Upload
others
View
10
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
KEMAJUAN PERADABAN ISLAM DI SPANYOL PADA MASA MULUK
AL-THAWAIF.
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar
Sarjana Humaniora Jurusan Sejarah Kebudayaan Islam
pada Fakultas Adab dan Humaniora
UIN Alauddin Makassar
Oleh
SAIFUL
NIM. 52022020204
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UIN ALAUDDIN MAKASSAR
0202
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sejarah telah mencatat bahwa umat Islam pernah mencapai puncak
kejayaannya dalam waktu yang panjang pada masa lalu. Lagi umat Islam
menunjukkan kejayaannya itu dengan kemajuan-kemajuan dalam berbagai bidang
ilmu yang di hasilkannya antara lain dalam bidang ilmu pengetahuan dan
kebudayaan, mencapai puncaknya pada masa Bani Umayyah yang berlangsung
antara tahun ( ;;6-7:5 M), masa pemerintahan Abbasiyah tahun ( 7:5-67:1 M).6
Sejak masa pemerintahan Bani Umayyah pada tahun ( ;;6 M), ekspansi
yang pernah berhenti pada masa Ali ra, kembali di lanjutkan. Hal yang sama juga
di lakukan oleh khalifah Abbasiyah yang berlangsung sejak tahun ( 7:5 M). Pada
masa kedua kekhalifahan ini penuh dengan kemajuan, namun tak terkecuali
hanyalah kemungkinan. Kemajuan demi kemajuan itu terwujud dalam bidang
ilmu pengetahuan dan bidang kebudayaan.7
Kemajuan-kemajuan Eropa saat ini tidak dapat di pisahkan dari
pemerintahan Islam di Spanyol. Islam di Spanyol banyak memberikan muatan-
muatan keilmuan bagi dunia Eropa, sehingga banyak orang datang belajar di
Spanyol. Pada periode klasik, ketika Islam mencapai masa keemasannya, Spanyol
merupakan pusat peradaban Islam yang sangat penting, yang menyaingi Baghdad
di Timur. Ketika itu orang-orang Eropa Kristen banyak belajar di perguruan-
perguruan tinggi Islam di sana, Islam menjadi guru orang Eropa.8
6Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam ( Cet. III; Jakarata : PT. Raja Grafindo Persada,
6999 ), h. 98.
7Ibid., h. 9.
8Ibid., h. 17.
2
Spanyol di duduki umat Islam pada zaman khalifah Al-Walid bin Abdul
Malik ( 75:-76: M), salah seorang Khalifah dari Bani Umayyah yang berpusat di
Damaskus. Sebelum penaklukan Spanyol, umat Islam telah menguasai Afrika
Utara dan menjadikannya sebagai salah satu propinsi dari Dinasti Bani Umayyah.
Penguasaan sepenuhnya atas Afrika utara itu terjadi di zaman Khalifah al-Walid
bin Abdul Malik ( ;1:-75: M). Khalifah Abdul Malik mengangkat Hasan ibn
Nu’man Al-Ghasani menjadi gubernur di daerah itu. Penaklukkan atas wilayah
Afrika Utara itu pertama kali di kalahkan sampai menjadi salah satu propinsi dari
khalifah Bani Umayyah memakan waktu selama :8 tahun, yaitu mulai tahun ( 85
H/;:6 M) masa pemerintahan Umayyah ibn Abi Sufyan, sampai tahun ( 18 H/758
M), masa al-Walid.9
Dalam proses penaklukan Spanyol terdapat tiga pahalwan yang paling
berjasa memimpin satuan-satuan pasukan ke sana. Mereka adalah Tharif ibn Abd.
Malik, Thariq ibn Ziyad, dan Musa ibn Nushair. Tharif dapat di sebut sebagai
perintis dan penyelidik. Ia menyeberangi selat yang berada di antara Maroko dan
Benua Eropa itu dengan satu pasukan perang lima ratus orang di antaranya adalah
tentara berkuda, mereka menaiki empat buah kapal yang di sediakan oleh Julian:.
Dalam penyerbuan itu Tharif tidak mendapat perlawanan yang berarti. Ia
menang dan kembali ke Afrika Utara membawa harta rampasan yang tidak sedikit
jumlahnya. Di dorong oleh keberhasilan Tharif dan kemelut yang terjadi di dalam
tubuh kerajaan Visigothic yang berkuasa di Spanyol saat itu, serta dorongan yang
besar untuk memperoleh harta rampasan perang, Musa ibn Nushair pada tahun
(766 M), mengirim pasukan ke Spanyol sebanyak 7555 orang di bawah pimpinan
Tharik ibn Ziyad.;
Dalam mengembangkan bidang politik pada masa pemerintahan Bani
Umayyah, tentu di perlukan suatu sistem atau cara yang dapat mengembangkan
9A. Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islam, jilid II, (Jakarta: Pustaka al-Husna 6918,
cetakan pertama),. h. 6:9.
:Ibid, h 6:1..
;Philip K. Hitti, Histori Of the Arabs, ( London: Macmillan Press, 6975),. h. 998.
3
peradaban Islam masa pemerintahan bani Umayyah. Dia berhasil memanfaatkan
para pemimpin, administrator dan politikus yang paling ahli pada waktu itu. Ia
adalah ahli pidato ulung.7
Bidang politik Dinasti Bani Umayyah adalah penguasa yang kuat dan juga
administratror yang baik, di samping Dinasti Bani Umayyah pada umumnya
adalah diplomat dan juga licin.1
Meskipun tumbuh sejumlah rezim propinsial yang merupakan kekalahan
bagi pemerintahan pusat, masyarakat Spanyol tidak turut terpecah-pecah
sebagaimana yang tersirat dalam politik kekuasaan. Hukum Muslim dan sebuah
identitas Muslim-Arab tetap di terima secara universal, dan ulama terus
mewakili aspirasi warga perkotaan. Masyarakat Muslim Spanyol juga tetap di
satukan oleh sebuah perdagangan regional dan internasional yang tengah
berkembang pesat.9
Pada tahun ( 6568-651; M), Spanyol terpecah lebih dari tiga puluh
Negara kecil di bawah pemerintahan raja-raja golongan atau Muluk al-Thawaif,
yang berpusat di suatu kota seperti Sevilla, Cordova, Toledo, dan sebagainya.
Yang terbesar di antaranya adalah Abbadiyah di Sevilla. Pada periode ini umat
Islam Spanyol kembali memasuki masalah pertikaian intern. Ironisnya kalau
terjadi perang saudara, ada di antara pihak-pihak yang bertikai itu meminta
bantuan kepada raja-raja Kristen.
Melihat kelemahan dan kekacauan yang menimpa keadaan politik Islam
itu, untuk pertama kalinya orang-orang Kristen pada periode ini mulai mengambil
inisiatif penyerangan. Meskipun kehidupan politik tidak stabil, namun kehidupan
intelektual terus berkembang pada periode ini istana-istana mendorong para
7M.A. Shaban, Sejarah Islam (Penafsiran Baru) ;:5-7:5 (Jakarta: Remajantara Rosda
Karya, 6998), h. 758.
1Hasan Ibrahim Hasan, Sejarah dan Kebudayaan Islam (Yogyakarta: Kota Kembang,
69;1), h. ;7.
9Ibid., h. :19.
4
remaja dan sastrawan untuk mendapatkan perlindungan dari satu istana ke istana
lain65
Dinasti-dinasti lokal ini terdiri dari berbagai ras yang mencerminkan
kemajemukan kelas-kelas militer, persaingan etnis dan kelompok-kelompok sosial
yang sejak awal kemunculan Amawiyah II di bawah kendali al-Dakhil tahun (7:;
M) sangat kuat, potensi dan ambisi mereka sangat kuat . Untuk selanjutnya
menjelang akhir kepemimpinannya yang tidak terlalu lama, di mana kekhalifahan
Amawiyah II mengalami jatuh bangun terutama menjelang tahun (6586 M),
periode perpecahan politik ini pun mulai bermunculan kembali. Potret serupa
untuk kawasan Dunia Timur di Baghdad, ketika para Khalifah mulai melemah di
tunjukkan pula dengan lahirnya sejumlah daulat-daulat kecil yang merdeka (al-
duwailat).66
Spanyol Islam, kemajuannya sangat di tentukan oleh adanya penguasa-
penguasa yang kuat dan berwibawa, yang mampu mempersatukan kekuatan-
kekuatan umat Islam, seperti Abdurrahman Al-Dakhil, Abdurrahman Al-Wasith
dan Abdurrahman Al-Nashir. Toleransi beragama di tegakan oleh para penguasa
terhadap penganut agama Kristen dan Yahudi, sehingga mereka ikut berpartisipasi
mewujudkan peradaban Arab Islam di Spanyol. Untuk orang-orang Kristen,
sebagaimana juga orang-orang Yahudi, di sediakan hakim khusus yang
menangani masalah sesuai dengan ajaran agama mereka masing-masing.67
Meskipun ada persaingan sengit antara Abbasiyah di Baghdad dan
Umayyah di Spanyol, hubungan budaya dari Timur dan Barat tidak selalu berupa
peperangan. Sejak abad ke-66 M , banyak sarjana mengadakan perjalanan dari
ujung Barat wilayah Islam ke ujung Timur, sambil membawa buku-buku dan
65Badri Yatim, op. cit., h. 97.
66Ibid., h. 15.
67Hasan Ibrahim Hasan, Tarikh al-Islam al-Sitasi wa al-Dini wa al-Tsaqaafi wa al-
Ijtima’I, (Kairo: Maktabah Al-Nahdhah Al-Misyiriyah, Tanpa Tahun), hal. 971.
5
gagasan-gagasan. Hal ini menunjukkan bahwa, meskipun umat Islam terpecah
dalam beberapa kesatuan politik, terdapat kesatuan budaya dunia Islam68
Perpecahan politik pada masa Muluk al-Thawaif dan sesudahnya tidak
menyebabkan mundurnya peradaban. bahkan merupakan puncak kemajuan ilmu
pengetahuan, kesenian , dan kebudayaan Spanyol Islam. Setiap Dinasti di Malaga,
Toledo, Sevilla, Granada berusaha menyaingi Cordova. Kalau sebelumnya
Cordova merupakan satu-satunya pusat ilmu dan peradaban Islam di Spanyol,
Muluk al-Thawaif berhasil mendirikan pusat-pusat peradaban baru yang
diantaranya justru lebih maju69
Meskipun secara politik masyarakat Islam Spanyol terpecah menjadi
beberapa Negara kecil dan terjadinya kemunduran kekuasaan Islam, namun
masyarakat tidak ikut terpecah. Hukum Islam dan sebuah identitas Muslim Arab
tetap di terima secara universal dan ulama terus mewakili aspirasi warga.
Merekapun tetap di satukan dalam perdagangan regional maupun internasional
dengan Afrika Utara, Mesir, Irak, Syiria, Iran, Arabia, dan India. Kehidupan
intelektualpun terus berkembang di mana istana-istana mendorong para sarjana
dan sastrawan untuk mendapatkan perlindungan dari satu istana ke istana lain6:
Dalam bidang fiqih Spanyol Islam di kenal sebagai penganut Mazhab
Maliki. Ahli-ahli fiqih di antaranya adalah Abubakar ibn al-Quthiyah, Ibn Hazm
yang menulis kitab al-Muhalla tentang fiqih) dan al-Ihkam fi Usul al-Ahkam
(tentang usul fiqih).
68Badri Yatim, op. cit., h. 65;.
69Ibid., h.657.
6:Taufiqurrahman, Sejarah Sosial Politik Masyarakat Islam, ( Surabaya: Pustaka Islamika
Press, 7558), h. 619.
6
B. Rumusan dan Batasan Masalah.
Berdasarkan latar belakang yang telah di paparkan di atas, maka penulis
perlu mengangkat permasalahan pokok yang menjadi inti permasalahan sebagai
berikut: “Bagaimana kemajuan peradaban Islam pada kerajaan Abbadiyah di
Sevilla masa Muluk al-Thawaif di Spanyol”. Untuk menjawab masalah pokok
tersebut, peneliti mengajukan beberapa sub masalah, sebagai berikut:
6. Bagaimana proses muncul Muluk al-Thawaif di Spanyol ?.
7. Bagaimana situasi pemerintahan Muluk al-Thawaif di Spanyol ?.
8. Mengapa peradaban Islam mengalami kemajuan pada masa Muluk al-
Thawa’if kerajaan Abbadiyah di Sevilla ?
C. Definisi Operasional dan Ruang Lingkup Penelitian.
6. Definisi operasional
Skripsi ini berjudul Kemajuan Peradaban Islam di Spanyol pada Masa
Muluk al- Thawaif. (Kajian Historis tentang Kerajaan Abbadiyah di Sevilla).
Untuk menghindari terjadinya kekeliruan penafsiran pembaca, maka peneliti
merasa perlu untuk menguraikan makna yang menjadi kata kunci dalam penelitian
ini :
“ Muluk al-Thawaif”, adalah sebutan dari sekian banyak kerajaan lokal.6;
Berangkat dari pengartian tersebut maka, yang menjadi penelitian adalah
hanya Dinasti yang ada pada kerajaan Abbadiyah di Sevilla dan peranannya
terhadap perkembangan peradaban Islam.
7. Ruang Lingkup Penelitian
Jadi yang di maksud dalam penelitian ini hanya terbatas pada wilayah
Spanyol pada masa kerajaan Abbadiyah di Sevilla , dan disini penulis hanya akan
mengkaji dan berupaya mengungkapkan proses kemajuan peradaban Islam pada
masa pemerintahan Dinasti tersebut
6;Luthfi Abd- Al-Badi’, op.cit., h. 79;.
7
D. Metode Penulisan.
Penulis menggunakan beberapa metode baik dalam hal pendekatan
maupun menggunakan serta penyusunan data, adapun metode yang di maksud
adalah:
6. Metode Pendekatan
Pada dasarnya penelitian ini bercorak kepustakaan, dengan menggunakan
pendekatan sejarah. Suatu pendekatan yang di lakukan melalui beberapa tahap-
tahap tersebut sebagai berikut:
a. Heuristik, yaitu kegiatan penulisan untuk mengumpulkan data melalui
buku-buku kepustakaan (library research) yang berhubungan dengan
pembahasan skripsi ini.
b. Kritik sumber, yaitu penyusun menyelidiki data-data yang telah ada,
apakah data itu benar, baik bentuk maupun isinya, kemudian
menganalisis secara kritik.
c. Interpertasi, yaitu penyusun berupaya membandingkan data yang ada,
dan menentukan data yang berhubungan dengan fakta-fakta yang di
peroleh, lalu kesimpulan dan penafsiran.
d. Penyajian (historiografi), yaitu penyusun menyajikan sintesa yang di
peroleh dan di wujudkan dalam bentuk karya ilmiah.
6. Metode Pengumpulan Data.
Karena penelitian ini bersifat kepustakaan, maka penyusun
akan mengumpulkan data-data pustaka berupa buku-buku dan semacamnya yang
ada relevannya dengan pembahasan ini, dengan menggunakan metode yakni:
a. Kutipan langsung yakni penyusun akan mengutip semua sumber-sumber
data secara langsung tanpa merubah redaksi dari sumber aslinya.
b. Kutipan tidak langsung yakni penyusun akan mengutip sumber data
dengan jalan analisis, kritis,ikhtisar, dan merubah redaksinya kedalam
redaksi penyusun tanpa menyimpang dari maksud dan tujuan asliunya.
7. Metode pengolahan Data
Data yang perlukan semata-mata bersifat kualitatif dengan menggunakan
metode sebagai berikut:
8
a. Metode induktif, yakni metode berpikir yang bertitik tolak dari fakta-
fakta yang khusus kemudian menarik nkesimpulan yang bersifat umum.
b. Metode deduktif, yaitu metode berpikir dengan bertitik tolak
dari pengetahuan yang bersifat umum kemudian menarik kesimpulan
yang bersifat khusus
c. Metode komparatif, yaitu penyusun mengumpulkan dua data atau lebuh
dengan cara meneliti kelebihan dan kekurangan kelemahan dan
keunggulan untuk memperoleh kesimpulan.
E. Tinjauan Pustaka.
Tinjauan pustaka merupakan usaha untuk menemukan tulisan-tulisan yang
berkaitan dengan judul skripsi ini sekaligus menelusuri tulisan atau penelitian
tentang masalah yang dipilih dan juga untuk membantu penulisan dalam
menemukan data sebagai bahan perbandingan agar supaya data yang dikaji itu
lebih jelas.
Menurut pembacaan penulis, judul “Kemajuan Peradaban Islam di
Spannyol Pada Masa Muluk al-Thawaif, belum pernah dibahas oleh penulis lain
sebelumnya secara persis. Kalaupun pokok masalah tersebut telah dibahas oleh
penulis lain sebelumnya, pendekatan dan paradigma yang digunakan untuk
meneliti pokok masalah tersebut akan berbeda dengan penulis-penulis
sebelumnya.
Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis mengambil referensi dari berbagai
literaratur yang ada hubungannya dengan masalah yang di bahas.
Namun demikian penulis belum menemukan literature yang secara
gamblang dan kompleks membahas tentang masalah tersebut. Oleh karena itu
penulis merasa perlu menulis beberapa buku yang menjadi standar, yaitu:
6. Perkembangan Peradaban Di Kawasan Dunia Islam karangan Ajid
Thohir. Memaparkan lebih kurang :5 tahun lagi menjelang keruntuhan
Dinasti Amawiyah II spanyol merupakan masa-masa fragmentasi
politik. Sekalipun demikian kecemerlangan kultural terus menunjukan
aktivitasnya terbukti dengan munculnya sejumlah karya intelektual
seperti filsafat, sastra, hukum, kedokteran, seni, arsitektur, dan
9
sebagainya. Sejumlah Dinasti lokal membentuk kekuatan politik
negara kota dan sebagian lainnya betul-betul meunjukan kekuatannya.
