Upload
diding-doodlebob
View
104
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Proses sterilisasi dapat dipengaruhi oleh kotoran yang menumpuk seperti darah atau saliva. Persyaratan awal untuk penanganan instrumen mencakup pembersihan menyeluruh dengan menghilangkan semua bahan organik yang terkumpul (dekontaminasi). Instrumen yang telah terkontaminasi harus ditangani secara hati-hati terutama untuk alat-alat yang tajam. Hal ini bertujuan untuk menghindari terjadinya infeksi silang seperti tertusuknya luka akibat alat yang tajam.
Citation preview
MAKALAH
PROSEDUR PENGENDALIAN INFEKSI
Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Pengendalian Infeksi
Disusun Oleh :
KELOMPOK 1
1. Damairia Hayu 08685
2. Chatarina Indah P. 09116
3. Tirza Ester Longkutoy 09132
4. Plati Laras Makarti 09159
5. Diding Pauji 09155
6. Nurul Setyo W. 09145
7. Bernike Afianita D. 09162
8. Mahardika Dyah K. 09167
9. Triyani 09170
10. Ferri Dwi Nurcahyo 09182
11. Rekrian Panji Putra 09186
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN GIGI
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2013
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .... i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang . 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Sterilisasi
2.1.1. Definisi Sterilisasi 2
2.1.2. Penanganan Instrumen Sebelum Sterilisasi.... 2
2.1.3. Menyimpan Instrumen Kotor.. 2
2.1.4. Membersihkan Instrumen... 2
2.1.5. Pengemasan Instrumen... 3
2.1.6. Penyimpanan Instrumen.. 3
2.1.7. Pemantauan Sterilisasi.... 4
2.2. Dokumentasi Sterilisasi Health Care Purchasing
2.2.1. Definisi Dokumentasi .... 4
2.2.2. Tujuan Dokumentasi Sterilisasi ..... 4
2.2.3. Identifikasi Produk .... 5
2.2.4. Monitoring Alat Sterilisasi...... 6
2.2.5. Pemeliharaan dan Perbaikan Sterilisasi ..... 8
2.2.6. Penyimpanan Dokumentasi.... 9
2.2.7. Alat Dokumentasi...... 9
2.3. Dokumentasi Sterilisasi The Association for Professionals in Infection
Control and Epidemiology (APIC). ............ 10
BAB III PEMBAHASAN.. . 14
BAB IV KESIMPULAN
4.1.Kesimpulan ..... 16
4.2. Saran. 16
DAFTAR PUSTAKA.. 17
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus
diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonenesia di dalam Undang-undang RI Nomor
36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. Masyarakat yang menerima pelayanan kesehatan, baik
dirumah maupun dirumah sakit atau klinik,dihadapkan pada risiko terinfeksi karena daya
tahan yang menurun terhadap mikroorganisme infeksius. Adanya potensi terpaparnya infeksi
yang begitu besar maka perlu adanya cara yang bertujuan untuk melindungi klien dari
penularan penyakit di sarana kesehatan dengan menekankan pentingnya langkah pencegahan
yang memadai.
Sterilisasi merupakan tahapan penting yang harus dilakukan untuk menekan angka
penularan infeksi tersebut. Sterilisasi harus dilakukan untuk alat-alat, sarung tangan bedah,
dan alat lain yang kontak langsung dengan aliran darah atau jaringan normal steril
(Spaulding, 1939). Adanya pertumbuhan mikroorganisme merupakan bukti bahwa
pertumbuhan bakteri masih berlangsung dan tidak sempurnanya proses sterilisasi. Jika
sterilisasi berlangsung sempurna, maka spora bakteri yang merupakan bentuk paling resisten
dari kehidupan mikroba, akan diluluhkan (Cappuccino, 1983).
Maka perlu adanya monitoring sterilisasi yang digunakan untuk memastikan alat - alat
strerilisasi yang digunakan masih layak atau tidak untuk dipakai saat proses sterilisasi. Agar
alat alat yang telah tersterilisasi benar benar terbebas dari mikoorganisme. Selain itu harus
ada standar di ditetapkan yang menjadi pedoman yang telah dibuat oleh instansi terkait,
dimana di setiap negara itu berbeda beda.
