Kelem Baban

Embed Size (px)

DESCRIPTION

laporan kelembaban

Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUMEKOLOGI UMUM

PERCOBAAN IIKELEMBABAN RELATIF UDARA PADA TEMPAT BERBEDA

NAMA: AYU ANGGRAENINIM: H41112007KELOMPOK: II (DUA) AHARI/TANGGAL: KAMIS/4 APRIL 2013ASISTEN: MASRAYANI SULAEMAN MUHAMMAD IQRAM

LABORATORIUM ILMU LINGKUNGAN DAN KELAUTANJURUSAN BIOLOGIFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS HASANUDDINMAKASSAR2013BAB IPENDAHULUAN

I.1 Latar BelakangDalam kehidupan di bumi ini kelembaban udara merupakan salah satu unsur penting bagi manusia, hewan dan tumbuhan. Kelembaban udara juga menentukan bagaimana mahluk hidup dapat beradaptasi dengan kelembaban yang ada dilingkungannya. Kelembaban udara biasanya digunakan untuk meningkatkan produktifitas dan perkembangan tumbuhan budi daya khusunya tumbuh-tumbuhan (Tatang, 2006). Semua uap air yang ada di dalam udara berasal dari penguapan.Penguapan adalah perubahan air dari keadaan cair kekeadaan gas. Pada proses penguapan diperlukan atau dipakai panas, sedangkan pada pengembunan dilepaskan panas. Kelembaban udara pada suatu ekosistem banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor biotik maupun abiotik. Misalnya saja dengan suhu, vegetasi, tekanan udara dan lain sebagainya (Karim, 1985).Tingkat kelembaban sangat bervariasi, terkadang tinggi dan tidak jarang rendah seperti contohnya jumlah vegetasi yang memenuhi tempat tersebut contohnya saja pada hutan hujan tropis yang dikenal sebagai daerah yang memiliki kelembaban yang relatif tinggi karena keadaan daerah tersebut yang dipenuhi pohon-pohon pada kanopi membentuk lapisan yang paling atas. Kanopi seringkali rapat, sehingga hanya sedikit sekali cahaya yang masuk akibatnya udara menjadi lembab karena kurangnya memperoleh sinar matahari (Tatang, 2006).Hal inilah yang melatarbelakangi dilakukannya praktikum ini, yaitu untuk mengetahui perbedaan kelembaban relatif udara pada tempat yang berbeda.I.2 Tujuan percobaanTujuan dari percobaan ini adalah :1. Mengetahui perbedaan kelembaban relatif udara pada tempat/lokasi yang berbeda.2. Melatih keterampilan mahasiswa dalam menggunakan peralatan sederhana dalam mengukur kelembaban udara relatif.

I.3 Waktu dan Tempat PercobaanPraktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis 4 April 2013 pukul 14.00-17.00 WITA bertempat di Laboratorium Biologi Dasar, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin Makassar. Dan pengamatan ini dilakukan di tiga tempat yaitu dalam ruangan, Canopy (dibawah pohon) dan Pelataran MIPA.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

