Upload
djuniprist
View
291
Download
35
Embed Size (px)
Citation preview
8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD
1/94
8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD
2/94
8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD
3/94
Cover dalam
KEBAKARANBahan Pengayaan Bagi Guru SD/MI
Penulis: Drs. SuhermanNara Sumber: Sardio Sardi
PUSAT KURIKULUM
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
JAKARTA, 2009
Modul Ajar
Pengintegrasian Pengurangan Risiko
8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD
4/94
Modul Ajar Pengintegrasian
Pengurangan Risiko Kebakaran
Bahan Pengayaan Bagi Guru SD/MI
Penulis: Drs. Suherman
Nara Sumber: Sardio Sardi
Editor: Ninil R Mitahul Jannah dan Dian Ariyanie
Ilustrator Sampul : Hastiah (SDN 3 Imogiri Yogyakarta)
Ilustrator Isi:
Rizki Goni, Feri Rahman, Antan Juliansyah, Feri Fauzi, Rigan A.T.
Lay Out Isi:
Galang Gumilar, Antan Juliansyah, Feri Fauzi, Rudini Rusmawan, Ardi H, Agusbobos.
ISBN : 978-979-725-228-1
Program Safer Communities through Disaster Risk Reduction (SCDRR)
Jl. Tulung Agung No. 46, Jakarta 10310, INDONESIA
Telp : +62 21 390 5484 (hunting)
Fax : +62 21 391 8604E-mail : [email protected]
Website : www.sc-drr.org
Program masyarakat yang lebih aman melalui pengurangan risiko bencana (Safer Communities through
Disaster Risk Reduction disingkat SCDRR), merupakan proyek kerja sama antara United Nations Development
Programme (UNDP), BAPPENAS, BNPB dan Kementerian Dalam Negeri, dengan dukungan dana UNDP,
Departement for International Development (DFID) Pemerintah Inggris danAustralian Agency For InternationalDevelopment (AusAID)
8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD
5/94
SAMBUTAN
Indonesia yang merupakan salah satu negara kepulauan terbesar di dunia
berada di kawasan yang disebut cincin api, dimana risiko untuk terjadi
bencana alam seperti tsunami, gempa bumi, letusan gunung api, banjir dan
longsor sangat tinggi. Bencana alam ini telah menimbulkan ribuan korban
jiwa, kerugian materil dan meninggalkan banyak orang untuk berjuang
membangun kembali tempat tinggal dan mata pencahariannya.
Kesiapsiagaan merupakan hal yang penting dan harus dibangun pada setiap tingkat
kelompok di masyarakat. Pengalaman menunjukkan bahwa kehancuran akibatbencana dapat secara drastis dikurangi jika semua orang lebih siap menghadapi
bencana. Sekolah adalah pusat pendidikan yang tidak hanya memberikan kita
ilmu pengetahuan tetapi juga bekal untuk kelangsungan hidup kita, kesiapsiagaan
terhadap bencana merupakan bagian dari ketrampilan untuk kelangsungan
hidup kita. Sekolah juga seringkali menjadi tempat penghubung dan tempat
belajar bagi seluruh masyarakat. Anak-anak merupakan peserta ajar yang paling
cepat dan mereka tidak hanya mampu memadukan pengetahuan beru ke dalam
kehidupan sehari-hari, tetapi juga menjadi sumber pengetahuan bagi keluarga
dan masyarakatnya dalam hal prilaku yang sehat dan aman, yang mereka dapatkan
di sekolah. Oleh karenanya, menjadikan pencegahan bencana menjadi salah satu
okus di sekolah dengan memberdayakan anak-anak dan remaja untuk memahamitanda-tanda peringatan bencana dan langkah-langkah yang dapat diambil untuk
mengurangi risiko dan mencegah bencana, merupakan suatu langkah awal yang
penting dalam membangun ketangguhan bencana seluruh masyarakat. Jadi
kesiapsiagaan haruslah menjadi bagian dari materi yang diberikan dalam dunia
pendidikan khususnya pendidikan dasar dan menengah.
Pusat Kurikulum sebagai lembaga yang bertanggung jawab dalam
pengembangan model-model kurikulum sebagai reerensi satuan pendidikan
dalam pengembangan kurikulumnya, telah berhasil dalam menyusun
serangkaian modul ajar dan modul pelatihan untuk pengintegrasian
pengurangan risiko bencana ke dalam tingkat satuan pendidikan. Secara
keseluruhan modul ini terdiri atas 15 modul ajar dan 3 modul pelatihan, yaitu:
Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Gempa untuk SD.
Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Gempa untuk SMP.
Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Gempa untuk SMA.
Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Tsunami untuk SD.
Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Tsunami untuk SMP.
Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Tsunami untuk SMA.
KEPALA
PUSAT KURIKULUM
8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD
6/94
Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Longsor untuk SD.
Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Longsor untuk SMP.
Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Longsor untuk SMA.
Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran untuk SD.
Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran untuk SMP.Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran untuk SMA.
Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Banjir untuk SD.
Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Banjir untuk SMP.
Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Banjir untuk SMA.
Modul Pelatihan Pengintegrasian Pengurangan Risiko Bencana untuk SD,
SMP dan SMA.
Penyusunan modul-modul tersebut merupakan hasil kerjasama antara Pusat
Kurikulum dengan Direktorat Kawasan Khusus dan Daerah Tertinggal BAPPENAS
dalam sebuah Program Safer Community Through Disaster Risk Reduction (SCDRR)
In Development yang didanai oleh United Nations Development Program (UNDP)yang bertujuan untuk membangun masyarakat yang aman dari ancaman melalui
berbagai upaya pengurangan risiko bencana.
Setiap modul ajar dilengkapi dengan contoh-contoh silabus, rencana pelaksanaan
pembelajaran dan model bahan ajar. Sedangkan modul pelatihan terdiri dari
panduan asilitasi dan bahan bacaan bagi pelatih mengenai penyelenggaraan
penanggulangan bencana, pengurangan risiko bencana, sekolah siaga bencana,
pendidikan PRB, dan strategi pengintegrasian pendidikan PRB ke dalam kurikulum
satuan pendidikan.
Diharapkan modul-modul tersebut dapat bermanaat dan dijadikan bahan acuanbagi para pihak yang berkepentingan dalam kesiapsiagaan di sekolah.
Jakarta, Desember 2009
Kepala Pusat Kurikulum
Dra. Diah Harianti, M.Psi
8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD
7/94
SAMBUTAN
Indonesia sebagai negara kepulauan dengan letak geograsnya pada posisi
pertemuan 4 lempeng tektonik, merupakan wilayah yang rawan bencana.
Selain itu dengan kompleksitas kondisi demogra, sosial dan ekonomi di
Indonesia yang berkontribusi pada tingginya tingkat kerentanan masyarakat
terhadap ancaman bencana, serta minimnya kapasitas masyarakat dalam
menangani bencana menyebabkan risiko bencana di Indonesia menjadi
tinggi. Pada tahun 2005, Indonesia menempati peringkat ke-7 dari sejumlah
negara yang paling banyak dilanda bencana alam (ISDR 2006-2009, World
Disaster Reduction Campaign, UNESCO).
