Upload
anwarunimed
View
14.884
Download
83
Embed Size (px)
Citation preview
2010
anwar
anwar corp.
11/1/2010
MODUL KELISTRIKAN OTOMOTIF
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. DESKRIPSI
Pemasangan, pengujian dan perbaikan sistem penerangan dan wiring
merupakan modul kompetensi yang berisi tentang materi jaringan kabel,
saklar dan sistern penerangan.
Modul ini membahas tentang komponen kelistrikan yang terpasang
pada body kendaraan (mobil) yang terdir dari tiga (3) kegiatan pemelajaran,
yaitu :
Kegiatan 1 : berisi tentang pemasangan sistem penerangan dan wiring
Kegiatan 2 : berisi tentang pengujian sistem penerangan dan wiring
Kegiatan 3 : berisi tentang perbaikan sistem penerangan dan wiring
Dengan menguasai modul ini diharapkan siswa mampu menjelaskan
prinsip pemasangan,pengujian dan perbaikan sistem penerangan dan wiring.
B. PRASARAT
Untuk menempuh kegiatan pemelajaran modul pemasangan, pengujian dan
perbaikan sistem penerangan dan wiring ini siswa dipersyaratkan untuk
mempelajari dahulu modul :
1. Pengujian, pemeliharaan/servis dan penggantian battery
Kode = OPKIR - 50 - 001 – B
2. Perbaikan ringan pada rangkaian 1 sistem kelistrikan
Kode =,OPKR - 50 - 002 – B
3
A. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL
1. Petunjuk Bagi Peserta Diklat
Siswa diharapkan mampu berperan aktif dan berinteraktif dengan sumber
belajar yang digunakan oleh karena itu siswa harus mau melaksanakan hal-
hal sebagai berikut:
a. Langkah-langkah belajar yang ditempuh yaitu:
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Membaca dengan seksama uraian materi pada setiap kegiatan belajar
3. Mencermati langkah-langkah kerja pada setiap kegiatan belajar dan
apabila belum jelas benar ditanyakan pada instruktur
4. Jangan menghubungkan alat / bahan ke sumber tegangan secara
langsung sebelum disetujui oleh instruktur
5. Mengembalikan semua peralatan yang digunakan pada tempat yang
sudah disediakan
b. MenyiapIkan perlengkapan yang.dibutuhkan dalam pelaksanaan
sistem modul maka beberapa perangkat harus disiapkan supaya
kegiatan proses belajar mengaiar berlangsung sesuai yang
diharapkan oleh guru dan siswa.
2. Petunjuk Bagi Guru
a. Membantu siswa dalam merencanakan kegiatan belajar
b. Membantu mempersiapkan kegiatan praktikum setelah melaksanakan
kegiatan belaiar
c. Membantu siswa dalam mengkoordinasikan kegiatan belajar kelompok
jika diperlukan.
d. Membimbing siswa dengan tugas/kerja dan evaluasi setelah materi
dijelaskan.
e. Membantu siswa dalam memahami hasil evaluasi yang ditempuh
dalam setiap kegiatan belajar.
f. Membantu siswa supaya mampu mengakses sumber tambahan lain
yang diperlukan calambelajar
4
g. Membantu siswa dalam menentukan perbedaan jenis-jenis penerapan
dari hasil kegiatan belajar.
B. TUJUAN AKHIR
Setelah mempelajari secara keseluruhan materi kegiatan belajar dalam
modul ini siswa diharapkan :
1. Terampil memasang sistem penerangan dan wiring dengan baik.
2. Menguji sistem penerangan dan wiring dengan baik.
3. Memperbaiki sistem penerangan dan wiring dengan tepat.
4
C. KOMPETENSI
Modul OPKR-50-007 B membentuk kompetensi memasang, menguji dan memperbaiki sistem penerangan dan wiring. Uraian
kompetensi dan subkompetensi ini dijabarkan seperti di bawah ini.
KOMPETENSI : memasang, menguji dan memperbaiki sistem penerangan dan wiring
KODE : OPKR-50-007B
DURASI PEMELAJARAN : 60 Jam @ 45 menit
5
SUB KOMPETENSI KRITERIA KINERJA LINGKUP BELAJAR MATERI POKOK PEMELAJARAN
SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN
1. Memasang sistem
penerangan dan
wiring kelistrikan.
Pemasangan dilaksanakan tanpa menyebabkan keru-sakan terhadap komponen atau sistem lainnya. Informasi yang benar di-akses dari spesifikasi pabrik dan dipahami. Pemasangan/bahan yang sesuai. Sistem kelistrikan dipasang dengan menggunakan per-alatan dan tehnik yang sesuai. Seluruh kegiatan instalasi/ pemasangan dilaksanakan berdasarkan SOP (Standard Operation Procedures), undang-undang K 3 (Kese-lamatan dan Kesehatan Kerja), peraturan perundang-undangan dan prosedur/ kebijakan perusa-haan.
Wiring diagram sistem pene-rangan otomotif Prinsip kerja sistem pene-rangan Identifikasi kerusakan dan metoda perbaikan Standar prosedur keselamat-an kerja
Cermat dan teliti dalam penggunaan alat ukur elektronik
Cermat dan teliti dalam proses penyambungan kabel
Undang-undang K 3. Pemahaman peratuan
pemerintah. Prosedur pemasangan Cara kerja sistem
kelistrikan dan komponen yang sesuai untuk penggunaan.
Prinsip-prinsip kelistrikan dan penerapan pada wiring/ penerangan.
Prosedur perbaikan sistem kelistrikan .
Memasang dan merangkai sistem penerangan dan wiring
Melaksanakan perbaikan sistem kelistrikan
6
SUB KOMPETENSI KRITERIA KINERJA LINGKUP BELAJAR MATERI POKOK PEMELAJARAN
SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN
2. Menguji sistem kelistrikan.
Sistem kelistrikan diuji tanpa menyebabkan kerusakan terhadap komponen atau sistem.
Informasi yang benar di-akses dari spesifikasi pabrik dan dipahami.
Tes/pengujian dilakukan untuk menentukan kesalah-an/kerusakan dengan menggunakan peralatan dan teknik yang sesuai.
Mengidentifikasi kesalahan dan menentukan tindakan perbaikan yang diperlukan.
Seluruh kegiatan pengujian dilaksanakan berdasarkan SOP (Standard Operation Procedures), undang-undang K 3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja), peraturan perundang-undangan dan prosedur/ kebijakan perusa-haan.
Prosedur pengujian sistem penerangan dan sistem kelistrikan
Prinsip kerja sistem penerangan
Identifikasi kerusakan dan metoda perbaikan
Standar prosedur keselamatan kerja
Cermat dan teliti dalam pengujian sistem kelistrikan
Prinsip-prinsip kelistrikan dan penerapan pada wiring/ penerangan.
Memahami pengujian sistem kelistrikan
Melaksanakan pengujian sistem penerangan dan kelistrikan
7
SUB KOMPETENSI KRITERIA KINERJA LINGKUP BELAJAR MATERI POKOK PEMELAJARAN
SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3. Memperbaiki sistem
kelistrikan
Sistem kelistrikan diperbaiki tanpa menyebabkan keru-sakan terhadap komponen atau sistem lainnya.
Informasi yang benar di-akses dari spesifikasi pabrik dan dipahami
Perbaikan yang perlu dilak-sanakan menggunakan per-alatan, teknik dan bahan yang sesuai.
Seluruh kegiatan perbaikan/ repair dilaksanakan berda-sarkan SOP (Standard Operation Procedures), undang-undang K3 (Kesela-matan dan kesehatan Kerja), peraturan perundang-undangan dan prosedur/ kebijakan perusahaan
Prosedur pemeriksaan sistem kelistrikan
Prosedur perbaikan sistem kelistrikan.
Standar prosedur keselamat-an kerja.
Cermat dan teliti dalam pemeriksaan dan per-baikan sistem kelistrikan
Semangat tinggi dan bekerja keras untuk mencapai hasil terbaik
Penggunaan alat ukur kelistrikan Identifikasi kerusakan Prosedur pemeriksaan
keru-sakan sistem kelistrikan Prosedur perbaikan
sistem kelistrikan
Memeriksa kerusakan sistem kelistrikan
Memperbaiki sistem kelistrikan
8
D. CEK KEMAMPUAN
Sebelum mempelajari modul OPKR-50-007B, isilah dengan cek list () kemampuan yang telah dimiliki siswa dengan sikap jujur
dan dapat dipertanggung jawabkan :
Sub Kompetensi Pernyataan Jawaban Bila jawaban ‘Ya’,
kerjakan Ya Tidak
Pemasangan ,pengujian dan
perbaikan sistem penerangan
dan wiring
1. Saya mampu memasang sistem
penerangan dan wiring
Soal Tes Formatif 1
2. Saya mampu menguji sistem
penerangan dan wiring
Soal Tes Formatif 2
3. Saya mampu memperbaiki sistem
penerangan dan wiring
Soal Tes Formatif 3
Apabila siswa menjawab Tidak, pelajari modul ini
9
10
BAB II
PEMELAJARAN
A. RENCANA BELAJAR SISWA
Rencanakan setiap kegiatan belajar anda dengan mengisi tabel di bawah ini dan
mintalah bukti belajar kepada guru jika telah selesai mempelajari setiap kegiatan
belajar.
