32
I. Judul : Suhu tubuh, Berat Badan dan Tinggi Badan II. Tujuan Mengetahui tempat pengukuran suhu tubuh, mengetahui beberapa faktor yang mempengaruhi suhu tubuh, mengetahui cara mengukur suhu tubuh, mengukur suhu tubuh, mengetahui cara menguku berat badan dan tinggi badan, mengukur berat badan dan tinggi badan, menghitung nilai indeks massa tubuh (Body Masa Index) III. Dasar Teori Suhu Tubuh Berdasarkan pengaruh suhu lingkungan, hewan dibagi menjadi dua golongan, yaitu poikiloterm dan homoiterm. Pada hewan poikiloterm (hewan berdarah dingin), suhu tubuhnya dipengaruhi oleh lingkungan. Suhu di dalam tubuh lebih tinggi dibandingkan dengan suhu di luar tubuh. Sedangkan pada hewan homoiterm (hewan berdarah panas), suhu inti merupakan suhu didalam tubuh (seperti pada organ-organ abdomen dan toraks, susunan saraf pusat, dan otot rangka) yang secara homeostatis dipertahankan pada suhu sekitar 37,8 o C (Sloane, 2004:121). Mamalia (termasuk manusia) merupakan hewan endoterm. Endoterm adalah hewan yang panas tubuhnya berasal dari hasil metabolisme dengan menggunakan mekanisme termoregulasi. Termoregulasi merupakan proses homeostasis untuk menjaga agar suhu tubuh tetap stabil, dengan cara

kegitan 5 okee.docx

Embed Size (px)