Berangkat dari hal tersebut dan guna mendukung paradigma pengurangan
risiko bencana di sektor pendidikan, maka Pusat Kurikulum-sebuah unit eselon
II di bawah Badan Penelitian dan Pengembangan pada Kementerian Pendidikan
Nasional bekerjasama dengan Direktorat Kawasan Khusus dan Daerah Tertinggal
BAPPENAS tengah melaksanakan kegiatan Program Safer Community Through
Disaster Risk Reduction (SCDRR) In Development melalui dana hibah UNDP. Kegiatan
ini bertujuan membangun masyarakat yang aman dari ancaman melalui berbagai
upaya pengurangan risiko bencana.
Dalam kerjasama ini, Pusat Kurikulum telah mengembangkan kurikulum khususnyadalam mengintegrasikan materi-materi dan kompetensi Pengurangan Risiko
Bencana (PRB) ke dalam mata pelajaran IPA, IPS, Bahasa Indonesia dan Pendidikan
Jasmani yang ada di sekolah mulai dari jenjang SD atau yang sederajat sampai
SMA atau yang sederajat. Model pengintegrasian materi dan kompetensi PRB
dengan mata pelajaran-mata pelajaran ini bertujuan agar muatan kurikulum dan
beban belajar tidak menjadi lebih berat. Disamping mengintegrasikan ke mata
pelajaran yang sudah ada PRB juga bisa dijadikan muatan lokal (Mulok) serta ekstra
kurikuler.
Modul Pengintegrasian Pengurangan Risiko Bencana ini disusun dalam rangka
untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya pengetahuan tentang bencana
dan mensosialisasikan langkah-langkah preventi untuk mengurangi risiko bencana
yang dapat menimpa di wilayah Indonesia. Tanpa adanya upaya terus-menerus
untuk mendiseminasikan inormasi tentang ancaman dan langkah-langkah yang
dapat diambil untuk mengurangi risiko-risiko yang dapat ditimbulkannya, sulit bagi
kita untuk mewujudkan guru dan peserta didik yang tangguh dalam menghadapi
bencana.
Modul ini dapat menjadi salah satu solusi yang memungkinkan bagi para guru untuk
mengajarkan peserta didik dari hari ke hari di sekolah secara berkesinambungan,
sehingga proses, internalisasi pengetahuan kebencanaan bukan hanya dipahami
KEPALA BADAN PENELITIAN
DAN PENGEMBANGAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD
8/94
dan diketahui dalam ingatan belaka tapi juga mendorong munculnya respon cepat
penyelamatan yang benar dari peserta didik ketika menghadapi bencana.
Diharapkan modul ini dapat dimanaatkan, antara lain:
Sebagai alat pemandu dalam membantu para guru dalam melakukan
pengajaran tentang pengurangan risiko bencana kepada peserta didik di
sekolah sebagai upaya membangun kesiapsiagaan dan keselamatan dari
bencana di sekolah.
Membuka peluang dan membangun kreatitas guru dalam menerapkan
pengetahuan tentang pengurangan risiko bencana yang disesuaikan
dengan konteks sekolah yang dibinanya
Memberikan gambaran secara lebih sistematis dan komprehensi cara
pengintegrasian pengetahuan tentang pengurangan risiko bencana
ke dalam mata pelajaran, muatan lokal dan pengembangan diri di
Sekolah.
Mendorong inisiati para guru, sekolah dan gugus dalam mengupayakanpengurangan risiko bencana dan membangun budaya keselamatan di
sekolah, lingkungan rumah dan lingkungan sekitar.
Semoga Modul Pengintegrasian Pengurangan Risiko Bencana ini menjadi
bermanaat dan membantu bagi semua guru untuk meningkatkan pengetahuan,
meningkatkan ketrampilan dan membentuk sikap anak untuk menjadi lebih
tanggap terhadap ancaman bencana.
Jakarta, Desember 2009Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan
Kementerian Pendidikan Nasional
Pro. Dr. H. Mansyur Ramly
8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD
9/94
SAMBUTAN
Menyikapi situasi kejadian bencana dan kenyataan luasnya cakupan wilayah
tanah air yang memiliki berbagai ancaman bencana, pemerintah Indonesia
telah melakukan sejumlah inisiati guna mengurangi risiko bencana ditanah
air. Pada akhir tahun 2006 Bappenas meluncurkan buku Rencana Aksi Nasional
Pengurangan Risiko Bencana (RAN PRB) 2006 2009, sebagai komitmen dalam
mengarusutamakan pengurangan risiko bencana dalam pembangunan nasional, yang
merupakan pelengkap dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
2005 2009 yang telah ada. Berdasarkan RAN PRB 2006 2009 tersebut, Pemerintah
telah mengalokasikan anggaran untuk program pencegahan dan pengurangan risiko
bencana, sebagaimana tertuang dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) mulai tahun
2007. Lebih lanjut pada April 2007, Pemerintah menerbitkan Undang Undang Nomor
24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, yang menjadi tonggak sejarah
dalam upaya penanggulangan bencana di Indonesia, dan diikuti dengan peraturan
turunannya, serta dibentuknya Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNBP)
melalui Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2008.
Untuk mendukung prakarsa prakarsa yang telah dimulai oleh Pemerintah Indonesia
tersebut, UNDP bekerjasama dengan Bappenas, BNPB dan Kementerian Dalam Negeri
telah menginisiasi sebuah program yang ditujukan untuk mewujudkan masyarakat
yang lebih aman melalui pengurangan risiko bencana dalam pembangunan atauyang dikenal dengan Program Safer Communities Through Disaster Risk Reduction in
Development (SCDRR in Development). Program SCDRR ini kan berlangsung selama 5
tahun (2007 2012) dan dirancang untuk mendorong agar pengurangan risiko bencana
menjadi sesuatu yang lazim dalam proses pembangunan yang terdesentralisasi. Untuk
mewujudkan hal itu maka upaya pengarusutamaan pengurangan risiko bencana
kedalam proses pembangunan mutlak harus dijalankan. Upaya tersebut dilaksanakan
melalui 4 pilar sasaran program SCDRR, yaitu : (1) Diberlakukannya kebijakan, peraturan
dan kerangka kerja regulasi pengurangan risiko bencana; (2) Diperkuatnya kelembagaan
pengurangan risiko bencana dan kemitraan diantara mereka; (3) Dipahaminya risiko
bencana dan tindakan yang dapat diambil untuk mengurangi risiko tersebut oleh
masyarakat dan pengambil kebijakan melalui pendidikan dan penyadaran publik;
(4) Didemonstrasikannya pengurangan risiko bencana sebagai bagian dari program
pembangunan.
