Kelompok 1 Askep Ulkus Peptikum

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/10/2019 Kelompok 1 Askep Ulkus Peptikum

    1/21

    1

    MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN ULKUS

    PEPTIKUM

    Dosen : NS. MASJANIFAH, S.Kep

    DI SUSUN OLEH :

    1. Gilang Guswara SR132070037

    2. Nurga Helmiansyah SR132070095

    3. Novitasari SR132070094

    4. Ari Pratama SR1320700

    5. Iss Ismianti SR132070032

    SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN

    ( STIK )

    MUHAMMADIYAH PONTIANAK

    TAHUN AJARAN 2014-2015

  • 8/10/2019 Kelompok 1 Askep Ulkus Peptikum

    2/21

    2

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kami penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya sehingga

    kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul Asuhan Keperawatan Ul kus

    Peptikum. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata

    kuliah Sistem Pencernaan di STIK Muhammadiyah Pontianak.

    Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis

    penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu, kritik

    dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah

    ini.

    Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang

    sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini,

    khususnya kepada Dosen kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami,

    sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.

  • 8/10/2019 Kelompok 1 Askep Ulkus Peptikum

    3/21

    3

    DAFTAR ISI

    Kata Pengantar 2

    Daftar Isi 3BAB I Pendahuluan

    1.1 Latar Belakang 4

    1.2 Rumusan Masalah 4

    1.3 Tujuan Penulisan 4

    BAB II Pembahasan

    2.1 Sejarah dan Definisi Ulkus Peptikum 5

    2.2 Anatomi dan Fisiologi Lambung 5

    2.3 Etiologi dan Patofisiologi Ulkus Peptikum 7

    2.4 Manifestasi Klinis 13

    2.5 Penatalaksanaan Medis 14

    2.5 Komplikasi 15

    2.5 Rencana Keperawatan 17

    BAB III Penutup

    3.1 Kesimpulan 20

    Daftar Pustaka 21

  • 8/10/2019 Kelompok 1 Askep Ulkus Peptikum

    4/21

    4

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Nyeri di ulu hati adalah tanda khas dari penyakit ini dan gejala ini pasti sering

    didengar. Lambung sebagai reservoir/lumbung makanan berfungsi menerima

    makanan/minuman, menggiling, mencampur dan megosongkan makanan ke dalam

    duodenum. Karena sering berhubungan dengan semua jenis makanan, minuman dan obat-

    obatan maka lambung akan mengalami iritasi kronis dan menjadi tukak/ulkus. Secara definisi

    ulkus peptikum adalah rusaknya atau hilangnya jaringan mukosa sampai lamina propria

    (meluas ke bawah) pada berbagai saluran pencernaan makanan yang terpajan cairan asam

    lambung, yaitu oesophagus, lambung, duodenum, dan setelah gastroenterostomi juga

    jejunum. Namun, penyakit ini timbul terutama pada duodenum dan lambung.

    Lambung sebagai reservoir makanan berfungsi menerima makanan/minuman,

    menggiling,mencampur, dan mengosongkan makanan ke dalam duodenum. Lambung yang

    selalu berhubungan dengan semua jenis makanan, minuman dan obat-obatan akan mengalami

    iritasikronik. Lambung sebenarnya terlindungi oleh lapisan mucus, tetapi oleh karena

    beberapafactor iritan seperti makanan, minuman, dan obat-obatan anti inflamasi non-steroid

    (NSAID),alcohol dan empedu, yang dapat menimbulkan defek lapisan mukosa dan terjadi

    difusi balik ion H+.

    sehingga timbul gastritis akut/kronik atau ulkus gaster. Dengan ditemukannya kuman

    H. pylori pada kelainan saluran cerna, saat ini dianggap H. Pylori merupakan penyebab

    utamaulkus gaster, di samping NSAID, alcohol dan sindrom Zollinger Ellison yangmenyebabkanterjadinya peningkatan produksi dari hormon gastrin sehingga produksi

    sehingga produksi HCL pun turut meningkat.

    1.2Rumusan Masalah

    1.2.1 Apa pengertian dari Ulkus peptikum ?

    1.2.2 Bagaimana anatomi dan fisiologi lambung

    1.2.3 Apa etiologi dari Ulkus peptikum ?

    1.2.4 Bagaimana patofisiologi dari Ulkus peptikum ?

    1.2.5 Apa saja manifestasi klinis pasien yang mengalami Ulkus peptikum ?

    1.2.6 Bagaimana penatalaksanaan dan pencegahan pada Ulkus peptikum ?

    1.2.7 Bagaiman pemeriksaan penunjang pada Ulkus peptikum ?

    1.2.8 Bagaimana komplikasi pada Ulkus peptikum?

    1.2.9 Bagaimana Rencana Keperawatan padaa pasien yang mengalami Ulkus peptikum ?

    1.3Tujuan Penulisan

    Agar Mahasiswa Mengetahui dan menjelaskan apa itu ulkus peptikum, cara

    menanganinya dan bagaimana Rencana keperawatannya.

  • 8/10/2019 Kelompok 1 Askep Ulkus Peptikum

    5/21

    5

    BAB II

    Pembahasan

    2.1 Sejarah Ulkus Peptikum

    Pada tahun 350 SM, Diocles of Carystos dipercaya sebagai orang yang menyebutkan

    kondisi ulkus lambung pertama kali. Marcellus Donatus Of Mantua pada tahun 1586 menjadi

    orang pertama yang mendeskripsikan ulkus lambung melalui autopsi, pada tahun 1688

    Muralto mendeskripsikan ulkus doudenal secara autopsi. Pada tahun 1737, Morgagni juga

    menyebutkan kondisi ulkus pada lambung dan doudenum secara autopsi ( Angel,2006).

