Upload
lythien
View
214
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI
NOMOR PER- 11/BC/2012
TENTANG
PETUNJUK PELAKSANAAN MONITORING TINDAK LANJUT HASIL AUDIT
DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI,
Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 34 angka 5 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 200/PMK.04/2012 tentang Audit Kepabeanan dan Audit Cukai, perlu menetapkan Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai tentang Petunjuk Pelaksanaan Monitoring Tindak Lanjut Hasil Audit;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 Tentang Kepabeanan;
2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai-sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1995 Tentang Cukai;
3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 200/PMK.04/2012 tentang Audit Kepabeanan dan Audit Cukai;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN MONITORING TINDAK LANJUT HASIL AUDIT.
Pasal 1
Dalam Peraturan Direktur Jenderal ini yang dimaksud dengan:
1. Laporan Hasil Audit yang selanjutnya disingkat LHA adalah laporan pelaksanaan Audit Kepabeanan dan/atau Audit Cukai yang disusun oleh Tim Audit sesuai dengan ruang lingkup dan tujuan Audit Kepabeanan dan Audit Cukai.
2. Pungutan Negara adalah seluruh pungutan di bidang impor, ekspor, dan cukai berdasarkan peraturan perundang-undangan kepabeanan, cukai dan perpajakan termasuk bunga dan sanksi administrasi berupa denda.
3. Tindak Lanjut Hasil Audit adalah seluruh surat yang diterbitkan untuk menindaklanjuti hasil pelaksanaan Audit Kepabeanan dan/atau Audit Cukai, berupa rekomendasi:
a. Penyempurnaan peraturan perundang-undangan;
b. Terkait atas sistem dan prosedur pelayanan dan pengawasan;
c. Penagihan Pungutan Negara yang terutang; dan/atau
d. Pengembalian kelebihan pembayaran Pungutan Negara.
4. Monitoring adalah rangkaian kegiatan yang dilaksanakan secara sistematis dan berkesinambungan untuk mengetahui tingkat penyelesaian Tindak Lanjut Hasil Audit.
5. Pejabat adalah pegawai dalam lingkungan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang memiliki jabatan struktural pada unit kerja yang memiliki tugas dan fungsi di bidang Audit Kepabeanan dan Audit Cukai.
Pasal 2
(1) Audit Kepabeanan dan Audit Cukai dilaksanakan oleh Tim Audit.
(2) Hasil pelaksanaan audit dituangkan oleh Tim Audit dalam LHA dan disampaikan kepada Direktur Audit, Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai dan Kepala Kantor Pelayanan Utama Bea Cukai.
(3) Atas LHA sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diterbitkan Tindak Lanjut Hasil Audit.
Pasal 3
(1) Direktorat Audit, Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, dan Kantor Pelayanan Utama Bea Cukai melakukan Monitoring atas Tindak Lanjut Hasil Audit sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3).
(2) Pejabat yang melaksanakan Monitoring sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari:
a. Kepala Seksi Evaluasi Hasil Audit yang ditunjuk oleh Kepala Subdirektorat Evaluasi Audit pada Direktorat Audit; dan
b. Kepala Seksi Evaluasi Audit pada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai atau Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai.
(3) Monitoring sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dalam bentuk kegiatan:
a. pengumpulan data;
b. tabulasi data; dan
c. pelaporan.
(4) Direktorat Audit, Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, dan Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai dapat melakukan konfirmasi kepada pihak terkait dalam melaksanakan kegiatan Monitoring.
Pasal 4
(1) Kegiatan Monitoring sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) menggunakan sumber data yang antara lain dapat berupa:
a. Laporan Realisasi Penagihan Hasil Audit;
b. Laporan Pelaksanaan Audit; c. Data Tindak Lanjut Hasil Audit; dan d. Data Kegiatan Audit.
(2) Laporan Realisasi Penagihan Hasil Audit sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a:
a. dibuat oleh Kepala Kantor Pelayanan Utama Bea Cukai dan Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea Cukai dalam hal terdapat penagihan hasil audit yang harus ditindaklanjuti;
b. dikirim kepada pihak yang menerbitkan Tindak Lanjut Hasil Audit dalam bentuk hardcopy dan/atau data elektronik (softcopy) melalui e-mail;
c. diterima oleh pihak yang menerbitkan Tindak Lanjut Hasil Audit paling lambat pada tanggal 5 (lima) setiap bulan untuk tingkat penyelesaian penagihan sampai dengan bulan sebelumnya; dan
d. menggunakan format sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran I Peraturan Direktur Jenderal ini.
(3) Laporan Pelaksanaan Audit sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b:
a. dibuat oleh Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai dan Kepala Kantor Pelayanan Utama Bea Cukai;
b. dikirim kepada Direktur Audit dalam bentuk hardcopy dan/atau data elektronik (softcopy) melalui alamat e-mail [email protected];
c. diterima oleh Direktur Audit paling lambat pada tanggal 10 (sepuluh) setiap bulan untuk pelaksanaan Audit bulan sebelumnya; dan
d. menggunakan format sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran II Peraturan Direktur Jenderal ini.
(4) Data Tindak Lanjut Hasil Audit sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c:
a. dibuat oleh Pejabat pada Unit Pelaksanaan Audit untuk setiap LHA berikut Tindak Lanjut Hasil Audit yang diterbitkan;
b. disampaikan kepada Pejabat pada Unit Evaluasi Audit paling lambat 1 (satu) hari kerja sejak tanggal penerbitan Tindak Lanjut Hasil Audit; dan
c. menggunakan format sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran III Peraturan Direktur Jenderal ini.