Terkait dengan sasaran ketiga mengenai perlunya pendidikan dan penyadaran
publik terhadap pengurangan risiko bencana, selama beberapa tahun ini pemerintah
bersama-sama beberapa lembaga swadaya masyarakat, dan institusi pendidikan di
tingkat nasional maupun daerah telah melakukan berbagai upaya dalam pendidikan
kebencanaan, termasuk memasukkan materi kebencanaan kedalam muatan lokal,
pelatihan untuk guru, kampanye dan advokasi, hingga school road showuntuk kegiatan
simulation drilldi sekolah-sekolah. Namun demikian, kegiatan-kegiatan tersebut belumterkoordinasi dengan baik dan belum terintegrasi dalam satu kerangka yang dapat
DIREKTUR KAWASAN KHUSUS
DAN DAERAH TERTINGGAL, BAPPENAS
SELAKU NATIONAL PROJECT
DIRECTOR SCDRR
8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD
10/94
disepakati bersama. Dilain pihak, pemetaan aktivitas pendidikan diberbagai wilayah rawan
bencana di Indonesia serta intervensi dan dukungan peningkatan kapasitas untuk pendidikan
masih sangat minim dan terpusat, khususnya di wilayah Jawa dan Sumatera. Kajian kesiapsiagaan
masyarakat terhadap bencana yang telah dilakukan di berbagai wilayah menunjukkan rendahnya
tingkat kesiapsiagaan komunitas sekolah dibanding masyarakat serta aparat (LIPI, 2006 2007).Hal ini sangat ironis, karena sekolah adalah basis dari komunitas anak-anak, yang merupakan
kelompok rentan yang perlu dlindungi dan secara bersamaan perlu ditingkatkan pengetahuan
dan keterampilannya.
Di sisi lain, tantangan dalam mengintegrasikan upaya-upaya pengurangan risiko bencana
kedalam sistem pendidikan juga telah banyak dikaji, seperti : (1) Beratnya beban kurikulum siswa;
(2) Kurangnya pemahaman guru mengenai bencana ; (3) Kurangnya kapasitas dan keahlian guru
dalam integrasi PRB kedalam kurikulum; (4) Minimnya panduan, silabus dan materi ajar yang
terdistribusi dan dapat diakses oleh guru; (5) Terbatasnya sumberdaya (tenaga, biaya dan sarana);
dan (6) Kondisi bangunan sik sekolah, sarana dan prasarana pada ummnya memprihatinkan,
tidak berorientasi pada AMDAL dan konstruksi tahan gempa.
Untuk menjawab tantangan tersebut dan guna melaksanakan integrasi pengurangan risiko
bencana ke dalam sistem pendidikan, dalam rangka mewujudkan budaya aman dan siaga
bencana, maka SCDRR telah mendukung Kementerian Pendidikan Nasional dalam menyusun
Strategi Pengarusutamaan Pengurangan Risiko Bencana kedalam Sistem Pendidikan Nasional.
Strategi ini akan disahkan melalui suatu bentuk kebijakan ditingkat nasional yang diharapkan
dapat menjadi acuan bagi pelaksanaan integrasi PRB ke dalam sistem pendidikan baik intra
maupun ekstrakurikuler secara nasional.
Untuk mendukung implementasi kebijakan tesebut, maka SCDRR mendukung Pusat Kurikulum,
Kementerian Pendidikan Nasional dalam menyusun modul ajar dan modul pelatihanpengintegrasian pengurangan risiko bencana ke dalam intra dan ekstrakurikuler. Modul-modul
ini berisi model pembelajaran, materi ajar lengkap dengan panduan pengajarannya, dalam hal
integrasi PRB kedalam intra dan ekstrakurikuler.
Diharapkan modul-modul yang disusun oleh Pusat Kurikulum Kementerian Pendidikan Nasional
ini dapat menjadi acuan standar dan/atau memperkaya bahan-bahan yang sudah ada dan sudah
disusun oleh berbagai pihak lainnya, sehingga dapat bermanaat dan digunakan oleh praktisi
pendidikan dan pemangku kepentingan lainnya dalam rangka peningkatan kesiapsiagaan
sekolah terutama didaerah rawan bencana. Terima Kasih.
Jakarta, Desember 2009
Direktur Kawasan Khusus dan Daerah Tertinggal, Bappenas
Selaku National Project Director SCDRR
Dr.Ir Suprayoga Hadi, MSP
8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD
11/94
DAFTAR ISI
SAMBUTAN KEPALA PUSAT KURIKULUM iii
SAMBUTAN KEPALA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN,
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL vSAMBUTAN DIREKTUR KAWASAN KHUSUS DAERAH TERTINGGAL
SELAKU NPD SC-DRR vii
DAFTAR ISI ix
DAFTAR TABEL xi
DAFTAR GAMBAR xiii
DAFTAR KOTAK xv
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Landasan & Pedoman 11.1.1 Landasan Filosos 3
1.1.2 Landasan Sosiologis 4
1.1.3 Landasan Yuridis 4
1.1.4 Pedoman Pengembangan Produk 4
1.1.5 Pengintegrasian Pengurangan Risiko Bencana ke dalam
Sistem Pendidikan Nasional 5
1.2 Kerangka Kerja Pendidikan untuk Pengurangan Risiko Bencana 7
1.2.1 Pendidikan untuk Pengurangan Risiko Bencana dan
Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan 7
1.2.2 Konsep Pendidikan untuk Pengurangan Risiko Bencana 8
BAB II FENOMENA DAN PERISTIWA KEBAKARAN 9
2.1 Fenomena Kebakaran 9
2.2 Peristiwa Kebakaran di Indonesia 11
BAB III PENGURANGAN RISIKO KEBAKARAN 12
3.1 Pengurangan Risiko Bencana 12
3.1.1 Pencegahan 12
3.1.2 Mitigasi 12
3.1.3 Kesiapsiagaan 13
8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD
12/94
Datar Isi
x
3.2 Kesiapsiagaan 15
3.2.1 Tindakan Sebelum Terjadi Kebakaran 15
3.2.2 Tindakan Saat Terjadi Kebakaran 27
3.2.3 Tindakan Setelah Terjadi Kebakaran 33
BAB IV MATERI PEMBELAJARAN PENGURANGAN RISIKO KEBAKARAN 37
4.1 Identikasi Materi Pembelajaran Pengurangan Risiko Kebakaran 37
4.2 Pemetaan Indikator Prilaku Siswa 39
4.3 Pendekatan Kegiatan Belajar Mengajar 40
BAB V PENGINTEGRASIAN PENGURANGAN RISIKO KEBAKARAN
KE DALAM KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DASAR
(SD/MI) 43
5.1 Pengintegrasian Materi Pembelajaran
Pengurangan Risiko Kebakaran Ke Dalam Mata Pelajaran 43
5.1.1 Peta Integrasi Materi Pembelajaran
Pengurangan Risiko Kebakaran 43
5.1.2 Analisis Kompetensi Dasar dan Standar Kompetensi 43
5.1.3 Penyusunan Silabus Pengurangan Risiko Kebakaran 48
5.1.4 Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 59
5.1.5 Penyusunan Bahan Ajar 62
5.2 Pengembangan Model Muatan Lokal
Pengurangan Risiko Kebakaran 64
5.2.1 Analisis Konteks Pengembangan Muatan Lokal 64
5.2.2 Penyusunan Standar Kompetensi danKompetensi Dasar Muatan Lokal 66
5.2.3 Penyusunan Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 68
5.3 Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran
Dalam Program Pengembangan Diri 68
DAFTAR ISTILAH 74
DAFTAR PUSTAKA 76
8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD
13/94
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Identikasi Materi Pembelajaran
Pengurangan Risiko Kebakaran 38
Tabel 4.2 Indikator Prilaku Siswa 39
Tabel 5.1 Pemetaan SK/SD ke dalam mata pelajaran IPA, IPS.
