Kekurangan Lh

Embed Size (px)

Citation preview

  • 5/28/2018 Kekurangan Lh

    1/23

    13

    BAB II

    TINJAUAN KEPUSTAKAAN

    2.1 MENOPAUSE

    Definisi

    Menopause didefinisikan sebagai penghentian haid secara permanen selama 1

    tahun dan secara fisiologis berhubungan dengan penurunan sekresi estrogen akibat

    hilangnya fungsi folikel.

    7,8

    Menopause berasal dari bahasa Yunani men (bulan) dan

    pausis (penghentian).

    9

    Penghentian haid sebagai akibat hilangnya fungsi ovarium merupakan peristiwa

    yang alamiah, sebagai bagian dari proses penuaan normal. Waktu terjadinya menopause

    ditentukan secara genetik dan terjadi pada median usia 51 tahun.

    7,9,10

    Menopause tidak

    berhubungan dengan ras ataupun status nutrisi. Namun, menopause terjadi lebih cepat

    pada nulipara, perokok tembakau, dan pada beberapa wanita yang mengalami

    histerektomi.

    7

    Perubahan hormon

    Dua hingga delapan tahun sebelum menopause, kebanyakan wanita menjadi tak

    teratur ovulasinya. Selama tahun-tahun tersebut, folikel indung telur (kantung indung

  • 5/28/2018 Kekurangan Lh

    2/23

    telur), yang mematangkan telur setiap bulan, akan mengalami tingkat kerusakan yang

    Universitas Sumatera Utara14

    semakin cepat hingga pasokan folikel itu akhirnya habis. Penelitian menunjukkan bahwa

    percepatan rusaknya folikel ini dimulai sekitar usia tiga puluh tujuh atau tiga puluh

    delapan. Inhibin, zat yang dihasilkan dalam indung telur, juga semakin berkurang

    sehingga mengakibatkan meningkatnya kadar FSH (Follicle Stimulating Hormone -

    hormon perangsang folikel yang dihasilkan hipofise).

    10

    Akhirnya terdapat 10-20 kali lipat peningkatan FSH dan kira-kira 3 kali lipat

    peningkatan LH (Luteinizing Hormone), mencapai kadar maksimalnya 1-3 tahun setelah

    menopause, dimana setelahnya terdapat penurunan sedikit dan perlahan-lahan pada

    kedua gonadotropin. Peningkatan kadar keduanya baik FSH dan LH pada saat ini

    merupakan bukti yang meyakinkan dari kegagalan ovarium.

    9

    Sebelum menopause, estrogen utama yang dihasilkan tubuh seorang wanita

    adalah estradiol. Namun selama pra-menopause, tubuh wanita mulai menghasilkan lebih

    banyak estrogen dari jenis yang berbeda, yang dinamakan estron, yang dihasilkan di

    dalam indung telur maupun dalam lemak tubuh.

    10

    Segera setelah menopause, ovarium mensekresi androstenedione dan testosteron

    primer. Setelah menopause, kadar sirkulasi androstenedione sekitar setengah dari

    kadarnya pada awal menopause. Sebagian besar androstenedione paska menopause

    berasal dari kelenjar adrenal, dengan hanya sejumlah kecil disekresi dari ovarium,

    meskipun androstenedione merupakan steroid utama yang disekresi oleh ovarium paska

  • 5/28/2018 Kekurangan Lh

    3/23

    menopause.

    9

    Universitas Sumatera Utara15

    Produksi testosteron menurun sekitar 25 % setelah menopause, namun sebagian

    besar ovarium paska menopause (tidak pada semua wanita), mensekresi lebih banyak

    testosteron daripada ovarium premenopause, setidaknya dalam tahun pertama periode

    paska menopause. Sebaliknya, kadar progesteron benar-benar mulai menurun selama pramenopause,

    bahkan jauh sebelum terjadinya perubahan-perubahan pada estrogen atau

    testosteron dan ini merupakan hal yang paling penting bagi kebanyakan wanita.

    9,11

    Tabel 1. Perubahan pada kadar sirkulasi hormon saat menopause

    Pra menopause Paska menopause

    Estradiol 40-400 pg/mL 10-20 pg/mL

    Estrone 30-200 pg/mL 30-70 pg/mL

    Testosterone 20-80 ng/dL 15-70 ng/dL

    Androstenedione 60-300 ng/dL 30-150 ng/dL

    Dikutip dari : Speroff L, Fritz M A, Clinical Gynecologic Endocrinology and Infertility, Seventh Edition,

    Lippincott Williams & Wilkins, 2005

    Gejala Klinis

    7,9,11

    Gejala yang paling sering adalah :

    Jantung berdebar-debar

    Hot flushes (rasa panas)

