of 44 /44
i

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA · PELAKSANAAN ANGGARAN KONSOLIDASIAN A Laporan Keuangan Pemerintah Konsolidasian 19 B Pendapatan Konsolidasian 19 C Belanja Konsolidasian

  • Author
    others

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Text of KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA · PELAKSANAAN ANGGARAN KONSOLIDASIAN A Laporan Keuangan...

  • i

  • KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

    KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PROVINSI MALUKU UTARA

    JALAN JATI LURUS NO. 254, TERNATE 97716; TELEPON (0921) 3111178; FAKSIMILE (0921) 3111179; SUREL DJPB[email protected]; LAMAN WWW.DJPB.KEMENKEU.GO.ID/KANWIL/MALUT

    NOTA DINASNOMOR ND-631/WPB.31/2020

    Yth : Direktur Pelaksanaan AnggaranDari : Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi

    Maluku UtaraSifat : SegeraLampiran : 1 (satu) berkasHal : Penyampaian Laporan Kajian Fiskal Regional Maluku Utara Triwulan II

    Tahun 2020Tanggal : 11 Agustus 2020

    Menunjuk Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan nomor SE-61/PB/2017 tanggal 4

    Agustus 2017 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Kajian Fiskal Regional, bersama ini kami

    sampaikan Laporan Kajian Fiskal Regional Triwulan II Tahun 2020 lingkup Kantor Wilayah

    Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Maluku Utara sebagaimana berkas terlampir.

    Tembusan softcopy laporan dimaksud telah dikirim ke alamat email [email protected] dan

    lo.dit[email protected]. Adapun ringkasan kajian dimaksud sebagai berikut :

    1. Berdasarkan perkembangan indikator makro ekonomi, perekonomian Maluku Utara

    mengalami kontraksi sebesar 0,16 persen (y-on-y). Inflasi tahun kalender Kota Ternate

    sebesar 1,53 persen tercatat di atas inflasi nasional yang mencapai 1,09 persen. Angka

    kemiskinan dan gini rasio menurun dibanding tahun 2019 periode yang sama.

    2. Sampai dengan Triwulan II tahun 2020, realisasi pendapatan negara di Provinsi Maluku Utara

    sebesar 36,86 persen dari target, menurun dibanding tahun 2019. Belanja negara sampai

    dengan Triwulan II tahun 2020 telah terealisasi 49,94 persen dari pagu atau lebih tinggi

    dibanding realisasi pada tahun 2019 periode yang sama.

    3. Realisasi pendapatan daerah hingga Triwulan II tahun 2020 sebesar 39,92 persen dari target

    pendapatan. Belanja daerah di Provinsi Maluku Utara hingga Triwulan II tahun 2020 terserap

    sebesar 28,57 persen dari pagu total seluruh Pemda.

    4. Total pendapatan konsolidasian pemerintah pusat dan daerah sampai dengan triwulan II

    tahun 2020 sebesar Rp1.000,77 miliar, menurun 14,92 persen dari periode yang sama tahun

    2019. Sementara itu, realisasi belanja konsolidasian mencapai Rp6.041,67 miliar. Realisasi

    belanja pemerintah pusat dan daerah didominasi oleh belanja barang.

    [@KopSurat][@KopSurat][@KopSurat][@AlamatOrganisasi][@AlamatOrganisasi]ND-631/WPB.31/2020[@Tujuan][@pengirim][@pengirim][@pengirim][@SifatNd][@Lampiran][@Perihal][@Perihal][@Perihal]11 Agustus 2020mailto:[email protected]:[email protected]

  • 5. Berita fiskal regional terpilih mengulas mengenai PT Permodalan Nasional Madani (PNM)

    yang menyalurkan pembiayaan Ultra Mikro (UMi) serta penggunaan produk pangan lokal

    sebagai upaya peningkatan produktivitas pangan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi

    di sektor pertanian.

    Demikian disampaikan, atas perhatian dan perkenannya diucapkan terima kasih.

    Ditandatangani secara elektronik Bayu Andy Prasetya

    Tembusan:

    [@NamaPejabat][@Tembusan]

  • i

    EXECUTIVE SUMMARY

    PERKEMBANGAN DAN ANALISIS

    EKONOMI REGIONAL

    Perekonomian Maluku Utara

    triwulan II-2020 mengalami kontraksi

    sebesar 0,16 persen (y-on-y). Sementara

    itu jika dibandingkan triwulan I 2020,

    pertumbuhan triwulan II 2020 (q-to-q)

    terkontraksi sebesar 1,35 persen. Dari sisi

    produksi, kontraksi ekonomi di Maluku

    Utara pada triwulan II-2020 (y-on-y)

    disebabkan karena sebagian besar

    kategori mengalami pertumbuhan negatif.

    Sedangkan lapangan usaha yang

    mengalami pertumbuhan positif tertinggi

    diantaranya ialah kategori industri

    pengolahan dan ketegori jasa kesehatan

    dan kegiatan sosial. PDRB dari sisi

    pengeluaran di Maluku Utara pada

    triwulan II-2020 (y on y) menunjukkan

    Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB)

    sebagai menyumbang andil tertinggi

    mencapai 54,22 persen. Pertumbuhan

    PMTB yang cukup tinggi menunjukkan

    adanya Belanja Modal yang cukup besar

    di Maluku Utara.

    Inflasi tahun kalender Juni 2020

    (Juni 2020 terhadap Desember 2019)

    Provinsi Maluku Utara sebesar 1,53

    persen dan lebih besar dari tingkat inflasi

    nasional tahun kalender Juni 2020

    sebesar 1,09 persen. Penyumbang inflasi

    terbesar ialah kelompok Perawatan

    Pribadi dan Jasa Lainnya sebesar 5,66

    persen. Kelompok lainnya yang

    menyumbang inflasi tinggi selama

    triwulan II-2020 ialah Kesehatan,

    makanana minuman dan tembakau.

    Sementara itu, Tingkat

    Pengangguran Terbuka (TPT) Maluku

    Utara per Februari 2020 turun 0,83

    persen menjadi 4,26 persen dibanding

    periode sebelumnya. Penurunan tingkat

    pengangguran sejalan dengan angka

    kemiskinan yang juga menurun. Tingkat

    kemiskinan di Maluku Utara per Maret

    2020 menurun menjadi 6,78 persen

    dibanding periode sebelumnya di kisaran

    6,91 persen. Namun perlu diperhatikan

    bahwa data Pengangguran dan

    Kemiskinan Provinsi Maluku Utara

    merupakan data rilis resmi dari BPS

    Maluku Utara sampai dengan akhir Maret

    2020. Per tanggal 31 Maret 2020, dampak

    Pandemi Covid-19 masih belum terasa

    karena pasien positif masih 1 orang dan

    pembatasan kegiatan dan pembatasan

    wilayah belum dilakukan.

    PERKEMBANGAN DAN ANALISIS

    PELAKSANAAN APBN

    Realisasi penerimaan perpajakan

    mengalami penurunan sampai dengan

    triwulan II-2020 sebesar Rp764,77 miliar

    dibanding periode yang sama tahun 2019

    sebesar Rp928,54 miliar. Penurunan ini

    disebabkan menurunnya kegiatan

    ekonomi masyarakat akibat pandemi

    Covid-19. Dari sisi belanja, nilai realisasi

    Belanja Pemerintah Pusat dan Transfer

    EXECUTIVE SUMMARY

  • ii

    ke Daerah tercatat Rp6.943,64 miliar atau

    turun dari realisasi pada periode yang

    sama tahun 2019 sebesar Rp7.216,93

    miliar. Hasil monitoring dan evaluasi oleh

    Kanwil DJPb Provinsi Maluku Utara

    dengan KPPN Ternate dan KPPN Tobelo

    mengindikasikan bahwa terdapat

    keterlambatan pemerintah daerah dalam

    pemenuhan persyaratan pencairan dana

    transfer sehingga terjadi keterlambatan

    pencairan.

    PERKEMBANGAN DAN ANALISIS

    PELAKSANAAN APBD

    Pendapatan Daerah pada APBD

    lingkup Provinsi Maluku Utara yang

    bersumber dari Pendapatan Transfer

    tercatat sebesar Rp4,79 triliun atau turun

    dibanding periode yang sama tahun 2019

    sebesar Rp4,65 triliun. Rasio penerimaan

    PAD terhadap total pendapatan masih

    tergolong rendah di level 3,97 persen.

    Salah satu penyebab rendahnya rasio

    penerimaan PAD terhadap total

    pendapatan daerah disebabkan belum

    optimalnya Pemerintah Daerah dalam

    memungut retribusi dan belum

    mampunya Pemda dalam mencari

    alternatif sumber penerimaan baru. Hal

    tersebut menunjukkan bahwa APBD di

    Maluku Utara masih bergantung pada

    transfer dari Pemerintah Pusat.

    Dari sisi belanja, realisasi belanja

    daerah Maluku Utara sampai dengan

    triwulan II-2020 tercatat sebesar Rp3,44

    triliun atau menurun sebesar Rp61,00

    miliar dibandingkan triwulan II-2019.

    Realisasi belanja daerah hingga triwulan

    II-2020 didominasi oleh belanja pegawai

    sebesar 42,97 persen. Tingkat realisasi

    belanja tertinggi terdapat di Kota Ternate

    sebesar 34,98 persen. Sementara

    Kabupaten Pulau Taliabu menjadi daerah

    dengan tingkat realiasasi belanja

    terendah sebesar 19,90 persen. Sampai

    dengan akhir tahun, apabila Pemerintah

    Daerah membelanjakan anggarannya

    dengan pola yang sama seperti tahun

    sebelumnya, diprediksi belanja akan

    terealisasi sebesar 76,22 persen dari

    pagu.

    PERKEMBANGAN DAN ANALISIS

    PELAKSANAAN ANGGARAN

    KONSOLIDASIAN

    Pendapatan Negara Konsolidasian

    Pemerintah Pusat dan Daerah sampai

    dengan triwulan II-2020 tercatat

    Rp487,81 miliar atau lebih tinggi dari

    periode yang sama tahun 2019 sebesar

    Rp473,47 miliar. Penerimaan perpajakan

    meningkat 6,74 persen dari periode yang

    sama tahun 2019. Penerimaan

    Perpajakan mendominasi pendapatan

    pemerintah konsolidasian sebesar 80,67

    persen. Sedangkan PNBP hanya

    memberikan kontribusi terhadap

    pendapatan pemerintah konsolidasian

    sebesar 19,33 persen. Belanja

    konsolidasian triwulan II-2020 mengalami

    penurunan sebesar 5,75 persen dari

    periode yang sama tahun 2019.

    EXECUTIVE SUMMARY

  • iii

    Selama triwulan II-2020, rendahnya

    penerimaan Pendapatan Asli Daerah

    (PAD) sering menjadi sorotan. Hal

    tersebut berimbas pada fiscal

    sustainability pemerintah daerah yang

    mengalami kerentanan terhadap

    kewajiban pemenuhan APBD sebagai

    fungsi alokasi, distribusi, dan stabilisasi.

    Pandemi Covid-19 membuat adanya

    pembatasan bergerak dan berkegiatan

    yang cukup berdampak dalam upaya

    peningkatan penerimaan daerah.

    BERITA/ISU FISKAL REGIONAL

    Pemerintah Daerah harus berupaya

    meningkatkan kemandirian fiskalnya

    dengan mendorong sektor lain untuk

    menggerakkan ekonomi Maluku Utara.

    Pemerintah Daerah harus segera

    mempercepat penyerapan belanja

    sehingga dapat menggerakkan

    perekonomian Maluku Utara. Pemerintah

    Daerah juga harus fokus belanja yang

    menyentuh sektor riil dan melibatkan

    banyak tenaga kerja. Selain itu, seluruh

    Pemda di Maluku Utara harus bersinergi

    dengan pihak terkait dalam upaya

    penanggulangan Pandemi Covid-19.

    EXECUTIVE SUMMARY

  • iv

    DAFTAR ISI

    Executive Summary i

    Daftar Isi iv

    PERKEMBANGAN DAN ANALISIS

    EKONOMI REGIONAL

    A Produk Domestik Regional

    Bruto

    1

    B Inflasi 3

    C Indikator Kesejahteraan 4

    PERKEMBANGAN DAN ANALISIS

    PELAKSANAAN APBN

    A Pendapatan Negara 9

    B Belanja Negara 11

    C Prognosis Realisasi APBN 13

    PERKEMBANGAN DAN ANALISIS

    PELAKSANAAN APBD

    A Pendapatan Daerah 14

    B Belanja Daerah 16

    C Prognosis Realisasi APBD 18

    PERKEMBANGAN DAN ANALISIS

    PELAKSANAAN ANGGARAN

    KONSOLIDASIAN

    A Laporan Keuangan

    Pemerintah Konsolidasian

    19

    B Pendapatan Konsolidasian 19

    C Belanja Konsolidasian 21

    BERITA/ISU FISKAL REGIONAL

    A PT Permodalan Nasional

    Madani (PNM) salurkan

    Ultra Mikro (UMi)

    25

    B Pengunaan Produk Pangan

    Lokal

    25

    LAMPIRAN

    DAFTAR ISI

  • 1

  • 1

    PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL

    Penyebaran Covid-19 menghantam

    pertumbuhan ekonomi global yang

    diprediksi oleh banyak lembaga

    internasional akan mengalami kontraksi

    yang cukup dalam. Pandemi Covid-19

    membuat sektor ekonomi melemah di

    semua lini. Pelemahan ini terjadi baik di

    tingkat global hingga dalam skala

    regional. Organization for Economic

    Cooperation and Development (OECD)

    memperkirakan pada 2020 ekonomi

    Indonesia terkontraksi 3,90 persen

    apabila terhantam gelombang kedua

    Covid-19.

