25
MAKALAH “Resiko Bahaya Biologi dan Kimia dalam Industri” Disusun oleh: Topo Handono 06508134054 M. Sabut 065081340 Juniawan 06508134053 Tauhid Satriyo W 06508134069 PRODI TEKNIK MESIN 1

Kelompok 3e Biologi & Kimia

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Kelompok 3e Biologi & Kimia

MAKALAH“Resiko Bahaya Biologi dan Kimia dalam Industri”

Disusun oleh:

Topo Handono 06508134054

M. Sabut 065081340

Juniawan 06508134053

Tauhid Satriyo W 06508134069

PRODI TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

1

Page 2: Kelompok 3e Biologi & Kimia

2006

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan rasa syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa yang

telah melimpahkan rahmat, karunia, dan rizki, sehingga kami dapat

menyelesaikan makalah ini dengan baik dan lancar.

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk melengkapi tugas K3 serta

memberikan wawasan kepada pembaca tentang pentingnya K3 dalam mencegah

bahaya yang dapat ditimbulkan dalam penggunaan bahan Biologi dan Kimia

dalam dunia industri.

Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa dalam menyusun makalah ini

masih terdapat kekurangan dan kesalahan. Hal ini dikarenakan oleh keterbatasan

pengetahuan kami. Namun demikian, kami telah berusaha semaksimal mungkin

untuk menyelesaikannya.

Kami mengharapkan partisipasi dari teman-teman dalam mengkaji dan

memahami isi dari makalah ini, dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi

kita semua.

Akhir kata kami ucapkan banyak terima kasih.

Penyusun

2

Page 3: Kelompok 3e Biologi & Kimia

DAFTAR ISI

Halaman judul...................................................................................................... i

Kata pengantar..................................................................................................... ii

Daftar isi............................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah................................................................................. 1

B. Identitas masalah............................................................................................ 1

C. Rumusan masalah.......................................................................................... 2

D. Tujuan............................................................................................................. 2

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PEMBAHASAN...................................... 3

A. Faktor-faktor biologis penyakit akibat kerja.................................................. 3

B. Bahan-bahan kimia sebagai faktor penyebab penyakit akibat kerja.............. 4

C. Nilai ambang batas dan kadar tertinggi yang diperkenankan........................ 7

D. Penyimpangan bahan-bahan kimia................................................................. 8

E. Alat pelindung diri terhadap bahaya kimia dan biologi................................. 9

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN........................................................... 12

A. Kesimpulan..................................................................................................... 12

B. Saran............................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 14

3

Page 4: Kelompok 3e Biologi & Kimia

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di era masyarakat sekarang ini, kemajuan teknologi sangat cepat terjadi

disegala bidang. Hal ini sangat membantu dalam proses pembangunan yang

sedang terjadi dimasyarakat sekarang ini, terutama dibidang industri. Dalam

proses pengerjaan pembangunan ini, selain mendapat kemudahan, juga bisa

mendatangkan banyak masalah apabila dalam mengerjakannya tidak sesuai

dengan aturan atau kaedah yang sesuai. Hal ini bisa berdampak negatif bagi

beberapa aspek penting dalam pembangunan, terutama aspek ekonomi dan

sosial. Keselamatan kerja juga harus tampil lebih kedepan lagi, hal ini

dikarenakan oleh cepatnya penerapan teknologi dengan segala seginya yang

juga harus diimbangi penerapan K3 dalam kegiatan pembangunan, khususnya

dibidang industri yang selama ini masih kurang diperhatikan misalnya dalam

penggunaan bahan-bahan kimia dan unsur-unsur biologi.

Penggunaan bahan kimia dan biologi yang kurang memenuhi aturan

dapat menimbulkan masalah atau gangguan kesehatan bagi para pekerja di

dunia industri tersebut, sehingga kadang-kadang hasil jerih payah suatu

kegiatan usaha atau produksi menjadi kurang maksimal yang disebabkan oleh

kecelakaan kerja. Oleh karena itu dibutuhkan suatu pemahaman terhadap

pentingnya K3, khususnya dalam penggunaan bahan-bahan kimia maupun

biologi.

