Kel 1 - Catatan Monitoring

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Proses sterilisasi dapat dipengaruhi oleh kotoran yang menumpuk seperti darah atau saliva. Persyaratan awal untuk penanganan instrumen mencakup pembersihan menyeluruh dengan menghilangkan semua bahan organik yang terkumpul (dekontaminasi). Instrumen yang telah terkontaminasi harus ditangani secara hati-hati terutama untuk alat-alat yang tajam. Hal ini bertujuan untuk menghindari terjadinya infeksi silang seperti tertusuknya luka akibat alat yang tajam.

Citation preview

  • MAKALAH

    PROSEDUR PENGENDALIAN INFEKSI

    Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Pengendalian Infeksi

    Disusun Oleh :

    KELOMPOK 1

    1. Damairia Hayu 08685

    2. Chatarina Indah P. 09116

    3. Tirza Ester Longkutoy 09132

    4. Plati Laras Makarti 09159

    5. Diding Pauji 09155

    6. Nurul Setyo W. 09145

    7. Bernike Afianita D. 09162

    8. Mahardika Dyah K. 09167

    9. Triyani 09170

    10. Ferri Dwi Nurcahyo 09182

    11. Rekrian Panji Putra 09186

    PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN GIGI

    FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

    UNIVERSITAS GADJAH MADA

    2013

  • DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL .... i

    DAFTAR ISI ii

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang . 1

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. Sterilisasi

    2.1.1. Definisi Sterilisasi 2

    2.1.2. Penanganan Instrumen Sebelum Sterilisasi.... 2

    2.1.3. Menyimpan Instrumen Kotor.. 2

    2.1.4. Membersihkan Instrumen... 2

    2.1.5. Pengemasan Instrumen... 3

    2.1.6. Penyimpanan Instrumen.. 3

    2.1.7. Pemantauan Sterilisasi.... 4

    2.2. Dokumentasi Sterilisasi Health Care Purchasing

    2.2.1. Definisi Dokumentasi .... 4

    2.2.2. Tujuan Dokumentasi Sterilisasi ..... 4

    2.2.3. Identifikasi Produk .... 5

    2.2.4. Monitoring Alat Sterilisasi...... 6

    2.2.5. Pemeliharaan dan Perbaikan Sterilisasi ..... 8

    2.2.6. Penyimpanan Dokumentasi.... 9

    2.2.7. Alat Dokumentasi...... 9

    2.3. Dokumentasi Sterilisasi The Association for Professionals in Infection

    Control and Epidemiology (APIC). ............ 10

    BAB III PEMBAHASAN.. . 14

    BAB IV KESIMPULAN

    4.1.Kesimpulan ..... 16

    4.2. Saran. 16

    DAFTAR PUSTAKA.. 17

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus

    diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonenesia di dalam Undang-undang RI Nomor

    36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. Masyarakat yang menerima pelayanan kesehatan, baik

    dirumah maupun dirumah sakit atau klinik,dihadapkan pada risiko terinfeksi karena daya

    tahan yang menurun terhadap mikroorganisme infeksius. Adanya potensi terpaparnya infeksi

    yang begitu besar maka perlu adanya cara yang bertujuan untuk melindungi klien dari

    penularan penyakit di sarana kesehatan dengan menekankan pentingnya langkah pencegahan

    yang memadai.

    Sterilisasi merupakan tahapan penting yang harus dilakukan untuk menekan angka

    penularan infeksi tersebut. Sterilisasi harus dilakukan untuk alat-alat, sarung tangan bedah,

    dan alat lain yang kontak langsung dengan aliran darah atau jaringan normal steril

    (Spaulding, 1939). Adanya pertumbuhan mikroorganisme merupakan bukti bahwa

    pertumbuhan bakteri masih berlangsung dan tidak sempurnanya proses sterilisasi. Jika

    sterilisasi berlangsung sempurna, maka spora bakteri yang merupakan bentuk paling resisten

    dari kehidupan mikroba, akan diluluhkan (Cappuccino, 1983).

    Maka perlu adanya monitoring sterilisasi yang digunakan untuk memastikan alat - alat

    strerilisasi yang digunakan masih layak atau tidak untuk dipakai saat proses sterilisasi. Agar

    alat alat yang telah tersterilisasi benar benar terbebas dari mikoorganisme. Selain itu harus

    ada standar di ditetapkan yang menjadi pedoman yang telah dibuat oleh instansi terkait,

    dimana di setiap negara itu berbeda beda.

