23
Kemasan mengandung zat berbahaya kemasan pembungkus makanan dan minuman beracun mengandung zat berbahaya Demi kesehatan kita, mari kembali mengingat apa saja kemasan kemasan yang ada dan bahkan sering kita gunakan. Agar kita bisa kembali menggunakan sesuai dengan fungsinya. Sebenarnya rata-rata semua tahu tentang bahayanya, tapi tetap dipergunakan tanpa memperdulikan dampaknya bagi kesehatan. 1. PETE atau PET (polyethylene terephthalate) simbolnya angka 1 di dalam segitiga, tulisan PETE dibawahnya= biasa dipakai untuk botol plastik yang jernih/transparan/tembus pandang seperti botol air mineral, botol jus,isotonik dan hampir semua botol minuman lainnya. Botol-botol dengan bahan #1 dan #2 direkomendasikan hanya untuk sekali pakai. Jangan pakai untuk air hangat apalagi panas. Buang botol yang sudah lama atau terlihat baret-baret. #2. HDPE (high density polyethylene) simbolnya angka 2 di dalam segitiga,tulisan HDPE di bawahnya= biasa dipakai untuk botol susu yang berwarna putih susu. Sama seperti #1 PET, #2 juga direkomendasikan hanya untuk sekali pemakaian. #3. V atau PVC (polyvinyl chloride) simbolnya angka 3 di dalam segitiga, tulisan V di bawahnya = adalah plastik yang paling sulit di daur ulang. Plastik ini bisa ditemukan pada plastik pembungkus (cling wrap), dan botol-botol. Kandungan dari PVC yaitu DEHA yang terdapat pada plastik pembungkus dapat bocor dan masuk ke makanan berminyak bila dipanaskan. PVC berpotensi berbahaya untuk ginjal, hati dan berat badan. #4. LDPE (low density polyethylene) biasa dipakai untuk tempat makanan dan botol-botol yang lembek. Barang-barang dengan kode #4 dapat di daur ulang dan baik untuk barang- barang yang memerlukan fleksibilitas tetapi kuat. Barang dengan #4 bisa dibilang tidak dapat di hancurkan tetapi

Kemasan Mengandung Zat Berbahaya

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Kemasan Mengandung Zat Berbahaya

Kemasan mengandung zat berbahaya

kemasan pembungkus makanan dan minuman beracun mengandung zat berbahayaDemi kesehatan kita, mari kembali mengingat apa saja kemasan kemasan yang ada dan bahkan sering kita gunakan. Agar kita bisa kembali menggunakan sesuai dengan fungsinya. Sebenarnya rata-rata semua tahu tentang bahayanya, tapi tetap dipergunakan tanpa memperdulikan dampaknya bagi kesehatan.

1. PETE atau PET (polyethylene terephthalate) simbolnya angka 1 di dalam segitiga, tulisan PETE dibawahnya= biasa dipakai untuk botol plastik yang jernih/transparan/tembus pandang seperti botol air mineral, botol jus,isotonik dan hampir semua botol minuman lainnya. Botol-botol dengan bahan #1 dan #2 direkomendasikan hanya untuk sekali pakai. Jangan pakai untuk air hangat apalagi panas. Buang botol yang sudah lama atau terlihat baret-baret.

#2. HDPE (high density polyethylene) simbolnya angka 2 di dalam segitiga,tulisan HDPE di bawahnya= biasa dipakai untuk botol susu yang berwarna putih susu. Sama seperti #1 PET, #2 juga direkomendasikan hanya untuk sekali pemakaian.

#3. V atau PVC (polyvinyl chloride) simbolnya angka 3 di dalam segitiga, tulisan V di bawahnya = adalah plastik yang paling sulit di daur ulang. Plastik ini bisa ditemukan pada plastik pembungkus (cling wrap), dan botol-botol. Kandungan dari PVC yaitu DEHA yang terdapat pada plastik pembungkus dapat bocor dan masuk ke makanan berminyak bila dipanaskan. PVC berpotensi berbahaya untuk ginjal, hati dan berat badan.

#4. LDPE (low density polyethylene) biasa dipakai untuk tempat makanan dan botol-botol yang lembek. Barang-barang dengan kode #4 dapat di daur ulang dan baik untuk barang-barang yang memerlukan fleksibilitas tetapi kuat. Barang dengan #4 bisa dibilang tidak dapat di hancurkan tetapi tetap baik untuk tempat makanan

#5. PP (polypropylene) adalah pilihan terbaik untuk bahan plastik terutama untuk yang berhubungan dengan makanan dan minuman seperti tempat menyimpan makanan, botol minum dan terpenting botol minum untuk bayi. Karakteristik adalah biasa botol transparan yang tidak jernih atau berawan. Cari simbol ini bila membeli barang berbahan plastik

#6. PS (polystyrene) biasa dipakai sebagai bahan tempat makan styrofoam, tempat minum sekali pakai, dll. Bahan Polystyrene bisa membocorkan bahan styrine ke dalam makanan ketika makanan tersebut bersentuhan. Bahan Styrine berbahaya untuk otak dan sistem syaraf. Selain tempat makanan, styrine juga bisa didapatkan dari asap rokok, asap kendaraan dan bahan konstruksi gedung. Bahan ini harus dihindari dan banyak negara bagian di Amerika sudah melarang pemakaian tempat makanan berbahan styrofoam termasuk negara China.