Jenis Kegiatan Tanggal Waktu Tempat
Belajar
Alasan
Perubahan
Paraf
Guru
1. Memasang sistem
penerangan dan wiring
2. Menguji sistem penerangan dan wiring
3. Memperbaiki sistem penerangan dan wiring
B. KEGIATAN BELAJAR
1. Kegiatan Belajar 1 : MEMASANG SISTEM PENERANGAN DAN WIRING
a. Tujuan Kegiatan Belajar 1
Siswa diharapkan mampu mengetahui dan memasang sistem penerangan dan wiring
b. Uraian Materi 1
Sistem penerangan (lighting sistem) sangat diperlukan untuk keselamatan
pengendara dimalam hari. Sistem ini dinagi 2 sistem penerangan :
a. Sistem penerangan luar dan
b. Sistem penerangan dalam
Untuk jenis-jenis lampu yang terdapat dibagian luar dan dalam sebuah kendaraan
adalah sebagai berikut :
11
A. Lampu Besar
Sistem lampu besar merupakan lampu penerangan untulk menerangli jalan
dibagian depan kendaraan. Pada umumnya lampu besar ini dilengkapi dengan
lampu jauh dan lampu dekat (high beam dan low beam) dan dapat dihidupkan
dari salah satu switch oleh dimmir switch.
Lampu besar
Lampu belakang
Lampu rem
Lampu jara
Penerangan luar Lampu tanda belok
Lampu hazard
Lampu plat nomor
Lampu mundur
Sistem Penerangan
Lampu meter
Penerangan dalam
Lampu ruangan
12
Tipe lampu besar
Ada 2 (dua) tiPe lampu besar yang digunakan Pada kendaraan, yaitu :
1) Lampu besar tipe sealed beam.
Di dalam lampu besar tipe sealed beam, penggunaan bola lampunya tidak
terpisah, keseluruhan terpasang menjadi satu seperti bola lampu dan filament
terpasang di depan kaca pemantul untuk menerangi kaca lensa.
2) Lampu besar tipe semisealed beam.
Perbedaan antara semisealed beam dan sealed beam ialah pada konstruksinya,
dimana pada sernisealed beam bola lampunya dapat diganti dengan mudah
sehingga tidak di perlukan penggantian secara keseluruhan bila bola lampunya
putus atau terbakar. Lagi pula bila menggantinya dapat langsung diganti
dengan cepat. Bola lampu besar semi sealed beam tersedia dalam tipe seperti
berikut:
Bola lampu biasa dan
Bola lampu Quartz – halogen
13
Cara
memasang pada seat mengganti bole lampu Quartz Halogen :
Bola lampu quartz halogen lebih panas dibandingkan dengan bola lampu biasa
saat digunakan, umur lampu ini akan lebih pendek bila oli atau gemuk menempel
pada permukaannnya. Lagi pula garam dalam keringat manusia dapat menodai
kacanya (quartz). Untuk mencegah ini peganglah bagian flange bila mengganti
bola lampu untuk mencegah jari-jari menyentuh quartz.
Gambar 1.3 Lampu besar tipe Sealeed Beam
Gambar 1.4 Cara memasang bola lampu
14
B. Lampu-lampu lainnya.
1) Lampu jarak dan lampu belakang
Lampu kecil untuk dalam kota ini memberi isyarat adanya serta lebarnya dari
sebuah kendaraan pada malam hari bagi kendaraan lainnya, baik yang ada di
depan maupun di belakang. Lampu-lampu tersebut untuk yang bagian depan
disebut dengan lampu jarak (clearence light) dan yang dibagian belakang
disebut dengan lampu belakang (tail light).
2) Lampu Rem
Lampu rem (brake light) dilengkapi pada bagian belakang kendaraan sebagai
isyarat untuk mencegah terjadinya benturan dengan kendaman d! bedakang
yang mengikuti seat kendaraan mengerem.
Gambar 1.5 Letak lampu jarak dan lampu belakang beserta
saklarnya
15
3) Lampu tanda belok (turn sighal light)
Lampu tanda belok yang dipasang di bagian ujung kendaman sepert! pada
fender depan, untuk memberi isyarat pada kendaraan yang ada di depan,
belakang dan sisi kendaman bahwa pengendara bermaksud untuk membelok
atau pindah jalur. Lampu tanda belok mengedip secara tetap antara 60 sampai
120 kaii setiap menitnya.
4) Lampu hazard (hazard warning light)
Lampu hazard digunakan untuk memberi isyarat keberadaan kendaman dari
bagian depan, belakang dan kedua sisi selama berhenti atau parkir dalam
Gambar 1.6 lampu rem
Gambar 1.7 lampu tanda belok
16
keadaan darurat. Yang digunakan adalah lampu tanda belok, tapi seluruh
lampu mengedip serempak.
5) Lampu plat nomor
Lampu ini menerangi plat nomor bagian belakang. Lampu plat nomor menyala
bila lampu belakang menyala.
Gambar 1.8 Lampu Hazard
Gambar 1.9 Lampu Plat Nomor
17
6) Lampu mundur
Lampu mundur (back up light) dipasang pada bagian belakang kendaraan
untuk memberikan penerangan tambahan untuk melihat kebelakang kendaman
saat mundur di malam hari, dan memberikan isyarat untuk kendaman yang
mengikutinya bahwa pengendara bermaksud untuk mundur/sedang mundur.
Lampu mundur akan menyala bila Luas transmisi diposisikan mundur dengan
kunci kontak ON.
7) Lampu kabut
Lampu kabut digunakan pada saat cuaca berkabut, jalanan berdebu atau hujan
!ebat.
Penggunaan lampu harus mengikuti aturan yang berlaku yakni :
Pemasangan kedua lampu harus berjarak sama baik yang kanan dari titik
tengah kendaran. Lampu kabut dihubungkan bersama-sama lampu jarak dekat
(pada saklar dim). Lampu kabut.tidak dihidupkan bersama-sama dengan lampu
jarak dan hanya dihidupkan bersama lampu kota. Lampu kabut boleh
menggunakan lensa wama putih atau warna kuning.
Gambar 1.10 Lampu Mundur
18
Bila lampu kabut akan diaktifkan maka saklar larnpu kepala harus pada posisi
lampu jarak dekat. Saat saklar lampu basket diaktifkan, anus listrik dari saklar
lampu kepala akan mengalir ke relay melalui saklar lampu kabut. Dengan
aktifnya relay maka arus listrik dari baterai akan mengalir ke lampu kabut
melalui sekering dan relay.
8) Larnpu ruangan
Lampu ruangan (dome light) menerangi interior ruangan penumpang yang
dirancang agar tidak menyilaukan pengemudi pada malam hari. Umumnya
lampu ruangan (interior) letaknya dibagian tengah ruang penumpang
kendaraan untuk menerangi interior dengan merata. Lampu ini disatukan
dengan switchnya yang mempunyai 3 (tiga) posisi yaitu : ON, DOOR dan OFF.
(untuk memberi kemudahan keluar masuk pada malam hari, lampu ruangan
dapat disetel hanya menyala bila salah satu pintunya dibuka. Ini dapat
dilakukan dengan menyetel switch pada posisi DOOR.
Gambar 1.11 Rangkaian lampu kabut
19
9) Lampu Instrumen Panel (lampu meter).
Lampu instrumen panel digunakan untuk menerangi meter-meter pada
instrumen panel pada malam hari dan memungkinkan pengemudi membaca
meter-meter dan gauge dengan mudah dan cepat pada saat mengemudi.
Lampu instrumen panel akan menyala bila lampu belakang (tail light) menyala.
Ada beberapa model yang dilengkapi dengan lampu pengontrol rheostat yang
memungkinkan pengendara mengontrol terangnya lampu-lampu pada
instrumen panel.
Flasher tanda belok (Lampu sein)
Flasher tanda belok adalah suatu alat yang menyebabkan lampu belok
mengedip secara interval. Turn signal flasher bekela pada prinsip yang
bervariasi. Pada umumnya menggunakan tipe semi - transistor yang
kompak, ringan dan dapat diandalkan. Dalam flasher tanda belok tipe semi-
transistor, bila bola lampunya putus, maka mengedipnya mulai cepat dari
yang normal, dan ini merupakan tanda kepada pengemudi untuk
menggantinya.
Flasher Lampu hazard
Flasher lampu hazard pada prinsipnya mirip dengan flasher lampu sein.
sebab ia juga menyebabkan lampu berkedip-kedip secara teratur. Dan
biasanya disatukan dengan flasher lampu sein.
Gambar 1.12 Lampu ruangan
20
C. Macam-macam bola lampu dan titik pengunci dalam mengganti bola lampu.
Tipe bola lampu bervariasi yang digunakan pada sebuah kendaraan, dapat
dikiasifikasikan dalam beberapa cara. Pada modul kompetensi ini dijelaskan
beberapa titik pengund pada saat mengganti bola lampu, yang dapat
dikiasifikasikan berdasarkan bentuk base capnya yaitu
1) Bola lampu model single - end
Tipe bola lampu ini hanya mempunyai satu base cap yang juga sebagai
penghubung ke massa.
