24
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN PERILAKU ANAK REMAJA BERISIKO MEROKOK, PENGGUNA NAPZA, DAN SEKS BEBAS A. Konsep remaja berisiko 1. Pengertian remaja Seseorang yang berusia antara 10 – 19 tahun. Sebagai masa khusus dan penting, karena periode pematangan organ reproduksi manusia dan sering disebut masa pubertas. Masa remaja merupakan periode peralihan dari masa anak ke masa dewasa (DepKes, 2008). Tahap ini di mulai ketika anak pertama berumur l3 tahun dan berakhir saat anak berumur 19-20 tahun. Keluarga dengan anak remaja berada dalam posisi dilematis, mengingat anak sudah mulai menurun perhatiannya terhadap orang tua dibandingkan dengan teman sebayanya. Pada tahap ini sering kali ditemukan beda pendapat antara orang tua dan anak remaja, apabila hal ini tidak diselesaikan akan berdampak pada hubungan selanjutnya. Tugas perkembangannya adalah memberikan perhatian lebih pada anak remaja, bersama-sama mendiskusikan tentang rencana sekolah atau kegiatan diluar sekolah, memberikan kebebasan

kelompok 6 a n b (2)

Embed Size (px)

Citation preview

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN PERILAKU ANAK

REMAJA BERISIKO MEROKOK, PENGGUNA NAPZA,

DAN SEKS BEBAS

A. Konsep remaja berisiko

1. Pengertian remaja

Seseorang yang berusia antara 10 – 19 tahun. Sebagai masa khusus dan

penting, karena periode pematangan organ reproduksi manusia dan sering

disebut masa pubertas. Masa remaja merupakan periode peralihan dari

masa anak ke masa dewasa (DepKes, 2008).

Tahap ini di mulai ketika anak pertama berumur l3 tahun dan berakhir

saat anak berumur 19-20 tahun. Keluarga dengan anak remaja berada

dalam posisi dilematis, mengingat anak sudah mulai menurun

perhatiannya terhadap orang tua dibandingkan dengan teman sebayanya.

Pada tahap ini sering kali ditemukan beda pendapat antara orang tua dan

anak remaja, apabila hal ini tidak diselesaikan akan berdampak pada

hubungan selanjutnya. Tugas perkembangannya adalah memberikan

perhatian lebih pada anak remaja, bersama-sama mendiskusikan tentang

rencana sekolah atau kegiatan diluar sekolah, memberikan kebebasan

dalam batasan tanggung jawab, mempertahankan komunikasi dua arah.

Tugas perkembangan keluarga dengan remaja

menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab ketika remaja

menjadi dewasa dan semakin mandiri.

Memfokuskan kembali hubungan perkawinan. Berkomunikasi secara

terbuka antara orangtua dan anak-anak

Kondisi remaja

Masa transisi (fisik: matang tetapi emosi belum) adanya gejolak emosi,

peka terhadap stres, frustasi, dan konflik internal dan eksternal

Ciri dan tuntutan perkembangan: ingin tahu, protes terhadap orang tua,

sangat memperhatikan badan sendiri, setia kawan dengan kelompok

sebaya, perilaku labil.

Sikap orangtua: mengamati, ikut serta dalam permainan, bercakap,

mendampingi dan membimbing, dapat mengatasi kebingungan (pemimpin

yg baik)

Yang harus diperhatikan: pengaruh teman sebaya, beri tugas rutin, latih

berani, belajar bersama, mengisi waktu luang, rekreasi wajar dan sehat,

pendidikan seks yang sesuai

Menyelaraskan kebebasan dengan tanggungjawab ketika remaja

menjadi matang dan mengatur diri sendiri (Duvall, 1977)

Orangtua belajar menerima penolakan tanpa meninggalkan anak

(Friedman, 1957). Orangtua menerima remaja apa adanya, menerima

peran mereka pada tahap perkembangan tanpa konflik atau sensitivitas

yang tidak pantas, membentuk pola penerimaan diri yang sama, orangtua

merasa produktif, puas, dan dapat mengendalikan kehidupan mereka

sendiri (Kidwell et al,1983) Dan orangtua berfungsi secara fleksibel

(Preto, 1988)

