35

Kelompok 2-Ekokest

Embed Size (px)

Citation preview

1. Novieany Eka2. Fitriani Nufus 3. Rafida Triswardhani 4. Anita Krisdianti 5. Iqvi Vitasari 6. Yolanda Inayah 7. Yuliantina Fransiska

8. Rizky Rahmaania

(062110101032) (092110101019) (092110101028) (092110101049) (092110101067) (092110101078) (092110101103) (092110101125)

Pembiayaan kesehatan

Definisi Biaya Kesehatan Biaya kesehatan adalah besarnya dana yang harus

disediakan untuk menyelenggarakan dan atau memanfaatkan berbagai upaya kesehatan yang diperlukan oleh perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat.

Tujuan subsistem pembiayaan kesehatanTersedianya pembiayaankesehatan dengan jumlh yg menckupi, teralokasi secra adil & termanfaatkn scra brhsil guna & brdya guna. 2. Untuk menjmin terslenggaranya pembangunan keshtan gna meningkatkan derajat keshatan masyarakat yg setinggi2nx.1.

Bentuk Pokok Pembiayaan kesehatan1. Penggalian Danaa. Penggalian dana u/ UKM Sumber dna UKM brasl dr pemerintah pusat maupun daerah melalui pajak umum, pajak khusus, bantuan & pinjaman, srta berbgai smber lainnya. Sumber dr swasta dihimpun dg mnerapkan prinsip public-private partnership g didkung dg pemberian insentif, misal : keringanan pajak u/ stiap dana yg dsumbangkn.

b. Penggalian dana untuk UKP Sumber dana u/ UKP brasal dr @ individu dlm satu kesatuan keluarga. Bg masy rentan & gakin sumber dananya brsl dr pemerinth melalui mekanisme jaminan pemeliharaan kesehatan wajib.

2. Pengalokasian Dana a. Alokasi dana dri pemerintah Alokasi dana yg berasl dr pemerinth u/ UKM & UKP dlkukn melalui penyusunan anggaran pendapatan & belanja, baik pusat maupun daerah, sekurng2nx 5% dr PBD / 15% drtotal anggrn pendpatan & belnja stiap thuny.

b. Alokasi dana dri masyarakat Alokasi dana yg bersal dr masyarakt u/ UKM dilksnakn

brdsrkn asa gtong royong sesuai dg kemampuan. u/ UKP dilakukn melalui kepesertaan dlm program JPK wajib/ sukarela.

Biaya pelayanan kesehatan perorangan (Privat good) Biaya yang dibutuhkan untuk menyelenggarakan dan

memanfaatkan pelayanan kesehatan perorangan yang tujuan utamanya untuk mengobati dan memulihkan kesehatan. Mekanisme pembiayaan :

Pembayaran tunai : Fee for service Pembayaran dimuka : Asuransi kesehatan

Di Indonesia :

Menggunakan system pembayaran tunai Memberatkan bagi masyarakat Sebagian menggunakan asuransi kesehatan

Biaya pelayanan kesehatan masyarakat (Public good) Biaya yang dibutuhkan untuk menyelenggarakan dan

memanfaatkan pelayanan kesehatan perorangan yang tujuan utamanya untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit. Mekanisme pembiayaan :

a. Sentralisasi :

Biaya pelayanan kesehatan ditanggung oleh pemerintah pusat Dana dialurkan secara berjenjang ke institusi yang diserahi tanggung jawab untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan.

b. Desentralisasi : otonom, dan semi otonom Semua biaya ditanggung oleh pemerintah daerah.

Di Indonesia :

Asas desentralisasi : biaya pelayanan kesehatan masyarakat menjadi tanggung jaawab pemerintah daerah Asas dekonsentrasi : beberapa program tertentu masih menjadi tanggung jawab pemerintah dikarenakan kemampuan pemerintah daerah terbatas. Asas perbantuan : pemerintah pusat memberikan bantuan kepaada pemerintah daerah

Masalah Pemerintah daerah maka Pemerintah Aceh mempunyai

kewajiban memberikan pelayanan kesehatan kepada warganya, hal ini sebagaimana ketentuan UU Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh. Pasal 225 UUPA menyebutkan bahwa Pemerintah Aceh dan pemerintah kabupaten/kota wajib memberikan pelayanan kesehatan berdasarkan standar pelayanan minimal sesuai dengan peraturan perundang-undangan, sepanjang tidak bertentangan dengan syariat Islam Pasal 224 Ayat (1) bahwa Setiap penduduk Aceh mempunyai hak yang sama dalam memperoleh pelayanan kesehatan dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan yang optimal, dan Ayat (2) bahwa Setiap penduduk aceh berkewajiban untuk ikut serta dalam memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan perorangan, keluarga dan lingkungan.

Masalahnya adalah belum semua masyarakat terutama

masyarakat miskin dan kurang mampu, dapat menjangkau akses pelayanan kesehatan yang diberikan oleh pemerintah, apalagi jika bicara pada level kualitas pelayanan kesehatan. Banyak indikator yang bisa dilihat, namun kesemuanya itu belum mampu menunjukkan peningkatan kualitas atau derajat kesehatan masyarakat terutama masyarakat miskin dan kurang mampu.

