6
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Yth.: 1. Para Kepala Kantor Wilayah DJP; 2. Para Kepala Kantor Pelayanan Pajak; 3. Para Kepala Kantor Pelayanan, Penyuluhan, dan Konsultasi Perpajakan; di seluruh Indonesia SURAT EDARAN NOMOR SE - 4 7 /PJ/2015 TENTANG PENYAMPAIAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 106/PMK.010/2015 TENTANG JENIS BARANG KENA PAJAK YANG TERGOLONG MEWAH SELAIN KENDARAAN BERMOTOR YANG DIKENAI PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH A. Umum Sehubungan dengan telah diundangkannya Peraturan Menteri Keuangan Nomor 106/PMK.010/2015 tentang Jenis Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah selain Kendaraan Bermotor yang Dikenai Pajak Penjualan atas Barang Mewah, perlu diterbitkan Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak sebagai acuan dalam pelaksanaan pengenaan Pajak Penjualan atas Barang Mewah pada jenis Barang Kena Pajak yang tergolong mewah selain kendaraan bermotor. B. Maksud dan Tujuan 1. Maksud Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak ini dimaksudkan untuk memberikan acuan pengenaan Pajak Penjualan atas Barang Mewah pada jenis Barang Kena Pajak yang tergolong mewah selain kendaraan bermotor. 2. Tujuan Kp.:PJ.022/PJ.0201

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT … · 2020. 5. 11. · C. Ruang Lingkup Ruang lingkup Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak ini mengatur mengenai pengenaan Pajak

  • Upload
    others

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT … · 2020. 5. 11. · C. Ruang Lingkup Ruang lingkup Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak ini mengatur mengenai pengenaan Pajak

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

Yth.: 1. Para Kepala Kantor Wilayah DJP;

2. Para Kepala Kantor Pelayanan Pajak;

3. Para Kepala Kantor Pelayanan, Penyuluhan, dan Konsultasi Perpajakan;

di seluruh Indonesia

SURAT EDARAN

NOMOR SE - 4 7 /PJ/2015

TENTANG

PENYAMPAIAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 106/PMK.010/2015

TENTANG JENIS BARANG KENA PAJAK YANG TERGOLONG MEWAH SELAIN

KENDARAAN BERMOTOR YANG DIKENAI PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH

A. Umum

Sehubungan dengan telah diundangkannya Peraturan Menteri Keuangan Nomor

106/PMK.010/2015 tentang Jenis Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah selain

Kendaraan Bermotor yang Dikenai Pajak Penjualan atas Barang Mewah, perlu

diterbitkan Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak sebagai acuan dalam pelaksanaan

pengenaan Pajak Penjualan atas Barang Mewah pada jenis Barang Kena Pajak yang

tergolong mewah selain kendaraan bermotor.

B. Maksud dan Tujuan

1. Maksud

Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak ini dimaksudkan untuk memberikan acuan

pengenaan Pajak Penjualan atas Barang Mewah pada jenis Barang Kena Pajak

yang tergolong mewah selain kendaraan bermotor.

2. Tujuan

Kp.:PJ.022/PJ.0201

Page 2: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT … · 2020. 5. 11. · C. Ruang Lingkup Ruang lingkup Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak ini mengatur mengenai pengenaan Pajak

-2-

2. Tujuan

Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak ini bertujuan agar pelaksanaan pemungutan

Pajak Penjualan atas Barang Mewah pada jenis Barang Kena Pajak yang

tergolong mewah selain kendaraan bermotor dapat berjalan dengan baik dan

terdapat keseragaman dalam pelaksanaannya.

C. Ruang Lingkup

Ruang lingkup Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak ini mengatur mengenai

pengenaan Pajak Penjualan atas Barang Mewah pada jenis Barang Kena Pajak yang

tergolong mewah selain kendaraan bermotor.

D. Dasar

1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang

dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah sebagaimana telah beberapa

kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009.

2. Peraturan Pemerintah Nomor 145 Tahun 2000 tentang Kelompok Barang Kena

Pajak yang Tergolong Mewah yang Dikenakan Pajak Penjualan atas Barang

Mewah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan

Pemerintah Nomor 12 Tahun 2006.

3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 106/PMK.010/2015 tentang Jenis Barang

Kena Pajak yang Tergolong Mewah selain Kendaraan Bermotor yang Dikenai

Pajak Penjualan atas Barang Mewah.

E. Materi

1. Tujuan kebijakan yang diambil dalam rangka penyusunan Peraturan Menteri

Keuangan Nomor 106/PMK.010/2015 adalah untuk menjaga daya beli masyarakat

dan mendorong pertumbuhan industri dalam negeri.