2. Faktor risiko untuk remaja berperilaku berisiko

Proses transisi yang dialami oleh masa remaja menimbulkan dampak

positif dan negatif. Namun kecenderungannya adalah dampak negatif,

dikarenakan rasa keingintahuan yang tinggi dari remaja. Beberapa hal

berikut adalah faktor risiko untuk masa remaja mengalami perilaku

berisiko yaitu ;

a. perubahan emosi menyebabkan remaja mudah tersinggung, mudah

menangis, cemas, frustasi dan sekaligus tertawa.

b. Perubahan intelegensia, sehingga menyebabkan remaja menjadi mudah

berfikir abstrak serta senang memberi kritik. Disamping itu remaja

juga mudah untuk mengetahui hal-hal baru, sehingga memunculkan

perilaku ingin mencoba-coba.

c. Keingintahuan yang tinggi, khususnya terkait dengan kesehatan

reproduksi remaja, mendorong ingin mencoba dalam bidang seks yang

merupakan hal yang sangat rawan, karena dapat membawa akibat yang

sangat buruk dan merugikan masa depan remaja, khususnya remaja

putri.

d. Beberapa keadaan yang berpengaruh buruk terhadap kesehatan remaja

antara lain adalah :

1) masalah gizi,

2) masalah pendidikan,

3) masalah lingkungan dan pekerjaan,

4) masalah seks dan seksualitas dan

5) masalah kesehatan reproduksi remaja itu sendiri.

3. Perilaku remaja berisiko

a. Selalu ingin menang sendiri

b. Selalu memaksakan kehendaknya

c. Kebiasaan merokok

d. Agresif

e. Curiga

f. Mudah marah dan mudah tersinggung

g. Suka mencari alasan yang tidak logis

h. Sering pulang larut malam, bahkan terkadang suka menginap di rumah

teman dengan alasan yang cenderung di buat-buat.

i. Berpenampilan tidak rapih, acuh tak acuh sampai tidak peduli terhadap

perawatan diri sendiri.

j. Ada perubahan emosi atau mental secara tiba-tiba.

4. Dampak perilaku remaja berisiko yang tidak diatasi

a. Dapat terjadi perilaku seks bebas pada remaja.

b. Terjadinya kehamilan diluar nikah

c. Dapat menjadi pengguna atau pengedar NAPZA

d. Perokok berat

e. Berperilaku kriminal yang menyebabkan konflik dalam keluarganya.

f. Cedera fisik

Gangguan yang dapat terjadi

Kekaburan identitas diri

Usulan identitas negatif

B. Tindakan keperawatan yang dilakukan pada keluarga dengan perilaku remaja

berisiko

Tantangan perawat

Perubahan perkembangan yang dialami remaja dalam batasan perubahan

kognitif, pembentukan identitas, dan pertumbuhan biologis (Kinwell et al,

1983).

Emansipasi (otonomi yang meningkat), budaya orang muda (perkembangan

hubungan teman sebaya), kesenjangan antar generasi (perbedaan nilai-nilai

dan norma-norma antara orangtua dan remaja) (Adams, 1971)

1. Pencegahan

a. Promosi kesehatan dalam bentuk penyuluhan tentang pentingnya

memelihara kesehatan reproduksi pada remaja.

b. Pelibatan remaja dalam kelompok sebaya seperti peer kounselor atau

peer educator. Pelibatan remaja dalam berbagai kegiatan

ekstrakurikuler di sekolah dan di masyarakat.

c. Pelatihan remaja dalam keterampilan perilaku hidup sehat tentang

pencegahan masalah kesehatan remaja.

2. Perawatan

1. Pelibatan remaja dalam alternatif solusi masalah yang dihadapi.

2. Pelatihan keterampilan perilaku hidup sehat tetang penanganan

masalah yang dihadapi remaja.