    Pemerintah telah mengeluarkan

    beberapa kebijakan dan stimulus,

    termasuk menganggarkan Rp695,20

    triliun untuk penanganan Covid-19 di

    Indonesia, mulai dari program pemulihan

    ekonomi nasional (PEN), exit strategy

    atau pembukaan ekonomi secara

    bertahap menuju tatanan normal baru,

    hingga reset transformasi ekonomi untuk

    mendorong percepatan ekonomi.

    Beberapa kebijakan tersebut, terutama

    sejak pemberlakuan new normal, turut

    berpengaruh jika dilihat dari indikator dini

    beberapa sektor ekonomi yang mulai

    merangkak naik. Namun, bukan berarti

    pemerintah dan masyarakat Indonesia

    bisa tenang karena masih akan dihantui

    pandemi, resesi, hingga ancaman

    gelombang kedua Covid-19.

    Imbas pandemi Covid-19 yang

    diumumkan sejak akhir triwulan I-2020,

    pertumbuhan ekonomi Maluku Utara

    triwulan II 2020 mengalami kontraksi

    sebesar 0,16 persen (y-o-y) sejalan

    dengan pertumbuhan nasional yang

    mengalami kontraksi lebih dalam

    mencapai 5,32 persen (y-o-y).

    A. Indikator Makroekonomi

    Beberapa indikator makroekonomi

    yang dapat digunakan untuk mengetahui

    perkembangan ekonomi suatu daerah

    yaitu Produk Domestik Regional Bruto

    (PDRB), Inflasi, Suku Bunga dan Nilai

    tukar. Untuk kajian triwulan II ini hanya

    akan dibahas tentang PDRB dan Inflasi.

    Produk Domestik Regional Bruto

    (PDRB)

    Produk Domestik Regional Bruto

    (PDRB) merupakan nilai pasar dari

    semua barang dan jasa yang dihasilkan

    pada suatu wilayah atau regional dalam

    rentang periode tertentu. Sedangkan Laju

    pertumbuhan ekonomi (economic growth)

    merupakan proses perubahan kondisi

    perekonomian suatu dengan menghitung

    perubahan nilai PDRB Atas Dasar Harga

    Konstan (ADHK) dari tahun sebelumnya.

    PDRB Provinsi Maluku Utara Atas

    Dasar Harga Berlaku (ADHB) pada

    triwulan II-2020 mencapai Rp9.872,45

    miliar dan PDRB Atas Dasar Harga

    Konstan 2010 (ADHK) mencapai

    Rp6.581,36 miliar. Laju pertumbuhan

    PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL

  • 2

    PDRB pada triwulan II 2020 tumbuh

    sebesar minus 0,16 persen (y-o-y),

    mengalami kontraksi dibanding

    pertumbuhan pada periode triwulan II-

    2019. Dibandingkan triwulan I-2020,

    pertumbuhan triwulan II 2020 (q-to-q)

    terkontraksi sebesar 1,35 persen.

    Terjadinya kontraksi ekonomi merupakan

    dampak dari adanya pembatasan

    aktivitas sosial akibat Pandemi Covid-19

    yang mempengaruhi penurunan aktivitas

    ekonomi.

    Grafik 1.1

    Perkembangan PDRB dan Pertumbuhan Ekonomi Triwulanan (y-on-y)

    Sumber : BPS dan BPS Prov Malut, 2020 (diolah)

    PDRB dapat dilihat dari pendekatan

    sisi produksi dan pendekatan sisi

    pengeluaran. Pendekatan sisi produksi

    melihat nilai tambah barang dan jasa

    yang dihasilkan dari berbagai unit

    produksi di suatu wilayah dan periode

    tertentu. Dari sisi produksi atau lapangan

    usaha, umumnya pertumbuhan lapangan

    usaha mengalami kontraksi. Meski

    demikian, terdapat 8 kategori lapangan

    usaha yang mencatat pertumbuhan positif

    pada triwulan II-2020.

    Beberapa sektor lapangan usaha

    yang mencatatkan pertumbuhan positif

    antara lain sektor industri pengolahan

    sebesar 4,30 persen karena masih tetap

    beroperasi dengan normal. Sektor

    informasi dan komunikasi tumbuh

    sebesar 0,27 persen karena dampak

    bekerja dan sekolah dari rumah. sektor

    jasa kesehatan & kegiatan sosial tumbuh

    sebesar 0,21 persen karena peningkatan

    kegiatan di sektor kesehatan dan sosial

    selama penanggulangan Covid-19.

    Sementara itu sektor dengan laju

    pertumbuhan PDRB negatif yaitu sektor

    transportasi dan pergudangan sebesar

    minus 1,64 persen dikarenakan sudah

    mulai ada pembatasan bepergian, serta

    sektor perdagangan besar & eceran,

    reparasi mobil & sepeda motor sebesar

    minus 1,56 persen karena konsumsi

    masyarakat menurun dampak dari

    pembatasan kegiatan.

    Sektor Pertanian masih menjadi

    sektor yang memberikan kontribusi

    tertinggi pada struktur PDRB Maluku

    Utara sebesar 22,16 persen. Dengan

    pertumbuhan yang masih postif, sektor

    pertanian, kehutanan, perikanan menjadi

    sektor yang perlu diunggulkan untuk

    menopang Fundamental ekonomi

    regional dan pembentukan PDRB Maluku

    Utara. Sektor lainnya yang memberi

    kontribusi tertinggi bagi PDRB Maluku

    Utara adalah sektor perdagangan besar

    dan eceran dengan nilai kontribusi

    mencapai 16,61 persen. Aktivitas sosial

    yang kembali dibuka sejak akhir triwulan

    -6

    -4

    -2

    0

    2

    4

    6

    8

    10

    0

    2000

    4000

    6000

    8000

    10000

    12000

    TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II

    2018 2019 2020

    PDRB ADHB Maluku Utara (Miliar) PDRB ADHK Maluku Utara (Miliar)

    % Pertumbuhan PDRB Maluku Utara % Pertumbuhan PDB Nasional

    Miliar Rupiah %

    PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL

  • 3

    0,08

    0,1

    0,1

    0,28

    0,3

    0,74

    2,32

    3,06

    3,31

    3,6

    4,32

    10,83

    6,82

    9,11

    16,26

    16,61

    22,6

    II-2020 diharapkan dapat meningkatkan

    pertumbuhan sektor ini.

    Grafik 1.2

    Struktur dan Pertumbuhan PDRB Triwulan II 2020 Maluku Utara menurut Lapangan Usaha

    Sumber: BPS Provinsi Malut, 2020 (diolah)

    Pendekatan dari sisi pengeluaran

    dapat menggambarkan pembentukan

    PDRB akibat pemenuhan kebutuhan

    permintaan suatu wilayah. PDRB dari sisi

    pengeluaran di Maluku Utara pada

    triwulan II-2020 menunjukkan hampir

    seluruh pengeluaran mengalami kontraksi

    kecuali Pembentukan Modal Tetap Bruto

    (PMTB) dan Ekspor Luar Negeri. PMTB

    mencatatkan pertumbuhan sebesar 82,95

    persen (y-o-y) yang antara lain

    dipengaruhi oleh aktivitas pembangunan

    di kawasan industri Halmahera yang

    berlokasi di Halmahera Tengah oleh PT.

    IWIP yang diperuntukkan untuk

    memfasilitasi proses pengolahan mineral

    dan produksi komponen baterai

    kendaraan listrik.

    Pembentukan Modal Tetap Bruto

    (PMTB) menyumbang andil untuk

    pertumbuhan sebesar 25,78 persen,

    menunjukkan adanya aktivitas Belanja

    Modal/investasi yang cukup besar di

    Maluku Utara. Selanjutnya Ekspor Luar

    Negeri juga mencatatkan pertumbuhan

    sebesar 25,37 persen (y-o-y).

    Pertumbuhan pada kelompok

    pengeluaran ekspor merupakan imbas

    dari hasil produksi industri pengolahan

    yang tetap berjalan di masa pandemi

    Covid-19, contohnya industri pengolahan

    logam, bijih besi dan buah pala.

    Berdasarkan struktur pembentukan

    PDRB, Konsumsi Rumah Tangga masih

    menjadi penopang utama PDRB Maluku

    Utara. Dalam struktur PDRB, Net ekspor

    daerah Maluku Utara yang masih bernilai

    negatif turut mempengaruhi laju

    pertumbuhan ekonomi. Rendahnya net

    ekspor antar daerah menunjukkan bahwa

    perekonomian Maluku Utara sangat

    bergantung kepada pasokan produk dan

    jasa dari luar daerah.

    Inflasi

    Inflasi di Maluku Utara hanya

    diwakili oleh Kota Ternate karena

    penjelasan dari Badan Pusat Statistik

    (BPS) Provinsi Maluku Utara, Kabupaten

    dan Kota selain Kota Ternate belum

    representatif untuk dijadikan sampel

    pengukuran kota inflasi. Dengan demikian

    9,33

    5,66

    -7,91

    -10,06

    -29,40

    -3,89

    9,81

    6,19

    -1,91

    5,99

    -28,2160,49

    0,67

    -13,42

    -2,71

    -8,37

    0,22

    Pengadaan Air

    Listrik dan Gas

    Real Estate

    Jasa Perusahaan

    Akomodasi

    Jasa Lainnya

    Jasa Kesehatan

    Jasa Keuangan

    Jasa Pendidikan

    Infokom

    Transportasi

    IndustriPengolahan

    Konstruksi

    Pertambangan

    Adm Pemerintahan

    Perdagangan

    Pertanian

    Struktur PDRB Pertumbuhan PDRB Per sektor

    PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL

  • 4

    sampai saat ini seluruh kajian mengenai

    inflasi di Maluku Utara yang

    menggunakan data BPS, pengukurannya

    hanya akan diwakili oleh Kota Ternate.

    Sampai dengan akhir triwulan II-

    2020, Provinsi Maluku Utara yang diwakili

    oleh Kota Ternate mengalami inflasi

    sebesar 1,08 persen (y-on-y) atau di

    bawah inflasi nasional sebesar 1,96

    persen (y-on-y). Sementara inflasi tahun

    kalender sampai dengan triwulan II-2020

    sebesar 1,53 persen. Inflasi bulanan

    selama triwulan II-2020 tertinggi terjadi

    pada bulan Mei 2020 sebesar 0,89 persen

    imbas perayaan hari raya keagamaan.

    Berdasarkan kelompok

    pengeluaran, inflasi tahun kalender

    sampai dengan triwulan II-2020 terjadi di

    hampir seluruh kelompok pengeluaran.

    Penyumbang inflasi terbesar terjadi pada

    kelompok Makanan, Minuman dan

    Tembakau yang mencatatkan inflasi

    sebesar 3,17 persen. Kelompok lainnya

    yang menyumbang inflasi selama triwulan

    II-2020 ialah Pakaian dan Alas Kaki,

    Kesehatan, serta Perawatan Pribadi dan

    Jasa Lainnya.

    Ketergantungan pasokan dari luar

    daerah, turut menyebabkan tingginya

    inflasi pada kelompok tersebut. Faktor

    lainnya ialah adanya Pandemi Covid-19

    yang diindikasikan mempengaruhi inflasi

    pada kelompok seperti kesehatan,

    penyedia makanan (restoran). Meskipun

    angka inflasi relatif terkendali, tetapi

    ketergantungan terhadap barang dan jasa

    dari luar daerah yang ditunjukkan

    rendahnya net ekspor antar daerah, harus

    menjadi perhatian.

    Grafik 1.3

    Perkembangan Inflasi (y-on-y) dan inflasi Tahun Kalender per Kelompok periode TW 2-2020

    Sumber: BPS Provinsi Malut, 2020 (diolah)

    Pemerintah daerah dan Tim

    Pengendali Inflasi Daerah harus

    mengambil langkah antisipasi

    pengendalian inflasi Daerah. Salah

    satunya melalui stimulus terhadap pelaku

    usaha yang menghasilkan produk bahan

    makanan seperti komoditi pertanian dan

    hortikultura yang selama ini dipasok dari

    daerah lain.