    Keringat malam

    Kulit kemerahan

    Insomnia

  • 5/28/2018 Kekurangan Lh

    4/23

    Universitas Sumatera Utara16

    Gejala lainnya dapat termasuk :

    Penurunan libido

    Pelupa (pada beberapa wanita)

    Periode haid yang tidak teratur

    Perubahan mood termasuk mudah tersinggung, depresi, dan ansietas

    Inkontinensia urin

    Vagina kering dan nyeri pada saat berhubungan

    Infeksi vagina

    Nyeri sendi

    Denyut jantung tidak teratur (palpitasi)

    Diagnosis

    Usia

    Diagnosis dapat ditegakkan berdasarkan usia antara 40-65 tahun. Setelah itu,

    perlu ditanyakan pola haid wanita tersebut untuk mengetahui apakah wanita tersebut

    berada pada usia pra menopause, menopause atau paska menopause. Kemudian tanyakan

    keluhan yang muncul. Keluhan yang paling pertama dirasakan adalah keluhan

    vasomotorik. Berat ringannya keluhan berbeda-beda pada setiap wanita. Keluhan

    vasomotorik tampil berupa rasa panas (hot flushes) yang dirasakan mulai dari bagian

    dada menjalar ke leher dan kepala. Kulit di daerah-daerah tersebut terlihat kemerahan.

    Segera setelah timbul rasa panas, daerah yang terkena rasa panas tersebut mengeluarkan

    banyak keringat. Pasien mengeluh jantung berdebar-debar, sakit kepala, dan perasaan

    Universitas Sumatera Utara17

    kurang nyaman. Pasien ingin selalu berada di tempat dingin. Frekuensi kemunculan rasa

    panas per harinya sangat berbeda pada setiap individu. Pada keadaan berat, rasa panas

  • 5/28/2018 Kekurangan Lh

    5/23

    dapat muncul sampai 20 kali per hari. Rasa panas dan berkeringat yang muncul pada

    malam hari menyebabkan gangguan tidur, cepat lelah dan mudah tersinggung. Sebanyak

    70 % wanita mengalami rasa panas satu tahun setelah menopause, dan 5 tahun setelah

    menopause hanya 25 % yang mengalaminya.

    8

    Rasa panas akan diperberat dengan adanya stres, alkohol, kopi, makanan dan

    minuman panas. Rasa panas dapat juga terjadi akibat reaksi alergi dan pada keadaan

    hipotiroid. Selain itu, obat-obat tertentu seperti insulin, niasin, nifedipin, nitrogliserin,

    kalsitonin dan antiestrogen juga dapat menyebabkan rasa panas.

    8

    Keluhan lain adalah keluhan psikologik berupa perasaan takut, gelisah, mudah

    tersinggung, lekas marah, sulit berkonsentrasi, perubahan perilaku, depresi dan gangguan

    libido. Pada sistem urogenital muncul keluhan nyeri senggama, vagina kering, keputihan,

    infeksi, perdarahan paska senggama, infeksi saluran kemih, gatal-gatal pada

    vulva/vagina. Pada paska menopause ditemukan prolapsus uteri dan vagina, nyeri

    berkemih dan inkontinensia urin. Kulit menjadi kering dan menipis, gatal-gatal, keriput,

    kuku rapuh, dan berwarna kuning. Tulang-tulang dan otot terasa nyeri. Mata kering

    (keratokonjungtivitis sika), sulit menggunakan lensa kontak. Muncul keluhan oral

    discomfort, berupa mulut kering yang persisten, rasa terbakar atau panas, ulserasi di

    rongga mulut dan gangguan pengecapan (disgeusia). Selain itu akibat terjadinya

    osteoporosis pada tulang, gigi menjadi lebih mudah rontok. Rambut menipis dan

    Universitas Sumatera Utara18

    tumbuh bulu di tempat-tempat tertentu (diatas bibir). Kadar kolesterol tinggi, HDL turun

    dan LDL naik.

    8

  • 5/28/2018 Kekurangan Lh

    6/23

    Dalam jangka panjang dampak kekurangan estrogen adalah meningkatnya

    kejadian osteoporosis, demensia, penyakit jantung koroner, stroke dan kanker usus

    besar.

