Kegawatdaruratan Psikiatri

Embed Size (px)

DESCRIPTION

b

Citation preview

Kegawatdaruratan Psikiatri & TatalaksanaDr Oely Mardi Santoso SpKJ Dosen FK UKRIDA Psikiater RS Omni Medical Center PengertianKedaruratan Psikiatri Adalah tiap gangguan pada pikiran, perasaan dan tindakan seseorang yang memerlukan intervensi terapeutik segera Diantaranya yang sering adalah SUICIDE (BUNUH DIRI) VIOLENCE AND ASSAULTIVE BEHAVIOR (PERILAKU KEKERASAN DAN MENYERANG). BUNUH DIRIDi Amerika tiap tahun kasus bunuh diri yang berhasil mencapai 30.000 orang per tahun yang mencoba bunuh diri sekitar 8 10x Di Indonesia belum ada dataLiteratur menunjukkan 95% kasus bunuh diri berkaitan dengan masalah kesehatan jiwa diantaranya 80% Depresi 10% Skizofrenia 5% Dementia/Delirium 5% diagnosa ganda yang berkaitan dengan Ketergantungan Alkohol Menurut Adam.K mereka yang mempunyai resiko tinggi untuk terjadinya bunuh diri adalah Pria usia diatas 45 tahun tidak bekerja bercerai atau ditinggal mati pasangan hidupnya mempunyai riwayat keluarga yang bermasalah mempunyai penyakit fisik kronis mempunyai gangguan kesehatan jiwa Hubungan sosial yang buruk baik terhadap keluarga/lingkungan cenderung mengisolasi diri Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk menduga adanya resiko bunuh diri Adanya ide bunuh diri/percobaan bunuh diri sebelumnya Adanya kecemasan yang tinggi, depresi yang dalam & kelelahan Adanya ide bunuh diri yang diucapkan Ketersediaannya alat atau cara untuk bunuh diri Mempersiapkan warisan terutama pada pasien depresi yang agitatif Adanya krisis dalam kehidupan baik fisik maupun mental Adanya riwayat keluarga yang melakukan bunuh diri Adanya kecemasan terhadap keluarga jika terjadi bunuh diri Adanya keputus-asaan yang mendalam TatalaksanaPencegahan yang utama Hospitalisasi tergantung Diagnosis Beratnya Depresi Kuatnya ide bunuh diri Kemampuan pasien dan keluarga mengatasi masalahnya Keadaan kehidupan pasien Tersedianya support sosial bagi pasien Ada tidaknya faktor resiko bunuh diri pada saat kejadian Tindakan awalDOKTER KELUARGA /UMUM Lakukan pertolongan pertama jika diperlukan Berikan penjelasan ke keluarga pasien tentang kondisinya Rujuk pasien ke RS terdekat

PERILAKU KEKERASAN & MENYERANGPaling penting tentukan: Gangguan Fisik? Gangguan Mental?Mental Gangguan proses pikir misal Skizofrenia Gangguan Manik/Episode Manik Depresi Agitatif/Episode Depresi Gangguan Cemas Reaksi Ekstra Piramidal Tanda-tanda adanya perilaku kekerasan yang mengancam Kata-kata keras/kasar atau ancaman akan kekerasan Perilaku agitatif Membawa benda-benda tajam atau senjata Adanya pikiran dan perilaku paranoid Adanya penyalah gunaan zat/intoksikasi alkohol Adanya halusinasi dengar yang memerintahkan untuk melakukan tindak kekerasan Kegelisahan katatonik Episode Manik Episode Depresi Agitatif Gangguan Kepribadian tertentu Adanya penyakit di Otak ( terutama di lobus frontal )Hal yang perlu diperhatikan Adanya ide-ide kekerasan disertai rencana dan sarana yang tersedia Adanya riwayat kekerasan sebelumnya Adanya riwayat gangguan impuls termasuk penjudi, pemabuk, penyalahgunaan zat psikoaktif,percobaan bunuh diri ataupun melukai diri sendiri, Psikosis. Adanya masalah dalam kehidupan pribadi yang nyata Dokter keluarga/dokter umumMasalah fisik? Rujuk RS yang lengkap fasilitasnya Masalah mental? Rujuk ke RS Jiwa/perawatan jiwa Jika kondisi gaduh gelisah murni karena masalah mental tidak terlalu berat & cukup kooperatif dapat diberikan: Haloperidol 0,5 1,5mg 3x/h Chorpromazine 25 mg 3x/h Diazepam 2,5 - 5mg 3x/h atau lorazepam 0,5 1mg 3x/h Risperidone 0,5 - 1mg 2x/h Olanzepine 5mg 1x/h Quetiapin 25mg 2x/h Clozapin 25mg 2x/h Anipriparole 10mg 1x/hK.I: antipsikotik untuk pasien trauma kepala rujuk RSU

Kondisi pada keadaan kegawatdaruratan psikiatrik meliputi percobaan bunuh diri, ketergantungan obat, intoksikasi alkohol, depresi akut, adanya delusi, kekerasan, serangan panik, dan perubahan tingkah laku yang cepat dan signifikan, serta beberapa kondisi medis lainnya yang mematikan dan muncul dengan gejala psikiatriks umum.Tanda dan Gejala Awal pada1.Bunuh diriBunuh diri adalah tindakan agresif yang merusak diri sendiri dan dapat mengakhiri kehidupan. Perilaku bunuh diri yang tampak pada seseorang disebabkan karena stress yang tinggi dan kegagalan mekanisme koping yang digunakan dalam mengatasi masalah (Keliat, 1993). Perilaku bunuh diri atau destruktif diri langsung terjadi terus menerus dan intensif pada diri kehidupan seseorang. Perilaku yang tampak adalah berlebihan, gejala atau ucapan verbal ingin bunuh diri, luka atau nyeri (Rawlin dan Heacock, 1993).Dikutip dari situs kesehatan mental epigee.org, berikut ini adalah tanda-tanda bunuh diri yang mungkin terjadi:1.Bicara mengenai kematian: Bicara tentang keinginan menghilang, melompat, menembak diri sendiri atau ungkapan membahayakan diri.2.Baru saja kehilangan: kematian, perceraian, putus dengan pacar atau kehilangan pekerjaan, semuanya bisa mengarah pada pemikiran bunuh diri atau percobaan bunuh diri. Kehilangan lainnya yang bisa menandakan bunuh diri termasuk hilangnya keyakinan beragama dan hilangnya ketertarikan pada seseorang atau pada aktivitas yang sebelumnya dinikmati.3.Perubahan kepribadian: seseorang mungkin memperlihatkan tanda-tanda kelelahan, keraguan atau kecemasan yang tidak biasa.4.Perubahan perilaku: kurangnya konsentrasi dalam bekerja, sekolah atau kegiatan sehari-hari, seperti pekerjaan rumah tangga.5.Perubahan pola tidur: tidur berlebihan, insomnia dan jenis gangguan tidur lainnya bisa menjadi tanda-tanda dan gejala bunuh diri.6.Perubahan kebiasaan makan: kehilangan nafsu makan atau bertambahnya nafsu makan. Perubahan lain bisa termasuk penambahan atau penurunan berat badan.7.Berkurangnya ketertarikan seksual: perubahan seperti ini bisa mencakup impotensi, keterlambatan atau ketidakteraturan menstruasi.8.Harga diri rendah: gejala bunuh diri ini bisa diperlihatkan melalui emosi seperti malu, minder atau membenci diri sendiri.9.Ketakutan atau kehilangan kendali: seseorang khawatir akan kehilangan jiwanya dan khawatir membahayakan dirinya atau orang lain.10.Kurangnya harapan akan masa depan: tanda bunuh diri lainnya adalah seseorang merasa bahwa tidak ada harapan untuk masa depan dan segala hal tidak akan pernah bertambah baik.Beberapa tanda bunuh diri lainnya meliputi pernah mencoba bunuh diri, memiliki riwayat penyalahgunaan obat atau alkohol, belanja berlebihan, hiperaktivitas, kegelisahan dan kelesuan.2.Perilaku kekerasanUmumnya klien dengan Perilaku Kekerasan dibawa dengan paksa ke Rumah sakit Jiwa. Sering tampak klien diikat secara tidak manusiawi disertai bentakan dan pengawalan oleh sejumlah anggota keluarga bahkan polisi.Perilaku kekerasan adalah perilaku individu yang dapat membahayakan orang,diri sendiri baik secar fisik, emosional, dan atau sexua litas ( Nanda, 2005 ).Perilaku kekerasan atau agresif merupakan suatu bentuk perilaku yangbertujuan untuk melukai seseorang secara fisik maupun psikologis (Berkowitz,1993 dalam Depkes, 2000). Marah merupakan perasaan jengkel yang timbulsebagai respon terhadap kecemasan, kebutuhan yang tidak terpenuhi yangdirasakan sebagai ancaman ( Stuart dan Sunden, 1997 ).Pengertian Perilaku kekerasan merupakan suatu bentuk ekspresi kemarahan yang tidak sesuai dimana seseorang melakukan tindakan-tindakan yang dapat membahayakan/mencederai diri sendiri, orang lain bahkan dapat merusak lingkungan.Pada pengkajian awal dapat diketahui alasan utama klien masuk kerumah sakit adalah perilaku kekerasan di rumah. Dapat dilakukan pengkajian dengan cara:1. Observasi:Muka merah, pandangan tajam, otot tegang, nada suara yang tinggi, berdebat.Sering pula tampak klien memaksakan kehendak : merampas makanan, memukul jika tidak senang2. WawancaraDiarahkan pada penyebab marah, perasaan marah, tanda-tanda marah yang dirasakan klien.Keliat (2002) mengemukakan bahwa tanda -tanda marah adalah sebagai berikut :a.Emosi : tidak adekuat, tidak aman, rasa terganggu, marah (dendam), jengkel.b.Fisik : muka merah, pandangan tajam, nafas pendek, keringat, sakit fisik,penyalahgunaan obat dan tekanan darah.c.Intelektual : mendominasi, bawel, sarkasme, berdebat, meremehkan.d.Spiritual : kemahakuasaan, kebajikan/kebenaran diri, keraguan, tidakbermoral, kebejatan, kreativitas terhambat.e.Sosial : menarik diri, pengasingan, penolakan, kekerasan, ejekan dan humor.Tanda ancaman kekerasan (Kaplan and Sadock, 1997) adalah:a.Tindakan kekerasan belum lama, termasuk kekerasan terhadap barang milik.b.Ancaman verbal atau fisik.c.Membawa senjata atau benda lain yang dapat digunakan sebagai senjata(misalnya : garpu, asbak).d.Agitasi psikomator progresif.e.Intoksikasi alkohol atau zat lain.f.Ciri paranoid pada pasien psikotik.g.Halusinasi dengar dengan perilaku kekerasan tetapi tidak semua pasienberada pada resiko tinggi.h.Penyakit otak, global atau dengan temuan lobus fantolis, lebih jarang padatemuan lobus temporalis (kontroversial).i.Kegembiraan katatonik.j.Episode manik tertentu.k.Episode depresif teragitasi tertentu.l.Gangguan kepribadian (kekerasan, penyerangan, atau diskontrol implus).Gambaran klinis menurut Stuart dan Sundeen (1995) adalah sebagai berikut:a.Muka merahb.Pandangan tajamc.Otot tegangd.Nada suara tinggie.Berdebatf.Kadang memaksakan kehendakGejala yang muncul :a.Stressb.Mengungkapkan secara verbalc.MenentangGambaran klinis menurut Direktorat Kesehatan Jiwa, Direktorat Jendral Pelayanan Kesehatan Departemen Kesehatan RI (1994) adalah sebagai berikut :a.Pasif agresif1)Sikap suka menghambat2)Bermalas-malasan3)Bermuka masam4)Keras kepala dan pendendamb.Gejala agresif yang terbuka (tingkah laku agresif)1)Suka membantah2)Menolak sikap penjelasan3)Bicara kasar4)Cenderung menuntut secara terus-menerus5)Hiperaktivitas6)Bertingkah laku kasar disertai kekerasan3.Gaduh/GelisahTanda dan gejala pada pasien yang mengalami gaduh gelisah diantaranya:GelisahMondar-mandirBerteriak-teriakLoncat-loncatMarah-marahCuriga +++AgresifBeringasAgitasiGembira +++Bernyanyi +++Bicara kacauMengganggu orang lainTidak tidur beberapa hariSulit berkomunikasiDll4.WithdrawalTanda dan gejala pada orang yang withdrawal diantaranya:Nafsu makan hilangAnsietas, gelisahMialgia, arthralgiaLesu-lemasTremor, kram perut, kejangCraving