7. Sejarah Peradaban Islam karanagan Badri Yatim Memaparkan pada
periode ini spanyol terpecah menjadi lebih dari tigapuluh Negara kecil
di bawah pemerintahan raja-raja golongan atau Muluk al-Thawaif
yang berpusat di suatu kota seperti Sevilla, Cordova, Toledo dan
sebagainya. Yang terbesar di antaranya adalah Abbadiyah di Sevilla.
8. Sejarah Sosial Umat Islam karangan Ira M. Lapidus. Memaparkan
permasalahan ekonomi pemerintahan Bani Umayyah juga
menyebabkan kemunduran Dinasti itu. Karena pemerintah semula
hanya mengandalkan pajak dan upeti dari orang-orang kaya dan
keraja-an kerajaan yang di bawahinya, sementara tidak ada upaya
pengembangannya, maka hal ini menimbulkan merosoknya
kemasukan Negara.
9. Istianah Abubakar, M.Ag, Sejarah peradabaan Islam. Menjelaskan
masa Muluk al-Thawaif bercirikan banyaknya pertentangan dimana
dinasti yang kuat selalu menyerang tetangganya yang lemah dan
kepemimpinan Dinasti berasal dari berbagai suku bangsa dan
golongan.
:. Histori of the Arabs, karangan Philip K.Hitti. Menjelaskan Dinasti
Abbadiyah memperkenalkan metode pertanian yang di praktekan di
Asia Barat. Mereka menggali kanal-kanal, menanam anggur, serta
selain tanaman dan buah-buahan lainnya, mereka juga
memperkenalkan padi, delima, jeruk, tebu, kapas, dan kunyit. Kawasan
yang di Tenggara semananjung itu, yang beriklim dan bertanah bagus
berkembang menjadi pusat-pusat kegiatan masyarakat dan kota.
;. Ensilokpedi Sejarah Islam karangan M. Taufik dan Ali Nurdin jilid I.
Menjelaskan selama rentang waktu ini, Andalusia di pegang oleh
beberarapa Khalifah Umawiyyin. Jumlah mereka lebih dari jumlah
Khalifah yang memerintah selama tiga abad silam. Hanya saja pamor
kekhalifahan sudah sirna dan untuk keesekian kalinya Negara
11
terpecah-pecah, dan rasialisme yang memuakkan kembkali di benarkan
dalam bentuk yang sangat jelas.
Itulah tinjauan pustaka untuk menyajikan secara mendalam yang tidak
terlepas dari literatur-literatur yang ada.
F. Tujuan dan Kegunaan Penelitian.
Tujuan penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui kemajuan peradaban Islam pada masa Muluk al-
Thawaif di Andalusia.
b. Untuk mengetahui dan memahami lebih jauh tentang sejarah Muluk al-
Thawaif pada masa kerajaan bani Abdabiyah di Sevilla dengan telaah
kritis.
Adapun kegunaan penelitian ini adalah:
a. Di harapkan sebagai sumbangan pemikiran terhadap khasanah ilmu
pengetahuan sejarah atau kebudayaan Islam pada khususnya, sekaligus
sebagai motivasi bagi para peneliti selanjutnya.
b. Di harapkan skripsi ini mampu membantu mahasiswa Fakultas Adab
dalam memahami Muluk al- Thawaif pada masa kerajaan Bani
Abbadiyah di Sevilla diatas dalam kajian historis
11
G. Garis Besar Isi Skripsi
Garis-garis besar isi skripsi ini merupakan gambaran secara umum tentang
uraian skripsi ini agar dapat memberikan bayangan kepada para pembaca, maka
penulis mengemukakan pokok-pokok pembahasan sebagai berikut :
Pada bab pertama merupakan pendahuluan, meliputi pembahasan, latar
belakang masalah, pengertian judul, tinjauan pustaka, metode penelitian, tujuan dan
kegunaan penelitian, dan garis besar isi skripsi.
Bab kedua meliputi Sejarah munculnya Muluk al-Thawaif, yang membahas
tentang, proses kemunculannya, sistem pemerintahan dan sistem suksesi
kepemimpinan.
Bab ketiga berkaitan dengan situasi pemerintahan pada masa Bani Abbadiyah
di Sevilla, menyangkut mengenai hal-hal situasi politik, situasi ekonomi, dan situasi
peradaban Islam.
Bab keempat menyangkut masalah puncak faktor-faktor yang mendukung
kemajuan peradaban Kerajaan Abbadiyah di Sevilla, membahas adanya dukungan
pemerintah, adanya hubungan diplomasi dengan kerajaan lain, dan adanya pertahanan
keamanan Negara yang kuat.
Bab kelima menyangkut masalah penutup, yang tercantum dalam masalah
kesimpulan dan saran-saran, dari hasil penelitian ini merupakan suatu kesimpulan
yang secara teratur.
21
BAB II
SEJARAH MUNCUL MULUK AL-THAWAIF
A Sejarah Kemunculannya.
Selama rentang waktu ini, Andalusia di pegang oleh beberarapa Khalifah
Umawiyyin. Jumlah mereka lebih dari jumlah Khalifah yang memerintah selama tiga
abad silam. Hanya saja pamor kekhalifahan sudah sirna dan untuk keesekian kalinya
Negara terpecah-pecah, dan rasialisme yang memuakkan kembkali di benarkan dalam
bentuk yang sangat jelas. Lebih menyakitkan lagi ketika setiap kelompok Arab
meminta bantuan kepada musuhnya, Nasrani utara tentu saja Kelompok Nasrani
Utara ini memandang bahwa inilah kesempatan untuk merebut kembali benteng-
benteng dan tempat-tempat sebagai balasan responnya teranhadap permohonan
bantuan.1
Akhinya Daulah umawiyah runtuh dengan kematian Khalifah terakhir al-
Mu’tamid Billah tahun ( 244 H/1301 M). dengan kematiannya, menteri Abu
Muhammad bin Juhur mengumumkan berakhirnya kekhalifahan karena sudah tidak
ada orang yang pantas memegangnya. Dan pemerintahan akan di pegang oleh para
menteri berdasarkan sistem semi demokratis. Dengan berakhirnya periode ini, maka
Negara terpecah-pecah menjadi beberapa Negara kecil. Setiap amir mengelola
tanahnya sendiri, dan proklamirkan dirinya sebagai raja. Dengan demikian Andalusia
masuk ke babak baru yaitu masa raja-raja kelompok4
Dengan demikian berakhirlah pemerintahan Khalifah Amawiyah, dan
mulaialah masa pemerintahan Muluk al-Thawaif ( raja-raja golongan). Pada periode
ini orang Kristen dari utara mulai menyerbu masuk ke Spanyol. Satu demi satu
kerajaan-kerajaan kecil (imarat) itu di taklukan dan akhirnya pada tanggal 4 januari
1M. Taufik & Ali Nurdin Ensilokpedi Sejarah Islam (Cet. I; Jakarta Timur : Pustaka al-
Kautsar), h. 090. 4Ibid., h. 090.
21
21
(1924 M) tentara Kristen menaklukan Granada, benteng terakhir dari Islam di
Spanyol itu untuk selama-lamanya.0
Kehancuran Bani Umayyah di Spanyol merupakan awal dari terbentuknya
Muluk al-Thawaif. Awal dari kehancuran Khalifah Bani Umayyah di Spanyol Ketika
Hisyam naik tahta berusia sebelas tahun, oleh karena itu kekuasaan aktual berada di
tangan para pejabat. Ibnu Abi Amir ditunjuk menjadi pemegang kekuasaan sehari-
hari pada tahun ( 981 M). Ia adalah seorang yang ambisius yang berhasil
menancapkan kekuasaannya dan melebarkan wilayah kekuasaannya dengan ia tidak
segan-segan menyingkirkan rekan-rekan dan pesaing yang dianggap menjadi
penghalang baginya. Atas keberhasilannya memperluas wilayah kekuasaan, ia
mendapat gelar al-Mansur Billah2.
Kerajaan-kerajaan kecil yang muncul di Andalusia terbentuk apabila
kepimpinan utama mulai melemah. Lebih tepat, ia terjadi akibat kelemahan
pemimpin di kalangan Bani Umayyah yang menguasai Andalusia setelah Khalifah al-
Muntashir Billah ( 961 – 976 M), karena alasan inilah Andalusia yang diperintah
oleh satu kerajaan, terpecah menjadi banyak daerah. Pembentukan kerajaan-kerajaan
kecil ini terjadi disebabkan karena semangat kelompok, yaitu untuk mengangkat
kaum sendiri. Fenomena ini terjadi setelah pucuk pimpinan di Cordova menghadapi
masalah intern yaitu pertikaian internal malah ada yang saling menindas untuk
merebut kuasa Khalifah. Secara tidak langsung, kerajaan–kerajaan kecil ini muncul
pada dekade akhir pemerintahan Bani Umayyah di Andalusia, yaitu kira-kira sekitar
tahun ( 230 H / 1314 M.).5
Konflik Islam dan Kristen. Sejak awal sebagian kelompok Kristen garis keras
menolak kedatangan Islam. Namun ketika kekuasaan Islam berkembang dan
0Ibid., h. 103. 2Ibid., h. 127. 5Maruwiah Ahmad, Sejarah Bani Umayyah di Andalusia ( Selangor : Karisma Publication
Sdn. Bhd, 4330), h. 75.
21
mencapai puncak kejayaan, umat Islam memberikan toleransi yang amat tinggi bagi
umat Kristen, dan membiarkan kerajaan-kerajaan kecil Kristen bertahan, dan tetap
menjalankan hukum, agama dan tradisinya. Namun, kedatangan bangsa Arab disisi
lain ternyata membuat kebangsaan orang-orang Spanyol Kristen semakin kuat dan
mengkristal. Kekuatan inilah yang kemudian menjadi duri dalam daging. Upaya
mempertentangkan antara Islam dan Kristen sering muncul dari kekuatan ini. Dalam
pada itu, ketika kekuasaan Islam melemah di abad ke- 11 dan seterusnya, sementara
kekuatan Kristen semakin mengalami kemajuan. Maka disinilah muncul berbagai
serangan dari kerajaan-kerajaan Spanyol Kristen terhadap pemerintahan Arab Islam.
Pluralisme etnik, agama, dan budaya, di pihak lain ternyata menimbulkan
potensi konflik dan perpecahan manakala tidak ada ideologi pemersatu. Ketika
kekuasaan Islam masih sangat efektif, pluralisme tidak menimbulkan permasalahan
berarti, tetapi kekuatan Islam sendiri mengalami kelemahan, maka pluralisme di
Spanyol berpotensi konflik. Fakta menunjukan sistem aristokrasi Arab tidak
sepenuhnya bisa diterima oleh kelompok muwalladun (para muallaf dari penduduk
Spanyol), yang mereka masih dianggap warga Negara kelas dua setelah orang-orang
Arab. Semenjak kematian Abdurrahman III, suku-suku non Arab seperti Barbar,
Sevilla dan lain-lainnya saling berebut pengaruh dan bertujuan untuk mendirikan
Negara kesukuan yang merdeka. Jadi fanatisme kesukuan yang tidak dapat
dipersatukan dengan suatu ideologi menjadikan pemeritahan Islam Spanyol terpecah-
pecah.
Permasalahan ekonomi pemerintahan Bani Umayyah juga menyebabkan
kemunduran Dinasti itu. Karena pemerintah semula hanya mengandalkan pajak dan
upeti dari orang-orang kaya dan kerajaan-kerajaan yang dibawahinya, sementara
tidak ada upaya pengembangannya, maka hal ini menimbulkan merosotnya
pemasukan Negara. Kondisi ekonomi semakin parah dengan datangnya musibah
kekurangan pangan sehingga para petani yang mayoritas adalah bekas budak yang
21
dimerdekakan tidak mampu membayar beban pajak. Maka perselisihan antara kaum
majikan dengan kaum buruh tidak dapat dihindarkan.6
Pada tahun ( 1310 M), dewan menteri yang memerintah Cordova
menghapuskan jabatan Khalifah dari Bani Umayyah. Dari puing-puing kekhalifahan
Bani Umayyah, muncul sejumlah negara kecil yang terus menerus bertikai dalam
perang saudara, dan setelah sebagian dari mereka dikalahkan oleh dua Dinasti
Barbar-Maroko, satu demi satu Negara-negara itu menyerah pada kekuasaan Kristen
yang tengah bangkit di utara. Pada paruh pertama abad ke- 11 M, Spanyol telah
terpecah dalam banyak sekali Negara-negara kecil yang berpusat di kota-kota
tertentu. Pada periode ini Spanyol terpecah menjadi lebih dari tiga puluh Negara kecil
dibawah pemerintahan raja-raja golongan atau raja-raja kecil yang disebut dengan
Muluk al-Thawaif, yang berpusat di suatu kota seperti Sevilla, Cordova, Toledo, dan
sebagainya.
B Sistem Pemerintahan
Spanyol Muslim sejak penaklukan bangsa Arab sampai likuidasi kekuasaan
Muslim di Granada pada tahun ( 1294 M), yang mencerminkan ke Khilafahan yang
khas dari peradaban Islam masa awal. Peradaban tersebut terbentuk berdasarkan
asimilasi antara bangsa Spanyol dan warga Barbar dengan kultur Islam dan bahasa
Arab yang ditunjang dengan kondisi perekonomian yang sangat makmur. Spanyol
Muslim melahirkan pancaran cahaya yang agung. Masjid Agung Cordova, sejumlah
pertamanan, pancaran dan alun-alun istana al-Hambra, sejumlah kebun-kebun irigasi
di Sevilla dan Valencia, sains dan masih banyak lagi, semua itu merupakan monumen
peninggalan Islam Spanyol.7
Kelemahan umat Islam di Spanyol di mulai dengan masa pemerintahan raja-
raja golongan atau Muluk al-Thawaif. Pada tahun ( 234H/1301 M), Wajir ibnu Abi
6Ira M. Lapindus, Sejarah Sosial Umat Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 4330), hal.
581.
7Ibid., h. 584.
21
Amir dari Barbar berhasil merebut kekuasaan dari tangan Bani Umayyah yang
terakhir. Peristiwa ini terjadi sebagai kelanjutan dari persaingan antar orang-orang
Arab dengan orang-orang Barbar. Khalifah terakhir dari dinasti Bani Umayyah adalah
Hisyam III ( 1347-1304 M).8
Dengan berakhirnya masa kekhalifahan, maka kemudian Spanyol di kuasai
oleh Imarah yang berdiri sesudah masa Bani Umayyah. Tiap Imarah menguasai suatu
kota tertentu dan daerah sekitarnya sehingga Imarah itu merupakan suatu Negara
kota.
Imarah-imarah kecil itu saling bersaing antar mereka sendiri dan menjadi
obyek sasaran tempur dari kekuatan-kekuatan Kristen yang berada di utara. Gerakan
penaklukan Kristen berlangsung dengan menguasai satu demi satu kota atau kerajaan
Islam. Karena itulah peta pemerintahan di Spanyol berubah dari 03 Imarah menjadi 5
kerajaan kecil, yaitu :
1. Saragosa yang di kuasai oleh Bani Hud.
1. Toledo di bawah keluarga Dzunnun.
4. Sevilla di bawah keluarga Bani Ibad.
0. Badayas di bawah kekuasaan raja Iftis.
2. Cordova di bawah keluarga Ibnu Ibadth.
Raja-raja Kristen Eropa terus menerus mendesak raja-raja Islam itu sehingga
sebagian di antaranya terpaksa membuat permainan dan membayar upeti. Karena
sadar akan bahaya yang dihadapi maka kerajaan-kerajaan Islam di Spanyol itu
meminta bantuan dari Sultan Ibnu Yusuf Tasyifin dari kesultanan Murabithun di
Afrika Utara. Pemerintahan raja-raja Islam di Spanyol itu di kabulkan Sultan Yusuf
bin Tasyifin.9 Ia bersama pasukan tentara di bawah pimpinan Daud bin Aisyah
memasuki Spanyol dekat Badayos terjadilah pertempuran tentara Islam dengan biaya
Kastilia di bawah pimpinan Alfonso VI.
8M.Saleh Putuhena Sejarah Penyebaran Islam Peroode Klasik (Ujung Pandang : 1986), h.
67. 9Ibid,. hal. 71
21
Pertempuran yang terjadi pada itu dimenangkan oleh tentara-tentara Islam,
dan disepakati suatu perjanjian yang isinya :
1. Peletakan senjata selama 1 tahun.
4. Kerajaan-kerajaan Islam di Spanyol tidak akan membayar upeti kepada
kerajaan Kastilia.13
Setelah masa krisis selama 63 tahun, zaman baru baru dibangkitkan
Abdurrahman an-Nashir ( 914-961 M ), dan anaknya Hakam II ( 961-976 M ), masa
ini dianggap sebagai masa kegemilangan yang lebih tinggi dan mengagumkan dari
masa sebelumnya. Berlangsung selama 62 tahun. Segera setelah dilantik Usaha yang
dilakukan Abd. Rahman III pertama kali ditujukan kepada pengukuhan kesatuan dan
stabilitas dalam negeri. Begitu ia dilantik ia mengirim utusan kepada gubernur-
gubernur yang ada di semenanjung Liberia dan mengajak mereka untuk memberikan
bai'at kepadanya. Sebagian diantara mereka menyambut seruan itu dengan baik dan
sebagian yang lain tidak memperdulikannya. Dalam menghadapi penentanganya,
Abdurahman III menumpasnya dengan militer sehingga dalam jangka 13 tahun umat
Islam Spanyol bersatu kembali.11
Pada periode ini umat Islam Spanyol mencapai puncak kemajuan dan
kejayaan menyaingi kejayaan Daulah Abbasiyah di Baghdad. Abdurahman III
membangun beberapa buah istana dan memajukan pertanian rakyat. Rakyat taat
kepadanya dan semua orang merasa hidup damai bersamanya. la mewajibkan
penguasa-penguasa Kristen membayar upeti ke Cordova. Pada masa kekuasaanya,
Cordova merupakan pusat kebudayaan Islam yang penting di Barat sebagai tandingan
Baghdad di Timur. Kalau di Baghdad ada bait al-Hikmah serta MadrasahNizamiah,
13Ibid., h. 70.