    8

    Pemeriksaan Laboratorium

    Pemeriksaan hormon FSH, LH dan estradiol tidaklah mutlak. Dari usia dan

    keluhan yang muncul, diagnosis sudah dapat ditegakkan. Bila pasien tidak haid > 6

    bulan, maka pada umumnya kadar FSH dan LH tinggi, sedangkan kadar estradiol sudah

    rendah. Analisis hormonal baru dilakukan bila keluhan yang muncul belum tentu akibat

    kekurangan estrogen. Pada usia pra dan peri menopause, hormon yang diperiksa adalah

    FSH, LH dan estradiol. Tidak jarang pada keadaan seperti ini ditemukan FSH, LH dan

    estradiol tinggi, namun pasien telah ada keluhan. Keluhan vasomotorik sering dijumpai

    pada keadaan kadar estrogen tinggi. Meskipun kadar estrogen tinggi, pengobatan tetap

    diberikan karena pasien telah ada keluhan. Mungkin saja ditemukan kadar FSH, LH dan

    estradiol normal, tetapi pasien telah merasakan adanya keluhan. Pada keadaan seperti ini

    dianjurkan pemeriksaan T3, T4, dan TSH (Thyroid-Stimulating Hormone/ hormon

    pelepas tiroid) karena baik hipertiroid maupun hipotiroid dapat menimbulkan keluhan

    yang mirip dengan keluhan klimakterik.

    8

    Universitas Sumatera Utara19

    Pengobatan

    Kepada semua pasien perlu dijelaskan bahwa keluhan yang dialami tersebut

    adalah akibat kekurangan hormon estrogen. Meskipun pasien tidak ada keluhan, perlu

    dijelaskan bahwa dampak jangka panjang kekurangan estrogen adalah meningkatnya

    kejadian osteoporosis, penyakit jantung koroner, stroke, demensia, dan kanker usus besar.

  • 5/28/2018 Kekurangan Lh

    7/23

    Oleh karena itu, satu-satunya pengobatan yang tepat adalah dengan penambahan hormon

    estrogen dari luar, yang dikenal dengan hormone replacement therapy (HRT), atau istilah

    dalam bahasa Indonesia adalah terapi sulih hormon.

    8

    2.2 KOMPOSISI AIR MATA

    Air mata merupakan salah satu proteksi mata atau daya pertahanan mata

    disamping tulang rongga mata, alis dan bulu mata, kelopak mata, refleks mengedip dan

    adanya sel-sel pada permukaan kornea dan konjungtiva.

    12

    Sebagai salah satu alat proteksi, air mata berfungsi : (1) mempertahankan

    integritas kornea dan konjungtiva dengan meniadakan ketidakteraturan pada sel epitel

    permukaan guna mempertahankan permukaan kornea agar tetap licin dan rata. Fungsi ini

    memperbaiki penglihatan terutama pada saat setelah mengedip; (2) membasahi dan

    melindungi permukaan epitel kornea dan konjungtiva yang lembut atau lubrikasi agar

    gerakan bola mata serta mengedip terasa nyaman dan membersihkan kotoran yang masuk

    mata; (3) menghambat pertumbuhan mikroorganisme dan mencegah kemungkinan

    infeksi karena mengandung antibakteri termasuk laktoferin, imunoglobulin, lisozim dan

    lipokalin; (4) memberi kornea substansi nutrien, dan sebagai media transport produk

    Universitas Sumatera Utara20

    mikroorganisme ke dan dari sel-sel epitel kornea dan konjungtiva terutama oksigen dan

    karbondioksida.

    12

    Lapisan air mata terdiri atas tiga lapisan. Lapisan superfisial adalah lapisan lipid,

    dengan ketebalan kurang lebih 0,1 m yang berasal dari kelenjar Meibom. Lapisan ini

    berfungsi menghambat penguapan air dan merupakan sawar kedap bila palpebra ditutup.

  • 5/28/2018 Kekurangan Lh

    8/23

    Disfungsi kelenjar Meibom dapat menyebabkan lapisan air mata tidak stabil dan

    berakibat terjadi gangguan permukaan kornea dan konjungtiva.

    12

    Lapisan tengah adalah lapisan akuos dengan ketebalan kurang lebih 7 m

    dihasilkan oleh kelenjar lakrimal utama, yang terletak pada orbita serta kelenjar lakrimal

    asesorius Kraus dan Wolfring pada konjungtiva. Lapisan akuos mentransportasikan

    nutrien-nutrien yang larut dalam air; defisiensi lapisan akuos, yang dapat terjadi

    bersamaan dengan disfungsi kelenjar Meibom merupakan penyebab dry eye paling

    umum.

    12

    Lapisan paling dalam adalah lapisan musin dengan ketebalan 20-50 nm yang

    dihasilkan oleh sel goblet konjungtiva dan sel epitel permukaan. Lapisan ini terdiri atas

    glikoprotein yang melapisi sel-sel epitel kornea dan konjungtiva. Membran sel epitel

    terdiri atas lipoprotein sehingga relatif hidrofobik. Permukaan yang demikian tidak dapat

    dibasahi dengan larutan berair saja. Musin diabsorbsi sebagian pada membran sel epitel

    kornea dan tertambat oleh mikrofili sel-sel epitel permukaan. Ini menyebabkan

    permukaan menjadi hidrofilik agar airmata menyebar ke bagian yang dibasahinya dengan

    menurunkan tegangan permukaan. Lapisan musin juga berfungsi memerangkap berbagai

    faktor pertumbuhan, leukosit dan sitokin.

