27
Penerapan Metode Pembelajaran Eksplorasi Melalui Kegiatan Berkebun Dalam Rangka Mengembangkan Daya Kreativitas Anak Usia Dini Oleh: Rizka Susilo Widiastuti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Supriadi (dalam Yeni dan Euis , 2010) mengutarakan bahwa kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada. Lebih lanjut James J. Gallagher ( dalam Yeni dan Euis, 2010) mengatakan bahwa kreativitas merupakan suatu proses mental yang dilakukan oleh individu berupa gagasan ataupun produk baru, atau mengkombinasikan antara keduanya yang pada akhirnya akan melekat pada dirinya. Menurut Yeni dan Euis (2010:56), salah satu upaya yang dapat kita lakukan untuk menstimulasi kreativitas anak usia dini adalah dengan memperkenalkan dan mengakrabkan mereka pada alam sekitarnya. Hal ini disebabkan karena melalui alam seorang anak dapat mengenal banyak hal yang beragam, unik, dan spesifik. Melalui alam seorang anak dapat diperkenalkam dengan pola kreatif, yang akan melatih dan membiasakan mereka menjadi manusia kreatif. Selain itu, pengekraban terhadap alam pun dapat

kegiatan berkebun

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: kegiatan berkebun

Penerapan Metode Pembelajaran Eksplorasi Melalui Kegiatan Berkebun Dalam Rangka Mengembangkan Daya Kreativitas Anak Usia Dini

Oleh:

Rizka Susilo Widiastuti

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Supriadi (dalam Yeni dan Euis , 2010) mengutarakan bahwa kreativitas adalah

kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya

nyata yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada. Lebih lanjut James J. Gallagher ( dalam

Yeni dan Euis, 2010) mengatakan bahwa kreativitas merupakan suatu proses mental yang

dilakukan oleh individu berupa gagasan ataupun produk baru, atau mengkombinasikan antara

keduanya yang pada akhirnya akan melekat pada dirinya. Menurut Yeni dan Euis (2010:56),

salah satu upaya yang dapat kita lakukan untuk menstimulasi kreativitas anak usia dini adalah

dengan memperkenalkan dan mengakrabkan mereka pada alam sekitarnya. Hal ini disebabkan

karena melalui alam seorang anak dapat mengenal banyak hal yang beragam, unik, dan spesifik.

Melalui alam seorang anak dapat diperkenalkam dengan pola kreatif, yang akan melatih dan

membiasakan mereka menjadi manusia kreatif. Selain itu, pengekraban terhadap alam pun dapat

menumbuhkan kekaguman terhadap Tuhan dan rasa cinta terhadap lingkungan. Salah satu cara

memperkenalkan dan mengakrabkan mereka pada alam sekitar adalah dengan kegiatan

berkebun.

Namun pada, kenyataannya, kegiatan berkebun jarang ditanggapi positif oleh pendidik

dan orang tua, dengan berbagai alas an. Contohnya, takut anak menjadi kotor. Tanah dan lumpur

sering dipermasalahkan karena jorok. Padahal, tanah dan sejenisnya adalah bagian yang perlu

diperkenalkan pada anak (Maimunah Hasan,2009:281). Dampaknya, stimulasi agar anak

menjadi kreatif dan pengalaman yang seharusnya diperoleh anak menjadi kurang. Karena,

menurut Yeni dan Euis (2010:55), ide kreatif sering kali muncul dari eksplorasi atau

Page 2: kegiatan berkebun

penjelajahan individu terhadap sesuatu. Dengan kata lain, orang tua yang takut anaknya menjadi

kotor otomatis akan membatasi kreativitas anak dalam bereksplorasi secara bebas.