Bahasa Indonesia dan Penjasorkes 44
Tabel 5.2 Silabus Integrasi Pengurangan Risiko Bencana Kebakaran
ke dalam mata pelajaran IPA kelas IV/1 52
Tabel 5.3 Silabus Integrasi Pengurangan Risiko Bencana Kebakaran
ke dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas IV/1 53
Tabel 5.4 Silabus Integrasi Pengurangan Risiko Bencana Kebakaran
ke dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas IV/2 55
Tabel 5.5 Silabus Integrasi Pengurangan Risiko Bencana Kebakaran
ke dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas V/1 56
Tabel 5.6 Silabus Integrasi Pengurangan Risiko Bencana Kebakaranke dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas V/2 57
Tabel 5.7 Silabus Integrasi Pengurangan Risiko Bencana Kebakaran
ke dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VI/1 58
Tabel 5.8 Contoh Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Muatan Lokal Sekolah Dasar 68
Tabel 5.9 Kegiatan terprogram berupa kegiatan Pengembangan Diri 71
8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD
14/94
8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD
15/94
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kebakaran di perumahan padat penduduk 9
Gambar 2.2 Proses terjadinya El Nino 9
Gambar 3.1 Diagram proses terjadinya api 15
Gambar 3.2 Korek api 20
Gambar 3.3 Latihan cara keluar menyelamatkan diri jika terjadi
kebakaran 22
Gambar 3.4 Menyimpan selimut api dan pemadam api di dalam dapur 22
Gambar 3.5 Racun Api 25
Gambar 3.6 Hidran 25
Gambar 3.7 Detektor Asap 26
Gambar 3.8 Titik Panggil Manual 26
Gambar 3.9 Sprinkler 27
Gambar 3.10 Kebakaran di bangunan tinggi 29
Gambar 3.11 Pertolongan pertama pada luka bakar 32Gambar 5.1 Peta Integrasi Materi Pembelajaran
Pengurangan Risiko Kebakaran 43
Gambar. 5.2 Skema Pengembangan Silabus 49
8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD
16/94
Datar Gambar
xiv
8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD
17/94
8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD
18/94
Datar Kotak
xvi
8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD
19/94
1.1 Landasan dan Pedoman
Berdasarkan hasil Konerensi Sedunia tentang Pengurangan Risiko Bencana
yang diselenggarakan pada tanggal 18-22 Januari 2005 di Kobe, Hyogo,Jepang; dan dalam rangka mengadopsi Kerangka Kerja Aksi 2005-2015
dengan tema Membangun Ketahanan Bangsa dan Komunitas Terhadap Bencana
memberikan suatu kesempatan untuk menggalakkan suatu pendekatan yang
strategis dan sistematis dalam meredam kerentanan dan risiko terhadap bahaya.
Konerensi tersebut menekankan perlunya mengidentikasi cara-cara untuk
membangun ketahanan bangsa dan komunitas terhadap bencana.
Pada bulan Januari 2005, lebih dari 4.000 perwakilan pemerintah, organisasi non-
pemerintah , institusi akademik, dan sektor swasta berkumpul di Kobe, Jepang, pada
World Conerence on Disaster Reduction (WCDR) kesebelas. Konerensi tersebut
mengakhiri perundingan-perundingan tentang Kerangka Kerja Aksi Hyogo 2005-
2015 : Membangun Ketahanan Bangsa dan Komunitas terhadap Bencana (HFA).
Kerangka Aksi ini diadopsi oleh 168 negara dan menetapkan tujuan yang jelas
secara substansiil mengurangi kerugian akibat bencana, baik korban jiwa maupun
kerugian terhadap aset-aset sosial, ekonomi, dan lingkungan suatu masyarakat
dan negara dan merinci seperangkat prioritas untuk mencapai tujuan setindaknya
pada tahun 2015.
HFA menekankan bahwa pengurangan risiko bencana adalah isu sentral kebijakan
pembangunan, selain juga menjadi perhatian berbagai bidang ilmu, kemanusiaan,
dan lingkungan. Bencana merusak hasil-hasil pembangunan, memelaratkan rakyatdan negara. Tanpa usaha yang serius untuk mengatasi kerugian akibat bencana,
bencana akan terus menjadi penghalang besar dalam pencapaian Sasaran
Pembangunan Milenium. Untuk membantu pencapaian hasil yang diinginkan,
HFA mengidentikasi lima Prioritas Aksi yang spesik: (1) Membuat Pengurangan
Risiko Bencana sebagai prioritas; (2) Memperbaiki inormasi risiko dan peringatan
dini; (3) Membangun budaya keamanan dan ketahanan; (4) Mengurangi risiko pada
sektor-sektor utama; (5) Memperkuat kesiapan untuk bereaksi.
BAB IPENDAHULUAN
8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD
20/94
8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD
21/94
Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran untuk SD/MI
3
masyarakat; (2) asilitas bangunan sekolah yang bisa menyelamatkan hidup danmelindungi anak-anak sebagai generasi penerus bangsa dari suatu kejadianbencana alam; dan (3) pendidikan tentang risiko bencana dan asilitas keselamatandi sekolah akan membantu negara-negara menuju ke arah pencapaian Tujuan
Pembangunan Millenium.
Sekolah dipercaya memiliki pengaruh langsung terhadap generasi muda,yaitu dalam menanamkan nilai-nilai budaya dan menyampaikan pengetahuantradisional dan konvensional kepada generasi muda. Untuk melindungi anak-anak dari ancaman bencana alam diperlukan dua prioritas berbeda namun tidakbisa dipisahkan aksinya yaitu pendidikan untuk mengurangi risiko bencana dankeselamatan dan keamanan sekolah.
Sekolah juga harus mampu melindungi anak-anak dari suatu kejadian bencanaalam. Investasi dalam memperkuat struktur gedung sekolah sebelum suatubencana terjadi, akan mengurangi biaya/anggaran jangka panjang, melindungigenerasi muda penerus bangsa, dan memastikan kelangsungan kegiatan belajar-mengajar setelah kejadian bencana. Pendidikan di sekolah dasar dan menegahmembantu anak-anak memainkan peranan penting dalam penyelamatan hidup danperlindungan aset/milik masyarakat pada saat kejadian bencana. Menyelenggarakanpendidikan tentang risiko bencana ke dalam kurikulum sekolah sangat membantudalam membangun kesadaran akan isu tersebut di lingkungan masyarakat.
Mengurangi risiko bencana dimulai dari sekolah. Seluruh komponen, dalam halini anak-anak sekolah, para guru, para pemimpin masyarakat, orangtua, maupunindividu yang tertarik dengan pendidikan tentang risiko bencana dan keselamatandi sekolah, lembaga swadaya masyarakat, organisasi kemasyarakatan, institusi lokal/regional/nasional/ internasional, sektor swasta dan publik untuk dapat berpartisipasisecara akti. Keterlibatan media juga diperlukan untuk mendorong sebuah budayaketahanan terhadap bencana dan keterlibatan komunitas yang kuat dalam rangkakampanye pendidikan publik secara terus-menerus dan dalam konsultasi publik disegenap lapisan masyarakat. Bencana?! Jika Siap Kita Selamat.