    Setiap langkah procedural seperti alat-alat apa yang di proses, prosedur yang digunakan

    saat proses yang dilakukan, dokumentasi dari material yang telah disterilisasi dan juga hasil

    dari proses monitoring sterilisasi harus didokumentasikan, dimana dokumentasi tersebut

    bertujuan untuk memantau. Hasil dari pencatatan sterilisasi tersebut digunakan untuk

    pembandingan antara realitas yang ada dengan standar yang seharusnya.

    Oleh karena itu, secara lebih spesifik diperlukan pengetahuan mendasar tentang

    pemahaman prinsip-prinsip dasar pencegahan infeksi, monitoring strerilisasi dan konsep-

    konsep lain. Dengan cara mempraktikan teknik pencegahan dan penembalian infeksi perawat

    dapat menghindarkan penyebaran mikroorganisme terhadap klien.

  • BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. Sterilisasi

    2.1.1 Definisi Sterilisasi

    Sterilisasi adalah proses yang menghancurkan semua bentuk kehidupan

    mikroorganisme ( Sri, 2012) Tujuan sterilisasi yaitu untuk memusnahkan semua bentuk

    kehidupan mikroorganisme patogen termasuk spora, yang mungkin telah ada pada

    peralatan kedokteran dan perawatan yang dipakai. Hal yang perlu dipertimbangkan

    dalam memilih metode sterilisasi yaitu sifat bahan yang akan disterilkan. Ada 3 macam

    proses sterilisasi yang digunakan dalam kedokteran gigi yaitu:

    1. Sterilisasi panas, contoh : autoklaf, pemanasan kering, chemiclave

    2. Sterilisasi gas, contoh : gas oksida etilen

    3. Sterilisasi dengan cairan kimia, contoh : larutan glutaraldehid 2%

    2.1.2. Penanganan Instrumen Sebelum Sterilisasi

    Proses sterilisasi dapat dipengaruhi oleh kotoran yang menumpuk seperti

    darah atau saliva. Persyaratan awal untuk penanganan instrumen mencakup

    pembersihan menyeluruh dengan menghilangkan semua bahan organik yang

    terkumpul (dekontaminasi). Instrumen yang telah terkontaminasi harus ditangani

    secara hati-hati terutama untuk alat-alat yang tajam. Hal ini bertujuan untuk

    menghindari terjadinya infeksi silang seperti tertusuknya luka akibat alat yang tajam.

    2.1.3. Menyimpan Instrumen Kotor

    Instrumen yang telah digunakan diletakkan pada tempat yang berisi larutan

    desinfektan, biasanya larutan klorin 0,5. Ini bertujuan untuk mencegah mengeringnya

    saliva dan darah yang menempel pada instrumen dan mengurangi jumlah

    mikroorganisme.

    2.1.4. Membersihkan Instrumen

    Merupakan tahap yang penting sebelum melakukan sterilisasi atau desinfeksi.

    Pembersihan instrumen bertujuan untuk mengurangi jumlah mikroorganisme dan

  • menghilangkan darah, saliva dan material-material lainnya. Ada 3 macam metode

    atau alat untuk membersihkan instrumen :

    a. Pembersihan instrumen dengan alat ultrasonik

    Pembersihan ultrasonik lebih efisien untuk membersihkan bahan organik

    dari peralatan dibandingkan dengan penyikatan instrumen secara manual, hal ini

    terjadi karena pembersihan ultrasonik lebih dapat langsung mengurangi

    kontaminan pada instrumen.

    b. Pembersihan instrumen secara manual

    Pembersihan instrumen secara manual dilakukan dengan cara penyikatan

    dengan menggunakan tangan. Penyikatan instrumen merupakan metode yang

    efektif untuk menghilangkan debris dan kotoran dari permukaan alat.

    c. Pembersihan instrumen dengan mesin pencuci alat

    Merupakan mesin otomatis yang membersihkan dan mencuci instrumen

    sekaligus dapat mendesinfeksi alat-alat yang kotor.

    2.1.5. Pengemasan Instrumen

    Bertujuan untuk memudahkan pengambilan alat sesuai dengan kebutuhan dan

    untuk mempertahankan agar instrumen tetap terjaga kesterilannya. Instrumen yang

    akan disterilkan dapat dikemas atau disimpan dalam kantong, tas dan baki instrumen

    (cassettes).

