Kelainan Jantung Tergantung Duktus

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/7/2019 Kelainan Jantung Tergantung Duktus

    1/23

    PENDAHULUAN

    6 8 bayi per 1000 kelahiran menderita penyakit jantung bawaan (PJB).1

    Sepertiga dari bayi-bayi tersebut akan menunjukkan gejala pada minggu-minggu

    awal kehidupannya, 1/3 akan menunjukkan gejala pada masa neonatal. Jadi

    0.5% bayi baru lahir kemungkinan akan menunjukkan tanda adanya kelainan

    jantung dan nya akan menunjukkan gejala pada minggu-minggu awal

    kehidupannya. 2

    Gejala yang menunjukkan PJB termasuk : dispnu dan kesulitan minum.

    Gejala-gejala tersebut tampak pada periode neonatus. Kelainankelainan non

    kardiak dapat menunjukkan gejala-gejala seperti tersebut diatas. Gejala-gejala

    yang mengarah ke PJB seperti adanya bising jantung, hepatomegali, sianosis, nadi

    femoralis yang teraba lemah/tidak teraba, adalah juga gejala yang sering

    ditemukan di ruang bayi dan sering pula tidak berhubungan dengan abnormalitas

    jantung.2

    Sebagian besar neonatus dengan PJB simptomatik pada minggu-minggu awal

    kehidupan akibat efek transisi hemodinamik fetus ke neonatus yang tidak mulus.

    Akibat tertutupnya duktus, terjadi perburukan hemodinamik yang bermakna,

    defek seperti ini disebut defek yang tergantung duktus ( duct dependent defect ).2

    40% neonatus dengan PJB simptomatik termasuk dalam kelompok defek

    tergantung duktus3. Defek tergantung duktus dibagi dalam 3 kelompok yaitu :

    1. Sirkulasi paru tergantung duktus

    2. Sirkulasi sistemik tergantung duktus

    3. Mixingtergantung duktus.

    1

  • 8/7/2019 Kelainan Jantung Tergantung Duktus

    2/23

    PEMBAHASAN

    Definisi

    Penyakit Jantung Bawaan adalah kelainan jantung yang sudah ada sejak bayi

    lahir, dimana kelainan tersebut terjadi sebelum bayi lahir, tidak jarang kelainan

    tersebut baru ditemukan setelah pasien berumur beberapa bulan atau bahkan

    beberapa tahun.1

    Etiologi

    Penyebab penyakit jantung bawaan masih belum diketahui secara pasti.

    Namun, kemajuan dalam genetik molekuler baru-baru ini dapat segera

    memungkinkan dalam mengidentifikasi kelainan kromosom spesifik yang terkait

    dengan banyak defek. Telah lama disadari bahwa faktor genetik memainkan

    beberapa peran pada penyakit jantung kongenital, misalnya pada jenis VSD

    tertentu (suprakristal) lebIh sering terjadi pada anak-anak berlatarbelakang Asia.

    Lagipula, risiko penyakit jantung kongenital berulang bertambah 0,8 % samapai

    sekitar 2-6% jika keluarga tingkat pertama (orang tua atau saudara kandung)

    terkena penyakit jantung kongenital. Sekarang, 5-8% penderita dengan penyakit

    jantung kongenital memiliki keterkaitan dengan kelainan kromosom antara lain

    penyakit jantung ditemukan lebih besar 90% pada penderita trisomi 18, 50% pada

    penderita trisomi 21, dan 40% dari mereka dengan pembawa gen XO

    (Sindrom Turner).3,4,5

    Selain itu penyebab lain penyakit jantung bawaan juga berkaitan dengan

    kelainan perkembangan embrionik, pada usia lima sampai delapan minggu,

    2

  • 8/7/2019 Kelainan Jantung Tergantung Duktus

    3/23

    jantung dan pembuluh darah besar dibentuk. Gangguan perkembangan mungkin

    disebabkan oleh faktor-faktor prenatal seperti infeksi ibu selama trimester

    pertama, agen penyebab lain adalah rubella, influenza atau chicken pox. Selain

    faktor orang tua, insiden kelainan jantung juga meningkat pada individu.2

    Faktor-faktor lingkungan pun ikut dikaitkan sebagai etiologi penyakit jantung

    bawaan, yaitu sekitar 2-4% seperti radiasi, gizi ibu yang jelek, kecanduan obat-

    obatan dan alkohol juga mempengaruhi perkembangan embrio.3,4,5

    Tanda dan Gejala

    Neonatus dengan PJB simptomatik biasanya menunjukkan salah satu dari 3

    gejala klinis utama yaitu : Sindrom sianosis, Takipnu atau tanda gagal jantung

    yang lainnya, biasanya dengan sedikit sianosis ( sindrom kardio-respiratorik),

    Shock atau kolaps kardiovaskuler dengan nadi kecil/sulit teraba, pucat, asidosis,