#7. Other (biasanya polycarbonate) bisa didapatkan di tempat makanan dan minuman

Page 2: Kemasan Mengandung Zat Berbahaya

seperti botol minum olahraga. Polycarbonate bisa mengeluarkan bahan utamanya yaitu Bisphenol-A ke dalam makanan dan minuman yang berpotensi merusak sistem hormon. Hindari bahan plastik Polycarbonate.Sangat disayangkan kemasan galon, dan beberapa botol susu bayi menggunakan bahan ini, jadi berhati-hatilah.

Buat barang yang tidak mencantumkan kode ini, perlu dipertanyakan keamanan penggunaanya untuk kesehatan kita dan keluarga.

Zat-zat Berbahaya Dalam kosmetik

Belakangan ini masyarakat dihantui rasa takut dalam mengkonsumsi produk-produk Cina, baik itu berupa makanan,

Page 3: Kemasan Mengandung Zat Berbahaya

kosmetik, pasta gigi, bahkan mainan. Memangnya ada zat-zat berbahaya apa sih yang ada di dalam benda-benda itu ?

Dietilen Glikol Merupakan senyawa organik dengan rantai HO-CH2-CH2-O-CH2-CH2-OH. Senyawa ini bisa menurunkan titik beku pelarutnya dengan mengganggu pembentukan kristal es pelarut. Dietilen glikol juga dapat meningkatkan titik didih pelarutnya dengan menghalangi molekul-molekul pelarut saling bertumbukan dan dengan demikian mengurangi tekanan uap pelarutnya. Sifat yang kedua inilah yang membuat dietilen glikol cocok untuk dijadikan bahan pendingin mesin di daerah tropis.

Sayangnya dietilen glikol sering disalahgunakan sebagai pengganti gliserin, yang memang struktur dan sifatnya mirip. Gliserin dengan rantai HO-CH2-CH-(OH)-CH2-OH adalah bahan kimia yang sering digunakan untuk kosmetik dan juga merupakan bahan utama untuk pasta gigi. Gliserin berfungsi sebagai humectant (pelembab) sehingga pasta gigi selalu basah dan tidak cepat mengering di udara bebas. Kekentalan pasta gigi juga merupakan sifat yang berasal dari gliserin.

Kasus keracunan dietilen glikol sudah ada sejak tahun 1938, namun kehebohan akhir-akhir ini dipacu oleh kasus keracunan di Panama ketika pada Oktober 2006 ditemukan 46 kasus kematian yang disebabkan dietilen glikol yang tidak sengaja digunakan dalam obat flu yang bahan dasarnya dibeli dari Cina. Pemerintah Panama meningkatkan kewaspadaan dan kemudian menemukan bahwa pasta gigi yang diproduksi di Cina juga mengandung dietilen glikol pada Mei 2007 .

Penelusuran skandal di Panama menunjukkan bahwa dietilen glikol sudah cukup lama digunakan di Cina sebagai pengganti gliserin karena sifatnya yang mirip dan harganya lebih murah. Tidak lama kemudian, yaitu pada Juni 2007, Pemerintah Amerika pun melaporkan penemuan yang sama pada pasta gigi Colgate tiruan yang diimpor dari Cina. Penemuan dietilen glikol pada pasta gigi inilah yang kemudian memicu kewaspadaan masyarakat dunia, termasuk Indonesia terhadap produk buatan Cina.

Hydroquinone

Adalah zat reduktor yang mudah larut dalam air dan lazim digunakan dalam proses cuci cetak foto. Kemampuan hydroquinone untuk menghambat pembentukan melanin (zat pigmen kulit) mejadikannya sebagai bahan kosmetik yang

Page 4: Kemasan Mengandung Zat Berbahaya

populer, yaitu untuk produk skin whitening (pemutih). Namun, karena hydroquinone hanya menghambat pembentukan melanin, ia tidak dapat digunakan untuk menghilangkan noda yang sudah ada.

Banyak sekali diskusi mengenai aman tidaknya penggunakan hydroquinone dalam kosmetik yang tiap hari dioleskan ke kulit manusia, karena secara teoritis, hydroquinone dapat menyebabkan kanker (sebuah penelitian menunjukkan hydroquinone dapat menyebabkan kanker pada tikus). Kemudian, pada kasus-kasus tertentu, hyroquinone juga diketahui dapat mengakibatkan bintik-bintik hitam di wajah. Karenanya, hydroquinone telah dilarang di Jepang, Australia, Inggris , dan EU. FDA Amerika juga sudah mengusulkan pelarangan penggunaan hydroquinone dalam kosmetik sejak tahun lalu, namun karena masih banyak pendukungnya, terutama dari kalangan ahli kulit, FDA masih menunda keputusannya, apalagi hydroquinone telah digunakan dalam dunia kosmetik sekitar 30 tahun-an.

