22
KEHENDAK & KEADILAN TUHAN Oleh Noviandy Husni, M. Hum Dosen STAI Teungku Dirundeng Meulaboh

Kehendak & keadilan tuhan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Kehendak & keadilan tuhan

KEHENDAK & KEADILAN TUHAN

Oleh Noviandy Husni, M. HumDosen STAI Teungku Dirundeng Meulaboh

Page 2: Kehendak & keadilan tuhan

PANDANGAN MUKTAZILAH

• Aliran Muktazilah berpendapat, bahwa kekuasaan Tuhan sebenarnya tidak mutlak lagi. Karena telah dibatasi oleh kebebasan yang telah diberikan Tuhan kepada manusia dalam menentukan kekuasaan dan perbuatan. (Nasution, 1986: 119)

Page 3: Kehendak & keadilan tuhan

• Oleh sebab itu dalam pandangan Mu’tazilah, kekuasaan dan kehendak mutlak Tuhan berlaku dalam jalur hukum hukum yang tersebar di ‑tengah alam semesta. Itulah sebabnya kemutlakan kehendak Tuhan menjadi terbatas. (Yunan Yusuf, 1990: 74) Mereka berkeyakinan, bahwa Tuhan telah memberikan kemerdekaan dan kebebasan bagi manusia dalam menentukan kehendak dan perbuatannya. (Nasution, 1991: 105)

Page 4: Kehendak & keadilan tuhan

• Dengan demikian aliran Mu’tazilah memandang, bahwa yang menciptakan perbuatan adalah manusia sendiri. Tidak ada hubungannya dengan kehendak Tuhan, bahkan Tuhan menciptakan manusia sekaligus menciptakan kemampuan dan kehendak pada diri manusia. (Makki, 1952: 26)

Page 5: Kehendak & keadilan tuhan

• Mu’tazilah menguatkan pendapat mereka berdasarkan dalil aqli dan naqli. Secara aqli mereka menyatakan bahwa seandainya manusia tidak diberi potensi oleh Tuhan, maka ia tidak akan dibebani kewajiban. Sedangkan secara naqli mereka menguatkan dengan beberapa ayat Al Quran, antara lain Q.S. ‑Al Kahfi, 18: 29. (Nasution, 1986: 80)‑

Page 6: Kehendak & keadilan tuhan

• Kebebasan manusia yang diberikan Tuhan baru bermakna kalau Tuhan membatasi kekuasaan dan kehendak mutlakNya. Demikian pula keadilan Tuhan membuat Tuhan sendiri terikat pada norma norma keadilan yang bila dilanggar ‑membuat Tuhan bersifat tidak adil atau dhalim. Dengan demikian dalam pandangan Mu’tazilah Tuhan tidaklah memperlakukan kehendak dan kekuasaanNya secara mutlak, tetapi sudah terbatas. (Nasution, 1986: 119)

Page 7: Kehendak & keadilan tuhan

• Jadi ketidakmutlakan kehendak Tuhan itu disebab kan oleh kebebasan yang ‑diberikan Tuhan kepada manusia, keadilan Tuhan sendiri dan adanya kewajiban kewajiban Tuhan kepada ‑manusia serta adanya hukum alam atau sunnahtullah.

Page 8: Kehendak & keadilan tuhan

ASYARIYAH

• Berpijak pada paham Jabariyah dan penggunaan akal yang tidak begitu besar maka Asy’ariyah berpendapat, bahwa Tuhan mempunyai kehendak mutlak. Kehendak Tuhan baik berupa hidayat dan kesesatan, kenikmatan dan kesengsaraan, pahala bagi yang taat dan siksa bagi yang maksiat, perbuatan shalah wa al ashlah, pengutusan rasul dan pengukuhannya ‑dengan mu’jizat, semuanya itu berasal dari ketentuan Tuhan. Dialah yang menentukannya. Jika dikehendaki-Nya, ia akan terjadi. Dan jika tidak maka tidak akan terjadi. Tidak ada sesuatu yang wajib dan/atau mahal. (Makki, 1952: 7)

Page 9: Kehendak & keadilan tuhan

• Dengan demikian aliran ini beranggapan, bahwa kehendak Tuhan itu adalah mutal semutlak mutlaknya.‑