Citation preview

I. Judul: Suhu tubuh, Berat Badan dan Tinggi BadanII. Tujuan Mengetahui tempat pengukuran suhu tubuh, mengetahui beberapa faktor yang mempengaruhi suhu tubuh, mengetahui cara mengukur suhu tubuh, mengukur suhu tubuh, mengetahui cara menguku berat badan dan tinggi badan, mengukur berat badan dan tinggi badan, menghitung nilai indeks massa tubuh (Body Masa Index)III. Dasar TeoriSuhu TubuhBerdasarkan pengaruh suhu lingkungan, hewan dibagi menjadi dua golongan, yaitu poikiloterm dan homoiterm. Pada hewan poikiloterm (hewan berdarah dingin), suhu tubuhnya dipengaruhi oleh lingkungan. Suhu di dalam tubuh lebih tinggi dibandingkan dengan suhu di luar tubuh. Sedangkan pada hewan homoiterm (hewan berdarah panas), suhu inti merupakan suhu didalam tubuh (seperti pada organ-organ abdomen dan toraks, susunan saraf pusat, dan otot rangka) yang secara homeostatis dipertahankan pada suhu sekitar 37,8oC (Sloane, 2004:121).Mamalia (termasuk manusia) merupakan hewan endoterm. Endoterm adalah hewan yang panas tubuhnya berasal dari hasil metabolisme dengan menggunakan mekanisme termoregulasi. Termoregulasi merupakan proses homeostasis untuk menjaga agar suhu tubuh tetap stabil, dengan cara mengontrol dan mengatur keseimbangan antara banyaknya energi (panas) yang diproduksi (termogenesis) dengan energi (panas) yang dilepaskan (termolisis) (Sloane, 2004:121).Tubuh manusia memang hangat, namun suhunya diatur sangat tepat oleh tubuh. Suhu tubuh menggambarkan keseimbangan antara produksi panas dengan panas yang hilang. Jika tingkat panas yang dihasilkan seimbang dengan panas yang hilang, suhu inti akan stabil. Semua sel tubuh yang bermetabolisme menghasilkan panas dalam jumlah yang bermacam-macam. Oleh karena itu, suhu tubuh tidak terdistribusi secara merata di seluruh bagian tubuh (Purwandari, 2014). Pengukuran suhu dapat dilakukan pada beberapa bagian tubuh antara lain, aksila, oral, rektal, dan timpanik. Berbagai bagian tubuh memiliki suhu tubuh berlainan, dan besar perbedaan suhu antara bagian-bagian tubuh dengan suhu lingkungan bervariasi. Pada manusia, nilai normal untuk suhu aksila adalah dalam rentang antara 360C-370C, pada oral antara 36,50C-37,50C dan suhu pada rektal biasanya 0,60C lebih tinggi daripada suhu aksila. Suhu normal orang muda pada pagi hari berkisar antara 36,30C 37,10C. Suhu tubuh dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti aktivitas, suhu lingkungan, keadaan emosi, usia, jenis kelamin, hidrasi, obat-obatan, pakaian, dan lain-lain (Anderson, 2002: 156). Dalam tubuh, panas dihasilkan oleh gerakan otot, asimilasi makanan, dan oleh semua proses vital yang berperan dalam meningkatkan metabolisme basal. Panas dikeluarkan dari tubuh melalui radiasi, konduksi (hantaran), dan penguapan air di saluran napas dan kulit. Sejumlah kecil panas juga dikeluarkan melalui urine dan feses. Keseimbangan antara pembentukan dan pengeluaran panas menentukan suhu tubuh. Karena kecepatan reaksi kimia bervariasi sesuai dengan suhu dan karena sistim enzim dalam tubuh memiliki rentang suhu normal yang sempit agar berfungsi optimal, fungsi tubuh normal bergantung pada suhu yang relatif konstan (Pearce, 2009:90). Suhu tubuh manusia cenderung berfluktuasi setiap saat. Banyak faktor yang dapat menyebabkan fluktuasi suhu tubuh. Untuk mempertahankan suhu tubuh manusia dalam keadaan konstan, diperlukan regulasi suhu tubuh. Suhu tubuh manusia diatur dengan mekanisme umpan balik (feed back) yang diperankan oleh pusat pengaturan suhu di hipotalamus. Apabila pusat temperatur hipotalamus mendeteksi suhu tubuh yang terlalu panas, tubuh akan melakukan mekanisme umpan balik. Mekanisme umpan balik ini terjadi bila suhu inti tubuh telah melewati batas toleransi tubuh untuk mempertahankan suhu, yang disebut titik tetap (set point). Titik tetap tubuh dipertahankan agar suhu tubuh inti konstan pada 37C. Apabila suhu tubuh meningkat lebih dari titik tetap, hipotalamus akan merangsang untuk melakukan serangkaian mekanisme untuk mempertahankan suhu dengan cara menurunkan produksi panas dan meningkatkan pengeluaran panas sehingga suhu kembali pada titik tetap. Upaya-upaya yang kita lakukan untuk menurunkan suhu tubuh yaitu mengenakan pakaian yang tipis, banyak minum, banyak istirahat, beri kompres, beri obat penurun panas (Waluyo & Wahono, 2015:19). Ada 4 cara tubuh melepaskan panas yaitu: 1. RadiasiKehilangan panas dengan cara radiasi dalam bentuk sinar infra merah, suatu jenis gelombang elektromagnetik yang beradiasi dari tubuh ke sekelilingnya, yang lebih dingin dari pada tubuhnya sendiri, kehilangan ini meningkat bila suhu sekeliling menurun (Gipson, 2000: 213).2. KonduksiBiasanya hanya sedikit panas dibuang dengan cara konduksi langsung dari permukaan tubuh ke objek lain. Sepertipada kursi atau pada tempat tidur. Tetapi kehilangan panas dengan cara konduksi ke udara merupakan bagian kehilangan panas tubuh yang dapat di ukur, bahkan dalam keadaan normal (Gipson, 2000: 213).3. KonveksiPergerakan udara dikenal sebagai konveksi dan pembuangan panas dari tubuh dengan cara arus udara. konveksi sering dinamakan kehilangan panas dengan cara konveksi sejumah kecil konveksi hampir selalu terjadi sekitar tubuh karena kecenderungan udara yang dekat dengan kulit bergerak ke atas waktu udara tersebut dipanaskan. Oleh karena itu orang telanjang yang duduk dengan cara konduksi ke udara dan kemudian dengan cara konveksi menjadi tubuh (Gipson, 2000: 213).4. EvorpasiBila air menguap dari permukaan tubuh 0,58 kalori panas hilang untuk setiap gram air yang menguap. Air yang menguap secara insersibel dari kulit dan paru dengan kecepatan sekitar 600 ml perhari. Hal ini menyebabkan kehilangan panas secara kontinyu dengan kecepatan 12-16 kalori/jam. Penguaan air insensible langsung melalui kulit dan paru ini tidak dapat dikontrol untuk tujuan pengaturan suhu sebab penguapan ini akibat dari difusi molekul molekul air yang terus menerus tanpa mengindahkan suhu tubuh (Gipson, 2000: 214)Pengukuran suhu secara tepat dilakukan dengan suatu alat yang bernama thermometer. Termometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur suhu (temperatur), ataupun perubahan suhu. Istilah termometer berasal dari bahasa Latin thermo yang berarti panas dan meter yang berarti untuk mengukur. Prinsip kerja termometer ada bermacam-macam, yang paling umum digunakan adalah termometer air raksa (Anderson, 2002: 158). Menurut Junaldi et all (2008) Selain termometer air raksa termometer memiliki jenis yang sangat banyak,dan setiap jenis termometer memiliki tingkat akurasi yang berbeda-beda. Thermometer lebih banyak menggunakan alkohol atau air raksa karena sifat perubahan volume kedua zat itu sangat tergantung kepada panas.Berat Badan dan Tinggi BadanBerat badan adalah salah satu dari indikasi kebugaran tubuh seseorang. Berdasarkan beberapa penelitian, seringnya menimbang badan, maka hal tersebut juga terkait dengan makin mudahnya seseorang menjaga berat tubuhnya. Kegemukan dan obesitas merupakan dua hal yang berbeda. Namun, keduanya sama-sama menunjukkan adanya penumpukan lemak yang berlebihan di dalam tubuh, yang ditandai dengan peningkatan nilai indeks masa tubuh di atas normal (Pearce, 2009: 92)Pengaturan hipotalamus terhadap nafsu makan terutama bergantung pada interaksi antara dua area: pusat lapar lateral di dasar nukleus berkas otak depan medial pada pertemuannya dengan serat-serat palidohipotalamik, serta pusat kenyang medial di nukleus ventromedial (Pearce, 2009: 92). Menurut Thomas et all (2008) Perangsangan nukleus ventromedial menyebabkan berhenti makan, sedangkan lesi di regio ini menyebabkan hiperfagia dan bila persediaan makanan banyak akan menimbulkan kegemukan (obesitas) hipotalamik.Body Mass Index (BMI) merupakan suatu pengukuran yang menunjukkan hubungan antara berat badan dan tinggi badan. BMI merupakan suatu rumus matematika dimana berat badan seseorang (dalam kg) dibagi dengan tinggi badan (dalam cm). BMI lebih berhubungan dengan lemak tubuh dibandingkan dengan indikator lainnya untuk tinggi badan dan berat badan. Seseorang dengan BMI 25-29,9 dikatakan mengalami kelebihan berat badan (overweight), sedangkan seseorang dengan BMI 30 atau lebih dikatakan mengalami obesitas (Pearce, 2009: 92).BMI bisa memperkirakan lemak tubuh, tetapi tidak dapat diartikan sebagai persentase yang pasti dari lemak tubuh. Hubungan antara lemak dan BMI dipengaruhi oleh usia dan jenis kelamin. Wanita lebih mungkin memiliki persentase lemak tubuh yang lebih tinggi dibandingkan pria dengan nilai BMI yang sama. Pada BMI yang sama, orang yang lebih tua memiliki lebih banyak lemak tubuh dibandingkan orang yang lebih muda (Pearce, 2009: 93). BMI yang sehat untuk dewasa adalah 18,5-24,9. BMI yang tinggi merupakan suatu ramalan kematian karena penyakit jantung dan pembuluh darah. Diabetes, kanker, tekanan darah tinggi dan osteoartritis juga merupakan akibat dari overweight dan obesitas yang sering ditemukan pada dewasa. Obesitas sendiri merupakan faktor resiko yang kuat dari kematian dini. Berikur merupakan interpretasi nilai BMI untuk dewasa, tanpa memperhatikan umur maupun jenis kelamin, yaitu sebagai berikut :

