14
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS DENGAN MASALAH BENDUNGAN ASI Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Fetomaternal Dosen Pembimbing : Tatarini Ika Pipit Cahyani,S.ST.,M.Kes Disusun oleh : Kelompok 1 Andini Aidah Fithriyah (01) Annasti Kumala Andoko (02) Aprella Riyan Subekti (03) Ariesta Kiki Yanuarti (04) Artanti Putri Rialestari (05) Cici Putri Nur Ika (06)

Kelompok 1. Bendungan ASI

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Kelompok 1. Bendungan ASI

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS

DENGAN MASALAH BENDUNGAN ASI

Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Fetomaternal

Dosen Pembimbing :

Tatarini Ika Pipit Cahyani,S.ST.,M.Kes

Disusun oleh :

Kelompok 1

Andini Aidah Fithriyah (01)

Annasti Kumala Andoko (02)

Aprella Riyan Subekti (03)

Ariesta Kiki Yanuarti (04)

Artanti Putri Rialestari (05)

Cici Putri Nur Ika (06)

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG

JURUSAN KEBIDANAN

PROGRAM STUDI DIV KEBIDANAN KLINIK MALANG

TAHUN 2012/2013

Page 2: Kelompok 1. Bendungan ASI

TINJAUAN TEORI

1. Pengertian

Bendungan ASI adalah pembendungan air susu karena penyempitan duktus laktiferi

atau oleh kelenjar-kelenjar tidak dikosongkan dengan sempurna atau kelainan pada

putting susu (Mochtar, 1998).

2. Etiologi

Bendungan air susu dapat terjadi pada hari ke dua atau ke tiga ketika payudara telah

memproduksi air susu. Bendungan disebabkan oleh pengeluaran air susu yang tidak

lancar, karena bayi tidak cukup sering menyusu, produksi meningkat, terlambat

menyusukan, hubungan dengan bayi (bonding) kurang baik dan dapat pula karena

adanya pembatasan waktu menyusui. (Sarwono, 2009)

3. Tanda dan Gejala

Tanda dan gejala terjadinya bendungan ASI antara lain (Wiknjosastro, 2005):

1)  Payudara keras dan panas pada perabaan

2)  Suhu badan naik

3)  Putting susu bisa mendatar dan dalam hal ini dapat menyukarkan bayi untuk

menyusu.

4)  Kadang-kadang pengeluaran air susu terhalang

Gejala bendungan air susu adalah terjadinya pembengkakan payudara bilateral dan

secara palpasi teraba keras, kadang kadang terasa nyeri serta sering kali disertai

peningkatan suhu badan ibu, tetapi tidak terdapat tanda-tanda kemerahan dan demam.

(Sarwono, 2009)

4. Patofisiologi

Sesudah bayi lahir dan plasenta keluar, kadar estrogen dan progesteron turun dalam 2-

3 hari. Dengan ini faktor dari hipotalamus yang menghalangi keluarnya pituitary

lactogenic hormon (prolaktin) waktu hamil, dan sangat dipengaruhi oleh estrogen

tidak dikeluarkan lagi, dan terjadi sekresi prolaktin oleh hipofisis. Hormon ini

menyebabkan alveolus-alveolus kelenjar mammae terisi dengan air susu, tetapi untuk

mengeluarkannya dibutuhkan reflex yang menyebabkan kontraksi sel-sel mio-epitelial

yang mengelilingi alveolus dan duktus kecil kelenjar-kelenjar tersebut. Refleksi ini

timbul jika bayi menyusu. Pada permulaan nifas apabila bayi belum menyusu dengan

baik, atau kemudian apabila kelenjar-kelenjar tidak dikosongkan dengan sempurna,

terjadi pembendungan air susu (Wiknjosastro, 2005).

Page 3: Kelompok 1. Bendungan ASI

5. Penanganan

Sesudah bayi lahir dan plasenta keluar, kadar estrogen dan progesteron turun dalam 2-

3 hari. Dengan ini faktor dari hipotalamus yang menghalangi keluarnya pituitary

lactogenic hormon (prolaktin) waktu hamil, dan sangat dipengaruhi oleh estrogen

tidak dikeluarkan lagi, dan terjadi sekresi prolaktin oleh hipofisis. Hormon ini

menyebabkan alveolus-alveolus kelenjar mammae terisi dengan air susu, tetapi untuk

mengeluarkannya dibutuhkan reflex yang menyebabkan kontraksi sel-sel mio-epitelial

yang mengelilingi alveolus dan duktus kecil kelenjar-kelenjar tersebut. Refleksi ini

timbul jika bayi menyusu. Pada permulaan nifas apabila bayi belum menyusu dengan

baik, atau kemudian apabila kelenjar-kelenjar tidak dikosongkan dengan sempurna,

terjadi pembendungan air susu (Wiknjosastro, 2005).