Blola lampu singie - end selanjutnya diklasifikasikan ke dalam dua jenis sesuai
dengan jumlah dari filament. Single filament pada bola lampu model single -
end dan double filament pada bo!a lampu single end.
Bola larnpu dipasang pada socket dengan menernpatkan pin pada base cap.
Mengganti bola lampu :
tekan bola lampu kedepan socket untuk melepas pin base cap tidak
mengunci pada tarikan socket, putar bola lampu tersebut dan tarik keiuar
untuk melepasnya.
Memasang bola lampu
Dalam rnemasang bola lampu yang baru urutannya adalah kebalikan dari
cara melepasnya.
Gambar 1.13 Jenis bola lampu single - end
21
Pin pada bola lampu double filament single - end letaknya tidak segaris (offset)
dalam pengaturan tingginya. Hal ini Untuk mencegah kesalahan posisi
pernasangan lampu.
2) Bola lampu widge - base (socket gepeng).
Tipe bole lampu ini mempunyai satu filament dan filamennya berhubungan
langsung dengan socket terminal.
Mengganti bola lampu
tarik bola lampu keluar dengan menggunakan jari tangan
Memasang bola lampu:
Dorong / tekan bola lampu pada lubang socket.
Gambar 1. 14. Mengganti bola lampu
Gambar 1.15 Bola lampu wigde - base
22
3) Bola lampu dengan ujung ganda
Tipe bola lampu ini mempunyai satu filament dan dua base-cap. seperti pada
gambar berikut:
Memperbaiki / mengganti bola lampu :
Tekan salah satu den terminal socket dam untuk membuka tarik keluar
bola lampu tersebut.
Memasang bola lampu
Tempatkan salah satu ujungnya ke dalarn lubang kemudian dorong /
tekan yang lainnya sehingga kedua ujung masuk pada lubangnya
masing-masing.
Gambar 1.16 Memasang dan melepas bola lampu
Gambar 1.17 Bola lampu dengan ujung ganda
23
C. Rangkuman 1
Dengan mempelajari lembar kegiatan 1 diharapkan siswa dapat menyebutkan
jenis-jenis lampu penerangan,dan cara memasang jenis-jenis lampu pada sistem
penerangan dalam kendaraan.
D. Tugas 1
1) Pelajarilah uraian materi pada lembar kegiatan 1 tentang sistem penerangan,
jenis-jenis lampu sistem penerangan dan cara memasangnya.
2) Diharapkan siswa mempunyai ketrampilan di dalam melakukan pemasangan
dasar pada kendaraan.
E. Test formatif 1.
1. Sebutkan macam-macam lampu pada sistem penerangan yang terdapat pada
kendaraan !
2. Berfungsi untuk apakah lampu jarak dan lampu belakang?
3. Apakah fungs! lampu Hazard (Hazard Warning Light)?
4. Bagaimana cara mengganti bola lampu widge - base (socked gepeng)
F. Kunci Jawaban Test formatif 1.
Gambar 1. 18. Cara memasang bola lampu
24
1. - Penerangan luar meliputi :
a) Lampu besar
b) Lampu belakang
c ) Lampu rem
d) Lampu jarak
e) Lampu tanda belok
f) Lampu hazard
g) Lampu plat nomer
h) Lampu mundur
- Penerangan dalam meliputi :
a) Lampu meter
b) Lampu ruangan
2. Untuk memberi isyarat adanya serta lebarnya dari sebuah kendaraan pada
malam hari .
3. Untuk memberi isyarat keberadaan kendaraan dari bagian depan, belakang
dan kedua sisi selama berhenti atau parkir dalam keadaan darurat.
4. Tarik bola lampu keluar dengan menggunakan jari tangan dan pada saat
memasang tekan bola lampu pada lubang socket.
g. Lembar kerja 1
1) Alat dan Bahan
a). Peralatan pemeliharaan system kelistrikan
b). Peralatan tangan, kunci pas/ring atau tang
c). Tester
d). Teslamp
e). Kabel
f). Bolam / lampu
g). Stand Kelistrikan
h). Sekering
i). Relay
25
2) Keselamatan Kerja
a). Hati-hati pada saat merangkai komponen
b). Letakkan alat dan bahan praktek pada tempat yang aman
c). Jangan menyalakan rangkaian kelistrikan sebelum disetujui oleh instruktur /
pembirnbing / guru praktek
d). Berikan ventilasi yang cukup dalam ruang praktek
e). Ruang praktek harus bersih dan tidak berdebu dan tidak bermiyak
f). Ruang praktek harus terang
g). Setelah melakukan kegiatan praktek, kembalikan alat dan bahan pada tempat
yang sudah disediakan
3) Langkah Kerja
a). Persiapkan alat dan bahan praktikum secara cermat, efektif dan seefisien
mungkin.
b). Perhatikan instruksi praktikum yang disampaikan oleh guru/ instruktur.
c). Lakukan pengamatan terhadap seluruh rangkaian listrikan pada masing-masing
sistem penerangan
d). Operasikan rangkaian lampu sesuai prosedur pengoperasian (SOP)
e). Setelah selesai, bereskan kembali peralatan dan bahan yang telah digunakan
seperti keadaan semula.
4) Tugas
a) Buatlah laporan praktikum secara ringkas dan jelas.
b) Buatlah rangkuman pengetahuan baru yang anda peroleh setelah mempelajari
materi pada kegiatan berlajar 1.
26
2. Kegiatan Belajar 2 : Menguji sistem penerangan dan wiring
a. Tujuan Kegiatan Belajar 2
Setelah mempelajari kegiatan belajar 2 ini diharapkan siswa mampu menguji pada
sistem penerangan yaitu mengenai pengujian komponen - komponen sistem
penerangan dan wiring.
b. Uraian Materi 2
Selain pemasangan komponen-komponen sistem penerangan yang tidak kalah
pentingnya itu pengujian sistem penerangan. Komponen-komponen yang perlu kita
periksa pada sistem penerangan dan wiring adalah : baterai, saklar utama, sekering,
lampu-lampu, relay, wiring atau pengkabelan.
1) Baterai
baterai dapat kita periksa dengan baterai checker, sehingga kita dapat
mengetahui kondisi baterai apakah masih baik atau sudah jelek. Jika hasilnya
masih baik berarti masih dapat kita gunakan sedangkan apabila kondisinya kurang
baik maka perlu ditambah air accu atau perlu dicharger.
2) Saklar utama
Dengan menggunakan avometer kita dapat mengidentifikasi dan sekaligus
memeriksa kondisi saklar utama.
Apabila kerja dari saklar utama sudah benar maka tugas selanjutnya tinggal
menyambungkan dengan komponen-komponen sistem penerangan yang lain.
Apabila hubungan-hubungannya tidak baik maka perlu adanya perbaikan.
3) Fuse
Fuse berfungsi untuk menyalurkan dan membatasi arus listrik yang mengalir pada
sustui rangkaian dalam suatu sistem. Untuk itu fuse perlu diuji kondisinya apakah
masih dapat digunakan ataukah harus diganti. Kita dapat menguji kodisi fuse
secara visual, kalau tidak dapat dengan cara visual, kita dapat menggunakan alat
yaitu avometer. Apabila kita lihat filamen pada fuse terputus berarti kondisi fuse
jelek. Apabila terlihat tidak putus maka kita perlu memastikannya dengan bantuan
avometer. Apabila kita hubungkan kedua ujung fuse dengan Ohmmeter jarum
menunjuk berarti kondisi fuse masih baik dan apabila jarum tidak menunjuk (
27
pada posisi hambatan terbesar ) berarti kondisi fuse jelek. Maka perlu diadakan
penggantian.
4) Lampu
Pengujian lampu apabila dalam kondisi terpasang tidak menyala, maka terlebih
dahulu lampu kita lepas dari dudukannya. Kemudian kita gunakan ohmmeter
untuk memeriksanya. Kita hubungkan kedua colok ohmmeter dengan kedua kaki
filamen lampu. Apabila jarum menunjuk berarti lampu tidak putus dan kita periksa
komponen yang lain. Apabila jarum tidak menunjuk berarti lampu putus, maka
harus diganti.
5) Relay
Sistem penerangan tidak bekerja sakah satu penyebab diantaranya adalah relay
rusak. Kerusakan relay ini biasa disebabkan oleh lamanya pemakaian. Untuk
selang yang menggunakan 4 kaki, terminal-terminal yang ada yaitu terminal
30,85,86,87. Cara pengujian relay kita dapat menggunakan ohmmeter dan
baterai. Pertama kita hubungkan kedua colok ohmmeter dengan terminal 85 dan
86. Apabila jarum menunjuk berarti kumparan penghasil medan magnet tidak
putus. Untuk memastikan kerja dari relay kita bisa menggunakan baterai. Terminal
30 dan 86 kita hubungkan dengan terminal (+) baterai dan terminal 85 kita
hubungkan dengan (-) baterai sementara tes lamp kita hubungkan antara (-)
baterai dengan terminal 87 relay, bila tes lamp menyala berarti relay dalam
keadaan baik, Bila tidak menyala berarti relay harus diganti.