Underweight (berat badan kurang): BMI dibawah 18,5 Overweight (kelebihan berat badan) : BMI 25-29.9 Obesitas: BMI 30 atau lebih.Untuk menghitung BMI, bisa digunakan rumus di bawah ini : BMI= Dengan keterangan sebagai berikut:BB = berat badan (kg)TB = tinggi badan (m) (Pearce, 2009: 93).Berat badan yang normal dan ideal dapat memberikan penampakan yang baik bagi seluruh individu. Mereka menyadari betapa pentingnya untuk menjaga penampilan dan juga kesehatan. Banyak akibat yang dapat ditimbulkan dari masalah kelebihan berat badan, hal tersebut yang membuat banyak individu berusaha untuk mencapai berat badan yang ideal. Untuk mencapai kondisi kesehatan yang optimal, semua individu yang memiliki masalah kelebihan berat badan harus mengurangi berat badannya sehingga mencapai berat badan yang sesuai dengan umur dan tinggi badannya (Sloane, 2004: 123).Resiko kegemukan dilihat dari segi estetika dan juga kesehatan menyebabkan banyak individu berupaya untuk mencapai berat badan yang ideal dengan berbagai cara, salah satunya yaitu dengan melakukan aktivitas fisik atau latihan jasmani (Wirakusumah, 1994). Dimana aktivitas fisik dapat digolongkan menjadi 2 kategori yaitu aktivitas sehari-hari dan aktivitas yang lebih tetap dan terstruktur seperti olahraga dan mengikuti program latihan. Hal ini biasanya dilakukan berulang-ulang dan bertujuan untuk memperbaiki kesehatan dan kebugaran (Sloane, 2004: 123).Sementara itu, salah satu masalah yang kerap kali berhubungan dengan berat badan yang tidak ideal adalah obesitas. Obesitas adalah kelebihan berat badan sebagai akibat dari penimbunan lemak tubuh yang berlebihan. Seseorang yang lemaknya banyak tertimbun di perut mungkin akan lebih mudah mengalami berbagai masalah kesehatan yang berhubungan dengan obesitas. Mereka memiliki resiko yang lebih tinggi. Terjadinya obesitas dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti, faktorgenetik (Sloane, 2004: 123).Beberapa cara untuk menentukan obesitas diantaranya desintrometri, pengukuran total kalium tubuh, total air tubuh, USG,CT,MRI, pengukuran antropometri dengan mengkur berat badan total, tinggi badan, tebal lemak subkutis, anjang lingkar bagian tubuh tertentu, dan perhitungan berdasarkan nilai angka antropometri, diantaranya BMI,WHR, indeks ponderal, indeks broca, v/s,w/sks/,tetapi semuanya belum dapat digunakan sebagai standar utama mengukur total lemak tubuh. Cara yang paling sering digunakan diklinik dan dilapangan dalam menetukan obesitas adalah mengukur berat badan relative (berat badan subyek dibagi berat badan standar untuk tinggi tertentu), dan indeks masa tubuh (IMT/BMI), berat dibagi kuadrat tinggi badan. Dari segi makanan, hendaknya untuk sementara mengurangi atau sementara mmengurangi atau bahkan bahkan menghindari makanan yang berlemak, begitu juga makanan yang manis-manis. Makanan sumber lemak tinggi banyak terdapat makanan fast foot dan lain-lain yang memiliki kontribusi terhaadap kegemukan. Sangat dianjurkan mengkonsumsikan makanaan bersderta tinggi. Serat makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan seperti sayuran dan buah-buahan mempunyai efek mengenyangkan dan relative rendah kalori tetapi kaya akan vitamin dan mineral. Satuan standard energi menjadi kalori, menggambarkan sebagai temperatur 1 g air 1 derajat tingkat, dari 15 [bagi/kepada] 16 celcius, apakah unit kalori gram, kalori kecil, atau kalori standard. unit yang biasanya yang digunakan di dalam phsyology dan obat kedokteran menjadi kalori, atau kilokalori (Waluyo & Wahono, 2015:20).Penderita obesitas mengalami penumpukan lemak yang lebih banyak dibandingkan dengan penderita kegemukan untuk jangka waktu yang lama, dan beresiko lebih tinggi untuk terkena beberapa penyakit jantung, hipertensi, diabetes mellitus tipe 2 dan sebagainya. Obesitas menyebabkan peradangan yang merusakkan gondok, yang mana mengeluarkan hormon untuk mengatur metabolisme dan fungsi penting lain. mereka mengevaluasi 186 di atas berat/beban dan anak-anak gemuk sekali untuk sekitar tiga tahun, menguji thryoid hormon mengukur dan zat darah penyerang kuman gondok dan imaging kelenjar/penekan yang gondok menggunakan ultrasound (Sloane, 2004: 124).

