu ini kurang ya untuk PMP, kurang ya untuk

PKKnya, kurang ya untuk pelatihan perempuan”. Hal semacam itu tidak

hanya berlaku di Partai PKS. Tapi memang di Tangsel ini PKS paling

banyak perempuan. Maksudnya 12 perempuan. Kan ada 50 orang kalau

memenuhi kuota kan berarti kita harusnya 15. Tapi kita hanya 12. Nah dari

12 itu 4 perempuannya dari PKS. PDIP 2, Golkar tidak ada, Hanura 1,

Gerindra 1, Nasdem 1, PKB 1, semua 1.

Jadi menurut saya belum semua paham tentang kesetaraan gender.

Patriarki masih berlaku di masyarakat. Semua masih untuk laki-laki.

Meskipun semua juga tidak seperti itu. Sebagai contoh di Padang,

pemegang warisan itu dari ahli mama, artinya perempuan yang mendapat

warisan. Hasrusnya tidak seperti itu.

2. Apakah perempuan itu lemah? Sebenarnya kekuatan dan kelemahan

laki-laki juga perempuan itu apa saja?

Kita sebagai perempuan mempunyai kelemahan dibandingkan laki-

laki. Kelemahan perempuan itu pada fisiknya. Sedangkan laki-laki lemah

dengan tiga hal yakni harta, tahta, dan wanita. Tetapi perempuan meskipun

ada yang lemah fisiknya ia juga harus kuat ruhiyahnya. Laki-lakipun juga

Page 144: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

memiliki tiga kelemahan tersebut. Untuk itu laki-laki juga harus kuat dalam

hal ruhiyah.

Perempuan itu dengan melahirkan itu membuktikan bahwa perempuan

kuat. Perempuan jika dia kuat ruhiyahnya dia bisa menjadi pemimpin

apapun. Pemimpin dalam manajemen rumah tangga. Jika perempuan fisik

dan ruhiyahnya lebih bagus, dia bisa menjadi pemimpin dibandingkan laki-

laki. Dan menurut saya, perempuan itu kuat ketika ia dekat dengan Allah.

3. “Kaum laki-laki adalah pemimpin kaum perempuan, oleh karena itu

Allah melebihkan sebagian mereka atas sebagian yang lain” (Q.S an-

Nisa ayat 34)

“… Dan para perempuan mempunyai hak yang seimbang menurut cara

yang baik. Akan tetapi para suami mempunyai satu tingkatan kelebihan

daripada istrinya.” (Q.S al-Baqarah:228)

Bagi yang kontra terhadap kepemimpinan perempuan, kedua dalil

tersebut sering menjadi dasar yang membuktikan bahwa perempuan

tidak pantas menjadi pemimpin. Benar atau tidak?

Perempuan itu boleh menjadi pemimpin. Tetapi tetap dalam sholat

laki-laki yang harus menjadi pemimpin. Hal ini karena Allah yang sudah

menetapkan. Jika dalam rumah tangga tetap laki-laki yang menjadi

qowwam, tetapi ketika suami sakit boleh perempuan memimpin. Menjadi

qowwan atau pemimpin itu tidak mudah, itu susah karena dia harus

memimpin. Qowwam itu jika dalam perusahaan ibarat pemimpinnya dan

perempuan atau seorang ibu adalah sekretarisnya.

Berkaitan dengan ayat tersebut, sebenarnya ayat tersebut tergolong

ayat mutasyabihat yang artinya sulit dipahami. Orang yang mengatakan

bahwa ayat tersebut menjadi dasar bahwa perempuan tidak berhak menjadi

pemimpin, belum paham dengan ayat tersebut. Setiap ayat turun pasti ada

Page 145: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

asbabul nuzulnya. Seperti dulu orang-orang jahiliyah, banyak perempuan

memimpin tetapi memimpin sebagai dukun-dukun.

Perempuan boleh menjadi pemimpin. Asalkan perempuan itu kuat fisik,

ruhiyah, dan mampu memimpin. Laki-laki juga tidak bisa menjadi jika ia

lemah. Laki-laki yang lemah akalnya, fisiknya tidak bisa menjadi

pemimpin. Tetapi jika hanya lemah fisik tetapi kuat akal masih bisa menjadi

pemimpin. Ahmad Yasin contohnya, dia fisiknya lemah, tetapi akalnya

bagus dan ruhiyahnya bagus bisa menjadi pemimpin.

Banyak juga pemimpin kita yang lemah tetapi ruhnya bagus, seperti jenderal

sudirman. Akalnya bagus. Seperti Cut Nyak Dien, dia perempuan yang kuat

dan ruhnya juga kuat.

4. Menurut surat an-Nisa ayat 34 tersebut, yang dikatakan laki-laki

mempunyai satu tingkatan kelebihan daripada perempuan itu dalam

hal apa?

Ya laki-laki itu pemimpin bagi perempuan, khususnya pemimpin

sholat. Yang dilebihkan laki-laki itu adalah fisiknya. Sehingga yang

disebutkan pada ayat Al-Qur‟an adalah Allah melebihkan sebagian yang

lain dan sebagian adalah penolong bagi sebagian yang lain. Sehingga

dengan Allah melebihkan laki-laki maka laki-laki harus menjadi pelindung

bagi perempuan. Sehingga laki-laki memiliki sifat untuk melindungi.

5. “Dan hendaklah kalian (wahai para istri nabi) tetap di rumah kalian dan

janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang

jahiliyah dulu.” (Q.S al-Ahzab ayat 33)

Berdasarkan ayat tersebut, bagaimana menurut ibu mengenai

perempuan yang bekerja/berkarir?

Page 146: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

Ada tokoh yang mengatakan, dengan perempuan bekerja di luar

rumah banyak malapetakanya, anak tidak terurus, keluarga

berantakan, bisa menimbulkan fitnah, bisa terjerumus dari dosa, benar

atau tidak?

Ayat tersebut bukan ayat larangan kerja, melainkan ayat yang

menerangkan bahwa perempuan tidak boleh tabarruj. Yang namanya

pekerjaan juga banyak macamnya. Ketika perempuan online di rumah tetapi

memberikan

penghasilan, itu sudah bekerja. Penulis yang menulis di rumah juga bekerja.

Mengerjakan urusan rumah tangga juga bekerja. Jadi bekerja itu banyak

macamnya. Jadi ketika perempuan keluar rumah asalkan untuk hal yang

positif itu boleh saja, asalkan tidak maksiat.

Dan bagus juga untuk tokoh yang mengatakan bahwa perempuan yang

keluar rumah akan menimbulkan petaka. Hal ini agar perempuan yang

keluar rumah tidak melakukan hal maksiat. Maksud ayat tersebut juga

sebenanrnya untuk menerangkan agar perempuan tidak bercampur baur,

tidak ikhlilat.

Bahkan Allah menerangkan juga untuk manusia bekerja. Bahkan

sebagai contoh adalah Khadijah istri Rasullah. Khadijah adalah pengusaha

sukses dan kaya di zamannya. Bekerja itu harusnya ada tujuan. Tujuan

bekerja itu ada tiga. Pertama bekerja untuk ibadah. Kedua untuk dakwah.

Dan ketiga baru bekerja untuk memperoleh penghasilan.

6. Mengenai beban kerja. Apakah pekerjaan rumah tangga dan

mengurus anak adalah kodrat seorang perempuan?