6) Wiring ( Pengkabelan )
Kerusakan pada wiring ini biasanya disebabkan karena keteledoran mekanik dan
usia mobil. Pemasangan pengkabelan yang tidak rapi setelah proses perbaikan
mesin ataupun body sering menjadi penyebab kesalahan ataupun kerusakan
wiring. Apabila pemasangan tidak rapi maka kabel-kabel akan mudah tersentuh
oleh pengguna ataupun alat pada saat proses perbaikan, hal ini akan berakibat
kabel putus atau hubungan singkat. Karena usia mobil juga dapat menimbulkan
kerusakan pada kabel-kabelnya. Sebagai contoh mobil yang sudah tua maka pada
pengkabelannya akan timbul kerak-kerak putih dan bila sering terjadi tekukan-
tekukan maka kabel akan cepat putus. Untuk itu perlu diadakan pengecekan dan
pengujian pada wiring jika terjadi sistem penerangan tidak bekerja dengan baik.
28
Untuk melakukan pengujian wiring maka kita memerlukan alat bantu Avometer.
Untuk mengetahui putus tidaknya suatu kabel dan untuk melihat ada tidaknya
tegangan pada suatu kabel. Cara memeriksa / menguji suatu kabel yaitu dengan
jalan menghubungkan kedua colok ohmmeter dengan kedua ujung kabel. Bila ada
hubungan (jarum bergerak) berarti kabel putus, maka perlu kita perbaiki.
Setelah kita memahami cara pengujian atau memeriksa kerja atau tidaknya masing-
masing komponen di dalam sistem penerangan. Selanjutnya kita harus bisa menguji
kerja keseluruhan sistem penerangan. Cara menguji sistem penerangan pada setiap
mobil yang ada tidak sama persis, tetapi pada prinsipnya sama hanya letaknya yang
berbeda. Caranya yaitu dengan mengoperasikan saklar utama sistem penerangan.
Pada saat saklar utama sebelah kanan kita putar sekali maka lampu kota harus hidup,
dan bila kita putar dua kali maka lampu kota dan lampu kepala harus hidup. Pada
saat lampu kota hidup maka lampu-lampu yang lain yang harus hidup diantaranya
lampu pada meter kombinasi, lampu plat nomer, lampu kota belakang. Kalau saklar
sebelah kanan kita geser ke belakang maka lampu tanda belok sebelah kanan harus
menyala dan bila digeser ke depan maka lampu tanda belok sebelah kiri menyala.
Apabila digeser ke atas maka lampu jarak jauh akan menyala sesaat sesuai lampunya
kita geser ke atas. Apabila kita geser ke bawah, walaupun kita lepas maka lampu
kepala yang menyala adalah lampu jarak jauh. Untuk menghidupkan lampu hazard
biasanya disebelah depan saklar utama dilengkapi saklar untuk lampu hazard. Untuk
saklar yang sebelah kiri biasanya digunakan untuk wiper dan washer. Pada saat posisi
kunci kontak ON dan posisi transmisi pada kecepatan mundur maka lampu mundur
akan menyala. Begitu juga pada saat pedal rem diinjak maka lampu rem akan
menyala. Untuk lampu ruangan dapat menyala pada saat pintu terbuka atau memang
saklarnya dihidupkan oleh penumpang ataupun sopir. Jika yang terjadi tidak seperti
di atas atau lampu-lampu ad yang tidak bekerja maka kita harus cek per komponen
dan kita perbaiki.
c. Rangkuman 2
Setelah mempelajari lembar kerja belajar 2 ini diharapkan siswa mengetahui cara
menguji sistem penerangan dan wiring diantaranya adalah pengujian :
1. Baterai
29
Baterai dapat kita uji dengan menggunakan baterai checker, apabila baik maka
dapat kita gunakan lagi, apabila jelek maka harus kita perbaiki dengan cara diisi air
aki atau dicharger.
2. Saklar utama
Dengan menggunakan avometer kita dapat menguji saklar utama, jika kondisinya
masih baik maka dapat kita gunakan, namun jika kondisinya jelek dapat kita
perbaiki atau diganti.
3. Fuse
Dengan bantuan avometer kita juga bisa menguji fuse. Apabila jarum ohmmeter
bergerak maka fuse baik.
4. Lampu
Dengan menggunakan ohmmeter kita dapat memeriksa apakah lampu putus atau
baik.
5. Relay
Untuk mengecek relay kita perlu baterai dan teslamp, jika kondisi masih baik maka
bisa kita gunakan, tetapi kalau jelek harus kita ganti.
6. Wiring / Pengkabelan
Untuk memeriksa wiring kita bisa menggunakan ohmmeter ataupun teslamp.
Dengan alat itu kita dapat mengetahui apakah kondisi pengkabelan baik atau tidak.
d. Tugas 2
1. Pelajarilah uraian materi kegiatan belajar 2
2. Untulk rnemperdalam pengetahuan tentang pegujian sistem penerangan dan
wiring,harus lebih banyak berlatih dan mempelajari sistem penerangan dan wiring
pada bermacam–macam kendaraan.
e. Tes formatif 2
1. Jelaskan cara memeriksa lampu !
30
2. Jelaskan cara memeriksa wiring !
f. Kunci jawaban Tes formatif 2
1. Kita hubungkan kedua colok ohmmeter dengan kedua kaki filamen lampu. Apabila
jarum menunjuk berarti lampu tidak putus dan kita periksa komponen yang lain.
Apabila jarum tidak menunjuk berarti lampu putus.
2. Cara memeriksa / menguji suatu kabel yaitu dengan jalan menghubungkan kedua
colok ohmmeter dengan kedua ujung kabel. Bila ada hubungan (jarum bergerak)
berarti kabel putus
g. Lembar kerja 2
1) Alat dan Bahan
a). Peralatan pemeliharaan system kelistrikan
b). Peralatan tangan, kunci pas/ring atau tang
c). Tester
d). Teslamp
e). Kabel
f). Bolam / lampu
g). Stand Kelistrikan
h). Sekering
i). Relay
2) Keselamatan Kerja
a). Hati-hati pada saat merangkai komponen
b). Letakkan alat dan bahan praktek pada tempat yang aman
c). Jangan menyalakan rangkaian kelistrikan sebelum disetujui oleh instruktur /
pembirnbing / guru praktek
d). Berikan ventilasi yang cukup dalam ruang praktek
e). Ruang praktek harus bersih dan tidak berdebu dan tidak bermiyak
f). Ruang praktek harus terang
g). Setelah melakukan kegiatan praktek, kembalikan alat dan bahan pada tempat
yang sudah disediakan
3) Langkah Kerja
a). Persiapkan alat dan bahan praktikum secara cermat, efektif dan seefisien
mungkin.
31
b). Perhatikan instruksi praktikum yang disampaikan oleh guru/ instruktur.
c). Lakukan pengamatan terhadap seluruh rangkaian listrikan pada masing-masing
sistem penerangan
d). Operasikan rangkaian lampu sesuai prosedur pengoperasian (SOP)
e). Setelah selesai, bereskan kembali peralatan dan bahan yang telah digunakan
seperti keadaan semula.
4) Tugas
a). Buatlah laporan praktikum secara ringkas dan jelas.
b). Buatlah rangkuman pengetahuan baru yang anda peroleh setelah mempelajari
materi pada kegiatan berlajar 2.
32
3. Kegiatan Belajar 3 : Memperbaiki Sistem Penerangan dan Wiring
a. Tujuan Kegiatan Belajar 3
Diharapkan siswa mempunyai ketrampilan dalam melakukan perbaikan sistem
penerangan dan wiring setiap gangguan-gangguan yang ada dalam kendaraan.
b. Uraian materi 3
Dalam melakukan perbaikan sistem penerangan dan wiring harus mengetahui
sirkuit/diagram atau jaringan-jaringan kabel kelistrikannya, sehingga untuk melakukan
perbaikan adanya gangguan-gangguan pada sistem penerangan dengan mudah dapat
ditelusuri.
Adapun gangguan-gangguan pada sistem penerangan biasanya dapat dibagi menjadi
beberapa jenis, antara lain :
1. Lampu tidak menyala
2. Lampu menyala tidak terang
3. Lampu menyala terang apabila mesin berputar cepat, dan tidak terang waktu mesin
berputar lambat.
Gangguan-gangguan tersebut dapat disebabkan oleh beberapa hal. Adapun bagaimana
cara menguji dan mencari gangguan tersebut akan dijelaskan dalam uraian ini.