    dan gagal napas (sindrom shock). 1,2,3

    a. Sianosis

    Membedakan sianosis perifer dan sentral adalah bagian penting dalam

    menentukan PJB pada neonatus. Sianosis perifer berasal dari daerah dengan

    perfusi jaringan yang kurang baik,terbatas pada daerah ini,tidak pada daerah

    dengan perfusi baik. Sebaliknya sianosis sentral tampak pada daerah dengan

    perfusi jaringan yang baik, walaupun sering lebih jelas pada tempat dengan

    perfusi kurang baik.tempat atau daerah yang dapat dipercaya untuk menentukan

    adanyasianosis sentral adalah pada tempat dengan perfusi jaringan yang baik

    seperti pada lidah, dan dinding mukosa. Sianosissentral pada jam-jam awal setelah

    lahir dapat timbul saat bayi normal menangis. Sianosis pada bayi tersebut

    3

  • 8/7/2019 Kelainan Jantung Tergantung Duktus

    4/23

    disebabkan oleh pirau kanan ke kiri melalui foramen ovale dan atau duktus

    arteriosus. Kadar hemoglobin yang terlalu tinggi yang disertai dengan

    hiperveskositas dapat pula menyebabkan sianosis pada bayi normal. Dalam

    menentukan adanya sianosis yang bermakna harus diingat bahwa pada masa awal

    neonatus terdapat banyak penyebab sianosis diluar penyebab kardiak4.

    b. Pulsasi femoral yang kurang

    Tekanan darah sistolik yang relatif rendah dan tekanan nadi yang sempit

    khususnya di kaki, menyebabkan perabaan nadi menjadi sulit, bahkan pada bayi

    sehat sekalipun. Dengan latihan dan kesabaran kebanyakan nadi, termasuk nadi di

    kaki dapat diperiksa / dirasakan pada hampir semua neonatus. Sangat penting

    diperhatikan bahwa pemeriksaan bayi dilakukan pada saat bayi sudah hangat dan

    dalam keadaan tenang, paling mudah pada saat bayi tidur. Sebaliknya, hampir

    tidak mungkin mebuat assesment yang tepat pada bayi yang menangis atau

    berontak.

    Karena nadi pada bayi volumenya kecil, penekanan dengan jari pada nadi

    harus dilakukan dengan ringan. Nadi femoralis dan brakialis harus diperiksa

    secara simultan, tungkai dalam keadaan lurus dan rileks.kesabaran diperlukan

    pada pemeriksaan bayi yang aktif. Kedua nadi brakialis harus pula dinilai secara

    simultan, apabila tidak sama kemungkinan ada anomali arteri subklavia atau

    koarktasio.

    Pada kebanyakan neonatus pada umur beberapa hari pertama, nadi pada

    tungkai bawah lebih kecil daripada nadi pada lengan. Ini disebabkan oleh tekanan

    nadi tungkai lebih kecil setelah duktus menutup, ismus aorta diameternya lebih

    4

  • 8/7/2019 Kelainan Jantung Tergantung Duktus

    5/23

    kecil daripada aorta asenden. Dalam beberapa hari tekanan nadi ini membaik dan

    nadi di kaki daapat diraba dengan mudah.

    Neonatus dengan koarktasio biasanya nadi dilengan volumenya besar (serting

    dengan hipertensi) dan nadi femoralis tidak teraba. Keadaan ini didapatkan setelah

    duktus tertutup. Pada umur beberaapa hari pertama nadi pada tungkai masih

    daapat teraba karena mendaapat perfusi dari arteri pulmonalis melalui duktus.

    Oleh karena itu terabanya arteri femoralis pada umur beberapa hari pertama

    kehidupan tidak menyingkirkan adanya koarktasio.

    Nadi yang lemah menyeluruh adalah gambaran adanya kolaps pada

    neonatus,bahkan pada penyakit dasar bukan kardiak sekalipun. Apabila penyakit

    dasarnya adalah kardiak , penyebab yang sering adalah sindrom hipoplastik

    jantung kiri, stenosis aorta kritikal, interupsi arkus aorta dan koarktasio aorta.

    c. Bising jantung

    Interpretasi bising jantung pada masa awal neonatus seringkali sulit dan

    kesulitan ini berhubungan dengan beberapa faktor. Pertama : adanya perubahan

    yang cepat tekanan dan resistensi arteri pulmonalis yang terjadi pada jam-jam

    awal setelah lahir pada bayi normal. Aliran darah turbulen melalui duktus

    arteriosus menyebabkan terdengarnya bising dalam periode singkat akibat turunya

    tekanan arteri pulmonalis. Sebaliknya bising VSD mungkin tidak terdengar untuk

    beberapa waktu karena tingginya resistensi paru pada umur beberapa hari /

    minggu pertama kehidupan.

    Bising ejeksi sistolik bernada rendah dapat terdengar pada 60% neonatus

    normal, biasanya terdengar dengan baik di mid prekordium atau di area pulmonal.

