15
Kunjungi kami di Internet: www.ems-online.org KEHIDUPAN YANG BERKELIMPAHAN BAGI SEMUA MISI SOLIDARITAS Buku Panduan Membaca Alkitab melalui Mata Orang Lain 연대 Gott BIBEL Kirche Gerechtigkeit ÖKUMENE beten god bible church justice evangelisch Tuhan Alkitab GEREJA KEADILAN oikumene berdoa 하나님 정의 에큐메니칼 dialog marginalized zuhören membahas worldwide begegnen bertemu partnership antarbudaya gemeinsam bersama 함께 pemuda workshop discussing project Programme reading diversity interreligious youth ecumenical HOPE harapan intercultural antarbudaya community Mission misi 선교 solidarity solidaritas kemitraan 통일 Evangelical Mission in Solidarity (EMS) Vogelsangstraße 62 I 70197 Stuttgart Phone: +49 711 636 78 -43 Fax: +49 711 636 78 -45 Email: [email protected]

kehidupan yang berkelimpahan bagi semua misi solidaritas

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: kehidupan yang berkelimpahan bagi semua misi solidaritas

Kunjungi kami di Internet:

www.ems-online.org

KEHIDUPAN YANG BERKELIMPAHAN BAGI SEMUA MISI SOLIDARITASBuku Panduan

Membaca Alkitab melalui Mata Orang Lain

연대Gott

BIBE

L

Kir

che

GerechtigkeitÖKUMENE

bete

ngo

d

bibl

ech

urchjust

ice

evan

gelis

ch

Tuhan

Alk

itab

GEREJA

KEADILAN

oiku

men

e

berdoa하나님

정의

에큐메니칼dialog

mar

gina

lized

zuhö

ren

membahas

wor

ldw

ide

beg

egne

n

bert

emu

partnership

anta

rbud

aya

gem

eins

am

bersama

함께pe

mud

a

wor

ksho

p

disc

ussi

ng

pro

ject

Programme

read

ing

dive

rsity

inte

rrel

igio

us

youth

ecumenical

HOPE

hara

pan

inte

rcul

tura

lantarbudaya

com

mun

ity

Mission misi선교

solidarity

solid

arita

s

kem

itraa

n

통일

Evangelical Mission in Solidarity (EMS)

Vogelsangstraße 62 I 70197 Stuttgart

Phone: +49 711 636 78 -43

Fax: +49 711 636 78 -45

Email: [email protected]

Page 2: kehidupan yang berkelimpahan bagi semua misi solidaritas

Daftar ISI

Editorial Gabriele Mayer

02 Kelompok Kerja Internasional

04 Agenda Program

06 Bible Sharing - Metode dari Afrika Selatan

08 Doa Pembukaan Riley Edwards-Raudonat

09 Doa Penutup Riley Edwards-Raudonat

10 Teks - Teks Alkitab

10 Yesaya 2 Royce Victor

12 Markus 9 Alfred Moto-poh

14 Filipi 2 Tiny Maslene Irawani

16 II Raja-Raja 7 Kwon-Ho Rhee

18 Lukas 24 Anne Heitmann

20 Matius 15 Gabriele Mayer

22 Kreatifitas Kelompok. Kelompok Kerja

Beberapa Aksi

Penanggung Jawab

Imprint

Buku ini merupakan panduan dalam rangka

program Alkitab-EMS tentang „Membaca Alkitab

melalui mata orang lain“, yang merupakan bagian

dari Fokus EMS tahun 2015-2019 „Hidup dalam

Kelimpahan bagi Semua – Misi dalam Solidaritas“.

Buku ini tersedia dalam bahasa Jerman, Inggris

dan Indonesia.

Download:

https://ems-online.org/en/active-worldwide/international-bible-project

Pertayan dikirim ke: [email protected]

Penanggungjawab: Gabriele Mayer, PhD

Kelompok redaksi: Tim Kerja Internasional

Terjemahan kedalam bahasa Jerman:

Aguswati Hildebrandt Rambe

Cetak: Paul Schürrle GmbH & Co. KG

Design: B|FACTOR GmbH

Evangelical Mission in Solidarity (EMS)

Vogelsangstraße 62 I 70197 Stuttgart, Jerman

Phone: +49 711 636 78 -43

Fax: +49 711 636 78 -45

Email: [email protected]

FOKUS 2015-2019

Page 3: kehidupan yang berkelimpahan bagi semua misi solidaritas

FOKUS 2015-2019

EDITORIAL

Pembaca yang kekasih,

Fokus baru EMS adalah

„KEHIDUPAN YANG BERKELIM-

PAHAN BAGI SEMUA“

Sebuah harapan yang sunggung-

sungguh komprehensif Apakah ini

hanyalah kata-kata yang indah? Atau

sebuah visi di mana kita sebagai orang

Kristen mengakuinya dan membagi-

nya kepada orang-orang lain yang

berkepercayaan lain?

Namun apa artinya berkelim-

pahan? Dan bagaimana menca-

kupi SEMUA orang, jika kita hidup

di bawah kondisi politik, sosial dan

ekonomi yang tidak seimbang dan

tidak adil. Dalam persekutuan inter-

nasional EMS kami ingin bersama-

sama merumuskan visi „hidup dalam

kelimpahan bagi semua“ yang juga

memberi fokus perhatian lebih bagi

mereka yang berada di „pinggiran".

Sebagai orang Kristen kita dipanggil

untuk berharap, tetapi juga untuk

melakukan tindakan, terutama dan

di mana pun bagi mereka yang tak

dapat bersuara (voiceless).

Oleh sebab itu, bukanlah kebetulan

kalau bagian kedua dari fokus EMS

mengambil nama: „Missi di dalam

Solidaritas“, yang juga menjadikan

relasi antar manusia yang berbeda

sebagai persyaratan. Sebagai satu

persekutuan EMS, kita mengetahui

bagaimana kekayaan yang kita bawa

dari perbedaan kita masing-masing

menjadi kontribusi yang berarti dalam

persekutuan ini. Kita juga mengeta-

hui bagaimana sikap hormat diantara

kita dan upaya untuk saling mengerti

satu sama lain. Hal ini akan dipertegas

melalui program EMS yang baru yakni

program membaca Alkitab melalui

pembacaan Alkitab lintas budaya

dan melalui aksi-aksi solidaritas secara

berduaan atau sebagai kelompok

partner sementara.

