Upload
others
View
1
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
Yth. 1. Para Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak;
2. Para Kepala Kantor Pelayanan Pajak;
3. Para Kepala Kantor Pelayanan, Penyuluhan, dan Konsultasi Perpajakan;
di seluruh Indonesia
SURAT EDARAN
NOMOR SE - 36/PJ/2014
TENTANG
PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR
PER-27/PJ/2014 TENTANG TATA CARA PENETAPAN NILAI JUAL OBJEK
PAJAK SEBAGAI DASAR PENGENAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN
DIREKTUR JENDERAL PAJAK,
A. Umum
Sehubungan dengan telah diterbitkannya Peraturan Menteri Keuangan Nomor 139/PMK.03/2014
tentang Klasifikasi dan Penetapan Nilai Jual Objek Pajak sebagai Dasar Pengenaan Pajak Bumi dan
Bangunan dan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-27/PJ/2014 tentang Tata Cara
Penetapan Nilai Jual Objek Pajak sebagai Dasar Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan, perlu disusun
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak sebagai petunjuk pelaksanaan atas Peraturan Direktur Jenderal
Pajak tersebut.
B. Maksud dan Tujuan
Surat Edaran ini dimaksudkan untuk memberikan panduan dalam proses penetapan Nilai Jual Objek
Pajak (NJOP) sebagai dasar pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) yang dilakukan oleh Kantor
Pelayanan Pajak dan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak.
Surat Edaran ini bertujuan untuk memberikan petunjuk mengenai hal-hal yang diatur dalam Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 139/PMK.03/2014 dan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-
27/PJ/2014 yang masih bersifat umum dan memerlukan penegasan.
C. Ruang Lingkup
Ruang Lingkup Surat Edaran ini meliputi penjelasan mengenai:
1. Prosedur dan jangka waktu penetapan NJOP sebagai dasar pengenaan PBB.
2. Format Keputusan Menteri Keuangan mengenai penetapan NJOP sebagai dasar pengenaan
PBB.
3. Hal-hal lain yang diperlukan terkait pelaksanaan penetapan NJOP sebagai dasar pengenaan
PBB.
D. Dasar
1. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 139/PMK.03/2014 tentang Klasifikasi dan Penetapan Nilai
Jual Objek Pajak sebagai Dasar Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan.
2. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-27/PJ/2014 tentang Tata Cara Penetapan Nilai
Jual Objek Pajak sebagai Dasar Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan
E. Pengertian
Dalam Surat Edaran ini, yang dimaksud dengan:
1. Kantor Pelayanan Pajak yang selanjutnya disingkat KPP adalah Kantor Pelayanan Pajak yang
mengadministrasikan PBB yang meliputi Kantor Pelayanan Pajak Pratama dan Kantor Pelayanan
Pajak yang ditunjuk.
2. Kantor Pelayanan Pajak Pratama yang selanjutnya disebut KPP Pratama adalah Kantor
Pelayanan Pajak Pratama yang mengadministrasikan PBB dan Kantor Pelayanan Pajak Pratama
yang ditunjuk untuk mengadministrasikan PBB dalam hal terdapat lebih dari satu KPP Pratama
dalam satu kabupaten, kota, atau wilayah DKI Jakarta.
3. Kantor Pelayanan Pajak yang ditunjuk yang selanjutnya disebut KPP yang ditunjuk adalah
Kantor Pelayanan Pajak Minyak dan Gas Bumi.
4. Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak yang selanjutnya disebut Kanwil DJP adalah Kantor
Wilayah Direktorat Jenderal Pajak yang membawahkan KPP Pratama dan Kantor Wilayah
Direktorat Jenderal Pajak Jakarta Khusus yang membawahkan KPP yang ditunjuk.
F. Materi
1. Nilai jual bumi per meter persegi dan/atau nilai jual bangunan per meter persegi diusulkan oleh:
a. Kepala KPP Pratama untuk masing-masing sektor dalam wilayah kerjanya untuk setiap
kabupaten/kota; atau
b. Kepala KPP yang ditunjuk untuk wilayah kerja KPP yang ditunjuk,
kepada Kepala Kanwil DJP paling lambat tanggal 31 Maret Tahun Pajak bersangkutan.
2. Berdasarkan usulan Kepala KPP, Kepala Kanwil DJP atas nama Menteri Keuangan menetapkan
Keputusan Menteri Keuangan mengenai penetapan NJOP sebagai dasar pengenaan PBB paling
lama 10 (sepuluh) hari kerja setelah disampaikannya usulan.
3. Penetapan NJOP bumi dan/atau NJOP bangunan sebagai dasar pengenaan PBB untuk masing-
masing objek pajak dituangkan dalam lampiran Keputusan Menteri Keuangan mengenai
penetapan NJOP sebagai dasar pengenaan PBB yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari Keputusan Menteri Keuangan dimaksud.
4. Penetapan NJOP bumi dan NJOP bangunan sebagai dasar pengenaan PBB sebagaimana
dimaksud pada angka 3 dibuat untuk masing-masing sektor dalam setiap kabupaten/kota atau
wilayah kerja KPP.
5. Kepala Kanwil DJP atas nama Menteri Keuangan menetapkan perubahan atas Keputusan
Menteri Keuangan mengenai penetapan NJOP sebagai dasar pengenaan PBB dalam hal:
a. terdapat usulan perubahan nilai jual bumi per meter persegi dan/atau nilai jual bangunan per
meter persegi, oleh Kepala KPP; dan/atau
b. terdapat Surat Keputusan Keberatan PBB, Surat Keputusan Pengurangan Ketetapan PBB
yang Tidak Benar, atau Surat Keputusan Pembatalan Ketetapan PBB yang Tidak Benar,
yang diterbitkan oleh Kanwil DJP yang mengakibatkan perubahan klasifikasi dan besarnya
NJOP bumi dan/atau bangunan.
6. Perubahan atas Keputusan Menteri Keuangan mengenai penetapan NJOP sebagai dasar
pengenaan PBB sebagaimana dimaksud pada angka 5 ditetapkan paling lama 10 (sepuluh) hari
kerja setelah disampaikannya usulan perubahan nilai jual bumi per meter persegi dan/atau nilai
jual bangunan per meter persegi atau diterbitkannya Surat Keputusan Keberatan PBB, Surat
Keputusan Pengurangan Ketetapan PBB yang Tidak Benar, atau Surat Keputusan Pembatalan
Ketetapan PBB yang Tidak Benar.
7. Usulan perubahan sebagaimana dimaksud pada angka 5 huruf a dibuat oleh KPP berdasarkan
Laporan Hasil Pemeriksaan, Laporan Hasil Penelitian PBB, Surat Keputusan Pembetulan,
Putusan Banding, Putusan Peninjauan Kembali, atau dasar perubahan Iainnya yang
mengakibatkan perubahan klasifikasi dan besarnya NJOP, dan disampaikan ke Kanwil DJP
paling lama 5 (lima) hari kerja setelah:
a.. Laporan Hasil Pemeriksaan atau Laporan Hasil Penelitian PBB, ditandatangani;
b. Surat Keputusan Pembetulan diterbitkan;atau
c. Putusan Banding atau Putusan Peninjauan Kembali, diterima oleh KPP
G. Prosedur
1. Prosedur penyusunan usulan nilai jual bumi per meter persegi dan/atau nilai jual bangunan per
meter persegi dan usulan perubahannya di:
a. KPP Pratama adalah sebagaimana ditetapkan pada Lampiran I;
b. KPP yang ditunjuk adalah sebagaimana ditetapkan pada Lampiran II,
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Surat Edaran ini.
2. Prosedur penetapan Keputusan Menteri Keuangan mengenai penetapan NJOP sebagai dasar
pengenaan PBB dan perubahan Keputusan Menteri Keuangan mengenai penetapan NJOP
sebagai dasar pengenaan PBB di:
a. Kantor Wilayah DJP yang membawahkan KPP Pratama adalah sebagaimana ditetapkan
pada Lampiran III;
b. Kantor Wilayah DJP Jakarta Khusus yang membawahkan KPP yang ditunjuk adalah
sebagaimana ditetapkan pada Lampiran IV,
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Surat Edaran ini.
H. Format
Contoh Format:
1. Usulan nilai jual bumi per meter persegi dan/atau nilai jual bangunan per meter persegi
sebagaimana pada Lampiran V;
2. Usulan perubahan nilai jual bumi per meter persegi dan/atau nilai jual bangunan per meter
persegi sebagaimana pada Lampiran VI;
3. Keputusan Menteri Keuangan mengenai penetapan NJOP sebagai dasar pengenaan PBB
sebagaimana pada Lampiran VII;
4. Lampiran Keputusan Menteri Keuangan mengenai penetapan NJOP sebagai dasar pengenaan
PBB dan perubahannya sebagaimana pada Lampiran VIII;
5. Perubahan Keputusan Menteri Keuangan mengenai penetapan NJOP sebagai dasar pengenaan
PBB sebagaimana pada Lampiran IX,
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Surat Edaran ini.