Menurut Yeni dan Euis (2010:57)), mengenal dan bersahabat dengan alam akan membuat

anak menjadi pribadi yang kreatif, agamis, serta penuh kasih. Tinggal bagaimana para pendidik

mengarahkan dan memberi makna pada alam yang ada di sekitar anak. Dengan memasukkan

kegiatan ini dalam pembelajaran di sekolah, diharapkan muncul kesadaran pada diri anak bahwa

belajar tidak hanya terjadi di kelas namun seluruh dunia dan keidupan merupakan media baginya

untuk belajar.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah metode eksplorasi melalui kegiatan berkebun dapat mengembangkan kreativitas

anak?

2. Bagaimanakah cara mengajarkan atau mengenalkan metode pembelajaran eksplorasi

melalaui kegiatan berkebun?

1.3 Tujuan

1. Memaparkan perkembangan kreativitas anak melalui kegiatan eksplorasi.

2. Menjelaskan cara mengajarkan atau mengenalkan metode pembelajaran eksplorasi

melalui kegiatan berkebun

Page 3: kegiatan berkebun

BAB II

KAJIAN TEORITIS

A. Strategi Metode Eksplorasi

Menurut Yeni dn Euis (2010), eksplorasi merupakan jenis kegiatan permainan

yang dilakukan dengan cara menjelajahi atau mengunjungi suatu tempat untuk

mempelajari hal tertentu sambil mencari kesenangan atau sebagai hiburan dan permainan.

Eksplorasi dapat memberikan kesempatan bagi anak untuk melihat, memahami,

merasakan, dan pada akhirnya membuat sesuatu yang menarik perhatian mereka.

Kegiatan seperti ini dilakukan dengan cara mengamati dunia sekitar sesuai dengan

kenyataan yang ada secara langsung. Pengamatan tersebut bisa berupa lingkungan, di

antaranya hutan, bukit, pasir, laut, kolam, dan lingkungan alam lainnya.

Menurut KBBI (dalam Yeni dan Euis,2010) kegiatan eksplorasi adalah

penjelajahan lapangan dengan tujuan memperoleh pengetahuan lebih banyak, terutama

sumber alam yang terdapat di tempat itu. Eksplorasi dapat pula dikatakan sebagai

kegiatan untuk memperoleh pengalaman baru dan situasi yang baru.

Tujuan eksplorasi adalah belajar mengelaborasi dan menggunakan kemampuan

analisis sederhana dalam mengenal suatu objek. Anak dilatih untuk mengamati benda

dengan seksama, memperhatikan setiap bagiannya yang unik, serta mengenal cara kerja

objek tersebut (Yeni dan Euis,2010).

Kegiatan eksplorasi akan memberikan kesempatan pada anak, untuk memahami

dan memanfaatkan olah jelajahnya berupa:

1. Wawasan informasi yang lebih luas dan nyata.

Page 4: kegiatan berkebun

2. Menumbuhkan rasa keingintahuan anak tentang sesuatu telah ataupun baru

diketahuinya.

3. Memperjelas konsep dan keterampilan yang telah dimilikinya.

4. Memperoleh pemahaman penuh tentang kehidupan manusia dengan berbagai

situasi dan kondisi yang ada.

5. Memperoleh pengetahuan tentang bagaimana memahami lingkungan yang ada di

ekitar serta bagaimana memanfaatkannya.

B. Langkah-langkah metode eksplorasi

Menurut Maimunah Hasan (2009), alam merupakan sarana bermain anak yang

mampu meningkatkan daya eksplorasi anak. Salah satu kegiatan yang mampu

mengembangkan daya eksplorasi anak adalah berkebun.

1. Tujuan kegiatan berkebun:

a. Meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan kritis, mengembangkan

kemampuan pengamatan, ketelitian, belajar mandiri, dan rasa ingin tahu anak.

b. Memupuk kesadaran untuk menanamkan sendiri tanaman-tanaman dan

melihat pertumbuhannya.

2. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam kegiatan berkebun:

a. Menentukan media

Hal yang perlu dipersiapkan sebelum memulai aktivitas berkebun bersama

anak adalah menentukan media, apakah akan menggunakan pot atau langsung

ditanam di pekarangan. Ajaklah anak untuk terlibat dalam menentukan media

yang akan dipakai, misalnya, membuat pot dari limbah botol minuman yang

terbuat dari plastik atau pot yang dijual di toko alat-alat berkebun.

b. Menyiapkan pupuk

Cara murah dan mudah untuk membantu menyuburkan tenaman adalah

dengan pupuk. Pupuk ini dibeli atau dibuat sendiri. Jika ingin membuat

sendiri, caranya adalah dengan mengumpulkan sampah rumah tangga, seperti

Page 5: kegiatan berkebun

kulit pisang, pangkal sayuran yang tidak terpakai, atau buah-buahan yang

terlanjur rusak karena busuk.

c. Menyiapkan bibit

Pilihlah tanaman yang cepat berbuah atau berbunga agar anak bias cepat

melihat hasilnya. Misalnya, tomat, kacang-kacangan,aneka jenis selada, lili,

dan lain-lain.

d. Menyediakan alat-alat berkebun

Bila memungkinkan, pada setiap jenis alat berkebun telah tersedia dalam

jumlah ganda (untuk guru berukuran normal dan untuk anak yang berukuran

mini), agar ketika guru mengajarkan anak untuk mengolah tanah, mereka juga

siap dengan alat yang sama. Awasilah anak ketika menggunakan alat-alat

berkebun. Usahakan untuk tidak menggunakan alat yang tajam dan mintalah

anak untuk mengembalikan alat setelah selesai dipakai.

e. Pemeliharaan

Mintalah anak untuk bertanggung jawab memelihara tanamannya dengan cara

dijadwalkan untuk menyiramnya.

f. Memetik hasil tanaman

Ajaklah anak memetik dan menikmati hasil tanamannya. Anak juga akan

merasa bangga dan senang karena telah menghasilkan sesuatu yang

bermanfaat serta dapat mengamati pertumbuhan tanaman yang mereka rawat.

C. Pembelajaran Kreativitas Anak

Yeni dan Euis (2010) menjelaskan bahwa, pada masa anak usia dini, individu

memiliki peluang yang sangat besar untuk mengembangkan potensi kreatif. Jika kita

amati dunia anak, mereka adalah profil manusia merdeka yang tidak punya beban untuk

sekedar mengambil keputusan terhadap suatu persoalan yang menghadang. Anak-anak

dan dunia bermain memang merupakan dua hal yang takdapat dipisahkan satu sama lain.

Banyak hal yang dapat difasilitas oleh kegiatan bermain ini, salah satunya adalah

Page 6: kegiatan berkebun

kreativitas. Anak memiliki potensi besar untuk menjadi jembatan terpeliharanya

kreativitas dalam diri manusia selanjutnya.

Menurut Garis-Garis Besar Program Kegiatan Belajar Taman Kanak-kanak 1994

(dalam Yeni dan Euis, 2010) disebutkan bahwa pengembangan daya cipta adalah

kegiatan yang bertujuan untuk membuat anak kreatif, yaitu lancar, fleksibel, dan orisinal,

dalam bertutur kata, berpikir, serta berolah tangan dan berolah tubuh sebagai latihan

motorik halus dan motorik kasar. Oleh karena itu, daya cipta harus ada dalam

pengembangan bahasa, daya pikir, keterampilan, dan jasmani.

Berkenaan dengan pengembangan kreativitas di sekolah, kurikulum berbasis

kompetensi (dalam Yeni dan Euis, 2010) menegaskan bahwa siswa memiliki potensi

untuk berbeda. Perbedaan siswa terlihat dalam pola pikir, daya imajinasi, fantasi

(pengandaian) dan hasil karyanya. Akibatnya, kegiatan belajar mengajar perlu dipilih dan

diancang agar memberikan kesempatan dan kebebasan berkreasi secara

berkesinambungan untuk mengembangkan dan mengoptimalisasikan kreativitas anak.