(5) Data Kegiatan Audit sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d:
a. dibuat dalam format file Microsoft Excel oleh Pejabat pada unit Pelaksanaan Audit untuk setiap LHA berikut Tindak Lanjut Hasil Audit yang diterbitkan;
b. dikirim kepada Direktur Audit melalui alamat e-mail [email protected] dan ke Unit Evaluasi Audit paling lambat 1 (satu) hari kerja setelah tanggal penerbitan Tindak Lanjut Hasil Audit; dan
c. menggunakan format sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran IV Peraturan Direktur Jenderal ini.
Pasal 5
(1) Kegiatan pengumpulan data sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3) huruf a dilakukan:
a. untuk mendapatkan objek data yang digunakan untuk Monitoring; dan
b. dengan cara mengkompilasi seluruh data yang terkait dengan Tindak Lanjut Hasil Audit.
(2) Tatacara kegiatan pengumpulan data diatur sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran V Peraturan Direktur Jenderal ini.
Pasal 6
(1) Kegiatan tabulasi data sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3) huruf b dilakukan:
a. untuk memudahkan penentuan waktu dan bentuk kegiatan Monitoring yang akan dilakukan; dan
b. dengan menggunakan Lembar Kontrol Tindak Lanjut Hasil Audit.
(2) Lembar Kontrol Tindak Lanjut Hasil Audit sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dibuat sesuai dengan format sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran VI Peraturan Direktur Jenderal ini.
Pasal 7
(1) Kegiatan pelaporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3) huruf c dilakukan:
a. untuk menyampaikan seluruh hasil pemanfaatan data selama proses kegiatan Monitoring; dan
b. dengan penyampaian laporan berupa:
1) Laporan Monitoring Tagihan;
2) Laporan Status Monitoring Non Tagihan; dan
3) Laporan Tingkat Penyelesaian Penagihan.
(2) Laporan Monitoring Tagihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b angka 1 dan Laporan Status Monitoring Non Tagihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b angka 2:
a. dibuat oleh Pejabat untuk disampaikan kepada Direktur Audit, Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai dan Kepala Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai; dan
b. disampaikan paling lambat pada tanggal 10 (sepuluh) setiap bulan untuk pelaksanaan Audit sampai dengan bulan sebelumnya pada tahun berjalan.
(3) Laporan Monitoring Tagihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b angka 1 dibuat sesuai dengan format sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran VII Peraturan Direktur Jenderal ini.
(4) Laporan Status Monitoring Non Tagihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b angka 2 dibuat sesuai dengan format sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran VIII Peraturan Direktur Jenderal ini.
(5) Laporan Tingkat Penyelesaian Penagihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b angka 3:
a. dibuat oleh Pejabat untuk disampaikan kepada Direktur Audit, Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai dan Kepala Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai;
b. disampaikan paling lambat setiap tanggal 15 Januari dan 15 Juli untuk seluruh tagihan hasil Audit yang belum dilunasi dan/atau belum memiliki putusan yang berkekuatan hukum tetap; dan
c. dibuat sesuai dengan format sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran IX Peraturan Direktur Jenderal ini
(6) Selain laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, pemanfaatan data sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dapat juga berupa pembuatan:
a. database kegiatan Audit;
b. profiling pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan Audit;
c. rekomendasi perbaikan kinerja Direktorat Jenderal Bea dan Cukai; dan/atau
d. rekomendasi penyempurnaan peraturan perundang-undangan.
Pasal 8
Peraturan Direktur Jenderal ini mulai berlaku pada tanggal 11 Maret 2012.
Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal 9 Maret 2012 DIREKTUR JENDERAL, ttd. AGUNG KUSWANDONO NIP 196703291991031001
NOMOR TANGGAL BANK NOMOR TANGGAL
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
(4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22)
Tempat, ……....(23)……....
Kepala ……..…(24)….……
Nama Lengkap
NIP……............(25).............
LAPORAN REALISASI PENAGIHAN HASIL AUDIT
NO KETERANGAN
LHA REALISASI TINDAK LANJUT HASIL AUDIT
NOMOR
SURAT TINDAK LANJUT HASIL AUDIT PELUNASAN LAIN-LAIN
JENISSSPCP NTPN
JUMLAHTANGGAL
NOMOR TANGGAL
TINDAK LANJUT HASIL AUDIT
BULAN ..........( 2 )............ TAHUN ......( 3 )........
........................(1).........................