    5

  • 8/7/2019 Kelainan Jantung Tergantung Duktus

    6/23

    Penyebab bising ini tidak diketahui. Bising dati duktus yang sedang menutup

    dapat kontinyu atau murni sistolik dan biasanya timbul dan hilang dalam periode

    waktu yang pendek5. Pada kebanyakan kassus bising ini hanya ada beberapa jam

    saja. Pada neonatus prematur dapat menetap beberapa hari atau beberapa minggu,

    karena penutupan duktus yang terlambat. Adanya bising yang keras dan atau

    kasar, pada neonatus ,terdeteksi pada hari pertama, biasanya menunjukkan defek

    obstruktif seperti aorta stenosis, pulmonal stenosis atau tetralogy of fallot.

    Banyak PJB yang tidak berhubungan dengan bising jantung tertentu,

    khususnya pada neonatus,seperti ASD,TGA,koarktasio aorta dan sindrom jantung

    kiri hipoplastik. Koarktasio aorta yang disertai dengan VSD seringkali tampak

    dengan gagal jantung tetapi tidak ada bising. Sindrom jantung kiri hipoplastik dan

    TGA biasanya tampak dengan hanya bising yang ringan atau tanpa adanya

    bising.

    Sebaliknya neonatus tanpa defek structural yang serius, tetapi dengan distress

    kardio-respiratorik, mungkin dapat terdengar bising, bernadatinggi, bersifat

    meniup, pansistolik, berhubungan dengan regurgitasi tricuspid sebagai akibat

    dilatasi ventrikel kanan karena adanya hipertensi pulmonal kaibat

    hipoksia,asidosis, penyakit paru, atau factor-faktor lainnya.bising ini akan hilang

    apabila keadaan membaik.

    Bising diastolic tidak biasa pada neonatus, menunjukkan adanya defek kardiak

    yang berat seperti trunkus arteriosus,atau TOF dengan absent pulmonary valve.

    Bising kontiyu menunjukkan adanya duktus arteriosus. Dengan adanya sianosis

    sentral yang tidak responsive dengan pemberian oksigen, adanya bising demikian

    6

  • 8/7/2019 Kelainan Jantung Tergantung Duktus

    7/23

    mengarahkan kepada kemungkinan diagnosis atresia pulmonal dengan aliran

    kolateral ke paru melalui PDA atau collateral aorto-pulmonal yang lain.

    Penyakit Jantung Bawaan Simptomatik Tergantung Duktus

    Sebagian besar neonatus dengan PJB simptomatik pada minggu-minggu awal

    kehidupan akibat efek transisi hemodinamik fetus ke neonatus yang tidak mulus.

    Akibat tertutupnya duktus, terjadi perburukan hemodinamik yang bermakna,

    defek seperti ini disebut defek yang tergantung duktus ( duct dependent defect ).

    40% neonatus dengan PJB simptomatik termasuk dalam kelompok defek

    tergantung duktus3. Defek tergantung duktus dibagi dalam 3 kelompok yaitu

    :Sirkulasi paru tergantung duktus, Sirkulasi sistemik tergantung duktus dan

    Mixingtergantung duktus.

    a. Sirkulasi paru tergantung duktus

    Kelompok ini termasuk abnormalitas dimana sirkulasi paru tergantung pada

    pirau kiri ke kanan melalui duktus. Contoh kelainan ini adalah Atresia Pulmonal

    dimana duktus menyuplai sirkulasi paru. Defek lain dengan fisiologi yang mirip

    antara lain Stenosis Pulmonal kritikal, beberapa kasus Tetralogy of Fallot, Atresia

    Trikuspid dan anomali Ebstein. Pada neonatus tertentu dengan kelainan tersebut

    terdapat jalur alternativ untuk mempertahankan sirkulasi paru.

    Atresia Pulmonal adalah kelainan bawaan dari katup paru di mana pembukaan

    katup gagal untuk berkembang. katup ini benar-benar tertutup sehingga

    menghalangi arus keluar darah dari jantung ke paru-paru. Pada jatung yang

    berfungsi secara normal, pembukaan katup pulmonal memiliki tiga flaps yang

    membuka dan menutup pintu seperti satu arah. Pembukaan dan penutupan darah

    7

  • 8/7/2019 Kelainan Jantung Tergantung Duktus

    8/23

    pasukan flaps mengalir ke depan ke arteri paru dan mundur ke dalam ventrikel

    kanan lalu maju lagi ke paru-paru dimana darah menjadi oksigen.