Page 147: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

Nah untuk urusan rumah tangga itu membutuhkan banyak tenaga

kerja. Karena laki-laki Allah berikan kelebihan maka laki-laki harus

membantu urusan rumah tangga. Sebagai contoh saya cuci piring, suami

saya juga bisa cuci piring. Rasullah dulu juga begitu, Rasullah menggiling

gandum, mencuci baju sendiri. Jadi laki-laki dan perempuan sama-sama

mengerjakan pekerjaan rumah tangga, sama-sama membantu.

7. Bagaimana pendapat ibu mengenai perempuan yang berpendidikan

tinggi?

Perempuan berpendidikan tinggi juga tidak apa-apa. Tetapi bagi yang

sudah bersuami dia harus izin dengan suaminya terlebih dahulu. Jika

seorang istri mendapat kesempatan untuk lanjut kuliah ke luar negeri

biasanya suaminya juga ikut. Bahkan mereka bisa sama-sama ke luar negeri

melanjutkan pendidikan.

Perempuan harus izin ke suami ketika melanjutkan pendidikan

menunjukkan bahwa itu adalah salah satu kelebihan suami dibanding istri.

Jika laki-laki tidak diberikan kelebihan, maka sebagai seorang istri kita tidak

mungkin harus izin terlebih dahulu. Ketika seorang laki-laki melarang, kita

harus mencoba bertanya kenapa kita dilarang. Itu bukan berarti kita ngeyel,

melainkan kita harus tahu alasan kenapa laki-laki melarang kita.

8. Dalam buku “Buya Hamka Berbicara tentang Perempuan” disebutkan,

“Laki-laki sukses di belakangnya ada perempuan hebat”, maka apakah

yang seharusnya dilakukan perempuan untuk laki-laki?

Hal yang harus dilakukan perempuan kepada laki-laki adalah

mensupport. Perempuan harus memberikan kepercayaan kepada laki-laki.

Page 148: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

Sebagai contoh adalah ketika seorang suami pulang malam. Maka seorang

istri jangan mudah curiga dan marah pada suami. Seorang istri harus

berkata, “Saya percaya abi pulang malam karena ada urusan yang baik. Saya

percaya abi tidak mungkin melakukan hal yang buruk”.

9. “Rumah tangga yang aman dan damai ialah gabungan dari tegapnya

laki-laki dengan halusnya perempuan. Laki-laki mencari dan

perempuan mengatur”. Apakah dengan adanya pernyataan tersebut

menunjukkan bahwa hanya laki-laki yang patut mencari nafkah?

Maksudnya bukan seperti itu. Laki-laki dan perempuan boleh sama-

sama bekerja. Ibarat di perusahaan. Laki-laki adalah manajer dan

perempuan adalah sekretaris. Mereka sama-sama bekerja, saling membantu

dan melengkapi.

Mengetahui,

Penulis Narasumber

Nur Kholifah Sri Lintang Rossi Aryani

Page 149: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

LAMPIRAN

Hasil Wawancara

Hari/tanggal : Selasa, 25 Oktober 2016

Pukul : 16. 00 WIB

Lokasi : Masjid Fathullah Ciputat, Tangerang Selatan

Narasumber : Almas Shabrina (Google Students Ambassador 2014 dan

Presiden Forum Indonesia Muda Cabang Depok-Jakarta

2016)

1. Bagaimana pendapat Ka Almas sendiri mengenai kesetaraan gender

yang seharusnya berlaku?

Menurut Ka Almas kesetaraan ini berhubungan dengan pekerjaan.

Dan ketika melihat suatu pekerjaan seharusnya dilihat dari kemampuan dan

kodrat masing-masing. Yang disebut kesetaraan gender bukanlah melakukan

sesuatu hal yang sama melainkan melakukan sesuatu sesuai posisi, porsi,

kodrat, dan kemampuannya. Jadi ambilah sesuatu yang baik, yakni memilih

yang pantas untuk dilakukan oleh laki-laki dan perempuan.

2. Berkaitan dengan stereotype/pelabelan, benarkah perempuan itu lemah

dan emosional?

Teori pelabelan ini berarti seperti teori labeling. Dalam teori ini

misalnya dinyatakan bahwa ketika seseorang dikatakan bodoh maka

seseorang itu akan diledekin dan dianggap bodoh oleh orang lain. Dan

seseorang itu juga pasti akan menganggap bahwa dirinya akan bodoh terus.

Menurut Ka Almas ini bergantung pada perempuannya sendiri. Jika

seorang perempuan dari kecil sudah dilatih untuk mandiri maka dia akan

Page 150: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

memiliki kematangan emosional yang bagus. Hal itu juga berkaitan dengan

faktor keluarga, lingkungan, dan teman bermainnya. Dan jika dibilang

perempuan itu lemah itu menunjukkan bahwa ada suatu ketika perempuan

itu ingin dilindungi. Jika dibilang lemah perempuan itu mungkin iya lemah,

tetapi jika dibilang emosional menurut Ka Almas tidak. Tetapi lemah disini

yang dimaksud bukan berarti seorang perempuan tidak sanggup mengangkat

beban berat atau takut naik angkot sendirian. Tetapi lemah disini adalah

perempuan butuh dikuatkan. Seperti ungkapan, bahkan yang kuatpun masih

butuh dikuatkan. Seperti itulah perempuan. Jadi disini lemah juga

mengartikan bahwa perempuan butuh dilindungi.

3. Berkaitan dengan kepemimpinan perempuan, bagaimana pendapat Ka

Almas mengenai seorang perempuan yang menjadi pemimpin? Boleh

atau tidak?

Menurut Ka Almas boleh saja perempuan menjadi pemimpin.

Misalkan saja Ka Almas, dulu Kakak itu tipe orang yang dari SD, SMP, dan

SMA selalu menjadi pemimpin upacara. Jadi menurut Ka Almas boleh

banget perempuan menjadi pemimpin asalkan batasnya hanya sampai

gubernur. Tetapi jika pada tingkat yang lebih atas lagi misalnya presiden

sepertinya tidak etis.

Salah satu alasan Ka Almas tidak setuju presiden perempuan adalah

perempuan bermain dengan perasaan dan itu berkaitan dengan

psikologisnya. Kedua, perempuan itu memang labil emosinya, perempuan

sensi dan sering mut-mutan, dan perempuan yang menjadi presiden tidak

pantas memiliki sikap dan sifat seperti itu. Jadi menurut Ka Almas boleh

Page 151: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

banget perempuan menjadi pemimpin asalkan tidak sampai pada tahap

presiden. Bahkan saya juga pernah memiliki keinginan untuk menjadi

Bupati dan sampai saat ini juga masih memiliki keinginan. Tapi lihat sajalah

nanti, ikutin saja alurnya.

4. Bagaimana pendapat Ka Almas mengenai perempuan yang

berpendidikan tinggi? Boleh atau tidak?

Boleh banget, karena kan kecerdasan seorang anak berasal dari

ibunya. Kalau ibunya tidak pintar bagaimana anaknya akan pintar. Dan

perlu juga diperhatikan bahwa seorang perempuan berpendidikan tujuannya

adalah untuk keluarga. Ada juga yang seorang perempuan pendidikannya

sampai S3 dan sibuk bekerja sehingga anaknya diasuh oleh pembantu, itu

kan sayang banget.

5. Bagaimana pendapat Ka Almas mengenai perempuan yang bekerja

dan laki-laki yang melarang perempuan bekerja?

Perempuan bekerja itu boleh saja. Hal itu kembali pada komitmen

masing-masing pasangan. Kemudian kalau melihat para pekerja di kereta-

kereta banyak juga ibu-ibu rumah tangga, mereka berangkat pagi dan pulang

sore bahkan malam, lalu bagaimana waktu untuk anak dan keluarga? Itu

miris juga.