    2.1.6. Penyimpanan Instrumen

    Kriteria tempat penyimpanan instrumen :

    1. Kering, tertutup, tidak ada debu dan terlindung dari sumber kontaminasi

    2. Jauh dari tempat cuci dan saluran pembuangan

    3. Berjarak beberapa meter dari langit langit, lantai dan dinding. Hal ini bertujuan

    untuk mencegah keadaan lembab dari tempat penyimpanan, percikan air, atau

    bahan pembersih lantai

    4. Dijauhkan dari sumber panas karena dapat menyebabkan bahan kemasan menjadi

    rapuh dan mudah robek.

    Penyimpan instrumen steril harus tetap dalam kantong. Kemasan tidak boleh

    dibuka dan baru boleh dibuka pada saat pasien sudah duduk di kursi gig dan siap

    untuk dilakukan perawatan.

  • 2.1.7. Pemantauan Sterilisasi

    Tujuan akhir sterilisasi adalah membunuh seluruh bentuk mikroorganisme.

    Untuk menguji apakah alat-alat yang telah disterilkan itu benar-benar steril, maka

    harus dimonitor. Ada 3 cara untuk memonitor sterilisasi, yaitu :

    1. Pemonitoran biologi

    Pemonitoran ini untuk menguji kelayakan dari alat sterilisasi dan

    kesterilan alat, digunakan indikator biologi. Indikator biologi berupa spora strip

    dan spora tube (botol kecil berisi spora). Caranya dimasukkan dalam kantong atau

    wadah sterilisasi.

    2. Pemonitoran kimia

    Merupakan indikator yang peka terhadap panas terdiri atas, strip kertas

    yang diberikan bahan kimia sehingga dapat berubah warna bila terpajan terhadap

    panas atau uap kimia. Perubahan warna yang terjadi menunjukkan bahwa kondisi

    steril sudah dicapai, tetapi tidak menunjukkan bahwa sterilisasi dari isi ruangan

    sudah diperoleh.

    3. Pemonitoran fisik

    Merupakan proses sterilisasi dengan mengobservasi temperature, tekanan

    dan waktu yang dapat diperlihatkan melalui display yang terdapat pada alat

    sterilisasi.

    2.2. Dokumentasi Sterilisasi Menurut Health Care Purchasing

    Health Care Purchasing News digunakan di Libanon, USA dokumentasi sterilisasi

    sebagai berikut :

    2.2.1. Definisi Dokumentasi

    Dokumen menurut bahasa inggris berasal dari kata document yang

    memiliki arti suatu yang tertulis atau tercetak dan segala benda yang

    mempunyai keterangan-keterangan dipilih untuk di kumpulkan,disusun,di

    sediakan atau untuk disebarkan

    2.2.2 Tujuan Dokumentasi Sterilisasi

    Dokumentasi sterilisasi dibuat untuk mengetahui track record dari

    1. alat-alat yang telah diproses,

    2. prosedur yang digunakan saat proses sterilisasi,

    3. material yang telah disterilisasi

  • 4. hasil dari proses monitoring.

    Pencatatan hasil dari sterilisasi diatas dimaksudkan untuk

    membandingkan antara realitas yang ada dengan standar-standar yang telah

    ditetapkan sebelumnya. Dokumentasi harus dan seharusnya ditulis sesuai

    dengan apa yang telah dilakukan. Dokumentasi sterilisasi dilakukan ketika :

    1) Produk bahan atau peralatan digunakan kembali di fasilitas kesehatan, 2)

    Hambatan yang didapat saat gagalnya proses sterilisasi.

    2.2.3 Identifikasi Produk

    Setiap item atau kemasan harus diberi label yan meliputi :

    1. Tanggal proses dilakukan

    2. Sudah berapa kali instrumen di sterilisasi

    3. Nomor identifikasi sterilisasi berisi label barcode

    4. Label ditempelkan menggunakan penempel label

    Untuk sterilisasi yang menggunakan uap label tidak digunakan. Setelah

    dilakukan sterilisasi, alat atau kemasan diberi label contents sterile unless

    package is opened or damaged. Please check before using.