Di Amerika batas penggunaan hydroquinone untuk kosmetik yang dijual bebas adalah 2% (sama dengan Indonesia) dan bisa mencapai 8% untuk penjualan kosmetik dengan resep dokter. Kali ini ditemukan kosmetik-kosmetik buatan Cina di Indonesia yang mengandung hydroquinone lebih dari 2%

Bahaya Pewangi Ruangan

Demikian dikemukakan Dr. rer. Nat. Budiawan dari Puska RKL (Pusat Kajian Risiko dan Keselamatan Lingkungan). Contohnya, pingsan dan gangguan sistem pernapasan. Begitu juga jika kontak

Page 5: Kemasan Mengandung Zat Berbahaya

dengan kulit. Bahan pewangi organik dapat dengan mudah terserap melalui kulit dan menyebabkan efek pada kulit seperti iritasi dan dermatitis. Meskipun komponen zat kimia aktif yang dikandung tiap pewangi berbeda-beda. Itulah mengapa efek bahayanya bisa berbeda-beda tergantung pada komposisi dan bahan aktif aromanya.

Di pasaran ada berbagai jenis pewangi. Ada yang padat (biasanya pewangi yang diperuntukkan untuk toilet dan lemari), ada yang cair, gel dan ada juga yang semprot. Sementara penggunaannya, ada yang digantungkan, ada yang diletakkan begitu saja, atau ditempatkan di bibir AC maupun kipas angin. Menurut Budiawan, bahaya pewangi umumnya tergantung pada jenis/bentuknya maupun pewangi dan komponen-komponen kimia aktif yang terkandung di dalamnya, disamping faktor pengaruh lain, seperti jalur paparannya. Dari segi bentuk, sediaan yang mudah menguap (aerosol) lebih berisiko bagi tubuh, terutama jika terjadi kontak langsung melalui sistem pernapasan. Namun demikian kontak yang terjadi melalui kulit pun bukan tak berisiko mengingat zat pewangi akan begitu mudah memasuki tubuh. Asal tahu saja, di pasaran ada 2 jenis zat pewangi, yakni yang berbahan dasar air dan berbahan dasar minyak. Pewangi berbahan dasar air umumnya memiliki kestabilan aroma (wangi) relatif singkat (sekitar 3-5 jam). Itulah mengapa pewangi berbahan dasar air relatif lebih aman bagi kesehatan dibandingkan pewangi berbahan dasar minyak. Memang, pewangi berbahan dasar minyak lebih tahan lama sehingga harga jualnya bisa lebih mahal. Pewangi jenis ini biasanya menggunakan beberapa bahan pelarut/cairan pembawa, di antaranya isoparafin, diethyl phtalate atau campurannya. Sementara jenis pewangi yang disemprotkan umumnya mengandung isobutane, n-butane, propane atau campurannya. Untuk bentuk gel disertai kandungan bahan gum. Adapun zat aktif aroma bentuk ini umumnya berupa campuran zat pewangi, seperti limonene, benzyl acetate, linalool, citronellol, ocimene, dan sebagainya.

Menurut Budi, bagi prinsipnya semua zat pewangi tersebut berisiko terhadap kesehatan. Terutama pada mereka yang berada pada kondisi rentan, seperti ibu hamil, bayi, dan anak, ataupun orang yang sangat sensitif terhadap zat-zat pewangi. Sayangnya, baru sekitar 80% zat pewangi belum teruji keamanannya terhadap manusia. Di sinilah kewaspadaan konsumen betul-betul dituntut. Ada pun pewangi yang sudah dilarang The International Fragrance Association (IFRA) di antaranya pewangi yang mengandung musk ambrette, geranyl nitrile, dan 7-methyl coumarin. Sedangkan yang berbentuk gel dilarang bila mengandung zat-zat pengawet yang berbahaya bagi kesehatan, seperti formaldehyde dan methylchloroisothiozilinone. Jadi, tidak

Page 6: Kemasan Mengandung Zat Berbahaya

semua pewangi memberi efek negatif bagi kesehatan. Artinya, kita masih bisa menggunakan pewangi yang beredar di pasaran.

Zat-zat bahaya dalam makananMakanan maupun minuman yang beredar di pasaran, tidak sedikit yang masih mengandung zat yang dapat membahayakan tubuh manusia, seperti zat pewarna tekstil, pemanis buatan, formalin, boraks dan bahan berbahaya lainnya. Kenapa bisa terjadi?

Sengajakah atau betul-betul karena tidak tahu? Berikut penelusuran BisnisBali.

SEJATINYA dinas terkait seperti BBPOM, Dinas Kesehatan, Disperindag sudah rutin melakukan sidak, pengawasan, dan pembinaan terhadap industri rumah tangga (IRT). Namun, makanan dengan zat berbahaya tetap saja ditemukan di masyarakat.

