55
i KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEPEMILIKAN JAMBAN DAN AIR BERSIH PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI YAYASAN NANDA DIAN NUSANTARA 2011 “Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN” OLEH: Munirah Siregar _______________ NIM: 109103000042 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1433 H /2012 M

KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEPEMILIKAN JAMBAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26125/1/Munirah... · KEPEMILIKAN JAMBAN DAN AIR BERSIH PADA ANAK USIA

  • Upload
    buihanh

  • View
    233

  • Download
    3

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEPEMILIKAN JAMBAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26125/1/Munirah... · KEPEMILIKAN JAMBAN DAN AIR BERSIH PADA ANAK USIA

i

KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN

KEPEMILIKAN JAMBAN DAN AIR BERSIH PADA

ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI YAYASAN

NANDA DIAN NUSANTARA 2011

“Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA KEDOKTERAN”

OLEH:

Munirah Siregar

_______________ NIM: 109103000042

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1433 H /2012 M

Page 2: KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEPEMILIKAN JAMBAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26125/1/Munirah... · KEPEMILIKAN JAMBAN DAN AIR BERSIH PADA ANAK USIA

ii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Laporan penelitian ini merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk

memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, 17 September 2012

Munirah Siregar

Page 3: KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEPEMILIKAN JAMBAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26125/1/Munirah... · KEPEMILIKAN JAMBAN DAN AIR BERSIH PADA ANAK USIA

iii

LAPORAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEPEMILIKAN

JAMBAN DAN AIR BERSIH PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI

YAYASAN NANDA DIAN NUSANTARA 2011

Laporan Penelitian Diajukan Kepada Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran Dan

Ilmu Kesehatan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked)

Oleh

Munirah Siregar

109103000042

Pembimbing I Pembimbing II

Silvia FitrinaNasution, M.Biomed Minsarnawati, SKM, M.Kes

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1433 H /2012 M

Page 4: KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEPEMILIKAN JAMBAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26125/1/Munirah... · KEPEMILIKAN JAMBAN DAN AIR BERSIH PADA ANAK USIA

iv

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

LaporanPenelitianberjudul“Kejadian Infeksi Cacing dan Gambaran

Kepemilikan Jamban danAir Bersih pada Anak Usia Sekolah Dasar di

Yayasan Nanda Dian Nusantara2011” yang diajukanoleh Munirah Siregar

(NIM: 109103000042), telahdiujikandalamsidang di

FakultasKedokterandanIlmuKesehatanpada 17

September2012.Laporanpenelitianinitelahditerimasebagaisalahsatusyaratmempero

lehgelarSarjanaKedokteran (S. Ked) pada Program StudiPendidikanDokter.

Jakarta, 17 September 2012

DEWAN PENGUJI Pembimbing I Pembimbing II

Silvia Fitrina Nasution, M.Biomed Minsarnawati, SKM,M.Kes

Penguji I Penguji II

dr. Risahmawati, Ph.D dr. Devy Ariany, M.Biomed

PIMPINAN FAKULTAS

Dekan FKIK UIN Kaprodi PSPD FKIK UIN

Prof. Dr (hc). dr. MK. Tadjudin, SpAndDr.dr.SyariefHasan Lutfie, SpKFR

Page 5: KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEPEMILIKAN JAMBAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26125/1/Munirah... · KEPEMILIKAN JAMBAN DAN AIR BERSIH PADA ANAK USIA

v

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah swt yang telah

memberikan rahmat dan hidayah-Nya serta nikmat yang tiada terkira kepada

penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan riset yang berjudul “Kejadian

Infeksi Cacing Dan Gambaran Kepemilikan Jamban Serta Kepemilikan Air

Bersih Pada Anak Usia Sekolah Dasar Di Yayasan Nanda Dian

Nusantara2011”. Sholawat serta salam penulis hadiahkan kepada Rasulullah

saw, semoga kita semua mendapatkan syafaatnya di akhirat nanti. Amin. Penulis menyadari bahwa riset ini tidak akan tersusun dan selesai tanpa

bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. DR. (HC) dr. MK Tadjudin, Sp. And, selaku dekan Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak DR. Syarief Hasan Lutfie, Sp. RM, selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Dokter.

3. Ibu Silvia Fitrina, M.Biomed dan Ibu Minsarnawati, SKM, M.Kes, selaku

dosen pembimbing yang telah banyak membimbing penulis menyusun

laporan riset ini.

4. Bapak/Ibu dosen Program Studi Kedokteran yang telah memberikan ilmu

yang sangat bermanfaat dan semoga dapat diaplikasikan dalam kehidupan

penulis.

5. Pihak Kementerian Agama Republik Indonesia yang telah memberikan

kesempatan menerima beasiswa kuliah sampai penulis menyelesaikanriset

ini.

6. Mba Evi sebagai laboran parasit yang setia menemani dan membimbing

selama penggunaan Laboratorium Parasit.

7. Ayah Hj. Amsir Saleh Siregar, ibu Hj. Tatta Herawati D, M.Ag serta kakak

dan adik-adik, yang tidak hentinya memberikan kasih sayang, nasihat agar

tetap semangat serta do’a yang senantiasa dipanjatkan demi kesuksesan

penulis.

Page 6: KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEPEMILIKAN JAMBAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26125/1/Munirah... · KEPEMILIKAN JAMBAN DAN AIR BERSIH PADA ANAK USIA

vi

8. Sahabat-sahabatku di Prodi Pendidikan Dokter angkatan 2009 atas motivasi

untuk menyelesaikan riset ini.

9. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan riset ini, yang tidak

dapat penulis sebutkan satu persatu. Terima kasih untuk semuanya.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan riset ini masih kurang dari

sempurna, sehingga penulis sangat mengharapkan kritik dan saran demi kemajuan

di masa yang akan datang.

Jakarta, 17 September 2012

Penulis

Page 7: KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEPEMILIKAN JAMBAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26125/1/Munirah... · KEPEMILIKAN JAMBAN DAN AIR BERSIH PADA ANAK USIA

vii

ABSTRAK

Munirah Siregar. Pendidikan Dokter.Kejadian Infeksi Cacing dan Gambaran Kepemilikan Jamban dan Air Bersih pada Anak Usia Sekolah Dasar Di Yayasan Nanda Dian Nusantara. 2011. Prevalensi kecacingan pada anak sekolah dasar di Indonesia masih cukup tinggi, yakni sekitar 60-80%. Salah satu factor penyebab tingginya prevalensi kecacingan tersebut adalah kondisi sanitasi lingkungan yang tidak memadai.Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui angka kejadian infeksi cacing dan gambaran kepemilikan jamban dan air bersih pada anak usia sekolah dasar di Yayasan Nanda Dian Nusantara. Penelitian ini bersifat epidemiologi deskriptif dengan studi Cross-sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah anak usia SD di Yayasan Nanda Dian Nusantara dengan sampel penelitian berjumlah 35 orang. Data diperoleh dari kuesioner, observasi dan pemeriksaan feses di laboraorium secara sediaan tinja basah apus dan pembiakan larva dengan cara Harada-mori. Berdasarkan data hasil observasi dan kuesioner ditemukan bahwa 80% tidak memiliki jamban dan 82,9% tidak memiliki air bersihnya. Hasil identifikasi spesies cacing didapatkan25,7%anak positif terinfeksi cacing ditemukan infeksi cacing tambang (Ancylostoma duodenale dan Necator americanus) sebesar 55,6%, Fasciolopsi sbuski sebesar 11,1%, Strongyloides stercoralis sebesar 11,1%, dan 22,2% tidak teridentifikasi. Kata Kunci : infeksicacing, kepemilikan jamban, kepemilikan air bersih

Page 8: KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEPEMILIKAN JAMBAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26125/1/Munirah... · KEPEMILIKAN JAMBAN DAN AIR BERSIH PADA ANAK USIA

viii

ABSTRACT

Munirah siregar. Medical Student Program. Prevalence of Worm Infection and The Descriptive of Owning Latrines and Clean Water at Elementary School Age Children in Yayasan Nanda Dian Nusantara. 2011.

The prevalence of Helminthiasis in primary school children in Indonesia is remained high, about 60-80%. As one of the factor causing of this condition bad environmental sanitation. The aim of study is to know prevalence of worm infection and imaging of latrines condition and clean water source elementary school student in Yayasan Nanda Dian Nusantara. Study designed in Cross sectional with descriptive epidemiogy approachment. The population in this study were 35 children of elementary age student of Yayasan Nanda Dian Nusantara. Data collected was by questionnaire, observation dan laboratory examination to examine stool by wet smears preparations and larval breeding by Harada-Mori. Questionner and observation have resulted 80% has no latrine and 82,9% has no clean water source. Species identification showed that from 25,7% which positive infected, 55,6% were determined as hookworm (Ancylostoma duodenale dan Necatoramericanus), 11,1% for Fasciolopsis buski, 11,1% for Strongyloides stercoralis and 22,2% not identified.

The Keywords: worminfection, availability of latrines, availability of clean water

Page 9: KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEPEMILIKAN JAMBAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26125/1/Munirah... · KEPEMILIKAN JAMBAN DAN AIR BERSIH PADA ANAK USIA

ix

DAFTAR ISI

Hal

JUDUL ……………………………………………………………….................... i

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ………………....................................... ii

PERNYATAAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………...............…………… iii

PENGESAHAN …………………………………………..................................... iv

KATA PENGANTAR …………………………………….............……………... v

ABSTRAK …………………………………………………..............……......... vii

DAFTAR ISI………………………………………………………........................ ix

DARTAR TABEL……………………………………………………….............. x

DAFTAR GAMBAR ………………………………………………….................. xi

DAFTAR BAGAN ……………………………………………………................ xi

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang …………………………………………………...................... 1

1.2 Rumusan Masalah …………………………………………………................. 2

1.3 Tujuan …………………………………………..................……..............…... 3

1.3.1. Tujuan Umum .....…………………………………………..................... 3

1.3.2. Tujuan Khusus …....……………………………………........................ 3

1.4 Manfaat Penelitian ………………………………………………..............….. 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kecacingan dan Masalahnya pada Anak Usia Sekolah Dasar di Indonesia....... 4

2.1.1 Pengertian Kecacingan dan Epidemiologi Kasus pada Anak SD............ 4

2.1.2 Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Kecacingan pada Anak SD.............. 6

2.2 Infeksi Cacing yang Berbasis Lingkungan dan Siklus Hidupnya..................... 8

2.2.1 Soil Transmitted Helminth dan Siklus Hidupnya.................................... 8

2.2.2 Spesies Penyebab dan Morfologinya...................................................... 12

2.2.3 Gejala Umum Kecacingan Pada Anak Usia SD...................................... 16

2.3 Masalah Lingkungan dan Pengaruhnya Terhadap Infeksi Cacing.................... 17

2.3.1 Kondisi Lingkungan dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi 17

Page 10: KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEPEMILIKAN JAMBAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26125/1/Munirah... · KEPEMILIKAN JAMBAN DAN AIR BERSIH PADA ANAK USIA

x

Transmisi Kecacingan........................................................................