    12

    Universitas Sumatera Utara21

    PH air mata normal adalah berkisar 7.2, dengan osmolaritas sebesar 302 mOsm/L,

    dan indeks refraksi sebesar 1,336.

    12

    2.3 DRY EYE

  • 5/28/2018 Kekurangan Lh

    9/23

    Istilah sindroma dry eye mewakili kelompok keadaan yang bermacam-macam

    dikarakterisasikan oleh adanya gejala-gejala ketidaknyamanan okular dan berhubungan

    dengan penurunan produksi airmata dan/atau abnormalitas penguapan airmata yang

    sangat cepat. Prevalensi sindroma dry eye meningkat dengan usia, mengenai sekitar 5%

    populasi dewasa selama dekade keempat kehidupan, meningkat hingga 10-15% pada

    dewasa diatas usia 65 tahun. Kebanyakan penelitian epidemiologis menunjukkan adanya

    prevalensi yang lebih tinggi pada wanita. Sampai saat ini, sindroma dry eye tampaknya

    timbul dengan prevalensi yang sama pada semua ras dan kelompok etnik.

    12

    Kerusakan pada permukaan okular merupakan akibat dari penurunan produksi

    akueus lapisan airmata (aqueous tear deficiency, ATD) atau penguapan airmata yang

    berlebihan (evaporative tear dysfunction, ETD).

    12

    Universitas Sumatera Utara22

    Tabel 2. Klasifikasi Dry Eye

    Aqueous tear deficiency

    Non-Sjogren syndrome

    Kelainan-kelainan lakrimal (primer atau sekunder)

    Kelainan obstruktif lakrimal

    Refleks hiposekresi

    Lain-lain (misal : neuromatosis multipel)

    Sjogren syndrome

    Primer

    Sekunder

    Evaporative tear dysfunction

  • 5/28/2018 Kekurangan Lh

    10/23

    Kelainan glandula meibom

    Disfungsi glandula meibom

    Peningkatan ukuran apertura palpebra

    Ketidaksesuaian kelopak mata/ bola mata

    Penggunaan lensa kontak

    Dikutip dari : American Academy of Ophthalmology: External Disease and Cornea in Basic and Clinical

    Science

    Course, Section 8, 2009-2010

    Universitas Sumatera Utara23

    Tabel 3. Derajat Dry Eye

    DERAJAT DRY EYE 1 2 3 4

    Rasa sakit, Keparahan, dan

    Frekuensi

    Ringan dan/atau

    Episodik, Terjadi dibawah

    stres lingkungan

    Episodik sedang atau

    kronis, Ada atau tidak ada

    stres lingkungan

    Berat/ Sering atau terus

    menerus tanpa stres

    lingkungan

    Berat dan melumpuhkan

    aktivitas, terus menerus

    Gejala visual Tidak ada atau ada

    kelelahan episodik ringan

  • 5/28/2018 Kekurangan Lh

    11/23

    Mengganggu dan/ atau

    menghambat aktivitas

    secara episodik

    Mengganggu,

    menghambat aktivitas

    secara kronis dan/ atau

    terus menerus

    Terus menerus dan/ atau

    kemungkinan melumpuhkan

    aktivitas

    Kelopak mata/ kelenjar

    Meibom

    MGD dijumpai berubahubah

    MGD dijumpai berubahubah

    Sering ada Trikiasis, Keratinisasi,

    Simblefaron

    Injeksi konjungtiva Tidak ada sampai Ringan Tidak ada sampai Ringan +/- +/++

    Pewarnaan Kornea Tidak ada sampai Ringan Bervariasi Jelas di sentral Erosi pungtata berat

    Pewarnaan Konjungtiva Tidak ada sampai Ringan Bervariasi Sedang sampai Jelas Jelas

    Tanda pada kornea/ airmata Tidak ada sampai Ringan Debris ringan, penurunan

    meniskus

    Keratitis filamen,

    gumpalan mukus,

    peningkatan debris

    airmata

  • 5/28/2018 Kekurangan Lh

    12/23

    Keratitis filamen, gumpalan

    mukus,peningkatan debris

    airmata, ulserasi

    TFBUT (detik) Bervariasi 10 5 Segera tampak

    Tes Schirmer (tanpa anastesi)

    (mm/ 5 menit)

    Bervariasi 10 5 2

    Terapi yang

    direkomendasikan

    Edukasi pasien,

    Modifikasi asupan

    makanan dan terapi

    kelopak mata, Air mata

    buatan/ gel, Kontrol

    lingkungan

    Penambahan anti

    inflamasi, Tetrasiklin,

    Sumbat pungtum,

    Moisture chamber

    spectacles

    Penambahan autologus

    serum, lensa kontak

    (bandage atau rigid

    dengan diameter besar),

    Oklusi pungtum

  • 5/28/2018 Kekurangan Lh

    13/23

    permanen

    Penambahan anti inflamasi

    sistemik, Intervensi bedah

    Dikutip dari : Nichols K, Foulks G, The New Dry Eye : A Global Perspective, Lippincott CME Institute.

