Upload
mochammad-luthfi-nugraha
View
17
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Kelompok sosial
Citation preview
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Alloh SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah serta
inayahnya kepada kita semua. Sehingga tugas makalah ini dapat terselesaikan. Sholawat serta
salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW dan para pengikutnya yang setia
menemani hingga akhir zaman.
Tugas Makalah yang diberi judul “Kelompok Sosial ” ini adalah laporan yang dibuat dari
hasil kajian pustaka, dimana tugas ini menjadi prasyarat aspek penilaian mata kuliah Sistem
Sosial Budaya Indonesia.
Penulis menyadari bahwa tugas makalah ini masih banyak memiliki kekurangan. Oleh
karena itu segala saran dan kritik yang membangun, tolong disampaikan untuk kemajuan
makalah ini.
Harapan penulis semoga makalah yang jauh dari sempurna dapat bermanfaat dan
menambah wawasan bagi para pembaca.
1
BAB 1
PENDAHULUAN
Kelompok merupakan salah satu konsep penting dalam sosiologi, namun belum ada suatu
kesepakatan mengenai definisi suatu kelompok. Tapi ada suatu definisi kelompok yang lebih disenangi
oleh para sosiolog yang mengartikan istilah kelompok itu adalah kumpulan orang yang memiliki
kesadaran bersama akan keanggotaannya dan saling berinteraksi (Paul B Horton) maka bila ada 2 orang
yang antri di toilet tidak bisa disebut suatu kelompok, tetapi bila orang tersebut melakukan suatu interaksi
dalam bentuk apapun, maka bisa disebut sebagai kelompok.Karena manusia itu memang spesial tidak
seperti makhluk Tuhan lainnya,misalnya saja bayi tidak bisa hidup tanpa bantuan orang tuanya,karena
manusia itu mempunyai suatu akal , pikiran , naluri , perasaan , hasrat , dan juga nafsu , tidak seperti
burung yang terkurung dalam sangkar.
Dalam berhubungan antar manusia,manusia memiliki suatu hasrat yaitu hasrat untuk menjadi satu dengan
manusia lain di sekelilingnya (masyarakat) dan juga dengan lingkungan di sekitarnya,maka untuk
menghadapi dan menyesuaikan diri dengan kedua lingkungan tersebut manusia membutuhkan suatu
pikiran, perasaan dan kehindak. Jadi pada dasarnya pengertian dari kelompok itu adalah kumpulan
manusia yang memiliki kesadaran bersama akan keanggotaanya dan saling berinteraksi. Maka dari semua
itu menimbulkan kelompok-kelompok sosial/social group, sehingga untuk terbentuknya suatu kelompok
tersebut diperlukannya beberapa persyaratan, yaitu:
Adanya kesadaran sebagai dari suatu kelompok
Memiliki suatu struktur,kaidah serta pola perilaku yang sama
Mempunyai norma-norma yang mengatur hubungan di antara anggotanya
Mempunyai kepentingan bersama
Adanya interaksi dan komunikasi diantara anggotanya
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kelompok Sosial Budaya
Realitas social budaya mengandung arti kenyataan-kenyataan social budaya di sekitar
lingkungan masyarakat tertentu. Misalkan di jalan raya kamu melihat orang berlalu-lalang, baik
yang mengendarai kendaraan bermotor atau para pejalan kaki. Contoh tersebut dikenal sebagai
realitas social di masyarakat. Sebagai kumpulan mahluk yang dinamis, kita senantiasa
menemukan realitas social dalam masyarakat. Masyarakat terbentuk karena manusia
menggunakan pikiran, perasaan dan keinginannya dalam memberikan reaksi terhadap
lingkungannya. Hal ini terjadi karena manusia mempunyai dua kinginan pokok yaitu, keinginan
untuk menjadi satu dengan manusia lainnya dan keinginan untuk menyatu dengan lingkungan
alamnya.