I. Ketentuan Lain-Lain
Pada saat Surat Edaran ini ditetapkan:
1. Penetapan NJOP sebagai dasar pengenaan PBB untuk tahun pajak 2014 dan sebelumnya yang
dilaksanakan setelah berlakunya Surat Edaran ini, dilakukan berdasarkan tata cara dan contoh
format sebagaimana dimaksud dalam Surat Edaran ini.
2. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-140/PJ/2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-60/PJ/2010 tentang Tata Cara Penetapan Nilai
Jual Objek Pajak sebagai Dasar Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan, dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku.
Ketentuan-ketentuan dalam :
a. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-149/PJ/2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-64/PJ/2010 Tentang Pengenaan Pajak Bumi
dan Bangunan Sektor Perkebunan;
b. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-89/PJ/2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-36/PJ/2011 Tentang Pengenaan Pajak Bumi
dan Bangunan Sektor Perhutanan;
c. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-64/PJ/2012 tentang Tata Cara
Penatausahaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Pertambangan Mineral dan Batubara;
d. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-64/PJ/2013 tentang Tata Cara
Penatausahaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Pertambangan Untuk Pertambangan
Minyak Bumi, Gas Bumi, dan Panas Bumi;
yang menegaskan mengenai penetapan klasifikasi dan besarnya NJOP Bumi dan/atau NJOP
Bangunan, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Demikian disampaikan untuk dilaksanakan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 13 Oktober 2014
DIREKTUR JENDERAL PAJAK,
ttd.
A. FUAD RAHMANY
NIP 195411111981121001
Tembusan:
1. Sekretaris Direktorat Jenderal Pajak
2. Para Direktur dan Tenaga Pengkaji di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL PAJAK
LAMPIRAN
SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAKNOMOR SE-36/PJ/2014
TENTANG
PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMORPER-27/PJ/2014 TENTANG TATA CARA PENETAPAN NILAI JUAL OBJEK
PAJAK SEBAGAI DASAR PENGENAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN
LAMPIRAN ISurat Edaran Direktur Jenderal PajakNomor : SE-36/PJ/2014Tanggal : 13 Oktober 2014
PROSEDUR PENYUSUNAN USULAN NILAI JUAL BUMI PER METER PERSEGIDAN/ATAU NILAI JUAL BANGUNAN PER METER PERSEGISEBAGAI DASAR PENETAPAN NILAI JUAL OBJEK PAJAK
DAN USULAN PERUBAHANNYADI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA
A. Gambaran Umum
Prosedur operasi ini menguraikan tata cara penyusunan usulan nilai jual bumi per meter persegi dan/ataunilai jual bangunan per meter persegi sebagai dasar penetapan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) dan usulanperubahannya di Kantor Pelayanan Pajak Pratama (KPP Pratama).
Usulan perubahan nilai jual bumi per meter persegi dan/atau nilai jual bangunan per meter persegi disusundalam hal terjadi perubahan nilai jual bumi per meter persegi dan/atau nilai jual bangunan per meterpersegi, yang mengakibatkan perubahan klasifikasi dan besarnya NJOP karena adanya Laporan HasilPemeriksaan, Laporan Hasil Penelitian Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), Surat Keputusan Pembetulan,Putusan Banding, Putusan Peninjauan Kembali, atau dasar perubahan lainnya. Dasar perubahan lainnyaantara lain SPOP dan LSPOP yang disampaikan dan/atau dikembalikan oleh Wajib Pajak setelah KeputusanMenteri Keuangan mengenai penetapan NJOP sebagai dasar pengenaan PBB diterbitkan oleh Kepala KantorWilayah Direktorat Jenderal Pajak.
B. Prosedur Kerja 1. Kepala Kantor menugaskan Kepala Seksi Ekstensifikasi Perpajakan untuk menyiapkan: a. usulan nilai jual bumi per meter persegi dan/atau nilai jual bangunan per meter persegi
sebagai dasar penetapan NJOP, yang selanjutnya disebut usulan nilai jual bumi dan/ataubangunan; atau
b. usulan perubahan nilai jual bumi per meter persegi dan/atau nilai jual bangunan per meterpersegi sebagai dasar penetapan NJOP, yang selanjutnya disebut usulan perubahan nilai jualbumi dan/atau bangunan.
2. Kepala Seksi Ekstensifikasi Perpajakan menugaskan Pelaksana Seksi Ekstensifikasi Perpajakan untukmenyusun konsep usulan nilai jual bumi dan/atau bangunan atau konsep usulan perubahan nilai jualbumi dan/atau bangunan.
3. Pelaksana Seksi Ekstensifikasi Perpajakan meneliti data-data yang diperlukan untuk menyusunusulan nilai jual bumi dan/atau bangunan atau usulan perubahan nilai jual bumi dan/atau bangunan.
Dalam hal data-data yang diperlukan telah tersedia, prosedur selanjutnya mengikuti prosedur kerjanomor 6. Dalam hal data-data yang diperlukan belum tersedia, prosedur selanjutnya mengikutiprosedur kerja nomor 4.
4. Pelaksana Seksi Ekstensifikasi Perpajakan berkoordinasi dengan Seksi Pengolahan Data danInformasi dan Pejabat Fungsional Penilai/Petugas Penilai untuk menyelesaikan perekaman data.
5. Untuk usulan nilai jual bumi dan/atau bangunan: a. Seksi Pengolahan Data dan Informasi menyelesaikan perekaman SPOP dan LSPOP dalam
aplikasi PBB; dan b. Pejabat Fungsional Penilai/Petugas Penilai melakukan perekaman Formulir Data Masukan
(FDM) dalam aplikasi PBB dan mencetak FDM. Untuk usulan perubahan nilai jual bumi dan/atau bangunan: a. Seksi Pengolahan Data dan Informasi melakukan perekaman dasar perubahan lainnya; dan b. Pejabat Fungsional Penilai/Petugas Penilai melakukan perekaman FDM sesuai dengan Laporan
Hasil Pemeriksaan, Laporan Hasil Penelitian PBB, Surat Keputusan Pembetulan, PutusanBanding, Putusan Peninjauan Kembali atas dasar perubahan lainnya.
Dalam hal aplikasi PBB belum tersedia: Pejabat Fungsional Penilai/Petugas Penilain menyelesaikanperhitungan penilaian dan mengisi FDM.
6. Pelaksana Seksi Ekstensifikasi Perpajakan menyusun konsep usulan nilai jual bumi dan/ataubangunan atau usulan perubahan nilai jual bumi dan/atau bangunan, dan konsep surat pengantar,melampirkan fotokopi FDM, selanjutnya menyerahkan kepada Kepala Seksi EkstensifikasiPerpajakan.
7. Kepala Seksi Ekstensifikasi Perpajakan meneliti, menyetujui, dan memaraf konsep usulan nilai jualbumi dan/atau bangunan, atau usulan perubahan nilai jual bumi dan/atau bangunan dan konsepsurat pengantar, selanjutnya menyerahkan kepada Kepala Kantor.
8. Kepala Kantor meneliti, menyetujui, dan menandatangani konsep usulan nilai jual bumi dan/ataubangunan atau konsep usulan perubahan nilai jual bumi dan/atau bangunan dan surat pengantar.
9. Pelaksana Seksi Ekstensifikasi Perpajakan menyampaikan usulan nilai jual bumi dan/atau bangunan,atau usulan perubahan nilai jual bumi dan/atau bangunan, dan surat pengantarnya beserta fotokopiFDM, ke Kantor Wilayah DJP menggunakan SOP Tata Cara Penyampaian Dokumen di KPP.
10. Proses selesai.
Jangka Waktu Penyelesaian:
Usulan nilai jual bumi dan/atau bangunan diterima Kantor Wilayah DJP paling lambat tanggal 31 Marettahun pajak.
Usulan perubahan nilai jual bumi dan/atau bangunan disampaikan ke Kantor Wilayah DJP paling lama 5(lima) hari kerja setelah:
a. Laporan Hasil Pemeriksaan atau Laporan Hasil Penelitian PBB, ditandatangani; b. Surat Keputusan Pembetulan diterbitkan; atau c. Putusan Banding atau Putusan Peninjauan Kembali, diterima oleh KPP Pratama.