    Available at :

    http://www.visioncareeducation.com/no-feece/course6.asp

    Universitas Sumatera Utara24

    Faktor Resiko

    14

    Besar

    Wanita

    Usia tua

    Blefaritis/ meibomianitis

    Kelainan-kelainan jaringan ikat

    Defisiensi vitamin A

    Status Androgen

    Haematopoietic stem cell transplantation

    Laser in situ keratomileusis (LASIK)

    Lensa kontak

    Diabetes melitus

    Obat-obatan sistemik

    Obat tetes mata berbahan pengawet

    Sarkoidosis

    Penyakit Parkinson

    Kecil

    Hepatitis C

  • 5/28/2018 Kekurangan Lh

    14/23

    HIV

    Faktor lingkungan

    Faktor pekerjaan

    Universitas Sumatera Utara25

    Pemeriksaan Khusus

    Tear film break-up time

    12,15

    Tear film break up time (BUT) adalah indeks dari stabilitas lapisan

    airmata pre korneal. Diukur sebagai berikut :

    a. Fluorescein diteteskan pada forniks inferior

    b. Pasien diinstruksikan untuk berkedip beberapa kali kemudian berhenti

    c. Lapisan airmata diperiksa dengan cahaya yang luas dan cobalt blue filter.

    Setelah interval beberapa waktu, titik-titik atau garis-garis hitam yang

    mengindikasikan daerah dry eye akan timbul.

    BUT merupakan interval antara kedipan terakhir dengan munculnya dry

    spot pertama yang terdistribusi secara acak. BUT yang kurang dari 10 detik

    adalah abnormal.

    Rose bengal

    15

    Pewarnaan ini memiliki afinitas terhadap sel epitel yang telah mati dan

    mukus. Rose bengal mewarnai konjungtiva bulbi yang terpapar, menghasilkan

    pola pewarnaan yang khas dari dua buah segitiga dengan dasarnya di limbus.

    Filamen-filamen dan plak pada kornea juga tampak lebih jelas dengan pewarnaan

    ini. Satu kekurangan dari pewarnaan dengan rose bengal ini adalah dapat

    menyebabkan iritasi okular yang dapat bertahan selama satu hari, khususnya pada

  • 5/28/2018 Kekurangan Lh

    15/23

    Universitas Sumatera Utara26

    dry eye yang berat. Untuk meminimalisasi iritasi yang dapat terjadi diberikan

    hanya satu tetes kecil saja, namun penggunaan anastesi topikal tidak diberikan

    oleh karena dapat memberikan hasil positif palsu.

    Tes Schirmer

    12

    Produksi lapisan akuos airmata dapat dilakukan dengan berbagai macam cara

    (Tabel 4). Tes Schirmer dilakukan dengan meletakkan kertas strip tipis pada

    kuldesak inferior. Jumlah pembasahan dapat diukur untuk mengetahui jumlah

    produksi akuos. Terdapat berbagai macam cara melakukan tes Schirmer. Tes

    sekresi basal (Basal secretion test) dilakukan setelah diteteskan anastetik topikal.

    Kertas strip tipis (lebar 5 mm, panjang 35 mm) diletakkan pada pertemuan antara

    pertengahan dan 1/3 lateral palpebra inferior untuk meminimalisasi iritasi pada

    kornea selama tes berlangsung. Tes ini dapat dilakukan dengan mata tertutup

    ataupun terbuka, meskipun beberapa ahli merekomendasikan dengan mata yang

    tertutup untuk membatasi efek dari berkedip. Meskipun pengukuran normal cukup

    bervariasi, pemeriksaan yang telah diulang dengan hasil pembasahan 5 mm

    dengan anastesi, dapat merupakan sugesti yang besar terhadap defisiensi lapisan

    akuos, sedangkan 5-10 mm masih meragukan.

    Tes Schirmer I, dimana cara pemeriksaannya serupa dengan tes sekresi basal

    namun dilakukan tanpa anastetik topikal, mengukur keduanya baik basal sekresi

    dan refleks sekresi dikombinasikan. Pembasahan 10 mm setelah 5 menit

    merupakan diagnostik untuk defisiensi lapisan akuos.

    Universitas Sumatera Utara27

    Tes Schirmer II yang mengukur refleks sekresi, dilakukan dengan cara yang

  • 5/28/2018 Kekurangan Lh

    16/23

    serupa tanpa anastetik topikal. Namun setelah kertas filter diletakkan pada forniks

    inferior, aplikator dengan ujung kapas digunakan untuk mengiritasi mukosa nasal.

