Upload
nonkq-frederic
View
3.101
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
Askep Pada Lansia Dengan Gangguan Kardiovaskuler
Kelompok 1
Nama Kelompok :
Achmad Rifaie
Dian Adi Saputra
Indra Agus Seftiawan
Rini
Yohanes Dedio Y
BATASAN LANSIA
1. Menurut WHOusia lanjut : 60 – 70 thusia tua : 75 – 89 thusia sangat lanjut : > 90 th
2. Depkes RIMenjelang Usia lanjut : 45 – 54 th (masa Virilitas)Usia lanjut : 55 – 64 th (masa Presenium)Usia Lanjut : > 65 th (masa Senium)
Lingkup askep Gerontik meliputi
1. Pencegahan terhadap ketidakmampuan akibat proses penuaan
2. Perawatan yg ditujukan untuk memenuhi kebutuhan akibat proses penuaan
3. Pemulihan ditujukan untuk upaya mengatasi keterbatasan akibat proses penuaan
Perubahan Anatomi dan Fisiologis pada Kardiovaskuler
1. Perubahan Anatomi Kardiovaskuler
a. Jantung: Elastisitas dinding aorta menurun dengan bertambahnya usia. Perubahan ini terjadi akibat adanya perubahan pada dinding media aorta dan bukan merupakan akibat dari perubahan intima karena aterosklerosis.
b. Pembuluh Darah Otak :
Otak mendapat suplai darah utama dari Arteria Karotis Interna dan a.vertebralis. Pembentukan plak ateroma sering dijumpai didaerah bifurkatio khususnya pada pangkal arteri karotis interna, Sirkulus willisii dapat pula terganggu dengan adanya plak ateroma juga arteri-arteri kecil mengalami perubahan ateromatus termasuk fibrosis tunika media hialinisasi dan kalsifikasi. Walaupun berat otak hanya 2% dari berat badan tetapi mengkomsumsi 20% dari total kebutuhan oksigen komsumsion. Aliran darah serebral pada orang dewasa kurang lebih 50cc/100gm/menit pada usia lanjut menurun menjadi 30cc/100gm/menit.
lanjutan
C. Pembuluh Darah Perifer
Arterosclerosis yang berat akan menyebabkan penyumbatan arteria perifer yang menyebabkan pasokan darah ke otot-otot tungkai bawah menurun hal ini menyebabkan iskemia jaringan otot yang menyebabkan keluhan kladikasio.
Perubahan Fisiologis Kardiovaskuler
Perubahan-perubahan yang terjadi pada Jantung:
1. Pada miokardium terjadi brown atrophy disertai akumulasi lipofusin (aging pigment) pada serat-serat miokardium
2. Terdapat fibrosis dan kalsifikasi dari jaringan fibrosa yang menjadi rangka dari jantung
3. Terdapat penurunan daya kerja dari nodus sino-atrial yang merupakan pengatur irama jantung
4. Terjadi penebalan dari dinding jantung, terutama pada ventrikel kiri
5. Terjadi iskemia subendokardial dan fibrosis jaringan interstisial. Hal ini disebabkan karena menurunnya perfusi jaringan akibat tekanan diastolik menurun.
Perubahan-perubahan yang terjadi pada Pembuluh darah
1. Hilangnya elastisitas dari aorta dan arteri-arteri besar lainnya
2. Menurunnya respons jantung terhadap stimulasi reseptor ß-adrenergik.
3. Dinding kapiler menebal sehingga pertukaran nutrisi dan pembuangan melambat
Perubahan-perubahan yang terjadi pada Darah
1. Terdapat penurunan dari Total Body Water sehingga volume darah pun menurun.
2. Jumlah Sel Darah Merah (Hemoglobin dan Hematokrit) menurun. Juga terjadi penurunan jumlah Leukosit yang sangat penting untuk menjaga imunitas tubuh
Penyakit Kardiovaskuler yang sering terjadi pada lansia
1. Hipertensi
2. Penyakit jantung koroner
3. Disritmia
4. Penyakit Vaskular Perifer
5. Penyakit Katup Jantung
Penatalaksanaan
Pencegahan Primer
• Mengurangi Merokok
• Hiperlipidemia
• Diabetes mellitus dan Obesitas
• Gaya Hidup Monoton
• Hipertensi
• Kondisi setelah menopause
Pencegahan sekunder
Riwayat dan Pengkajian Fisik
Pengkajian fisik yang menunjukkan indikasi adanya masalah sistem kardiovaskular adalah perfusi organ akhir yang buruk
Penatalaksanaan Keperawatan : Mengurangi Beban Kerja Jantung
Menyeimbangkan istirahat dan aktivitas dapat membantu mempertahankan tonus otot dan penggunaan oksigen secara efisien, yang dapat menurunkan kebutuhan jaringan terhadap darah yang mengandung oksigen
Peningkatan Fungsi
Fungsi jantung yang efektif memerlukan keseimbangan yang baik antara kontraktilitas serta kecepatan dan irama yang teratur.
Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan utama yang dihubungkan dengan sistem kardiovaskular adalah penurunan curah jantung
KH :
1. Kecepatan dan irama jantung teratur
2. Tanda-tanda vital berada dalam batas normal
3. Suara paru bersih
4. Denyut nadi perifer teraba
5. Pengisian kapiler cepat
6. Kesadaran dan orientasi terhadap lingkungan sekitarnya
7. Tidak ada edema
8. Nilai-nilai laboratorium normal
9. Haluaran urin sebanding asupan cairan (dikurangi kehilangan cairan yang tidak dirasakan)
10. Tidak ada nyeri dada atau dispnea pada aktifitas minimal
Intervensi
Kaji secara teratur bukti-bukti untuk mengetahui hasil yang diharapkan :
1.Seimbangkan istirahat dan aktivitas
2.Dukung klien untuk melakukan AKS sesuai kemampuan (bantu klien sesuai kebutuhan)
3.Pantau respons terhadap program latihan awal dan lanjutan
4.Berikan oksigen tambahan (jika diperlukan
lanjutan
5. Kurangi ansietas dengan cara:
a) Gunakan dengan pendekatan dengan tenang dan meyakinkan
b)Berikan informasi ketika klien menunjukan kesiapannya
c)Hilangkan nyeri secepatnya
d)Gunakan sentuhan dan kontak mata
e)Berikan tindakan-tindakan yang memberikan rasa nyaman
Lanjutan
6. Pertahankan sirkulasi volume darah yang adekuat dengan cara :
a)Atur asupan cairan.
b)Batasi asupan natrium (jika diperlukan)
c)Tinggikan kaki dan tungkai bawah ketika duduk
d)Gunakan kaus kaki penekan tirang baring
e)Pastikan asupan nutrisi memadai.