1. Lampu Tidak menyala
Peristiwa ini dapat terjadi pada sernua lampu atau sebagian saja. Tidak menyalanya
lampu dapat disebabkan oleh :
a. Putusnya filamen dari lampu tersebut
b. Tidak adanya aliran arus
1.1. Semua lampu tidak menyala
Apabila sernua lampu tidak menyala, maka kemungkinan besar yang dapat
terjadi adalah:
a. Tidak adanya aliran arus pada sakelar lampu (gambar 3.1). Untuk itu, maka
lakukan hal-hal sebagai berikut:
33
1.1.1 Periksalah sekering yang menghubungkan saklar lampu dengan baterai
- Apabila sekering putus, maka gantilah sekering. Hidupkan lampu-
tampu. Kalau sekarang lampu menyala, berarti gangguan
disebabkan oleh sakering yang putus
- Apabila sekering tidak putus, maka periksalah terminal sekering
yang menuju ke lampu tester (gambar 3.2) kalau lampu tester tidak
menyala berarti hubungan sekering ke bated lewat ammeter putus.
Untuk itu, periksalah sambungannya dari kemungkinan kendor atau
terlepas. Kemudlan keraskan dan betulkan.
Gambar 3.1 Instalasi penerangan pada mobil
34
1. Lampu kepala 8. Lampu indikator jarah jauh
2. Lampu parkir 9. Ammeter
3. Regulator 10. Lampu dashboard
4. Baterai 11. Sakelar fampu
5. Kotak sekering 12. Lampu belakang den lampu parkir
6. Motor starter 13. Lampu plat nomer
7. Sakelar dim
- Apabila temyata pada terminal sekering ke baterai ada aliran listrik,
maka selanjutnya periksa terminal sekering yang menuju ke sakelar
lampu dengan menggunakan lampu tester. Apabila ternyata pada
terminal tersebut tidak ada aliran, berarti kedudukan sekering
kendor atau jepitannya berkarat. Untuk ini keraskan duduknya
sekering dan bersihkan kotoran atau karat yang ada, hingga
terminal dapat mengeluarkan arus listrik. Sekarang hidupkan lampu,
apabila lampu menyala, berarti gangguan disebabkan oleh
duduknya sekering tadi.
35
1.1.2. Setelah ternyata pada sekering sampai dengan baterai tidak ada
gangguan, maka selanjutnya periksa terminal B pada sakelar lampu
dengan menggunakan lampu tester.
- Kalau lampu tester tidak menyala, berarti ada kebocoran atau
hubungan putus di antara kotak sekering dengan sakelar lampu.
Periksa hubungannya dari kemungkinan kendor berkarat, hubungan
terbuka dan hubungan singkat. Jika demikian, maka perbaiki
terlebih dahulu.
- Kalau lampu tester menyala, berarti pada terminal tersebut terdapat
aliran arus. Selanjutnya hidupkan lampu. Bila lampu-lampu tetap
tidak menyala, maka perbaiki atau ganti sakelar lampu.
1.2. Lampu Besar Tidak Menyala
Kalau semua lampu besar tidak menyala, berarti tidak ada aliran arus pada
sakelar dim. Untuk menentukan di manakah letak gangguan, maka lakukanlah
pemeriksaan sebagai berikut :
1.2.1. Hidupkan lampu parkir
1). Kalau lampu parkir tidak menyala, berati gangguan terletak di antara
baterai dengan sakelar lampu.
2). Kalau lampu parkir menyala, berarti gangguan terletak di antara
sakelar lampu dan sakelar lampu dan sakelar dim. Maka lanjutkan
pemeriksaan.
1.2.2. Periksa terminal L pada sakelar lampu yang menghubungkan sakelar
dalam dengan sakelar lampu.
Sakelar harus dalam posisi hidup dan hubungkan terminal tersebut
dengan masa melalui lampu tester.
1) Apabila lampu tester ticak menyala, berarti tidak ada aliran listrik.
Maka bongkar dan perbaiki sakelar lampu atau ganti dengan sakelar
baru.
Gambar 3.2 Teslamp ( lampu tester )
36
2) Apabila lampu tester menyala, maka lanjutkan dengan pemeriksaan
sakelar dim.
1.2.3. Periksa terminal L yang masuk sakelar dim dengan menggunakan
lampu tester.
1) Kalau lampu tester tidak menyala, berarti ada hubungan terbuka
atau hubungan singkat di antara sakelar lampu dan sakelar dim.
Periksa hubungannya dan kemungkinan putus, kendor, berkarat
atau hubungan singkat. Jika demikian, maka lakukanlah perbaikan.
2) Kalau lampu tester menyala, berarti ada arus masuk. Selanjutnya
periksa terminal ke lampu-lampu dengan menggunakan lampu
tester. Apabila pada terminal tersebut tidak keluar arus, berarti
sakelar dim rusak. Selanjutnya bongkar dan perbaiki atau ganti
dengan yang baru. Apabila dari terminal keluar arus, maka periksa
dan perbaiki hubungan antara sakelar dim dan lampu, hingga lampu
menyala.
1.3. Sebuah Lampu Tidak Menyala
Kalau sebuah lampu tidak menyala, maka kemungkinannya adalah putusnya
hubungan antara lampu dengan sakelar dim. Untuk ini lakukan pemeriksaan
sebagal berikut:
1.3.1. Periksa bola lampu
1) Kalau bola lampu putus, maka ganti dengan lampu yang baru.
2). Kalau bola lampu tidak putus, maka periksa hubungan masa pada
dudukan lampu dari kemungkinan longgar dan berkarat. Jika
demikian, maka perbaiki terlebih dahulu, hingga hubungan masa
lampu baik. Kalau sekarang lampu menyala, berarti gangguan
terletak pada masa lampu tadi. Kalau lampu masih belum menyala,
maka lanjutkan dengan pemeriksaan.
1.3.2. Periksa hubungan antara lampu dan ke sakelar dim dari kemungkinan
putus, sambungan kendor atau hubungan singkat.
37
Jika demikian, maka perbaiki sambungan atau ganti kabel hingga lampu
menyala.
2. Lampu Menyala Tidak Terang
2.1. Semua Lampu Menyala Tidak Terang
Kalau semua lampu menyala tidak terang, berarti arus yang mengalir kelampu-
lampu adalah kecil. Maka lakukanlah perneriksaan sebagai berikut :
2.1.1. Periksa lampu tanda pengisian atau jarum ammeter pada dashbord
1) Kalau lampu tanda pengisian atau ammeter menunjukkan tidak ada
pengisian (discharge), berarti tidak terangnya nyala lampu
disebabkan oleh pemakaian arus yang tidak seimbang terhadap
Gb. 3.3. ( a). Rangkaian sistem lampu besar dengan relay
(b). Rangkaian sistem lampu besar tanpa relay
38
kapasitas sumber arus. Untuk ini, maka kurangi pemakaian alat-alat
listrik atau percepat putaran mesin.
Apabila dengan mengurangi pemakaian alat atau penambahan
putaran mesin, masih belum ada pengisian, maka perbaiki sistem
pengisian terlebih dahulu, hingga terjadi pengisian.
2) Kalau lampu tanda pengisian atau jarum ammeter menunjukkan
adanya pengisian, maka gangguan terdapat pada sistem
penerangan. Untuk ini, maka lanjutkan pemeriksaan pada sistem
penerangan.
2.1.2. Lepaskan semua bola lampu, memeriksa duduknya bola lampu dari
kemungkinan kendor dan berkarat.
Jika ternyata demikian, maka perbaiki dudukannya bola lampu hingga
baik hubungan masanya.
2.1.3. Periksa dari kemungkinan terjadi hubungan singkat sebagai berikut :
1) Setelah semua bola lampu terlepas, tempatnya sakelar lampu pada
OFF. Periksa hubungan kabel lampu dengan masa dengan
menggunakan ohmmeter atau multitester. Apabila jarum tester
bergerak ke kanan, berarti terdapat hubungan pendek dan bila
jarum tester, tidak bergerak, berarti tidak terdapat hubungan
singkat.
2) Apabila semua lampu menyala tidak terang, maka hubungan
singkat terjadi antara sekering dengan ammeter.
3) Apabila tidak terdapat hubungan pendek, maka periksa sambungan-
sambungan. Bersihkan dan keraskan sambungan yang kotor dan
longgar.
4) Periksa pula sakelar lampu dan sakelar dim dari aus dan kotor.
Perbaiki dan bersihkan kausan dan kotoran karena dapat menjadi
hambatan yang besar.
2.2. Salah satu lampu menyala tidak terang
39
Apabila terjadi keadaan seperti ini, maka lakukanlah pemeriksaan sebagai
berikut:
2.2.1. Periksa duduknya bola lampu dari kemungkinan kendor dan berkarat
Bila demikian, kokohkan duduknya bola lampu dan bersihkan karatnya.
Apabila sekarang lampu menyala terang, berarti gangguan pada
dudukan bola lampu tadi.
2.2.2. Apabila dengan demikian nyala lampu masih tidak terang, maka
periksalah hubungan kabel lampu tersebut yang menuju ke sakelarnya.
Keraskan hubungan yang longgar, bersihkan karat dan kotoran yang
menempel pada sambungan. Bila dengan demikian lampu masih
menyala tidak terang, maka periksalah kabel dan kemungkinan hampir
putus. Gantilah kabel yang hampir putus, supaya lampu menyala
terang kembali.