    B. Indikator Kesejahteraan

    Tingkat kesejahteraan masyarakat

    dapat diukur dengan menggunakan:

    Indeks Pembangunan Manusia (IPM),

    Kondisi Ketenagakerjaan, Tingkat

    Kemiskinan dan Tingkat Ketimpangan

    (Gini Ratio).

    Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

    IPM merupakan indikator yang

    menjelaskan bagaimana penduduk suatu

    wilayah mempunyai kesempatan untuk

    3,171,11

    -0,01

    -0,19

    2,7 2,1

    -0,74 -0,11

    00,03

    2,490

    0,69

    1,32

    0,27

    1,89

    2,72

    1,61

    -0,49-0,03

    0,23

    1,28

    5,06

    3,03

    1,27 1,12

    1,66

    4,16

    -0,95-0,3

    1,42

    3,66

    2,96

    5,66

    -2

    -1

    0

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    -6

    4

    14

    24

    34

    Inflasi Tahun Kalender Inflasi (y-on-y)Kota Ternate

    Inflasi (y-on-y)Nasional

    PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL

  • 5

    mengakses hasil dari suatu

    pembangunan sebagai bagian dari

    haknya dalam memperoleh pendapatan,

    kesehatan, pendidikan. Indeks ini

    bermanfaat untuk membandingkan

    kinerja pembangunan manusia antar

    daerah. Rendahnya IPM mengakibatkan

    rendahnya produktivitas kerja penduduk

    sehingga penduduk tersebut tidak

    memiliki pendapatan dan berakhir dengan

    kemiskinan (Sunu & Utama, 2019).

    Tabel 1.1 Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Maluku Utara

    Sumber: BPS Provinsi Malut, 2020 (diolah)

    Sampai dengan disusunnya Kajian

    triwulan II ini, data resmi yang didapatkan

    dari Badan Pusat Statistik Provinsi

    Maluku Utara ialah data Indeks

    Pembangunan Manusia sampai dengan

    tahun 2019. Kenaikan IPM di Maluku

    Utara pada tahun 2019, dapat disebabkan

    karena naiknya angka harapan menikmati

    pendidikan (faktor pendidikan), naiknya

    standar hidup layak (faktor ekonomi) dan

    meningkatnya usia harapan hidup.

    Menurut UNDP, IPM suatu daerah

    dapat dikelompokkan ke dalam empat

    kategori yaitu sangat tinggi (IPM ≥ 80),

    tinggi (70 ≤ IPM < 80), sedang (60 ≤ IPM

    < 70) dan rendah ( IPM < 60). Untuk IPM

    tahun 2019, Kota Ternate masuk ke

    kategori sangat tinggi, sedangkan Kota

    Tidore Kepulauan tergolong kelompok

    Tinggi. Secara rata-rata, Kabupaten/Kota

    di Maluku Utara masuk dalam kategori

    sedang.

    Jika membandingkan dengan

    provinsi di sekitar Maluku Utara, Provinsi

    Sulawesi Utara tergolong tinggi dan

    Papua Barat tergolong rendah dibanding

    Provinsi lain. Dengan kondisi IPM

    Provinsi Maluku Utara tahun 2019 hanya

    lebih tinggi dari Papua Barat, dapat

    disimpulkan bahwa pembangunan

    manusia di Maluku Utara masih menjadi

    pekerjaan rumah untuk segera

    diselesaikan. Pandemi Covid-19

    tentunya memberikan dampak bagi

    besaran IPM pada tahun 2020.

    Program Pemulihan Ekonomi

    Nasional (PEN) akan dapat menyentuh

    dan menggerakkan sektor pendidikan,

    kesehatan dan perekonomian.

    Pertumbuhan sektor tersebut akan

    mempengaruhi angka-angka indikator

    pembentuk IPM.

    Uraian IPM Last

    Growth %

    2017 2018 2019

    Halmahera Barat

    64,19 64,54 65,34 1,24

    Halmahera Tengah

    63,89 64,66 65,55 1,38

    Kepulauan Sula

    62,04 62,96 63,64 1,08

    Halmahera Selatan

    62,64 63,36 64,11 1,14

    Halmahera Utara

    66,52 67,30 67,75 0,67

    Halmahera Timur

    65,77 66,20 66,74 0,82

    Pulau Morotai

    60,71 61,39 62,38 1,61

    Pulau Taliabu

    59,03 59,67 60,62 1,59

    Kota Ternate

    78,48 79,13 80,03 1,14

    Kota Tikep 69,25 69,89 70,83 1,34

    MALUKU UTARA

    67,20 67,76 68,70 1,39

    NASIONAL 70,81 71,39 71,92 0,74

    Maluku 68,19 68,87 69,45 0,84

    Sulawesi Utara

    71,66 72,20 72,99 1,09

    Papua Barat 62,99 63,74 64,70 1,51

    PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL

  • 6

    Kondisi Ketenagakerjaan

    Untuk mendapatkan SDM unggul

    ada beberapa kriteria yang harus

    dipenuhi yaitu: intelegensia yang baik,

    fisik yang sehat, kemampuan bekerja dan

    nilai-nilai spiritual. Jumlah penduduk

    Indonesia yang mencapai 47 persen

    penduduk ASEAN diharapkan menjadi

    bonus demografi untuk dimanfaatkan

    terlibat dalam kegiatan perekonomian.

    Keterlibatan penduduk dalam

    kegiatan ekonomi salah satunya diukur

    dengan indikator Tingkat Partisipasi

    Angkatan Kerja (TPAK) yang merupakan

    perbandingan antara jumlah angkatan

    kerja dengan jumlah penduduk usia kerja.

    Semakin tinggi TPAK suatu daerah, maka

    akan semakin tinggi pula keterlibatan

    penduduk dalam geliat perekonomian.

    Grafik 1.4

    Perkembangan Ketenagakerjaan

    Sumber: BPS dan BPS Provinsi Malut, 2020 (diolah)

    TPAK di Maluku Utara mengalami

    penurunan. TPAK per Februari 2020

    tercatat sebesar 63,88 persen dibanding

    Februari 2019 sebesar 64,8 persen.

    Angka ini menunjukkan bahwa sebanyak

    63,88 persen penduduk Maluku Utara

    yang berusia 15 tahun ke atas aktif dalam

    kegiatan ekonomi. Sedangkan 36,12

    persen sisanya melakukan kegiatan

    sekolah, mengurus rumah tangga,

    maupun kegiatan lain yang bukan

    kegiatan ekonomi.

    Disamping itu kondisi

    ketenagakerjaan dapat dilihat dengan

    mengukur penduduk usia kerja yang

    termasuk dalam kelompok

    pengangguran. Hasil pengukuran yang

    disebut Tingkat Pengangguran Terbuka

    (TPT) didapatkan dari presentase jumlah

    pengangguran atau pencari kerja

    terhadap jumlah angkatan kerja. Semakin

    tinggi TPT, akan semakin banyak

    pengangguran yang mencari pekerjaan

    dan menjadi tugas pemerintah untuk

    membuka lapangan kerja sebanyak-

    banyaknya.

    TPT Maluku Utara per Februari

    2020 tercatat sebesar 4,26 persen atau

    turun 0,83 persen dibanding TPT Februari

    2019. Angkatan kerja per Februari 2020

    sebanyak 550,2 ribu orang atau naik

    sebanyak 5,3 ribu orang dibandingkan

    Februari 2019 (544,9 ribu orang).

    TPT Maluku Utara yang menurun

    sedangkan pertumbuhan ekonomi

    terkontraksi kemunginan diindikasikan

    karena tenaga kerja yang baru bekerja

    belum mendapatkan penghasilan yang

    cukup untuk memenuhi kebutuhannya.

    Jika melihat kenaikan jumlah

    penduduk bekerja yang lebih tinggi

    daripada kenaikan jumlah angkatan kerja

    pada periode Agustus 2019 sampai

    4,82

    5,33

    4,65 4,775,09 4,97

    4,26

    5,33 5,50 5,13 5,34 5,015,28

    4,99

    0,0 0

    1,0 0

    2,0 0

    3,0 0

    4,0 0

    5,0 0

    6,0 0

    0

    100

    200

    300

    400

    500

    600

    700

    Feb 2017 Agt 2017 Feb 2018 Agt 2018 Feb 2019 Agt 2019 Feb 2020

    jumlah angkatan kerja jumlah penduduk bekerja

    TPT Maluku Utara TPT Nasional

    Ribuan %

    PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL

  • 7

    Februari 2020 terjadi peningkatan

    penyerapan tenaga kerja paada sektor

    industri pengolahan dan jasa kesehatan.

    Grafik 1.5

    Pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan tenaga kerja per sektor

    Sumber: BPS Provinsi Malut, 2020 (diolah)

    Kontraksi pertumbuhan pada sektor

    pertambangan berakibat penurunan

    jumlah tenaga kerja sebesar 45,17 persen

    pada periode yang sama. Sedangkan

    sektor jasa kesehatan yang mengalami

    kenaikan pertumbuhan, menghasilkan

    perkembangan tenaga kerja pada periode

    antara Februari 2019 dan Februari 2020.

    Peningkatan penggunaan jasa kesehatan

    untuk penanggulangan Pandemi ikut

    meningkatkan jumlah tenaga kerja di

    sektor jasa kesehatan.

    Seperti ditunjukkan pada grafik 1.8,

    sektor pertanian yang merupakan sektor

    terbesar dalam struktur PDRB Maluku

    Utara mengalami penurunan jumlah

    tenaga kerja pada periode antara

    Februari 2019 dan 2020. Pemda harus

    memperhatikan penurunan jumlah tenaga

    kerja sektor pertanian mengingat sektor

    pertanian merupakan sektor unggulan

    yang berkontribusi terbesar pada

    penciptaan PDRB. Apabila sektor

    pertanian tumbuh dan menyerap tenaga

    kerja dengan jumlah besar, maka

    fundamental perekonomian Maluku Utara

    akan semakin kokoh dan stabil.

    Tingkat Kemiskinan

    Angka kemiskinan menunjukkan

    ketidakmampuan memenuhi kebutuhan

    dasar. Kemiskinan di Maluku Utara per

    Maret 2020 turun menjadi 6,78 persen

    dibanding periode sebelumnya di kisaran

    6,91 persen. Penurunan angka

    kemiskinan ini diindikasikan karena

    penurunan angka pengangguran dan tren

    Nilai Tukar Petani (NTP) dari Januari -

    Maret 2020 yang meningkat.

    Namun ada yang perlu diperhatikan

    bahwa data NTP dan Kemiskinan Provinsi

    Maluku Utara merupakan data sampai

    dengan akhir Maret 2020. Per tanggal 31

    Maret 2020, dampak Pandemi Covid-19

    masih belum terasa karena pasien positif

    masih 1 orang dan pembatasan kegiatan

    dan pembatasan wilayah belum

    dilakukan.

    Grafik 1.6

    Perkembangan kemiskinan Maluku Utara

    Sumber: BPS Provinsi Malut, 2020 (diolah)

    Periode setelah April sampai Juni

    2020 diindikasikan ada kenaikan angka

    kemiskinan. Hal ini dikarenakan Pandemi

    Covid-19 sudah berdampak bagi

    10,97-6,22

    1,57 1,538,6513,11

    -45,17

    -1,27 -1,43

    50,34

    Pe

    ngo

    lah

    an

    Pe

    rtam

    ban

    gan

    Pe

    rtan

    ian

    Pe

    rdag

    anga

    n

    Jasa

    Kes

    ehat

    an

    Pertumbuhan Perkembangan Tenaga Kerja

    78,28 81,4681,93 84,6

    87,18

    6,44 6,64 6,62 6,776,91

    3

    6

    9

    12

    50

    57

    64

    71

    78

    85

    92

    Sep

    17

    Mar

    18

    Sep

    18

    Mar

    19

    Sep

    19

    Jumlah Tingkat Kemiskinan

    %

    Ribu jiwa %

    PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL

  • 8

    kehidupan masyarakat Maluku Utara,

    seperti menurunnya NTP. Ini tentunya

    akan memperberat para petani dalam

    memasarkan produknya dan berpotensi

    menambah jumlah angka kemiskinan.

    Sebagai rekomendasi, selain

    digunakan untuk penanggulangan

    Pandemi Covid-19, pembangunan desa

    berbasis dana desa harus difokuskan

    untuk program/kegiatan yang

    menstimulasi berkurangnya angka

    kemiskinan. Pemerintah Daerah juga

    perlu mengevaluasi program-program

    yang telah dilaksanakan, meliputi

    pembangunan sektor pertanian,

    perkebunan dan pariwisata untuk

    menyerap tenaga kerja di Maluku Utara.

