kemajuan tekstil

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kemajuan tekstil di Indonesia

Citation preview

Garmen & Tekstil RI Punya "Taring" di ASEANJAKARTA- Industri tekstil dan industri garmen adalah bisnis besar dengan potensi ekspor yang luas dan memiliki pengaruh yang kuat dalam mempengaruhi perkembangan ekonomi negara-negara di kawasan ASEAN. Saat ini Indonesia menguasai sekitar 2 persen dari perdagangan tekstil dunia.Seiring perbaikan ekonomi di pasar ekspor tradisional seperti Amerika Serikat dan Uni Eropa, nilai ekspor tekstil Indonesia akan mencapai USD13,3 juta pada tahun ini, meningkat lebih dari 5 persen dibanding tahun lalu. Dengan produksi untuk memenuhi kebutuhan populasinya yang mencapai 240 juta penduduk, dan juga pasar dunia, industri tekstil Indonesia siap untuk berkembang.Pada penyelenggaraan pameran GFT (Garment Manufacturing) tahun ini, yaitu pameran terlengkap di kawasan ASEAN untuk permesinan, peralatan, material, dan asesori untuk produksi garmen dan tekstil, menawarkan berbagai ide kreatif bagi para produsen yang ingin meningkatkan dan menambah nilai bagi usaha mereka.Terlepas dari mesin dan teknologi tercanggih dalam industri tekstil dan industri garmen, GFT 2014 menekankan berbagai kreativitas dan desain melalui teknologi digital dengan menghadirkan digital printing oleh Mimaki, Roland, MS, Epson, Konica, mesin bordir dan menjahit dari Toyota, Brother and Barudan; penggunaan mesin laser cutting dan pattern cutting, dan lainnya.Para produsen akan dapat mengamati demonstrasi langsung dari mesin dan mencermati bagaimana perangkat tersebut mampu meningkatkan nilai bagi pengusaha. Project Director Reed Tradex, Suttisak Wilanan menggambarkan pasar tekstil dan garmen Indonesia sebagai bagian penting industri tekstil dan garmen ASEAN. Pemulihan yang stabil dari pasar ekspor utama di Amerika Serikat dan Eropa selama beberapa tahun terakhir menunjukkan bahwa produsen Indonesia siap untuk melakukan ekspansi dan tengah mencari teknologi produksi yang ditingkatkan dan peningkatan efisiensi untuk bersaing di pasar dunia.GFT biasanya dikunjungi oleh sekitar 50 pengusaha dan produsen dari Indonesia setiap tahunnya. Tahun ini kami menargetkan pengunjung dari Indonesia meningkat 20 persen, seiring semakin sadarnya para produsen tentang bagaimana komprehensifnya acara ini. GFT menawarkan mesin dan teknologi pemintalan, tenun, pencelupan, pencetakan hingga mesin finishing, mesin bordir hingga mesin rajut, mesin jahit dan mesin cutting, sistem penyetrika, peralatan laundry, CAD/CAM dan kain, serta aksesoris pakaian, ungkapnya dalam keterangan tertulis kepada Okezone, Rabu (04/06/2014).Di samping mesin, pengunjung akan menemukan berbagai perlengkapan dan aksesori untuk garmen dan tekstil dari perusahaan. Suttistak menambahkan GFT juga menampilkan peluang yang baik bagi jaringan bisnis antara komunitas pengusaha tekstil dan garmen karena keterlibatan asosiasi industri dari lebih 10 negara dengan lebih dari 200 pelaku usaha dari antara lain Bangladesh, India, Malaysia, Myanmar dan Vietnam. GFT 2014 akan diselenggarakan pada tanggal 26 - 29 June 2014 di BITEC, Bangkok.GFT dan GMS 2014 akan dihadiri lebih dari 16.500 pelaku industri dalam dan luar negeri yang hadir untuk membentuk jaringan dengan 250 merek terkemuka dari 25 negara bersama dengan 500 eksekutif yang akan menghadiri ASEAN Garment dan Textile Summit, tutupnya. (wdi)(Sumber : http://economy.okezone.com/read/2014/06/04/320/993985/garmen-tekstil-ri-punya-taring-di-asean )

Produk Fesyen Menopang Industri TekstilREPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Produk fesyen Indonesia memiliki peranan penting dalam perekonomian negara. Khususnya dari segi meningkatkan angka ekspor dan menopang industri tekstil dalam negeri. Bahkan Kementerian Perdagangan menargetkan nilai ekspor produk fesyen meningkat empat hingga lima persen tahun ini.

"Kami melihat target dari industri tekstil yang terus melonjak," kata Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Nus Nuzulia Ishak, Kamis (24/4).

Nus mengatakan, angka pertumbuhan tekstil mencapai 10 persen di tahun lalu. Hal ini menjadi kabar gembira bagi peningkatan ekspor produk fesyen tahun ini. Selama lima tahun terakhir terhitung sejak 2008 sampai 2013, pertumbuhan produk fesyen mencapai 19 persen. Terutama industri busana Muslim yang masih menjadi primadona di dalam maupun luar negeri.

Target Indonesia menjadi pusat mode busana Muslim dunia 2020 mendatang bukan hal mustahil diwujudkan. Sebab saat ini Indonesia terbilang tidak memiliki saingan di arena usaha fesyen busana Muslim. Dengan negara tetangga seperti Malaysia yang juga mayoritas penduduk beragama Islam, posisi Indonesia tidak tergeser. "Untuk itu industri ini harus secara serius digarap," kata Nus.(Sumber : http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/bisnis/14/04/24/n4iz5f-produk-fesyen-menopang-industri-tekstil )

Menperin: Industri Tekstil Andalan Persaingan AECREPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perindustrian (Menperin) MS Hidayat mengatakan industri tekstil merupakan andalan pemerintah dalam persaingan internasional khususnya menghadapi ASEAN Economic Community atau Masyarakat Komunitas ASEAN (AEC) 2015."Industri tekstil merupakan andalan pemerintah untuk bersaing secara internasional, terutama pada AEC 2015," kata Hidayat usai membuka Munas Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) di Jakarta, Kamis (18/4).

Hidayat mengatakan, total populasi di ASEAN kurang lebih sebanyak 600 juta jiwa, sementara Indonesia memiliki 240 juta penduduk, jika kita tidak mampu bersaing maka nantinya Indonesia hanya akan menjadi pasar bagi komunitas ASEAN tersebut. "Oleh karena itu, tekstil harus kompetitif sehingga bisa mengekspor ke negara lain," ujarnya.

Menurut dia, pihaknya juga telah melakukan pembicaraan dengan para pengusaha tekstil Indonesia untuk bisa menyiapkan 'roadmap' atau peta industri tekstil untuk kedepannya. "Memang kekurangan kita adalah di mesin karena mulai dari komponen hingga mesin sendiri itu kita harus impor, dan hal tersebut yang melemahkan daya saing kita," terang Hidayat.