    Pada pasien dengan atresia paru bukaan flap yang benar-benar tertutup oleh

    lapisan jaringan, sehingga mencegah kemampuan aliran darah ke paru-paru. Hal

    ini menyebabkan darah tidak beroksigen. Tubuh membutuhkan oksigen darah

    untuk bertahan hidup. atresia paru tidak mengancam ke janin yang sedang

    berkembang, karena plasenta ibu menyediakan oksigen kepada janin dan pada saat

    ini paru-paru janin belum bekerja secar fungsional. Setelah bayi lahir paru-paru

    kini harus menyediakan oksigen yang dibutuhkan untuk bertahan hidup. Karena

    kondisi ini, bayi baru lahir berwarna biru dan atresia paru biasanya dapat

    didiagnosis dalam jam atau menit setelah lahir. Ada dua jenis atresia paru:

    Pulmonary Atresia dengan septum ventrikel utuh (PA-IVS). Ini adalah lesi

    bawaan langka. PA-IVS melibatkan penyumbatan lengkap katup paru terletak di

    sisi kanan jantung.

    Pulmonary Atresia dengan defek septum ventrikel atau VSD. Hal ini

    merupakan penyakit jantung bawaan ditandai dengan keterbelakangan dari

    ventrikel kanan (yaitu, infundibulum subpulmonary) beserta terjadinya atresia dari

    katup paru. cacat ini juga dapat ditentukan sebelum kelahiran.

    8

  • 8/7/2019 Kelainan Jantung Tergantung Duktus

    9/23

    Gambar

    Sumbu pendek parasternal gambar (1) dan diagram (3) pada pasien dengan

    atresia paru dan cacat septum ventrikel (PA-VSD). Sumbu pendek parasternal

    gambar (2) dan diagram (4) pada pasien dengan anatomi normal. RA = right

    atrium; LA = atrium kiri; RV = ventrikel kanan; PA arteri paru-paru =; TR katup

    trikuspid =; PV = katup paru.

    Sebuah obat IV disebut prostaglandin E1 digunakan untuk pengobatan atresia

    paru, yang membantu darah beredar ke seluruh tubuh, tetapi sangat berbahaya

    karena menyebabkan apnea. Kateterisasi jantung dapat dilakukan untuk

    mengevaluasi cacat. Prosedur ini jauh lebih invasif. Pada akhirnya, pasien akan

    perlu memiliki serangkaian operasi untuk meningkatkan aliran darah secara

    permanen

    b. Sirkulasi sistemik tergantung duktus

    Pada kelompok kelainan ini sebagian atau seluruh aliran darah kesirkulasi

    sistemik tergantung pada pirau kanan ke kiri melalui duktus. Pada masa neonatus

    keadaan ini dimungkinkan karena tekanan di pulmonal masih tinggi seperti

    tekanan di sistemik dan ventrikel kanan sudah beradaptasi dengan baik untuk

    9

  • 8/7/2019 Kelainan Jantung Tergantung Duktus

    10/23

    mendukung sirkulasi sistemik yang sudah terjadi sejak masa fetus. Neonatus

    dengan sindrom koarktasio tidak dapat mempertahankan perfusi yang cukup pada

    bagian bawah tubuh setelah duktus menutup, demikian pula pada neonatus dengan

    interupsi arkus aorta.

    Seluruh sirkulasi sistemik terganggu begitui duktus menutup pada stenosis

    aorta berat atau atresia aorta, khususnya pada hypoplastic left heart syndrome,

    dimana ventrikel kiri, katup mitral dan aorta sangat hipoplastik dan tidak dapat

    mendukung sirkulasi sistemik.

    Gambar. Jantung normal dan jantung dengan HLHS

    Gambar. diagram sindrom HLHS

    10

  • 8/7/2019 Kelainan Jantung Tergantung Duktus

    11/23

    Diagram sindrom hipoplasia jantung kiri (HLHS) 1 - foramen ovale paten 2 -

    aorta jentik 3 - patent ductus arteriosus 4 - menyempit aorta 5 - hipoplasia

    ventrikel kiri 6 - atresia aorta Kurangnya ventrikel kiri dikembangkan, ditambah

    dengan coarctation aorta menyebabkan terbalik darah mengalir melalui aorta.

    Sebagian darah yang mengandung oksigen mencapai aorta setelah perjalanan

    melalui foramen ovale paten, sampai batang paru dan melalui ductus arteriosus

    paten. Aliran darah utama ke sirkulasi sistemik adalah melalui PDA.

    Sindrom hipoplasia jantung kiri (HLHS) adalah cacat jantung bawaan yang

    hadir pada saat lahir. Ini adalah salah satu cacat yang paling kompleks terlihat

    pada bayi baru lahir dan masih tetap cacat jantung bawaan yang paling

    menantang. Kondisi ini ditandai dengan keterbelakangan dari aorta, katup aorta,

    ventrikel kiri, dan katup mitral. Penyebab cacat tidak dikenal dalam sebagian

    besar anak dan beberapa anak-anak dapat memiliki cacat jantung lain selain dari

    HLHS. Bayi dengan gangguan ini dapat mengembangkan shock mengancam

    nyawa ketika areteriosus ductus menutup. The areteriosus ductus terbuka saat

    lahir memasok aliran darah ke tubuh dan ini dapat menyebabkan keterlambatan

    dalam diagnosis HLHS. Echocardiograms janin merupakan cara yang paling

    umum untuk mendeteksi HLHS. Penggunaan kateterisasi jantung bukan sarana

    pengobatan pada bayi baru lahir karena sifat tidak stabil tubuh mereka tetapi

    digunakan pada anak-anak yang lebih tua dengan HLHS untuk melihat anatomi

    dan fungsi jantung. Pengobatan untuk HLHS dapat dibagi ke dalam dua tahap:

    stabilisasi periode awal dan operasi / periode pasca-operasi.

