Upload
vuongkhanh
View
219
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
Kunjungi kami di Internet:
www.ems-online.org
KEHIDUPAN YANG BERKELIMPAHAN BAGI SEMUA MISI SOLIDARITASBuku Panduan
Membaca Alkitab melalui Mata Orang Lain
연대Gott
BIBE
L
Kir
che
GerechtigkeitÖKUMENE
bete
ngo
d
bibl
ech
urchjust
ice
evan
gelis
ch
Tuhan
Alk
itab
GEREJA
KEADILAN
oiku
men
e
berdoa하나님
정의
에큐메니칼dialog
mar
gina
lized
zuhö
ren
membahas
wor
ldw
ide
beg
egne
n
bert
emu
partnership
anta
rbud
aya
gem
eins
am
bersama
함께pe
mud
a
wor
ksho
p
disc
ussi
ng
pro
ject
Programme
read
ing
dive
rsity
inte
rrel
igio
us
youth
ecumenical
HOPE
hara
pan
inte
rcul
tura
lantarbudaya
com
mun
ity
Mission misi선교
solidarity
solid
arita
s
kem
itraa
n
통일
Evangelical Mission in Solidarity (EMS)
Vogelsangstraße 62 I 70197 Stuttgart
Phone: +49 711 636 78 -43
Fax: +49 711 636 78 -45
Email: [email protected]
Daftar ISI
Editorial Gabriele Mayer
02 Kelompok Kerja Internasional
04 Agenda Program
06 Bible Sharing - Metode dari Afrika Selatan
08 Doa Pembukaan Riley Edwards-Raudonat
09 Doa Penutup Riley Edwards-Raudonat
10 Teks - Teks Alkitab
10 Yesaya 2 Royce Victor
12 Markus 9 Alfred Moto-poh
14 Filipi 2 Tiny Maslene Irawani
16 II Raja-Raja 7 Kwon-Ho Rhee
18 Lukas 24 Anne Heitmann
20 Matius 15 Gabriele Mayer
22 Kreatifitas Kelompok. Kelompok Kerja
Beberapa Aksi
Penanggung Jawab
Imprint
Buku ini merupakan panduan dalam rangka
program Alkitab-EMS tentang „Membaca Alkitab
melalui mata orang lain“, yang merupakan bagian
dari Fokus EMS tahun 2015-2019 „Hidup dalam
Kelimpahan bagi Semua – Misi dalam Solidaritas“.
Buku ini tersedia dalam bahasa Jerman, Inggris
dan Indonesia.
Download:
https://ems-online.org/en/active-worldwide/international-bible-project
Pertayan dikirim ke: [email protected]
Penanggungjawab: Gabriele Mayer, PhD
Kelompok redaksi: Tim Kerja Internasional
Terjemahan kedalam bahasa Jerman:
Aguswati Hildebrandt Rambe
Cetak: Paul Schürrle GmbH & Co. KG
Design: B|FACTOR GmbH
Evangelical Mission in Solidarity (EMS)
Vogelsangstraße 62 I 70197 Stuttgart, Jerman
Phone: +49 711 636 78 -43
Fax: +49 711 636 78 -45
Email: [email protected]
FOKUS 2015-2019
FOKUS 2015-2019
EDITORIAL
Pembaca yang kekasih,
Fokus baru EMS adalah
„KEHIDUPAN YANG BERKELIM-
PAHAN BAGI SEMUA“
Sebuah harapan yang sunggung-
sungguh komprehensif Apakah ini
hanyalah kata-kata yang indah? Atau
sebuah visi di mana kita sebagai orang
Kristen mengakuinya dan membagi-
nya kepada orang-orang lain yang
berkepercayaan lain?
Namun apa artinya berkelim-
pahan? Dan bagaimana menca-
kupi SEMUA orang, jika kita hidup
di bawah kondisi politik, sosial dan
ekonomi yang tidak seimbang dan
tidak adil. Dalam persekutuan inter-
nasional EMS kami ingin bersama-
sama merumuskan visi „hidup dalam
kelimpahan bagi semua“ yang juga
memberi fokus perhatian lebih bagi
mereka yang berada di „pinggiran".
Sebagai orang Kristen kita dipanggil
untuk berharap, tetapi juga untuk
melakukan tindakan, terutama dan
di mana pun bagi mereka yang tak
dapat bersuara (voiceless).
Oleh sebab itu, bukanlah kebetulan
kalau bagian kedua dari fokus EMS
mengambil nama: „Missi di dalam
Solidaritas“, yang juga menjadikan
relasi antar manusia yang berbeda
sebagai persyaratan. Sebagai satu
persekutuan EMS, kita mengetahui
bagaimana kekayaan yang kita bawa
dari perbedaan kita masing-masing
menjadi kontribusi yang berarti dalam
persekutuan ini. Kita juga mengeta-
hui bagaimana sikap hormat diantara
kita dan upaya untuk saling mengerti
satu sama lain. Hal ini akan dipertegas
melalui program EMS yang baru yakni
program membaca Alkitab melalui
pembacaan Alkitab lintas budaya
dan melalui aksi-aksi solidaritas secara
berduaan atau sebagai kelompok
partner sementara.
Anda semua diundang untuk
turut terlibat. Salam hormat dari tim
program internasional,
Gabriele Mayer
Penanggung jawab program
Dan dari kantor EMS
Kerstin Neumann
Penanggung jawab Fokus01EDITORIAL
FOKUS 2015-2019
Kelompok Kerja Internasional:
Paul-Bernhard Elwert mahasiswa Fak. Teologi Tübi-
ngen, Jerman aktif dalam Jaringan Persekutuan Pemuda
dan anggota dalam jajaran dewan misi „Basler Mission
– Deutscher Zweig".
Anne Heitmann, pendeta Gereja Baden, mengepalai
bidang Misi dan Oikumene di Sinode gereja Baden di
Karlsruhe, Jerman dan anggota Dewan Misi EMS.
Gabriele Mayer, PhD, ketua bidang Perempuan dan
Jender, juga bertanggung jawab untuk Teologi Lintas
Budaya pada bidang pendidikan.