11Ibid., h. 86.
21
dan Kairo ada al-Azhar serta Darul Hikmah, maka di Cordova ada universitas
Cordova sebagai pusat ilmu pengetahuan.14
Perpustakaannya mengandung ratusan ribu buk. Di Cordova terdapat 110.333
rumah, 73 Perpustakaan, sejumlah toko buku dan Masjid, bermil-mil jalan aspal
diterangi dengan lampu-lampu dari rumah-rumah yang berhampiran. Semuanya
membuat Cordova memperoleh popularitas Internasional dan kekaguman para
pengunjungnya. Banyak perutusan diplomatik berkumpul di Cordova, baik dari
dalam maupun dari luar Spanyol. Delegasi berdatangan dari suku-suku Zanatah
Afrika Utara yang kuat, dari dinasti Idrisi, dari raja-raja Kristen Prancis, Jerman dan
Konstantinopel.10
Abdurrahman an-Nashir dianggap para sejarahwan sebagai pengasas kedua
kerajaan Bani Umayyah di Andalusia setelah Abd. Rahman al-Dakhil. Ia juga
dianggap sebagai pemimpin yang berwibawa dan teragung di kalangan pemimpin-
pemimpin bani Umayyah atau Islam di Spanyol. Abdurrahman III di anggap sebagai
sang penyelamat imperium Muslim Spanyol. Dengan berbagai kebijakan dan
kemampuan intelektualnya, maka stabilitas nasional terkendali serta dapat menarik
masyarakat Spanyol dengan tidak menimbulkan jurang pemisah antara kelas dan
golongan agama yang ada, sehingga benar-benar tercipta suatu imperium Umayyah
yang damai dan kuat di Spanyol. Setelah memegang kekuasaan selama 47 tahun, ia
meninggal dunia pada bulan oktober ( 961 M ).
Hakam II yang bergelar al-Muntashir Billah melanjutkan ayahnya. Ia bekuasa
selama 15 tahun. Ia pemimpin yang hebat dan terkenal namun tidak menandingi
kebesaran ayahnya. Ia pemimpin yang sederhana namun karena kondisi yang sudah
makmur dan stabil meyebabkan ia mudah melaksanakan tugasnya.selama masa
pemerintahannya tidak banyak terjadi penentangan hanya sekali saja yaitu oleh
14Departemen Agama RI. Sejarah dan Kebudayaan Islam.( Jilid I. Ujung Pandang: 1984), h.
15. 10
Ibid., h. 16.
21
kerajaan Kristen di Leon, Castile dan Navarre. Karenanya al-hakam II lebih terfokus
pada bidang pembangunan khususnya di bidang intelektual.12
Pada masa ini,
masyarakat dapat menikmati kesejahteraan dan kemakmuran. Pembangunan kota
berlangsung cepat. Ia seorang kolektor buku dan pendiri perpustakaan.tak kurang
233.333 manuskrip dalam perpustakaannya, sehingga banyak intelektual yang
tertarik mendatanginya15
.
Tahap terakhir pemerintahan bani Umayyah dimulai dari tahun ( 976 -1301
M). yang melibatkan tujuh Khalifah. Diawali ketika Hisyam II naik tahta, kemudian
al-Muayyad, Muhammad II al-Mua’ayyad, Sulaiman al-Musta’in, Abd al-Rahman V,
Muhammad al-Mustakfi dan Hisyam III al-Mu’tamid. Pada zaman Hisyam II ( 976-
1310 M) terdapat perubahan struktur politis. Hisyam II baru berusia 11 tahun ketika
ia menduduki tahta. Karena usianya masih sangat muda, Ibunya yang bernama
Sultanah Subh, dan sekretarisnya negara yang bernama Muhammad Ibnu Abi Amir,
mengambil alih tugas pemerintahan. Hisyam II tidak mampu mengatasi ambisi para
pembesar istana dalam merebut pengaruh dan kekuasaan.
Menjelang tahun ( 981 M), Muhammad Ibnu Abi Amir yang ambisius
menjadikan dirinya sebagai penguasa diktator. Dalam perjalanannya ke puncak
kekuasaan ia menyingkirkan rekan-rekan dan saingannya. Hal ini dimungkinkan
karena ia mempunyai tentara yang setia dan kuat, ia mengirimkan tentara itu dalam
berbagai ekpedisi yang berhasil menetapkan keunggulaannya atas para pangeran
Kristen di Utara. Pada tahun itu juga Muhammad Ibnu Abi Amir memakai gelar
kehormatan al-Mansur Billah. la dapat mengharumkan kembali kekuasaan Islam di
Spanyol, sekalipun ia hanya merupakan seorang penguasa bayangan.16
Kedudukan Hisyam II tidak ubahnya seperti boneka, hal ini menunjukkan
bahwa peranan khalifah sangat lemah dalam memimpin negara, dan ketergantungan
12Mahayayuddin, hj. yahya, sejarah Islam , op. cit., h. 053-051.
15Hepi Andi Bastoni Sejarah Para Khalifah (Cet.I; Jakarta Timur: Pustaka al-Kautsar, 4338),
h. 66. 16
Ibid., h. 69.
12
kepada kekuatan orang lain mencerminkan bahwa khalifah dipilih bukan atas dasar
kemampuan yang dimilikinya melainkan atas dasar warisan turun menurun. Hisam II
memang bukan orang yang cakap untuk mengatur negara, tindakannya menimbulkan
kelemahan dalam negeri. la tidak dapat membaca gejala-gejala pergerakan Kristen
yang akan mulai tumbuh dan mengancam kekuasaannya. Keadaan ini diperburuk
dengan meninggalnya al-Muzaffar pada tahun ( 1339 M) yang dalam kurun waktu 6
tahun masih dapat mempertahankan kekuasaan Islam di Spanyol.17
AI-Muzaffar kemudian digantikan oleh Hajib al-Rahman Sancol. Karena ia
tidak berkwalitas dalam memegang jabatannya sehingga dimusuhi penduduk dan
kehilangan kesetiaan dari tentaranya. Akibatnya timbul kekacauan, karena tidak ada
orang atau kelompok yang dapat mempertahankan ketertiban di seluruh negara.
Akhirnya Hisyam II mema'zulkan diri pada tahun 1339 M, yang kemudian
dipulihkan kembali tahtanya pada tahun berikutnya.
Sejak itu sampai tahun ( 1310 M ), ia dan 6 orang anggota Umayyah lainnya
serta tiga orang anggota keluarga setengah Barbar masing-masing menjabat Khalifah
sementara. Dalam masa lebih kurang 44 tahun ( 1339-1301 M), terjadi 9 kali
pertukaran Khalifah, tiga orang di antaranya dua kali menduduki jabatan khalifah
pada priode tersebut. Pada tahun ( 1301 M) Khalifah dihapuskan oleh orang-orang
Cordova.
Dalam beberapa tahun saja, negara yang tadinya makmur dilanda kekacauan
dan akhirnya kehancuran total. Pada tahun ( 1339 M) Khalifah mengundurkan diri.
Beberapa orang yang dicoba untuk menduduki jabatan itu tidak ada yang sanggup
memperbaiki keadaan. Akhirnya pada tahun ( 1310 M), dewan menteri yang
memerintah Cordova menghapuskan jabatan Khalifah. Ketika itu, Spanyol sudah
17Hepi Andi Bostoni, op. cit., h. 71.
12
terpecah dalam banyak sekali negara kecil yang berpusat di kota-kota tertentu. Inilah
yang disebut Muluk al-Thawaif.18
C. Sistem Suksesi Kepemimpinan.
Pemindahan kekuasaan yang pernah berlangsung didalam pemerintahan Bani
Umayyah II Abdurrahman an- Nashir, Negara Muslim Spanyol juga dilanda sejumlah
kerusuhan konflik internal yang sangat rumit. Permusuhan antara elite propinsional
dan elite pedagang perkotaan, antara warga kota dengan tentara Barbar, antara non-
Arab yang baru masuk Islam dengan bangsa Arab, menjadikan Negara Muslim
Spanyol tidak mampu memperkokoh rezim.19
Sebelum memasuki eksistensi Khalifah Amawiyah di Spanyol ini telah berdiri
pula suatu Negara baru, Hammudiyah yang terpimpin Khalifahnya di sebut juga
Khalifah. Khalifah tandingan ini di dirikan oleh Ali bin Hammud (1316-1318 M)
yang menisbahkan dirinya sebagai turunan Ali bin Abi Thalib, meskipun ia sendiri
adalah keturunan Barbar. Ali pernah menjadi Gubernur di Ceuta dan Tangier. Ia
menaklukan Malaga untuk di jadikan pemerintahannya dari tahun (1345-1357 M).
pada tahun (1345 M), Hammudiyah menaklukan Cordova dari tangan Khalifah
Muhammad III (1340-1345 M) dan menguasai kota ini sampai dengan tahun (1347
M), ketika Khalifah Hisyam III al-Mutaadid ( 1347-1301 M) menaklukan kembali
kota itu disetujui sekaligus menegakan kembali Dinasti Bani Umayyah.43
Tampaknya
perubahan kekuasaan ini tidak di setujui oleh penduduk Cordova. Mereka
memberontak terhadap Khalifah yang telah berusia 52 tahun ini. Ia dan keluarganya
terbunuh. Dalam situasi ini wajir mengumumkan penghapusan untuk selama-lamanya
dan sebagai penguasa di Cordova di angkat al-Harun bin Jauhar.
18Moh. Nur Hakim, Sejarah Peradaban Islam (Malang :Universitas Muhammadiyah, 4332)
hal 140 19
Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam Andalusia Ensiklopedi Islam, (Jakarta: Ichtiar Baru Van
Hoeve, 4334), h. 126. 43
Rahmat, , Sejarah Islam Klasik (Ujung Pandang : Alauddin Press, 4339), h. 103.
11
Kekhalifahan Bani Umayyah masih berdiri tegak, namun semua wilayah yang
di kuasainya sudah memisahkan diri, sehingga setiap kota atau kawasan memiliki
Amir independen. Bangsa Barbar berkuasa di selatan. Shaqalibah di Timur.
Sedangkan wilayah sisanya di kuasai orang-orang kaya baru atau sebagian mantan
keluarga istana. Dalam rentang waktu ini, ada sekitar 43 keluarga independen di 43
kota atau wilayah. Di antara raja-raja Klan paling terkenal adalah:
a. Bani Ummad di Sevilla.
b. Bani Hamud Adarisah di Malaga dan Algeciras.
c. Bani Zeri di Granada.
d. Bani Hud di Zaragosa.
e. Bani An-Nun di Toledo, mereka dalah raja-raja yang paling kuat.
Sebagian raja memerintah dengan baik. Namun sebagian besar adalah
penguasa zalim dan bengis. Meski demikian mereka terpelajar dan pecinta ilmu.
Istana-istana para penguasa menjadi tempat para penyair, sastrawan, dan ulama.
Dalam rentang waktu ini, di istana para raja telah hidup banyak ulama besar dan
sastrawan agung yang menjadi kebanggaan Andalusia. Sebagaimana di antara para
raja sendiri adalah orang alim, sastrawan dan penyair.41
Para raja berlomba-lomba mengayomi ulama dan sastrawan di istana mereka.
Mereka mengalirkan pemberian kepada para ulama dan sastrawan. Maka tidak
mengherankan jika ibu kota-ibu kota di Andalusia menjadi klub-klub ilmu dan sastra
yang di sebarkan oleh para raja, sehingga iklim Andalusia menjadi atmosfir sastra dan
syair.44
Setelah itu, Khalifah Bani Umayyah mempunyai perpanjangan silsilah. Satu
dari keturunannya berhasil menyelamatkan diri lalu menyeberang ke semenanjungng
Liberia dan masuk ke Spanyol. Di sana Abdurrahman ad-Dakhil menancapkan
tonggak Khilafah tersendiri yang terlepas dari Khilafah besar Bani Abbasiyah di
41M. Taufik & Ali Nurdin, Ensilokpedi Sejarah Islam, (Jakrta Timur: Pustaka al-Kautsar,
4310), h. 090. 44
Ibid., h. 092.
11
Baghdad. Dialah yang menjadi cikal bakal berdirinya Daulah Bani Umayyah di
Cordova yang puing keperkasaannya masih tersisa hingga kini.
42
BAB III
SITUASI PEMERINTAHAN.
Sevilla merupakan kota terbesar keempat Spanyol. Penduduknya berjumlah
452.402 jiwa ( 4550 ). Kota ini merupakan ibu kota wilayah otonomi Andalusia.
Bermuara di sungai Guadalquivir. Dengan memiliki luas wilyah 425 km persegi
dengan memiliki angka kepadatan penduduk 0.545 jiwa/km persegi.
Sevilla memiliki iklim Mediterania dengan beberapa iklim kontinental, suhu
rata-rata tahunan 4,81 derajat celsius sehingga di anggap sebagai salah satu kota
terpanas di Eropa. Musim dingin yang ringan berarti bahwa di musim dingin suhu
maksimum harian rata-rata 4085 derajat Celsius, di musim panas dan 3083 derajat
Celsius hujan tahunan adalah 032 mili meter kebanyakan antara Oktober dan April
para terbasah bulan Desember ketika rata-rata 5 mili meter.
Pada bab ini, penulis akan menerangkan situasi politik, situasi Ekonomi, dan
situasi Peradaban Islam pada masa pemerintahan Bani Abbadiyah di Sevilla . Dengan
demikian, dapat terlihat dengan jelas situasi pemerintahan pada masa Bani Abbadiyah
di Sevilla.
A. Situasi Politik.
Selama periode ini kelompok etnis berkuasa yang disebut dengan masa Muluk
al-Thawaif1. Pada periode ini, Spanyol terpecah menjadi lebih dari tiga puluh negara
kecil di bawah pemerintahan raja-raja golongan atau Muluk al-Thawaif, yang
berpusat di suatu kota seperti Sevilla, Cordova, Toledo, dan sebagainya. Yang
terbesar diantaranya adalah Abbadiyah di Sevila. Pada periode ini umat Islam
Spanyol kembali memasuki masa pertikaian intern. Ironisnya, kalau terjadi perang
saudara, ada diantara pihak-pihak yang bertikai itu yang meminta bantuan kepada
1C.E. Bosworth, Dinasti-Dinasti Islam (Bandung : Mizan, 1993), h. 35.
42
40
raja-raja Kristen. Melihat kelemahan dan kekacauan yang menimpa keadaan politik
Islam itu, untuk pertama kalinya orang-orang Kristen pada periode ini mulai
mengambil inisiatif penyerangan. Meskipun kehidupan politik tidak stabil, namun
kehidupan intelektual terus berkembang pada periode ini. Istana-istana mendorong
para sarjana dan sastrawan untuk mendapatkan perlindungan dari satu istana ke istana
lain. 2
Perpecahan politik tersebut sakaligus mencerminkan perbedaan anggota
militer pada masa kerajaan Abbadiyah yang kemudian melepaskan diri dari
pemerintahan pusat, selain itu hal ini dapat juga dipahami sebagai ketidakharmonisan
umat Islam di Sevilla, karena terlalu mengedepankan perbedaan etnik dan golongan
masing-masing, disamping ambisi yang terlalu kuat dari masing-masing golongan
untuk berkuasa di Sevilla, ditambah lagi dengan dihapuskannya jabatan Khalifah oleh
dewan menteri yang semakin membuka peluang untuk perebutan kekuasaan, hingga
berujung kepada tidak jelasnya peralihan kekuasaan.
Pemerintah pada periode ini diwarnai dengan berbagai peperangan antara
golongan kerajaan yang kuat menyerang yang lemah sehingga untuk
mempertahankan kekuasaannya ada sebagian golongan yang minta bantuan kepada
non Muslim. Perpecahan politik di kalangan umat Islam ini menimbulkan hasrat
orang-orang nasrani untuk merebut kembali daerah Sevilla, hal ini diwujudkan
dengan berbagai serangan oleh pihak nasrani kepada pihak Islam. Pihak Nasrani yang
diwakili oleh Alvonsovi berhasil merebut kota Toledo pada tahun 1805 M. dan
serangan-serangan lain dilancarkan kepada daerah-daerah kekuasaan Islam lainnya.
Al-Mu’tamad bin Ubbad salah seorang dari raja bani Ubbad meminta bantuan kepada
Dinasti Murabithun di Afrika utara, yang pada saat itu dipimpin oleh Yusuf bin
Tashifin. Yusuf datang bersama pasukan pada tahun ( 1806 M). dan bergabung
dengan pasukan Al-Mu’tamid di daerah Zalaka dan berhasil mengalahkan pasukan
2Badri Yatim, op. cit., h. 90.
41
Alfonso ke VI, walaupun kota Toledo tidak dapat direbutnya kembali sejak saat itu
diambil alih oleh Dinasti Murabithun.
Walaupun pada masa ini merupakan masa perpecahan tapi peradaban dan
seni dianggap memasuki masa kejayaanya, tetap memberikan dorongan kepada
ilmuwan dan sastrawan untuk mengembangkan ilmunya bahkan mereka mendapat
perlindungan dari kalangan penguasa. Bahkan para pemimpin setiap golongan
berlomba-lomba untuk menyaingi kemajuan Cordoba sebagai pusat ilmu, sehingga
pada masa tersebut bermunculan pusat-pusat peradaban baru yang lebih maju dari
Cordova.