Harusnya ketika seseorang berkeluarga perlu mandiri finansial

sehingga ia bisa wirausaha atau menghasilkan uang di rumah. Nah untuk

para pekerja politik misalkan Gubernur, itu juga membuat seseorang

mengeluarkan banyak waktunya, lalu bagaimana dengan keluarga? Biasanya

syarat untuk menjadi Gubernur adalah umur. Ada umur batasan umur. Dan

Page 152: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

biasanya mereka yang menjadi Gubernur anak-anaknya sudah besar

sehingga seorang perempuan bisa memberikan waktunya untuk terjun ke

dunia politik.

Mengetahui,

Penulis Narasumber

Nur Kholifah Almas Shabrina

Page 153: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

LAMPIRAN

Hasil Wawancara

Hari/tanggal : Kamis, 3 November 2016

Pukul : 12.30 WIB

Lokasi : Sekretariat FLP Ciputat, Jl. Pasangrahan Gd. Baitun Najwa

Lt. 2 Cempaka Putih, Ciputat, Tangerang Selatan

Narasumber : Zham Sastera (Sastrawan dan Penulis)

1. Bagaimana pendapat Ka Zham sendiri mengenai kesetaraan gender

yang seharusnya berlaku di masyarakat?

Harusnya kita mau menerima kesetaraan gender yang berlaku di

masyarakat. Jangan terlalu banyak anggapan perbedaan. Dalam hal kinerja

jangan membedakan pekerjaan laki-laki dan perempuan dengan alasan

perempuan itu lemah. Seperti presiden kita yakni Ibu Megawati sudah

menjadi contoh kesetaraan gender dimana perempuan juga berperan penting

dalam kenegaraan dan politik.

2. Berkaitan dengan stereotype/pelabelan, benarkah perempuan itu lemah

dan emosional?

Menurut saya jika perempuan dianggap lemah itu adalah kesalahan

besar. Dalam hal tenaga memang mungkin laki-laki dan perempuan

berbeda. Namun bukan berarti perempuan itu lemah. Jika kita mau

memandang ke masalalu dimana terdapat perjuangan dari R.A Kartini, itu

membuktikan bahwa perempuan kuat. Perempuan tidak jauh berbeda dari

laki-laki. Jika perempuan dikatakan emosial mungkin iya, karena

perempuan itu condong bersifat sensitif dan bermain perasaan dalam

Page 154: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

pandangan psikologi. Tetapi perempuan itu kuat. Lihat saja contoh ibu kita.

Bagaimana ia mengandung dan merawat kita itu adalah bukti bahwa

perempuan kuat.

3. Berkaitan dengan kepemimpinan perempuan, bagaimana pendapat Ka

Zham mengenai seorang perempuan yang menjadi pemimpin? Boleh

atau tidak?

Kalau menurut saya perempuan menjadi pemimpin boleh bahkan

menjadi menjadi presiden juga boleh. Selagi seorang perempuan mampu

boleh saja dan itu perlu kita dukung.

4. Bagaimana pendapat Ka Zham mengenai perempuan yang

berpendidikan tinggi? Boleh atau tidak?

Perempuan berpendidikan tinggi sangat boleh menurut saya. Hal ini

dikarenakan ketika perempuan berpendidikan tinggi bukan saja ia

mengangkat derajat keluarga, melainkan juga mengangkat derajat dirinya

sendiri. Perempuan berpendidikan itu penting sehingga menurut saya sangat

boleh perempuan berpendidikan tinggi.

5. Bagaimana pendapat Ka Zham mengenai perempuan yang bekerja dan

laki-laki yang melarang perempuan bekerja?

Jika perempuan bekerja boleh saja. Kita lihat banyak juga perempuan-

perempuan karier. Itu semua kembali ke diri masing-masing. Jika laki-laki

atau seorang suami melarang perempuan atau istri bekerja asal dia mampu

dan mencukupi juga tidak apa-apa, istri tidak perlu bekerja. Ketika istri

bekerja juga harus berdasarkan izin dari suami agar rumah tangga tidak

mengalami perpecahan.

Page 155: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

6. Bagaimana menurut Ka Zham mengenai beban kerja/urusan

pekerjaan rumah tangga, apakah hanya perempuan saja yang berhak

mengerjakannya?

Ketika perempuan sudah memutuskan menjadi seorang wanita karier

berarti konsekunsinya dia harus mampu menyeimbangkan pekerjaannya

dengan pekerjaan rumah tangga. Bagi seorang laki-laki seharusnya juga

membantu kerja perempuan. Suami juga boleh mencuci piring, mencuci

baju dan sebagainya. Pekerjaan rumah tangga tidak harus perempuan saja

yang

mengerjakannya. Ketika perempuan dan laki-laki mampu bekerjasama itu

menandakan tidak adanya bias gender.

Mengetahui,

Penulis Narasumber

Nur Kholifah Zham Sastera

Page 156: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

LAMPIRAN

Hasil Wawancara

Hari/tanggal : Selasa, 1 November 2016

Pukul : 10.30 WIB

Lokasi : Gd. Gema Insani Penerbit, Jl. Ir. H. Juanda Depok

Narasumber : Ibu Jumi Haryani (Editor buku “Buya Hamka Berbicara

tentang Perempuan”)

1. Bagaimana sejarah penyusunan buku “Buya Hamka Berbicara tentang

Perempuan”?

Buku “Buya Hamka Berbicara tentang Perempuan adalah terbitan

Gema Insani. Kami dapat langsung dari ahli waris Buya Hamka. Kemudian

kami terbitkan. Sehingga terkait hak cipta, kami dapat langsung dari ahli

waris penulis.

2. Editor/penyunting di Gema Insani siapa saja? Kenapa ibu Jumi

Haryani yang harus menyunting buku tersebut?

Editor di Gema Insani itu banyak. Ada bagian tersendiri. Ada yang

menjadi editor di bagian buku anak, buku umum dan referensi, dan buku

agama.

Saya menyunting buku tersebut karena buku tersebut adalah buku

mengenai perempuan dan saya adalah editor perempuan. Kebetulan, saya

juga ditugasi untuk mengedit buku tersebut, sehingga saya yang

mengerjakan pengeditan buku “Buya Hamka Berbicara tentang

Perempuan”. Kemudian, saat itu saya yang bisa mengedit buku tersebut,

sedangkan editor yang lain sedang sibuk dengan tugas lain.

Page 157: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

3. Awalnya buku tersebut berjudul “Kedudukan Perempuan dalam

Islam”, apa tujuannya Gema Insani mencetak ulang dan melakukan

perubahan judul pada buku tersebut?

Tujuan kami mencetak ulang dan melakukan perubahan judul pada

buku tersebut yang pertama adalah agar menarik. Menarik juga karena ada

sosok Buya Hamka di bagian cover. Buku tersebut juga berbicara tentang

perempuan. Sehingga kami ingin menyampaikan bagaimana pendapat Buya

Hamka mengenai perempuan itu sendiri. Jadi intinya agar buku tersebut

lebih menarik untuk dibaca oleh khalayak.

4. Apa perbedaan konten buku tersebut sebelum dan sesudah dicetak oleh

Gema Insani?

Untuk buku ini kami tidak terlalu banyak merubah dan merombak

isinya dikarenakan kami ingin khalayak tahu bagaimana ciri khas Buya

Hamka. Hanya yang kami rubah adalah gaya bahasanya menjadi kekinian.