D. Metode Pembelajaran Eksplorasi Untuk Pengembangan Kreativitas Anak

Menurut Yeni dan Euis (2010:56), salah satu upaya yang dapat kita lakukan

untuk menstimulasi kreativitas anak usia dini adalah dengan memperkenalkan dan

mengakrabkan mereka pada alam sekitarnya. Kegiatan yang dapat dikembangkan

berkenaan dengan pengembangan kreativitas anak melalui eksplorasi ini dapat dilakukan

dengan memanfaatkan lingkungan sekitar tempat tinggal anak, atau juga kegiatan-

kegiatan yang memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai medianya. Misalnya, belajar

pada alam sekitar (BALS), Mediated Learning Experience,dan Outbound Training.

Rachmawati (dalam Yeni dan Euis, 2010) menjelaskan dengan Belajar pada

alam sekitar (BALS), anak dapat mengenal berbagai makhluk, warna, bentuk, bau,

bunyi, rasa, dan ukuran melalui alam. Anak juga akan meniru dan membuat duplikasi

alam sesuai imajinai dan kemampuannya. Sebagai contoh desain pesawat helicopter

diilhami oleh keberadaan seekor capung, seekor burung mengilhami Wrigh bersaudara

untuk membuat pesawat terbang, dan banyak lagi hal lainnya.

Page 7: kegiatan berkebun

Yeni dan Euis (2010:57) menjelaskan, mediated learning experience adalah

proses pembelajaran yang memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai media

pembelajaran. Guru dapat mengamati dan memilih benda apa saja yang ada di sekita

anak, untuk selanjutnya benda tersebut dieksplorasi secara mendalam sehingga

didapatkan pengetehuan baru, pengalaman dan pembiasaan belajar yang bermakna secara

mendiri, mudah, dan menarik..

Menurut Yeni dan Euis (2010:57) Outbound training merupakan metode yang

cukup efektif untuk melatih kepemimpinan, kepercayaan diri, kerja sama, kemandirian,

dan perkembangan lainnya pada anak. Dilihat dalam segi outbound training dapat

dilakukan dengan berbagai cara disamping permainan, dapat juga melalui petualangan

(adventure) dan kegiatan penuh tantangan seperti menyusuri sungai atau bukit.

E. Kerangka Problem Solving

Berdasarkan rumusan masalah sebagai berikut:

a) Apakah metode eksplorasi dapat mengembangkan kreativitas anak?

b) Bagaimanakah cara mengajarkan atau mengenalkan metode pembelajaran

eksplorasi melalaui kegiatan berkebun?

Yang bertujuan sebagai berikut:

a) mengetahui perkembangan kreativitas anak dengan metode eksplorasi melalui

kegiatan berkebun,

b) mengetahui cara mengajarkan atau mengenalkan metode pembelajaran eksplorasi

melalui kegiatan berkebun.

Maka diadakan metode pembelajaran eksplorasi melalui kegiatan berkebun

dalam pembelajaran anak di sekolah , sehingga hasil yang diharapkan:

a) Dengan pengekraban anak terhadap alam dapat menumbuhkan kekaguman

terhadap Tuhan dan rasa cinta terhadap lingkungan, mengenal banyak hal yang

beragam, unik, dan spesifik. Juga dapat diperkenalkam dengan pola kreatif, yang

akan melatih dan membiasakan mereka menjadi manusia kreatif.

Page 8: kegiatan berkebun

b) Pelaksanaan kegiatan ini dalam pembelajaran di sekolah, diharapkan muncul

kesadaran pada diri anak bahwa belajar tidak hanya terjadi di kelas namun

seluruh dunia dan keidupan merupakan media baginya untuk belajar.