    11

  • 8/7/2019 Kelainan Jantung Tergantung Duktus

    12/23

    Hingga saat ini Tidak banyak yang diketahui dari penyebab di balik HLHS.

    Sindrom ini adalah hasil dari keterbelakangan abnormal jantung janin selama 8

    minggu pertama kehamilan. Dengan lain cacat jantung bawaan, mungkin ada

    hubungan genetik baik karena cacat pada gen, kelainan kromosom, atau paparan

    lingkungan. Faktor-faktor ini dapat menyebabkan masalah jantung dalam keluarga

    tertentu. Mereka bayi baru lahir dengan hipoplasia Waktu Heart Sindrom

    mungkin memiliki kelainan pada organ lain.

    Tanda paling umum dan gejala yang harus dicari adalah penutupan ductus

    arteriosus. Sebagian besar waktu itu terbuka saat lahir memasok aliran darah ke

    organ vital. Penutupan ductus arteriosus biasanya terjadi setelah jam pertama atau

    hari kehidupan. Bayi yang baru lahir dengan HLHS lebih rendah dari pada tingkat

    kejenuhan oksigen yang normal dibandingkan dengan bayi sehat. Sianosis

    (berwarna biru kulit) dapat menjadi tanda kondisi jantung yang serius. Dua tanda-

    tanda lain dapat gangguan pernapasan karena jumlah kelebihan darah paru-paru

    menerima dan juga murmur jantung. Seorang bayi yang baru lahir juga dapat

    memiliki pucat, basah, berkeringat, dan kulit dingin. Beberapa tanda-tanda yang

    lebih serius dan gejala termasuk: makan yang buruk, kelesuan, dan gangguan

    pernapasan. Kejutan yang dihasilkan oleh penutupan ductus arteriosus dapat

    menyebabkan kejang, gagal ginjal, gagal hati, dan memburuk dalam fungsi

    jantung. Semua tanda-tanda dan gejala tidak mungkin terjadi dan dapat berbeda

    antara bayi yang baru lahir.

    Diagnosa HLHS adalah salah satu cacat jantung yang paling umum ditemukan

    di sebuah echocardiogram janin. Deteksi dini cacat yang penting karena dapat

    12

  • 8/7/2019 Kelainan Jantung Tergantung Duktus

    13/23

    memberikan profesional medis kemampuan untuk menstabilkan bayi yang baru

    lahir sebelum tubuh bisa masuk ke shock. Echocardiograms jantung adalah cara

    utama untuk mendiagnosa HLHS. Echocardiogram memberikan gambaran

    anatomi jantung yang dipengaruhi oleh HLHS. Informasi lain yang dapat dilihat

    adalah fungsi ventrikel kanan, katup jantung, ukuran defek septum atrium (ini

    penting untuk darah pencampuran) dan ukuran arteriosus paten abductus. Pada

    bayi baru lahir, kateterisasi jantung jarang digunakan karena sifat tidak stabil

    tubuh. Dengan anak yang lebih tua, memainkan peran besar dalam evaluasi fungsi

    cardiopulmonary dan anatomi dari jantung.

    Pengobatan dibagi ke dalam periode stabilisasi awal dan operasi / periode

    pasca-operasi. Ini merupakan keuntungan bagi para profesional medis untuk

    mengetahui apakah seorang anak akan dikirim dengan HLHS. Tim medis dapat

    segera memulai proses stabilisasi sementara tes diagnostik sedang dilakukan pada

    bayi yang baru lahir. Kateter ditempatkan di dalam pembuluh darah pusar, yang

    memungkinkan untuk obat yang akan diberikan dan darah akan diambil untuk

    pengujian. Bayi baru lahir diberi obat yang disebut prostaglandin. Obat ini akan

    mencegah abductus paten dari penutupan dan pada gilirannya memungkinkan

    darah untuk mencapai tubuh dari ventrikel kanan. Memberikan oksigen baru lahir

    dihindari (walaupun mereka memiliki tingkat kejenuhan oksigen rendah) karena

    akan meningkatkan aliran darah ke paru-paru, yang "mencuri" darah dari tubuh

    dan ketegangan tempat di ventrikel kanan sudah menekankan tunggal. Dua pilihan

    pengobatan tersedia untuk bayi yang baru lahir dengan HLHS, transplantasi

    jantung dan "rekonstruksi bertahap." Rekonstruksi tahap dapat dipecah menjadi

    13

  • 8/7/2019 Kelainan Jantung Tergantung Duktus

    14/23

    tiga operasi. Ketiga operasi terdiri dari Operasi Norwood, prosedur Glenn bi-

    directional, dan operasi Fontan. transplantasi jantung adalah pengobatan utama

    untuk bayi yang baru lahir dengan HLHS. Transplantasi terbatas karena

    ketersediaan rendah organ bayi dan juga permintaan obat anti-penolakan seumur

    hidup dan terapi. Rentang hidup transplantasi hati terbatas dan saat ini kurang dari