Analisis Situasi Beberapa permasalahan penting yang selama ini

menjadi kendala terkait dengan aspek pendanaan adalah adalah 1. Keterlambatan pembayaran klaim Rumah Sakit 2. Penyaluran dana kapitasi kepada Puskesmas. Keterlambatan pembayaran klaim dan penyaluran dana kapitasi tersebut, mengakibatkan pihak pemberi layanan khususnya di Rumah Sakit harus menalangi terlebih dulu dari biaya lainya untuk membayarkan belanja habis pakai dan jasa medis selama memberikan pelayanan kepada pasien JKA (Jaminan Kesehatan Aceh)

Hal ini tidak lepas dari persoalan keterlambatan

pengesahan APBA setiap tahunnya, dengan demikian selama disiplin anggaran masih menjadi persoalan maka program JKA juga akan selalu terkendala. Terkait dengan hal tersebut perlu payung hukum untuk dapat menggunakan Dana APBA mendahului pengesahan anggaran.

Solusi Masalah1. Sistem Kesehatan Pembiayaan seharusnya harus disesuaikan dengan prinsip-prinsip pembiayaan kesehatan yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan a. Jumlah dana untuk kesehatan harus cukup tersedia dan dikelola secara berdaya guna adil,dan berkelanjutan yang didukung oleh transparasi dan akuntabilitas. b. Dana pemerintah diarahkan untuk pembiayaan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan bagi masyarakat rentan dan keluarga miskin

c. Dana masyarakat diarahkan untuk pembiayaan upaya kesehatan perorangan yang terorganisir adil, berhasil-guna dan berdaya gunam melalui jaminan pemeliharaan kesehatan baik berdasarkan prinsip solidaritas sosial yang wajib maupun sukarela, yang dilaksanakan secara bertahap d. Pemberdayaan masyarakat dalam pembiayaan kesehatan diupayakan melalui penghimpunan secara aktif dana sosial untuk kesehatan atau memanfaatkan dana masyarakat yang telah terhimpun untuk kepentingan kesehatan

e. Pada dasarnya penggalian, pengalokasian, dan

pembelanjaan pembiayaan kesehatan di daerah merupakan tanggung jawab pemerintah daerah. Namun untuk pemerataan pelayanan kesehatan, pemerintah menyediakan dana perimbangan (matching grant) bagi daerah yang kurang mampu.

2. Sistem Pendanaan JKA ke depan sebaiknya juga menggunakan sistem cost sharing dengan prinsip dari rakyat untuk rakyat. Penduduk Aceh sesuai dengan tingkat ekonominya diharuskan membayar iuran sebesar nilai tertentu untuk dapat menggunakan fasilitas JKA (Jaminan Kesehatan Aceh) . Sehingga mendidik masyarakat untuk tidak terlalu manja dan selalu mengharap penuh kepada pemerintah karena gratis.3. Pembayaran secara pra upaya dengan sistem

kapitasi, besaran premi ditetapkan berdasarkan perhitungan yang rasional.

5. Pemerintah membayar premi keluarga miskin, sedangkan keluarga non miskin membayar premi sesuai kemampuannya, sehingga terjadi subsidi silang pembiayaan kesehatan

MasalahBiaya kesehatan di Indonesia cenderung meningkat yang disebabkan oleh berbagai faktor di antaranya adalah: 1. Pola penyakit degeneratif 2. Orientasi pada pembiayaan kuratif 3.Pembayaran out of pocket (fee for service) secara individual service yang ditentukan oleh provider 4.Teknologi canggih, perkembangan (sub) spesialisasi ilmu kedok-teran, dan 5.Tidak lepas juga dari tingkat inflasi.

Dengan kondisi dan situasi yang ada seperti ini maka akses dan mutu pelayanan kesehatan terancam, terutama bagi masyarakat yang tidak mampu. Hal ini menyebabkan derajat kesehatan masyarakat semakin rendah. Kondisi tersebut diperparah dengan tarif rumah sakit yang tidak standar, sehingga masing-masing rumah sakit cenderung menetapkan tarif sendiri. Maka sudah menjadi bahan percakapan sehari-hari di kalangan publik bahwa berobat ke rumah sakit pasti biayanya sangat mahal. Padahal mahal atau tidaknya sangat bergantung kepada para pelaku bisnisnya.

Penyebab1. 2. 3.

4.

5.