Menurut Soerjono Soekanto, merumuskan beberapa ciri masyarakat sebagai berikut:
Masyarakat merupakan manusia yang hidup bersama. Tingkatan hidup bersama ini
bisa dalam dimulai dari kelompok
Hidup bersama untuk waktu yang cukup lama. Dalam hidup bersama ini akan terjadi
interaksi. Interaksi yang berlangsung terus menerus akan melahirkan sistem interaksi
yang akan nampak dalam peraturan-peraturan yang mengatur hubungan antara
manusia.
Mereka sadar bahwa mereka merupakan satu kesatuan
Mereka merupakan satu sistem hidup bersama. Sistem kehidupan bersama
menimbulkan kebudayaan karena setiap anggota kelompok merasa dirinya terkait satu
dengan yang lainnya.
3
1. Masyarakat sebagai system social
System Sosial
Adalah suatu system yang terdiri dari elemen-elemen social yang terdiri dari ; tindakan
social yang dilakukan individu yang berinteraksi satu dengan lainnya dan bersosialisasi
sehingga tercipta hubungan-hubungan sosial. Keseluruhan hubungan sosial tersebut
membentuk struktur sosial dalam kelompok maupun masyarakat yang akhirnya akan
menentukan corak masyarakat tersebut.
Struktur Sosial
Struktur sosial mencakup susunan status dan peran yang terdapat di dalam satuan sosial,
ditambah nilai-nilai dan norma-norma yang mengatur interaksi antar status dan peran
sosial. Didalam struktur sosial terdapat unsur-unsur sosial, kelompok-kelompok sosial dan
lapisan-lapisan sosial. Unsur-unsur sosial terbentuk, berkembang, dan dipelajari oleh
individu dalam masyarakat melalui proses sosial. Proses sosial adalah hubungan timbal
balik antara bidang-bidang kehidupan dalam masyarakat dan memahami norma-norma
yang berlaku.
2. Organisasi Sosial
Organisasi sosial adalah cara-cara perilaku masyarakat yang terorganisir secara sosial. Dengan
kata lain, organisasi sosial merupakan jaringan hubungan antar warga masyarakat yang
bersangkutan di dalam suatu tempat dan dalam waktu yang relatif lama. Di dalam organisasi
sosial terdapat unsur-unsur seperti kelompok dan perkumpulan, lembaga sosal, peranan dan
kelas-kelas sosial.
Kelompok sosial adalah kumplan orang yang memiliki kesadaran bersama akan keanggotaan dan
saling berinteraksi.
4
Klasifikasi kelompok sosial menurut Robert Bierstedt :
A. kelompok sosial yang teratur :
1. in-group dan out-group
In-group adalah kelompok sosial dimana individu mengidentifikasi dirinya dalam
kelompok tersebut, biasa disebut dengan ”kita”. Sifat in-group biasanya didasarkan pada
faktkor simpati dan kedekatan dengan anggota kelompok. Out-group adalah kelompok
yang diartikan oleh individu sebagai lawan in-groupnya, biasanya dikenal dengan
“mereka”.
2. kelompok primer dan sekunder
Menurut Cooley kelompok primer adalah kelompok kecil yang anggotanya memiliki
hubungan dekat, personal, dan langgeng, contohnya keluarga. Sedangkan kelompok
sekunder adalah kelompok yang lebih besar, bersifat sementara, dibentuk untuk tujuan
tertentu dan hubungan antar anggota bersifat impersonal sehingga biasanya tidak
langgeng, misalnya, kesebelasan sepak bola.
3. paguyuban (gemeinschaft) dan patembayan (gesselschaft)
Paguyuban adalah bentuk kehidupan bersama yang anggotanya terikat oleh hubungan
batin murni dan bersifat alamiah serta kekal. Hubungannya didasari oleh rasa cinta dan
rasa kesatuan batin yang telah ditakdirkan. Bentuk ini dapat ditemui dalam keluarga,
kelompok kekerabatan. Paguyuban mempunyai ciri-ciri hubungan akrab, bersifat
pribadi dan eklusif.
5
Menurut Ferdinand Tonnies, di masyarakat selalu dijumpai salah satu dari tiga tipe paguyuban,
yaitu :
a. Paguyuban karena ikatan darah, seperti keluarga, kekerabatan, kesukuan,dan lain- lain.
b. Paguyuban karena tempat, seperti rukun tetangga, rukun warga, dan lain-lain.
c. Paguyuban karena pikiran/ideologi, seperti pergerakan mahasiswa, parta politik, dan lain-
lain.