JENISAUDITEE
NOMOR TANGGALJATUH
TEMPOJUMLAH
Lampiran I Peraturan Direktur Jenderal Nomor PER- 11/BC/2012 tentang Petunjuk Pelaksanaan Monitoring Tindak Lanjut Hasil Audit
PETUNJUK PENGISIAN LAPORAN REALISASI PENAGIHAN HASIL AUDIT
Angka (1) : Diisi nama kantor pembuat laporan Angka (2) : Diisi bulan sebelum bulan pelaporan Angka (3) : Diisi tahun pada bulan sebelum bulan pelaporan Angka (4) : Diisi nomor urut Angka (5) : Diisi nomor Laporan Hasil Audit (LHA) yang atas tindak lanjut hasil auditnya masih
belumdilunasi seluruhnya dan/atau belum memiliki putusan yang berkekuatan hukum tetap
Angka (6) : Diisi tanggal LHA Angka (7) : Diisi nama auditee (objek audit) Angka (8) : Diisi jenis surat Tindak Lanjut Hasil Audit Angka (9) : Diisi nomor surat Tindak Lanjut Hasil Audit Angka (10) : Diisi tanggal surat Tindak Lanjut Hasil Audit Angka (11) : Diisi total tagihan yang tercantum dalam surat Tindak Lanjut Hasil Audit Angka (12) : Diisi tanggal jatuh tempo, dalam hal surat Tindak Lanjut Hasil Audit berupa surat
penetapan Angka (13) : Diisi nomor SSPCP Angka (14) : Diisi tanggal SSPCP Angka (15) : Diisi nama bank tempat pembayaran (sesuai SSPCP) Angka (16) : Diisi Nomor Transaksi Penerimaan Negara (NTPN) Angka (17) : Diisi tanggal NTPN Angka (18) : Diisi total nilai yang dibayar Angka (19) : Diisi tingkat penyelesaian penagihan selain pelunasa misalnya : Surat Teguran, Surat Paksa, Keberatan, Banding, SP3DRI, dan lain-lain Angka (20) : Diisi nomor surat Angka (21) : Diisi tanggal surat Angka (22) : Diisi tambahan Informasi yang ingin disampaikan Angka (23) : Diisi tanggal, bulan dan tahun pembuatan laporan Angka (24) : Diisi nama kantor pembuat laporan Angka (25) : Diisi Nomor Induk Pegawai penandatangan laporan
DIREKTUR JENDERAL,
ttd. AGUNG KUSWANDONO NIP 196703291991031001
KANTOR
TUJUAN NOMOR TANGGAL BANK NOMOR TANGGAL
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
(3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22) (23) (24) (25) (26) (27) (28) (29) (30) (31) (32) (33) (34) (35)
Tempat, Tanggal, Bulan, Tahun
Kepala ……….(36)……….
Nama Lengkap
NIP..................(37).............
LAPORAN PELAKSANAAN AUDIT......................( 1 ).........................
BULAN ..............( 2 )................
KETERANGAN
REALISASI TINDAK LANJUT HASIL AUDIT
KETERANGANSSPCP NTPN
PELUNASAN
JUMLAH
NILAI TEMUAN AUDIT
TINDAK LANJUT HASIL AUDIT
JENIS JUMLAH NOMOR TANGGAL
LAIN-LAIN
JENISNPWP TANGGAL
SURAT TINDAK LANJUT HASIL AUDIT
JENIS NOMOR TANGGALJATUH
TEMPO
NOMOR
LHA
HASIL EVALUASI
KEDUDUKAN NAMA NIP NILAI
NO
SURAT TUGAS AUDITEE
NOMOR TANGGAL NAMANPA
TIM AUDIT
KEDUDUKAN NAMA NIP
Lampiran II Peraturan Direktur Jenderal Nomor PER- 11/BC/2012 tentang Petunjuk Pelaksanaan Monitoring Tindak Lanjut Hasil Audit
PETUNJUK PENGISIAN LAPORAN PELAKSANAAN AUDIT
Petunjuk Umum: 1. Dibuat hanya untuk seluruh kegiatan audit yang dilakukan pada bulan sebelum bulan pelaporan. 2. Diisi sampai dengan tingkat kegiatan terakhir yang dilakukan pada bulan yang dilaporkan.
Petunjuk Pengisian: Angka (1) : Diisi nama kantor pembuat laporan
Angka (2) : Diisi bulan pelaporan
Angka (3) : Diisi nomor urut
Angka (4) : Diisi Nomor Penugasan Audit
Angka (5) : Diisi nomor surat tugas audit
Angka (6) : Diisi tanggal surat tugas audit
Angka (7) : Diisi ke bawah untuk setiap jenis kedudukan dalam tim audit (PMA, PTA, Ketua Auditor, Auditor)
Angka (8) : Diisi nama berdasarkan jenis kedudukan
Angka (9) : Diisi Nomor Induk Pegawai berdasarkan jenis kedudukan
Angka (10) : Diisi nama auditee (objek audit)
Angka (11) : Diisi NPWP auditee (objek audit)
Angka (12) : Diisi nomor Laporan Hasil Audit (LHA)
Angka (13) : Diisi tanggal LHA
Angka (14) : Diisi ke bawah sesuai kedudukan dalam tim
Angka (15) : Diisi nama sesuai kedudukan dalam tim
Angka (16) : Diisi Nomor Induk Pegawai
Angka (17) : Diisi nilai hasil evaluasi LHA sesuai kedudukan dalam tim
Angka (18) : Diisi jenis surat Tindak Lanjut Hasil Audit
misalnya : SPP, SPKTNP, SPSA, SPKPBK, dan lain-lain
Angka (19) : Diisi nomor surat Tindak Lanjut Hasil Audit
Angka (20) : Diisi tanggal surat Tindak Lanjut Hasil Audit
Angka (21) : Diisi tanggal jatuh tempo, dalam hal surat Tindak Lanjut Hasil Audit berupa surat penetapan
Angka (22) : Diisi nama kantor yang memonitoring Tindak Lanjut Hasil Audit
Angka (23) : Diisi ke bawah untuk setiap jenis temuan audit
contoh: Bea Masuk
Bea Masuk Anti Dumping
PPN
Denda
… dst
Angka (24) : Diisi jumlah nilai masing-masing jenis temuan audit
Angka (25) : Diisi keterangan berupa kurang bayar atau lebih bayar (pengembalian)
Angka (26) : Diisi nomor SSPCP
Angka (27) : Diisi tanggal SSPCP
Angka (28) : Diisi nama bank tempat pembayaran (sesuai SSPCP)
Angka (29) : Diisi Nomor Transaksi Penerimaan Negara (NTPN)
Angka (30) : Diisi tanggal NTPN
Angka (31) : Diisi total nilai yang dibayar
Angka (32) : Diisi tingkat penyelesaian penagihan selain pelunasan
misalnya : Surat Teguran, Surat Paksa, Keberatan, Banding, SP3DRI, dan lain-lain
Angka (33) : Diisi nomor surat
Angka (34) : Diisi tanggal surat
Angka (35) : Diisi tambahan Informasi yang ingin disampaikan
Angka (36) : Diisi nama kantor pembuat laporan
Angka (37) : Diisi Nomor Induk Pegawai penandatangan laporan
DIREKTUR JENDERAL,
ttd. AGUNG KUSWANDONO NIP 196703291991031001
NOMOR SURAT TUGAS : …………….…….….(1)…………….….…….