Alfred Moto-poh pendeta Gereja Presbiteria di Kame-
run (PCC). Sejak tahun 2012 melayani sebagai Tenaga
Utusan Gerejawi di gereja Baden. Bersama dengan istri-
nya, Delphine dan ketiga anaknya Jamea, Eberhard dan
Mary-Christy, tinggal Schallstadt dekat Freiburg, Jerman.
Tiny Maslena Irawani, pendeta GPIL, sejak Oktober
2012 bersama dengan suaminya Pdt. Diks Pasende,
bekerja sebagai TUG di gereja Baden. Sejak 2013 ia
masuk dalam jajaran dewan penasehat untuk pelayanan
Perempuan EMS. Kedua putranya masuk sekolah di
Muggensturm dekat Karlsruhe, Jerman.
Kwon Ho Rhee, pendeta dari Gereja Presbiterian Korea
Selatan (PCK), sejak Juli 2015 bekerja di EMS sebagai
pimpinan bidang pendidikan khususnya negara-negara
berkembang di Asia. Ia bersama dengan keluarganya
tinggal di Ludwigsburg, Jerman.
Emmanuel Kwame Tettey adalah anggota Gereja Pres-
biteria di Ghana (PCG). Pada tahun 2010 ia meng-
ikuti program „pertukaran pemuda Oikumenis bagian
Selatan“. Ia juga menjadi delegasi pemuda pada sidang
lengkap EMS. Ia terlibat aktif sebagai kordinator wilayah
untuk program Pembacaan Alkitab di Ghana.
Dr. Royce Victor, Pendeta Gereja India Selatan (CSI),
dosen Teologi di Trivandrum/Kerala. Sejak 2014 bekerja
sebagai penghubung antara EMS dan CSI di Cenai/
India. Juga sebagai kordinator wilayah untuk program
Pembacaan Alkitab di India.
0302 PROJECT TEAM PROJECT TEAM
FOKUS 2015-2019
Agenda Program
Tentang apa?
Program pembacaan Alkitab inter-
nasional akan menghubungkan
kelompok-kelompok dari berbagai
budaya dan negara melalui pemba-
caan secara bersama teks-teks Alki-
tab. Setiap dua kelompok mitra akan
memilih teks yang sama dan saling
membagi pandangan mereka serta
belajar dari cara pandang kelompok
partner kemudian menemukan makna
baru yang terkandung dalam tentang
teks tersebut
Sebagai panduan akan diterbitkan
pada bulan November 2015 sebuah
buku pedoman di mana terdapat
panduan dari 6 teks-teks Alkitab
yang telah dipilih oleh tim program
ini. Kedua kelompok partner akan
membaca teks Alkitab dalam bahasa
mereka dan memahami sesuai dengan
„kacamata budaya“ masing-masing.
Setelah itu, masing-masing kelompok
akan mengirim hasil pengahayatan
mereka terhadap teks tersebut kepada
kelompok partnernya.
Kelompok mana saja yang
dapat ambil bagian?
Mereka yang tertarik dalam program
ini (dalam bentuk kelompok) akan
mencari partner kelompok dari
konteks, gereja, bahasa, negara…
yang berbeda.
Dengan begitu kelompok partner
dapat pula menghidupkan relasi
partnership. Jemaat-jemaat mitra dari
negara yang sama atau dari berbagai
bahasa dapat mulai menjalin relasi;
kelompok pemuda dapat membagi
dengan kelompok pemuda lainnya,
demikian halnya dengan mahasiswa
teologi dari berbagai fakultas atau
sekolah teologi, dll. Dengan begitu
terbuka sejumlah kemungkinan.
Apa tujuannya?
Melalui metode ini yakni dengan cara
membaca Alkitab dengan berbagai
„kacamata“, maka akan lahir dan
berkembang pemahaman lintas
budaya: Di dalam teks Alkitab dan cara
pembacaan dari kelompok pertner,
kita dapat menemukan sesuatu yang
baru, yang asing, yang menantang
atau yang menarik.
Yang paling penting adalah
bagaimana kedua kelompok partner
membaca dan membagi bersama
teks-teks Alkitab sesuai dengan
konteks dan kenyataan kehidupan
yang kongkrit. Pada akhirnya, proses
perjalanan membaca bersama akan
melahirkan aksi solidaritas bersama
yang akan menghubungkan kelom-
pok partner tersebut.
Di ketiga workshop internasional
(yang akan dilaksanakan di Jerman,
Ghana dan India), para peserta dari
kelompok partner yang berbeda akan
bertemu dan membagi „hasil“ dari
perjalanan bersama.
Ikut serta? Bagaimana
caranya?
Mendaftar sebagai kelompok sampai
1 Maret 2016 melalui
https://ems-online.org/
en/active-worldwide/
international-bible-project
Jika masih diperlukan kelompok
partner, maka kami siap membantu
untuk menemukannya.
Kelompok partner memutuskan untuk
mengambil dua sampai tiga teks Alki-
tab yang ada di dalam buku panduan
dan memulai pembacaan. Kemudian
masing-masing kelompok kerja akan
membagikan hasilnya.
0504 BIBLE READING PROJECT BIBLE READING PROJECT
FOKUS 2015-2019
Penelaah Alkitab – Metode Bible Sharing
Bible Sharing merupakan cara khusus
untuk membaca Alkitab yang mula-
mula dikembangkan di Afrika Selatan
Bible Sharing memberi kemungkinan
bagi setiap peserta untuk aktif dan
bebas mengungkapkan bagaimana
pesan Alkitab berbicara kepadanya.
Ada tujuh langkah:
1. Memulai bersama
Pimpinan PA memulai dengan doa
atau menyanyikan sebuah lagu
2. Membaca Alkitab:
Semua peserta mendapat teks Alki-
tab yang akan dibaca. Salah seorang
membaca perikop Alkitab dengan
suara nyaring dan diakhiri dengan
saat teduh untuk menyelami perikop
pembacaan.
3. Teks Alkitab dibaca secara
nyaring
Peserta diajak untuk membaca satu
kata atau kalimat dari perikop pemba-
caan, yang mengena atau menyen-
tuh dirinya.