Buku tersebut adalah terbitan lama sehingga gaya bahasanya kami rubah.

Dengan perubahan tersebut, buku “Buya Hamka Berbicara tentang

Perempuan” akan lebih mudah dipahami. Tetapi isi dan maknanya tidak

dirubah dan tetap sama dikarenakan kami ingin menyampaikan kepada

khalayak mengenai ciri dan pendapat Buya Hamka.

5. Kendala apa yang dirasakan dalam penyusunan, pencetakan, dan

pemasaran buku tersebut?

Kendalanya adalah kami tidak ada filenya dan mendapat langsung dari

ahli waris berupa buku. Sehingga banyak file yang hilang dan tulisannya

kurang jelas sehingga kami harus teliti lagi. Setelah mendapat langsung dari

Page 158: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

ahli waris kita menscan tulisan tersebut, sehingga ketika dipindahkan ke

Microsoft Word, tulisannya kurang jelas dan perlu dicermati.

Dari segi percetakan kami tidak terkendala. Dalam segi pemasaran

buku tersebut juga bagus penjualannya. Buku tersebut sampai dicetak ulang

4 kali oleh Gema Insani. Hal ini berarti menunjukkan bahwa respon

masyarakat terhadap buku tersebut sangat bagus.

6. Buku tersebut dicetak berapa kali dan berapa banyak jumlahnya? Apa

saja penghargaan buku tersebut?

Iya buku tersebut sudah cetak ulang ke-4. Untuk penghargaan, buku

tersebut belum mendapatkan penghargaan selain penjualannya yang bagus.

7. Sebagai penyunting, bagaimana Ibu Jumi Haryani memandang sosok

Buya Hamka?

Buya Hamka adalah seorang ulama, ayah yang baik, penulis yang

karyanya banyak dan banyak diminati masyarakat. Tulisannya tafsir Al-

Azhar juga bermanfaat. Novel-novelnya banyak mengajak pada kebaikan

bukan novel-novel yang merusak. Jalan pemikiran Buya Hamka juga bagus

sehingga karyanya cocok untuk masyarakat Indonesia.

8. Menurut ibu, apa tujuan Buya Hamka menghadirkan tulisannya lewat

buku tersebut?

Buya Hamka menulis buku tersebut tujuannya adalah ingin

memuliakan perempuan. Terkadang masyarakat masih menganggap sebelah

mata seorang perempuan. Sehingga dengan karyanya tersebut, Buya Hamka

ingin menunjukkan bahwa perempuan itu selain mulia juga kuat. Islam

sangat menghargai perempuan. Buya Hamka membuktikannya dengan dalil

Page 159: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

Al-Qur‟an dan Hadits. Buya Hamka menyatakan bahwa laki-laki dan

perempuan memiliki hak dan kewajiban yang sama, salah satunya beramar

ma’ruf dan nahi munkar.

9. Menurut ibu, apakah yang disampaikan Buya Hamka dalam buku

tersebut sudah benar dan dapat diterapkan di masyarakat?

Menurut saya apa yang disampaikan Buya Hamka sudah baik karena

sudah berlandaskan Al-Qur‟an dan Hadits. Buku tersebut juga dapat

diterima dan diterapkan oleh masyarakat. Buku tersebut sudah sesuai

dengan kehidupan masyarakat. Dengan banyaknya buku yang terjual

membuktikan bahwa buku tersebut sangat dibutuhkan dan diterima oleh

masyarakat untuk kemudian diterapkan dalam kehidupan.

10. Bagaimana harapan ibu terhadap masyarakat setelah hadirnya buku

tersebut?

Harapannya adalah perempuan dapat memuliakan dirinya sendiri

bukan malah menurunkan dirinya sendiri. Perempuan harus mampu cerdas

dan bertanggungjawab. Hal ini dikarena tugas menjadi seorang perempuan

tidak mudah dan harus dipertanggungjawabkan di hadapan Allah kelak.

Mengetahui,

Penulis Narasumber

Nur Kholifah Jumi Haryani

Page 160: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

LAMPIRAN

Hasil Wawancara

Hari/tanggal : Rabu, 2 November 2016

Pukul : 16.00 WIB

Lokasi : Kantor Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

Narasumber : Ibu Rahmi Purnomowati, SP.MSi (Ketua PSGA UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta)

1. Bagaimana pendapat Ibu mengenai kasus kesetaraan gender yang

berlaku di masyarakat? Sudah berjalan dengan sebenarnya atau masih

mengalami ketidakadilan dan merugikan sebelah pihak?

Kesetaraan gender saat ini belum berlaku 100%. Masih banyak terjadi

ketidakadilan atau bias gender di masyarakat. Tetapi secara umum sudah

banyak perubahan atau perbaikan dari kesetaraan gender. Tetapi saya tidak

menyebutkan data statistik karena hingga hari ini saya belum memiliki

angka tentang itu. Akan tetapi, jika dilihat dari jumlah perempuan yang

mengisi jabatan publik, baik di pemerintahan, di akademik, di pendidikan,

kemudian di perusahaan-perusahaan semakin banyak perempuan yang

mengisi jabatan publik. Indikatornya saat ini tentu lebih baik, negara kita

lebih baik daripada negara tetangga kita, katakanlah Malaysia.

Terkait pekerjaan laki-laki dan perempuan sudah tidak lagi banyak

perbedaan. Seperti contohnya pengemudi grab, trans Jakarta, pilot sudah

banyak yang dilakukan oleh perempuan. Kesetaraan gender dalam bidang

pekerjaan sudah bukan lagi halangan walaupun tidak menutup mata pada

Page 161: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

beberapa tempat atau kondisi masih terjadi ketidakadilan gender. Hal

tersebut tentu merugikan perempuan. Misalnya, di beberapa tempat terjadi

perbedaan posisi pekerja, dimana mereka tidak menerima perempuan untuk

menduduki jabatan tertentu, alasan tersebut pada umumnya adalah fisik,

dimana perempuan dianggap lemah. Ada shift malam dan sifatnya

menggunakan tenaga. Walaupun hal tersebut tidak tertulis formal, tetapi jika

ada seleksi maka perempuan itu gugur. Mereka tidak berani untuk tidak

menerima perempuan dan menuliskannya dalam persyaratan, tapi ternyata

dalam posisi tertentu yang terpilih adalah laki-laki. Contoh lain dari

ketidakadilan gender adalah posisi pekerja di bidang pertambangan dan

pengeboran yang hanya ditujukan kepada laki-laki, padahal jika diterapkan

ada beberapa perempuan yang memenuhi kriteria tersebut dan mampu

melakukan pekerjaan tersebut. Dengan demikian, menurut saya sebagian

perempuan ada yang cocok untuk mengisi suatu pekerjaan yang pada

umumnya hanya dapat dilakukan laki-laki, jika perempuan memiliki

kemampuan.

2. Sebagai Ketua Pusat Studi Gender, bagaimana pendapat Ibu mengenai

kesetaraan gender yang seharusnya berlaku di masyarakat?

Berkaitan dengan kesetaraan gender maka kita harus merujuk pada

apa yang dimaksud dengan definisi gender. Gender adalah pembagian peran

sosial antara laki-laki dan perempuan dimana peran itu dapat dipertukarkan.

Berbeda dengan peran secara kodrati yakni hamil, melahirkan, dan

menyusui.