B. Identifikasi Masalah

- Kemajuan teknologi dalam bidang industri khususnya dalam penggunaan

bahan kimia dan bahan biologi.

- Dampak yang ditimbulkan dari bahan-bahan kimia dan bahan biologi

terhadap kesehatan para pekerja dan mutu hasil produksi.

- Langkah-langkah dalam upaya mencegah dari bahaya yang ditimbulkan

oleh bahan-bahan kimia atau biologi yang digunakan.

4

Page 5: Kelompok 3e Biologi & Kimia

C. Rumusan Masalah

- Bagaimana sifat-sifat bahan kimia?

- Darimana sajakah bahan-bahan kimia atau biologi dapat masuk kedalam

tubuh manusia sehingga mengakibatkan penyakit dalam tubuh?

- Bagaimana cara pencegahan dari bahaya yang ditimbulkan oleh

penggunaan bahan-bahan kimia dan biologi yang kurang memenuhi

aturan?

- Bahan apa saja yang digunakan sebagai bahan pelindung?

D. Tujuan

- Mengetahui pentingnya pengendalian bahaya bahan kimia dan biologi.

- Mengetahui kaidah-kaidah penanggulangan bahaya kimia dan biologi.

- Mengetahui peraturan perundangan penggunaan bahan kimia.

- Mengetahui APD untuk bahaya bioligi dan kimia.

5

Page 6: Kelompok 3e Biologi & Kimia

BAB IIPEMBAHASAN

A. Faktor-faktor Biologis Penyakit Akibat Kerja

Faktor biologis akibat kerja banyak ragamnya, yaitu virus, bakteri,

protozoa, jamur, dan masih banyak lagi di dunia ini. Jenis-jenis tersebut bila

tidak diperhatikan dengan baik dapat menyebabkan atau menimbulkan

penyakit bagi manusia terutama terhadap para pekerja. Misalnya yaitu

penyakit kuku dan mulut, penyakit ini disebabkan oleh virus yang pindah dari

hewan ternak kemanusia, terutama kepada para pekerja yang memelihara,

disuatu peternakan misalnya pemeliharaan burung merpati. Ada kemungkinan

menderita penyakit psitaccosis yang disebabkan ricketsi, tergolong pada

protozoa antara lain, penyakit malaria untuk negara-negara yang bebas malaria

penyakit itu dianggap sebagai penyakit akibat kerja.

Sporotrihcosis adalah salah contoh penyakit akibat kerja yang

disebabkan jamur candida albicans yang biasanya tumbuh di tempat-tempat

yang kadar gulanya tinggi, sehingga pekerja-pekerjaan seperti terjadi yang

umumnya diperusahaan roti atau pembuatan manisan sering menimbulkan

penyakit infeksi oleh jamur tersebut. Jenis cacing yang sangat berbahaya bagi

pekerja-pekerja tambang dan perkebunan adalah ancylostomiasis, yang

disebabkan oleh ancylostoma duodenale dan necator amercanus. Kutu-kutu

dan pinjal sering terdapat di tempat kerja dan biasanya menjadi penyebab

kelainan pada kulit. Terkenal kutu alang-alang dan kutu padi. Pinjal hidup

pada binatang peliharaan seperti kucing dan anjing, selain gigitannya yang

mengganggu, kutu dan pinja dapatl menularkan penyakit.

Tumbuh-tumbuhan kadang-kadang mengandung bahan kimia yang dapat

mnimbulkan sakit bagi pekerja-pekerja pertanian, perkebunan dan kehutanan.

Contohnya pohon pulius yang dapat menimbulkan bentul-bentul yang gatal

pada kulit oleh karena asam korniat yang terdapat pada bulu-bulunya.