IV. Metode Penelitian4.1 Waktu dan Tempat 23 April 2015 / Laboratorium Zoologi FKIP BIOLOGI UNEJ4.2 Alat dan Bahan Alat :1. Termometer Aksila2. Termometer oral3. Jam 4. Timbangan berat badan5. Alat pengukur tinggi badan dengan skala (Cm) Bahan: 1. Alkohol 70%2. Air es3. Tissue

4.3 Cara Kerja Pengukuran suhu tubuh oral Menyiapkan termometer oral, mengeringkan, dan membersih sebelum digunakan

Menyuruh OP duduk dengan tenang, bernapas seperti biasa tetapi mulut dalam keadaan tertutup.

Meletakkan termometer dibawah lidah dan mulut dalam keadaan tertutup dan membiarkan selama beberapa menit serta mengangkat temometer kemudian mencatat hasil pengkuran

Menyuruh OP duduk dengan tenang, bernapas dengan mulut dalam keadaan terbuka selama 2 menit

Melakukan hal yang sama dengan langkah ketiga

Menyuruh OP duduk dengan tenang sambil berkumur dengan ar es selama 1 menit dan melakukan hal yang dengan langkah ketiga

Pengukuran suhu tubuh pada aksila

Menyiapkan termometer oral, mengeringkan, dan membersih sebelum digunakan

Menyuruh OP duduk dengan tenang, meletakkan termometer pada permukaan aksila dengan tangan OP disilangkan di dada dan membiarkan selama beberapa menit kemudian termometer diangkat dan mencatat hasil pengkuran

Menurunkan air raksa dalam termomete rsampai dibawah garis terendah

Menyuruh OP melakukan aktivitas berlari selama 5 menit dan melakukan pengukuran kembali dengan langkah seperti nomer 2

Pengukuran BB idean dan BMIMenyiapkan timbangan berat badan dan alat pengukuran tinggi badan

Menanggalkan semua benda yang menungkin mempengaruhi berat badan dan mencatat hasil pengukura berat badan

Naik keatas alat pengukur tinggi tanpa menggunakan alas kaki, berdiri tegak dengan pandangan lurus ke depan serta tangan disamping

Mengukur jarak antara telapak kaki dengan bagian atas kepala dan mengusahakan garis sejajar dengan poros tubuh dan mencatat hasil pengukuran

V. Hasil Penelitian Table Pengukuran Suhu TubuhKelNamaUsiaGenderSuhu Aksila (0C)Suhu Oral (0C)

IstirahatAktivitasMulut TertutupMulut TerbukaKumur Air Es

1Liha20P35,535,836,436,634,2

2Anik21P36,336,536,536,435,3

3Balqis21P36,335,637,237,436,4

4Ardi21L36,236,236,536,534,3

5Antin20P34,835,837,136,735,5

6Ainul20P35,435,136,336,232,6

7Dea21P34,933,836,63735,9

Table Pengukuran BB Ideal Dan BMIKelNamaUsiaGenderBerat Badan (kg)Tinggi Badan (cm)BB Ideal (kg)BMI (kg/m2)