2.3.2 Dampak Lingkungan Terhadap Angka Kejadian Kecacingan............... 21

2.3.3 Pemberantasan Kecacingan Berbasis Lingkungan................................. 23

2.4 Kerangka Teori.........……………………………………..............…………... 25

2.5 Kerangka Konsep …...............................................................................…….. 25

2.6 Defenisi Operasional …………………………………………........ 26

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Disain Penelitian ………………………………..…………...............……....... 27

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ……………………………..............…………. 27

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ………..…………………............………….. 27

3.3.1 Kriteria Sampel..................................................................................... 28

3.4 Cara Kerja Penelitian…………………….............…………….......…............ 29

3.4.1 Observasi Lingkungan.................................................................... 29

3.4.2 Kuesioner ..................................................................................... 29

3.4.3 Pemeriksaan Laboratorium............................................................ 29

3.5 Managemen Data............................................................................................... 31

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian .............................................................. 32

4.2 Analisis Univariat....................................................................................... 32

4.2.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Anak Usia Sekolah Dasar di Yayasan Nanda Dian Nusantara........................................................

32

4.2.2 Data Minum Obat Cacing................................................................ 33

4.2.3 Distribusi Frekuensi Angka Kejadian Infeksi Cacing......................... 33

4.2.4 Distribusi Frekuensi SpesiesCacing.................................................. 34

4.2.5 Distribusi Frekuensi Kepemilikan Jamban....................................... 35

4.2.6 Distribusi Frekuensi Kepemilikan Air Bersih.................................. 36

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan .................... .................................................................................... 37

5.2 Saran.......................................... ..................................................................... 37

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 38

DAFTAR LAMPIRAN 40

Page 11: KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEPEMILIKAN JAMBAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26125/1/Munirah... · KEPEMILIKAN JAMBAN DAN AIR BERSIH PADA ANAK USIA

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Anak Usia Sekolah Dasar di Yayasan Nanda Dian Nusantara.....................................................................................

32

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Minum Obat Cacing......................................................... 33 Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Angka Kejadian Infeksi Cacing....................................... 33 Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Spesies Cacing................................................................. 34 Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Kepemilikan Jamban pada Anak Usia Sekolah Dasar di

Yayasan Nanda Dian Nusantara....................................................................... 35

Tabel 4.6 Distribusi Ketersediaan Sumber Air Bersih pada Anak Usia Sekolah di Dasar Yayasan Nanda Dian Nusantara....................................................................

36

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Daur Hidup Cacing Ascaris lumbricoides.................................................... 9 Gambar 2.2 Daur Hidup Cacing Trichuris trichiura........................................................ 10 Gambar 2.3 Daur Hidup Cacing Hookworm(cacing tambang)........................................ 10 Gambar 2.4 Daur Hidup Cacing Strongyloidesstercoralis............................................... 12 Gambar 2.5 Cacing Ascaris lumbricoides Dewasa.......................................................... 13 Gambar 2.6 Telur Cacing Ascaris.................................................................................... 13 Gambar 2.7 Cacing Trichuris trichiura dewasa............................................................... 14 Gambar 2.8 Telur Cacing Trichuris trichiura.................................................................. 14 Gambar 2.9 Cacing Ancylostoma duodenale Dewasa dan Necator americanus

Dewasa........................................................................................................

15 Gambar 2.10 Telur Cacing Ancylostoma duodenale........................................................ 15 Gambar 2.11. Larva Rabditiform dan Larva Filariform.................................................... 15 Gambar 2.12.Cacing Dewasa Free Living dan Cacing Dewasa Betina........ ................... 16 Gambar 2.13. Larva Rabditiform (kanan) dan Larva Filariform (kiri)............................. 16

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Kerangka Teori................................................................................................. 25 Bagan 2.2 Kerangka Konsep.............................................................................................. 25 Bagan 3.1 Cara Kerja Penelitian........................................................................................ 29

Page 12: KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEPEMILIKAN JAMBAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26125/1/Munirah... · KEPEMILIKAN JAMBAN DAN AIR BERSIH PADA ANAK USIA

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Infeksi cacing usus merupakan infeksi kronik yang paling banyak

menyerang anak balita dan anak usia sekolah dasar. Infeksi cacing usus

ditularkan melalui tanah yang tercemar telur cacing, tempat tinggal yang tidak

saniter dan cara hidup tidak bersih merupakan masalah kesehatan masyarakat, di

pedesaan dan di daerah kumuh perkotaan di Indonesia. Diantara cacing usus

yang menjadi masalah kesehatan adalah kelompok “soil transmitted helminth”

atau cacing yang ditularkan melalui tanah, seperti Ascaris lumbricoides,

Trichuris trichiura dan Ancylostoma sp (cacing tambang).1

Penyakit yang disebabkan cacing yang ditularkan melalui tanah

merupakan salah satu penyakit parasitik yang menjadi masalah kesehatan

masyarakat di Indonesia.2 Prevalensi kecacingan di Indonesisa pada umumnya

masih sangat tinggi, terutama pada golongan penduduk yang kurang mampu

mempunyai risiko tinggi terjangkit penyakit ini.3 Di Indonesia penyakit

kecacingan tersebar luas di pedesaan dan di perkotaan dengan prevalensi semua

umur 40 %-60 % dan murid SD sebesar 60%-80%.4 Survei prevalensi

kecacingan oleh Depkes RI pada anak SD di 27 Propinsi di Indonesia tahun

2006 disebabkan oleh Ascaris lumbricoides 17,8%, Trichuris trichiura 24,2%

dan cacing Tambang 1,0%. Prevalensi cacing usus pada murid SDWGT-Taskin

dari lima wilayah, dua wilayah yaitu Jakarta Utara dan Jakarta Barat penderita

askariasis masing- masing 80% dan 74,70% sedangkan penderita Trikuriasis di

Jakarta Selatan dan Jakarta Barat masing-masing 68,42% dan 25,30%.1

Penyakit kecacingan merupakan salah satu penyakit yang

berbasislingkungan. Keadaan lingkungan yang berpengaruh pada infeksi

kecacingan adalah ada tidaknya sumber air bersih dan jamban yang memenuhi

syarat kesehatan.5 Menurut Jalaluddin (2009) penelitian pada murid sekolah

dasar di kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe menemukan bahwa

sanitasi lingkungan dominan mempengaruhi infeksi kecacingan, semakin buruk

sanitasi lingkungan semakin tinggi infeksi kecacingan.6

Page 13: KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEPEMILIKAN JAMBAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26125/1/Munirah... · KEPEMILIKAN JAMBAN DAN AIR BERSIH PADA ANAK USIA

2

Lingkungan yang tidak memenuhi standar kesehatan diketahui

merupakan faktor resiko timbulnya gangguan kesehatan masyarakat. Masalah

lingkungan ini meliputi kurangnya penyediaan air bersih, kurangnya

pembuangan kotoran yang sehat, keadaan rumah yang tidak sehat, pembuangan

sampah dan limbah di daerah pemukiman yang kurang baik. Kasus kecacingan

lebih banyak pada anak-anak, oleh karena tanah yang tercemar kotoran (50%)

dan kebiasaan anak yang kurang mendapat perhatian orang tuanya dari segi

tempat bermain. 7

Penderita infeksi cacing usus merupakan infeksi kronik yang paling

banyak menyerang anak usia sekolah dasar dan sanitasi lingkungan dominan

mempengaruhi infeksi kecacingan. Namun publikasi penelitian mengenai hal ini

belum banyak dilakukan terutama di lingkungan sekolah dasar Ciputat seperti di

sekolah Yayasan Nanda Dian Nusantara. Untuk itu perlu dilakukan penelitian

guna mengetahui bagaimana angka kejadian infeksi cacing dan gambaran

kepemilikan jamban serta kepemilikan air bersih pada anak usia sekolah dasar

yang tinggal di lingkungan yang kumuh. Pendataan kejadian kecacingan secara

demografis serta pemeriksaan laboratorium sampel feses dilakukan untuk

mengetahui kelompok usia tersebut yang positif kecacingan. Observasi

lingkungan dan wawancara kuesioner dilakukan untuk mengetahui kondisi

sanitasi lingkungan.

1.2 Rumusan Masalah

Masalah kecacingan di Indonesia tercatat pada kelompok murid SD

sebesar 60%-80%, dan paling banyak menyerang anak usia sekolah dasar.1

Keadaan lingkungan yang berpengaruh pada infeksi kecacingan adalah ada

tidaknya sumber air bersih, jamban, sistem pembuangan yang memenuhi syarat

kesehatan. Bagaimana kejadian infeksi cacing dan gambaran kepemilikan

jamban dan air bersih pada anak usia sekolah dasar yang berlokasi di Yayasan

Nanda Dian Nusantara?.

Page 14: KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEPEMILIKAN JAMBAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26125/1/Munirah... · KEPEMILIKAN JAMBAN DAN AIR BERSIH PADA ANAK USIA

3

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan umum

Untuk mengetahui angka kejadian infeksi cacing dan gambaran

kepemilikan jamban dan air bersih pada anak usia sekolah dasar di

Yayasan Nanda Dian Nusantara.

1.3.2 Tujuan Khusus

Untuk mengetahui spesies cacing penyebab infeksi cacing pada

murid Sekolah Dasar Yayasan Nanda Dian Nusantara.

.

1.4 Manfaat Penelitian

Memberikan informasi kesehatan yang bertujuan membantu program

kesehatan pemerintah setempat guna memberantas masalah kecacingan pada

anak usia sekolah dasar di daerahnya.

Page 15: KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEPEMILIKAN JAMBAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26125/1/Munirah... · KEPEMILIKAN JAMBAN DAN AIR BERSIH PADA ANAK USIA

4

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kecacingan dan Masalahnya pada Anak Usia Sekolah Dasar di Indonesia

2.1.1 Pengertian Kecacingan dan Epidemiologi Kasus pada Anak SD

Kecacingan merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh

parasit berupa cacing, yang dapat menyebabkan infeksi ringan maupun

infeksi berat. Spesies penyebabnya dari kelas nematode usus khususnya

yang penularan melalui tanah, diantaranya Ascaris lumbricoides, Trichuris

trichiura, dan cacing tambang (Ancylostoma duodenale dan Necator

americanus) dan Strongyloides stercoralis.8

Pada kasus kecacingan, maka cacing tersebut bahkan dapat

melemahkan tubuh sinangnya dan menyebabkan gangguan kesehatan.9

Kecacingan biasanya terjadi karena kurangnya kesadaran akan kebersihan

baik terhadap diri sendiri ataupun terhadap lingkungannya. Kecacingan

dapat menular melalui larva/telur yang tertelan dan masuk ke dalam tubuh.9

Dampak infeksi cacing yang ditularkan melalui tanah pada

masyarakat perlu dipelajari umtuk dapat menentukan cara pencegahan.