6

Page 7: Kelompok 3e Biologi & Kimia

Binatang yang gigitannya mengandung racun bagi pekerja-pekerja yang

digigitnya antara lain kalajengking dan ular.

Ternyata banyak pekerjaan yang oleh karena sifat pekerjaannya lebih

memudahkan pekerja-pekerja mendapat sakit infeksi. Beberapa pekerjaan

memudahkan terjangkitnya TBC oleh pekerja yaitu:

1. Pekerjaan-pekerjaan yang terlalu banyak sehingga terlalu melelahkan.

2. Pekerjaan-pekerjaan yang jumlah pekerjanya terlalu banyak sehingga

menjadi sesak.

3. Pekerjaan-pekerjaan yang ventilasi dan penerangannya kurang.

4. Pekerjaan yang menenangkan jiwa.

5. Pekerjaan-pekerjaan yang waktu bekerjanya terlalu panjang.

Faktor biologis dapat menularkan dari seorang pekerja kepada pekerja

lainnya. Maka dari itu, selain usaha biasa harus ditempuh cara pencegahaan

penyakit menular. Antara lain imunisasi dengan pemberian vaksinasi atau

suntikan mutlak dilakukan untuk pekerja-pekerja di Indonesia dewasa ini,

sebagai usaha minimum adalah imunisasi dengan vaksin cacar terhadap

variola, dan dengan suntikan terhadap kolera, tifes, dan paratifes perut. Bila

keuangan memungkinkan, sebagai usaha lebih lanjut, dapat diadakan

imunisasi terhadap TBC dan BCG yang diberikan kepada pekerja-pekerja

beserta keluarga-keluarganya yang reaksinya tehadap uji mantaux negatif.

Imunisasi terhadap diferi, tetanus, batu rujan kepada keluarga-keluarga

pekerja sesuai usaha kesehatan anak-anak dan keluarga. Di negara-negara

yang telah jauh maju sekalipun, penanganan terhadap penyakit flu tersebut

telah diberikan imunisasi dengan vaksin virus influenza. Hal tersebut dapat

dipahami, karena justru penyakit seperti influenza lebih menyebabkan

kehilangan waktu kerja.

B. Bahan-bahan Kimia Sebagai Faktor Penyebab Penyakit Akibat Kerja

Teknologi industri dalam Higene perusahaan dan keselamatan kerja sangat

penting peranannya dalam meninjau penyebab-penyebab penyakit yang

bersifat bahan-bahan kimia. Bahan-bahan kimia itulah yang merupakan racun-

7

Page 8: Kelompok 3e Biologi & Kimia

racun dalam industri. Sifat dan derajat racun bahan-bahan kimia yang

dipergunakan dalam industri tergantung dari faktor-faktor sebagai berikut:

1. Sifat-sifat fisik bahan kimia yaitu:

a. Gas, yaitu bentuk wujud zat, yang tidak memiliki bangun sendiri,

melainkan mengisi ruang tertutup pada keadaan suhu dan tekanan

normal.

b. Uap, bentuk gas dari zat-zat mmiliki sifat tidak terlihat berdifusi

mengisi seluruh ruang.

c. Debu, yaitu partikel-partikel zat padat, yang disebabkan oleh

kekuatan-kekuatan alami atau mekanis seperti; pengolahan,

penghancuran, pengolahan, pelembutan, pengepakan yang cepat,

peledakan dan lain-lain dari bahan-bahan organik maupun non

organik.

d. Kabut , yaitu titik cair halus dalam udara yang terjadi dari kondensasi

bentuk uap atau dari pemecahan zat menjadi tingkat disperse dengan

cara-cara ”splashing”, “foaming”, dll.

e. “Fume”, yaitu partikel-partikel zat padat yang terjadi karena

kondensasi dari bentuk gas.

f. Asap, biasanya dianggap partikel-partikel zat karbon, sebagai akibat

dari pembakaran tidak sempurna.

g. Awan, yaitu partikel-partikel cair sebagai hasil kondensasi dari fase

gas.