Gangguan bipolarataugangguanbipolar afektif,dikenal sebagai gangguan manik depresif, adalah diagnosis psikiatriyang menggambarkan kategori gangguan mooddidefinisikan oleh kehadiran satu atau lebih episode dari tingkat energi yang abnormal, kognisi , dan suasana dengan atau tanpa satu atau lebihepisodedepresi. Individu yang mengalamiepisodemanic juga umumnya mengalamiepisodedepresi, atau gejala-gejala, atau keadaan campuran di mana kedua fitur mania dan depresi yang hadir pada waktu yang sama.Gangguan bipolar adalah gangguan suasana di mana perasaan, pikiran, perilaku, dan persepsi yang diubah dalam konteks episode mania dandepresi. Sebelumnya dikenal sebagai manik depresi, gangguan bipolar pernah berpikir untuk jarang terjadi pada anak muda.Namun, sekitar 20% dariorang dewasa denggan gangguan bipolarmengalami gejala mulai pada masa remaja. Poligenik investigasi menunjukkan bahwa gangguan ini adalah fenotipik yang terpisah (dengan atau tanpa psikosis) dari gangguan schizoafektif dan skizofrenia.Berdasarkan Diagnostic and Statistical Manual (DSM) IV, gangguan bipolar dibedakan menjadi 2 yaitu gangguan bipolar I dan II. Gangguan bipolar I atau tipe klasik ditandai dengan adanya 2 episode yaitu manik dan depresi, sedangkan gangguan bipolar II ditandai dengan hipomanik dan depresi.Gangguan bipolar mendasari satu spektrum kutub dari gangguan mood/suasana perasaan meliputi :1. Bipolar I (BP I)2. Bipolar II (BP II)3. Siklotimia (periode manic dan depresif yang bergantian/naik-turun)4. Depresi yang hebatSedangkan berdasarkan Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ) III, gangguan ini bersifat episode berulang yang menunjukkan suasana perasaan pasien dan tingkat aktivitasnya jelas terganggu, dan gangguan ini pada waktu tertentu terdiri dari peninggian suasana perasaan serta peningkatan energi dan aktivitas (mania atau hipomania), dan pada waktu lain berupa penurunan suasana perasaan serta pengurangan energi dan aktivitas (depresi).Gejala yang khas adalah terdapat penyembuhan sempurna antar episode. Episode manik biasanya mulai dengan tiba-tiba dan berlangsung antara 2 minggu sampai 4-5 bulan, sedangkan depresi cenderung berlangsung lebih lama (rata-rata sekitar 6 bulan) meskipun jarang melebihi 1 tahun kecuali pada orang usia lanjut. Kedua macam episode itu seringkali terjadi setelah peristiwa hidup yang penuh stress atau trauma mental lain.