C. Bagan Arus (Flowchart)
LAMPIRAN IISurat Edaran Direktur Jenderal PajakNomor : SE-36/PJ/2014Tanggal : 13 Oktober 2014
PROSEDUR PENYUSUNAN USULAN NILAI JUAL BUMI PER METER PERSEGIDAN/ATAU NILAI JUAL BANGUNAN PER METER PERSEGISEBAGAI DASAR PENETAPAN NILAI JUAL OBJEK PAJAK
DAN USULAN PERUBAHANNYADI KANTOR PELAYANAN PAJAK MINYAK DAN GAS BUMI
A. Gambaran Umum
Prosedur operasi ini menguraikan tata cara penyusunan usulan nilai jual bumi per meter persegi dan/ataunilai jual bangunan per meter persegi sebagai dasar penetapan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) dan usulanperubahannya di Kantor Pelayanan Pajak Minyak dan Gas Bumi.
Usulan perubahan nilai jual bumi per meter persegi dan/atau nilai jual bangunan per meter persegi disusundalam hal terjadi perubahan nilai jual bumi per meter persegi dan/atau nilai jual bangunan per meterpersegi, yang mengakibatkan perubahan klasifikasi dan besarnya NJOP karena adanya Laporan HasilPemeriksaan, Laporan Hasil Penelitian Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), Surat Keputusan Pembetulan,Putusan Banding, Putusan Peninjauan Kembali, atau dasar perubahan lainnya. Dasar perubahan lainnyaantara lain SPOP dan LSPOP yang disampaikan dan/atau dikembalikan oleh Wajib Pajak setelah KeputusanMenteri Keuangan mengenai penetapan NJOP sebagai dasar pengenaan PBB diterbitkan oleh Kepala KantorWilayah Direktorat Jenderal Pajak Jakarta Khusus.
B. Prosedur Kerja 1. Kepala Kantor menugaskan Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi untuk menyiapkan: a. usulan nilai jual bumi per meter persegi dan/atau nilai jual bangunan per meter persegi
sebagai dasar penetapan NJOP, yang selanjutnya disebut usulan nilai jual bumi dan/ataubangunan; atau
b. usulan perubahan nilai jual bumi per meter persegi dan/atau nilai jual bangunan per meterpersegi sebagai dasar penetapan NJOP, yang selanjutnya disebut usulan perubahan nilai jualbumi dan/atau bangunan.
2. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi menugaskan Pelaksana Seksi Pengawasan dan Konsultasiuntuk menyusun konsep usulan nilai jual bumi dan/atau bangunan atau konsep usulan perubahannilai jual bumi dan/atau bangunan.
3. Pelaksana Seksi Pengawasan dan Konsultasi meneliti data-data yang diperlukan untuk menyusunusulan nilai jual bumi dan/atau bangunan atau usulan perubahan nilai jual bumi dan/atau bangunan.
Dalam hal data-data yang diperlukan telah tersedia, selanjutnya mengikuti prosedur kerja nomor 6.Dalam hal data-data yang diperlukan belum tersedia, selanjutnya mengikuti prosedur kerja nomor 4.
4. Pelaksana Seksi Pengawasan dan Konsultasi berkoordinasi dengan Seksi Pengolahan Data danInformasi dan Pejabat Fungsional Penilai/Petugas Penilai untuk menyelesaikan perekaman data.
5. Untuk usulan nilai jual bumi dan/atau bangunan: a. Seksi Pengolahan Data dan Informasi menyelesaikan perekaman SPOP dan LSPOP dalam
aplikasi PBB; dan b. Pejabat Fungsional Penilai/Petugas Penilai melakukan perekaman Formulir Data Masukan
(FDM) dalam aplikasi PBB dan mencetak FDM. Untuk usulan perubahan nilai jual bumi dan/atau bangunan: a. Seksi Pengolahan Data dan Informasi melakukan perekaman dasar perubahan lainnya; dan b. Pejabat Fungsional Penilai/Petugas Penilai melakukan perekaman FDM sesuai dengan Laporan
Hasil Pemeriksaan, Laporan Hasil Penelitian PBB, Surat Keputusan Pembetulan, PutusanBanding, Putusan Peninjauan Kembali, atau dasar perubahan lainnya.
Dalam hal aplikasi PBB belum tersedia: Fungsional Penilai/Petugas Penilai menyelesaikanperhitungan penilaian dan mengisi FDM.
6. Pelaksana Seksi Pengawasan dan Konsultasi menyusun konsep usulan nilai jual bumi dan/ataubangunan atau usulan perubahan nilai jual bumi dan/atau bangunan, dan konsep surat pengantar,melampirkan fotokopi FDM, selanjutnya menyerahkan kepada Kepala Seksi Pengawasan danKonsultasi.
7. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi meneliti, menyetujui, dan memaraf konsep usulan nilai jualbumi dan/atau bangunan, atau usulan perubahan nilai jual bumi dan/atau bangunan dan konsepsurat pengantar, selanjutnya menyerahkan kepada Kepala Kantor.
8. Kepala Kantor meneliti, menyetuji, dan menandatangani konsep usulan nilai jual bumi dan/ataubangunan atau konsep usulan perubahan nilai jual bumi dan/atau bangunan dan surat pengantar.
9. Pelaksana Seksi Pengawasan dan Konsultasi menyampaikan usulan nilai jual bumi dan/ataubangunan, atau usulan perubahan nilai jual bumi dan/atau bangunan, dan surat pengantar besertafotokopi FDM, ke Kantor Wilayah DJP menggunakan SOP Tata Cara Penyampaian Dokumen di KPP.
10. Proses selesai.
Jangka Waktu Penyelesaian:
Usulan nilai jual bumi dan/atau bangunan diterima Kantor Wilayah DJP Jakarta Khusus paling lambattanggal 31 Maret tahun pajak.
Usulan perubahan nilai jual bumi dan/atau bangunan disampaikan ke Kantor Wilayah DJP Jakarta Khususpaling lama 5 (lima) hari kerja setelah:
a. Laporan Hasil Pemeriksaan atau Laporan Hasil Penelitian PBB, ditandatangani; b. Surat Keputusan Pembetulan diterbitkan; atau c. Putusan Banding atau Putusan Peninjauan Kembali, diterima oleh KPP Minyak dan Gas Bumi.
C. Bagan Arus (Flowchart)
LAMPIRAN IIISurat Edaran Direktur Jenderal PajakNomor : SE-36/PJ/2014Tanggal : 13 Oktober 2014
PROSEDUR PENYUSUNAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN MENGENAI PENETAPANNILAI JUAL OBJEK PAJAK SEBAGAI DASAR PENGENAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN
DAN PERUBAHAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN MENGENAI PENETAPAN NILAI JUALOBJEK PAJAK SEBAGAI DASAR PENGENAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN
DI KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
A. Gambaran Umum
Prosedur operasi ini menguraikan tata cara penyusunan Keputusan Menteri Keuangan mengenai PenetapanNilai Jual Objek Pajak (NJOP) sebagai dasar pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dan PerubahanKeputusan Menteri Keuangan mengenai Penetapan NJOP sebagai dasar pengenaan PBB untuk SektorPerkebunan, Perhutanan, Pertambangan, dan Sektor Lainnya di Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajakyang membawahkan Kantor Pelayanan Pajak Pratama (KPP Pratama).
Keputusan Menteri Keuangan disusun berdasarkan usulan nilai jual bumi per meter persegi dan/atau nilaijual bangunan per meter persegi sebagai dasar penetapan NJOP yang selanjutnya disebut usulan nilai jualbumi dan/atau bangunan, yang disampaikan oleh KPP Pratama.
Perubahan Keputusan Menteri Keuangan disusun berdasarkan atas: 1. usulan perubahan nilai jual bumi per meter persegi dan/atau nilai jual bangunan per meter persegi
sebagai dasar penetapan NJOP yang selanjutnya disebut usulan perubahan nilai jual bumi dan/ataubangunan, yang disampaikan oleh KPP Pratama dalam hal terjadi perubahan nilai jual bumi permeter persegi dan/atau nilai jual bangunan per meter persegi, yang mengakibatkan perubahanklasifikasi dan besarnya NJOP karena adanya Laporan Hasil Pemeriksaan, Laporan Hasil PenelitianPBB, Surat Keputusan Pembetulan, Putusan Banding, Putusan Peninjauan Kembali, atau dasarperubahan lainnya; dan/atau
2. terbitnya Surat Keputusan Peninjauan Keberatan PBB, Surat Keputusan Pengurangan Ketetapan PBByang Tidak Benar, atau Surat Keputusan Pembatalan Ketetapan PBB yang Tidak Benar, yangmengakibatkan perubahan klasifikasi dan besarnya NJOP.