    15 tahun. The "dipentaskan rekonstruksi" adalah proses yang akan ulang sistem

    kardiovaskular bayi baru lahir untuk menjadi efisien mungkin meskipun

    kurangnya ventrikel kiri. Operasi Norwood adalah preformed dalam minggu

    pertama kehidupan. Operasi ini membuat ventrikel kanan ventrikel memompa

    sistemik atau utama bagi tubuh. "A" baru "atau" neo "aorta terbuat dari bagian

    dari arteri pulmonalis dan aorta, asli kecil, yang direkonstruksi / memperbesar

    untuk memberikan aliran darah ke tubuh" (Jantung Anomali / Jantung Bawaan

    Kerusakan). Aliran darah ke paru-paru dilakukan dengan mencangkok tabung

    baik dari arteri ke pembuluh paru-paru (disebut shunt Blalock-Taussing

    dimodifikasi) atau dari ventrikel kanan ke pembuluh paru-paru (disebut

    modifikasi Sano). Operasi Norwood adalah operasi jantung paling menantang

    dilakukan antara pediatri. Prosedur Glenn bi-directional dilakukan pada 3 sampai

    6 bulan usia dan operasi Fontan dilakukan pada anak-anak yang lebih tua dari 2

    sampai 3 tahun.

    c. Mixing tergantung duktus

    Transposisi arteri besar (TGA) adalah penyakit janung bawaan dengan gejala

    umum sianosis dan hadir pada periode neonatus. Ciri transposisi pembuluh darah

    14

  • 8/7/2019 Kelainan Jantung Tergantung Duktus

    15/23

    besar adalah kejanggalan ventriculoarterial, di mana aorta timbul dari ventrikel

    kanan dan arteri paru timbul dari morfologi ventrikel kiri.

    Meskipun Transposisi arteri besar pertama kali dijelaskan lebih dari 2 abad

    yang lalu, tidak ada perawatan yang tersedia sampai pertengahan abad ke-20,

    dengan perkembangan septectomy atrium bedah pada 1950-an dan septostomy

    balon atrium pada tahun 1960. Paliatif terapi ini diikuti oleh prosedur fisiologis

    (operasi switch atrial) dan perbaikan anatomi (operasi switch arteri). Saat ini,

    tingkat kelangsungan hidup untuk bayi dengan transposisi pembuluh darah besar

    lebih besar dari 90%.

    Gambar

    Gambar angiogram ventrikel kanan menunjukkan pasien dengan transposisi

    pembuluh darah besar. Aorta muncul langsung dari ventrikel kanan sisi kanan

    anterior (10 kiri depan miring [LAO]).

    15

  • 8/7/2019 Kelainan Jantung Tergantung Duktus

    16/23

    Gambar

    Gambar angiogram ventrikel kanan menunjukkan pasien dengan transposisi

    pembuluh darah besar. Aorta muncul langsung dari ventrikel kanan sisi kanan

    anterior (70 kiri depan miring [LAO]).

    Gambar

    Gambar angiogram ventrikel kiri menunjukkan pasien dengan transposisi

    pembuluh darah besar. Arteri paru muncul langsung dari sisi kiri posterior

    ventrikel kiri (30 kanan anterior miring [RAO]).

    16

  • 8/7/2019 Kelainan Jantung Tergantung Duktus

    17/23

    Gambar

    Gambar angiogram ventrikel kiri menunjukkan pasien dengan transposisi

    pembuluh darah besar. Arteri paru muncul langsung dari sisi kiri posterior

    ventrikel kiri (20 kranial).

    Pada sekitar sepertiga pasien dengan Transposisi arteri besar, anatomi arteri

    koroner yang abnormal, dengan kiri sirkumfleksa koroner timbul dari arteri

    koroner kanan (22%), arteri koroner tunggal kanan (9,5%), satu kiri koroner arteri

    (3%), atau asal terbalik dari arteri koroner (3%) yang mewakili varian yang paling

    umum.

    Meskipun prevalensi secara keseluruhan rendah, Transposisi arteri besar

    adalah penyebab paling umum untuk penyakit jantung bawaan sianoik pada bayi

    bru lahir. lesi ini menyajikan dalam 5-7% dari semua pasien dengan penyakit

    jantung bawaan. Kejadian tahunan secara keseluruhan adalah 20-30 per 100.000

    kelahiran hidup, dan pewarisan adalah multifaktorial. Transposisi arteri besar

    terisolasi dalam 90% dari pasien dan jarang berhubungan dengan sindrom atau

    malformasi extracardiac. Transposisi arteri besar lebih sering hadir pada bayi dari

    ibu diabetes.