Masing-masing dapat membaca
dengan nyaring kata atau kalimat
yang dipilihnya.
4. Merenungkan
Pemimpin mengajak peserta untuk
masuk dalam saat teduh untuk meng-
hayati kembali kata-kata atau kali-
mat yang telah didengarkan bersama
dalam kelompok.
5. Membagi
Peserta diajak untuk mengungkap-
kan alasan mengapa ia memilih kata
atau kalimat dari perikop pembacaan.
Peserta dapat juga mengungkapkan
perasaannya –juga yang negatif. Pada
bagian ini dapat diberi penjelasan
tentang latar belakang dan konteks
perikop pembacaan Alkitab.
Tujuannya adalah untuk menge-
tahui bagaimana ayat Alkitab berbi-
cara di dalam konteks kehidupan kita
dewasa ini. Hal yang menjadi sangat
penting dalam kerangka program
pembacaan Alkitab di seluruh dunia
adalah semua orang lintas batas diun-
dang untuk saling membagi dan
saling belajar satu sama lain serta
saling mendengarkan.
6. Aksi bersama
Di era Apartheid di Afrika Selatan,
pembacaan Alkitab dengan cara ini
diakhiri dengan komitmen untuk
melakukan aksi bersama.Oleh sebab
itu, sebelum PA ditutup peserta diberi
pertanyaan: Apakah bentuk solidari-
tas yang nyata yang dapat dilakukan
bersama?
7. Penutup
PA diakhiri dengan doa atau dengan
nyanyian.
0706 BIBLE SHARING
FOKUS 2015-2019
Ya Allah, Penghibur dan Juruselamat kami
Kami bersyukur atas FirmanMU
Sebagaimana yang tertulis di dalam Alkitab,
kami dianugrahkan atas apa yang dapat kami miliki,
yang kami baca dan pahami.
FirmanMu adalah penunjuk jalan bagi kami, namun terkadang
memunculkan pertanyaan.
Kami membacanya agar kami dapat mengarahkan hidup kami sesuai
dengan kehendakMu.
Bahwa FirmanMU dapat dipahami dengan berbagai cara, adalah kesem-
patan bagi kami:
Dalam mempelajari FirmanMu, kami dapat saling mendengarkan dan
saling belajar satu dengan yang lain. Untuk itu, buka hati kami.
Sertai kami dalam membaca Alkitab.
Berkati pemikiran kami,
Kuatkan mereka yang menerimanya dan yang membagikan kepada yang
lain.
Semoga segala yang kami ucapkan dan perbuat hari ini, kami lakukan di
dalam semangat damaiMu,
ya Allah maha damai, yang melampaui segala akal.
Amin
Ya Allah yang baik dan penuh kasih
Kami mengucap syukur atas waktu yang telah kami pakai dalam kebersa-
maan ini.
Seperti di setiap pertemuan, kali ini kami juga merasakan bagaimana
FirmanMu menghubungkan kami yang jauh maupun yang dekat.
Semoga FirmanMu tetap menyatukan kami, sampai kami berjumpa lagi.
Berkati semua orang yang terlibat dalam program PA ini.
Berikan kami kekuatan untuk tetap melaksanakannya, meski semangat
kami menjadi lemah.
Berikan kami keberanian untuk mengatakan secara terbuka dan bebas
tentang apa yang diajarkan oleh FirmanMu.
Berikan kami hati yang bijak untuk menerima pendapat yang lain dan
melakukannya.
Tolong kami untuk setiap hari merasakan kesatuan sebagai anggota perse-
kutuan internasional EMS.
Ajar kami untuk melakukan sharing secara damai, entah kami di Afrika atau
Asia.
Kuatkan keinginan kami untuk melakukan hal ini.
Diatas segalanya, kiranya apa yang kami lakukan demi untuk perdamaian
dan persaudaraan di antara manusia, di mana saja di dunia ini.
Amin
0908 DOA PEMBUKAAN
DOA PEMBUKAAN
DOA PENUTUP
DOA PENUTUP
FOKUS 2015-2019
Yesaja 2 | Undangan untuk Ziarah Damai di hadirat Allah
Pengantar
Di depan gedung PBB di New York
ada prasasti yang bertuliskan: „Karena
mereka akan menempa pedang-
pedangnya menjadi mata bajak ...
tidak ada bangsa yang mengangkat
pedang terhadap yang lain." Ayat ini
dari Yesaya 2,4 terkait erat dengan
Pasal 2 (ayat 4) dari Piagam PBB:
"Dalam hubungan internasional,
semua negara anggota harus mena-
han diri... menggunakan kekerasan."
Sukacita Ziarah
Yesaya 2: 1-5 berbicara tentang masa
depan rumah Allah; ayat 6-22 tentang
penghakiman rumah Yakub. „Allah
adalah sumber keadilan dan perda-
maian“, ini merupakan pesan inti dan
penghubung antara kedua bagian
tersebut dengan penekanan pada
masa depan.
Penaklukan bangsa-bangsa dan
ziarah sukarela mereka kepada Allah
(Yes. 2: 2-4) menjadi tema yang lebih
dominan dalam perdebatan teolo-
gis pada periode pembuangan dan
setelah masa itu, dari pada isu-isu
seperti perdamaian internasional dan
keadilan yang telah menjadi sangat
penting dalam kehidupan masyarakat.
Ayat-ayat ini berbicara tentang
ziarah sejumlah besar orang dari selu-
ruh dunia pergi ke Sion, ke tempat
kehadiran Allah, yang merupakan
pusat Kerajaan Allah untuk mencari
perdamaian dan keadilan Allah. Di
sini tidak disebutkan satu orang tetapi
dengan ziarah kolektif. Ini merupa-
kan tantangan bagi mereka yang
mementingkan diri sendiri dan indi-
vidualisme. Ayat-ayat ini menyerukan
kepada semua untuk bekerja sama
tanpa ketegangan, untuk menyatakan
Kerajaan Allah di dunia ini. Ini adalah
tujuan akhir dari perjalanan ziarah ini.
