50
Disusun Oleh: DWI ANGGA TEGUH SANTOSO 2016 1

Kegiatan Laboratorium Lingkungan PT. Mutuagung Lestari Oleh Dwi Angga Teguh s

Embed Size (px)

Citation preview

1

Disusun Oleh:

DWI ANGGA TEGUH SANTOSO

2016

JOB DESK LABORATORIUM LINGKUNGAN1.Melakukan pengambilan sample ke lapangan 2. Melakukan pengujian sample sesuai jenis

sampel dan parameter yang di minta oleh konsumen/klien

3. Pelaporan hasil pengujian sample

2

3

Air• Badan Air Penerima (BAP)• Air Limbah (AL)• Air Minum (AM)• Air Bersih (AB)

Udara• Ambien• Emisi

Jenis Sample Laboratorium

Lingkungan

4

AL

• Limbah Domestik• Limbah Hotel• Limbah Rumah Sakit• Limbah Inlet / Outlet

AM• AM• AMDK

BAP• Sungai• Danau• Waduk

AB• Sumur • Air tanah

Jenis Sample Air

5

• Udara dalam ruang• Udara luar ruang• Pertikulat/debu• Kebisingan• Kebauan

Ambien

• Cerobong boiler• Diesel• Genset• Incinerator• Kendaraan bergerak• partikulat

Emisi

Jenis Sample Udara

6

Air Udara1. Limbah Cair Industri

SK Gub Jabar No.6 Tahun 1999PP 41/1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara

2. Limbah DomestikKep-MENLH No.112 tahun 2003

PER.13/MEN/X/2011 tentang Nilai Ambang Batas Di Tempat Kerja

3. Limbah HotelKep-MENLH No.52 tahun 1995

KEPGUB No. 551/2001 Baku Mutu Udara Ambien dan Baku Tingkat Kebisingan

4. Limbah Rumah SakitPermenkes RI No.1204 tahun 2004

PERMENKENTRANS No. 13 tahun 2011 tentang Iklim Kerja

5. Badan Air Penerima (BAP) PP RI No. 82 tahun 2001

kepLH No.49 tahun 1996 tentang tingkat getaran

6. Air Minum Permenkes RI No.492 tahun 2010

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 07 tahun 2007 tentang baku mutu Emisi sumber tidak bergerak bagi ketel uap

7. Air Bersih Permenkes RI No 416 tahun 1990

Kep-MENLH No 13 tahun 1995 tentang baku mutu Emisi untuk jenis kegiatan lain

8. Air LautPP RI No. 51 tahun 2004

BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGANNOMOR 205 TAHUN 1996

Landasan Hukum

7

SAMPLING AIR

Untuk mendapatkan sample yang representatif, mengukur jumlah kontaminan/analit dalam contoh, dan untuk memberikan gambaran keadaan air sungai/air limbah tersebut.

Tujuan Sampling Air

8

Acuan yang digunakan untuk Sampling Air dan Air Limbah :1. SNI 6989.59 : 2008, Air dan Air Limbah – Bagian 59 : Metoda pengambilan

contoh air limbah.2. SNI 6989.58 : 2008, Air dan Air Limbah – Bagian 58 : Metoda pengambilan

contoh air tanah3. SNI 6989.57: 2008, Air dan Air Limbah – Bagian 57 : Metode pengambilan

contoh air permukaan

9

Acuan

Peralatan Sampling Air

Sampling Air

10

Gayung

Botol

Water Sampler (Sungai)

Water Sampler (Air Sumur Bor)

Water Sampler (Air Sumur gali)

Water Sampler (Kedalaman Terpadu (Integrated Depth Sampler - USHD) )

Peralatan Sampling Air

Sampling Air

Alat pengambil Plankton

11

Cara pengambilan Sampel Air Untuk Parameter Mikrobiologi

Sampling AirMikrobiologi

12

Cara pengambilan Sampel Air Untuk Parameter Mikrobiologi

Sampling AirMikrobiologi

Note:Sampel Air AB dan AM gunakan Botol Gelap SterilSampel Air AL RS in/out dan BAP gunakan Botol kaca Steril