Karenanya, warga yang gemar jajan makanan maupun minuman, mungkin perlu berhati-hati dan waspada dalam mengkonsumsi penganan yang dibeli dari pengusaha kecil maupun menengah, terutama jajanan yang biasa dijajakan di pinggir jalan maupun jajanan anak sekolah. Tidak menutup kemungkinan, makanan tersebut masih mengandung bahan tambahan pangan (BTP) yang berbahaya.

Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan BBPOM Bali terhadap 168 sampel jajanan sekolah pada 2007, 60 produk makanan masih mengandung BTP seperti rodamin B (pewarna merah), zat warna yang dinyatakan sebagai bahan berbahaya.

Page 7: Kemasan Mengandung Zat Berbahaya

Tidak hanya itu, pada sampel makanan tersebut juga ditemukan borak pada mi dan snack (bakwan, tahu isi, camilan), formalin pada bakso dan terbanyak adalah bakteri ALT, dan MPN coliform.

Berdasarkan pengujian terhadap 159 sampel jajanan sekolah hingga Juli 2008, kendati tidak menemukan BTP, tetap saja 38 produk masih mengandung bakteri. Ini membuktikan makanan yang beredar di pasaran belum layak konsumsi.

Bahaya BesarMasih beredarnya panganan mengandung zat berbahaya di masyarakat, merupakan potensi bahaya besar bagi kesehatan masyarakat. Ini bisa berdampak pada gangguan pertumbuhan generasi muda akibat penumpukan zat berbahaya dalam tubuhnya yang bertentangan dengan PP No.28 tahun 2004 tentang keamanan mutu dan gizi pangan. Secara ekonomis, hal ini juga sangat merugikan kemampuan daya saing pelaku usaha itu sendiri.

Tidak ditemukannya BTP dalam sampel makanan yang diuji, bukan berarti penggunaan BTP benar-benar tidak dilakukan IRT nakal. Makanan dan minuman dengan warna cerah, cita rasa kuat MSG, dapat bertahan lama masih banyak kita temui di pasaran. Bedanya praktik penipuan ini lebih rapi dilakukan sehingga sangat sulit membedakannya.

Seperti diakui Jemy Selfiana, FBM salah satu restoran di Sanur. Penggunaan zat pewarna sintetis pada makanan masih ada yang menggunakan. Misalnya, warna merah sumba pada insang ikan agar terlihat segar, warna merah pada semangka agar terlihat menarik, warna merah pada daging hingga pewarna pada jajanan maupun minuman pasar yang cerah dan menggugah selera.

Tidak hanya, ada pula penggunaan pemanis buatan agar buah terasa manis. “Secara sepintas memang sulit membedakan, tetapi diperhatikan secara seksama akan terlihat perbedaan tersebut,” paparnya.

Masih adanya BTP pada makanan juga diakui Kadis Kesehatan Denpasar dr. Luh Putu Sri Armini, M.Kes. Masih relatif rendahnya pengetahuan para pelaku usaha kecil dan menengah terhadap kesehatan makanan, menyebabkan produk yang dihasilkan rentan tercemar bakteri, dan produk yang beredar di masyarakat pun kerap ada yang mengandung bahan berbahaya seperti zat pewarna tekstil, pemanis buatan, formalin, boraks dan bahan berbahaya lainnya.

Guna membatasi pemakaian zat pewarna dengan mempersulit pembeliannya juga dirasakan sulit, karena zat pewarna tersebut sangat mudah diperoleh di pasaran.

Belum lagi sentra pembuatan makanan dan minuman tersebut tidak pernah menetap, jadi satu dengan rumah kos-kosan, terpencil dari rumah penduduk, tidak memiliki izin, sehingga sulit bagi petugas sanitasi maupun puskesmas untuk melakukan sidak, pengawasan maupun pembinaan.

Solusinya, kata Armini, adalah dengan memberikan stiker kepada para pedagang bahwa barang dagangannya telah bebas dari kandung zat berbahaya berupa sertifikat penyuluhan IRT.

Ahli gizi AA Mirah Adi dan dosen Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Denpasar, Ida Ayu Eka Padmiari, SKM., M.Kes. mengatakan, tetap ada penggunaan BTP pada makanan hingga 2008, kendati pengawasan terus dilakukan.

Page 8: Kemasan Mengandung Zat Berbahaya

Fakta produksi pangan olahan untuk tujuan komersial penggunaan bahan tambahan kimia sebagai bahan pengawet tidak mungkin dihindari, terutama industri makanan skala rumah tangga. Makanan makin enak biasanya ditambah dengan bahan tambahan makanan (BTM). *dik

Bahaya zat yang terkandung di dalam rokok

Rokok merupakan benda yang sudah tak asing lagi bagi kita. Merokok sudah menjadi kebiasaan yang sangat umum dan meluas di masyarakat. Bahaya merokok terhadap kesehatan tubuh telah diteliti dan dibuktikan banyak orang. Efek-efek yang merugikan akibat merokok pun sudah diketahui dengan jelas. Banyak penelitian membuktikan kebiasaan merokok meningkatkan risiko timbulnya berbagai penyakit seperti penyakit jantung dan gangguan pembuluh darah, kanker paru-paru, kanker rongga mulut, kanker laring, kanker osefagus, bronkhitis, tekanan darah tinggi, impotensi serta gangguan kehamilan dan cacat pada janian.