Allah digambarkan dalam ayat 3
sebagai 'guru'. Secara tradisional,
pandangan seperti ini telah menjadi
tradisi para imam di Israel kuno. Selain
itu, di ayat-ayat ini Allah tidak digam-
barkan sebagai raja. Setelah bangsa-
bangsa menerima ajaran Allah, mereka
menghancurkan senjata perang
mereka dan mengubahnya menjadi
alat-alat pertanian. Dengan begitu,
bukan Tuhan yang menghancurkan
senjata, tetapi manusia mengubah
sikap mereka dan mengubah senjata
ke perangkat yang dapat berguna
bagi kesejahteraan semua makhluk.
Bangsa-bangsa akan datang ke Sion
untuk belajar dari Tuhan tentang cara-
cara keadilan. Keyakinan ini menjadi
motivasi mereka untuk datang mende-
kati Allah. Ziarah ini akan membantu
untuk mempelajari nilai-nilai keadilan
dan perdamaian dan kemudian untuk
mempraktekkannya ke seluruh dunia.
Yes. 2: 6-22 berbicara tentang
penghakiman Allah bagi mereka yang
menghalangi jalan-jalan keadilan dan
perdamaian. Tidak ada perbedaan
dalam penghakiman Allah. Semua,
termasuk umat Allah diperlakukan
sama. Bagi Allah, tidak ada istilah
"kita" dan "yang lain" atau pusat dan
pinggiran. Semua diperlakukan sama.
Ayat-ayat ini merupakan undangan
Allah untuk datang ke hadiratNya,
untuk mengenal jalan-jalan keadilan
dan perdamaian dan untuk menya-
takannya kepada dunia. Ayat-ayat
ini juga merupakan peringatan bagi
mereka yang lebih mengandalkan
prestasi, sikap dan pandangan dunia
mereka sendiri (ayat 8).
Teks Alkitab ini berbicara mulai dari
tema transformasi radikal nasiona-
lisme, konflik dan perselisihan sampai
pada persatuan, perdamaian dan
harmoni. Konflik dan ketegangan
masih terus berlanjut bahkan di
zaman modern. Tetapi akan ada solusi
damai yang melampaui kepuasan
satu bangsa dan kepentingan indi-
vidu. Teks ini juga berbicara tentang
kompromi dan saling menerima.
Perbedaan antara gambaran ideal
Sion (pasal 2: 2 – 4) di mana keadaan
orang-orang saat ini sering digam-
barkan melalui gambar pasang surut.
Gambaran Ideal, Sion digambarkan
sebagai gunung tertinggi, sementara
manusia digambarkan sebagai yang
telah tiba pada titik nadir mereka.
Kondisi ini menjadi panggilan untuk
melakukan tindakan di hadapan Allah,
untuk membawa perdamaian dan
keadilan kepada dunia.
Pertanyaan: penutup 22
TEKS-TEKS ALKITAB
1110 TEKS-TEKS ALKITAB TEKS-TEKS ALKITAB
FOKUS 2015-2019
Pertanyaan:�� Dalam konteks anda, bagaimana biasanya orang mencoba untuk
menjadi lebih baik dari yang lain? (di gereja atau di komunitas?)
Jelaskan dampak positif dan negatif.�� Apa artinya "berpegang (melekat) pada kekuasaan" - dalam
konteks Anda?�� Orang yang terpinggirkan dan menderita harus memiliki kesem-
patan yang sama untuk mendapat apa yang Tuhan telah sedi-
akan bagi mereka, tanpa hambatan yang diciptakan oleh struktur
sosial yang tidak adil dan orang yang egois. Bagaimanakah kita
-dalam semangat solidaritas- bisa mendukung kemungkinan
adanya bantuan bagi mereka yang terpinggirkan?
Markus 9: 33-41 | Siapa yang Terbesar?
Dalam teks ini, kita membaca tentang
konflik. Dalam perjalanan, para murid
berbicara tentang siapa yang terbesar
di antara mereka.
Sebelumnya, Yesus berbicara
tentang penderitaan yang akan
datang, kematian dan kebangkitan-
Nya. Namun sepertinya para murid
tidak mengerti apa yang Yesus kata-
kan. Kebingungan mereka muncul
karena mereka mengharapkan akan
memiliki seorang raja yang menang
dan bukan seorang Rabbi yang disa-
libkan. Ini berlawanan dengan apa
yang mereka bayangkan tentang
„kebesaran“, demikian halnya dengan
ukuran kita sendiri. Bukankah di dalam
masyarakat kita, ukuran menjadi yang
terbesar disamakan dengan titel,
kekuasaan, prestise dan kekayaan?
Apa hubungannya melayani dengan
ukuran menjadi yang terbesar?
Kekuasaan dan status sosial meru-
pakan pilar penting dalam kehidupan
kita. Di Kamerun, misalnya, banyak
acara resmi menjadi gagal karena
tamu berpikir bahwa tempat duduk
mereka tidak sesuai dengan posisi
sosial mereka. Di banyak kesempatan,
pria berdebat karena posisi mereka.
Banyak gerakan politik dapat gagal
karena ego seseorang tidak diper-
timbangkan sebagaimana mestinya.
Standar Kerajaan Allah bukanlah
standar dunia. Bukan hal yang salah
untuk menginginkan pengakuan dan
penghargaan. Ini adalah kebutuhan
vital manusia. Tapi bagaimana kita
dapat meraihnya? Dunia mengikuti
struktur piramida, di mana semakin
ke atas semakin menyempit. Seba-
liknya Yesus menggunakan struktur
terbalik: Yang dinilai sebagai „yang
besar“ adalah mereka yang dapat
menyambut seorang anak kecil di
tengah-tengah mereka dan menem-
patkan mereka sebagai pusat perha-
tian mereka.
Misi Yesus adalah menyelamat-
kan mereka yang tidak berdaya dan
terguncang oleh badai kehidupan,
dan mengembalikan martabat
mereka. Yesus datang sebagai orang
yang membawa iman, harapan dan
kehidupan baru kepada mereka yang
penuh kesedihan dan keputusasaan.