Page 162: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

Peran tersebut adalah peran secara kodrati dan tidak dapat

dipertukarkan. Tetapi jika peran mengantarkan anak ke Puskemas,

memandikan anak, merawat dan menjaga tumbuh kembang anak, mendidik

anak adalah peran yang dapat dipertukarkan serta dapat dilakukan oleh laki-

laki maupun perempuan secara bersamaan. Mencari nafkah itu juga

merupakan peran sosial yang bukan kodrati. Misalnya laki-laki bekerja,

perempuan bekerja, kemudian dalam segi pendapatan perempuan lebih

tinggi daripada laki-laki tidak perlu laki-laki marah. Hal ini disebabkan

perempuan bekerja sama-sama untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Dalam

beberapa kasus juga ditemui bahwa perempuan menjadi tulang punggung

keluarga.

Pada masa sekarang telah dicanangkan program pemerintah yakni

PEKKA (Perempuan Kepala Keluarga. Hal ini sudah cukup menjadi bukti

bahwa pemerintah responsif terhadap gender dan perempuan. Hal ini juga

dikarenakan banyak kasus bahwa perempuan menjadi tulang ekonomi

keluarga. Adapun contoh kasus tersebut yang pertama adalah kasus seorang

janda, dimana ia ditinggal pergi atau mati seorang suami sehingga ia

memperolah tanggungan atau beban, minimal menghidupi dirinya sendiri.

Sehingga hal ini mengajarkan bahwa perempuan harus mandiri dan tidak

tergantung pada orang lain. Kasus kedua adalah perempuan yang ditinggal

jauh suaminya. Sebagai contoh, suami perantau atau seorang TKI. Kasus

ketiga, seorang istri yang suaminya sakit atau diPHK. Terakhir, misalnya

suaminya ada, tetapi ia sebagai seorang perempuan harus meningkatkan

Page 163: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

kapasitasnya untuk bisa mandiri secara finansial terutama untuk menopang

ekonomi keluarga.

3. Bentuk ketidaksetaraan gender di antaranya adalah marginalisasi,

subordinasi, stereotype, kekerasan, dan beban kerja yang sering dialami

oleh perempuan. Bagaimana pendapat Ibu mengenai bentuk

ketidakadilan tersebut?

Menurut saya bentuk ketidakadilan semacam itu benar masih ada.

Sulit untuk benar-benar menghilangkan semua bentuk ketidakadilan tersebut

dari masyarakat. Tindakan yang harus kita lakukan terkait hal ini yakni

minimal kita menyebarluaskan atau mensosialisasikan kepada masyarakat

agar mereka tahu dan dapat memposisikan perannya. Hal ini juga agar laki-

laki tahu bagaimana cara menghormati perempuan. Berkaitan dengan

subordinasi itu merupakan anggapan bahwa laki-laki memiliki posisi lebih

tinggi daripada perempuan. Salah satu contoh subordinasi adalah ketika

seorang pasangan yakni laki-laki dan perempuan atau pasangan suami istri

sama-sama memiliki gelar dan kedudukan di masyarakat. Akan tetapi,

seorang istri dipanggil dengan gelar suami sehingga seorang istri

kehilangan jati dirinya. Contoh kasus tersebut misalnya, seorang ibu

bernama Indriana dan bapak bernama Kurdi. Ibu tersebut adalah seorang

dokter, maka ibu tersebut yang seharusnya dipanggil dengan nama Dokter

Indriana malah berubah menjadi Dokter Kurdi, padahal yang dokter adalah

istrinya. Selain itu, contoh subordinasi adalah mengenai pengambilan

keputusan dimana seorang perempuan harus bergantung pada laki-laki.

Dalam hal ini gender bukan mengajarkan perempuan untuk memberontak,

Page 164: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

melainkan untuk memutuskan secara bersama-sama antara laki-laki dan

perempuan. Itulah maksud dan tujuan yang diinginkan oleh gender. Gender

menginginkan jika salah satunya berada di posisi yang lebih rendah,

maka yang berada di posisi lebih tinggi harus sama-sama mengangkat agar

keduanya dapat berjalan bersama. Konsep subordinasi lebih jauh

menekankan bahwa perempuan itu harus selalu patuh, harus selalu

mengalah dan tunduk. Catatan pentingnya untuk menghadapai subordinasi

ini adalah perempuan tidak boleh memberontak melainkan secara

bersamaan memutuskan permasalahan.

Stereotype itu adalah label atau sesuatu yang diberikan. Contoh dari

stereotype atau label ini adalah perempuan dianggap sering marah, apakah

laki-laki tidak ada yang pemarah? Apakah perempuan tidak ada yang

penyabar? Banyak. Banyak laki-laki yang pemarah dan perempuan yang

penyabar. Laki-laki dianggap ceroboh, perempuan hati-hati. Tetapi banyak

perempuan yang ceroboh dan laki-laki yang hati-hati. Laki-laki dianggap

tidak rapih dan perempuan rapih. Sekarang banyak sekali ditemui

mahasiswa atau bapak-bapak yang justru lebih rapih daripada perempuan.

Untuk kekerasan kasusnya masih banyak. Namun ada yang

terlaporkan dan ada yang tidak terlaporkan. Kasus kekerasan yang

terlaporkan dapat kita lihat di pengadilan agama, sebagian besar mereka

yang mengajukan gugatan cerai adalah mereka yang mengalami KDRT atau

kekerasan dalam rumah tangga. Itu salah satu contoh kekerasan yang dapat

kita lacak. Jika dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Timur masih

menganggap kekerasan adalah hal yang tabu. Mereka menganggap bahwa

Page 165: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

kekerasan adalah berupa pemukulan. Padahal, yang dinamakan kekerasan

bukanlah hanya kekerasan fisik melainkan juga dapat berupa kekerasan

emosional. Kekerasan emosional itu dapat berupa ucapan verbal seperti

ucapan yang melecehkan. Selain itu, terdapat juga kekerasan psikis,

contohnya yakni perempuan yang didiamkan oleh laki-laki. Kekerasan

psikis tersebut tentu akan membuat perempuan merasa tidak nyaman dan

tidak enak hati. Banyak ibu-ibu yang mengalami tekanan batin akibat

kekerasan dalam bentuk psikis.

4. Bagimana pendapat Ibu mengenai seorang wanita yang menjadi

pemimpin, berpendidikan tinggi, dan bekerja? Apakah menurut Ibu

perempuan boleh menjadi pemimpin, berpendidikan tinggi, dan

bekerja?

Perempuan menjadi pemimpin boleh saja. Dalam Islam tidak ada

larangan untuk perempuan menjadi pemimpin. Pemimpin yang dimaksud

disini adalah pemimpin yang bukan imam sholat. Perempuan berpendidikan

tinggi itu adalah keharusan. Seorang perempuan yang berpendidikan tinggi

selain akan mengangkat harkat dan martabat diri sendiri, ia juga

mengangkat harkat dan martabat keluarga serta lingkungan. Jika perempuan

berpendidikan tinggi dan mampu berkontribusi untuk masyarakat itu adalah

hal yang baik. Sebagai contoh terkait hal tersebut adalah mereka yang

berprofesi sebagai guru dan ustadzah. Memang ustadzah tidak keren jika ia

S3? Itu bagus. Contoh lain adalah ibu rumah tangga yang ia tidak bekerja

tetapi ia seorang pembisnis. Ibu rumah tangga yang berprofesi sebagai

pembisnis adalah hak yang diperbolehkan dan itu bagus.