13

Penentuan lokasi sampling air sesuai jenis Air dan titik pengambilan sampel air

Sampling Air

Keterangan Gambar :

1. Sumber air alamiah2. Sumber air perkantoran3. Sumber air untuk industri4. Sumber air yang sudah tercemar5. Lokasi masuknya air ke waduk atau danau

Lokasi pengambilan Air Sungai

Titik Pengambilan Sampel

14

Penentuan lokasi sampling air sesuai jenis Air dan titik pengambilan sampel air

Sampling Air

Lokasi pengambilan Air IPAL

15

Lokasi pengambilan Air Tanah

16

SAMPLING UDARA AMBIEN

PRINSIP

Dalam penentuan lokasi pengambilan contoh uji, yang perlu diperhatikan adalah bahwa data yang diperoleh harus dapat mewakili daerah yang sedang dipantau, dan telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan

PERSYARATAN PENEMPATAN PERALATAN

1.Letakkan peralatan pengambil contoh uji pada daerah yang aman

2. Letakkan peralatan pengambil contoh uji pada lokasi yang mempunyai prasarana seperti listrik dan bebas bencana alam (seperti banjir)

3. Penempatan pengambil contoh uji di atap bangunan dapat lebih baik untuk daerah dengan kepadatan penduduk/bangunan menengah sampai tinggi

4. Letakkan di atap bangunan yang bersih dan tidak terpengaruh oleh emisi gas buang dari dapur, incinerator atau sumber lokal lainnya

KRITERIA PENENTUAN TITIK SAMPLING PEMANTAUAN

UDARA AMBIEN

1.Area dengan konsentrasi pencemar tinggi.

2. Area dengan kepadatan penduduk tinggi.

3. Sesuai dengan strategi pengendalian pencemaran.

4. Kajian dengan mewakili seluruh wilayah studi.

Pusat kota (perbelanjaan, perdagangan, jasa dan daerah publik)

Latar kota (urban backgroud) lokasi perkotaan yang jauh dari sumber

Sub urban pemukiman di pinggir kota Tepi jalan (roadside) 1-5 m dari pinggir jalan Sisi jalan (kerbside) 1 m dari jalan raya Industri Pedesaan (rural) jumlah penduduk rendah, jauh dari

sumber Lokasi dengan sumber tertentu

Klasifikasi lokasi pemantauan

Penentuan Lokasi Sampling Udara Ambien

21

Acuan : SNI 19-7119.6-2005

Persyaratan Pemilihan Lokasi Pengambilan Contoh Uji Beberapa petunjuk yang dapat digunakan dalam pemilihan titik pengambilan contoh uji adalah: a. Hindari tempat yang dapat merubah konsentrasi akibat adanya absorpsi, atau adsorpsi (seperti dekat dengan gedung-gedung atau pepohonan).b. Hindari tempat dimana pengganggu kimia terhadap bahan pencemar yang akan diukur dapat terjadi: emisi dari kendaraan bermotor yang dapat mengotori pada saat mengukur ozon, amoniak dari pabrik refrigerant yang dapat mengotori pada saat mengukur gas-gas asam c. Hindari tempat dirnana pengganggu fisika dapat menghasilkan suatu hasil yang mengganggu pada saat mengukur debu (particulate matter) tidak boleh dekat dengan incinerator baik domestik maupun komersial, gangguan listrik terhadap peralatan pengambil contoh uji dari jaringan listrik tegangan tinggi d. Letakkan peralatan di daerah dengan gedung/bangunan yang rendah dan saling berjauhan. e. Apabila pemantauan bersifat kontinyu, maka pemilihan lokasi harus mempertimbangkan perubahan kondisi peruntukan pada masa datang

Arah angin dominan

industri pemukiman, tempat spesifik = lokasi pemantauan

Peralatan Sampling Udara Ambien

22

Partikel tersuspensi total dengan alat HVAS dengan metode gravimetri

Partikel tersuspensi total dengan alat LVAS dengan metode gravimetri

Rangkaian Impinger

23

Kecepatan Laju Alir Parameter :SO2 : 0,2 L/menit H2S : 0,1-0,5 L/menitNO2 : 0,4 L/menit O3 : 0,5-3,0 L/menitNH3 : 1,0 L/menit