Dengan kondisi seperti itu, lanjut Hidayat, maka pemerintah telah memberikantax holidayuntuk investor yang akan berinvestasi mesin di Indonesia, dan telah ada beberapa negara yang berminat untuk melakukan investasi. "Salah satunya perusahaan dari Cina, mereka juga telah meminta kita untuk datang pada forum investasi di Cina dalam waktu dekat ini dan menjelaskan apa saja kebutuhan kita," tambahnya.

Ia menjelaskan, saat ini ada kurang lebih sebanyak 2.900 pabrik tekstil di Indonesia, dan sekitar 500 diantaranya membutuhkan peremajaan mesin beserta komponennya.

Sementara itu, Ketua API Ade Sudrajat mengatakan bahwa pihaknya menyambut baik permintaan Menteri Peridustrian untuk menyiapkan peta industri tekstil Indonesia. "Yang akan kita siapkan antara lain adalah negara-negara mana yang bisa didekati agar bisa meningkatkan ekspor, dan juga bagaimana kedepannya Indonesia mampu untuk membuat mesin sendiri," ujar Ade.

Ia menjelaskan, untuk pembuatan mesin sendiri harus didahului dengan industri komponen, dan juga harus didukung dengan industri motor penggerak dan utamanya adalah sektor-sektor industri ringan. Indonesia merupakan salah satu pemasok tekstil dan produk tekstil (TPT) dan mampu memenuhi 1,8 persen kebutuhan dunia dengan nilai ekspor mencapai 12,46 miliar dolar AS atau setara dengan 10,7 persen dari total ekspor non-migas.(Sumber : http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/bisnis/13/04/18/mlfz3e-menperin-industri-tekstil-andalan-persaingan-aec )

API: Industri Tekstil Terus Tumbuh Empat Dekade ke DepanREPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Industri tekstil masih terus tumbuh dan berkembang hingga lebih dari empat dekade. Hal itu dikatakan oleh ketua umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ade Sudrajad dalam pidato pembukaan musyawarah nasional (munas) API ke-13 di Jakarta, Kamis (18/4). Hingga hari ini, baik industri teksdtil maupun industri garmen tetap eksis dan tetap memperlihatkan angka pertumbuhan yang cukup baik, ujarnya.

Ade mengatakan, pada 2011 pertumbuhan industri tekstil dan produk tekstil (TPT) mencapai 7,5 persen, sedangkan pertumbuhan industri manufaktur sebesar 6,2 persen. Kemudian, lanjutnya, pada tahun 2012 pertumbuhan industri TPT masih positif meskipun nilainya lebih rendah dibandingkan tahun 2011. Tapi hal itu memang dialami oleh hampir semua kelompok industri dalam kategori industri manufaktur, ujarnya.

Hal tersebut, tambahnya, memperlihatkan minat investasi pelaku usaha industri TPT maupun investor asing yang berusaha dalam sektor TPT masih cukup tinggi. Kepercayaan pembeli terhadap kemampuan produksi tekstil Indonesia juga cukup tinggi, tutur Ade.

Jumlah perusahaan TPT, tambahnya, juga bertambah yang semula 2.884 perusahaan kini menjadi 2.900. Untuk target pertumbuhan sekitar lima persen," kata Ade.

Meski demikian, industri TPT juga menghadapi tantangan. Menurut Ade, dengan perjanjian perdagangan bebas dengan beberapa negara juga memberikan tekanan terhadap pangsa pasar produk dalam negeri Indonesia , meski industri TPT tidak ditinggalkan.

Peningkatan daya saing menjadi kunci untuk meningkatkan penetrasi produk Indonesia di pasar ekspor serta mempertahankan pangsa produk dalam negeri di pasar domestik, ucapnya.

Mengenai peningkatan daya saing, tambahnya, ada dua hal yang menjadi perhatian yaitu penguasaan teknologi terbaru dan kemampuan sumber daya yang kompeten. Meski diakuinya, mendidik dan mengelola SDM bukan perkara mudah dan dibutuhkan kerja sama dengan berbagai lembaga pendidikan.

Dalam hal penguasaan teknologi, kita patut berterimakasih pada Kementerian Perindustrian (Kemenperin) karena sejak 2007 meluncurkan program revitalisasi dan restrukturisasi permesinan industri TPT, ujarnya. Kemudian, saat ini, tambahnya, peta jalan (road map) mengenai komponen maupun mesin tekstil yang disusun Kemenperin juga sedang dalam proses berjalan.(Sumber : http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/bisnis/13/04/18/mlg2bt-api-industri-tekstil-terus-tumbuh-empat-dekade-ke-depan )

Asosiasi Tekstil Tolak Penyelidikan Anti-Dumping

JAKARTA- Komite Anti-Dumping Indonesia (KADI) tengah melakukan penyelidikan anti-dumping secara bersamaan terhadap impor tiga macam produk benang, masing-masing Spin Drawn Yarn (SDY), Partially Oriented Yarn (POY), dan Drawn Textured Yarn (DTY).

Adapun, KADI telah mengeluarkanDisclosure Essential Factsatas ketiga kasus yang sedang berjalan yang berisi temuan dan fakta sementara dari hasil penyelidikan KADI pada 6 Juni 2014 yang lalu.

Namun, Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) menyatakan, keberatan dan tanggapan tertulis atas inisiasi penyelidikan oleh KADI pada 19 Mei 2014 dan keberatan terhadap Disclosure Essential Facts pada 20 dan 23 Juni 2014 yang lalu.

"Bahwa API merasa sangat keberatan dengan penyelidikan anti-dumping yang dilakukan oleh KADI atas impor SDY, POY, dan DTY," kata Ketua Umum API Ade Sudrajat di Kantornya, Jakarta, Senin (30/6/2014).

Dia menjelaskan, cakupan produk dalam penyelidikan yang dilakukan oleh KADI terhadap tiga produk benang tersebut terlalu luas, karena hanya mengacu kepada kode HS.

Pada kenyataannya, walaupun termasuk ke dalam kode HS yang sama, terdapat banyak tipe produk benang yang tidak dapat diproduksi oleh industri dalam negeri, khususnya untuk tipe-tipe benang fine denier dengan spesifikasi tertentu yang digunakan oleh industri spinning untuk memproduksi jenis kain dengan kualitas tinggi.

Penyelidikan yang dilakukan KADI dengan mengacu kepada kode HS bukan merupakan suatu penyelidikan yang representatif karena jelas produk benang yang tidak diproduksi lokal tersebut tidak akan bersaing secara langsung dengan produksi lokal, sehingga pada akhirnya tidak mungkin untuk mengakibatkan kerugian terhadap industri dalam negeri.