• Dalam hal ini Asy’ariyah memperkuat dengan dua dalil, yaitu dalil aqli dan dalil naqli. Secara aqli dinyatakan bahwa perbuatan Tuhan itu berasal dari qudrat dan iradatNya secara sempurna dan teralisasi secara mutlak. Sedangkan secara naqli adalah firman Allah Q.S. Ash Shaffat, 37: 96 dan ‑Hadis Nabi. (Makki, 1952: 1)

Page 10: Kehendak & keadilan tuhan

MATURIDIYAH Bukhara

• Paham mereka tentang kehendak Tuhan dekat dengan paham Asy’ariyah. Mereka beranggapan bahwa Tuhan mempunyai kehendak mutlak. Tidak ada yang menghalangi kehendak Tuhan, karena selainNya tidak ada yang mempunyai kehendak. Tuhan mampu berbuat apa saja yang dikehendakiNya dan menentukan segala galanya menurut ‑kehendakNya. Tidak ada yang dapat menentang atau memaksa Tuhan, dan tidak ada larangan larangan ‑bagi Tuhan. (Al Jazari, 1192 H.: 127)‑

Page 11: Kehendak & keadilan tuhan

• Oleh karena itu tidak ada kewajiban bagi Tuhan untuk berbuat jahat, dan tidak ada pula kewajiban bagi-Nya memberi pahala bagi orang yang berbuat baik. Semua yang dikerjakan manusia, baik atau jahat, adalah atas dasar kehendak-Nya semata.

Page 12: Kehendak & keadilan tuhan

MATURIDIYAH Samarkand

• Kemerdekaan dalam kemauan dan perbuatan yang menurut pendapat mereka ada pada manusia.

• Keadaan Tuhan menjatuhkan hukuman bukan sewenang wenang, tetapi berdasarkan atas ‑kemerdekaan manusia atas dirinya untuk berbuat baik atau jahat.

Page 13: Kehendak & keadilan tuhan

• Keadaan hukuman hukuman Tuhan, sebagai kata al Bayadi, ‑ ‑tidak boleh tidak mesti terjadi. (Nasution, 1986: 122)

• Walaupun golongan ini mengidentifikasikan adanya kemerdekaan dan kemauan pada manusia, bukan berarti sama sekali menafikan kehendak Tuhan dalam diri manusia. Tuhan masih juga ikut campur tangan dalam menentukan perbuatan manusia, yaitu dengan menciptakan daya yang terkandung dalam diri manusia. Untuk apa daya yang dikandungnya itu dipergunakan, itulah wujud kehendak manusia. Seperti memilih yang baik dan yang buruk. Dengan kata lain kebebasan kehendak manusia hanya merupakan kebebasan memilih antara yang disukai dan yang tidak disukai oleh Tuhan. (Nasution, 1986: 123)

Page 14: Kehendak & keadilan tuhan

KEADILAN TUHAN

MUKTAZILAH• Bagi Mu’tazilah, sebagai yang diterangkan

oleh Abd. al Jabbar, keadilan erat ‑hubungannya dengan hak, dan keadilan diartikan memberi seseorang akan haknya. Kata kata “Tuhan Adil” mengandung arti ‑bahwa Ia tidak dapat mengabaikan kewajiban kewajibanNya terhadap manusia. ‑(Yunan Yusuf, 1990: 66)

Page 15: Kehendak & keadilan tuhan

• Keadilan Tuhan menurut Mu’tazilah adalah bermuara pada kepentingan manusia. Kalau pemikiran ini mengharuskan ketidakbolehan sifat dhalim dalam menghukum, memberi beban beban yang tidak terpikul dan upah ‑pahala kepada orang yang tidak patuh, bagi Allah. Dengan demikian Mu’tazilah memandang, bahwa Tuhan mempunyai kewajiban kewajiban ‑yang ditentukan sendiri buat diriNya.

