Upload
bhagasag
View
327
Download
14
Embed Size (px)
DESCRIPTION
NEGOSOB
Citation preview
Conflict & Negotiation
Nama Kelompok :• Brian Permana Putra 12010110141002• Luthfi Hartanto 12010110141038• Adhityo Prabowo 12010110141068• Rensi Eka Prastitya 12010110141120
KONFLIK
Adalah proses yang dimulai ketika suatu pihak menganggap pihak
lain secara negatif mempengaruhi atau akan mempengaruhi
sesuatu yang menjadi kepedulian dari pihak pertama.
Transisi Dalam Pemikiran Konflik
• Pandangan tradisional
• Pandangan hubungan manusia
• Pandangan interaksionis
Keyakinan bahwa semua konflik membahayakan dan harus dihindari
Keyakinan bahwa konflik merupakan hasil alamiah dan tidak terhindarkan oleh kelompok
konflik menjadi kekuatan positif dalam kelompok dan konflik juga sangat diperlukan agar kelompok berkinerja efektif.
Konflik fungsional dan Konflik disfungsional
vs
Jenis – Jenis Konflik
Konflik fungsional:adalah konflik yang mendukung sasaran kelompok dan dapat memperbaiki kinerja
Konflik disfungsional:adalah konflik yang menghambat kinerja kelompok.
1. Konflik tugas : konflik yang menghubungkan isi dan sasaran pekerjaan
2. Konflik Proses :konflik yang berhubungan dengan caara melakukan pekerjaan.
3. Konflik hubungan : konflik yang berdasarka hubungan interpersonal
faktor itu mencakup sistem nilai individu (prasangka, persepsi) dan karakteristik kepribadian serta perbedaan
individu Faktor –
dapat menjadi sumber konflik. Perbedaan
persepsi,semantik,kesalahpahaman penyerapan
informasi,komunikasi yang tidak terstruktur, dan kesalahan
pemilihan saluran komunikasi dapat menyebabkan konflik
Tahap 1 Potensi Oposisi atau ketidakcocokan
struktur di dalam suatu organisasi juga merupakan salah satu penyebab konflik.
a.Komunikasi
b.Struktur,
c. Variabel Pribadi,faktor
Namun konflik itu sendiri akan ada bilamana individu – individu menjadi
terlibat secara emosional (konflik yang dirasakan), sehingga individu –
individu tersebut mengalami kecemasan,ketegangan,frustasi, atau
permusuhan
Tahap kedua ini adalah tahap dimana pihak –pihak yang terlibat
memutuskan mengenai konflik apakah itu.
apabila satu pihak atau lebih sadar atas adanya kondisi yang menciptakan
peluang terjadinya konflik (“konflik yang dipersepsikan”) akan
mendorong terjadinya konflik.
Tahap II : Kognisi dan Personalisasi
Tahap III : Maksud
1. persaingan (tegas dan tidak kooperatif) :Keinginan memuaskan kepentingan seseorang, tidak mempedulikan
pihak lain dalam konflik tersebut.
2. kolaborasi ( tegas dan kooperatif) : Situasi yang didalamnya pihak-pihak yang berkonflik sepenuhnya saling memuaskan kepentingan semua pihak
3. penghindaran ( tidak tegas dan kooperatif)Berupaya mengabaikan konflik dan menghindari orang-orang yang
tidak sependapat dengan Anda
4. akomodasi (kooperatif dan tidak tegas)Salah satu pihak bersedia memperlakukan kepentingan pesaing dia
atas kepentingannya sendiri (mengalah).
5. Kompromi (kisaran tengah dalam kekooperatifan dan ketegasan), satu situasi yang didalamnya masing-masing pihak yang berkonflik bersedia
mengorbankan sesuatu
Pada tahap ini konflik dapat dilihat secara nyata. Tahap perilaku ini mencakup
pernyataan, tindakan, dan reaksi yang dibuat oleh pihak – pihak yang berkonflik.
Perilaku konflik ini biasanya secara terang terangan berupaya melaksanakan
maksud – maksud setiap pihak.
Tahap IV : Perilaku
Manajemen Konflik
• Jika konflik bersifat disfungsional, atau jika konflik
tersebut tingkatnya terlalu rendah atau tinggi maka
diperlukan manajemen konflik.
• Manajemen konflik merupakan penggunaan teknik-
teknik resolusi penanganan konflik dan stimulasi untuk
meraih level konflik yang diinginkan.
Tahap V : Hasil
A. Konflik disfungsional
Konflik yang destruktif dapat menurunkan kinerja
kelompok atau organisasai. Konflik disfungsional dapat
mengakibatkan menurunnya atau bahkan hilangnya kerjasama
dan komunikasi kelompok. Dan lebih ekstrem lagi konflik
disfungsional dapat mengakibatkan pertikaian di dalam
kelompok.
b. Hasil Fungsional
Konflik bersifat konstruktif bila konflik itu memperbaiki kualitas
keputusan, merangsang kreativitas dan inovasi, mendorong perhatian dan
keingintahuan dikalangan anggota kelompok, menjadi saluran yang merupakan
sarana penyampaian masalah dan evaluasi diri serta perubahan.