Penyebaran infeksi Ascaris dan Trichuris mempunyai pola yang hampir

sama; demikian juga epidemiologi cacing tambang dan Strongyloides.2

a. Ascaris dan Trichuris

Beberapa survei di Indonesia menunjukkan bahwa seringkali

prevalensi Ascaris yang tinggi disertai prevalensi Trichuris yang tinggi

pula. 2

Prevalensi Ascaris yang lebih tinggi dari 70% ditemukan antara

lain di beberapa desa di Sumatera(78%), Kalimantan(79%), Sulawesi

(88%), dan Jawa Barat (90%). Di desa tersebut prevalensi Trichuris juga

tinggi yaitu untuk masing-masing daerah 83%, 83%, 84%, 91%.2

Sasongko dkk melakukan penelitian terhadap anak SD di DKI

Jakarta menyatakan bahwa prevalensi Askariasis sebesar 62,2%,

Trikuriasis 48,1%. Prevalensi cacing usus pada murid SDWGT-Taskin

Page 16: KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEPEMILIKAN JAMBAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26125/1/Munirah... · KEPEMILIKAN JAMBAN DAN AIR BERSIH PADA ANAK USIA

5

dari lima wilayah, dua wilayah yaitu Jakarta Utara dan Jakarta

Baratpenderita askariasis masing- masing 80% dan74,70%. 1 Dan

penderita Trikuriasis di Jakarta Selatan dan Jakarta Barat masing-masing

68,42% dan 25,30%.1

Di daerah endemi dengan insidens Ascaris dan Trichuris tinggi,

terjadi penularan terus-menerus. Transmisi dipengaruhi oleh berbagai hal

yang menguntungkan parasit, seperti keadaaan tanah dan iklim yang

sesuai. Kedua spesies cacing ini memerlukan tanah liat untuk

berkembang. Telur Ascaris yang telah dibuahi dan jatuh di tanah yang

sesuai, menjadi matang dalam waktu 3-6 minggu pada suhu optimum

300C. Selain keadaan tanah dan iklim yang sesuai, keadaan endemi juga

dipengaruhi oleh jumlah telur yang dapat hidup sampai menjadi bentuk

infektif dan masuk ke dalam hospes.2

Jumlah telur yang dihasilkan oleh satu ekor cacing betina Ascaris

200.000 sehari, Trichuris 5000 sehari. Semakin banyak telur ditemukan

di sumber kontaminasi (tanah, debu, sayuran), semakin tinggi derajat

endemi di suatu daerah dengan infeksi yang semakin berat.2

Pada umumnya tidak ada perbedaan prevalensi infeksi Ascaris

dan Trichuris antara perempuan dan laki-laki.2

b. Hookworm (cacing tambang) dan Strongyloides stercoralis

Pada umumnya prevalensi cacing tambang berkisar 30-50% di

berbagai daerah di Indonesia. Prevalensi yang lebih tinggi ditemukan di

daerah perkebunan seperti perkebunan karet di Sukabumi, Jawa Barat

(93,1%) dan di perkebunan kopi di Jawa Timur (80,69%). Sasongko dkk

(2000) melakukan penelitian terhadap anak SD di DKI Jakarta

menyatakan bahwa prevalensicacing tambang 0,72%.1

Prevalensi cacing tambang cenderung meningkat dengan

meningkatnya umur. Tingginya prevalensi juga dipengaruhi oleh sifat

pekerjaan karyawan atau penduduk. Sebagai contoh dapat dikemukakan

sebagai berikut: kelompok karyawan yang mengolah tanah di

perkebunan karet atau teh, akan terus terpapar kontaminasi.

Page 17: KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEPEMILIKAN JAMBAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26125/1/Munirah... · KEPEMILIKAN JAMBAN DAN AIR BERSIH PADA ANAK USIA

6

Kedua jenis cacing ini membutuhkan tanah yang gembur,

tercampur humus dan terlindung dari panas matahari langsung. Telur

cacing tambang menetas menjadi larva rabditiform dalam waktu 24-36

jam untuk kemudian pada hari ke 5-8 menjadi bentuk filariform yang

infektif. Suhu optimum bagi N.Americanus adalah 28-32⁰C dan untuk

A.doudenale 23-25⁰C. Ini salah satu sebab mengapa N.Americanus lebih

banyak ditemukan di Indonesia daripada A.doudenale.

Larva filariform cacing tambang dapat bertahan 7-8 minggu di

dalam tanah dan harus menembus kulit manusia untuk meneruskan

lingkaran hidupnya. Larva S.stercoralis berkembang lebih cepat daripada

larva cacing tambang; dalam waktu 34-48 jam terbentuk larva filariform

yang infektif. Larva ini memiliki kelangsungan hidup yang pendek di

dalam tanah yaitu 1-2 minggu, akan tetapi cacing ini memiliki satu siklus

bentuk bebas di dalam tanah yang terus-menerus menghasilkan bentuk

infektif, sehingga perkembangan bentuk bebas di tanah dapat mencapai

endemitas yang tinggi. Larva ketiga spesies ini memerlukan oksigen

dalam pertumbuhannya, oleh karena itu olahan tanah dalam bentuk

apapun di lahan pertanian dan perkebunan akan menguntungkan

pertumbuhan larva.2

2.1.2 Faktor-Faktor yang Menyebabkan Kecacingan pada Anak SD

Secara epidemiologik, faktor sanitasi lingkungan dan faktor manusia

merupakan faktor yang mempengaruhi kejadian kecacingan.

1) Faktor sanitasi lingkungan

Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan adalah faktor

lingkungan yang berperan sebagai media, faktor agent penyebab

penyakit, dan faktor host yaitu manusia sebagai objek dari penyakit.

Sedangkan menurut Blum untuk mewujudkan suatu keadaan sehat bagi

masyarakat, ada 4 faktor yang berperan yaitu lingkungan, perilaku,

pelayanan kesehatan dan keturunan, tetapi faktor lingkungan mempunyai

pengaruh yang sangat besar.10

Page 18: KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEPEMILIKAN JAMBAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26125/1/Munirah... · KEPEMILIKAN JAMBAN DAN AIR BERSIH PADA ANAK USIA

7

Penyakit kecacingan merupakan salah satu penyakit yang

berbasislingkungan.3 Faktor lingkungan seperti tanah, air, tempat

pembuangan tinja tercemar oleh telur atau larva cacing serta

berakumulasi dengan perilaku manusia yang tidak sehat pula yaitu

personal higiene maka dapat menimbulkan kejadian kecacingan.

Kondisi lingkungan sebagai faktor risiko terjadinya kecacingan di

propinsi Lampung antara lain adalah tempat tinggal di daerah

pemukiman di wilayah pedesaan (66,67%) dan di wilayah perkotaan

(33,33%), lantai rumah berupa lantai tanah (33,33%) sehingga tempat

bermain anak terbiasa berhubungan dengan tanah (83,33%). Permainan

anak adalah salah satu faktor yang memegang peranan penting terhadap

timbulnya kecacingan pada anak, khususnya usia sekolah dasar.

Permainan di tanah dan tanpa alas kaki merupakan penyebaran cacing

melalui kontak tanah dengan lewat kaki dan tangan saat anak bermain.7

2) Faktor manusia

Kesehatan pribadi (hygiene perorangan) adalah upaya dari

seseorang untuk memelihara dan mempertinggi derajat kesehatannya

meliputi:

a. Memelihara kebersihan diri (mandi 2x/hari, cuci tangan sebelum

dan sesudah makan), pakaian, rumah dan lingkungannya (BAB

pada tempatnya).

b. Memakan makanan yang sehat dan bebas dari bibit penyakit.

c. Cara hidup yang teratur.

d. Meningkatkan daya tahan tubuh dan kesehatan jasmani.

e. Menghindari terjadinya kontak dengan sumber penyakit.

f. Melengkapi rumah dengan fasilitas-fasilitas yang menjamin hidup

sehat seperti sumber air yang baik, kakus yang sehat.

g. Pemeriksaan kesehatan.11

Hygiene perorangan sangat berhubungan dengan sanitasi

lingkungan, yang mana hygiene perorangan harus didukung oleh sanitasi

Page 19: KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEPEMILIKAN JAMBAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26125/1/Munirah... · KEPEMILIKAN JAMBAN DAN AIR BERSIH PADA ANAK USIA

8

lingkungan yang baik. Dalam pemberantasan kecacinganpun ditujukan

untuk meningkatkan kesehatan perorangan dan lingkungan. Dari hasil

penelitian di Lampung, kondisi tempat bermain pada penelitian tersebut

dapat dikatakan kurang sehat, karena 50% kotoran anak dibuang oleh

orangtuanya di sembarang tempat dan 83,33% tidak mencuci tangan

dengan sabun, sehingga kotoran akhirnya masuk melalui mulut saat

memegang makanan dan memakan makanan tersebut.7

2.2Infeksi Cacing yang Berbasis Lingkungan dan Siklus Hidupnya

2.2.1Soil Transmitted Helminth dan Siklus Hidupnya

Infeksi cacing adalah infeksi yang disebabkan oleh cacing kelas

nematode ususkhususnya yang penularan melalui tanah, diantaranya Ascaris

lumbricoides, Trichuris trichiura, dan cacing tambang (Ancylostoma

duodenale dan Necator americanus) dan Strongyloides stercoralis.8

a. Ascaris lumbricoides

Manusia dapat terinfeksi cacing ini karena mengkonsumsi

makanan dan minuman yang terkontaminasi telur cacing yang telah

berkembang. Dalam lingkungan yang sesuai, telur yang telah dibuahi

berkembang menjadi bentuk infektif dalam waktu kurang lebih 3

minggu. Bentuk infektif tersebut bila tertelan manusia, menetas di usus

halus. Selanjutnya larva tadi akan menembus usus halus menembus

pembuluh darah atau limfe di usus untuk kemudian dialirkan ke jantung,

kemudian mengikuti aliran darah ke paru. Larva di dalam paru-paru ini

menembus pembuluh darah, lalu dinding alveolus, masuk rongga

alveolus, kemudian naik ke trakea melalui bronkiolus dan bronkus. Dari

trakea larva menuju faring, sehingga menimbulkan rangsangan pada

faring. Penderita batuk karena rangsangan tersebut dan larva akan

tertelan ke esofagus, lalu menuju ke usus halus. Di usus halus larva

berubah menjadi cacing dewasa. Sejak telur matang tertelan sampai

cacing dewasa bertelur diperlukan waktu kurang lebih 2-3 bulan.12

Page 20: KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEPEMILIKAN JAMBAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26125/1/Munirah... · KEPEMILIKAN JAMBAN DAN AIR BERSIH PADA ANAK USIA

9

Gambar 2.1. Daur Hidup Cacing Ascaris lumbricoides13

.

b. Trichuris trichiura

Telur yang dibuahi dikeluarkan dari hospes bersama tinja. Telur

tersebut menjadi matang dalam waktu 3-6 minggu dalam lingkungan

yang sesuai, yaitu pada tanah yang lembab dan teduh. Telur matang ialah

telur berisi larva dan merupakan bentuk infektif. Cara infeksi langsung

bila secara kebetulan hospes menelan telur matang. Larva keluar melalui

dinding telur dan masuk ke dalam usus halus. Sesudah menjadi dewasa

cacing turun ke usus bagian distal dan masuk ke daerah kolon, terutama

sekum. Jadi cacing ini tidak memiliki siklus paru. Masa pertumbuhan

telur mulai tertelan sampai cacing dewasa betina bertelur kurang lebih

30-90 hari.2

Page 21: KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEPEMILIKAN JAMBAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26125/1/Munirah... · KEPEMILIKAN JAMBAN DAN AIR BERSIH PADA ANAK USIA

10

Gambar 2.2. Daur Hidup Cacing Trichuris trichiura14

c. Hookworm(Cacing Tambang)

Daur hidup sebagai berikut :

Telur → larva rabditiform → larva filariform → menembus kulit

→ kapiler darah → jantung kanan → paru → bronkus → trakea→ laring

→ usus halus.2 Infeksi terjadi bila larva filariform menembus kulit.

Infeksi ancylostoma duodenale juga dapat terjadi dengan menelan larva

filariform.

Gambar 2.3. Daur Hidup Cacing Hookworm(cacing tambang)15

Page 22: KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEPEMILIKAN JAMBAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26125/1/Munirah... · KEPEMILIKAN JAMBAN DAN AIR BERSIH PADA ANAK USIA

11

d. Strongyloides stercoralis

Parasit ini mempunyai tiga macam daur hidup :

1) Siklus langsung

Bila larva filariform menembus kulit manusia, larva

tumbuh masuk ke peredaran darah vena dan kemudian melalui

jantung kanan sampai ke paru. Dari paru parasit yang sudah mulai

menjadi dewasa menembus alveolus masuk ke trakhea dan

laring.Sesudah sampai di laring terjadi refleks batuk sehingga

parasit tertelan kemudian sampai di usus halus bagian atas dan

menjadi dewasa.Cacing betina yang dapat bertelur ditemukan

kira-kira 28 hari sesudah infeksi.