    2.2 Definisi Menurut Para Ahli

    Ulkus peptikum atau ulkus peptikumum merupakan keadaan di mana kontinuitas

    mukosa lambung terputus dan meluas sampai di bawah epitel. Kerusakan Mukosa yang tidak

    meluas sampai ke bawa epitel disebut erosi, walupun sering kali dianggap juga sebagai ulkus

    ( Fry,2005).

    Menurut definisi, ulkus peptikum dapat ditemukan pada setiap bagian saluran cerna

    yang terkena getah asam lambung, yaitu esofagus, lambung doudenum,jejunum, dan setelah

    tindakan gastroenterostomi. Ulkus peptikum diklasifikan atas ulkus akut dan ulkus kronis, hal

    tersebut menggambarkan ingka kerusakan pada lapisan mukosa yang terlibat ( Aziz, 2008).

    Ulkus peptikum adalah ekskavasasi (area berlubang) yang terbentuk dalam dinding

    mukosal lambung, pilorus, duodenum atau esofagus. Ulkus peptikum disbut juga sebagai

    ulkus lambung, duodenal atau esofageal, tergantung pada lokasinya. (Bruner and Suddart,

    2001).

    Ulkus peptikum merupakan putusnya kontinuitas mukosa lambung yang meluas

    sampai di bawah epitel. Kerusakan mukosa yang tidak meluas sampai ke bawah epitel disebut

    sebagai erosi, walaupun sering dianggap sebagai ulkus (misalnya ulkus karena stres).

    Menurut definisi, ulkus peptikum dapat terletak pada setiap bagian saluran cerna yang

    terkena getah asam lambung, yaitu esofagus, lambung, duodenum, dan setelah

    gastroenterostomi, juga jejenum.(Sylvia A. Price, 2006).

    Ulkus peptikum atau tukak peptic adalah ulkus yang terjadi pada mukosa, submukosa

    dan kadang-kadang sampai lapisan muskularis dari traktus gastrointestinalis yang selaluberhubungan dengan asam lambung yang cukup mengandung HCL. Termasuk ini ialah ulkus

  • 8/10/2019 Kelompok 1 Askep Ulkus Peptikum

    6/21

    6

    (tukak) yang terdapat pada bagian bawah dari oesofagus, lambung dan duodenum bagian atas

    (first portion of the duodeum). Mungkin juga dijumpai tukak di yeyenum, yaitu penderita

    yang mengalami gastroyeyenostomy. (Sujono Hadi, 1999: 204).

    2.3 Anatomi dan Fisiologi

    Lambung terletak di bagian kiri atas abdomen . Jika kosong berbentuk tabung J dan

    jika penuh seperti buah alpukat raksasa Kapasitas normal lambung adalah sebesar 1-2 L

    Bagian utama dari lambung terdiri dari :

    1. Fundus

    2. Badan lambung

    3. Pylorus

    Kardiaadalah bagian atas, daerah pintu masuk makanan dari kerongkongan itu

    sendiri .

    Fundusadalah bagian tengah, bentuknya membulat.

    Pilorusadalah bagian bawah, daerah yang berhubungan dengan usus 12 jari atau

    sering disebutduodenum.

    Dinding lambung tersusun menjadi empat lapisan, yakni :

    1. Mucosa.

    2. Submucosa.

    3. Muscularis.

    4. Serosa.

    1. Mucosa ialah lapisan dimana sel-sel mengeluarkan berbagai jenis cairan, seperti enzim,

    asam lambung, dan hormon. Lapisan ini berbentuk seperti palung untuk memperbesar

    perbandingan antara luas dan volume sehingga memperbanyak volume getah lambung yang

    dapat dikeluarkan.

    2. Submucosaialah lapisan dimana pembuluh darah arteri danvena dapat ditemukan untuk

    menyalurkan nutrisi dan oksigen ke sel-sel perut sekaligus untuk membawa nutrisi yang

    diserap,urea,dankarbon dioksida dari sel-sel tersebut.

    3. Muscularisadalah lapisan otot yang membantu perut dalam pencernaan mekanis. Lapisan

    ini dibagi menjadi 3 lapisan otot, yakni otot melingkar, memanjang, dan menyerong.

    Kontraksi dan ketiga macam lapisan otot tersebut mengakibatkan

    4. Gerak peristaltik (gerak menggelombang). Gerak peristaltik menyebabkan makanan di

    dalam lambung diaduk-aduk. Lapisan terluar yaitu serosa berfungsi sebagai lapisan

    pelindung perut. Sel-sel di lapisan ini mengeluarkan sejenis cairan untuk mengurangi gayagesekan yang terjadi antara perut dengan anggota tubuh lainnya.

    http://id.wikipedia.org/wiki/Duodenumhttp://id.wikipedia.org/wiki/Arterihttp://id.wikipedia.org/wiki/Venahttp://id.wikipedia.org/wiki/Ureahttp://id.wikipedia.org/wiki/Karbon_dioksidahttp://id.wikipedia.org/wiki/Karbon_dioksidahttp://id.wikipedia.org/wiki/Ureahttp://id.wikipedia.org/wiki/Venahttp://id.wikipedia.org/wiki/Arterihttp://id.wikipedia.org/wiki/Duodenum
  • 8/10/2019 Kelompok 1 Askep Ulkus Peptikum

    7/21

    7

    Di lapisan mucosaterdapat 3 jenis sel yang berfungsi dalam pencernaan, yaitu :

    Sel goblet (goblet cell).