Patembayan adalah ikatan lahir yang bersifat pokok dan biasanya hanya untuk jangka waktu
yang pendek. Patembayan bersifat sebagai suatu bentuk yang ada dalam pikiran belaka,misalnya,
ikatan antar pedagang,
4. kelompok formal dan informal
Formal group adalah kelompok yang mempunyai peraturan tegas dan sengaja diciptakan
oleh anggotanya untuk mengatur hubungan antar sesamanya. Contohnya, birokrasi,
perusahaan, negara.
Informal group adalah kelompok yang tidak mempunyai struktur yang pasti, terbentuk
karena pertemuan yang berulang-ulang sehingga terjadi pertemuan kepentingan dan
pengalaman. Contohnya, klik (ikatan kelompok terdekat atau pertemanan).
5. Membership group dan Reference group
Membership group adalah suatu kelompok dimana setiap orang secara fisik menjadi
anggotanya.
Reference group adalah kelompok sosial yang menjadi acuan bagi seseorang untuk
membentuk kepribadian dan perilakunya.
Kelompok sosial yang tidak teratur yaitu, kerumunan dan publik. Kerumunan (crowd)
adalah individu-individu yang berkumpul secara kebetulan di suatu tempat dan pada
waktu yang bersamaan.
6
Publik adalah orang-orang yang berkumpul yang mempunyai kesamaan kepentingan.
Peranan adalah pelaksanaan hak dan kewajiban seseorang sesuai dengan kedudukannya.
3. Dinamika Sosial
Dinamika sosial adalah penelaahan tentang perubahan-perubahan yang terjadi didalam fakta-
fakta sosial yang saling berhubungan satu dengan lainnya, meliputi pengendalian sosial,
penyimpangan sosial, mobilitas sosial, dan perubahan sosial.
4. Masalah Sosial
Masalah sosial adalah gejala atau fenomena sosial yang tidak sesuai antara apa yang dikehendaki
masyarakat dengan apa yang terjadi. Beberapa masalah sosial penting yang sering muncul dalam
kehidupan di masyarakat diantaranya; kemiskinan, kejahatan, disorganisas keluarga, masalah
remaja, masalah kelainan seksual.
B. Ragam tipe kelompok Sosial
Setiap kelompok masyarakat punya tradisi dan kebudayaan tersendiri, yang tentu saja berbeda
satu sama lainnya. Kebudayaan-kebudayaan yang lebih sempurna dari suatu masyarakat yang
nantinya akan dapat menjadi sebuah peradaban. Namun, walaupun masing-masing mempunyai
keunikan tersendiri, budaya terdiri dari unsur-unsur dan mempunyai fungsi-fungsi tersendiri bagi
masyarakatnya.
Kebudayaan setiap bangsa atau masyarakat terdiri dari unsur-unsur besar maupun unsur-unsur
kecil yang merupakan bagian dari suatu kebulatan yang bersifat kesatuan. Misal dalam
kebudayaan Indonesia dapat dijumpai unsur besar seperti umpamanya seperti Majelis
Permusyawaratan Rakyat di samping adanya unsur-unsur kecil, seperti sisir, kancing, baju,
peniti, dan lain-lainnya yang dijual di pinggir jalan. Marville J. Herskovits mengajukan 4 unsur
pokok kebudayaan, yaitu :
7
1. alat-alat teknologi,
2. sistem ekonomi,
3. keluarga, dan
4. kekuasaan polotik.
Sementara Bronislaw Malinowski yang terkenal sebagai salah seorang pelopor teori fungsional
dalam anthropologi, menyebut unsur-unsur pokok kebudayaan sebagai berikut
1. system norma yang memungkinkan kerjasama antara para anggota masyarakat di dalam
upaya menguasai alam sekelilingnya,
2. organisasi ekonomi,
3. alat-alat dan lembaga atau petugas pendidikan; perlu diingat bahwa keluarga merupakan
pendidikan yang utama, dan
4. organisasi kekuatan.
