28
ASUHAN KEPERAWATAN KET (KEHAMILAN EKTOPIK)

kehamilan ektopik

Embed Size (px)

DESCRIPTION

maternitas

Citation preview

ASUHAN KEPERAWATAN KET

(KEHAMILAN EKTOPIK)

Pengertian Pengertian

Kehamilan ektopik adalah setiap implantasi Kehamilan ektopik adalah setiap implantasi yang telah dibuahi diluar kavum uterus. Implantasi yang telah dibuahi diluar kavum uterus. Implantasi dapat terjadi di tuba fallopi, ovarium, servik, dan dapat terjadi di tuba fallopi, ovarium, servik, dan abdomen. Namun kejadian kehamilan ektopik abdomen. Namun kejadian kehamilan ektopik yang terbanyak di tuba fallopi (Murria, 2002)yang terbanyak di tuba fallopi (Murria, 2002)

Kehamilan ektopik adalah suatu kehamilan Kehamilan ektopik adalah suatu kehamilan dimana janin terimplantasi diluar rongga rahim dimana janin terimplantasi diluar rongga rahim (Bobak, 2004).(Bobak, 2004).

Lanjutan...

Kehamilan ektopik adalah kehamilan dengan implantasi terjadi di luar rongga uterus, tuba fallopi merupakan tempat tersering untuk terjadinya implantasi kehamilan ektopik, sebagian besar kehamilan ektopik berlokasi di tuba, jarang terjadi implantasi pada ovarium, rongga perut, kanalis servikalis, tanduk uterus yang rudimenter dan divertikel pada uterus (Sarwono Prawiroharjho, 2005)

Kehamilan ektopik adalah implantasi dan pertumbuhan hasil konsepsi di luar endometrium kavum uteri (Kapita selekta kedokteran, 2001).

ETIOLOGI• Kebanyakan kehamilan ekstrauterin terjadi karena

abnormalitas yang menghambat atau mencegah perjalanan ovum yang dibuahi melalui tuba fallopi (Bobak, 2004).

• Sebagian besar penyebab tidak banyak diketahui kemungkinan faktor yang memegang peranan adalah sebagai berikut:

a. Faktor dalam lumen tuba: endosalfingitis, hipoplasia lumen tuba

b. Faktor dinding lumen tuba: endometriosis tuba, diventrikel tuba kongenital

c. Faktor diluar dinding lumen tuba: perlengketan pada tuba, tumor

d. Faktor lain: migrasi luar ovum, vertilasi invitro(Mitayani, 2009)

Patofisiologi Patofisiologi Proses implantasi ovum yang dibuahi, yang Proses implantasi ovum yang dibuahi, yang

terjadi di tuba pada dasarnya sama dengan terjadi di tuba pada dasarnya sama dengan halnya di kavum uteri. Telur di tuba bernidasi halnya di kavum uteri. Telur di tuba bernidasi secara kolumner atau interkolumner. Pada secara kolumner atau interkolumner. Pada yang pertama telur berimplantasi pada ujung yang pertama telur berimplantasi pada ujung atau sisi jonjot endosalping. Perkembangan atau sisi jonjot endosalping. Perkembangan telur selanjutnya dibatasi oleh kurangnya telur selanjutnya dibatasi oleh kurangnya vaskularisasi dan biasanya telur mati secara vaskularisasi dan biasanya telur mati secara dini dan kemudian di resorbsi..dini dan kemudian di resorbsi..

Pada nidasi secara Pada nidasi secara interkolumner telur bernidasi interkolumner telur bernidasi antara dua jonjot endosalping. antara dua jonjot endosalping. Setelah tempat nidasi tertutup Setelah tempat nidasi tertutup maka telur dipisahkan dari maka telur dipisahkan dari lumen tuba oleh lapisan jaringan lumen tuba oleh lapisan jaringan yang menyerupai desidua dan yang menyerupai desidua dan dinamakan pseudokapsularisdinamakan pseudokapsularis

Manifestasi klinisManifestasi klinis pada kehamilan ektopik dini terdapat : pada kehamilan ektopik dini terdapat :

menstruasi terlambat adneksa terasa penuh menstruasi terlambat adneksa terasa penuh dan nyeri tekan menunjukan kehamilan tuba dan nyeri tekan menunjukan kehamilan tuba utuh.utuh.