24

KEBISINGAN

25

Bising adalah bunyi yang tidak dikehendaki sesuai kondisi ruang dan waktu dan merusak kesehatan

Kebisingan

26

Sumber Kebisingan

Kebisingan

Industri

Pertambangan

Perkebunan dan

PertanianBandara,

Pelabuhan, Terminal Bus

dan Stasiun KATempat Hiburan

Baku Tingkat Bising Kep. Men LH no. 48 tahun 1996

PERUNTUK K AN K AWASAN / LINGK UNGAN K EGIATAN

TINGK AT K EBISINGAN dB(A)

1. Peruntukan Kawasan a. Perumahan dan Pemukiman b. Perdagangan dan jasa c. Perkantoran dan perdagangan d. Ruang Terbuka Hijau e. Industri f. Pemerintahan dan Fasilitas Umum g. Rekreasi h. Khusus : 30 Bandar Udara 31 Stasiun Kereta Api 32 Pelabuhan Laut 33 Cagar Budaya

2. Lingkungan Kegiatan a. Rumah Sakit atau sejenisnya b. Sekolah atau sejenisnya c. Tempat Ibadah atau sejenisnya

55 70 65 50 70 60 70

*) *) 70 60

55 55 55

Keterangan : *) Disesuaikan dengan Ketentuan Menteri Perhubungan

Kondisi-kondisi pada saat Pengukuran

Ketinggian mikropon haruslah 1.2 sampai dengan 1.5 meter dari atas permukaan tanah.

Jarak mikropon terdekat dengan dinding atau bahan lainnya yang dapat memantulkan suara haruslah paling sedikit 3.5 meter. Pada kondisi tertentu, pengukuran dapat dilakukan pada ketinggian tertentu dan jarak lebih dekat dengan dinding. (0.5 meter dengan kondisi jendela terbuka).

Untuk menghindari gangguan dari angin maka biasanya digunakan windscreen, terutama sekali jika pengukuran dilakukan di daerah terbuka.

Hindari pengukuran jika terjadi hujan yang cukup lebat.

28

29

SAMPLING UDARA EMISI

Pemilihan Lokasi Sampling: Prinsip Pemilihan lokasi dilaksanakan pada suatu tempat paling

sedikit 8 kali diameter cerobong dari aliran bawah (hulu) dan 2 kali diameter dari aliran atas (hilir) dan bebas dari gangguan aliranseperti belokan, pelebaran atau penyempitan aliran di dalam cerobong. Untuk memenuhi kriteria minimum standar yaitu menghindari adanya aliran turbulen, Lokasi alternatif dapat dipilih pada posisi 2 kali diameter cerobong dari aliran bawah atau 0,5 kali diameter cerobong dari aliran atas. Apabila kriteria 8 kali diameter di belokan bawah dan 2 kali diameter di atas tidak bisa dipenuhi, kriteria alternatif ini harus dipenuhi.

Sampling Udara EmisiSumber tidak bergerak

30

• 1. Lubang sampling harus terletak di 8D dari bawah & 2D dari atas.

• 2. Banyaknya lubang sampling 2 buah

• 3. Ukuran lubang sampling min 10 cm, ditutup• 4. Tersedia tangga untuk naik

• 5. Tersedia platform (tempat kerja)

• 6. Tersedia pagar pengaman

• 7. Tersedia sumber listrik dan air

Persyaratan Cerobong & Lubang

Sampling

Sampling Udara EmisiSumber tidak bergerak

32

Rangkaian Alat pengambilan sampel Emisi (SNI 7117.17:2009)Pengambilan sampel partikulat, gas emisi dan Laju Alir Emisi sumber tidak bergerak Secara isokinetik

Sampling Udara EmisiSumber tidak bergerak

33

Penentuan Nilai Opasitas (SNI 7117.11:2009)Menggunakan alat dengan skala Ringalmann

34

Pedoman Teknis Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) untuk

Akreditasi Laboratorium Lingkungan

KAN-G-16

35

Laboratorium menetapkan kebijakan dan prosedur K3 serta menjamin komitmen terhadap penerapannya.

