38
Dr. Ayu Trisna, Sp.THT KEGAWAT DARURATAN THT

Kegawat Daruratan Tht _14

Embed Size (px)

DESCRIPTION

mnkwhkhkak

Citation preview

Page 1: Kegawat Daruratan Tht _14

Dr. Ayu Trisna, Sp.THT

KEGAWAT DARURATAN THT

Page 2: Kegawat Daruratan Tht _14

BENDA ASING DI THT

Anamnesis&Pemx fisik:• umur• lokasi nyeri• sesak nafas•Disfagi•Stridor•Retraksi otot nafas

BENDA ASING Tindakan segera

BendaAsingkeluar

PemeriksaanPenunjang :• Foto esofagus• Foto torak• Foto jar. lunak

Page 3: Kegawat Daruratan Tht _14

Benda asing di Laring

- Stridor- Disfoni

- retraksi di suprasternal, epigastrial, sela iga dan

klavikula

-Laringoskopi- P. Heimlich

Benda asing di Trakea

- Mengi - Batuk

- Sesak nafas- Palpatory thud

- Audible snap

Bronkoskopi

Benda asing di Bronkus

- Disfoni, - Batuk

- Sesak nafas- Ro torak

- atelektasis/empisema

- Bronkoskopi - Torakotomi

BENDA ASING THT

Page 4: Kegawat Daruratan Tht _14

Benda asing di Esofagus

- Odinofagi/disfagi - Regurgitasi

- Nyeri dada/epigastrium

- Ro. Jar. Lunak leher - Esofagografi

ESOFAGOSKOPI

Benda asing di

MAE

- Otalgia-Sumbat an di

telinga

Ekstraksi corpal/ irigasi

telinga

Benda asing di Hidung

- hidung tersumbat

- Ingus kental satu sisi hidung- Ingus berbau satu sisi hidung

Ekstraksi dengan

spekulum dan pengait

Page 5: Kegawat Daruratan Tht _14

Benda asing di sinus piriformis

- Nyeri di daerah tersangkut corpal

-LI : corpal di sinus piriformis

Laringoskopi untuk

ekstraksi

Benda asing di faring/tonsil

- Rasa tertusuk di tenggorok

Ekstraksi dg menggunakan

spatel lidah dan cunam

Benda asing di dasar lidah

- Odinofagi - Nyeri di

leherEkstraksi dengan

pendekatan LI

Page 6: Kegawat Daruratan Tht _14

ETIOLOGI :

1. Kelainan congenital laring2. Oedema laring3. Tumor laring4. Spasme atau paralise pita suara5. Corpus alienum laring 6. Trauma laring 7. Radang akut laring 8. Radang kronis laring

SUMBATAN LARING

Page 7: Kegawat Daruratan Tht _14

Disfoni sampai afoniSesak nafas (dispnea)Stridor (nafas berbunyi) yang terdengar pada

waktu inspirasiRetraksi pada saat inspirasi di suprasternal,

epigastrium, supraklavikula dan interkostalGelisahWajah pucat sianosis

Gejala sumbatan laring

Page 8: Kegawat Daruratan Tht _14

Jackson & Jackson membagi obstruksi laring dalam 4 stadium:

Stadium I : Retraksi suprasternal minimal, pasien tenang, stridor inspirasi (+/-)

Stadium II : Retraksi suprasternal makin dalam, retraksi epigastrium, pasien mulai

gelisah, stridor inspirasi

Stadium III : Retraksi pada waktu inspirasi pada daerah suprasternal, epigastrum,

intercostal dan supraklavikula, pasien gelisah , dispneu berat, stridor inspirasi- ekspirasi dan sianosis

Stadium IV : Retraksi otot pernafasan bertambah dalam, sianosis, pasien tampak

makin melemah dan ngantuk, akhirnya meninggal karena asfiksia.