    Tingkat Ketimpangan (Gini Ratio)

    Pembangunan akan melihat

    indikator pertumbuhan ekonomi yang

    berkelanjutan dan pendapatan yang

    tinggi dan dukungan pemerataan

    distribusi pendapatan. Terjadinya

    ketimpangan distribusi pendapatan dapat

    menyebabkan munculnya konflik sosial

    (Cramer, 2001). Salah satu cara

    mengukur ketimpangan distribusi

    pendapatan dengan menggunakan Gini

    Ratio. Derajat ketimpangan distribusi

    pendapatan digambarkan Gini Ratio

    dengan nilai terletak antara 0

    (kemerataan sempurna) sampai 1

    (ketidakmerataan sempurna).

    Gini Ratio di Maluku Utara turun

    hingga 2 basis poin menjadi 0,308 atau

    tergolong ke dalam kategori rendah.

    Angka ketimpangan di perkotaan

    menurun 6 basis poin menjadi 0,297

    sedangkan di perdesaan naik 8 basis poin

    menjadi 0,266 dibanding Gini Ratio

    September 2019. Hal ini dimungkinkan

    karena pada periode sampai dengan

    Maret 2020, terdapat penduduk desa

    yang bekerja dan menetap di kota

    sehingga mempersempit kesenjangan di

    kota namun kepindahan akan

    memperlebar kesenjangan di desa.

    Gini Ratio di Maluku Utara masuk

    ketegori rendah dari 34 Provinsi di

    Indonesia. Distribusi pengeluaran

    kelompok penduduk 40 persen terbawah

    tercatat sebesar 21,68 persen termasuk

    pada kategori ketimpangan rendah.

    Pemanfaatan dana desa yang dipercepat

    sejak awal tahun dan optimalisasi

    penggunaannya untuk program padat

    karya berpengaruh pada turunnya

    ketimpangan di Perdesaan.

    Grafik 1.7

    Perkembangan Gini Rasio

    Sumber: BPS dan BPS Provinsi Malut, 2020 (diolah)

    0,2650,277

    0,2660,277

    0,256 0,258

    0,3220,338

    0,345

    0,308 0,31

    0,303

    0,3170,33 0,328

    0,336

    0,312

    0,31

    0,393 0,391 0,389 0,384 0,382 0,38

    Mar

    17

    Sep

    17

    Mar

    18

    Sep

    18

    Mar

    19

    Sep

    19

    Pedesaan Perkotaan Total Nasional

    PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL

  • 9

  • 9

    PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBN

    Tabel 2.1 APBN Provinsi Maluku Utara s.d Triwulan II 2019 dan 2020 (miliar rupiah)

    Uraian Triwulan II-2019 Triwulan II-2020

    Pagu Realisasi % Pagu Realisasi %

    A. PENDAPATAN NEGARA 2.257,35 928,54 41,13 2.253,82 830,65 36,86

    I. Penerimaan Dalam Negeri

    2.257,35 928,54 41,13 2.253,82 830,65 36,86

    1. Penerimaan Pajak 2.117,10 833,17 39,35 2.050,37 764,77 37,30

    2. PNBP 140,25 95,36 67,99 203,46 65,67 32,38

    II. Hibah - - - -

    B. BELANJA NEGARA 15.535,34 7.216,93 46,45 13.903,22 6.942,79 49,94

    I. Belanja Pemerintah Pusat

    4.739,10 1.878,95 39,65 4.636,92 1.641,80 35,41

    II. Transfer Ke Daerah Dan Dana Desa

    10.796,24 5.337,99 49,44 9.266,30 5.300,99 57,21

    1. Transfer Ke Daerah 9.904,64 4803,29 48,50 8.344,42 4.723,53 56,61

    2. Dana Desa 891,60 534,70 59,97 921,88 577,46 62,64

    C. SURPLUS/DEFISIT -13.277,99 -6.288,40 47,36 -11.649,40 -6.112,16 52,47

    Sumber: LKPP-TW Kanwil DJPb Provinsi Maluku Utara, 2020 (diolah)

    A. Pendapatan Negara

    Pendapatan negara Provinsi

    Maluku Utara sampai dengan triwulan

    II tahun 2020 terealisasi Rp830,65

    miliar, lebih rendah dibandingkan

    sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh

    turunnya realisasi penerimaan pajak dan

    Penerimaan Negara Bukan Pajak

    (PNBP).

    1. Penerimaan Perpajakan

    Penerimaan perpajakan Provinsi

    Maluku Utara mengalami penurunan

    menjadi Rp764,77 miliar sampai dengan

    triwulan II tahun 2020. Penerimaan ini

    didominasi oleh pajak penghasilan.

    Penurunan disebabkan menurunnya

    kegiatan ekonomi masyarakat akibat

    pandemi Covid-19.

    Pemungutan pajak mengalami

    beberapa kendala seperti kondisi

    geografis dan luas wilayah kabupaten dan

    kota yang sulit untuk dijangkau.

    Pemerintah sudah melakukan banyak

    kebijakan relaksasi perpajakan. Namun di

    lapangan hal tersebut belum mampu

    mencegah penurunan penerimaan

    perpajakan di Maluku Utara.

    Grafik 2.1

    Penerimaan Pajak s.d Triwulan II 2019 dan 2020 Provinsi Maluku Utara

    Sumber: KPP Pratama Ternate dan Tobelo, KPPBC TMP C Ternate, 2020 (diolah)

    Jaringan komunikasi yang terbatas

    serta kurangnya kesadaran masyarakat

    tentang pentingnya pajak juga menjadi

    penghambat penerimaan perpajakan

    yang ada.

    -

    50,00

    100,00

    150,00

    200,00

    250,00

    300,00

    350,00

    400,00

    450,00

    PPh PPN PPnBM PPB Pajak Lainnya Bea Masuk

    2020 2019

    Miliar Rupiah

    PERKEMBANGAN DAN ANALISIS APBN

  • 10

    Penurunan pendapatan paling

    signifikan terjadi pada penerimaan pajak

    perdagangan internasional. Hal ini

    disebabkan berkurangnya komoditi

    ekspor berupa bijih nikel. Selain itu

    banyak barang yang diimpor

    menggunakan fasilitas pembebasan bea

    masuk.

    Berbagai upaya dilakukan untuk

    mengoptimalkan penerimaan perpajakan

    seperti pemberian edukasi dan

    pembelajaran kepada masyarakat melalui

    Tax Go To School / Campus. Membuka

    pojok pajak dan layanan pos bantuan

    pajak perlu dilakukan di wilayah yang

    strategis sehingga memudahkan wajib

    pajak untuk melakukan setoran pajak.

    Kerjasama dengan pemerintah juga harus

    dilakukan untuk mendorong bendahara

    taat pajak.

    a) Pajak Penghasilan (PPh)

    Penerimaan PPh sampai dengan

    triwulan II tahun 2020 sebesar Rp421,6

    miliar lebih tinggi dari tahun 2019.

    Kenaikan tersebut sejalan dengan

    peningkatan jumlah wajib pajak menjadi

    188 orang. Hal ini mengindikasikan

    bahwa jumlah penduduk yang bekerja

    terutama pekerja formal mengalami

    peningkatan.

    b) Pajak Pertambahan Nilai (PPN)

    Penerimaan PPN hingga triwulan

    II tahun 2020 sebesar Rp224,95 miliar

    lebih rendah dari sebelumnya.

    Penurunan ini diindikasikan terjadi karena

    penerimaan PPN dalam negeri, impor dan

    lainnya menurun. Selain itu seiring

    pertumbuhan ekonomi (y-on-y) triwulan II

    tahun 2020 Provinsi Maluku Utara yang

    menurun menjadi 0,16 persen dengan

    tingkat inflasi (tahun kalender) pada level

    - 0,95 persen (deflasi).

    c) Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)

    Penerimaan PBB sampai dengan

    triwulan II tahun 2020 sebesar Rp15,61

    miliar yang terdiri dari PBB

    Pertambangan Mineral dan Batubara

    serta PBB Kehutanan. PBB jenis ini

    sebagian terbesar disumbang dari sektor

    pertambangan. Penerimaan PBB paling

    besar terpusat di Kabupaten Halmahera

    Tengah. Hal ini sejalan dengan semakin

    meningkatnya aktifitas pertambangan di

    Kabupaten Halmahera Tengah.

    d) Pajak Penjualan atas Barang

    Mewah (PPnBM)

    Penerimaan PPnBM (MAP

    41122x) hingga triwulan II tahun 2020

    sebesar Rp1,40 miliar. Penerimaan

    PPnBM paling besar terpusat di

    Kabupaten Halmahera Timur.

    Penerimaan PPnBM paling besar

    terpusat di Kabupaten Halmahera Timur.

    Hal ini disebabkan adanya pembangunan

    smelter yang mendorong pembelian

    barang objek pajak PPnBM. Peningkatan

    ini sejalan dengan penerimaan PPnBM

    dalam negeri dan PPnBM lainnya yang

    mengalami kenaikan.

    PERKEMBANGAN DAN ANALISIS APBN

  • 11

    e) Penerimaan Cukai dan Pajak

    Perdagangan Internasional

    Penerimaan cukai dan pajak

    perdagangan internasional mencapai

    Rp96,04 miliar sampai dengan triwulan

    II tahun 2020. Penerimaan ini paling

    besar berupa bea masuk dan sisanya

    denda administrasi pabean dan bea

    masuk anti dumping. Penerimaan ini

    mengalami penurunan dibandingkan

    tahun 2019. Hal ini diindikasikan karena

    belum adanya produsen barang kena

    cukai yang beroperasi di wilayah KPPBC

    TMP C Ternate. Selain itu, sebagian

    barang yang diimpor menggunakan

    fasilitas pembebasan bea masuk.

    2. Penerimaan Negara Bukan Pajak

    (PNBP)

    Realisasi PNBP hingga triwulan II

    tahun 2020 mencapai Rp65,87 miliar.

    Seluruh PNBP yang diterima merupakan

    Pendapatan PNBP Lainnya (425xxx).

    Ketiadaan penerimaan PNBP dari sumber

    daya alam (SDA) terjadi karena PNBP

    SDA disetor dan dicatat sebagai

    penerimaan Bagian Anggaran Bendahara

    Umum Negara (BA BUN). Penerimaan

    PNBP Lainnya di Provinsi Maluku Utara

    didominasi oleh Pendapatan Uang

    Pendidikan (425412) serta Pendapatan

    Jasa Kebandarudaraan (425516) dan

    Kepelabuhanan (425513).

    a) Penerimaan Pendapatan Uang

    Pendidikan

    Pendapatan Biaya Pendidikan

    sampai dengan triwulan II tahun 2020

    mencapai Rp10,60 miliar. Terjadi

    penurunan yang cukup signifikan akibat

    pandemi Covid-19. Pengalihan fungsi

    menjadi daring untuk sekolah dan

    lembaga Pendidikan lainnya sebagai

    upaya pencegahan penyebaran penyakit

    Covid-19 membuat pendapatan Uang

    Pendidikan menurun.

    b) Pendapatan Jasa Kepelabuhanan

    dan Jasa Kebandarudaraan

    Pendapatan Jasa Kepelabuhanan

    dan Kebandarudaraan sebesar

    Rp16,25 miliar hingga triwulan II tahun

    2020. Hal ini disebabkan berkurangnya

    frekuensi penerbangan dan pelayaran

    penumpang di Maluku Utara akibat

    kebijakan pembatasan social berskala

    besar (PSBB).

    3. Pendapatan Hibah

    Berdasarkan LKPP-TW Kanwil

    DJPb Maluku Utara, tidak terdapat

    pendapatan hibah yang dicatat di

    Provinsi Maluku Utara pada triwulan II

    tahun 2020. Hibah diterima oleh instansi

    pemerintah pusat, berdasarkan kebijakan

    akuntansi LKPP, dicatat dalam Laporan

    Keuangan Bendahara Umum Negara.

    B. Belanja Negara

    Belanja negara Provinsi Maluku

    Utara sampai dengan triwulan II tahun

    2020 terealisasi sebesar Rp6.943,59

    miliar. Hal ini disebabkan penganggaran

    tahun 2020 lebih rendah disbanding tahun

    PERKEMBANGAN DAN ANALISIS APBN

  • 12

    2019. Belanja pegawai hingga triwulan II

    tahun 2020 terealisasi sebesar Rp689,36

    miliar. Belanja tersebut menjadi pos

    belanja tertinggi dalam penyerapan

    anggaran.

    Penyaluran belanja transfer ke

    daerah dan dana desa sampai dengan

    triwulan II tahun 2020. Hal tersebut

    antara lain akibat perubahan kebijakan

    penyaluran transfer ke daerah dan dana

    desa sebagai imbas adanya pandemi

    Covid-19. Selain itu, hasil monitoring dan

    evaluasi oleh Kanwil DJPb Provinsi

    Maluku Utara dengan KPPN Ternate dan

    Tobelo mengindikasikan bahwa terdapat

    keterlambatan pemerintah daerah dalam

    pemenuhan persyaratan pencairan dana

    transfer.