Page 166: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

Jadi intinya untuk perempuan yang menjadi pemimpin itu boleh, baik

pemimpin negara maupun pemimpin lainnya, asalkan bukan pemimpin

sholat. Hal ini juga disebabkan belum tentu jika laki-laki menjadi pemimpin

pasti adil dan perempuan yang menjadi pemimpin pasti dzalim. Itu

pernyataan yang tidak benar. Jadi dalam hal ini kita berkaitan dengan

kompetensi, kemampuan, loyalitas, komitmen, dan pelayanan. Mereka yang

memiliki kompetensi, kemampuan, loyalitas, komitmen, serta pelayanan

yang baik tentu dapat bekerja dan menjadi seorang pemimpin.

Mengetahui,

Penulis Narasumber

Nur Kholifah Rahmi Purnomowati, SP.MSi

Page 167: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

LAMPIRAN

Hasil Wawancara

Hari/tanggal : Kamis, 3 November 2016

Pukul : 10.00 WIB

Lokasi : Komplek Pamulang Permai 1 Jl. Permai III RT 03 RW 12

Blok

AX 13 No 13 Pamulang

Narasumber : Prof. Dr. Asep Usman Ismail, MA (Guru Besar FIDKOM

UIN Syarif Hidayatulllah Jakarta)

“Kaum laki-laki adalah pemimpin kaum perempuan, oleh karena itu Allah

melebihkan sebagian mereka atas sebagian yang lain, dan karena mereka

telah menafkahkan sebagian harta mereka. Sebab itu maka wanita yang

saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya

tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara mereka. Wanita-wanita yang

kamu khawatirkan nusyuznya maka nasihatilah mereka dan pukullah

mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu maka janganlah kamu mencari-

cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi

Maha Besar.” (Q.S an-Nisa ayat 34)

“… Dan para perempuan mempunyai hak yang seimbang menurut cara

yang baik. Akan tetapi para suami mempunyai satu tingkatan kelebihan

daripada istrinya.” (QS. al-Baqarah ayat 228)

“Dan hendaklah kalian (wahai para istri nabi) tetap di rumah kalian dan

janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah

dulu….” (QS. al-Ahzab ayat 33)

1. Bagaimana pendapat Bapak mengenai kasus kesetaraan gender yang

berlaku di masyarakat? Sudah berjalan dengan sebenarnya atau masih

mengalami ketidakseimbangan dan merugikan sebelah pihak? Mohon

uraian Bapak.

Kesetaraan gender itu harus dirumuskan terlebih dahulu agar jelas dan

terang. Dengan demikian kita dapat mengukur fenomena sosial itu secara

Page 168: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

jelas dan terang. Jika kita ingin menjelaskan ataupun merumuskan

kesetaraan gender dalam Al-Qur‟an maka kita harus memahami Al-Qur‟an

dan memahami kondisi bagaimana Al-Qur‟an itu diturunkan. Al-Qur‟an

turun untuk meluruskan fenomena sosial sejak zaman abad ke 7 Masehi di

Saudi Arabiyah yang memperlakukan wanita secara tidak benar. Ada tiga

hal fenomena di zaman itu. Pertama, wanita dianggap sebagai separuh

manusia dan itu menyakitkan. Kedua, manusia eksistensi dan subjek hukum,

manusia dianggap sebagai komoditas yakni sebagai barang. Hal tersebut

dapat dilihat dalam hukum pewarisan. Di masa itu, ketika seorang laki-laki

meninggal yang diwariskan bukan hanya saja harta, melainkan juga istrinya.

Sehingga dengan demikian anak-anak dapat berebut harta warisan, termasuk

berebut tentang ibu tiri mereka. Semua itu adalah fenomena yang tidak

mencerminkan penghargaan terhadap wanita. Hal tersebut tidak dapat

dirumuskan sebagai kesetaraan gender, melainkan ketimpangan gender yang

sangat berat seperti langit dan bumi. Wanita tidak berhak mendapatkan

waris saat itu dan dianggap sebagai komoditas atau harta dan barang yang

dapat diwariskan. Kondisi itu kemudian dirombak dalam Al-Qur‟an secara

kaffah. Maksud perombakan tersebut adalah saat itu yang kondisi

masyarakat mengalami ketimpangan gender, maka oleh Al-Qur‟an diangkat

untuk memperoleh penghargaan dan penghormatan gender. Pengangkatan

tersebut yang pertama adalah diangkat dengan cara menjadikan wanita

bukan harta kekayaan dan benda yang dapat diwariskan, wanita adalah

manusia yang memiliki subjek hukum, wanita juga sama seperti kaum laki-

laki yang berhak mendapatkan waris. Dalam hal ini Al-Qur‟an menjadi

Page 169: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

pengangkat gender dan wanita, akan tetapi terkadang Al-Qur‟an sering

disalahpahami. Banyak masyarakat sering menyoroti dan salah persepsi.

Adapun persepsi yang salah dipahami adalah ketika al-Quran menyatakan

bahwa bagian perempuan adalah separuh dari laki-laki dan laki-laki

memperoleh ½ bagian. Jadi dalam hal ini laki-laki mendapatkan 2 dan

perempuan mendapatkan 1. Secara harfiah pernyataan tersebut memang

tidak sama, dan hal tersebut belum tentu tidak adil. Dalam kondisi ini adil

itu bukanlah kuantitatif, adil itu kualitatif. Pernyataan tersebut sering

menjadi pangkal orang modern memandang Al-Qur‟an dengan pandangan

yang salah, sehingga perspektifnya adalah perspektif menggugat. Padahal

seharusnya pahami konteksnya secara luas dan dalam. Sehingga dengan

demikian muncullah problem-problem mengenai Al-Qur‟an. sehingga

seolah-olah Al-Qur‟an tidak memihak pada kesetaraan gender. Secara

matematik dan kuantitatif mengenai perhitungan pembagian tersebut, laki-

laki memperoleh bagian lebih banyak yakni 2 sedangkan perempuan

mendapat lebih sedikit yakni 1. Itu artinya, wanita dihargai separuh laki-laki

dan ini dianggap oleh sebagian pemikir belum beranjak dari masyarakat dan

tradisi klasik yang menempatkan wanita secara tidak hormat. Untuk itu

perlu kita dalami dan pahami, menurut saya justru pernyataan tersebut

sangat menghargai wanita.

Untuk memahami hal tersebut, kita perlu melakukan tafsir Al-Qur‟an.

Al-Qur‟an sering ditafsirkan berbeda dan bebas oleh semua masyarakat.

Dan itu bukanlah hal yang benar. Salah satunya adalah ayat-ayat yang qod

illallah

Page 170: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

buruj. Qod itu artinya mutlak dan pasti benarnya, ada dua kemutlakan Al-

Qur‟an. Mutlak adalah bahwa itu benar-benar firman Allah, mutlak itu juga

tentang subtansi yang dikandungnya. Hal itu terjadi pada ayat-ayat yang

bersifat muhkamat. Muhkamat adalah ayat yang sudah terang benderang dan

jelas. Terdapat juga ayat mutasyabihat yakni ayat yang maknanya samar.

Ayat yang berkaitan dengan pembagian waris ini termasuk ayat yang

muhkamat dan tidak mengandung unsur mutasyabihat.

