35
UJIAN INFEKSI JUNIOR Seorang anak lelaki dengan kejang demam sederhana, tonsilofaringitis akut, hand foot and mouth disease (HFMD), gizi baik normoweight normoheight Oleh Ahimsa Yoga Anindita PPDS ILMU KESEHATAN ANAK FAKULTAS KEDOKTERAN UNS / RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA 2016 1 Kepada Yth. Senin, 28 Maret 2016

Kejang Demam

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Kejang Demam pada Anak

Citation preview

Kepada Yth.Senin, 28 Maret 2016

UJIAN INFEKSI JUNIORSeorang anak lelaki dengan kejang demam sederhana, tonsilofaringitis akut, hand foot and mouth disease (HFMD), gizi baik normoweight normoheight

Oleh Ahimsa Yoga Anindita

PPDS ILMU KESEHATAN ANAKFAKULTAS KEDOKTERAN UNS / RSUD Dr. MOEWARDISURAKARTA2016

LAPORAN KASUS UJIAN INFEKSINama PPDS: Ahimsa Yoga AninditaHari/Tanggal Presentasi: Senin, 28 Maret 2016

I.a. IDENTITAS KASUSNama: An. NUmur: 4 tahun 2 bulanJenis kelamin: LelakiAlamat: Jebres, SurakartaMasuk rumah sakit: 10 Maret 2016Mulai dijadikan kasus: 11 Maret 2016Nomor rekam medis: 01-33-23-79

b. IDENTITAS ORANG TUA PENDERITAAyahIbuNamaTn.WNy.AUmur38 th30 thPendidikanSMASMAPekerjaanBuruh konveksiIbu rumah tanggaSuku/AgamaJawa/KristenJawa/Kristen

II. DATA SUBYEKTIF(Dilakukan alloanamnesis terhadap ibu dan bapak pasien tanggal 14 Maret 2016 jam 13.00 di bangsal anak Melati 2 Rumah Sakit Dr. Moewardi)1. Keluhan Utama: Kejang2. Riwayat Penyakit SekarangSeorang anak lelaki berusia 4 tahun 2 bulan dirawat di bangsal Neurologi Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Rumah Sakit Dr. Moewardi (RSDM) Surakarta sejak tanggal 10 Maret 2016 dengan keluhan utama kejang.Satu hari sebelum masuk rumah sakit, pasien mulai demam. Demam turun setelah diberi obat penurun panas. Nafsu makan pasien menurun sejak 3 hari terakhir karena sakit untuk menelan. Pasien tidak batuk, tidak pilek, tidak muntah, dan tidak keluar cairan dari telinga. Saat buang air kecil, pasien tidak tampak kesakitan, warna kuning jernih. Buang air besar tidak ada keluhan, jumlah kurang lebih 2 gelas belimbing per hari dan frekuensi 1 kali per hari, warna kuning kecoklatan, konsistensi lunak, tidak ada lendir maupun darah.Satu jam sebelum masuk rumah sakit pasien kejang saat demam tinggi, kejang satu kali, seluruh tubuh, tangan dan kaki kaku, mata melirik ke atas, saat kejang pasien tidak sadar, kejang berhenti sendiri tanpa pemberian obat, dengan lama kejang kurang dari 5 menit. Setelah kejang pasien sadar dan menangis. Obat penurun panas terakhir diberikan kurang lebih enam jam sebelum pasien kejang. Oleh orangtua pasien segera dibawa ke IGD RS Dr. Moewardi.Saat di IGD pasien tidak kejang namun masih demam, tidak batuk maupun pilek. Pasien sadar dan rewel, tidak muntah. Pasien tidak mau makan dan minum hanya sedikit. Buang air kecil terakhir saat di IGD, warna kuning jernih. Buang air besar seperti biasa, tidak ada keluhan.