    1. Belanja Pemerintah Pusat

    Belanja pemerintah pusat

    Provinsi Maluku Utara hingga triwulan

    II tahun 2020 sebesar Rp6.943,59

    miliar. Penurunan tertinggi terjadi pada

    belanja barang yang terealisasi sebesar

    32,14 persen.

    Penurunan belanja pemerintah

    pusat diindikasikan karena proses

    pekerjaan yang sedang berjalan namun

    belum direalisasikan pertangung

    jawabannya. Penyebab lainnya karena

    kebijakan Covid-19 yang mulai

    digalakkan sejak awal bulan Maret tahun

    2020 dengan adanya refocussing dan

    realokasi anggaran.

    Grafik 2.2

    Belanja Pemerintah Pusat Triwulan II 2019 dan 2020 Provinsi Maluku Utara

    Sumber : LKPP-TW Kanwil DJPb Prov. Maluku Utara, 2020 (diolah)

    2. Transfer ke Daerah dan Dana Desa

    Transfer ke daerah dan dana

    desa hingga triwulan II tahun 2020

    mencapai Rp5.301 miliar. Penurunan

    realisasi ini terjadi pada komponen dana

    alokasi umum, dana bagi hasil dan dana

    desa. Penurunan dana desa diindikasikan

    adanya perubahan mekanisme

    penyaluran per pemda menjadi per desa

    karena lambannya pemerintah daerah

    dalam melengkapi dokumen persyaratan

    penyaluran seperti Peraturan Daerah

    mengenai APBDes dan masih adanya

    Rekening Kas Desa (RKD) yang belum

    valid.

    3. Pengelolaan Badan Layanan

    Umum (BLU)

    Sampai tahun 2020 baru satu BLU

    di Maluku Utara. Universitas Khairun

    Ternate menjadi BLU pertama di Provinsi

    Maluku Utara. Status BLU ini baru

    diberikan pada pertengahan tahun 2020

    dan sudah dilakukan pembinaan dengan

    melibatkan narasumber dari Direktorat

    PPK-BLU.

    0

    500

    1000

    1500

    2000

    2500

    3000

    3500

    4000

    4500

    5000

    Pagu 2019 Realisasi 2019 Pagu 2020 Realisasi 2020

    Miliar Rupiah

    PERKEMBANGAN DAN ANALISIS APBN

  • 13

    4. Manajemen Investasi Pusat

    a) Penerusan Pinjaman

    Sejak tahun 2017 Kanwil

    Direktorat Jenderal Perbendaharaan

    Provinsi Maluku Utara sudah tidak lagi

    menatausahakan penerusan pinjaman

    yang sumber pembiayaannya dari

    Rekening Pembangunan Daerah (RPD)

    karena sudah tidak ada lagi penerusan

    pinjaman di Maluku Utara.

    b) Kredit Program

    Berdasarkan Sistem Informasi

    Kredit Program (SIKP), penyaluran KUR

    Provinsi Maluku Utara sampai dengan

    triwulan II tahun 2020 tercatat

    Rp149,287 miliar terdiri dari KUR

    Mikro, ritel dan UMi. Sektor

    perdagangan besar dan eceran

    mendominasi penyaluran sebesar 56,26

    persen. Sektor pertanian dan perikanan

    masing-masing tersalur 8,82 persen dan

    5,50 persen. Hal tersebut menunjukkan

    bahwa realisasi KUR di Provinsi Maluku

    Utara belum memperhatikan sektor

    pertanian, kehutanan, dan perikanan

    yang memiliki potensi tingginya risiko

    gagal bayar pada sektor tersebut.

    KUR di Provinsi Maluku Utara

    terkonsentrasi pada pelaku usaha yang

    berdomisili di Kota Ternate. Rendahnya

    penyaluran KUR di daerah lain

    mengindikasikan rendahnya akses

    perbankan pada wilayah tersebut selain

    Kota Ternate.

    Selain KUR, pemerintah juga

    menyediakan program pembiayaan Ultra

    Mikro (UMi). Program ini dilaksanakan

    melalui lembaga keuangan bukan bank

    (pegadaian, PNM dan bahana). Total

    debitur UMi hingga triwulan II-2020 di

    Provinsi Maluku Utara sebanyak 61

    orang dengan jumlah penyaluran

    sebesar Rp437,6 juta.

    Karena masih rendahnya

    penyaluran program pembiayaan UMi

    maka Kanwil DJPb Provinsi Maluku Utara

    bersama Pusat Investasi Pemerintah

    (PIP) melakukan monev penyaluran dan

    sosialisasi UMi. Ini untuk mengenalkan

    pembiayaan UMi ke masyarakat.

    C. Prognosis Realisasi APBN

    Melihat kinerja APBN selama tahun

    2016 s.d 2020, maka realisasi

    pendapatan dan belanja negara

    masing-masing sampai akhir tahun

    2020 diperkirakan sebesar Rp1.709,31

    miliar dan Rp13.512,11 miliar. Perkiraan

    tersebut sudah disesuaikan dengan pagu

    anggaran setelah refocusing dan

    realokasi APBN akibat adanya pandemi

    Covid-19.

    Tabel 2.2 Perkiraan Realisasi APBN Provinsi Maluku Utara (miliar rupiah)

    Uraian Pagu

    Perkiraan s.d. Triwulan IV

    Rp % thd Pagu

    Pendapatan Negara

    2.253,82 1.709,31 75,84

    Belanja Negara

    13.903,22 13.512,11 97,18

    Sumber : Kanwil DJPb Prov. Maluku Utara, 2020 (diolah)

    PERKEMBANGAN DAN ANALISIS APBN

  • 14

  • 14

    PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBD

    Tabel 3.1 Realisasi APBD Provinsi Maluku Utara Triwulan II Tahun 2019 dan 2020 (miliar Rp)

    Uraian Triw. II 2019 Triw. II 2020

    Pagu Realisasi % Pagu Realisasi %

    JUMLAH PENDAPATAN 12.260 5.032 41,04 12.003 4,792 39,92

    PAD 1.153 335 29,10 1.304 190 14,59

    Pendapatan Transfer 10.758 4.647 43,20 10.327 4.600 44,54

    Lain-lain pendapatan daerah yang sah 350 51,03 14,58

    JUMLAH BELANJA DAN TRANSFER 12.899 3.981 30,86 13.023 3.721 28,57

    BELANJA 11.406 3.505 30,86 11.458 3.444,3 30,06

    TRANSFER PEMERINTAH DAERAH 1.492 476 31,90 1.565 277 17,70

    SURPLUS/DEFISIT (640) 1.051 (164,23) (1.020) 1.071 (105) Sumber : LKPDK-TW Kanwil DJPb Maluku Utara (2020)

    Realisasi pendapatan daerah

    hingga akhir triwulan II-2020 mencapai

    39,92 persen dari pagu pendapatan tahun

    2020. Capaian tersebut lebih kecil dibanding

    realisasi triwulan II-2019 sebesar 41,04

    persen. Pagu pendapatan triwulan II-2020

    mengalami penurunan jika dibandingkan

    dengan triwulan II-2019 karena program

    refocussing dan realokasi anggaran

    pemerintah untuk penanggulangan dampak

    Pandemi Covid-19.

    Refocussing dan realokasi anggaran

    dilakukan pada pos Dana Perimbangan

    seperti DAU dan DAK yang merupakan

    komponen Pendapatan daerah dari

    pemerintah pusat ke daerah untuk

    dialokasikan ke program Pemulihan

    Ekonomi Nasional (PEN) sesuai dengan

    PMK No.35/PMK.07/2020 tentang

    Pengelolaan TKDD TA 2020 Dalam Rangka

    Penanganan Pandemi Covid-19 dan/atau

    Menghadapi Ancaman yang

    Membahayakan Perekonomian Nasional.

    Pagu Belanja daerah meningkat

    dibandingkan periode yang sama tahun

    sebelumnya. Namun jika membandingkan

    antara pagu belanja daerah triwulan II-2020

    dengan triwulan I-2020, terjadi penurunan

    pagu belanja di triwulan II-2020 dikarenakan

    adanya penyesuaian refocussing dan

    realokasi anggaran oleh daerah untuk

    digunakan dalam PEN.

    Dari sisi penyerapan, realisasi belanja

    dan transfer Pemda sampai dengan triwulan

    II-2020 mencapai 28,57 persen dari total

    pagu belanja, lebih kecil dibandingkan

    realisasi belanja triwulan II-2019. Sebagai

    upaya menggenjot pertumbuhan ekonomi

    daerah yang mengalami penurunan 0,16

    persen di triwulan II-2020 (y on y), perlu

    dilakukan langkah-langkah dan kebijakan

    dalam rangka mendukung percepatan

    penyerapan belanja di periode berikutnya.

    A. Pendapatan Daerah

    1. Pendapatan Asli Daerah (PAD)

    Kemandirian ekonomi suatu daerah

    dapat dibangun dengan meningkatkan salah

    satu sumber pendapatan daerah, yaitu

    Pendapatan Asli Daerah (PAD). Menurut

    Halim (2008), Pendapatan Asli Daerah

    (PAD) merupakan penerimaan daerah yang

    dihasilkan dari sumber-sumber ekonomi asli

    PERKEMBANGAN DAN ANALISIS APBD

  • 15

    daerah berdasarkan peraturan

    perundangan.

    Realisasi PAD di Maluku Utara

    sampai dengan Triwulan II 2020 tercatat

    sebesar 14,59 persen dari total pagu

    tahun 2020. Kontribusi PAD terhadap total

    pendapatan daerah tercatat hanya sebesar

    3,97 persen, menunjukkan tingkat

    kemandirian fiskal pemda di Maluku Utara

    yang masih rendah. Pemda diharapkan lebih

    aktif dan kreatif dalam menggali sumber-

    sumber PAD. Berdasarkan komponen

    pembentuk PAD, pajak daerah berkontribusi

    sebesar 63,41 persen, retribusi daerah

    16,96 persen serta penerimaan lain-lain

    PAD yang sah sebesar 16,72 persen.

    Realisasi PAD di Maluku Utara pada triwulan

    II-2020 dipengaruhi oleh adanya

    pembatasan wilayah dan pembatasan

    kegiatan karena Pandemi Covid-19.

    a) Penerimaan Pajak Daerah

    Realisasi pajak daerah sampai

    dengan triwulan II-2020 mencapai 23,69

    persen dari target tahun 2020, realisasi

    tersebut lebih kecil dibanding realisasi

    triwulan I-2019 sebesar 43,3 persen.

    Presentase yang masih rendah tersebut

    diindikasikan sebagai dampak dari Pandemi

    Covid-19. Seluruh Pemda di wilayah Maluku

    Utara melalui kegiatan one on one meeting

    dengan Kanwil DJPb Prov. Malut

    menyampaikan bahwa terjadi penurunan

    penerimaan dalam pengumpulan pajak

    daerah, contohnya pada pajak restoran dan

    hotel, sebagai akibat pembatasan kegiatan

    yang melibatkan audience dalam jumlah

    besar dalam rangka pencegahan

    penyebaran COVID-19.

    Grafik 3.1

    Realisasi Penerimaan Pajak Daerah Kabupaten/Kota Lingkup Provinsi Maluku Utara Triwulan II-2020

    Sumber : LKPDK-TW Kanwil DJPb Maluku Utara (2020)

    b) Penerimaan Retribusi Daerah

    Penerimaan retribusi daerah hingga

    triwulan II-2020 mencapai 21,01 persen

    dari estimasi pagu pendapatan dan lebih

    rendah dari realisasi penerimaan retribusi

    triwulan II-2019. Retribusi daerah yang

    masih rendah merupakan dampak

    pembatasan kegiatan masyarakat dan

    pembatasan bepergian. Pembatasan itu

    berpengaruh pada penurunan retribusi

    daerah dari transportasi, pasar dan parkir.

    Namun pendapatan dari ijin mendirikan

    bangunan mengalami peningkatan.

    Kontribusi tertinggi dari sektor ini berasal

    dari Kabupaten Halmahera Tengah.

    Perijinan pendirian bangunan kawasan

    industri pengolahan di Kabupaten

    Halmahera Tengah diindikasikan

    memberikan kontribusi yang cukup tinggi

    bagi penerimaan retribusi daerah.