Pasioen-pasien perokok juga berisiko tinggi mengalami komplikasi atau sukarnya penyembuhan luka setelah pembedahan termasuk bedah plastik dan rekonstruksi, operasi plastik pembentukan payudara dan operai yang menyangkut anggota tubuh, bagian bawah.

Pada kenyataannya kebiasaan merokok ini sulit dihilangkan dan jarang diakui orang sebagai suatu kebiasaan buruk. Apalagi orang yang merokok untuk mengalihkan diri dari stress dan tekanan emosi, lebih sulit melepaskan diri dari kebiasaan ini dibandingkan perokok yang tidak memiliki latar belakang depresi.

Penelitian terbaru juga menunjukkan adanya bahaya dari seconhandsmoke yaitu asap rokok yang terhirup oleh orang-orang bukan perokok karena berada di sekitar perokok atau bisa disebut juga dengan perokok pasif. Rokok tidak dapat dipisahkan dari bahan baku pembuatannya yakni tembakau. Di Indonesia tembakau ditambah cengkih dan bahan-bahan lain dicampur untuk dibuat

Page 9: Kemasan Mengandung Zat Berbahaya

rokok kretek. Selain kretek tembakau juga dapat digunakan sebagai rokok linting, rokok putih, cerutu, rokok pipa dan tambakau tanpa asap (tembakau kunyah).

Sebetulnya apa saja yang terkandung dalam asap sebatang rokok yang dihisap ? Tidak kurang dari 4000 zat kimia beracun. Zat kimia yang dikeluarkan ini terdiri dari komponen gas (85 persen) dan partikel. Nikotin, gas karbonmonoksida, nitrogen oksida, hidrogen sianida, amoniak, akrolein, asetilen, benzaldehid, urethan, benzen, methanol, kumarin, 4-etilkatekol, ortokresol dan perylene adalah sebagian dari beribu-ribu zat di dalam rokok.

Komponen gas asap rokok adalah karbonmonoksida, amoniak, asam hidrosianat, nitrogen oksida dan formaldehid. Partikelnya berupa tar, indol, nikotin, karbarzol dan kresol. Zat-zat ini beracun, mengiritasi dan menimbulkan kanker (karsinogen). Sebetulnya apa sih zat-zat tersebut dan bagaimana mereka membahayakan tubuh ?

(1) Nikotin. Zat yang paling sering dibicarakan dan diteliti orang, meracuni saraf tubuh, meningkatkan tekanan darah, menimbulkan penyempitan pembuluh darah tepi dan menyebabkan ketagihan dan ketergantungan pada pemakainya. Kadar nikotin 4-6 mg yang diisap oleh orang dewasa setiap hari sudah bisa membuat seseorang ketagihan.

(2) Timah hitam (Pb) yang dihasilkan sebatang rokok sebanyak 0,5 ug. Sebungkung rokok (isi 20 batang) yang habis diisap dalam satu hari menghasilkan 10 ug. Sementara ambang batas timah hitam yang masuk ke dalam tubuh adalah 20 ug per hari. Bisa dibayakangkan bila seorang perkok berat menghisap rata-rata 2 bungkus rokok per hari, berapa banyak zat berbahaya ini masuk ke dalam tubuh.

(3) Gas karbonmonoksida (CO) memiliki kecenderungan yang kuat untuk berikatan dengan hemoglobin dalam sel-sel darah merah. Seharusnya hemoglobin ini berikatan dengan oksigen yang sangat penting untuk pernasapan sel-sel tubuh, tapi karena gas CO lebih kuat daripada oksigen maka gas CO ini merebut tempatnya “di sisi” hemoglobin. Jadilah hemoglobin bergandengan dengan gas CO. Kadar gas CO dalam darah bukan perokok kurang dari 1 persen. Sementara dalam darah perokok mencapai 4-15 persen.

(4) Tar adalah kumpulan dari beribu-ribu bahan kimia dalam komponen padat asap rokok dan bersifat karsinogen. Pada saat rokok dihisap, tar masuk ke dalam rongga mulut sebagai uap padat. Setelah dingin akan menjadi padat dan membentuk endapan berwarna coklat pada permukaan gigi, saluran pernafasan dan paru-paru. Pengedapan ini bervariasi antara 3-40 mg per batang rokok, sementara kadar tar dalam rokok berkisar 24-45 mg.

Page 10: Kemasan Mengandung Zat Berbahaya

zat berbahaya

Bahan tambahan apa saja yang sering digunakan pada jajanan anak? Salah satunya adalah lain pewarna buatan. “Yang sering digunakan adalah rhodamin B (warna merah) dan methanil yellow (kuning). Padahal, keduanya biasa digunakan sebagai pewarna tekstil,” kata Ndung. “Pewarna alamiah tentu kurang menarik, apalagi untuk jajanan anak-anak.” Padahal, kalau mau, untuk pewarna bisa menggunakan kunyit, misalnya. Konsumsi tinggi bahan pewarna tadi bisa memicu diare, alergi, sampai kanker atau kerusakan ginjal.