Setelah Islam mengalami kemunduran, Eropa bangkit dari keterbelakangan
terutama dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang mempengaruhi
kemajuan dalam bidang politik. Kemajuan yang dicapai oleh Eropa ini tidak lepas
dari peran penting dari permerintahan Islam di Sevilla. Pada masa keemasannya,
Spanyol merupakan pusat peradaban Islam yang sangat penting, menyaingi Baghdad
di Timur. Banyak orang – orang Eropa Kristen yang belajar di perguruan – perguruan
tinggi Islam disana, sehingga Islam menjadi guru bagi orang Eropa.
Periode ini berlangsung mulai dari pemerintahan Abd.Rahman III yang
bergelar an-Nashir sampai munculnya raja-raja kelompok yang dikenal dengan
sebutan Muluk al-Thawaif. Pada periode ini Spanyol diperintah oleh penguasa
dengan gelar Khalifah, penggunaan khalifah tersebut bermula dari berita yang sampai
kepada Abd. Rahman III, bahwa Muktadir, Khalifah Daulah Bani Abbas di Baghdad
meninggal dunia dibunuh oleh pengawalnya sendiri. Menurut penilainnya, keadaan
ini menunjukan bahwa suasana pemerintahan Abbasiyah sedang berada dalam
kemelut. Ia berpendapat bahwa saat ini merupakan saat yang tepat untuk memakai
gelar Khalifah yang telah hilang dari kekuasaan Bani Umayyah selama 158 tahun
lebih. Karena itulah gelar ini dipakai mulai tahun ( 929 M). Khalifah-khalifah besar
44
yang memerintah pada periode ini ada tiga orang yaitu Abd. Rahman an-Nashir
( 912-961 M), Hakam II ( 961-976 M), dan Hisyam II ( 976-1889 M).3
Alfonso VI telah menyatukan imperium Asturias, Leon dan Castilla. Ia
memandang perlu memanfaatkan kemelut raja-raja Klan sedang memanfaatkan diri
pada Alffonso VI dengan memberi hadiah dan suap demi memperoleh perlindungan.
Alfono VI menghimpun semua hadiah itu sehingga menjadi perbekalan untuk
membinasakan mereka tanpa terasa.4 Senantiasa memanfaatkan setiap kesempatan
untuk merebut kembali berbagai benteng dan kastil, satu demi satu dan tepat tahun
(470 H/ 1806 M), ia melakukan penyerbuan hingga berhasil merebut Toledo, dan
menyimpan pasukan garnisun sebanyak 120888 prajurit di benteng latih di pusat
Andalusia. Dari benteng inilah pasukan keluar untuk melakukan penyerangan dan
perampasan.5
Cerita lucu dalam sejarah adalah ketika oaring-oarang menghadang serbuan
Bani Abbadiyah di Timur tahun ( 505 H/1198 M), dan yang memimpin
penghadangan terhadap pasukan Bani Jauhar di Zaragosa adalah Yusuf bin Tasyifin
tahun ( 479 H/ 1807 M), hanya saja keuntungan popularitas yang di raih Yusuf al-
Ayyubi lebih tinggi, sebab ia lebih banyak di sebut dalam sejarah. Sementara Yusuf
bin Tasyifin tidak memperoleh perhatian seperti itu, padahal ia orang yang
menyelamatkan Andalusia dari kehancuran pada saat itu.6
Ibnu Tasyifin melihat kemewahan dan perilaku berlebih-lebihan para raja, dan
kewajiban pajak yang di bebankan kepada rakyat, maka ia memerintahkan mereka
untuk menghapus sebagian besar pajak. Namun seruannya hanya di respon oleh Ibnu
Ubbad. Lebih dari itu, para raja itu telah memenuhi telinga ibnu Tasyifin mengetahui
semuanya. Akhirnya, ia pun tidak percaya lagi kepada mereka semua.
3Ibid., h. 49. 4M. Taufik & Ali Nurdin Cet I, op. cit, h. 394. 5Ibid,. h. 394. 6M. Taufik & Ali Nurdin.Cet.I, loc. cit., h. 390.
4,
Raja-raja klan telah putus asa untuk bersatu. Lantas delegasi meeka berangkat
ke Daulah Murabithun di Afrika utara menyampaikan undangan. Namun sebagian
penasihat Ibnu Ubbad, Raja Sevilla dan Cordova, merasa takut denngan adanya
undangan ini. Hanya saja raja menyuruh mereka diam sambil berujar, menjadi
pengembala unta di padang pasir Afrika lebih baik dari menggembala babi di
Castilla.7
Al-Mutamid bin Ubbad adalah raja terakhir Bani Ubbad. Ia orang Arab
penyair. Hanya saja , ia takluk di hadapan Alfonso, di mana ia membayar hadiah
kepadanya sebagaimana raja lain. Hingga suartu hari Alfonso memohon izin
kepadanya agar memperbolehkan istri Alfonso untuk melahirkan bayi di Masjid
Jami’ Cordova berdasarkan fatwa seorang pendeta. Tentu saja hal ini membuat Ibnu
Ubbad tidak bisa menahan emosinya, ia langsung membunuh pembawa surat itu
karena tidak memiliki rasa malu. Ia memerintahkan agar tubuhnya di salib terbalik di
Cordova. Ia juga menitahkan agar semua pasukan tawanan yang mengiringinya turut
di bunuh.0
Kabar pembunuhan ini sampai ke Alfonso. Ia pun bersumpah akan menyerang
Sevilla. Untuk itu, ia mempersiapkan dua pasukan tentara, satu pasukan bergerak ke
Toledo lalu Sevilla, dan pasukan lain di pimpin oleh Alfonso. Kemudian pasukannya
bertemu dengan pasukan pertama. Alfonso bersama kedua pasukannya singgah
bersama di depan istana Ibnu Ubbad di seberang tepi sungai Guadalquivir. Lantas
Alfonso menulis surat kepada Ibnu Ubbad berisi olok-olok, Semakin lama aku diam
di tempatku, semakin banyak lalat dan panas begitu menyengatku. Karena itu,
persembahkanlah untuku kipas angin dari istanamu untuk mengipasi diriku dan
mengusir lalat dari mukaku. Ibnu Ubbad menjawab surat ini dengan tulisannya
langsung, Aku sudah membaca suratmu dan memahami keangkuhan dan
7Ibid., h. 394. 0Ibid., h. 395.
45
kesombonganmu. Aku akan memperlihatkan kepadamu kipas-kipas angin dari kulit
bangsa Lumthiyah, sehingga aku bisa tenang dan kamu merasakan kegerahan. Ibnu
Ubbad memberi isyarat dengan kulit-kulit Lumthiyah artinya memohon bantuan
kepada Murabithun di Afrika Utara. Para fuqaha menghalalkan sumpah ibnu Tasyifin
untuk tidak menggabungkan Andalusia ke kerajaanya. Bahkan mereka menambahkan
fatwanya yang mengharuskan ibnu Tasyifin melakukannya demi meraih keridhaan
Allah agar kaum Muslimin terbebas dari kejahatan para raja. Selanjutnya dating fatwa
dari Timur yang memperkuat fatwa fuqaha Andalusia.
Semua fatwa ini mendorong Yusuf bin Tasyifin, seorang Arab Badui yang
beriman, yang belum tercemar kemewahan, untuk masuk kembali ke Andalusia
dalam rangka mengembalikan persatuannya. Kemudian melalui eksepedisinya pada
tahun ( 430 H/ 1847 M) di Granada dan berlangsung hingga tahun ( 495 H/ 1182 M).
dalam waktu itu ia berhasil menumbangkan kekuasaan para raja, termasuk Ibnu
Ubbad yang meminta bantuan Alfonso VI untuk melawan seri bin Abi Bakar,
pegawai Ibnu Tasyifin dengan demikian Andalusia menjadi bagian dari kerajaan
Murabithun di Afrika.
Tak lama kemudian pecah pemberontakan sengit di Afrika untuk menumpas
Al-Murabithun. Tentu saja hal ini mempengaruhi kondisi mereka di Andalusia.
Akhirnya Andalusia kembali ke kebiasaan lama dan terpecah-pecah dalam bentuk
lebih besar lagi, sehingga jumlah raja-raja di Andalusia sama dengan jumlah kota-
kotanya. 9
B Situasi Ekonomi.
Setelah berakhirnya periode klasik Islam, ketika Islam mulai memasuki masa
kemunduran, Eropa bangkit dari keterbelakangannya. Kebangkitan itu bukan saja
terlihat dalam bidang politik dengan keberhasilan Eropa mengalahkan kerajaan-
kerajaan Islam dan bagian dunia lainnya, tetapi terutama dalam bidang ilmu
9M.Taufik & Ali Nurdin, op. cit., h. 399.
35
pengetahuan dan teknologi. Bahkan, kemajuan dalam bidang ilmu dan teknologi
itulah yang mendukung keberhasilan politiknya. Kemajuan-kemajuan Eropa ini tidak
bisa dipisahkan dari pemerintahan Islam di Spanyol. Dari Spanyol Islamlah Eropa
banyak menimba ilmu. Pada periode klasik, ketika Islam mencapai masa sangat
penting, menyaingi Baghdad di Timur. Ketika itu, orang-orang Eropa Kristen banyak
belajar di perguruan-perguruan tinggi Islam di sana. Islam menjadi guru bagi orang
Eropa. Karena itu, kehadiran Islam di Spanyol banyak menarik perhatian para
sejarahwan18
Peradaban mencapai kemajuan seperti pada zaman Abdurrahman an- Nashir,
akan tetapi secara politik, dinasti ini hanya berkuasa di wilayah yang kecil.
Kekuasaan Islam terakhir ini pun berakhir karena perselisihan orang-orang istana
berebut kekuasaan. Pangeran Abu Abdullah Muhammad tidak setuju atas keputusan
ayahnya yang mengangkat adiknya sebagai putra mahkota. Ia melakukan perlawanan
dengan meminta bantuan pasukan Ferdinand dan Isabella untuk menjatuhkan
kekuasaan ayahnya hingga akhirnya ayahnya pun terbunuh yang kemudian digantikan
kekuasaannya oleh adiknya. Perlawanan terus dilakukan, dan pada akhirnya adiknya
pun terbunuh. Kemudian ia pun naik tahta, namun segera di serang kembali oleh
penguasa Kristen yang dulu pernah membantunya. Tidak lama setelah naik tahta, Abu
Abdullah Muhammad pun digulingkan kekuasaannya oleh Ferdinand dan Isabella
pada tahun ( 1492 M). Maka sejak saat itulah kekuasaan Islam mulai lenyap dari
bumi Andalusia.11
Karena tertarik oleh metode ilmiah Islam, banyak para pendeta Kristen yang
menyatakan diri untuk belajar di lembaga-lembaga pendidikan Islam. Contohnya
seorang pendeta Roma, Italia bernama Roger Bacon ( 1214 –1292 M.), ia datang ke
Paris untuk belajar bahasa Arab antara tahun ( 1248-1260 M). Setelah mahir
18Ibid., h. 60.
11Ibid., h. 40.
34
menguasai bahasa Arab, ia segera membaca dan menterjemahkan berbagai ilmu
pengetahuan yang ditulis ilmuwan Muslim dalam bahasa Arab. Ilmu yang menarik
hatinya adalah ilmu pasti. Buku-buku yang asli berbahasa Arab dan hasil
terjemahannya banyak di bawa ke Inggris. Lalu disimpan di Universitas Oxford.
Hasil terjemahan Bacon itu, diterbitkan dan menggunakan namanya sendiri. Ia tidak
menyebutkan nama-nama asli pengarang buku-buku itu, yang tak lain adalah
ilmuwan-ilmuwan Muslim. Di antara karangan yang diterjemahkannya dan tidak
menyebutkan nama asli pengarangnya itu, adalah kitab Al Manadzir karya Ali Al-
Hasan Ibnu Haitsam ( 965 –1830 M ).
Dinasti Abbadiyah memperkenalkan metode pertanian yang di praktekan di
Asia Barat. Mereka menggali kanal-kanal, menanam anggur, serta selain tanaman dan
buah-buahan lainnya, mereka juga memperkenalkan padi, delima, jeruk, tebu, kapas,
dan kunyit. Kawasan yang di Tenggara semananjung itu, yang beriklim dan bertanah
bagus berkembang menjadi pusat-pusat kegiatan masyarakat dan kota. Di sana,
gandum dan bijian-bijian lain, termasuk juga zaitun dan buah-buahan, di tanam serta
di kembangkan oleh para petani yang menggarap tanah dan berbagai hasil panen
dengan pemilik tanah12
Kemajuan merupakan salah satu sisi keagungan dan menjadi hadiah abadi
yang di berikan orang Arab dari daratan itu, karena taman-tman di Sevilla sampai saat
ini melestarikan jejak-jejak orang Moor. Taman yang paling terkenal adalah surga
sang pengawas, yang terletak di komplek monument Nashiriyah dari akhir abad ke-
13 M, yang vilanya merupakan salah satu bangunan paling terpencil di Alhambra.
Taman ini yang terkenal karena tempat berteduhnya yang luas, air terjun dan tiupan
anginnya yang lembut, di buat di berjenjang-jenjang seperti api teater, dan di aliri
oleh sungai-sungai kecil yang setelah membentuk jeram-jeram kecil, menghilang di
12Philip.K. Hitti, op. cit, h. 672.
34
balik bunga-bunga, semak belukar dan pepohonan yang pada zaman sekarang di
gunakan pada pohon-pohon cemara, dan pepohonan besar13
.
Produk-produk industri dan pertanian lebih dari cukup untuk di gunakan.
Sevilla mempunyai salah satu pel palabuhan terbesar, mengekspor kapas, zaitun, dan
minyak, juga mengimpor kain, dan para budak dari Mesir, serta sejumlah biduanita
dari Eropa dan Asia. Barang-barang yang di ekspor dari Malaga dan Jaen meliputi
kunyit, daun ara, marmer dan gula. Melalui Iskandariyah dan Konstantinopel,
produk-produk Sevilla memperoleh pasarnya sampai jauh ke India dan Asia Tengah.
Aktivitas dagang yang paling aktif adalah perdagangan dengan Damaskus, Baghdad,
dan Mekkah. Pemerintah membuat lembaga pembuat mata uang. Model koin
logamnya meniru motif-motif Timur, dengan dinar sebagai satuan emas, dan dirham
sebagai satuan perak, selain itu mereka juga membuat tembaga dari zaman Islam
permulaan. Uang Arab di pergunakan di kerajaan-kerajaan Kriesten di Utara, yang
hamper selama empat ratus tahun tidak memiliki mata uang selain mata uang Arab
dan Prancis.14
C. Situasi Peradaban Islam.
Kota Sevilla terletak di tepian Sungai Guadalquiver kaumMuslim menaklukan
kota itusekitar tahun ( 712 M). Namun sumber lain menyebutkan kota ini jatuh ketan
gankaum Muslim sekitar ( 716 M). Sejak itu, Sevilla menjadi kota terbesar kedua
setelah Cordova, dengan luas area mencakup 107 hektar. Kota itu telah berada di
bawah kekuasaan Islam selama lebih kurang 588 tahun. Sejumlah penguasa Muslim
silih berganti menguasai Sevilla dari abad ke-0 M hingga 13 M. Para penguasa
Muslim tersebut berasal dari Dinasti Umayyah, Dinasti Murabitun dan Dinasti
Muwahhidun Pada masa lalu, Sevilla merupakan kota peradaban dunia. Berbagai
macam kebudayaan berkembang di sana, mulai dari kebudayaan Arab, non-Arab,
13Ibid., h. 672.
14Philip K. Hitti, op. cit., h. 673.
33
Muslim, Kristen, Yahudi, dan agama lain. Hingga abad ke-9 M, kawasan perkotaan
di Sevilla masih menyisakan banyak jejak peninggalan bangsa Romawi.
Pada masa Romawi,kota ini bernama Romula Agusta. Ketika kota ini jatuh ke
tangan umat Muslim, penguasa Muslim saat itu, Khalifah Abdurrahman II dari
Dinasti Umayyah, segera memerintahkan untuk melakukan rekonstruksi besar-
besaran terhadap bangunan peninggalan Romawi. Salah satunya adalah
memerintahkan agar tembok kota dibangun kembali serta diperkuat. Begitu pula
kawasan pemukiman yang terletak di sisi Timur dan Utara. Pembangunan terus
berlanjut hingga Khalifah Abu Ya’qub Yusuf memindahkan ibukota ke Sevilla.
Termasuk di antaranya merekontruksi Istana Alcazar. Khalifah juga membangun
beberapamasjidbesar. Salah satunya adalah Masjid Agung Sevilla yang didirikan
pada ( 1171-1172 M), yang kini telah berubah menjadi gereja dengan nama Santa
Maria de la Sede. Hingga kota itu direbut oleh pasukan Nasrani pimpinan Ferdinand
III dari Kastila di tahun 1240, sudah terdapat sebanyak 72 unit masjid di seluruh
Sevilla.
Kemajuan peradaban Islam Bani Abbadiyah di Sevilla. Umat Islam Sevilla
telah membuka lembaran baru bagi sejarah perkembangan intelektual Islam, bahkan
sejarah intelektual dunia. Sevilla pada masa pemerintahan Arab Muslim menjadi
pusat peradaban tinggi. Para ilmuan dan pelajar dari berbagai penjuru dunia
berdatangan ke negeri ini untuk menuntut ilmu pengetahuan. Kota-kota di Andalusia
seperti, Granada, Cordova, Sevilla, dan Toledo merupakan pusat kegiatan ilmu
pengetahuan dan tempat tinggal kaum intelektual berikut beberapa cabang ilmu
pengetahuan yang berkembang. Pada periode ini umat Islam mencapai puncak
kemajuan dan kejayaan menyaingi kejayaan Daulah Abbasiyah di Baghdad. Abd.