B.EtiologiEtiologi dari gangguan bipolar memang belum dapat diketahui secara pasti, dan tidak ada penanda biologis (biological marker) yang objektif yang berhubungan secara pasti dengan keadaan penyakit ini, tetapi diduga berkaitan dengan virus yang menyerang otak. Serangan virus berlangsung semasa janin dalam kandungan atau di tahun pertama sesudah lahir. Namun, baru 15-20 tahun kemudian mewujud menjadi bipolar. Itu karena pada usia 15 tahun kelenjar timus dan pinealis yang mengeluarkan hormon yang dapat mencegah gangguan psikiatrik hebat sudah berkurang menjadi 50 persen.Beberapa studi berhasil membuktikan keterkaitan antara gangguan bipolar dengan kromosom 18 dan 22, namun masih belum dapat diselidiki lokus mana dari kromosom tersebut yang benar-benar terlibat. Beberapa diantaranya yang telah diselidiki adalah 4p16, 12q23-q24, 18 sentromer, 18q22, 18q22-q23, dan 21q22. Yang menarik dari studi kromosom ini, ternyata penderita sindrom Down (trisomi 21) berisiko rendah menderita gangguan bipolar. Tetapi penyebab dari gangguan bipolar ini dapat dikatakan multifaktor Mencakup aspek biopsikososial. Secara biologis dikaitkan dengan faktor genetik dan gangguan neurotransmitter di otak. Secara psikososial dikaitkan dengan pola asuh masa kana-kanak, stres yang menyakitkan, stres kehidupan yang berat dan berkepanjangan, dan banyak lagi faktor lainnya.Jika penyabab utamanya faktor sosial, stres akibat beratnya kehidupan yang berkepanjangan, bisa jadi banyak penderita Bipolar di lingkungan kita. Meskipun belum ada survei valid, namun faktanya penderita ganggunan jiwa, depresi, kasus bunuh diri terus saja bertambah. Karena itu mereka yang bunuh diri kebanyakan masuk kategori ganggunan kejiwaan yang belum diketahui.C.Faktor Resiko1.RasTidak ada kelompok ras tertentu yang memiliki predileksi kecenderungan terjadinya gangguan ini. Namun, berdasarkan sejarah kejadian yang ada, para klinisi menyatakan bahwa kecenderungan tersering dari gangguan ini terjadi pada populasi Afrika-Amerika.2.Jenis KelaminAngka kejadian dari BP I, sama pada kedua jenis kelamin, namun rapid-cycling bipolar disorder (gangguan bipolar dengan 4 atau lebih episode dalam setahun) lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pria. Insiden BP II lebih tinggi wanita daripada pria.3.UsiaUsia individu yang mengalami gangguan bipolar ini bervariasi cukup besar. Rentang usia dari keduanya, BP I dan BP II adalah antara anak-anak hingga 50 tahun, dengan perkiraan rata-rata usia 21 tahun. Kasus ini terbanyak pada usia 15 19 tahun, dan rentang usia terbanyak kedua adalah pada usia 20 24 tahun. Sebagian penderita yang didiagnosa dengan depresi hebat berulang mungkin juga mengalami gangguan bipolar dan baru berkembang mengalami episode manic yang pertama saat usia mereka lebih dari 50 tahun. Mereka mungkin memiliki riwayat keluarga yang juga menderita gangguan bipolar. Sebagian besar penderita dengan onset manic pada usia lebih dari 50 tahun harus dilakukan penelusuran terhadap adanya gangguan neurologis seperti penyakit serebrovaskular. Gangguan bipolar juga dipengaruhi oleh beberapa faktor, meliputi genetik, biokimiawi, psikodinamik dan lingkungan.4.GenetikGangguan bipolar, terutama BP I, memiliki komponen genetik utama. Bukti yang mengindikasikan adanya peran dari faktor genetik dari gangguan bipolar terdapat beberapa bentuk, antara lain : Hubungan keluarga inti dengan orang yang menderita BP I diperkirakan 7 kali lebih sering mengalami BP I dibandingkan populasi umum. Perlu digaris-bawahi, keturunan dari orang tua yang menderita gangguan bipolar memiliki kemungkinan 50 % menderita gangguan psikiatrik lain. Penelitian pada orang yang kembar menunjukkan hubungan 33 90 % menderita BP I dari saudara kembar yang identik. Penelitian pada keluarga adopsi, membuktikan bahwa lingkungan umum bukanlah satu-satunya faktor yang membuat gangguan bipolar terjadi dalam keluarga. Anak dengan hubungan biologis pada orang tua yang menderita BP I atau gangguan depresif hebat memiliki resiko yang lebih tinggi dari perkembangan gangguan afektif, bahkan meskipun mereka bertempat tinggal dan dibesarkan oleh orang tua yang mengadopsi dan tidak menderita gangguan. Cardno dan kawan-kawan di London menunjukkan bahwa skizofrenia, skizoafektif, dan sindrom manic berbagi faktor resiko genetik dan genetik yang bertanggung jawab terhadap gangguan skizoafektif seluruhnya secara umum juga terdapat pada dua sindrom yang lain tadi. Penemuan ini menimbulkan dugaan suatu genetik tersendiri bertanggungjawab pada psikosis berbagi dengan gangguan mood dan skizofrenia. Tsuang dan kawan-kawan mengindikasikan adanya kontribusi genetik pada MDI dengan gambaran psikotik, serta menunjukkan adanya hubungan antara skizofrenia dan gangguan bipolar. Studi tentang ekspresi gen juga menunjukkan orang dengan gangguan bipolar, depresif berat, dan skizofrenia mengalami penurunan yang sama dalam ekspresi dari gen hubungan oligodendrosit-myelin dan abnormalitas substansia nigra pada bermacam daerah otak. Sebuah penelitian terbaru menyimpulkan, saat orangtua memiliki kelainan bipolar, maka anak-anak mereka berisiko terkena kelainan kejiwaan juga. Dr Boris Birmaher dan rekan-rekannya dari University of Pittsburgh Medical Center yang menuliskan laporan ini dalam Archives of General Psychiatry. Mereka mengungkapkan, hasil penelitiannya sebagai indikasi perlunya identifikasi dan perawatan dini bagi anak-anak yang orangtuanya mengalami gangguan bipolar.Hasil penelitian dari The Pittsburgh Bipolar Offspring Study diujicobakan pada 388 anak dari 233 orangtua yang memiliki kelainan bipolar. Sementara itu, 251 anak lainnya dari 143 orangtua yang tidak memiliki kelainan bipolar. Hasilnya menunjukkan bahwa anak dengan orangtua yang memiliki kelainan bipolar berisiko 13 kali lebih besar terkena penyakit yang sama seperti orangtua mereka dibandingkan anak yang orangtuanya tidak memiliki kelainan bipolar.5.BiokimiawiMultipel jalur biokimiawi mungkin berperan pada gangguan bipolar, hal ini yang menyebabkan sulitnya mendeteksi suatu abnormalitas tertentu.Beberapa neurotransmitter berhubungan dengan gangguan ini, sebagian besar didasrkan pada respon pasien terhadap agen-agen psikoaktif. Sejumlah bukti menunjukkan bahwa terdapat kaitan antara glutamat dengan gangguan bipolar dan depresi berat. Studi postmortem dari lobus frontal dengan kedua gangguan menunjukkan peningkatan level glutamat. Obat tekanan darah reserpin, yang menghabiskan/mendeplesikan katekolamin pada saraf terminal telah tercatat menyebabkan depresi. Ini berpedoman pada hipotesis katekolamin yang berpegang pada peningkatan epinefrin dan norepinefrin menyebabkan manic dan penurunan epinefrin dan norepinefrin menyebabkan depresi.Obat-obatan seperti kokain, yang juga bekerja pada sistem neurotransmitter ini mengeksaserbasi terjadinya manic. Agen lain yang dapat mengeksaserbasi manic termasuk L-dopa, yang menginhibisi reuptake dopamin dan serotonin. Gangguan dan ketidakseimbangan hormonal dari aksis hipotalamus-pituitari-adrenal, menggangu homeostasis dan menimbulkan respon stres yang juga berperan pada gambaran klinis gangguan bipolar. Antidepresan trisiklik dapat memicu terjadinya manik.6.PsikodinamikBanyak praktisi melihat dinamika MDI sebagai suatu hal yang berhubungan melalui suatu jalur. Mereka melihat depresi sebagai manifestasi dari suatu kehilangan, contohnya hilangnya pegertian terhadap diri dan adanya perasaan harga diri rendah. Oleh karena itu, manik timbul sebagai mekanisme defens dalam melawan rasa depresi (Melanie Klein)7.LingkunganPada beberapa kejadian, suatu siklus hidup mungkin berkaitan langsung dengan stres eksternal atau tekanan eksternal yang dapat memperburuk berulangnya gangguan pada beberapa kasus yang memang sudah memiliki predisposisi genetik atau biokimiawi. Kehamilan merupakan stres tertentu bagi wanita dengan riwayat MDI dan meningkatkan kemungkinan psikosis postpartum. Contoh lain, oleh karena sifat pekerjaan, beberapa orang memiliki periode permintaan yang tinggi diikuti periode kebutuhan yang sedikit. Hal ini didapati pada seorang petani, dimana ia akan sangat sibuk pada musim semi, panas, dan gugur, namun selama musim dingin akan relatif inaktif kecuali membersihkan salju, sehingga ia akan tampak manic pada hampir sepanjang tahun dan tenang selama musim dingin. Hal ini menunjukkan lingkungan juga dapat berpengaruh terhadap keadaan psikiatri seseorang.E.Tanda dan GejalaDiagnosis dari BP I ditegakkan dengan setidaknya terdapat episode manic paling tidak dengan durasi 1 minggu yang mengindikasikan penderita untuk dirawat inap atau kelainan lain yang signifikan dalam fungsi okupasi dan sosial. Episode manic bukan disebabkan oleh penyakit medis lain atau penyalahgunaan zat. Kriteria ini berdasarkan spesifikasi dari Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, Fourth Edition, Text Revision (DSM-IV-TR).1.Episode manic ditandai oleh gejala-gejala berikut ini :Setidaknya terdapat 1 minggu gangguan mood yang dalam, yang ditandai dengan suasana perasaan yang meningkat (elasi), mudah marah (iritabel), atau adanya keinginan untuk keluar rumah.2.Gejala lain yang menyertai antara lain (paling tidak 3 atau lebih): Perasaan kebesaran; gangguan tidur; nada suara yang tinggi dan bicara berlebihan; flight of ideas; menghilangkan bukti kekacauan pikiran; meningkatnya tingkat fokus kerja di rumah, tempat kerja atau seksual; meningkatnya aktivitas yang menyenangkan dan bahkan yang memiliki konsekuensi menyakitkan.3.Gangguan mood cukup untuk membuat kerusakan di tempat kerja, membahayakan pasien atau orang lain.4.Gangguan suasana perasaan tersebut bukan disebabkan oleh penyalahgunaan zat atau karena gangguan medis lain.Gejala lain seperti :aktivitas meningkat, ekspansifmudah tersinggunghiperaktivitasberbicara sangat cepatide meloncat-loncatkebutuhan tidur berkurangharga diri berlebihanperhatian mudah teralihkanmemiliki pertimbangan buruk dan suasana hati yang tidak amansikap berlebihan (misalnya gila belanja dan seks tidak aman).a.Episode hipomanik ditandai oleh gejala-gejala berikut :Penderita mengalami suasana perasaan yang meningkat (elasi), adanya keinginan untuk keluar rumah, atau mudah marah (iritabel) setidaknya selama 4 hari.Paling tidak terdapat 3 atau lebih gejala-gejala berikut ini : Perasaan kebesaran atau mengagumi diri sendiri; gangguan tidur; nada suara tinggi; flight of ideas; menghilangkan bukti kekacauan pikiran; agitasi psikomotor di rumah, tempat kerja atau seksual; mulai melakukan aktivitas dengan resiko tinggi terhadap konsekuensi yang menyakitkan.Gangguan mood tampak oleh orang lain.Gangguan suasana perasaan tersebut bukan disebabkan oleh penyalahgunaan zat atau karena gangguan medis lain.b.Episode depresif ditandai dengan gejala-gejala berikut:Karena sebab yang sama selama 2 minggu, dengan paling tidak terdapat gejala perasaan depresi atau ditandai dengan kehilangan kesenangan atau perhatian, setidaknya pada seseorang terdapat 5 atau lebih gejala berikut ini : Perasaan depresi/tertekan; penurunan perasaan senang dan minat pada hampir semua aktivitas; penurunan berat badan yang signifikan dan selera; hipersomnia atau insomnia; retardasi psikomotor atau agitasi; kehilangan energi atau kelemahan; penurunan daya konsentrasi; preokupasi dengan kematian atau bunuh diri, penderita memiliki rencana untuk bunuh diri atau telah melakukan bunuh diri tersebut.Gejala-gejala tersebut menyebabkan kerusakan dan distress.Gangguan suasana perasaan tersebut bukan disebabkan oleh penyalahgunaan zat atau karena gangguan medis lain.c.Episode campuran ditandai dengan gejala-gejala berikut ini :Pada penderita harus terdapat kedua kriteria baik manic maupun depresi, dengan gejala depresi hanya terjadi selama 1 minggu.Gangguan mood mengakibatkan terjadinya gangguan fungsi sosial dan kerja.Gangguan suasana perasaan tersebut bukan disebabkan oleh penyalahgunaan zat atau karena gangguan medis lain.F.Pemeriksaan FisikMenggunakan Mental Status Examination (MSE) untuk mendiagnosis adanya gangguan bipolar. Status mental penderita tergantung pada keadaan depresi, hipomanic, manic, atau campuran, dengan variasi area MSE ditandai sesuai dengan fase tertentu dari penderita.1.Penampilana)Periode depresi : Orang yang menunjukkan suatu periode depresi mungkin menunjukkan sedikit sampai tidak ada kontak mata. Pakaian mereka mungkin tidak terawat, kotor, berlubang, kumal, serta tidak cocok dengan ukuran badan. Bila seseorang kehilangan berat badan secara signifikan, ukuran pakaiannya tidak akan cocok. Kebersihan diri tercermin dari mood mereka yang rendah, yang ditunjukkan dengan badan yang kurus, tidak bercukur, dan tidak membersihkan diri. Pada wanita, kuku jari tangannya mungkin terdapat lapisan warna yang berbeda atau sebagian warna yang rusak pada kuku mereka, bahkan cenderung kotor juga pada tangannya. Rambut mereka juga tidak terurus. Bila orang ini bergerak, afek depresi jelas terlihat. Mereka bergerak dengan lambat dan sangat sedikit yang menunjukkan retardasi psikomotor. Mereka juga berbicara dengan suara yang pelan atau suara yang monoton.b)Episode hipomanic : Penderita ini sangat sibuk dan aktif. Mereka memiliki energi dan selalu kemana-mana. Mereka selalu berencana melakukan sesuatu, sebagian mengalami perubahan tingakat energi dan suasana hati (Keck, 2003).c)Episode manik : Pada banyak kasus, perilaku penderita dengan fase manic menunjukkan perilaku yang berlawanan dengan penderita dengan fase depresi. Penderita fase manic menunjukkan keadaan hiperaktif dan hipervigilasi. Mereka kurang istirahat, bertenaga, aktif, serta berbicara dan bertindak cepat. Pakaian mereka mencerminkan keadaan itu, dimana terlihat dikenakan dengan tergesa-gesa dan kacau. Pakaian mereka biasanya terlalu terang, penuh warna, serta mencolok. Mereka berdiri di keramaian dan menjadi menonjol karena pakaian mereka yang sering menarik perhatian.2.Afek atau Suasana Hatia)Episode depresi: Kesedihan mendominasi suasana hati seseorang dalam episode depresi. Penderita merasa sedih, tertekan, kehilangan, kosong dan terisolasi. 2 Hs sering menyertai suasana hati penderita, tanpa pengahrapan dan semua terasa sia-sia.b)Episode hipomanic: Suasana hati penderita meningkat, meluas dan peka.c)Episode manic: Suasana hati penderita tampak menggembirakan, dan bahkan berlebihan. Euphoria. Penderita sangat mudah marah.d)Episode campuran: penderita menunjukkan gejala kedua episode (depresi dan manic) dalam suatu periode singkat (1 minggu atau kurang).3.Pikirana)Episode Depresi: Penderita mempunyai pemikiran yang mencerminkan kesedihan mereka. Gagasan yang negatif, perhatian nihilistik, dan mereka mempunyai suatu istilah bahwa mereka bagaikan gelas yang separuh kosong. Pemikiran mereka lebih berfokus tentang kematian dan tentang bunuh diri.b)Episode Hipomanik: Penderita mempunyai pemikiran yang optimis, berpikir ke depan dan mempunyai sikap yang positif.c)Episode Manik: Penderita mempunyai pemikiran yang sangat opimis dan luas. Percaya diri yang berlebihan. Mereka dapat dengan cepat membuat pemikiran/gagasan. Mereka merasa pemikiran mereka sangat aktif dan aktif.d)Episode Campuran: Penderita dapat berubah secara cepat antara depresi dan euforia dan meraka juga mudah marah.4.PersepsiEpisode Depresi: Terdapat 2 format dari tipe depresi yang dijelaskan. Dengan psikotik dan tanpa psikotik. Dengan psikotik, penderita mempunyai khayalan dan halusinasi yang sesuai atau tidak dengan suasana hati. Penderita merasa telah berdosa, bersalah, dan merasakan penyesalan yang snagat dalam.Episode Hipomanic: Penderita tidak mengalami gangguan persepsi.Episode Manic: 3 dari 4 penderita dalam tahap ini mengalami halusinasi. Khayalan manic menunjukkan persepsi gengsi dan kemuliaan.Episode Campuran: Penderita menunjukkan khayalan dan halusinasi yang konsisten dengan depresi atau manic atau keduanya.5.Bunuh DiriEpisode Depresi: Angka kejadian bunuh diri banyak terjadi pada penderita depresi. Mereka adalah individu yang mencoba dan berhasil dalam usaha bunuh diri.Episode Hipomanic: Angka bunuh diri rendah. Episode Manic: Angka bunuh diri rendah.Episode Campuran: Pada tahap depresi pasien memiliki resiko untuk bunuh diri.6.Pembunuhan/KekerasanEpisode Depresi: Pembunuhan yang dilakukan oleh penderita biasanya diikuti dengan bunuh diri. Pada beberapa penderita depresi biasanya merasa dunia sudah tidak berguna lagi untuknya dan untuk orang terdekatnya/orang lain.Episode Hipomanic: Penderita menunjukkan sifat mudah marah dan agresif. Mereka dapat menjadi tidak sabar terhadap orang lain.Episode Manic: Penderita agresif. Mereka tidak memiliki sifat sabar atau toleransi dengan orang lain tidak ada. Mereka dapat menjadi sangat menuntut, kasar, sangat mudah marah. Pembunuhan terjadi jika penderita mempunyai suatu khayalan terhadap kesenangan penderita.Episode Campuran: Penderita dapat menjadi sangat agresif terutama dalam tahap manic.7.Pengertian Diri/InsightEpisode Depresi: Depresi dapat mempengaruhi penilaian seseorang mengenai dirinya sendiri. Penderita biasanya gagal dalam melakukan tindakan yang penting sebab mereka sangat jatuh dan menurun dalam mengenali diri mereka sendiri. Meraka memeiliki sedikit pengertian terhadap diri mereka sendiri.Episode Hipomanic: Biasanya penderita memiliki penegrtian yang baik mengenai diri mereka. Namun sangat luas. Mereka menilai diri mereka sangat produktif dan teliti, bukan sebagai hipomanic.Episode Manic: Dalam tahap ini pengertian diri/insight sangat lemah. Penderita tidak mempunyai pengertian yang jelas mengenai kebutuhan, rencana dan perilaku mereka.Episode Campuran: Pergeseran/perubahan dalam afek dapat merusak pengertian pasien tentang dirinya dan bertentangan dengan insight mereka.8.KognitifKemunduran/kelemahan dalam orientasi dan daya ingat sangat jarang diamati pada pasien dengan gangguan afek bipolar kecuali mereka psikotik. Mereka mengetahui waktu dan temapt mereka berada.mereka dapat mengingat kejadian yang lampau dan terbaru. Pada beberapa kasus hipomanic dan kadang hipomanic, kemampuan penderita untuk mengingat informasi dapat sangat luas. Pada dpresi dan manic yang berat, penderita dapat mengalami kesulutan dalam berkonsentrasi dan memusatkan perhatiannya.G.Pemeriksaan PenunjangTerdapat perbedaan gambaran otak antara kelompok sehat dengan penderita bipolar. Melalui pencitraan magnetic resonance imaging (MRI) dan positron-emission tomography (PET), didapatkan jumlah substansia nigra dan aliran darah yang berkurang pada korteks prefrontal subgenual. Tak hanya itu, Blumberg dkk dalam Arch Gen Psychiatry 2003 pun menemukan volume yang kecil pada amygdala dan hipokampus. Korteks prefrontal, amygdala dan hipokampus merupakan bagian dari otak yang terlibat dalam respon emosi (mood dan afek).Penelitian lain menunjukkan ekspresi oligodendrosit-myelin berkurang pada otak penderita bipolar. Seperti diketahui, oligodendrosit menghasilkan membran myelin yang membungkus akson sehingga mampu mempercepat hantaran konduksi antar saraf. Bila jumlah oligodendrosit berkurang, maka dapat dipastikan komunikasi antar saraf tidak berjalan lancer.H.Penatalaksanaan1)Penentuan Kegawat daruratan PenderitaPengobatan dari gangguan bipolar secara langsung terkait pada fase dari episodenya, seperti depresi atau manic, dan derajat keparahan fase tersebut. Sebagai contoh, seseorang dengan depresi yang ekstrim dan menunjukkan perilaku bunuh diri memerlukan/mengindikasikan pengobatan rawat inap. Sebaliknya, seseorang dengan depresi moderat yang masih dapat bekerja, diobati sebagai pasien rawat jalan.a.Indikasi seseorang dengan gangguan bipolar untuk dirawat inap adalah sebagai berikut :Berbahaya untuk diri sendiri : Pasien yang terutama dengan episode depresif, dapat terlihat dengan resiko yang signifikan untuk bunuh diri. Percobaan bunuh diri yang serius dan ideasi spesifik dengan rencana menghilangkan bukti, memerlukan observasi yang ketat dan perlindungan pencegahan. Namun, bahaya bagi penderita bisa datang dari aspek lain dari penyakit, contohnya seorang penderita depresi yang tidak cukup makan beresiko kematian, sejalan dengan itu, penderita dengan manic yang ekstrim yang tidak mau tidur atau makan mungkin mengalami kelelahan yang hebat.Berbahaya bagi orang lain : Penderita gangguan bipolar dapat mengancam nyawa ornag lain, contohnya seorang penderita yang mengalami depresi yang berat meyakini bahwa dunia itu sangat suram/gelap, sehingga ia berencana untuk membunuh anaknya untuk membebaskan mereka dari kesengsaraan dunia.Ketidakmampuan total dari fungsi : Adakalanya depresi yang dialami terlalu dalam, sehingga orang tidak dapat melakukan fungsinya sama sekali, meninggalkan orang seperti ini sendirian sanagt berbahaya dan tidak menyembuhkannya.Tidak dapat diarahkan sama sekali : Hal ini benar-benar terjadi selama episode manic. Dalam situasi ini, perilaku penderita sangat di luar batas, mereka menghancurkan karir dan berbahaya bagi orang di sekitarnya.Kondisi medis yang harus dimonitor : Contohnya penderita gangguan jiwa yang disertai gangguan jantung harus berada di lingkungan medi, dimana obat psikotropik dapat dimonitor dan diobservasi.b.Rawat inap parsial atau program perawatan sehariSecara umum, penderita ini memiliki gejala yang berat namun memiliki tingkat pengendalian dan lingkungan hidup yang stabil. Contohnya, penderita dengan depresi berat yang berpikir akan bunuh diri tapi tidak berencana untuk melakukannya dan dapat memiliki tingkat motivasi yang tinggi bila diberi banyak dukungan interpersonal, terutama sepanjang hari dan dengan bantuan dan keterlibatan dari keluarga. Keluarga harus selalu berada di rumah setiap malamdan harus peduli terhadap penderita. Rawat inap parsial juga menjembatani untuk bisa segera kembali bekerja. Kembali secara langsung ke pekerjaan seringkali sulit bagi penderita dengan gejala yang berat, dan rawat inap parsial memberi dukungan dan hubungan interpersonal.Pengobatan rawat jalan memiliki 4 tujuan utama:Lihat stresornya dan cari cara untuk menanganinya. Stres ini bisa berasal dari keluarga atau pekerjaan, namun bila terakumulasi, mereka mendorong penderita menjadi manic atau depresi. Hal ini merupakan bagian dari psikoterapi.Memonitor dan mendukung pengobatan. Pengobatan membuat perubahan yang luar biasa. Kuncinya adalah mendapatkan keuntungan dan mencegah efek samping. Penderita memiliki rasa yang bertentangan dengan pengobatan mereka. Mereka mengetahui bahwa obat membantu dan mencegah mereka untuk dirawat inap, namun mereka juga menyangkal memerlukannya. Oleh karena itu, harus dibantu untuk mengarahkan perasaan mereka dan membantu mereka untuk mau melanjutkan pengobatan.Membangun dan memelihara sekumpulan orang yang peduli. Hal ini merupakan satu dari banyak alasan bagi para praktisi setuju dengan ambivalensi penderita tentang pengobatan. Seiring perjalanan waktu, kekuatan sekumpulan orang yang peduli membantu mempertahnkan gejala penderita dalam keadaan minimum dan membantu penderita tinggal dan diterima di masyarakat.Aspek yang melibatkan edukasi. Klinisi harus membantu edukasi bagi penderita dan keluarga tentang penyakit bipolar. Mereka harus sadar dan waspada terhadap bahaya penyalahgunaan zat, situasi yang mungkin memicu kekambuhan, dan peran pengobatan yang penting. Dukungan kelompok bagi penderita dan keluarga memiliki arti penting yang sangat luar biasa.Keadaan kesehatan tubuh penderita gangguan bipolar juga harus diperhatikan oleh para praktisi, termasuk keadaan kardiovaskular, diabetes, masalah endokrin, infeksi, komplikasi sistem urinari, dan gangguan keseimbangan elektrolit.2)TerapiSejak ditemukannya beberapa obat yang berhasil meringankan gejala bipolar, peneliti mulai menduga adanya hubungan neurotransmiter dengan gangguan bipolar. Neurotransmiter tersebut adalah dopamine, serotonin, dan noradrenalin. Kandidat gen yang berhubungan dengan neurotransmiter tersebut pun mulai diteliti seperti gen yang mengkode monoamine oksidase A (MAOA), tirosin hidroksilase, catechol-O-metiltransferase (COMT), dan serotonin transporter (5HTT).Tak berhenti sampai disitu, peneliti juga mempunyai tersangka baru yaitu gen yang mengekspresi brain derived neurotrophic factor (BDNF). BDNF adalah neurotropin yang berperan dalam regulasi plastisitas sinaps, neurogenesis dan perlindungan neuron otak. BDNF diduga ikut terlibat dalam mood. Gen yang mengatur BDNF terletak pada kromosom 11p13. Terdapat 3 penelitian yang mencari tahu hubungan antara BDNF dengan gangguan bipolar. Dan hasilnya, positif.A.Terapi FarmakologiPengobatan yang tepat tergantung pada stadium gangguan bipolar yang dialami penderita. Pilihan obat tergantung pada gejala yang tampak, seperti gejala psikotik, agitasi, agresi, dan gangguan tidur. Antipsikosis atipikal meningkat penggunaannya untuk kedua hal yaitu manic akut dan mood stabilization. Rentang yang luas dari antidepresan dan ECT digunakan untuk episode depresi akut (contoh, depresi berat) Selanjutnya, suatu medikasi lain dipilih untuk terapi pemeliharaan/ maintenance dan pencegahan.Pengalaman klinik menunjukkan bahwa bila diterapi dengan obat mood stabilizer, penderita gangguan bipolar akan mengalami lebih sedikit periode manic dan depresi. Medikasi ini bekerja menstabilkan mood penderita sesuai namanya, juga menstabilakn manic dan depresi yang ekstrim. Antipsikosis atipikal kini juga sering digunakan untuk menstabilkan manic akut, bahkan untuk mengobati beberapa kasus depresi bipolar untuk menstabilkan mood, seperti ziprasidone, quetiapine, risperidone, aripiprazole and olanzapine. Berdasarkan konsensus yang sekarang, pengobatan yang paling efektif untuk manic akut adalah kombinasi dari generasi kedua antipsikosis dan medikasi mood stabilizing.B.Terapi Non Farmakologi1.Konsultasi,Suatu konsultasi dengan seorang psikiater atau psikofarmakologis selalu sesuai bila penderita tidak menunjukkan respon terhadap terapi konvensional dan medikasi.2.Diet,Terkecuali pada penderita dengan monoamine oxidase inhibitors (MAOIs), tidak ada diet khusus yang dianjurkan. Penderita dianjurkan untuk tidak merubah asupan garam, karena peningkatan asupan garam membuat kadar litium serum menurun dan menurunkan efikasinya, sedangkan mengurangi asupan garam dapat meningkatkan kadar litium serum dan menyebabkan toksisitas.3.Aktivitas,Penderita dengan fase depresi harus didukung untuk melakukan olahraga/aktivitas fisik. Jadwal aktivitas fisik yang reguler harus dibuat. Baik aktivitas fisik dan jadwal yang reguler meupakan kunci untuk bertahan dari penyakit ini. Namun, bila aktivitas fisik ini berlebihan dengan peningkatan perspirasi dapat meningkatkan kadar litium serum dan menyebabkan toksisitas litium.4.Edukasi Penderita,Pengobatan penderita gangguan bipolar melibatkan edukasi penderita awal dan lanjutan. Tujuan edukasi harus diarahkan tidak hanya langsung pada penderita, namun juga melalui keluarga dan sistem disekitarnya. Lagipula, fakta menunjukkan peningkatan dari tujuan edukasi ini, tidak hanya meningkatkan ketahanan dan pengetahuan mereka tentang penyakit, namun juga kualitas hidupnya.Pertama, penjelasan biologis tentang penyakit harus jelas dan benar. Hal ini mengurangi perasaan bersalah dan mempromosikan pengobatan yang adekuat.Kedua, memberi informasi tentang bagaimana cara memonitor penyakit terkait apresiasi tanda awal, pemunculan kembali, dan gejala. Pengenalan terhadap adanya perubahan memudahkan langkah-langkah pencegahan yang baik.Kelompok pengobatan yang adekuat tinggal suatu bagian yang penting dari perawatan dan edukasi.Edukasi juga harus memperhatikan bahaya dari stresor. Membantu identifikasi individu dan bekerja dengan stresor yang ada menyediakan aspek kritis penderita dan kewaspadaan keluarga.Akhirnya, informasikan kepada penderita tentang kekambuhan dalam konteks gangguan.Cerita-cerita tentang individu membantu penderita dan keluarga, terutama cerita tentang individu dengan MDI dapat membantu penderita untuk berusaha menghadapi tantangan dari perspektif lain.3)PencegahanGangguan bipolar harus diobati secara kontinu, tidak boleh putus. Bila putus, fase normal akan memendek sehingga kekambuhan semakin sering. Adanya fase normal pada gangguan bipolar sering mengakibatkan buruknya compliance untuk berobat karena dikira sudah sembuh. Oleh karena itu, edukasi sangat penting agar penderita dapat ditangani lebih dini.Prevensi merupakan kunci dari terapi jangka panjang dari gangguan bipolar. Hal ini mencakup beberapa hal sebagai berikut :I.Medikasi seperti litium bertindak sebagai mood stabilizers.Tetapi terdapat beberapa orang yang kurang memberi respon terhadap lithium di antaranya penderita dengan riwayat cedera kepala, mania derajat berat (dengan gejala psikotik), dan yang disertai dengan komorbid. Bila penggunaanya dihentikan tiba-tiba, penderita cepat mengalami relaps. Selain itu, indeks terapinya sempit dan perlu monitor ketat kadar lithium dalam darah. Gangguan ginjal menjadi kontraindikasi penggunaan lithium karena akan menghambat proses eliminasi sehingga menghasilkan kadar toksik. Di samping itu, pernah juga dilaporkan lithium dapat merusak ginjal bila digunakan dalam jangka lama. Karena keterbatasan itulah, penggunaan lithium mulai ditinggalkan.II.Psikoedukasi dimulai dari penderita dan keluarga penderita. Keduanya harus memahami dan mengetahui pentingnya pengobatan adekuat dan tanda-tanda awal dari manic dan depresi, ini merupakan hal yang penting.

