20
KELARUTAN (PENGARUH PH, KOSOLVEN, SURFAKTAN DAN SUHU) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Larutan merupakan suatu campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih zat. Zat yang jumlahnya lebih sedikit didalam larutan disebut zat terlarut atau solut, sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak daripada zat- zat lain dalam larutan disebut pelarut atau solven. Kelarutan didefenisikan dalam besaran kuantitatif sebagai konsentrasi zat terlarut dalam larutan jenuh pada temperatur tertentu, dan secara kualitatif didefenisikan sebagai interaksi spontan dari dua atau lebih zat untuk membentuk dispersi molekuler homogen. Kelarutan suatu senyawa bergantung pada sifat fisika dan kimia zat terlarut dan pelarut, juga bergantung pada faktor temperatur, tekanan, pH larutan, dan untuk jumlah yang lebih kecil, bergantung pada hal terbaginya zat terlarut. WA ODE HELMINA SYEFIRA SALSABILAH O1 A1 14 061

Kelarutan HelmiNA

Embed Size (px)

DESCRIPTION

WEREWERASEAAEECAPTIONNNN

Citation preview

Page 1: Kelarutan HelmiNA

KELARUTAN (PENGARUH PH, KOSOLVEN, SURFAKTAN DAN SUHU)

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Larutan merupakan suatu campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih

zat. Zat yang jumlahnya lebih sedikit didalam larutan disebut zat terlarut atau solut,

sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat lain dalam larutan

disebut pelarut atau solven.

Kelarutan didefenisikan dalam besaran kuantitatif sebagai konsentrasi zat

terlarut dalam larutan jenuh pada temperatur tertentu, dan secara kualitatif

didefenisikan sebagai interaksi spontan dari dua atau lebih zat untuk membentuk

dispersi molekuler homogen. Kelarutan suatu senyawa bergantung pada sifat fisika

dan kimia zat terlarut dan pelarut, juga bergantung pada faktor temperatur, tekanan,

pH larutan, dan untuk jumlah yang lebih kecil, bergantung pada hal terbaginya zat

terlarut.

Dalam bidang farmasi kelarutan sangat penting, karena dapat mengetahui dan

membantu dalam memilih medium pelarut yang paling baik untuk obat atau

kombinasi obat, juga membantu mengatasi kesulitan-kesulitan tertentu yang timbul

pada waktu pembuatan larutan farmasetis (dibidang farmasi) dan lebih jauh lagi

dapat bertindak sebagai standar atau uji kelarutan.

WA ODE HELMINA SYEFIRA SALSABILAHO1 A1 14 061

Page 2: Kelarutan HelmiNA

KELARUTAN (PENGARUH PH, KOSOLVEN, SURFAKTAN DAN SUHU)

B. Rumusan Masalah

Bagaimana cara mempelajari kelarutan obat serta memahami dan mengetahui

pengaruh pH, kosolven, surfaktan dan suhu terhadap kelarutan suatu obat.

C. Tujuan

Tujuan dilakukannya percoaan ini yaitu untuk mempelajari kelarutan obat serta

memahami dan mengetahui pengaruh pH, kosolven, surfaktan dan suhu terhadap

kelarutan suatu obat.

D. Manfaat

Manfaat dari percobaan ini yaitu dapat mempelajari kelarutan obat serta

memahami dan mengetahui pengaruh pH, kosolven, surfaktan dan suhu terhadap

kelarutan suatu obat.

WA ODE HELMINA SYEFIRA SALSABILAHO1 A1 14 061

Page 3: Kelarutan HelmiNA

KELARUTAN (PENGARUH PH, KOSOLVEN, SURFAKTAN DAN SUHU)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kelarutan adalah hal penting yang mampu membatasi langkah untuk kelarutan

obat oral, terutama untuk obat dengan kelarutan rendah pada gastrointestinal dan

permeabilitas yang rendah. Dengan meningkatkan disolusi obat ini yang mampu

meningkatkan bioavailabilitas larutan yaitu dengan mengurangi efek samping.