TANGGAL SURAT TUGAS : …………….…….….(2)…………….….…….
NAMA AUDITEE : …………….…….….(3)…………….….…….
NOMOR TANGGAL NO NOMOR TANGGAL KANTOR TUJUAN
1 2 4 6 7 8 9
(4) (5) 1. Peraturan perundang-undangan (6) (8) (9) (10) (11)
2. Sistem dan prosedur pelayanan dan pengawasan (6) (8) (9) (10) (11)
Tempat, Tanggal, Bulan, Tahun
Kepala Seksi …….…….(12)…….…….
Nama Lengkap
NIP ......................(13)......................
(7)
LAPORAN HASIL AUDIT
(7)
53
DATA TINDAK LANJUT HASIL AUDIT
TINDAK LANJUT HASIL AUDITKETERANGAN
JENIS REKOMENDASI
REKOMENDASI HASIL AUDIT
URAIAN REKOMENDASI
Lampiran III Peraturan Direktur Jenderal Nomor PER- 11/BC/2012 tentang Petunjuk Pelaksanaan Monitoring Tindak Lanjut Hasil Audit
PETUNJUK PENGISIAN DATA TINDAK LANJUT HASIL AUDIT
Angka (1) : Diisi nomor surat tugas
Angka (2) : Diisi tanggal surat tugas
Angka (3) : Diisi nama auditee (objek audit)
Angka (4) : Diisi nomor Laporan Hasil Audit (LHA)
Angka (5) : Diisi tanggal LHA
Angka (6) : Diisi nomor urut
Angka (7) : Diisi uraian rekomendasi hasil audit
Angka (8) : Diisi nomor surat Tindak Lanjut Hasil Audit
Angka (9) : Diisi tanggal surat Tindak Lanjut Hasil Audit
Angka (10) : Diisi nama kantor yang memonitoring Tindak Lanjut Hasil Audit
Angka (11) : Diisi tambahan Informasi yang ingin disampaikan
Angka (12) : Diisi nama jabatan pembuat lembar data
Angka (13) : Diisi Nomor Induk Pegawai penandatangan lembar data
DIREKTUR JENDERAL,
ttd. AGUNG KUSWANDONO NIP 196703291991031001
KOMODITI
AWAL AKHIR FASILITAS NON FASILITAS UTAMA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
(2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
AWAL AKHIR
17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
(18) (19) (20) (21) (22) (23) (24) (25) (26) (27) (28) (29) (30) (31)
LHA
AUDITEE TIM AUDIT
JENIS
NPA SURAT TUGAS
NOMOR JENIS NPWP ALAMATPERIODE
URAIAN JENIS NILAI
SURAT TINDAK LANJUT HASIL AUDIT
JENIS NOMOR TANGGALJATUH
TEMPO
KANTOR
TUJUAN
REKOMENDASI
NON TAGIHAN KRITERIA KETERANGAN
31
REKOMENDASI BERUPA TAGIHAN
(32)
D A T A K E G I A T A N A U D I T ......................( 1 )..........................