Alasan ketiga, API tidak menemukan adanya kerugian yang diderita oleh industri dalam negeri. Tercatat bahwa indikator performa industri dalam negeri secara umum menunjukkan kondisi yang relatif stabil dan cukup baik, khususnya indikator terkait penjualan yang menunjukkan performa yang positif dan terus meningkat mengikuti perkembangan tren konsumsi nasional yang meningkat setiap tahunnya.

"Kondisi pangsa pasar industri dalam negeri pun menunjukkan tren yang relatif stabil bahkan cenderung meningkat. Kondisi industri dalam negeri yang demikian positif sama sekali tidak menunjukkan adanya kerugian yang diakibatkan oleh impor," tambahnya.

Keempat, dia menyampaikan, pengenaan BMAD akan sangat merugikan industri tekstil dalam negeri yang masih sangat membutuhkan pasokan benang impor sebagai bahan baku produksinya.

"Ketersediaan bahan baku benang dengan kualitas tinggi sangat penting bagi kelangsungan usaha industri spinning, yang sayangnya hingga saat ini masih tidak dapat dipenuhi oleh industri benang dalam negeri," tukas dia. (mrt)(Sumber : http://economy.okezone.com/read/2014/06/30/320/1005936/asosiasi-tekstil-tolak-penyelidikan-anti-dumping )

"Korea Akan Jadikan Boyolali Kawasan Industri Internasional"

JAKARTA- Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) menyatakan, Indonesia akan memiliki kawasan industri pertama yang berskala internasional. Investor dari Korea Selatan akan membuat kawasan industri tersebut di Boyolali, Jawa Tengah.

Ketua Umum API mengatakan, yang membuat kawasan tersebut berskala internasional, karena dari segi perencanaan dan tata ruang lebih bagus dibandingkan kawasan industri yang sudah ada saat ini.

"Korea akan bangun kawasan industri di Boyolali, luasnya 300 hektare, Kawasan industri pertama berskala internasional," ujar Ade kepada wartawan di Rumah Makan Sari Kuring, SCBD, Jakarta, Rabu (27/6/2013) malam.

Ade menjelaskan, pemilihan kota Boyolali sebagai tempat pembangunan kawasan industri, dikarenakan Boyolali merupakan kota yang masih sepi, dengan stok tenaga kerja yang masih tersedia banyak. "Kabupaten Semarang sudah padat, Boyolali masih sepi, tenaga kerja tersedia banyak," tambahnya.

Sementara itu, pada kesempatan yang sama, Direktur Industri Tekstil dan Aneka Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Roman Bangun menuturkan kawasan industri Boyolali tersebut mampu menyerap 150 ribu tenaga kerja. Dengan begitu, ini salah satu memajukan perekonomian daerah tersebut, serta mengurangi angka pengangguran.

"Industri diperkirakan mampu menyerap 150 ribuan orang, ini kita perlukan untuk sekarang, kita butuh sekali industri seperti ini, ditambah lagi pengangguran yang tinggi," tukas Roman.

Selain itu, lanjut Roman, jika kawasan industri tersebut sudah selesai dan siap, diprediksikan banyak perusahaan besar yang masuk ke dalam kawasan industri tersebut. "Wilayahnya tidak terlalu besar, Tapi perusahaannya lah yang mengisi ini akan perusahaan besar," tutup Roman. (wdi)(Sumber : http://economy.okezone.com/read/2013/06/27/320/828244/korea-akan-jadikan-boyolali-kawasan-industri-internasional )

Yogyakarta Jadi Pusat Inovasi Tekstil Kreatif

YOGYAKARTA- Badan Pengurus Daerah (BPD) Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) DIY, bertekad menjadikan Yogyakarta sebagai pusat inovasi tekstil kreatif nasional. Yogyakarta banyak memiliki SDM tekstil yang handal, yang bisa membuat industri tekstil kian bervariasi.

"Kita ingin Yogyakarta sebagai pusat inovasi tekstil kreatif," jelas Ketua BPD API Iwan Susanto, di Yogyakarta, Kamis (21/2/2013).

Iwan Susanto terpilih dalam MSUda API DIY, secara aklamasi. Acara yang digelar di Hotel sahid Yogyakarta ini juga dihadiri Badan pengurus Pusat API.

Sebagai pusat inovasi, nantinya tekstil akan dikembangkan menjadi berbagai produk menarik. Hal ini akan menjadikan pertumbuhan industri tekstil kian kompetitif. Selama ini di Yogyakarta sudah banyak memiliki industri alat tenun bukan mesin (ATBM). Dalam perkembangannya juga muncul banyak distro yang menjadi bagian dari inovasi tekstil kreatif.

Ekspor tekstil Yogyakarta, selama ini didominasi produk garmen. Produk ini banyak diekspor ke Eropa dan Amerika. Namun krisis ekonomi menjadikan ekspor ini mengalami penurunan. (Kuntadi/Koran SI/ade)(Sumber : http://economy.okezone.com/read/2013/02/21/320/765529/yogyakarta-jadi-pusat-inovasi-tekstil-kreatif )

Tenun Dilirik untuk Tas EtnikTEMPO.CO,Jakarta- Sebagai salah satu tekstil khas Indonesia, tenun belum banyak digali dibandingkan batik. Lungsin adalah nama dagang aksesoris yang bertujuan mengeksplorasi berbagai macam jenis tenun. Lungsin sendiri berarti benang pakan yang digunakan untuk tenun. Saat kami mulai berjualan masih ada saja yang mengira kalau tenun itu rajutan, ujar Eksekutif Pemasaran Lungsin, Isti Paramesti, 22 tahun, kepada Tempo.

Dibentuk pada 2012 oleh Aulia Rusdi, awalnya Lungsin hanya membuat produk untuk para perempuan paruh baya. Karena ingin mengembangkan bisnisnya, Aulia menggandeng sejumlah kawan untuk ikut serta dalam manajemen produk ini. Selain Isti, ada empat orang lagi yang terlibat dalam manajemen Lungsin. Mereka antara lain, Andreas Bramantyo, Andriani, Debby Rachmanda Munadi, dan M. Said Ramadhan, dari Prasetya Mulya Business School.

Lungsin menawarkan produk berupa tas dengan aplikasi tenun, ataupun dompet koin serta kotak makan siang dari tenun. Selain itu, ada pulaclutchtas tangan kecil yang dibuat dari bermacam tenun. Mulai dari songket Palembang, hingga ulos disulap menjadiclutch. Hingga kini, ada lebih dari sepuluh jenis tenun yang diperkenalkan melalui produk-produk Lungsin.

Lalu, apakah mereka tidak sayang memotong kain-kain itu? Kami yakin tenun bisa menjadi barang yang lebih menarik lagi dan bisa dipakai kapan pun, untuk itu kami tidak terlalu sayang memotongnya, ujar gadis 22 tahun itu. Menurut Isti, memadukan produk tas dengan tenun juga bukan perkara mudah. Sebab, mereka harus menemukan kombinasi kain yang pas.

