Upload
kaptenmoki
View
942
Download
20
Embed Size (px)
Citation preview
MAKALAH“Resiko Bahaya Biologi dan Kimia dalam Industri”
Disusun oleh:
Topo Handono 06508134054
M. Sabut 065081340
Juniawan 06508134053
Tauhid Satriyo W 06508134069
PRODI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
1
2006
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan rasa syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat, karunia, dan rizki, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik dan lancar.
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk melengkapi tugas K3 serta
memberikan wawasan kepada pembaca tentang pentingnya K3 dalam mencegah
bahaya yang dapat ditimbulkan dalam penggunaan bahan Biologi dan Kimia
dalam dunia industri.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa dalam menyusun makalah ini
masih terdapat kekurangan dan kesalahan. Hal ini dikarenakan oleh keterbatasan
pengetahuan kami. Namun demikian, kami telah berusaha semaksimal mungkin
untuk menyelesaikannya.
Kami mengharapkan partisipasi dari teman-teman dalam mengkaji dan
memahami isi dari makalah ini, dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
kita semua.
Akhir kata kami ucapkan banyak terima kasih.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
Halaman judul...................................................................................................... i
Kata pengantar..................................................................................................... ii
Daftar isi............................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah................................................................................. 1
B. Identitas masalah............................................................................................ 1
C. Rumusan masalah.......................................................................................... 2
D. Tujuan............................................................................................................. 2
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PEMBAHASAN...................................... 3
A. Faktor-faktor biologis penyakit akibat kerja.................................................. 3
B. Bahan-bahan kimia sebagai faktor penyebab penyakit akibat kerja.............. 4
C. Nilai ambang batas dan kadar tertinggi yang diperkenankan........................ 7
D. Penyimpangan bahan-bahan kimia................................................................. 8
E. Alat pelindung diri terhadap bahaya kimia dan biologi................................. 9
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN........................................................... 12
A. Kesimpulan..................................................................................................... 12
B. Saran............................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 14
3
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Di era masyarakat sekarang ini, kemajuan teknologi sangat cepat terjadi
disegala bidang. Hal ini sangat membantu dalam proses pembangunan yang
sedang terjadi dimasyarakat sekarang ini, terutama dibidang industri. Dalam
proses pengerjaan pembangunan ini, selain mendapat kemudahan, juga bisa
mendatangkan banyak masalah apabila dalam mengerjakannya tidak sesuai
dengan aturan atau kaedah yang sesuai. Hal ini bisa berdampak negatif bagi
beberapa aspek penting dalam pembangunan, terutama aspek ekonomi dan
sosial. Keselamatan kerja juga harus tampil lebih kedepan lagi, hal ini
dikarenakan oleh cepatnya penerapan teknologi dengan segala seginya yang
juga harus diimbangi penerapan K3 dalam kegiatan pembangunan, khususnya
dibidang industri yang selama ini masih kurang diperhatikan misalnya dalam
penggunaan bahan-bahan kimia dan unsur-unsur biologi.
Penggunaan bahan kimia dan biologi yang kurang memenuhi aturan
dapat menimbulkan masalah atau gangguan kesehatan bagi para pekerja di
dunia industri tersebut, sehingga kadang-kadang hasil jerih payah suatu
kegiatan usaha atau produksi menjadi kurang maksimal yang disebabkan oleh
kecelakaan kerja. Oleh karena itu dibutuhkan suatu pemahaman terhadap
pentingnya K3, khususnya dalam penggunaan bahan-bahan kimia maupun
biologi.
B. Identifikasi Masalah
- Kemajuan teknologi dalam bidang industri khususnya dalam penggunaan
bahan kimia dan bahan biologi.
- Dampak yang ditimbulkan dari bahan-bahan kimia dan bahan biologi
terhadap kesehatan para pekerja dan mutu hasil produksi.
- Langkah-langkah dalam upaya mencegah dari bahaya yang ditimbulkan
oleh bahan-bahan kimia atau biologi yang digunakan.
4
C. Rumusan Masalah
- Bagaimana sifat-sifat bahan kimia?
- Darimana sajakah bahan-bahan kimia atau biologi dapat masuk kedalam
tubuh manusia sehingga mengakibatkan penyakit dalam tubuh?