3. Bimbingan dan konsultasi terhadap keluarga tentang alternatif solusi

berdasarkan kemampuan dan kebutuhan keluarga.

4. Konseling keluarga dan atau dengan remaja tentang masalah yang

dihadapinya.

5. Bimbingan antisipasi berbagai kejadian yang dapat terjadi pada remaja

dan keluarganya

6. serta cara menghadapinya.

C. ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN REMAJA

Pengkajian

Nama klien :

Umur :

Nama KK :

Alamat :

Data pendukung :

Data dasar keluarga :

Riwayat dan tahan perkembangan keluarga : kurang harmonis / harmonis

Data lingkungan rumah : sehat / kurang sehat

Data struktur keluarga : terorganisir / ada keterbatasan

Data peran dan fungsi keluarga : sesuai / kurang sesuai

Data stress dan koping keluarga : adaptif / mal adaptif

Data subjektif :

Pemahaman keluarga tentang remaja sehat : baik / sedang / kurang

Pemahaman keluarga tentang perilaku remaja berisiko : baik / sedang / kurang

Pemahaman keluarga tentang pencegahan terhadap perilaku remaja berisiko :

baik / sedang/ kurang

Pemahaman keluarga tentang perawatan terhadap perilaku remaja berisiko :

baik / sedang /kurang

Pemahaman keluarga tentang dampak dari perilaku remaja berisiko : baik /

sedang / kurang

Kemampuan keluarga memodifikasi lingkungan rumah dengan perilaku

remaja berisiko :

baik / sedang / kurang

Kemampuan keluarga dalam memanfaatkan sumber yang ada di masy untuk

merubah

perilaku remaja berisiko : baik / sedang / kurang

Kebiasaan keluarga yang tidak sehat terkait perilaku remaja berisiko seperti

perilaku

merokok, pengguna NAPZA, broken home dan lain-lain.

Data objektif :

Adanya remaja dengan perilaku berisiko.

Respon non verbal dari keluarga terhadap perawat seperti kurang menerima,

dll.

Respon keluarga tampak kecewa/murung/sedih/dll.

Hasil pemeriksaan fisik & pemeriksaan penunjang :

BB : TB : Status gizi :

Diagnosa Keperawatan keluarga :

1. Risiko terjadinya perubahan proses keluarga b/d ketidakmampuan

keluarga dalam merawat anggota keluarga dengan remaja berisiko .....

2. Kecemasan keluarga b/d ketidakmampuan keluarga dalam menghadapi

remaja dengan perilaku berisiko.

3. Koping keluarga tidak efektif b/d ketidakmampuan keluarga dalam

mengenal tugas perkembangan keluarga dengan usia remaja.

N

oDK Tujuan Rencana tindakan

Tindakan Evaluasi

Tgl/prf Tgl/prf Hasil

1 Risiko

terjadinya

perubahan

proses

keluarga

b.d

ketidakma

mpuan

keluarga

dalam

merawat

anggota

keluarga

dengan

remaja

berisiko

Tujuan

umum

Tidak terjadi

perubahan

proses

keluarga.

Tujuan

khusus

1.Keluarga

mampu

mengenal

remaja

berisiko.

1. Bersama keluarga

diskusikan tentang kriteria

remaja berisiko.

2. Latih keluarga mengenali remaja

berisiko.

3. Motivasi keluarga untuk selalu

mengenali remaja berisiko.

4. Berikan kesempatan bertanya hal

yang belum mengerti.

5. Evaluasi kembali hal-hal yang

sudah didiskusikan.

6. Berikan pujian atas keberhasilan

keluarga selama interaksi.

2.Keluarga

mampu

mengambil

keputusan

terhadap

remaja

berisiko.

1. Bersama keluarga diskusikan

tentang akibat dari remaja

berisiko.

2. Latih keluarga mengenali akibat

dari remaja berisiko.