Padatnya kurikulum pendidikan nasional tidak boleh kita jadikan alasan untuk tidakmelakukan kegiatan Pengurangan Risiko Bencana di sekolah secara berkelanjutan.Pembelajaran Pengurangan Risiko Bencana di sekolah-sekolah bisa dilaksanakandengan mengintegrasikan materi Pembelajaran Pengurangan Risiko Bencana kedalam (1) mata pelajaran pokok/paket, (2) muatan lokal, dan (3) ekstrakurikuler danpengembangan diri. Atau secara khusus megembangkan dan menyelenggarakankurikulum muatan lokal dan ektrakurikuler/pengembangan diri yang didedikasikankhusus untuk pendidikan pengurangan risiko bencana.
1.1.1 Landasan Filosofs
Bencana merupakan suatu bentuk gangguan terhadap kehidupan danpenghidupan masyarakat, oleh karena itu, secara losos, pengurangan risikobencana merupakan bagian dari pemenuhan tujuan bernegara RepublikIndonesia, yaitu melindungi segenap rakyat dan bangsa, serta seluruhtumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkankemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD
22/94
8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD
23/94
8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD
24/94
Pendahuluan
6
Kebijakan yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan menyatakan bahwa penyusunan
kurikulum merupakan tanggung jawab setiap satuan pendidikan (sekolah
dan madrasah). Oleh karena itu tidak lagi dikenal apa yang disebut dengan
kurikulum nasional, yang pada periode sebelumnya menjadi tanggung jawabpemerintah pusat.
Dalam PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 17
menyebutkan:
1. Kurikulum tingkat satuan pendidikan SD/MI/SDLB, SMP/MTs/SMPLB, SMA/
MA/SMALB, SMK/MAK, atau bentuk lain yang sederajat dikembangkan
sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah/karakteristik daerah,
sosial budaya masyarakat setempat, dan peserta didik
2. Sekolah dan komite sekolah, atau madrasah dan komite madrasah,
mengembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan dan silabusnya
berdasarkan kerangka dasar kurikulum dan standar kompetensi lulusan,
dibawah supervisi dinas kabupaten/kota yang bertanggung jawab di
bidang pendidikan untuk SD, SMP, SMA, dan SMK dan departemen yang
mengurusi urusan pemerintahan di bidang agama untuk MI, MTs, MA, dan
MAK
Penjabaran kurikulum dilakukan dengan penyusunan silabus dan bahan ajar
sesuai dengan kondisi geogras dan demogras untuk daerah, kebutuhan,
potensi dan karkateristik satuan pendidikan dan peserta didik, yang selanjutnya
diimplementasikan dalam kegiatan pembelajaran. Dalam Permendiknas No.
24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan Standar Isi dan Standar Kompetensi
Lulusan Pasal 1:
1. Satuan pendidikan dasar dan menengah mengembangkan dan
menetapkan kurikulum tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah
sesuai kebutuhan satuan pendidikan.
2. Satuan pendidikan dasar dan menengah dapat mengembangkan
kurikulum dengan standar yang lebih tinggi dari standar isi dan standar
kompetensi lulusan.
3. Kurikulum satuan pendidikan dasar dan menengah ditetapkan oleh
kepala satuan pendidikan dasar dan menengah setelah memperhatikan
pertimbangan dari Komite Sekolah atau Komite Madrasah.Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional Pasal 32 Ayat 1, juga telah mengakomodasi kebutuhan pendidikan
bencana dalam terminologi pendidikan layanan khusus. Yakni pendidikan
bagi peserta didik di daerah terpencil atau terbelakang, masyarakat adat
yang terpencil, dan/atau mengalami bencana alam, bencana sosial, dan tidak
mampu dari segi ekonomi.
8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD
25/94
Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran untuk SD/MI
7
1.2 Kerangka Kerja Pendidikan untuk Pengurangan Risiko
Bencana
1.2.1 Pendidikan untuk Pengurangan Risiko Bencana dan Pendidikan untuk
Pembangunan BerkelanjutanPada bulan Desember 2002, Majelis Umum PBB mengadopsi resolusi 57/254
untuk menempatkan Dekade Pendidikan Bagi Pembangunan Berkelanjutan,
mulai 2005-2014, dibawah koordinasi UNESCO. Pendidikan untuk pengurangan
bencana (alam) telah diidentikasi sebagai masalah inti yang akan dibahas
di bawah DESD. Pendidikan dipandang dalam konsep yang lebih luas.
Sebagaimana didenisikan dalam Bab 36 dalam Agenda 21, Pendidikan
sangat penting untuk mencapai perlindungan lingkungan dan kesadaran
etika, nilai-nilai dan sikap, keterampilan dan perilaku yang konsisten dengan
pembangunan berkelanjutan. Baik ormal dan pendidikan non-ormal sangat
diperlukan untuk pembangunan berkelanjutan . Pendidikan dan pengetahuanberkontribusi untuk meningkatkan kesadaran tentang bahaya (alam) serta
kerentanan dan ancaman yang ada yang dihadapi oleh masyarakat. Juga
memberikan kontribusi untuk menumbuhkembangkan keterampilan hidup.
Dasawarsa ini didukung oleh Kerangka Aksi Hyogo 2005 2015 yang
menyoroti pentingnya pendidikan dan pembelajaran sebagai bagian dari
prioritas aksi, menggunakan pengetahuan, inovasi dan pendidikan untuk
membangun sebuah budaya keselamatan dan ketahanan di semua tingkat.
Inisiati pengurangan risiko bencana harus berakar di semua lembaga-
lembaga pendidikan, khususnya di sekolah-sekolah dan memasukkan dalam
program pendidikan. Pendidikan pengurangan risiko bencana yang mencakupsemua aspek peningkatan kesadaran publik, pendidikan dan pelatihan yang
bertujuan untuk menciptakan dan atau meningkatkan budaya pencegahan
melalui identikasi dan pemahaman risiko, serta belajar mengenai langkah-
langkah pengurangan risiko bencana, dan tanggap bencana.
Oleh karena itu Pendidikan untuk Pengurangan Risiko Bencana - sebagai
bagian dari Pengurangan Risiko Bencana (PRB) - harus melekat dengan
Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan (Education or Sustainable
Development - ESD), dan mendukung kerangka ESDyang mencakup 3 aspek,
yaitu:
1. Pendidikan untuk pengurangan risiko bencana adalah interdisipliner.Oleh karena itu, pertimbangan penting diberikan kepada dampak, dan
hubungan antara, masyarakat, lingkungan, ekonomi dan budaya.
2. Pendidikan untuk pengurangan risiko bencana dan meningkatkan
pemikiran kritis dan pemecahan masalah, dan ketrampilan hidup sosial dan
emosional untuk pemberdayaan kelompok rentan atau terkena bencana.
3. Pendidikan untuk pengurangan risiko bencana mendukung Tujuan
Pembangunan Milenium. Tanpa mempertimbangkan Pengurangan Risiko
Bencana dalam perencanaan pembangunan, semua upaya pembangunan
termasuk inisiatiDESDdihancurkan dalam hitungan detik.