Bahan-bahan kimia yang terdapat diudara digolongkan menjadi :

a. Bahan-bahan bersifat partikel-partikel yaitu debu, awan, kabut,

“fume”.

b. Bahan-bahan tidak bersifat partikel-partikel, yaitu gas-gas, dan uap-

uap.

Bahan-bahan bersifat partikel-partikel yang berada diudara dapat

digolongkan menurut sifat-sifatnya sebagai berikut:

a. perangsang, misalnya kapas, sabun, bubuk beras, dll.

b. toksin, misalnya partikel-partikel Pb, As, Mn, dll.

8

Page 9: Kelompok 3e Biologi & Kimia

c. menyebabkan fibrosis, misalnya debu kwarts, asbes, dll.

d. menyebabkan allergi, misalnya tepung sari, kapas, dll.

e. menimbulkan demam, misalnya “fume”, ZnO,dll.

f. inert, misalnya kapur, aluminium, dll.

Bahan-bahan tak bersifat partikel, yaitu gas dan uap, digolongkan menurut

sifat-sifatnya sebagai berkut:

a. asphyxiants, misalnya methan, helium, dll.

b. perangsang, misalnya amoniak, HCl, asam sulfat, dll.

c. racun-racun anorganik atau organik, misalnya TEL,Nikel carbonyl,

dll.

d. Bahan-bahan kimia mudah menguap, yang dibagi pula menurut

pengaruhnya kepada pekerja, sebagai berikut :

- berefek anestesi, misalnya trichloretilin,

- yang merusak alat-alat dalam tubuh,

- yang merusak susunan darah, misalnya benzene,

- yang merusak susunan syaraf, misalnya parathion.

Oleh karena termakan atas dasar salah kira, diduga bahan yang lain.

Disamping bahan-bahan mati, dapat pula mikroorganisme, misalnya

bakteri atau jamur diudara ruang kerja, demikian pula bahan-bahan hidup

seperti tepung sari dan debu yang berasal dari hewan atau tumbuhan.

Bahan-bahan kimia di udara tentu lebih besar kemungkinannya

menimbulkan penyakit-penyakit pernafasan atau kelainan-kelainan pada

kulit, karena bahan-bahan tersebut dihirup ke paru-paru ketika bernafas

dan mengendap dipermukaan kulit. Cairan yang mudah menguap

menyebabkan keracunan melalui jalan pernafasan, apakah itu kerusakan

setempat di paru-paru atau keracunan umum seluruh tubuh. Cairan dan

bahan dapat juga sering mengakibatkan keracunan.

2. Sifat-sifat Kimiawi Dari Bahan-bahan itu, yang menyangkut :

a. jenis persenyawaan,

b. besar molekul,

c. konsentrasi,

9

Page 10: Kelompok 3e Biologi & Kimia

d. derajat larut dan jenis pelarut

3. Port d’entrée (jalan masuk) bahan-bahan itu kedalam tubuh manusia, yang

umumnya melalui 3 pintu, yaitu:

a. pernafasan, untuk bahan kimia di udara,

b. pencernaan, untuk bahan-bahan dari udara yang melekat di tenggorok

dan ditelan, atau untuk bahan- bahan cair dan padat,

c. kulit, untuk bahan-bahan cair,atau bahan-bahan di udara yang

mengendap di permukaan kulit.

4. Faktor-faktor pada tenaga kerja, yaitu :

a. Usia.

b. Idiosyncrasi.

c. Habituasi.

d. Daya menahan (toleransi).

e. Derajat kesehatan tubuh.