I.KomplikasiKomplikasi dari gangguan ini antara lain bunuh diri, pembunuhan, dan adiksi.J.PrognosaPenderita dengan BP I lebih buruk daripada penderita depresi berat. Dalam 2 tahun pertama setelah episode awal, 40 50 % penderita mengalami serangan manic lain.Hanya 50 60 % penderita BP I dapat dikontrol dengan litium terhadap gejalanya. Pada 7 % penderita, gejala tidak kembali/mengalami penyembuhan, 45 % penderita mengalami episode berulang, dan 40 % mengalami gangguan yang menetap.Seringkali perputaran episode depresif dan manic berhubungan dengan usia.Faktor-faktor yang membuat prognosis menjadi lebih buruk antara lain : Riwayat kerja yang buruk; penyalahgunaan alkohol; gambaran psikotik; gambaran depresif diantara episode manic dan depresi; adanya bukti keadaan depresif, jenis kelamin laki-laki.Indikator prognosis yang baik adalah sebagai berikut : fase manic (dalam durasi pendek); Onset terjadi pada usia yang lanjut; pemikiran untuk bunuh diri yang rendah; gambaran psikotik yang rendah; masalah kesehatan (organik) yang rendah.

Jenis Keracunan | Panduan Pertolongan PertamaPosted by ArdWar | 15 Agustus 2009 | Category:Palang Merah,Pertolongan Pertama|Berdasarkan jalur masuknya racun kedalam tubuh manusia, keracunan dibagi menjadi empat:Keracunan melaui mulut/alat pencernaanGejala: Mual muntah Nyeri perut Diare Napas berbau Suara parau Luka bakar pada daerah mulut Adanya sisa racun didaerah mulut Mulut berbusaPenanganan: Beri minum anti racun umum (norit, susu, putih telur, air kelapa, air mineral), jangan berikan susu jika tidak yakin akan jenis racun karena kandungan protein dalam susu dapat mempercepat penyerapan racun dalam tubuh Usahakan si penderita muntah. Jangan muntahkan bila korban kejang, tidak sadar, atau menelan minyak, asam ataupun basa kuatKeracunan melalui pernapasanGejala: Sesak napas Kulit kebiruan (sianosis) Napas berbau Batuk Suara parauPenanganan: Bawa korban ke tempat berudara segar Beri oksigen bila ada Rujuk ke fasilitas kesehatan segeraKeracunan melalui kontak/penyerapan (kulit)Gejala: Kulit daerah kontak berwarna kemerahan Nyeri Melepuh dan meluasPenanganan: Buka baju penderita bila terkena racun Bila racun berupa serbuk, bersihkan sampai bersih Siram bagian yang terkena racun dengan air (minimal 20 Menit). Jangan siram kulit dengan air yang terkena soda apiKeracunan melalui injeksi/gigitanGejala: Luka didaerah suntikan/gigitan Nyeri pada daerah gigitan Kemerahan Perubahan warna kulitPenanganan: Tenangkan korban Rujuk ke fasilitas kesehatan JANGAN MEMAKAI TORNIKET!!!