Pada intinya para ahli menunjuk pada adanya 7 unsur kebudayaan yang dianggap sebagai
cultural universals, yaitu:
1. Peralatan dan perlengkapan hidup manusia (pakaian, perumahan, alat-alat rumah tangga,
senjata, alat-alat produksi, transportasi, dan sebagainya).
2. Mata pencaharian hidup dan system-sistem ekonomi (pertanian, peternakan, system
produksi, system distribusi dan sebagainya).
3. Sistem kemasyarakatan (system kekerabatan organisasi politik, system hokum, system
perkawinan).
4. Bahasa (lisan maupun tertulis).
5. Kesenian (seni rupa, seni suara, seni gerak, dan sebagainya).
8
6. Sistem pengetahuan dan pendidikan.
7. Religi (system kepercayaan).
Cultural-universals tersebut di muka, dapat dijabarkan lagi ke dalam unsur-unsur yang lebih
kecil. Ralph Linton menyebutnya kegiatan-kegiatan kebudayaan atau cultural activity. Sebagai
contoh, cultural universals pencaharian hidup dan ekonomi, antara lain mencakup kegiatan-
kegiatan seperti pertanian, peternakan, system produksi, system distribusi, dan lain-lain.
Kesenian misalnya, meliputi kegiatan-kegiatan seperti seni tari, seni rupa, seni suara, dan lain-
lain. Selanjutnya Ralph Linton merinci kegiatan-kegiatan kebudayaan tersebut menjadi unsur-
unsur yang lebih kecil lagi yang disebutnya trait-complex. Misalnya, kegiatan pertanian menetap
meliputi unsur-unsur irigasi, system mengolah tanah dengan bajak system hak milik atas tanah
dan lain sebagainya. Selanjutnya trait-complex mengolah tanah dengan bajak, akan dapat
dipecah-pecah ke dalam unsur-unsur yang lebih kecil lagi, umpamanya hewan-hewan yang
menarik bajak, teknik mengendalikan bajak dan seterusnya. Akhirnya sebagai unsur kebudayaan
terkecil yang membentuk traits, adalah items.
Kebudayaan, selain memiliki unsur-unsur pokok, juga mempunyai sifat hakikat. Sifat hakikat
kebudayaan ini berlaku umum bagi semua kebudayaan di manapun juga, walaupun kebudayaan
setiap masyarakat berbeda satu dengan lainnya. Sifat hakikat kebudayaan tersebut ialah sebagai
berikut
1. Kebudayaan terwujud dan tersalurkan lewat perilaku manusia.
2. Kebudayaan telah ada terlebih dahulu mendahului lahirnya suatu generasi tertentu, dan
tidak akan mati dengan habisnya usia generasi yang bersangkutan.
3. Kebudayaan diperlukan oleh manusia dan diwujudkan dalam tingkah-lakunya.
4. Kebudayaan mencakup aturan-aturan yang berisikan kewajiban-kewajiban, tindakan-
tindakan yang diterima dan ditolak, tindakan-tindakan yang dilarang dan tindakan-tindakan
yang diizinkan.
9
C. Klasifikasi tipe-tipe kelompok sosial
Tipe kelompok sosial ini dapat di klasifikasikan melalui beberapa sudut pandang,seperti George
Simmel sosiolog asal Jerman yang mengambil ukuran dari besar kecilnya jumlah anggota kelompok,
tetapi ada juga yang mengambil atas dasar derajat interaksi sosial dalam kelompok tersebut,kemudian ada
juga yang mengklasifikasikan dari pola interaksi suatu kelompok, tetapi ukuran ini dikembangkan lagi
oleh Stuart Chapain dengan penambahan tentang tinggi rendahnya derajat kelekatan hubungan anggota-
anggota kelompok sosial tersebut
Ukuran lainnya adalah menurut kepentingan dan wilayah,misalnya saja suatu masyarakat yang
tinggal di tempat dengan letak geografis yang sama, akan senangtiasa saling berinteraksi dan juga
berhubungan untuk selalu memenehui kebutuhan mereka karena mereka mempunyai suatu kesamaan.