3. Motivasi keluarga untukbselalu

mengenali akibat remaja

berisiko.

4. Berikan kesempatan bertanya hal

yang belum mengerti.

5. Evaluasi kembali hal-hal yang

sudah didiskusikan.

6. Berikan pujian atas keberhasilan

keluarga selama interaksi.

3. Keluargamampu

merawat

keluarga

dengan

remaja

berisiko.

1. Bersama keluarga diskusikan

tentang cara mencegah dan

merawat remaja berisiko.

2. Latih keluarga cara mencegah

dan merawat remaja berisiko.

3. Motivasi keluarga untuk selalu

mencegah dan merawat remaja

berisiko.

4. Berikan kesempatan bertanya hal

yang belum mengerti.

5. Evaluasi kembali hal-hal yang

sudah didiskusikan.

6. Berikan pujian atas keberhasilan

keluarga selama interaksi.

4. Keluarga

mampu

memodifik

asi remaja

berisiko.

1. Bersama keluarga diskusikan

tentang cara memodifikasi

lingkungan rumah remaja

berisiko.

2. Latih keluarga cara

memodifikasidari remaja

berisiko.

3. Motivasi keluarga untuk selalu

melakukan modifikasi remaja

berisiko.

4. Berikan kesempatan bertanya hal

yang belum mengerti.

5. Evaluasi kembali hal-hal yang

sudah didiskusikan.

6. Berikan pujian atas keberhasilan

keluarga selama interaksi.

5.Keluargamampu

menggunak

an sumber

daya untuk

penangana

n remaja

berisiko

1. Bersama keluarga diskusikan

tentang penggunaan sumber daya

masy untuk remaja berisiko.

2. Latih keluarga menggunakan

sumber daya untuk remaja

berisiko.

3. Motivasi keluarga untuk selalu

menggunakan sumber daya untuk

remaja berisiko.

4. Berikan kesempatan bertanya hal

yang belum mengerti.

5. Evaluasi kembali hal-hal yang

sudah didiskusikan.

6. Berikan pujian atas keberhasilan

keluarga selama interaksi.

*) Berilah tanda (√) pada kolom implementasi jika tindakan keperawatan tersebut dilakukan.Untuk tindakan keperawatan yang belum tercapai, maka tindakan keperawatan harus di ulang.

Kategori keberhasilan diisi dengan score : 1 = tidak teratasi atau 2 = teratasi sebagian atau 3 = teratasi.

Kepala keluarga,

( .....................................)NIP.

Kepala Seksi KesmasKelurahan,

( .....................................)NIP.

Petugas Perkesmas PuskesmasKecamatan/Kelurahan ................

( .....................................)NIP.

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

PADA KELUARGA DENGAN ANAK DEWASA

A. PENGKAJIAN

I. Data Umum1. Nama Kepala keluarga (KK) : Tn. S

2. Usia : 47 tahun

3. Pendidikan : SMA

4. Pekerjaan : Petani

5. Alamat : Kendal

No Nama Umur Jenis Kelamin Hub dgn KK Pendidikan Pekerjaan

1234

Tn. SNy. STH

47 thn46 thn26 thn22 thn

LPPL

KKIstriAnakAnak

SMASMASMASMA

PetaniPedagang--

6. Genogram

Keterangan:

: Laki- laki :Meninggal

: Perempuan :tinggal serumah

7. Tipe keluarga

Keluarga Tn. S termasuk tipe keluarga inti atau nuclear family.

8. Suku bangsa

Bahasa yang digunakan adalah bahasa jawa. Tn. S adalah penduduk jawa asli

dan berasal dari suku jawa. Mengikuti ajaran agama dan budaya jawa.

9. Agama

Semua anggota keluarga beragama islam, taat menjalankan shalat 5 waktu.

10. Status sosial ekonomi keluarga

Tn. S bekerja sebagai petani, dengan penghasilan rata–rata tiap bulan Rp.