2) Siklus tidak langsung

Pada siklus tidak langsung larva rabditiform di tanah

berubah menjadi cacing jantan dan cacing betina bentuk

bebas.Sesudah pembuahan cacing betina menghasilkan telur yang

menetas menjadi larva rabditiform.Larva rabditiform dalam

waktu beberapa hari menjadi larva filariform yang infektif dan

masuk ke dalam hospes baru atau larva rabditiform tadi dapat

juga mengulangi fase hidup bebas.Siklus tidak langsung terjadi

jika keadaan lingkungan sekitar optimum yaitu sesuai dengan

keadaan yang dibutuhkan untuk kehidupan bebas parasit ini,

misalnya di negeri tropik dengan iklim lembab.2

3) Autoinfeksi

Larva rabditiform kadang menjadi larva filariform di usus

atau daerah sekitar anus. Bila larva filariform menembus mukosa

usus atau kulit perianal maka akan terjadi suatu daur

perkembangan dalam hospes. Adanya autoinfeksi dapat

menyebabkan strongiloidiasis menahun pada penderita yang

hidup didaerah non endemik.

Page 23: KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEPEMILIKAN JAMBAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26125/1/Munirah... · KEPEMILIKAN JAMBAN DAN AIR BERSIH PADA ANAK USIA

12

Gambar 2.4. Daur Hidup Cacing Strongyloides stercoralis16

2.2.2 Spesies Penyebab dan Morfologinya

a. Ascaris lumbricoides

Manusia merupakan satu-satunya hospes Ascaris lumbricoides.

Penyakit yang disebabkannya disebut askariasis. Cacing dewasa

mempunyai ukuran paling besar di antara Nematoda intestinalis yang

lain. Bentuknya silindris (bulat panjang), ujung anteriorlancip. Bagian

anterior dilengkapi oleh tiga bibir yang tumbuh dengan sempurna.

Cacing betina berukuran lebih besar jika dibandingkan dengan cacing

jantan, dengan ukuran panjangnya 20-35 cm. Pada cacing betina bagian

posteriornya membulat dan lurus. Tubuhnya berwarna putih sampai

kekuning kecoklatan dandiselubungi oleh lapisan kutikula yang bergaris

halus. Cacing jantan panjangnya10-30 cm, warna putih kemerah-

merahan. Pada cacing jantan ujung posteriornya lancip dan melengkung

ke arah ventral dilengkapi pepil kecil dan dua buah spekulum berukuran

2 mm.17

Page 24: KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEPEMILIKAN JAMBAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26125/1/Munirah... · KEPEMILIKAN JAMBAN DAN AIR BERSIH PADA ANAK USIA

13

Gambar 2.5. Cacing Ascaris lumbricoides Dewasa13

Gambar 2.6. Telur Cacing Ascaris lumbricoides13

b. Trichuris trichiura

Dalam bahasa Indonesia cacing ini dinamakan cacing cambuk

karena secara menyeluruh bentuknya seperti cambuk. Hospes

defenitifnya adalah manusia. Cacing ini lebih sering ditemukan bersama-

sama dengan cacing Ascaris lumbricoides. Cacing dewasa hidup di

dalam usus besar manusia terutama di daerah sekum dan kolon. Penyakit

yang disebabkannya disebut trikuriasis. Telur Trichuris trichiura

berbentuk bulat panjang dan memiliki “sumbat” yang menonjol di kedua

ujungnya, dan dilengkapi dengan tutup (operkulum) dari bahan mucus

yang jernih. Telur berukuran 50-54 x 32 mikron. Kulit luar telur

berwarna kuning tengguli dan bagian dalam jernih. Cacing jantan

panjangnya ± 4 cm, dan cacing betina penjangnya ± 5 cm.17

Page 25: KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEPEMILIKAN JAMBAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26125/1/Munirah... · KEPEMILIKAN JAMBAN DAN AIR BERSIH PADA ANAK USIA

14

Gambar 2.7. Cacing Trichuris trichiura dewasa14

Gambar 2.8. Telur Cacing Trichuris trichiura14

c. Hookworm

Ada beberapa spesies cacing tambang yang penting dalam bidang

medik,namun yang sering menginfeksi manusia ialah cacing Necator

americanus dan Ancylostoma duodenale. Hospes dari kedua cacing ini

adalah manusia. Dan keduacacing ini menyebabkan penyakit

Nekatoriasis dan Ankilostomiasis. Telur cacing tambang sulit dibedakan,

karena itu apabila ditemukan dalam tinja disebut sebagai telur

Hookworm atau telur cacing tambang. Bentuk telurnya oval, dinding tipis

dan rata, warna putih. Larva pada stadium rhabditiform dari cacing

tambang sulit dibedakan. Panjangnya 250 mikron, ekor runcing dan

mulut terbuka. Larva pada stadium filariform (Infective larvae)

panjangnya 700 mikron, mulut tertutup ekor runcing dan panjang

oesophagus 1/3 dari panjang badan. Cacing dewasa jantan berukuran 8

sampai 11 mm sedangkan betina berukuran 10 sampai 13 mm. Cacing

Page 26: KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEPEMILIKAN JAMBAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26125/1/Munirah... · KEPEMILIKAN JAMBAN DAN AIR BERSIH PADA ANAK USIA

15

Necator americanus betina dapat bertelur ±9.000 butir/hari sedangkan

cacing Ancylostoma duodenale betina dapat bertelur ±10.000 butir/hari.17

Gambar 2.9. Cacing Ancylostoma duodenale Dewasa(Kanan), Necator

americanus Dewasa(Kiri)15

Gambar 2.10. Telur Cacing Ancylostoma duodenale15

Gambar 2.11. Larva Rabditiform (kiri) dan Larva Filariform (kanan)15

Page 27: KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEPEMILIKAN JAMBAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26125/1/Munirah... · KEPEMILIKAN JAMBAN DAN AIR BERSIH PADA ANAK USIA

16

d. Strongyloides stercoralis

Hanya cacing dewasa betina yang hidup sebagai parasit di vilus

duodenum, bentuknya filform, halus, tidak berwarna, dan panjangnya

kira-kira 2 mm. Cara berkembang-biaknya dengan partenogenesis, telur

bentuk parasitik diletakkan dimukosa usus kemudian telur menetas

menjadi larva rabditiform yang masuk ke rongga usus dan dikeluarkan

bersama tinja. 2

Gambar 2.12. Cacing Dewasa Free Living (Kiri)

Dan Cacing Dewasa Betina (Kanan)16

Gambar 2.13. Larva Rabditiform (kanan) dan Larva Filariform (kiri)16

2.2.3 Gejala Umum Kecacingan Pada Anak Usia SD

Umumnya Ascaris lumbricoides tidak menunjukkan gejala,namun

infeksi sedang sampai berat dapat menyebabkan malnutrisi dan gejala

gastrointestinal yang tidak spesifik dan penurunan status kognitif pada anak

sekolah dasar.Gangguan yang disebabkan cacing dewasa biasanya ringan,

kadang penderita mengalami mual, nafsu makan berkurang,diare atau

Page 28: KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEPEMILIKAN JAMBAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26125/1/Munirah... · KEPEMILIKAN JAMBAN DAN AIR BERSIH PADA ANAK USIA

17

konstipasi.Efek yang serius bila cacing menggumpal di usus sehingga terjadi

obstruksi usus.Sedangkan gangguan karena larva biasanya terjadi saat berada

di paru, yang disebut sindrom Loeffler berupa perdarahan kecil di dinding

alveolus dan timbul gangguan paru yang disertai batuk, demam dan

eosinofilia.

Untuk Trichuris trichiura, penderita terutama anak-anak dengan

infeksi yang berat dan menahun, menunjukkan gejala diare yang sering

diselingi sindrom disentri, anemia, berat badan turun dan kadang-kadang

disertai prolaps rektum.

Infeksi cacing tambang pada anak-anak tidak memberikan tanda dan

gejala. Namun, infeksi jangka panjang dapat menyebabkan defisiensi besi

dan anemia karena perdarahan dinding usus.Gejala lain berupa diare dan

kramp perut. Bila larva filariform menembus kulit dapat menyebabkan ruam

merah di kulit (ground itch). Dan bila masuk ke paru dapat menyebabkan

inflamasi paru, batuk, demam (jarang). Infeksi larva secara oral dapat

menyebabkan suara serak, mual dan muntah. Infeksi kronik dapat

menyebabkan penurunan nutrisi dan pertumbuhan.

Infeksi ringan Strongyloides stercoralis tidak menimbulkan gejala.

Infeski sedang dapat menyebabkan rasa sakit seperti tertusuk di daerah

epigastrium tengah, tidak menjalar mungkin ada mual dan muntah, diare dan

konstipasi bergantian. Bila larva menembus kulit menyebabkan creeping

eruption yang disertai gatal yang hebat.2

2.3 Masalah Lingkungan dan Pengaruhnya Terhadap Infeksi Cacing

2.3.1 Kondisi Lingkungan Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Transmisi Kecacingan

Derajat kesehatan di Indonesia masih rendah. Apabila menggunakan

indikator Tujuan Pembangunan Milenium (Millennium Development Goals)

akan terlihat Indonesia tertinggal jauh dari negara lainnya. Sebagai

penyebab mendasar rendahnya derajat kesehatanmasyarakat, adalah

pengaruh faktor lingkungan (45%), faktor perilaku (30%), dan faktor

pelayanan kesehatan(20%).

Page 29: KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEPEMILIKAN JAMBAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26125/1/Munirah... · KEPEMILIKAN JAMBAN DAN AIR BERSIH PADA ANAK USIA

18

Faktor lingkungan dapat dinilai dari berbagai cakupan diantaranya

indikator akses pada air bersih dan rumah tangga dengan lantai tanah. Data

Survei Ekonomi dan Sosial Nasional (Susenas) 2004 menunjukkan

persentase rumah tangga yang memiliki akses air bersih di perkotaan (92%)

lebih tinggi dibandingkan di pedesaan (69%). Mengenai data rumah tangga

dengan lantai bukan tanahmenunjukkan persentase rumah berlantai bukan

tanah lebih tinggi di perkotaan (93%) dibanding di pedesaan (79%). Masih

adanya rumah tangga yang mempunyai lantai tanah menunjukkan

lingkungan rumah tangga yang tidak sehat. Hal ini berpotensi dan berisiko

tertular penyakit cacingan.18

Sanitasi lingkungan adalah status kesehatan suatu lingkungan yang

optimum sehingga berpengaruh postif terhadap terwujudnya status

kesehatan. Sanitasi lingkungan mencakup perumahan, penyediaan air

bersih, pembuangan air limbah, jamban dan pembuangan sampah.10

Paradigma Blum tentang kesehatan terdiri dari lima faktor dimana

lingkungan mempunyai pengaruh dominan.

1. Lingkungan Rumah

Rumah adalah salah satu persyaratan pokok bagi kehidupan

manusia. Menurut Poespoprojo (2002) dalam Jalaluddin (2009), rumah

yang sehat dan layak huni tidak harus berwujud rumah mewah dan besar

namun rumah yang sederhana dapat juga menjadi rumah yang sehat dan

layak dihuni. Rumah sehat adalah kondisi fisik, kimia, biologi di dalam

rumah dan perumahan sehingga memungkinkan penghuni atau

masyarakat memperoleh derajat kesehatan yang optimal.6 Rumah Sehat

adalah bangunan rumah tinggal yang memenuhi syarat kesehatan, yaitu

rumah yang memiliki jamban yang sehat, sarana air bersih, tempat

pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasi rumah

yang baik, kepadatan hunian rumah yang sesuai dan lantai rumah yang

tidak terbuat dari tanah.