Stadium sumbatan laring

Page 9: Kegawat Daruratan Tht _14

Stridor inspirasi : obstruksi supraglottis

Stridor ekspirasi : obstruksi subglottis

Stridor insp. & eksp. : obstruksi glottis

TERAPI :

Prinsip : menghilangkan penyebab sumbatan dengan cepat

atau membuat jalan nafas baru yang menjamin ventilasi.

Tergantung stadium sumbatan laring

Page 10: Kegawat Daruratan Tht _14

Stadium 1

Tindakan konservatif : anti inflamasi, anti alergi, antibiotika, oksigen

intermitten

Stadium 2-3

Intubasi endotrakea dan trakeostomi

Stadium 4

Krikotirotomi/ intubasi endotrakea

Tindakan operatif atau resusitasi dapat dilakukan berdasarkan

analisa gas darah

Intubasi endotrakea tidak boleh melebihi 6 hari trakeostomi,

karena dapat menimbulkan komplikasi : stenosis laring/trakea

Page 11: Kegawat Daruratan Tht _14

INDIKASI :

1. mengatasi sumbatan nafas

2. ventilasi

3. memudahkan mengisap sekret dari trakeobronkial

4. mencegah aspirasi sekret

Ukuran ET dewasa dengan diameter 7 – 8,5 mm

Lewat rongga hidung atau mulut

Intubasi endotrakea tidak boleh lebih dari 6 hari dan

selanjutnya sebaiknya dilakukan trakeostomi

Intubasi endotrakea (ET)

Page 12: Kegawat Daruratan Tht _14

Keuntungannya :

- Perbaikan jalan nafas terjadi segera

- Menghindari tracheostomy tergesa-gesa

- Mudah memberikan anesthesia umum

- Menghindari terjadinya pneumothorax pada

obstruksi larynx yang berat.

Kerugiannya : kalau intubasi cukup lama :

ulcerasi mucosa, pembentukan jaringan granulasi,

oedema subglottis, laryngeal dan tracheal stenosis.

Page 13: Kegawat Daruratan Tht _14

1. BERDASARKAN LOKASI : High : cincin 1 – 2 Low : cincin 3 – 4

2. BERDASARKAN KEPERLUANNYA : Orderly : dipersiapkan Emergency

3. BERDASRKAN SAYATAN KULIT : Horizontal : yang umum dipakai Vertical : dalam keadaan emergency

TRAKEOSTOMI

Page 14: Kegawat Daruratan Tht _14

Indikasi berdasarkan keperluannya :- Keperluan terapi : Penderita obstruksi laring stadium III & IV

- Prosedur elektif :Å Persiapan operasi traktus respirasi bag. atas.Å Cedera berat kepalaÅ Trauma tembus kepala & torakÅ Orotrakea intubasi susah pada waktu tindakan anestesi umum.

Page 15: Kegawat Daruratan Tht _14

Fungsi Tracheostomy :

- Mengurangi dead-space 10 – 50 %

- Mengurangi tekanan aliran udara pernafasan

- Proteksi terhadap aspirasi

- Pasien bisa menelan tanpa adanya reflex apnoe

- Mudah membersihkan trakea

- Menyediakan saluran untuk pengobatan / humi-

difikasi cabang tracheobronchial.

- Mengurangi kekuatan batuk

Page 16: Kegawat Daruratan Tht _14

Mengisap sekret melalui kanul sering mungkin mencegah asfiksia

Cuci kanul dalam (anak kanul) minimal 2 kali/hari

Kanul luar dicuci setiap 2 minggu sekali pada pemakaian kanul yang lama

Kain kasa dibawah kanul diganti setiap basah

PERAWATAN PASCA TRAKEOSTOMI

Page 18: Kegawat Daruratan Tht _14

-Cara 1 : Dari pasien yang tersedak, dilakukan penekanan mendadak daerah Epigastriumdengan kedua belah tangan yang kedua tangan saling menggenggam