Anda semua diundang untuk

turut terlibat. Salam hormat dari tim

program internasional,

Gabriele Mayer

Penanggung jawab program

Dan dari kantor EMS

Kerstin Neumann

Penanggung jawab Fokus01EDITORIAL

Page 4: kehidupan yang berkelimpahan bagi semua misi solidaritas

FOKUS 2015-2019

Kelompok Kerja Internasional:

Paul-Bernhard Elwert mahasiswa Fak. Teologi Tübi-

ngen, Jerman aktif dalam Jaringan Persekutuan Pemuda

dan anggota dalam jajaran dewan misi „Basler Mission

– Deutscher Zweig".

Anne Heitmann, pendeta Gereja Baden, mengepalai

bidang Misi dan Oikumene di Sinode gereja Baden di

Karlsruhe, Jerman dan anggota Dewan Misi EMS.

Gabriele Mayer, PhD, ketua bidang Perempuan dan

Jender, juga bertanggung jawab untuk Teologi Lintas

Budaya pada bidang pendidikan.

Alfred Moto-poh pendeta Gereja Presbiteria di Kame-

run (PCC). Sejak tahun 2012 melayani sebagai Tenaga

Utusan Gerejawi di gereja Baden. Bersama dengan istri-

nya, Delphine dan ketiga anaknya Jamea, Eberhard dan

Mary-Christy, tinggal Schallstadt dekat Freiburg, Jerman.

Tiny Maslena Irawani, pendeta GPIL, sejak Oktober

2012 bersama dengan suaminya Pdt. Diks Pasende,

bekerja sebagai TUG di gereja Baden. Sejak 2013 ia

masuk dalam jajaran dewan penasehat untuk pelayanan

Perempuan EMS. Kedua putranya masuk sekolah di

Muggensturm dekat Karlsruhe, Jerman.

Kwon Ho Rhee, pendeta dari Gereja Presbiterian Korea

Selatan (PCK), sejak Juli 2015 bekerja di EMS sebagai

pimpinan bidang pendidikan khususnya negara-negara

berkembang di Asia. Ia bersama dengan keluarganya

tinggal di Ludwigsburg, Jerman.

Emmanuel Kwame Tettey adalah anggota Gereja Pres-

biteria di Ghana (PCG). Pada tahun 2010 ia meng-

ikuti program „pertukaran pemuda Oikumenis bagian

Selatan“. Ia juga menjadi delegasi pemuda pada sidang

lengkap EMS. Ia terlibat aktif sebagai kordinator wilayah

untuk program Pembacaan Alkitab di Ghana.

Dr. Royce Victor, Pendeta Gereja India Selatan (CSI),

dosen Teologi di Trivandrum/Kerala. Sejak 2014 bekerja

sebagai penghubung antara EMS dan CSI di Cenai/

India. Juga sebagai kordinator wilayah untuk program

Pembacaan Alkitab di India.

0302 PROJECT TEAM PROJECT TEAM

Page 5: kehidupan yang berkelimpahan bagi semua misi solidaritas

FOKUS 2015-2019

Agenda Program

Tentang apa?

Program pembacaan Alkitab inter-

nasional akan menghubungkan

kelompok-kelompok dari berbagai

budaya dan negara melalui pemba-

caan secara bersama teks-teks Alki-

tab. Setiap dua kelompok mitra akan

memilih teks yang sama dan saling

membagi pandangan mereka serta

belajar dari cara pandang kelompok

partner kemudian menemukan makna

baru yang terkandung dalam tentang

teks tersebut

Sebagai panduan akan diterbitkan

pada bulan November 2015 sebuah

buku pedoman di mana terdapat

panduan dari 6 teks-teks Alkitab

yang telah dipilih oleh tim program

ini. Kedua kelompok partner akan

membaca teks Alkitab dalam bahasa

mereka dan memahami sesuai dengan

„kacamata budaya“ masing-masing.

Setelah itu, masing-masing kelompok

akan mengirim hasil pengahayatan

mereka terhadap teks tersebut kepada

kelompok partnernya.

Kelompok mana saja yang

dapat ambil bagian?

Mereka yang tertarik dalam program

ini (dalam bentuk kelompok) akan

mencari partner kelompok dari

konteks, gereja, bahasa, negara…

yang berbeda.

Dengan begitu kelompok partner

dapat pula menghidupkan relasi

partnership. Jemaat-jemaat mitra dari

negara yang sama atau dari berbagai

bahasa dapat mulai menjalin relasi;

kelompok pemuda dapat membagi

dengan kelompok pemuda lainnya,

demikian halnya dengan mahasiswa

teologi dari berbagai fakultas atau

sekolah teologi, dll. Dengan begitu

terbuka sejumlah kemungkinan.

Apa tujuannya?

Melalui metode ini yakni dengan cara

membaca Alkitab dengan berbagai

„kacamata“, maka akan lahir dan

berkembang pemahaman lintas

budaya: Di dalam teks Alkitab dan cara

pembacaan dari kelompok pertner,

kita dapat menemukan sesuatu yang

baru, yang asing, yang menantang

atau yang menarik.

Yang paling penting adalah

bagaimana kedua kelompok partner

membaca dan membagi bersama

teks-teks Alkitab sesuai dengan

konteks dan kenyataan kehidupan

yang kongkrit. Pada akhirnya, proses

perjalanan membaca bersama akan

melahirkan aksi solidaritas bersama

yang akan menghubungkan kelom-

pok partner tersebut.

Di ketiga workshop internasional

(yang akan dilaksanakan di Jerman,

Ghana dan India), para peserta dari

kelompok partner yang berbeda akan

bertemu dan membagi „hasil“ dari

perjalanan bersama.

Ikut serta? Bagaimana

caranya?

Mendaftar sebagai kelompok sampai

1 Maret 2016 melalui

https://ems-online.org/

en/active-worldwide/

international-bible-project

Jika masih diperlukan kelompok

partner, maka kami siap membantu

untuk menemukannya.

Kelompok partner memutuskan untuk

mengambil dua sampai tiga teks Alki-

tab yang ada di dalam buku panduan

dan memulai pembacaan. Kemudian

masing-masing kelompok kerja akan

membagikan hasilnya.