KERACUNAN ASETAMINOFENLebih dari 100 jenis produk yang mengandung asetaminofen bisa dibeli secara bebas, tanpa resep dokter. Sediaan untuk anak-anak tersedia dalam bentuk sirup, tablet dan kapsul. Asetaminofen bisa ditemukan dalam beberapa obat berikut:* Tylenol* Anacin-3* Liquiprin* Panadol* Tempra.Kandungan asetaminofen dalam beberapa jenis sediaan obat dan kekuatannya:Supositoria (tablet/kapsul yang dimasukkan ke dalam anus atau vagina) : 120 mg, 125 mg, 300 mg, 600 mg- Tablet kunyah : 80 mg- Kekuatan normal : 325 mg- Kekuatan ekstra : 500 mg- Elixir: 325 mg/sendok teh, 160 mg/sendok teh, 120 mg/ sendok teh- Sirup : 160 mg/sendok teh, 130 mg/sendok teh- Obat tetes : 100 mg/mL, 120 mg/2,5 mLAsetaminofen adalah obat yang sangat aman, tetapi bukan berarti tidak berbahaya. Sejumlah besar asetaminofen akan melebihi kapasitas kerja hati, sehingga hati tidak lagi dapat menguraikannya menjadi bahan yang tidak berbahaya. Akibatnya, terbentuk suatu zat racun yang dapat merusak hati. Keracunan asetaminofen pada anak-anak yang belum mencapai masa puber, jarang berakibat fatal. Pada anak-anak yang berumur lebih dari 12 tahun, overdosis asetaminofen bisa menyebakban kerusakan hati.Gejala keracunan asetaminofen terjadi melalui 4 tahapan:1. Stadium I (beberapa jam pertama) : belum tampak gejala2. Stadium II (setelah 24 jam) : mual dan muntah; hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa hati tidak berfungsi secara normal3. Stadium III (3-5 hari kemudian) : muntah terus berlanjut; pemeriksaan menunjukkan bahwa hati hampir tidak berfungsi, muncul gejala kegagalan hati4. Stadium IV (setelah 5 hari) : penderita membaik atau meninggal akibat gagal hati.Gejalanya lainnya yang mungkin ditemukan:- berkeringat- kejang- nyeri atau pembengkakan di daerah lambung- nyeri atau pembengkakan di perut bagian atas- diare- nafsu makan berkurang- mual dan/atau muntah- rewel- koma.Gejala mungkin baru timbul 12 jam atau lebih setelah mengkonsumsi asetaminofen. Tindakan darurat yang dapat dilakukan di rumah adalah segera memberikan sirup ipekak untuk merangsang muntah dan mengosongkan lambung. Di rumah sakit, dimasukkan selang ke dalam lambung melalui hidung untuk menguras lambung dengan air. Untuk menyerap asetaminofen yang tersisa, bisa diberikan arang aktif melalui selang ini. Kadar asetaminofen dalam darah diukur 4-6 jam kemudian.Jika anak telah menelan sejumlah besar asetaminofen (terutama jika kadarnya dalam darah sangat tinggi), biasanya diserikan asetilsistein untuk mengurangi efek racun dari asetaminofen, yang diberikan setelah arang dikeluarkan. Kegagalan hati bisa mempengaruhi kemampuan darah untuk membeku, karena itu diberikan suntikan vitamin K1 (fitonadion). Mungkin perlu diberikan transfusi plasma segar atau faktor pembekuan. Prognosis tergantung kepada jumlah asetaminofen yang tertelan dan tindakan pengobatan. Jika pengobatan dimulai dalam waktu 8 jam setelah keracunan, atau dosis yang tertelan masih dibawah dosis racun, maka prognosisnya sangat baik.

KERACUNAN ASPIRINAspirin atau obat yang mirip dengan Aspirin (salisilat) biasanya tidak dianjurkan diberikan kepada anak-anak dan remaja karena memiliki resiko terjadinya sindroma Reye. Tetapi pada penyakit tertentu (misalnya artritis rematoid juvenil) pemberian Aspirin kepada anak-anak/remaja dibenarkan/diperlukan.Aspirin ditemukan pada:* Aspirin* Ecotrin* Anacin (kaplet dan tablet)* Alka Seltzer* Bufferin.Overdosis Aspirin (salisilisme) pada anak yang telah meminum Aspirin dosis tinggi selama beberapa hari biasanya lebih berat. Bentuk salisilat yang paling beracun adalah minyak wintergreen (metil salisilat), yang merupakan komponen dari obat gosok dan larutan penghangat. Seorang anak dapat meninggal karena menelan kurang dari 1 sendok teh metil salisilat murni.Gejala awal dari salisilisme adalah mual dan muntah, diikuti dengan pernafasan yang cepat, hiperaktivitas, peningkatan suhu tubuh dan kadang kejang. Anak menjadi mengantuk, mengalami kesulitan dalam bernafas dan pingsan. Kadar Aspirin yang tinggi dalam darah menyebabkan anak menjadi sering berkemih, dan hal ini bisa menyebabkan dehidrasi.Dilakukan pengurasan lambung sesegera mungkin. Jika anak dalam keadaan sadar, diberikan arang aktif melalui mulut atau melalui selang yang dimasukkan ke dalam lambung. Untuk mengatasi dehidrasi ringan, anak diharuskan minum sebanyak mungkin (susu maupun jus buah). Untuk dehidrasi yang lebih berat, diberikan cairan melalui infus. Demam diatasi dengan kompres hangat. Untuk mengatasi perdarahan bisa diberikan vitamin K1. Prognosis tergantung kepada kadar salisilat dalam darah. Kadar yang bisa menimbulkan keracunan adalah 150-300 mg/kg berat badan.

KERACUNAN BAHAN KAUSTIKYang dimaksud dengan bahan kaustik adalah asam dan alkali kuat. Bahan kaustik (jika tertelan) bisa menyebabkan luka bakar dan secara langsung menyebabkan kerusakan pada mulut, kerongkongan serta lambung.Beberapa keperluan rumah tangga yang mengandung bahan kaustik adalah pembersih jamban dan sabun pencuci piring; beberapa diantaranya mengandung bahan kaustik yang paling berbahaya, yaitu natrium hidroksida dan asam sulfat. Bahan tersebut terdapat dalam bentuk padat maupun cair. Pada sediaan padat, rasa panas yang ditimbulkan menempel pada permukaan yang lembab sehingga anak segera berhenti memakannya. Sedangkan sediaan cair tidak menempel, lebih mudah ditelan dan bisa menyebabkan kerusakan pada seluruh bagian kerongkongan.Segera timbul nyeri dan sifatnya bisa berat. Daerah yang terbakar menjadi bengkak dan menelan menimbulkan nyeri. Pernafasan menjadi dangkal, dengan denyut nadi yang cepat dan lemah. Kadang pembengkakan menyebabkan tersumbatnya saluran udara. Sering terjadi syok (tekanan darah sangat rendah).Bahan kaustik menyebabkan keruskan pada dinding kerongkongan atau lambung. Satu minggu atau lebih setelah keracunan, pada dinding kerongkongan maupun lambung yang mengalami kerusakan bisa terjadi perforasi (pembentukan lubang), yang kemungkinan disebabkan oleh muntah maupun batuk. Anak yang berhasil melalui masa awal kerusakan pada akhirnya bisa meninggal akibat infeksi karena bahan kaustik dari kerongkongan merembes ke dalam rongga dada. Meskipun pada awalnya hanya menimbulkan gejala yang rignan, tetapi beberapa minggu kemudian bisa terjadi penyempitan pada kerongkongan.Pada kasus berat dengan bahan kaustik yang sangat kuat, kematian terjadi akibat:- tekanan darah yang sangat rendah- penyumbatan saluran pernafasan- perforasi kerongkongan- kerusakan jaringan- peradangan paru-paru.Dengan bantuan endoskopi bisa diketahui beratnya kerusakan yang telah terjadi pada kerongkongan sehingga dapat ditentukan tindakan yang harus segera diambil. Untuk melarutkan bahan kaustik, sebaiknya anak diberik minum sebanyak mungkin, yang terbaik adalah minum susu. Susu tidak hanya bersifat melindungi dan melembutkan selaput lendir, tetapi juga merupakan pengganti dari protein jaringan yang merupakan target dari bahan kaustik.Baju yang terkena bahan kaustik segera dilepas dan kulit yang terkena segera dicuci bersih. Sebaiknya tidak dilakukan perangsangan muntah dan pengurasan lambung karena bisa memperburuk kerusakan yang telah terjadi. Antibiotik diberikan jika anak mengalami demam atau terdapat tanda-tanda perforasi kerongkongan. Pada kasus yang ringan, anak didorong untuk minum sebanyak mungkin cairan. Jika anak tidak mau minum, cairan bisa diberikan melalui infus.Jika saluran pernafasan tersumbat oleh pembengkakan kerongkongan, mungkin perlu dilakukan trakeostomi (pembuatan lubang pada trakea). Jika terjadi penyempitan, dilakukan pembedahan untuk memasukkan sebuah selang ke dalam kerongkongan agar kerongkongan tidak menutup sepenuhnya; terapi dilatasi bisa dilakukan beberapa bulan kemudian. Untuk mengurangi peradangan, bisa diberikan kortikosteroid.

KERACUNAN TIMAH HITAMKeracunan timah hitam (plumbisme) biasanya merupakan suatu keadaan kronis (menahun) dan kadang gejalanya kambuh secara periodik. Kerusakan yang terjadi bisa bersifat permanen (misalnya gangguan kecerdasan pada anak-anak dan penyakit ginjal progresif pada dewasa).Timah hitam ditemukan pada* Pelapis keramik* Cat* Batere* Solder* Mainan.Pemaparan oleh timah hitam dalam jumlah relatif besar bisa terjadi melalui beberapa cara:* Menelan serpihan cat yang mengandung timah hitam* Membiarkan alat logam yang mengandung timah hitam (misalnya peluru, pemberat tirai, pemberat alat pancing atau perhiasan) tetap berada dalam lambung atau persendian, dimana secara perlahan timah hitam akan larut* Meminum minuman asam atau memakan makanan asam yang telah terkontaminasi karena disimpan di dalam alat keramik yang dilapisi oleh timah hitam (misalnya buah, jus buah, minuman berkola, tomat, jus tomat, anggur, jus apel)* Membakar kayu yang dicat dengan cat yang mengandung timah hitam atau batere di dapur atau perapian* Mengkonsumsi obat tradisional yang mengandung senyawa timah hitam* Menggunakan perabotan keramik atau kaca yang dilapisi timah hitam untuk menyimpan atau menyajikan makanan* Minum wiski atau anggur yang terkontaminasi oleh timah hitam* Menghirup asap dari bensin yang mengandung timah hitam* Bekerja di tempat pengolahan timah hitam tanpa menggunakan alat pelindung (seperti respirator, ventilasi maupun penekan debu).Pemaparan timah hitam dalam jumlah yang lebih kecil, terutama melalui debu atau tanah yang telah terkontaminasi oleh timah hitam, bisa meningkatkan kadar timah hitam pada anak-anak; karena itu perlu diberikan pengobatan meskipun tidak ditemukan gejala.Pada dewasa, serangkaian gejala yang khas bisa timbul dalam waktu beberapa minggu atau lebih, yaitu berupa perubahan kepribadian, sakit kepala, di dalam mulut terasa logam, nafsu makan berkurang dan nyeri perut samar-samar yang berakhir dengan muntah, sembelit serta nyeri kram perut. Pada dewasa jarang terjadi kerusakan otak.Pada anak-anak, gejalanya diawali dengan rewel dan berkurangnya aktivitas bermain selama beberapa minggu. Kemudian gejala yang serius timbul secara mendadak dan dalam waktu 1-5 hari menjadi semakin memburuk, yaitu berupa:- muntah menyembur yang berlangsung terus menerus- berjalan goyah/limbung- kejang- linglung- mengantuk- kejang yang tak terkendali dan koma.Gejala kerusakan otak tersebut terutama terjadi akibat pembengkakan otak. Baik pada anak-anak maupun dewasa bisa terjadi anemia. Beberapa gejala bisa menghilang secara spontan, tetapi jika kembali terjadi pemaparan oleh timah hitam, gejalanya akan kembali memburuk.Resiko tinggi ditemukan pada anak-anak yang tinggal di rumah tua/lama yang dicat dengan cat yang mengandung timah hitam. Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan kadar timah hitam di dalam darah. Untuk memperkuat diagnosis, dilakukan pengukuran jumlah timah hitam yang dibuang melalui air kemih, analisa contoh sumsum tulang serta rontgen perut dan tulang panjang.Kapsul succimer akan berikatan dengan timah hitam dan membantu melarutkannya di dalam cairan tubuh sehingga dapat dibuang ke dalam air kemih. Efek sampingnya adalah ruam kulit, mual, muntah, diare, nafsu makan berkurang, terasa logam di mulut dan kelainan pada fungsi hati (kadar transaminase).Jika kadar timah hitam cukup tinggi sehingga kemungkinan akan terjadi kerusakan otak, maka penderita segera dirawat. Dimercaprol dan kalsium dinatrium edetat diberikan melalui serangkaian suntikan. Pengobatan dilakukan selama 5-7 hari untuk menghindari berkurangnya cadangan logam yang penting dalam tubuh (terutama seng). Dimercaprol seringkali menyebabkan muntah, karena itu diberikan cairan infus. Pengobatan ini mungkin perlu diulangi dengan selang waktu tertentu.Setelah pengobatan dihentikan, kadar timah hitam dalam darah biasanya kembali meningkat karena timah hitam yang tersisa di dalam jaringan tubuh dilepaskan. Untuk membantu membuangnya, penisilamin per-oral diberikan 2 hari setelah pemberian kalsium dinatrium edetat. Untuk menggantikan hilangnya logam lain selama pemakaian penisilamin, seringkali diberikan suplemen zat besi, seng dan tembaga.Efek samping dari kalsium dinatrium edetat kemungkinan terjadi akibat berkurangnya seng, yaitu berupa kerusakan ginjal, kadar kalsium darah yang tinggi, demam serta diare. Kerusakan ginjal biasanya bersifat sementara. Penisilamin bisa menyebabkan ruam kulit, proteinuria (protein dalam air kemih) dan penurunan jumlah sel darah putih. Efek tersebut bersifat sementara dan akan menghilang pada saat pemakaian penisilamin dihentikan. Pada beberapa penderita, dimercaprol bisa menyebabkan hemolisis (penghancuran sel darah merah).Obat-obat tersebut tidak digunakan sebagai tindakan pencegahan pada pekerja timah hitam atau siapapun yang terpapar oleh kadar timah hitam yang tinggi, karena dapat meningkatkan penyerapan timah hitam. Yang terpenting adalah mengurangi pemaparan oleh timah hitam. Jika anak-anak memiliki kadar timah hitam sebesar 10 mikrogram/dL atau lebih, maka sebaiknya pemaparan oleh timah hitam dikurangi.Pemulihan sempurna mungkin memerlukan waktu beberapa bulan sampai beberapa tahun, dan kemungkinan akan meninggalkan efek saraf yang permanen. Setelah mengalami keracunan timah hitam, sistem saraf dan otot bisa tidak berfungsi sebagaimana mestinya, Sistem pembuluh darah dan ginjal juga bisa mengalami gangguan. Anak yang bertahan hidup bisa mengalami kerusakan otak yang permanen.