    55,4

    1,5

    8,4

    17,9

    1,8 1,8 1,9 1,5 0,1

    26,3

    3,9

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    60

    Mili

    ar R

    up

    iah

    PERKEMBANGAN DAN ANALISIS APBD

  • 16

    Grafik 3.2

    Realisasi Penerimaan Retribusi Daerah Kab./ Kota Lingkup Provinsi Maluku Utara Triwulan II-2020

    Sumber : LKPDK-TW Kanwil DJPb Maluku Utara, 2020 (diolah)

    c) Lain-Lain PAD yang Sah

    Grafik 3.3

    Realisasi Penerimaan Lain-Lain PAD yang Sah Lingkup Provinsi Maluku Utara Triwulan II-2020

    Sumber : LKPDK-TW Kanwil DJPb Maluku Utara, 2020 (diolah)

    Realisasi Pendapatan Lain-lain PAD

    yang sah pada triwulan II-2020 mencapai

    10,31 persen dari pagu, lebih rendah

    dibandingkan capaian triwulan II-2019.

    Penerimaan terbesar disumbang dari

    Penerimaan Jasa Giro dan Pendapatan dari

    Pengembalian. Kota Tidore Kepulauan berhasil

    mencapai realisasi tertinggi pada penerimaan

    Lain-lain PAD yang Sah dari Pendapatan Jasa

    Layanan Umum BLUD.

    Berdasarkan hasil one on one meeting

    antara Kanwil DJPb Provinsi Maluku Utara

    dengan Pemprov dan Pemda se-Maluku Utara,

    beberapa Pemda telah melakukan upaya-upaya

    dalam rangka meningkatkan PAD, seperti:

    Provinsi Maluku Utara telah berupaya

    meningkatkan PAD dengan mengoptimalkan

    peran SAMSAT, Kabupaten Halmahera Tengah

    menngupayakan peningkatan penerimaan PAD

    dari perijinan pendirian bangunan, Kabupaten

    Halmahera Utara melakukan kerjasama dengan

    Badan Pertanahan Nasional untuk peningkatan

    penerimaan BPHTB. Upaya-upaya yang

    dilakukan tersebut bertujuan untuk

    meningkatkan PAD sehingga akan berdampak

    pada peningkatan kemandirian fiskal daerah.

    2. Pendapatan Transfer

    Realisasi pendapatan transfer di Maluku

    Utara hingga triwulan II-2020 mencapai 44,54

    persen lebih tinggi dari capaian triwulan II-2019

    yang terealisasi 43,20 persen.

    Grafik 3.4

    Realisasi Dana Transfer Lingkup Provinsi Maluku Utara Triwulan II Tahun 2020

    Sumber : LRA Kab/Kota/ Prov, Maluku Utara, 2020 (diolah)

    Kabupaten Halmahera Selatan menjadi

    daerah dengan pendapatan transfer terbesar

    karena memiliki wilayah yang terluas dengan

    jumlah penduduk dan desa terbanyak di Maluku

    Utara. Rasio pendapatan transfer terhadap total

    pendapatan mencapai 92,28 persen yang berarti

    tingkat ketergantungan Pemda di Maluku Utara

    terhadap pemerintah pusat masih sangat tinggi.

    Pemerintah daerah juga perlu menyiasati adanya

    penurunan jumlah dana transfer (DAU dan DAK)

    akibat terjadinya pandemi Covid-19.

    3. Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah

    Pada triwulan II-2020, realisasi

    penerimaan ini menjadi komponen pendapatan

    dengan sumbangsih paling minim berasal dari

    pendapatan lainnya.

    0,6

    10,7

    2,20,7

    3,8

    0,2 0,16

    4,1

    0,001

    7,5

    2,2

    0

    2

    4

    6

    8

    10

    12

    Mili

    ar R

    up

    iah

    0,8 0,31,3

    2,8 2,7

    12,1

    3,8

    0,2

    3,7

    12,9

    0

    2

    4

    6

    8

    10

    12

    14

    Mili

    ar R

    up

    iah

    743,5

    219,8274,7

    367,3

    240,6272 280,5

    222,2 200,9

    358,7 344,5

    0

    100

    200

    300

    400

    500

    600

    700

    800M

    iliar

    Ru

    pia

    h

    PERKEMBANGAN DAN ANALISIS APBD

  • 17

    B. Belanja Daerah

    1. Belanja Pegawai, Belanja Barang, dan

    Belanja Modal

    Realisasi belanja sampai dengan

    triwulan II-2020 mencapai 30,06 persen

    dengan jumlah realisasi paling besar pada

    belanja pegawai sebesar 48,83 persen dari total

    belanja. Rasionalisasi belanja pegawai perlu

    dilakukan pemda untuk menyediakan ruang

    fiskal yang lebih memadai bagi belanja publik.

    Untuk belanja barang, penyerapannya mencapai

    25,78 persen pada triwulan II-2020, lebih kecil

    dibandingkan triwulan I-2019. Belanja modal

    yang diharapkan dapat memberikan multiplier

    effect di Maluku Utara, baru terserap 5,05

    persen. Realisasinya lebih rendah dari kinerja

    penyerapan tahun sebelumnya.

    Secara keseluruhan nilai realisasi belanja

    triwulan II-2020 menurun dibandingkan triwulan

    II-2019. Penurunan realisasi belanja barang dan

    belanja modal disebabkan adanya keterbatasan

    melaksanakan kegiatan dan kontrak pekerjaan

    dikarenakan Covid-19.

    Grafik 3.5

    Pagu dan Realisasi Belanja Pegawai, Barang, Modal Lingkup Provinsi Maluku Utara sd. Triwulan II-2020

    Sumber : LRA Kab/Kota/ Prov, Maluku Utara ,2020

    2. Belanja Daerah Berdasarkan Pemerintah

    Daerah Kabupaten/ Kota

    Pemerintah sudah menerapkan kebijakan

    anggaran defisit dalam rangka menumbuhkan

    perekonomian. Barro (1989) menyatakan bahwa

    pertumbuhan perekonomian didapat dari

    percepatan pembangunan melalui investasi yang

    besar dan dana yang besar dengan tujuan

    meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Oleh

    karena itu untuk meningkatkan pertumbuhan

    ekonomi, daerah harus segera meningkatkan

    penyerapan belanjanya.

    Grafik 3.6

    Pagu dan Realisasi Belanja Lingkup Provinsi Maluku Utara Triwulan II-2020

    Sumber : LRA Kab/Kota/ Prov. Maluku Utara,2020

    Tingkat penyerapan belanja tertinggi

    hingga triwulan II-2020 terdapat di Kota

    Ternate mencapai 34,98 persen. Sementara

    Kabupaten Pulau Taliabu menjadi daerah

    dengan tingkat penyerapan paling rendah

    mencapai 19,9 persen.

    Menurut data dari Laporan Realisasi

    Anggaran Pemda Triwulan II-2020 yang

    dikirimkan ke Kanwil DJPb Malut, persentase

    realisasi pendapatan triwulan II-2020 dari Dana

    Perimbangan sekitar 92,28 persen dari seluruh

    pendapatan atau senilai Rp4,4triliun, sedangkan

    realisasi belanjanya baru mencapai sekitar

    Rp3,7triliun. Angka ini memunculkan gap antara

    Dana Perimbangan yang dicairkan oleh Pemda

    dan realisasi belanja. Presiden RI dihadapan

    para Kepala Daerah memberikan highlight

    tentang gap antara pendapatan dan belanja yang

    mengindikasikan muncul idle cash di Pemda.

    Secara keseluruhan, realisasi Belanja

    secara keseluruhan di Maluku Utara masih

    menunjukkan prosentase yang rendah sehingga

    Pemerintah Daerah harus segera mengambil

    langkah cepat dan luar biasa (extra ordinary)

    untuk meningkatkan penyerapan APBD.

    Presiden RI telah mengintruksikan untuk

    mempercepat penyerapan anggaran agar

    0

    1000

    2000

    3000

    4000

    5000

    BelanjaPegawai

    BelanjaBarang

    BelanjaBunga

    BelanjaSubsidi

    BelanjaHibah

    BelanjaBantuan

    Sosial

    BelanjaModal

    BelanjaTidak

    Terduga

    Mili

    ar R

    up

    iah

    Pagu Realisasi

    0

    500

    1000

    1500

    2000

    2500

    3000

    Mili

    ar R

    up

    iah

    Pagu Realisasi

    PERKEMBANGAN DAN ANALISIS APBD

  • 18

    segera dapat meningkatkan pertumbuhan

    ekonomi daerah dan memulihkan ekonomi dari

    dampak Pandemi Covid-19.

    Sebagai upaya dalam mendukung

    pemulihan ekonomi daerah, (detail data

    anggaran dan realisasi terlampir) Pemda telah

    menyusun program prioritas daerah. Sedangkan

    strategi yang sudah dilaksanakan oleh masing-

    masing Pemda dalam pemulihan ekonomi

    daerah antara lain: berkolaborasi dengan TNI

    dan POLRI membuka lahan baru untuk

    menanam tanaman pangan, meningkatkan

    produktivitas tanaman holtikultura,

    pembangunan cold storage ikan untuk

    mendukung nelayan, memberikan bantuan

    sembako kepada masyarakat, memberikan

    subsidi bunga 0 persen bagi debitur UMKM,

    mengembangkan sektor pariwisata,

    melaksanakan program padat karya, serta

    memaksimalkan potensi komoditi pertanian dan

    perkebunan lokal dalam mendukung

    pengembangan industri lokal Malut.

    C. Prognosis Realisasi APBD

    Melihat kinerja APBD dalam tiga tahun

    terakhir dan capaiannya hingga triwulan II-2020,

    realisasi pendapatan daerah hingga akhir tahun

    2020 diperkirakan mencapai Rp10.462,93 miliar

    dari target pendapatan. Sementara realisasi

    belanja daerah diperkirakan mencapai 76,22

    persen dari target yang akan ditetapkan atau

    mencapai Rp9.925,60 miliar. Dengan melihat

    kecenderungan capaian tahun-tahun

    sebelumnya, kemungkinan terjadi surplus di

    angka Rp537,33 miliar dengan asumsi

    perhitungan ini belum memperhitungkan dampak

    pandemi Covid-19. Perkiraan realisasi tersebut

    dihasilkan dari permodelan POWER yang

    melihat tren triwulan-triwulan tahun sebelumnya.

    Tabel 3.2 Perkiraan Realisasi APBD Lingkup Provinsi Maluku Utara s.d. Triwulan IV Tahun 2020

    Uraian Pagu

    Perkiraan s.d. Triwulan IV

    Rp % thd Pagu

    Pendapatan Daerah

    12.003,75 10.462,93 87,16

    Belanja Daerah

    13.022,57 9.925,60 76,22

    Surplus / Defisit

    (1.018,83) 537,33 (52,74)

    Sumber : LKPDK-TW Kanwil DJPb Maluku Utara, 2020 (diolah)

    PERKEMBANGAN DAN ANALISIS APBD

  • 19

  • 19

    PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN ANGGARAN KONSOLIDASIAN

    Tabel 4.1 Realisasi Anggaran Konsolidasian Tingkat Wilayah Maluku Utara s.d Triwulan II 2019 dan 2020 (miliar rupiah)

    Uraian Tw II-2020 Tw II-2019

    Pusat Daerah Konsolidasi Kenaikan (%) Konsolidasi

    Pendapatan Negara 830,63 170,14 1.000,777 (14,92) 1.176,25

    Pendapatan Perpajakan 764,77 120,69 885,46 (15,18) 1.043,97

    PNBP 65,86 49,45 115,31 (12,83) 132,28

    Transfer* 5.300,99* 4.519,63**

    Belanja Negara 2.423,17 3.618,50 6.041,67 (5,75) 6.410,45

    Belanja Pemerintah 1.641,80 3.443,05 5.084,85 (6,22) 5.422,39

    Transfer* 4.519,63** 175,45 956,82 (3,16) 988,06

    Surplus/ (Defisit) (1.592,53) (3.448,36) (5.040,90) (3,69) (5.234,20)

    Sumber: LKPK-TW Kanwil DJPb Prov. Maluku Utara, 2020 (diolah) *) Seluruh Pengeluaran Transfer pemerintah pusat dieliminasi dengan Penerimaan Transfer Pemerintah Daerah **) Penyesuaian terhadap pengakuan belanja transfer pada pemerintah pusat yang merupakan Pendapatan BA 099.05

    A. Laporan Keuangan Pemerintah

    Konsolidasian

    Laporan Realisasi Anggaran

    Konsolidasian Tingkat Wilayah Provinsi

    Maluku Utara sampai dengan triwulan II

    tahun 2020 mengalami penurunan

    dibandingkan tahun sebelumnya.

    Pendapatan konsolidasian terealisasi

    sebesar Rp1.000,77 miliar, mengalami

    penurunan sebesar Rp175,48 miliar

    dibandingkan tahun 2019. Penurunan ini

    dikarenakan refocussing dan realokasi

    anggaran akibat adanya pandemi Covid-19.

    Belanja konsolidasian terealisasi sebesar

    Rp6.041,67 miliar, mengalami peningkatan

    sebesar 5,75 persen dibandingkan tahun

    lalu.