0504 BIBLE READING PROJECT BIBLE READING PROJECT

Page 6: kehidupan yang berkelimpahan bagi semua misi solidaritas

FOKUS 2015-2019

Penelaah Alkitab – Metode Bible Sharing

Bible Sharing merupakan cara khusus

untuk membaca Alkitab yang mula-

mula dikembangkan di Afrika Selatan

Bible Sharing memberi kemungkinan

bagi setiap peserta untuk aktif dan

bebas mengungkapkan bagaimana

pesan Alkitab berbicara kepadanya.

Ada tujuh langkah:

1. Memulai bersama

Pimpinan PA memulai dengan doa

atau menyanyikan sebuah lagu

2. Membaca Alkitab:

Semua peserta mendapat teks Alki-

tab yang akan dibaca. Salah seorang

membaca perikop Alkitab dengan

suara nyaring dan diakhiri dengan

saat teduh untuk menyelami perikop

pembacaan.

3. Teks Alkitab dibaca secara

nyaring

Peserta diajak untuk membaca satu

kata atau kalimat dari perikop pemba-

caan, yang mengena atau menyen-

tuh dirinya.

Masing-masing dapat membaca

dengan nyaring kata atau kalimat

yang dipilihnya.

4. Merenungkan

Pemimpin mengajak peserta untuk

masuk dalam saat teduh untuk meng-

hayati kembali kata-kata atau kali-

mat yang telah didengarkan bersama

dalam kelompok.

5. Membagi

Peserta diajak untuk mengungkap-

kan alasan mengapa ia memilih kata

atau kalimat dari perikop pembacaan.

Peserta dapat juga mengungkapkan

perasaannya –juga yang negatif. Pada

bagian ini dapat diberi penjelasan

tentang latar belakang dan konteks

perikop pembacaan Alkitab.

Tujuannya adalah untuk menge-

tahui bagaimana ayat Alkitab berbi-

cara di dalam konteks kehidupan kita

dewasa ini. Hal yang menjadi sangat

penting dalam kerangka program

pembacaan Alkitab di seluruh dunia

adalah semua orang lintas batas diun-

dang untuk saling membagi dan

saling belajar satu sama lain serta

saling mendengarkan.

6. Aksi bersama

Di era Apartheid di Afrika Selatan,

pembacaan Alkitab dengan cara ini

diakhiri dengan komitmen untuk

melakukan aksi bersama.Oleh sebab

itu, sebelum PA ditutup peserta diberi

pertanyaan: Apakah bentuk solidari-

tas yang nyata yang dapat dilakukan

bersama?

7. Penutup

PA diakhiri dengan doa atau dengan

nyanyian.

0706 BIBLE SHARING

Page 7: kehidupan yang berkelimpahan bagi semua misi solidaritas

FOKUS 2015-2019

Ya Allah, Penghibur dan Juruselamat kami

Kami bersyukur atas FirmanMU

Sebagaimana yang tertulis di dalam Alkitab,

kami dianugrahkan atas apa yang dapat kami miliki,

yang kami baca dan pahami.

FirmanMu adalah penunjuk jalan bagi kami, namun terkadang

memunculkan pertanyaan.

Kami membacanya agar kami dapat mengarahkan hidup kami sesuai

dengan kehendakMu.

Bahwa FirmanMU dapat dipahami dengan berbagai cara, adalah kesem-

patan bagi kami:

Dalam mempelajari FirmanMu, kami dapat saling mendengarkan dan

saling belajar satu dengan yang lain. Untuk itu, buka hati kami.

Sertai kami dalam membaca Alkitab.

Berkati pemikiran kami,

Kuatkan mereka yang menerimanya dan yang membagikan kepada yang

lain.

Semoga segala yang kami ucapkan dan perbuat hari ini, kami lakukan di

dalam semangat damaiMu,

ya Allah maha damai, yang melampaui segala akal.

Amin

Ya Allah yang baik dan penuh kasih

Kami mengucap syukur atas waktu yang telah kami pakai dalam kebersa-

maan ini.

Seperti di setiap pertemuan, kali ini kami juga merasakan bagaimana

FirmanMu menghubungkan kami yang jauh maupun yang dekat.

Semoga FirmanMu tetap menyatukan kami, sampai kami berjumpa lagi.

Berkati semua orang yang terlibat dalam program PA ini.

Berikan kami kekuatan untuk tetap melaksanakannya, meski semangat

kami menjadi lemah.

Berikan kami keberanian untuk mengatakan secara terbuka dan bebas

tentang apa yang diajarkan oleh FirmanMu.

Berikan kami hati yang bijak untuk menerima pendapat yang lain dan

melakukannya.

Tolong kami untuk setiap hari merasakan kesatuan sebagai anggota perse-

kutuan internasional EMS.

Ajar kami untuk melakukan sharing secara damai, entah kami di Afrika atau

Asia.

Kuatkan keinginan kami untuk melakukan hal ini.

Diatas segalanya, kiranya apa yang kami lakukan demi untuk perdamaian

dan persaudaraan di antara manusia, di mana saja di dunia ini.

Amin

0908 DOA PEMBUKAAN

DOA PEMBUKAAN

DOA PENUTUP

DOA PENUTUP

Page 8: kehidupan yang berkelimpahan bagi semua misi solidaritas

FOKUS 2015-2019

Yesaja 2 | Undangan untuk Ziarah Damai di hadirat Allah

Pengantar

Di depan gedung PBB di New York

ada prasasti yang bertuliskan: „Karena

mereka akan menempa pedang-

pedangnya menjadi mata bajak ...

tidak ada bangsa yang mengangkat

pedang terhadap yang lain." Ayat ini

dari Yesaya 2,4 terkait erat dengan

Pasal 2 (ayat 4) dari Piagam PBB:

"Dalam hubungan internasional,

semua negara anggota harus mena-

han diri... menggunakan kekerasan."

Sukacita Ziarah

Yesaya 2: 1-5 berbicara tentang masa

depan rumah Allah; ayat 6-22 tentang

penghakiman rumah Yakub. „Allah

adalah sumber keadilan dan perda-

maian“, ini merupakan pesan inti dan

penghubung antara kedua bagian

tersebut dengan penekanan pada

masa depan.

Penaklukan bangsa-bangsa dan

ziarah sukarela mereka kepada Allah

(Yes. 2: 2-4) menjadi tema yang lebih

dominan dalam perdebatan teolo-

gis pada periode pembuangan dan

setelah masa itu, dari pada isu-isu

seperti perdamaian internasional dan

keadilan yang telah menjadi sangat

penting dalam kehidupan masyarakat.