BAB III

METODE PENELITIAN

1. Pemilihan Metode Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah sebagai berikut:

a) Apakah metode eksplorasi dapat mengembangkan kreativitas anak?

b) Bagaimanakah cara mengajarkan atau mengenalkan metode pembelajaran

eksplorasi melalaui kegiatan berkebun?

Adanya problem peserta didik yang hanya melakukan pembelajaran di

dalam kelas saja, sehingga anak kurang mendapatkan pengalaman bereksplorasi di

luar kelas dan daya kreativitas anak pun kurang terasah maka ditemukan solusi

dengan melaksanakan kegiatan berkebun dalam pembelajaran di sekolah.

Mengidentifikasi adanya problem pembelajaran tersebut maka diadakan PTK untuk

memperbaiki pembelajaran di TK.

2. Pelaksanaan PTK (Penelitian Tindakan Kelas)

Menurut D.Hopkins dalam Depdiknas (2003:2) penelitian tindakan kelas

(classroom action research) didefinisikan sebagai bentuk kajian yang bersifat

refleksif oleh pelaku tindakan, yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan

Page 9: kegiatan berkebun

rasional dari tindakan-tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam

pemahaman terhadap yang dilakukannya itu, serta memperbaiki kondisi dimana

praktek-praktek pembelajaran tersebut dilakukan. Sedangkan menurut Depdiknas

(2003:4), Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di

dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki

kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat.

Penelitian tindakan kelas bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran.

Perbaikan dilakukan secara bertahap dan terus-menerus, selama kegiatan penelitian

dikakukan. Oleh karena itu, dalam PTK dikenal adanya siklus pelaksanaan berupa

pola; perencanaan- pelaksanaan –observasi –refleksi –revisi (perencanaan ulang).

3. Subjek Penelitian

a. Tempat Penelitian

Tempat penelitian adalah tempat yang akan digunakan dalam

pelaksanaan penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini

bertempat di TK Kartika 22 Kostrad kecamatan Singosari Kota Malang.

b. Waktu Penelitian

Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian, yang akan

dilaksanakan pada awal bulan Juli semester ganjil tahun pelajaran 2010-2011.

c. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah sasaran yang akan diteliti. Subyek dalam

penelitian ini adalah murid kelompok B di TK Kartika 22 Singosari Malang.

Page 10: kegiatan berkebun

LAMPIRAN

SKH (Satuan Kegiatan Harian)

Tema/ Subtema:Tanaman/ Mengenal cara menanam tanaman (berkebun)

Kelompok :B

Semester :1

Indikator Kegiatan Pembelajaran Metode Alat /Sumber

Penilaian Perkembangan Anak

Alat Hasil

-Berdoa sebelum dan sesudah melaksanakan kegiatan(P1)

-Mentaati peraturan yang ada(P16)

-Menyanyikan lebih dr 20 lagu anak-anak.(S30)

- Menceritakan pengalaman/ kejadian secara sederhana dengan urut(B7)

-Senam fantasi bentuk meniru dengan lincah(M24)

-Berani bertanya secara sederhana (P24)

-Membuat berbagai bentuk

I. Kegiatan Awal (± 30 menit) -Berbaris, berdoa,salam

- Bernyanyi lagu Lihat kebunku

- Apersepsi- Tanya jawab tentang

tanaman yang ada di sekitar anak

-Menirukan gerakan tanaman yang terkena angin

II. Kegiatan Inti (± 60 menit)- Mengenalkan berbagai

tanaman yang akan ditanam dan benihnya

-Demonstrasi-Demonstrasi

-Tanya Jawab

-Demontrasi

-Demonstrasi dan tanya jawab

-Anak-Anak dan Guru

-Anak dan Guru

-Anak

-Anak dan Guru,benih tanaman.