3. Riwayat penyakit sebelumnya Riwayat kejang sebelumnya disangkal. Riwayat dirawat di RS sebelumnya disangkal.

4. Riwayat penyakit keluarga Riwayat kejang saat demam pada keluarga disangkal. Riwayat epilepsi pada keluarga disangkal.Kesan: tidak terdapat risiko penyakit kejang yang diturunkan.

5. Pohon keluarga24 th26 th30 th76 th65 th66 th70 th28 thII.

III.

I.

48 th38 th45 thAn. N, 4 tahun 2 bulan, 15 kg

40 th31 th22 th

6. Riwayat kehamilan dan kelahiranRiwayat kehamilan ibuPasien merupakan anak tunggal dan anak yang diinginkan oleh kedua orangtuanya. Selama hamil ibu pasien rutin tiap bulan memeriksakan kehamilannya di bidan. Ibu mendapatkan vitamin kehamilan dan rutin mengkonsumsinya. Riwayat sakit atau jatuh selama kehamilan disangkal.

Riwayat kelahiranPasien lahir spontan di bidan dekat rumah saat usia kehamilan 38 minggu. Saat lahir langsung menangis, gerak aktif, tidak biru, berat badan lahir 3200 gram, panjang badan 51 cm. Riwayat ketuban pecah sebelum waktunya disangkal.

Kesan: riwayat kehamilan dan kelahiran baik.

7. Riwayat nutrisi Sejak lahir sampai usia 2 tahun pasien mendapatkan ASI. Pasien juga mengkonsumsi susu formula dan makanan tambahan sejak usia 6 bulan. Saat ini pasien makan nasi dengan sayur dan lauk pauk seperti telur, tahu tempe dan ayam.

Kesan: kualitas dan kuantitas nutrisi pasien cukup.

8. Riwayat perkembangan dan pertumbuhanPasien mulai bisa miring kanan kiri usia 3 bulan, tengkurap saat usia 4 bulan, belajar duduk umur 7 bulan, merangkak umur 8 bulan, dan berdiri usia 1 tahun. Berjalan tanpa bantuan usia 13 bulan. Saat ini pasien dapat tersenyum dan bermain bersama orangtuanya.Pasien lahir dengan berat badan 3200 gram dan panjang badan 51 cm, pasien tiap bulan ditimbang di posyandu, berat badan pasien selalu naik. Saat ini pasien berusia 4 tahun 2 bulan dengan berat badan 15 kg dan panjang badan 98 cm.Kesan : perkembangan dan pertumbuhan sesuai dengan usia.

9. Riwayat imunisasiBCG : 1 bulanHepatitis B : 0, 2, 3, 4, 18 bulanPolio (oral) : 1, 2, 3, 4 bulanDPT: 2, 3, 4, 18 bulanCampak : 9 bulan, 2 tahunKesan: Imunisasi sesuai dengan jadwal Kemenkes RI tahun 2011.

10. Sosial ekonomi keluargaPasien merupakan anak kedua dari pasangan suami istri Tn.W dan Ny.A. Ayah pasien berusia 38 tahun, suku Jawa, agama Kristen, pendidikan terakhir SMA, saat ini bekerja sebagai buruh di salah satu pabrik konveksi. Ibu berusia 30 tahun, suku Jawa, agama Islam, pendidikan terakhir SMA, ibu rumah tangga. Penghasilan keluarga sekitar Rp. 2.000.000,00/ bulan. Kesan: sosial ekonomi cukup

III. DATA OBYEKTIF (11 Maret 2016)Pemeriksaan Fisisa. Pemeriksaan umumKesan umum: sakit sedang, komposmentis (GCS E4V5M6), gizi kesan baik.Laju nadi : 140 kali/menit, teratur, isi dan tegangan cukup.Laju napas : 40 kali/menit, reguler, kedalaman cukup.Suhu aksila : 40.2 0 CSaturasi oksigen : 98 %

b. Status gizi antropometriBerat badan : 15 kgTinggi badan : 98 cmBB/umur : 15/16.8 x 100% = 89.3% -2SD