1Liha20P56,51463626,50

2Anik21P43150,540,518,98

3Balqis21P42,5153,543,518,03

4Ardi21L48172,562,516, 13

5Antin20P43,5148,538,519, 72

6Ainul20P41146,536,519,10

7Dea21P40155,545,516,54

VI. PembahasanPada praktikum ini mengenai suhu tubuh, berat badan dan tinggi badan. Praktikum kali diharapkan praktikan dapat mengetahui tempat pengukuran suhu tubuh, mengetahui beberapa faktor yang mempengaruhi suhu tubuh, mengetahui cara mengukur suhu tubuh, mengukur suhu tubuh, mengetahui cara menguku berat badan dan tinggi badan, mengukur berat badan dan tinggi badan, menghitung nilai indeks massa tubuh (Body Masa Index).Pada praktikum ini terdapat dua kegiatan yang mendasar yaitu pengukuran suhu tubuh dan pengukuran berat badan (BB) ideal dan berat massa ideal (BMI). Pada pengukuran suhu tubuh dilakukan oleh 7 orang yang terdiri dari jenis kelamin yang berbeda dan usia yang berbeda pula. Dari ketujuh orang tersebut 6 diantaranya perempuan dan hanya 1 orang laki-laki saja. Diketahui adanya pengaruh jenis kelamin terhadap pengukuran suhu yaitu tingkat metabolisme pria dan wanita berbeda, sehingga panas yang dihasilkan berbeda pula. Selain itu karena antara laki-laki dan perempuan menghasilkan hormon yang berbeda pula. Hormon kelamin laki-laki dapat meningkatkan kecepatan metabolisme basal kira-kira 10-15% kecepatan normal, menyebabkan peningkatan produksi panas. Pada perempuan, fluktuasi suhu lebih bervariasi dari pada laki-laki karena pengeluaran hormone progesterone pada masa ovulasi meningkatkan suhu tubuh sekitar 0,3 0,6C di atas suhu basal.Selain jenis kelamin diketahu juga bahwa usia dapat mempengaruhi pengukuran suhu tubuh. Bayi memiliki permukaan kulit yang secara relatif mungkinkan sekali kehilangan panas dengan lebih cepat. Sedangkan, pada manula, mekanisme yang mempertahankan suhu tubuh mungkin tidak berfungsi seefisien sebelumnya, dan perubahan pada suhu lingkungan mungkin tidak dapat ditanggulangi secara cepat atau efektif. Pengaruh usia disini dapat terlihat apabila rentang usia jauh seperti yang dikatakan diatas antara bayi dengan manula, sedangkan apabila rentang usia hanya 1 tahun seperti pada hasil pengamatan kami yaitu rentang usia antara 20 sampai 21 tidak akan berpengaruh secara signifikan terhadap pengukuran suhu tubuh. Termoregulasi merupakan proses homeostasis untuk menjaga agar suhu tubuh suatu hewan tetap dalam keadaan stabil atau steady state, dengan cara mengontrol dan mengatur keseimbangan antara banyaknya energi (panas) yang diproduksi (termogenesis) dengan energi (panas) yang dilepaskan (termolisis). Suhu tubuh yang biasa dikatakan normal berkisar pada 37oC. Suhu tubuh dapat diukur di oral dan aksial. Pengukuran suhu aksial merupakan cara untuk mengukur suhu tubuh dengan menggunakan termometer yang ditempatkan di aksi atau ketiak. Sedangkan pengukuran suhu oral yaitu cara untuk mengukur suhu tubuh dengan menggunakan termometer yang ditempatkan di mulut atau oral. Suhu normal untuk suhu per aksial pada orang dewasa 35,8 37,3 C dan untuk bayi 36,8 37 C. Sedangkan suhu normal untuk suhu per oral adalah 35,8 37,3 C. Kedua cara pengukuran tersebut sama-sama memiliki kelebihan dan kekurangan satu sama lain, sehingga tergantung dari setiap individu saja yang ingin menggunakan cara yang mana yang menurutnya efisien. Berdasarkan hasil pengamatan pada pengukuran suhu tubuh di aksial dilakukan dua kali yaitu saat istirahat dan setelah melakukan aktivitas yaitu berlari. Dari ketujuh probandus yang melakukan kegiatan diketahui bahwa pada saat istirahat 4 dari 7 orang suhu tubuhnya berkisar di 35 37 C (normal), sedangkan 2 orang lainnya suhu tubuhnya dibawah 35 C. Perbedaan suhu 2 orang ini dengan yang lain dapat terjadi karena beberapa faktor seperti adanya pengaruh lingkunga. Kita ketahui laboratorium yang dipakai pada saat praktikum ber AC, kemungkinan 2 orang tersebut duduk dekat AC sehingga ketika mereka berada di lingkungan yang bersuhu rendah atau dingin maka tubuh mereka akan beradaptasi dengan lingkungan sehingga tubuh 2 orang ini menjadi lebih dingin dari kelima probandus lainnya. Selain itu juga terdapat faktor gesekan pakaian yang digunakan, hal ini menyebabkan perbedaan suhu. Kemudian setelah dilakukan pengukuran suhu aksial dengan istirahat, ketujuh probandus melakukan aktivitas yaitu berlari selama 5 menit dengan tujuan untuk membandingkan perubahan yang terjadi pada suhu tubuh probandus tersebut sebelum dan sesudah beraktivitas. Setelah melakukan aktivitas masing-masing probandus dilakukan pengukuran suhu kembali. Dari ketujuh probandus diketahui 4 orang diantaranya suhunya menjadi naik dan 3 orang lainnya mengalami penurunan suhu badan. Perbedaan hal tersebut dapat diakibatkan oleh perbedaan metabolisme di dalam tubuh setiap probandus atau juga bisa terjadi karena kesalahan praktikan mambaca termometer. Dari sini dapat diketahui bahwa aktivitas dapat mempengaruhi suhu tubuh. Selama kerja otot, pembuluh darah otot berdilatasi dan aliran darah meningkat, sehingga pasokan O menjadi meningkat. Sampai titik tertentu, peningkatan pemakaian O sebanding dengan energi yang dikeluarkan, dan semua kebutuhan energi dipenuhi melalui proses aerobik. Secara termodinamika, energi yang tersalur ke otot harus setara dengan energi yang dikelurkan. Keluaran energi ini timbul sebagai kerja yang dilakukan otot, dalam pembentukan ikatan fosfat berenergi tinggi sebagai panas. Jadi, setelah tubuh beraktivitas, otot otot bekontraksi, maka suhu tubuh akan meningkat. 3 orang probandus diatas berarti tidak sesuai dengan teori, dan hal ini dapat disebabkan oleh proses metabolisme setiap individu berbeda-beda, dan dipengaruhi faktor lain, yaitu suhu lingkungan, kondisi kesehatan, pakaian, hidrasi, dll serta faktor kesalahan relatif meliputi kesalahan dalam pengukuran, dan membaca alat. Pengukuran suhu tubuh kedua dengan cara pengukuran suhu oral melakukan 3 aktivitas yaitu pengukuran suhu tubuh setelah bernapas seperti biasa (mulut tertutup), bernapas dengan mulut terbuka, dan berkumur dengan air es. Dari ketiga aktivitas ini diharapkan mahasiswa mampu membandingkan suhu yang diperoleh dari ketiga macam aktivitas tersebut. Berdasarkan hasil pengamatan diketahui bahwa semua hasil pengukuran suhu dengan bernapas biasa (mulut tertutup) berkisar 36 37 C. Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan bahwa semua probandus memiliki suhu inti tubuh yang normal, hal ini didukung oleh teori yang menyatakan bahwa pada umumnya, nilai normal untuk suhu oral manusia muda pada pagi hari diperkirakan sekitar 36,3 oC - 37,1 oC. Kemudian probandus melakukan aktivitas kedua yaitu bernapas dengan mulut terbuka dan hasil yang diperoleh 5 probandus suhu oral mengalami kenaikan dan hanya 2 probandus yang mengalami penurunan suhu. Penurunan suhu tersebut terjadi karena keadaan mulut yang terbuka menyebabkan probandus mengalami pernapasan melalui mulut. Sehingga di dalam rongga mulut terjadi sirkulasi udara dengan udara diluar rongga mulut. Karena adanya aliran udara tersebut maka terjadi perpindahan panas secara konveksi antara udara di dalam rongga mulut dengan udara diluar rongga mulut. Perpindahan panas secara konveksi terjadi karena adanya perubahan berat jenis udara, udara panas akan naik sedangkan udara dingin akan bergerak ke bawah. Hal ini menunjukkan bahwa 5 probandus hasil pengukuran suhu oralnya tidak sesuai dengan teori, sedangkan yang sesuai dengan teori hanya 2 orang. Ketidaksesuaian dengan teori bisa disebabkan karena probandus tidak benar-benar bernapas dengan mulut terbuka atau terjadi kesalahan membaca termometer. Perbandingan aktivitas yang ketiga yaitu dengan berkumur terlebih dahulu dengan air es selama 1 menit. Berdasarkan hasil pengamatan diatas diketahui bahwa setelah berkumur suhu oral menjadi turun. Semua probandus mengalami penurunan dengan kisaran 32 35 oC. Hal ini dikarenakan pada saat berkumur dengan air es yang memiliki suhu lebih rendah dibandingkan suhu rongga mulut (oral), maka peristiwa konduksi terjadi. Konduksi merupakan perpindahan panas antara objek atau bahan dengan suhu berbeda yang berkontak satu sama lain. Air es yang masuk ke rongga mulut dengan suhu lebih rendah berkontak langsung dengan bagian oral yang bersuhu lebih tinggi, oleh karenanya panas akan segera berpindah dari bagian oral ke air es yang bersuhu lebih rendah, sehingga terjadi penurunan suhu. Adapun mekanisme perpindahan panas secara konduksi dan konveksi tersebut tetap dipengaruhi oleh system saraf yaitu hipotalamus sebagai pemberi respon refleks perubahan suhu tubuh. Hipotalamus dikatakan mengintegrasikan informasi suhu tubuh dari reseptor sensorik di kulit, jaringan dalam, medulla spinalis bagian ekstrahipotalamus otak dan hipotalamus.Selain dari itu, suhu tubuh juga dipengaruhi oleh beberapa factor antara lain:1. UsiaBayi memiliki permukaan kulit yang secara relatif mungkinkan sekali kehilangan panas dengan lebih cepat. Sedangkan, pada manula, mekanisme yang mempertahankan suhu tubuh mungkin tidak berfungsi seefisien sebelumnya, dan perubahan pada suhu lingkungan mungkin tidak dapat ditanggulangi secara cepat atau efektif (Scanlon & Sanders, 2007).2. Jenis Kelamin Tingkat metabolisme pria dan wanita berbeda, sehingga panas yang dihasilkan berbeda pula(Ganong, 2012). Hormon kelamin pria dapat meningkatkan kecepatan metabolisme basal kira-kira 10-15% kecepatan normal, menyebabkan peningkatan produksi panas. Pada perempuan, fluktuasi suhu lebih bervariasi dari pada laki-laki karena pengeluaran hormone progesterone pada masa ovulasi meningkatkan suhu tubuh sekitar 0,3 0,6C di atas suhu basal.3. Hormon Tiroksin Hormon tiroksin diproduksi oleh kelenjar tiroid, menambah tingkat respirasi sel dan produksi panas sehingga suhu tubuh dapat meningkat. Sekresi tiroksin diatur oleh tingkat produksi energi dan tingkat metabolisme. Ketika tingkat metabolisme berkurang, kelenjar tiroid terstimuli untuk menghasilkan lebih banyak tiroksin(Scanlon & Sanders, 2007). 4. Keadaan EmosiSaat stress, epineprin dan norepineprin disekresi oleh medula adrenal, dan sistem saraf simpatik menjadi lebih aktif. Epineprin menambah tingkat respirasi sel, terutama pada organ seperti jantung, otot rangka, dan hati. Bertambahnya produksi ATP akibat stress juga berarti lebih banyak panas yang dihasilkan(Scanlon & Sanders, 2007).5. Kondisi KesehatanPerubahan pada suhu tubuh juga memberi efek pada tingkat metabolisme dan produksi panas. Hal ini menjadi penting ketika seseorang mengalami demam, suhu tubuh tinggi secara abnormal. Suhu yang lebih tinggi menyebabkan kenaikan tingkat metabolime, yang menambah tingkat produksi panas serta menaikkan suhu tubuh lebih tinggi(Scanlon & Sanders, 2007).6. Suhu LingkunganKarena tubuh dilindungi kulit, sebagian besar panas tubuh hilang dari kulit ke lingkungan. Ketika suhu lingkungan lebih rendah dari suhu tubuh (biasanya seperti ini), kehilangan panas tidak dapat dihindari. Jumlah panas yang hilang ditentukan oleh aliran darah yang melalui kulit dan oleh aktivitas kelenjar keringat (Scanlon & Sanders, 2007). Karena kehilangan panas, mekanisme produksi panas (seperti menggigil) diaktifkan sehingga tingkat metabolisme meningkat. Ketika suhu cukup tinggi untuk meningkatkan suhu tubuh, proses metabolisme secara umum dipercepat, dan tingkat metabolismemeningkat sekitar 14% untuk setiap derajat Celcius dari kenaikan suhu tubuh (Ganong,2012).Pada lingkungan dingin, vasokontriksi mempersempit aliran darah yang melalui dermis dan dengan demikian mengurangi panas yang hilang. Sedangkan pada lingkungan hangat, vasodilatasi di dermis memperluas aliran darah ke permukaan kulit sehingga terjadi kehilangan panas ke lingkungan(Scanlon & Sanders, 2007).Panas juga hilang dari sistem pernapasan yaitu dengan menguapkan air dari permukaan epithelialmukosa respiratori. Uap air yang terbentuk dikeluarkan, dan sejumlah kecil panas hilang(Scanlon & Sanders, 2007). 7. Suplai MakananMakanan yang masuk juga menambah produksi panas karena aktivitas metabolisme dari pencernaan meningkat. Panas dihasilkan ketika organ pencernaan memproduksi ATP untuk gerak peristaltik dan untuk sintesis enzim pencernaan(Scanlon & Sanders, 2007).