Page 4: Kelompok 1. Bendungan ASI

TINJAUAN KASUS

A. DATA SUBJEKTIF

1. BIODATA

Nama           : Ny. “Y”                       Nama Suami : Tn. R

Umur           : 23 tahun                      Umur           : 25 tahun

Agama         : Islam                    Agama         : Islam

Pendidikan   : SMA                           Pendidikan    : SMA

Suku            : Jawa                            Suku             : Jawa

Pekerjaan     : IRT                              Pekerjaan      : swasta

Alamat         : Jl. Proklamasi/54           

2. Riwayat Nifas Sekarang

Ibu mengatakan ASInya belum keluar dengan lancar, sejak 2 hari yg

lalu ibu merasa payudara terasa penuh,tegang, serta nyeri bila

dipegang

Ibu mengatakan darah nifasnya tidak terlalu banyak (ganti pembalut 2-

3x, tidak penuh), warna merah, tidak berbau.

Ibu sudah dapat berjalan seperti biasa dan sudah dapat melakukan

aktivitas sehari-hari.

Ibu sudah dapat buang air besar pagi ini, dan buang air kecil normal

seperti sebelum bersalin.

Selama nifas, nafsu makan ibu lebih banyak dibandingkan sebelum

hamil.

Ibu mengatakan masih belum dapat menyusui dengan benar, sehingga

ibu mengalami kesulitan dalam menyusui bayinya.

Ibu mengatakan ingin menyusui bayinya secara ekslusif selama 6

bulan, namun ibu masih takut ASInya mencukupi atau tidak, sehingga

dibantu dengan susu formula.

Ibu mengatakan senang dapat melahirkan anaknya dengan normal.

3. Riwayat Kebidanan Yang Lalu

Page 5: Kelompok 1. Bendungan ASI

Ibu mengatakan ASInya belum keluar dengan lancar, sejak 2 hari yg

lalu ibu merasa payudara terasa penuh,tegang, serta nyeri bila

dipegang

Ibu mengatakan darah nifasnya tidak terlalu banyak (ganti pembalut 2-

3x, tidak penuh), warna merah, tidak berbau.

Ibu sudah dapat berjalan seperti biasa dan sudah dapat melakukan

aktivitas sehari-hari.

Ibu sudah dapat buang air besar pagi ini, dan buang air kecil normal

seperti sebelum bersalin.

Selama nifas, nafsu makan ibu lebih banyak dibandingkan sebelum

hamil.

Ibu mengatakan masih belum dapat menyusui dengan benar, sehingga

ibu mengalami kesulitan dalam menyusui bayinya.

Ibu mengatakan ingin menyusui bayinya secara ekslusif selama 6

bulan, namun ibu masih takut ASInya mencukupi atau tidak, sehingga

dibantu dengan susu formula.

Ibu mengatakan senang dapat melahirkan anaknya dengan normal.

4. Riwayat Penyakit

Ibu mengatakan dirinya sendiri maupun keluarga tidak ada yg sedang

menderita penyakit menurun, seperti darah tinggi, kencing manis,

sesak napas, dan jantung serta penyakit menular seperti TBC, penyakit

kuning, dan HIV/AIDS.

5. Riwayat Sosial Ekonomi

Ibu mengatakan menikah 1x, usia 22 tahun, lama menikah 1 tahun.

Ibu makan 3-4x sehari, dengan porsi 1 piring nasi, 1 mangkok sayur, 2

potong lauk, buah jika ada, air putih 8-10 gelas, dan 2 gelas susu

perhari.

Ibu mengatakan belum memutuskan metode KB yang diinginkan.

Ibu mengatakan keluarga sangat senang dengan kelahiran bayinya, dan

dalam merawat bayi nya ibu dibantu oleh keluarga.

Ibu mengatakan pengambilan keputusan dalam keluarga dilakukan

secara musyawarah.

Page 6: Kelompok 1. Bendungan ASI

B. DATA OBJEKTIF

1. Pemeriksaan Umum

TD :110/70 mmHg RR : 20x/menit

Suhu : 38,2 °C Nadi : 88x/menit

2. Pemeriksaan Fisik

Muka : tidak pucat, ibu tampak menahan sakit

Payudara : tampak tegang, puting susu kanan tampak datar,puting susu

kiri menonjol, ASI keluar sedikit, nyeri tekan (+/+)

Abdomen : TFU 2 jari pusat, kontraksi uterus baik, tidak ada nyeri

tekan, kandung kemih tidak penuh

Genetalia : bersih, tidak oedema, lochea rubra, tidak bau, 1 pembalut

tidak penuh, tampak ada jahitan perinium yg belum kering, tidak ada

pus.

Anus : tidak ada hemoroid

C. ANALISA

Dx : P1001 Ab000 Post partum normal hari ke 3

DS : ibu mengatakan melahirkan di bidan secara normal 3 hari yg lalu

DO : - Abdomen : TFU 2 jari pusat, kontraksi uterus baik, tidak ada nyeri

tekan, kandung kemih tidak penuh

- Genetalia : bersih, tidak oedema, lochea rubra, tidak bau, 1 pembalut

tidak penuh, tampak ada jahitan perinium yg belum kering, tidak ada pus

Masalah : - Bendungan ASI

DS :

Ibu mengatakan ASInya belum keluar dengan lancar, sejak 2 hari yg

lalu ibu merasa payudara terasa penuh,tegang, serta nyeri bila

dipegang

Ibu mengatakan masih belum dapat menyusui dengan benar, sehingga

ibu mengalami kesulitan dalam menyusui bayinya.