Setiap langkah procedural seperti alat-alat apa yang di proses, prosedur yang digunakan
saat proses yang dilakukan, dokumentasi dari material yang telah disterilisasi dan juga hasil
dari proses monitoring sterilisasi harus didokumentasikan, dimana dokumentasi tersebut
bertujuan untuk memantau. Hasil dari pencatatan sterilisasi tersebut digunakan untuk
pembandingan antara realitas yang ada dengan standar yang seharusnya.
Oleh karena itu, secara lebih spesifik diperlukan pengetahuan mendasar tentang
pemahaman prinsip-prinsip dasar pencegahan infeksi, monitoring strerilisasi dan konsep-
konsep lain. Dengan cara mempraktikan teknik pencegahan dan penembalian infeksi perawat
dapat menghindarkan penyebaran mikroorganisme terhadap klien.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Sterilisasi
2.1.1 Definisi Sterilisasi
Sterilisasi adalah proses yang menghancurkan semua bentuk kehidupan
mikroorganisme ( Sri, 2012) Tujuan sterilisasi yaitu untuk memusnahkan semua bentuk
kehidupan mikroorganisme patogen termasuk spora, yang mungkin telah ada pada
peralatan kedokteran dan perawatan yang dipakai. Hal yang perlu dipertimbangkan
dalam memilih metode sterilisasi yaitu sifat bahan yang akan disterilkan. Ada 3 macam
proses sterilisasi yang digunakan dalam kedokteran gigi yaitu:
1. Sterilisasi panas, contoh : autoklaf, pemanasan kering, chemiclave
2. Sterilisasi gas, contoh : gas oksida etilen
3. Sterilisasi dengan cairan kimia, contoh : larutan glutaraldehid 2%
2.1.2. Penanganan Instrumen Sebelum Sterilisasi
Proses sterilisasi dapat dipengaruhi oleh kotoran yang menumpuk seperti
darah atau saliva. Persyaratan awal untuk penanganan instrumen mencakup
pembersihan menyeluruh dengan menghilangkan semua bahan organik yang
terkumpul (dekontaminasi). Instrumen yang telah terkontaminasi harus ditangani
secara hati-hati terutama untuk alat-alat yang tajam. Hal ini bertujuan untuk
menghindari terjadinya infeksi silang seperti tertusuknya luka akibat alat yang tajam.
2.1.3. Menyimpan Instrumen Kotor
Instrumen yang telah digunakan diletakkan pada tempat yang berisi larutan
desinfektan, biasanya larutan klorin 0,5. Ini bertujuan untuk mencegah mengeringnya
saliva dan darah yang menempel pada instrumen dan mengurangi jumlah
mikroorganisme.
2.1.4. Membersihkan Instrumen
Merupakan tahap yang penting sebelum melakukan sterilisasi atau desinfeksi.
Pembersihan instrumen bertujuan untuk mengurangi jumlah mikroorganisme dan
menghilangkan darah, saliva dan material-material lainnya. Ada 3 macam metode
atau alat untuk membersihkan instrumen :
a. Pembersihan instrumen dengan alat ultrasonik
Pembersihan ultrasonik lebih efisien untuk membersihkan bahan organik
dari peralatan dibandingkan dengan penyikatan instrumen secara manual, hal ini
terjadi karena pembersihan ultrasonik lebih dapat langsung mengurangi
kontaminan pada instrumen.
b. Pembersihan instrumen secara manual
Pembersihan instrumen secara manual dilakukan dengan cara penyikatan
dengan menggunakan tangan. Penyikatan instrumen merupakan metode yang
efektif untuk menghilangkan debris dan kotoran dari permukaan alat.
c. Pembersihan instrumen dengan mesin pencuci alat
Merupakan mesin otomatis yang membersihkan dan mencuci instrumen
sekaligus dapat mendesinfeksi alat-alat yang kotor.
2.1.5. Pengemasan Instrumen
Bertujuan untuk memudahkan pengambilan alat sesuai dengan kebutuhan dan
untuk mempertahankan agar instrumen tetap terjaga kesterilannya. Instrumen yang
akan disterilkan dapat dikemas atau disimpan dalam kantong, tas dan baki instrumen
(cassettes).