Ayat-ayat ini berbicara tentang

ziarah sejumlah besar orang dari selu-

ruh dunia pergi ke Sion, ke tempat

kehadiran Allah, yang merupakan

pusat Kerajaan Allah untuk mencari

perdamaian dan keadilan Allah. Di

sini tidak disebutkan satu orang tetapi

dengan ziarah kolektif. Ini merupa-

kan tantangan bagi mereka yang

mementingkan diri sendiri dan indi-

vidualisme. Ayat-ayat ini menyerukan

kepada semua untuk bekerja sama

tanpa ketegangan, untuk menyatakan

Kerajaan Allah di dunia ini. Ini adalah

tujuan akhir dari perjalanan ziarah ini.

Allah digambarkan dalam ayat 3

sebagai 'guru'. Secara tradisional,

pandangan seperti ini telah menjadi

tradisi para imam di Israel kuno. Selain

itu, di ayat-ayat ini Allah tidak digam-

barkan sebagai raja. Setelah bangsa-

bangsa menerima ajaran Allah, mereka

menghancurkan senjata perang

mereka dan mengubahnya menjadi

alat-alat pertanian. Dengan begitu,

bukan Tuhan yang menghancurkan

senjata, tetapi manusia mengubah

sikap mereka dan mengubah senjata

ke perangkat yang dapat berguna

bagi kesejahteraan semua makhluk.

Bangsa-bangsa akan datang ke Sion

untuk belajar dari Tuhan tentang cara-

cara keadilan. Keyakinan ini menjadi

motivasi mereka untuk datang mende-

kati Allah. Ziarah ini akan membantu

untuk mempelajari nilai-nilai keadilan

dan perdamaian dan kemudian untuk

mempraktekkannya ke seluruh dunia.

Yes. 2: 6-22 berbicara tentang

penghakiman Allah bagi mereka yang

menghalangi jalan-jalan keadilan dan

perdamaian. Tidak ada perbedaan

dalam penghakiman Allah. Semua,

termasuk umat Allah diperlakukan

sama. Bagi Allah, tidak ada istilah

"kita" dan "yang lain" atau pusat dan

pinggiran. Semua diperlakukan sama.

Ayat-ayat ini merupakan undangan

Allah untuk datang ke hadiratNya,

untuk mengenal jalan-jalan keadilan

dan perdamaian dan untuk menya-

takannya kepada dunia. Ayat-ayat

ini juga merupakan peringatan bagi

mereka yang lebih mengandalkan

prestasi, sikap dan pandangan dunia

mereka sendiri (ayat 8).

Teks Alkitab ini berbicara mulai dari

tema transformasi radikal nasiona-

lisme, konflik dan perselisihan sampai

pada persatuan, perdamaian dan

harmoni. Konflik dan ketegangan

masih terus berlanjut bahkan di

zaman modern. Tetapi akan ada solusi

damai yang melampaui kepuasan

satu bangsa dan kepentingan indi-

vidu. Teks ini juga berbicara tentang

kompromi dan saling menerima.

Perbedaan antara gambaran ideal

Sion (pasal 2: 2 – 4) di mana keadaan

orang-orang saat ini sering digam-

barkan melalui gambar pasang surut.

Gambaran Ideal, Sion digambarkan

sebagai gunung tertinggi, sementara

manusia digambarkan sebagai yang

telah tiba pada titik nadir mereka.

Kondisi ini menjadi panggilan untuk

melakukan tindakan di hadapan Allah,

untuk membawa perdamaian dan

keadilan kepada dunia.

Pertanyaan: penutup 22

TEKS-TEKS ALKITAB

1110 TEKS-TEKS ALKITAB TEKS-TEKS ALKITAB

Page 9: kehidupan yang berkelimpahan bagi semua misi solidaritas

FOKUS 2015-2019

Pertanyaan:�� Dalam konteks anda, bagaimana biasanya orang mencoba untuk

menjadi lebih baik dari yang lain? (di gereja atau di komunitas?)

Jelaskan dampak positif dan negatif.�� Apa artinya "berpegang (melekat) pada kekuasaan" - dalam

konteks Anda?�� Orang yang terpinggirkan dan menderita harus memiliki kesem-

patan yang sama untuk mendapat apa yang Tuhan telah sedi-

akan bagi mereka, tanpa hambatan yang diciptakan oleh struktur

sosial yang tidak adil dan orang yang egois. Bagaimanakah kita

-dalam semangat solidaritas- bisa mendukung kemungkinan

adanya bantuan bagi mereka yang terpinggirkan?

Markus 9: 33-41 | Siapa yang Terbesar?

Dalam teks ini, kita membaca tentang

konflik. Dalam perjalanan, para murid

berbicara tentang siapa yang terbesar

di antara mereka.

Sebelumnya, Yesus berbicara

tentang penderitaan yang akan

datang, kematian dan kebangkitan-

Nya. Namun sepertinya para murid

tidak mengerti apa yang Yesus kata-

kan. Kebingungan mereka muncul

karena mereka mengharapkan akan

memiliki seorang raja yang menang

dan bukan seorang Rabbi yang disa-

libkan. Ini berlawanan dengan apa

yang mereka bayangkan tentang

„kebesaran“, demikian halnya dengan

ukuran kita sendiri. Bukankah di dalam

masyarakat kita, ukuran menjadi yang

terbesar disamakan dengan titel,

kekuasaan, prestise dan kekayaan?

Apa hubungannya melayani dengan

ukuran menjadi yang terbesar?

Kekuasaan dan status sosial meru-

pakan pilar penting dalam kehidupan

kita. Di Kamerun, misalnya, banyak

acara resmi menjadi gagal karena

tamu berpikir bahwa tempat duduk

mereka tidak sesuai dengan posisi

sosial mereka. Di banyak kesempatan,

pria berdebat karena posisi mereka.

Banyak gerakan politik dapat gagal

karena ego seseorang tidak diper-

timbangkan sebagaimana mestinya.

Standar Kerajaan Allah bukanlah

standar dunia. Bukan hal yang salah

untuk menginginkan pengakuan dan

penghargaan. Ini adalah kebutuhan

vital manusia. Tapi bagaimana kita

dapat meraihnya? Dunia mengikuti

struktur piramida, di mana semakin

ke atas semakin menyempit. Seba-

liknya Yesus menggunakan struktur

terbalik: Yang dinilai sebagai „yang

besar“ adalah mereka yang dapat

menyambut seorang anak kecil di

tengah-tengah mereka dan menem-

patkan mereka sebagai pusat perha-

tian mereka.