Untuk itu kita harus menghubungkan bagaimana Al-Qur‟an

memberikan penghargaan yang mendalam terhadap wanita. Wanita

mendapat bagian 1 itu untuk dirinya sendiri, sedangkan laki-laki

mendapatkan bagian 2 untuk dibagikan lagi atau didistribusikan lagi kepada

keluarganya, anak-anak dan istrinya. Ini adalah penghargaan terhadap

wanita. Terdapat banyak indikator keberhargaan wanita. Salah satunya

yakni dalam proses reproduksi wanita memiliki satu unsur reproduksi yang

namanya sama dengan nama Allah yakni “Rahim”. “Rahim” artinya adalah

kasih sayang, sehingga itu artinya Allah memberikan kasih sayang terhadap

wanita. Kasih sayang itulah yang perlu dijaga dan dipelihara. Bentuk kasih

sayang Allah itu adalah biarkan wanita memperoleh warisan 1 bagian, tetapi

itu untuk dirinya sendiri, bukan untuk orang lain dan tidak diberikan

kewajiban untuk membaginya dengan oranglain.

Sehingga dalam hal ini juga berkaitan dengan hukum fiqh. Biarkanlah

wanita memiliki hak milik yang benar, tetapi ketika bersuami pisahkan

mana harta istri dan mana harta suami. Sehingga wanita memiliki otoritas

Page 171: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

penuh terhadap hartanya. Wanita dapat menggunakan hartanya tanpa izin

suami.

Tetapi secara etika, akhlak, dan moral lebih baiknya adalah antara

suami dan istri harus saling terbuka. Sehingga keputusan yang akan

dilakukan wanita harus dikonsultasikan kepada suami.

Terkait urusan pekerjaan. Laki-laki bekerja itu adalah kewajiban.

Sedangkan wanita bekerja adalah kebaikan. Ketika wanita bekerja untuk

kebaikan itu artinya wanita dapat mengembangkan dirinya, melakukan

tanggungjawab sosial dan tanggung jawab profesi, selain itu dapat juga

memanfaatkan ilmu. Apabila seorang suami bekerja tetapi tidak mencukupi

kebutuhan keluarga sehingga seorang istri harus bekerja untuk membantu

suami, itu benar-benar adalah sebuah kebaikan, sumbangan yang sangat

berharga bagi keluarga. Ketika terjadi penghasilan istri lebih besar daripada

suami maka harus diingat bahwa menikah itu adalah atas dasar kerelaan dan

diikat oleh mitsaqan ghaliza yakni janji yang kokoh. Maka, itu tidak perlu

diperdebatkan.

Jadi intinya Al-Qur‟an sangat memberikan penghargaan terhadap

wanita, memberi apresiasi terhadap wanita, mengangkat posisi wanita dalam

posisi yang terhormat. Sehingga dengan demikian, ayat Al-Qur‟an jangan

ditafsirkan bebas, dan di luar konteks. Jangan mengikuti pandangan-

pandangan di luar Islam yang ingin menyudutkan bahwa Al-Qur‟an tidak

memberikan kontribusi terhadap penyetaraan gender. Selanjutnya berkaitan

dengan masyarakat, masyarakat perlu dididik dan diarahkan yang benar.

Sebab masyarakat belum semua paham terhadap kesetaraan gender dan

Page 172: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

bagaimana penghargaan terhadap kaum wanita. Bisa juga penyebab mereka

belum paham adalah mereka terlalu

memahami bias gender, memahami pandangan yang bernuansa negatif

tentang Islam, Al-Qur‟an, dan tentang laki-laki serta wanita. Untuk itu, kita

harus memberikan pemahaman yang baik dan benar terhadap masyarakat

berdasarkan Al-Qur‟an.

2. Berdasarkan surat an-Nisa ayat 34 dan Al-Baqarah ayat 228,

bagaimana pendapat Bapak mengenai perempuan yang menjadi

pemimpin? Apakah kedua ayat tersebut menunjukkan bahwa hanya

laki-laki saja yang pantas menjadi pempimpin? Mohon uraian Bapak.

Berkaitan dengan kepemimpinan, hal ini merujuk pada kata امىن .قى

Qowwam itu artinya yang pertama adalah membimbing. Kedua, mengasuh.

Ketiga, memimpin. Berdasarkan ayat tersebut, yang dimaksud pemimpin

bukanlah pemimpin yang absolut dan otoriter. Tetapi yang dimaksud

pemimpin disini adalah pemimpin yang syuro.

Dalam masyarakat, yang ingin menjadikan Al-Qur‟an dalam kondisi

yang murni pasti menolak jika perempuan menjadi pemimpin dan tampil di

ruang publik. Hal ini disebabkan jika perempuan menjadi pemimpin, dengan

demikian sebagian fungsi laki-laki dikhawatirkan akan terambil. Tetapi jika

kita mencoba Al-Qur‟an diadabtasikan dengan konteks sosial dan kondisi

kekinian, maka terjadilah kompromi, yang dimaksud kompromi itu

bukanlah kemudian fungsi-fungsi perempuan hilang total. Seorang

perempuan itu juga disebut sebagai tiang negara. Tetapi yang dimaksud

Page 173: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

sebagai tiang negara bukanlah dengan menjadi gubernur, melainkan adalah

bagaimana menyiapkan generasi

yang baik. Jika ayat Al-Qur‟an dikompromikan maka masyarakat modern

akan mengambil sikap tengah. Dalam hal ini yang menjadi pertanyaan

adalah, sanggupkah seorang wanita melaksanakan dua fungsi ataupun dwi

fungsi sekaligus? Di satu sisi ia harus melaksanakan fungsi publik dan di

satu sisi ia melakukan fungsi domestik. Jika ternyata kemudian wanita tidak

bisa melakukan dua fungsi secara bersamaan dan kemudian menimbulkan

masalah, maka haruslah kembali kepada penghargaan Al-Qur‟an yang

murni dan tekstual. Jika kemudian wanita mampu melakukan dua fungsi

tersebut secara bersamaan, tidak apa-apa wanita terjun ke dunia publik.

Sehingga disini Allah tidak membebani seorang wanita. Jika wanita

memiliki kapasitas, tidak masalah ia terjun ke dunia publik dan telah

menunaikan fungsi domestiknya.

Tetapi dalam hal ini bukan berarti semua wanita harus terjun menjadi

DPR, pemimpin gubernur ataupun walikota. Jika semua wanita terjun ke

dunia pemimpin seperti itu maka akan muncul bencana yang tidak disadari.

3. Berdasarkan potongan surat an-Nisa ayat 34 yakni “Oleh karena itu

Allah melebihkan sebagian mereka atas sebagian yang lain”, menurut

Bapak bagaimana tafsir ayat tersebut? Siapakah yang dilebihkan dari

sebagian yang lain dan apa yang Allah lebihkan darinya? Mohon

penjelasan dari Bapak.

Berdasarkan surat An-Nisa ayat 34, laki-laki yang memiliki kelebihan.

Tetapi kelebihan itu bukan kelebihan intelektualitas, spritualitas, rohani, dan

Page 174: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

emosional. Kelebihan yang dimaksud tersebut adalah kelebihan fungsional.

Kelebihan fungsional ini adalah bahwa laki-laki diberikan kewajiban untuk

mencari nafkah. Kelebihan ini harusnya dapat dipahami dengan baik antara

suami dengan istri. Maksud dari potongan ayat:

و بمب فض أمىاىهم مه أوفقىا وبمب بعض عيى بعضهم للا

“Allah melebihkan sebagian mereka atas sebagian yang lain, dan

karena mereka telah menafkahkan sebagian harta mereka.”

Hal ini berkaitan dengan tugas, yakni laki-laki harus lebih tegas untuk

mencari nafkah. Mencari nafkah itu juga harus dengan cara yang baik dan

benar. Setelah nafkah diperoleh, hendaknya diberikan kepada istri

seluruhnya secara terbuka. Sehingga yang tadi dimaksud fungsional juga

harus rasional yakni penuh dengan etika, nilai-nilai kejujuran, dan dengan

integritas. Seorang suami mencari nafkah itu berarti suami bekerja di ruang

publik, setelah uang diperoleh, maka harus diserahkan kepada istri

semuanya. Biarlah istri diberikan kepercayaan untuk mengatur dengan

sebaik-baiknya. Jadi, perbedaan sebenarnya hanya satu langkah atau satu

tingkat saja.