3. Lampu menyala terang apabila mesin berputar cepat dan tidak terang apablia mesin
berputar lambat
Pada peristiwa ini, besarnya aliran listirik pada lampu-lampu tergantung putaran
mesin. Makin cepat putaran, makin besar arus yang mengalir ke alat-alat, dan
sebaliknya. Jadi tidak stabil, berarti alat penyetabil arus yaitu baterai tidak bekerja.
Baterai tidak dapat menampung kelebihan arus dari sistem pengisian dan tidak
dapat menambah kekurangan arus ke alat-alat, sewaktu sistem pengisian
menghasiikan arus kecil.
Untuk itu, maka periksa elektrolit dalam baterai. Kalau elektrolitnya habis, maka
tambah accu. Kalau Jumlah elektrolit cukup, tetapi nyala lampu tidak terang,
menandakan baterai tidak dapat menyimpan arus lagi. Pada sel-seinya sudah terjadi
hubungan singkat. Oleh karenanya ganti baterai.
4. Lampu-lampu lekas putus
Apabila terjadi umur lampu yang pendek, rnenandakan bahwa kekuatan lampu
berada jauh di bawah kekuatan sumber arus. Jadi tegangan arus terlalu tinggi.
Untuk ini, maka periksa regulator tegangannya, dan setelah hingga tegangan listrik
pengeluaran dinamo / alternartor tidak lebih dari 14,8 volt. Kalau dengan menyetel
40
regulator tegangan, tidak diperoleh penurunan tegangan, maka periksa dinamo /
alternator.
1. Menguji dan memperbaiki lampu tanda belok (lampu sein)
Sistem lampu tanda belok, mempunyai komponen-komponen yang tersusun
seperti pada, gambar berikut :
1. Baterai 6. Sakelar lampu tanda belok
2. Kunci kontak 7. Lampu tanda belok kanan depan
3. Kotak sekering 8. Lampu tanda belok kirl depan
4. Flaser 9. Lampu tanda belok kanan belakang
5. Lampu indikator 10. Lampu tanda belok kiri belakang
Dalam kerjanya sistem ini dapat mengalami berbagai gangguan yang disebabkan
oleh beberapa hal yaitu :
a) Adanya kerusakan pada bagian-bagian sistem pada rangkaian tersebut,
misalnya sekering putus, flaser rusak, saklar / switch rusak atau bola
lampunya putus dan sebagainya.
Gambar 3.4 Rangkaian sistem lampu tanda belok
41
b) Adanya tahanan yang terialu tinggi, hal ini bisa terjadi pada jaringan kabel,
sambungan berkarat atau connectornya juga mungkin berkarat dan longgar.
c) Tegangan, listrik yang terlalu rendah.
Hal-hal tersebut dapat langsung kita saksikan dengan panca indera kita seperti :
a. Lampu tidak menyala
b. Lampu tidak berkedip.
Untuk mengatasi gangguan tersebut dengan cara yang mudah, perlu kita tinjau
gangguan tersebut satu persatu terlebih dahulu dan juga harus mengetahui
sirkuit atau diagram dari lampu tanda belok (lampu sein) itu sendiri. Sirkuit /
diagram dari lampu tanda belok dapat dlihat pada gambar berikut:
1.1. Gangguan pada bagian-bagian sistem lampu belok
Gambar 3.5 Rangkaian diagram lampu belok
42
1.1.1. Menguji kunci kontak
Dalarn hal ini kunci kontak berfungsi sebagai penghubung antara batere
dengan sekering untuk komponen pada rangkaian kelistrikan. Gangguan
yang terjadi adalah : kunci kontak tidak dapat menghubungkan arus
dengan baik.
a) Adanya sambungan yang longgar antara kabel penyalur dengan
terminal kunci kontak.
b) Adanya kerusakan pada kunci kontak itu sendiri, misainya telah
mengalami keausan yang banyak.
Sambungan yang kendor dapat langsung kita periksa dengan mudah
menggunakan tangan. Kalau ternyata kendor maka perbaikan yang
harus diiakukan yaitu dengan mengeraskan sekrup-sekrupnya.
Untuk kerusakan pada kunci itu sendiri tidak dapat diperiksa dengan
panca indra namun harus menggunakan sebuah multitester atau
Ohmeter. Pemeriksaan dilakukan dengan mengukur besarnya tahanan
antara terminal B (AM) dengan, terminal St kunci kontak dalam keadaan
starter den netral. Dalarn keadaan starter, tahanannya harus nol. Dan
dalam keadaan netral, tahanan kedua terminal haruslah tak terhingga.
Gangguan-gangguan yang terjadi dalam kunci kontak maupun pada
kunci sambungan selain kendor sebagian besar disebabkan oleh adanya
karatan. Dengan membersihkan karat gangguan akan teratasi.
43
Gb. 3.6. (a). Mengukur tahanan kunci kontak sewaktu kunci kontak dalam keadaan
netral
(b). Mengukur tahanan kunci kontak sewaktu kunci kontak dalam keadaan
starter.
1.1.2. Gangguan Pada Sekering
Hal-hal pada sekering yang dapat merupakan gangguan ialah :
sekering putus, dudukannya sekering kurang kuat dan dudukan yang
berkarat. Keadaan ini dapat mengakibatkan hal-hal sebagai berikut :
a. Tidak mengalirkan arus listrik dari baterai ke alat-alat bantu listrik.
b. Tegangan listrik yang bekerja pada alat-alat bantu menjadi terlalu
rendah.
Apabila terjadi hal yang demikian, berarti alat-alat bantu tidak dapat
bekerja dengan sempurna. Untuk itu, maka sekering yang putus harus
segera diganti, dudukan yang longgar dan berkarat harus segora di
kokohkan dan dibersihkan.
1.1.3. Gangguan pada flaser
Kalau kita khat konstruksinya, maka flaser ada tiga macam yaitu
44
a. Flaser Induksi
b. flaser bimetal
c. Flaser kawat pijar
a. Flaser Induksi
Ketiga jenis flaser tersebut, sama-sama mempunyai kontak platina.
Pada jenis a dan b lampu indikator dihubungkan dengan sakelar
tanda belok. Tetapi pada jenis c lampu indikator dihubungkan
dengan flaser.
Kerusakan yang biasa terjadi ialah kumparan K atau K1 dan K2
terbakar maka medan magnet yang terjadi adalah kecil, sehingga
tidak kuat untuk menarik kontak platina membuka. Akibatnya lampu
tanda belok menyala terang tanpa berkedip. Apabila kumparan K2
terbakar, maka sewaktu kontak platina membuka, pada kumparan
K2 tidak terjadi medan magnet yang berlawanan dengan medan K1,
sehingga kontak platina agak lambat untuk membuka kembali.
Akibatnya lampu berkedip pelan-pelan. Apabila kontak platina kotor,
maka arus yang mengalir melalui kumparan K1 ke lampu-lampu
menjadi kecil. Medan magnet yang kecil, membuka dan menutupnya
Gambar 3.7 Tiga macam flaser
45
kontak platina lambat, nyala lampu tidak terang, lampu berkedip
pelan-pelan.
Pada flaser kawat pijar, bila kumparan K terbakar, maka tidak dapat
timbul medan magnet lagi, sehingga kontak platina tidak menutup.
Akibatnya lampu menyala tidak berkedip. Bila resistor R atau kawat
pijar KP putus, maka flaser tidak dapat mengalirkan arus lagi. Lampu
tanda belok tidak bekerja.
1.1.4. Gangguan pada sakelar tanda belok
Kadang-kadang lampu tanda belok tidak dapat bekerja karena
kerusakan pada sakelarnya. Hal ini dapat terjadi karena plat-plat
kontak di dalam sakelar sudah aus, sehingga tidak dapat menempel
dengan baik dan tidak dapat menghantarkan arus. Atau kadang-
kadang disebabkan oleh karat / kotoran yang menempel pada plat
kontak. Untuk kedua hai tersebut di atas, maka sakelar harus diganti
atau dibersihkan.
1.1.5. Gangguan pada lampu
Hal-hal pada lampu tanda belok yang dapat merupakan gangguan
ialah :
a. Putusnya filamen lampu
b. Hubungan masa yang kurang bak
Apabila filamen lampu putus, maka lampu itu sendiri tidak menyala,
juga menyebabkan pasangan lampu yang searah tidak berkedip,
karena arus yang mengalir pada flaser menjadi kecil.
Sedang hubungan masa yang kurang baik, akan menyebabkan
kecilnya aliran arus, sehingga lampu menyala tidak terang dan tidak
berkedip, adanya hubungan masa yang tidak baik, dapat disebabkan
oleh adanya karat atau duduknya lampu yang kurang kuat.
1.2. Gangguan Arus
46
Apabila tegangan listrik yang bekerja pada sstem lampu tanda belok rendah.
Akibatnya lampu tidak, dapat bekerja dengan baik. Arus yang mengalir rendah
pula. Lampu-lampu, menyala tidak terang dan tidak berkedip. Rendahnya
tegangan ini disebabkan oleh dua faktor yaitu: a. Sistem pengisian tidak
bekerja.
b. Adanya tahanan yang besar pada sistem.
Selanjutnya tahanan, yang besar dapat disebabkan oleh 3 faktor yaitu :
a. Sambungan yang berkarat atau kotor.
b. Sambungan yang kurang sempurna.
c. Kabel hampir putus.