DO :

Muka : tidak pucat, ibu tampak kesakitan

Page 7: Kelompok 1. Bendungan ASI

Payudara : tampak tegang, puting susu kanan tampak datar,puting susu

kiri menonjol, ASI keluar sedikit, nyeri tekan (+/+)

suhu : 38,2 °C

Diagnosa Potensial : - mastitis

Kebutuhan Segera :

Berikan antipiretik segera seperti paracetamol

Lakukan masase payudara

Susukan kepada bayi atau pompa ASI

D. PENATALAKSANAAN

1. Melakukan pendekatan terapeutik pada pasien dengan metode komunikasi 2

arah, dan mendengarkan serta menyimak setiap keluhan ibu.

2. Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada ibu meliputi TTV dan hasil

pemeriksaan fisik bahwa ibu sekarang dalam kondisi baik-baik saja, hanya

terjadi bendungan pada payudara sebelah kiri.

3. Menjelaskan mengapa terjadi bendungan ASI, yaitu karena adanya

peningkatan aliran vena dan limphe pada payudara. Dalam rangka

mempersiapakan untuk laktasi, selain itu dikarenakan kurangnya perawatan

payudara pada masa nifas.

4. Memberikan antipiretik seperti paracetamol

5. Memberitahu cara mengatasi bendungan payudara, yaitu:

Berikan ASI pada bayi sesering mungkin minimal tiap 3 jam sekali

atau sewaktu-waktu bila bayi menghendaki.

Berikan secara bergantian.

Kompres dengan air hangat sebelum disusukan pada bayi

Bantu dengan memijat payudara untuk permulaan menyusui

6. Mengajarkan pada ibu cara mengatasi puting susu yang datar, yaitu :

- Dengan menggunakan jari, puting ditarik supaya lebih menonjol

- Dengan menggunakan spuit, puting susu ditarik supaya lebih menonjol dan

segera berikan kepada bayi setelah puting ditarik

7. Mengajari ibu cara merawat payudara, yaitu dengan cara:

Page 8: Kelompok 1. Bendungan ASI

Berikan kapas yang telah diberi baby oil/minyak di puting susu ibu,

biarkan 3-5 menit, kemudian olesi tangan dengan baby oil/ minyak

lakukan pemijatan secara melingkar pada payudara secara menyeluruh,

lakukan 15-20x. Setelah dilakukan pemijatan kompres dengan air

hangat dan dengan air dingin. Kemudian keringkan payudara, lakukan

perawatan ini secara rutin.

8. Mengajarkan pada ibu cara mengeluarkan ASI bila payudara masih terasa

penuh setelah menyusui, baik secara manual atau dengan pompa.

9. Menganjurkan ibu untuk menggunakan bra yang dapat menopang payudara

10. Mengajari cara meneteki yang benar, yaitu:

posisi ibu duduk tegak dengan bersandar pada tempat duduk ibu, dagu

bayi menempel pada payudara, perut bayi menempel pada perut ibu,

dan seluruh areola masuk kemulut bayi

11. Menganjurkan ibu untuk mengikuti senam nifas untuk mempercepat pulihnya

kembali organ-organ reproduksi.

12. Menganjurkan ibu istirahat pada siang hari 1 jam dan malam 7-8 jam agar

terpenuhi kebutuhan istirahat Ibu

13. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi banyak sayur, buah dan banyak

minum air putih, agar nutrisi ibu terpenuhi untuk produksi ASI.

14. Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga kebersihan vulva, yaitu dengan

mengajari cara cebok yang benar (dari depan kebelakang), mengganti

pembalut sesering mungkin, mengganti celana secara rutin.

15. Menganjurkan ibu kontrol kembali 3 hari kedepan, dan kembali bila ada

keluhan yang berlanjut, untuk mengetahui kondisi ibu

EVALUASI

• Ibu mengatakan telah mengerti dengan penjelasan yang diberikan oleh bidan

• Ibu mengatakan akan melakukan apa yg sudah diajarkan oleh bidan di rumah

• Ibu mengatakan nyeri payudara berkurang setelah dilakukan perawatan

payudara oleh bidan

Page 9: Kelompok 1. Bendungan ASI

DAFTAR PUSTAKA

Prawirohardjo, Sarwono.2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT. Bina Pustaka

Page 10: Kelompok 1. Bendungan ASI

Manuaba, 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB untuk Pendidikan Bidan.

Jakarta : EGC,

Prawirohardjo, 2005. Panduan Praktis Pelayanan Maternal Dan Neonatal. Jakarta : TYBS-

SP.

Varney, Helen, dkk. 2006. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Volume 1 Edisi 4. Jakarta : EGC.