C. Nilai Ambang Batas dan Kadar Tertinggi yang

Diperkenankan

Sifat racun dan derajat keracunan itu adalah soal kualitas dan kuantitas

suatu bahan. Namun untuk bahan-bahan tertentu, tinggalah soal banyaknya,

itulah yang menentukan toksin tidaknya zat yang dimaksud. Maka sangat

perlu adanya pengetahuan kadar-kadar zat kimia terutama di udara tempat

kerja, untuk itu dipakai dua pengertian yang tujuannya adalah kesehatan dan

keselamatan kerja. Pengertian tersebut adalah kadar tertinggi yang

diperkenankan (KTD) dan nilai ambang batas (NAB).

KTD berarti nilai tertiggi dari kadar suatu zat yang pekerja tidak

menderita penyakit atau gangguan kesehatan oleh karenenya; Jadi KTD lebih

menekankan efek akut daripada efek komulatif atau menahun. NAB adalah

kadar yang pekerja sanggup menghadapinya dengan tidak menunjukan

penyakit atau kelainan dalam pekerjaan mereka sehari-hari untuk 8 jam sehari

dan 40 jam seminggu. Jadi NAB menunjukan kadar yang manusia dapat

bereaksi fisiologis terhadap suatu zat. NAB untuk bahan-bahan kimia yang

10

Page 11: Kelompok 3e Biologi & Kimia

diipergunakan dalam industri disetiap negara berbeda. Di Amerika Serikat

besarnya NAB ditetapkan oleh “Govermental Industrial Hygienists

Association”, kadang-kadang terdapat perbedaan besarnya NAB untuk

berbagai bahan kimia ditiap-tiap negara, misalnya di Rusia lebih daripada

untuk di Amerika Serikat. Mungkin faktor perbedaan bangsa juga

mempengaruhi besarnya NAB itu sendiri. Mungkin juga karena faktor politik

yang didasarkan atas falsafah dasar NAB itu sendiri.

NAB (nilai ambang batas) adalah jumlah keluar dari kenyataan bahwa

ditempat kerja tidak mungkin diusahakan tidak adanya bahan-bahan kimia

sama sekali (noexposurelevel).

Kegunaan dari NAB adalah:

a. sebagai kadar standar untuk perbandingan,

b. pedoman untuk perencanaan dan desain pengendalian peralatan,

c. subtitusi bahan-bahan yang lebih dengan yang kurang beracun,

d. membantu menentukan gangguan kesehatan atau penyakit akibat

faktor kimiawi.

Kadar rata-rata seorang tenaga kerja yang kontak langsung dengan suatu

zat dihitung dari berbagai keadaan dan diambil rata-ratanya. Misalnya seorang

tenaga kerja bekerja 2 jam pada tempat dengan kadar CO 70 bds, 4 jam

dengan CO50 bds dan 2 jam dengan kadar 150 bds, maka kadar rata-rata yang

dialami seharusnya ( weighed daily exposure).

D. Penyimpanan Bahan Kimia

Penyimpanan bahan kimia tergantung pada beberapa faktor. Bukan pada

biaya dan ruang yang ada dan rrekomendasi yang umum adalah bahan kimia

harus diletakan ditempat yang dingin, kering, ventilasi baik, dan bangunan

yang memiliki sistem drainase yang baik.

Cara penyimpanan paket atau kontainer harus ditentukan. Penentuan

seperti metode palet, drum distack terakhir, dll. Sebagai contoh beberapa

bahan kimia antaralain bromine, mungkin diterima dalam botol di krat.

Dengan alasan bila bocor dan kasus yang dapat terjadi. Bila aturan ini dibuat

11

Page 12: Kelompok 3e Biologi & Kimia

sebagai tempat sementara yang tidak terlalu lama dan petugas berusaha

menyimpan keras untuk membuat stack lebih tinggi dari batas aman yang

diijinkan.