KEDUDUKAN NAMA NIP
NOMOR TANGGALPERIODE AUDIT
NOMOR TANGGALJENIS
AUDITNAMA
Lampiran IV Peraturan Direktur Jenderal Nomor PER- 11/BC/2012 tentang Petunjuk Pelaksanaan Monitoring Tindak Lanjut Hasil Audit
PETUNJUK PENGISIAN DATA KEGIATAN AUDIT
Petunjuk Pengisian:
Angka (1) : Diisi nama kantor pembuat data
Angka (2) : Diisi Nomor Penugasan Audit (NPA)
Angka (3) : Diisi jenis NPA (DROA atau sewaktu-waktu)
Angka (4) : Diisi nomor surat tugas
Angka (5) : Diisi tanggal surat tugas
Angka (6) : Diisi tanggal periode awal surat tugas
Angka (7) : Diisi tanggal periode akhir surat tugas
Angka (8) : Diisi jenis audit (umum, khusus atau investigasi)
Angka (9) : Diisi nama auditee (objek audit)
Angka (10) : Diisi NPWP auditee (objek audit)
Angka (11) : Diisi alamat auditee (objek audit)
Angka (12) : Diisi jenis fasilitas yang digunakan auditee (objek audit)
Angka (13) : Diisi jenis non fasiltas
misalnya: Importir Umum, Eksportir, PPJK, dan lain-lain
Angka (14) : Diisi uraian komoditi utama auditee (objek audit) dalam hal lebih dari satu komoditi utama dapat diisi ke bawah
Angka (15) : Diisi ke bawah untuk setiap jenis kedudukan dalam tim audit (PMA, PTA, Ketua Auditor, Auditor)
Angka (16) : Diisi nama berdasarkan jenis kedudukan
Angka (17) : Diisi Nomor Induk Pegawai berdasarkan jenis kedudukan
Angka (18) : Diisi nomor Laporan Hasil Audit (LHA)
Angka (19) : Diisi tanggal LHA
Angka (20) : Diisi periode awal audit
Angka (21) : Diisi periode akhir audit
Angka (22) : Diisi jenis surat Tindak Lanjut Hasil Audit
misalnya : SPP, SPKTNP, SPSA, SPKPBK, dan lain-lain
Angka (23) : Diisi nomor surat Tindak Lanjut Hasil Audit
Angka (24) : Diisi tanggal surat Tindak Lanjut Hasil Audit
Angka (25) : Diisi tanggal jatuh tempo, dalam hal surat Tindak Lanjut Hasil Audit berupa surat penetapan
Angka (26) : Diisi nama kantor yang memonitoring Tindak Lanjut Hasil Audit
Angka (27) : Diisi uraian rekomendasi non tagihan
materi isian : rekomendasi penyempurnaan SPI, Peraturan Perundang-undangan serta Sistem dan Prosedur Pelayanan dan Pengawasan
Angka (28) : Diisi kriteria (pasal dalam Undang-Undang Kepabeanan dan/atau Cukai) temuan audit
Angka (29) : Diisi uraian kriteria berdasarkan temuan audit
Angka (30) : Diisi ke bawah untuk setiap jenis temuan audit
contoh : Bea Masuk
Bea Masuk Anti Dumping
PPN
Denda
… dst.
Angka (31) : Diisi jumlah nilai masing-masing jenis temuan audit
Angka (32) : Diisi keterangan berupa kurang bayar atau lebih bayar (pengembalian)
DIREKTUR JENDERAL,
ttd. AGUNG KUSWANDONO NIP 196703291991031001
TATACARA KEGIATAN PENGUMPULAN DATA
A. Sumber data yang dapat dikumpulkan sebagai bahan Monitoring, antara lain:
1. Laporan Realisasi Penagihan Hasil Audit
2. Data Tindak Lanjut Hasil Audit
3. Laporan Pelaksanaan Audit
4. Data Kegiatan Audit
5. Data pada aplikasi SIMAUDI
6. Hasil konfirmasi kepada pihak terkait
7. Laporan, surat, data, dan informasi lainnya yang dianggap terkait dengan kegiatan Monitoring
B. Kegiatan Pengumpulan Data pada Kantor Wilayah DJBC dan Kantor Pelayanan Utama Bea
Cukai
1. Kepala Seksi pada Unit Pelaksanaan Audit:
a. Membuat Data Kegiatan Audit dan Data Tindak Lanjut Hasil Audit untuk setiap LHA
berikut Tindak Lanjut Hasil Audit yang diterbitkan.
b. Menyampaikan Data Kegiatan Audit dan Data Tindak Lanjut Hasil Audit kepada Kepala
Seksi pada Unit Evaluasi Audit.
2. Kepala Seksi pada Unit Evaluasi Audit:
a. Menerima Data Kegiatan Audit dan Data Tindak Lanjut Hasil Audit.
b. Memastikan bahwa Laporan Realisasi Penagihan Hasil Audit telah diterima.
c. Memastikankesesuaian data yang ada dengan data pada aplikasi SIMAUDI.
d. Membuat konsep Surat Tugas MonitoringTindak Lanjut Hasil Audit bila dianggap perlu,
dalam hal:
i. Laporan Realisasi Penagihan Hasil Audit belum diterima sampai dengan tanggal jatuh
tempo penerimaan laporan;
ii. Terdapat perbedaan data antara Data Tindak Lanjut Hasil Audit dengan Laporan
Realisasi Penagihan Hasil Audit atau dengan laporan, surat, data dan informasi lainnya
yang terkait; dan/atau
iii. Meminta validasi atau tanda pengesahan penerimaan atas Surat Setoran Pabean,
Cukai, dan Pajak (SSPCP) ke Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN)
terkait.
Lampiran V Peraturan Direktur Jenderal Nomor PER- 11/BC/2012 tentang Petunjuk Pelaksanaan Monitoring Tindak Lanjut Hasil Audit
C. Kegiatan Pengumpulan Data pada Direktorat Audit
1. Kepala Seksi Pelaksanaan Audit yang ditunjuk oleh Kepala Subdirektorat Pelaksanaan Audit:
a. Membuat Data Kegiatan Audit dan Data Tindak Lanjut Hasil Audit untuk setiap LHA
berikut Tindak Lanjut Hasil Audit yang diterbitkan.
b. Menyampaikan Data Tindak Lanjut Hasil Audit kepada Unit Evaluasi Audit.