Tetapi berlangsungnya suatu kepentingan merupakan ukuran lain dari tipe-tipe sosial, misalnya saja suatu
kerumunan merupakan suatu kelompok yang yang waktunya sebentar saja karena kepentingannya pun
tidak berlangsung lama,berbeda dengan kelas atau komuniti mereka memiliki kepentingan yang bersifat
permanen. Tetapi harus diperhatikan juga kelompok sosial ini bukan ditimbulkan oleh naluri manusia
untuk hidup dengan seksama, tetapi kelompok merupakan suatu bentuk nyata yang di dalamnya adalah
suatu kebutuhan dari manusia.
Klasifikasi Tipe-tipe Kelompok Sosial, dari sudut kriteria :
a. besar kecilnya jumlah anggota,
b. derajat interaksi sosial,
c. kepentingan dn wilayah,
d. berlangsungnya suatu kepentingan,
e. derajat organisasi,
f. kesadaran akan jenis yang sama, hubungan sosial dan tujuan.
g. tipe-tipe umum yang terdapat dalam kelompok sosial yaitu ;
- kategori statistic ; pengelompokan atas dasar cirri tertentu yang sama, seperti kelompok umur.
- kategori sosial ; kelompok individu yang sadar akan cirri-ciri yang dimiliki bersama. Misalnya
Ikatan Dokter Indonesia.
10
- kelompok sosial seperti misalnya keluarga batih.
- kelompok tidak teratur ; yakni berkumpulnya orang-orang di satu tempat pada waktu yang sama,
karena pusat perhatian yang sama. Misalnya, sekumpulan orang yang sedang anti karcis kereta
api.
- organisasi formal ; setiap kelompok yang sengaja dibentuk untuk mencapai tujuan tertentu, dan
telah ditentukan lebih dahulu. Contohnya, birokrasi.
D. BENTUK-BENTUK KELOMPOK SOSIAL
a. Kerja Sama (cooperation) = berusaha bersama antara orang perorangan atau kelompok untuk
mencapai tujuan bersama.
Bentuk kerja sama :
1. Kerja sama spontan = kerjasama secara serata-merta
2. Kerja sama langsung = kerjasama sebagai hasil dari perintah atasan kepada bawahan
3. Kerja sama kontrak=kerjasama atas dasar syarat-syarat yang disepakati bersama
4. Kerja sama tradisional= kerjasama sebagian atau unsur-unsur tertentu dari sistem social
b. Akomodasi (Acomodation) = adanya keseimbangan interaksi social dalam kaitannya dengan norma
dan nilai yg ada didalam masyarakat. Dibedakan menjadi :
1. Koersi = akomodasi yang terjadi melalui pemaksaan kehendak pihak tertentu terhadap pihak lain
yang lebih lemah
2. Kompromi
3. Arbitrasi = akomodasi apabila pihak-pihak yang berselisih tidak sanggup mencapai kompromi
sendiri.
11
4. Mediasi = akomodasi yang hamper sama dengan arbitrasi.namun,pihak ketiga yang bertindak
sebagai penengah atau juru damai tidak mempunyai wewenang memberi keputusan–keputusan
penyelesaian antara kedua belah pihak
5. Konsiliasi = akomodasi untuk mempertemukankeinginan-keinginan dari pihak-pihak yang berselisih
demi tercapainya persetujuan bersama.
6. Toleransi
7. Stalemate = komodasi pada saat kelompok terlibat pertentangan mempunyai kekuatan seimbang.
8. Ajudikasi = penyelesaian masalah melalui pengadilan atau jalur hokum
c. Asimilasi. menyesuaikan kemauannya dengan kemauan
Syarat asimilasi :
1. Terdapat jumlah kelompok yang berbeda kebudayaannya
2. Terjadi pergaulan antar individu atau kelompok
3. Kebudayaan masing-masing kelompok saling berubah dan menyesuaikan diri
d. Akulturasi. = proses penerimaan dan pengolahan unsur-unsur kebudayaan asing menjadi bagian
kebudayaan suatu kelompok tanpa menghilangkan kepribadian kebudayaannya asli.