Sistem asuransi kesehatan Spesialisasi di rumah sakit yg meningkat Demand, karena konsumen juga berpengaruh meminta pelayanan yang berkualitas dan menggunakan alat-alat canggih Defensive medicine, sehingga dokter melakukan pemeriksaan/prosedur diagnostik selengkaplengkapnya untuk menghindari gugatan mal-praktek Meningkatnya proporsi penduduk usia lanjut yang menyebabkan meningkatnya insiden penyakit kronis

Solusi Untuk menanggulanginya adalah dengan melakukan

cost containment yang meliputi setiap upaya untuk mengendalikan biaya pelayanan kesehatan di rumah sakit. Cost contaiment adl upaya pengamanan biaya sampai pd tingkat yg rasional. Jdi pengurangan biaya

Upaya cost containment yang dapat dilakukan di Rumah Sakit antara lain :a. Meningkatkan efisiensi Efisiensi yang dapat dilakukan adalah: 1. Economic Efficiency Disebut juga dengan penggunaan input yang biayanya rendah Contohnya: - menggunakan obat generic karena obat-obat generic relative lebih murah - drug utilization review untuk menge-tahui penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dalam kaitannya dengan tingkat penggunaan obat secara kuan-titatif maupun kualitatif. - menggunakan tenaga kesehatan yang lebih efisien - menggunakan alat-alat yang lebih sesuai/tidak perlu canggih disesuaikan dengan kebutuhan

2. Technical in efficiency Menghilangkan pemborosan yang bersifat teknis akibat dari kombinasi sumber daya yang tidak sesuai Contohnya : Terdapat alat canggih di rumah sakit tetapi pada kenyataannya tidak memiliki operator sehingga harus mendatangkan dari pihak luar yang membutuhkan cost tinggi 3. Scale Efficiency Efisiensi yang berkaitan dengan besarnya investasi yang sangat rawan untuk terjadi inflasi

b. Sistem Pembayaran Sistim pembayaran prospektif kepada PPK akan mengendalikan kecenderungan supply induced demand, yakni kecenderungan mendorong tingkat penggunaan utilisasi pelayanan kesehatan apabila PPK masih dibayar tunai. c. Standarisasi Pelayanan Standarisasi pelayanan secara medis dan stan-darisasi pelayanan administratif merupakan bagian yang penting dari pengendalian biaya (cost containment, cost effectiveness, quality control). Tanpa standar yang jelas, akan sulit memprediksi dan mengendalikan biaya, artinya ketidak pastian akan semakin besar karena sifat dari pelayanan kesehatan adalah kebutuhan yang tidak dapat diprogramkan. d. Pembinaan, promosi dan peyuluhan kesehatan Adalah upaya sistematis dan terencana untuk mengarahkan pelayanan kesehatan pada upaya promotif, preventif dan edukatif.

e. Mengembangkan kesadaran akan biaya Bertujuan agar kita berperilaku hemat sehingga cost bisa ditekan menjadi lebih murah. Kegiatan ini harus disosialisasikan sehingga dapat meningkatkan motivasi pada seluruh karyawan f. Intervensi teknis Mencari peluang-peluang untuk menghemat pengeluaran, yaitu dengan melakukan cost analysis. Hal yang tidak lepas dari masalah analisis biaya adalah perhitungan unit cost yang merupakan kebutuhan bagi rumah sakit yang berguna untuk: Penentuan tarif Analisis Efisiensi Perencanaan anggaran rumah sakit Analisis Break even

g. Hospital Investment Control

Menghindari investasi yang tidak optimal dengan melakukan studi kelayakan terlebih dahulu antara lain dengan Cost Effectiveness Analysis dan Cost Benefit Analysis. Cara lain adalah dengan keharusan menda-patkan certificate- of-need sebelum melakukan investasi untuk peralatan dan pelayanan yang mahal.

h.

Penggunaan Sistem Casemix Sistem Casemix merupakan sistem pengklasifi-kasian penyakit yang menggabungkan jenis penyakit yang dirawat di RS dengan biaya keseluruhan pelayanan yang terkait. Sistem Casemix berhubungan dengan mutu, pemerataan, dan mekanisme pembayaran untuk pasien berbasis kasus campuran. Secara umum sistem casemix digunakan dalam hal Quality Assurance Program, Komunikasi dokter direktur RS dan staf medical record, perbaikan proses pelaya-nan, anggaran, profilling, benchmarking, quality control, dan sistem pembayaran. Pada sistem ini yang paling banyak digunakan adalah Diagnostik Related Group (DRG)

Daftar Pustaka BPPSDMK, Depkes RI, Penggunaan Sistem Casemix untuk Tekan

Biaya Kesehatan. Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik-Depkes RI, Pengenalan Sistem Case-Mix & Apli-kasi Penggunaannya di Rumah Sakit, Pertemuan Konsolidasi Penerapan Coding System & Software Casemix RS di Indonesia, 2006. Gani A, Pembiayaan Kesehatan Di Era Otonomi, Seminar dan Diskusi Panel Nasional. Stra-tegi dan Kebijakan daerah dalam optima-lisasi sumber daya manusia dan pembiayaan kesehatan, 2001. Sjaaf Amal C, Program Cost Containment di Rumah Sakit; Tanggapan dalam Meng-antisipasi Perkembangan Teknologi Kese-hatan di Indonesia, Cermin Dunia Kedok-teran Edisi Khusus No 90, 1994. Trisnantoro L, Prinsip-Prinsip Asuransi Kesehatan Untuk Mahasiswa Kedokteran Dan Residen, FK UGM, Yogyakarta. Thabrany H, Asuransi Kesehatan Pilihan Kebijakan Nasional, FKM UI, Jakarta, 1998.