B. Prosedur Kerja 1. Kepala Kantor menerima usulan nilai jual bumi dan/atau bangunan dan/atau usulan perubahan nilai
jual bumi dan/atau bangunan beserta surat pengantarnya dari Kepala KPP Pratama berdasarkanProsedur Penyusunan Usulan Nilai Jual Bumi Per Meter Persegi dan/atau Nilai Jual Bangunan PerMeter Persegi sebagai Dasar Penetapan Nilai Jual Objek Pajak dan Usulan Perubahannya di KantorPelayanan Pajak Pratama.
2. Berdasarkan usulan nilai jual bumi dan/atau bangunan yang disampaikan, Kepala Kantormenugaskan Kepala Bidang Kerjasama, Ekstensifikasi, dan Penilaian untuk menyusun KeputusanMenteri Keuangan mengenai penetapan NJOP sebagai dasar pengenaan PBB, yang selanjutnyadisebut Keputusan Menteri Keuangan.
Berdasarkan usulan perubahan nilai jual bumi dan/atau bangunan yang disampaikan dan/atau SuratKeputusan yang mengakibatkan perubahan klasifikasi dan besarnya NJOP, Kepala Kantormenugaskan Kepala Bidang Kerjasama Ekstensifikasi dan Penilaian untuk menyusun PerubahanKeputusan Menteri Keuangan mengenai penetapan NJOP sebagai dasar pengenaan PBB, yangselanjutnya disebut Perubahan Keputusan Menteri Keuangan.
3. Kepala Bidang Kerjasama, Ekstensifikasi, dan Penilaian menugaskan Kepala Seksi BimbinganPendataan dan Penilaian untuk menindaklanjuti usulan nilai jual bumi dan/atau bangunan, usulanperubahan nilai jual bumi dan/atau bangunan, dan terbitnya Surat Keputusan Keberatan PBB, SuratKeputusan Pengurangan Ketetapan PBB yang Tidak Benar, atau Surat Keputusan PembatalanKetetapan PBB yang Tidak Benar, yang mengakibatkan perubahan klasifikasi dan besarnya NJOP.
4. Untuk penyusunan Keputusan Menteri Keuangan dan Perubahan Keputusan Menteri Keuanganberdasarkan usulan yang disampaikan oleh KPP Pratama, Kepala Seksi Bimbingan Pendataan danPenilaian berkoordinasi dengan Pejabat Fungsional Penilai/Petugas Penilai. Selanjutnya mengikutiprosedur kerja nomor 5.
Untuk penyusunan Perubahan Keputusan Menteri Keuangan yang disebabkan karena terbitnya SuratKeputusan Keberatan PBB, Surat Keputusan Pengurangan Ketetapan PBB yang Tidak Benar, atauSurat Keputusan Pembatalan Ketetapan PBB yang Tidak Benar, yang mengakibatkan perubahanklasifikasi dan besarnya NJOP, mengikuti prosedur kerja nomor 9.
5. Pejabat Fungsional Penilai/Petugas Penilai meneliti usulan nilai jual bumi dan/atau bangunan danusulan perubahan nilai jual bumi dan/atau bangunan yang disampaikan oleh Kepala KPP Pratama,kemudian menyusun konsep laporan hasil penelitian dan selanjutnya menyampaikan kepada KepalaSeksi Bimbingan Pendataan dan Penilaian.
6. Kepala Seksi Bimbingan Pendataan dan Penilaian meneliti, menyetujui, dan memaraf konsep laporanhasil penelitian dan selanjutnya menyampaikan kepada Kepala Bindang Kerjasama, Ekstensifikasi,dan Penilaian.
7. Kepala Bidang Kerjasama, Ekstensifikasi, dan Penilaian meneliti, menyetujui, dan menandatanganilaporan hasil penelitian dan selanjutnya menyampaikan kembali kepada Kepala Seksi BimbinganPendataan dan Penilaian.
8. Kepala Seksi Bimbangan Pendataan dan Penilaian menugaskan Pelaksana Seksi BimbinganPendataan dan Penilaian untuk menyusun konsep Keputusan Menteri Keuangan dan/atau konsepPerubahan Keputusan Menteri Keuangan. Selanjutnya mengikuti prosedur kerja nomor 10.
9. Kepala Seksi Bimbingan Pendataan dan Penilaian menugaskan Pelaksana Seksi Bimbingan Pendataandan Penilaian untuk menyusun konsep Perubahan Keputusan Menteri Keuangan.
10. Pelaksana Seksi Bimbingan Pendataan dan Penilaian menyusun konsep Keputusan Menteri Keuangandan/atau konsep Perubahan Keputusan Menteri Keuangan, kemudian menyerahkan kepada KepalaSeksi Bimbingan Pendataan dan Penilaian.
11. Kepala Seksi Bimbingan Pendataan dan Penilaian meneliti, menyetujui, dan memaraf konsepKeputusan Menteri Keuangan dan/atau konsep Perubahan Keputusan Menteri Keuangan, kemudianmenyerahkan kepada Kepala Bidang Kerjasama Ekstensifikasi dan Penilaian.
12. Kepala Bidang Kerjasama, Ekstensifikasi, dan Penilaian meneliti, menyetujui, dan memaraf konsepKeputusan Menteri Keuangan dan/atau konsep Perubahan Keputusan Menteri Keuangan, kemudianmenyerahkan kepada Kepala Bidang Kerjasama Ekstensifikasi dan Penilaian.
13. Kepala Kantor Wilayah DJP meneliti, menyetujui, dan menandatangani konsep Keputusan MenteriKeuangan dan/atau konsep Perubahan Keputusan Menteri Keuangan.
14. Pelaksana Seksi Bimbingan Pendataan dan Penilaian mengadministrasikan, dan mengirimkanKeputusan Menteri Keuangan dan/atau Perubahan Keputusan Menteri Keuangan ke KPP Pratamaterkait menggunakan SOP Tata Cara Penyampaian Dokumen di Kantor Wilayah.
15. Proses Selesai.
Jangka Waktu Penyelesaian:
Keputusan Menteri Keuangan mengenai Penetapan Nilai Jual Objek Pajak sebagai Dasar Pengenaan PBBditetapkan oleh Kepala Kantor Wilayah DJP paling lama 10 (sepuluh) hari kerja sejak usulan nilai jual bumidan/atau bangunan disampaikan oleh KPP Pratama.Perubahan atas Keputusan Menteri Keuangan mengenai Penetapan Nilai Jual Objek Pajak sebagai DasarPengenaan PBB ditetapkan oleh Kepala Kantor Wilayah DJP paling lama 10 (sepuluh) hari kerja sejak:a. usulan perubahan nilai jual bumi dan/atau bangunan sampaikan oleh KPP Pratama; ataub. Surat Keputusan Keberatan PBB, Surat Keputusan Pengurangan Ketetapan PBB yang Tidak Benar, atau
Surat Keputusan Pembatalan Ketetapan PBB yang Tidak Benar, yang mengakibatkan perubahan klasifikasidan besarnya NJOP, diterbitkan.
C. Bagan Arus (Flowchart)
LAMPIRAN IVSurat Edaran Direktur Jenderal PajakNomor : SE-36/PJ/2014Tanggal : 13 Oktober 2014
PROSEDUR PENYUSUNAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN MENGENAI PENETAPANNILAI JUAL OBJEK PAJAK SEBAGAI DASAR PENGENAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN
DAN PERUBAHAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN MENGENAI PENETAPAN NILAI JUALOBJEK PAJAK SEBAGAI DASAR PENGENAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNANDI KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PAJAK JAKARTA KHUSUS
A. Gambaran Umum
Prosedur operasi ini menguraikan tata cara penyusunan Keputusan Menteri Keuangan mengenai PenetapanNilai Jual Objek Pajak (NJOP) sebagai dasar pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dan PerubahanKeputusan Menteri Keuangan mengenai Penetapan NJOP sebagai dasar pengenaan PBB SektorPertambangan untuk Pertambangan Minyak Bumi dan Gas Bumi Areal Offshore dan Tubuh Bumi di KantorWilayah Direktorat Jenderal Pajak yang membawahkan Kantor Pelayanan Pajak Minyak dan Gas Bumi (KPPMinyak dan Gas Bumi).
Keputusan Menteri Keuangan disusun berdasarkan usulan nilai jual bumi per meter persegi dan/atau nilaijual bangunan per meter persegi sebagai dasar penetapan NJOP yang selanjutnya disebut usulan nilai jualbumi dan/atau bangunan, yang disampaikan oleh KPP Minyak dan Gas Bumi.