B entuk-bentuk kelompok sosial menurut para ahli
1. In Group dan Out Group
Summer membedakan antara in group dan out group. In Group merupakan kelompok social yang
dijadikan tempat oleh individu-individunya untuk mengidentifikasikan dirinya. Out Group
merupakan kelompok sosial yang oleh individunya diartikan sebagai lawan in Group. Contoh:
Istilah “kita” atau “kami” menunjukkan adanya artikulasi in group, sedangkan “mereka”
berartikulasi out group.
12
2. Kelompok primer dan sekunder
Charles Horton Cooley mengemukakan tentang kelompok primer yang ditandai dengan ciri-ciri
saling mengenal antara anggota-anggotanya, kerja sama yang erat dan bersifat pribadi,interaksi
sosial dilakukan secara tatap muka (face to face). Kelompok sekunder adalah kelompok sosial
yang terdiri dari banyak orang, antara siapa hubungannya tidak perlu berdasarkan pengenalan
secara pribadi dan juga sifatnya tidak begitu langgeng.
3. Gemainschaft dan gesellschaft
Ferdinand Tonnies mengemukakan tentang hubungan antara individu-individu dalam kelompok
sosial sebagai Gemainschaft (paguyuban) dan gesellschaft (patembayan). Gemainschaft
merupakan bentuk-bentuk kehidupan yang di mana para anggota-anggotanya diikat oleh
hubungan batin yang murni, bersifat ilmiah, dan kekal. Contoh: keluarga, kelompok kekerabatan,
rukun tetangga, dll. Gesellschaft (patembayan) merupakan ikatan lahir yang bersifat pokok untuk
jangka waktu tertentu (yang pendek) atau bersifat kontraktual. Contoh: hubungan perjanjian
perdagangan, organisasi formal, organisasi suatu perusahaan, dll.
4. Kelompok Formal dan Informal
J.A.A. Van Doorn membedakan kelomok Formal dan Informal. Kelompok Formal mempunyai
peraturan yang tegas dan sengaja diciptakan oleh para anggotanya untuk mengatur hubungan
mereka, misalnya pemerintah memilih ketua, iuran anggota, dll. Kelompok Informal tidak
mempunyai struktur atau organisasi tertentu . Kelompok ini terbentuk karena pertemuan
berulang-ulang, misal kelompok dalam belajar.
5. Membership group dan reference group
Robert K. Merton membedakan kelompok membership dengan kelompok reference. Kelompok
membership merupakan kelompok yang para anggotanya tercatat secara fisik sebagai anggota,
sedangkan kelompok reference merupakan kelompok sosial yang dijadikan acuan atau rujukan
oleh individu-individu yang tidak tercatat dalam anggota kelompok tersebut untuk membentuk
atau mengembangkan kepribadiannya atau dalam berperilaku.
13
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dalam Tipe-Tipe kelompok sosial terdapat:konsep kelompok Sosial ,Ragam Tipe kelompok
sosial budaya,Klasifikasi Tipe-Tipe kelompok sosial,Bentuk-Bentuk kelompok sosial.
Saran
Penyusnan makalah ini dapat dianggap cukup,namun masih diperlukan tambahan perbaikan –
perbaikan untuk meng hasilkan makalah yang lebih baik lagi dan lengkap .
Adapun saran dari penyusun adalah perlu adanya perbaikan – perbaikan tambahan dari
pembaca untuk kesempurnaan dalam perbuatan makalah ini, selain itu pula bentuknya pembaca
perlu mengetahui Tipe-Tipe kelompok Sosial
14
DAFTAR PUSTAKA
Kamanto Sunarto, 1985, Pengantar Sosiologi sebuah bunga rampai, Jakarta: Yayasan Obor indonesia.
Drs. J.b.a.f maijor polak,1985, Suatu Buku Pengantar Ringkas, cetakan ke sebelas, Jakarta: Ichtiar Baru-Van Hoeve
K.J.Veeger, 1990, Realitas Sosial, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Horton. B Paul, dan Hunt L. Chester. 1999. sosiologi. Jakarta : airlangga
Wiyarti, Sri Mg dan Widada Sutapa Mulya. 2007. “Sosiologi.” Surakarta: UNS Press.
15