Page 16: Kehendak & keadilan tuhan

• Ayat ayat Al Quran yang dijadikan ‑ ‑sandaran dalam memperkuat pendapat Mu’tazilah di atas adalah ayat 47 surat Al Anbiya’, ayat 64 surat Yaasin, ayat 46 ‑surat Fush shilat, ayat 40 surat An Nisa’ ‑ ‑dan ayat 49 surat Al Kahfi. (Yunan Yusuf, ‑1990: 72)

Page 17: Kehendak & keadilan tuhan

ASY’ARIYAH

• Keadilan menurut Asy’ariyah berarti menempatkan sesuatu pada tempat yang sebenarnya, yaitu pemilik mempunyai kekuatan mutlak terhadap harta yang dimiliki serta mempergunakannya sesuai dengan kehendak dan pengetahuan pemilik. Keadilan Tuhan mengandung arti, bahwa Tuhan mempunyai kekuatan mutlak terhadap makhlukNya dan dapat berbuat sekehendak hatiNya dalam kerajaanNya. (Nasution, 1986: 125)

Page 18: Kehendak & keadilan tuhan

• Dalam hal ini tidak ditemukan secara khusus ayat ayat yang dijadikan dalil oleh Asyariyah. Sebab ‑paham keadilan Tuhan dalam pandangan Asy ariyah lebih menitikberatkan pada makna ‑kekuasaan dan kehendak mutlak Tuhan, sehingga ayat ayat yang sering dipakai untuk menopang ‑paham keadilan Tuhan ini adalah ayat ayat yang ‑juga dipergunakan untuk memperkuat pandangan tentang kedudukan dan kehendak mutlak Tuhan. (Yunan Yusuf, 1990: 33)

Page 19: Kehendak & keadilan tuhan

MATURIDIYAH Bukhara

• Maturidiyah Bukhara’ berpendapat, bahwa keadilan Tuhan harus dipahami dalam kontek kekuasaan dan kehendak mutlak Tuhan. Secara jelas Al Bazdawi ‑menyatakan bahwa Tuhan tidak mempunyai tujuan dan tidak mempunyai unsur pendorong untuk menciptakan kosmos. Tuhan berbuat sekehendakNya sendiri. (Nasution, 1986: 124)

• Dengan demikian posisi aliran Maturidyah Bukhara dalam menginterpretasikan keadilan Tuhan adalah lebih dekat pada aliran Asy’ariyah. Masalah dalil yang dipakai pun sama.

Page 20: Kehendak & keadilan tuhan

MATURIDIYAH Samarkand

• Aliran Maturidiyah Samarkand menggarisbawahi makna keadilan Tuhan sebagai lawan dari perbuatan dhalim Tuhan terhadap manusia. Tuhan tidak akan membalas kejahatan kecuali dengan balasan yang seimbang dengan kejahatan itu. Tuhan tidak akan menganiaya hamba hambaNya dan juga tak akan mengingkari ‑janji janjiNya yang telah disampaikan kepada ‑manusia. (Yunan Yusuf, 1990: 82).

Page 21: Kehendak & keadilan tuhan

• Aliran Maturidiyah golongan Samarkand, karena menganut paham free will dan free act serta adanya batasan bagi kekuasaan mutlak Tuhan, dalam hal ini mempunyai posisi yang dekat dengan aliran Mu’tazilah ketimbang aliran Asy’ariyah. Tetapi tendensi golongan ini untuk meninjau wujud dari kepentingan manusia melebihi dari tendensi kaum Mu’tazilah. Hal ini mungkin disebabkan oleh karena kekuatan yang diberikan alairan Samarkand kepada akal serta batasan yang mereka berikan kepada kekuasaan Tuhan, lebih kecil dari yang diberikan kaum Mu’tazilah. (Nasution, 1986: 24)

Page 22: Kehendak & keadilan tuhan

• Abu Mansur al Maturidi berdalil atas pandangan di ‑atas dengan firman Allah Q.S. Al-An’am, 6: 160 Q.S. Ali ‘Imran, 3: 9)

• Ayat pertama ditafsirkan al Maturidi dengan ‑mengatakan bahwa Allah tidak membalas perbuatan jahat seseorang, kecuali dengan balasan yang setimpal dengan perbuatan jahatnya itu. Dan Allah tidak menyalahi janjiNya serta menganiaya hambaNya, lanjut al Maturidi dalam memberi ‑tafsiran ayat yang kedua. (Yunan Yusuf, 1990: 10)