Perubahan Keputusan Menteri Keuangan disusun berdasarkan atas: 1. usulan perubahan nilai jual bumi per meter persegi dan/atau nilai jual bangunan per meter persegi
sebagai dasar penetapan NJOP yang selanjutnya disebut usulan perubahan nilai jual bumi dan/ataubangunan, yang disampaikan oleh KPP Minyak dan Gas Bumi dalam hal terjadi perubahan nilai jualbumi per meter persegi dan/atau nilai jual bangunan per meter persegi, yang mengakibatkanperubahan klasifikasi dan besarnya NJOP karena adanya Laporan Hasil Pemeriksaan, Laporan HasilPenelitian PBB, Surat Keputusan Pembetulan, Putusan Banding, Putusan Peninjauan Kembali ataudasar perubahan lainnya; dan/atau
2. terbitnya Surat Keputusan Keberatan PBB, Surat Keputusan Pengurangan Ketetapan PBB yang TidakBenar, atau Surat Keputusan Pembatalan Ketetapan PBB yang Tidak Benar, yang mengakibatkanperubahan klasifikasi dan besarnya NJOP.
B. Prosedur Kerja 1. Kepala Kantor menerima usulan nilai jual bumi dan/atau bangunan dan/atau usulan perubahan nilai
jual bumi dan/atau bangunan beserta surat pengantarnya dari Kepala KPP Minyak dan Gas Bumiberdasarkan Prosedur Penyusunan Usulan Nilai Jual Bumi Per Meter Persegi dan/atau Nilai JualBangunan Per Meter Persegi sebagai Dasar Penetapan Nilai Jual Objek Pajak dan UsulanPerubahannya di Kantor Pelayanan Pajak Minyak dan Gas Bumi.
2. Berdasarkan usulan nilai jual bumi dan/atau bangunan yang disampaikan, Kepala Kantormenugaskan Kepala Bidang Dukungan Teknis dan Konsultasi untuk menyusun Keputusan MenteriKeuangan mengenai penetapan NJOP sebagai dasar pengenaan PBB, yang selanjutnya disebutKeputusan Menteri Keuangan.
Berdasarkan usulan perubahan nilai jual bumi dan/atau bangunan yang disampaikan dan/atau SuratKeputusan yang mengakibatkan perubahan klasifikasi dan besarnya NJOP, Kepala Kantormenugaskan Kepala Bidang Dukungan Teknis dan Konsultasi untuk menyusun Perubahan KeputusanMenteri Keuangan mengenai penetapan NJOP sebagai dasar pengenaan PBB, yang selanjutnyadisebut Perubahan Keputusan Menteri Keuangan.
3. Kepala Bidang Dukungan Teknis dan Konsultasi menugaskan Kepala Seksi Bimbingan Konsultasiuntuk menindaklanjuti usulan nilai jual bumi dan/atau bangunan, usulan perubahan nilai jual bumidan/atau bangunan dan terbitnya Surat Keputusan Keberatan PBB, Surat Keputusan PenguranganKetetapan PBB yang Tidak Benar, atau Surat Keputusan Pembatalan Ketetapan PBB yang TidakBenar, yang mengakibatkan perubahan klasifikasi dan besarnya NJOP.
4 Untuk penyusunan Keputusan Menteri Keuangan dan Perubahan Keputusan Menteri Keuanganberdasarkan usulan yang disampaikan oleh KPP Minyak dan Gas Bumi, Kepala Seksi BimbinganKonsultasi berkoordinasi dengan Pejabat Fungsional Penilai/Petugas Penilai. Selanjutnya mengikutiprosedur kerja nomor 5.
Untuk penyusunan Perubahan Keputusan Menteri Keuangan yang disebabkan karena terbitnya SuratKeputusan Keberatan PBB, Surat Keputusan Pengurangan Ketetapan PBB yang Tidak Benar, atauSurat Keputusan Pembatalan Ketetapan PBB yang Tidak Benar, yang mengakibatkan perubahanklasifikasi dan besarnya NJOP, mengikuti prosedur kerja nomor 9.
5. Pejabat Fungsional Penilai/Petugas Penilai meneliti usulan nilai jual bumi dan/atau bangunan danusulan perubahan nilai jual bumi dan/atau bangunan yang disampaikan oleh Kepala KPP Minyak danGas Bumi, kemudian menyusun konsep laporan hasil penelitian dan selanjutnya menyampaikankepada Kepala Seksi Bimbingan Konsultasi.
6. Kepala Seksi Bimbingan Konsultasi meneliti, menyetujui, dan memaraf konsep laporan hasilpenelitian dan selanjutnya menyampaikan kepada Kepala Bidang Dukungan Teknis dan Konsultasi.
7. Kepala Bidang Dukungan Teknis dan Konsultasi meneliti, menyetujui, dan menandatangani laporanhasil penelitian dan selanjutnya menyampaikan kembali kepada Kepala Seksi Bimbingan Konsultasi.
8. Kepala Seksi Bimbingan Konsultasi menugaskan Pelaksana Seksi Bimbingan Konsultasi untukmenyusun konsep Keputusan Menteri Keuangan dan/atau konsep Perubahan Keputusan MenteriKeuangan. Selanjutnya mengikuti prosedur kerja nomor 10.
9. Kepala Seksi Bimbingan Konsultasi menugaskan Pelaksana Seksi Bimbingan Konsultasi untukmenyusun konsep Perubahan Keputusan Menteri Keuangan.
10. Pelaksana Seksi Bimbingan Konsultasi menyusun konsep Keputusan Menteri Keuangan dan/ataukonsep Perubahan Keputusan Menteri Keuangan, kemudian menyerahkannya kepada Kepala SeksiBimbingan Konsultasi.
11. Kepala Seksi Bimbingan Konsultasi meneliti, menyetujui, dan memaraf konsep Keputusan MenteriKeuangan dan/atau konsep Perubahan Keputusan Menteri Keuangan, kemudian menyerahkannyakepada Kepala Bidang Dukungan Teknis dan Konsultasi.
12. Kepala Bidang Dukungan Teknis dan Konsultasi meneliti, menyetujui, dan memaraf konsepKeputusan Menteri Keuangan dan/atau konsep Perubahan Keputusan Menteri Keuangan, kemudianmenyerahkannya kepada Kepala Kantor Wilayah DJP.
13. Kepala Kantor Wilayah DJP meneliti, menyetujui, dan menandatangani konsep Keputusan MenteriKeuangan dan/atau konsep Perubahan Keputusan Menteri Keuangan.
14. Pelaksana Seksi Bimbingan Konsultasi mengadministrasikan dan mengirimkan Keputusan MenteriKeuangan dan/atau Perubahan Keputusan Menteri Keuangan ke KPP Minyak dan Gas Bumi terkaitmenggunakan SOP Tata Cara Penyampaian Dokumen di Kantor Wilayah.
15. Proses Selesai.
Jangka Waktu Penyelesaian:
Keputusan Menteri Keuangan mengenai Penetapan Nilai Jual Objek Pajak sebagai Dasar Pengenaan PBBditetapkan oleh Kepala Kantor Wilayah DJP paling lama 10 (sepuluh) hari kerja sejak usulan nilai jual bumidan/atau bangunan sampaikan oleh KPP Minyak dan Gas Bumi.
Perubahan atas Keputusan Menteri Keuangan mengenai Penetapan Nilai Jual Objek Pajak sebagai DasarPengenaan PBB ditetapkan oleh Kepala Kantor Wilayah DJP paling lama 10 (sepuluh) hari kerja sejak :a. usulan perubahan nilai jual bumi dan/atau bangunan disampaikan oleh KPP Minyak dan Gas Bumi; ataub. Surat Keputusan Keberatan PBB, Surat Keputusan Pengurangan Ketetapan PBB yang Tidak Benar, atau
Surat Keputusan Pembatalan Ketetapan PBB yang Tidak Benar, yang mengakibatkan perubahan klasifikasidan besarnya NJOP, diterbitkan.
C. Bagan Arus (Flowchart)
LAMPIRAN VSurat Edaran Direktur Jenderal PajakNomor : SE-36/PJ/2014Tanggal : 13 Oktober 2014
A. Contoh Format Usulan Nilai Jual Bumi Per Meter Persegi dan/atau Nilai Jual Bangunan Per Meter Persegiuntuk KPP Pratama
USULAN NILAI JUAL BUMI PER METER PERSEGI DAN/ATAU NILAI JUAL BANGUNAN PER METER PERSEGISEBAGAI DASAR PENETAPAN NJOP
SEKTOR ..................(1)
TAHUN PAJAK .....................(2)
DI WILAYAH KERJA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA ..............(3)
Propinsi : ...........................(4)
Kabupaten/Kota : ...........................(5)
NO(6) NOP(7) NILAI JUAL BUMI (Rp/m2)(8) NILAI JUAL BANGUNAN (Rp/m2)(9)
1 2 3 4
Kepala KPP Pratama ........................(10)
................................................(11)
NIP ..........................................(12)
Petunjuk Pengisian Lampiran V Bagian A
Angka (1) : diisi dengan nama sektor (pertambangan/perkebunan/perhutanan/lainnya)Angka (2) : diisi dengan tahun pajak yang diusulkan.Angka (3) : diisi dengan nama Kantor Pelayanan Pajak Pratama yang mengusulkan.Angka (4) : diisi dengan propinsi yang sesuai.Angka (5) : diisi dengan kabupaten/kota yang sesuai.Angka (6) : diisi dengan nomor urut.Angka (7) : diisi dengan Nomor Objek Pajak (NJOP).Angka (8) : diisi dengan nilai jual bumi per m2 sesuai Formulir Data Masukan.Angka (9) : diisi dengan nilai jual bangunan per m2 sesuai Formulir Data Masukan.Angka (10) : diisi dengan nama KPP Pratama yang mengusulkan.Angka (11) : diisi dengan nama pejabat penandatangan.Angka (12) : diisi dengan NIP pejabat penandatangan.