- Bagaimana cara pencegahan dari bahaya yang ditimbulkan oleh
penggunaan bahan-bahan kimia dan biologi yang kurang memenuhi
aturan?
- Bahan apa saja yang digunakan sebagai bahan pelindung?
D. Tujuan
- Mengetahui pentingnya pengendalian bahaya bahan kimia dan biologi.
- Mengetahui kaidah-kaidah penanggulangan bahaya kimia dan biologi.
- Mengetahui peraturan perundangan penggunaan bahan kimia.
- Mengetahui APD untuk bahaya bioligi dan kimia.
5
BAB IIPEMBAHASAN
A. Faktor-faktor Biologis Penyakit Akibat Kerja
Faktor biologis akibat kerja banyak ragamnya, yaitu virus, bakteri,
protozoa, jamur, dan masih banyak lagi di dunia ini. Jenis-jenis tersebut bila
tidak diperhatikan dengan baik dapat menyebabkan atau menimbulkan
penyakit bagi manusia terutama terhadap para pekerja. Misalnya yaitu
penyakit kuku dan mulut, penyakit ini disebabkan oleh virus yang pindah dari
hewan ternak kemanusia, terutama kepada para pekerja yang memelihara,
disuatu peternakan misalnya pemeliharaan burung merpati. Ada kemungkinan
menderita penyakit psitaccosis yang disebabkan ricketsi, tergolong pada
protozoa antara lain, penyakit malaria untuk negara-negara yang bebas malaria
penyakit itu dianggap sebagai penyakit akibat kerja.
Sporotrihcosis adalah salah contoh penyakit akibat kerja yang
disebabkan jamur candida albicans yang biasanya tumbuh di tempat-tempat
yang kadar gulanya tinggi, sehingga pekerja-pekerjaan seperti terjadi yang
umumnya diperusahaan roti atau pembuatan manisan sering menimbulkan
penyakit infeksi oleh jamur tersebut. Jenis cacing yang sangat berbahaya bagi
pekerja-pekerja tambang dan perkebunan adalah ancylostomiasis, yang
disebabkan oleh ancylostoma duodenale dan necator amercanus. Kutu-kutu
dan pinjal sering terdapat di tempat kerja dan biasanya menjadi penyebab
kelainan pada kulit. Terkenal kutu alang-alang dan kutu padi. Pinjal hidup
pada binatang peliharaan seperti kucing dan anjing, selain gigitannya yang
mengganggu, kutu dan pinja dapatl menularkan penyakit.
Tumbuh-tumbuhan kadang-kadang mengandung bahan kimia yang dapat
mnimbulkan sakit bagi pekerja-pekerja pertanian, perkebunan dan kehutanan.
Contohnya pohon pulius yang dapat menimbulkan bentul-bentul yang gatal
pada kulit oleh karena asam korniat yang terdapat pada bulu-bulunya.
6
Binatang yang gigitannya mengandung racun bagi pekerja-pekerja yang
digigitnya antara lain kalajengking dan ular.
Ternyata banyak pekerjaan yang oleh karena sifat pekerjaannya lebih
memudahkan pekerja-pekerja mendapat sakit infeksi. Beberapa pekerjaan
memudahkan terjangkitnya TBC oleh pekerja yaitu:
1. Pekerjaan-pekerjaan yang terlalu banyak sehingga terlalu melelahkan.
2. Pekerjaan-pekerjaan yang jumlah pekerjanya terlalu banyak sehingga
menjadi sesak.
3. Pekerjaan-pekerjaan yang ventilasi dan penerangannya kurang.
4. Pekerjaan yang menenangkan jiwa.
5. Pekerjaan-pekerjaan yang waktu bekerjanya terlalu panjang.
Faktor biologis dapat menularkan dari seorang pekerja kepada pekerja
lainnya. Maka dari itu, selain usaha biasa harus ditempuh cara pencegahaan
penyakit menular. Antara lain imunisasi dengan pemberian vaksinasi atau
suntikan mutlak dilakukan untuk pekerja-pekerja di Indonesia dewasa ini,
sebagai usaha minimum adalah imunisasi dengan vaksin cacar terhadap
variola, dan dengan suntikan terhadap kolera, tifes, dan paratifes perut. Bila
keuangan memungkinkan, sebagai usaha lebih lanjut, dapat diadakan
imunisasi terhadap TBC dan BCG yang diberikan kepada pekerja-pekerja
beserta keluarga-keluarganya yang reaksinya tehadap uji mantaux negatif.