Rahman an-Nashir mendirikan universitas Cordova. Akhirnya pada tahun ( 1813 M),
Dewan Menteri yang memerintah Cordova menghapuskan jabatan Khalifah. Ketika
32
itu Spanyol sudah terpecah dalam banyak sekali negara kecil yang berpusat di kota-
kota tertentu di Andalusia.15
Bidang Ilmu Pengetahuan dan Filsafat. Ketika Islam berjaya di Sevilla, ilmu
pengetahuan dan filsafat mengalami perkembangan yang cukup pesat. Ketika Islam
lahir, sebagai agama pemersatu dan agama peradaban, bangsa Yunani sedang
tenggelam dalam kekuasaan pemerintah yang kejam, sedang dunia Islam mulai
menyingsingkan fajar kebebasan, terutama bagi berkembangnya ilmu pengetahuan16
.
Minat terhadap filsafat dan ilmu pengetahuan mulai dikembangkan oleh penguasa
Muslim ketika itu, sehingga para ilmuwan dan filsof kenamaan banyak lahir di dunia
Islam.
Ketika itu wilayah kekuasaan islam sangat luas. Ekspansi ke negeri-negeri
yang sangat jauh dari pusat kekuasaan Islam dalam waktu tidak lebih dari setengah
abad, merupakan kemenangan menakjubkan dari suatu Bangsa yang sebelumnya
tidak pernah mempunyai pengalaman politik yang memadai. Faktor-faktor yang
menyebabkan ekspansi lebih meluas karena pengaruh Islam yang ingin menyebarkan
dakwah demikian antara lain:
1. Islam di samping merupakan ajaran yang mengatur hubungan manusia
dengan Tuhan, juga agama yang mementingkan soal pembentukan
masyarakat.
2. Dalam pada para sahabat Nabi tertanam keyakinan tebal tentang
kewajiban menyerukan ajaran-ajaran Islam (dakwah) ke segala penjuru
dunia. Di samping itu suku-suku bangsa Arab gemar berperang.
Seamangat dakwah dan kegemaran berperang tersebut membentuk satu
kesatuan yang padu dalam diri umat islam.
15Badri Yatim, Op cit, hal 68
16Ibid, hal 61
30
3. Binzantium dan Persia, dua kekuatan yang menguasai Timur tengah pada
waktu itu, mulai memasuki masa kemunduran dan kelemahan, baik karena
sering terjhadi peperangan antara keduanya maupun karena persoalan
dalam negeri masing-masing.
4. Pertentangan aliran agama di wilayah Bizantium mengakibatkan
hilangnya kemerdekaan beragama bagi rakyat. Rakyat tidak senang karena
pihak kerajaan memaksakan aliran yang di anutnya. Mereka juga tidak
enang karena pajak yang tinggi untuk biaya peperangan melawan Persia.
5. Islam dating ke darah-derah yang di masukinya dengan sikap simpatik dan
toleran, tidak memaksa rakyat untuk mengubah agamanya dan masuk
Islam.
6. Bangsa sami di Syiria dan palestina dam bangsa Hami di Mesir
memandang bangsa Arab lebih dekat kepada mereka dari pada bangsa
Eropa, Bizantium yang memerintah mereka.
7. Mesir Syiria dan Irak adalah daerah-daerah yang kaya. Kekayaan itu
membantu penguasa islam untuk membiayai ekspansi ke daerah yang
lebih jauh.
Perkembangan peradaban Islam pada masa pemerintahan Bani Abbadiyah
tentu tidak lepas yang diwariskan oleh para pemerintah yang terdahulu, namun perlu
di akui bahwa perkembangan peradaban Islam pada masa pemerintahan lebih jauh
meningkat, utamanya dalam bidang pembangunan arsitektur, kesenian, seni ukir,
kesusasteraan, dan lain sebagainya.17
Karena perkembangan peradaban Islam pada masa pemerintahan Bani
Abbadiyah ia membangun saluran-saluran air beserta irigasi-irigasi untuk keperluan
pertanian. Seperti di ungkapkan oleh ahli sejarah R.Dosy bahwa tidak ada sejengkal
17Ibid., h. 12.
31
tanahpun pada masanya itu yang tidak menjadi tanah lapangan pertanian. Ibn Sa’id
mengatakan bahwa situasi yang di alami kaum Muslimin di Sevilla pada abad ke-11,
juga di terapkan secara sejajar terhadap situasi kaum Muslimin di dunia secara
keseluruhan pada abad ke-12, terpecah belah satu sama lain, kaum Muslim mulai
mengukur dari mereka sebagai anggota dari bangsa-bangsa yang berbeda, dan
semakin hari semakin sukar saja bagi mereka untuk bersatu padu dalam kepentingan
bersama, dan sebab perpecahan di kalangan mereka ini, serta rasa saling bermusuhan
di antara mereka, seiring dengan kepentingan kotor dan ambisi berlebih-lebihan dari
beberapa orang raja mereka, orang-orang Kristen mampu menyerang kaum Muslim
secara tuntas dan menundukan mereka satu demi satu.10
Puncak pencapaian intelektual Muslim Sevilla terjadi dalam arena pemikiran
filsafat. Dalam bidang ini mereka membentuk mata terakhir dan paling kuat dalam
mata rantai yang menghubungkan filsafat Yunani yang telah di ubah oleh mereka dan
oleh kerabat seagama mereka di Timur dengan dunia pemikiran latin
Barat. Kontribusi mereka semakin besar, terutama melalui upaya mereka
mendamaikan iman dengan akal, dan agama dalam bidang ilmu pengetahuan. Bagi
para pemikir Muslim, hanya satu kebenaran, karenanya di butuhkan perkembangan
metodologis untuk menyelaraskan ketiganya, dan tugas itu mereka bebankan pada
diri mereka sendiri.19
Berkat para pemikir Muslim Baghdad, Sevilla dan Spanyol abad pertengahan,
dua arus pemikiran itu bisa di padukan dan di bawa dalam harmoni menuju Eropa.
Mereka memberikan kontribusi yang sangat besar pada perkembangan peradaban,
khususnya jika kita melihat akibat yang di timbulkan terhadap perkembangan ilmu
pengetahuan, filsafat, dan teologi di masa-masa berikutnya.28
10Ibid, hal. 91
19Philip K. Hitti, op cit., h. 739.
28Ibid., h. 739.
34
Monumen-monumen non religius, istana alcazar di Sevilla dan Alhambra di
Granada, dengan dekorasinya yang besar, megah dan indah, merupakan peninggalan-
peninggalan yang paling agung. Monument arsitektur lainnya yaitu istana Madinah
al-Zahra, kini di sebut Kordova la Vieja, yang di bangn oleh Abd. Rahman III dan
para penerusnya dengan tiang-tiang yang di impor langsung dari Roma, Konstanti
Nopel dan Katargo, hanya menyisakan sedikit jejak yang bisa menunjukan keagungan
di masa lalu.
Penting untuk di catat bahwa Khalifah menempatkan patung selir favoritnya
di istana itu yang nama nya di abadikan menjadi nama istana. Lebih jauh di katakana
bahwa Khalifah membawa air mancur yang di bawa figur-figur dari Konstantinopel
khusus menghiasi bagian dalam istananya. Pada saat terjadi revolusi suku Barbar
pada ( 1818 M), istana Madinah di hancurkan dan di bakar. Sekitar tahun yang sama,
vila al-Manshur yang memiliki nama hampir mirip dengan nama istananya,
Madinah al-Zhahirah yang bangunannya memanjang hingga bagian Timur Cordova,
juga di hancurkan oleh kaum Barbar dan saat itu telah musnah seluruhnya.21
21M. taufik & Ali Nurdin, op. cit., h. 768.
83
BAB IV
FAKTOR-FAKTOR YANG MENDUKUNG KEMAJUAN
PERADABAN ISLAM.
Berbicara tentang faktor-faktor yang mendukung kemajuan peradaban Islam
pada masa pemerintahan kerajaan Abbadiyah di Sevilla. Kota Sevilla pada masa
Abbadiyah, sudah menjadi kota yang cukup besar di zaman Romawi Julius Caesar
ketika ia menjadi sebuah koloni Roma dengan nama Julia Romula. Sevilla adalah
salah satu kota paling penting dalam sejarah Spanyol dari zaman dahulu budaya lokal
mendominasi awalnya di identifikasi Tartesian dan setelah kehancurannya di
sebabkan oleh Carthaginians memberi jalan ke kota Sevilla bersama membangun
koloni Italica.
Sevilla adalah salah satu kota pengadilan keliling pada berbagai kesempatan,
selama abad pertengahan kota pelabuhan dan koloni aktif pedagang Genoa di
tempatkan pada posisi perifer namun penting dalam perdagangan internasional di
Eropa pada saat itu mengalami guncangan ekonomi. Selama 61 abad kota telah
mengalami perkembangan besar di bidang transformasi, beberapa bangunan menjadi
pusat bersejarah. Akhirnya kota ini menjadi pusat multikultur, yang memberikan
konstribusi terhadap perkembangan seni yang memainkan peran penting dalam
zaman keemasan Spanyol.
Pada bab ini penulis memaparkan kondisi kemajuan faktor-faktor yang
mendukung kemejuan peradaban Islam pada masa kerajaan Abbadiyah di Sevilla.
A. Adanya Dukungan Pemerintah.
Dinasti Abbadiyah didirikan oleh Muhammad ibn Abbad ( 3245 – 3264 M), yang
berkuasa di Sevilla dan kemudian kekuasaannya meluas sampai ke Toledo. Bani
Abbadiyah ( 3245-3203 M) mengaku keturunan raja-raja Lakhmi kuno dari Hirah.
Leluhur Spanyol mereka dulunya adalah perwira yang bergabung dalam resimen
Emessa pada pasukan Suriah tak lama setelah penaklukan. Pelopor Dinasti
Abbadiyah adalah seorang qadhi cerdik dari Sevilla, yang memanfaatkan seseorang
83
83
dengan mengaku sebagai Khalifah terakhir Umayyah, Hisyam III. Pada tahun ( 3264
M), putra qadhi itu Abbadiyah menggantikan ayahnya sebagai pengurus rumah
tangga kerajaan dibawah sang Khalifah palsu, tetapi kemudian ia menyingkapkan
topeng penipu itu dan mengambil alih kekuasaan dengan gelar al-Mu‟tadhid.3 Dan
mengakhiri drama komedi yang di pentaskan ayahnya.
Al-Mu‟tadhid adalah seorang penyair dan penggemar sastra yang mengubah
syair-syair elok bersama sahabat-sahabat baiknya, serta selalu bersenang-senang
dengan hamper delapan ratus herem. Tetapi ia kalah pamor oleh putra sekaligus
penerusnya, al-Mu‟tamid ( 3281-3203 M), Khalifah paling besar, paling kondang,
dan paling kuat di antara semua raja itu. Tidak lama setelah naik tahta, al-Mu‟tamid
berhasil menghancurkan rezim Bani Jahwar, dan memasukan Kordova kedalam
kerajaannya.4
Pada masa raja Mu‟tamid Dinasti Abbadiyah meminta bantuan kepada
penguasa Murabithun di Maroko untuk menghadapi pasukan Kristen (pasukan al-
Fonso VI) di Spanyol, sayang setelah pasukan Murabithun berhasil mengalahkan
pasukan al-Fonso VI, tak lama kemudian malah menyerang dan menguasai Dinasti
Abbadiyah, maka berakhirlah Dinasti Abbadiyah di tangan sekutunya sendiri pada
tahun ( 3203 M). Penguasa-penguasa Dinasti Abbadiyah di Sevilla antara lain:
a. Muhammad I ibn Abbad ( 636 H/ 3245 M ).
b. Abbad al-Mu‟tadhid ( 655 H/ 3264 M ).
c. Muhammad II al-Mu‟tamid ( 683-616 H/ 3280-3203 M ).
Itulah sebagian di antara kerajaan–kerajaan kecil di Spanyol yang saling
berperang sesama kerajaan Islam yang akhirnya mereka ditumpas oleh pasukan
Kristen atau oleh pasukan lain dari luar Spanyol, seperti Murabithun yang datang ke
Spanyol atas undangan raja Abbadiyah, yang akhirnya menguasai sebagian besar
wilayah Spanyol. Yusuf menerima undangan dari Alfonso VI. Ia bergerak tanpa
3Philip. K. Hitti, op. cit., h. 816. 4Ibid., h. 817.
04
hambatan melalui Spanyol selatan, berhadapan dengan Alfonso VI di Zalakh dekat
Badajoz, dan dengan kekuatan sekitar 420222 personil ia berhasil memukul pasukan
Alfonso VI yang mengalami kekalahan yang memalukan, pada 45 oktober 3018.
Sang raja Kristen itu, kecuali dengan tiga ratus kudanya dengan susah payah berhasil
meloloskan diri menimbulkan timbunan kepala membentuk sebuah menara yang
memang kemudian digunakan sebagai menara oleh pasukan Muslim yang
bergembira5.
Kerajaan kecil tersebut berada di wilayah Spanyol. Sebagai suatu wilayah
Negara, Spanyol di perlengkapi dengan personil-personil militer lebih banyak dari
jumlah ketika mereka datang. Dan untuk keamanan serta pertahanan kedaulatannya,
Amir membangun kekuatan militer di Spanyol. la mendatangkan lebih dari 620222
personil dari Afrika untuk dilatih dengan mendapat gaji baik, agar mereka benar-
benar setia menghormati dan mau ikut menjaga kekuasaan Amir. Pasukan militer
dibedakan menjadi empat kelompok. yaitu: Tentara tetap (Profesional) yang
berpangkalan di Cordova.Tentara Reguler (Jund) yang dipimpin oleh penguasa
wilayah militer. Tentara Irreguler (Belladi), yaitu orang-orang Arab yang datang
bersama Musa Ibnu Nushair.
Tentara luar biasa atau sukarelawan ( Hasyid ), yaitu orang-orang yang tidak
diminta dan dengan sukarela bergabung bersama kekuatan militer. Disamping
pasukan darat, dibentuk pula kekuatan laut setelah adanya serangan mendadak
Normandia di pantai barat Spanyol pada tahun ( 166-167 M). Kemudian dibangun
menara-menara pengintai musuh yang melakukan kegiatan di samudra Atlantik di
sepanjang pantai. Untuk melaksanakan pemerintahannya di bentuk lembaga-lembaga
atau badan-badan yang mempunyai tugas dan fungsi tertentu yang di tangani oleh
orang-orang yang sesuai dengan ke ahliannya. Beberapa badan dan jabatan yang ada
pada saat itu antara lain, al-Hajib, yaitu pejabat yang paling berpengaruh di
5Philip. K.. Hiti, op. cit., h. 816.
06
lingkungan istana, Sebagai media antara penguasa dengan pegawai-pegawai istana
dan rakyat lainnya, al-wazir atau menteri, yaitu orang yang menangani masalah
keuangan.6
Hubungan luar negeri dan keadilan. Jabatan ini kemudian menyamai jabatan
hajib yang biasanya di duduki oleh para panglima militer, al-Kathib atau Sekretaris
Negara, meliputi spekerjaan korespondensi dan pengiriman surat-surat serta dokumen
negara. Khazin al-Mal ( petugas pajak ), Yaitu orang yang mengurusi pajak-pajak
dari seluruh propinsi. al-Qadli atau Hakim, yang dibagi 5 bagian, yaitu hakim militer,
hakim rakyat dan hakim para hakim. Shahib al-Mazhalim, yaitu badan pengendalian
atau semacam hakim yang bertugas mengoreksi penyimpangan-penyimpangan para
pejabat. Biasanya jabatan ini ditangani oleh penguasa atau delegasinya Spanyol
mengarahkan polisi dan bertindak sebagai pengawas perdagangan dan pasar,
memeriksa takaran dan timbangan, serta ikut mengurusi kasus kasus perjudian, seks
amora dan busana yang tidak layak di muka umum.7
Lembaga-Iembaga lain sebagai pembantu adalah lembaga kepolisian,
inspektur pasar, dinas pekerjaan umum, dan lembaga perwakafan. Disamping itu ada
Juga majelis-majelis yang diselenggarakan untuk membahas berbagai persoalan.
Sebelum Islam menguasai Spanyol, umat Islam terlebih dahulu menguasai Afrika
Utara. Dalam penaklukan spanyol terdapat 5 pahlawan yang telah berjasa besar dalam
sejarah Islam di Spanyol yaitu Tharif bin Malik, Tharik bin ziyad dan Musa bin
Nushair. Setelah berahirnya periode klasik ketika umat Islam memasuki masa
kemunduran, Eropa telah bangkit dari keterbelakangannya. Kebangkitan itu bukan
hanya terlihat dalam bidang politik dengan mengalahkan kerajaan-kerajaan Islam dan
bagian dunia lainnya tetapi terutama dalam badang ilmu pengetahuan dan teknologi.
Bahkan kemajuan dalam bidang ilmu dan teknologi itulah yang mendukung
6Ibid. hal, 354 7Dozy, Sriptorum Arabum oci de Abadidis, jilid ii, (Leiden, 3174), h. 373-374.
04
keberhasilan dalam politiknya. Kemajuan-kemajuan ini tidak dapat dipisahkan dari
pemerintahan Islam di Spanyol8.
Dari Islam inilah Eropa banyak menimba ilmu. Pada periode klasik ketika
umat Islam mencapai keemasannya Spanyol merupakan pusat peradaban Islam yang
sangat penting menyaingi Baghdad di Timur. ketika itu orang kristen Eropa banyak
belajar di perguruan-perguruan tinggi Islam disana. Islam menjadi guru bagi orang
Eropa karena itu kehadiran Islam Spanyol banyak menarik perhatian bagi sejarahwan.