Ini berarti, songket Palembang belum tentu cocok untuk dijahit di tas tangan dibandingkan tenun dari Nusa Tenggara Timur. Selain mengeksplorasi tenun, Lungsin juga bermain dengan bentuk dan desain tas yang mereka rancang sendiri. Lini produk Lungsin pun akan merambah berbagai macam aksesoris atau barang tepat guna, seperti buku tulis.

Buku-buku tulis kecil itu dilapisi dengan potongan kain tenun yang menjadi kulit buku. Tenun yang mereka pakai adalah tenun baduy dengan beragam palet. Mulai dari warna biru, merah, kuning, ungu, ataupun fuschia. Ada juga tas tangan tanpa tali yang bisa dikempit di ketiak. Musababnya, kata Isti, mereka ingin produknya juga bisa digunakan oleh mereka yang berusia lebih muda.Itu sebabnya, produknya tidak meluluclutch.

Itulah mengapa sebuah kain tidak bisa dipotong secara serampangan. Karena ada cerita dan filosofi tertentu di dalamnya, saya sendiri tidak berani memotong kain, ujar Era. Lungsin memilij berhati-hati dalam memotong kain tenun yang mereka gunakan. Biasanya, mereka mengambil motif tertentu dari setiap kain tenun untuk dijahit dan ditempel sedemikian rupa pada bagian permukaan tas.( Sumber : http://www.tempo.co/read/news/2014/05/23/110579913/Tenun-Dilirik-untuk-Tas-Etnik dengan berbagai perubahan )

PAMERAN TEKSTIL: Transaksi Ditarget Tembus US$100 JutaBisnis.com, JAKARTA - Pengusaha industri dan produk tekstil (TPT) menargetkan transaksi penjualan selama pameran TPT tahun ini mencapai US$100 juta.Pameran itu yang diikuti oleh Indo Intertex, Inatex dan Indo Dyechem bakal digelar di Jakarta International Expo Kemayoran, Rabu-Sabtu (23-26/4/2014).Koordinator Pameran Purwono mengatakan target penjualan TPT ini lebih besar dibandingkan penyelenggaraan pameran serupa tahun lalu yang hanya mencatatkan transaksi US$50 juta.Kami memotivasi peserta untuk meningkatkan target transaksi dua kali lipat, ujarnya dalam siaran pers, Rabu (16/4/2014).Pihaknya berharap tahun politik akan bertambah pebisnis baru untuk menginvestasikan di bidang industri TPT. Pameran dengan temaMemperkuat daya saing produk tekstil dan pakaian jadi melalui inovasi barudiprediksi akan mendorong pengunjung sebanyak 30.000 orang baik dari kalangan stakeholder industri TPT (pengusaha, professional, akademisi dan pemerintah).Selain pameran, pihak panitia juga akan menyelenggarakan seminar industri teknikal tekstil. Seminar tersebut akan memperkenalkan lebih dalam mengenai teknikal tekstil serta prospek pengembangan industri di Indonesia.Kami juga mengundang dari pemerintah dan para ahli baik dari dalam dan luar negeri. Seminar nanti diharapkan dapat menjadi masukan kepada pemerintah bagaimana memberdayakan industri ini, ujarnya.( Sumber : http://industri.bisnis.com/read/20140416/257/220005/pameran-tekstil-transaksi-ditarget-tembus-us100-juta )

Industri Tekstil Terbesar Di Sumatera Akan Segera Beroperasi Di AcehBireuen Jika tidak ada aral melintang, dalam waktu dekat, sebuah perusahaan yang bergerak dibidang industri tekstil terbesar di Sumatera bakal beroperasi di Aceh, tepatnya di kawasan perbatasan Kabupaten Bireuen dengan Kabupaten Bener Meriah.Hal tersebut diungkapkan oleh Muhammad Edhy Nasir (41), pengusaha asal Bireuen, selaku pemilik modal usaha tersebut kepadaWartaAceh.com, Jumat (15/11/2013) di Bireuen. Menurutnya, usaha yang dibangunnya itu merupakan industri tekstil pertama dan terbesar di Sumatera.Pabrik tekstil yang kami bangun di Aceh ini adalah pabrik tekstil skala besar dan pertama di Sumatera, ujar ayah yang memiliki empat orang putra dan putri ini.Menurut pengusaha muda yang telah menggeluti usaha bidang tekstil secara turun-temurun ini membangun industri tekstil skala besar ini di Aceh, guna membuka lapangan kerja bagi masyarakat Aceh khususnya.Saya perkirakan, jika pabrik ini sudah berjalan, kita membutuhkan 500 sampai 1.000 orang tenaga kerja, dan masyarakat Aceh yang kita perioritaskan, ujar suami dari Maya Haryati ini.Menyangkut dengan bahan baku untuk memproduksi barang-barang tekstil beraneka mode ini, akan didatangkan dari luar negeri. Begitu juga dengan hasilnya, akan dipasarkan didalam dan luar negeri.Selanjutnya, putra pertama dari pasangan M Nasir Taher dan Hj. Ajimah ini juga menuturkan, sebelum dia merintis untuk membangun usaha industri tekstil yang membutuhkan investasi modal sekitar Rp50 milyar tersebut, terlebih dahulu ia telah mengkaji ilmu dibeberapa industri tekstil terbesar di beberapa negara, seperti Taiwan, China dan Korea.Sehingga imbuhnya, untuk menjalankan usaha ini ia tidak perlu lagi mendatangkan tenaga terampil dari luar, karena bekal pengalaman yang sudah diperolehnya tersebut sudah dapat dikembangkan sendiri dan melatih masyarakat Aceh untuk menjadi tenaga-tenaga trampil yang tak kalah hebatnya dengan tenaga skil perusahaan-perusahaan besar diluar negeri.Dalam hal perijinan usaha, Edhy Nasir mengaku sudah diproses semuanya, karena usaha ini manfaatnya sangat besar bagi masyarakat Aceh, maka semua kemudahan dalam investasi ini tidak mengalami hambatan.Saya sangat bangga dan berterima kasih kepada seluruh masyarakat dan Pemerintah di Aceh yang sangat mendukung program kami dari awal sampai dengan sekarang, papar pria yang menamatkan pendidikan Diploma-III bidang Pariwisata di Pekanbaru ini.(Sumber : http://wartaaceh.com/2013/11/31985/industri-tekstil-terbesar-di-sumatera-akan-segera-beroperasi-di-aceh/ )Perkembangan Revolusi Industri tekstilPerkembangan revolusi industri ditandai oleh kemajuan dalam cara berproduksi. Kemajuan dalam cara produksi tersebut secara nyata terlihat pada perkembangan berbagai industri, diantaranya sebagai berikut :Perkembangan industri tekstilKemajuan dalam industri tekstil merupakan titik awal terjadinya revolusi industri. Berikut ini berbagai penemuan dalam bidang pertekstilan yang merubah cara produksi barang.