-Alat-alat berkebun,dan

-Observasi-Observasi

-Tanya jawab

-Observasi

-Observasi dan Tanya jawab

Page 11: kegiatan berkebun

dengan menggunakan pladough/pasir(M2)

-Melakukan 3-5 perintah secara berurutan dengan benar(B4)

-Berlari sambil melompat dengan seimbang tanpa jatuh (M20)-Dapat mengerjakan tugas kelompok (P22)

-Memelihara lingkungan (P32)

-Membersihkan diri sendiri tanpa bantuan(P30)-Membersihkan peralatan makan setelah digunakan(P35)

-Menceritakan tentang apa

- Guru menyiapkan alat untuk berkebun dan benih yang akan ditanam kemudian dibagikan kepada anak

- Mengajak anak pergi ke halaman sekolah untuk kegiatan menanam benih mereka masing-masing

dalam media yang telah disiapkan.

-Setelah benih di tanam kemudian di siram dengan alat siram tanaman yang dibuat oleh guru (botol yang dilubangi tutupnya)

-Meminta anak untuk menaruh tanamannya masing-masing pada tempat yang sudah ditentukan guru

III. Istirahat (± 30 menit)- Toilet training- Berdoa sebelum dan sesudah

makan- Makan bersama

IV. Kegiatan Penutup (± 30 menit)-Bernyanyi lagu matahari

-Demonstrasi

-Demonstrasi dan pemberian tugas

-Demonstrasi dan pemberian tugas

-Pemberian tugas

-Demonstrasi-Demonstrasi

-Demonstrasi

media tanam

-Anak dan Guru

-Anak dan Guru

-Anak

-Anak-Anak dan Guru

-Anak dan Guru-Anak dan Guru

-Observasi

-Unjuk kerjadan observasi

-Unjuk kerja dan observasi

-Observasi

-Observasi-Observasi

-Observasi

Page 12: kegiatan berkebun

yang terjadi dalam proses pertumbuhan tanaman (B9)

- Diskusi tentang kegiatan eksplorasi dalam kegiatan berkebun hari ini dan esok

-Berdoa,salam- Pulang

-Tanya jawab

-Demonstrasi-Anak dan Guru

-Tanya jawab dan observasi-Observasi

Malang, 14 Desember 2010

Mengetahui Kepala TK, Guru Kelas

……………………… ………………………………

Page 13: kegiatan berkebun

Skenario Pembelajaran

a. Kompetensi dasar:

1. Anak mampu mengucapkan bacaan doa-doa, mengenal dan menyayangi ciptaan Tuhan

serta mengikuti aturan.

2. Anak mampu mendengarkan dan membedakan bunyi suara, berkomunikasi/ berbicara

secara lisan.

3. Anak mampu mengenal konsep sederhana dan memecahkan masalah dalam kehidupan

sehari-hari.

4. Anak mampu melakukan aktivitas fisik secara terkoordinasi dalam rangka kelenturan,

keseimbangan, dan kelincahan.

5. Anak mampu mengekspresikan diri dengan berbagai media/ bahan bekarya seni

melalui kegiatan eksplorasi dan menyanyi.

b. Indikator :

1. Berdoa sebelum dan sesudah melaksanakan kegiatan (P1)

2. Mentaati peraturan yang ada (P16)

3. Berani bertanya secara sederhana (P24)

4. Dapat mengerjakan tugas kelompok (P22)

5. Memelihara lingkungan (P32)

6. Membersihkan diri sendiri tanpa bantuan (P30)

7. Membersihkan peralatan makan setelah digunakan (P35)

8. Menyanyikan lebih dr 20 lagu anak-anak (S30)

9. Menceritakan pengalaman/ kejadian secara sederhana dengan urut(B7)

10. Melakukan 3-5 perintah secara berurutan dengan benar(B4)

11. Menceritakan tentang apa yang terjadi dalam proses pertumbuhan tanaman (B9)

12. Membuat berbagai bentuk dengan menggunakan pladough/pasir (M2)

13. Berlari sambil melompat dengan seimbang tanpa jatuh (M20)

14. Senam fantasi bentuk meniru dengan lincah (M24)

c. Alokasi Waktu:

- Kegiatan Awal ( ± 30 menit )

- Kegiatan Inti ( ± 60 menit )

Page 14: kegiatan berkebun

- Istirahat (± 30 menit)

- Kegiatan Akhir (± 30 menit)

d. Pembelajaran

1. Kegiatan Awal

Di luar ruangan:

- Guru mengajak anak berbaris dengan tertib di depan kelas.