Apabila pada sambungan-sambungan, terdapat hal yang demikian, maka
harus segera diperbaiki karena dapat menimbulkan kerugian tegangan yang
besar, sehingga tegangan yang bekerja pada sistem lampu tanda belok
menjadi kecil.
1.3. Cara Menentukan Gangguan.
1.3.1. Semua lampu tidak menyala
Kemungikinan-kemungkinan yang menyebabkan semua lampu tidak
menyala ialah :
a. Kunci kontak rusak
b. Sekering putus atau kendor
c. Flaser rusak
Untuk ini, maka lakukanlah perneriksaan sebagai berikut :
a. Periksa sekering dari kemungkinan putus, duduk nya kendor dan
berkarat.
1) Apabila sekering putus, maka ganti sekering. Kemudian hidupkan
lampu tanda belok. Bila lampu menyala berkedip, berarti
kerusakan disebabkan oleh sekering. Apabila lampu tidak
47
menyala, maka periksa terminal arus masuk, dan keluar
sekering dari ada tidaknya aliran arus.
2) Kalau pada terminal arus masuk sekering, tidak ada aliran listrik,
berarti gangguan ada pada kunci kontak. Untuk ini, periksa
sambungan kabel-kabel pada terminal AM dan ACC dari
kemungkinan terlepas, kendor atau berkarat dan jika demikian
maka perbaikilah. Kemudian periksa hubungan terminal AM -
ACC kunci kontak dengan menggunakan lampu tester atau
multitester. Dalam keadaan ON kedua terminal harus
berhubungan dan dalam keadaan OFF harus tidak berhubungan.
Kalau ternyata kunci kontak rusak, maka gantilah dengan kunci
kontak yang baik. Kemudian hidupkan lampu-lampu tanda
belok. Bila lampu-lampu menyala, berarti gangguan ada pada
kunci kontak.
3) Apabila pada terminal keluar sekering terdapat tegangan, tetapi
lampu tidak menyala, berarti gangguan terletak pada flaser.
Selanjutnya periksa sambungan-sambundan pada terminal
flaser, dari kemungkinan lepas, kendor dan berkarat. Perbaiki
jika ternyata demikian. Hidupkan lampu-lampu. Bila sekarang
lampu-lampu menyala, berartl gangguan disebabkan oleh
sambungan yang tidak baik. Bila lampu tetap tidak menyala,
maka periksa hubungan terminal B dan L dari flaser dengan
menggunakan multitester atau lampu tester. Bila lampu tester
menyala, berarti ganguan terletak pada sakelar tanda belok. Bila
lampu tester tidak menyala berarti gangguan pada flaser. Unituk
ini gantilah fiaser.
b. Periksa sambungan-sambungan pada terminal sakelar darl
kemungkinan lepas, kendor dan berkarat.
Bila temyata demikian, perbalkilah. Bila setelah diperbaiki, sekarang
lampu menyala, berarti gangguan terletak pada sambungan. Tetapi
bila sambungan baik, lampu tetap tidak menyala, berarti sakelar
rusak. Untuk ini, maka perbalki atau ganti sakelar.
48
1.3.2. Lampu sebelah tidak menyala
Apabila semua lampu sebelah tidak menyala, maka kemungkinan
besar gangguan terletak pada sakelar. Untulk ini, maka perbaiki
atau.ganti sakelar.
1.3.3. Sebuah lampu tidak menyala
Kejadian ini biasanya disebabkan oleh gangguan di dalarn lampu itu
sendiri. Untuk ini, maka periksa bola lampu dari kemungkinan putus
dan hubungan masanya yang tidak baik. Untuk ini, gantilah bola
lampu yang putus dan perbaiki hubungan masa yang kurang baik,
sehingga lampu menyala dan berkedip kembali dengan baik.
1.3.4. Semua lampu menyala tidak berkedip
Kejadian ini dapat disebabkan oleh dua hal yaitu :
a. Tegangan masuk flaser rendah
b. Kerusakan di dalam flaser
Tegangen masuk flaser yang rendah dapat disebabkan oleh
sambungan kendor dan berkarat, serta kunci kontak yang kurang
baik. Untuk ini, maka perbaiki sambungan pada terminal AM dan ACC
pada kunci kontak serta terminal B den L pada flaser. Bila
sambungan-sambungan ternyata baik dan lampu-lampu masih tidak
berkedip, maka untuk menyakinkan penyebab gangguannya,
hubungan terminal B flaser langsung dengan baterai yang isi penuh.
Hidupkan lampu-lampu. Bila lampu tanda belok menyala dan
berkedip, berarti kerusakan ada pada kunci kontak. Bila lampu tanda
belok tetap menyala tidak berkedip, berarti ganggguan di dalam
flaser.
1.3.5. Lampu sebelah menyala tidak berkedip
Apabila lampu sebelah menyala tidak berkedip, sedang lampu
sebelah yang lain menyala dengan berkedip baik, maka gangguan
dapat dipastikan ada pada sakelar tanda belok atau pada lampu-
lampu itu sendiri.
49
Untuk ini, maka pertarna periksalah hubungan masa dari lampu-
lampu terhadap kemungkinan kendor atau berkarat. Keraskan
duduknya masa. Bila lampu-lampu sekarang menyala dan berkedip,
berarti gangguan disebabkan oleh hubungan mesa yang kurang balk.
Bila lampu-1ampu tidak berkedip, maka periksa kapasitas (watt) dari
lampu-lampu tersebut, ada kemungkinan lebih kecil dari kapasitas
yang telah ditentukan oleh flasernya. Gantilah bola lampu yang
ternyata kapasitasnya lebih kecil dengan bola lampu yang sesuai
besar kapasitasnya.
Bila hal-hal tersebut, di atas ternyata baik, lampu-lampu tetap tidak
berkedip, maka gangguan ada pada sakelar. Untuk memastikan
rusak atau tidaknya sakelar, maka hubungkan langsung kabel masuk
sakelar dengan kabel yang menuju ke lampu-lampu yang tidak
berkedip. Bila sekarang lampu-lampu berkedip, berarti sakelar rusak.
Untuk ini gantilah sakelar.
Berikut
label perbaikan untuk, mengatasi gangguan pada sistem penerangan dalam kendaraan
GANGGUAN KEMUNGKINAN SEBAB CARA MENGATASI
Hanya satu lampu tidak Bola lampu putus, soket
rangkaian kabel atau
Ganti bola lampu
Gambar 3.8 Skema lampu flaser
50
menyala (lampu luar)
masa rusak Perbaiki seperlunya
Lampu besar tidak men-
yala
Sekreing "HEAW putus
Relay kontrol lampu
besar, rusak,
Swit kontrol lampu
besar,rusak
Rangkaian kabel atau
masa, rusak
Ganti sekring dan
periksa
Hubungan singkat
Periksa relay
Periksa swit
Perbaiki seperlunya
Lampu besar jauh atau
kilatan lampu besar tidak
menyala
Swit kontrol lampu rusak
Rangkaian kabel, rusak
Periksa swit
Perbaiki seperlunya
Lampu belakang lampu
parkir dan lampu plat
nomor tidak menyala
Sekering "TAIL"putus
Relay kontrol lampu kecil
rusak
Swit kontrol lampu,
rusak
Rangkaian kabel atau
masa, rusak
Ganti sekering dan
periksa hubungan
singkat
Periksa relay
Periksa swit
Perbaiki seperlunya
Lampu rem tidak menyala Sekering “STOP” putus
Swit lampu rem, rusak.
Rangkaian kabel atau
masa, rusak
Ganti sekring dan
periksa
hubungan singkat
Periksa swit
Perbaiki seperlunya
Lampu rem tetap rnenyala Swit lampu rem, rusak Setel atau ganti swit
Lampu instrumen tidak
menyala (lampu belakang
Rangkaian kabel atau Perbaiki seperlunya
51
menyala) masa rusak
Salah satu arah (lampu
tanda belok tidak berkedip)
Swit lampu tanda belok,
rusak
Rangkaian kabel atau
masa, putus
Periksa swit
Perbaiki seperlunya
Lampu tanda belok tidak
bekerja
Sekering "ENGINE" putus
Flasher, rusak
Swit lampu tanda belok,
rusak
Rangkaian kabel atau
masa, rusak
Ganti sekring dan
periksa
hubungan singkat
Periksa flasher
Periksa swit
Perbaiki seperlunya
Lampu peringatan darurat
tidak bekerja
Sekering "Hazard" putus
Swit lampu peringatan
darurat rusak, Flasher,
rusak
Rangkalan kabel atau
masa, rusak
Ganti sekering dan
periksa
hubungan singkat
Periksa flasher
Periksa swit
Perbaiki seperlunya
Tabel 3.1 Gangguan dan perbaikan pada sistem penerangan
c. Rangkuman 3
Pada dasarnya dalam perbaikan suatu komponen pada sistem penerangan diperlukan
pengetahuan tentang jaringan. kabel (sirkuit.) diagram dari rangkaian dan juga
sirkuit (diagram komponen itu sendiri, sehingga dengan model kompetensi ini
diharapkan mampu melakukan perbaikan dengan melakukan pemeriksaan dan
pengujian dari masing-masing kamponennya. Maka dengan dasar tersebut mampu
melakukan perbaikan sistem penerangan dan wiring itu sendiri.