2.1.6. Penyimpanan Instrumen
Kriteria tempat penyimpanan instrumen :
1. Kering, tertutup, tidak ada debu dan terlindung dari sumber kontaminasi
2. Jauh dari tempat cuci dan saluran pembuangan
3. Berjarak beberapa meter dari langit langit, lantai dan dinding. Hal ini bertujuan
untuk mencegah keadaan lembab dari tempat penyimpanan, percikan air, atau
bahan pembersih lantai
4. Dijauhkan dari sumber panas karena dapat menyebabkan bahan kemasan menjadi
rapuh dan mudah robek.
Penyimpan instrumen steril harus tetap dalam kantong. Kemasan tidak boleh
dibuka dan baru boleh dibuka pada saat pasien sudah duduk di kursi gig dan siap
untuk dilakukan perawatan.
2.1.7. Pemantauan Sterilisasi
Tujuan akhir sterilisasi adalah membunuh seluruh bentuk mikroorganisme.
Untuk menguji apakah alat-alat yang telah disterilkan itu benar-benar steril, maka
harus dimonitor. Ada 3 cara untuk memonitor sterilisasi, yaitu :
1. Pemonitoran biologi
Pemonitoran ini untuk menguji kelayakan dari alat sterilisasi dan
kesterilan alat, digunakan indikator biologi. Indikator biologi berupa spora strip
dan spora tube (botol kecil berisi spora). Caranya dimasukkan dalam kantong atau
wadah sterilisasi.
2. Pemonitoran kimia
Merupakan indikator yang peka terhadap panas terdiri atas, strip kertas
yang diberikan bahan kimia sehingga dapat berubah warna bila terpajan terhadap
panas atau uap kimia. Perubahan warna yang terjadi menunjukkan bahwa kondisi
steril sudah dicapai, tetapi tidak menunjukkan bahwa sterilisasi dari isi ruangan
sudah diperoleh.
3. Pemonitoran fisik
Merupakan proses sterilisasi dengan mengobservasi temperature, tekanan
dan waktu yang dapat diperlihatkan melalui display yang terdapat pada alat
sterilisasi.
2.2. Dokumentasi Sterilisasi Menurut Health Care Purchasing
Health Care Purchasing News digunakan di Libanon, USA dokumentasi sterilisasi
sebagai berikut :
2.2.1. Definisi Dokumentasi
Dokumen menurut bahasa inggris berasal dari kata document yang
memiliki arti suatu yang tertulis atau tercetak dan segala benda yang
mempunyai keterangan-keterangan dipilih untuk di kumpulkan,disusun,di
sediakan atau untuk disebarkan
2.2.2 Tujuan Dokumentasi Sterilisasi
Dokumentasi sterilisasi dibuat untuk mengetahui track record dari
1. alat-alat yang telah diproses,
2. prosedur yang digunakan saat proses sterilisasi,
3. material yang telah disterilisasi
4. hasil dari proses monitoring.
Pencatatan hasil dari sterilisasi diatas dimaksudkan untuk
membandingkan antara realitas yang ada dengan standar-standar yang telah
ditetapkan sebelumnya. Dokumentasi harus dan seharusnya ditulis sesuai
dengan apa yang telah dilakukan. Dokumentasi sterilisasi dilakukan ketika :
1) Produk bahan atau peralatan digunakan kembali di fasilitas kesehatan, 2)
Hambatan yang didapat saat gagalnya proses sterilisasi.
2.2.3 Identifikasi Produk
Setiap item atau kemasan harus diberi label yan meliputi :
1. Tanggal proses dilakukan
2. Sudah berapa kali instrumen di sterilisasi
3. Nomor identifikasi sterilisasi berisi label barcode
4. Label ditempelkan menggunakan penempel label
Untuk sterilisasi yang menggunakan uap label tidak digunakan. Setelah
dilakukan sterilisasi, alat atau kemasan diberi label contents sterile unless
package is opened or damaged. Please check before using.