2. Kepala Seksi Evaluasi Hasil Audit yang ditunjuk oleh Kepala Subdirektorat Evaluasi Audit:
a. Menerima Data Tindak Lanjut Hasil Audit.
b. Memastikan bahwa Laporan Realisasi Penagihan Hasil Audit telah diterima.
c. Memastikan bahwa Laporan Pelaksanaan Audit telah diterima.
d. Memastikan bahwa Data Kegiatan Audit telah diterima.
e. Memastikan kesesuaian data yang ada dengan data pada aplikasi SIMAUDI.
f. Membuat konsep Surat Tugas MonitoringTindak Lanjut Hasil Audit bila dianggap perlu,
dalam hal:
i. Laporan Realisasi Penagihan Hasil Audit, Laporan Pelaksanaan Audit, dan Data
Kegiatan Audit belum diterima sampai dengan tanggal jatuh tempo penerimaan
laporan;
ii. Terdapat perbedaan data antar seluruh laporan, surat, data dan informasi yang
diterima;
iii. Belum diterimanya LHA dan KKA sampai dengan tanggal jatuh tempo penerimaan;
dan/atau
iv. Meminta validasi atau tanda pengesahan penerimaan atas Surat Setoran Pabean,
Cukai, dan Pajak (SSPCP) ke Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN)
terkait.
DIREKTUR JENDERAL,
ttd. AGUNG KUSWANDONO NIP 196703291991031001
NOMOR SURAT TUGAS : …………….…….….(1)…………….….…….
TANGGAL SURAT TUGAS : …………….…….….(2)…………….….…….
NAMA AUDITEE : …………….…….….(3)…………….….…….
NOMOR TANGGAL NOMOR TANGGAL UNIT TUJUAN NO URAIAN TANGGAL
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11
1. Peraturan perundang-undangan
(4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)
2.
Tempat, ………………(14)………………
Kepala Seksi ………….(15)…………….
Nama Lengkap
NIP ..................(16)...................
Sistem dan prosedur pelayanan dan pengawasan
LEMBAR KONTROL TINDAK LANJUT HASIL AUDIT
LAPORAN HASIL AUDIT TINDAK LANJUT HASIL AUDIT RENCANA MONITORING HASIL
MONITORINGKETERANGAN
3
JENIS REKOMENDASI
Lampiran VI Peraturan Direktur Jenderal Nomor PER- 11/BC/2012 tentang Petunjuk Pelaksanaan Monitoring Tindak Lanjut Hasil Audit
PETUNJUK PENGISIAN LEMBAR KONTROL TINDAK LANJUT HASIL AUDIT
Angka (1) : Diisi nomor surat tugas
Angka (2) : Diisi tanggal surat tugas
Angka (3) : Diisi nama auditee (objek audit)
Angka (4) : Diisi nomor Laporan Hasil Audit (LHA)
Angka (5) : Diisi tanggal LHA
Angka (6) : Diisi nomor surat Tindak Lanjut Hasil Audit
Angka (7) : Diisi tanggal surat Tindak Lanjut Hasil Audit
Angka (8) : Diisi nama unit tujuan surat
Angka (9) : Diisi nomor urut
Angka (10) : Diisi uraian rencana Monitoring
Angka (11) : Diisi tanggal rencana Monitoring
Angka (12) : Diisi hasil Monitoring
Angka (13) : Diisi tambahan Informasi yang ingin disampaikan
Angka (14) : Diisi tanggal, bulan dan tahun saat pembuatan lembar kontrol
Angka (15) : Diisi nama jabatan pembuat lembar kontrol
Angka (16) : Diisi Nomor Induk Pegawai penandatangan lembar kontrol
DIREKTUR JENDERAL,
ttd. AGUNG KUSWANDONO NIP 196703291991031001
Lampiran VII Peraturan Direktur Jenderal Nomor PER- 11/BC/2012 tentang Petunjuk Pelaksanaan Monitoring Tindak Lanjut Hasil Audit
AUDIT
LHA NILAI KHUSUS JUMLAH LHA % LHA JUMLAH LHA % LHA NILAI % NILAI JUMLAH LHA % LHA NILAI % NILAI JUMLAH LHA % LHA NILAI % NILAI JUMLAH LHA % LHA NILAI % NILAI
1 2 3 4 5 6=5/(2-4) 7 8=7/(2-4) 9 10=9/3 11 12=11/(2-4) 13 14=13/3 15 16=15/(2-4) 17 18=17/3 19 20=19/(2-4) 21 22=21/3 23
(4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22) (23) (24) (25) (26)
Tempat, ………...(27)…………
Kepala ………….(28)…………
Nama Lengkap
NIP ................(29)..............
LAPORAN MONITORING TAGIHAN
BULAN …..(2)….. TAHUN …..(3)..…
………………………(1)…………………………….