Cara 2 : Pasien dibaringkan terlentang,Dilakukan penekanan mendadak pada daerah epigastrium dengan kedua tangan

PERASAT HEIMLICH

Page 19: Kegawat Daruratan Tht _14

Tergantung : besar,bentuk, posisi bendaMenutupi laring,tersangkut diantara pita suara,

di subglotisSumbatan total laring asfiksiaSumbatan tidak total disfoni-afoni, batuk,

odinofagi, mengi, sianosis, hemoptisisPasien dapat menunjukkan letak benda asing

tersangkutTerapi untuk sumbatan total:

- Perasat dari HeimlichTerapi untuk sumbatan tidak total:

- Laringoskop/ bronkoskop/ trakeostomi

BENDA ASING DI LARING

Page 20: Kegawat Daruratan Tht _14

G/ : batuk tiba-tiba dan berulang dengan rasa tercekik (choking), rasa tersumbat di tenggorok (gagging),nafas berbunyi (mengi) pada saat membuka mulut ( astmatoid wheezing)

Gejala patognomonik palpatory thud (sentuhan benda asing pada pita suara berupa getaran di daerah tiroid ) atau audible snap (hal diatas dapat didengar dgn stetoskop)

Terapi : bronkoskopi atau trakeostomi

BENDA ASING DI TRAKEA

Page 21: Kegawat Daruratan Tht _14

Bronkus kanan >>> ( posisi lebih horizontal)75% kasus terjadi pada anak < 2 tahunGejala tergantung jenis benda asing dan Gejala

awal sering asimtomatis dan Ro torak tampak tidak ada kelainan

Benda organik yang bersifat higroskopis sumbatan bronkus menghebat

Benda anorganik iritasi ringan pada jaringan dan umumnya mudah didiagnosis karena pada Ro. Tampak radio-opak

Bila gejala tidak jelas dan ada riwayat tersedak / aspirasi benda asing sebaiknya pasien diobservasi 24-48 jam

BENDA ASING DI BRONKUS

Page 22: Kegawat Daruratan Tht _14

Terapi :- Bronkoskopi segera pada kasus benda asing organik- Torakotomi bronkoskopi gagal seperti benda asing yang tajam dan tersangkut dijaringan

Page 23: Kegawat Daruratan Tht _14

BRONKOSKOP

Page 24: Kegawat Daruratan Tht _14

TINDAKAN BRONKOSKOPI

Page 25: Kegawat Daruratan Tht _14

Anamnesa jenis makanan, waktu dan perjalanan keluhan, lokasi sumbatan, gejala penyerta

Pemx fisik Inspeksi dan palpasi leher, rongga mulut

Pemx radiologi Ro : foto polos esofagus, esofagografi, CT scan/MRI

Terapi Esofagoskopi

BENDA ASING DI ESOFAGUS

Page 26: Kegawat Daruratan Tht _14

Esofagoskop rigid

Page 27: Kegawat Daruratan Tht _14

Anestesi : lokalumum

Cara : - posisi penderita terlentang high & low - esofagoskop dimasukkan melalui mulut - evaluasi kedalam esofagus

ESOFAGOSKOPI

Page 28: Kegawat Daruratan Tht _14

Komplikasi : jarang - perdarahan - perforasiDicegah dengan cara mengingat prinsip esofagoskopi

Page 29: Kegawat Daruratan Tht _14
Page 30: Kegawat Daruratan Tht _14

Kegawatdaruratan THTPerdarahan hidung : Ringan, banyak

(profus) tergantung sumber yaitu anterior septum nasi (little’s area) atau dari posterior dari cabang pembuluh darah yang lebih besar

Penyebab ?, sumber ? Penatalaksanaan tergantung penyebab

atau sumber

Epistaksis

Page 31: Kegawat Daruratan Tht _14

Anamnesis danPemeriksaan fisik :-Umur-Keadaan umum-Tensi & nadi-Trauma- tumor- Deviasi septum- Infeksi- Hipertensi- Kelainan darah- Barotrauma- Gangguan endokrin