Selain itu juga penulis tertarik untuk mengetahui lebih dalam.tentang.Islam.diSpanyol
kemunduran dan kejatuhan. Sejak pertama kali menginjakkan kaki di tanah Spanyol
hingga jatuhnya kerajaan Islam terakhir di sana, Islam telah memainkan peranan yang
sangat besar. Masa itu berlangsung lebih dari tujuh setengah abad. Sejarah panjang
yang dilalui umat Islam di Spanyol itu terbagi menjadi enam periode yaitu: Sejarah
perkembangan Islam di Spanyol.
Periode Pertama ( 633-677 M) Spanyol berada di bawah pemerintahan para
wali yang diangkat oleh Khalifah Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus.
stabilitas politik negeri Spanyol belum tercapai secara sempurna . terdapat perbedaan
pandangan antara Khalifah di Damakus dan gubernur Afrika Utara yang berpusat di
Kairawan. Masing-masing mengaku bahwa, merekalah yang paling berhak
menguasai daerah Spanyol ini. Periode kedua ( 677-034 M) Spanyol berada dibawah
pemerintahan seorang yang bergelar Amir panglima atau Gubernur yang memasuki
Spanyol tahun ( 351 H/677 M ) dan diberi gelar al-Dakhil yang merupakan keturunan
dari Bani Umayyah pada periode ini, umat Islam Spanyol mulai memperoleh
kemajuan-kemajuan, baik dalam bidang politik maupun dalam bidang peradaban
sejarah perkembangan Islam di Spanyol. Pemikiran filsafat juga mulai masuk pada
periode ini, sehingga kegiatan ilmu pengetahuan di Spanyol mulai semarak.
Periode kedua (677-034 M) Andalusia diperintah oleh seorang Amir panglim
a atau Gubernur tetapi tidak tunduk pada pusat pemerintahan Islam, yang ketika itu
8Ibid., h. 76.
08
dipegang oleh Khalifah Abbasiyah di Baghdad. Amir pertama adalah Abd.
Rahman I diberi gelar al -Dakhil ( yang termasuk ke Andalusia ). Dia adalah keturuna
n Bani Umayyah. Penguasa – penguasa Andalusia pada periode ini adalah Abd.
Rahman Al – Aushat, Muhammad Ibn Abd. Rahman, Munzir Ibn Muhammad dan
Abdullah Ibn Muhammad. Pada periode ini Andalusia sudah mulai maju baik dalam
bidang politik maupun dalam bidang peradaban, dengan mendirikan Mesjid dan
sekolah-sekolah, Hisyam dikenal berjasa menegakkan hukum Islam dan Hakam
dikenal sebagai pembaharu dalam bidang kemiliteran. Sedangkan Abd. Rahman Al –
Aushat dikenal sebagai penguasa yang cinta ilmu.6
Periode ketiga ( 034-3235 M) berlangsung mulai dari pemerintahan Abd.
Rahman III yang bergelar an-Nashir sampai munculnya raja-raja kelompok Muluk al-
Thawaif pada periode ini, umat Islam Spanyol mencapai puncak kemajuan dan
kejayaan, menyaingi kejayaan Daulah Abbasiyah di Baghdad. periode keempat
( 3235-3218 M) pada periode ini, Spanyol terpecah menjadi lebih dari tiga puluh
Negara kecil di bawah pemerintahan Muluk al-Thawaif ironisnya, kalau terjadi
perang saudara, ada di antara pihak-pihak yang bertikai itu yang meminta bantuan
kepada raja-raja Kristen, orang-orang Kristen pada periode ini mulai mengambil
inisiatif penyerangan.1
Periode Keempat ( 3235 –3218 M ). Periode ini, Andalusia terpecah menjadi
lebih dari tiga puluh negara kecil di bawah pemerintahan raja-raja golongan atau
Muluk al–Thawaif, yang berpusat di suatu kota seperti Sevilla, Cordova, Toledo dan
sebagainya. Yang terbesar adalah Abbadiyah di Sevila. Pada periode ini umat Islam
kembali memasuki masa pertikaian intern. Ironisnya, kalau terjadi perang saudara,
ada di antara pihak-pihak yang bertikai itu yang meminta bantuan kepada raja-raja
Kristen. Melihat kelemahan dan kekacauan yang menimpa keadaan politik Islam itu,
untuk pertama kalinya orang-orang Kristen pada periode itu mulai mengambil
6Ibid., h. 76. 1Badri Yatim, op. cit., h. 76.
00
inisiatif melakukan penyerangan. Meskipun kehidupan politik tidak stabil, namun
kehidupan intelektual terus berkembang pada period ini0.
Periode kelima ( 3218-3461 M) pada periode ini, Spanyol Islam meskipun
masih terpecah dalam beberapa Negara Tetapi terdapat satu kekuatan yang dominan,
yaitu kekuasaan Dinasti Murabithun ( 3218-3365 M) dan Dinasti Muwahhidun
( 3368-3457 M) Murabithun pada mulanya adalah sebuah gerakan agama yang
didirikan oleh Yusuf ibn Tasyfin di Afrika Utara. Pada tahun ( 3284 M ), ia berhasil
mendirikan sebuah kerajaan yang berpusat di Marakesy dan mampu mengalahkan
pasukan Castilla.
Sekitar tahun ( 3365 M ), kekuasaan Dinasti ini berakhir. dan digantikan oleh
Dinasti Muwahhidun. Dinasti ini datang ke Spanyol di bawah pimpinan Abd.
Mun‟im antara tahun ( 3336-3376 M), kota-kota Muslim penting, Cordova, Almeria,
jatuh ke bawah kekuasaannya sejarah perkembangan Islam di Spanyol. Dinasti ini
mengalami banyak kemajuan kekuatan-kekuatan Kristen dapat dipukul mundur, akan
tetapi tidak lama setelah itu, Muwahhidun mengalami keambrukan pada tahun (
3434 M), tentara Kristen memperoleh kemenangan besar di Las Navas de Tolesa32
.
Periode keenam ( 3461-3604 M ) Pada periode ini, Islam hanya berkuasa di
daerah Granada Berada dibawah dinasti Bani Ahmar ( 3454-3604 ) Peradaban
kembali mengalami kemajuan seperti di zaman Abdurrahman An-Nashir Akan tetapi
secara politik, dinasti ini hanya berkuasa di wilayah yang kecil Sejarah
Perkembangan Islam di Spanyol.
Kekuatan Islam yang merupakan pertahanan terakhir di Spanyol ini berakhir,
karena beberapa faktor yaitu, perselisihan orang-orang istana dalam memperebutkan
kekuasaan terjadi pemberontak dan berusaha merampas kekuasaan - Abu Abdullah
Muhammad merasa tidak senang kepada ayahnya, karena menunjuk anaknya yang
lain sebagai pengantinya sebagai raja yaitu Ferdenand dan Isabella Sejarah
0Ibid, hal, 72 32
M.Taufik & Ali Nurdin, op. cit., h. 76.
04
Perkembangan Islam di Spanyol.Keduanya ingin merebut kekuasaan terakhir umat
Islam di Spanyol . Ibn Abdullah tidak kuasa menahan serangan- serangan orang
Kristen tersebut dan pada akhirnya mengaku kalah. Ia menyerahkan kekuasaan
kepada Ferdenand dan Isabella Kemudian, hijrah ke Afika Utara. Dengan demikian
berakhirlah kekuasaan Islam di Spanyol tahun (3604 M) Sejarah Perkembangan
IslamdiSpanyol. Umat Islam setelah itu dihadapkan kepada dua pilihan, masuk
Kristen atau pergi meninggalkan Spanyol. Pada tahun (3820 M), boleh dikatakan
tidak ada lagi umat islam di daerah ini33
.
Kemajuan peradaban Islam di Andalusia, bidang Sejarah dan Sosiologi. Ilmu
sejarah dan sosiologi juga berkembang pesat di Andalusia semasa pemerintahan
Islam. Ahli sejarah dan sosiologi yang menjadi peletak dasar teori-teori sejarah dan
sosiologi banyak bermunculan pada masa ini. Mereka antara lain; Ibnu Hazm dengan
karyanya Jamharah al-Ahsab dan Rasail fi Fadl Ahlal Andalus, Ibnu Batutah (3526 –
3566 M) seorang sejarahwan yang pernah berkunjung ke Indonesia dan Asia
Tenggara. Sejarah Perkembangan Islam di Spanyol Bidang Agama dan Hukum
Islam. Bidang ilmu-ilmu Islam juga turut berkembang pesat di Andalusia, yang pada
akhirnya melahirkan tokoh-tokoh yang berkompeten di bidang ini, antara lain Ibnu
Rusyd yang terkenal dengan karyanya; Bidayat al-Mujtahid Wa Nihayah al-
Mukhtashid, dan Ibnu Hazm yang terkenal dengan karyanya; Al-Ahkam fi Ushul al-
Ahkam, dan sebagainya34
.
Bidang Musik dan Kesenian. Tokoh yang terkenal pada masa ini di bidang
musik dan seni suara adalah Al-hasan bin Nafi‟ yang dijuluki Zaryab, ia adalah
seorang seniman yang terkenal di zamannya. Sejarah Perkembangan Islam di Spanyol
Bidang Bahasa dan Sastra. Di bidang bahasa dan sastra, bahasa Arab merupakan
bahasa administrasi bagi pemerintahan Islam Spanyol. Hal itu dapat diterima oleh
orang-orang Islam dan muslim di negeri itu termasuk penduduk asli. Di antara tokoh
33M. Taufik & Ali Nurdin, loc. cit, h. 76.
34Ibid., h. 61.
01
yang terkenal pada masa itu adalah Ibn Malik pengarang kitab “Alfiyah”, Ibn Khuru,
Ibn Al-Haj, dan sebagainya Sejarah Perkembangan Islam di Spanyol. Sedangkan
tokoh sastranya antara lain Ibn Abdi Rabah dengan bukunya Al-Iqd al-Farid, Ibn
Basam dengan bukunya Al-Dzakirah fi Miahasin al-Jazirah, dan Al-Fath Ibn al-
Haqan dengan karangannya al-Qalaid. Sejarah Perkembangan Islam di Spanyol.
Pemerintahan Islam di Andalusia juga mengembangkan dan membangun
beberapa lembaga berikut sarana dan prasarananya, misalnya membangun teropong
bintang di Cordova, membangun pasar dan jembatan, melakukan upaya pengendalian
banjir dan penyimpanan air hujan, membangun sistem irigasi hidrolik dengan
menggunakan roda air, memperkenalkan tanaman padi dan jeruk, dan mendirikan
pabrik-pabrik tekstil, kulit, logam, dan lainnya. Sejarah Perkembangan Islam di
Spanyol
Badan politik kaum Muslim terpecah dan terus terpecah belah, dalam jangka
waktu lima belas tahun ssetelah kematian al-Manshur, seluruh Andalusia telah ter
bagi-bagi menjadi banyak sekali kerajaan kecil, yang masing-masing mempunyai
npenguasa sendiri. Kerajaan-karajaan ini terus menerus saling berperang satu sama
lainnya, sering kali dengan bantuan orang-orang Kristen Trinatarian yang amat
bergirang hati untuk membantu, untuk sementara mereka, dan bahkan mengundang
orang-orang yang dari Negeri yang jauh untuk melakukan penyerangan. Para
penguasa Muslim Andalusia sama sekali tak peduli, atau mugkin diam-diam merasa
bahagia, melihat wilayah-wilayah kekuasaan tetangga pesaingnya terbuka lebar bagi
pengrusakan yang akan di lancarkan oleh musuh-musuh Kristen mereka.35
B. Adanya Hubungan Diplomasi Dengan Kerajaan Lain
Pada pemerintahan ini, Andalusia berada dibawah pemerintahan para wali
yang diangkat oleh Khalifah Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus. Pada
periode ini stabilitas politik negeri Andalusia belum tercapai secara sempurna,
35Ahmad Thomson & Muhammad Ata‟ Ur Rahim, Islam Andalusia Sejarah Kebangkitan dan
Keruntuhan, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 4226), h. 03.
04
gangguan-gangguan masih terjadi, baik datang dari dalam maupun dari luar.
Gangguan yang datang dari dalam antara lain berupa perselisihan diantara elite
penguasa, terutama akibat perbedaan etnis dan golongan. Disamping itu, terdapat
perbedaan pandangan antara khalifah di Damaskus dan Gubernur Afrika Utara yang
berpusat di Kairawan. Masing-masing mengaku bahwa merekalah yang paling berhak
menguasai daerah Andalusia.36
Karena itu terjadi dua puluh kali pergantian wali ( Gubernur )Andalusia dalam
waktu yang amat singkat. Sementara gangguan yang datang dari luar yaitu sisa-sisa
musuh Islam di Andalusia yang yang bertempat tinggal dipegunungan yang tidaak
pernah tunduk kepada pemerintahan Islam gerakan ini terus memperkuat diri. Setelah
berjuang lebih dari 722 tahun, akhirnya mereka mampu mengusir Islam di bumi
Andalusia, maka dalam periode Islam belum memasuki kegiatan pembangunan
dibidang peradaban dan kebudayaan. Periode ini berakhir dengan datangnya Abdl
Rahman Al – Dakhil ke Andalusia ( 351 H/677 M).37
Perkembangan Peradaban Islam dalam masa lebih dari tujuh abad kekuasaan
Islam di Andalusia, umat Islam telah mencapai kejayaannya disana. Banyak prestasi
yang mereka peroleh bahkan pengaruhnya membawa ke Eropa, dan kemudian dunia,
kepada kemajuan yang lebih kompleks, diantara yang telah terbangun adalah .
kemajuan intelektual masyarakat Andalusia Islam merupakan masyarakat majemuk
yang terdiri dari komunitas-komunitas Arab (Utara dan Selatan), Al-Muwalladun
(orang-orang Andalusia yang masuk Islam).38
Barbar (umat Islam yang berasal dari Afrika Utara) Al-Shaqallibah (penduduk
antara Konstantinipel dan Bulgaria yang menjadi tawanan Jerman dan dijual kepada
penguasa islam untuk dijadikan tentara bayaran). Yahudi Kristen yang berbudaya
Arab dan Kristen yang masih menentang kehadiran Islam. Semua komunitas ini
kecuali yang terakhir, memberikan saham intelektual terhadap terbentuknya
36Ibid., h. 71
37Ibid., h. 70.
38Ibid., h. 75.
03
lingkungan budaya Andalusia yang melahirkan kebangkitan ilmiah, sastra dan
pembangunan fisik di Andalusia. Kemajuan-kemajuan intelektual ini dapat dilihat
diberbagai bidang antara lain :
a. Filsafat
Minat terhadap filsafat dan ilmu pengetahuan mulai dikembangkan pada abad
ke-0 M, selama pemerintahan penguasa Bani Umayyah yang ke-7, yaitu Muhammad
Ibn Abd. Rahman ( 154-118 M). Tokoh utama dalam sejarah filsafat Arab-Andalusia
adalah Abu Bakar Muhammad Ibn Al-Sayigh yang lebih dikenal dengan Ibn Bajjah.
Tokoh kedua adalah Abu Bakar Ibn Thufail, ia banyak menulis masalah kedokteran,
astronomi dan filsafat. Karya filsafatnya yang sangat terkenal adalah Hay Ibn
Yaqzhan. Bagian akhir abad ke- 34 M menjadi saksi munculnya seorang pengikut
Aristoteles yang dikenal sebagai komentator pikiran pikiran dialah Ibn Rusyd
(Averroes) hidup antara (3348-3301 M), karena itu pula ia dijuluki sebagai
Aristoteles II, pengaruhnya sangat menonjol atas pendukung filsafat skolastik Kristen
dan pikiran-pikiran Sarjana Eropa pada abad pertengahan.
b. Sains
Dalam bidang ini bermunculan tokoh-tokoh ilmuwan seperti Abbas Ibn
Farnas termashyur dalam ilmu kimia dan astronomi orang yang pertama menemukan
pembuatan kaca dari batu, Ibrahim bin Naqqash dalam bidang astronomi dapat
menentukan kapan terjadinya gerhana matahari dan kapan lamanya, ia juga berhasil
membuat teropong modern yang dapat menentukan jarak antara tata surya dan
bintang-bintang. Ahmad ibn Abbas dari Cordova ahli dalam bidang obat-obatan dan
banyak lagi tokoh-tokoh yang disebutkan namun sangat besar jasanya dalam
perkembangan dan pencerahan ilmu pengetahuan pada masa itu.
c. Fikih
Dalam bidang fikih, Andalusia Islam dikenal sebagai penganut mahzab
Maliki. Yang memperkenalkan mahzab ini adalah Ziad Ibn Abd. Rahman.
Perkembangan selanjutnya ditentukan oleh Ibn Yahya yang menjadi qadhi pada masa
03
Hisyam Ibn abd. Rahman. Ahli-ahli fikihnya lainnya diantaranya adalah Abu Bakar
Ibn Al-Quthiyah, Munzir Ibn Sa‟id Al-Baluti, dan Ibn Hazm yang terkenal.
d. Musik dan Kesenian
Tokohnya Al-Hasan Ibn Nafi yang dijuluki Zaryab, Zaryab yang selalu tampil
mempertunjukkan kebolehannya yang terkenal sebagai penggubah lagu.
e. Bahasa dan Sastra
Karya-karya sastra banyak bermunculan, seperti Al-Iqad Al-Farid karya Ibn
Abd Rabbih , Al-Dzakhirah fi Mahasin Ahl Al-Jazirah oleh ibn Bassam, Kitab Al-
Qalaid buah karya Al-Fath Ibn Khaqan dan banyak lagi yang lain.