Drum besar dan kecil disimpan vertikal, horizontal, di palet, di rak, stack

atau tumpukan. Tetapi, apapun metode, bahan kimia tidak boleh terletak di

lantai. Terutama di lapangan terbuka. Hal ini mungkin lebih cepatnya

identifikasi yang bocor. Bila lapangan terbuka jaga wadah tetap bersih dan

bebas dari benda asing yang dapat membawa ke proses. Tempat wadah yang

cacat dapat menaikan tingkat bahaya antar dua inspeksi harus ditentukan dan

prosedur ditegakan untuk melihat inspeksi tersebut, serta hal itu harus

dilakukan dengan cara yang benar.

Penyimpanan bahan kimia berbahaya harus diantisipasi untuk mencegah

terjadinya kebocoran. Perlu alat yang memadai untuk mencegah bahan kimia

berbahaya yang masuk ke tanah atau perairan.

Tingkat pertama atau first containment adalah wadah bahan kimia

berbahaya, baik dalam bentuk drum besar, kecil atau botol. Tingkat kedua atau

secondary containment adalah dudukan drum yang memiliki tempat untuk

menampung kebocoran bahan kimia, dan tempat tersebut dapat dikeringkan

melalui kran dibawahnya. Tingkat ketiga atau thirdtiary containment adalah

bak beton kedap air atau bahan lain seperti tangki fiber yang tahan bahan

kimia yang letaknya merupakan akhir dari saluran dalam gudang bahan kimia

berbahaya.

Bahan kimia harus ditempatkan sesuai dengan jenisnya. Setiap bahan

kimia yang sejenis harus dijadikan satu dalam area,dan diberi papan nama

yang jelas.

E. Alat Pelindung Diri

Pencegahan keselamatan kerja dapat dilakukan dengan pengendalian

secara teknis,administrasi dan individu. Pengendalian secara teknik seperti

pemasangan LEV (Local Exhaust Ventilation)merupakan prioritas utama. Jika

pengendalian secara teknis tidak biasa dilakukan maka dengan cara

12

Page 13: Kelompok 3e Biologi & Kimia

administrasi, seperti pengaturan jam kerja pada tempat kerja tertentu rotasi

shift dan lama waktu yang diperbolehkan. Dalam menjaga kesehatan dan

keselamatan karyawan, pekerja harus menggunakan alat pelindung diri. APD

standard untuk bahan kimia berbahaya adalah pelindung kepala, mata, wajah,

tangan, dan kaki.

1. Pelindung kepala

Ada 4 macam pelindung kepala, yaitu:

a. Hard hat kelas A, dirancang untuk melindungi kepala dari benda yang

jatuh dan melindungi dari arus listrik sampai 2.200 V.

b. Hard hat kelas B, dirancang untuk melindungi kepala dari benda yang

jatuh dan melindungi dari arus listrik sampai 20.000 V.

c. Hard hat kelas C, melindungi kepala dari benda yang jatuh tetapi

tidak melindungi dari kejutan listrik dan tidak melindungi dari bahan

korisif.

d. Bomp cap, untuk melindungi kepala dari tabrakan benda yang

menonjol.

2. Pelindung mata

Pelindung mata dikenel sebagai glasses, pada bagian atas dan sisi

kanan kiri frame terdapat pelindung dan denis kacanya yang dapat

menahan sinar ultraviolet.

3. Pelindung wajah

Pelindung wajah yang dikenal goggles, dapat mengitari area mata

dan kacanya dapat menghindari percikan cairan, uap logam, uap, serbuk,

debu, dan kabut.

Jenis pelindung wajah lainnya adalah face shield. Dapat melindungi

dari percikan bahan kimia atau partikel yang melayang. Topeng las

memberikan perlindungan pada wajah dan mata.