2. Pokok-pokok pengaturan dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 106/

PMK.010/2015 adalah sebagai berikut:

a. Menetapkan beberapa jenis Barang Kena Pajak yang tergolong mewah selain

kendaraan bermotor untuk dikenai Pajak Penjualan atas Barang Mewah yaitu

Barang Kena Pajak yang tergolong mewah dalam kelompok hunian mewah,

peluru senjata api dan senjata api, baton udara, helikopter dan pesawat udara,

serta kapal pesiar dan yacht.

b. Penetapan

Kp.:PJ.022/PJ.0201

Page 3: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT … · 2020. 5. 11. · C. Ruang Lingkup Ruang lingkup Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak ini mengatur mengenai pengenaan Pajak

-3-

b. Penetapan jenis Barang Kena Pajak yang tergolong mewah sebagaimana

dimaksud pada angka 1 dikenai Pajak Penjualan atas Barang Mewah dengan

tarif sebagai berikut:

Kelompok barang Tarif

Kelompok hunian mewah seperti rumah mewah, apartemen, kondominium, town house, dan sejenisnya

20%

Kelompok balon udara dan balon udara yang dapat dikemudikan, pesawat udara lainnya tanpa tenaga penggerak

40%

Kelompok peluru senjata api dan senjata api lainnya, kecuali untuk keperluan negara

40%

Kelompok pesawat udara (helikopter, pesawat udara dan kendaraan udara lainnya) kecuali untuk keperluan negara atau angkutan udara niaga

50%

Kelompok senjata api dan senjata api lainnya (senjata artileri, revolver dan pistol, senjata api dan peralatan semacam itu yang dioperasikan dengan penembakan bahan peledak), kecuali untuk keperluan negara

50%

Kelompok kapal pesiar mewah, kecuali untuk keperluan negara atau angkutan umum, yaitu kapal pesiar, kapal ekskursi, dan kendaraan air semacam itu terutama dirancang untuk pengangkutan orang, kapal feri dari semua jenis serta yacht

75%

c. Menghapus beberapa jenis Barang Kena Pajak yang tergolong mewah selain

kendaraan bermotor dari pengenaan Pajak Penjualan atas Barang Mewah,

yaitu:

1) menghapus jenis Barang Kena Pajak yang tergolong mewah selain

kendaraan bermotor yang sebelumnya dikenai Pajak Penjualan atas

Barang Mewah dengan tarif 10%, yaitu:

a) kelompok alat rumah tangga, pesawat pendingin, pesawat pemanas,

dan pesawat penerima siaran televisi;

b) kelompok peralatan dan perlengkapan olahraga;

c) kelompok mesin pengatur suhu udara;

d) kelompok alat perekam dan reproduksi gambar, pesawat penerima

siaran radio; dan

e) kelompok alat fotografi, alat sinematografi, dan perlengkapannya.

2) menghapus jenis Barang Kena Pajak yang tergolong mewah selain

kendaraan bermotor yang sebelumnya dikenai Pajak Penjualan atas

Barang Mewah dengan tarif 20%, yaitu:

a) kelompok

Kp.:PJ.022/PJ.0201

Page 4: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT … · 2020. 5. 11. · C. Ruang Lingkup Ruang lingkup Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak ini mengatur mengenai pengenaan Pajak

-4-

a) kelompok alat rumah tangga, pesawat pendingin, pesawat pemanas

selain yang tercantum pada angka 1) huruf a) di atas;

b) kelompok pesawat penerima siaran televisi dan antena serta reflektor

antena, selain yang tercantum pada angka 1) huruf a) di atas;

c) kelompok mesin pengatur suhu udara, mesin pencuci piring, mesin

pengering, pesawat elektromagnetik dan instrumen musik, selain yang

tercantum pada angka 1) huruf a) di atas; dan

d) kelompok wangi-wangian.

3) menghapus jenis Barang Kena Pajak yang tergolong mewah selain

kendaraan bermotor yang sebelumnya dikenai Pajak Penjualan atas

Barang Mewah dengan tarif 30%, yaitu:

a) kelompok kapal atau kendaraan air lainnya, sampan dan kano, kecuali

untuk keperluan negara dan angkutan umum; dan

b) kelompok peralatan dan perlengkapan olahraga.