Kelembaban adalah konsentrasi uap air di udara. Angka konsentasi ini dapat diekspresikan dalam kelembapan absolut, kelembapan spesifik atau kelembaban relatif. Alat untuk mengukur kelembapan disebut higrometer. Sebuah humidistat digunakan untuk mengatur tingkat kelembapan udara dalam sebuah bangunan (Suwardjo, 2008).Temperatur dan kelembaban umumnya penting dalam lingkungan daratan dan sangat erat hubungannya, sehingga diakui sebagai bagian yang paling penting dari iklim. Interaksi antara temperatur dengan kelembaban seperti pada kasus interaksi kebanyakan faktor, tergantung pada nilai nisbi dan juga nilai mutlak setiap faktor. Sehingga temperatur memberikan efek lebih hebat terhadap organisme apabila keadaan kelembabannya ekstrim, yakni apakah keadaan tadi sangat tinggi atau sangat rendah, dari pada keadaan yang sedang-sedang saja. Demikian juga, kelembaban memainkan peranan yang lebih penting dalam keadaan temperatur ekstrim (Odum, 1994).Dapat dianalogikan dengan sebuah termometer dan termostat untuk suhu udara. Perubahan tekanan sebagian uap air di udara berhubungan dengan perubahan suhu. Konsentrasi air di udara pada tingkat permukaan laut dapat mencapai 3% pada 30C (86F), dan tidak melebihi 0,5% pada 0C (32F) (Suwardjo, 2008).Air yang turun sebagai curah hujan di daratan maupun di lautan asalnya dari hasil pemanasan oleh sinar matahari terhadap permukaan bumi, perairan dan organisme terutama tumbuhan, yang menyebabkan terjadinya penguapan air. Uap air akan masuk ke atmosfer lapisan atas dan mengalami pendinginan sehingga akan melakukan kondensasi menjadi kristal air atau es dalam bentuk awan. Dimana akumulasi kristal-kristal air atau es ini volumenya akan semakin banyak dan berat, kemudian akan terbawa pergerakan angin dan pecah serta turun sebagai curah hujan (Umar, 2013).Keseimbangan antara curah hujan dan potensi evapotranspirasi menentukan tersedianya air. Kecepatan evapotranspirasi tergantung dari daya penguapan air yang ditentukan oleh suhu udara, angin, kelembaban dan radiasi matahari (Umar, 2013).Uap air adalah suatu gas yang tidak dapat di lihat secara visual, yang merupakan salah satu bagian dari atmosfer. Kabut dan awan adalah titik air atau butir-butir air yang melayang-layang di udara. Kabut melayang-layang dekat permukaan tanah, lain halnya dengan awan yang melayang-layang di angkasa. Banyaknya uap air yang dikandung oleh hawa tergantung pada temperatur. Makin tinggi temperatur yang dihasilkan, makin banyak uap air yang dapat dikandung oleh hawa (Hardjodinomo, 1975).Seperti gas-gas lainnya, uap air juga mempunyai tekanan, yang makin lebih besar apabila temperatur naik. Tekanan tersebut dinamakan tekanan uap. Tekanan uap adalah tekanan yang diberikan atau ditimbulkan oleh uap air sebagai bagian dari udara pada temperatur tertentu. Tekanan uap adalah bagian dari tekanan udara, yang semuanya dapat diukur dengan milimeter air raksa atau milibar. Jika udara pada suatu temperatur sudah penuh (jenuh) maka tekanan uap pada temperatur tersebut mencapai maksimum. Angka maksimum tersebut disebut tekanan uap maksimum sebaliknya jika mencapai titik minimum maka temperature udara belum dapat diukur sepenuhnya (Zailani, 1986).Kelembaban udara dalam ruang tertutup dapat diatur sesuai dengan keinginan. Pengaturan kelembaban udara ini didasarkan atas prinsip kesetaraan potensi air antara udara dengan larutan atau dengan bahan padat tertentu. Jika dalam suatu ruang tertutup dimasukkan larutan, maka air dari larutan tersebut akan menguap sampai terjadi keseimbangan antara potensi air pada udara dengan potensi air larutan. Demikian pula halnya jika suatu hidrat kristal garam-garam (salt cristal bydrate) tertentu dimasukkan dalam ruang tertutup maka air dari hidrat kristal garam akan menguap sampai terjadi keseimbangan potensi air (Lakitan, 1994). Selain kelembaban relatif, kelembaban juga ada yang disebut kelembaban absolut. Kelembaban absolut dianalogikan jika semua air dalam satu m3 dikondensasikan ke dalam suatu wadah, wadah tersebut dapat menjadi timbangan kelembaban absolut. Kelembaban absolut memiliki nilai yang berkisar dari 0 gram/m3 saat udara kering hingga 30 gram/m3 saat uap air menjadi jenuh pada suhu 30C. Kelembaban relatif sangat penting dalam memperkirakan cuaca (Lakitan,1994).Kelembaban nisbi merupakan perbandingan antara kelembaban aktual dengan kapasitas udara untuk menampung uap air. Bila kelembaban aktual dinyatakan dengan tekanan uap aktual, maka kapasitas udara untuk menampung uap air tersebut merupakan tekanan uap jenuh. Sehingga kelembaban nisbi dapat ditulis dengan persen ( Sutrisno, 1986 ).Kelembaban nisbi biasanya diukur dengan menggunakan termometer basah dan kering, baik secara manual maupun dengan alat Sling Psychrometer dan Hygrograf. Apabila pembacaan pada kedua termometer basah dan kering sama, maka kelembaban nisbinya adalah 100%, tetapi apabila pembacaan termometer basah di bawah termometer kering, maka kelembaban nisbinya kurang dari 100%. Nilai sebenarnya dapat dilihat pada tabel, tetapi kalau menggunakan Sling Psychrometer dan hygrometer dapat langsung dibaca pada skala ukurannya (Umar, 2013).Tinggi rendahnya kelembaban udara di suatu tempat sangat bergantung pada beberapa faktor (Umar, 2013) yaitu:a. Suhub. Tekanan udarac. Pergerakan angind. Kuantitas dan kualitas penyinarane. Vegetasif. Ketersediaan air di suatu tempat Suatu kelembaban sangat bervariasi, terkadang tinggi pada malam hari dan rendah pada siang hari dan sebaliknya. Kelembaban ini juga dapat disebabkan karena perbedaan letak tempat baik secara horizontal maupun vertikal. Pengaruh kelembaban udara sejalan dengan temperatur dan intensitas udara serta sinar matahari yang mempunyai peranan pemting dalam mengatur aktifitas organisme dan dalam membatasi penyebarannya (Umar, 2013).Pada ekosistem, faktor-faktor tidak bekerja sendiri-sendiri akan tetapi bekerja bersama-sama. Temperatur dan kelembaban sangat berpengaruh pada lingkungan darat. Efek pembatas dari temperatur bertambah hebat apabila kelembaban dalam keadaan ekstrim, yaitu tinggi maupun rendah interaksi antara temperatur dan kelembaban seperti interaksi pada faktor lain yaitu tergantung kepada nilai nisbi dan nilai mutlak dari setiap faktor (Suryati, 2007).

