10
Kelompok 2 (reg b): 1. Yuliana (I22112002) 2. Wahid Hasyim A. (I22112019) 3. Nabella Desiriani (I22112026) 4. Uswatun Hasanah Dini (I22112042) VAKSIN BORDETELLA PERTUSSIS

Kel 2 Bordetella Pertussis B

Embed Size (px)

DESCRIPTION

bordetella pertussis

Citation preview

Page 1: Kel 2 Bordetella Pertussis B

Kelompok 2 (reg b):

1. Yuliana (I22112002)

2. Wahid Hasyim A. (I22112019)

3. Nabella Desiriani (I22112026)

4. Uswatun Hasanah Dini (I22112042)

VAKSIN BORDETELLA PERTUSSIS

Page 2: Kel 2 Bordetella Pertussis B

Pendahuluan

Biasanya dikenal dengan

batuk rejan, whooping

cough, tussis quinta, violent cough, batuk seratus hari

Merupakan penyakit infeksi

akut yang menyerang saluran pernapasan yang disebabkan oleh

Bordetella pertusis, bakteri Gram-

negatif berbentuk kokobasilus

Organisme ini menghasilkan toksin yang merusak epitel

saluran pernapasan dan memberikan efek sistemik

berupa sindrom yang terdiri dari batuk yang spasmodik

dan paroxysmal disertai nada mengi karena pasien

berupaya keras untuk menarik napas, sehingga pada akhir batuk disertai bunyi yang

khas.

Page 3: Kel 2 Bordetella Pertussis B

cONTENT

Bakteri yang menyebabkan pertussis

Pertussis atau batuk rejan

Page 4: Kel 2 Bordetella Pertussis B

Jenis – Jenis Vaksin Bordetella Pertussis

Whole Cell

• Mengandung seluruh komponen bakteri bordetella pertusis yang mungkin bersifat alergen terhadap sistem imunologi tubuh

• Adjuvant yang digunakan pada tipe vaksin ini adalah garam aluminium dan biasanya dikombinasikan dengan vaksin difteri dan tetanus (DTP / Diphtheria, Tetanus and Pertussis)

Acelluler

• Vaksin aselular terbuat dari antigen dimurnikan dari Bordetella pertussis seperti toksin pertussis yang tidak aktif atau dalam kombinasi dengan komponen pertussis lainnya .

• Komponen pertussis yang digunakan adalah aglutinin berserabut, pertactin, fimbriae.

Page 5: Kel 2 Bordetella Pertussis B

Vaksin bordetella pertussis whole cell

Vaksin ini dibuat dengan cara

mematikan bakteri dan mengambil seluruh bagian / bagian utuh dari

Bordetella pertussis sehingga vaksin ini termasuk

ke dalam whole cell – inaktif.

Semua vaksin mengandung pertussis

toksoid (3,2 untuk 40μg per dosis) dan juga mengandung

aglutinin berserabut (2,5-34,4 ug per dosis).

Antigen tambahan pada vaksin ini adalah pertactin (1,6-23,4 mg per dosis), fimbriae 2 (0,8-5 mg per dosis) dan fimbriae 3 (5 ug

per dosis).

Saat ini tidak ada vaksin Bordetella

pertussis yang tersedia di pasaran

yang berisi kombinasi kurang dari 2 antigen

vaksin

Page 6: Kel 2 Bordetella Pertussis B

Mekanisme Vaksin Whole Cell

Page 7: Kel 2 Bordetella Pertussis B

Mekanisme Adjuvant

Page 8: Kel 2 Bordetella Pertussis B

Pemberian Vaksin Bordetella Pertussis

• Vaksin DPT yang bisa diberikan kepada anak yang berumur kurang dari 7 tahun. Biasanya vaksin DPT terdapat dalam bentuk suntikan, yang disuntikkan pada otot lengan atau paha (intramuskular). Imunisasi DPT diberikan sebanyak 3 kali, yaitu pada saat anak berumur 2 bulan (DPT I), 3 bulan (DPT II) dan 4 bulan (DPT III); selang waktu tidak kurang dari 4 minggu. Imunisasi DPT ulang diberikan 1 tahun setelah DPT III dan pada usia prasekolah (5-6 tahun). Jika anak mengalami reaksi alergi terhadap vaksin pertusis, maka sebaiknya diberikan DT, bukan DPT.

Cara pemberian dan siklus

pemberian vaksin

Bordetella Pertussis

• Setelah mendapatkan serangkaian imunisasi awal, sebaiknya diberikan booster vaksin DPT pada usia 14-16 tahun kemudian setiap 10 tahun (karena vaksin hanya memberikan perlindungan selama 10 tahun, setelah 10 tahun perlu diberikan booster). Hampir 85% anak yang mendapatkan minimal 3 kali suntikan yang mengandung vaksin difteri, akan memperoleh perlindungan terhadap difteri selama 10 tahun. DPT sering menyebakan efek samping yang ringan, seperti demam ringan atau nyeri di tempat penyuntikan selama beberapa hari. Efek samping tersebut terjadi karena adanya komponen pertussis di dalam vaksin.

Efek yang terjadi setelah

pemberian vaksin

Bordetella Pertussis

Page 9: Kel 2 Bordetella Pertussis B

Vaksin bordetella pertussis yang beredar di pasaran

• Vaksin Bordetella pertussis yang beredar di pasar dalam bentuk trivalen, yaitu DTP (Diphtheria, Tetanus and Pertussis), dimana pertussis yang digunakan adalah whole cell. Selain itu, yang beredar di pasaran juga dikombinasikan dengan vaksin lainnya (tidak hanya DTP). Contoh yang beredar di pasaran adalah pentabio.

• Bentuk sediaan pada vaksin ini dalam bentuk injeksi.

• Tiap dosis (0,5 mL) mengandung : Zat Aktif (toksoid difteri murni 30 IU, toksoid tetanus murni 60 IU, Bordetella pertussis inaktif 4 IU, HBsAg 10 mcg, Konjugat Hib 10 mcg) dan Zat tambahan (aluminium fosfat 0,33 mg (adjuvant) dan thimerosal 0,025 mg (sebagai pengawet)).

• Indikasi : Vaksin digunakan untuk pencegahan terhadap difteri, tetanus, pertusis (batuk rejan), hepatitis B, dan infeksi Haemophilus influenzae tipe b secara simultan.

Indikasi dan Komposisi

•Cara kerja obat : Merangsang tubuh membentuk antibodi terhadap difteri, tetanus, pertusis, hepatitis B, dan Haemophilus influenza tipe b.

•Cara pemberian obat : Vaksin harus disuntikkan secara intramuskular. Penyuntikan sebaiknya dilakukan pada anterolateral paha atas. Penyuntikan pada bagian bokong anak dapat menyebabkan luka saraf siatik dan tidak dianjurkan. Suntikan tidak boleh diberikan ke dalam kulit karena dapat meningkatkan reaksi lokal. Satu dosis anak adalah 0,5 mL.

Cara Kerja dan Cara Pemberian

Obat

Page 10: Kel 2 Bordetella Pertussis B

Content