    17

  • 8/7/2019 Kelainan Jantung Tergantung Duktus

    18/23

    Angka kematian pada pasien yang tidak diobati adalah sekitar 30% pada

    minggu pertama, 50% di bulan pertama, dan 90% pada akhir tahun pertama.

    Dengan teknik diagnostik, medis, dan bedah perbaikan, tingkat kelangsungan

    hidup secara keseluruhan jangka pendek dan jangka menengah melebihi 90%.

    komplikasi jangka panjang sekunder sianosis berkepanjangan dan termasuk

    polycythemia dan sindrom hyperviscosity. Pasien-pasien ini dapat

    mengembangkan sakit kepala, penurunan toleransi latihan, dan stroke.

    Trombositopenia adalah umum pada pasien dengan penyakit jantung bawaan

    cyanotic mengarah ke komplikasi perdarahan.

    Pasien dengan defek septum ventrikel besar, paten ductus arteriosus, atau

    keduanya mungkin memiliki kecenderungan awal untuk gagal jantung kongestif,

    sebagai resistensi pembuluh darah paru turun dengan bertambahnya usia. Gagal

    jantung dapat dikurangi pada pasien dengan saluran keluar ventrikel kiri (paru)

    stenosis.

    Sekitar 5% dari pasien dengan Transposisi arteri besar (dan sering cacat

    septum ventrikel) mengakibatkant penyakit paru obstruktif vaskular dan sianosis

    progresif meskipun perbaikan bedah atau paliatif. kelangsungan hidup jangka

    panjang dalam subkelompok ini sangat miskin.

    Klasifikasi anatomi transposisi pembuluh darah besar tergantung pada

    hubungan antara arteri besar satu dengan lainnya atau morfologi infundibular.

    Pada sekitar 60% dari pasien, Letak aorta adalah anterior berada di sebalah kanan

    arteri pulmonal (dextro-Transposisi arteri besar [d-TGA]). Namun pada bebeapa

    pasien, aorta mungkin anterior dan ke kiri dari arteri pulmonal (levo-Transposisi

    18

  • 8/7/2019 Kelainan Jantung Tergantung Duktus

    19/23

    arteri besar [l-TGA]). Selain itu, kebanyakan pasien dengan Transposisi arteri

    besar memiliki infundibulum subaortic, tidak memiliki infundibulum

    subpulmonary, dan kontinuitas berserat antara katup mitral dan katup pulmonal.

    Meskipun klasifikasi ini berguna, beberapa pengecualian dicatat karenanya,

    koneksi ventriculoarterial yang terganggu adalah satu-satunya karakteristik yang

    membedakan yang mendefinisikan Transposisi arteri besar.

    Gambar

    Gambar. Echocardiogram 2 dimensi (parasternal long-axis) pasien transposisi

    arteri besar dengan defek septum ventrikel.Arteri pulmonal berasal dari posterior(kiri) ventrikel, posterior yang dalam, dan bifurkasio segera ke cabang arteri paru

    kiri dan kanan. Sebuah cacat septum ventrikel besar hadir di outlet septum

    19

  • 8/7/2019 Kelainan Jantung Tergantung Duktus

    20/23

    Gambar

    Gambar echocardiogram 2-dimensi (apikal 4-chamber view) menunjukkan pasien

    dengan Transposisi arteri besar dan defek septum ventrikel. Aorta anterior timbul

    dari ventrikel kanan sisi kanan.

    Menurut para praktisi transposisi pembuluh darah besar memiliki Subtipe

    anatomi sebagai berikut

    (1) Transposisi arteri besar dengan septum ventrikel utuh,

    (2) Transposisi arteri besar dengan defek septum ventrikel,

    (3) Transposisi arteri besar dengan defek septum ventrikel dan obstruksi pada

    ventrikel kiri , dan

    (4) Transposisi arteri besar dengan defek septum ventrikel dan penyakit paru

    obstruktif.

    20

  • 8/7/2019 Kelainan Jantung Tergantung Duktus

    21/23

    Bayi dengan Transposisi arteri besar (TGA) biasanya lahir dengan sianosis

    jelas beberapa jam setelah lahir. Gejala klinis dan manifestasi tergantung pada

    tingkat pencampuran intercirculatory dan adanya lesi anatomis yang terkait.

    Transposisi arteri besar dengan septum ventrikel utuh: Sianosis prominent

    dan progresif dalam 24 jam pertama kehidupan adalah temuan yang biasa pada

    bayi.

    Transposisi dari arteri besar dengan defek septum ventrikel besar : Bayi

    pada awalnya tidak memanifestasikan gejala penyakit jantung, meskipun sianosis

    ringan (terutama bila menangis). Tanda-tanda gagal jantung kongestif (takipnea,

    takikardia, diaforesis, dan kegagalan untuk mendapatkan berat badan) dapat

    menjadi bukti selama 3-6 minggu pertama akibat peningkatan aliran darah paru.