52
d. Tugas 3
1). Analisa dan telusuri jaringan kabel pada mobil / kendaraan yang ada dalann ruangan
praktikum (stand penerangan)
2). Buatlah dalam bentuk gambar diagram pada kertas A4 setelah mengetahui hasil
pengamatan jaringan kabel dari (stand penerangan)
e. Test formatif 3
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan tepat !
1. Sebutkan 3 gangguan pada sistem penerangan yang biasanya sering terjadi !
2. Sebutkan 2 cara pengujian apabila semua lampu tidak menyala !
3. Bagaimana cara memeriksa apabila sebuah lampu besar tidak menyala ?
4. Apakah yang menyebabkan lampu hanya menyala terang apabila mesin berputar
dengan cepat dan lampu tidak menyala terang apabila mesin berputar lambat ?
5. Jelaskan apa saja yang menyebabkan lampu tanda belok mengalami gangguan !
f. Kunci jawaban test formatif 3
1. a. Hanya satu lampu tidak menyala (lampu luar)
b. Lampu besar tidak menyala
c. Lampu rem tidak menyala
2. a. Periksa sekering dari kemungkinan putus, duduk nya kendor dan berkarat.
b. Periksa sambungan-sambungan pada terminal sakelar darl kemungkinan lepas,
kendor dan berkarat.
3. - Ganti sekring dan periksa
- Hubungan singkat Periksa relay
- Periksa swit
- Perbaiki seperlunya
4. Aki sudah swak ( tekor )
5. Sekering putus, hubungan singkat, flaser rusak, switch rusak
53
g. Lembar kerja 3
1) Alat dan Bahan
b). Peralatan pemeliharaan system kelistrikan
c). Peralatan tangan, kunci pas/ring atau tang
d). Tester
e). Teslamp
f). Kabel
g). Bolam / lampu
h). Stand Kelistrikan
i). Sekering
j). Relay
2) Keselamatan Kerja
a). Hati-hati pada saat merangkai komponen
b). Letakkan alat dan bahan praktek pada tempat yang aman
c). Jangan menyalakan rangkaian kelistrikan sebelum disetujui oleh instruktur /
pembirnbing / guru praktek
d). Berikan ventilasi yang cukup dalam ruang praktek
e). Ruang praktek harus bersih dan tidak berdebu dan tidak bermiyak
f). Ruang praktek harus terang
g). Setelah melakukan kegiatan praktek, kembalikan alat dan bahan pada tempat
yang sudah disediakan
3) Langkah Kerja
a). Persiapkan alat dan bahan praktikum secara cermat, efektif dan seefisien
mungkin.
b). Perhatikan instruksi praktikum yang disampaikan oleh guru/ instruktur.
c). Lakukan pengamatan terhadap seluruh rangkaian listrikan pada masing-masing
sistem penerangan
d). Operasikan rangkaian lampu sesuai prosedur pengoperasian (SOP)
e). Setelah selesai, bereskan kembali peralatan dan bahan yang telah digunakan
seperti keadaan semula.
4) Tugas
f). Buatlah laporan praktikum secara ringkas dan jelas.
54
g). Buatlah rangkuman pengetahuan baru yang anda peroleh setelah mempelajari
materi pada kegiatan berlajar 3.
55
BAB III
EVALUASI
A. PERTANYAAN
1. Sebutkan macam-macam lampu pada sistem penerangan yang terdapat pada kendaraan !
2. Berfungsi untuk apakah lampu jarak dan lampu belakang?
3. Apakah fungs! lampu Hazard (Hazard Warning Light)?
4. Bagaimana cara mengganti bola lampu widge - base (socked gepeng)
5. Jelaskan cara memeriksa lampu !
6. Jelaskan cara memeriksa wiring !
7. Sebutkan 3 gangguan pada sistem penerangan yang biasanya sering terjadi !
8. Sebutkan 2 cara pengujian apabila semua lampu tidak menyala !
9. Bagaimana cara memeriksa apabila sebuah lampu besar tidak menyala ?
10. Apakah yang menyebabkan lampu hanya menyala terang apabila mesin berputar dengan
cepat dan lampu tidak menyala terang apabila mesin berputar lambat ?
B. KUNCI JAWABAN
1. - Penerangan luar meliputi :
a) Lampu besar
b) Lampu belakang
c ) Lampu rem
d) Lampu jarak
e) Lampu tanda belok
f) Lampu hazard
g) Lampu plat nomer
h) Lampu mundur
56
- Penerangan dalam meliputi :
a) Lampu meter
b) Lampu ruangan
2. Untuk memberi isyarat adanya serta lebarnya dari sebuah kendaraan pada malam hari .
3. Untuk memberi isyarat keberadaan kendaraan dari bagian depan, belakang dan kedua sisi
selama berhenti atau parkir dalam keadaan darurat.
4. Tarik bola lampu keluar dengan menggunakan jari tangan dan pada saat memasang
tekan bola lampu pada lubang socket.
5. Kita hubungkan kedua colok ohmmeter dengan kedua kaki filamen lampu. Apabila jarum
menunjuk berarti lampu tidak putus dan kita periksa komponen yang lain. Apabila jarum
tidak menunjuk berarti lampu putus.
6. Cara memeriksa / menguji suatu kabel yaitu dengan jalan menghubungkan kedua colok
ohmmeter dengan kedua ujung kabel. Bila ada hubungan (jarum bergerak) berarti kabel
putus.
7. a. Hanya satu lampu tidak menyala (lampu luar)
b. Lampu besar tidak menyala
c. Lampu rem tidak menyala
8. a. Periksa sekering dari kemungkinan putus, duduk nya kendor dan berkarat.
b. Periksa sambungan-sambungan pada terminal sakelar darl kemungkinan lepas, kendor
dan berkarat.
9. - Ganti sekring dan periksa
- Hubungan singkat Periksa relay
- Periksa swit
- Perbaiki seperlunya
10. Aki sudah swak ( tekor )
57
58
C. KRITERIA KELULUSAN
Aspek Skor
(1-10) Bobot Nilai Keterangan
Kognitif (soal no 1 s.d 10)
5
Syarat lulus nilai minimal 70 dengan skor setiap aspek minimal 7
Ketepatan prosedur perbaikan
2
Hasil pemeriksaan 1
Ketepatan waktu 1
Keselamatan kerja 1
Nilai Akhir
Keterangan :
Tidak = 0 (nol) (tidak lulus)
Ya = 70 s.d. 100 (lulus)
Kategori kelulusan :
70 s.d. 79 : memenuhi kriteria minimal dengan bimbingan
80 s.d. 89 : memenuhi kriteria minimal tanpa bimbingan
90 s.d. 100 : di atas minimal tanpa bimbingan
59
BAB IV
PENUTUP
Peserta diklat yang telah mencapai syarat kelulusan minimal dapat melanjutkan ke
modul berikutnya. Sebaliknya, apabila peserta diklat dinyatakan tidak lulus, maka peserta
diklat tersebut harus mengulang modul ini dan tidak diperkenankan untuk mengambil modul
selanjutnya.
60
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1979). Petunjuk Praktek Kelistrikan
Dan Bahan Bakar Otomotif Jilid 1
Soemadi, Drs. Soejono B.Sc (1979). Sistem Kelistrikan dan Bahan Bakar Otomotif jilid
1 dan 2. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Step one
Toyota, Penerbit PT. Toyota Astra Internasional.
Yunan Ginting, (1998). Listrik Otomotif Jilid 1, Penerbit Angkasa Bandung.
61
Biodata Penyusun
Nama : Mhd.Anwar.Simatupang
Nim : 508.321.020
T.T.L : 04 Januari 1990
Alamat : Jl. Denai No.6 Medan
Email : [email protected]
Pendidikan : SDN 060816 Medan (Tahun 1996-2002).
MTS Swasta Al-Ittihadiyah (Tahun 2002-2005)
SMK-2 (Otomotif) Prayatna Medan (Tahun 2005-2008)
Pend.Teknik Mesin (S1) Unimed (Tahun 2008-Sekarang).
Kegiatan : Beasiswa Pelatihan Ms.Office 2003 (Paket perkantoran),
Pelatihan Web and Network Tingkat SLTP di Metronic
Information Tehnology Medan Tahun 2004
: Pelatihan Bahasa Inggris di Grand Student tahun 2004
: Pelatihan Skill Otomotif di Ella Service Tahun 2007
: Pelatihan Kader Sumut Independent Forum Tinggkat
Mahasiswa Tahun 2010.
Staff pengajar sementara di Perguruan Al-Masdar.
Motivasi : ‘’Ingin menjadikan dunia teknologi sebagai tulang
punggung negara Indonesia tercinta’’.
Keinginan : Ingin tampil di Black Innovation Award dan LIPI.
Moto : Jadikan dirimu menjadi amunisi yang paling berbahaya
untuk menghadapi era globalisasi.
Dibuat Tanggal 16 Oktober 2010