Sanitasi lingkungan merupakan hal yang penting yang harus

diperhatikan. Oleh karena itu untuk mencapai kemampuan hidup sehat di

masyarakat, maka hal-hal yang perlu diperhatikan:

Page 30: KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEPEMILIKAN JAMBAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26125/1/Munirah... · KEPEMILIKAN JAMBAN DAN AIR BERSIH PADA ANAK USIA

19

a. Penyediaan Air Bersih

Air merupakan sangat penting bagi kehidupan manusia.

Kebutuhan manusiaakan air sangat kompleks antara lain untuk

minum, masak, mandi, mencuci (bermacam-macam cucian) dan

sebagainya. Supaya air tetap sehat dan terhindar darikuman maka air

yang digunakan harus diolah terlebih dahulu.10 Untuk itu penyediaan

air bersih harus memenuhi persyaratan seperti:

Syarat kualitas air secara fisik adalah tidak berwarna, tidak

berasa, tidak berbau dan jernih. Secara kimia air yang baik tidak

tercemar secara berlebihan oleh zat-zat kimia ataupun mineral

terutama zat-zat yang berbahaya bagi kesehatan. Dan syarat

bakteriologis semua air minum hendaknya dapat terhindar dari

kemungkinan terkontaminasi bakteri terutama bakteri patogen.

Mengingat bahwa tidak mungkin air yang dikonsumsi seratus persen

sesuai dengan persyaratan kesehatan, namun air yang ada diusahakan

sedemikian rupa mendekati syarat-syarat yang tercantum dalam

Peraturan Menteri Kesehatan RI No 416/MENKES/PER/IX/1990.19

b. Sistem Pembuangan

Air limbah atau air buangan adalah sisa air yang dibuang

yang berasal darirumah tangga, industri maupun tempat-tempat

umum lainya, dan pada umumnya mengandung bahan-bahan atau

zat-zat yang dapat membahayakan bagi kesehatan manusia serta

mengganggu lingkungan hidup. Batasan lain mengatakan bahwa air

limbah adalah kombinasi dari cairan dan sampah cair yang berasal

dari daerah pemukiman, perdagangan, perkantoran dan industri,

bersama-sama dengan air tanah, air permukaan dan air hujan yang

mungkin ada.5 Selanjutnya air limbah ini akhirnya akan mengalir ke

sungai dan laut dan akan digunakan oleh manusia lagi. Oleh sebab

itu, air buangan ini harus dikelola atau diolah secara baik.Air limbah

yang tidak diolah terlebih dahulu akan menyebabkan berbagai

Page 31: KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEPEMILIKAN JAMBAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26125/1/Munirah... · KEPEMILIKAN JAMBAN DAN AIR BERSIH PADA ANAK USIA

20

gangguan kesehatan masyarakat dan lingkungan hidup antara lain

menjadi media berkembang biaknya mikroorganisme patogen.

Pengolahan air limbah dimaksudkan untuk melindungi

lingkungan hidup terhadap pencemaran air limbah tersebut. Secara

ilmiah sebenarnya lingkungan mempunyai daya dukung yang cukup

besar terhadap gangguanyang timbul karena pencemaraan air limbah

tersebut. Namun demikian,alam tersebut mempunyai kemampuan

yang terbatas dalam daya dukungnya, sehingga air limbah perlu

dibuang.7

c. Jamban

Jamban adalah salah satu sarana dari pembuang tinja manusia

yang penting, karena tinja manusia merupakan sumber penyebaran

penyakit yang multikompleks. Penyebaran penyakit yang bersumber

pada feses dapat melalui berbagai macam jalan atau cara seperti air,

tangan, lalat, tanah, makanan dan minuman sehingga menyebakan

penyakit.10 Mardiana dkk, (2000) melaporkan hasil penelitian pada

anak prasekolah atau balita di Kecamatan Paseh, Kabupaten Bandung

menunjukkan yang terinfeksi cacing usus melalui tanah 5,6 %, kuku

5,0% dan tinja 5,6%.1 Jadi bila pengolahan tinja tidak baik, jelas

penyakit akan mudah tersebar. Beberapa penyakit yang dapat

disebarkan oleh tinja manusia antaralain: tipus, kolera dan

bermacam-macam cacing.

Penyebaran infeksi kecacingan tergantung dari lingkungan

yang tercemar tinja yang mengandung telur cacing. Infeksi pada

anak sering terjadi karena menelan tanah yang tercemar telur cacing

atau melalui tangan yang terkontaminasi telur cacing. Maka untuk

menghindari penyebaran penyakit lewat tinja ini setiap orang

diharapkan menggunakan jamban sebagai penampung tinjanya.

Persyaratan jamban dan kamar mandi:

1) Kamar mandi selalu dalam keadaan bersih

Page 32: KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEPEMILIKAN JAMBAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26125/1/Munirah... · KEPEMILIKAN JAMBAN DAN AIR BERSIH PADA ANAK USIA

21

2) Lantai terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, tidak licin,

berwarna terang dan mudah dibersihkan

3) Ada pembuangan air limbah dari jamban dan kamar mandi,

dilengkapi dengan penahan bau

4) Letak jamban dan kamar mandi tidak berubungan langsung

dengan tempat pengelolaan makanan (dapur, ruang makan)

5) Lubang penghawaan harus berhubungan langsung dengan udara

luar

6) Harus dilengkapi dengan slogan untuk memelihara kebersihan

7) Tidak terdapat penampungan atau genangan air yang dapat

menjadi tempat perindukan binatang pengerat dan serangga

8) Pembuangan Sampah

d. Pembuangan Sampah

Sampah erat kaitannya dengan kesehatan masyarakat, karena

dari sampah tersebut akan hidup berbagai mikroorganisme penyebab

penyakit dan vektor. Sehingga smpah harus dikelola baik untuk

kesehatan dan keindahan lingkungan.10

2. Lingkungan Sekolah

Menurut Poespoprodjo (2002) dalam Jalaluddin (2009), di

samping lingkungan rumah, lingkungan sekolah secara tidak langsung

mempunyai sumbangan terhadap terjadinya penularan penyakit infeksi

cacing karena sebagian besar waktu anak sekolah dasar dihabiskan

dengan bermain baik di rumah maupun sekolah sehingga anak sekolah

dasar mempunyai potensial untuk terjangkit penyakit infeksi

kecacingan.6

2.3.2 Dampak Lingkungan Terhadap Angka Kejadian Kecacingan

Lingkungan sangat berpengaruh pada penyebaran cacing

usus.Penyakit cacing usus sangat dipengaruhi terjadinya pencemaran tinja

pada tanah dan air, sehingga pola pembuangan tinja/kotoran akan sangat

Page 33: KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEPEMILIKAN JAMBAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26125/1/Munirah... · KEPEMILIKAN JAMBAN DAN AIR BERSIH PADA ANAK USIA

22

menentukan. Di daerah rural dan kumuh pada umumnya tingkat sosial dan

ekonomi rendah, tingkat pendidikan terbatas maka ketersediaan jamban

yang memenuhi kriteria higienis juga sangat terbatas.Sebagai akibatnya

terjadi pembuangan kotoran di sembarang tempat seperti di semak-semak

sekitar tempat tinggal.Hal ini terlihat dari hasil penelitian di daerah

perkebunan karet di Kalimantan Selatan, ditemukan adanya kotoran di

sekitar rumah atau semak-semak dan pencemaran tanah yang tinggi oleh

telor Ascaris mencapai >70%.20

Pencemaran lingkungan melalui air karena adanya kebiasaan

membuang kotoran di sembarang tempat termasuk di sungai. Air sungai

yang tercemar akan memungkinkan terjadinya penyebaran yang lebih luas

ke daerah hilir maupun ke area pemukiman yang jauh dari local point. 20

Data penyebaran cacing usus yang luas atau jauh dari focal point

dapat dilihat dari laporan penelitian Sasongko dimana tidak dijumpai

perbedaan bermakna antara prevalensi kecacingan pada anak usia SD di

daerah perkotaan tidak berbeda secara bermakna dengan di daerah kumuh.

Hal ini juga dapat dijelaskan sebagai berikut: bila di luar lingkungan yang

memiliki tingkat sosial-ekonomi baik, perilaku pribadi baik dengan adanya

jamban dan tidak adanya pembuangan kotoransembarangan masih terdapat

lingkungan kumuh atau kondisi kesehatan dan kesadaran tentang kesehatan

masih buruk, maka lingkungan yang baik akan tetap tercemar tinja dari

lingkungan yang buruk. Hal ini akan diperparah dengan tejadinya banjir.

Lingkungan yang sangat berpengaruh pada penyebaran cacing usus

juga dapat dilihat dari hasil penelitian tentang pengobatan kecacingan.

Meskipun pengobatan dapat menurunkan angka prevalensi kecacingan

sampai >80%, akan tetapi reinfeksi terjadi dalam waktu kurang lebih 3

bulan. Hal tersebut karena pencemaran tanah yang masih tetap tinggi dan

ketahanan telur cacing yang cukup lama.20

Hasil penelitian Sasongko (2000), pemeriksaan angka kecacingan

pada anak sekolah dasar di daerah transmigrasi, pada 3 kabupaten di

provinsi Bengkulu dimana sarana sanitasi masih kurang, kualitas air dan

lingkungan belum seperti yang diharapkan (75,8% belum memenuhi syarat

Page 34: KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEPEMILIKAN JAMBAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26125/1/Munirah... · KEPEMILIKAN JAMBAN DAN AIR BERSIH PADA ANAK USIA

23

kesehatan) serta masyarakat yang kurang memperhatikan kesehatan

pribadi/lingkungan ditemukan positif Ascaris 65%, Trichuris55% dan

cacing tambang 22%.20

Dari hasil penelitian malnutrisi dan infeksi parasit terjadi bersamaan

dimana kemiskinan memastikannya dengan masih adanya perumahan yang

buruk, tingkat pendidikan yang rendah, pelayanan kesehatan yang buruk,

sanitasi yang buruk dan kurangnya air bersih.21

2.3.3 Pemberantasan Kecacingan Berbasis Lingkungan

Penyakit kecacingan tersebar luas di daerah rural maupun perkotaan

dengan prevalensi yang tinggi dan memberikan dampak yang besar

terhadap kualitas sumber daya manusia. Kecacingan mempengaruhi

pemasukan, pencernanaan, penyerapan, dan metabolisme makanan.

Kecacingan ini dapat mengakibatkan menurunnya kondisi kesehatan, gizi,

kecerdasan dan produktifitas penderitanya sehingga secara ekonomi banyak

menyebabkan kerugian serta menurunkan kualitas sumber daya manusia.