Dispersi padat adalah salah satu strategi sukses yang paling untuk meningkatkan laju

disolusi obat yang sukar larut. Larutan dispersi dapat didefinisikan sebagai campuran

molekul air obat buruk larut di operator hidrofilik, yang menyajikan pelepasan obat

yang didorong oleh properties1-2-polimer. Dispersi padat adalah pendekatan yang

unik yang diperkenalkan oleh Sekiguchi dan Obi (Aleti., dkk, 2011).

Kelarutan adalah mendefinisikan sebagai kemampuan satu zat untuk

membentuk solusi dengan yang lain zat. Khasiat terapi obat tergantung pada

bioavailabilitas yang Kelarutan obat. Kelarutan adalah salah satu parameter penting

untuk mencapai yang diinginkan konsentrasi obat di sistemik sirkulasi untuk respon

farmakologis untuk ditampilkan. Saat ini hanya 8% dari obat baru calon memiliki

kedua kelarutan tinggi dan permeabilitas (Sriraviteja.,dkk, 2013).

Kelarutan merupakan zat kimia padat, cair, atau gas yang disebut zat terlarut

yang dapat larut dalam padat, cair, atau pelarut gas dan membentuk larutan homogen

zat terlarut dalam pelarut. Kelarutan zat pokok tergantung pada pelarut yang

digunakan seperti pada suhu dan tekanan. Luasnya kelarutan zat dalam pelarut

WA ODE HELMINA SYEFIRA SALSABILAHO1 A1 14 061

Page 4: Kelarutan HelmiNA

KELARUTAN (PENGARUH PH, KOSOLVEN, SURFAKTAN DAN SUHU)

tertentu diukur dengan konsentrasi dimana menambahkan lebih zat terlarut dapat

meningkatkan konsentrasi larutan. Pelarut adalah cairan, yang dapat menjadi zat

murni atau campuran. Istilah ini sering diterapkan untuk senyawa. Didalam kondisi

tertentu kelarutan buruk atau sangat buruk, yang kelarutan homogen dapat dilampaui

untuk memberikan apa yang disebut larutan jenuh, yang mentastabil. Kelarutan tidak

dengan memisahkan atau mencairkan zat, karena larutannya mungkin terjadi bukan

hanya karena pemisahan tetapi juga karena reaksi kimia. Misalnya, seng tidak larut

dalam asam klorida, tetapi dapat larut dalam kimia seng klorida dan hidrogen, di

mana seng klorida kemudian larut dalam asam klorida. Kelarutan tidak juga

tergantung pada ukuran partikel atau faktorkinetik lainnya; diberikan waktu yang

cukup, bahkan partikel besar akhirnya akan memisahkan larutan dengan analisis.

(Patel, 2010).

WA ODE HELMINA SYEFIRA SALSABILAHO1 A1 14 061

Page 5: Kelarutan HelmiNA

KELARUTAN (PENGARUH PH, KOSOLVEN, SURFAKTAN DAN SUHU)

BAB IIIMETODELOGI PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Praktikum Farmasi Fisik II percobaan Sedimentasi Partikel Suspensi

dilaksanakan pada hari Sabtu, 9 Januari 2016 bertempat di Laboratorium Farmasi

Fisik II Fakultas Farmasi Universitas Halu Oleo kendari.

B. Alat

Adapun alat yang di gunakan pada praktikum ini yaitu Gelas kimia, Pipet ukur,

Pipet tetes, Gelas ukur, Sendok tanduk dan Batang pengaduk.

C. Bahan

Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu Akuades, Parasetamol,

HCL, NaOH, Deterjen dan Alumonium Foil.