1.400.000,00. Sedangkan Ny. S sebagai seorang pedagang yang

berpenghasilan Rp. 600.000,00. Dari penghasilan tersebut akan dibagi untuk

kebutuhan sehari – hari dan sisanya ditabung untuk mengantisipasi jika ada

kebutuhan yang tidak terduga.

11. Aktivitas rekreasi keluarga

Keluarga melakukan rekreasi yaitu dengan menonton TV bersama keluarga,

mengobrol bersama keluarga, dan tetangga sekitar.

II. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga

1. Tahap perkembangan keluarga saat ini

Mempersiapkan anak untuk dilepas ke masyarakat

2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

Berdasarkan hasil wawancara dengan Tn.S, beliau mengatakan tugas

perkembangan menghadapi anak usia dewasa awal belum terpenuhi semua,

Tn.S belum bisa menyiapkan anak–anaknya untuk mandiri dan tanggung

jawab karena kesibukannya sebagai petani.

3. Riwayat keluarga inti

Tn. S dan Ny. S berasal dari lingkungan yang sama, mereka berpacaran sekitar

± 2 tahun. Kedua anaknya merupakan anggota keluarga yang direncanakan,

mereka menyayangi semuanya.

4. Riwayat keluarga sebelumnya

Keluarga dari pihak bapak dan ibu saat ini hubungannya baik, dan saudara–

saudaranya tinggal berjauhan dengan keluarga, tidak ada konflik dalam

berhubungan.

III. Lingkungan

1. Karakteristik rumah

Rumah yang ditempati merupakan rumah milik sendiri, terdiri atas 3

kamar, 1 ruang tamu, 1 ruang keluarga, 1 ruang makan, 1 dapur dan 1

kamar mandi/WC. Rumah tampak bersih. Keluarga menggunakan septic

tank yang terletak di depan rumah. Kondisi air jernih tidak berbau, tidak

berwarna dan tidak berasa, menggunakan PDAM. Kebiasaan keluarga

dalam merawat rumah setiap hari yaitu; menyapu dan mengepel 1 kali

sehari, membersihkan bak mandi 1 minggu sekali. Cahaya masuk

kedalam rumah dan terdapat jendela diruang tamu dan dikamar–kamar.

Keluarga mengenal masalah yang ditimbulkan dari lingkungan yaitu jika

lingkungannya kotor maka akan mudah terserang penyakit. Misalnya jika

bak mandi jarang dikuras maka menjadi sarang nyamuk akibatnya dapat

terserang demam berdarah atau malaria. Ukuran rumah 6 x 12m

: jendela

: pintu

1 = kamar tidur

2 = kamar tidur

3 = kamar tidur

4 = ruang tamu

5 = ruang keluarga

6 = ruang makan

7 = dapur

8 = wc

8 7

3

2

1 4

5

6

2. Karakteristik tetangga dan komunitas

Lingkungan rumah tangga banyak yang berasal dari jawa jadi mempunyai adat kebiasaan

yang sama. Pergaulan dengan lingkungan cukup baik, meskipun Tn. S dan Ny. S sibuk

bekerja dan jarang sekali ngobrol dengan tetangganya.

3. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

Tn. S sering mengikuti pengajiam di RT . Ny. S sehari–harinya bekerja sebagai pedangan

di pasar dekat rumah mereka.

4. Sistem pendukung keluarga

Dalam keluarga, baik dari pihak Tn.S, Ny.S, dan anak-anaknya sering kali membantu jika

salah satu anggota keluarga ada yang mengalami masalah. Jarak keluarga dengan

tetangga sangat dekat, dan antar tetangga saling membantu dan mengajak bertukar pikiran

saat dibutuhkan.

IV. Struktur keluarga

1. Pola komunikasi Keluarga

Pola komunikasi yang digunakan adalah pola komunikasi terbuka. Setiap anggota

keluarga bebas menyampaikan keluhan ataupun anggapan, hal ini dapat terlihat dari

pembicaraan anggota keluarga saat perawat berkunjung.