Bahan tambahan lain adalah formalin yang sering digunakan sebagai pengawet. Sebetulnya, formalin digunakan untuk membunuh bakteri pembusuk atau untuk mengawetkan jasad mahluk hidup, tapi disalahgunakan untuk mengawetkan makanan. Bila dikonsumsi dalam konsentrasi tinggi, formalin dapat memengaruhi kerja saraf. Jika mau, sebetulnya bisa menggunakan garam atau laos untuk mengawetkan makanan. “Teknik pembuatan atau penyimpanan juga memengaruhi keawetan. Kalau tempat pembuatan steril, otomatis juga akan lebih mengawetkan makanan,” tambah Ndung.

Boraks juga sering digunakan sebagai bahan tambahan. Di beberapa daerah, boraks dikenal dengan sebutan bleng. “Boraks digunakan untuk mengenyalkan atau merenyahkan makanan, misalnya bakso, mi, atau kerupuk. Untuk mi, selain dikasih formalin, terkadang juga diberi semacam cairan lilin agar tidak lengket,” lanjut Ndung.

Bahan tambahan lain yang harus diwaspadai adalah MSG (bumbu penyedap masakan) dan pemanis buatan. “Meski efek MSG berbeda-beda pada setiap anak, tergantung usia, tapi untuk amannya, sebaiknya tidak usah diberi MSG. MSG bisa berdampak ke gangguan di hati, menimbulkan gangguan alergi, depresi, bahkan mengganggu

Page 11: Kemasan Mengandung Zat Berbahaya

keseimbangan fungsi otak. MSG juga sebaiknya tidak dikonsumsi ibu hamil, karena bisa masuk ke plasenta,” jelas Ndung. Sementara pemanis buatan, pada tingkat tertentu bisa menjadi karsinogen.

PENGAWET MAKANAN

Beberapa zat pengawet yang sering ditambahkan pada produk makanan antara lain.

1. Kalsium benzoat

Bahan pengawet ini dapat menghambat pertumbuhan bakteri penghasil toksin (racun), spora dan bakteri bukan pembusuk. Senyawa ini dapat memengaruhi rasa. Bahan makanan atau minuman yang diberi kalsium benzoat dapat memberikan kesan aroma fenol, yaitu seperti aroma obat cair. Asam benzoat digunakan untuk mengawetkan minuman ringan, minuman anggur, sari buah, sirup, dan ikan asin. Bahan ini bisa memicu terjadinya serangan asma pada penderita asma, serta mereka yang peka terhadap aspirin.

2. Sulfur dioksida

Bahan pengawet ini banyak ditambahkan pada sari buah, buah kering, kacang kering, sirup dan acar. Meski bermanfaat, penambahan bahan pengawet tersebut berisiko menyebabkan perlukaan pada lambung, mempercepat serangan asma, memicu alergi, serta menyebabkan kanker.

3. Kalium asetat

Bahan pengawet ini biasanya ditambahkan pada makanan yang asam. Kalium asetat tidak aman karena bisa menyebabkan rusaknya ginjal.

Page 12: Kemasan Mengandung Zat Berbahaya

dampak Bahaya zat Knalpot

Wedhus gembel atau luncuran awan panas tidak hanya ada saat Gunung Merapi

bererupsi. Di rumah, bikers bisa diserang bahaya seperti awan panas beracun. Sebab, saat

manasin motor, knalpot mengeluarkan gas beracun.

So, jangan pernah menghadapkan knalpot ke dalam rumah saat memanaskan. Gas buang yang

masuk rumah mengandung zat bahaya. Karbon monoksida alias CO misalnya. Gas ini punya daya

ikat kuat terhadap sel darah merah (hemoglobin).

Tanda-tanda awal keracunan CO, bisa bikin nafas sesak, mata perih, mual dan pusing. Setelah itu,

si penghirup gas buang kehilangan kesadaran. Nah, saat itulah ia bisa kekurangan oksigen dan

tewas.

Menurut United Nation For Environmental Program (UNFEP), CO membuat manusia menderita

kekurangan oxygen. Tahu sendiri akibatnya kalau manusia kekurangan oksigen. Pertama otaknya

akan mati, lalu tamat deh riwayat hidup.

Zat lain seperti timbal (Pb), NO dan Ozon (03) juga berbahaya. Jika melewati ambang batas 0.12

ppm (mikrogram per-kubik meter) mengganggu metabolisme tubuh. Di beberapa daerah di

Jakarta, ambang batasnya sudah lewat. Satu mikrogramnya merusak sistem pencernaan dan

pernapasan. Gawatnya lagi, mempengaruhi IQ anak jika terus-terusan menghirup.

Page 13: Kemasan Mengandung Zat Berbahaya

Untuk wanita bisa terserang mandul (endometriosis). Tumbuh sel lendir rahim di luar rahim.