8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD
26/94
Pendahuluan
8
Kerangka kerja Pendidikan untuk pengurangan risiko bencana atau pendidikanpengurangan risiko bencana dikembangkan mengikuti arahan UN-ISDRsebagai berikut: Pendidikan pengurangan risiko bencana adalah sebuahproses pembelajaran bersama yang bersiat interakti di tengah masyarakat
dan lembaga-lembaga yang ada. Cakupan pendidikan pengurangan risikobencana lebih luas daripada pendidikan ormal di sekolah dan universitas.Termasuk di dalamnya adalah pengakuan dan penggunaan kearian tradisionaldan pengetahuan lokal bagi perlindungan terhadap bencana alam.
HFA pada PRIORITAS AKSI 3, Poin Aktivitas kunci termaktub rekomendasibahwa PRB dimasukkan dalam kurikulum sekolah, pendidikan ormal daninormal.
Menggalakkan dimasukkannya pengetahuan pengurangan risiko bencanadalam bagian yang relevan dalam kurikulum sekolah di semua tingkat danmenggunakan jalur ormal dan inormal lainnya untuk menjangkau pemuda
dan anak-anak; menggalakkan integrasi pengurangan risiko bencana sebagaisuatu elemen intrinsik Dekade Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan(2005-2015) dari PBB .
1.2.2 Konsep Pendidikan untuk Pengurangan Risiko Bencana
Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana adalah usaha sadar dan terencanadalam proses pembelajaran untuk memberdayaan peserta didik dalam upayauntuk pengurangan risiko bencana dan membangun budaya aman sertatangguh terhadap bencana. Pendidikan PRB lebih luas dari penddidikanbencana, bahkan lebih dari pendidikan tentang pengurangan risiko bencana.Tetapi mengembangkan motivasi, ketrampilan, dan pengetahuan agar
dapat tertindak dan mengambil bagian dari upaya untuk pengurangan risikobencana.
Tujuan pendidikan untuk pengurangan risiko bencana adalah:
1. Menumbuhkembangkan nilai dan sikap kemanusiaan
2. Menumbuhkembangkan sikap dan kepedulian terhadap risiko bencana
3. Mengembangkan pemahaman tentang risiko bencana, pemahaman tentangkerentanan sosial, pemahaman tentang kerentanan sik, serta kerentananprilaku dan motivasi,
4. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan untuk pencegahan dan
pengurangan risiko bencana, pengelolaan sumberdaya alam dan lingkunganyang bertanggungjawab, dan adaptasi terhadap risiko bencana
5. Mengembangkan upaya untuk pengurangan risiko bencana diatas, baik secaraindividu maupun kolekti
6. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan siaga bencana
7. Meningkatkan kemampuan tanggap darurat bencana
8. Mengembangkan kesiapan untuk mendukung pembangunan kembalikomunitas saat bencana terjadi dan mengurangi dampak yang disebabkankarena terjadinya bencana
9. Meningkatkan kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan besar dan
mendadak
8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD
27/94
2.1 Fenomena Kebakaran
Kebakaran selalu menghantui warga di perkotaan dimana terdapat banyak
kelurahan rawan kebakaran di seluruh wilayah Indonesia. Umumnya kelurahan-kelurahan itu padat penduduk, rumahnya berdempetan, akses jalan sempit, dan
banyak instalasi listrik yang tidak sesuai aturan.
Gambar 2.1 Kebakaran di perumahan padat penduduk
El Nino merupakan enomena alam yang terjadi secara natural setiap tahun.
Terjadinya El Nino ini disebabkan temperatur di perairan tropis di bagian timur
Samudra Pasik bertambah panas secara tidak wajar yang menyebabkan terjadinya
pergerakan uap air. Udara yang lebih panas tersebut pada akhirnya menimbulkan
kekeringan di sejumlah kawasan Asia Pasik, seperti Indonesia.
Gambar 2.2 Proses terjadinya El Nino
FENOMENA DAN PERISTIWA
KEBAKARANBAB II
8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD
28/94
8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD
29/94
8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD
30/94
8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD
31/94
8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD
32/94
8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD
33/94
8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD
34/94
8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD
35/94
8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD
36/94
8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD
37/94
8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD
38/94
Pengurangan Risiko Kebakaran
20
Penggunaan alat-alat elektrik
1. Pastikan semua alat elektrik digunakan mengikuti buku panduan pabrikpembuat.
2. Pastikan alat-alat elektrik berada dalam keadaan baik. Jika anda merasa
ragu pada kondisi alat, panggil seorang juru elektrik supaya memeriksaalat-alat tersebut.
3. Untuk memperbaiki alat-alat di rumah harus dengan orang yang ahlinya.
4. Jika terjadi kebakaran dirumah, lakukan pemutusan arus listrik dari skringutama.
Peringatan Bagi Perokok
1. Jangan sekali-kali merokok di atas kasur.
2. Jangan buang abu rokok sembarangan.
3. Pastikan puntung rokok dipadamkan sebelum dibuang.
Kebakaran dapat disebabkan oleh anak-anak, maka;
1. Simpan semua korek api, pemetik api dan lilin di tempat tidak mudahdiambil anak-anak.
2. Gunakan pemetik api yang tidak mudah dinyalakan oleh kanak-kanak.
3. Ajar anak-anak kecil supaya menyerahkan semua mancis api dan pemetikapi kepada seorang dewasa.
4. Pastikan korek api boleh digunakan oleh anak-anak hanya jika seorangdewasa ada bersama mereka.
5. Ajar anak-anak supaya memanggil 113 dalam keadaan darurat kebakaran.
6. Didik anak-anak supaya mereka tahu bagaimana keluar dari rumah jikaterjadi kebakaran.
7. Jalankan latihan kebakaran selalu bersama anak-anak supaya mereka tahudimana keluarga harus berkumpul sesudah keluar dari rumah.
8. Ajar anak-anak supaya merangkak dan cepat bergerak jika ada asap didalam rumah.
9. Ajar anak-anak supaya berhenti, merebahkan badan dan bergolek-golek
jika pakaian mereka terbakar.
Gambar 3.2 Korek api
8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD
39/94
8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD
40/94
8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD
41/94
8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD
42/94
8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD
43/94
8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD
44/94
8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD
45/94
8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD
46/94
8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD
47/94
8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD
48/94
8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD
49/94
8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD
50/94
Pengurangan Risiko Kebakaran
32
Tekan
Tekan handle pada bagian kepala tabung pemadam api, maka
bahan pemadam akan tersembur keluar dari dalam tabung.
Sapukan.
Mulai dari jarak yang agak jauh, sapukan hose (slang) pemadam
kebakaran ke kiri dan kekanan, bergerak ke depan perlahan-lahan
sampai api padam.
Yang harus anda lakukan jika terjadi kebakaran di rumah anda
Semua keluarga harus tenang dan berlatih menyelamatkan diri.
1. Untuk dapat bersikap tenang, maka semua anggota keluarga harus tahu
jalan untuk menyelamat diri ke luar rumah dan mengetahui tempat
berkumpul yang aman
2. Sediakan nomor-nomor panggilan darurat untuk kejadian kebakaran yaitunomor 113
3. Letakkan nomor-nomor panggilan kebakaran, polisi, dan ambulan di dekat
telepon rumah
4. Jika ada asap di dalam rumah, cepat merangkakdan terus bergerak keluar
5. Sentuh handel/pegangan pintu dengan punggung tangan untuk
mengetahui apakah pegangan pintu panas, kemudian merangkak keluar.