Selain dapat menghambat perkembangan fisik, kecerdasan, dan

produktifitas kerja, kecacingan juga dapat menurunkan ketahanan tubuh

sehingga mudah terkena penyakit lainnya.3 Penyakit yang disebabkan

parasit menjadi penyumbang utama etiologi dari malnutrisi-infeksi yang

kompleks. Penelitian menemukan bahwa infeksi kecacingan disertai dengan

penurunan pertumbuhan masa kanak-kanak dan gangguan penyerapan

nutrisi; infeksi cacing tambang mepengaruhi status besi yang dapat

menyebabkan anemia.21

Untuk mencegah kerugian yang terjadi akibat kecacingan, maka

perlu dilakukan pemberantasan kecacingan dengan mempertimbangkan

faktor yang paling mempengaruhi kecacingan. Salah satu faktor yang

berperan yaitu faktor lingkungan yang sangat erat kaitannya dengan

kesehatan manusia. Udara, air, tanah, hewan yang ada di dalam lingkungan

merupakan faktor yang dapat menyebabkan penyakit. Lingkungan yang

tidak baik akan memberikan dampak buruk dan merugikan kesehatan.

Untuk itu keadaan tersebut harus diperbaiki, terutama pada daerah

Page 35: KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEPEMILIKAN JAMBAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26125/1/Munirah... · KEPEMILIKAN JAMBAN DAN AIR BERSIH PADA ANAK USIA

24

pemukiman, pembuangan tinja manusia, penyediaan air bersih, pembuangan

limbah, pembuangan sampah.

Sehubungan dengan paradigma kesehatan, kondisi lingkungan

sudah seharusnya diperhatikan secara menyeluruh dan terpadu untuk

melakukan tindakan pencegahan. Faktor perilaku juga tidak seharusnya

diabaikan, dimana kegiatan promosi kesehatan berguna untuk meningkatkan

pengetahuan dengan harapan terjadinya perubahan perilaku sehat pada

masyarakat. Dengan pengetahuan yang baik, masyarakat dapat menjaga

lingkungannya dan terjadinya peningkatan derajat kesehatan masyarakat

dengan ditekannya kasus/masalah kesehatan terhadap penyakit berbasis

lingkungan melalui upaya/tindakan preventif dan promotif.7

Kecacingan merupakan salah satu penyakit berbasis lingkungan,

oleh karena itu pemberantasan penyakit cacing ini harus melibatkanberbagai

pihak. Upaya pemberantasan yang dapat dilakukan adalah dengan

melibatkan berbagai pihak melalui kegiatan promosi kesehatan. Promosi

pemberantasan kecacingan dilakukan dengan advokasi pemberantasan

cacingan antara pusat dan daerah, bina suasana untuk mendapatkan opini

positif masyarakat, dan gerakan masyarakat agar masyarakat mengenali dan

memahami tentang faktor resiko penyakit kecacingan serta pengobatan

dengan segera pada penderita baik secara massal maupun secara individu.20

Program pemberantasan kecacingan yang terdapat dalam keputusan

menteri kesehatan tentang pengendalian kecacingan untuk jangka pendek,

dengan mengurangi prevalensi infeksi cacing dengan pengobatan, dengan

pengobatan intensitas infeksi dapat ditekan, sehingga dapat memperbaiki

derajat kesehatan. Sedangkan program penanggulangan jangka panjang

dengan pemberdayaan masyarakat dan peran swasta yaitu berprilaku hidup

bersih dan sehat, meningkatkan kesehatan perorangan dan lingkungan,

sehingga diharapkan produktifitas kerja akan meningkat.3

Page 36: KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEPEMILIKAN JAMBAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26125/1/Munirah... · KEPEMILIKAN JAMBAN DAN AIR BERSIH PADA ANAK USIA

25

2.4 Kerangka Teori

Bagan 2.1 Kerangka Teori

2.5 Kerangka Konsep

Menurut Notoatmodjo sanitasi lingkungan mencakup perumahan,

penyediaan air bersih, pembuangan air limbah, jamban dan pembuangan sampah.

Variabel yang diteliti adalah ketersediaan jamban dan ketersediaan air bersih.

Perumahan dan ketersediaan SPAL tidak diteliti dikarenakan hanya 2 rumah yang

memenuhi syarat rumah sehat dan memiliki SPAL. Pembuangan Sampah tidak

diteliti karena sebagian besar bekerja sebagai pemulung dimana tempat tersebut

dipenuhi sampah. Kerangka konsep pada penelitian sebagai berikut:

Variabel Independen Variabel Dependen

Bagan 2.2 Kerangka Konsep

Sanitasi lingkungan : a. Perumahan b. Ketersediaan jamban c. Ketersedian air bersih d. Ketersediaan SPAL e. Pembuangan Sampah

Infeksi cacing a. Spesies cacing b. Siklus hidup c. Patogenesis d. Gejala klinis e. Penatalaksanaan Kebersihan pribadi:

a. Perilaku cuci tangan b. Kontak dengan tanah c. Penggunaan alas kaki d. Kebersihan kuku

Ketersediaan air bersih

Infeksi cacing

Ketersediaan jamban

Page 37: KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEPEMILIKAN JAMBAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26125/1/Munirah... · KEPEMILIKAN JAMBAN DAN AIR BERSIH PADA ANAK USIA

26

2.6 Definisi Operasional

No Variabel Definisi Alat ukur Hasil

ukur

Skala

1 Kepemilikan

Jamban

Memiliki jamban di dalam rumah.

Kuesioner

dan

observasi

a.tidak

b.ya

Ordinal

2 Kepemilikan

air bersih

Tersedianya air bersih untuk memenuhi

kebutuhan sehari-hari.

Kuesioner

dan

observasi

a.tidak

b.ya

Ordinal

3 Infeksi

Cacing

Ditemukannya satu atau lebih telur cacing atau

larva golongan Soil Transmitted Helminth

melalui pemeriksaan feses

Pemeriksaan

laboratorium

a.positif

b.negatif

Nominal

Page 38: KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEPEMILIKAN JAMBAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26125/1/Munirah... · KEPEMILIKAN JAMBAN DAN AIR BERSIH PADA ANAK USIA

27

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Disain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian epidemiologi deskriptif dengan studi

Cross sectional. 22

3.2 Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilakukan di Yayasan Nanda Dian Nusantara yang terletak

di Jl. Jambu II, Kelurahan Pisangan, Ciputat Timur, Tangerang Selatan sesuai

rincian waktu dalam tabel berikut:

Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian

3.3 Populasi dan sampel

Populasi target dari penelitian ini adalah semua siswa usia SD di

Yayasan Nanda Dian Nusantara. Populasi sampel dari penelitian ini adalah siswa

usia SD di Yayasan Nanda Dian Nusantara sesuai kriteria inklusi. Sampel yang

digunakan dalam penelitian ini diambil dengan cara consecutive sampling pada

anak usia SD yang berada di bawah binaan Yayasan Nanda Dian Nusantara di

Kelurahan Pisangan, Kecamatan Ciputat Timur.Jumlah sampel dihitung dengan

rumus.23

Kegiatan Waktu

Penyusunan proposal 01 Juli 2011 - 31 Agustus 2011

Pengambilan data 01 Oktober 2011-31 Desember 2011

Pengolahan data 01 Januari 2012 – 30 Maret 2012

Penulisan laporan 01 Juni 2012 – 31 Agustus 2012

Pengumpulan laporan riset September 2012

Page 39: KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEPEMILIKAN JAMBAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26125/1/Munirah... · KEPEMILIKAN JAMBAN DAN AIR BERSIH PADA ANAK USIA

28

Keterangan :

Zα : deviat baku alfa 1,96

Zβ : deviat baku beta 1,036

P2 : proporsi pada kelompok yang sudah diketahui nilainya 82%

(Jalaluddin, 2009)

Q2 : 1-P2

P1 : proporsi pada kelompok yang nilainya merupakan judgement

peneliti

Q1 : 1-P1

P1-P2 : selisih proporsi minimal yang dianggap bermakna 20%

P : proporsi total (P1+P2)/2

Q : 1-P

Maka hasil hitung adalah 31. Sampel pada penelitian ini berjumlah

31siswa, kemudian ditambahkan 10% sebagai cadangan sampel sehingga jumlah

sampel seluruhnya adalah sebanyak 35 (pembulatan) sampel.

3.3.1 Kriteria Sampel

Kriteria inklusi :

a. Siswa usia SD di Yayasan Nanda Dian Nusantara yang bersedia

menjadi responden sampai akhir penelitian.

b. Bersedia diambil fesesnya.

Kriteria ekslusi :

a. Data tidak lengkap

b. Drop out di tengah penelitian

c. Minum obat cacing pada saat pengambilan sampel feses

Page 40: KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEPEMILIKAN JAMBAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26125/1/Munirah... · KEPEMILIKAN JAMBAN DAN AIR BERSIH PADA ANAK USIA

29

3. 4 Cara Kerja Penelitian

3.4.1 Observasi Lingkungan

Observasi lingkungan dilakukan untuk memperoleh data primer

tentang kondisi sanitasi lingkungan serta mengukur akurasi dan validitas

jawaban dari data kuesioner.

3.4.2 Kuesioner

Kuesioner yang ditujukan kepada anak Sekolah Dasar Yayasan

Nanda Dian Nusantara mencakup identitasdiri anak dan pertanyaan

variabel yang diteliti.

3.4.3 Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium sampel feses dilakukan untuk

mengetahui responden yang positif kecacingan, serta mengidentifikasi

spesies cacing yang menginfeksi. Pemeriksaan dilakukan dengan

metode:

1. Pemeriksaan Sediaan Tinja Basah Apus

Bahan :

1) Lidi

2) Kaca objek

Pembuatan proposal

Survei lapangan dan observasi

Pengambilan data: pengisian kuesioner/wawancara

pemeriksaan feses: pemeriksaan Sediaan Tinja Basah Apus dan

Harada-Mori

Pengolahan dan analisis data

Penyusunan laporan

Page 41: KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEPEMILIKAN JAMBAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26125/1/Munirah... · KEPEMILIKAN JAMBAN DAN AIR BERSIH PADA ANAK USIA

30

3) KOH

4) Tinja

Cara :

1) Letakkan setetes KOH di atas kaca objek

2) Dengan lididiambil sedikit tinja, kemudian dihancurkan di

dalam air di atas kaca objek

3) Sebarkan suspensi tinja di atas kaca objek sehingga terdapat

lapisan yang tipis tetapi tetap basah

4) Periksa dengan pembesaran lemah(objektif 10x)

2. Pembiakan Larva dengan Cara Harada-Mori

Bahan :

1) Kantong plastik es mambo

2) Kertas saring

3) Air bersih

4) Api lilin

5) Lidi

6) Tinja

Cara :

1) Oleskan tinja secukupnya pada bagian tengah kertas saring

2) Masukkan air ke dalam kantong plastik

3) Masukkan kertas saring yang sudah dioles tinja ke dalam

kantong plastik

4) Tutuplah kantong plastik dengan memakai api lilin

5) Gantunglah kantong plastik

6) Biarkan selama 4-7 hari pada suhu kamar (2-30⁰C)

7) Periksalah larva dalam air di ujung sempit kantong plastik

dengan binokulerpembesaran kecil24

Pembiakan larva dilakukan untuk menentukan spesies cacing bila

terjadi kesalahan dalam identifikasi morfologi telur serta memastikan

Page 42: KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEPEMILIKAN JAMBAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26125/1/Munirah... · KEPEMILIKAN JAMBAN DAN AIR BERSIH PADA ANAK USIA

31

positif atau tidaknya responden terinfeksi bila hasil pemeriksaan telur

tidak terdeteksi.

3.5 Managemen Data

Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis univariat untuk

menjelaskan distribusi frekuensi usia, angka kejadian infeksi cacing, spesies

cacing, kepemilikan jamban dan air bersih.