Pada kehamilan tuba ruptur yang kronis Pada kehamilan tuba ruptur yang kronis terjadi perdarahan internal, panggul terasa terjadi perdarahan internal, panggul terasa penuh, nyeri tekan pada abdomen bagian penuh, nyeri tekan pada abdomen bagian bawah, flatulen, mungkin krepitan, massa di bawah, flatulen, mungkin krepitan, massa di kavum douglasi teraba. Demam ringgan, kavum douglasi teraba. Demam ringgan, leukositosis, kadar Hb rendah.leukositosis, kadar Hb rendah.

Lanjutan... Suatu ekimosis kebiruan di umbilikus

yang merupakan suatu tanda indikatif hemoperitoneum, bisa terjadi pada ke hamilan ektopik intraabdomen ruptur yang tidak di obati. ( Bobak, 2002)

PENATALAKSANAANPENATALAKSANAANa.a. Penatalaksanaan medis:Penatalaksanaan medis: Pemakaian ultrasonografiPemakaian ultrasonografi

Sebagai suatu alat bantu dalam Sebagai suatu alat bantu dalam penatalaksanaan kehamilan ektopik telah penatalaksanaan kehamilan ektopik telah meningkatkan keakuratan diagnosis meningkatkan keakuratan diagnosis praoperasi.praoperasi.

Transfusi darahTransfusi darah

Masalah utama dalam menangani Masalah utama dalam menangani kehamilan ektopik adalah perdarahan. kehamilan ektopik adalah perdarahan. Perdarahan harus dengan cepat dan Perdarahan harus dengan cepat dan efektif dikendalikan efektif dikendalikan

Laparatomi Laparatomi

Penanganan kehamilan ektopik pada umumnya Penanganan kehamilan ektopik pada umumnya adalah laparatomi. Dalam tindakan demikian, adalah laparatomi. Dalam tindakan demikian, beberapa hal yang harus diperhatikan dan beberapa hal yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan, yaitu sebagai berikut :dipertimbangkan, yaitu sebagai berikut :1.1. Kondisi ibu pada saat ituKondisi ibu pada saat itu

2.2. Keinginan ibu untuk mempertahankan fungsi Keinginan ibu untuk mempertahankan fungsi reproduksinyareproduksinya

3.3. Lokasi kehamilan ektopikLokasi kehamilan ektopik

4.4. Kondisi anatomis organ pelvisKondisi anatomis organ pelvis

5.5. Kemampuan teknik bedak mikro dokterKemampuan teknik bedak mikro dokter

6.6. Kemampuan teknologi fertilitasi in vitro Kemampuan teknologi fertilitasi in vitro setempatsetempat

b. Penatalaksanaan keperawatanb. Penatalaksanaan keperawatan Penderita yang disangka KET harus segera dirawat inap Penderita yang disangka KET harus segera dirawat inap dirumah sakit untuk penanggulanggannyadirumah sakit untuk penanggulanggannyaBila wanita dalam keadaan syok perbaiki keadaan umumnya Bila wanita dalam keadaan syok perbaiki keadaan umumnya dengan pemberian cairan yang cukup ( dekstrose 5%, glukosa dengan pemberian cairan yang cukup ( dekstrose 5%, glukosa 5%, garam fisiologis) dan transfusi darah.5%, garam fisiologis) dan transfusi darah.Setelah didiagnosis  jeals atau sangat disangka KET dan Setelah didiagnosis  jeals atau sangat disangka KET dan keadaan umum baik atau lumayan, segera lakukan laparatomi keadaan umum baik atau lumayan, segera lakukan laparatomi untuk menghilangkan sumber perdarahan ; dicari,diklem dan untuk menghilangkan sumber perdarahan ; dicari,diklem dan dieksisi sebersih mungkin ( salpingektomi ) kemudian diikat dieksisi sebersih mungkin ( salpingektomi ) kemudian diikat sebaik-baiknya.sebaik-baiknya.Sisa-sisa darah dikeluarkan dan dibersihkan sedapat mungkin Sisa-sisa darah dikeluarkan dan dibersihkan sedapat mungkin supaya penyembuhan lebih cepatsupaya penyembuhan lebih cepatBerikan antibiotika yang cukup dan obat anti inflamasi Berikan antibiotika yang cukup dan obat anti inflamasi 