BAB IIIMETODE PERCOBAAN

III.1 Alat Alat - alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah thermometer (air raksa / alkohol), sling psychometer, dan Kipas.III.2 BahanBahan yang digunakan adalah kapas Gossypium sp, air dan alkohol.

III.3 Cara KerjaCara kerja dari percobaan ini adalah :a. Pengukuran kelembaban udara dengan cara manual1. Disediakan dua buah thermometer (skala 1-100), yang mana salah satu dari termometer tersebut pada bagian ujung pangkal dibagian yang mengandung air raksa/alkohol, kemudian dibalut dengan kapas secukupnya dan diikat dengan karet gelang.2. Dibasahi kapas yang sudah diikat tersebut secukupnya dengan mencelupkan kedalam botol air atau dengan menyeprotkan dengan hand sprayer.3. Diggantung kedua thermometer tersebut (satu basah dan satu kering pada tempat yang dipilih) sambil mengipas-ngipas selama kurang lebih 5 menit.4. Dilakukan pengamatan setiap selang waktu 10 menit sebanyak 5 kali pada setiap tempat yang dipilih (dalam ruangan, luar ruangan,tempat terbuka dan di bawah pohon).5. Dicatat nilai dari hasil pembacaan pada kedua thermometer (basah dan kering) dalam bentuk tabel.b. Pengukuran kelembaban udara dengan Sling Psychrometer1. Diambil satu alat Sling Psychrometer, kemudian tariklah keluar thermometer kering dan basah dari kotak skala pada alat tersebut.2. Diperhatikan pada salah satu ujung termometer terdapat sumbu yang menghubungkan antara kotak / tempat pembasahan dengan ujung thermometer basah. Kalau sumbu tidak tersambung/terbalut dengan salah satu ujung termometer, menyambungkan sumbu tersebut pada ujung thermometer basah.3. Dibasahi sumbu tersebut dengan air secukupnya, kemudian tutup kotaknya.4. Langkah berikutnya adalah diayunkan termometer basah dan kering dengan memutar mutarnya di udara seperti baling baling.5. Dilakukan pengamatan/pembacaan setiap 5 menit pengayunan pada thermometer basah dan kering (catat pada lembar kerja anda), jumlah pengamatan sesuai sebanyak 5 kali, dengan interval waktu setiap pengamatan kurang lebih 10 menit.6. Dibuat tabel hasil pembacaan pada setiap lokasi pengamatan yang berbeda.7. Untuk pembacaan kelembaban relatif udara dapat melakukan, didempetkan hasil pembacaan skala termometer basah dan kering pada skala yang terdapat pada Sling Psychrometer tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Hardjodinomo, Soekirno. 1975. Ilmu Iklim dan Pengairan. Binacipta, Bandung.

Lakitan, B., 1994. Dasar-Dasar Klimatologi. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Odum, E., 1994. Dasar-Dasar Ekologi. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Sutrisno, 1986. Fisika Dasar. ITB, Bandung.

Suwardjo, 2008. Iklim dan Cuaca. Bumi Aksara, Jakarta.