Page 43: KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEPEMILIKAN JAMBAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26125/1/Munirah... · KEPEMILIKAN JAMBAN DAN AIR BERSIH PADA ANAK USIA

32

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Yayasan Nanda Dian Nusantara terletak di Jl. Jambu II, Kelurahan

Pisangan, Ciputat Timur. Merupakan sekolah yang dibangun untuk tempat

bersekolah anak-anak di daerah sekitarnya yang berasal dari keluarga dengan

status ekonomi rendah atau sering disebut kampung pemulung. Populasi

penelitian merupakan anak usia sekolah dasar di Yayasan Nanda Dian Nusantara

namun observasi dilakukan ke rumah responden.

4.2 Analisis Univariat

4.2.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Anak Usia Sekolah Dasar di Yayasan Nanda Dian Nusantara

Tabel 4.1.Distribusi Frekuensi Karakteristik Anak Usia Sekolah Dasar

di Yayasan Nanda Dian Nusantara

Berdasarkan tabel di atas, jumlah populasi sebanyak 55 orang dan

subyek penelitian sebanyak 35 orang.

No Karakteristik Jumlah % 1 Populasi Laki-laki 26 47,3 Perempuan 29 52,7 2 Sampel Penelitian Laki-laki 17 48,6 Perempuan 18 51,4 3 Usia Responden 4-6 tahun 8 22,9 7-9 tahun 13 37,1 10-12 tahun 14 40,0

Page 44: KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEPEMILIKAN JAMBAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26125/1/Munirah... · KEPEMILIKAN JAMBAN DAN AIR BERSIH PADA ANAK USIA

33

4.2.2 Data Minum Obat Cacing

Tabel 4.2.Distribusi Frekuensi Minum Obat Cacing Anak Usia Sekolah Dasar di Yayasan Nanda Dian Nusantara

Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa 100% responden

tidak pernah minum obat cacing.

4.2.3 Distribusi Frekuensi Angka Kejadian Infeksi Cacing

Angka kejadian infeksi cacing pada murid Sekolah Dasar

Yayasan Nanda Dian Nusantara dapat dilihat dengan distribusi sebagai

berikut:

Tabel 4. 3. Distribusi Frekuensi Angka Kejadian Infeksi Cacing Anak Usia Sekolah Dasar di Yayasan Nanda Dian Nusantara

Berdasarkan hasil pemeriksaan feses pada tabel di atas

menunjukkan bahwa responden yang positif terinfeksi cacing sebanyak 9

orang dari 35 sampel keseluruhan (25,7%). Angka tersebut lebih tinggi

bila dibandingkan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Mardiana

(2008) pada murid Sekolah Dasar Wajib Belajar Pelayanan Gerakan

Terpadu Pengentasan Kemiskinan Daerah Kumuh (SD-WGT-Taskin)

Jakarta Selatan dimana dari hasil penelitian tersebut jumlah murid yang

positif terinfeksi cacing sebanyak 19 murid dari 123 sampel responden

(15,45%).1 Namun presentasi yang tinggi pada penelitian ini dikarenakan

jumlah sampel yang lebih sedikit dibandingkan penelitian Mardiana

tersebut.

No Minum Obat Cacig Jumlah (% ) 1 Pernah 0 0 2 Tidak Pernah 35 100 Jumlah 35 100

No Infeksi Cacing Jumlah %

1 2

Positif Negatif

9 26

25,7 74,3

Jumlah 35 100

Page 45: KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEPEMILIKAN JAMBAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26125/1/Munirah... · KEPEMILIKAN JAMBAN DAN AIR BERSIH PADA ANAK USIA

34

Tinggi rendahnya prevalensi infeksi kecacingan berhubungan erat

dengan kebersihan pribadi dan sanitasi lingkungan yang menjadi sumber

infeksi.1 Kedua hal tersebut merupakan bagian dari faktor resiko yang

mempengaruhi tingginya jumlah responden yang positif terinfeksi

cacing, sebagaimana yang akan dibahas dalam analisa statistik

selanjutnya.

4.2.4 Distribusi Frekuensi Spesies Cacing

Hasil pemeriksaan feses reponden untuk identifikasi spesies

cacing padamurid dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 4. 4. Distribusi Frekuensi Spesies Cacing pada Anak Usia Sekolah Dasar Yayasan Nanda Dian Nusantara

Berdasarkan tabel diatas, hasil identifikasi spesies cacing dari

feses responden menunjukkan bahwa 55,6% responden terinfeksi cacing

tambang. Tingginya infeksi cacing tambang dikarenakan tanah

merupakan media yang mutlak diperlukan oleh cacing tambang untuk

melangsungkan proses perkembangannya.25 Secara genetik juga terdapat

perbedaan respon imun terhadap infeksi cacing tertentu seperti cacing

tambang,26 berperan penting terhadap keberadaan sejumlah cacing

tambang yang lebih mendominasi terhadap spesies lain di tubuh manusia.

Responden penelitian ini memiliki kebiasaan sehari-hari bermain

dan memulung di wilayah sekitarnya yang penuh dengan sampah.

Perilaku ini tentu tidak dapat dilepaskan dari terjadinya kontak dengan

tanah. Hasil penelitian Didik Sumanto (2010) menyatakan bahwa anak

yang memiliki kebiasaan bermain di tanah ”lama” berisiko terinfeksi

cacing tambang 3,9 kali lebih besar dibandingkan anak yang hanya

”sebentar” bermain di tanah setiap hari.25

Spesies Cacing Jumlah Persentase(%)

Cacing tambang 5 55,6

Fasciolopsis buski 1 11,1

Strongyloides stercolaris 1 11,1

Tidak teridentifikasi 2 22,2

9 100

Page 46: KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEPEMILIKAN JAMBAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26125/1/Munirah... · KEPEMILIKAN JAMBAN DAN AIR BERSIH PADA ANAK USIA

35

Hal-hal di atas merupakan penyebab infeksi cacing tambang lebih

tinggi dibandingkan infeksi Strongyloides stercolaris dan Fasciolopsis

buski. Strongyloides stercolaris membutuhkan lingkungan sekitar yang

optimum, siklus tidak langsung biasanya berlangsung di negeri tropik

dengan iklim lembab sedangkan siklus langsung dinegeri yang lebih

dingin. Fasciolopsis buski biasanya disebabkan karena kebiasaan

memakan tumbuh-tumbuhan air yang mentah dan tidak dimasak sampai

matang.2

Untuk infeksi cacing yang tidak teridentifikasi dikarenakan pada

pemeriksaan mikroskopis feses tidak ditemukan stadium telur, sedangkan

dengan pemeriksaan Harada-Mori ditemukan larva setelah 2-3 hari feses

ditumbuhkan dalam media air, tetapi larva tersebut sulit untuk

diidentifikasi secara mikroskopis karena kesamaan morfologi dengan

spesies lain.

4.2.5 Distribusi Frekuensi Kepemilikan Jamban

Distribusi kepemilikan jamban di rumah responden dapat dilihat

sebagai berikut:

Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Kepemilikan Jamban Anak Usia Sekolah Dasar Yayasan Nanda Dian Nusantara

Dari tabel diatas, sejumlah 28 dari 35 responden (80%) tidak

memiliki jamban di rumahnya, dan mereka masih menggunakan jamban

umum. Namun jamban umum yang digunakan belum memenuhi syarat

jamban sehat sehingga memungkinkan penularan infeksi cacing. Perilaku

anak BAB tidak dijamban atau di sembarang tempat menyebabkan

pencemaran tanah dan lingkungan oleh tinja yang berisi telur cacing

sehingga dapat terjadi penyebaran infeksi cacing.

No Ketersediaan Jamban Jumlah %

1 Tidak memiliki jamban 28 80 2 Memiliki jamban

7 20

Jumlah 35 100

Page 47: KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEPEMILIKAN JAMBAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26125/1/Munirah... · KEPEMILIKAN JAMBAN DAN AIR BERSIH PADA ANAK USIA

36

Salah satu cara transmisi atau penularan cacing adalah melalui

tempat pembuangan feses manusia dalam hal ini jamban. Hasil penelitian

Didik Sumanto (2008) menunjukkan bahwa kebiasaan buang air besar

anggota keluarga berhubungan sangat signifikan dengan kejadian infeksi

cacing tambang pada anak sekolah dengan p=0,010. Kebiasaan defekasi

anggota keluarga merupakan faktor risiko kejadian infeksi cacing tambang

pada anak sekolah. Anak dengan kebiasaan melakukan defekasi di kebun

atau halaman rumah berisiko terinfeksi cacing tambang 2,9 kali lebih besar

dibanding anak dengan kebiasaan defekasi di WC/jamban.25 Adanya telur

cacing tambang pada tinja penderita yang melakukan aktifitas defekasi di

tanah terbuka secara logis akan semakin memperbesar peluang penularan

larva cacing tambang pada masyarakat disekitarnya.25

4.2.6 Distribusi Frekuensi Kepemilikan Air Bersih

Distribusi ketersedian sumber air bersih di rumah responden dapat

dilihat sebagai berikut:

Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Kepemilikan Air Bersih Anak Usia Sekolah Dasar Yayasan Nanda Dian Nusantara

No Ketersediaan Air Bersih Jumlah %

1 Tidak memiliki air bersih 29 82,9 2 Memiliki air bersih 6 17,1

Jumlah 35 100

Sejumlah 29 dari 35 responden (82.9%) tidak memiliki air bersih di

rumahnya. Kebanyakan murid masih menggunakan sumur umum sebagai

sumber air. Salah satu penyebaran penyakit yang bersumber pada feses

dapat melalui air sehingga menyebabkan penyakit.21 Penggunaan air

minum yang tidak bersih juga memiliki hubungan dengan infeksi cacing.9

Hasil penelitian Limin Ginting (2005) menyatakan bahwa sarana air

bersih merupakan faktor yang berhubungan dengan kecacingan

(OR=44,6).27

Page 48: KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEPEMILIKAN JAMBAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26125/1/Munirah... · KEPEMILIKAN JAMBAN DAN AIR BERSIH PADA ANAK USIA

37

BAB 5

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian kejadian infeksi cacing dan gambaran

kepemilikan jamban serta kepemilikan air bersih pada anak usia SD di Sekolah

Dasar Yayasan Nanda Dian Nusantara dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Angka kejadian infeksi cacing tanah pada subyek penelitian adalah

25,7%.

2. Spesies infeksi cacing terbanyak berturut-turut yaitu 55,6% spesies cacing

tambang (Ancylostoma duodenale dan Necator americanus), Fasciolopsis

buski 11,11%, Strongyloides stercoralis 11,11%, tidak teridentifikasi

22,2%.

3. Responden tidak memiliki jamban sebanyak 80% dan tidak memiliki air

bersih 82,9%.

5.2 Saran

1. Perlu dilakukan survei dan observasi lapangan sebelum dan saat dilakukan

penelitian guna mengoreksi validitas data yang didapat dari responden.

2. Kerjasama dengan kader kesehatan setempat sangat diperlukan untuk

membantu keberhasilan penelitian sesuai yang diharapkan.

3. Untuk kader kesehatan daerah sekolah Yayasan Nanda Dian Nusantara

diharapkan tetap meningkatkan promosi kesehatan khususnya di pada

sanitasi lingkungan dan kebersihan diri murid.

Page 49: KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEPEMILIKAN JAMBAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26125/1/Munirah... · KEPEMILIKAN JAMBAN DAN AIR BERSIH PADA ANAK USIA

38

DAFTAR PUSTAKA

1. Mardiana, Djarismawati. Prevalensi Cacing Usus Pada Murid Sekolah Dasar

Wajib Belajar Pelayanan Gerakan Terpadu Pengentasan Kemiskinan Daerah

Kumuh di Wilayah DKI Jakarta. Jurnal Ekologi Kesehatan 2008; 7 :769 – 774.