    Sel parietal (parietal cell).

    Sel chief (chief cell).

    1. Sel gobletberfungsi untuk memproduksi mucusatau lendir untuk menjaga lapisan terluar

    sel agar tidak rusak karena enzim pepsin dan asam lambung.

    2. Sel parietal berfungsi untuk memproduksi asam lambung [Hydrochloric acid] yang

    berguna dalam pengaktifan enzim pepsin. Diperkirakan bahwa sel parietal memproduksi 1.5

    mol dm-3asam lambung yang membuat tingkat keasaman dalam lambung mencapai pH 2.

    3. Sel chief berfungsi untuk memproduksi pepsinogen, yaitu enzim pepsin dalam bentuk

    tidak aktif. Sel chief memproduksi dalam bentuk tidak aktif agar enzim tersebut tidak

    mencerna protein yang dimiliki oleh sel tersebut yang dapat menyebabkan kematian pada sel

    tersebut.

    Di bagian dinding lambung sebelah dalam terdapat kelenjar-kelenjar yang menghasilkan

    getah lambung. Aroma, bentuk, warna, dan selera terhadap makanan secara refleks akan

    menimbulkan sekresi getah lambung. Getah lambung mengandung asam lambung (HCI),

    pepsin, musin, dan renin.Asam lambung berperan sebagai pembunuh mikroorganisme dan

    mengaktifkan enzim pepsinogen menjadi pepsin.

    Pepsinmerupakan enzim yang dapat mengubah protein menjadi molekul yang lebih kecil.

    Musinmerupakan mukosa protein yang melicinkan makanan.

    Renin merupakan enzim khusus yang hanya terdapat pada mamalia, berperan sebagai

    kaseinogen menjadi kasein. Kasein digumpalkan oleh Ca2+dari susu sehingga dapat dicerna

    oleh pepsin. Tanpa adanya renim susu yang berwujud cair akan lewat begitu saja di dalam

    lambuing dan usus tanpa sempat dicerna.

    HCl(Asam Klorida) merupakan enzim yang berguna untuk membunuh kuman dan bakteri

    pada makanan.

    Kerja enzim dan pelumatan oleh otot lambung mengubah makanan menjadi lembut seperti

    bubur, disebut chyme (kim) atau bubur makanan. Otot lambung bagian pilorus mengatur

    pengeluaran kim sedikit demi sedikit dalam duodenum. Caranya, otot pilorus yang mengarah

    ke lambung akan relaksasi (mengendur) jika tersentuk kim yang bersifat asam.

    Sebaliknya, otot pilorus yang mengarah ke duodenum akan berkontraksi (mengerut) jika

    tersentuh kim. Jadi, misalnya kim yang bersifat asam tiba di pilorus depan, maka pilorus akan

    membuka, sehingga makanan lewat. Oleh karena makanan asam mengenai pilorus belakang,

    pilorus menutup. Makanan tersebut dicerna sehingga keasamanya menurun.

    Makanan yang bersifat basa di belakang pilorus akan merangsang pilorus untuk membuka.

    Akibatnya, makanan yang asam dari lambung masuk ke duodenum. Demikian seterusnya.

    Jadi, makanan melewati pilorus menuju duodenum segumpal demi segumpal agar makanan

    tersebut dapat tercerna efektif. Seteleah 2 sampai 5 jam, lambung kosong kembali.

    http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pepsinogen&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Enzimhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pepsin&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Reninhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pepsin&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pepsin&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Musin&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Musin&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Reninhttp://id.wikipedia.org/wiki/Reninhttp://id.wikipedia.org/wiki/HClhttp://id.wikipedia.org/wiki/HClhttp://id.wikipedia.org/wiki/HClhttp://id.wikipedia.org/wiki/Reninhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Musin&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pepsin&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Reninhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pepsin&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Enzimhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pepsinogen&action=edit&redlink=1
  • 8/10/2019 Kelompok 1 Askep Ulkus Peptikum

    8/21

    8

    Pada lambung terdapat kelenjar oksintik (bahasa Inggris:oxyntic gland) yang memproduksi

    hormonGHS.Hormon lain yang disekresi antara lain adalahGHIH.

    fungsi lambung : sebagai tempat penyimpanan, pencampuran, dan pengosongan cairan

    lambung ( kimus/ makanan yg bercampur dg sekret lambung ) ke duodenum.