LHA TAGIHAN
KETERANGANNO AUDIT UMUM
JUMLAH LHA NON TAGIHANJUMLAH
TOTAL LUNAS KEBERATAN/BANDING PENUNDAAN BELUM LUNAS
PETUNJUK PENGISIAN LAPORAN MONITORING TAGIHAN
Petunjuk Umum: 1. Dibuat berdasarkan seluruh LHA yang diterbitkan berikut realisasi penagihan secara akumulasi
untuk tahun pelaporan 2. Pejabat yang membuat laporan:
a. Kasubdit Evaluasi Audit pada Direktorat Audit untuk disampaikan kepada Direktur Audit; b. Kepala Bidang Audit pada Kantor Wilayah DJBC untuk disampaikan kepada Kepala Kantor
Wilayah DJBC; dan c. Kepala Bidang Audit pada Kantor Pelayanan Utama Bea Cukai untuk disampaikan kepada
Kepala Kantor Pelayanan Utama Bea Cukai. Petunjuk Pengisian: Angka (1) : Diisi nama kantor pembuat laporan Angka (2) : Diisi bulan terakhir sebelum bulan pelaporan Angka (3) : Diisi tahun pada bulan terakhir sebelum bulan pelaporan Angka (4) : Diisi nomor urut Angka (5) : Diisi jumlah LHA yang diterbitkan sampai dengan tanggal terakhir bulan
sebelumbulan pelaporan
Angka (6) : Diisi jumlah nilai tagihan sampai dengan tanggal terakhir bulan sebelum bulanpelaporan
Angka (7) : Diisi jumlah LHA audit khusus (keberatan dan investigasi)yang diterbitkan sampai dengan tanggal terakhir bulan sebelum bulan pelaporan
Angka (8) : Diisi jumlah LHA audit umum yang tidak mengandung tagihan yang diterbitkan sampai dengan tanggal terakhir bulan sebelum bulan pelaporan
Angka (9) : Diisi persentase LHA audit umum yang tidak mengandung tagihan terhadap jumlah total LHA selain LHA audit khusus
Angka (10) : Diisi jumlah LHA yang mengandung tagihan dan telah dilunasi seluruhnya Angka (11) : Diisi persentase LHA yang mengandung tagihan dan telah dilunasi seluruhnya
terhadap jumlah total LHA selain LHA audit khusus Angka (12) : Diisi jumlah nilai realisasi tagihan yang telah masuk ke kas negara termasuk:
a. Nilai yang telah dibayar atas pengajuan keberatan b. Nilai yang telah dibayar atas pengajuan banding c. Jumlah nilai yang telah dibayar atas pembayaran bertahap
Angka (13) : Diisi persentase nilai tagihan yang telah dilunasi terhadap jumlah total nilai Angka (14) : Diisi jumlah LHA audit umum yang mengandung tagihan dan sedang diajukan
keberatan dan/atau banding atas Tindak Lanjut Hasil Audit - LHA yang telah selesai proses keberatan dengan putusan ditolak, tidak diajukan
banding dan telah dibayar lunas dipindahkan ke kolom 8 - LHA yang telah selesai proses banding dengan putusan ditolak dan telah dibayar
lunas dipindahkan ke kolom 8 - LHA yang telah selesai proses keberatan dan/atau banding dengan putusan
diterima, tetap menjadi isian kolom 11 Angka (15) : Diisi persentase LHA yang mengandung tagihan yang sedang dalam proses
keberatan/bandingterhadap jumlah total LHA selain LHA audit khusus Angka (16) : Diisi jumlah nilai tagihan yang belum direalisasikan pelunasannya atas LHA yang
sedang dalam proses keberatan/banding
Angka (17) : Diisi persentase nilai tagihan yang belum dilunasi atas keberatan/banding terhadap jumlah total nilai
Angka (18) : Diisi Jumlah LHA yang mengandung tagihan dan telah mendapatkan keputusan penundaan pembayaran - LHA yang telah selesai proses penundaan pembayaran dan telah dibayar lunas
dipindahkan ke kolom 8 Angka (19) : Diisi persentase LHA yang mengandung tagihan dan mendapatkan penundaan
pembayaran terhadap jumlah total LHA selain LHA audit khusus Angka (20) : Diisi jumlah nilai tagihan yang belum direalisasikan pelunasannya atas LHA yang
sedang dalam proses penundaan pembayaran Angka (21) : Diisi persentase nilai tagihan yang belum dilunasi atas penundaan terhadap jumlah
total nilai Angka (22) : Diisi jumlah LHA yang mengandung tagihan dan penagihannya belum jatuh tempo
atau masih dalam proses penagihan aktif Angka (23) : Diisi persentase LHA yang mengandung tagihan dan penagihannya belum jatuh
tempo atau masih dalam proses penagihan aktifterhadap jumlah total LHA selain LHA audit khusus
Angka (24) : Diisi jumlah nilai tagihan yang belum direalisasikan pelunasannya atas penagihan yang belum jatuh tempo atau masih dalam proses penagihan aktif
Angka (25) : Diisi persentase nilai tagihan yang belum dilunasi atas penagihan yang belum jatuh tempo atau masih dalam proses penagihan aktifterhadap jumlah total nilai
Angka (26) : Diisi tambahan Informasi yang ingin disampaikan Angka (27) : Diisi tanggal, bulan dan tahun pembuatan laporan Angka (28) : Diisi nama jabatan pembuat laporan Angka (29) : Diisi Nomor Induk Pegawai penandatangan laporan
DIREKTUR JENDERAL,
ttd. AGUNG KUSWANDONO NIP 196703291991031001
Lampiran VIII Peraturan Direktur Jenderal Nomor PER - 11/BC/2012 tentang Petunjuk Pelaksanaan Monitoring Tindak Lanjut Hasil Audit
NOMOR TANGGAL NO URAIAN REKOMENDASI NOMOR TANGGAL UNIT TUJUAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
(2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
Tempat, Tanggal, Bulan, Tahun
Kepala ………….(12)…………….
Nama Lengkap
NIP ..................(13)...................