Misi Yesus adalah menyelamat-

kan mereka yang tidak berdaya dan

terguncang oleh badai kehidupan,

dan mengembalikan martabat

mereka. Yesus datang sebagai orang

yang membawa iman, harapan dan

kehidupan baru kepada mereka yang

penuh kesedihan dan keputusasaan.

Apakah Anda ingin menjadi yang

terbesar? Jadilah, sebarapa besar-

pun ukuran yang anda telah capai

sesuai dengan standar dunia, dan

gunakan lah. Gunakan sebagai titik

awal untuk membantu orang lain

dan untuk berbagi dengan orang lain.

Menempatkan diri di antara

mereka yang berada pada posisi teren-

dah, sehingga anda dapat menga-

sihi mereka dan menerima mereka.

Alih-alih mereka yang terendah

memberi fokus pada anda sehingga

anda menjadi semakin terangkat,

berikanlah fokus perhatian anda pada

mereka yang terrendah melalui cara

melayani mereka, sehingga mereka

ditinggikan. Di dalam Kerajaan Allah,

layanan terkecil sekalipun diakui dan

jika tindakan kasih dilupakan oleh

orang lain, maka Allah akan meng-

ingatkan mereka dan akan dihargai

di Surga (ay. 41).

Yesus Kristus datang ke dunia ini untuk

melayani. Kami diundang mengikuti

teladanNya menjadikan cinta kasih

Allah menyala lewat kita masing-

masing. Marilah kita dan bangsa kita

berhenti mencari kebesaran duniawi,

mari kita hidup dalam damai satu

sama lain. Ini adalah cara yang lebih

menjanjikan di mana kita bisa meng-

atasi konflik yang kita miliki saat ini

di dunia.

Dengan begitu kita dapat memper-

oleh hidup, yakni hidup dalam kelim-

pahan sebagaimana yang dijanjikan

oleh Yesus (Yohanes 10:10).

1312 TEKS-TEKS ALKITAB TEKS-TEKS ALKITAB

Page 10: kehidupan yang berkelimpahan bagi semua misi solidaritas

FOKUS 2015-2019

Filipi 2:1-10 | Hidup Bersama dengan Sesama dalam Perbedaan

1. Surat Filipi di tulis oleh Paulus

kepada jemaat Filipi. Jemaat Filipi

terdiri dari jemaat yang sudah menjadi

Kristen dan juga bangsa Yahudi yang

telah menjadi Kristen. Ada perbedaan

pendapat yang terjadi di dalam jemaat

oleh karena itu Paulus mengingatkan

dalam surat Filipi agar jangan sampai

perbedaan pendapat menghancurkan

jemaat. Paulus mengatakan perbe-

daan pendapat adalah hal yang wajar

tetapi dalam perbedaan ada tujuan

bersama yang hendak dicapai dengan

hidup saling menerima perbedaan

dan peduli kepada sesama.

2. Allah menciptakan isi bumi

dengan berbeda, tumbuhan dan

binatang dengan pasangan yang

berbeda, manusia dengan wajah dan

talenta yang berbeda dan setiap orang

mempunyai pola pikir serta penda-

pat yang berbeda. Perbedaan bertu-

juan untuk saling melengkapi seperti

pelangi yang mempunyai warna yang

berbeda tetapi menjadi satu sehingga

indah. Paulus menginginkan agar

anggota jemaat filipi sehati sepi-

kir, dalam satu kasih, satu jiwa dan

satu tujuan serta setiap orang peduli

dengan orang lain sehingga tidak

hanya memikirkan dirinya sendiri.

Paulus memberi contoh Allah adalah

penguasa dunia ini tetapi Allah tetap

mau datang menjenguk kita melalui

Yesus Kristus yang telah memberi

diriNya untuk umatNya karena itu

Yesus mengosongkan diriNya sebagai

manusia. Allah tidak hanya memikir-

kan diriNya sendiri tetapi Allah memi-

kirkan dan peduli kepada kita, bentuk

kepedulian Allah dinyatakan dalam

kerendahan hati dan kasih sehingga

Yesus datang ke dunia untuk mene-

bus dosa kita. Allah menerima kita apa

adanya diri kita yang telah berdosa.

Negara Indonesia mempunyai 5

pulau besar dan ratusan pulau-pulau

kecil dan bangsa Indonesia mempu-

nyai perbedaan budaya, suku dan

keyakinan. Perbedaan letak geogra-

fis mengakibatkan perbedaan kesu-

buran tanah sehingga ada daerah

yang subur dan tandus (tidak subur)

sehingga perbedaan kesuburan tanah

mengakibatkan perbedaan kesejah-

teraan rakyat. Hidup dalam perbe-

daan menjadi bagian dari kehidupan

bangsa indonesia sehingga dalam

perbedaan yang dialami terkadang

menimbulkan konflik terkhusus dalam

perbedaan keyakinan seperti yang

terjadi beberapa tahun seperti tahun

2006-2008 di Ambon dan Poso.

Menurut saya, ada hal positip dari

berbagai perbedaan yang dialami

bangsa Indonesia yaitu ada keunikan/

ciri khas setiap daerah dan perbedaan

menjadi kekayaan bangsa Indonesia

untuk dipelajari terkhusus untuk gene-

rasi penerus. Indahnya kebersamaan

dalam perbedaan jika saling mene-

rima dan memberi dalam perbedaan.

Pertanyaan untuk Kelompok:�� Apakah saudara/saudari memahami bahwa perbedaan pendapat,

perbedaan budaya dan perbedaan keyakinan itu baik atau tidak

baik? Jelaskan dengan alasan. �� Hal-hal apa yang menghalangi mengapa kita terkadang sulit

untuk hidup bersama dengan orang yang berbeda pendapat,

berbeda budaya dan berbeda keyakinan.�� Apakah perbedaan akan selalu mengakibatkan konflik dalam

hidup bersama? Bagaimana caranya agar perbedaan itu tidak

mengarah pada konflik yang besar?�� Hal apa yang menjadi dasar agar kita dapat hidup bersama

dengan sesama yang berbeda pendapat, berbeda budaya dan

berbeda keyakinan dengan kita?