“Angkanya 60-70 persen cewek akan sulit punya anak,” tambah Dr. Boyke Dian Nugraha,

gynaecologist merangkap konsultan masalah seks.

Zat Berbahaya dalam produk kecantikan

Hidrokinon termasuk golongan obat keras yang hanya dapat digunakan berdasarkan resep dokter. Bahaya pemakaian obat keras ini tanpa pengawasan dokter dapat menyebabkan iritasi kulit, kulit menjadi merah dan rasa terbakar, bercak-bercak hitam.Hidrokinon bekerja dengan menghambat tyrosinase dalam me-lanosit, sehingga menghambat sintesis melanin. Selain itu,pergerakan butir-butir melanin dan pertumbuhan melanositjuga terhambat. Hidrokinon juga toksik terhadap melanosit

Hidrokinon dengan konsentrasiyang kurang dari 5% telah disetujui oleh FDA sebagai ingre-dien yang aman dan efektif yang dijual bebas untuk mengurangi kulit yang mengalami hiperpigmentasi pada daerah yang terbatas.

Asam Retinoat/Tretinoin/Retinoic Acid adalah bentuk asam dari vitamin A, dan merupakan zat yang populer digunakan dalam kosmetik karena kemampuannya mengatur pembentukan dan penghancuran sel-sel kulit. Dengan mengatur siklus hidup sel, sel-sel epitel kulit yang mati tidak akan menumpuk begitu saja dan menyebabkan penyumbatan pori-pori kulit yang akhirnya menyebabkan jerawat. Kemampuannya mengatur siklus hidup sel ini juga dimanfaatkan oleh kosmetik-kosmetik anti-aging karena sel kulit manusia yang sudah berumur cenderung lamban memperbarui diri.

Namun, Tretinoin juga punya efek samping. Kulit yang sensitive dapat menjadi gatal, memerah dan terasa panas seperti terbakar. Efek samping Tretinoin yang paling ditakutkan adalah kemampuannya mengganggu proses pembentukan protein pada tingkat DNA, yang berujung pada kelainan bentuk tubuh janin atau di sebut juga teratogenik (Cacat pada janin).Tretinoin merupakan obat keras, di Indonesia hanya bisa didapat dengan resep dokter

Bahan pewarna Merah K.3 (Cl 15585), Merah K.10 (Rhodamin B) dan Jingga K.1 (Cl 12075) merupakan zat warna sintetis yang umumnya digunakan sebagai zat warna kertas, tekstil atau tinta.

Rhodamin B yang merupakan zat warna sintetis yang biasa digunakan untuk pewarna kertas, tekstil atau tinta. Zat tersebut dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan dan merupakan

Page 14: Kemasan Mengandung Zat Berbahaya

zat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker). Rhodamin B dalam konsentrasi tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada hati (liver).dalam konsentrasi tinggi dapat menyebabkan kerusakan hati.

zat Berbahaya di Rumah

Setelah lelah menuntaskan pekerjaan yang bertumpuk, nyaman rasanya berbaring santai di sofa kesayangan, menikmati musik ditemani secangkir minuman hangat. Energi pun cepat terkumpul kembali. Tapi, coba periksa lagi apa rumah kita sudah jadi tempat yang paling tepat untuk memulihkan semangat? Karena, salah pilih perlengkapan malah bisa mengganggu kesehatan kita, lho.

Barang PlastikBentuk yang lucu, warna-warni dan murah menjadikan plastik bahan yang banyak kita gunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Hati-hati, ada bisphenol A (BPA) dan phthalates, bahan kimia dalam plastik yang dapat mengganggu sistem endokrin, kelenjar yang menghasilkan berbagai hormon dalam tubuh kita, dan dianggap erat kaitannya dengan obesitas, diabetes, autisme, juga attention deficit/hyperactivity disorder, juga kelainan dalam sistem reproduksi.BPA (no.7) bisa ditemukan dalam botol air, botol bayi, plastik pembungkus makanan dan makanan kemasan. Phthalates digunakan untuk membuat plastik fleksibel. Bisa ditemukan dalam tirai kamar mandi, mainan anak, jas hujan, deterjen, kemasan makanan, dan sampo.

Yang bisa kita lakukan:1. Kurangi penggunaan plastik. Sebisa mungkin ganti perlengkapan plastik dengan gelas.2. Jangan lupa untuk teliti sebelum membeli barang-barang plastik.