    Fungsi Motorik Fungsi Pencernaan

    Fungsi reservoir Penyimpanan

    makanan s/d sedikit

    demi sedikit

    dicernakan dan

    bergerak ke saluran

    cerna

    Pencernaan protein Pencernaan protein

    oleh pepsin dan HCL

    dimulai saat ini,

    sdgkan KH dan

    Lemak dlm lambung

    sgt kecil

    Fungsi mencampur Memecahkanmakanan mjd

    partikel2 kecil yg di

    campur dg getah

    lambung/HCL

    melalui kontraksi

    otot yg mengelilingi

    lambung

    Sintesis danpelepasan gastrin

    Sintesis dan pelepasangastrin dipengaruhi

    oleh protein yg

    dimakan, peregangan

    dan rangsangan vagus

    Fungsi

    pengosongan

    lambung

    Diatur oleh

    permukaan sfingter

    pilorus ygdipengaruhi oleh

    viskositas,

    keasaman, volume

    dan di atur oleh

    saraf dan hormonal

    Sekresi F intrinsik Mremungkinkan

    absobsi vit B2 dari

    usus halus bagiandistal

    Sekresi mukus Membentuk selubung

    yg melindungi

    lambung dan sbg

    pelumas shg mkanan

    mdh di angkut

    Lambung memproduksi kimus yg merupakan material yg terdiri atas :cairan perekat, asam

    kuat dan komponen pencerna makan

    Ada 3 fase kerja lambung yg dipengaruhi oleh sekresi kimus:

    Fase sefalik mempersiapkan lambung dr kedatangan makanan durasi sangat pendek (dalam

    menit)

    mekanisme : neural melalui serabut preganglion nervus vagus dan sinap sinap di dalam

    pleksus sub mukosal

    aksi : meningkatkan vol lambung, stimulasi mukus, enzim2, produksi asam dan pelepasangastrin oleh sel2 G

    http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Inggrishttp://id.wikipedia.org/wiki/Hormonhttp://id.wikipedia.org/wiki/Ghrelinhttp://id.wikipedia.org/wiki/Somatostatinhttp://id.wikipedia.org/wiki/Somatostatinhttp://id.wikipedia.org/wiki/Ghrelinhttp://id.wikipedia.org/wiki/Hormonhttp://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Inggris
  • 8/10/2019 Kelompok 1 Askep Ulkus Peptikum

    9/21

    9

    2. Fase gaster : memulai pengeluaran sekresi dari kimus permulaan digesti protein oleh

    pepsin

    Durasi : 3-4 jam

    Terjadi pelepasan gastrin oleh sel sel G dan pelepasan histamin oleh sel mast sbg proteksi thd

    reaksi antigen antibody dari beberapa makanan tertentu

    Meningkatkan produksi asam dan pepsinogen meningkatkan motilitas dan proses

    penghancuran material

    Fase intestinal : mengontrol pengeluaran kimus ke duodenum

    Durasi : lama ( berjam-jam)

    Stimulasi dari CCK, GIP,

    Umpan balik dlm menghambat asam lambung, pepsinogen dan pengurangan motilitas

    lambung.

    2.4 Etiologi dan patofisiologi

    Penyebab Umun

    Penyebab umum dari ulserasi peptikum adalah ketidakseimbang antara kecepatan

    sekresi cairan lambung dan derajat perlindungan yang diberikan oleh sawar mukosa

    gastroduedenal dan netralisasi asam lambung oleh cairan duodenum. Semua daerah yang

    secara normal terpapar oleh cairan lambung dipasok dengan baik oleh kelenjar mukus, antara

    lain kelenjar mukus campuran pada esofagus bawah dan meliputi sel mukus penutup pada

    mukosa lambung: sel mukus pada leher kelenjar lambung; kelenjar pilorik prufunda (

    menyekresi sebagian besar mukus); dan akhirnya kelenjar Brunner pada duodenum bagian

    atas yang menyekresi mukus yang sangat alkali ( Guyton, 1996).

    Sebagai tambahan terhadap perlundungan mukus dari mukosa,duodenum dilindungin

    oleh sifat alkai dari sekresi usus halus, terutama adalah sekresi pankreas yang mengandung

    sejumlah besar natrium bikarbonat, berfungsi menetralisir asam klorida cairan lambung

    sehingga menginaktifkan pepsin untuk mencegah pencernaan mukosa. sebagai tambahjan,

    ion-ion bikarbonat disediakan dalam jumlah besar oleh sekresi kelenjar Brunner yang terletak

    pada beberapa inci pertama dinding duodenum dan di dalam empedu yang berasal dari hati (

    Lewis, 2000). Akhirnya, dua mekanisme kontrol umpan balik memastikan bahwa netralisasi

    cairan lambung ini sudah sempurna, meliputi hal-jal sebagai berikut.

    1. Jika asam yang berlebihan memasuki duodenum, secara refleks mekanisme ini

    menghambat sekresi dan peristaltik lambung baik secara persarafan maupun

    secara hormonal sehingga menurukan kecepatan pengosongan lambung.

    2.

    Adanya asam pada usus halus memicu pelepasan sektretin dari mukosa usus,

    kemudian melalui darah menuju pankreas untuk menimbulkan sekresi yang

    cepat dari ciaran panreas yang mengandung natrium bikarbonat berkonsentrasi

    tinggi sehinggga tersedia lebih banyak natrium bikarbonat untuk menetralisis

    asm.

  • 8/10/2019 Kelompok 1 Askep Ulkus Peptikum

    10/21

    10

    Oleh karen itu, dapat disimpulkan bahwa ulkus peptikum dapat disebbaakan oleh salah dari

    dua jalur yaitu

    1.

    Sekresi asam dan pepsin yang berlebihan oleh mukosa lambung atau

    2. Berkurangnya kemampuan sawar mukosa gastroduedenalis untuk berlindung

    dari sifat pencernaan dari kompels asam-pepsin.