KERACUNAN ZAT BESISejumlah besar zat besi bisa menyebabkan diare, muntah, peningkatan jumlah sel darah putih dan kadar gula darah yang tinggi. Jika dalam waktu 6 jam pertama tidak timbul gejala dan kadar zat besi di dalam darah rendah, maka kecil kemungkinan terjadinya keracunan.Zat besi ditemukan pada:* Fero-sulfat (Feosol, Slow Fe)* Fero-glukonat (Fergon)* Fero-fumarat (Femiron, Feostat)* Suplemen mineral* Suplemen vitamin.Gejala overdosis zat besi biasanya terjadi melalui beberapa tahap:1. Stadium 1 (dalam waktu 6 jam)- muntah- rewel- diare- nyeri perut- kejang- mengantuk- penurunan kesadaran- perdarahan lambung (gastritis hemoragika) akibat iritasi saluran pencernaan.Jika kadar zat besi di dalam darah tinggi, juga bisa terjadi:- pernafasan dan denyut nadi cepat- tekanan darah rendah- peningkatan keasaman darah.Tekanan darah yang sangat rendah atau penurunan kesadaran selama 6 jam pertama menunjukkan bahwa keadaannya sangat serius.2. Stadium 2 (dalam waktu 10-14 jam), terjadi perbaikan semu yang berlangsung selama 24 jam.3. Stadium 3 (antara 12-48 jam).Bisa terjadi syok (tekanan darah sangat rendah), aliran darah ke jaringan berkurang dan kadar gula darah turun. Kadar zat besi dalam darah mungkin normal, tetapi pemeriksaan menunjukkan adanya kerusakan hati.Gejala lainnya adalah:- demam- peningkatan jumlah sel darah putih- kelainan perdarahan- kelainan konduksi listrik di jantung- disorientasi- gelisah- mengantuk- kejang- penurunan kesadaran.Bisa terjadi kematian.4. Stadium 4 (setelah 2-5 minggu) : bisa terjadi komplikasi seperti penyumbatan usus, sirosis atau kerusakan otak.Jika hasil pemeriksaa darah menunjukkan kadar zat besi yang rendah, dilakukan observasi selama 6 jam dan jika tidak timbul gejala, anak tidak perlu dirawat. Jika kadar zat besi tinggi atau timbul gejala, maka anak perlu dirawat.Di rumah sakit dilakukan pengurasan lambung. Digunakan arang aktif, meskipun tidak banyak menyerap zat besi. Mungkin perlu dilakukan pencucian usus untuk membuang zat besi. Suntikan deferoksamin (yang akan mengikat zat besi di dalam darah) diberikan kepada anak yang memiliki kadar zat besi tinggi atau menunjukkan gejala.Kekurangan zat besi akibat pengobatan dan perdarahan bisa menyebabkan anemia. Rontgen lambung atau usus bagian atas dilakukan 6 minggu atau lebih setelah keracunan, untuk mengetahui adanya penyempitan organ akibat iritasi lapisan saluran pencernaan. Prognosis biasanya baik, hanya sekitar 1% yang meninggal. Resiko kematian pada anak yang mengalami syok dan kesadarannya menurun adalah sebesar 10%.Kematian bisa terjadi bahkan dalam waktu 1 minggu setelah keracunan, tetapi jika dalam waktu 48 jam gejala-gejalanya telah hilang, maka akan terjadi pemulihan sempurna.

KERACUNAN HIDROKARBONHidrokarbon adalah senyawa organik yang hanya terdiri dari hidrogen dan karbon. Hidrokarbon banyak ditemukan di dalam minyak bumi, gas alam dan batubara. Keracunan hidrokarbon biasanya terjadi karena anak menelan hasil penyulingan minyak bumi, seperti bensin, minayk tanah, pengencer cat dan hidrokarbon terhalogenasi (misalnya karbon tetraklorida yang banyak ditemukan di dalam larutan dan pencair dry-cleaning atau etilen diklorida).Kematian banyak terjadi pada remaja yang dengan sengaja menghirup atsiri. Sejumlah kecil bahan tersebut (terutama dalam bentuk cairan yang mudah mengalir) bisa masuk ke dalam paru-paru dan menyebabkan kerusakan pada paru-paru. Cairan yang lebih kental, yang digunakan pada semir furnitur, sangat berbahaya karena bisa menyebabkan iritasi dan pneumonia aspirasi yang berat.Gejalanya terutama menyerang paru-paru dan usus; pada kasus yang sangat berat juga menyerang otak. Pada awalnya anak mengalami batuk dan tersedak, kemudian pernafasan menjadi cepat. Kulitnya tampak kebiruan karena berkurangnya kadar oksigen dalam darah. Selanjutnya terjadi muntah dan batuk yang menetap disertai megap-megap.Pada anak yang lebih besar, sebelum terjadinya muntah, mereka mengeluh merasa terbakar/panas di lambung. Gejala neurologis meliputi mengantuk, koma dan kejang. Gejala yang lebih berat ditemukan pada anak yang telah menelan cairan yang lebih encer, minyak anjing laut mineral atau h idrokarbon halogenasi (misalnya karbon tetraklorida).Bisa terjadi kerusakan pada ginjal dan sumsum tulang. Pada kasus yang berat, terjadi pembesaran jantung, denyut jantung yang tidak teratur dan henti jantung. Peradangan paru-paru yang cukup berat biasanya menyebabkan kematian dalam waktu 24 jam. Pemulihan pneumonia berlangsung dalam waktu 1 minggu; tetapi jika penyebabnya adalah karena menelan minyal anjing laut mineral, masa pemulihan biasanya memerlukan waktu 5-6 minggu.Pada kasus yang berat, pneumonia dapat dilihat pada rontgen dada dalam waktu 2 jam setelah keracunan; pada 90% kasus, pneumonia bisa terlihat pada rontgen dada dalam waktu 6-8 jam. Jika dalam waktu 24 jam tidak tidak timbul gejala pneumonia, maka tidak akan terjadi pneumonia.Kerusakan atau infeksi ginjal bisa terlihat dari hasil penghitungan sel darah putih dan analisa air kemih. Untuk memperkuat diagnosis dan membantu menentukan rencana pengobatan, dilakukan pengukuran kadar oksigen dan karbondioksida dalam darah arteri.Jika anak berada dalam keadaan sadar, segera minum segelas susu untuk melarutkan bahan yang tertelan dan mengurangi peradangan lambung. Jika terdapat tanda-tanda pneumonia (misalnya pernafasan cepat, denyut jantung cepat atau batuk), anak harus dibawa ke rumah sakit. Jika terjadi pneumonia diberikan terapi oksigen, ventilator, cairan infus dan pengawasan ketat.