Penarikan Produk
Untuk alat-alat yang dicurigai terjadi kegagalan sterilisasi harus ditarik
dan dilakukan sterilisasi ulang. Sebelum produk ditarik, harus membuat
laporan yang didalamnya berisi :
1. Keadaan yang mendorong permintaan penarikan
2. Jumlah total dari produk yang masuk kategori penarikan dan presentasi
resiko jika tidak ditarik
3. Keadaan yang akan dialami oleh pasien jika berkontak dengan instrumen
tersebut
4. Tindakan perbaikan yang dapat diambil untuk mencegah hal tersebut
terjadi lagi.
Siklus sterilisasi uap yang langsung digunakan
Suhu yang digunakan berkisar antara 132- 1350
C dan harus langsung
digunakan, tidak boleh disimpan walaupun daalm kurun waktu yang singkat.
2.2.4 Monitoring Alat Sterilisasi
Monitoring alat sterilisasi digunakan untuk membantu memastikan
kemungkinan atau kegagalan dari proses sterilitas. Monitoring fisik
diantranya, Indikator kimia internal dan eksternal ( CI ) , indikator biologis
(BIS) , dan proses perangkat tantangan ( PCDS ) , dapat juga disebut test pack
atau uji paket . Setiap pemantauan alat memainkan peran yang berbeda dan
spesifik dalam memantau proses sterilisasi, hasilnya digunakan untuk
menentukan efektivitas proses sterilisasi . Persyaratan dokumentasi memiliki
empat elemen penting yang digunakan dalam efektif program jaminan
sterilitas:
a. Monitoring efikasi sterilisasi secara rutin
b. Beban rutin Implant dan Non implant
c. Pengujian Sterilizer kualifikasi,
d. pengujian jaminan kualitas produk Periodik
2.2.1.1.Monitoring efikasi sterilisasi secara rutin
Ini merupakan pengujian dari semua sterilisasi uap yang dilakukan
setiap minggu, menggunakan BI PCDs yang tepat , monitoring ini
bertujuan untuk memastikan efektivitas alat tersebut dalam sterilisasi
peralatan medis. Selain itu test Bowie - Dick jugga erlu dilakukan setiap
hari untuk mengevaluasi efektivitas penngeluaran udara dan penetrasi uap .
Hasil Dokumen semua monitoring efikasi secara rutin.
2.2.1.2.Melepaskan beban rutin
Alat monitoring sterilisasi berikut digunakan untuk melepaskan beban
non-implant dan implant :
beban Non-implant : monitor fisik Sterilizer , dan indikator kimia
eksternal dan internal . Pemantauan opsional dapat dilakukan dengan PCD
berisi BI atau BI dan Kelas 5.
beban Implan : Selain monitor fisik dan indikator kimia , masing-
masing beban implan harus dipantau dengan PCD. " Beban harus
dikarantina hingga hasil pengujian BI tersedia ( CDC , 2008) . " Jika
implan prematur dirilis sebelum hasil BI tersedia , harus didokumentasikan.
Dengan meninjau printout rekaman siklus sterilisasi , maka dapat
dilihat apakah sterilisasi diprogram sudah sebenarnya.
2.2.1.3.Pengujian Kualitas Sterilisasi
Pengujian Sterilizer kualifikasi kualifikasi harus dilakukan melalui
kerjasama dengan produsen alat sterilisasi , dan dilakukan setelah :
Sterilizer instalasi atau relokasi ;
malfungsi Sterilizer ;
Sterilizer perbaikan besar ;
kegagalan proses Sterilisasi ;
perbaikan Mayor untuk utilitas terhubung ke sterilisasi .
Dokumentasi verifikasi ini memberikan bukti bahwa sterilisasi
berfungsi dengan baik.
2.2.1.4.Periodik Pengujian jaminan kualitas produk secara periodik
Indikator proses biologis tantangan untuk pengujian rutin. Oleh karena
itu, secara rutin diproses harus diuji secara berkala, dan bila ada adalah
perubahan besar yang dibuat dalam kemasan, membungkus, atau memuat
konfigurasi.
2.2.5. Pemeliharaan dan Perbaikan Sterilisasi
Perbaikan sterilisasi dan pemeliharaannya, catatan harus disimpan
untuk setiap sterilisasi . pengkontrolan suhu dan kelembaban adalah tanggung
jawab personil di setiap area kerja
Maksud dari pengontrol suhu dan kelembapan relatif di area kerja ialah untuk
meminimalkan pertumbuhan mikroba , meningkatkan kenyamanan karyawan ,
dan mencegah bahan excessively dry dari dapat mempengaruhi siklus
sterilisasi .