B. Contoh Format Usulan Nilai Jual Bumi Per Meter Persegi dan/atau Nilai Jual Bangunan Per Meter untuk KPPyang ditunjuk
USULAN NILAI JUAL BUMI PER METER PERSEGI DAN/ATAU NILAI JUAL BANGUNAN PER METER PERSEGISEBAGAI DASAR PENETAPAN NJOP
SEKTOR PERTAMBANGAN UNTUK PERTAMBANGAN MINYAK BUMI DAN GAS BUMITAHUN PAJAK ....................(1)
DI WILAYAH KERJA KANTOR PELAYANAN PAJAK MINYAK DAN GAS BUMI
NO(2) NOP(3) NILAI JUAL BUMI (Rp/m2)(4) NILAI JUAL BANGUNAN (Rp/m2)(5)
1 2 3 4
Kepala KPP Minyak dan Gas Bumi
................................................(6)
NIP ..........................................(7)
Petunjuk Pengisian Lampiran V Bagian B
Angka (1) : diisi dengan tahun pajak yang diusulkanAngka (2) : diisi dengan nomor urutAngka (3) : diisi dengan Nomor Objek Pajak (NOP)Angka (4) : diisi dengan nilai jual bumi per m2 sesuai Formulir Data MasukanAngka (5) : diisi dengan nilai jual bangunan per m2 sesuai Formulir Data MasukanAngka (6) : diisi dengan nama pejabat penandatanganAngka (7) : diisi dengan NIP pejabat penandatangan
LAMPIRAN VISurat Edaran Direktur Jenderal PajakNomor : SE-36/PJ/2014Tanggal : 13 Oktober 2014
A. Contoh Format Usulan Perubahan Nilai Jual Bumi Per Meter Persegi dan/atau Nilai Jual Bangunan Per MeterPersegi untuk KPP Pratama
USULAN PERUBAHAN NILAI JUAL BUMI PER METER PERSEGI DAN/ATAU NILAI JUALBANGUNAN PER METER PERSEGI
SEBAGAI DASAR PENETAPAN NJOPSEKTOR ..................(1)
TAHUN PAJAK .....................(2)
DI WILAYAH KERJA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA ..............(3)
Propinsi : ...........................(4)
Kabupaten/Kota : ...........................(5)
NO(6) NOP(7)NILAI JUAL BUMI (Rp/m2) NILAI JUAL BANGUNAN (Rp/m2)
Lama(8) Baru(9) Lama(8) Baru(9)
DASARPERUBAHAN(12)
1 2 3 4 5 6 7
Kepala KPP Pratama ........................(13)
................................................(14)
NIP ..........................................(15)
Petunjuk Pengisian Lampiran VI Bagian A
Angka (1) : diisi dengan nama sektor (pertambangan/perkebunan/perhutanan/lainnya)Angka (2) : diisi dengan tahun pajak Keputusan Menteri Keuangan mengenai Penetapan NJOP sebagai dasar
pengenaan PBB.Angka (3) : diisi dengan nama Kantor Pelayanan Pajak Pratama yang mengusulkanAngka (4) : diisi dengan propinsi yang sesuaiAngka (5) : diisi dengan kabupaten/kota yang sesuaiAngka (6) : diisi dengan nomor urutAngka (7) : diisi dengan Nomor Objek Pajak (NOP)Angka (8) : diisi dengan nilai jual bumi per m2 sesuai Keputusan Menteri KeuanganAngka (9) : diisi dengan nilai jual bumi per m2 sesuai Formulir Data Masukan baruAngka (10) : diisi dengan nilai jual bangunan per m2 sesuai Keputusan Menteri Keuangan mengenai
Pendapatan NJOP sebagai dasar pengenaan PBB.Angka (11) : diisi dengan nilai jual bangunan per m2 sesuai Formulir Data Masukan baruAngka (12) : diisi dengan keterangan dan/atau nomor dokumen yang menjadi dasar perubahanAngka (13) : diisi dengan nama KPP Pratama yang mengusulkanAngka (14) : diisi dengan nama pejabat penandatanganAngka (15) : diisi dengan NIP pejabat penandatangan
B. Contoh Format Usulan Perubahan Nilai Jual Bumi Per Meter Persegi dan/atau Nilai Jual Bangunan Per MeterPersegi untuk KPP yang ditunjuk
USULAN PERUBAHAN NILAI JUAL BUMI PER METER PERSEGI DAN/ATAU NILAI JUALBANGUNAN PER METER PERSEGI
SEBAGAI DASAR PENETAPAN NJOPSEKTOR PERTAMBANGAN UNTUK PERTAMBANGAN MINYAK BUMI DAN GAS BUMI
TAHUN .....................(1)
DI WILAYAH KERJA KANTOR PELAYANAN PAJAK MINYAK DAN GAS BUMI
NO(2) NOP(3)NILAI JUAL BUMI (Rp/m2) NILAI JUAL BANGUNAN (Rp/m2)
Lama(4) Baru(5) Lama(6) Baru(7)
DASARPERUBAHAN(8)
1 2 3 4 5 6 7
Kepala KPP Minyak dan Gas Bumi
................................................(9)
NIP ..........................................(10)
Petunjuk Pengisian Lampiran VI Bagian B
Angka (1) : diisi dengan tahun pajak Keputusan Menteri Keuangan mengenai Penetapan NJOP sebagai dasarpengenaan PBB.
Angka (2) : diisi dengan nomor urut.Angka (3) : diisi dengan Nomor Objek Pajak (NOP).Angka (4) : diisi dengan nilai jual bumi per m2 sesuai Keputusan Menteri Keuangan mengenai Penetapan
NJOP sebagai dasar pengenaan PBB.Angka (5) : diisi dengan nilai jual bumi per m2 sesuai Formulir Data Masukan baru.Angka (6) : diisi dengan nilai jual bangunan per m2 sesuai Keputusan Menteri Keuangan mengenai Penetapan
NJOP sebagai dasar pengenaan PBB.Angka (7) : diisi dengan nilai jual bangunan per m2 sesuai Formulir Data Masukan baru.Angka (8) : diisi dengan keterangan dan/atau nomor dokumen yang menjadi dasar perubahan.Angka (9) : diisi dengan nama pejabat penandatangan.Angka (10) : diisi dengan NIP pejabat penandatangan.
LAMPIRAN VIISurat Edaran Direktur Jenderal PajakNomor : SE-36/PJ/2014Tanggal : 13Oktober 2014
A. Contoh Format Keputusan Menteri Keuangan tentang Penetapan NJOP sebagai dasar pengenaan PBB untukKanwil DJP yang membawahkan KPP Pratama
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL PAJAK
KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PAJAK ...............*)
KEPUTUSAN MENTERI KEUANGANNOMOR KEP-......./WPJ......./20.......(1)
TENTANG
PENETAPAN NILAI JUAL OBJEK PAJAKSEBAGAI DASAR PENGENAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN
UNTUK KABUPATEN/KOTA ..........**)
DI WILAYAH KERJA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA .....***)
MENTERI KEUANGAN,
Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 9 Peraturan Menteri Keuangan Nomor139/PMK.03/2014 tentang Klasifikasi dan Penetapan Nilai Jual Objek Pajak Sebagai DasarPengenaan Pajak Bumi dan Bangunan dan memperhatikan Surat Kepala Kantor Pelayanan PajakPratama ........***) Nomor S-...../WPJ...../KP...../20..... tanggal ....... hal ........(2), perlumenetapkan Keputusan Menteri Keuangan tentang Penetapan Nilai Jual Objek Pajak sebagaiDasar Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan untuk Kabupaten/Kota ...........**) di Wilayah KerjaKantor Pelayanan Pajak Pratama .............***);
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan (LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 3312) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1994(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 62, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 3569);
2. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 139/PMK.03/2014 tentang Klasifikasi dan PenetapanNilai Jual Objek Pajak sebagai Dasar Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan;
3. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-27/PJ/2014 tentang Tata Cara PenetapanNilai Jual Objek Pajak sebagai Dasar Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN TENTANG PENETAPAN NILAI JUAL OBJEK PAJAK SEBAGAIDASAR PENGENAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN UNTUK KABUPATEN/KOTA ..................**) DIWILAYAH KERJA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA ...................***).