    Pembasahan 15 mm setelah 5 menit konsisten dengan adanya defek pada refleks

    sekresi.

    Tabel 4. Pemeriksaan Produksi Airmata

    Pemeriksaan Anastetik topikal Waktu Stimulasi nasal Nilai normal

    Basal sekresi airmata + 5 menit - 10 mm

    Schirmer I - 5 menit - 10 mm

    Schirmer II - 5 menit + 15 mm

    Dikutip dari : American Academy of Ophthalmology: External Disease and Cornea in Basic and Clinical

    Science Course,

    Section 8, 2009-2010

    Tear meniscus

    12

    Dilakukan dengan inspeksi tinggi tear meniscus antara bola mata dengan kelopak

    mata bawah (normal tingginya adalah 1,0 mm dan konveks). Tear meniscus 0,3

    mm atau kurang dianggap abnormal.

    Aqueous Tear Deficiency (ATD)

    Temuan yang khususnya mengindikasikan adanya ATD termasuk, dari definisi,

    penurunan produksi lapisan akueus airmata yang diukur dengan tes Schirmer. Sebagai

    tambahan, pola paparan yang khas dari pewarnaan konjungtiva dan/atau kornea dengan

    Universitas Sumatera Utara28

    lissamine green atau rose bengal, pewarnaan kornea dengan fluorescein, dan filamentary

    keratopathy mendukung diagnosis ATD.

    12

    Gejala Klinis

  • 5/28/2018 Kekurangan Lh

    17/23

    Spektrum dari defisiensi lapisan akueus berkisar dari iritasi ringan dengan

    kelainan permukaan okular yang minimal hingga iritasi berat, kadang-kadang

    berhubungan dengan komplikasi kornea yang mengancam penglihatan. Stadium lanjut

    dapat terjadi kalsifikasi kornea, terutama berhubungan dengan obat-obat tetes mata

    tertentu (khususnya obat-obatan antiglaukoma); band keratopathy; serta keratinisasi

    kornea dan konjungtiva.

    12

    Gejala-gejalanya cenderung memburuk menjelang penghujung siang, dengan

    penggunaan mata yang berlangsung sangat lama, atau dengan paparan terhadap

    lingkungan yang ekstrem. Sensasi benda asing merupakan gejala yang sering

    berhubungan dengan keratopati epitelial pungtata. Keluhan-keluhan yang berhubungan

    termasuk rasa panas, sensasi kering, fotofobia, dan penglihatan kabur.

    11

    Gejala-gejala lain

    yang juga sering dilaporkan adalah mata yang berat atau lelah, rasa sakit, berkedip lebih

    sering, sekret mukus berlebihan dan intoleransi terhadap aliran udara atau lingkungan

    yang kering. Pasien dengan defisiensi lapisan akueus cenderung mengalami gejala iritasi

    yang memburuk di malam hari, sementara pasien yang menderita meibomian gland

    disease dan pembersihan lapisan airmata yang terlambat cenderung mengalami gejalagejala yang

    memberat ketika bangun tidur pagi hari.

    16

    Universitas Sumatera Utara29

    Tanda-tanda dari dry eye termasuk dilatasi pembuluh darah konjungtiva bulbi,

    lipatan-lipatan konjungtiva, penurunan tear meniscus, permukaan kornea yang ireguler,

    dan peningkatan debris didalam lapisan airmata. Keratopati epitelial, bisa tipis dan

    granular, kasar, atau menyatu dapat dilihat dengan lebih jelas setelah diteteskan lissamine

  • 5/28/2018 Kekurangan Lh

    18/23

    green, rose bengal atau fluorescein. Fluorescein mewarnai erosi epitel dan membrana

    basalis yang terpapar dan bisa menghasilkan pewarnaan granular yang halus ataupun

    kasar pada kornea bagian sentral atau inferior. Dalam mengevaluasi pasien-pasien dry eye

    terutama yang lebih bermanfaat adalah pewarnaan dengan rose bengal 1% atau lissamine

    green. Dahulu, rose bengal dianggap hanya mewarnai sel-sel yang mati dan mukus.

    Belum lama ini telah ditunjukkan bahwa rose bengal juga dapat mewarnai sel-sel epitel

    yang tidak dilindungi secara adekuat oleh lapisan musin. Pewarnaan rose bengal dan

    lissamine green dapat lebih sensitif dibandingkan fluorescein dalam menunjukkan kasuskasus dini atau

    ringan dari keratokonjungtivitis sika; pewarnaannya dapat terlihat pada

    limbus nasal dan temporal dan/atau kornea parasentral inferior (exposure staining). Dapat

    juga lebih menonjol sepanjang kornea inferior dan konjungtiva inferior (linear staining),

    seperti yang terlihat pada meibomian gland disease (MGD). Lissamine green mempunyai

    beberapa keuntungan jika dibandingkan dengan rose bengal yaitu tidak mewarnai epitel

    konjungtiva yang sehat, jauh lebih kurang mengiritasi, dan tidak menghambat

    pertumbuhan viral seperti rose bengal.