Tatang, 2006. Ilmu Iklim dan Pengairan. Binacipta, Bandung.Umar, M. R., 2012. Penuntun Praktikum Ekologi Umum. Universitas Hasanuddin, Makassar.

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 HasilTabel hasil pengamatanTempatSling Psychrometer

Basah (C)Kering (C)KR %

Dalam Ruangan262887

272987

262887

Rata-rata262887

Di Bawah Pohon (Canopy)272894

252694

262794

Rata-rata262794

Pelataran MIPA272987

262887

262794

Rata-rata262889

IV.2 PembahasanPada percobaan kelembaban udara, dimana pengamatan dilakukan pada tiga tempat berbeda yaitu dalam ruangan (Laboratorium Biologi Dasar), di ruangan terbuka (pelataran MIPA) dan di bawah pohon (Canopy). Alat yang diguanakan untuk mengukur kelembaban adalah termometer dan sling psychrometer. Termometer digunakan dengan cara dikipas-kipas dan sling psychrometer dengan cara diputar-putar. Dan setiap alat dibagi atas basah dan kering. Penggunaan kedua alat ini untuk membandingkan apakah hasil pengukuran kelembaban relatif udara pada tempat yang berbeda sama atau tidak.Dari percobaan yang telah dilakukan diperoleh hasil yang berbeda-beda pada setiap tempat, yaitu sebagai berikut :Dalam Ruang Laboratorium, kelembaban relatif udara yang diperoleh pada percobaan di dalam laboratorium sangat tinggi pada Sling pyschrometer 87%. Hal ini dimungkinkan karena dalam ruangan tersebut tertutup sehingga terjadi sedikit penguapan, tidak ada pergerakan angin dan dalam ruangan juga tidak terdapat kipas angin, kondisi dalam ruangan relatif tetap sehingga dalam udara terkandung banyak uap air.Di Bawah Pohon (Canopy), kelembaban relatif udara yang diperoleh pada percobaan di bawah pohon pada pembacaan sling psychrometer diperoleh 94%. Kelembaban pada daerah ini cukup tinggi dikarenakan banyaknya vegetasi pada daerah tersebut, serta cuaca akhir akhir ini selalu hujan dan mengakibatkan kondisi tanah yang becek dan mengandung banyak air, serta penyinaran matahari yang terhalangi oleh rimbunan pohon.Di Lapangan Terbuka (pelataran MIPA), kelembaban relatif udara yang diperoleh pada percobaan di lapangan terbuka pada sling psychrometer diperoleh sebesar 89%. Ini terjadi disebabkan oleh faktor penyinaran matahari dan cuaca saat pengukuran. Saat pengukuran dilakukan sekitar pukul 15.00 dimana cuaca sangat terik dan di pelataran MIPA tidak terlalu banyak vegetasi yang tumbuh rimbun serta tidak banyak penyerapan air yang terjadi sehingga membuat daerah tersebut sedikit kering. Jadi dari hasil pengamatan yang telah dilakukan pada tiga tempat yang berbeda, diperoleh hasil yaitu yang memiliki kelembaban tinggi adalah di bawah pohon (Canopy). Hal ini disebabkan karena banyaknya vegetasi atau tumbuh-tumbuhan di daerah tersebut. Sedangkan dareah yang paling rendah kelembabannya yaitu di tempat terbuka (Pelataran MIPA) dikarenakan intensitas cahaya pada daerah ini cukup tinggi sehingga tingkat kelembabannya sangat rendah.

BAB VPENUTUP

V.1 KesimpulanDari percobaan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa :1. Pada tempat atau lokasi yang berbeda memilki tingkat kelembaban relatif yang berbedabeda, pada tempat yang kami teliti yaitu di dalam ruangan 87%, di bawah pohon (Canopy) 94% dan di tempat terbuka (pelataran MIPA) 89,3%. Dan faktor-faktor yang mempengaruhinya yaitu ketersediaan air di suatu tempat, kuantitas dan kualitas penyinaran, suhu, tekanan udara, pergerakan angin dan vegetasi.2. Dalam percobaan ini kami bisa belajar dan mengoperasikan peralatan yang sederhana untuk mengukur suatu kelembaban relatif udara dimana alat yang digunakan yaitu sling psychometer yang digunakan dengan cara diayunkan di udara dan termometer dry and wet yang digunakan dengan cara dikipas-kipas.

V.2 SaranSaran saya sebaiknya setiap asisten memeriksa alat sebelum digunakan dalam praktikum agar tidak terjadi kesalahan pada saat praktikum berlangsung.