KESATU : Penetapan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) Bumi dan NJOP Bangunan untuk WilayahKabupaten/Kota ..................**) di wilayah kerja Kantor Pelayanan Pajak Pratama .............***)
untuk: a. Sektor .........****) sebagaimana tercantum pada Lampiran ...............(3); b. Sektor .........****) sebagaimana tercantum pada Lampiran ...............(3); c. Dst ......, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan Menteri Keuangan ini.
KEDUA : NJOP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1985tentang Pajak Bumi dan Bangunan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 12Tahun 1994 merupakan dasar pengenaan pajak, sehingga penggunaan NJOP diluar kepentinganperpajakan bukan menjadi tanggung jawab Direktorat Jenderal Pajak.
KETIGA : Apabila di kemudian hari ternyata diketahui terdapat kekeliruan dalam Keputusan MenteriKeuangan ini, kekeliruan tersebut akan dibetulkan sebagaimana mestinya.
KEEMPAT : Keputusan Menteri Keuangan ini berlaku untuk Tahun Pajak ...................(4)
Salinan Keputusan Menteri Keuangan ini disampaikan kepada: 1. Direktur Jenderal Pajak c.q. Direktur Ekstensifikasi dan Penilaian; 2. Kepala Kantor Pelayanan Pajak .................***)
Ditetapkan di .................(5)
pada tanggal .................(6)
a.n. Menteri Keuangan Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak ....*)
.....................................(7)
NIP ...............................(8)
Keterangan:*) diisi nama Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak bersangkutan.**) diisi nama kabupaten/kota bersangkutan.***) diisi nama Kantor Pelayanan Pajak Pratama yang mengusulkan.****) diisi dengan sektor objek pajak (sesuai dengan sektor yang terdapat dalam wilayah kerja KPP Pratama).
Petunjuk Pengisian Lampiran VII bagian A
Angka (1) : Diisi dengan nomor Keputusan Menteri Keuangan yang diterbitkan.Angka (2) : Diisi dengan nomor, tanggal dan hal Surat Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama yang
mengusulkan.Angka (3) : Diisi dengan nomor Lampiran mengenai penetapan NJOP Bumi dan NJOP Bangunan sebagai dasar
pengenaan PBB sesuai dengan sektor yang terdapat dalam wilayah kabupaten/kota di wilayahkerja KPP Pratama yang bersangkutan.
Angka (4) : Diisi dengan Tahun Pajak.Angka (5) : Diisi dengan kota tempat Keputusan Menteri Keuangan diterbitkan.Angka (6) : Diisi dengan tanggal Keputusan Menteri Keuangan diterbitkan.Angka (7) : Diisi dengan nama pejabat yang berwenang menandatangani Keputusan Menteri Keuangan.Angka (8) : Diisi dengan NIP pejabat yang berwenang menandatangani Keputusan Menteri Keuangan.
B. Contoh Format Keputusan Menteri Keuangan tentang Penetapan NJOP sebagai dasar pengenaan PBB untuk Kanwil DJP yang membawahkan KPP yang ditunjuk.
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL PAJAK
KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PAJAK JAKARTA KHUSUS
KEPUTUSAN MENTERI KEUANGANNOMOR KEP-....../WPJ....../20......(1)
TENTANG
PENETAPAN NILAI JUAL OBJEK PAJAKSEBAGAI DASAR PENGENAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN
DI WILAYAH KERJA KANTOR PELAYANAN PAJAK MINYAK DAN GAS BUMI
MENTERI KEUANGAN,
Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 9 Peraturan Menteri Keuangan Nomor139/PMK.03/2014 tentang Klasifikasi dan Penetapan Nilai Jual Objek Pajak Sebagai DasarPengenaan Pajak Bumi dan Bangunan dan memperhatikan Surat Kepala Kantor Pelayanan PajakMinyak dan Gas Bumi Nomor S-......../WPJ....../KP......../20...... tanggal ........... hal .........(2),perlu menetapkan Keputusan Menteri Keuangan tentang penetapan Nilai Jual Objek Pajak sebagaiDasar Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan di Wilayah Kerja Kantor Pelayanan Pajak Minyak danGas Bumi;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 1985 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 3312) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 12Tahun 1994 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 62, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3569);
2. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 139/PMK.03/2014 tentang Klasifikasi dan PenetapanNilai Jual Objek Pajak sebagai Dasar Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan;
3. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-27/PJ/2014 tentang Tata Cara PenetapanNilai Jual Objek Pajak sebagai Dasar Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan;
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN TENTANG PENETAPAN NILAI JUAL OBJEK PAJAK SEBAGAIDASAR PENGENAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DI WILAYAH KERJA KANTOR PELAYANAN PAJAKMINYAK DAN GAS BUMI.
KESATU : Penetapan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) Bumi dan NJOP Bangunan di wilayah kerja KantorPelayanan Pajak Minyak dan Gas Bumi untuk Sektor Pertambangan untuk Pertambangan MinyakBumi dan Gas Bumi sebagaimana tercantum pada lampiran yang merupakan bagian tidakterpisahkan dari Keputusan Menteri Keuangan ini.
KEDUA : NJOP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1985tentang Pajak Bumi dan Bangunan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 12Tahun 1994 merupakan dasar pengenaan pajak, sehingga penggunaan NJOP diluar kepentinganperpajakan bukan menjadi tanggung jawab Direktorat Jenderal Pajak.
KETIGA : Apabila di kemudian hari ternyata diketahui terdapat kekeliruan dalam Keputusan MenteriKeuangan ini, kekeliruan tersebut akan dibetulkan sebagaimana mestinya.
KEEMPAT : Keputusan Menteri Keuangan ini berlaku untuk Tahun Pajak ..............(3)
Salinan Keputusan Menteri Keuangan ini disampaikan kepada: 1. Direktur Jenderal Pajak c.q. Direktur Ekstensifikasi dan Penilaian; 2. Kepala Kantor Pelayanan Pajak Minyak dan Gas Bumi.
Ditetapkan di .................(4)
pada tanggal .................(5)
a.n. Menteri Keuangan Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jakarta Khusus
.....................................(6)
NIP ...............................(7)
Petunjuk Pengisian Lampiran VIII bagian B
Angka (1) : Diisi dengan nomor Keputusan Menteri Keuangan yang diterbitkan.Angka (2) : Diisi dengan nomor, tanggal dan hal Surat Kepala Kantor Pelayanan Pajak yang mengusulkan.Angka (3) : Diisi dengan Tahun Pajak.Angka (4) : Diisi dengan kota tempat Keputusan Menteri Keuangan diterbitkan.Angka (5) : Diisi dengan tanggal Keputusan Menteri Keuangan diterbitkan.Angka (6) : Diisi dengan nama pejabat yang berwenang menandatangani Keputusan Menteri Keuangan.Angka (7) : Diisi dengan NIP pejabat yang berwenang menandatangani Keputusan Menteri Keuangan.
LAMPIRAN VIIISurat Edaran Direktur Jenderal PajakNomor : SE-36/PJ/2014Tanggal : 13 Oktober 2014
A. Contoh Format Lampiran Keputusan Menteri Keuangan mengenai penetapan NJOP sebagai dasarpengenaan PBB dan perubahannya untuk Kanwil DJP yang membawahkan KPP Pratama.
LAMPIRAN .........(1)
Keputusan Menteri KeuanganNomor : KEP-...../WPJ....../20......(2)
Tanggal :
PENETAPAN NJOP BUMI DAN NJOP BANGUNAN SEBAGAI DASAR PENGENAAN PBBDI WILAYAH KERJA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA ..............(3)
SEKTOR ..............(4)
TAHUN ................(5)
Propinsi : ...........(6)
Kabupaten/Kota : ...........(7)
NO(8) NOP(9) KLASBUMI(10)
PENGELOMPOKANNILAI JUAL BUMI
(Rp/m2)(11)
NJOP BUMI(Rp/m2)(12)
KLASBANGUNAN(13)
PENGELOMPOKANNILAI JUAL BANGUNAN
(Rp/m2)(14)
NJOPBANGUNAN(Rp/m2)(15)
1 2 3 4 5 6 7 8
a.n. Menteri Keuangan Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak .......(16)
...........................................(17)
NIP .....................................(18)
Petunjuk Pengisian Lampiran VIII Bagian A
Angka 1 : Diisi dengan nomor Lampiran Keputusan Menteri Keuangan mengenai penetapan NJOP sebagaidasar pengenaan PBB dan perubahannya sesuai dengan sektor yang terdapat dalam wilayahkabupaten/kota di wilayah kerja KPP Pratama yang bersangkutan.