Mitayani.2011.Mitayani.2011.Asuhan Keperawatan MaternitasAsuhan Keperawatan Maternitas.Jakarta: .Jakarta: Salemba MedikaSalemba Medika

PENGKAJIANPENGKAJIANB. Anamnesis dan gejala klinis B. Anamnesis dan gejala klinis

– Riwayat terlambat haidRiwayat terlambat haid– Gejala dan tanda kehamilan mudaGejala dan tanda kehamilan muda– Dapat ada atau tidak ada perdarahan per Dapat ada atau tidak ada perdarahan per

vaginanvaginan– Terdapat aminoreTerdapat aminore– Ada nyeri mendadak di sertai rasa nyeri bahu Ada nyeri mendadak di sertai rasa nyeri bahu

dan seluruh abdomen, terutama abdomen dan seluruh abdomen, terutama abdomen bagian kanan / kiri bawahbagian kanan / kiri bawah

– Berat atau ringannya nyeri tergantung pada Berat atau ringannya nyeri tergantung pada banyaknya darah yang terkumpul dalam banyaknya darah yang terkumpul dalam peritoneum.peritoneum.

C. Pemeriksaan FisikC. Pemeriksaan Fisik

a.) Inspeksi  Mulut : bibir pucat Payudara : hyperpigmentasi, hipervaskularisasi, simetris Abdomen : terdapat pembesaran abdomen. Genetalia : terdapat perdarahan pervaginam Ekstremitas : dingin

b.) Palpasi Abdomen     :    Uterus teraba lembek, TFU lebih kecil daripada UK,

nyeri tekan, perut teraba tegang, messa pada adnexa. Genetalia     : Nyeri goyang porsio, kavum douglas menonjol.

c.) Auskultasi Abdomen     : Bising usus (+), DJJ (-)

d.) Perkusi Ekstremitas : reflek patella + / +

Pemeriksaan Penunjang1. Laboratorium :Hb,Leukosit,urine B-hCG (+).

Hemoglobin menurun setelah 24 jam dan jumlah sel darah merah dapat meningkat.

2. USG : • Tidak ada kantung kehamilan dalam kavum uteri• Adanya kantung kehamilan di luar kavum uteri• Adanya massa komplek di rongga panggul

3. Kuldosentesis : suatu cara pemeriksaan untuk mengetahui apakah dalam kavum Douglas ada darah

4. Diagnosis pasti hanya ditegakkan dengan laparotomi.5. Ultrasonografi berguna pada 5 – 10% kasus bila

ditemukan kantong gestasi di luar uterus

( Mansjoer ,2001 )

DIAGNOSA DAN INTERVENSI

1. Defisit volume cairan b/d rupture pada lokasi inplantasi sebagai efek tindakan pembedahan

2. Nyeri b/d rupture tuba falopi, perdarahan intraperitonial

3. Kurang pengetahuan b/d kurang pemahaman atau tidak mengenal sumber-sumber informasi

INTERVENSI KEPERAWATAN

Diagnosa 1 : Defisit volumen cairan yang berhubungan

dengan ruptur pada lokasi implantasi sebagai efek

tindakan pembedahan

Kriteria hasil : ibu menunjukkan kestabilan/perbaikan

keseimbangan cairan yang dibuktikan oleh TTV stabil,

pengisian kapiler cepat, sensorium tepat, serta frekuensi

serta berat jenisa urine adekuat

Intervensi : Intervensi : Mandiri :Mandiri :

a.a. Evaluasi, laporkan, serta catat jumlah dan sifat kehilangan Evaluasi, laporkan, serta catat jumlah dan sifat kehilangan darah, lakukan perhitungan pembalut, kemudian timbang darah, lakukan perhitungan pembalut, kemudian timbang pembalutpembalut