1. James Hargreaves menemukan alat pemintal yang disebut spinning jenney tahun 1762

Sebutan ini diambil dari nama istrinya. Tujuan semula adalah untuk membuat alat pemintal bagi istrinya agar dapat memintal benang dengan cepat. Alat ini dapat memintal berpuluh-puluh benang sekaligus.

Dengan ditemukannya alat tersebut, ia pindah ke Nottingham yang merupakan pusat pemintalan dan pertenunan. Ia berusaha memperoleh hak paten, tetapi tidak dikabulkan, sehingga banyak orang menirunya.

2. Ricard Arkwright dan John Kay menemukan alat tenun yang dapat bekerja secara otomatis sehingga cepat memberikan hasil pada tahun 1768. Pada mulanya ia menggunakan tenaga kuda sebagai penggeraknya, kemudian digantinya dengan mempergunakan tenaga air.

Dengan penemuan tersebut, berkembanglah industri di tepi-tepi sungai karena air dapat memberikan tenaga penggerak bagi alat tenun. Produksi benang yang besar sebagai hasil penemuan James Hargreves ditampung oleh penemuanRicardArkwrightdanJohn Kay.

3. Edmund Cartwright menemukan alat tenun yang lebih baik tahun 1785. Ia berhasil mendapatkan hak paten untuk penemuan itu, kemudian mendirikan pemintalan dan pertenunan di Doncaster. Pada mulanya mesinnya digerakkan lebih dahulu oleh tenaga manusia, kemudian diganti dengan lembu dan akhirnya menggunakan mesin. Ia juga menemukan beberapa jenis mesin lainnya, sehingga memperoleh penghargaan dari parlemen Inggris.

4. Isaac Merrit Singer adalah warga Amerika Serikat yang pada mulanya berhasil memperbaiki sebuah mesin jahit rusak dan kemudian membuat model yang lebih baik. Sehingga memperoleh hak paten pada tahun 1815 dan mendirikan sebuah industri ternama I.M. Singer and Company. Pada tahun 1860 industrinya merupakan perusahaan mesin jahit terbesar di dunia.

Berbagai temuan di bidang industri tekstil membuat pekerjaan pemintalan dan penenunan tidak dapat dilakukan di dalam rumah lagi. Mesin yang cukup besar dan jumlah pekerja yang banyak membutuhkan tempat dan ruang yang cukup luas. Kebutuhan tersebut menyebabkan berdirinya pabrik tekstil.(Sumber : http://sejarahnasionaldandunia.blogspot.com/2014/04/perkembangan-revolusi-industri-tekstil.html )

SBY: Kemajuan industri pengaruhi berbagai bidang

Presiden SBY saat meresmikan perluasan pabrik tekstil PT Sari Warna Asli di Boyolali, Jawa Tengah, Sabtu (15/3/2014).Sindonews.com - Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyebutkan kemajuan Industri di Indonesia memiliki dampak positif bagi masyarakat. Kemajuan sektor industri dinilai Presiden, mempengaruhi berbagai bidang.

Hal itu disampaikan SBY saat meresmikan perluasan pabrik tekstil PT Sari Warna Asli di Boyolali, Jawa Tengah, Sabtu (15/3/2014). Menurutnya dengan kemajuan sektor industri akan semakin meningkatkan pendapatan negara melalui pajak.

Dia menjelaskan, semakin banyak sektor industri yang maju, pajak dibayarkan kepada negara juga semakin tinggi. Sehingga, bantuan dan pembangunan yang diberikan kepada masyarakat akan tinggi pula. "Hasil pajak itu akan kita kembalikan ke masyarakat dalam bentuk bantuan di bidang pendidikan dan bidang lainnya," ujar SBY.

Menurut Presiden, selain berpengaruh pada sektor pajak, pertumbuhan industri juga berpengaruh pada sektor ekonomi. Secara otomatis perputaran uang semakin tinggi dan lapangan pekerjaan bertambah. Sehingga, taraf kehidupan masyarakat semakin meningkat.

Dalam kesempatan itu, presiden juga mengapresiasi langkah PT Sari Warna Asli yang melakukan perluasan pabrik. Menurutnya, hal itu akan menciptakan dampak yang baik bagi masyarakat Boyolali dan sekitarnya. "Industri kain itu tidak ada matinya, justru akan semakin berkembang dan semakin bagus, serta bisa menampung masyarakat," tandasnya.

( Sumber : http://ekbis.sindonews.com/read/844542/34/sby-kemajuan-industri-pengaruhi-berbagai-bidang.html )