Tanda-Tanda KematianMerupakan tanda-tanda Perubahan pada tubuh setelah kematian. Perubahan pada tubuh mayat adalah dengan melihatTanda Kematian pada tubuh tersebut. Perubahan dapat terjadi dini pada saatmeninggalatau beberapa menit kemudian, misalnya:1)Kerjajantungdan peredaran darah terhenti,2)Pernapasanberhenti,3)Reflekscahayadankornea matahilang,4)Kulitpucat,5)Terjadi relaksasiotot.Tanda pasti kematianSetelah beberapa waktu timbul perubahan paska mati yang jelas, sehingga memungkinkandiagnosakematian menjadi lebih pasti.Tanda-tanda tersebut dikenal sebagaitanda pasti kematianberupa:1)Lebam mayat/ Livor Mortis(hipostatis/lividitas paska mati)2)Kaku mayat(rigor mortis)3)Penurunansuhutubuh4)Pembusukan5)Mummifikasi6)Adiposera4.Jenis-Jenis kematianTanatologiTanatologiberasal dari katathanatos(yang berhubungan dengan kematian) danlogos(ilmu).Tanatologi adalah ilmu yang mempelajari tentangkematiandan perubahan yang terjadi setelah kematian serta faktor yang mempengaruhi perubahan tersebut.Beberapa istilah tentang Jenis-jenis kematian (Dalam tanatologi dikenal beberapa istilah berikut): Mati somatis (MATI KLINIS) Mati suri Mati seluler (MOLEKULER) Mati serebral Mati otak (batang otak)A. Mati somatisTerjadi akibat terhentinya fungsi ketiga sistem penunjang kehidupan secara menetap (ireversibel)., yaitu1. susunan saraf pusat,2. sistem kardiovaskulerdan3. sistem pernapasan.4. Secaraklinistidak ditemukan refleks-refleks,5. EEGmendatar,6. naditidak teraba,7. denyutjantungtidak terdengar,8. tidak ada gerakan pernapasan dan9. suara pernapasan tidak terdengar padaauskultasi.B. Mati suriMati suri (near-death experience (NDE), suspend animation, apparent death) adalah terhentinya ketiga sistem penunjang kehidupan yang ditentukan oleh alat kedokteran sederhana.Dengan alat kedokteran yang canggih masih dapat dibuktikan bahwa ketiga sistem tersebut masih berfungsi.Mati suri sering ditemukan pada kasus keracunanobat tidur, tersengat aliranlistrikdantenggelam.C. Mati seluler (mati molekuler)Adalah kematian organ atau jaringan tubuh yangtimbul beberapa saat setelah kematian somatis.Daya tahan hidup masing-masingorganataujaringanberbeda-beda, sehingga terjadinya kematian seluler pada tiap organ atau jaringan tidak bersamaan.Pengertian ini penting dalamtransplantasi organ.Sebagai gambaran dapat dikemukakan bahwasusunan saraf pusatmengalami mati seluler dalam empat menit,ototmasih dapat dirangsang (listrik) sampai kira-kira dua jam paska mati dan mengalami mati seluler setelah empat jam,dilatasi pupilmasih terjadi pada pemberianadrenalin0,1 persen atau penyuntikansulfas atropin1 persen kedalamkamera okuli anterior, pemberianpilokarpin1 persen ataufisostigmin0,5 persen akan mengakibatkanmiosishingga 20 jam paska mati.Kulitmasih dapatberkeringatsampai lebih dari 8 jam paska mati dengan cara menyuntikkansubkutanpilokarpin2 persen atauasetil kolin20 persen,spermatozoamasih dapat bertahanhidupbeberapaharidalamepididimis,korneamasih dapat ditransplantasikandandarahmasih dapat dipakai untuktransfusisampai enam jam pasca-mati.D. Mati serebralAdalah kerusakankeduahemisferotakyangireversibel, kecualibatang otakdanserebelum, sedangkan kedua sistem lainnya yaitusistem pernapasandankardiovaskulermasih berfungsi dengan bantuan alat.E. Mati otak (batang otak)Adalah bila terjadi kerusakan seluruh isineuronalintrakranialyangireversibel, termasuk batangotakdanserebelum.Dengan diketahuinyamatiotak (mati batang otak), maka dapat dikatakan seseorang secara keseluruhan tidak dapat dinyatakanhiduplagi, sehingga alat bantu dapat dihentikan.5.Penyebab dan cara kematianCara kematian adalah macam kejadian yang bertanggung jawab terhadap kematianCara Kematian :1.Keamatian Wajar : karena penyakit2.Tidak wajar : pembunuhan, bunuh diri, kecelakaan, tenggelamPENYEBAB KematianPenyebab kematian dapat disebabkan oleh penyakit atau cedera/luka yang bertanggung jawab terhadap timbulnya kematianSebab kematian :1.Penyakit : gangguan SCV, SSP, respirasi, GIT, urogenital2. Traumaa.Mekanik :- tajam : iris, tusuk, bacok- tumpul : memar, lecet, robek, patah- senjata api (balistik)- bahan peledak/bomb.kimiawi : asam basa intoksikasi (keracunan)Untuk kasus kriminal maka cara penentuan sebab dan cara kematian ditentukan dengan Pemeriksaan OTOPSI sesuai denganOtopsiOtopsi(juga dikenalpemeriksaan kematianataunekropsi) adalah investigasi medis jenazah untuk memeriksasebab kematian. Kata otopsi berasal daribahasa Yunaniyang berarti lihat dengan mata sendiri. Nekropsi berasal daribahasa Yunaniyang berarti melihat mayat.Ada 2 jenis otopsi: Forensik: Ini dilakukan untuk tujuan medis legal dan yang banyak dilihat dalamtelevisiatauberita. Klinikal: Cara ini biasanya dilakukan dirumah sakituntuk menentukan penyebab kematian untuk tujuanrisetdan pelajaran.6.Perkiraan Waktu kematian korbanPerkiraan waktu kematian korban tergantung kepadaFaktor-faktor yang digunakan untuk menentukan saat terjadinya kematian, yaitu :1.Livor mortis(lebam jenazah)2.Rigor mortis(kaku jenazah)3.Body temperature(suhu badan)4.Degree of decomposition(derajat pembusukan)5.Stomach Content(isi lambung)6.Insect activity(aktivitas serangga)7.Scene markers(tanda-tanda yang ditemukan pada sekitar tempat kejadian)1. Livor mortis (lebam jenazah)Livor mortis atau lebam mayat terjadi akibatpengendapan eritrositsesudah kematian akibat berhentinya sirkulasi dan adanya gravitasi bumi . Eritrosit akan menempati bagian terbawah badan dan terjadi pada bagian yang bebas dari tekanan.Muncul pada menit ke-30 sampai dengan 2 jam. Intensitas lebam jenazah meningkat dan menetap 8-12 jam.Lebam jenazah normalberwarnamerah keunguan. Tetapi padakeracunan sianaida(CN) dan karbon monoksida (CO) akan berwarnamerah cerah (cherry red).2. Rigor mortis (kaku jenazah)Rigor mortis atau kaku jenazah terjadi akibat hilangnyaATP. ATP digunakan untuk memisahkan ikatan aktin dan myosin sehingga terjadi relaksasi otot. Namun karena pada saat kematian terjadi penurunan cadangan ATP maka ikatan antara aktin dan myosin akan menetap (menggumpal) dan terjadilah kekakuan jenazah. Rigor mortis akanmulai muncul 2 jam postmortem semakin bertambah hingga mencapai maksimal pada 12 jam postmortem. Kemudian setelah itu akan berangsur-angsur menghilang sesuai dengan kemunculannya.Pada 12 jam setelah kekakuan maksimal (24 jam postmortem) kaku jenazah sudah tidak ada lagi. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya kaku jenazah adalah suhu tubuh, volume otot dan suhu lingkungan. Makin tinggi suhu tubuh makin cepat terjadi kaku jenazah. Rigor mortis diperiksa dengan cara menggerakkan sendi fleksi dan antefleksi pada seluruh persendian tubuh.Hal-hal yang perlu dibedakan dengan rigor mortis atau kaku jenazah adalah:1.Cadaveric Spasmus, yaitu kekakuan otot yang terjadi pada saat kematian dan menetap sesudah kematian akibat hilangnya ATP lokal saat mati karena kelelahan atau emosi yang hebat sesaat sebelum mati.2.Heat stiffening, yaitu kekakuan otot akibat koagulasi protein karena panas sehingga serabut otot memendek dan terjadi flexi sendi. Misalnya pada mayat yang tersimpan dalam ruangan dengan pemanas ruangan dalam waktu yang lama.3.Cold stiffening, yaitu kekakuan tubuh akibat lingkungan yang dingin sehingga terjadi pembekuan cairan tubuh dan pemadatan jaringan lemak subkutan sampai otot.3. Body temperature(suhu badan)Pada saat sesudah mati, terjadi karena adanya proses pemindahan panas dari badan ke benda-benda di sekitar yang lebih dingin secara radiasi, konduksi, evaporasi dan konveksi. Penurunan suhu badan dipengaruhi oleh suhu lingkungan, konstitusi tubuh dan pakaian. Bila suhu lingkugan rendah, badannya kurus dan pakaiannya tipis maka suhu badan akan menurun lebih cepat. Lama kelamaan suhu tubuh akan sama dengan suhu lingkungan.Perkiraan saat kematian dapat dihitung dari pengukuran suhu jenazah perrektal (Rectal Temperature/RT). Saat kematian (dalam jam) dapat dihitung rumus PMI (Post Mortem Interval)berikut.Formula untuk suhu dalamoCelciusPMI = 37oC-RToC +3Formula untuk suhu dalamoFahrenheitPMI =98,6oF-RToF1,54.Degree of decomposition(derajat pembusukan)Pembusukan jenazah terjadi akibatproses degradasi jaringan karena autolisis dan kerja bakteri. Mulaimuncul 24 jam postmortem, berupa warna kehijauan dimulai dari daerah sekum menyebar ke seluruh dinding perut dan berbau busuk karena terbentuk gas seperti HCN, H2S dan lainlain. Gas yang terjadi menyebabkan pembengkakan. Akibat proses pembusukan rambut mudah dicabut, wajah membengkak, bola mata melotot, kelopak mata membengkak dan lidah terjulur. Pembusukan lebih mudah terjadi pada udara terbuka suhu lingkungan yang hangat/panas dan kelembaban tinggi. Bila penyebab kematiannya adalah penyakit infeksi maka pembusukan berlangsung lebih cepat.5.Stomach Content(isi lambung)Pengosongan lambung dapat dijadikan salah satu petunjuk mengenai saat kematian. Karenamakanan tertentu akan membutuhkan waktu spesifik untuk dicerna dan dikosongkan dari lambung. Misalnya sandwich akan dicerna dalam waktu 1 jam sedangkan makan besar membtuhkan waktu 3 sampai 5 jam untuk dicerna.6.Insect activity(aktivitas serangga)Aktivitas serangga juga dapat digunakan untuk memperkirakan saat kematian yaitu dengan menentukan umur serangga yang biasa ditemukan pada jenazah. Necrophagus species akan memakan jaringan tubuh jenazah. Sedangkan predator dan parasit akan memakan serangga Necrophagus. Omnivorus species akan memakan keduanya baik jaringan tubuh maupun serangga. Telur lalat biasanya akan mulai ditemukan pada jenazah sesudah 1-2 hari postmortem. Larva ditemukan pada 6-10 hari postmortem. Sedangkan larva dewasa yang akan berubah menjadi pupa ditemukan pada 12-18 hari.7.Scene markers(tanda-tanda yang ditemukan pada sekitar tempat kejadian)Proses-Proses Spesifik Lainnya pada Jenazah Karena Kondisi KhususMummifikasiMummifikasi terjadi pada suhu panas dan kering sehingga tubuh akan terdehidrasi dengan cepat. Mummifikasiterjadi pada 12-14 minggu. Jaringan akan berubah menjadi keras, kering, warna coklat gelap, berkeriput dan tidak membusuk.AdipocereAdipocereadalah proses terbentuknya bahan yang berwarna keputihan, lunak dan berminyak yang terjadi di dalam jaringan lunak tubuh postmortem. Lemak akan terhidrolisis menjadi asam lemak bebas karena kerja lipase endogen dan enzim bakteri.Faktor yang mempermudah terbentuknya adipocere adalah kelembaban dan suhu panas. Pembentukan adipoceremembutuhkan waktu beberapa minggu sampai beberap bulan. Adipocere relatif resisten terhadap pembusukan.8.Pemeriksaan korban kriminalitasUntuk kasus kriminal maka cara penentuan sebab dan cara kematian ditentukan denganPemeriksaan AUTOPSI .Pemeriksaan korban kriminalitas dilakukan sesuai tahapan identifikasi forensik pada korban umumnya. Setelah diduga indikasi sebab dan cara kematiannya, maka dilakukan dengan tahapan pemeriksaan uji Laboratorium Forensik dengan pengambilan Sampel sesuai yang dibutuhkan baik saat di TKP maupun saat AUTOPSI.Dengan kemajuan Sain di bidang ilmu kedokteran, maka pemeriksaan Sidik jari (fingerprint) dan DNA merupakan alat yang bisa menjadi alat pembuktian yang sangat valid dan dapat mengungkapan kasus sulit dan sudah lama belum dapat diungkapkan.9.Pengambilan SampelPengambilan Sample untuk pemeriksaan laboratorium forensik ditujukan untuk mengetahui PENYEBAB DAN CARA KEMATIANNYA baik untuk kasus kematian wajar atau kematian tdk wajar termasuk kriminalitas.Dari hasil pemeriksaan dan tahapan identifikasi forensik, maka dilakukan pengambilan sample untuk memperkuat dugaan penyebab dan cara kematian serta mekanisme kematian terhadap korban.Hampir semua kasus kematian tidak wajar dilakukan pemeriksaan laboratorium forensik sesuai aturan dan permohonan penyidik.Adapaun Kasus2 Kriminalitas yang sering dilakukan pengambilan sample untuk pemeriksaan laboratorium forensik nya meliputi :1.Kasus KeracunanSample: darah,jaringan,organ2.Kasus perkosaanSample :Cairan Semen.,Lendir vagina3.Kasus KECELAKAAN LALU LINTAS karena pengaruh Alkohol atau NARKOBASample: Darah,Urin4.Kasus TenggelamSample: organ Paru-Paru atau organ lain5.Kasus PembunuhanSample : hampir semua,termasuk bila akan dilakukan pemeriksaan DNA untuk kasus kriminalitas yg sulit dibuktikan.6.Dan lain sebagainya.