4) menghapus jenis Barang Kena Pajak yang tergolong mewah selain

kendaraan bermotor yang sebelumnya dikenai Pajak Penjualan atas

Barang Mewah dengan tarif 40%, yaitu:

a) kelompok yang terbuat dari kulit atau kulit tiruan;

b) kelompok permadani yang terbuat dari sutra atau wol;

c) kelompok barang kaca dari kristal timbal dari jenis yang digunakan

untuk meja, dapur, rias, kantor, dekorasi dalam ruangan, atau

keperluan semacam itu;

d) kelompok barang-barang yang sebagian atau seluruhnya terbuat dari

logam mulia atau dari logam yang dilapisi logam mulia atau campuran

daripadanya;

e) kelompok kapal atau kendaraan air lainnya, sampan dan kano, selain

yang tercantum pada angka 3) huruf a) di atas, yaitu berupa perahu

motor untuk pelesir atau olahraga, kecuali untuk keperluan negara atau

angkutan umum;

f) kelompok jenis alas kaki;

g) kelompok barang-barang perabot rumah tangga dan kantor;

h) kelompok

Kp.:PJ.022/PJ.0201

Page 5: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT … · 2020. 5. 11. · C. Ruang Lingkup Ruang lingkup Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak ini mengatur mengenai pengenaan Pajak

-5-

h) kelompok barang-barang yang terbuat dari porselin, tanah lempung

cina atau keramik; dan

i) kelompok barang-barang yang sebagian atau seluruhnya terbuat dari

batu selain batu jalan atau batu tepi jalan.

5) menghapus jenis Barang Kena Pajak yang tergolong mewah selain

kendaraan bermotor yang sebelumnya dikenai Pajak Penjualan atas

Barang Mewah dengan tarif 50%, yaitu:

a) kelompok permadani yang terbuat dari bulu hewan halus; dan

b) kelompok peralatan dan perlengkapan olahraga selain yang tercantum

pada angka 3) huruf b) di atas berupa tongkat golf dalam kondisi

lengkap maupun tidak.

6) menghapus jenis Barang Kena Pajak yang tergolong mewah selain

kendaraan bermotor yang sebelumnya dikenai Pajak Penjualan atas

Barang Mewah dengan tarif 75%, yaitu kelompok barang-barang yang

sebagian atau seluruhnya terbuat dari batu mulia dan/atau mutiara atau

campuran daripadanya.

3. Penghapusan beberapa Barang Kena Pajak yang tergolong mewah dari

pengenaan Pajak Penjualan atas Barang Mewah akan mendorong barang tersebut

menjadi lebih kompetitif yang selanjutnya akan lebih meningkatkan kinerja

pengusaha yang menghasilkan barang-barang tersebut. Peningkatan kinerja

pengusaha tersebut diharapkan dapat meningkatkan pembayaran pajak.

Untuk itu, Kepala Kanwil DJP dan Kepala KPP diminta untuk melakukan

pemantauan terhadap pengusaha yang menghasilkan Barang Kena Pajak yang

tergolong mewah yang atas penyerahannya dihapus dari pengenaan Pajak

Penjualan atas Barang Mewah pada wilayah kerjanya masing-masing.

4. Dalam rangka pengawasan atas impor atau penyerahan Barang Kena Pajak selain

kendaraan bermotor yang dikenai Pajak Penjualan atas Barang Mewah, pos tarif

dari uraian Barang Kena Pajak yang tergolong mewah selain kendaraan bermotor

telah disesuaikan dengan Nomor Harmonized System (Nomor HS) berdasarkan

Buku Tarif Kepabeanan Indonesia Tahun 2012 (BTKI 2012).

5. Pada ...

Kp.:PJ.022/PJ.0201

Page 6: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT … · 2020. 5. 11. · C. Ruang Lingkup Ruang lingkup Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak ini mengatur mengenai pengenaan Pajak

Ditetapkan di Jakarta

Pada tanggal 30 Juni 2015

DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

IT P IADI PRAMUDITO/

IP 195 09171987091001

-6-

5. Pada saat Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak ini mulai berlaku, Surat Edaran

Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-57/PJ/2013 tentang Penyampaian Peraturan

Menteri Keuangan Nomor 130/PMK.011/2013 tentang Perubahan atas Peraturan

Menteri Keuangan Nomor 121/PMK.011/2013 tentang Jenis Barang Kena Pajak

yang Tergolong Mewah Selain Kendaraan Bermotor yang Dikenai Pajak Penjualan

atas Barang Mewah, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

6. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak ini mulai berlaku sejak tanggal 9 Juli 2015.

Demikian untuk diketahui dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

Tembusan:

1. Sekretaris Direktorat Jenderal Pajak;

2. Para Direktur dan Tenaga Pengkaji di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak;

3. Kepala Pusat Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan.

Kp.:PJ.022/PJ.0201