Angka 2 : Diisi dengan nomor Keputusan Menteri Keuangan yang diterbitkan.Angka 3 : Diisi nama Kantor Pelayanan Pajak Pratama yang mengusulkan.Angka 4 : Diisi dengan nama sektor (pertambangan/perkebunan/perhutanan/lainnya).Angka 5 : Diisi dengan tahun pajak.Angka 6 : Diisi dengan propinsi yang sesuai.Angka 7 : Diisi dengan kabupaten/kota yang sesuai.Angka 8 : Diisi dengan nomor urut.Angka 9 : Diisi dengan Nomor Objek Pajak (NOP).Angka 10 : Diisi dengan kelas bumi.Angka 11 : Diisi dengan pengelompokan nilai jual bumi yang sesuai.Angka 12 : Diisi dengan NJOP Bumi.Angka 13 : Diisi dengan kelas bangunan.Angka 14 : Diisi dengan pengelompokan nilai jual bangunan.Angka 15 : Diisi dengan NJOP Bangunan.Angka 16 : Diisi dengan nama Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak yang bersangkutan.Angka 17 : Diisi dengan nama pejabat yang berwenang menandatangani Keputusan Menteri Keuangan.Angka 18 : Diisi dengan NIP pejabat yang berwenang menandatangani Keputusan Menteri Keuangan.
B. Contoh Format Lampiran Keputusan Menteri Keuangan mengenai penetapan NJOP sebagai dasarpengenaan PBB dan perubahannya untuk Kanwil DJP yang membawahkan KPP yang ditunjuk.
LAMPIRANKeputusan Menteri KeuanganNomor : KEP-...../WPJ....../20......(1)
Tanggal :
PENETAPAN NJOP BUMI DAN NJOP BANGUNAN SEBAGAI DASAR PENGENAAN PBBSEKTOR PERTAMBANGAN UNTUK PERTAMBANGAN MINYAK BUMI DAN GAS BUMI
DI WILAYAH KERJA KANTOR PELAYANAN PAJAK MINYAK DAN GAS BUMITAHUN ...................... (2)
NO(3) NOP(4) KLASBUMI(4)
PENGELOMPOKANNILAI JUAL BUMI
(Rp/m2)(5)
NJOP BUMI(Rp/m2)(7)
KLASBANGUNAN(8)
PENGELOMPOKANNILAI JUAL BANGUNAN
(Rp/m2) (9)
NJOPBANGUNAN(Rp/m2)(10)
1 2 3 4 5 6 7 8
a.n. Menteri Keuangan Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jakarta Khusus
...........................................(11)
NIP .....................................(12)
Petunjuk Pengisian Lampiran VIII Bagian B
Angka 1 : Diisi dengan nomor Keputusan Menteri Keuangan yang diterbitkan.Angka 2 : Diisi dengan tahun pajak.Angka 3 : Diisi dengan nomor urut.Angka 4 : Diisi dengan Nomor Objek Pajak (NOP).Angka 5 : Diisi dengan kelas bumi.Angka 6 : Diisi dengan pengelompokan nilai jual bumi yang sesuai.Angka 7 : Diisi dengan NJOP Bumi.Angka 8 : Diisi dengan kelas bangunan.Angka 9 : Diisi dengan pengelompokan nilai jual bangunan.Angka 10 : Diisi dengan NJOP Bangunan.Angka 11 : Diisi dengan nama pejabat yang berwenang menandatangani Keputusan Menteri Keuangan.Angka 12 : Diisi dengan NIP pejabat yang berwenang menandatangani Keputusan Menteri Keuangan.
LAMPIRAN IXSurat Edaran Direktur Jenderal PajakNomor : SE-36/PJ/2014Tanggal : 13 Oktober 2014
Contoh Format Perubahan Keputusan Menteri Keuangan tentang Penetapan NJOP sebagai dasar pengenaan PBB
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL PAJAK
KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PAJAK ...............*)
KEPUTUSAN MENTERI KEUANGANNOMOR KEP-......../WPJ...../20......(1)
TENTANG
PERUBAHAN ............(2) ATAS KEPUTUSAN MENTERI KEUANGANNOMOR .......... TENTANG ..................**)
MENTERI KEUANGAN,
Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 9 Peraturan Menteri Keuangan Nomor139/PMK.03/2014 tentang Klasifikasi dan Penetapan Nilai Jual Objek Pajak Sebagai DasarPengenaan Pajak Bumi dan Bangunan dan memperhatikan ........(3), perlu menetapkan KeputusanMenteri Keuangan tentang Perubahan ..............(2) atas Keputusan Menteri Keuangan Nomor.............. tentang ..............**);
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 1985 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 3312) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 12Tahun 1994 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 62, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3569);
2. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 139/PMK.03/2014 tentang Klasifikasi dan PenetapanNilai Jual Objek Pajak sebagai Dasar Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan;
3. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-27/PJ/2014 tentang Tata Cara PenetapanNilai Jual Objek Pajak sebagai Dasar Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERUBAHAN ..............(2) ATAS KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN NOMOR .............. TENTANG.............. **)
Pasal 1(4)
1. Penetapan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) Bumi dan NJOP Bangunan untuk WilayahKabupaten/Kota ...........***) di wilayah kerja KPP Pratama wilayah kerja Kantor PelayananPajak Minyak dan Gas Bumi untuk:
a. Sektor ..............***) sebagaimana tercantum pada Lampiran ..............(5)
Keputusan Menteri Keuangan Nomor tentang ..............**) diubah sehingga menjadisebagaimana ditetapkan dalam Lampiran ..............(6)
b. Sektor ..............***) sebagaimana tercantum pada Lampiran ..............(5)
Keputusan Menteri Keuangan Nomor tentang ..............**) diubah sehingga menjadisebagaimana ditetapkan dalam Lampiran ..............(6)
c. Dst, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan Menteri Keuangan ini.
2. Menambahkan Lampiran Keputusan Menteri Keuangan Nomor tentang ..............**)
sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran ..............(6) yang merupakan bagian tidakterpisahkan dari Keputusan Menteri Keuangan ini.
Pasal II
Keputusan Menteri Keuangan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan Salinan KeputusanMenteri Keuangan ini disampaikan kepada:
1. Direktur Jenderal Pajak c.q. Direktur Ekstensifikasi dan Penilaian; 2. Kepala Kantor Pelayanan Pajak ..............(7)
Ditetapkan di .................(8)
pada tanggal .................(9)
a.n. Menteri Keuangan Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak .........*)
.....................................(10)
NIP ...............................(11)
Keterangan:*) diisi nama Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak bersangkutan.**) diisi nomor dan tentang, Keputusan Menteri Keuangan yang diubah.***) diisi nama kabupaten/kota bersangkutan****) diisi nama KPP Pratama yang bersangkutan*****) dicoret yang tidak perlu******) diisi den an sektor objek pajak (sesuai dengan sektor yang terdapat dalam wilayah kerja KPP).
Petunjuk Pengisian Lampiran IX
Angka (1) : Diisi dengan nomor Keputusan Menteri Keuangan yang diterbitkan.Angka (2) : tidak diisi dalam hal perubahan pertama, diisi dengan kedua untuk perubahan kedua, ketiga
untuk perubahan ketiga dst.Angka (3) : Diisi dengan nomor, tanggal, dan hal Surat Kepala Kantor Pelayanan Pajak yang mengusulkan
perubahan atau nomor serta tanggal Surat Keputusan Keberatan, Surat Keputusan PenguranganKetetapan yang Tidak Benar, atau Surat Keputusan Pembatalan SPPT/SKP.
Angka (4) : Disesuaikan dengan permasalahan dan jumlah Iampiran yang diubah Angka 1 digunakan dalam hal terjadi perubahan lampiran Keputusan Menteri Keuangan; Angka 2 digunakan dalam terjadi penambahan lampiran Keputusan Menteri Keuangan
(penambahan sektor PBB).Angka (5) : Diisi dengan lampiran Keputusan Menteri Keuangan yang diubah.Angka (6) : Diisi dengan lampiran Keputusan Menteri Keuangan.Angka (7) : Diisi dengan nama Kantor Pelayanan Pajak yang bersangkutanAngka (8) : Diisi dengan kota tempat Keputusan Menteri Keuangan diterbitkan.Angka (9) : Diisi dengan tanggal Keputusan Menteri Keuangan diterbitkan.Angka (10) : Diisi dengan nama pejabat yang berwenang menandatangani Keputusan Menteri Keuangan.Angka (11) : Diisi dengan NIP pejabat yang berwenang menandatangani Keputusan Menteri Keuangan.