NO
BULAN …...…...…...(1)…...…...……
LHA TINDAK LANJUT HASIL AUDIT HASIL
MONITORING
TINDAK LANJUT
HASIL MONITORING
LAPORAN STATUS MONITORING NON TAGIHAN
PETUNJUK PENGISIAN LAPORAN STATUS MONITORING NON TAGIHAN Petunjuk Umum: 1. Dibuat untuk seluruh rekomendasi yang belum sesuai dengan rencana pada Lembar Kontrol
Tindak Lanjut Hasil Audit 2. Pejabat yang membuat laporan:
a. Kasubdit Evaluasi Audit pada Direktorat Audit untuk disampaikan kepada Direktur Audit; b. Kepala Bidang Audit pada Kantor Wilayah DJBC untuk disampaikan kepada Kepala Kantor
Wilayah DJBC; dan c. Kepala Bidang Audit pada Kantor Pelayanan Utama Bea Cukai untuk disampaikan kepada
Kepala Kantor Pelayanan Utama Bea Cukai. Petunjuk Pengisian: Angka (1) : Diisi bulan pelaporan Angka (2) : Diisi nomor urut Angka (3) : Diisi nomor Laporan Hasil Audit (LHA) Angka (4) : Diisi tanggal LHA Angka (5) : Diisi nomor urut Angka (6) : Diisi uraian rekomendasi yang belum sesuai dengan rencana pada Lembar Kontrol
Tindak Lanjut Hasil Audit sampai dengan akhir bulan sebelum bulan pelaporan Angka (7) : Diisi nomor surat rekomendasi yang dimonitoring Angka (8) : Diisi tanggal surat rekomendasi yang dimonitoring Angka (9) : Diisi nama unit tujuan surat rekomendasi yang dimonitoring Angka (10) : Diisi hasil monitoring sampai dengan akhir bulan sebelum bulan pelaporan Angka (11) : Diisi bentuk tindak lanjut atas hasil monitoring Angka (12) : Diisi nama jabatan pembuatan laporan Angka (13) : Diisi Nomor Induk Pegawai penandatangan laporan
DIREKTUR JENDERAL,
ttd. AGUNG KUSWANDONO NIP 196703291991031001
Lampiran IX Peraturan Direktur Jenderal Nomor PER- 11 /BC/2012 tentang Petunjuk Pelaksanaan Monitoring Tindak Lanjut Hasil Audit
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
(4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)
Tempat, Tanggal, Bulan, Tahun
Kepala ……..(17)…………..
Nama Lengkap
NIP..............(18).................
LAPORAN TINGKAT PENYELESAIAN PENAGIHAN........................(1).........................
BULAN ..........( 2 )............ TAHUN ......( 3 )........
JENIS
NO
LHA TINDAK LANJUT HASIL AUDIT
KETERANGANNOMOR TANGGAL AUDITEE
SURAT TINDAK LANJUT HASIL AUDIT
TINGKAT PENYELESAIAN
PENAGIHAN
NOMOR TANGGALJENIS NOMOR TANGGAL JUMLAHJATUH
TEMPO
PETUNJUK PENGISIAN LAPORAN TINGKAT PENYELESAIAN PENAGIHAN
Petunjuk Umum: 1. Dibuat untuk seluruh tagihan hasil audit yang belum dilunasi dan/atau belum memiliki putusan
yang berkekuatan hukum tetap 2. Pejabat yang membuat laporan:
a. Kasubdit Evaluasi Audit pada Direktorat Audit untuk disampaikan kepada Direktur Audit; b. Kepala Bidang Audit pada Kantor Wilayah DJBC untuk disampaikan kepada Kepala Kantor
Wilayah DJBC; dan c. Kepala Bidang Audit pada Kantor Pelayanan Utama Bea Cukai untuk disampaikan kepada
Kepala Kantor Pelayanan Utama Bea Cukai. Petunjuk Pengisian: Angka (1) : Diisi nama kantor pembuat laporan Angka (2) : Diisi bulan pelaporan Angka (3) : Diisi tahun pelaporan Angka (4) : Diisi nomor urut Angka (5) : Diisi nomor Laporan Hasil Audit (LHA) Angka (6) : Diisi tanggal LHA Angka (7) : Diisi nama auditee (objek audit) Angka (8) : Diisi jenis surat Tindak Lanjut Hasil Audit misalnya: SPP, SPKTNP, SPSA, SPKPBK, dan lain-lain Angka (9) : Diisi nomor surat Tindak Lanjut Hasil Audit Angka (10) : Diisi tanggal surat Tindak Lanjut Hasil Audit Angka (11) : Diisi total tagihan yang tercantum dalam surat Tindak Lanjut Hasil Audit Angka (12) : Diisi tanggal jatuh tempo, dalam hal surat Tindak Lanjut Hasil Audit berupa surat
penetapan Angka (13) : Diisi tingkat penyelesaian penagihan selain pelunasan pada saat pelaporan misalnya: Surat Teguran, Surat Paksa, Keberatan, Banding, SP3DRI, dan lain-lain Angka (14) : Diisi nomor surat Angka (15) : Diisi tanggal surat Angka (16) : Diisi tambahan informasi yang ingin disampaikan contoh: - Permohonan banding diterima dengan putusan nomor XX tanggal ddmmyy - Pengajuan keberatan ditolak dengan putusan nomor YY tanggal ddmmyy Angka (17) : Diisi nama jabatan pembuat laporan Angka (18) : Diisi Nomor Induk Pegawai penandatangan laporan
DIREKTUR JENDERAL,
ttd. AGUNG KUSWANDONO NIP 196703291991031001