    Penyebab Khusus

    1. Infeksi bakteri H. Pylori

    Dalam lima tahun terakhir, ditemukan paling sedikit 75% pasien ulkus peptikum

    menderita infeksi kronis pada bagian akhir mukosa lambung, dan bagian mukosa duodenum

    oleh bakteri H. Pylori. Sekali pasien terinfeksi, maka infeksi dapat berlangsung seumur hidup

    kecuali bila kuma diberantas dengan pengobatan antibakterial. Lebih lanjut lagi, bakteri

    mampu melakukan penetrasi sawar mukosa. baik dengan kemampuan fisiknya sendiri untuk

    menembus sawar maupun dengan melepaskan enzim-enzim pencernaan yang mencairkansawa. akibatnya, cairan asam kuat pencernaan yang disekresi oleh lambung dapat

    berpenetrasi ke dalam jaringan epitelium dan mencernakan epitel, bahkan juga jaringan di

    sekitarnya. keadaan ini menuju kepada kondisi ulkus peptikum.( Sibernagl,2007).

    2. Peningkatan sekresi asam.

    Pada kebanyak pasien yang menderota ulkus peptikum dibagian awal duodenum,

    jumlah sekresi asam lambungnya lebih besar dari normal, bahkan sering dua kali lipat dari

    normal. Walaupun setengah dari peningkatan asam ini mungkin disebbakan oleh ingeksi

    bakteri, percobaan pada hewan ditambah bukti adanya perangsangan berlebihan sekresi asam

    lambung oleh saraf pada manusia yang menderita ulkus peptikum mengarah kepada sekresicairan lambung yang berlebihan ( Guyton, 1996). Predisposisi peningkatan sekresi asam di

    antaranya adalah faktor psikogenik seperti pada saat mengalami depresi atau kecemasan dan

    merokok.

    3. Konsumsi obat-obatan.

    Obat-obat seperti OAINS/obat anti-Inflamasi nonsteroid seperti Indometasin,

    Ibuprofen, Asam Salisilat mempunyai efek penghambatan siklo oksigenase sehingga

    menghambat sintesis prostaglandin dari asam arakhidonat secara sistemuk termasuk pada

    epitel lambung dan doudenum. Pada sisi lain, hal ini juga menurukan sekresi HCO3 sehingga

    memperlembah perlindungan mukosa (Sibernagl,2007). Efek lain dari obat ini merusak

    mukosalokal melaui difusi non-ionik ke dalam sel mukosa. Obati ini juga berdampakan

    terhadap agregasi trombosit sehingga akan meningkatkan bahaya perdarahan ulkus (

    Kee,1995).

    4. Stres fisik

    Yang Disebabkan oleh syok,luka bakar,sepsis,trauma,pembedahan,gagal napas, gagal

    ginjal, dan kerusakan susunan saraf pusat ( Lewis,2000 ). Bila kondisi stres fisik ini berlanjut,

    maka kerusakaan epitel akan meluas dan kondisi ulkus peptikum menjadi lebih parah.

    5.Reflus usus-lambung

  • 8/10/2019 Kelompok 1 Askep Ulkus Peptikum

    11/21

    11

    Dengan materi garam empedu dan enzim pankreas yang berlimbah dan memenuhi

    permukaan moksa dapat menjadi predisposisi kerusakan epitel mukosa.

    Faktor-Faktor di atas menyebabkan kerusakan epitel mulai dari erosi yang berlanjuta pada

    uolkus akut, kemudian ulkus kronis, dan terbentuknya jaringan parut; maka akan terjadi

    penetrasi dari seluruh dinding lambung

    Ilustrasi Ulkus Pepetikum, meliputi gambaran erosi, ulkus akut dan ulkus kronis pada dinding

    lambung ( Lewis, S.M. et al. 2000)

    Ilustrasi kerusakan mukosa pada ulkus peptikum. ulkus pada lambung ( kiri ). ulkus pada

    doudenum ( Kanan ) ( Rivers

  • 8/10/2019 Kelompok 1 Askep Ulkus Peptikum

    12/21

    12

    Patofiologi Ulkus peptikum

  • 8/10/2019 Kelompok 1 Askep Ulkus Peptikum

    13/21

    13

    2. 5 Manifestasi Klinis

    Gejala-gejala ulkus dapat hilang selama beberapa hari, minggu, atau beberapa bulan

    dan bahkan dapat hilang hanya sampai terlihat kembali, sering tanpa penyebab yang dapat

    diidentifikasi. Banyak individu mengalami gejala ulkus, dan 20-30% mengalami perforasi

    atau hemoragi yang tanpa adanya manifestasi yang mendahului.

    1. Nyeri : biasanya pasien dengan ulkus mengeluh nyeri tumpul, seperti tertusuk atau sensasi

    terbakar di epigastrium tengah atau di punggung. Hal ini diyakini bahwa nyeri terjadi bila

    kandungan asam lambung dan duodenum meningkat menimbulkan erosi dan merangsang

    ujung saraf yang terpajan. Teori lain menunjukkan bahwa kontak lesi dengan asam

    merangsang mekanisme refleks local yang mamulai kontraksi otot halus sekitarnya. Nyeri

    biasanya hilang dengan makan, karena makan menetralisasi asam atau dengan menggunakan

    alkali, namun bila lambung telah kosong atau alkali tidak digunakan nyeri kembali timbul.

    Nyeri tekan lokal yang tajam dapat dihilangkan dengan memberikan tekanan lembut pada

    epigastrium atau sedikit di sebelah kanan garis tengah. Beberapa gejala menurun dengan

    memberikan tekanan local pada epigastrium.

    2. Pirosis (nyeri uluhati) : beberapa pasien mengalami sensasi luka bakar pada esophagus dan

    lambung, yang naik ke mulut, kadang-kadang disertai eruktasi asam. Eruktasi atau sendawa

    umum terjadi bila lambung pasien kosong.