Imunisasi terhadap diferi, tetanus, batu rujan kepada keluarga-keluarga
pekerja sesuai usaha kesehatan anak-anak dan keluarga. Di negara-negara
yang telah jauh maju sekalipun, penanganan terhadap penyakit flu tersebut
telah diberikan imunisasi dengan vaksin virus influenza. Hal tersebut dapat
dipahami, karena justru penyakit seperti influenza lebih menyebabkan
kehilangan waktu kerja.
B. Bahan-bahan Kimia Sebagai Faktor Penyebab Penyakit Akibat Kerja
Teknologi industri dalam Higene perusahaan dan keselamatan kerja sangat
penting peranannya dalam meninjau penyebab-penyebab penyakit yang
bersifat bahan-bahan kimia. Bahan-bahan kimia itulah yang merupakan racun-
7
racun dalam industri. Sifat dan derajat racun bahan-bahan kimia yang
dipergunakan dalam industri tergantung dari faktor-faktor sebagai berikut:
1. Sifat-sifat fisik bahan kimia yaitu:
a. Gas, yaitu bentuk wujud zat, yang tidak memiliki bangun sendiri,
melainkan mengisi ruang tertutup pada keadaan suhu dan tekanan
normal.
b. Uap, bentuk gas dari zat-zat mmiliki sifat tidak terlihat berdifusi
mengisi seluruh ruang.
c. Debu, yaitu partikel-partikel zat padat, yang disebabkan oleh
kekuatan-kekuatan alami atau mekanis seperti; pengolahan,
penghancuran, pengolahan, pelembutan, pengepakan yang cepat,
peledakan dan lain-lain dari bahan-bahan organik maupun non
organik.
d. Kabut , yaitu titik cair halus dalam udara yang terjadi dari kondensasi
bentuk uap atau dari pemecahan zat menjadi tingkat disperse dengan
cara-cara ”splashing”, “foaming”, dll.
e. “Fume”, yaitu partikel-partikel zat padat yang terjadi karena
kondensasi dari bentuk gas.
f. Asap, biasanya dianggap partikel-partikel zat karbon, sebagai akibat
dari pembakaran tidak sempurna.
g. Awan, yaitu partikel-partikel cair sebagai hasil kondensasi dari fase
gas.
Bahan-bahan kimia yang terdapat diudara digolongkan menjadi :
a. Bahan-bahan bersifat partikel-partikel yaitu debu, awan, kabut,
“fume”.
b. Bahan-bahan tidak bersifat partikel-partikel, yaitu gas-gas, dan uap-
uap.
Bahan-bahan bersifat partikel-partikel yang berada diudara dapat
digolongkan menurut sifat-sifatnya sebagai berikut:
a. perangsang, misalnya kapas, sabun, bubuk beras, dll.
b. toksin, misalnya partikel-partikel Pb, As, Mn, dll.
8
c. menyebabkan fibrosis, misalnya debu kwarts, asbes, dll.
d. menyebabkan allergi, misalnya tepung sari, kapas, dll.
e. menimbulkan demam, misalnya “fume”, ZnO,dll.
f. inert, misalnya kapur, aluminium, dll.
Bahan-bahan tak bersifat partikel, yaitu gas dan uap, digolongkan menurut
sifat-sifatnya sebagai berkut:
a. asphyxiants, misalnya methan, helium, dll.
b. perangsang, misalnya amoniak, HCl, asam sulfat, dll.
c. racun-racun anorganik atau organik, misalnya TEL,Nikel carbonyl,
dll.
d. Bahan-bahan kimia mudah menguap, yang dibagi pula menurut
pengaruhnya kepada pekerja, sebagai berikut :
- berefek anestesi, misalnya trichloretilin,
- yang merusak alat-alat dalam tubuh,
- yang merusak susunan darah, misalnya benzene,
- yang merusak susunan syaraf, misalnya parathion.
Oleh karena termakan atas dasar salah kira, diduga bahan yang lain.
Disamping bahan-bahan mati, dapat pula mikroorganisme, misalnya
bakteri atau jamur diudara ruang kerja, demikian pula bahan-bahan hidup
seperti tepung sari dan debu yang berasal dari hewan atau tumbuhan.