WA ODE HELMINA SYEFIRA SALSABILAHO1 A1 14 061

Page 6: Kelarutan HelmiNA

KELARUTAN (PENGARUH PH, KOSOLVEN, SURFAKTAN DAN SUHU)

D. Prosedur Kerja

1. Pengaruh pH

2. Pengaruh kosolven

WA ODE HELMINA SYEFIRA SALSABILAHO1 A1 14 061

- Diaduk hingga larut

- Ditimbang

- Ditambahkan akuades masing-masing 40 ml kedalam gelas kimia

- Ditambahkan 10 ml NaOH- Dimasukkan 1 g

- Ditambahkan akuades masing-masing 40 ml kedalam gelas kimia

- Ditambahkan 10 ml HCl- Dimasukkan 1 g

parasetamol

Gelas kimia I Gelas kimia II

Hasil pengamatan

- Diaduk hingga larut

- Ditimbang

- Ditambahkan akuades masing-masing 40 ml kedalam gelas kimia

- Ditambahkan 10 ml alkohol- Dimasukkan 1 gr

- Ditambahkan akuades masing-masing 50 ml kedalam gelas kimia

- Dimasukkan 1 g

parasetamol

Gelas kimia I Gelas kimia II

Hasil pengamatan

Page 7: Kelarutan HelmiNA

KELARUTAN (PENGARUH PH, KOSOLVEN, SURFAKTAN DAN SUHU)

3. Pengaruh surfaktan

4. Pengaruh suhu

WA ODE HELMINA SYEFIRA SALSABILAHO1 A1 14 061

- Diaduk hingga larut

- Ditimbang

- Ditambahkan akuades masing-masing 40 ml kedalam gelas kimia

- Ditambahkan 10 ml detergen- Dimasukkan 1 g

- Ditambahkan akuades masing-masing 50 ml kedalam gelas kimia

- Dimasukkan 1 g

Gelas kimia I Gelas kimia II

parasetamol

Hasil pengamatan

- Diaduk hingga larut

- Ditimbang

- Ditambahkan akuades masing-masing 50 ml kedalam gelas kimia

- Dimasukkan 1 g- Dipanaskan

- Ditambahkan akuades masing-masing 50 ml kedalam gelas kimia

- Dimasukkan 1 g

parasetamol

Gelas kimia I Gelas kimia II

Page 8: Kelarutan HelmiNA

KELARUTAN (PENGARUH PH, KOSOLVEN, SURFAKTAN DAN SUHU)

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Faktor Perlakuan Gambar

pH

40 ml akuades + 10 ml HCl + 1 gr PCT

40 ml akuades + 10 ml NaOH + 1 gr PCT

Kosolven

50 ml akuades + 1 gr PCT

40 ml akuades + 10 ml alkohol + 1 gr PCT

WA ODE HELMINA SYEFIRA SALSABILAHO1 A1 14 061

Page 9: Kelarutan HelmiNA

KELARUTAN (PENGARUH PH, KOSOLVEN, SURFAKTAN DAN SUHU)

Surfaktan

50 ml akuades + 1 gr PCT

40 ml akuades + 10 ml detergen + 1 gr PCT

Suhu

50 ml akuades + 1 gr PCT (tidak dipanaskan)

50 ml akuades + 1 gr PCT (dipanaskan selama 5 menit)

WA ODE HELMINA SYEFIRA SALSABILAHO1 A1 14 061

Page 10: Kelarutan HelmiNA

KELARUTAN (PENGARUH PH, KOSOLVEN, SURFAKTAN DAN SUHU)

B. Pembahasan

Kelarutan diartikan sebagai konsentrasi bahan terlarut dalam suatu larutan jenuh

pada suatu suhu tertentu. Larutan sebagai campuran homogen bahan yang berlainan.