6. Jika pintu panas, gunakan jalan keluar lain.
7. Keluarkan setiap anggota keluarga dari rumah secepat mungkin.
8. Beritahu petugas pemadam kebakaran apabila ada anggota keluarga
yang masih di dalam rumah saat rumah kebakaran.
9. Jangan masuk ke dalam rumah untuk mengambil benda apapun apabila
kobaran api telah besar
Sejukkan bahagian tubuh yang terbakar dengan air yang mengalir.
Gambar 3.11 Pertolongan pertama pada luka bakar
8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD
51/94
8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD
52/94
8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD
53/94
8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD
54/94
Pengurangan Risiko Kebakaran
36
7. Jika tidak terjadi gangguan pada sistem pernaasan maka yang
perlu dilakukan hanya memberikan oksigen tambahan melalui
sungkup muka.
Membantu Korban KebakaranKebakaran mendatangkan kerugian dan penderitaan bagi korbannya. Untuk
membantu korban bencana kebakaran, usaha-usaha yang bisa kita lakukan
adalah:
1. Mendirikan tenda-tenda pengungsian.
Tenda pengungsian ini dapat digunakan sebagai penampungan sementara
untuk para korban. Tenda-tenda ini didirikan di tempat-tempat yang
aman.
2. Mendirikan dapur-dapur umum
Dapur umum berungsi untuk menyediakan makanan dan minuman bagi
para korban kebakaran. Keberadaan dapur umum ini memberikan
banyak manaat bagi para korban.
3. Pos kesehatan
Pos kesehatan perlu didirikan di tempat-tempat pengungsian karena
sesudah terjadi kebakaran biasanya ada saja korban mengalami cedera atau
luka-luka, dari cedera ringan sampai berat. Pos kesehatan ini menyediakan
obat-obatan yang diperlukan.
4. Mengumpulkan bantuan dan membagikannya kepada korban. Sumbangan
dapat berupa: pakaian pantas pakai, makanan siap saji (mie instan, susu,
biskuit, minuman, dsb), obat-obatan, selimut, dan sebagainya.
5. Menyediakan air bersih
Para korban kebakaran sangat membutuhkan air bersih terutama untuk
minum, memasak dan mandi sementara air yang tersedia sudah tercemar
berbagai macam bakteri sehingga tidak layak untuk di konsumsi. Bantuan
dan penyediaan air bersih sangat dibutuhkan bagi para korban bencana.
8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD
55/94
8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD
56/94
8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD
57/94
8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD
58/94
8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD
59/94
8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD
60/94
8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD
61/94
8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD
62/94
8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD
63/94
8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD
64/94
8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD
65/94
8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD
66/94
8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD
67/94
8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD
68/94
8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD
69/94
8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD
70/94
Stan
dar
Kompe
tensi
Kompe
tensi
Dasar
Ma
teri
Po
ko
k
Keg
iatan
Pem
be
lajaran
Indika
tor
Pen
ila
ian
Alokasi
Wa
ktu
Sum
ber/
ba
han
/
Ben
dadanSifatnya
6.M
emahami
beragam
sifatdan
perubahanwujud
ben
daserta
berbagaicara
pen
ggunaan
ben
da
berdasarkan
sifatnya
6.2
Mendeskripsi-
kanterjadinya
perubahanwujud
cairpadat
cair;
cair
gascair;
padat
gas
Perubahan
wujudbenda
akibat
pembakaran
Siswamengidentika
si
benda-bendapadaty
ang
dapatberubahwujud
Siswaditugaskan
melakukanpercobaan
pembakarankertasdan
membuatlaporan
hasilpengamatan
perubahanwujudbenda
wujudbendapadat
daripadakegas
Tertulis
performance
2x35
menit
BukuIPAkelasIV
Kertaskorandan
korekapi
Tabel5.2
Sila
busIntegrasiPenguranganRisikoBencanaKebakarankedalamm
atape
lajaranIPAkelasIV/1
8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD
71/94
8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD
72/94
8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD
73/94
8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD
74/94
8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD
75/94
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Materi
Pokok
Kegiatan
Pembelajaran
Indikator
Penilaian
Alokasi
Waktu
Sumber/
bahan/
Me
mahamicerita
ten
tangsuatu
peristiwadan
ceritapendek
anakyang
dis
ampaikan
sec
aralisan
Memahamicerita
tentangsuatu
peristiwadan
ceritapendek
anakyang
disampaikan
secaralisan
Cerita
pendek
anak
tentang
bencana
kebakaran
tokoh-tokohcerita
tentangpenyelama
tan
seoranganakdalam
peristiwakebakaran
latarceritadengan
mengutipkalimata
tau
paragrafyang
mendukung
temacerita
amanatyang
terkandungdalam
ceritadantakan
kembaliceritadeng
an
bahasasendiri
dansifat-sifatnya.
mengutipkalimatatauparag
raf
yangmendukung
terkandungdalamc
erita
denganbahasasendiri
Tertulis
Tertulis
Tertulis
Tertulis
10X35
Menit
Ce
ritatentang
be
ncana
ke
barakan
Tabel5.6
SilabusInt
egrasiPenguranganRisikoBencana
Kebakarankedalamm
atapelajaran
BahasaIndonesiakelasV/2
8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD
76/94
8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD
77/94
8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD
78/94
Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran
ke dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Dasar (SD/MI)
60
6. Menentukan metode pembelajaran yang akan digunakan
7. Merumuskan langkah-langkah pembelajaran yang terdiri dari kegiatan
awal, inti, dan akhir.
8. Menentukan alat/bahan/ sumber belajar yang digunakan
9. Menyusun kriteria penilaian, lembar pengamatan, contoh soal, teknik
penskoran, dll.
Kotak 5.1.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Materi Pengurangan Risiko Kebakaran
Mata Pelajaran : Pengetahuan Alam
Kelas/Semester : IV
Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran
Standar Kompetensi : Memahami hubungan antara siat bahan dengan
penyusunnya dan perubahan siat benda sebagai hasil
suatu proses
Kompetensi Dasar : Menyimpulkan hasil penyelidikan tentang perubahan
siat benda, baik sementara maupun tetap
Indikator : Menyimpulkan hasil penyelidikan tentang perubahan
sementara siat benda
Menyimpulkan hasil penyelidikan tentang perubahan
menetap siat benda
TUJUAN PEMBELAJARAN :
Setelah mempelajari bab ini, diharapkan peserta didik dapat:1. Siswa dapat menyimpulkan hasil penyelidikan tentang perubahan sementara siat
benda
2. Siswa dapat menyimpulkan hasil penyelidikan tentang perubahan menetap siat
benda
MATERI PEMBELAJARAN
Perubahan siat benda
METODE PEMBELAJARAN
1. Ceramah
2. Percobaan
3. Diskusi
8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD
79/94
8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD
80/94
8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD
81/94
8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD
82/94
8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD
83/94
8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD
84/94
8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD
85/94
8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD
86/94
Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran
ke dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Dasar (SD/MI)
68
Tabel 5.8 Contoh Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Muatan Lokal Sekolah Dasar
KELAS
IV
V
VI
STANDAR KOMPETENSI
1. Mengenal Macam-
Macam Bencana
2. Mengidentikasi
jenis kebakaran
1. Melakukan cara
penanggulangan
bencana kebakaran
1. Menerapkan
pertolongan
luka bakar
KOMPETENSI DASAR
1.1 Mengidentikasi penyebab terjadinya
bencana kebakaran
1.2 Mengidentikasi akibat bencana
kebakaran
2.1 Menjelaskan penyebab kebakaran
pemukiman
2.2 Menjelaskan penyebab kebakaran
hutan
2.3 Menjelaskan akibat kebakaran
pemukiman
1.1 Mengidentikasi daerah rawan
bencana kebakaran
1.2 Memahami cara penanggulangan
sebelum terjadi bencana
1.1 Dapat mengidentikasi pengertian
luka bakar
1.2 dapat mengidentikasi langkah-
langkah pertolongan luka bakar
1.3 dapat mempraktekkan langkah-
langkah pertolongan luka bakar.