Bahan-bahan kimia di udara tentu lebih besar kemungkinannya
menimbulkan penyakit-penyakit pernafasan atau kelainan-kelainan pada
kulit, karena bahan-bahan tersebut dihirup ke paru-paru ketika bernafas
dan mengendap dipermukaan kulit. Cairan yang mudah menguap
menyebabkan keracunan melalui jalan pernafasan, apakah itu kerusakan
setempat di paru-paru atau keracunan umum seluruh tubuh. Cairan dan
bahan dapat juga sering mengakibatkan keracunan.
2. Sifat-sifat Kimiawi Dari Bahan-bahan itu, yang menyangkut :
a. jenis persenyawaan,
b. besar molekul,
c. konsentrasi,
9
d. derajat larut dan jenis pelarut
3. Port d’entrée (jalan masuk) bahan-bahan itu kedalam tubuh manusia, yang
umumnya melalui 3 pintu, yaitu:
a. pernafasan, untuk bahan kimia di udara,
b. pencernaan, untuk bahan-bahan dari udara yang melekat di tenggorok
dan ditelan, atau untuk bahan- bahan cair dan padat,
c. kulit, untuk bahan-bahan cair,atau bahan-bahan di udara yang
mengendap di permukaan kulit.
4. Faktor-faktor pada tenaga kerja, yaitu :
a. Usia.
b. Idiosyncrasi.
c. Habituasi.
d. Daya menahan (toleransi).
e. Derajat kesehatan tubuh.
C. Nilai Ambang Batas dan Kadar Tertinggi yang
Diperkenankan
Sifat racun dan derajat keracunan itu adalah soal kualitas dan kuantitas
suatu bahan. Namun untuk bahan-bahan tertentu, tinggalah soal banyaknya,
itulah yang menentukan toksin tidaknya zat yang dimaksud. Maka sangat
perlu adanya pengetahuan kadar-kadar zat kimia terutama di udara tempat
kerja, untuk itu dipakai dua pengertian yang tujuannya adalah kesehatan dan
keselamatan kerja. Pengertian tersebut adalah kadar tertinggi yang
diperkenankan (KTD) dan nilai ambang batas (NAB).
KTD berarti nilai tertiggi dari kadar suatu zat yang pekerja tidak
menderita penyakit atau gangguan kesehatan oleh karenenya; Jadi KTD lebih
menekankan efek akut daripada efek komulatif atau menahun. NAB adalah
kadar yang pekerja sanggup menghadapinya dengan tidak menunjukan
penyakit atau kelainan dalam pekerjaan mereka sehari-hari untuk 8 jam sehari
dan 40 jam seminggu. Jadi NAB menunjukan kadar yang manusia dapat
bereaksi fisiologis terhadap suatu zat. NAB untuk bahan-bahan kimia yang
10
diipergunakan dalam industri disetiap negara berbeda. Di Amerika Serikat
besarnya NAB ditetapkan oleh “Govermental Industrial Hygienists
Association”, kadang-kadang terdapat perbedaan besarnya NAB untuk
berbagai bahan kimia ditiap-tiap negara, misalnya di Rusia lebih daripada
untuk di Amerika Serikat. Mungkin faktor perbedaan bangsa juga
mempengaruhi besarnya NAB itu sendiri. Mungkin juga karena faktor politik
yang didasarkan atas falsafah dasar NAB itu sendiri.
NAB (nilai ambang batas) adalah jumlah keluar dari kenyataan bahwa
ditempat kerja tidak mungkin diusahakan tidak adanya bahan-bahan kimia
sama sekali (noexposurelevel).
Kegunaan dari NAB adalah:
a. sebagai kadar standar untuk perbandingan,
b. pedoman untuk perencanaan dan desain pengendalian peralatan,
c. subtitusi bahan-bahan yang lebih dengan yang kurang beracun,
d. membantu menentukan gangguan kesehatan atau penyakit akibat
faktor kimiawi.
Kadar rata-rata seorang tenaga kerja yang kontak langsung dengan suatu
zat dihitung dari berbagai keadaan dan diambil rata-ratanya. Misalnya seorang
tenaga kerja bekerja 2 jam pada tempat dengan kadar CO 70 bds, 4 jam
dengan CO50 bds dan 2 jam dengan kadar 150 bds, maka kadar rata-rata yang
dialami seharusnya ( weighed daily exposure).