    12

    Pada stadium dry eye yang lebih berat dapat dijumpai adanya filamen dan mukus

    plak. Penipisan kornea marginal atau parasentral dan bahkan perforasi dapat terjadi pada

    kasus-kasus yang lebih berat.

    12

    Universitas Sumatera Utara30

    Terapi

    Pemilihan terapi untuk pasien-pasien dry eye sangat bergantung pada berat

    penyakitnya (tabel 5).

    Tabel 5. Rekomendasi terapi untuk Dry Eye

    Tingkat Keparahan Pilihan terapi

  • 5/28/2018 Kekurangan Lh

    19/23

    Ringan

    Sedang

    Berat

    - Airmata buatan dengan pengawet hingga 4 x per hari

    - Salep lubrikasi sebelum tidur

    - Kompres hangat & masase kelopak mata

    - Airmata buatan tanpa pengawet 4 x per hari hingga setiap jam

    sekali

    - Salep lubrikasi sebelum tidur

    - Anti-inflamasi topikal (siklosporin A 0,05%,2xsehari)

    - Oklusi reversibel, pungtum lakrimalis bawah

    - Semua yang diatas

    - Oklusi pungtum (bawah dan atas)

    - Serum tetes topikal (20%) 4-6 x sehari

    - Steroid topikal (tanpa pengawet jika tersedia)

    - Melembabkan lingkungan

    - Tarsorafi (lateral dan medial)

    - Lensa kontak (jarang)

    Dikutip dari : American Academy of Ophthalmology: External Disease and Cornea in Basic and Clinical

    Science

    Course, Section 8, 2009-2010

    ATD pada Non-Sjogren syndrome dapat diakibatkan oleh kelainan-kelainan pada

    kelenjar lakrimal, obstruksi kelenjar lakrimal, atau refleks hiposekresi. Kelainan-kelainan

    lakrimal dapat primer, disebabkan oleh kondisi kongenital seperti Riley-Day syndrome;

    alakrima kongenital, atau tidak adanya kelenjar lakrimal; anhidrotic ectodermal

    Universitas Sumatera Utara22

  • 5/28/2018 Kekurangan Lh

    20/23

    dysplasia; Adie syndrome; dan disfungsi otonom idiopatik (Shy-Drager syndrome).

    Penyebab sekunder dari kelainan-kelainan lakrimal termasuk sarkoidosis, chronic graftvs-host disease,

    HIV, xerophthalmia, dan ablasi operatif dari kelenjar lakrimal. Obstruksi

    dari aliran keluar lakrimal dapat disebabkan oleh konjungtivitis sikatrikal berat (trakoma,

    erythema multiforme, trauma kemis, dan cicatricial pemphigoid), dimana duktus

    ekskretorius lakrimal yang terdapat pada forniks konjungtiva superior terganggu.

    12

    Penurunan sekresi lakrimal dapat terjadi sebagai akibat dari adanya gangguan

    pada cabang aferen atau eferen dari arkus refleks. Gangguan dari cabang aferen refleks

    arkus dapat disebabkan oleh penyakit-penyakit akibat virus (contoh : herpes simpleks

    [HSV], varisella-zoster [VZV]), penggunaan lensa kontak, neuropati perifer (contoh :

    diabetes, Bells palsy), gangguan akibat tindakan operatif (contoh : laser insitu

    keratomileusis [LASIK], keratektomi fotorefraktif [PRK], penetrating keratoplasty [PK],

    ekstraksi katarak ekstrakapsular [ECCE], dan proses penuaan. Penurunan sensasi kornea

    setelah tindakan PRK atau LASIK sering mengakibatkan gejala-gejala dry eye yang

    bertahan selama beberapa bulan. Gejala-gejala ini biasanya membaik setelah terjadinya

    perbaikan sensitivitas normal kornea. Cabang eferen dari arkus refleks dapat dipengaruhi

    oleh berbagai macam obat-obatan antikolinergik sistemik.