Kemimpinan modern ini, laki-laki atau suami tidak memiliki

kelebihan yang absolut. Suami memiliki kelebihan yang sifatnya fungsional,

rasional, dan itu mencerminkan tanggung jawab serta keterbukaan. Allah

memberikan kelebihan kepada laki-laki itu adalah karunia, dan pasti Allah

juga akan memberikan kepada wanita berupa karunia lain. Sehingga dengan

demikian secara keseluruhan ada keseimbangan antara laki-laki dan

perempuan. Jadi kelebihan laki-laki salah satunya adalah memiliki tanggung

jawab di ruang publik.

Page 175: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

Kata أوفقى memiliki arti “saluran” atau “lubang”. Artinya yakni ibarat

air di suatu tempat harus diberikan lubang agar air tersebut mengalir. Laki-

laki telah memperoleh kelebihan, secara kumulatif memperoleh uang, maka

tidak boleh dikuasai sendiri, harus disalurkan kepada istri untuk kepentingan

mereka berdua, untuk anak-anak. Jadi kelebihan laki-laki ada dua hal.

Pertama, kelebihan bertanggungjawab mencari nafkah. Kedua, kelebihan

untuk mendistribusikan penghasilannya kepada istri.

Dengan demikian, bukan berarti istri berada di posisi rendah. Ada

fungsi lain yang harus dihubungkan dengan Al-Qur‟an dan harus dipahami

secara komprehensif, jangan terpisah. Wanita memiliki fungsi lain yang

tidak bisa dilakukan oleh laki-laki. Salah satunya yakni fungsi reproduksi,

hamil, melahirkan, menyusui, membesarkan, mengasuh, mendidik. Semua

itu adalah fungsi yang melekat pada ibu, meskipun mendidik itu bukan

hanya ibu tetapi kolaborasi antara ayah dan ibu. Sebetulnya kelebihan istri

lebih unggul daripada suami. Ketika mendapatkan penghargaan, ibu lebih

tinggi karena nama ibu selalu disebutkan. Nama ibu disebutkan tiga kali

yakni “ummuka.. ummuka.. ummuka”. Baru yang keempat disebutkan nama

ayah “abaka..”. Sehingga dengan demikian, laki-laki lebih dominan di

sektor publik, sedangkan perempuan lebih dominan di sektor domestik.

Faktor domestik itulah yang kemudian akan melahirkan generasi dan SDM

yang kuat, berkarakter, penuh perjuangan, penuh keislaman bukan yang

sekuler, bukan liberal, bukan yang

mentalnya rapuh. Sehingga dengan demikian jika ditarik kesimpulan, lebih

unggul perempuan daripada laki-laki.

Page 176: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

4. Bagaimana pendapat bapak mengenai makna dari surat al-Ahzab ayat

33 tersebut? Mohon uraian dari Bapak.

Ayat tersebut secara khusus berkenaan dengan istri-istri nabi. Ketika

nabi pergi ke medan perang, para istri tetap bertahan di rumah, kecuali jika

sewaktu-waktu sang nabi mengajaknya. Hal ini kembali lagi tentang

bagaimana kita memaknai Al-Qur‟an. Apakah kita akan memaknai secara

harfiah atau atas dasar pertimbangan? Jadi hal ini juga berkaitan dengan

bagaimana wanita menjaga kehormatannya ketika berada di ruang publik.

Jadi hal ini harus dipertimbangkan asalkan wanita tidak tabarruj. Wanita

boleh berada di ruang publik dan bekerja sebagai guru, dosen, dan profesi

lainnya asalkan ia tetap menjaga kehormatan dirinya. Jadi ayat tersebut

adalah ayat yang melarang untuk berbuat tabarruj zaman jahiliyah yakni

membuka aurat. Sehingga jika perempuan yang berada di ruang publik

tetapi mampu menjaga kehormatannya sebagai seorang istri dan tetap

melaksanakan fungsinya sebagai ibu rumah tangga, itu bukanlah menjadi

permasalahan.

Mengetahui,

Penulis Narasumber

Nur Kholifah Prof. Dr. Asep Usman Ismail, MA

Page 177: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

LAMPIRAN

Biodata Narasumber

Narasumber 1

Nama : Siti Nurmeliya Baskarani

TTL : Jakarta, 19 Juni 1994

Alamat : Jagakarsa, Jakarta Selatan

No HP : 0822 1308 8248

E-mail : [email protected]

Narasumber 2

Nama : Annisa Febrinel Hendry

TTL : Padang Lawas, 27 Februari 1991

Alamat : Sawangan Residence Ideal, RC 03, Bojongsari, Depok

No HP : 0813 2005 4655

E-mail : [email protected]

Narasumber 3

Nama : Ibu Sri Lintang Rossi Aryani

TTL : Jakarta, 19 April 1966

Alamat : Jl. Jambu 1 no. 23B, Pisangan, Ciputat, Tangerang Selatan

No HP : 0815 1430 0200

E-mail : [email protected]

Narasumber 4

Nama : Almas Shabrina

TTL : Tangerang, 13 Agustus 1994

Alamat : Jl. H. Afandi no. 19, Karadenan, Cibinong, Bogor

Page 178: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

No HP : 0813 6082 4907

E-mail : [email protected]

Narasumber 5

Nama : Zham Sastera

TTL : Pandeglang, 8 Januari 1993

Alamat : Kp. Baru Cireunde, Ciputat Timur

No HP : 0852 8868 3853

E-mail : [email protected]

Narasumber 6

Nama : Ibu Jumi Haryani

TTL : Jakarta, 8 Juni 1979

Alamat : Komplek Bumi Pertiwi 2, Blok FM 9D, Bogor

No HP : 021-89633972

E-mail : [email protected] atau [email protected]

Narasumber 7

Nama : Rahmi Purnomowati, SP.MSi

TTL : Jakarta, Agustus 1974

Alamat : Taman Yasnin, Bogor

No HP : 0812 8044 714

E-mail : [email protected]

Narasumber 8

Nama : Prof. Dr. Asep Usman Ismail, MA

TTL : Sukabumi, 20 Juli 1960

Alamat : Komplek Pamulang Permai 1 Jl. Permai III RT 03 RW 12 Blok

Page 179: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

AX 13 No 13 Pamulang

No HP : 0812 8438 2983

E-mail : [email protected]

Page 180: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

Foto wawancara dengan Siti Nurmeliya Baskarani dan Annisa Febrinel H.

Foto wawancara dengan Foto wawancara dengan Almas Sabrina

Ibu Sri Lintang Rossi Aryani

Page 181: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

Foto wawancara dengan Zham Sastera

Foto wawancara dengan Ibu Jumi Haryani

Page 182: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

Foto wawancara dengan Ibu Rahmi Purnomowati, SP.MSi

Foto wawancara dengan Prof. Dr. Asep Usman Ismail, MA

Page 183: KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM PANDANGAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40293/1/NUR... · Kedudukan Perempuan dalam Pandangan Islam ... Teori yang digunakan

Dokumentasi pesan email dari Ibu Jumi Haryani mengenai data penjualan buku

Dokumentasi pesan WhatsApp dari Rendyana (Distributor buku) mengenai

data percetakan buku