    3. Muntah : meskipun jarang pada ulkus duodenal tak terkomplikasi, muntah dapat menjadi

    gejala ulkus peptikum. Hal ini dihubungkan dengan pembentukan jaringan parut atau

    pembengkakan akut dari membran mukosa yang mengalami inflamasi di sekitarnya pada

    ulkus akut. Muntah dapat terjadi atau tanpa didahului oleh mual, biasanya setelah nyeri berat

    yang dihilangkan dengan ejeksi kandungan asam lambung.

    4. Konstipasi dan perdarahan : konstipasi dapat terjadi pada pasien ulkus, kemungkinan sebagai

    akibat dari diet dan obat-obatan. Pasien dapat juga datang dengan perdarahan gastrointestinal

    sebagian kecil pasien yang mengalami akibat ulkus akut sebelumnya tidak mengalami

    keluhan, tetapi mereka menunjukkan gejala setelahnya.

    (Bruner and Suddart, 2001)

  • 8/10/2019 Kelompok 1 Askep Ulkus Peptikum

    14/21

    14

    2.6 Penatalaksanaan Medis

    Penatalaksanaan medis dilakukan dengan tujuan mengatasi keasaman lambung.

    Beberapa metode digunakan untuk mengontrol keasaman lambung meliputi: obata-

    obatan,terapi endoskopik, dan Intervensi pembedahan.

    1. Obat-obatan

    Saat ini, obat-obatan yang paling sering digunakan dalam pengobatan ulkus meliputi

    obat-obat sebagai berikut :

    1.

    Penghambat reseptor histamin ( antagonis reseptor H2 ) yang menurnkan

    sekresi asam lambung (Bardhan,1986).

    2.

    Penyekat pompa protein, yang juga menurunkan sekresi asam; agen

    sitoprotektik. yang melindungi sel mukosa dari asam atau NSAID (

    Angel,2006).

    3.

    Antasida, obat ini mempercapat penyembuhan tukak dengan menetralisasi

    asam hidroklorida dan mengurangi aktivitas pepsin; obat ini tidak meneutpituka ( Kee,1996).

    4. Protektor mukosa, biasanya mengguanakan misoprostol ( Aziz,2008)

    5.

    Penghambat pompa proton, obat ini mengurangi sekresi asam( Tjay,2007)

    6. Antikoligenergis, berfungsi menghambat sekresi asam ( Angel,2006

    7. Kombinasi antibioktik dengan garam bismut yang meneka bakteri H.Pylori (

    Angel,2006)

    8. Pasien dianjurkan mematuhi program medikasi untuk menjamin penyembuhan

    ulkus dengan sempurna. Istirahat, sedatif, dan traquilzer dapat menambah

    kenyamanan pasien dan digunakan sesuai kebutuhan ( Holtmann,1998).

    2. Terapi endoskopik.

    Intervensi terapi endoskopik dilakukan pada ulkus dengan sekundur perdarahan(

    Angel,2006).

    3. Terapi Bedah.

    Intervensi bedah dilakukan apabila dengan terapi obat dan endoskopik tidak

    menurunkan keluhan perdarahan. Pembedahan dengan gastrektomi disital disertai BIlloroth I

    9 Gastrodoudenostomi) atau Billroth II ( gastrojejenostomi) untuk menghilangkan kondisi

    ulkus ( Heitkemper,2000), atau dengan intervensi gastrektomi total (Brunner,1970).

    2.7 Komplikasi

    Komplikasi ulkus peptikum adalah ulkus yang membandel ( Intraktiblitas,

    Perdarahan, Perofrasi, dan obstruksi pilorus, Setiap komplikasi ini merupakan indikasi

    pembedahan ( Price,1996).

    1. Intraktibilitas.

    Kompilaksi ulkus peptikum yang paling sering adalah intraktibilias, yang berarti

    bahwa terapi medis telah gagal mengatasi gejala-gejala Secara adekuat, Pasien dapat

    terganggu tidurnya oleh nyeri, Kehilangan waktu untuk bekerja, memerlukan perawatan dirumah sakit, atau hanya tidak mampu mengikuti program terapi. Intraktiblitas merupakan

  • 8/10/2019 Kelompok 1 Askep Ulkus Peptikum

    15/21

    15

    alasam tersering untuk anjuran pembedahan. Perubahan menjadi ganas tidak perlu tertalu

    dipertimbangkan baik untuk ulkus lambung maupun ulkus duodenum. Ulkus ganas sejak

    semula sudah bersifat ganas, paling tidak menurut pengetahuan mutakhir, ulkus yang

    memulai perjalanan dengan jinak akan tetap jinak tanpa mengalami degenerasi ganas.

    2. Perdarahan.

    Perdarahan Merupakan komplikasi ulkus peptikum yang sangat sering terjadi,

    sedikitnya ditemukan pada 25% kasus selama perjalanan penyaki ( Guyton, 1996). Walaupun

    ulkus pada setiap tempat dapat mengalami perdarahan, namun yang tersering adalah di

    dinding posterior bulbus duodenum, kerna pada tempat ini dapat terjadi erosai arteria

    panreatikoduedenalis atau arteria gastroduedenalis, Gejala-gejala yang dihubungkan dengan

    perdarahan ulkus tergantung pada kecepatan kehilangan darah. Kehilangan darah yang ringan

    dan Kronik dapat mengakibatkan anemia defiensi besi. Feses dapat positif akan darah samar

    atau mungkin hitam dan seperti ter ( Melena ). Perdarahan masif dapat mengakibatkan

    hematemesis ( Muntah darah), menimbulkan syok, dan Memerlukan transfusi darah serta

    pembedahan darurat.