5.2.3 Penyusunan Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Penyusunan silabus untuk muatan lokal pada dasarnya sama dengan pola
dan sistem pengembangan silabus dan RPP pada mata pelajaran. Penyusunan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran untuk muatan lokal pada dasarnya sama
dengan pola dan sistem pengembangan silabus dan RPP pada mata pelajaran.
Pada akhirnya guru diharapkan dapat meyusun bahan ajar yang sesuai.
5.3 PENGINTEGRASIAN PENGURANGAN RISIKO KEBAKARAN
DALAM PROGRAM PENGEMBANGAN DIRIPengembangan diri merupakan kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran
sebagai bagian integral dari kurikulum sekolah/madrasah. Kegiatan
pengembangan diri diklasikasi ke dalam program bimbingan konseling
dan kegiatan ekstrakurikuler. Program bimbingan konseling merupakan
upaya pembentukan watak dan kepribadian peserta didik yang dilakukan
melalui kegiatan pelayanan konseling berkenaan dengan masalah pribadi
dan kehidupan sosial, kegiatan belajar, dan pengembangan karir, sedangkan
kegiatan ekstrakurikuler diarahkan untuk menyalurkan bakat, minat dan
potensi peserta didik.
8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD
87/94
8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD
88/94
8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD
89/94
8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD
90/94
8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD
91/94
8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD
92/94
Datar Istilah
74
DAFTAR ISTILAH
Alarm Kebakaran, adalah suatu sistem instalasi alarm kebakaran yang bekerja
secara otomatis, yang dipasang di dalam bangunan gedung yang dimaksudkan
sebagai peralatan peringatan dini / awal kepada para penghuni bangunan tentangterjadinya kebakaran.
Alarm Bell, adalah suatu komponen dalam system alarm kebakaran gedung
yang akan berbunyi / berdering apabila sistem alarm akti. Alarm bell biasanya
terpasang pada setiap lantai pada bangunan gedung yang telah dipersyaratkan
untuk dipasang sistem alarm kebakaran.
APAR, singkatan dari Alat Pemadam Api Ringan, ialah alat pemadam yang pada
umumnya dalam kemasan tabung logam dalam berbagai ukuran mulai 1,2 s.d 6 Kg.
Bahan pemadam ini bervariasi, misalnya: serbuk kimia kering, gas CO2, dan busa/
oam. APAR digunakan untuk memadamkan berbagai klasikasi kebakaran sesuaidengan isi/bahan pemadamnya.
Api, adalah reaksi kimia yang terjadi secara berantai dan cepat antara bahan bakar
(uel), Oksigen (O2), dan panas dalam perbandingan yang sesuai diikuti dengan
evolusi pengeluaran cahaya, panas dan gas hasil pembakaran.
Dinas Pemadam Kebakaran, adalah suatu lembaga, pada umumnya lembaga
pemerintah yang ada pada suatu kota atau kabupaten yang dipersiapkann untuk
menanggulangi kebakaran.
Evakuasi, adalah tindakan keluar secara bersama-sama dari dalam bangunan
gedung, dengan panduan petugas pengelola gedung, menuju ke tempat yangaman di bagian luar bangunan.
Hidran kebakaran, adalah alat pemadam api dalam bentuk sistem instalasi dengan
bahan dasar air. Terdapat 3 jenis hidran kebakaran, yakni instalasi hidran gedung,
instalasi hidran halaman, dan instalasi hidran kota.
Kebakaran, Adalah bentuk nyala api yang sudah tak terkendali. Kebakaran dapat
menimbulkan dampak kerugian yang tak diharapkan. Kerugian itu bisa berupa
harta benda maupun korban jiwa manusia.
Kebakaran Klas A, Kebakaran dari bahan biasa yang mudah terbakar seperti kayu,kertas, pakaian dan sejenisnya. Jenis alat pemadam : yang menggunakan air harus
digunakan sebagai alat pemadam pokok.
Kebakaran Klas B, Kebakaran bahan cairan yang mudah terbakar seperti minyak
bumi, gas, lemak dan sejenisnya. Jenis alat pemadam : yang digunakan adalah jenis
busa sebagai alat pemadam pokok.
Kebakaran Klas C, Kebakaran listrik (seperti kebocoran listrik, korsleting) termasuk
kebakaran pada alat-alat listrik. Jenis alat pemadam : yang digunakan adalah jenis
kimia dan gas sebagai alat pemadam pokok.
Kebakaran Klas D, Kebakaran logam seperti Zeng, Magnesium, serbuk Aluminium,
8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD
93/94
8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD
94/94
Datar Pustaka
DAFTAR PUSTAKAApotik online dan media inormasi obat - penyakit ::
m e d i c a s t o r e . c o m
Biro Instalatir, Inormasi Kelistrikan dan Panduan Pelayanan Pelanggan, PTPLN, PLN Dis Jaya & Tangerang, 1996/1997, Jakarta.
Bush, Loren. S. & MeLaughlin, James H., Introduction to Fire Science,
Macmillan Publishing Co, Inc, New York, 1979, USA.
Hoover, Stephen R., Fire Protection for Industry, Van Nostrand Reinhold, 1991, New
York, USA.
Cote, Arthur, & Bugbee, Percy, Principles of Fire Protection, NFPA, Quincy
Park, 1988.
Buku Pegangan Guru Panduan Siaga Bencana Pusat Mitigasi Bencana Institut
Teknologi Bandung
Buku Panduan Guru Pendidikan Siaga Bencana. Muhammadiyah Disaster
Management Center
Deni Almanda, Penghantar Energi Listrik, Majalah Elektro Indonesia, No. 15, Tahun
III, April/Mei 1997, Jakarta.
Ir. Karel Pijpaert, Anggota Dewan Redaksi E.I. bekerja di PT Schneider
Indonesia
Listrik potensial penyebab kebakaran, waspadalah, Majalah Konstruksi, April 1998,
Jakarta.Penaggulangan Kebakaran dan Bencana Di Lingkungan Padat Hunian Dinas
Pemadam Kebakaran Provinsi DKI Jakarta 2007.
Penaggulangan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Tinggi Dinas Pemadam
Kebakaran Provinsi DKI Jakarta 2007.
http://sains.kompas.com/read/xml/2009/09/08/15440098/Walhi..3.626 Ha.Hutan.
dan.
Medy Santoso, Liam Fogarty dan Bert Boorger Early Warning System And
Fire Danger Rating In Pt. Inhutani 1
http://www cartenzadventure com/pengendalian bahaya kebakaran html