Salah satu bahan baku umum dalam organisasi –
organisasi yang sukses menciptakan konflik fungsional adalah
menghargai perbedaan pendapat dan menghukum penghindar
konflik.
Tahap V : Hasil
Menciptakan konflik fungsional
PERUNDINGAN / NEGOSIASI
Perundingan adalah proses yang di dalamanya dua
pihak atau lebih bertukar barang atau jasa dan berupaya
menyepakati nilai tukar barang dan jasa tersebut.
Strategi Tawar-Menawar
Tawar-menawar
Distributive
Tawar- menawar Integratif
Strategi Tawar-
Menawar
negosiasi yang berupaya membagi sumberdaya
yang jumlahnya tetap ; situasi menang-kalah
Ciri yang paling khas adalah berjalan pada
kondisi Menang-kalah
tawar-menawar integrative adalah Perundingan
yang mencari satu penyelesaian atau lebih yang
dapat menciptakan penyelesaian menang-
menang. Pada metode ini semua pihak yang
melakukan perundingan tidak ada yang merasa
kalah karena semua pihak menyetujui dan tidak
merasa ada yang dirugikan.
Proses Perundingan
Persiapan dan
perencanaan
Definisi aturan-aturan dasar
Penjelasan dan
pembenaran
tawar-menawar dan
pemecahan masalah
penutupan dan
pelaksanaan
apakah sifat dasar konflik tersebut ?. bagaimana sejarah
yang memicu perundingan ini ?. siapa yang terlibat
dan bagaimana mereka
mempersiapkan konflik itu ?
menetapkan aturan dasar
dan menyusun suatu strategi, seperti siapa
yang akan melakukan
perundingan, dimana akan
diadakan, apakah waktu akan menjadi
kendala.
Ketika opini para negosiator sudah
saling dipertukarkan,
selanjutnya menerangkan, menegaskan, memperjelas,
memperkuat, dan membenarkan
permintaan asli kita. Ini tidak selalu
bersifat konfrontasional.
Hakikat proses perundingan
adalah proses actual memberi dan menerima sebagai upaya
memperbincangkan
persetujuan, disinilah
kompromi perlu dibuat oleh
kedua pihak.
menformalkan persetujuan yang telah
diwujudkan dan menyusun
setiap prosedur yang diperlukan
untuk pelaksanaan
dan pemantauan.
Peran ciri kepribadian dalam perundingan
• Tidak mempunyai dampak langsung yang mencolok,baik pada proses tawar menawar maupun pada hasil perundingan
Perbedaan jenis kelamin dalam perundingan
• Faktanya jenis kelamin mempengaruhi hasil perundingan, pria ternyata lebih berhasil dalam perundingan daripada wanita
Perbedaan budaya dalam perundingan
Konteks budaya dari perundingan sangat
mempengaruhi jumlah dan tipe persiapan
tawar-menawar,tekanan relatif pada
hubungan tugas lawan antar pribadi,taktik
yang digunakan dan bahkan perundingan
itu hendak dijalankan
Perundingan pihak-ketiga
• Tidak selamanya individu atau wakil kelompok mampu menyelesaikan perbedaan mereka melalui perundingan langsung,mereka mungkin berpaling ke pihak-ketiga untuk membantu mereka menemukan penyelesaian
• Empat peran mendasar: →mediator (penengah) →arbitrator (wasit) →konsiliator (perujuk) →konsultan
Perundingan pihak ketiga
Konflik dan kinerja unit
situasi Tingkat konflik Tipe konflik Karakteristik unit internal
Hasil kinerja unit
A Rendah atau tidak ada Tidak berfungsi
-Apatis-tidak ada tanggapan terhadap perubahan-tidak kreatif
Rendah
B Optimal Berfungsi-bersemangat-kritik diri-inovatif
Tinggi
C tinggi Tidak berfungsi-merusak-kacau balau-tidak dapat berkerja sama
Rendah
Gunakan penghindaran, ketika persoalan tentu tidak terlalu penting,atau terdapat persoalan lebih penting yang mendesak
Dalam menyikapi masalah sebaiknya manajer mengetahui tentang pedoman berikut ini :
Gunakan persaingan, bila tindakan cepat dan tegas bersifat vital
Gunakan kolaborasi, untuk menemukan penyelesaian integrative bila kedua perangkat kepentingan itu terlalu penting sehingga tidak dapat di kompromikan
Gunakan akomodasi, bila anda dapati bahwa anda keliru dan bila anda ingin posisi yang
lebih baik untuk di dengar,untuk belajar, dan untuk menunjukan rasionalitas anda.
Gunakan kompromi, bila sasarannya penting tetapi tidak layak mendapatkan upaya
pendekatan-pendekatan yang lebih tegas yang disertai kemungkinan gangguan