    3. Perforasi.

    Kira-Kira 5% dari semua ulkus akan mengalami perforasi, dan komplikasi ini

    bertanggung jawat atas sekitar 65% kematian akibat ulkus peptikum ( Price,1995). Ulkus

    biasanya terjadi pada dinding anterior duodenum atau lambung karena daerah ini hantai

    diliputi oleh peritenuem, Pada Kondisi Klinik, Pasien dengan komplikasi perforasi datang

    dengan keluhan nyeri mendadak yang para pada abdoem bagia atas. Dalam beberapa menit

    timbul peritonitis kimia akbiat keluarnya asam lambung,pepsin dan makanan yang

    menyebabkan nyeri hebat. Kondisi nyeri tersebut menyebabkan pasien takut bergerak atau

    bernapas. Auskultasi abdomen menjadi senyap dan saat palpasi, Abdomen mengeras seperti

    papan. Perforasi akut biasanya dapat didiagmosis berdasarkan gejala-gejala saja.

    Diagnosis dipastikan melalui adanya udara bebas dalam rongga periteneal,dinyatakan

    sebagai bulan sabit translunen antara bayangn hati dan diafragma.Udara tentu saja masuk

    rongga peritoneal melalui ulksu yang mengalamai perforasi ( Azis, 2008).

    4. Obstruksi

    Obstruksi pintu keluar lambung akibat peradangan dan edema, pilorespasme,atau

    jaringan parut terjadi pada sekitar 5% pasien ulkus peptikum. Obstruksi timbal lebih sering

    pada pasien ulkus duodenum, tetapi kadang terjadi bilang ulkus lambung terletakan dekat

    dengan sfingter pilorus. Anoreksia, mual, dan kembung setelah makan merupakan gejala-gejala yang sering timbul,kehilangan berat badan juga sering terjadi. Bila obstruksi

    bertambah berat, dapat timbul nyeri dan muntah ( Mineta,1983).

    2.8 Pemeriksaan Penunjang

    Nyeri lambung yang khas merupakan petunjuk adanya ulkus. Diperlukan beberapa

    pemeriksaan untuk memperkuat diagnosis karena kanker lambung juga bisa menyebabkan

    gejala yang sama.

  • 8/10/2019 Kelompok 1 Askep Ulkus Peptikum

    16/21

    16

    1. Endoskopi adalah suatu prosedur dimana sebuah selang lentur dimasukkan melalui

    mulut dan bisa melihat langsung ke dalam lambung. Pada pemeriksaan endoskopi,

    bisa diambil contoh jaringan untuk keperluan biopsy.

    Endoskopi gastrointestinal atas. Kiri ke Kanan: Ulkus, lesi black spot lambung,

    Infamasi ulkus lambung. ulkus dudodenum, dan ulkus perforasi pada duodenum.

    Keuntungan dari endoskopi:

    a.

    Lebih dapat dipercaya untuk menemukan adanya ulkus dalam duodenum dan

    dinding belakang lambung dibandingkan dengan pemeriksaan rontgen.

    b. Lebih bisa diandalkan pada penderita yang telah menjalani pembedahan

    lambung.

    c. Bisa digunakan untuk menghentikan perdarahan karena ulkus.

    2. Rontgen dengan kontras barium dari lambung dan duodenum (juga disebut barium

    swallow atau seri saluran pencernaan atas) dilakukan jika ulkus tidak dapat ditemukan

    dengan endoskopi.

    3. Analisa lambung merupakan suatu prosedur dimana cairan lambung dihisap secara

    langsung dari lambung dan duodenum sehingga jumlah asam bisa diukur.

    Prosedur ini dilakukan hanya jika ulkusnya berat atau berulang atau sebelum

    dilakukannya pembedahan.

    4. tidak dapat menentukan adanya ulkus, tetapi hitung jenis darah bisa menentukan

    adanya anemia akibat perdarahan ulkus. Pemerisaan darah lainnya bisa menemukan

    adanya Helicobacter pylori.

  • 8/10/2019 Kelompok 1 Askep Ulkus Peptikum

    17/21

    17

    BAB IV

    4.1 Diagnosas Keperawatan

    1. Aktual/Risiko Tinggi Syok hipovolemik b.d. penurunan volume darah sekunder

    akibat hematemesis dan melena masif

    2.

    Nyeri b.d. iritasi mukosa lambung, kerusakan jaringan pascabedah gastrektomi

    3. Kecemasan b.d. adanya nyeri, muntah darah, prognosis penyakit, dan rencana

    pembedahan

    4.2 Rencana Keperawatan

    1.

    Aktual/Risiko Tinggi Syok hipovolemik b.d. penurunan volume darah sekunder akibat

    hematemesis dan melena masifTujuan Dalam waktu 3 x 24 jam tidak terjadi syok hipovolemik.

    Kriteria Evaluasi:

    - Pasien menunjukan perbaikan sistem kardiovaskular.

    - Hematemesis dan melena terkontrol.

    - Konjungtiva tidak anemis.

    - Pasien Tidak mengeluh pusing, Membran lembap,turgor kulit normal, dan akral hangat..