Apakah Anda ingin menjadi yang
terbesar? Jadilah, sebarapa besar-
pun ukuran yang anda telah capai
sesuai dengan standar dunia, dan
gunakan lah. Gunakan sebagai titik
awal untuk membantu orang lain
dan untuk berbagi dengan orang lain.
Menempatkan diri di antara
mereka yang berada pada posisi teren-
dah, sehingga anda dapat menga-
sihi mereka dan menerima mereka.
Alih-alih mereka yang terendah
memberi fokus pada anda sehingga
anda menjadi semakin terangkat,
berikanlah fokus perhatian anda pada
mereka yang terrendah melalui cara
melayani mereka, sehingga mereka
ditinggikan. Di dalam Kerajaan Allah,
layanan terkecil sekalipun diakui dan
jika tindakan kasih dilupakan oleh
orang lain, maka Allah akan meng-
ingatkan mereka dan akan dihargai
di Surga (ay. 41).
Yesus Kristus datang ke dunia ini untuk
melayani. Kami diundang mengikuti
teladanNya menjadikan cinta kasih
Allah menyala lewat kita masing-
masing. Marilah kita dan bangsa kita
berhenti mencari kebesaran duniawi,
mari kita hidup dalam damai satu
sama lain. Ini adalah cara yang lebih
menjanjikan di mana kita bisa meng-
atasi konflik yang kita miliki saat ini
di dunia.
Dengan begitu kita dapat memper-
oleh hidup, yakni hidup dalam kelim-
pahan sebagaimana yang dijanjikan
oleh Yesus (Yohanes 10:10).
1312 TEKS-TEKS ALKITAB TEKS-TEKS ALKITAB
FOKUS 2015-2019
Filipi 2:1-10 | Hidup Bersama dengan Sesama dalam Perbedaan
1. Surat Filipi di tulis oleh Paulus
kepada jemaat Filipi. Jemaat Filipi
terdiri dari jemaat yang sudah menjadi
Kristen dan juga bangsa Yahudi yang
telah menjadi Kristen. Ada perbedaan
pendapat yang terjadi di dalam jemaat
oleh karena itu Paulus mengingatkan
dalam surat Filipi agar jangan sampai
perbedaan pendapat menghancurkan
jemaat. Paulus mengatakan perbe-
daan pendapat adalah hal yang wajar
tetapi dalam perbedaan ada tujuan
bersama yang hendak dicapai dengan
hidup saling menerima perbedaan
dan peduli kepada sesama.
2. Allah menciptakan isi bumi
dengan berbeda, tumbuhan dan
binatang dengan pasangan yang
berbeda, manusia dengan wajah dan
talenta yang berbeda dan setiap orang
mempunyai pola pikir serta penda-
pat yang berbeda. Perbedaan bertu-
juan untuk saling melengkapi seperti
pelangi yang mempunyai warna yang
berbeda tetapi menjadi satu sehingga
indah. Paulus menginginkan agar
anggota jemaat filipi sehati sepi-
kir, dalam satu kasih, satu jiwa dan
satu tujuan serta setiap orang peduli
dengan orang lain sehingga tidak
hanya memikirkan dirinya sendiri.
Paulus memberi contoh Allah adalah
penguasa dunia ini tetapi Allah tetap
mau datang menjenguk kita melalui
Yesus Kristus yang telah memberi
diriNya untuk umatNya karena itu
Yesus mengosongkan diriNya sebagai
manusia. Allah tidak hanya memikir-
kan diriNya sendiri tetapi Allah memi-
kirkan dan peduli kepada kita, bentuk
kepedulian Allah dinyatakan dalam
kerendahan hati dan kasih sehingga
Yesus datang ke dunia untuk mene-
bus dosa kita. Allah menerima kita apa
adanya diri kita yang telah berdosa.
Negara Indonesia mempunyai 5
pulau besar dan ratusan pulau-pulau
kecil dan bangsa Indonesia mempu-
nyai perbedaan budaya, suku dan
keyakinan. Perbedaan letak geogra-
fis mengakibatkan perbedaan kesu-
buran tanah sehingga ada daerah
yang subur dan tandus (tidak subur)
sehingga perbedaan kesuburan tanah
mengakibatkan perbedaan kesejah-
teraan rakyat. Hidup dalam perbe-
daan menjadi bagian dari kehidupan
bangsa indonesia sehingga dalam
perbedaan yang dialami terkadang
menimbulkan konflik terkhusus dalam
perbedaan keyakinan seperti yang
terjadi beberapa tahun seperti tahun
2006-2008 di Ambon dan Poso.
Menurut saya, ada hal positip dari
berbagai perbedaan yang dialami
bangsa Indonesia yaitu ada keunikan/
ciri khas setiap daerah dan perbedaan
menjadi kekayaan bangsa Indonesia
untuk dipelajari terkhusus untuk gene-
rasi penerus. Indahnya kebersamaan
dalam perbedaan jika saling mene-
rima dan memberi dalam perbedaan.
Pertanyaan untuk Kelompok:�� Apakah saudara/saudari memahami bahwa perbedaan pendapat,
perbedaan budaya dan perbedaan keyakinan itu baik atau tidak
baik? Jelaskan dengan alasan. �� Hal-hal apa yang menghalangi mengapa kita terkadang sulit
untuk hidup bersama dengan orang yang berbeda pendapat,
berbeda budaya dan berbeda keyakinan.�� Apakah perbedaan akan selalu mengakibatkan konflik dalam
hidup bersama? Bagaimana caranya agar perbedaan itu tidak
mengarah pada konflik yang besar?�� Hal apa yang menjadi dasar agar kita dapat hidup bersama
dengan sesama yang berbeda pendapat, berbeda budaya dan
berbeda keyakinan dengan kita?
1514 TEKS-TEKS ALKITAB TEKS-TEKS ALKITAB
FOKUS 2015-2019
Pertanyaan Kelompok:�� Siapakan di dalam di lingkungan anda, orang-orang yang hidup
seperti ke-empat orang kusta ini, terpinggirkan atau bahkan sudah
berada di luar komunitas?�� Apa yang bisa kita pelajari dari mereka, yang harus terus berjuang
untuk bertahan hidup atau untuk menjalani kehidupan yang
bermartabat?�� Bagaimana kita dapat menjalin relasi solidaritas dengan mereka?