Menetapkan personil yang bertanggung jawab terhadap penerapan K3.

Menetapkan perencanaan dan pemeliharaan fasilitas K3, simulasi K3, pelatihan K3, dan pemeriksaan kesehatan terhadap tenaga kerja.

Melakukan evaluasi penerapan K3. Memelihara rekaman kegiatan K3.

1. Manajemen K3 di Laboratorium

36

Informasi Bahaya Contoh informasi rangking bahaya

tercantum dalam table berikut :

2. Informasi dan Komunikasi K3

RANGKING

BAHAYA KESEHATAN

BAHAYA KEBAKARAN

BAHAYA REAKTIF

4 Penyebab kematian Cepat Mengap dan mudah

terbakar

Mudah meledak, sensitive terhadap

panas3 Berakibat serius

pada keterpaan singkat

Cair atau padat dapat dinyalakan pada suhu

biasa

Mudah meledak tetapi memerlukan

panas

2 Keterpaan terus menerus berakibat

serius

Perlu sedikit ada

pemanasan sebelum bahan

terbakar

Mudah meledak tetapi memerlukan panas dan tumbukan

kuat

37

RANGKING

BAHAYA KESEHATAN

BAHAYA KEBAKARAN

BAHAYA REAKTIF

1 Penyebab cidera ringan

Perlu pemanasan

sebelum dapat terbakar

Stabil pada suhu normal

0 Tidak berbahaya bagi kesehatan

Tidak dapat terbakar

Stabil dan tidak reaktif

38

Komunikasi Bahaya Memasang sensor bahaya/alarm Memasang symbol pada lokasi tertentu

39

3. Fasilitas Di Laboratorium

SAFETY SHOWER EYE WASH

40

LEMARI ASAM BAK CUCI

EXHAUST FAN

41

APAR ALARM PETUNJUK ARAH KELUAR RUANGAN

KOTAK P3K

42

Penanggulangan tanggap darurat bila terkena bahan kimia

Penanggulangan tanggap darurat bila terjadi kebakaran

4. Penanggulangan Tanggap Darurat

43

Pedoman Teknis Pengolahan Limbah Laboratorium

KAN-G-15

44

Laboratorium menetapkan kebijakan dan prosedu pengolahan limbah

Laboratorium memiliki kebijakan untuk minimisasi limbah sebelum menghasilkan dan mengolah limbah

Menetapkan personil yang bertanggungjawab pada penerapan prosedur pengolahan limbah

Menetapkan perencanaan pengadaan dan pemeliharaan fasilitas prosedur pengolahan limbah

Melakukan evaluasi penerapan prosedur pengolahan limbah

1. Manajemen Pengolahan Limbah Laboratorium

45

2. Pengelolaan Limbah Laboratorium

1. Pengumpulan 2. Transportasi 3. Penyimpanan

46

Dalam kondisi yang baik Maksimal kapasitas 25Liter Mampu mengamankan limbah yang

disimpan di dalamnya Diberi simbol sesuai dengan karakteristik Memiliki penutup yang kuat saat dilakukan

pemindahan

3. Syarat Penyimpanan Limbah

47

Memiliki rancang bangun dan luas ruang yang sesuai dengan limbah yang dihasilkan

Terlindungi dari masuknya air hujan Dibuat tanpa plafon, memiliki peghawaan

yang memadai Memiliki sistem penerangan yang memadai Pada bagian luar diberi symbol Lantai harus kedap air, tidak bergelombang,

kuat dan tidak retak

4. Persyaratan Ruang Penyimpanan Limbah

48

Pengolahan secara fisika Pengolahan secara kimia Pengolahan secara biologi

5. Pengolahan

49

Sebelum dibuang ke lingkungan harus dilakukan pengujian di laboratorium

Setiap pembuangan limbah harus direkam dan dipelihara

6. Pembuangan

50

TERIMA KASIH