    12

    Evaporative Tear Dysfunction

    Peningkatan penguapan lapisan airmata paling sering disebabkan oleh MGD

    namun dapat juga disebabkan oleh kelainan-kelainan pada kelenjar meibom, aposisi

    kelopak mata pada permukaan okular yang kurang baik, peningkatan apertura palpebra,

    dan penggunaan lensa kontak. Gejala-gejalanya terdiri dari rasa terbakar, sensasi benda

    Universitas Sumatera Utara23

  • 5/28/2018 Kekurangan Lh

    21/23

    asing, kemerahan pada palpebra dan konjungtiva, penglihatan berkabut dan kalazion

    berulang. Tanda-tanda dari ETD adalah termasuk penurunan tear break up time, MGD,

    produksi lapisan akueus yang abnormal, dan pewarnaan konjungtiva dan kornea inferior

    serta margin kelopak mata dengan rose bengal/ lissamine green dengan pola linear yang

    khas.

    12

    2.4 HUBUNGAN MENOPAUSE DAN DRY EYE

    Terdapat peningkatan insidensi dan prevalensi dry eye pada usia tua, terutama

    pada wanita usia 50 tahun keatas, yang mana dapat mempengaruhi kualitas hidup mereka.

    Menopause mempunyai peranan penting dalam menyebabkan timbulnya gejala-gejala dry

    eye.

    17

    Status hormonal dan khususnya seks steroid mempunyai peranan pada

    homeostasis dan fungsi permukaan okular, selama hidup dan pada kedua jenis kelamin,

    dilaksanakan oleh reseptor estrogen dan androgen yang terletak pada epitel kornea dan

    konjungtiva, kelenjar lakrimal serta kelenjar meibom.

    18,19

    Permukaan okular merupakan

    satu kesatuan, sehingga adanya disfungsi apapun berakibat pada ketidakstabilan lapisan

    airmata yang menghasilkan dry eye.

    18

    Pada menopause, penurunan hormon seks dalam sirkulasi (sebagai contoh

  • 5/28/2018 Kekurangan Lh

    22/23

    estrogen, androgen) terjadi, kemungkinan mempengaruhi aspek fungsional dan sekresi

    dari kelenjar lakrimal. Empat puluh tahun yang lalu, ketertarikan awal di bidang ini

    memusatkan pada defisiensi estrogen dan/atau progesteron untuk menjelaskan hubungan

    Universitas Sumatera Utara24

    antara KCS dan menopause. Namun, penelitian terbaru memusatkan pada androgen,

    khususnya testosteron, dan/atau androgen yang dimetabolisasi.

    19,20

    Defisiensi steroid seks lebih spesifiknya androgen, dapat menjadi faktor

    patogenesis penting dari etiologi sindroma dry eye. Pertama, androgen mengontrol

    berbagai aspek dari kelenjar lakrimal, termasuk morfologi sel epitel, ekspresi gen, sintesis

    protein, proses sekresi dan fungsi imun. Kerja androgen nampaknya bertanggungjawab

    terhadap banyak perbedaan yang berhubungan dengan jenis kelamin pada anatomi,

    fisiologi, biologi molekuler dan imunologi dari jaringan ini. Bagaimanapun, wanita

    dengan sindroma Sjogren mengalami defisiensi androgen, dan defisiensi hormon ini

    dapat mempredisposisi terjadinya disfungsi kelenjar lakrimal, sekresi airmata yang

    terganggu dan dry eye tipe defisiensi akuous.

    20

    Kedua, glandula meibom seperti glandula sebaseus lainnya, merupakan target

    organ androgen. Androgen meregulasi perkembangan, diferensiasi dan produksi lipid dari

    glandula sebaseus pada tubuh. Hal yang sama, androgen mengontrol fungsi glandula

    meibom, meningkatkan kualitas dan/ atau kuantitas lipid yang diproduksi oleh jaringan

    ini dan meningkatkan pembentukan lapisan lipid air mata. Pada keadaan dimana terdapat

    defisiensi androgen, seperti pada kondisi menopause, penuaan berhubungan dengan

    disfungsi glandula meibom, tear film instability dan peningkatan signifikan pada gejala

    dan tanda dry eye. Telah ditunjukkan bahwa pada disfungsi kelenjar meibom, defisiensi

  • 5/28/2018 Kekurangan Lh

    23/23

    androgen menyebabkan kehilangan lapisan lipid, secara spesifik adalah trigliserida,

    kolesterol, monounsaturated essential fatty acids (misalnya : asam oleik), dan lipid polar

    (misalnya : fosfatidiletanolamin, sfingomielin). Kehilangan lipid polar (yang terdapat

    Universitas Sumatera Utara25

    pada bidang pemisah lapisan akuos airmata) memperburuk kehilangan evaporatif airmata,

    dan penurunan asam lemak tidak tersaturasi meningkatkan titik lebur meibum,

    menghasilkan sekresi yang lebih tebal dan lebih kental yang mengobstruksi duktulusduktulus dan

    menyebabkan hambatan sekresi.

    20

    Para peneliti mengestimasikan bahwa

    disfungsi kelenjar meibom merupakan faktor yang memiliki kontribusi terhadap dry eye

    sebesar 67%.

    20

    Universitas Sumatera Utara