Bagaimana kelompok pertner dapat membantu kalian untuk hal ini?
II Raja-Raja 7: 3-11 | Allah bertindak melalui mereka yang tersisihkan
Empat orang kusta menghabiskan
hidup mereka di depan gerbang
benteng kota. Pada masa itu, pende-
rita lepra dianggap najis oleh komu-
nitas di Israel, sehingga mereka
disisihkan dari komunitas (Imamat
13, 45-46).
Dalam banyak hal, empat orang
kusta tersebut berada di 'luar' kota.
Mereka telah ditolak dan terpinggir-
kan karena penyakit mereka. Dengan
demikian, mereka menjadi orang
terpinggirkan, yang tidak memper-
oleh perlindungan dalam situasi
perang dan berbahaya. Salah satu dari
mereka tidak mau menyerah untuk
berjuangan agar bisa bertahan hidup.
Dia melihat dua cara yang berbeda,
yakni: entah kembali ke kota atau ke
tentara musuh tanpa mengetahui apa
yang akan terjadi.
Mengapa mereka tidak ingin di
kota? Karena alasan budaya dan
sistem sosial, kota Samaria menjadi
masa lalu yang tertutup sehingga
mereka tidak memiliki kemungkinan
untuk tinggal di sana. Pada saat yang
sama, pada saat itu terjadi di sana
kelaparan, sehingga kehidupan yang
tak berpengharapan menjadi kondisi
ril saat itu.
Cara lain, yakni kalau ke tentara
musuh berarti masa depan, meski-
pun masih belum pasti. Sehingga ada
risiko dibunuh oleh musuh. Meskipun
demikian, mereka mencoba untuk
mengambil kesempatan kecil ini ".
... kalau mereka membiarkan kita
hidup, maka kita hidup, kalau mereka
membunuh kita, kita mati (2 Raja-raja
7,4)". Ini bukanlah ungkapan keputu-
sasaan melainkan ungkapan pengha-
rapan. Yakni harapan akan kehidupan
dengan masa depan. Sebab siapa pun
yang kehilangan harapan, ia sudah
memutuskan untuk mati. Tetapi yang
memiliki pengharapan, tidak peduli
besar atau kecil, ia akan berusaha dan
karena itu tidak lagi tetap terperang-
kap dengan masa lalu atau dengan
kekinian yang tak berpengharapan.
Orang seperti ini akan bersedia dan
terbuka untuk menghadapi masa
depan dan dapat belajar bahwa Allah
kehidupan selalu datang kepada kita.
Ketika empat orang kusta sampai
di tenda para tentara Aram, mereka
terkejut bahwa tentara musuh telah
pergi sehingga dengan begitu mereka
terhindar dari situasi yang meng-
ancam jiwa. Sehingga kuasa Tuhan
melalui RohNya dapat terjadi melalui
semua manusia yang memiliki kerin-
duan untuk hidup. Allah membe-
ranikan mereka untuk mengatasi
kekuatan-kekuatan yang menghan-
curkan kehidupan dan memilih jalan
kehidupan. Dan Allah kehidupan
berjumpa dengan mereka di sepan-
jang jalan yang membawa mereka
kepada kehidupan yang berkelim-
pahan. Keselamatan Allah telah
datang!
Setelah penderita kusta mengalami
keselamatan Allah, mereka merasa
memiliki tanggung jawab yang besar
untuk mengatakan kabar sukacita ini
ke kota Samaria (2 Raja-raja 7,9). Itulah
misi mereka dan mereka harus penuhi
(band. 1 Korintus 9:16). Sehingga
mereka kembali ke Samaria dan
melaporkan bahwa tentara musuh
telah pergi. Dengan harta yang dite-
mukan di kamp tentara musuh mereka
bisa mengatasi kelaparan. Orang-
orang dari kota Samaria mengalami
tindakan kasih Allah melalui orang-
orang yang mereka sisihkan dan
terpinggirkan sebelumnya. Sebalik-
nya, penderita kusta ini justru dalam
kondisi kelaparan, mereka solider
terhadap mereka yang hidup di kota
dan telah berbagi kabar baik kepada
mereka. Allah telah membantu orang
yang tersisihkan dan memberi mereka
keberanian baru untuk mengambil
risiko. Mereka kemudian merasa
„diberi tanggungjawab“ untuk
membawa kabar baik kepada dunia.
1716 TEKS-TEKS ALKITAB TEKS-TEKS ALKITAB
FOKUS 2015-2019
Pertanyaan dan Ide:�� Keramah-tamahan: Bagaimana peran keramahtamahan di dalam
budaya anda? Di dalam kebaktian?�� Adakah pengalaman di mana anda sebagai tamu atau tuan
rumah mengalami perubahan?�� Buatlah secara bersama-sama satu kebaktian „keramahtamahan“
Lukas 24: 13–35 | Kekuatan Paskah
Lukas menceritakan perubahan
besar yang terjadi dalam perjalan
dari Yerusalem ke Emaus: Pertama,
ada "perjalanan batin" dari ke-dua
murid: mulai dari kesedihan, kekece-
waan dan kepasrahan sampai kepada
pengalaman akan iman yang baru
dan harapan baru. Hampir setiap ayat
dapat dilihat bagaimana perjalanan
batin para murid ketika dalam berja-
lan, berpikir dan dalam perasaan.
Kemudian para murid juga mengubah
arah secara "luar". Semua ini dilakukan
dalam perjalanan. Tanpa melakukan
perjalanan maka seseorang tidak akan
memiliki pengalaman yang berpeng-
harapan seperti ini. Tanpa melakukan
perubahan tempat, maka perubahan
perspektif pun menjadi sulit. Sehingga
bukanlah kebetulan kalau sejarah
pusat (Yerusalem) mengarah ke tepi
(Emaus) dan kemudian kembali.