PENGAMBILAN SAMPEL DILAKUKAN DI TKP dan ATAU SAAT AUTOPSI untuk diperiksa lebih lanjut di laboratorium Forensik.JENIS SAMPEL :a.SIDIK JARIb.CAIRAN TUBUHARAH, AIR LIUR, CAIRAN LAMBUNG,VAGINA,SPERMA,DLLc.JARINGAN TUBUH :kuku,rambut, dsbd.Sample bagian ORGAN TUBUH : JANTUNG,OTAK,GINJAL,LIVER, PARU-PARUDari sample darah bisa dilakukan pemeriksaan DNA,Pemeriksaan Darah dan Gol darah.Bahan sample darah juga diperiksakan di laboratorium forensik untuk mengetahui penyebab dan jenis racun dalam kasus keracunan, juga dapat mengetahui penyebab kecelakaan lalu lintas karena pengaruh alkohol dan Obat NARKOBA Lainnya.Bahan/sample DNA diambil dari hampir seluruh tubuh terutama sample diatas.Contoh PEMERIKSAAN LABORATORIUM FORENSIK:1. Pemeriksaan Kasus Keracunan COSample: daraha. Uji Alkali Dilusi/Resistensi AlkaliTujuan: mengetahui kadar CO dalam darah secara semikuantitatif.Cara pemeriksaan:o Ambil 2 tabung reaksi.o Masukkan 1-2 tetes darah korban ke dalam tabung pertama dan 1-2 tetes darah normal ke dalam tabung kedua (sebagai kontrol negatif).o Tambahkan 10 ml air ke dalam masing-masing tabung hingga warna merah dapat diamati dengan jelas. Darah pada tabung yang mengandung CO akan tampak merah jernih sedang darah kontrol berwarna merah keruh.o Tambahkan 5 tetes larutan NaOH 10-20% pada masing-masing tabung kemudian dikocok.Hasil.Darah kontrol akan segera berubah warnanya menjadi merah hijau kecoklatan karena terbentuk hematin alkali. Sedangkan darah yang mengandung COHb tidak berubah segera (tergantung konsentrasi COHb) karena lebih resisten terhadap alkali. COHb dengan kadar saturasi 20% akan memberi warna merah muda selama beberapa detik kemudian menjadi coklat kehijauan setelah 1 menit. Sebagai kontrol jangan digunakan darah fetus karena darah fetus juga bersifat resisten terhadap alkali.b. Uji FormalinTujuan: mengetahui kadar COHb secara semikuantitatifCara pemeriksaan:Ambil beberapa tetes darah yang akan diperiksa, masukkan dalam tabung reaksi tambatikan beberapa tetes larutan formalin 40% sama banyaknyaHasil. Bila darah mengandung COHb 25% saturasi maka akan terbentuk koagulat berwarna merah yang mengendap pada dasar tabung reaksi. Semakin tinggi kadar COHb, semakin merah warna koagulatnya. Sedangkan pada darah normal akan terbentuk koagulat yang berwarna coklat.2.Pemeriksaan Cairan Mani (Semen)Sample: CAIRAN MANI (Semen) dan Lendir VaginaPemeriksaan cairan mani dapat digunakan untuk membuktikan:1. Adanya persetubuhan melalui penentuan adanya cairan mani dalam labia minor atau vagina yang diambil dari forniks posterior.2. Adanya ejakulasi pada persetubuhan atau perbuatan cabul melalui penentuan adanya cairan mani pada pakaian, seprai, kertas tissue, dsb.Pemeriksaan yang dilakukan adalah sebagai berikut:1. Penentuan spermatozoa (mikroskopis)1. a.Tanpa pewarnaan untuk melihat motilitas spematozoa yang paling bermakna untuk memperkirakan saat terjadinya persetubuhan.Cara pemeriksaan:o Letakkan satu tetes lendir vagina pada kaca obyeko Lihat dengan pembesaran 500 kali dengan kondensor diturunkano Perhatikan pergerakan spermatozoaUmumnya disepakati dalam 2-3 jam setelah persetubuhan masih dapat ditemukan spermatozoa yang bergerak dalam vagina. Haid akan memperpanjang waktu ini menjadi 3-4 jam. Berdasarkan beberapa penelitian, dapat disimpulkan bahwa spermatozoa masih dapat ditemukan 3 hari, kadang-kadang sampai 6 hari pascapersetubuhan. Pada orang mati, spermatozoa masih dapat ditemukan hingga 2 minggu pasca persetubuhan, bahkan mungkin lebih lama lagi.Bila spermatozoa tidak ditemukan, belum tentu dalam vagina tidak ada ejakulat karena kemungkinan azoosperma atau pascavasektomi. Bila hal ini terjadi, maka perlu dilakukan penentuan cairan mani dalam cairan vagina.1. b.Dengan pewarnaanCara pemeriksaan:o Buat sediaan apuso Fiksasi dengan melewatkan gelas sediaan apus tersebut pada nyala apio Pulas dengan HE, biru metilen, atau hijau malakit.Cara pewarnaan yang mudah dan baik untuk kepentingan forensik adalah pulasan dengan hijau malakit dengan prosedur sebagian berikut:o Warnai dengan larutan hijau malakit 1% selama 10 15 menito Cuci dengan air mengaliro Lakukan pulas ulang dengan larutan Eosin Yellowish 1% selama 1 menito Cuci lagi dengan airKeuntungan dengan pulasan ini adalah inti sel epitel dan leukosit tidak terdiferensiasi, sel epitel berwarna merah muda merata dan leukosit tidak terwamai. Kepala spermatozoa tampak merah dan lehernya merah muda, ekornya berwarna hijau.2. Penentuan cairan mani (kimiawi)a. Reaksi fosfatase asam merupakan tes penyaring adanya cairan mani sehingga harus selalu dilakukan pada setiap sampel yang diduga cairan mani sebelum dilakukan pemeriksaan lain.Dasar reaksi. Adanya enzim fosfatase asam dalam kadar tinggi yang dihasilkan oleh kelenjar prostat.Prinsip. Enzim fosfatase asam menghidrolisis natrium alfa naftil fosfat. Alfa naftil yang telah dibebaskan akan bereaksi dengan brentamin menghasilkan zat warna azo yang berwarma biru ungu.Reagen:Larutan A:o BrentaminFast Blue B1 g ( 1 )o Natrium asetat trihidrat 20 g (2)o Asam asetat glasial 10 ml (3)o Akuades 100 ml (4)(2) dan (3) dilarutkan dalam (4) untuk menghasilkan larutan penyangga dengan pH 5, kemudian (1) dilarutkan dalam larutan penyangga tersebutLarutan B:Natrium alfa naftil fosfat 800 mg + Akuades 10 ml89 ml Larutan A ditambah 1 ml larutan B, lalu disaring cepat ke dalam botol yang berwarna gelap. Jika disimpan di lemari es, reagen ini dapat bertahan bermingguminggu dan adanya endapan tidak akan mengganggu reaksi.Cara pemeriksaan:o Bahan yang dicurigai ditempelkan pada kertas saring yang terlebih dahulu dibasahi dengan akuades selama beberapa menito Kertas saring diangkat dan disemprot/diteteskan dengan reageno Tentukan waktu reaksi dari saat penyemprotan sampai timbul warna unguTes ini tidak spesifik, hasil positif semu dapat terjadi pada feses, air teh,kontrasepsi, sari buah, dan tumbuh-tumbuhan.Hasil:o Bercak yang tidak mengandung enzim fosfatase memberikan warna serentak dengan intensitas tetap, sedangkan bercak yang mengandung enzim tersebut memberikan intensitas warna secara berangsur-angsuro Waktu reaksi 30 detik merupakan indikasi kuat adanya cairan mani. Bila 30-65 detik, masih perlu dikuatkan dengan pemeriksaan elektroforesis. Waktu reaksi > 65 detik belum dapat menyatakan sepenuhnya tidak terdapat cairan mani karena pernah ditemukan waktu reaksi > 65 detik tetapi spermatozoa positif.o Enzim fosfatase asam yang terdapat di dalam vagina memberikan waktu reaksi rata-rata 90-100 detik.o Kehamilan, adanya bakteri-bakteri dan jamur, dapat mempercepat waktu reaksi.b. Reaksi Florence dilakukan dan memberi manfaat bila terdapat azoospermia atau cara lain untuk menentukan semen tidak dapat dilakukanDasar. Menentukan adanya kolin.Reagen (larutan lugol) yang dapat dibuat dari:o Kalium yodida 1,5 go Yodium 2,5 go Akuades 30 mlCara pemeriksaan:o Bercak diekstraksi dengan sedikit akuadeso Ekstrak diletakkan pada kaca obyek, biarkan mengeringo Tutup dengan kaca penutupo Reagen dialirkan dengan pipet di bawah kaca penutupHasil. Bila terdapat mani, tampak kristal kolin periodida coklat berbentukjarum dengan ujung sering terbelah.Tes ini tidak khas untuk cairan mani karena ekstrak jaringan berbagai organ, putih telur, dan ekstrak serangga akan memberikan kristal serupa. Sekret vagina kadang-kadang memberikan hasil positif. Sebaliknya, bila cairan mani belum cukup berdegradasi, maka hasilnya mungkin negatif.c. Reaksi BerberioDasar reaksi. Menentukan adanya spermin dalam semen.Reagen. Larutan asam pikrat jenuh.Cara pemeriksaan. Sama seperti pada reaksi Florence.Hasil positif. Adanya kristal spermin pikrat kekuningan berbentuk jarum dengan ujung tumpul. Kadang-kadang terdapat garisrefraksiyang tertetak longitudinal.Kristal mungkin pula berbentuk ovoid.Reaksi tersebut mempunyai arti bila mikroskopik tidak ditentukan spermatozoa.3. Penentuan golongan darah ABO pada cairan maniPenentuan golongan darah ABO pada semen golongan sekretor dilakukan dengan cara absorpsi inhibisi. Hanya golongan sekretor saja yang dapat ditentukan golongan darah dalam semen.Pada individu yang termasuk golongan sekretor (85% dari populasi), substansi golongan darah dapat dideteksi dalam cairan tubuhnya seperti air liur, sekret vagina, cairan mani, dan lain-lain. Substansi golongan darah dalam cairan mani jauh lebih banyak dari pada air liur (2-100 kali).Adanya substansi asing menunjukkan di dalam vagina wanita tersebut terdapat cairan mani.4. Pemeriksaan bercak mani pada pakaiana. Secara visualBercak mani berbatas tegas dan warnanya lebih gelap daripada sekitarnya. Bercak yang sudah agak tua berwarna kekuningan. Pada bahan sutera/nilon, batas sering tidak jelas, tetapi selalu lebih gelap daripada sekitarnya.Pada tekstil yang tidak menyerap, bercak segar menunjukkan permukaan mengkilat dan translusen kemudian mengering. Dalam waktu kira-kira 1 bulan akan berwarna kuning sampai coklat.Pada tekstil yang menyerap, bercak segar tidak berwarna atau bertepi kelabu yang berangsur menguning sampai coklat dalam waktu 1 bulan.Di bawah sinar ultraviolet, bercak semen menunjukan fluoresensi putih. Bercak pada sutera buatan atau nilon mungkin tidak berfluoresensi. Fluoresensi terlihat jelas pada bercak mani pada bahan yang terbuat dari serabut katun. Bahan makanan, urin, sekret vagina, dan serbuk deterjen yang tersisa pada pakaian sering berfluorensensi juga.b.Secara taktil (perabaan)Bercak mani teraba kaku seperti kanji. Pada tekstil yang tidak menyerap, bila tidak teraba kaku, masih dapat dikenali dari permukaan bercak yang teraba kasar.c.Skrining awal (dengan Reagen fosfatase asam)Cara pemeriksaan:o Sehelai kertas saring yang telah dibasahi akuades ditempelkan pada bercak yang dicurigai selama 5-10 menito Keringkan lalu semprot/teteskan dengan reageno Bila terlihat bercak ungu, kertas saring diletakkan kembali pada pakaian sesuai dengan letaknya semula untuk mengetahui letak bercak pada kaind.Uji pewarnaan BaecchiReagen:o Asam fukhsin 1% 1 mlo Biru Metilen 1% 1 mlo Asam klorida 1% 40 mlCara pemeriksaan:o Gunting bercak yang dicurigai sebesar 5 mm x 5 mm pada bagian pusat bercako Pulas dengan reagen Baecchi selama 2-5 menito Cuci dalam HCl 1%o Lakukan dehidrasi berturut-turut dalam alkohol 70%, 80%, dan 95-100% (absolut)o Jernihkan dalam xylol (2x)o Keringkan di antara kertas saringo Ambil 1-2 helai benang dengan jarumo Letakkan pada gelas obyek dan uraikan sampai serabut-serabut saling terpisaho Tutup dengan kaca penutup dan balsem Kanadao Periksa dengan mikroskop pembesaran 400x.Hasil. Serabut pakaian tidak berwarna, spermatozoa dengan kepala berwarna merah dan ekor berwarna merah muda terlihat banyak menempel pada serabut benang.

Pengertian racunMenurut Taylor, racun adalah suatu zat yang dalam jumlah relatif kecil (bukan minimal), yang jika masuk atau mengenai tubuh seseorang akan menyebabkan timbulnya reaksi kimiawi (efek kimia) yang besar yang dapat menyebabkan sakit, bahkan kematian.Menurut Gradwohl racun adalah substansi yang tanpa kekuatan mekanis, yang bila mengenai tubuh seorang (atau masuk), akan menyebabkan gangguan fungsi tubuh, kerugian, bahkan kematian.Sehingga jika dua definisi di atas digabungkan, racun adalah substansi kimia, yang dalam jumlah relatif kecil, tetapi dengan dosis toksis, bila masuk atau mengenai tubuh, tanpa kekuatan mekanis, tetapi hanya dengan kekuatan daya kimianya, akan menimbulkan efek yang besar, yang dapat menyebabkan sakit, bahkan kematian.Jalan masukRacun dapat masuk ke dalam tubuh seseorang melalui beberapa cara:Melalui mulut (peroral / ingesti).Melalui saluran pernafasan (inhalasi)Melalui suntikan (parenteral, injeksi)Melalui kulit yang sehat / intak atau kulit yang sakit.Melalui dubur atau vagina (perektal atau pervaginal) (Idris, 1985)Klasifikasi racunRacun dapat digolongkan sebagai berikut:I. PestisidaA. InsektisidaOrganoklorinDerivat Chlorinethane: DDTDerivat Cyclodiene: Thiodane, Endrim, Dieldrine, Chlordan, Aldrin, Heptachlor, toxapene.Derivat Hexachlorcyclohexan: Lindan, myrex.Organofosfat: DFP, TEPP, Parathion, Diazinon, Fenthoin, Malathion.Carbamat: Carbaryl, Aldicarb, Propaxur, Mobam.B. HerbisidaChloropheoxyIkatan DinitrophenalIkatan Karbonat: Prepham, BarbaveIkatan UreaIkatan Triasine: AtrazineAmide: PropanilBipyridyeC. FungisidaCaplanFelpetPentachlorphenalHexachlorphenalD. RodentisidaWarfarinRed SquillNorbomideSodium Fluoroacetate dan FluoroacetamideAepha Naphthyl ThioureaStrychninePyriminilAnorganik:-Zinc Phosfat-Thallium Sulfat-Phosfor-Barium Carbamat-Al. Phosfat-Arsen TrioxydeII. Bahan IndustriIII. Bahan untuk rumah tanggaIV. Bahan obat-obatanV. Racun (tanaman dan hewan)Berdasarkan sumber dan tempat dimana racun-racun tersebut mudah didapat, maka racun dapat dibagi menjadilimagolongan, yaitu:Racun-racun yang banyak terdapat dalam rumah tangga.Misalnya: desinfektan, deterjen, insektisida, dan sebagainya.Racun-racun yang banyak digunakan dalam lapangan pertanian, perkebunan.Misalnya: pestisida, herbisida.Racun-racun yang banyak dipakai dalam dunia kedokteran / pengobatan.Misalnya: sedatif hipnotis, analgetika, obat penenang, anti depresan, dsb.Racun-racun yang banyak dipakai dalam industri / laboratorium.Misalnya: asam dan basa kuat, logam berat, dsb.Racun-racun yang terdapat di alam bebas.Misalnya: opium ganja, racun singkong, racun jamur serta binatang.Mekanisme kerja racunRacun yang bekerja secara setempat (lokal)Misalnya:-Racun bersifat korosif: lisol, asam dan basa kuat.-Racun bersifat iritan: arsen, HgCl2.-Racun bersifat anastetik: kokain, asam karbol.Racun-racun yang bekerja secara setempat ini, biasanya akan menimbulkan sensasi nyeri yang hebat, disertai dengan peradangan, bahkan kematian yang dapat disebabkan oleh syok akibat nyerinya tersebut atau karena peradangan sebagai kelanjutan dari perforasi yang terjadi pada saluran pencernaan.Racun yang bekerja secara umum (sistemik)Walaupun kerjanya secara sistemik, racun-racun dalam golongan ini biasanya memiliki akibat / afinitas pada salah satu sistem atau organ tubuh yang lebih besar bila dibandingkan dengan sistem atau organ tubuh lainnya.Misalnya:-Narkotik, barbiturate, dan alkohol terutama berpengaruh pada susunan syaraf pusat.-Digitalis, asam oksalat terutama berpengaruh terhadap jantung.-Strychine terutama berpengaruh terhadap sumsum tulang belakang.-CO, dan HCN terutama berpengaruh terhadap darah dan enzim pernafasan.-Cantharides dan HgCl2terutama berpengaruh terhadap ginjal.-Insektisida golongan hidrokarbon yang di-chlor-kan dan phosphorus terutama berpengaruh terhadap hati.Racun yang bekerja secara setempat dan secara umumMisalnya:-Asam oksalat-Asam karbol