    Penarikan Produk

    Untuk alat-alat yang dicurigai terjadi kegagalan sterilisasi harus ditarik

    dan dilakukan sterilisasi ulang. Sebelum produk ditarik, harus membuat

    laporan yang didalamnya berisi :

    1. Keadaan yang mendorong permintaan penarikan

    2. Jumlah total dari produk yang masuk kategori penarikan dan presentasi

    resiko jika tidak ditarik

    3. Keadaan yang akan dialami oleh pasien jika berkontak dengan instrumen

    tersebut

    4. Tindakan perbaikan yang dapat diambil untuk mencegah hal tersebut

    terjadi lagi.

  • Siklus sterilisasi uap yang langsung digunakan

    Suhu yang digunakan berkisar antara 132- 1350

    C dan harus langsung

    digunakan, tidak boleh disimpan walaupun daalm kurun waktu yang singkat.

    2.2.4 Monitoring Alat Sterilisasi

    Monitoring alat sterilisasi digunakan untuk membantu memastikan

    kemungkinan atau kegagalan dari proses sterilitas. Monitoring fisik

    diantranya, Indikator kimia internal dan eksternal ( CI ) , indikator biologis

    (BIS) , dan proses perangkat tantangan ( PCDS ) , dapat juga disebut test pack

    atau uji paket . Setiap pemantauan alat memainkan peran yang berbeda dan

    spesifik dalam memantau proses sterilisasi, hasilnya digunakan untuk

    menentukan efektivitas proses sterilisasi . Persyaratan dokumentasi memiliki

    empat elemen penting yang digunakan dalam efektif program jaminan

    sterilitas:

    a. Monitoring efikasi sterilisasi secara rutin

    b. Beban rutin Implant dan Non implant

    c. Pengujian Sterilizer kualifikasi,

    d. pengujian jaminan kualitas produk Periodik

    2.2.1.1.Monitoring efikasi sterilisasi secara rutin

    Ini merupakan pengujian dari semua sterilisasi uap yang dilakukan

    setiap minggu, menggunakan BI PCDs yang tepat , monitoring ini

    bertujuan untuk memastikan efektivitas alat tersebut dalam sterilisasi

    peralatan medis. Selain itu test Bowie - Dick jugga erlu dilakukan setiap

    hari untuk mengevaluasi efektivitas penngeluaran udara dan penetrasi uap .

    Hasil Dokumen semua monitoring efikasi secara rutin.

  • 2.2.1.2.Melepaskan beban rutin

    Alat monitoring sterilisasi berikut digunakan untuk melepaskan beban

    non-implant dan implant :

    beban Non-implant : monitor fisik Sterilizer , dan indikator kimia

    eksternal dan internal . Pemantauan opsional dapat dilakukan dengan PCD

    berisi BI atau BI dan Kelas 5.

    beban Implan : Selain monitor fisik dan indikator kimia , masing-

    masing beban implan harus dipantau dengan PCD. " Beban harus

    dikarantina hingga hasil pengujian BI tersedia ( CDC , 2008) . " Jika

    implan prematur dirilis sebelum hasil BI tersedia , harus didokumentasikan.

    Dengan meninjau printout rekaman siklus sterilisasi , maka dapat

    dilihat apakah sterilisasi diprogram sudah sebenarnya.

    2.2.1.3.Pengujian Kualitas Sterilisasi

    Pengujian Sterilizer kualifikasi kualifikasi harus dilakukan melalui

    kerjasama dengan produsen alat sterilisasi , dan dilakukan setelah :

    Sterilizer instalasi atau relokasi ;

    malfungsi Sterilizer ;

    Sterilizer perbaikan besar ;

    kegagalan proses Sterilisasi ;

    perbaikan Mayor untuk utilitas terhubung ke sterilisasi .

  • Dokumentasi verifikasi ini memberikan bukti bahwa sterilisasi

    berfungsi dengan baik.

    2.2.1.4.Periodik Pengujian jaminan kualitas produk secara periodik

    Indikator proses biologis tantangan untuk pengujian rutin. Oleh karena

    itu, secara rutin diproses harus diuji secara berkala, dan bila ada adalah

    perubahan besar yang dibuat dalam kemasan, membungkus, atau memuat

    konfigurasi.

    2.2.5. Pemeliharaan dan Perbaikan Sterilisasi

    Perbaikan sterilisasi dan pemeliharaannya, catatan harus disimpan

    untuk setiap sterilisasi . pengkontrolan suhu dan kelembaban adalah tanggung

    jawab personil di setiap area kerja

    Maksud dari pengontrol suhu dan kelembapan relatif di area kerja ialah untuk

    meminimalkan pertumbuhan mikroba , meningkatkan kenyamanan karyawan ,

    dan mencegah bahan excessively dry dari dapat mempengaruhi siklus

    sterilisasi .