- Selesai bebaris anak diminta masuk ke dalam kelas secara bergiliran dengan tertib

(sebelum masuk ke kelas anak melepaskan sepatunya dan ditaruh di rak dengan rapi)

-

Di dalam ruangan:

- Anak masuk ke dalam kelas lalu duduk di karpet menjadi 3 baris, dan guru berada di

di depan.

- Guru memimpin berdoa kemudian anak-anak mengucapkan salam

- Guru lalu mengajak anak bernyanyi “Lihat kebunku”

“Lihat kebunku penuh dengan bunga

Ada yang putih dan ada yang merah

Setiap hari ku siram semua

Mawar melati semuanya indah”

- Setelah anak bernyanyi,Guru menanyakan tentang tanaman apa saja yang pernah di

lihat anak atau tanaman yang pernah ditanam anak dan pengalamannya menanam

tanaman di rumah.

- Kemudian Guru mulai menceritakan tentang nama dan ciri tanaman yang ada di

sekitar anak dan tanaman yang biasa di tanam oleh Pak Tani di kebun, seperti

tanaman yang ada di halaman sekolah, tanaman yang ada di pinggir jalan disekitar

anak dan tanaman yang ada di kebun.

- Setelah guru menjelaskan tentang nama dan ciri tanaman, guru meminta anak berdiri

dan menirukan gerakan tanaman yang tertiup angin (sepoi-sepoi, angin kencang, dan

angin yang kencang sekali).

Page 15: kegiatan berkebun

2. Kegiatan Inti

- Guru menjelaskan tanaman yang benihnya akan ditanam oleh anak. Misalnya guru

menjelaskan, “tanaman kacang tanah, bentuk bijinya seperti ini (menunjukkan

kepada anak) dan jika dirawat akan tumbuh tunas yang akan menjadi daun, akar, dan

batang dari biji kacang tanah, kemudian buahnya bisa kalian ambil untuk dijadikan

makanan, seperti kacang goreng, kacang rebus, bumbu gado-gado, dan lain-lain”.

Begitu pula dengan benih/ biji tanaman kacang hijau dan jagung.

- Guru membagikan benih (jagung, kacang tanah, dan kacang hijau) dan alat berkebun

(pot dari gelas plastik bekas yang sudah diberi nama masing-masing anak, dan skop

plastik).Sedangkan guru sebelumnya telah menyiapkan tanah di luar kelas untuk

media tanam dan botol minum bekas yang telah dilubangi tutupnya sehingga air tidak

keluar terlalu banyak untuk menyiram tanah di pot yang kecil.( Botol untuk

menyiram cukup 1 untuk 5 anak saja)

- Guru memberitahu anak bahwa alat-alat tersebut hanya digunakan untuk berkebun,

bukan untuk melukai teman-temannya.

- Anak diajak keluar kelas dengan membawa benih dan alat berkebunnya masing-

masing.

Di luar ruangan:

- Anak diminta untuk jongkok mengelilingi sekitar gundukan tanah yang sudah

disiapkan oleh guru untuk dijadikan media tanam.

- Guru mendemonstrasikan bagaimana cara memasukkan tanah ke dalam gelas plastik

dengan menggunakan skop plastik (skop untuk anak-anak). Kemudian benih di tanam

ke dalam pot yang sudah berisi tanah.

- Setelah benih ditanam, guru meminta anak untuk menyiram tanah di pot masing-

masing dengan menggunakan botol yang sudah dilubangi tutupnya, secara bergantian

(1 botol /5 orang anak) .