8. AktivitasOrgan yang secara normal aktif memproduksi ATP merupakan sumber panas signifikan ketika tubuh beristirahat. Contohnya pada otot rangka, biasanya dalam keadaan kontraksi ringan yang disebut "muscle tone". Karena kontraksi ringan juga membutuhkan ATP, otot juga memproduksi panas. Jumlah panas yang dihasilkan sekitar 25% dari panas tubuh total saat istirahat dan lebih tinggi saat aktivitas, ketika lebih banyak ATP dihasilkan(Scanlon & Sanders, 2007).Selama aktivitas, produksi panas oleh kontraksi otot terakumulasi di dalam tubuh dan suhu tubuh meningkat (Ganong, 2012).Kegiatan pengukuran selanjutnya yaitu pengukuran berat badan ideal dan berat massa ideal. Probandus yang malakukan kegiatan ini sama dengan probandus yang melakukan kegiatan awal. Pada pengukuran ini juga di pengaruhi oleh jenis kelamin dan usia terhadap pengukuran berat badan ideal dan berat massa ideal. Hanya saja pengaruh jenis kelamin dan usia tidak berpengaruh nyata karena dapat disebabkan oleh beberapa faktor lain yang juga penting seperti mencakup ukuran tubuh, iklim yang mencakup derajat panas, nutrisi yang dimakan, dan kecepatan metabolisme dalam tubuh yang berbeda-beda.Awalnya melakukan pengukuran berat badan dengan menggunakan timbangan berat badan dengan skalakilogram(kg)yang diukur dengan melepaskan segala asesoris yang dapat berpengaruh terhadap pengukuran. Sedangkan untuk pengukuran tinggi badan menggunakan alat pengukur tinggi dengan skala centimeter (cm)yang diukur dari telapakkakihingga ujung kepala dengan posisi badan tegak dengan pandangan lurus ke depan serta tangan disamping. Setelah melakukan pengukuran diketahui bahwa hasil pengukuran berat badan dan tinggi badan yang bervariasi dari setiap probandus. Perbedaan tersebut dikarenakan setiap probandus memiliki aktivitas, usia, asupan gizi, kebutuhan nutrisi dan kecepatan metabolisme dalam tubuh yang berbeda-beda. Selain itu berat badan dan tinggi badan juga dapat dipengaruhi oleh faktor genetik.Kemudian dilanjutkan dengan menghitung berat badan ideal dari masing-masing probandus dengan menggunakan rumus BB = TB 110 (10%). Perhitungan ini dilakukan bertujuan agar mengetahui keadaan ideal dari probandus yaitu keadaan berat badan yang normal dan seimbang. Setelah didapatkan berat badan ideal dilakukan perhitungan indeks massa tubuh dengan rumus IMT = Berat badan (Kg)/ (tinggi badan)2(m). Perhitungan indeks massa tubuh untuk mengetahui apakah probandus tersebut normal atau tidak. Hasil pengamatan yang diperoleh untuk perhitungan berat badan ideal dengan rumus diatas diketahui tidak ada satu dari 7 probandus yang memiliki berat badan ideal. Hampir semua berat badannya lebih atau kurang dari berat badan idealnya. Hanya saja ada satu probandus yang hampir mendekati berat badan ideal yaitu Balqis. Berat badan pada saat ditimbang yaitu 42,5 kg kemudian setelah dihitung dengan rumus Berat badan ideal maka hasilnya 43,5 kg dengan selisih hanya 1 kg. Kemudian dilakukan perhitungan BMI (Berat Massa Ideal) dengan rumus diatas. Dengan menghitung BMI maka akan terlihat kesesuaian antara berat badan dengan tinggi badan setiap probandus. Jika nilai BMI sudah didapat, hasilnya dibandingkan dengan ketentuan berikut : Nilai BMI < 18,5 = Berat badan di bawah normal (Underweight) Nilai BMI 18,5 - 22,9 = Normal Nilai BMI 23,0 - 24,9 = Normal Tinggi Nilai BMI 25,0 - 29,9 = di atas normal (Overweight) Nilai BMI 30,0= ObesitasPada probandus Likha berusia 20 tahun memiliki BB 56,5 kg dengan BMI sebesar 26,50 kg/m2. Berdasarkan standart yang ada, menunjukkan bahwa Likha memiliki berat badan diatas normal atau Overweight dan beresiko mengalami obesitas. Obesitas adalah kelebihan berat badan sebagai akibat dari penimbunan lemak tubuh yang berlebihan. Seseorang yang lemaknya banyak tertimbun di perut mungkin akan lebih mudah mengalami berbagai masalah kesehatan yang berhubungan dengan obesitas Penyebab obesitas dapat beragam factor, yaitu 1) penurunan aktivitas fisik dan pengaturan makan yang tidak baik, 2) faktro lingkungan, social dan psikologi membuat perilaku makan yang abnormal, 3) nutrisi berlebih pada masa kanak, 4) kelainan neurogenik, dan 5) factor genetic.Probandus kedua yaitu Anik berusia 21 memiliki BB 43 kg dengan BMI sebesar 18,9 kg/m2 menunjukkan bahwa berat badan Anik Normal. Probandus ketiga yaitu Balqis berusia 21 memiliki BB 42,5 kg dengan BMI sebesar 18, 08 kg/m2 menunjukkan bahwa memiliki berat badan dibawah normal atau Underweight. Probandus selanjutnya yaitu Ardi memiliki BB 48 kg dengan BMI sebesar 16,13 kg/m2 menunjukkan bahwa memiliki berat badan dibawah normal atau Underweight. Probandus selanjutnya yaitu Antin memiliki BB 43,5 kg dengan BMI sebesar 19,72 kg/m2 menunjukkan bahwa berat badan Antin Normal. Probandus keenam yaitu Ainul yang memiliki BB 41 kg dengan BMI 19,10 kg/m2 dan menunjukkan bahwa berat badan Ainul juga Normal. Dan probandus terakhir yaitu Dea memiliki BB 40 kg dengan BMI 16,54 kg/m2 menunjukkan bahwa memiliki berat badan dibawah normal atau Underweight. Nilai BMI Ardi dan Dea yang lebih rendah dari standar nilai BMI dapat disebabkan konsumsi energi lebih rendah dari kebutuhan yang mengakibatkan sebagian cadangan energi tubuh dalam bentuk lemak akan digunakan. Berat badan ideal setiap individu adalah berbeda beda, hal ini dikarenakan oleh setiap individu memiliki aktivitas, usia, nutrisi yang dimakan, dan kecepatan metabolisme dalam tubuh yang berbeda-beda. Faktor utama yang mempengaruhi kecepatan metabolisme mencakup ukuran tubuh, umur, seks, iklim yang mencakup derajat panas, jenis pakaian yang dipakai, dan jenis pekerjaan. Sementara faktor lain yang menyebabkan perbedaan berat badan dan tingi badan yaitu perbedaan asupan makanan dan gizinya. Masing-masing individu mungkin memiliki asupan gizi dan kebutuhan nutrisi sehari-hari yang berbeda. Kondisi yang mempengaruhi kebutuhan gizi sehari-hari diantaranya bobot badan, tinggi badan, jenis kelamin, usia serta aktivitas, perlu juga diperhatikan apakah seseorang sedang menderita penyakit. Selain itu pula faktor genetik juga bisa menjadi penentu perbedaan berat badan dan tinggi badan.