    Transposisi arteri besar dengan defek septum ventrikel dan obstruksi pada

    ventrikel kiri: Bayi sering hadir dengan sianosis ekstrim saat lahir, sebanding

    dengan derajat obstruksi ventrikel kiri (paru) saluran keluar. Secara klinis

    mungkin sama dengan bayi dengan tetralogi fallot.

    Transposisi arteri besar dengan defek septum ventrikel dan penyakit paru

    obstruktif : Progresivitas penyakit paru obstruktif vascular pada beberapa pasien

    dapat mencegah gejala gagal jantung kongestif, meskipun defek septum ventrikel

    besar. Paling sering, pasien datang dengan sianosis progresif, meskipun prosedur

    paliatif awal sukses.

    Bayi yang baru lahir dengan Transposisi arteri besar biasanya berkembang

    dengan baik, tanpa fitur dismorfik. Temuan fisik pada presentasi tergantung pada

    keberadaan lesi terkait.

    21

  • 8/7/2019 Kelainan Jantung Tergantung Duktus

    22/23

    Transposisi dari arteri besar dengan septum ventrikel utuh : Bayi dengan

    sianosis progresif pusat (perioral dan periorbital). Selain sianosis, pemeriksaan

    fisik sering biasa-biasa saja.

    Transposisi dari arteri besar dengan defek septum ventrikel besar: sianosis

    mungkin ringan pada awalnya, meskipun biasanya lebih nyata dengan stres atau

    menangis. Bayi sering memiliki peningkatan impuls ventrikel kanan, murmur

    grade 3-4/6, holosystolic murmur, suara jantung ketiga, Mid-diastolik rumble, dan

    irama gallop. Hepatomegali mungkin hadir.

    Transposisi arteri besar dengan defek septum ventrikel dan obstruksi pada

    ventrikel kiri: Sianosis menonjol saat lahir, dan temuan yang serupa dengan bayi

    dengan tetralogi fallot. split tunggal, suara jantung kedaberkuran dan murmur

    ejeksi grade 2-3/6 sistolik mungkin ada. Hepatomegali jarang.

    Transposisi arteri besar dengan defek septum ventrikel dan penyakit paru

    obstruktif.: Penyakit paru obstruktif progresif tidak selalu terlihat dari temuan

    pemeriksaan fisik. sianosis biasanya muncul dan dapat berkembang meskipun

    terapi paliatif pada periode baru lahir. Murmur Tidak ada (meskipun cacat septum

    ventrikel) atau awal singkat akan terdengar ejeksi sistolik didengar. Bunyi jantung

    kedua sering tunggal, dengan intensitas meningkat. Dapat muncul masa kanak-

    kanak kemudian atau remaja, suara bernada tinggi, decrescendo murmur diastolik

    awal insufisiensi paru dan murmur apikal insufisiensi mitral yang jelas.

    Diet pasien dengan ransposisi arteri besar dan cacat septum ventrikel besar

    yang tidak mengalami perbaikan mungkin memerlukan peningkatan kepadatan

    kalori selama masa kanak-kanak (120-130 kkal / kg / d), terutama jika mereka

    22

  • 8/7/2019 Kelainan Jantung Tergantung Duktus

    23/23

    telah gagal jantung kongestif signifikan dan berat badan kurang. Setelah

    perbaikan definitif, sebagian besar pasien tidak perlu diet khusus.

    Transposisi arteri besar (TGA) tidak memiliki terapi obat tertentu atau

    dianjurkan. Bayi baru lahir dengan Transposisi arteri besar (terutama yang dengan

    obstruksi saluran keluar ventrikel kiri parah) dapat mendapatkan beberapa

    keuntungan awal dari alprostadil (yaitu, prostaglandin E1). Pasien dengan

    Transposisi arteri besar dan cacat septum ventrikel yang tidak mengalami

    perbaikan bedah, dan beberapa pasien berikut perbaikan lengkap, berpotensi

    manfaat dari digoksin dan terapi diuretik untuk meningkatkan fungsi ventrikel

    sistemik dan menghindari retensi cairan. Semua pasien memerlukan profilaksis

    antibiotik sebelum prosedur bedah gigi dan ditunjukkan dalam rangka mengurangi

    risiko endokarditis bakteri subakut.

    Prostaglandin E1 (PGE1) dengan dosis 0,01-0,1 mcg/kg/menit (IV)

    memiliki berbagai efek farmakologis, termasuk vasodilatasi dan inhibisi agregasi

    trombosit. Sementara pemeliharaan patensi dari ductus arteriosus pada neonatus

    dengan penyakit jantung bawaan duktal-tergantung. Rileks otot halus ductus

    arteriosus. Bermanfaat pada bayi dengan cacat bawaan yang membatasi aliran

    darah paru atau sistemik dan yang untuk mendapatkan oksigenasi yang memadai

    dan perfusi tubuh bagian bawah, tergantung pada patent ductus arteriosus.