Di Kamar MandiFluorideFluoride banyak terdapat dalam pasta gigi dan dipromosikan sebagai salah satu bahan untuk memperkuat gigi kita. Tetapi pemerintah AS juga menyebutkan fluoride berbahaya untuk saraf, dan jika tertelan berpotensi pemicu tumor. Anak di bawah 2 tahun tidak disarankan menggunakan pasta gigi ber-fluoride.ParabensMerpakan pengawet sintetis yang banyak digunakan dalam produk perawatan sehari-hari, seperti pelembap, dan untuk produk perawatan rambut dan perlengkapan cukur. Paraben disebut-sebut sebagai penyebab gangguan hormon.Di DapurPerfluorooctanoic Acid (PFOA), merupakan komponen yang terdapat dalam perlengkapan masak anti lengket. Gangguan hormon dan abnormalnya alat reproduksi ditunjukkan dalam studi yang dilakukan pada hewan dan manusia.Kalau masih suka, jangan panaskan alat masak kosong yang mengandung bahan anti lengket. Sebagai manusia modern yang akrab dengan industri, kita akan selalu ditawarkan berbagai produk, yang di antaranya dibuat dengan bahan yang berpotensi membahayakan kesehatan dan lingkungan. Kalau peduli dengan diri kita dan lingkungan sekitar, kita memang mesti lebih jeli dan pintar memilih produk yang nyaman dan aman. Bahkan kita juga bisa menyuarakan keprihatinan untuk mengubah kondisi ini.

Page 15: Kemasan Mengandung Zat Berbahaya

Bahan kimia berbahaya dalam kehdupan sehari-hari

Bahan kimia adalah bahan yang menyusun suatu zat. Bahan kimia itu dapat dikelompokan berdasarkan sifatnya, yaitu:• Mudah sekali terbakar• Mudah sekali meledak• Korosif (bahan yang menyebabkan pengikisan)• Serta Beracun

Bahan pemutihPemutih biasanya digunakan untuk menghilangkan kotoran atau noda berwarna yang sulit sekali dihilangkan pada pakaian/bahan tekstil. Larutan pemutih yang dijual biasanya itu mengandung bahan aktif natrium hipoklorit (NaOCI) sekitar 5%.3. PewangiPewangi merupakan bahan kimia yang biasanya terdapat dalam parfum, pengharum ruangan, pengharum lantai, pengharum pakaian, dan pengharum toilet. Aroma harum pada bahan pewangi dapat diperoleh dari bahan alami, seperti:

a. Fenil alkohol -> terdapat pada bunga mawarb. Sitrat -> buahjerukc. Ambergis -> dari ekstrak usus ikan pausd. Gray amber -> dari sperma ikan hiue. Castorium -> dari kelenjar kaki rusa betina yang ada diAmerika Utaradan Siberiaf. C/Vet -> dari kelenjar musang Ethiopia

Bahan pewangi umumnya terdiri atas tiga bentuk, yaitu:a. Pewangi padat, misalnya kayak bedak.b. Pewangi cair, misalnyakayak deodoran.c. Pewangi aerosol cair, misalnya kaya parfum. Pewangi berbentuk aerosol cair menggunakan senyawa kimia pendorong (propelan) agar dihasilkan aerosol, yaitu kloroflurokarbon (CFC).

Bahan pembasmi seranggaInsektisida ada tiga macam, yaitu:a. Racun pencernaanRacun pencernaan adalah bahan kimia yang jika termakan oleh serangga akan merusak saluran pencernaan sehingga serangga akan mati. Misalnya:• DDT = dikloro difenil trikloretan• BHC = benzena heksa kloridab. Racun luar tubuhRacun luar tubuh adalah bahan kimia yang akan membunuh serangga jika terjadi kontak langsung antara bahan kimia dan serangga. Misalnya seperti :• DDT• Dieldrin

Page 16: Kemasan Mengandung Zat Berbahaya

• BHC• Aldrinc. Racun pernapasanRacun pernapasan adalah bahan kimia yang jika terhirup atau dihirup oleh serangga akan merusak saluran pernapasannya sehingga menyebabkan serangga itu mati. Misalnya seperti:• BHC• Asam sianida• Karbon disulfida

5. PupukPupuk buatan yang umum digunakan adalah pupuk nitrogen, pupuk fosfor, dan pupuk natrium. Pemberian pupuk secara beriebihan dapat menimbulkan pencemaran tanah.

Efek Samping Penggunaan Bahan bagi Lingkungan dan Manusia1. Beberapa bahan kimia disinyalir merupakan pemicu kanker dan alergi.2. Penggunaan pemutih gigi dapat menyebabkan gusi mengalami iritasi, bahkan kanker gigi karena kandungan merkuri di dalamnya.3. Kesalahan penggunaan sabun/deterjen dapat mengakibatkan iritasi pada kulit.4. Senyawa klorofluorokarbon (CFC) atau karbon dioksida (C02) dalam aerosol cair atau bahan kimia semprot mengakibatkan penyebab utama penipisan ozon dan efek rumah kaca {green house effect).5. Limbah plastik dan styrofoam tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme yang mengakibatkan pencemaran lingkungan.6. Limbah cair dari kegiatan mencuci menyebabkan terjadinya eutrofikasi (perairan menjadi subur). Ini menyebabkan terjadinya Alga yang melimpah dan akan menjadi sampah organik sehingga perairan kekurangan oksigen.

Pencegahan Efek Samping Bahan Kimia1. Gunakan pupuk secukupnya.2. Gunakan cat yang aman, tidak mengandung merkuri atau timbal yang berbahaya bagi