D. Penyimpanan Bahan Kimia
Penyimpanan bahan kimia tergantung pada beberapa faktor. Bukan pada
biaya dan ruang yang ada dan rrekomendasi yang umum adalah bahan kimia
harus diletakan ditempat yang dingin, kering, ventilasi baik, dan bangunan
yang memiliki sistem drainase yang baik.
Cara penyimpanan paket atau kontainer harus ditentukan. Penentuan
seperti metode palet, drum distack terakhir, dll. Sebagai contoh beberapa
bahan kimia antaralain bromine, mungkin diterima dalam botol di krat.
Dengan alasan bila bocor dan kasus yang dapat terjadi. Bila aturan ini dibuat
11
sebagai tempat sementara yang tidak terlalu lama dan petugas berusaha
menyimpan keras untuk membuat stack lebih tinggi dari batas aman yang
diijinkan.
Drum besar dan kecil disimpan vertikal, horizontal, di palet, di rak, stack
atau tumpukan. Tetapi, apapun metode, bahan kimia tidak boleh terletak di
lantai. Terutama di lapangan terbuka. Hal ini mungkin lebih cepatnya
identifikasi yang bocor. Bila lapangan terbuka jaga wadah tetap bersih dan
bebas dari benda asing yang dapat membawa ke proses. Tempat wadah yang
cacat dapat menaikan tingkat bahaya antar dua inspeksi harus ditentukan dan
prosedur ditegakan untuk melihat inspeksi tersebut, serta hal itu harus
dilakukan dengan cara yang benar.
Penyimpanan bahan kimia berbahaya harus diantisipasi untuk mencegah
terjadinya kebocoran. Perlu alat yang memadai untuk mencegah bahan kimia
berbahaya yang masuk ke tanah atau perairan.
Tingkat pertama atau first containment adalah wadah bahan kimia
berbahaya, baik dalam bentuk drum besar, kecil atau botol. Tingkat kedua atau
secondary containment adalah dudukan drum yang memiliki tempat untuk
menampung kebocoran bahan kimia, dan tempat tersebut dapat dikeringkan
melalui kran dibawahnya. Tingkat ketiga atau thirdtiary containment adalah
bak beton kedap air atau bahan lain seperti tangki fiber yang tahan bahan
kimia yang letaknya merupakan akhir dari saluran dalam gudang bahan kimia
berbahaya.
Bahan kimia harus ditempatkan sesuai dengan jenisnya. Setiap bahan
kimia yang sejenis harus dijadikan satu dalam area,dan diberi papan nama
yang jelas.
E. Alat Pelindung Diri
Pencegahan keselamatan kerja dapat dilakukan dengan pengendalian
secara teknis,administrasi dan individu. Pengendalian secara teknik seperti
pemasangan LEV (Local Exhaust Ventilation)merupakan prioritas utama. Jika
pengendalian secara teknis tidak biasa dilakukan maka dengan cara
12
administrasi, seperti pengaturan jam kerja pada tempat kerja tertentu rotasi
shift dan lama waktu yang diperbolehkan. Dalam menjaga kesehatan dan
keselamatan karyawan, pekerja harus menggunakan alat pelindung diri. APD
standard untuk bahan kimia berbahaya adalah pelindung kepala, mata, wajah,
tangan, dan kaki.
1. Pelindung kepala
Ada 4 macam pelindung kepala, yaitu:
a. Hard hat kelas A, dirancang untuk melindungi kepala dari benda yang
jatuh dan melindungi dari arus listrik sampai 2.200 V.
b. Hard hat kelas B, dirancang untuk melindungi kepala dari benda yang
jatuh dan melindungi dari arus listrik sampai 20.000 V.
c. Hard hat kelas C, melindungi kepala dari benda yang jatuh tetapi
tidak melindungi dari kejutan listrik dan tidak melindungi dari bahan
korisif.
d. Bomp cap, untuk melindungi kepala dari tabrakan benda yang
menonjol.
2. Pelindung mata
Pelindung mata dikenel sebagai glasses, pada bagian atas dan sisi
kanan kiri frame terdapat pelindung dan denis kacanya yang dapat
menahan sinar ultraviolet.