- Selanjutnya, anak diminta untuk menaruh potnya di tempat yang terkena sinar

matahari (tempat yang sudah disiapkan guru sebelumnya).

3. Istirahat

- Setelah selesai melakukan kegiatan berkebun, anak diajak berdoa mau makan,

kemudian cuci tangan secara tertib (bergiliran), makan, dan istirahat (bermain).

Page 16: kegiatan berkebun

4. Kegiatan Penutup

- Setelah anak selesai istirahat dan membersihkan peralatan makannya, guru mengajak

anak bernyanyi lagu “menanam jagung”.

“Ayo kawan kita bersama

Menanam jagung di kebun kita

Ambil cangkulmu, ambil tangkulmu

Kita bekerja tak jemu-jemu

Cangkul..cangkul..cangkul yang dalam

Tanahnya longgar jagungku tanam (2x)

Beri pupuk supaya subur

Tanamkan benih dengan teratur

Jagungnya besar lebat buahnya

Tentu berguna bagi semua

Cangkul..cangkul aku gembira

Menanam jagung di kebun kita”

- Guru bercakap-cakap tentang kegiatan eksplorasi yang dilakukan anak dengan

menanyakan apa yang anak dapatkan dalam kegiatan berkebun hari ini, meminta anak

untuk merawat tanamannya masing-masing setiap harinya, dan mengajak anak untuk

melakukan kegiatan yang sama dirumah masing-masing. Sehingga dirumah anak bisa

menanam pohon dan dapat mengurangi polusi juga menyelamatkan lingkungan

karena jika hujan, akar-akar tanaman akan menahan air di dalam tanah,sehingga tanah

dipegunungan tidak longsor dan tidak akan tejadi bencana banjir.

- Anak berdoa, mengucapkan salam, lalu pulang.

Page 17: kegiatan berkebun

Pedoman Observasi Anak Terstruktur

No

Nam

a anak

Indikator

Anak mampu menirukan gerak tanaman yang terkena angin

Anak mampu menyebutkan dan mengenal benih tanaman yang akan ditanam

Anak mampu menggunakan alat berkebun dengan benar

Anak dapat mengikuti instruksi guru dalam langkah-langkah menanam benih

Anak menggunakan botol untuk menyiram benih secara bergantian dengan temannya dan tidak berebut

Respon anak saat melakukan kegiatan berkebun

SK K B SB SK K B SB SK K B SB SK K B SB SK K B SB SK K B SB

Keterangan:

*Sangat kurang : Anak tidak melakukan kegiatan dengan baik dan tidak merespon guru

**Kurang :Anak kurang melakukan kegiatan dengan baik dan selalu dibantu guru

***Baik :Anak sudah melakukan kegiatan dengan baik namun terkadang masih dibantu oleh guru

****Sangat baik :Anak melakukan kegiatan dengan baik dan tidak dibantu guru

Page 18: kegiatan berkebun

Pedoman Observasi kegiatan Guru

No Indikator Ya Tidak

1

2

3

4

5

Apakah guru sudah

mengenalkan anak tentang

konsep tanaman

Apakah guru mampu

mendemonstrasikan langkah-

langkah menanam kepada anak

dengan baik

Apakah cara guru mengajar

dengan cara klasikal

Apakah guru mengajar dengan

cara individual

Apakah guru dapat membuat

pembelajaran menjadi

menyenangkan

Page 19: kegiatan berkebun

DAFTAR PUSTAKA

Rachmawati Yeni ,Kurniati Euis . 2010.Strategi Pengembangan Kreatifitas Pada

Anak.Jakarta:Kencana Prenada Media Grup.

Hasan, Maimunah.2009. PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini).Jogjakarta: Diva Press.

Departemen Pendidikan Nasional.2003. Penelitian Tindakan Kelas

(PTK).Jakarta:Depdiknas.