VII. Penutup7.1 Kesimpulan Tempat pengukuran suhu tubuh dapat dilakukan di oral(mulut) dan di aksial(ketiak). Faktor yang mempengaruhi suhu tubuh seperti usia, jenis kelamin, hormon tiroksin, keadaan emosi, kondisi kesehatan, suhu lingkungan, suplai makanan, jenis pakaian dan aktifitas. Mengukur suhu tubuh digunakan alat yaitu termometer. Cara mengukur berat badan dengan menggunakan timbangan berat badan (skala Kg) dengan menanggalkan semua benda yang mungkin menambah berat badan dan mengukur tinggi badan dengan menggunakan alat pengukur tinggi badan (skala Cm) dari telapak kaki sampai ujung kepala dengan tidak menggunakan alas kaki, berdiri tegak dimana pandangan lurus kedepan dan tangan disamping. Menghitung Berat Badan ideal dengan menggunakan rumus BB = TB 110 (10%). Serta dilakukan perhitungan Indeks Massa Tubuh dengan rumus IMT = Berat badan (Kg)/ (Tinggi Badan)2(m).7.2 SaranDalam praktikum ini diharapkan praktikan lebih teliti lagi dalam melakukan pembacaan termometer pada pengukuran suhu.

DAFTAR PUSTAKAAnderson, P.D. 2002. Anatomi dan Fisiologi Tubuh Manusia. Jakarta: EGC.Gipson, Jhon. 2000. Fisiologi dan Anatomi Modern Untuk Perawat Edisis 2. Jakarta. EGC.Junaldi, Irmansyah.M., & Madona, Era. 2008. Termometer Digital Berbasis AT89S51 Untuk Mengukur Suhu Tubuh Manusia Dengan Output Suara. Jurnal Ilmiah Poli Rekayasa. ISSN: 1858-3709. Vol.03, No.2Purwandari, Henny. 2014. Hubungan Obesitas dengan Kadar Gula Darah pada Karyawan di RS Tingkat IV Madiun. Jurnal Efektor. ISSN: 0854-1922. Vol.01, No.25Pearce, Evelyin. 2009. Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta : GramediaSloane, Ethel.2004. Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemuda. Jakarta : EGCThomas, Johan.K.W., & Henhy. 2008. Sistem Pengukur Berat Dan Tinggi Badan Menggunakan Mikrokontroler AT89S51. Jurnal TESLA. Vol.10, No.02Waluyo,Joko & Wahono, Bevo. 2015. Penuntun Praktikum ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA. Jember: Universitas Jember.

LAPORAN PRAKTIKUMANATOMI DAN FISIOLOGI MANUSIASUHU TUBUH, BERAT BADAN, DAN TINGGI BADAN

NAMA: INTANIA LORENNIM: 120210103021KELAS: AKELOMPOK: 1

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGIJURUSAN PENDIDIKAN MIPAFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS JEMBER2015