Kisah ini dapat dihayati dalam
empat „bagian perjalanan“:
Jalan bersama:
Yesus bertemu para murid dalam
fungsi pastoralnya yang membantu
mereka untuk mengungkap apa
yang tengah mereka derita. Hal yang
menakjubkan adalah: Para murid
mencurahkan isi hatinya kepada
seorang asing yang tengah berjalan
bersama dan mendengarkan mereka.
Untuk hal pastoral, demikian halnya
juga kegiatan misi, hal pertama yang
harus dilakukan adalah mendengar
dan belajar memahami situasi masya-
rakat. Dalam "perjalanan bersama"
dan "kehidupan komunal" (convi-
vence), Injil pun diberitakan.
Pemberian makna:
Kemudian "orang asing" tersebut
menafsir Alkitab dan memberi makna
baru bagi situasi mereka. Hal ini meru-
pakan motivasi untuk membaca Alki-
tab melalui"mata orang lain" dan
membiarkan kita terinspirasi oleh
perspektif asing.
Keramahtamahan:
Akhirnya, kedua murid menawar-
kan keramahan kepada orang asing
tersebut, dan Ia sendiri bahkan
menjadi tuan rumah bagi mereka.
Mata mereka terbuka ketika Yesus
membagi roti dengan mereka. Yesus
dialami sebagai pembawa "kelim-
pahan", bukan hanya dalam kata-kata
tetapi juga dalam perbuatan. Kisah ini
mengingatkan kita juga pada "budaya
keramah-tamahan", yang merupakan
nilai yang sangat berharga di banyak
budaya sampai saat ini. Sering kali
keramah-tamahan dialami, di mana
orang harus berbagi dari sedikit yang
mereka miliki: Misalnya pengalaman
ketika berkunjung ke desa-desa di
Indonesia atau di tempat-tempat
pengungsian para pencari suaka di
Jerman.
Pengutusan:
Pada saat makan malam bersama,
kedua murid memahami bahwa:
"Yesus benar-benar telah bangkit".
Apa yang telah mereka alami hanya
menjadi relevan ketika mereka sendiri
menyadari bahwa mereka pun telah
"bangkit", bertobat dan membagi
berita suka cita ini - bersama-sama
dengan orang-orang yang mengalami
sendiri bagaimana "paskah" dalam
kehidupan mereka. Kedua murid ini
tidak menilai rendah pengalaman
orang lain atau mereka tidak meli-
hatnya sebagai persaingan, tetapi
sebagai konfirmasi. Pertemuan baru
di Yerusalem adalah gambaran yang
indah tentang "keanekaragaman yang
damai" dalam kesaksian satu Injil.
1918 TEKS-TEKS ALKITAB TEKS-TEKS ALKITAB
FOKUS 2015-2019
Matius 15: 21-28 | Ia telah berjalan begitu jauh – dapat memperluas batas
Yesus telah menyingkir. Mungkin
Ia butuh waktu untuk istirahat?
Ia telah menyingkir ke daerah di mana
orang tidak mengenalnya dan Ia berha-
rap untuk mendapatkan ketenangan.
Dan di tempat di mana ia berpikir tidak
ada "domba Israel yang hilang". Pada
saat itu, pemahamanNya tentang misi
masih sempit. Dia bahkan tidak merasa
dipanggil untuk orang-orang di luar
perbatasan Israel.
Sangat berbeda, jikalau kita meli-
hat pandangan dari seorang perem-
puan Kanaan, seorang perempuan
pribumi. Untuk mengatasi kecemas-
annya atas anaknya yang sakit, dia
bersedia untuk melangkah cukup
jauh. Bahkan sampai di luar batas
yang resmi untuk mencari bantuan.
Dia bukan hanya melampaui batas
kesopanan: Di jalan umum, ia meng-
ganggu ketenangan dari kelompok
orang yang berada di sekitar Yesus.
Dia mengakibatkan "kemarahan orang
banyak". Dia mendekati Yesus dengan
suara yang keras. Dan mengenaliNya
sebagai yang memiliki otoritas dari
garis keturunan Raja Daud, kerajaan
daerah tetangganya. Ia percaya akan
kekuatan pemulihanNya yang dapat
menyembuhkan dirinya dan putrinya,
seorang yang "berbeda iman".
Tetapi Yesus diam. Mengapa?
Murid-murid mendesak Yesus untuk
meneolongnya -tetapi terutama, agar
perempuan tersebut tidak lagi meng-
ganggu mereka. ("Karena ia terus
berteriak di belakang kami").
Ada masa ketika pelayanan awal
Yesus dipikirkan, apakah "Kabar Baik"
demikian halnya penyembuhan dan
pemenuhan hidup juga akan memi-
liki oleh mereka yang berasal dari luar
batas-batas geografis dan agama?
Apakah Yesus juga datang untuk
"orang lain" . Pertanyaan yang sangat
mendesak ini pada masa itu dibahas
juga dalam narasi cerita ini. Pelayanan
awal Yesus mengalami proses pembe-
lajaran, di mana dimulai dengan Yesus
sendiri, yakni dimulai dari „pusat“.
Baik dalam Injil Matius maupun
dalam Injil Lukas terdapat kisah
tentang perempuan yang memper-
luas wawasan Yesus. Salah satunya
adalah seorang tak bernama dalam
kisah penghakiman, yang pada awal-
nya tidak dianggap serius juga oleh
Yesus, bahkan tidak terlihat seba-
gai manusia, tetapi disebut sebagai
anjing. Apakah kita mengenal Yesus
seperti ini dari pembacaan Akitab?
Tindakan penolakan dan penghinaan
seperti ini mengganggu pandangan
kita tentang Yesus. Bukankah Ia selalu
menolong mereka yang tersisihkan?
Dalam kisah berikutnya, kita meli-
hat bagaimana Yesus sebagai seseo-
rang yang mendengar dan bersedia
untuk mengubah cara pandang.
Yesus merelakan dirinya terenyuh
oleh mereka yang terpinggirkan dan
berpikir secara baru. Pada tahun 2013,
Dewan Gereja-Gereja se-Dunia (DGD)
memformulasikan „Bersama menuju
Kehidupan –Misi dalam konteks yang
berubah“, bahwa misi juga terjadi dari
yang terpinggirkan.