2. Struktur Kekuatan Keluarga

Dalam keluarga Tn.S, semua keputusan ada ditangan Tn.S karena Tn.S sebagai kepala

keluarga. Dan kalau ada pendapat dari anggota keluarga maka akan dibicarakan bersama.

Dalam menyelesaikan masalah atau memutuskan sesuatu harus berdasarkan hasil

keputusan bersama.

3. Nilai dan norma budaya

Menurut Tn.S, semua anggota keluarganya berusaha menyesuaikan dengan lingkungan

sekitarnya, nilai yang ada dikeluarga merupakan gambaran nilai dari agama yang dianut,

tidak terlihat adanya konflik dalam nilai dan tidak ada yang mempengaruhi status

kesehatan anggota keluarga dalam menggunakan nilai yang diyakini oleh keluarga dan

juga tidak bertentangan dengan masyarakat sekitarnya.

V. Harapan Keluarga

Keluarga berharap perawat dapat memberikan informasi kesehatan sehingga anggota

keluarga dapat memelihara kesehatannya.

Analisa Data

No Data Diagnosa Keperawatan

1 DO :

Anak T usianya 26 tahun, berat badan 55 Kg, tinggi

badan 160, masih terlihat manja, bingung ketika

mendapat masalah.

DS:

Tn.S mengatakan anak T masih manja dan belum

mampu memecahkan masalahnya sendiri.

Tn.S mengatakan anak T untuk keperluan sehari-

hari masih tergantung pada Ibunya.

Kecemasan orang tua

terhadap pelepasan anak

dewasa b.d kurangnya

kemandirian anak

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Kecemasan orang tua terhadap pelepasan anak dewasa awal b.d kurangnya kemandirian anak

Skoring dan Prioritas Masalah

Kecemasan orang tua terhadap pelepasan anak dewasa awal b.d kurangnya kemandirian anak

No Kriteria Bobot Nilai Pembenaran

1.

2.

3.

4.

Sifat masalah

aktual

Kemungkinan

masalah dapat

diubah:sebagian

Potensi untuk

dicegah: cukup

Menonjolnya

masalah, tetapi

tidak harus segera

1

2

1

1

3/3x1=1

1/2x2=1

1/3x1=2

/3

1/2x1=1

/2

Masalah aktual adalah sudah terjadi untuk itu perlu

tindakan perawatan, sehingga tidak berdampak pada

masalah lain.

Masalah dapat dicegah untuk lebih parah, dan

membutuhkan peran serta keluarga yang amat besar,

dalam merubah tingkat kecemasan ibu, ada tenaga

kesehatan yang akan membina.

Masalah belum berat, dan membutuhkan waktu agak

lama mengubah kebiasaan keluarga.

Anggapan keluarga: tingkat kecemasan adalah masalah

yang biasa dan sering terjadi pada orang tua yang akan

melepaskan anak dewasa awal

31/6

Prioritas diagnosis keperawatan

1. Kecemasan orang tua terhadap pelepasan anak dewasa awal b.d kurangnya

kemandirian anak

C. PERENCANAAN KEPERAWATAN

Diagnosa Tujuan umum Tujuan khusus Intervensi

Kecemasan

orang tua

terhadap

pelepasan anak

dewasa awal

b.d kurangnya

kemandirian

anak

Setelah dilakukan

tindakan

keperawatan

selama 6 minggu

pada keluarga

Tn.S, khususnya

Ny.S diharapkan

kecemasan ibu

terhadap pelepasan

anaknya berkurang

Setelah dilakukan

tindakan 2 x 30

menit dalam satu

minggu keluarga

dapat:

Keluarga

mampu mengatasi

kecemasan

Keluarga

mengetahui

pelepasan anak usia

dewasa awal

Berikan ibu

kesempatan untuk

mengamati bagaimana

anak hidup mandiri

Berikan anak

penyuluhan tentang

pentingnya kemandirian

Berikan penyuluhan

tentang tingkat

kecemasan