1514 TEKS-TEKS ALKITAB TEKS-TEKS ALKITAB

Page 11: kehidupan yang berkelimpahan bagi semua misi solidaritas

FOKUS 2015-2019

Pertanyaan Kelompok:�� Siapakan di dalam di lingkungan anda, orang-orang yang hidup

seperti ke-empat orang kusta ini, terpinggirkan atau bahkan sudah

berada di luar komunitas?�� Apa yang bisa kita pelajari dari mereka, yang harus terus berjuang

untuk bertahan hidup atau untuk menjalani kehidupan yang

bermartabat?�� Bagaimana kita dapat menjalin relasi solidaritas dengan mereka?

Bagaimana kelompok pertner dapat membantu kalian untuk hal ini?

II Raja-Raja 7: 3-11 | Allah bertindak melalui mereka yang tersisihkan

Empat orang kusta menghabiskan

hidup mereka di depan gerbang

benteng kota. Pada masa itu, pende-

rita lepra dianggap najis oleh komu-

nitas di Israel, sehingga mereka

disisihkan dari komunitas (Imamat

13, 45-46).

Dalam banyak hal, empat orang

kusta tersebut berada di 'luar' kota.

Mereka telah ditolak dan terpinggir-

kan karena penyakit mereka. Dengan

demikian, mereka menjadi orang

terpinggirkan, yang tidak memper-

oleh perlindungan dalam situasi

perang dan berbahaya. Salah satu dari

mereka tidak mau menyerah untuk

berjuangan agar bisa bertahan hidup.

Dia melihat dua cara yang berbeda,

yakni: entah kembali ke kota atau ke

tentara musuh tanpa mengetahui apa

yang akan terjadi.

Mengapa mereka tidak ingin di

kota? Karena alasan budaya dan

sistem sosial, kota Samaria menjadi

masa lalu yang tertutup sehingga

mereka tidak memiliki kemungkinan

untuk tinggal di sana. Pada saat yang

sama, pada saat itu terjadi di sana

kelaparan, sehingga kehidupan yang

tak berpengharapan menjadi kondisi

ril saat itu.

Cara lain, yakni kalau ke tentara

musuh berarti masa depan, meski-

pun masih belum pasti. Sehingga ada

risiko dibunuh oleh musuh. Meskipun

demikian, mereka mencoba untuk

mengambil kesempatan kecil ini ".

... kalau mereka membiarkan kita

hidup, maka kita hidup, kalau mereka

membunuh kita, kita mati (2 Raja-raja

7,4)". Ini bukanlah ungkapan keputu-

sasaan melainkan ungkapan pengha-

rapan. Yakni harapan akan kehidupan

dengan masa depan. Sebab siapa pun

yang kehilangan harapan, ia sudah

memutuskan untuk mati. Tetapi yang

memiliki pengharapan, tidak peduli

besar atau kecil, ia akan berusaha dan

karena itu tidak lagi tetap terperang-

kap dengan masa lalu atau dengan

kekinian yang tak berpengharapan.

Orang seperti ini akan bersedia dan

terbuka untuk menghadapi masa

depan dan dapat belajar bahwa Allah

kehidupan selalu datang kepada kita.

Ketika empat orang kusta sampai

di tenda para tentara Aram, mereka

terkejut bahwa tentara musuh telah

pergi sehingga dengan begitu mereka

terhindar dari situasi yang meng-

ancam jiwa. Sehingga kuasa Tuhan

melalui RohNya dapat terjadi melalui

semua manusia yang memiliki kerin-

duan untuk hidup. Allah membe-

ranikan mereka untuk mengatasi

kekuatan-kekuatan yang menghan-

curkan kehidupan dan memilih jalan

kehidupan. Dan Allah kehidupan

berjumpa dengan mereka di sepan-

jang jalan yang membawa mereka

kepada kehidupan yang berkelim-

pahan. Keselamatan Allah telah

datang!

Setelah penderita kusta mengalami

keselamatan Allah, mereka merasa

memiliki tanggung jawab yang besar

untuk mengatakan kabar sukacita ini

ke kota Samaria (2 Raja-raja 7,9). Itulah

misi mereka dan mereka harus penuhi

(band. 1 Korintus 9:16). Sehingga

mereka kembali ke Samaria dan

melaporkan bahwa tentara musuh

telah pergi. Dengan harta yang dite-

mukan di kamp tentara musuh mereka

bisa mengatasi kelaparan. Orang-

orang dari kota Samaria mengalami

tindakan kasih Allah melalui orang-

orang yang mereka sisihkan dan

terpinggirkan sebelumnya. Sebalik-

nya, penderita kusta ini justru dalam

kondisi kelaparan, mereka solider

terhadap mereka yang hidup di kota

dan telah berbagi kabar baik kepada

mereka. Allah telah membantu orang

yang tersisihkan dan memberi mereka

keberanian baru untuk mengambil

risiko. Mereka kemudian merasa

„diberi tanggungjawab“ untuk

membawa kabar baik kepada dunia.

1716 TEKS-TEKS ALKITAB TEKS-TEKS ALKITAB

Page 12: kehidupan yang berkelimpahan bagi semua misi solidaritas

FOKUS 2015-2019

Pertanyaan dan Ide:�� Keramah-tamahan: Bagaimana peran keramahtamahan di dalam

budaya anda? Di dalam kebaktian?�� Adakah pengalaman di mana anda sebagai tamu atau tuan

rumah mengalami perubahan?�� Buatlah secara bersama-sama satu kebaktian „keramahtamahan“

Lukas 24: 13–35 | Kekuatan Paskah

Lukas menceritakan perubahan

besar yang terjadi dalam perjalan

dari Yerusalem ke Emaus: Pertama,

ada "perjalanan batin" dari ke-dua

murid: mulai dari kesedihan, kekece-

waan dan kepasrahan sampai kepada

pengalaman akan iman yang baru

dan harapan baru. Hampir setiap ayat

dapat dilihat bagaimana perjalanan

batin para murid ketika dalam berja-

lan, berpikir dan dalam perasaan.

Kemudian para murid juga mengubah

arah secara "luar". Semua ini dilakukan

dalam perjalanan. Tanpa melakukan

perjalanan maka seseorang tidak akan

memiliki pengalaman yang berpeng-

harapan seperti ini. Tanpa melakukan

perubahan tempat, maka perubahan

perspektif pun menjadi sulit. Sehingga

bukanlah kebetulan kalau sejarah

pusat (Yerusalem) mengarah ke tepi

(Emaus) dan kemudian kembali.