Dalam istilah farmasi, larutan didefinisikan sebagai sediaan cair yang mengandung

satu atau lebih zat kimia yang dapat larut, biasanya dilarutkan dalam air, yang karena

bahan-bahannya, cara peracikan atau penggunaanya, tidak dimasukkan kedalam

golongan produk lainnya. Untuk dibedakan antara larutan dari gas, cairan dan bahan

padat dalam cairan. Kelarutan suatu bahan dalam suatu pelarut tertentu menunjukkan

konsentrasi maksimum larutan yang dapat dibuat dari bahan dan pelarut tersebut. Bila

suatu pelarut pada suhu tertentu melarutkan semua zat terlarut sampai batas daya

melarutkannya, larutan ini disebut larutan jenuh. Kelarutan obat sebagian besar

disebabkan oleh polaritas pelarut yaitu oleh momen dipolnya. Pelarut polar

melarutkan zat terlarut ionic dan zat polar lainnya.

Dalam kelarutan dikenal istilah cosolvent dan cosolvency dimana cosolvent

merupakan bahan yang digunakan untuk meningkatkan kelarutannya misalnya seperti

penggunaan pelarut campur sedangkan cosolvency merupakan peristiwa peningkatan

kelarutan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan adalah pH, temperatur, jenis

pelarut, bentuk dan ukuran partikel, konstanta dielekrik pelarut dan surfaktan, serta

efek garam. Pemanasan pelarut dapat mempercepat larutnya zat terlarut. Pelarut

dengan suhu yang lebih tinggi akan lebih cepat melarutkan zat terlarut dibandingkan

pelarut dengan suhu lebih rendah. Ketika pemanasan dilakukan, partikel pada suhu

WA ODE HELMINA SYEFIRA SALSABILAHO1 A1 14 061

Page 11: Kelarutan HelmiNA

KELARUTAN (PENGARUH PH, KOSOLVEN, SURFAKTAN DAN SUHU)

tinggi bergerak lebih cepat dibandingkan pada suhu rendah. Akibatnya, kontak antara

zat terlarut dengan zat pelarut menjadi lebih efektif. Semakin tinggi temperature

maka akan mempercepat kelarutan zat, semakin kecil ukuran partikel zat maka akan

mempercepat kelarutan zat.

Praktikum ini dilakukan untuk mengetahui kelarutan parasetamol pada pelarut

campur. Pelarut campur yang digunakan yaitu akuades dan NaOH, akuades dan HCL,

serta akuades dan detergen. Dilakukannya percobaan dengan melihat faktor-faktor

yang mempengaruhinya yaitu pH, kosolven, surfaktan dan suhu.

Praktikum kali ini menggunakan sampel yaitu parasetamol. Parasetamol

mempunyai rumus molekul C8H9NO2 dengan berat molekul 151,16. Parasetamol

larut dalam air mendidh, larut dalam natrium hidroksida 1N, dan mudah larut dalam

etanol. Derajat keasaman dari parasetamol yaitu pH= 6 dan pKa = 9,51. Dari sampel

tersebut akan dilakukan empat macam percobaan dimana untuk melihat faktor-faktor

yang dapat mempengaruhi kelarutannya. Adapun percobaannya yaitu pengaruh

kosolven terhadap kelarutan zat, pengaruh penambahan surfaktan terhadap kelarutan

suatu zat, pengaruh pH terhadap kelarutan suatu zat dan pengaruh suhu terhadap

kelarutan.

 Perlakuaan pertama yaitu percobaan pengaruh pH. Dilakukan penambahan

akuades 40 ml dan HCl 10 ml pada parasetamol 1 gram di gelas kimia pertama,

kemudian diaduk hingga menghasilkan larutan asam. Pada gelas kimia kedua

dilakukan perlakuan yang sama hanya yang membedakannya yaitu penambahan 10

ml NaOH sehingga larutannya akan larut dan menghasilkan larutan garam. Perlakuan

WA ODE HELMINA SYEFIRA SALSABILAHO1 A1 14 061

Page 12: Kelarutan HelmiNA

KELARUTAN (PENGARUH PH, KOSOLVEN, SURFAKTAN DAN SUHU)

kedua yaitu, pengaruh kosolven terhadap kelarutan suatu zat, dilakukan dengan

mengambil 1 gram ditambah 40 ml akuades dan alkohol 10 ml pada gelas kimia

pertama, larutannya menjadi larut dan prosesnya sangat cepat. Pada gelas kimia

kedua 1 gram ditambah 50 ml akuades dan diaduk sampai larut. Larutan ini melarut

dengan begitu lambat.