PERKEMBANGAN TEKSTIL DIINDONESIA

Industri tekstil dan produk tekstil (TPT) mempunyai peran penting di dalam perek FASE PERKEMBANGAN INDUSTRI TEKSTIL INDONESIADiawali pada tahun 1970-an industri TPT Indonesia mulai berkembang dengan masuknya investasi dari Jepang di sub-sektor industri hulu (spinning dan man-made fiber making). Adapun fase perkembangannya sebagai berikut: Periode 1970 1985, industri tekstil Indonesia tumbuh lamban serta terbatas dan hanya mampu memenuhi pasar domestik (substitusi impor) dengan segment pasar menengah-rendah. Tahun 1986, industri TPT Indonesia mulai tumbuh pesat dengan faktor utamannya adalah: (1) iklim usaha kondusif, seperti regulasi pemerintah yang efektif yang difokuskan pada ekspor non-migas, dan (2) industrinya mampu memenuhi standard kualitas tinggi untuk memasuki pasar ekspor di segment pasar atas-fashion. Periode 1986 1997 kinerja ekspor industri TPT Indonesia terus meningkat dan membuktikan sebagai industri yang strategis dan sekaligus sebagai andalan penghasil devisa negara sektor non-migas. Pada periode ini pakaian jadi sebagai komoditi primadona. Periode 1998 2002 merupakan masa paling sulit. Kinerja ekspor tekstil nasional fluktuatif. Pada periode ini dapat dikatakan periode cheos, rescue, dan survival. Periode 2003 2006 merupakan outstanding rehabilitation, normalization, dan expansion (quo vadis?). Upaya revitalisasi stagnant yang disebabkan multi-kendala, yang antara lain dan merupakan yang utama: (1) sulitnya sumber pembiayaan, dan (2) iklim usaha yang tidak kondusif. Periode 2007 pertengahan onward dimulainya restrukturisasi permesinan industri TPT Indonesia.Namun dalam lima tahun terakhir, secara nasional pangsa industri ini terhadap GDP mengalami penurunan, sementara persaingan TPT di pasar dunia cenderung semakin ketat.Industri tekstil dan produk tekstil (TPT) mempunyai peran penting di dalam perekonomian Indonesia. Namun dalam lima tahun terakhir, secara nasional pangsa industri ini terhadap GDP mengalami penurunan, sementara persaingan TPT di pasar dunia cenderung semakin ketat. Kementerian Perindustrian memastikan, industri tekstil Indonesia tengah bersaing ketat dengan industri serupa di China. Setelah ongkos tenaga kerja di Negeri Tirai Bambu semakin mahal sehingga membuat biaya produksi makin melambung, para produsen tekstil dunia kini mulai melirik Indonesia sebagai basis produksinya.Para produsen sepatu memandang Indonesia negara yang sangat potensial dan pasar dalam negeri juga tumbuh seiring peningkatan pendapatan masyarakat yang juga meningkat. Menurut dia, sejak dahulu pesaing berat Industri sepatu Indonesia adalah industri-industri yang basis produksinya di Pantai Timur China.Namun, meningkatnya upah buruh di Pantai Timur China membuat mereka berpikir untuk mengalihkan pabriknya ke Vietnam atau Indonesia. Dari sisi upah buruh, lanjutnya, Indonesia kalah murah ketimbang Vietnam, tetapi unggul dari segi kualitas. Karenanya perlu semacam insentif atau dukungan teknologi untuk menjamin mutu guna menarik minat investor.Macam-macam jenis sepatu kita yang diminati, terlebih lagi sepatu.(Sumber : http://titiksusantiwidiastuti.wordpress.com/2013/03/07/perkembangan-tekstil-di-indonesia/)Sejarah Tekstil di Zaman BatuTekstil berasal dari bahasa Latin textilis atau bahasa Prancis texere yang artinya menenun. Tekstil dibuat dari serat, baik yang alami atau yang buatan. Serat alami berasal dari tanaman, binatang, atau mineral. Dibandingkan dengan hewan atau mineral, tanaman menyediakan lebih banyak serat. Selain wol, serat hewan adalah serat sutera. Meski wol terbanyak dihasilkan oleh biri-biri, namun bulu keluarga unta dan kambing pun bisa dimanfaatkan. Serat mineral alami untuk tekstil adalah asbestos, sejenis batuan.Sejak kapan manusia mengenal tekstil? Diduga, tekstil ada sejak zaman Neolitikum atau Batu Baru (8000-2000 SM). Penemuan alat tenun, misalnya gelondong benang atau alat tenun batu, membuktikan adanya proses pemintalan dan penenunan di zaman itu.Saat orang mulai tinggal di kota, tekstil makin banyak dibuat dari beragam serat. Sayangnya hanya sedikit bukti tenunan di zaman peradaban kuno yang ditemukan, misalnya dari Mesir dan Peru. Di Mesir ditemukan tenun lena yang berusia 6.000-7.000 tahun dan kain dengan pola-pola tertentu yang dibuat dengan teknik tapestri abad XV SM. Sedangkan di Peru, temuan berupa katun dan wol bulu llama.Di tahun 5000 SM masyarakat Mesir dinilai sudah terampil menenun kain lena dari rami halus. Selain berdasarkan penemuan berupa secarik kain lena halus, pendapat itu didukung oleh temuan sejumlah mumi dari tahun 2500 SM yang terbungkus kain lena bermutu sebaik produk sekarang.Ternyata, pada tahun 3000 SM masyarakat lembah Sungai Indus, kini wilayah Pakistan dan India bagian barat, telah menggunakan katun kapas. Bahkan konon, di saat yang bersamaan masyarakat di Amerika telah mengolah kain sejenis itu. Sedangkan masyarakat Cina sejak sekitar tahun 2700 SM telah mengusahakan ulat sutera, selain mengembangkan alat tenun khusus untuk serat sutera. Perkiraan ini didukung temuan potongan kecil sutera tenun berbordir menempel di patung perunggu dari Dinasti Shang (1523-1028 SM).Penyebaran tekstil dari timur ke barat dimulai tahun 300 SM saat balatentara Iskandar Agung membawa pulang ke Eropa benda-benda katun dari wilayah Pakistan. Mereka lantas mengembangkan perdagangan kain secara besar-besaran dengan mengimpor pakaian wol dari Inggris, Gaul (kini Prancis), dan Spanyol, kain lena dari Mesir; Katun dari India; serta sutera dari Cina dan Persia (kini Iran). Sayangnya sedikit sekali tekstil yang bertahan dari masa Kekaisaran Romawi di Barat dan Dinasti Han (202 SM 220) di Timur.(Sumber : http://jinggagroup.net/sejarah-tekstil/)

PERKEMBANGAN FASHION DI DUNIAPerkembangan fashion tumbuh seiring dengan peradaban manusia. Pergeseran kultur dan juga nilai-nilai sosial turut serta mempengaruhi bentuk fashion terlebih pengaruh teknologi dan media. Banyak yang mengatakan bahwa fashion merupakan wujud ekspresi dan lambang kebebasan. Fashion lahir pada tahun 1920 di era ini fashion bisa dikatakan terlahir kembali dalam wujud baru sebuah perubahan. Terutama pada masa ini banyak negara-negara yang hidup dengan hedonisme, pesta-pesta kaum sosialitas, dan busana yang gemerlap. Identik dengan gaun melekuk tubuh, rok super megar, dan bentuk pinggang yang ekstra ketat dari penggunaan korset. Gaya fashion ini membuat perempuan-perempuan di era 20-an tersiksa. Reformasi fashion mulai menguak dengan kehadiran Coco Chanel yang membawa perubahan pada gaya perempuan. Coco Chanel menyuguhkan potongan fashion yang mengutamakan karakter seorang perempunan dan mulai meninggalkan gaun-gaun berpotongan besar dengan rok dan pinggang super ketat. Memasuki tahun 1930 perkembangan fashion mulai melambat, hal ini terjadi sebagai dampak dari perang dunia ke dua. Pada tahun 1946 setelah perang dunia mulai berakhir dan kehidupan masyarakat serta ekonomi kembali normal masyarakat mulai memperhatikan fashion. Pada tahun ini fashion mengusung gaya yang fungsional tanpa mengurangi sisi estetika. Kemajuan industri dan teknologi yang menyebabkan keadaan ekonomi mulai membaik serta kemunculan industri-industri kreatif juga berperan mempengaruhi perkembangan fashion. Terutama dunia film di awal tahun 50an hingga 60an. Banyak movie star dan icon kecantikan menjadi panutan dunia fashion dengan mengusung gaya dan karakter masing-masing. seperti Marlene Dietriech dengan baju androginy-nya. Pada era ini desainer-desainer mulai bermunculan dengan melakukan berbagai inovasi gaya. Seperti desainer asal London Mary Quant yang muncul dengan rok mininya atau Barbara Hulanicki dengan gaya street wear remaja London. James Galanos dari Amerika muncul dengan baju-baju fitted dan Dody Gernreich dengan baju-baju unisex.Desainer kenamaan Paris, Yves Saint Laurent juga hadir dengan gaya tailoring trendi pada saat itu. Pierre Cardin dengan baju space-nya dan Emmanuel Ungaro dengan fashion couture-nya. Setelah itu pada era 80-an perkembangan fashion tumbuh lebih cepat lagi. Pada tahun ini teknologi memegang peran utama dan membuat segala sesuatunya menjadi serba instan dalam produksi masal. Semua produk fashion dapat terdistribusi secara merata. Bermunculannya produk kecantikan dan fashion serta pengaruh media masa yang begitu kuat seperti iklan juga turut memperluas makna fashion itu sendiri. selain itu aliran dan jenis musik mulai muncul dengan gaya khas dan kharisma yang mempengaruhi gaya hidup pada saat itu. (Sumber : http://sukmainspirasi.com/recent-update/item/2292-perkembangan-fashion-dunia)

UNY teliti pewarna tekstil dari daun jambu

Yogyakarta (ANTARA News) - Tim mahasiswa Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta membuat pewarna tekstil dari daun jambu biji(Psidium Guajava Linn).