    B. Pendapatan Konsolidasian

    Pendapatan Pemerintahan Umum

    (General Government Revenue) atau

    Pendapatan Konsolidasian Tingkat Wilayah

    adalah konsolidasian antara seluruh

    pendapatan pemerintah pusat dan daerah di

    suatu wilayah dalam satu periode pelaporan

    yang sama. Konsolidasian tersebut telah

    dilakukan eliminasi atas akun-akun

    resiprokal (berelasi) misalnya pendapatan

    transfer dana alokasi umum (DAU)

    pemerintah daerah dengan transfer DAU

    pemerintah pusat.

    1. Analisis Proporsi dan

    Perbandingan

    Pendapatan konsolidasian tingkat

    wilayah terdiri dari pendapatan perpajakan,

    pendapatan negara bukan pajak, hibah dan

    transfer. Hingga triwulan II tahun 2020

    realisasi pendapatan konsolidasian yang

    memiliki kontribusi paling besar yaitu

    pendapatan perpajakan sebesar Rp885,46

    miliar, disusul oleh pendapatan negara

    bukan pajak. Selanjutnya, pemerintah

    perlu melakukan inovasi baru agar

    pendapatan konsolidasian tidak terlalu

    bergantung kepada dana transfer, serta

    menggali potensi pendapatan daerah

    untuk memulihkan ekonomi di daerah.

    PERKEMBANGAN DAN ANALISIS ANGGARAN KONSOLIDASIAN

    PERKEMBANGAN DAN ANALISIS ANGGARAN KONSOLIDASIAN

  • 20

    Grafik 4.1

    Proporsi Realisasi Pendapatan Konsolidasian s.d Triwulan II Tahun 2020

    Sumber : LKPK-TW Kanwil DJPb Malut 2020 (diolah)

    Pendapatan konsolidasian

    pemerintah pusat sampai dengan

    triwulan II tahun 2020 sebesar Rp830,63

    miliar, dan sisanya Rp170,14 miliar

    pendapatan pemerintah daerah. Sebagian

    pendapatan pemerintah pusat tersebut pada

    tahun berikutnya akan didistribusikan

    kepada pemerintah daerah dalam bentuk

    dana transfer.

    Grafik 4.2

    Perbandingan Pendapatan Konsolidasian Provinsi Maluku Utara s.d Triwulan II Tahun 2019 dan 2020 (Miliar rupiah)

    Sumber : LKPK-TW Kanwil DJPb Malut 2020 (diolah)

    Pendapatan pemerintah daerah

    mengalami penurunan yang sangat pesat

    yaitu sebesar 31,32 persen sampai dengan

    triwulan II tahun 2020, hal ini didukung oleh

    penurunan pendapatan perpajakan,

    pendapatan negara bukan pajak lainnya,

    lain-lain pendapatan asli daerah yang sah,

    pendapatan transfer, lain pendapatan

    daerah yang sah, pendapatan hibah dan

    pendapatan BLU.

    Grafik 4.3

    Perbandingan Pendapatan Konsolidasian Provinsi Maluku Utara s.d Triwulan II Tahun 2019 dan 2020 (Miliar rupiah)

    Sumber : LKPK-TW Kanwil DJPb Malut 2020 (diolah)

    Pendapatan perpajakan pemerintah

    pusat lebih banyak daripada pemerintah

    daerah. Pajak yang menurut ketentuan

    dipungut oleh pemerintah dan pada tahun

    berikutnya akan didistribusikan kepada

    pemerintah daerah dalam bentuk dana bagi

    hasil. PNBP pemerintah pusat lebih tinggi

    dibandingkan dengan pemerintah daerah.

    2. Analisis Perubahan

    Hingga triwulan II tahun 2020,

    penurunan pendapatan konsolidasian

    sebesar 14,92 persen. Pendapatan paling

    tinggi berada di perpajakan sebagai akibat

    adanya pandemi Covid-19 yang

    mengakibatkan perekonomian di wilayah

    Provinsi Maluku Utara turun. Karena

    pandemi tersebut, terdapat pembatasan

    kunjungan ke wajib pajak sehingga

    menyebabkan tidak bisa melakukan

    kegiatan penggalian potensi perpajakan.

    Karena kebutuhan barang untuk

    penanganan Covid-19, sebagian barang

    diimpor menggunakan fasilitas pembebasan

    bea masuk.

    88,48%

    11,52%

    0,00%0,00%

    Perpajakan

    PNBP

    Hibah

    Transfer

    (400,00)

    (200,00)

    -

    200,00

    400,00

    600,00

    800,00

    1.000,00

    1.200,00

    1.400,00

    Pusat Daerah Konsolidasian

    2019 2020 Perubahan

    764,77

    65,86

    - -

    120,69

    49,45 - -

    -

    100,00

    200,00

    300,00

    400,00

    500,00

    600,00

    700,00

    800,00

    900,00

    Perpajakan PNBP Hibah Transfer

    Pusat Daerah

    Miliar Rupiah

    Miliar Rupiah

    PERKEMBANGAN DAN ANALISIS ANGGARAN KONSOLIDASIAN

  • 21

    Grafik 4.4

    Perubahan Pendapatan Perpajakan Dalam Negeri dan Internasional Provinsi Maluku Utara s.d Triwulan II Tahun 2019 dan 2020 (Miliar Rupiah)

    Sumber : LKPK-TW Kanwil DJPb Malut 2020 (diolah)

    3. Analisis Pertumbuhan Ekonomi

    terhadap Kenaikan Realisasi

    Pendapatan Konsolidasian

    Adanya pandemi Covid-19

    menyebabkan pertumbuhan ekonomi

    mengalami kontraksi di 0,16 persen,

    mendorong penurunan penerimaan

    perpajakan dan PNBP. Walaupun

    mengalami kontraksi, perekonomian

    Provinsi Maluku Utara masih diatas rata-rata

    pertumbuhan nasional.

    Tabel 5.2 Realisasi Pendapatan Konsolidasian Provinsi

    Maluku Utara s.d Triwulan II Tahun 2019 dan 2020

    Uraian

    2019 2020

    Realisasi (miliar Rp)

    % Realisasi

    (miliar Rp) %

    Perpajakan 1.043,97 15,84 885,46 13,45

    PNBP 132,28 2,01 115,31 1,75

    Total 1.176,25 17,84 1.000,77 15,21

    PDRB 6.591,92 6.581,4

    Sumber : BPS dan LKPK-TW Kanwil DJPb Malut 2020 (diolah)

    Sampai dengan triwulan II tahun

    2020, PDRB Provinsi Maluku Utara

    sebesar Rp6.581,4 miliar atau mengalami

    laju pertumbuhan terkontraksi 0,16

    persen (y-on-y). Sejalan dengan

    perekonomian yang menurun, rasio

    pendapatan konsolidasian terhadap PDRB

    juga mengalami penurunan. Antara

    pendapatan konsolidasian dengan

    pertumbuhan ekonomi memiliki korelasi

    yang sangat kuat sehingga ketika

    pendapatan konsolidasian turun maka

    pertumbuhan ekonomi secara otomatis juga

    akan turun begitu sebaliknya.

    C. Belanja Konsolidasian

    Belanja Pemerintahan Umum

    (General Government Spending) atau

    Belanja Konsolidasian Tingkat Wilayah

    adalah konsolidasian antara seluruh belanja

    Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah

    suatu wilayah dalam satu periode pelaporan

    yang sama. Konsolidasi tersebut telah

    dilakukan eliminasi atas akun-akun

    resiprokal (berelasi) misalnya belanja

    transfer dana alokasi umum (DAU)

    pemerintah daerah dengan transfer DAU

    pemerintah pusat.

    1. Analisis Proporsi dan

    Perbandingan

    Belanja konsolidasian tingkat wilayah

    terdiri dari belanja pegawai, barang, modal,

    bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial, tak

    terduga dan belanja lain-lain. Sampai

    dengan triwulan II tahun 2020 realisasi

    belanja konsolidasian yang memiliki

    kontribusi paling besar adalah belanja

    barang, disusul oleh belanja modal, belanja

    pegawai, belanja hibah dan sisanya belanja

    bunga, subsidi, bantuan sosial, tak terduga

    dan belanja lain-lain. Porsi belanja modal

    menjadi terbesar kedua dikarenakan adanya

    kebijakan penambahan anggaran belanja

    tersebut.

    -200,00

    0,00

    200,00

    400,00

    600,00

    800,00

    1000,00

    Pajak Dalam Negeri Pajak PerdaganganInternasional

    PNBP Hibah

    2019 2020 Kenaikan

    Miliar Rupiah

    PERKEMBANGAN DAN ANALISIS ANGGARAN KONSOLIDASIAN

    PERKEMBANGAN DAN ANALISIS ANGGARAN KONSOLIDASIAN

  • 22

    Grafik 4.5

    Proporsi per Jenis Belanja Konsolidasian Provinsi Maluku Utara s.d Triwulan II Tahun 2020

    Sumber : LKPK-TW Kanwil DJPb Malut 2020 (diolah)

    Hingga triwulan II tahun 2020, total

    belanja konsolidasian pemerintah pusat

    dan daerah sebesar Rp6.041,67 miliar

    dimana realisasi belanja pemerintah pusat

    sebesar Rp2.423,17 miliar dan sisanya

    Rp3.618,50 miliar adalah belanja

    pemerintah daerah.

    Grafik 4.6

    Perubahan Belanja Konsolidasian Provinsi Maluku Utara s.d Triwulan II Tahun 2019 dan 2020

    Sumber : LKPK-TW Kanwil DJPb Malut 2020 (diolah)

    Belanja konsolidasian sampai

    dengan triwulan II tahun 2020 didominasi

    belanja daerah sebanyak 59,89 persen,

    hal ini disebabkan oleh alokasi belanja

    APBD lebih besar daripada belanja APBN.

    Tingginya belanja daerah menunjukkan

    bahwa kontribusi pemerintah daerah

    terhadap perekonomian Provinsi Maluku

    Utara lebih besar daripada pemerintah

    pusat. Saat ini pemerintah semakin kuat

    dalam menerapkan sistem desentralisasi

    fiskal dengan memfokuskan pada

    peningkatan ruang fiskal di daerah sehingga

    mampu mendorong pertumbuhan ekonomi

    di daerah.

    Grafik 4.7

    Perubahan Belanja Pemerintah Pusat dan Daerah Provinsi Maluku Utara s.d Triwulan II Tahun 2020

    Sumber : LKPK-TW Kanwil DJPb Malut 2020 (diolah)

    Realisasi semua jenis belanja di

    pemerintah pusat lebih kecil daripada

    pemerintah daerah hingga triwulan II

    tahun 2020. Besarnya belanja pegawai

    diindikasikan karena jumlah pegawai daerah

    lebih banyak dari pemerintah pusat. Jumlah

    kegiatan yang dilaksanakan oleh pemerintah

    daerah juga lebih banyak sehingga

    menyebabkan belanja barang daerah lebih

    banyak daripada pemerintah pusat.

    Rasionalisasi belanja pegawai dan barang

    yang bersifat konsumtif menjadi salah satu

    faktor penting dalam memberikan ruang

    fiskal yang memadai bagi pembangunan

    infrastuktur di Provinsi Maluku Utara.

    Realisasi belanja barang dan modal ini

    diindikasikan bisa menjadi katalisator

    ekonomi dan nilai manfaat jangka panjang.

    Belanja ini sangat krusial dalam

    menggerakkan ekonomi Provinsi Maluku

    Utara sehingga pemerintah diharapkan

    45,37%

    28,29%

    20,41%

    0,08%

    0,01%2,80%

    0,26% 2,78%0,00% Pegawai

    Barang

    Modal

    Bunga

    Subsidi

    Hibah

    Bantuan Sosial

    Tak Terduga

    Lain-lain

    0,00

    1000,00

    2000,00

    3000,00

    4000,00

    5000,00

    6000,00

    7000,00

    Pusat Daerah Konsolidasian

    2019 2020

    0,0

    200,0

    400,0

    600,0

    800,0

    1000,0

    1200,0

    1400,0

    1600,0

    1800,0

    Pegawai Barang Modal Bunga Subsidi Hibah BantuanSosial

    TakTerduga

    Lain-lain

    Pusat Daerah

    Miliar Rupiah

    Miliar Rupiah

    PERKEMBANGAN DAN ANALISIS ANGGARAN KONSOLIDASIAN

  • 23

    konsisten dalam melakukan efektivitas dan

    efisiensi penggunaan anggaran untuk

    mendukung terciptanya ruang fiskal.