  • 2.2.6. Alat pembersih Mekanik

    Pemantauan proses pembersihan merupakan elemen penting dari

    jaminan kualitas dan semua hasil harus didokumentasikan

    AORN: alat pembersih mekanik harus diuji sebelum penggunaan awal,

    mingguan, dan perawatan besar.

    AAMI: tes alat pembersih mekanik setelah instalasi, mingguan (sebaiknya

    setiap hari) selama penggunaan rutin, dan setelah perbaikan besar.

    2.2.7. Penyimpanan Dokumentasi

    Dokumentasi didapat dengan penggunaan kertas atau sistem elektronik

    atau kombinasi keduanya. Dengan sistem kertas , amplop dapat digunakan

    untuk menyimpan barang-barang sterilisasi , seperti kaset siklus cetakan dan

    lembar tes Bowie - Dick. Untuk saat ini , dokumentasi elektronik menawarkan

    keuntungan, seperti kemampuan untuk mengakses catatan masa lalu secara

    cepat, karena semua informasi beban di satu lokasi. Sistem pencatatan

    elektronik penyimpanan dapat membantu mengurangi kesalahan manusia.

    2.2.8. Alat Dokumentasi

    Harus memiliki alat yang tepat untuk mendokumentasikan informasi

    yang direkomendasikan sesuai AAMI dan AORN, dan dari produsen produk

    yang digunakan. Setiap orang yang terlibat dalam pengolahan sterilisasi, baik

    di OR dan CS, harus memiliki pengetahuan tentang apa dan bagaimana cara

    untuk merekam.

  • 2.3. Dokumentasi Sterilisasi Menurut The Association for Professionals in Infection

    Control and Epidemiology (APIC)

    Menurut The Association for Professionals in Infection Control and Epidemiology

    (APIC) mengkategorikan checklist proses sterilisasi menjadi 7 bagian :

    1. Fasilitas

    2. Dekontaminasi

    3. Edukasi petugas

    4. Pengemasan

    5. Sterilisasi

    6. Penyimpanan

    7. Kebijakan dan prosedur

    Berikut adalah Form Checklist nya :

  • BAB III

    PEMBAHASAN

    Sterilisasi adalah proses yang menghancurkan semua bentuk kehidupan

    mikroorganisme (Sri, 2012). Sterilisasi peralatan harus dilakukan dengan untuk

    memusnahkan semua bentuk kehidupan mikroorganisme patogen termasuk spora, yang

    mungkin telah ada pada peralatan kedokteran dan perawatan yang dipakai. Sterilisasi

    memastikan bahwa peralatan terbebas dari mikroorganisme. Jika pada peralatan masih

    terdapat pertumbuhan mikroorganisme menandakan proses sterilisasi tidak

    sempurna. Apabila sterilisasi berlangsung sempurna, maka spora bakteri yang merupakan

    sudah luluh, hancur, dan mati.

    Untuk memastikan langkah langkah sterilisasi tersebut berjalan dengan benar, maka

    terbentuklah pedoman pedoman yang harus dipatuhi. Menurut The Association for

    Professionals in Infection Control and Epidemiology (APIC) untuk sterilisasi yang harus di

    checklist bagaimana cara memasukkan dan mengeluarkan alat alat yang perlu atau sudah

    disterilisasi, dokumentasi masing-masing muatan, monitoring sterilisasi, pencaatan

    penyimpanan mengikuti penetapan yang ada di fasilitas pelayanan kesehatan, rekomendasi

    manufaktur yang sudah pasti ada dan untuk diikuti, rekomendasi proses yang dilakukan untuk

    peralatan, implants, manajemen dari petugas, semua barang yang disterilisasi dapat sampai

    kepasien, proses penarikan dan laporan untuk mencegah infeksi, dan panduan sterilisasi.