Perlakuan ketiga yaitu percobaan pengaruh surfaktan terhadap suatu zat.

Dilakukan penambahan pada gelas kimia pertama yaitu 50 ml akuades dan 1 gr

parasetamol, larutan ini tidak larut sempurna. Sedangkan pada gelas kimia kedua

paraseatamol 1 gr ditambah 40 ml dan 10 ml deterjen kemudian diaduk dan

menghasilkan larutan yang terlarut karena adanya penambahan deterjen sebagai

surfaktan. Sedangkan pada pengaruh suhu dilakukan pemanasan pada gelas kimia

pertama yang berisi 1 gram parasetamol dan ditambahkan 50 ml akuades sehingga

larutannya menjadi sangat cepat larut sedangkan pada gelas kimia kedua 1 gram

parasetamol yang ditambahkan 50 ml akuades kemudian diaduk hingga larut tanpa

melalui pemanasan proses pemanasan proses melarutnya begitu lambat. Hal ini

terjadi karena pada suhu yang tinggi menyebabkan molekul-molekul air bergerak

lebih cepat sehingga sering menumbuk molekul-molekul dan melarutkannya. Selain

itu diketahui pula bahwa sifat parasetamol yang dapat dengan mudah larut dengan

cara pendidihan.

Aplikasi percobaan ini sangat penting dalam bidang farmasi, sebab dapat

membantu memilih medium pelarut yang paling tepat dan baik untuk obat atau

kombinasi obat, juga membantu mengatasi kesulitan-kesulitan tertentu yang timbul

WA ODE HELMINA SYEFIRA SALSABILAHO1 A1 14 061

Page 13: Kelarutan HelmiNA

KELARUTAN (PENGARUH PH, KOSOLVEN, SURFAKTAN DAN SUHU)

pada waktu pembuatan larutan farmasetis, serta dapat digunakan sebagai standar atau

uji kemurnian.

WA ODE HELMINA SYEFIRA SALSABILAHO1 A1 14 061

Page 14: Kelarutan HelmiNA

KELARUTAN (PENGARUH PH, KOSOLVEN, SURFAKTAN DAN SUHU)

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini yaitu semakin

tinggi temperatur maka akan mempercepat kelarutan zat. Surfaktan dapat

meningkatkan kelarutan. Pengaruh kosolven terhadap kelarutan digunakan untuk

meningkatkan kelarutannya. Sedangkan pengaruh pH pada kelarutan yaitu jika

larutan bersifat basah maka akan terbentuk garam dan jika larutannya bersifat

asam maka larutan tersebut akan semakin bersifat asam.

WA ODE HELMINA SYEFIRA SALSABILAHO1 A1 14 061

Page 15: Kelarutan HelmiNA

KELARUTAN (PENGARUH PH, KOSOLVEN, SURFAKTAN DAN SUHU)

DAFTAR PUSTAKA

Patel R., 2010. International Journal of Research and Reviews in Pharmacy and applied Science. Review Artcle, IJRRPAS, 2(2). ISSN 2249-1236.

Aleti S.R, dkk., 2011. International Journal of Research in Pharmacy and Chemistry. IJRPC, ISSN 2231-2781.

Spiraviteja N, dkk., 2013. International Journal of Pharmaceutical Research and Science. Research Article. ISSN 2277-8713.

WA ODE HELMINA SYEFIRA SALSABILAHO1 A1 14 061