2. Sutanto, Inge, dkk. Parasitologi Kedokteran Ed-4. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

2008.

3. Keputusan Menteri Kesehatan Tentang Pedoman Pengendalian Cacingan.

Nomor: 424/MENKES/SK/VI/2006. Jakarta: 2006.

4. Agoes, Dina. Perilaku Cuci Tangan Sebelum Makan Dan Kecacingan Pada

Murid SD di Kabupaten Pesisir Selatan Sumatera Barat. [Cited 2011 March 04].

Available from:http//.www. medicastore.com

5. Kusnoputranto, H. Kesehatan Lingkungan. Jakarta; FKM UI. 2002.

6. Jalaluddin. 2009. Pengaruh Sanitasi Lingkungan, Personal Hygiene Dan

Karakteristik Anak Terhadap Infeksi Kecacingan Pada Murid Sekolah Dasar Di

Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe. Tesis. Univesitas Sumatera

Utara, Medan.

7. Abidin, Z dan Karbito. Faktor Resiko Masalah Kesehatan Untuk Penyakit

Berbasis Lingkungan di Propinsi Lampung Tahun 2008. Ruwajurai 2008;2.

8. Gandahusada, S., dkk,Parasitologi Kedokteran. Ed-2.,Jakarta: FKUI. 2003..

9. ________. Cacingan pada anak. [cited 2011 March 03]. Available from;

http://medicastore.com

10. Notoatmodjo, S. Ilmu Kesehatan Masyarakat.Cetakan Kedua. Jakarta: Rineka

Cipta. 2003.

11. Entjang, I.Ilmu Kesehatan Masyarakat. Bandung: Citra Adytia Bakti. 2001.

12. Sandjaja, B. Helminthologi Kedokteran. Cetakan Pertama. Jakarta: Prestasi

Pustaka. 2007.

13. _______. Ascariasis. Parasit Image Library. [cited 2012 February 07]. Available

from; http://www.dpd.cdc.gov

14. _______. Trichuriasis. Parasit Image Library. [cited 2012 February 07].

Available from; http://www.dpd.cdc.gov

Page 50: KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEPEMILIKAN JAMBAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26125/1/Munirah... · KEPEMILIKAN JAMBAN DAN AIR BERSIH PADA ANAK USIA

39

15. _______. Hookworm. Parasit Image Library. [cited 2012 February 07].

Available from; http://www.dpd.cdc.gov

16. _______. Strongyloidiasis. Parasit Image Library. [cited 2012 February 07].

Available from; http://www.dpd.cdc.gov

17. Onggowaluyo,S,J. Parasitologi Medik I (Helmintologi). Pendekatan Aspek

Identifikasi Diagnosis dan Klinik. Jakarta: EGC. 2002.

18. _______. Lingkungan,Faktor Utama Yang Mempengaruhi Kesehatan

Masyarakat. Serasi 2006;10.

19. Peraturan Menteri Kesehatan No. 416 Tahun 1990 Tentang : Syarat-syarat Dan

Pengawasan Kualitas Air. [cited 2012 February 08]. Available from;

www.depkes.go.id

20. Marlita, R, dkk. Faktor Lingkungan dalam Pemberantasan Penyakit Cacing Usus

di Indonesia. Jurnal Ekologi Kesehatan 2005;4: 290-295.

21. Crompton, D.W.T. dkk. Controling Disease Do To Helminth Infections.

Geneva; WHO Library. 2003.

22. Sopiyuddin Dahlan, M. Langkah-Langkah Membuat Proposal Penelitian Bidang

Kedokteran Dan Kesehatan. Ed-2. Jakarta: Sagung Seto. 2009.

23. Sopiyuddin Dahlan, M. Besar Sampel Dan Cara Pengambilan Sampel Dalam

Penelitian Kedokteran Dan Kesehatan. Ed-2. Jakarta: Salemba Medika. 2009.

24. D. Ilahude, Herry. Penuntun Praktikum Parasitologi Kedokteran. Jakarta; FKUI.

1992.

25. Sumanto, Didik. 2010. Faktor Risiko Infeksi Cacing Tambang Pada Anak

Sekolah. Studi kasus kontrol di Desa Rejosari, Karangawen, Demak. Tesis.

Universitas Diponegoro.

26. Wiley, J dan Sons. Principles and Practice of Clinical Parasitology.England:

2001.

27. Ginting, L. 2005. Infestasi Kecacingan pada Anak SD di Kecamatan Sei Bingai

Langkat Sumatera Utara.

Page 51: KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEPEMILIKAN JAMBAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26125/1/Munirah... · KEPEMILIKAN JAMBAN DAN AIR BERSIH PADA ANAK USIA

40

Lampiran 1

SURAT PERSETUJUAN PENELITIAN Kepada, Yth, Calon Responden di Tempat.

Responden yang kami hormati, Kami yang bertanda tangan dibawah ini adalah mahasiswa pendidikan dokter

Uin Syarif Hidayatullah yang akan melakukan penelitian tentang “Kejadian Infeksi Cacing dan Gambaran Kepemilikan Jamban dan Air Bersih pada Anak Usia Sekolah Dasar di Yayasan Nanda Dian Nusantara 2011”.

Bersama dengan ini kami mohon kesediaan untuk menandatangani lembaran persetujuan dan menjawab pertanyaan dengan keadaan sebenarnya. Data yang diperoleh nantinya hanya akan dipergunakan untuk keperluan peneliti. Atas kesediaan dan kerjasama, kami ucapkan terimakasih.

, 2011

Munirah Siregar

FORMAT PERSETUJUAN

Setelah dijelaskan maksudpenelitian, maka saya bersedia menjadi responden dalam penelitian yang dilakukan oleh saudari Munirah Siregar dengan judul “Kejadian Infeksi Cacing dan Gambaran Kepemilikan Jamban dan Air Bersih pada Anak Usia Sekolah Dasar di Yayasan Nanda Dian Nusantara 2011”.

Dengan persetujuan ini, saya tanda tangani dengan sukarela tanpa paksaan dari pihak manapun.

, 2011

Responden

Page 52: KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEPEMILIKAN JAMBAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26125/1/Munirah... · KEPEMILIKAN JAMBAN DAN AIR BERSIH PADA ANAK USIA

41

Lampiran 2

KUESIONER PENELITIAN KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN

KEPEMILIKAN JAMBAN DAN AIR BERSIH PADA ANAK USIA SEKOLAH

DASAR DI YAYASAN NANDA DIAN NUSANTARA 2011

Nomor responden :

Data Umum Responden

1. Nama :

2. Jenis kelamin :

3. Umur :

4. Alamat :

Lingkari jawaban dibawah ini:

Sanitasi Lingkungan

No Pertanyaan Jawaban Kode

1 Dari mana sumber air minum adik?

1. Sumur (pompa Sanyo)

2. Galon

3. PAM

A1

2 Apakah di rumah adik mempunyai

jamban/WC?

1. Tidak

2. Ya

A2

3 Dimana letak WC adik? 1. Tidak punya

2. Diluar rumah

3. Didalam rumah

A3

5 Lihat kondisi air bersih (tidak berbau,

tidak berasa, tidak berwarna)?

1. Tidak bersih

2. Bersih (tidak berbau, tidak berasa, tidak

berwarna)

A4

6 Apakah adik pernah minum obat cacing ? 1. Tidak

2. Ya

A5

7 Kapan terakhir minum obat cacing?

1. Belum pernah

2. Tahun lalu

3. 6 bulan yang lalu

4. Sekitar sebulan yang lalu

A6

Page 53: KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEPEMILIKAN JAMBAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26125/1/Munirah... · KEPEMILIKAN JAMBAN DAN AIR BERSIH PADA ANAK USIA

42

Lampiran 3

Gambar lokasi penelitian

Yayasan Nanda Dian Nusantara

Lingkungan rumah yang dipenuhi sampah Sumur umum

Jamban umum Saluran pembuangan air limbah

Page 54: KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEPEMILIKAN JAMBAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26125/1/Munirah... · KEPEMILIKAN JAMBAN DAN AIR BERSIH PADA ANAK USIA

43

Gambar Spesies Cacing

Data Penelitian

Nama Jenis kelamin

Usia(thn) Ketersediaan jamban

Letak wc Sumber air minum

Fisik air rasa, bau, warna)

Infeksi cacing

agus laki-laki 12 Tidak tidak punya

galon tidak bersih

Negatif

ahyat laki-laki 11 Ya di luar rumah

galon Bersih Negatif

alfi perempuan 9 Ya di dalm rumah

galon tidak bersih

Negatif

apri laki-laki 7 Ya di dalm rumah

sumur tidak bersih

Negatif

arif h laki-laki 10 Tidak di luar rumah

sumur tidak bersih

Negatif

dadang laki-laki 7 Tidak tidak punya

sumur tidak bersih

Negatif

damar laki-laki 9 Ya di luar rumah

galon tidak bersih

Negatif

devi perempuan 11 Tidak tidak punya

galon tidak bersih

Positif

dian pratika perempuan 11 tidak di luar rumah

galon tidak bersih

Negatif

dimas laki-laki 5 Ya di dalm rumah

sumur tidak bersih

Negatif

dio laki-laki 5 Ya di dalm rumah

galon bersih Positif

disca perempuan 8 Ya di dalm rumah

galon tidak bersih

Positif

fahmi laki-laki 4 Tidak di luar galon tidak Negative

Telur cacing tambang Larva S. stercoralis Telur Fasciolopsis buski

Page 55: KEJADIAN INFEKSI CACING DAN GAMBARAN KEPEMILIKAN JAMBAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26125/1/Munirah... · KEPEMILIKAN JAMBAN DAN AIR BERSIH PADA ANAK USIA

44

rumah bersih iis perempuan 9 tidak di luar

rumah galon tidak

bersih Negative

ilham laki-laki 8 tidak di luar rumah

sumur tidak bersih

Negative

isti sarah perempuan 11 ya di dalm rumah

sumur tidak bersih

Negative

ivan laki-laki 7 ya di dalm rumah

galon bersih Negative

lala perempuan 10 tidak tidak punya

galon tidak bersih

Negative

lisa perempuan 6 tidak di luar rumah

sumur tidak bersih

Positif

martia perempuan 6 ya di luar rumah

sumur bersih Negative

mustofa laki-laki 10 tidak di luar rumah

sumur tidak bersih

Positif

nia agustina perempuan 8 tidak di luar rumah

galon bersih Negative

nisa perempuan 9 ya di luar rumah

galon tidak bersih

Negative

nofendy laki-laki 7 tidak tidak punya

galon tidak bersih

Negative

novi perempuan 10 tidak tidak punya

galon tidak bersih

Negative

nur perempuan 6 ya di luar rumah

galon tidak bersih

Negative

pemas laki-laki 6 tidak tidak punya

galon tidak bersih

Negative

putri widya perempuan 8 tidak di luar rumah

sumur tidak bersih

Negative

rani perempuan 11 tidak di luar rumah

galon tidak bersih

Positif

renaldo laki-laki 5 tidak di luar rumah

galon bersih Negative

rika fadillah perempuan 10 tidak di luar rumah

sumur tidak bersih

Negative

rizki lianti perempuan 11 tidak di luar rumah

sumur tidak bersih

Positif

rofik rudianto

laki-laki 11 tidak di luar rumah

sumur tidak bersih

Positif

roni laki-laki 10 tidak tidak punya

galon tidak bersih

Negative

sania perempuan 8 ya di luar rumah

galon tidak bersih

positif