"Daun jambu biji mengandung pigmen gugus kromofor karbonil dan auksokrom yakni hidroksil dengan senyawa organik tak jenuh hidrokarbon aromatik sehingga pigmen itu mudah sekali melepaskan zat tersebut pada tekstil," kata Koordinator Tim Mahasiswa Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas MIPA Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Senja Dewi Utamaningsih di Yogyakarta, Senin.

Menurut dia, daun jambu biji mengandung antosianin seperti cyanidin-3-sophoroside dan cyanidin-3-glucoside yang berperan penting pada pewarnaan daun jambu biji. Daun jambu biji juga mengandung flavan-3,4-diols yang tergolong senyawa tanin berupa pigmen kuning sampai coklat.

"Tahap pelaksanaan penelitian pembuatan pewarna tekstil itu adalah maserasi, membersihkan daun jambu biji kemudian dihaluskan dengan blender sehingga didapatkan serbuk daun jambu biji. Selanjutnya menyiapkan larutan metanol 12 liter dalam jerigen," katanya.

Langkah selanjutnya adalah memasukkan serbuk daun jambu biji yang sudah diblender dalam jerigen yang berisi metanol dan merendam serbuk daun jambu biji tadi selama sehari semalam, sambil dikocok setiap sore.

Ia mengatakan maserasi dilakukan sampai dua kali, 2-24 jam. Tahap selanjutnya adalah evaporasi dan uji potensi sebagai pewarna tekstil, zat warna yang diperoleh berwarna hijau kecoklatan.

Warna hijau itu diduga dari zat warna klorofil yang berasal dari daun. Warna coklat dari zat warna diduga adalah dari golongan flavonoid, salah satunya adalah senyawa flavan 3,4-diol.

"Senyawa-senyawa dalam zat warna dapat dipisahkan melalui metode kromatografi kolom. Dari pelarut tidak terbentuk serbuk melainkan terbentuk karamel," katanya.

Menurut dia sebagian pelarut etanol dan aseton menguap, yang sisanya berikatan dengan bagian lain dari kandungan daun jambu biji yang bersifat nonpolar yang kemudian terbentuk suatu karamel.

Hasil zat warna yang diperoleh berupa karamel, maka zat warna tidak dapat dikarakterisasi dengan spektroskopi IR dan diukur titik leburnya. Dari 50 gram daun jambu biji kering dihasilkan 10,24 gram pasta zat warna sehingga rendemennya mencapai 20,48 persen.

"Kami mengharapkan penelitian itu dapat memberikan alternatif pengganti zat pewarna berbahan kimia karena bahan-bahan pewarna kimia dapat mencemari lingkungan dan diperkirakan akan mengakibatkan timbulnya penyakit kanker pada pemakainya," katanya.

Anggota Tim Mahasiswa Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) adalah Pambudi Tedjo, Saryana, dan Ragil Nurjannah.(Sumber : http://www.antaranews.com/berita/357849/uny-teliti-pewarna-tekstil-dari-daun-jambu )

Peran Garmen Dalam Perkembangan Industri Tekstil

Perkembangan garmen menjadi kontribusi terbesar di perkembangan industri tekstil saat ini. Garmen atau pakaian jadi menjadi salah satu kunci dari peningkatan sumbangan di bidang tekstil, industri yng menjadi salah satu sektor andalan Indonesia dalam rangka pertumbuhan perekonomian nasional.Sebagai bukti bahwa industri garmen menjadi kontribusi terbesar dapat dilihat dari jumlah tenaga kerja yang di serap. Dari satu setengah juta tenaga kerja yang diserap oleh perkembangan industri tekstil sekitar satu per tiga atau sekitar lima ratus ribu tenaga kerja dapat di serap oleh industri garmen. Ini menunjukkan bahwa industri garmen sangat dominan menguasai tekstil di Indonesia. Selain itu industri garmen atau pakaian jadi memberikan kontribusi yang cukup besar untuk dalam ekspor ke luar negeri.Oleh karena perkembangan garmen yang membuat industri tekstil semakin berkembang, pemerintah yang diwakili oleh kementrian perindustrian memutuskan bahwa mereka masih memprioritaskan tekstil dalam pengembangan. Dengan adanya perhatian dari pemerintah dan bahkan di prioritaskan diharapkan industri ini dapat berkembng dengan cepat dan dapat menjadi industri yang di unggulkan di Indonesia.Dalam perkembangan industri tekstil yang dilakukan oleh pemerintah diharapkan industri garmen menjadi produk yang unggulan. Pemerintah mengharapkan industri garmen, khususnya produk batik menjadi unggulan dan dapat meningkatkan nilai ekspor di bidang tekstil. Batik yang merupakan khas Indonesia sendiri saat ini sudah berskala internasional.Nilai impor Indonesia saat ini mencapai tiga belas miliar dollar amerika, ini merupakan dua kali lipat dari nilai impor perkembangan industri tekstil delapan tahun yang lalu. Selain nilai impor masih banyaknya pasar potensial di dalam negeri membuat pemerintah optimis terhadap tekstil. Maka pemerintah dalam hal ini sangat ingin untuk memperhatikan usaha kecil menengah di bidang garmen. Karena industri ini diharapkan dapat menjadi penggerak utama perekonomian nasional.Meskipun seperti itu kontribusi perkembangan industri tekstil di Indonesia di dunia masih sangat kecil yaitu masih sekitar dua persen. Maka dari itu diharapkan untuk sepulh tahun mendatang kontribusi Indonesia dalam bidang tekstil di dunia dapat meningkat menjadi sepuluh persen. Untuk mencapai hal tersebut maka di butuhkan kontribusi dan kerja sama semluruh pihak untuk terus mengembangkan industri ini. Dengan kerja sama semua pihak diharapkan industri di bidang tekstil dan garmen yang merupakan salah satu pemberi kontribusi yang besar dapat terus berkembang dan meningkat.(Sumber : http://abeclothing.net/peran-garmen-dalam-perkembangan-industri-tekstil/)