EPISTAKSIS

Pemeriksaan Penunjang :-DL-Faal hemostasis-EKG (atas indikasi)-Uji faal ginjal-Uji faal hepar-Ro tl hidung & sinus para nasalis-CT scan (atas indikasi

Tindakan segera:-Perbaiki KU-Cari sumber Perdarahan-Hentikan perdarahan

PerdarahanPosterior – tampon belloq

Perdarahan anterior :Kaustik atau tamponanterior

Page 32: Kegawat Daruratan Tht _14
Page 33: Kegawat Daruratan Tht _14

Epistaksisi anterior :- Asal : pleksus kisselbach di septum anterior, a. etmoidalis anterior - Perdarahan ringan- sering korek hidung

Epistaksis posterior :- Asal : a. etmoidalis posterior, a. sfenopalatina- Perdarahan hebat- Pada px hipertensi,arteroskelosis atau

kardiovaskular

Sumber perdarahan

Page 34: Kegawat Daruratan Tht _14

Manajemen penatalaksanaan epistaksis :

Memijat hidung pada ala nasi selama 10 menit

Perdarahan Anterior

1. Menekan hidung dari luar 10-15 menit, bila tidak berhasil :

tampon anterior dipertahankan 2x24 jam ( terbuat dari kasa yang

diberi vaselin atau salep antibiotika)

2. Pasang tampon sementara yang dibasahi adrenalin 1/5.000 –

1/10.000 atau pantocain/ lidocain 2% selama 10-15 menit,

tindakan ini hati-hati dilakukan pada penderita dengan riwayat

hipertensi

3. Sumber perdarahan terlihat kaustik dg larutan Nitras Argenti

20-30% dan bila tidak berhasil tampon anterior, dipertahankan

2x24 jam

Page 35: Kegawat Daruratan Tht _14

Perdarahan Posterior:

Perdarahan hebat / profius seperti dari A.

Sfenopalatina, A. ethmoid posterior

1. Tampon anterior padat yang dibasahi dengan

vaselin atau kemicetin salep selama 48 jam.

2. Pemasangan Belloque tampon pada perdarahan

profus pada kasus perdarahan posterior yang

tidak berhenti dengan tampon anterior

Page 36: Kegawat Daruratan Tht _14

TRAUMA HIDUNGSering di jumpaiE/:

kecelakaan lalulintas, kecelakaan tempat kerja/ rumahtangga/olahraga dan perkelahian

Pemx fisik : gangguan jalan nafas, perdarahan dari

hidung/mulut, tensi, edema dan hematom hidung, deformitas hidung, krepitasi tulang hidung, luka terbuka di hidung

Page 37: Kegawat Daruratan Tht _14

Pemeriksaan penunjang : Ro hidung, ro water’s

TINDAKAN SEGERA:1. Bebaskan jalan nafas

2. Hentikan perdarahan3. Infus bila perlu4. Pada trauma tertutup

Tidak ada edema reposisi segera 1-2 jam setelah trauma

Edema (+) reposisi setelah edema (-)5. Trauma terbuka eksplorasi dan reposisi

Page 38: Kegawat Daruratan Tht _14

Komplikasi neurologik Robeknya duramater Keluar cairan serebrospinal Pneumosefalus Laserasi otak Hematome epidural/subdural Kontusio otak dan nekrosis jaringan otak

Komplikasi pada mata Hematom mata Kerusakan n. optikus Epifora Ptosis, dll

Komplikasi pada hidung Bentuk hidung berubah Obstruksi hidung krn fraktur/dislokasi/hematom septum Hiposmia/anosmia Epistaksis posterior krn robeknya arteri ethmoid Duktus nasolakrimalis, dll

Komplikasi