2.2.6. Alat pembersih Mekanik
Pemantauan proses pembersihan merupakan elemen penting dari
jaminan kualitas dan semua hasil harus didokumentasikan
AORN: alat pembersih mekanik harus diuji sebelum penggunaan awal,
mingguan, dan perawatan besar.
AAMI: tes alat pembersih mekanik setelah instalasi, mingguan (sebaiknya
setiap hari) selama penggunaan rutin, dan setelah perbaikan besar.
2.2.7. Penyimpanan Dokumentasi
Dokumentasi didapat dengan penggunaan kertas atau sistem elektronik
atau kombinasi keduanya. Dengan sistem kertas , amplop dapat digunakan
untuk menyimpan barang-barang sterilisasi , seperti kaset siklus cetakan dan
lembar tes Bowie - Dick. Untuk saat ini , dokumentasi elektronik menawarkan
keuntungan, seperti kemampuan untuk mengakses catatan masa lalu secara
cepat, karena semua informasi beban di satu lokasi. Sistem pencatatan
elektronik penyimpanan dapat membantu mengurangi kesalahan manusia.
2.2.8. Alat Dokumentasi
Harus memiliki alat yang tepat untuk mendokumentasikan informasi
yang direkomendasikan sesuai AAMI dan AORN, dan dari produsen produk
yang digunakan. Setiap orang yang terlibat dalam pengolahan sterilisasi, baik
di OR dan CS, harus memiliki pengetahuan tentang apa dan bagaimana cara
untuk merekam.
2.3. Dokumentasi Sterilisasi Menurut The Association for Professionals in Infection
Control and Epidemiology (APIC)
Menurut The Association for Professionals in Infection Control and Epidemiology
(APIC) mengkategorikan checklist proses sterilisasi menjadi 7 bagian :
1. Fasilitas
2. Dekontaminasi
3. Edukasi petugas
4. Pengemasan
5. Sterilisasi
6. Penyimpanan
7. Kebijakan dan prosedur
Berikut adalah Form Checklist nya :
BAB III
PEMBAHASAN
Sterilisasi adalah proses yang menghancurkan semua bentuk kehidupan
mikroorganisme (Sri, 2012). Sterilisasi peralatan harus dilakukan dengan untuk
memusnahkan semua bentuk kehidupan mikroorganisme patogen termasuk spora, yang
mungkin telah ada pada peralatan kedokteran dan perawatan yang dipakai. Sterilisasi
memastikan bahwa peralatan terbebas dari mikroorganisme. Jika pada peralatan masih
terdapat pertumbuhan mikroorganisme menandakan proses sterilisasi tidak
sempurna. Apabila sterilisasi berlangsung sempurna, maka spora bakteri yang merupakan
sudah luluh, hancur, dan mati.
Untuk memastikan langkah langkah sterilisasi tersebut berjalan dengan benar, maka
terbentuklah pedoman pedoman yang harus dipatuhi. Menurut The Association for
Professionals in Infection Control and Epidemiology (APIC) untuk sterilisasi yang harus di
checklist bagaimana cara memasukkan dan mengeluarkan alat alat yang perlu atau sudah
disterilisasi, dokumentasi masing-masing muatan, monitoring sterilisasi, pencaatan
penyimpanan mengikuti penetapan yang ada di fasilitas pelayanan kesehatan, rekomendasi
manufaktur yang sudah pasti ada dan untuk diikuti, rekomendasi proses yang dilakukan untuk
peralatan, implants, manajemen dari petugas, semua barang yang disterilisasi dapat sampai
kepasien, proses penarikan dan laporan untuk mencegah infeksi, dan panduan sterilisasi.