Indonesia Potensial Kuasai Tekstil DuniaJakartaKendati market share tekstil dunia dikuasai China, Indonesia tetap berpeluang menjadi pemain penting dalam pasar tekstil dunia. Kini negeri tirai bambu itu tercatat menguasai 30% pasar tekstil dunia. Sementara, produk tekstil Indonesia hanya dapat menembus 2% dari seluruh market share tekstil yang ada. Namun, industri tekstil dalam negeri punya kapasitas untuk menguasai pasar tekstil dunia.Indonesia sangat potensial. Potensi kita terutama di human capital, kata CEO PT Sritek, Tbk., Iwan S Lukminto, di Jakarta, Rabu, 4 Desember 2013.Untuk bisa menjadi pemain utama di pasar tekstil, Iwan memperkirakan diperlukan waktu minimal 10 tahun dari sekarang. Menurutnya, hal itu juga harus didukung dengan sejumlah syarat pokok yang harus dipenuhi. Di antaranya adalah dukungan penuh dari pihak pemerintah, berupa kebijakan yang mendukung industri tekstil dalam negeri. Kami tak bisa tumbuh sendiri, kata Iwan.Kepada Infobank, Iwan mencontohkan kemajuan China di bidang industri tekstil karena andil pemerintah begitu besar dalam membesarkan industri tekstil negara berpenduduk miliaran itu. Dalam kasus Indonesia, pemerintah bisa mulai dari pembenahan aturan kepegawaian. Aturan yang sudah ada diperbaiki. Selama ini aturan nggak bisa dijalankan, tambahnya.Namun, terkait penegakan aturan hak cipta, Indonesia dinilai lebih maju ketimbang China. Terkait penegakan aturan hak cipta, ada improvisasi dan kemajuan selama tiga tahun terakhir. Kendati industri menengah dan bawah lebih membutuhkan, namun tegaknya aturan hak cipta turut andil dalam memajukan industri dalam negeri. Menurut Iwan, meski dalam hal hak cipta Indonesia lebih baik dibanding China, tapi penjelasannya yang masih kurang.Kini mutu produk tekstil Indonesia telah diakui sebagai produk berkualitas dunia, bahkan disa mengungguli tekstil dunia. Tekstil dan garmen produksi Sritek, misalnya sudah menjadi brand di dunia militer NATO, Eropa, Timur Tengah, Adan sia. Meski demikian, brand awareness tetaplah diperlukan kendati sebuah produk sudah sangat dikenal oleh masyarakat, papar Iwan.Ke depan, mutu dan jangkaun pasar tekstil Indonesia bukan hanya perlu terus dikembangkan. Industri tekstil dalam negeri juga perlu bekerja lebih keras, sehingga dapat terus meningkatkan daya saing internasional. Di antaranya dengan memahami costumer satisfaction, menjaga strong relationship, serta meningkatkan high quality product. Selain modal human resources, perkembangan ke arah teknologi juga harus terus-menerus ditingkatkan, pungkas Iwan. (*)(Sumber : http://www.infobanknews.com/2013/12/indonesia-potensial-kuasai-tekstil-dunia )

Kemajuan Industri TextilKemajuan dalam industri tekstil merupakan titik awal revolusi industri.Sebelumnya,penenunan dan pemintalan menggunakan alat tradisional sederhana.Dengan cara ini hasil pemintalan dan penenunan hasilnya terbatas ,padahal pekerjaan itu membutuhkan waktu dan tenaga yang besar.Sejak tahun 1733 muncul lah temuan-temuan baru. Flyng Shuttle-1733

Adalah alat temuan John Kay.Dengan mesin bertenaga manusia itu,penenunan dapat dilakukan dengan cepat.Butuh pemintal benang yg banyak untuk mengimbangi kecepatan kerja mesin itu.

Spinning Jenny-1764 Ditemukan oleh James Hargreaves.dengan mesin itu benang yg di hasilkan halus dan banyak.Butuh flying shuttle dan penenun yg banyak untuk mengimbangi kecepatan mesin itu.Water Frame-1769Mesin buatan Richard Arkwright ini adalah mesin bertenaga air,yang membuat benang semakin banyak,halus,dan kuat.Dibutuhkan flying shuttle dan penenun yg amat banyak untuk mengimbanginya.Spinning Mule-1779

Buatan Samuel Compton,bertenaga keledai sehingga jumlah flying shuttle dan penenun yg dibutuhkan semakin banyak.Akibatnya jumlah pemintal dan penenun tidak seimbangPower Loom-1785

Edmund Catwright menemukan mesin tenun berternaga uap.Temuannya itu membuat penenun dan pemintal menjadi seimbang.Sementara itu kain yang dihasilkannya lebih banyak.

(Sumber : http://www.kaskus.co.id/thread/53675df16b07e747798b46d8/ini-gan-perkembangan-revolusi-industri-pada-abad-ke-17/ )Inilah Teknologi Tekstil yang Bebas Kuman

Penelitian dari University of Georgia Research Foundation (UGARF) menemukan teknologi sederhana yang bisa memastikan bahan tekstil, alami ataupun sintetis, terbebas kuman atau bakteri selamanya. Teknologi ini tidak mahal dan umum digunakan pula pada produk garmen, seperti pakaian, masker wajah, medical linens, bahkan popok dan kaus kaki.Jason Locklin, penemu teknologi anti-mikrobakteri yang efektif itu mengatakan, "Penyebaran bakteri pada tekstil dan plastik cukup rentan sekarang ini, terutama di pusat-pusat kesehatan serta hotel, yang merupakan tempat ideal berkembang biaknya mikroorganisme berbahaya." Berdasarkan laporan Centers for Disease Control and Prevention, 1 dari 20 pasien yang dirawat di rumah sakit terinfeksi bakteri.Locklin menyebutkan, anti-mikroba ini telah diuji pada sejumlah patogen bakteri yang lazim ditemukan pada serat kain, di antaranya bakteri staph, strep, pseudomonas, acetinobacter. Hasilnya memuaskan. "Tidak dideteksi ada pertumbuhan bakteri pada pengamatan sampel tekstil dalam 24 jam dengan kondisi suhu 37 derajat Celcius," ujarnya merinci.Menurut pendapat Gennaro Gama, salah satu peneliti senior UGARF lainnya, teknologi tersebut memiliki banyak keuntungan. Ia mengatakan, teknologi baru Locklin menggunakan bahan kimia yang murah, sederhana, terukur, tetapi mampu menghilangkan bakteri secara permanen. Teknologi perlindungan dari kuman ini pun dapat diaplikasikan saat proses manufaktur di pabrik hingga di rumah.(Sumber : http://cloudcyber.blogspot.com/2011/07/inilah-teknologi-tekstil-yang-bebas.html )