    - TTV dalam batas normal, CRT > 3 detik, urine > 600ml/hari.

    - Laboratium : nilai hemoglobin, sel darah merah,mematokrit, dan BUn, Kreatini dalam

    batas normal.

    Intervensi Rasional

    Kaji sumber dan reespons perdarah darimelena dan hematemesis.

    Deteksi awal mengenai seberapa jauh tingkatpemberian intervensi yang akan diberikan

    sesuai kebutuhan individu.

    Monitor TTV Penurunan kualitas dan kuantitasdenyut jantung memrupakan

    parameter penting gejala awal syok

    Hipotensi dapat terjadi pada

    hopivololemia, hal tersebutmemberikan manifestasi terlibatnya

    sistem kardiovaskular dalam

    melakukan kompensasi

    mempertahankan tekanan darah.

    Peningkatan frekuensinapasmerupakan manigestasi dari

    kompensasi respirasi untuk

    mengambil sebanyak-banyaknya

    oksigen, akibat penurunan kadar

    hemoglobin sekunder dari penurunan

    volume darah.

  • 8/10/2019 Kelompok 1 Askep Ulkus Peptikum

    18/21

    18

    Hipotermi dapat terjadi pada

    perdarahan masif

    Monitor status cairan ( Turgor

    kulit,membran mukosa, dan keluaran

    urine).

    Jumlah dan tipe cairan pengganti darah

    ditentukan dari keadaan status cairan.

    Penurunan volume darah mengakibatkan

    menurunya produksi urine, monitor yang

    ketat pada produksi urine

  • 8/10/2019 Kelompok 1 Askep Ulkus Peptikum

    19/21

    19

    Lakukan manajemen sentuhan.

    apabila banyak pengunjung yang

    berada di ruang. Istirahat akan

    menurunkan kebutuhan oksigen

    jaringan periger.

    Manajemen sentuhan pada saat nyeriberupa sentuhan dukungan psikologis

    dapat membantu menurunkan nyeri.

    Tingkatkan pengetahuan tentang sebab-

    sebab nyeri dan mengubungkan berapa

    lama nyeri akan berlangsung

    Pengetahuan yang akan dirasakan membantu

    mengurangi nyeri dan dapat membantu

    mengembangkan kepatuhan pasien terhadap

    rencana teraoeutik.

    3.

    Kecemasan b.d. adanya nyeri, muntah darah, prognosis penyakit, dan rencana

    pembedahan

    Tujuan: Secara subjektif melaporkan rasa cemas berkurang.

    Kriteria evaluasi :

    - Pasien mampu mengungkapkan perasaanya kepada perawat.

    - Pasien dapat mendemontrasikan keterampilan pemecahan masalanya dan perubahan

    koping - yang digunakan sesaui situasi yang dihadapi.

    - Pasien dapat mencatat penurunan kecemasan/ketakutan di bawah standar.

    - Pasien dapat rileks dan tidur/istirahat dengan baik.Intervensi Rasional

    Monitor respons fisik seperti

    kelembahan, perubahan tanda-tanda vital,

    dan gerakan yang berulang-ulang; catat

    kesesuain respons verbal dan nonverbal

    selama komunikasi.

    Digunakan dalam mengevaluasi

    derajat.tingkat kesadaran/konsentrasi,

    khususnya ketika melakukan komunikasi

    verbal.

    Anjurkan pasien dan kelaur untuk

    mengunakapkan dan mengekspresikan

    rasa takutnya

    Memberikan kesempatan untuk

    berkonsentrasi,kejelasan dari rasa takut, dan

    mengurangin cemas yang berlebihan.

    Evaluasi

    Hasil

    1 Tidak terjadi syok hipovolemik.

    2.Nyeri episgatrium berkurang atau teradaptasi.

    3.Tingkat cemasaan berkur

  • 8/10/2019 Kelompok 1 Askep Ulkus Peptikum

    20/21

    20

    BAB V

    Penutup

    5.1 Kesimpulan

    Dari hasil Makalah yang telah dibuat dapat disimpulkan bahwa Ulkus Peptikum

    adalah suatu area yang berlubang yang diterdapat di bagian sistem pencernaan yaitu lambung

    yang terjadi di mokusal lambung, pilorus,duodenum,atau esofagus. Yang Penyebab ulkus

    peptikum kurang dipahami, meskipun bakteri gram negatif H. Pylori telah sangat diyakini

    sebagai factor penyebab. Penyebab lain adalah genetik, stres, obat-obatan, alkohol, merokok.

    dan Gejala Ulkus peptikum yaitu nyeri,muntah,pedarahan,prosis.

  • 8/10/2019 Kelompok 1 Askep Ulkus Peptikum

    21/21

    21

    DAFTAR PUSAKA

    Muttaqin, Arif dan Sari, Kumala. 2013. Gangguan Gastrointestinal : Aplikasi Asuhan

    keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : Selemba Medika,2013

    Smeltzer, Suzanne. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.Ed. 8.Vol. 3. Jakarta :

    EGC

    Price, Silvia A. 2005.Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Ed. 6. Volume 1.

    Jakarta: EGC

    Angel, Carlos A.2006." Peptic ulcer; Surgical Perspective".eMedicine Specialties> Pediatric:

    Surgery> General Surgery. Diperbarui Juli 19,2006.

    Aziz, Faisal. 2008. "Perforated Peptic ulcer". emedicine Specialties > General Surgery >

    Abdomen. Diperbarui: Oktober 8, 2008.