Seseorang tanpa nama tidak dito-
lak oleh Yesus. Dengan tenangnya
ia tetap melakukan percakapan dan
terus melakukan argumen. Sepertinya
dia sudah mengalami banyak pende-
ritaan melalui komentar yang diskri-
minatif dan penghinaan - sehingga
kekuatannya telah dikembangkan
menjadi sebuah "ketahanan". Tidak, ia
tidak dapat ditipu. Baginya memang
cukup kalau ia memperoleh remah-
remah yang jatuh dari meja, karena
itupun sudah cukup mengandung
penyembuhan baginya dan dan bagi
anaknya yang sakit. Sehingga dia
menjawab sederhana: "Ya, tapi ...".
Dalam pandangan Yesus, peru-
bahan perspektif kini terlihat: Yesus
berhenti sejenak, membiarkan yang
terisihkan berargumen dan kemudian
melihat dimensi yang sama sekali
berbeda dalam perlawanan damai
perempuan itu. Yesus melihat iman
yang besar sebagai motivasi atas kegi-
gihan perempuan tersebut. Yesus
tidak lagi melihat dia sebagai suatu
faktor pengganggu atau sebagai
seseorang yang bertindak melampaui
batas dan yang menuntut sesuatu
yang tak layak, melainkan Yesus meli-
hat imannya yang luar biasa.
Melalui perjumpaan ini, satu hal
menjadi jelas: Yesus tidak hanya diutus
bagi domba-domba Israel, melain-
kan batas-batasan tersebut menjadi
terbuka.
Pertanyaan: penutup 24
2120 TEKS-TEKS ALKITAB TEKS-TEKS ALKITAB
FOKUS 2015-2019
Kreatifitas Kelompok – Beberapa Aksi
Di bawah ini, anda dapat menemukan ide-ide untuk merancang secara
kreatif percakapan dalam kelompok tentang Alkitab. Ide-ide ini harus
memungkinkan peserta secara kreatif untuk mengalami dan menghayati
teks-teks Alkitab melebihi upaya mendengar dan bercakap. Cobalah…
Yesaya 2
Markus 9
Cobalah membentuk adegan yang menunjukkan tema tentang „berpe-
gang pada kekuasaan“ melalui metode „Frozen Picture“ yang dikembangkan
oleh Pedagogik-Boal/Paolo Freire
Melakukan latihan dengan mencoba berbagai bentuk atau model duduk:
�� Duduk di dalam lingkaran,�� Duduk dalam formasi barisan kursi dan salah seorang berdiri di depan
dan menentukan. Atau dengan berbagai cara duduk, misalnya seorang
duduk di tempat yang lebih tinggi, dua orang duduk dengan senang-
nya di kursi anak TK sementara yang lain duduk di lantai. �� Yang paling penting adalah sharing tentang hasil aksi ini, pengaruh apa
saja yang muncul dari sikap duduk yang berbeda ini khususnya berhu-
bungan dengan perasaan, terutama bagi mereka yang duduk di bawah,
apa yang mereka rasakan.
Filipi 2�� Saling sharing, di mana terlihat perbedaan di dalam budaya kalian –
budaya kelompok partner.�� Menciptakan gambar bersama yang menunjukkan harmoni dan rekon-
siliasi perbedaan. Bahan-bahan: Pasir – bunga – lantai – gambar (ide
dari India); Menjahit kembali kain-kain yang robek (ide dari Amerika
Tengah).�� Mewarnai kain lebar dengan berbagai warna .. (ide dari Brasilia)�� Menggambar di gelas, membuat gambar untuk „jendela kaca“ (ide dari
Jerman)�� Membuat pelangi dari warna yang ada di dalam ruangan di mana anda
berada.
Tolong buat foto dan kelompok partner dan kantor EMS mengirim ke websit
II Raja-Raja 7
Melakukan „Role Play“ dengan 2 atau 3 adegan dari kisah „pengecualian
dan keselamatan“:�� Lokasi pertama: Di luar tembok kota, 4 orang lepra kelaparan�� Lokasi kedua: Di dalam tembok kota, orang-orang kelaparan dan
ketakutan oleh musuh.�� Lokasi ketiga: Kamp musuh sudah kelihatan.
Pertanyaan untuk didiskusikan di kelompok:�� Bagaimana orang Kristen dapat berkontribusi sebagai individu
dan sebagai komunitas bagi perdamaian dan keadilan di
masyarakat?�� Berkenaan dengan konteks pengalaman masing-masing: Di mana
anda pernah melihat tanda-tanda perubahan dari permusuhan
menjadi rekonsiliasi?�� Apakah ada langkah-langkah solidaritas yang konkrit yang dapat
dibagi kepada kelompok partner di program Pembacaan Alkitab
EMS?
2322 CREATIVE ACTION CREATIVE ACTION
Lukas 24
Merayakan kebaktian di jemaat dengan tema „keramah-tamahan“, anggota
jemaat yang jarang hadir secara khusus diundang dalam persiapan kebaktian
Melakukan PERJALANAN pada malam hari di tempat-tempat yang berbeda
untuk menghayati aspek-aspek yang terdapat di dalam teks Alkitab, misalnya
dataran rendah Jerusalem –dalam perjalanan dengan seorang asing –makan
bersama (dengan kelompok lain?)
Matius 15
Melakukan „role play“ dari kisah perjumpaan antara Yesus dan seorang
perempuan dari Kanaan. Bagi kaum perempuan, misalnya mengambil peran
seorang perempuan pengungsi dari Suriah atau dari Etnik Roma atau dari
kasta Dalith….
Pertanyaan untuk percakapan di kelompok:�� Bagaimana „permintaan“ dalam budaya anda?�� Apa artinya „remah-remah“ dan sebutan „anjing“ dalam konteks
anda?�� Bagaimana menunjukkan sikap solidaritas?�� Apakah anda mengenal seseorang di gereja atau di negara anda,
yang sangat gigih memperjuangkan mereka yang tersisihkan?
24 CREATIVE ACTION