3. Pelindung wajah
Pelindung wajah yang dikenal goggles, dapat mengitari area mata
dan kacanya dapat menghindari percikan cairan, uap logam, uap, serbuk,
debu, dan kabut.
Jenis pelindung wajah lainnya adalah face shield. Dapat melindungi
dari percikan bahan kimia atau partikel yang melayang. Topeng las
memberikan perlindungan pada wajah dan mata.
4. Pelindung tangan
Tidak ada bentuk lain didunia yang dapat mencengkeram,
memegang, bergerak dan memanipulasi benda seperti tangan
manusia.Adapun berbagai jenis sarung tangan antara lain:
13
a. sarung tangan metal mesh tahan terhadap ujung yang lancip dan
menjaga terpotong.
b. sarung tangan vinyl dan neo prene melindungi tangan terhadap bahan
kimia.
c. sarung tangan karet melindungi saat bekerja disekitar arus listrik.
d. sarung tangan Padded Cloth melindungi tangan dari ujung yang
tajam, pecahan gelas, dan vibrasi.
e. sarung tangan Heat resistan mencegah terkena panas dan api.
f. sarung tangan latex disposable (sekali pakai dibuang) digunakan
untuk melindungi tangan dari germ dan bakteri.
g. Sarung tangan Lead- lined (berlapis timbal) digunakan untuk
melindungi tangan dari sumber radiasi.
5. Pelindung kaki
Kaki manusia sangat kokoh untuk mendukung berat seluruh badan,
dan cukup fleksibel untuk memungkinkan berlari, bergerak ataupun pergi.
Banyak jenis sepatu keselamatan diantaranya adalah:
a. Sepatu Latex atau karet tahan bahan kimia dan memberikan daya tarik
extra pada permukaan licin.
b. Sepatu Butyl yang melindungi kaki terhadap ketone, aldehyde,
alcohol, asam, garam dan basa.
c. Sepatu Vinyl tahan terhadap pelarut, asam, basa, garam, air, pelumas
dan darah.
d. Sepatu Nitrile tahan terhadap lemak hewan, oli dan bahan kimia.
14
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat kita simpulkan bagaimana cara yang dapat
dilakukan dalam pencegahan bahaya yang ditimbulkan oleh bahan-bahan
kimia, dan biologi adalah sebagai berikut:
1. sanitasi dan kebersihan yang baik,
2. imunisasi,
3. pengolahan bahan kimia yang sebaik-baiknya sehingga
kemungkinan racun memasuki tubuh melalui penelanan atau kontak dari
kulit apat di cegah,
4. pencegahan timbulnya, pemonitoran dan pengendalian bahan
diudara sehingga penghirupan racun di udara dapat dicegah.
Bahan-bahan yang digunakan sebagai pelindung antaralain;
1. karet alam
2. karet nitril
3. polivinil alcohol
4. polivinil chloride
5. litron
Bahan-bahan kimia dapat masuk kedalam tubuh manusia pada umumnya
melalui tiga (3) pintu yaitu:
1. Pernafasan, untuk bahan kimia diudara.
2. Pencernaan, untuk bahan kimia yang melekat pada tanggorokan dan di
telan, atau untuk bahan cair atau padat.
3. Kulit, untuk bahan-bahan cair, atau bahan-bahan diudara yang mengendap
dipermukaan kulit.
Adapun sifat-sifat bahan-bahan kimia yaitu : gas, uap, debu, kabut, “fume”,
awan, dan asap
Dari sifat-sifat diatas dapat di golong-golongkan menjadi padat, cair, dan gas.
15
B. SARAN
Didalam melakukan segala kegiatan yang menggunakan bahan-bahan
kimia dan biologi. Hendaknya kita harus mematuhi aturan, dan kaedah-kaedah
yang ditentukan. Karena hal ini sangat penting bagi kelancaran, keselamatan,
dan keberhasilan pekerja, industri, serta lingkungan.
16
DAFTAR PUSTAKA
Suma’mur. (1984). “ Higene Perusahaan dan Keselamtan Kerja”. Jakarta : Gunung Agung.
Suma’mur. (1989). “Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan”. Jakarata : CV Haji Masaagung.
Cahyono, A. B. (2004). “Keselamatan Kerja Bahan Kimia di Industri”. Yogyakarta : UGM Press.
17