Kemegahan pembangunan fisik aspek pembangunan fisik yang mendapat
perhatian umat Islam sangat banyak seperti dalam perdagangan. Jalan-jalan dan pasar
dibangun seindah mungkin. Di samping itu pula bidang pertanian juga tidak
ketinggalan dengan memperkenalkan sistem irigasi, kemudian memperkenalkan
pertanian padi, jeruk, kebun dan taman-taman.36
Peradaban Islam atas Bani Abbadiyah membari dampak positf yang luar
biasa. Sevilla di jadikan tempat ideal dan pusat pengembangan budaya. Ketika
peradaban Eropa tenggelam dalam kegelapan dan kehancuran. Obor Islam menyinari
seluruh Eropa melalui Sevilla, kepada bani Abbadiyah, Toledo, Vandal, Agoth dan
Barbar, Islam menegakan keadilan yang belum di kenal sebelumnya. Rakyat jelata
tertindas yang hidup, dan menentukan nasibnya sendiri. Para budak dari bangsa Goth
di merdekakan oleh penguasa Muslim adalah perjanjian damai dengan pihak para
penguasa yang telah di taklukan.
Ahli sejarah Hole berpendapat bahwa kekuasaan Bani Abbadiyah dalam
peradaban Islam dalam hal agama orang Kristen tidak di beri kebebasan untuk
memajukan peradaban agama Kristen apalagi bangsa Yahudi merasa mendapat udara
segar di atas terik matahari. Dasar-dasar agama Islam, kemajuan peradaban di
terapkan, memungkinkan bangsa-bangsa yang di taklukan itu ikut menjalankan
36Ibid., h. 76.
44
peradaban Islam dengan bangsawan-bangsawan Arab, Islam tidak melarang agama
lain untuk menjalankan peradaban yang agama Islam praktekan.31
Kemajuan Eropa terus berkembang, hal ini dilupakan oleh bangsa Eropa yang
telah mengambil khazanah ilmu pengetahuan yang berkembang di Andalusia pada
periode klasik. Menurut Faisal Ismail, jika diteliti secara seksama peranan, jasa dan
sembangan Islam pada bangsa –bangsa Eropa dapat dibagi menjadi dua segi. umat
Islam menyelamatkan warisan kebudayaan klasik yunani dari ancaman kehilangan
dan kemusnahannya sehingga penyelidikan–penyelidikan yang dilakukan Aristoteles,
Galenus, Ptolemios dan kawan-kawannya tidak hilang. Sebab kalau ilmu
pengetahuan yang asli hilang maka seoerti dikatakan Hitti, dunia akan tinggal miskin
seolah-olah ilmu pengetahuan itu tidak pernah tercipta.
Umat Islam berjasa dalam mengolah dan mengembangkan kebudayaan klasik
yunani dengan menambahkan unsur-unsur baru, ia kemudian menjadi sumbangan
besar terhadap Eropa sehingga benua ini memasuki babak baru dengan munculnya
masa renaisansce, diantara pemikiran yang sangat berpengaruh di Eropa adalah Ibn
Rusyd yang menganjurkan kebebasan berfikir yang dia pelajari dan pemikiran
Aristoteles. Sebagai bukti besarnya pemikiran Ibn Rusyd di Eropa timbulnya gerakan
Averroisme yang menuntut kebebasan berfikir.30
Berawal dari Averroisme ini terjadi reformasi di Eropa pada abad ke-38 M
dan rasionalisme abad ke -36 M. Para pemuda Kristen banyak belajar di Universitas
Islam di Andalusia seperti Cardova, Sevilla, Malaga, dan Salmance. Lalu
sekembalinya mereka menterjemahkan buku-buku Muslim di pusat penterjemahan
Toledo. Maka Universitas pertama kali yang berdiri di Eropa yang terkenal adalah
Universitas Paris. Setelah 52 tahun Ibn Rasyd wafat , kemudian berkembang terus
pendirian universitas dan sekolah-sekolah.
31M. Abdul Karim, Sejarah Pemikiran dan Peradabn Islam (Yogyakarta; Pustaka Bob
Publisher, 4226), h. 83. 30
Ibid., h. 71.
46
Sebelum umat Islam menguasai Andalusia wilayah yang terletak disekitar
semenanjung Iiberia dan membelah Benua Eropa dengan Afrika ini dikenal dengan
berbagai nama. Sebelum abad ke – 7 M, wilayah ini disebut dengan Iiberia ( atau Les
Iiberes ), yang diambil dari nama Bangsa Iiberia penduduk tertua diwilayah tersebut.
Ketika berada dibawah kekuasan Romawi, wilayah ini dikenal dengan nama Asbania.
Pada abad ke –7 M, Andalusia dikuasai olah Bangsa Vandal yang berasal dari
wilayah ini sejak itu wilayah ini disebut Vandalusia yang oleh umat Islam akhirnya
disebut Andalusia .
Sejak pertama kali berkembang di Andalusia sampai dengan berakhirnya
kekuasaan Islam di sana Islam telah memainkan peranan yang sangat besar. Masa ini
berlangsung selama hampir delapan abad ( 633 –3604 M ). Pada tahap awal
semenjak menjadi kekuasaan Islam, Andalusia diperintah oleh wali-wali yang
diangkat oleh pemerintah Bani Umayyah di Damaskus. Pada periode ini kondisi
sosial politik Andalusia masih diwarnai perselisihan disebabkan karena kompleksitas
etnis dan golongan, selain itu juga timbul gangguan dari sisa- sisa musuh Islam di
Andalusia yang bertempat tinggal diwilayah-wilayah pedalaman.42
Periode ini berakhir dengan datangnya Abdur Rahman al–Dakhil ke
Andalusia. Sebagaimana disebutkan terdahulu, Andalusia disusuki umat Islam pada
zaman Khalifah al–Walid ( 627-637 M), salah seorang Khalifah dari Bani Umayyah
yang berpusat di Damaskus. Sebelum penaklukan Andalusia, umat Islam telah
menguasai Afrika Utara dan menjadikannya sebagai salah satu provinsi dari dinasti
Bani Umayyah. Penguasaan sepenuhnya atas Afrika Utara itu terjadi di zaman
Khalifah Abdul Malik ( 817 – 627 M).
Prof. K. Ali dalam bukunya Sejarah Islam (Tarikh Pramodern) membagi
peroide ini kepada dua periode yaitu periode keamiran dan periode kekhilafan. Pada
periode keamiran Umayyah Andalusia dipimpin seorang puasa yang bergelar Amir
(panglima atau Gubernur) yang tidak terikat dengan pemerintah pusat. Amir pertama
42Ibid., h. 70.
44
adalah Abd. Rahman I. Setelah berhasil menyelamatkan diri dari kekejaman al–
Saffah, Abd. Rahman menempuh pengembaran ke Palestina, Mesir dan Afrika Utara
hingga ia tiba di Cheuta. Di wilayah ini ia mendapat bantuan dari bangsa Barbar
dalam menyusun kekuatan militer. Pada masa itu Andalusia sedang dilanda
permusuhan antar etnis Mudariyah dan Himyariyah.
Jika kita melihat ke belakang, sebelum mereka menakukkan Andalusia, pada
masa pemerintahan Khalifah sebelum Al–Walid yaitu khalifah Abdul Malik ( 817–
627 M), umat Islam telah menguasai Afrika Utara dan menjadikannya salah satu
provinsi dari Dinasti Umayyah, dan yang menjadi Gubernurnya adalah Hasan Bin
Nu‟man Al Ghassani. Namun pada masa pemerintahan dinasti Ummayah pada
khalifah Al–Walid, Gubernur di Afrika Utara tersebut digantikan kepada Musa Ibn
Nushair. Pada Musa Ibn Nushair, mereka berhasil memduduki Al-Jazair dan Maroko
dan daerah bekas Barbar.
Menurut sejarah sebelum Islam dapat menguasai daerah Afrika Utara ini, di
daerah ini terdapat kekuatan-kekuatan dari kerajaan Romawi. Kerajaan inilah yang
selalu mengajak masyarakat agar mau menentang kekuasaan Islam. Namum
pemikiran mereka itu dapat di habiskan atau kekuasaan Islam kerajaan Romawi ini
dapat dikalahkan oleh kekuatan Islam, sehingga wilayah Afrika Utara ini dapat
dikuasai sepenuhnya dan dari daerah sinilah Islam menguasai Andalusia.
C. Adanya Pertahanan Keamanan Negara Yang Kuat
Ketika Abd. Rahman III menggantikan cucunya Abdullah pada tahun ( 034
M), ia baru berusia 45 tahun. Abdullah telah menghasut salah seorang putranya agar
membunuh puteranya yang lain, Muhammad ayah Abd. Rahman, karena
kesetiaannya di ragukan.43
Kemudian Abdullah berkomplot untuk membunuh
puteranya yang lain, sehingga ia hidup tanpa anak. Pada saat abd al-Rahaman naik
tahta Negara Muslim yang luas itu sebelumnya di pimpin oleh orang yang
43Ibn „Idhari, jilid I, Pengantar oleh Dozy, h. 66-72; ibn al-Abbar, Hullah, h.. 03.
48
menyandang nama depan serupa dengan namanya-wilayahnya telah berkurang
banyak, yang tersisa hanya kota Kordova dan sekitarnya.
Meski demikian, Amir muda itu berhasil membuktikan diri sebagai pahlawan
pada zamannya. Ia memiliki keteguhan hati, keberanian dan kejeujuran yang menjadi
watak semua pemimpin di segala zaman. Pelan tapi pasti, Abd. Rahman merebut
kembali provinsi-provinsi yang hilang, satu demi satu dengan kekuatannya yang khas
yang ia perlihatkan selama periode kekuasaanya yang panjang sekitar setengah abad
(034-083 M),44
Ia memperluas wilayah taklukannya keberbagai penjuru merupakan
kota yang pertama kali menyerah, yaitu di penghujungnya.
Pangeran Abd. Rahman III, putra dari Muhammad ibn. Abd.Rahman naik
tahta ( 034 M), dalam usia 44 tahun. Ia berkuasa di Andalusia dalam dua fase,
sebagai Amir dan Khalifah. Pada periode I, ia meredam pemberontak Ibn Hafsun
karena ia juga keluar dari Islam dengan mengganti nama Samuel. Tujuannya, mencari
simpati dari kaum Kristen. Akan tetapi, jangankan kalangan Kristen, anak-anaknya
Umarpun tidak mendukungnya, karena di anggap tidak konsisten. Akhirnya pada
(036 M), Abd.Rahman III menguasai Tolox, sebagai daerah kekuasaannya, dan
mengalami peperangan hebat melawan kekuatan dari Fatimiah, Afrika Utara,
panglima Ghalib III dapat menguasai beberapa daerah di Afrika Utara.perang tersebut
di lanjutkan pada masa putranya, Hakam II45
Sejak Hisham II berkuasa, para pembesar istana memainkan peranan semena-
mena. Sebab Khalifah masih kecil dalam memimpin kekuasaan tanpa di sadari
munculah Dinasti-Dinasti kecil yang menyatakan kemerdekaannya dan melepaskan
diri dari kekuasaan pusat, Cordova.saat itu orang yang mendudukan Hisham menjadi
Khalifah adalah Abul Hazam ibn Jauhar. akan tetapi dikemudian hari ia
44Ibn al-Abbar, Hullah, hal 00, benar ketika mengklaim abd al-Rahman III sebagai penguasa
Islam terlama. Lihat di atas, h. 613. 45
M. Thomson at-Ta‟ur Rahim, loc.cit. h. 67.
40
melawannya,karna Khalifah tidak memiliki kuasa akibat pengaruh sakral menjadikan
istana bertindak semena-mena terhadap rakyat.46
Hal inilah yang mengalami berdirinya Muluk al-Thawaif, termasauk
berdirinya sebuah republik. Saat itulah Abul Hazm melahirkan Dinasti baru, Banu
Jauhar ( 3253-3262 M), sekaligus menjadi presiden Republik Cordova. Sebelumnya
di Malaga dan Algesiras berdiri Dinasti Banu Hummud ( 3232-3276 M), sedangkan
di Granada juga berdir Dinasti Banu Dziri. Selanjutnya berdirilah penguasa Slave
Ruler di Murcia , Denia dan kepulauan Balear ( 3235-3337 M), kemudian Banu Hud
di Saragosa ( 3232-3331 M). juga terdapat Dinasti baru, Banju Dzu al-Nun ( 3257-
3217 M) di Toledo dan Banu Abbad ( 3245-3203 M) di Sevilla.47
Sevilla semasa Ibn Abbad, penguasa yang terkenal adalah Muhammad II,
seorang ilmuwan dalam bidang kesusaastraan dan puisi. Ia lebih suka membuat puisi
dan tinggal di istana. Muhammad II mencintai istrinya yang bernama Itimad
Rumaqiyah yang juga sebagai seorang budayawan. Istana Sevilla ini di jadikan kebun
ilmuwan dan budayawan . meskipun periode ini maju, namun tentaranya kalah dalam
menghadapi berbagai serangan Kristen akhinya, seluruh Andalusia jatuh ke tangan
orang asing. Meskipun dinasti-dinasti ini berdiri sendiri dan merdeka akan tetapi ilmu
pengetahuan tetap berkembang dengan pesat. Dengan demikian, semakin
memperlemah kedudukan Islam di Andalusia. Oleh karena itu selang beberapa waktu
kemudian masuklah kekuatan dari Afrika Utara.48
Pada masa ini Islam hanya berkuasa di daerah Granada dibawah pimpinan
Bani Ahmar ( 3454-3604 M). Peradaban mencapai kemajuan seperti pada zaman
Abdurrahman an- Nashir, akan tetapi secara politik, Dinasti ini hanya berkuasa di
wilayah yang kecil. Kekuasaan Islam terakhir ini pun berakhir karena perselisihan
orang-orang istana berebut kekuasaan. Pangeran Abu Abdullah Muhammad tidak
46M. Abdul Karim Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam (Yogyakarta; Perc.Pustaka Bob
Publusher, 4226), h. 78. 47
Ibid ., h. 78. 48
M. Abdul Karim, loc .cit,. h. 78.
44
setuju atas keputusan ayahnya yang mengangkat adiknya sebagai putra mahkota. Ia
melakukan perlawanan dengan meminta bantuan pasukan Ferdinand dan Isabella
untuk menjatuhkan kekuasaan ayahnya hingga akhirnya ayahnya pun terbunuh yang
kemudian digantikan kekuasaannya oleh adiknya. Perlawanan terus dilakukan, dan
pada akhirnya adiknya pun terbunuh. Kemudian ia pun naik tahta, namun segera
diserang kembali oleh penguasa Kristen yang dulu pernah membantunya. Tidak lama
setelah naik tahta, Abu Abdullah Muhammad pun digulingkan kekuasaannya oleh
Ferdinand dan Isabella pada tahun ( 3604 M). Maka sejak saat itulah kekuasaan Islam
mulai lenyap dari bumi Andalusia.46
Kemajuan peradaban Islam di Spanyol umat Islam Andalusia telah membuka
lembaran baru bagi sejarah perkembangan intelektual Islam, bahkan sejarah
intelektual dunia. Andalusia pada masa pemerintahan Arab Muslim menjadi pusat
peradaban tinggi. Para ilmuwan dan pelajar dari berbagai penjuru dunia berdatangan
ke negeri ini untuk menuntut ilmu pengetahuan. Kota-kota di Andalusia seperti,
Granada, Cordova, Sevilla, dan Toledo merupakan pusat kegiatan ilmu pengetahuan
dan tempat tinggal kaum intelektual.Berikut beberapa cabang ilmu pengetahuan yang
berkembang di Andalusia. Ketika Islam berjaya di Andalusia, ilmu pengetahuan dan
filsafat mengalami perkembangan yang cukup pesat. Ketika Islam lahir, sebagai
agama pemersatu dan agama peradaban, bangsa Yunani sedang tenggelam dalam
kekuasaan pemerintah yang kejam, sedang dunia Islam mulai menyingsingkan fajar
kebebasan, terutama bagi perkembangan ilmu pengetahuan41
.
Minat terhadap filsafat dan ilmu pengetahuan mulai dikembangkan oleh
penguasa Muslim ketika itu, sehingga para ilmuwan dan filsof kenamaan banyak lahir
di dunia Islam, seperti Ibnu Hazm dengan karyanya al- Milal wa Nihsal, Abu bakr
Muhamad Ibnu Al-Asyik (wafat 3351 M) yang dikenal Ibnu Bajah, Abu Bakar Ibnu
Thufail ( wafat 3317 M) yang dikenal dengan bukunya yang berjudul Hay bin
46Ibid , h. 78.
41Ajid Thohir, op. cit., h. 67.
41
Yaqdzan, Ibnu Rusyd ( 3348 – 3301 M) yang dikenal dengan sebutan Averous,
karyanya antara lain Tuhafut al-Tuhafut.40
Ilmuwan di bidang geografi lahirlah nama Ibnu Jubair, seorang pengarang
buku berjudul “Perlawatan ke negeri-negeri Islam”, Abu Hamid Al-Hazim dan Abu
Ubaid Al-Bakry. Di bidang sains muncullah nama-nama yang ahli di bidang
kedokteran, musik, matematika, astronomi, kimia, dan lain-lainnya misalnya Wafid
Al-Bakhmi, Khalaf Al-Zahrawi, sebagai ahli di bidang kedokteran dan ilmu fa‟al.