4. Pelindung tangan

Tidak ada bentuk lain didunia yang dapat mencengkeram,

memegang, bergerak dan memanipulasi benda seperti tangan

manusia.Adapun berbagai jenis sarung tangan antara lain:

13

Page 14: Kelompok 3e Biologi & Kimia

a. sarung tangan metal mesh tahan terhadap ujung yang lancip dan

menjaga terpotong.

b. sarung tangan vinyl dan neo prene melindungi tangan terhadap bahan

kimia.

c. sarung tangan karet melindungi saat bekerja disekitar arus listrik.

d. sarung tangan Padded Cloth melindungi tangan dari ujung yang

tajam, pecahan gelas, dan vibrasi.

e. sarung tangan Heat resistan mencegah terkena panas dan api.

f. sarung tangan latex disposable (sekali pakai dibuang) digunakan

untuk melindungi tangan dari germ dan bakteri.

g. Sarung tangan Lead- lined (berlapis timbal) digunakan untuk

melindungi tangan dari sumber radiasi.

5. Pelindung kaki

Kaki manusia sangat kokoh untuk mendukung berat seluruh badan,

dan cukup fleksibel untuk memungkinkan berlari, bergerak ataupun pergi.

Banyak jenis sepatu keselamatan diantaranya adalah:

a. Sepatu Latex atau karet tahan bahan kimia dan memberikan daya tarik

extra pada permukaan licin.

b. Sepatu Butyl yang melindungi kaki terhadap ketone, aldehyde,

alcohol, asam, garam dan basa.

c. Sepatu Vinyl tahan terhadap pelarut, asam, basa, garam, air, pelumas

dan darah.

d. Sepatu Nitrile tahan terhadap lemak hewan, oli dan bahan kimia.

14

Page 15: Kelompok 3e Biologi & Kimia

BAB III

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Dari pembahasan diatas dapat kita simpulkan bagaimana cara yang dapat

dilakukan dalam pencegahan bahaya yang ditimbulkan oleh bahan-bahan

kimia, dan biologi adalah sebagai berikut:

1. sanitasi dan kebersihan yang baik,

2. imunisasi,

3. pengolahan bahan kimia yang sebaik-baiknya sehingga

kemungkinan racun memasuki tubuh melalui penelanan atau kontak dari

kulit apat di cegah,

4. pencegahan timbulnya, pemonitoran dan pengendalian bahan

diudara sehingga penghirupan racun di udara dapat dicegah.

Bahan-bahan yang digunakan sebagai pelindung antaralain;

1. karet alam

2. karet nitril

3. polivinil alcohol

4. polivinil chloride

5. litron

Bahan-bahan kimia dapat masuk kedalam tubuh manusia pada umumnya

melalui tiga (3) pintu yaitu:

1. Pernafasan, untuk bahan kimia diudara.

2. Pencernaan, untuk bahan kimia yang melekat pada tanggorokan dan di

telan, atau untuk bahan cair atau padat.

3. Kulit, untuk bahan-bahan cair, atau bahan-bahan diudara yang mengendap

dipermukaan kulit.

Adapun sifat-sifat bahan-bahan kimia yaitu : gas, uap, debu, kabut, “fume”,

awan, dan asap

Dari sifat-sifat diatas dapat di golong-golongkan menjadi padat, cair, dan gas.

15

Page 16: Kelompok 3e Biologi & Kimia

B. SARAN

Didalam melakukan segala kegiatan yang menggunakan bahan-bahan

kimia dan biologi. Hendaknya kita harus mematuhi aturan, dan kaedah-kaedah

yang ditentukan. Karena hal ini sangat penting bagi kelancaran, keselamatan,

dan keberhasilan pekerja, industri, serta lingkungan.

16

Page 17: Kelompok 3e Biologi & Kimia

DAFTAR PUSTAKA

Suma’mur. (1984). “ Higene Perusahaan dan Keselamtan Kerja”. Jakarta : Gunung Agung.

Suma’mur. (1989). “Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan”. Jakarata : CV Haji Masaagung.

Cahyono, A. B. (2004). “Keselamatan Kerja Bahan Kimia di Industri”. Yogyakarta : UGM Press.

17