Didalam mendokumentasi sterilisasi harus ada hal hal sebagai berikut :
a. Idetifikasi sterilisasi
b. Tipe Sterilisasi yang dipakai
c. Berapa kali peralatan tersebut telah di sterilisasi
d. Banyaknya peralatan yag disterilisasi
e. Nama operator
f. Hasil dari monitoring proses sterilisasi
Identifikasi sterilisasi digunakan untuk membantu memastikan kemungkinan atau
kegagalan dari proses sterilitasasi. Setiap peralatan kedokteran berbeda-beda dalam
penangananya, sehingga di dalam pendokumentasiann sterilisasi perlu adanya checklist tipe
sterilisasi, agar tepat dan efektif penanganan setiap alat. Sebagai contoh penanganan
sterilisasi kaca mulut berbeda penangananya sterilisasi meja. Pemantauan berapa kali
peralatan tersebut sudah disterilisasi juga perlu dilakukan untuk membatasi pemakaian
peralatan tersebut. Jumlah ditentukan oleh bahan dari peralatan tersebut dan sudah ditetapkan
oleh pabrik pembuatnya.
Banyaknya peralatan yang akan disterilisasi perlu dilakukan, dengan cara membatasi
banyaknya alat yang akan di sterilisasi agar dalam semua peralatan merata tersterilisasi. Perlu
juga dicantumkan nama operator guna bertanggung jawab dalam proses sterilisasi yang telah
dilakukannya. Hasil dari monitoring proses sterilisasi diperlukan untuk memantau dan
mengkontrol kualitas dan membandingan antara realitas yang ada dengan standar yang
seharusnya.
Oleh karena itu, secara lebih spesifik dengan adanya panduan yang telah dan hal hal
tersebut harus dicapai, petugas kesehatan akan berusaha untuk mengikuti standar standar
yang ada mampu meminimalkan potensi terpaparnya infeksi.
BAB IV
KESIMPULAN
4.1.Kesimpulan
Dari apa yang telah dipaparkan diatas, dapat disimpulkan bahwa :
1. Sterilisasi adalah proses yang menghancurkan semua bentuk kehidupan
mikroorganisme. Ada 3 macam proses sterilisasi yang digunakan dalam
kedokteran gigi yaitu:
Sterilisasi panas, contoh : autoklaf, pemanasan kering, chemiclave
Sterilisasi gas, contoh : gas oksida etilen
Sterilisasi dengan cairan kimia, contoh : larutan glutaraldehid 2%
2. Langkah perlu dilakukan saat sterilisasi adalah penanganan instrumen sebelum
sterilisasi, menyimpan instrumen kotor, membersihkan instrumen, pengemasan
instrumen, penyimpanan instrumen, pemantauan sterilisasi.
3. Dokumentasi sterilisasi menurut Health Care Purchasing adalah suatu yang tertulis
atau tercetak dan segala benda yang mempunyai keterangan-keterangan dipilih
untuk di kumpulkan,disusun,di sediakan atau untuk disebarkan guna mengetahui
untuk mengetahui track record dari
a. alat-alat yang telah diproses,
b. prosedur yang digunakan saat proses sterilisasi,
c. material yang telah disterilisasi
d. hasil dari proses monitoring.
4. Dokumentasi sterilisasi dilakukan ketika : 1) Produk bahan atau peralatan
digunakan kembali di fasilitas kesehatan, 2) Hambatan yang didapat saat gagalnya
proses sterilisasi.
4.2. Saran
Saran yang dapat penulis berikan agar sterilisasi dilakukan secara baik dan
sempurna untuk menjamin keselamatan kerja dan berkurangnya resiko terpapar
mikroorganisme dan mencegah ataupun mengendalikan infeksi. Serta memahami
tentang ha-hal yang perlu di dokumentasikan saat sterilisasi. Semoga pada makalah
berikutnya menjadi lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Larson, Dorothy ., 2012. The right documentation! An examination of sterilization record
keeping, Health Care Purchasing News,April 2012
Mulyanti, Sri., Megananda, H Putri., 2011, Pengendalian Infeksi Silang di Klinik Gigi, EGC,
Jakarta.
Spaulding, E.,. 1939, Chemical sterilization of surgical instcuments. Surg Gynecol Ohstet
1939:69:738-744
Tietjen, Linda., Debora, Bossemeyer., dan Noel, McIntosh., 2004, Panduan Pencegahan
Infeksi untuk Fasilitas Pelayanan Kesehatan dengan Sumber Daya Terbatas, Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo, Jakarta