Abu Qasim al-Zanrawi seorang dokter bedah yang mengarang buku Al-Tasrif setebal
52 jilid, Ibnu Khatimah ahli penyakit Malaria, Abbas Ibnu Farnas ahli Kimia dan
Astronomi, ia adalah seorang ilmuwan pertama yang menemukan cara membuat kaca
dari batu. Bidang Sejarah dan Sosiologi. Ilmu sejarah dan sosiologi juga berkembang
pesat di Andalusia semasa pemerintahan Islam52
.
Ahli sejarah dan sosiologi yang menjadi peletak dasar teori-teori sejarah dan
sosiologi banyak bermunculan pada masa ini. Mereka antara lain; Ibnu Hazm dengan
karyanya Jamharah al-Ahsab dan Rasail fi Fadl Ahlal Andalus, Ibnu Batutah ( 3526 –
3566 M) seorang sejarahwan yang pernah berkunjung ke Indonesia dan Asia
Tenggara, Ibnu Jubair dari Valencia ( 3367 – 3441 M) seorang ahli sejarah dan
geografi yang menulis sejarah negeri-negeri Muslim Mediterania dan Cicilia, Ibnu
Khaldun dari Tunis, seorang ahli filsafat sejarah yang terkenal dengan bukunya
Mukaddimah.
Bidang ilmu-ilmu Islam juga turut berkembang pesat di Andalusia, yang pada
akhirnya melahirkan tokoh-tokoh yang berkompeten di bidang ini, antara lain Ibnu
Rusyd yang terkenal dengan karyanya; Bidayat al-Mujtahid Wa Nihayah al-
Mukhtashid, dan Ibnu Hazm yang terkenal dengan karyanya; Al-Ahkam fi Ushul al-
Ahkam, dan sebagainya. Tokoh yang terkenal pada masa ini di bidang musik dan seni
suara adalah al-Hasan bin Nafi‟ yang dijuluki Zaryab, ia adalah seorang seniman
40Ajid Thohir, op. cit, h. 67.
52Ibid., h. 67.
44
yang terkenal di zamannya. Di bidang bahasa dan sastra, bahasa Arab merupakan
bahasa administrasi bagi pemerintahan Islam Spanyol. Hal itu dapat diterima oleh
orang-orang Islam dan Muslim di negeri itu termasuk penduduk asli. Di antara tokoh
yang terkenal pada masa itu adalah Ibn Malik pengarang kitab “Alfiyah”, Ibn Khuru,
Ibn Al-Haj, dan sebagainya, sedangkan tokoh sastranya antara lain Ibn Abdi Rabah
dengan bukunya Al-Iqd al-Farid, Ibn Basam dengan bukunya al-Dzakirah fi Miahasin
al-Jazirah, dan al-Fath Ibn al-Haqan dengan karangannya al-Qalaid53
.
Pada paruh abad ke-35 M, berlangsung dua proses penting, Kristenisasi dan
penggabumgan Spanyol. Mengkristenkan Negeri itu tentu saja berbeda dengan
mempersatukan, atau merebutnya kembali satu-satunya kawasan di semenanjung itu,
tempat Islam berakar kuat adalah kawasan yang menjadi lahan pertumbuhan
peradaban semit dan Kartago. Kenyataan yang sesrupa juga di alami Sicilia. Secara
umum garis perpecahan antara Islam dan Kristen serupa dengan perpecahan dahulu
antara peradaban Punik dan Oksidental. Penghujung abad ke-35, di seluruh daratan
itu, banyak kaum Muslim yang telah tunduk pada kaum Kristen melalui penaklukan
maupun melalui perjanjian tetapi tetap mempertahankan hukum dan agamanya.
Mereka ini kemudian di sebut Mudejar54
. Saat ini banyak Mudejar yang telah
melupakan bahasa Arab, lantas nmengadopsi dialek Romawi, dan sedikit banyak
berasimilasi dengan orang Kristen.
Proses kemajuan menuju penyatuan akhir Spanyol memang lambat tetapi
pasti. Kali ini wilayah Kristen terdiri atas dua kerajaan, Castille dan Aragon.
Perkawinan antara Ferdinand dari Aragon dengan Isabela dari Castille pada ( 3680
M) telah mempersatukan dua kerajaan ini untuk selamanya. Penyatuan ini menjadi
lonceng kematian bagi kekuasaan Islam di Spanyol. Pada sultan Nashiriyah, demikian
mereka biasa disebut55
, sama sekali tidak bisa menanggulangi bahaya yang semakin
53Ibid., h. 78.
54Dari bahasa Arab: mudajjan, (seorang yang di perbolehkan oleh penakluk Kristen) untuk
tetap menghuni tempatnya dengan syarat membayar upeti. 55
Ibn Khaldun, jilid iv., h. 364.
43
membesar ini. Para sultan terakhir Nashiriyah terlibat dalam sejumlah pertikaian
internal yang membuat posisi mereka semakin rawan. Dari 43 orang sultan56
yang
memerintah dari (3454 - 3604 M), enam di antaranya memerintah dua kali, dan satu
sultan lain, Muhammad VIII atau al-Mutamassik, memerintah sebanyak tiga kali
(3636-3646 M), (3640-3654 M, (3654-3666 M). Bisa di katakan bahwa 41 raja-raja
itu rata-rata berkuasa sekitar sembilan tahun. Kehancuran akhir di percepat oleh
kecerobohan sultan ke-30,‟Ali abu al-Hasan (3683-3614 M), ( 3615-3617 M), yang
bukan hanya menolak membayar upeti yang sudah lazim, tetepi juga menyulut
permusuhan dengan menyerang wilayah Castile. Sebagai balasannya, Ferdinand pada
( 3604 M) membuat kejutan dan membuat Emessa,57
Kerajaan Bani Abbadiyah, atau juga di sebut gelar Taifa, yang berbatasan
langsung dengan territorial yang di kuasai orang-orang Kristen Trinitarian di bagian
utara Liberia, yang telah lenyap persatuannya, di wajibkan untuk membayar upeti
tahunan kepada orang-orang Kristen supaya memperoleh kemerdekaan mereka. Guna
membayar upeti itu serta mempertahankan kemewahan hidup di istana-istana mereka,
pertahanan keamanan Bani Abbadiyah ini menarik simpati agar orang-orang Kristen
tidak menyerangnya. Mereka pun bersatu melawan kekuasaan orang-orang Kristen
yang di bolehkan oleh hukum-hukum Islam.58
Mereka yang berjuang untuk mempertahankan atau menerapkan kembali
ajaran Islam dalam segala aspeknya kemudian tidak hanya mendapati diri mereka
berperang melawan orang-orang Kristen Trinitarian, tetapi juga melawan saudara-
audara Muslim mereka yang berkhianat. Mereka mendapatkan diri terjebak di ndalam
proses pembusukan yang tak dapat di putar mundur kembali. Selama kaum Muslim
Andalusiatetap bersatu dalam ajaran Islam mereka, terus berkembang dan meluas.
Begitu mereka mengabaikan din Islam dan menjadi terpecah belah jumlah mereka
56Tentang daftar Sulthan ini, Lihat Lane-Poole, Dynaties, hal. 41-40; Zambaur, hal. 71-70
57Kata dalam bahasa Arab yang berarti “musim semi yang panas”, dalam bahasa Spanyol
menjadi Alhama. Al-Hammah dalam al-Maqqari, jilid ii, hal. 123. 58
Hepi Andi Bustoni, op. cit., h. 03.
43
mulai berkurang, dan orang-orang Kristen mampu memulai urusan pengambilan
Andalusia.
Kerajaan kecil Bani Abbadiyah di Sevilla telah berkembang pesat sebagai
akibat dari pembuangan oleh Alfonso VI. Ia memulai mengasingkan diri sebagai
tentara bayaran yang menyewakan pertolongannya kepada seorang pemimpin Muslim
lainnya agar memegang teguh perkataannya dan tidak tersesat dalam gemilang
kesenangan dunia yang menyebabkan mundurnya peradaban Islam, Bani Abbadiyah
bersatu dan mencari pertolongan kepada saudara-saudara Muslim mereka di seberang
selat Gibraltar, di Afrika Utara.56
56Ibid, h. 08.
14
06
BAB V
PENUTUP
Sebagai kesimpulan untuk mengakhiri skipsi ini, peneliti akan memaparkan
sebagai keseluruhan skripsi ini, serta saran-saran perbaikan kita, khususnya kemajuan
peradaban Islam di Spanyol pada masa Muluk al-Thawaif..
Adapun kesimpulan dan saran-saran yang di maksud adalah sebagai berikut:
A. Kesimpulan.
1. Kehancuran Bani Umayyah di Spanyol merupakan awal dari terbentuknya
Muluk al-Thawaif. Awal dari kehancuran Khalifah Bani Umayyah di Spanyol
Ketika Hisyam naik tahta berusia sebelas tahun, oleh karena itu kekuasaan
aktual berada di tangan para pejabat. Ibnu Abi Amir ditunjuk menjadi
pemegang kekuasaan sehari-hari pada tahun (981 M), Kerajaan-kerajaan
kecil yang muncul di Andalusia terbentuk apabila kepimpinan utama mulai
melemah. Lebih tepat, ia terjadi akibat kelemahan pemimpin di kalangan
Bani Umayyah yang menguasai Andalusia setelah Khalifah al-Muntashir
Billah (961 – 976M), karena alasan inilah Andalusia yang diperintah oleh
satu kerajaan, terpecah menjadi banyak daerah.
2. Pembentukan kerajaan-kerajaan kecil ini terjadi disebabkan karena semangat
kelompok, yaitu untuk mengangkat kaum sendiri. Fenomena ini terjadi setelah
pucuk pimpinan di Cordova menghadapi masalah intern yaitu pertikaian
internal malah ada yang saling menindas untuk merebut kuasa khalifah.
Secara tidaklangsung, kerajaan–kerajaan kecil ini muncul pada dekade akhir
pemerintahan Bani Umayyah di Andalusia, yaitu kira-kira sekitar tahun
( 403 H/1012 M.).
06
06
3. Pada tahun ( 1013 M), dewan menteri yang memerintah Cordova
menghapuskan jabatan Khalifah dari Bani Umayyah. Dari puing-puing
kekhalifahan Umayyah, muncul sejumlah negara kecil yang terus menerus
bertikai dalam perang saudara, dan setelah sebagian dari mereka dikalahkan
oleh dua dinasti Berber-Maroko, satu demi satu Negara-negara itu menyerah
pada kekuasaan Kristen yang tengah bangkit di utara. Pada paruh pertama
abad ke 11, Spanyol telah terpecah tiga puluh Negara kecil dibawah
pemerintahan raja-raja golongan atau raja-raja kecil yang disebut dengan
Muluk al-Thawaif, yang berpusat di suatu kota seperti Seville, Cordova,
Toledo, dan sebagainya.
4. Sistem pemerintahan pada masa Muluk al-Thawaif adalah saling bersaing
antar mereka sendiri dan menjadi obyek sasaran tempur dari kekuatan-
kekuatan Kristen yang berada di utara. Raja-raja Kristen Eropa terus menerus
mendesak raja-raja Islam itu sehingga sebagian di antaranya terpaksa
membuat permainan dan membayar upeti
5. Peradaban Islam atas Bani Abbadiyah membari dampak positf yang luar
biasa. Sevilla di jadikan tempat ideal dan pusat pengembangan budaya. Ketika
peradaban Eropa tenggelam dalam kegelapan dan kehancuran. Obor Islam
menyinari seluruh Eropa melalui Sevilla, kepada bani Abdabiyah, Toledo,
Vandal, Agoth dan Barbar, Islam menegakan keadilan yang belum di kenal
sebelumnya. Rakyat jelata tertindas yang hidup, dan menentukan nasibnya
sendiri. Para budak dari bangsa Goth di merdekakan oleh penguasa Muslim
adalah perjanjian damai dengan pihak para penguasa yang telah di taklukan.
06
B .Saran-saran.
Setelah penulis melakukan penelitian dan penelusuran sejarah tentang Kemajuan
peradaban Islam pada masa Muluk al-Thawaif di Spanyol, maka adapun saran-saran
sebagai berikut:
1. Perlunya penelitian lebih lanjut tentang kemajuan peraadaban Islam
pada masa Muluk al-Thawaif.
2. Perlunya penulisan kembali tentang sejarah muncul Muluk al-Thawaif
di Spanyol dengan telaah kritis..
3. Sebaiknya penulisan sejarah tentang kemajuan peradaban Islam di Spanyol
pada masa Muluk al-Thawaif, lebih diperluas lagi, agar supaya menjadi bahan
pertimbangan sekaligus bahan renungan bagi generasi Islam, khususnya
generasi pelanjut jurusan Sejarah Kebudayaan Islam. Terutama
mengenai faktor pendorong muncul Muluk al-Thawaif menguasai Benua
Eropa umumnya Negara Spanyol dan Sevilla khususnya.
26
26
DAFTAR PUSTAKA
A. Hasjmy. Sejarah Kebudayaan Islam, Jakarta Bulan Bintang. 3991.
Abubakar Istianah, Sejarah Peradaban Islam, cet.3, UIN-Malang, 8002.
Ahmad Maruwiah, Sejarah Bani Umayyah Di Andalusia, Selangor : Karisma
Publication Sdn. Bhd, 8001.
Andi Bastoni Hepi, Sejarah Para Khalifah, Cet.3. Jakarta Timur: Pustaka al-Kautsar,
8002.
C.E. Bosworth. Dinasti- Dinasti Islam, Bandung: Mizan, 3991.
Departemen Agama RI. Sejarah Dan Kebudayaan Islam. Jilid I. Ujung Pandang:
3928.
Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam ”Andalusia” Ensiklopedi Islam, Jakarta: Ichtiar
Baru Van Hoeve, 8008.
Hasan, Ibrahim Hasan, Tarikh al-Islam al-Sitasi wa al-Dini wa al-Tsaqaafi wa al-
Ijtima’I, Kairo: Maktabah Al-Nahdhah Al-Misyiriyah.
.Sejarah dan Kebudayaan Islam Yogyakarta: Kota Kembang, 3992.
Hamka. Sejarah Umat Islam. III, Cet.II. Jakarta: Bulan Bintang, 3923.
Hasjmy, A. Sejarah Kebudayaan Islam, Cet. III. Jakarta: Bulan Bintang, 3929
Imam. As-Suyuthi, Tarikh Khulafa’, Sejarah Para Penguasa Islam, Jakarta : Pustaka
al-Kautsar, 8009.
Joesoef Sou’ib, Sejarah Daulat Umayyah II di Cordova, Jakarta: Bulan Bintang,
3992.
K. Hitti Philip, Histori Of the Arabs, London: Macmillan Press, 3990
Lapidus, Ira M, Sejarah Sosial Umat Islam, Jakarta Grafindo Persada, 8001.
M. Taufik, Ali Nurdin, Ensilokpedi Sejarah Islam, Jakarta Timur: Penerbit Pustaka
al-Kautsar, 8031.
M.A.Shaban, Sejarah Islam Penafsiran Baru, Jakarta: Remajantara Rosda Karya,
3991.
Moh. Nur Hakim, Sejarah Peradaban Islam Malang :Universitas Muhammadiyah,
8002.
26
M. Abdul Karim, Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam. Yogyakarta: Pustaka
Bob Publusher, 8009.
Putuhena Saleh. M. Sejarah Penyebaran Islam Peroode Klasik. Ujung Pandang ,
3929
Rahmat. Sejarah Islam Klasik. Ujung Pandang Penerbit : Alauddin Press , 8009
Syalabi, A. Sejarah dan Kebudayaan Islam, Jilid II, Jakarta: Pustaka Al-Husna. 3921
Taufiqurrahman, Sejarah Sosial Politik Masyarakat Islam, Surabaya: Pustaka
Islamika Press, 8001
Thohir, Ajid. Kehidupan Umat Pada Masa Rasulullah. Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 8002.
Thomson Ahmad, Ataur Rahim Muhammad,Islam di Andalusia Sejarah Kebangkiatn
dan Keruntuhan. Cet 3; Jakarta: Gaya Media Pratama, 8002.
W.J.S. Poedarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Cet.V ; Jakarta, Balai Pustaka,
3991.
Yatim Badri, Sejarah Peradaban Islam (Cet III; Jakarata : PT. Raja Grafindo Persada
, 3992
56
RIWAYAT HIDUP
Saiful Husen, lahir pada tanggal 1 Januari 1894. Anak keempat dari tujuh
bersaudara pasangan Husen dan Timon di Desa Rade Kec.Madapangga Kab. Bima.
Penulis memulai pendidikan formalnya pada Madrasah Ibtidaiyah Negeri Rade pada
tahun 1898-1886, saat SMP ia sekolah di SMP Negeri 2 Bolo tahun 1886-1881.
Karena tidak mampu membayar Bp3, saya keluar di SMP tersebut, menganggur
selama 1 Tahun. Pada tahun 1889 masuk kembali sekolah di MTs swasta Sila kec.
Bolo dan tamat tahun 2222. Setelah lulus dari MTs s Sila , ia melanjutkan
pendidikannya di MAN 3 Bima pada tahun 2222-2223. Setelah tamat di MAN 3
Bima tersebut karena faktor ekonomi yang tidak memungkinkan melanjutkan kuliah
beliau menganggur selama 6 tahun untuk mencari kerja di Makassar pada tahun
2223 pada Ocean View restaurant samapi tahun 2225, karena keinginan dan
semangat yang tinngi penulis mau melanjutkan kuliahnya di UIN Alauddin Makassar,
mengambil jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam tahun 2228.
Selama menjadi Mahasiswa, Penulis sangat aktif kuliah, mengikuti Organisasi
Ekstra kampus, Basic Trainimg HMI pada tahun 2211.
55
Untuk memperoleh gelar sarjana Humaniora pada Jurusan Sejarah dan
Kebudayaan Islam, penulis mengajukan Skripsi dengan Judul “Kemajuan peradaban
Islam di Spanyol pada masa Muluk al Thawaif.”