    Didalam mendokumentasi sterilisasi harus ada hal hal sebagai berikut :

    a. Idetifikasi sterilisasi

    b. Tipe Sterilisasi yang dipakai

    c. Berapa kali peralatan tersebut telah di sterilisasi

    d. Banyaknya peralatan yag disterilisasi

    e. Nama operator

    f. Hasil dari monitoring proses sterilisasi

    Identifikasi sterilisasi digunakan untuk membantu memastikan kemungkinan atau

    kegagalan dari proses sterilitasasi. Setiap peralatan kedokteran berbeda-beda dalam

    penangananya, sehingga di dalam pendokumentasiann sterilisasi perlu adanya checklist tipe

    sterilisasi, agar tepat dan efektif penanganan setiap alat. Sebagai contoh penanganan

  • sterilisasi kaca mulut berbeda penangananya sterilisasi meja. Pemantauan berapa kali

    peralatan tersebut sudah disterilisasi juga perlu dilakukan untuk membatasi pemakaian

    peralatan tersebut. Jumlah ditentukan oleh bahan dari peralatan tersebut dan sudah ditetapkan

    oleh pabrik pembuatnya.

    Banyaknya peralatan yang akan disterilisasi perlu dilakukan, dengan cara membatasi

    banyaknya alat yang akan di sterilisasi agar dalam semua peralatan merata tersterilisasi. Perlu

    juga dicantumkan nama operator guna bertanggung jawab dalam proses sterilisasi yang telah

    dilakukannya. Hasil dari monitoring proses sterilisasi diperlukan untuk memantau dan

    mengkontrol kualitas dan membandingan antara realitas yang ada dengan standar yang

    seharusnya.

    Oleh karena itu, secara lebih spesifik dengan adanya panduan yang telah dan hal hal

    tersebut harus dicapai, petugas kesehatan akan berusaha untuk mengikuti standar standar

    yang ada mampu meminimalkan potensi terpaparnya infeksi.

  • BAB IV

    KESIMPULAN

    4.1.Kesimpulan

    Dari apa yang telah dipaparkan diatas, dapat disimpulkan bahwa :

    1. Sterilisasi adalah proses yang menghancurkan semua bentuk kehidupan

    mikroorganisme. Ada 3 macam proses sterilisasi yang digunakan dalam

    kedokteran gigi yaitu:

    Sterilisasi panas, contoh : autoklaf, pemanasan kering, chemiclave

    Sterilisasi gas, contoh : gas oksida etilen

    Sterilisasi dengan cairan kimia, contoh : larutan glutaraldehid 2%

    2. Langkah perlu dilakukan saat sterilisasi adalah penanganan instrumen sebelum

    sterilisasi, menyimpan instrumen kotor, membersihkan instrumen, pengemasan

    instrumen, penyimpanan instrumen, pemantauan sterilisasi.

    3. Dokumentasi sterilisasi menurut Health Care Purchasing adalah suatu yang tertulis

    atau tercetak dan segala benda yang mempunyai keterangan-keterangan dipilih

    untuk di kumpulkan,disusun,di sediakan atau untuk disebarkan guna mengetahui

    untuk mengetahui track record dari

    a. alat-alat yang telah diproses,

    b. prosedur yang digunakan saat proses sterilisasi,

    c. material yang telah disterilisasi

    d. hasil dari proses monitoring.

    4. Dokumentasi sterilisasi dilakukan ketika : 1) Produk bahan atau peralatan

    digunakan kembali di fasilitas kesehatan, 2) Hambatan yang didapat saat gagalnya

    proses sterilisasi.

    4.2. Saran

    Saran yang dapat penulis berikan agar sterilisasi dilakukan secara baik dan

    sempurna untuk menjamin keselamatan kerja dan berkurangnya resiko terpapar

    mikroorganisme dan mencegah ataupun mengendalikan infeksi. Serta memahami

    tentang ha-hal yang perlu di dokumentasikan saat sterilisasi. Semoga pada makalah

    berikutnya menjadi lebih baik lagi.

  • DAFTAR PUSTAKA

    Larson, Dorothy ., 2012. The right documentation! An examination of sterilization record

    keeping, Health Care Purchasing News,April 2012

    Mulyanti, Sri., Megananda, H Putri., 2011, Pengendalian Infeksi Silang di Klinik Gigi, EGC,

    Jakarta.

    Spaulding, E.,. 1939, Chemical sterilization of surgical instcuments. Surg Gynecol Ohstet

    1939:69:738-744

    Tietjen, Linda., Debora, Bossemeyer., dan Noel, McIntosh., 2004, Panduan Pencegahan

    Infeksi untuk Fasilitas Pelayanan Kesehatan dengan Sumber Daya Terbatas, Yayasan

    Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo, Jakarta