    Kualitas belanja harus ditingkatkan

    supaya tepat sasaran dan terukur. Masalah

    pembangunan yang dimiliki oleh Provinsi

    Maluku Utara seperti kawasan pedalaman

    yang masih tertinggal akibat kondisi

    geografis, terjadinya disparitas antara

    kawasan pesisir dan pedalaman yang besar

    dikarenakan orientasi pembangunan daerah

    lebih mengutamakan wilayah pesisir. Untuk

    mengurangi kesenjangan tersebut,

    pembangunan infrastruktur yang mendorong

    interkoneksi wilayah menjadi syarat mutlak

    didukung anggaran yang memadai.

    2. Analisis Perubahan

    Belanja konsolidasian sampai

    dengan triwulan II tahun 2020 mengalami

    penurunan sebesar 5,75 persen.

    Penurunan realisasi belanja ini dikarenakan

    adanya pandemi Covid-19 sehingga terjadi

    penurunan terhadap beberapa jenis belanja.

    Grafik 4.8

    Perubahan Belanja Konsolidasian Provinsi Maluku Utara s.d Triwulan II Tahun 2019 dan 2020

    Sumber : LKPK-TW Kanwil DJPb Malut 2020 (diolah)

    Belanja pegawai dan tidak terduga

    hingga triwulan II tahun 2020 mengalami

    kenaikan. Di tengah pandemi Covid-19,

    belanja pegawai dialokasikan untuk

    membayar insentif tenaga kesehatan.

    Sedangkan belanja tidak terduga

    dialokasikan untuk penanganan Covid-19.

    3. Analisis Dampak Kebijakan Fiskal

    kepada Indikator Ekonomi Regional

    Kebijakan fiskal pemerintah pusat dan

    daerah yang tertuang dalam refocusing dan

    realokasi anggaran dimaksudkan untuk

    memulihkan ekonomi nasional dalam rangka

    mendukung kebijakan keuangan negara

    untuk penanganan pandemi Covid-19

    dan/atau menghadapi ancaman yang

    membahayakan perekonomian nasional

    dan/atau stabilitas sistem keuangan serta

    penyelamatan ekonomi nasional.

    Singkatnya, harus ada keterkaitan

    dan/atau dampak antara anggaran

    pemerintah dengan kondisi perekonomian

    regional yang ditunjukkan oleh indikator-

    indikator ekonomi makro (regional) seperti

    PDRB, indikator demografis, indikator

    kesejahteraan maupun indikator sektoral.

    Grafik 4.9

    Proporsi Belanja Fungsi Konsolidasian Provinsi Maluku Utara s.d Triwulan II Tahun 2020

    Sumber : LKPK-TW Kanwil DJPb Malut 2020 (diolah)

    Hingga triwulan II tahun 2020, fungsi

    pelayanan umum memiliki porsi belanja

    terbesar. Dengan adanya pandemi Covid-

    19, fungsi ini sangat diperlukan untuk

    membantu penanganan pandemi tersebut.

    -500,0

    0,0

    500,0

    1000,0

    1500,0

    2000,0

    2500,0

    Pegawai Barang Modal Bunga Subsidi Hibah BantuanSosial

    TakTerduga

    Lain-lain

    2019 2020 Kenaikan

    28,49%

    2,58%8,52%

    16,07%

    1,58%

    12,16%

    9,83%

    0,46%

    1,22%

    17,74%

    1,35%Pelayanan Umum

    Pertahanan

    Ketertiban dan Keamanan

    Ekonomi

    Lingkungan Hidup

    Perumahan dan Fasum

    Kesehatan

    Pariwisata

    Agama

    Pendidikan

    Miliar Rupiah %

    PERKEMBANGAN DAN ANALISIS ANGGARAN KONSOLIDASIAN

    PERKEMBANGAN DAN ANALISIS ANGGARAN KONSOLIDASIAN

  • 24

    Porsi belanja fungsi pendidikan dan

    kesehatan masih di bawah mandatory

    spending.

    Belanja fungsi pendidikan memiliki

    hubungan positif dengan indikator

    penunjang proses pendidikan meliputi

    jumlah guru dan sekolah. Hal tersebut

    terkonfirmasi juga dengan meningkatnya

    rata-rata lama sekolah per kabupaten kota di

    lingkup Provinsi Maluku Utara.

    Belanja fungsi ekonomi memiliki

    hubungan yang searah dengan indikator

    produk domestik regional bruto meliputi

    PDRB ADHB, ADHK dan pertumbuhan

    ekonomi. Berbeda halnya dengan indikator

    ketenagakerjaan, belanja tersebut memiliki

    hubungan yang berbanding terbalik dengan

    tingkat pengangguran terbuka. Pemerintah

    perlu melakukan percepatan penyerapan

    anggaran untuk memulihkan ekonomi

    daerah akibat adanya pandemi Covid-19.

    Grafik 4.10

    Nilai Korelasi antar Indikator Regional Provinsi Maluku Utara

    Sumber : BPS dan LKPK-TW Kanwil DJPb Malut 2020 (diolah)

    Belanja fungsi pariwisata memiliki

    hubungan positif dengan indikator pariwisata

    berupa pertumbuhan tingkat penghunian

    kamar, rata-rata lama menginap dan jumlah

    tamu menginap. Sektor pariwisata yang

    merupakan sektor potensial belum dikelola

    secara maksimal oleh pemerintah daerah.

    Keadaan ini diperparah dengan adanya

    pandemi Covid-19 yang membuat

    masyarakat tidak bisa bepergian untuk

    menikmati pariwisata yang ada di Provinsi

    Maluku Utara. Pemerintah sudah sepatutnya

    mulai memperhatikan sektor ini sebagai

    pendorong perekonomian wilayah.

    Ke depannya dengan adanya era New

    Normal, diharapkan sektor pariwisata

    berkembang dengan baik. Hal ini mampu

    meningkatkan perekonomian. Selain itu

    berdampak pula pada penciptaan lapangan

    kerja, dan dapat memacu pencapaian target

    pertumbuhan ekonomi, penciptaan

    lapangan kerja, dan pengentasan

    kemiskinan sebagaimana tertuang dalam

    RPJMD.

    0,935

    0,921

    0,014

    0,529

    0,860

    0,496

    0,514

    0,272

    -0,312

    Jumlah Guru

    Jumlah Sekolah

    TPK

    Lama Menginap

    Tamu Menginap

    PDRB ADHB

    PDRB ADHK

    Pertumbuhan Ekonomi

    TPT

    Pen

    did

    ikan

    Par

    iwis

    ata

    Eko

    no

    mi

    PERKEMBANGAN DAN ANALISIS ANGGARAN KONSOLIDASIAN

  • 25

  • 25

    BERITA/ ISU FISKAL REGIONAL TERPILIH

    Bahasan berita/ isu fiskal regional

    terpilih mengulas penyaluran Ultra Mikro

    (UMi) di Maluku Utara dan Penggunaan

    Produk Pangan Lokal Maluku Utara.

    A. PT Permodalan Nasional Madani

    (PNM) salurkan UMi

    Salah satu program dari PEN ialah

    melalui pembiayaan UMi yang ditujukan

    untuk memperkuat UMKM di Indonesia pada

    umumnya dan Maluku Utara khususnya.

    Sedangkan kendala yang masih dihadapi

    ialah terbatasnya UMKM mendapatkan

    informasi terkait UMi di Maluku Utara yang

    secara geografis merupakan daerah

    kepulauan. Pusat Investasi Pemerintah

    (PIP) akan berupaya memperhatikan

    penyaluran UMi kepada masyarakat Maluku

    Utara yang selama ini masih disalurkan

    melalui PT Pegadaian.

    PIP meminta PT PNM selaku

    Lembaga Keuangan Bukan Bank dan

    penyalur UMi ikut menyalurkan UMi karena

    PT PNM memiliki produk pembiayaan untuk

    UMKM sampai ke daerah pelosok. Kanwil

    DJPb Maluku Utara akan terus memonitor

    dan mengevaluasi perkembangan

    penyaluran UMi dan mengusulkan program

    bagi mahasiswa untuk memulai usaha sejak

    dini serta membantu UMKM dalam

    penggunaan tekhnologi informasi.

    Alasannya karena masih banyak UMKM

    yang belum familiar menggunakan media

    sosial internet dan pemasaran melalui toko

    online.1

    B. Penggunaan Produk Pangan Lokal

    Selain kesehatan, dampak ancaman

    Covid-19 yaitu melemahnya sektor ekonomi.

    Menyikapi hal itu, dapat diupayakan

    peningkatan produktivitas pangan untuk

    meningkatkan pertumbuhan sektor

    pertanian yang menjadi kontributor tertinggi

    dalam struktur PDRB Maluku Utara. Salah

    satu cara untuk meningkatkan produktivitas

    pangan ialah dengan menggunakan produk

    pangan lokal Maluku Utara.

    Salah satu cara untuk meningkatkan

    produktivitas pangan ialah dengan

    menggunakan produk pangan lokal.2 Upaya

    tersebut dapat dibantu dengan membuka

    lahan untuk tanaman pangan. Jika dorongan

    untuk mengkonsumsi produk pangan lokal

    terus digerakkan, akan mempermudah

    menciptakan kemandirian pangan lokal. Hal

    itu diharapkan dapat menumbuhkan sektor

    perikanan dengan diimbangi oleh turunnya

    biaya produksi yang ditanggung petani agar

    NTP naik menjadi di atas 100. (per Juni 2020

    NTP Maluku Utara sebesar 94,94). Selain itu

    diharapkan dapat mengubah daerah yang

    masuk kategori rentan pangan sesuai

    dengan Peta Ketahanan dan Kerentanan

    Pangan Provinsi Maluku Utara tahun 2019

    menjadi daerah swasembada pangan.

    1 “PT PNM Salurkan UMi” (Malut Post) 2 Gunakan Produk Pangan Lokal” (Malut Post)

    BERITA / ISU FISKAL REGIONAL

  • 26

    LAMPIRAN

    PROGNOSIS PENDAPATAN NEGARA: MENGGUNAKAN MODEL “POWER”

    Model Summary

    R R Square Adjusted R

    Square

    Std. Error of the

    Estimate

    .938 .879 .872 .245

    The independent variable is Triwulan.

    ANOVA

    Sum of Squares df Mean Square F Sig.

    Regression 6.980 1 6.980 116.692 .000

    Residual .957 16 .060

    Total 7.937 17

    The independent variable is Triwulan.

    Coefficients

    Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

    t Sig.

    B Std. Error Beta

    ln(Triwulan) 1.189 .110 .938 10.802 .000

    (Constant) 328.644 32.942 9.977 .000

    The dependent variable is ln(Pendapatan_Negara).

    Nilai Prognosis Pendapatan Negara: 𝒀𝒕𝒘 𝑰�̂� = 𝜷𝟎𝒕𝜷𝟏 = 𝟑𝟐𝟖, 𝟔𝟒𝟒 ∗ (𝟒𝟏,𝟏𝟖𝟗) = 𝟏. 𝟕𝟎𝟗, 𝟑𝟏

    PROGNOSIS BELANJA NEGARA: MENGGUNAKAN METODE “RATA-RATA”

    % 2016 % 2017 % 2018 % 2019 Rata-rata

    Belanja 94,51 96,96 98,74 98,53 97,19

    Nilai Prognosis Belanja Negara: 𝒀𝒕𝒘 𝑰�̂� = % 𝒓𝒂𝒕𝒂 − 𝒓𝒂𝒕𝒂 𝒑𝒆𝒏𝒚𝒆𝒓𝒂𝒑𝒂𝒏 ∗ 𝒑𝒂𝒈𝒖 = 𝟗𝟕, 𝟏𝟗% ∗

    𝟏𝟑. 𝟗𝟎𝟑, 𝟐𝟐 = 𝟏𝟑. 𝟓𝟏𝟐, 𝟏𝟏

  • 27

    PROGNOSIS PENDAPATAN DAERAH: MENGGUNAKAN MODEL “POWER”

    Model Summary

    R R Square Adjusted R

    Square

    Std. Error of the

    Estimate

    .984 .969 .967 .111

    The independent variable is triwulan.

    ANOVA

    Sum of Squares df Mean Square F Sig.

    Regression 7.589 1 7.589 618.146 .000

    Residual .246 20 .012

    Total 7.834 21

    The independent variable is triwulan.

    Coefficients

    Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

    t Sig.

    B Std. Error Beta

    ln(triwulan) 1.122 .045 .984 24.863 .000

    (Constant) 2208.177 91.461 24.143 .000

    The dependent variable is ln(pendapatan).

    Nilai Prognosis Pendapatan Daerah: 𝒀𝒕𝒘 𝑰�̂� = 𝜷𝟎𝒕𝜷𝟏 = 𝟐. 𝟐𝟎𝟖, 𝟏𝟕𝟕 ∗ (𝟒𝟏,𝟏𝟐𝟐) = 𝟏𝟎. 𝟒𝟔𝟐, 𝟗𝟑

    PROGNOSIS BELANJA DAERAH: MENGGUNAKAN MODEL “POWER”

    Model Summary

    R R Square Adjuste