Kisah ini dapat dihayati dalam

empat „bagian perjalanan“:

Jalan bersama:

Yesus bertemu para murid dalam

fungsi pastoralnya yang membantu

mereka untuk mengungkap apa

yang tengah mereka derita. Hal yang

menakjubkan adalah: Para murid

mencurahkan isi hatinya kepada

seorang asing yang tengah berjalan

bersama dan mendengarkan mereka.

Untuk hal pastoral, demikian halnya

juga kegiatan misi, hal pertama yang

harus dilakukan adalah mendengar

dan belajar memahami situasi masya-

rakat. Dalam "perjalanan bersama"

dan "kehidupan komunal" (convi-

vence), Injil pun diberitakan.

Pemberian makna:

Kemudian "orang asing" tersebut

menafsir Alkitab dan memberi makna

baru bagi situasi mereka. Hal ini meru-

pakan motivasi untuk membaca Alki-

tab melalui"mata orang lain" dan

membiarkan kita terinspirasi oleh

perspektif asing.

Keramahtamahan:

Akhirnya, kedua murid menawar-

kan keramahan kepada orang asing

tersebut, dan Ia sendiri bahkan

menjadi tuan rumah bagi mereka.

Mata mereka terbuka ketika Yesus

membagi roti dengan mereka. Yesus

dialami sebagai pembawa "kelim-

pahan", bukan hanya dalam kata-kata

tetapi juga dalam perbuatan. Kisah ini

mengingatkan kita juga pada "budaya

keramah-tamahan", yang merupakan

nilai yang sangat berharga di banyak

budaya sampai saat ini. Sering kali

keramah-tamahan dialami, di mana

orang harus berbagi dari sedikit yang

mereka miliki: Misalnya pengalaman

ketika berkunjung ke desa-desa di

Indonesia atau di tempat-tempat

pengungsian para pencari suaka di

Jerman.

Pengutusan:

Pada saat makan malam bersama,

kedua murid memahami bahwa:

"Yesus benar-benar telah bangkit".

Apa yang telah mereka alami hanya

menjadi relevan ketika mereka sendiri

menyadari bahwa mereka pun telah

"bangkit", bertobat dan membagi

berita suka cita ini - bersama-sama

dengan orang-orang yang mengalami

sendiri bagaimana "paskah" dalam

kehidupan mereka. Kedua murid ini

tidak menilai rendah pengalaman

orang lain atau mereka tidak meli-

hatnya sebagai persaingan, tetapi

sebagai konfirmasi. Pertemuan baru

di Yerusalem adalah gambaran yang

indah tentang "keanekaragaman yang

damai" dalam kesaksian satu Injil.

1918 TEKS-TEKS ALKITAB TEKS-TEKS ALKITAB

Page 13: kehidupan yang berkelimpahan bagi semua misi solidaritas

FOKUS 2015-2019

Matius 15: 21-28 | Ia telah berjalan begitu jauh – dapat memperluas batas

Yesus telah menyingkir. Mungkin

Ia butuh waktu untuk istirahat?

Ia telah menyingkir ke daerah di mana

orang tidak mengenalnya dan Ia berha-

rap untuk mendapatkan ketenangan.

Dan di tempat di mana ia berpikir tidak

ada "domba Israel yang hilang". Pada

saat itu, pemahamanNya tentang misi

masih sempit. Dia bahkan tidak merasa

dipanggil untuk orang-orang di luar

perbatasan Israel.

Sangat berbeda, jikalau kita meli-

hat pandangan dari seorang perem-

puan Kanaan, seorang perempuan

pribumi. Untuk mengatasi kecemas-

annya atas anaknya yang sakit, dia

bersedia untuk melangkah cukup

jauh. Bahkan sampai di luar batas

yang resmi untuk mencari bantuan.

Dia bukan hanya melampaui batas

kesopanan: Di jalan umum, ia meng-

ganggu ketenangan dari kelompok

orang yang berada di sekitar Yesus.

Dia mengakibatkan "kemarahan orang

banyak". Dia mendekati Yesus dengan

suara yang keras. Dan mengenaliNya

sebagai yang memiliki otoritas dari

garis keturunan Raja Daud, kerajaan

daerah tetangganya. Ia percaya akan

kekuatan pemulihanNya yang dapat

menyembuhkan dirinya dan putrinya,

seorang yang "berbeda iman".

Tetapi Yesus diam. Mengapa?

Murid-murid mendesak Yesus untuk

meneolongnya -tetapi terutama, agar

perempuan tersebut tidak lagi meng-

ganggu mereka. ("Karena ia terus

berteriak di belakang kami").

Ada masa ketika pelayanan awal

Yesus dipikirkan, apakah "Kabar Baik"

demikian halnya penyembuhan dan

pemenuhan hidup juga akan memi-

liki oleh mereka yang berasal dari luar

batas-batas geografis dan agama?

Apakah Yesus juga datang untuk

"orang lain" . Pertanyaan yang sangat

mendesak ini pada masa itu dibahas

juga dalam narasi cerita ini. Pelayanan

awal Yesus mengalami proses pembe-

lajaran, di mana dimulai dengan Yesus

sendiri, yakni dimulai dari „pusat“.

Baik dalam Injil Matius maupun

dalam Injil Lukas terdapat kisah

tentang perempuan yang memper-

luas wawasan Yesus. Salah satunya

adalah seorang tak bernama dalam

kisah penghakiman, yang pada awal-

nya tidak dianggap serius juga oleh

Yesus, bahkan tidak terlihat seba-

gai manusia, tetapi disebut sebagai

anjing. Apakah kita mengenal Yesus

seperti ini dari pembacaan Akitab?

Tindakan penolakan dan penghinaan

seperti ini mengganggu pandangan

kita tentang Yesus. Bukankah Ia selalu

menolong mereka yang tersisihkan?

Dalam kisah berikutnya, kita meli-

hat bagaimana Yesus sebagai seseo-

rang yang mendengar dan bersedia

untuk mengubah cara pandang.