R/: perkirakan kehilangan darah membantu R/: perkirakan kehilangan darah membantu membedakan diagnosis. Setiap gram peningkatan membedakan diagnosis. Setiap gram peningkatan berat pembalut sama dengan kehilangan kira-kira 1 berat pembalut sama dengan kehilangan kira-kira 1 ml darahml darah

b.b. Lakukan tirah baring, instruksikan ibu untuk Lakukan tirah baring, instruksikan ibu untuk menghindari valsava manufer dan koitusmenghindari valsava manufer dan koitus

R/: perdarahan dapat berhenti dengan reduksi R/: perdarahan dapat berhenti dengan reduksi aktivitas. Peningkatan tekanan abdomen atau aktivitas. Peningkatan tekanan abdomen atau orgasme dapat merangsang perdarahanorgasme dapat merangsang perdarahan

c. Posisikan ibu dengan tepat terlentang dengan panggul c. Posisikan ibu dengan tepat terlentang dengan panggul ditinggikan atau posisi semifowlerditinggikan atau posisi semifowler

R/: menjamin keadekuatan darah yang tersedia untuk otak, R/: menjamin keadekuatan darah yang tersedia untuk otak, peninggian penggul menghindari kompresi vena kava. peninggian penggul menghindari kompresi vena kava. Posisi semifowler memungkinkan janin bertindak sebagai Posisi semifowler memungkinkan janin bertindak sebagai tampontampon

d. Catat TTV, pengisian kapiler pada dasar kuku, warna d. Catat TTV, pengisian kapiler pada dasar kuku, warna membran mukosa atau kulit dan suhu. Ukur tekanan vena membran mukosa atau kulit dan suhu. Ukur tekanan vena sentral bila adasentral bila ada

R/: membantu menentukan beratnya kehilangan darah, R/: membantu menentukan beratnya kehilangan darah, meskipun sianosis dan perubahan pada tekanan darah dan meskipun sianosis dan perubahan pada tekanan darah dan nadi adalah tanda tanda lanjut dari kehilangan volume nadi adalah tanda tanda lanjut dari kehilangan volume sirkulasi sirkulasi

d. Pantau aktivitas uterus, status janin dan adanya nyeri tekan pada d. Pantau aktivitas uterus, status janin dan adanya nyeri tekan pada abdomenabdomen

R/: membantu menentukan sifat hemoragic dan kemungkina akibat R/: membantu menentukan sifat hemoragic dan kemungkina akibat dari peristiwa hemoragidari peristiwa hemoragi

e. Hindari pemeriksaan rektal atau vaginae. Hindari pemeriksaan rektal atau vagina

R/: dapat meningkatkan hemoragiR/: dapat meningkatkan hemoragi

f. Pantau masukan/keluaran cairan. Dapatkan sampel urine setiap jam f. Pantau masukan/keluaran cairan. Dapatkan sampel urine setiap jam ukur berat jenisukur berat jenis

R/: menentukan luasnya kehilangan cairan dan menunjukan perfusi R/: menentukan luasnya kehilangan cairan dan menunjukan perfusi ginjalginjal

g. Auskultasi bunyi napasg. Auskultasi bunyi napas

R/: bunyi napas adventitus menunjukkan ketidak tepatan / kelebihan R/: bunyi napas adventitus menunjukkan ketidak tepatan / kelebihan pergantianpergantian

h. Simpan jaringan atau hasil konsepsi yang keluarh. Simpan jaringan atau hasil konsepsi yang keluar

R/: dokter perlu mengevaluasi kemungkinan retensi jaringan, R/: dokter perlu mengevaluasi kemungkinan retensi jaringan, pemeriksaan histologi mungkin diperlukanpemeriksaan histologi mungkin diperlukan