Yesus merelakan dirinya terenyuh

oleh mereka yang terpinggirkan dan

berpikir secara baru. Pada tahun 2013,

Dewan Gereja-Gereja se-Dunia (DGD)

memformulasikan „Bersama menuju

Kehidupan –Misi dalam konteks yang

berubah“, bahwa misi juga terjadi dari

yang terpinggirkan.

Seseorang tanpa nama tidak dito-

lak oleh Yesus. Dengan tenangnya

ia tetap melakukan percakapan dan

terus melakukan argumen. Sepertinya

dia sudah mengalami banyak pende-

ritaan melalui komentar yang diskri-

minatif dan penghinaan - sehingga

kekuatannya telah dikembangkan

menjadi sebuah "ketahanan". Tidak, ia

tidak dapat ditipu. Baginya memang

cukup kalau ia memperoleh remah-

remah yang jatuh dari meja, karena

itupun sudah cukup mengandung

penyembuhan baginya dan dan bagi

anaknya yang sakit. Sehingga dia

menjawab sederhana: "Ya, tapi ...".

Dalam pandangan Yesus, peru-

bahan perspektif kini terlihat: Yesus

berhenti sejenak, membiarkan yang

terisihkan berargumen dan kemudian

melihat dimensi yang sama sekali

berbeda dalam perlawanan damai

perempuan itu. Yesus melihat iman

yang besar sebagai motivasi atas kegi-

gihan perempuan tersebut. Yesus

tidak lagi melihat dia sebagai suatu

faktor pengganggu atau sebagai

seseorang yang bertindak melampaui

batas dan yang menuntut sesuatu

yang tak layak, melainkan Yesus meli-

hat imannya yang luar biasa.

Melalui perjumpaan ini, satu hal

menjadi jelas: Yesus tidak hanya diutus

bagi domba-domba Israel, melain-

kan batas-batasan tersebut menjadi

terbuka.

Pertanyaan: penutup 24

2120 TEKS-TEKS ALKITAB TEKS-TEKS ALKITAB

Page 14: kehidupan yang berkelimpahan bagi semua misi solidaritas

FOKUS 2015-2019

Kreatifitas Kelompok – Beberapa Aksi

Di bawah ini, anda dapat menemukan ide-ide untuk merancang secara

kreatif percakapan dalam kelompok tentang Alkitab. Ide-ide ini harus

memungkinkan peserta secara kreatif untuk mengalami dan menghayati

teks-teks Alkitab melebihi upaya mendengar dan bercakap. Cobalah…

Yesaya 2

Markus 9

Cobalah membentuk adegan yang menunjukkan tema tentang „berpe-

gang pada kekuasaan“ melalui metode „Frozen Picture“ yang dikembangkan

oleh Pedagogik-Boal/Paolo Freire

Melakukan latihan dengan mencoba berbagai bentuk atau model duduk:

�� Duduk di dalam lingkaran,�� Duduk dalam formasi barisan kursi dan salah seorang berdiri di depan

dan menentukan. Atau dengan berbagai cara duduk, misalnya seorang

duduk di tempat yang lebih tinggi, dua orang duduk dengan senang-

nya di kursi anak TK sementara yang lain duduk di lantai. �� Yang paling penting adalah sharing tentang hasil aksi ini, pengaruh apa

saja yang muncul dari sikap duduk yang berbeda ini khususnya berhu-

bungan dengan perasaan, terutama bagi mereka yang duduk di bawah,

apa yang mereka rasakan.

Filipi 2�� Saling sharing, di mana terlihat perbedaan di dalam budaya kalian –

budaya kelompok partner.�� Menciptakan gambar bersama yang menunjukkan harmoni dan rekon-

siliasi perbedaan. Bahan-bahan: Pasir – bunga – lantai – gambar (ide

dari India); Menjahit kembali kain-kain yang robek (ide dari Amerika

Tengah).�� Mewarnai kain lebar dengan berbagai warna .. (ide dari Brasilia)�� Menggambar di gelas, membuat gambar untuk „jendela kaca“ (ide dari

Jerman)�� Membuat pelangi dari warna yang ada di dalam ruangan di mana anda

berada.

Tolong buat foto dan kelompok partner dan kantor EMS mengirim ke websit

II Raja-Raja 7

Melakukan „Role Play“ dengan 2 atau 3 adegan dari kisah „pengecualian

dan keselamatan“:�� Lokasi pertama: Di luar tembok kota, 4 orang lepra kelaparan�� Lokasi kedua: Di dalam tembok kota, orang-orang kelaparan dan

ketakutan oleh musuh.�� Lokasi ketiga: Kamp musuh sudah kelihatan.

Pertanyaan untuk didiskusikan di kelompok:�� Bagaimana orang Kristen dapat berkontribusi sebagai individu

dan sebagai komunitas bagi perdamaian dan keadilan di

masyarakat?�� Berkenaan dengan konteks pengalaman masing-masing: Di mana

anda pernah melihat tanda-tanda perubahan dari permusuhan

menjadi rekonsiliasi?�� Apakah ada langkah-langkah solidaritas yang konkrit yang dapat

dibagi kepada kelompok partner di program Pembacaan Alkitab

EMS?

2322 CREATIVE ACTION CREATIVE ACTION

Page 15: kehidupan yang berkelimpahan bagi semua misi solidaritas

Lukas 24

Merayakan kebaktian di jemaat dengan tema „keramah-tamahan“, anggota

jemaat yang jarang hadir secara khusus diundang dalam persiapan kebaktian

Melakukan PERJALANAN pada malam hari di tempat-tempat yang berbeda

untuk menghayati aspek-aspek yang terdapat di dalam teks Alkitab, misalnya

dataran rendah Jerusalem –dalam perjalanan dengan seorang asing –makan

bersama (dengan kelompok lain?)

Matius 15

Melakukan „role play“ dari kisah perjumpaan antara Yesus dan seorang

perempuan dari Kanaan. Bagi kaum perempuan, misalnya mengambil peran

seorang perempuan pengungsi dari Suriah atau dari Etnik Roma atau dari

kasta Dalith….

Pertanyaan untuk percakapan di kelompok:�� Bagaimana „permintaan“ dalam budaya anda?�� Apa artinya „remah-remah“ dan sebutan „anjing“ dalam konteks

anda?�� Bagaimana menunjukkan sikap solidaritas?�� Apakah anda mengenal seseorang di gereja atau di negara anda,

yang sangat gigih memperjuangkan mereka yang tersisihkan?

24 CREATIVE ACTION