Kolaborasi1. Dapatkan pemeriksaan darah cepat: HDL jenis dan

pencocokan silang, titer Rh, kadar fibrinogen, hitung trombosit, APTT dan kadar LCC

R/: menentukan jumlah darah yang hilang dan dapat memberikan informasi mengenai penyebab harus dipertahankan diatas 30% untuk mendukung transpor oksigen dan nutrien

2. Pasang kateter

R/: haluaran kurang dari 30 ml/jam menandakan penurunan perfusi ginjal dan kemungkinan terjadinya nekrosis tubuler. Keluaran yang tepat ditentukan oleh derajat defisit individual dan kecepatan penggantian

3. Berikan larutan intravena, eksplander plasma, darah lengkap, atau sel-sel kemasan sesuai indikasiR/: meningkatkan volume darah sirkulasi dan mengatasi gejal-gejala syok

Diagnosis 2: Nyeri berhubungan dnegan ruptur tuba falopi, perdarahan intraperitoneal

Kriteria hasil : TTV normal, ibu tidak meringis, nyeri berkurang

Intervensi:Mandiri

a. Tentukan sifat, lokasi dan waktu nyeri serta kaji kontraksi uterus hemoragi atau nyeri tekan abdomenR/: membantu dalam mendiagnosis dan menentukan tindakan yang akan dilakukan

b. Kaji stress psikologis ibu/ pasangan dan respons b. Kaji stress psikologis ibu/ pasangan dan respons emosional terhadap kejadianemosional terhadap kejadian

R/: ansietas sebagai respon terhadap situasi R/: ansietas sebagai respon terhadap situasi darurat dapat memperberat ketidak nyamanan darurat dapat memperberat ketidak nyamanan karena sindrom ketegangan, ketakutan dan nyeri.karena sindrom ketegangan, ketakutan dan nyeri.

c. Berikan lingkungan yang tenang dan aktivitas c. Berikan lingkungan yang tenang dan aktivitas untuk menurunkan rasa nyeri, instruksikan klien untuk menurunkan rasa nyeri, instruksikan klien untuk menggunakan metode relaksasiuntuk menggunakan metode relaksasi

R/: dapat membantu dalam menurunkan tingkat R/: dapat membantu dalam menurunkan tingkat ansietasansietas

d. Kolaborasi : dengan pemberian narkotik atau sedatif yaitu obat-obat praoperatif bila prosedur pembedahan diindikasikan

R/: meningkatkan kenyamanan, menurunkan risiko komplikasi pembedahan

e. Siapkan untuk prosedur bedah bila terdapat infeksi

R/: tindakan terhadap penyimpangan dasar menghilangkan nyeri

• Diagnosa 3: Kurangnya pengetahuan b/d kurang pemahaman dan tidak mengenal sumber-sumber informasi

Kriteria Hasil:

Ibu berpartisipasi dalam proses belajar, mengungkapkan dalam istilah sederhana, mengenai patofiologi dan imlpikasi klinis

• Intervensi

a.Menjelaskan tindakan dan rsional yang ditentukan untuk kondisi hemoragia

R/ memberikan informasi, menjelaskan kesalahan konsep pemikiran ibu mengenai prosedurbyang akan dilakukan, dan menurunkan stress

b. Berikan kesempatan bagi ibu untuk mengajukan pertanyaan dan mengungkapkan kesalahan konsep

R/ memberikan klasifikasi dari konsep yang salah, identifikasi masalah-masalh dan kesempatan untuk memulai mengembangkan ketrampilan penyesuaian (koping)

c. Diskusikan kemungkinan implikasi jangka pendek pada ibu atau janin dari keadaan perdarahan

R/ Memberikan informasi tentang kemungkinan komplikasi dan meningkatkan harapan realitas dan kerja sama dengan atursn tindakan

d. Tinjau ulang implikasi jangka panjang terhadap situasi yang memerlukan evaluasi dan tindakan tambahan

R/ Ibu dengan kehamilan ektopik dapat memahami kesulitan mempertahankan setelah pengangkatan tuba atau ovarium yang sakit