21
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN DIREKTORAT PELAKSANAAN ANGGARAN TAHUN 2019 Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran (IKPA): Kebijakan Tahun 2019

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK …rokeu.depkes.go.id/rokeubmn2/images/materi/bogorjan2019/...KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN DIREKTORAT PELAKSANAAN

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK …rokeu.depkes.go.id/rokeubmn2/images/materi/bogorjan2019/...KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN DIREKTORAT PELAKSANAAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

DIREKTORAT PELAKSANAAN ANGGARANTAHUN 2019

Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran (IKPA):Kebijakan Tahun 2019

Page 2: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK …rokeu.depkes.go.id/rokeubmn2/images/materi/bogorjan2019/...KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN DIREKTORAT PELAKSANAAN

Landasan Hukum

Menteri Keuangan selaku BUN dan Menteri/Pimpinan Lembagaselaku PA melakukan monitoring dan evaluasi atas pelaksanaananggaran belanja Kementerian Negara/Lembaga untuk menjaminefektivitas pelaksanaan anggaran, efisiensi penggunaan anggaran,dan kepatuhan terhadap regulasi pelaksanaan anggaran.

Hasil monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan anggaran belanjaKementerian Negara/Lembaga yang dilakukan oleh Menteri Keuangan selaku BUN sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat ( 1) huruf a, digunakan oleh Menteri Keuangan selaku BUN untuk: a. evaluasi kinerja pelaksanaan anggaran; b. pengendalian belanjanegara; dan c. peningkatan efisiensi anggaran belanja.

Pasal 4 PMK Nomor 195/2018 tentangMonev Pelaksanaan Anggaran Belanja K/L

Pasal 131 PP Nomor 45/2013 jo. PP Nomor 50/2018 tentang

Tata Cara Pelaksanaan APBN

Menteri Keuangan selaku BUN menggunakan hasil monitoring danevaluasi atas pelaksanaan anggaran belanja oleh Menteri Keuanganselaku BUN sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk: a. evaluasikinerja pelaksanaan anggaran; b. pengendalian belanja negara; danc. peningkatan efisiensi anggaran belanja.

Ayat 1 Ayat 2

Evaluasi kinerja pelaksanaan anggaran sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf a diwujudkan dalambentuk pengukuran kualitas kinerja menggunakanIKPA.

Ayat 1 Ayat 2

Page 3: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK …rokeu.depkes.go.id/rokeubmn2/images/materi/bogorjan2019/...KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN DIREKTORAT PELAKSANAAN

POLA PIKIR DALAM MELAKSANAKAN ANGGARAN

OU

TCO

ME

PREAMBULE TUJUAN BERNEGARA KOMITMEN NASIONAL RPJMN

UNDANG-UNDANG

PERATURAN PEMERINTAH

PERATURAN PRESIDEN

PERATURAN MENTERI

PERATURAN DIRJEN

SURAT-SURAT

PMK

PERDIRJEN PBNPER-XX/PB/20XX

SE DIRJEN PBNSE-XX/PB/20XX

GOOD GOVERNANCE

AKTIVITAS PENGADAAN

BARANG DAN JASA

DIPA

Kontrak/SuratKeputusan

Berita Acara & Pernyataan

SPPSPMSP2D

PelaksanaanPekerjaan

Hasil/Output

LKPP

SEBESAR-BESARNYA KEMAKMURAN RAKYAT

LAYANAN PUBLIK

3

Page 4: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK …rokeu.depkes.go.id/rokeubmn2/images/materi/bogorjan2019/...KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN DIREKTORAT PELAKSANAAN

TIMEFRAME PENCAPAIAN OUTPUT SECARA IDEAL

Fungsi APBN adalah untukoperasionalisasi pemerintahan,penyediaan layanan publik, danmendorong pertumbuhan ekonomi

Dalam satu tahun fiskal, APBN yang telah ditetapkan

harus dapat memenuhi ketiga fungsi tersebut.

Pemenuhan fungsi dicerminkan denganpencapaian output, outcome, & impactdalam satu kurun waktu tahun anggaransesuai RKP dan renja K/L

TAHUN FISKAL ... PERIODE PELAKSANAAN APBN

PENCAPAIAN OUTPUT Sesuai dengan fungsi APBN, sejak

dilaksanakan harus menghasilkanoutput;

Kerangka waktu pencapaian outputharus dibatasi s/d Triwulan III

PENCAPAIAN OUTCOME Outcome adalah manfaat dari belanja

negara terhadap pelayanan publik danpembangunan.

Output harus dirasakan oleh masyarakatsecepat mungkin dan keseluruhanoutcome tercapai pada akhir tahun.

PENCAPAIAN IMPACT Impact adalah dampak dari belanja

negara pada APBN; Impact harus dicapai sesuai dengan

RKP dan kebijakan fiskal tahunbersangkutan.

4

Page 5: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK …rokeu.depkes.go.id/rokeubmn2/images/materi/bogorjan2019/...KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN DIREKTORAT PELAKSANAAN

5

Definisi IKPA

adalah indikator yang ditetapkan oleh Kementerian Keuangan selaku BUNuntuk mengukur kualitas kinerja pelaksanaan anggaran belanjaKementerian Negara/Lembaga dari sisi kesesuaian terhadapperencanaan, efektivitas pelaksanaan anggaran, efisiensi pelaksanaananggaran, dan kepatuhan terhadap regulasi

Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran (IKPA)

“Peraturan Menteri Keuangan Nomor 195/PMK.05/2018 tentang

Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Belanja K/L

Page 6: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK …rokeu.depkes.go.id/rokeubmn2/images/materi/bogorjan2019/...KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN DIREKTORAT PELAKSANAAN

6

Tujuan Pengukuran Kinerja dengan IKPA

Kelancaran Pelaksanaan Anggaran:(Pembayaran/Realisasi Anggaran, Penyampaian Data Kontrak, Penyelesaian Tagihan, SPM yang Akurat, Kebijakan Dispensasi SPM)

Mendukung Manajemen Kas:(Pengelolaan UP/TUP, Revisi DIPA, Renkas/RPD, Deviasi Halaman III DIPA, ReturSP2D)

Meningkatkan Kualitas Laporan Keuangan (LKKL/LKPP):(Penyampaian LPJ Bendahara dan Penyelesaian Pagu Minus Belanja)

MenjaminKetercapaian

Keluaran/Output (Output Delivery)

1

3

2

Page 7: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK …rokeu.depkes.go.id/rokeubmn2/images/materi/bogorjan2019/...KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN DIREKTORAT PELAKSANAAN

7

DIPA SPMTagihan

LPJ

LKKomitmen SP2D

AspekPerencanaan

Revisi DIPA

RevisiHalaman III

Kontrak UangPersediaan

PembelianBarang/Jasa

LS

Revolving UP

PencairanDana

Petunjuk OperasionalKegiatan (POK)

Aspek PelaksanaanAspek

Pertanggungjawan

BASTE-rekon/

LK

OUTPUT

RealisasiAnggaran

Tata Kelola & Proses Bisnis Pelaksanaan Anggaran

KERANGKA PENGUKURANKINERJA PELAKSANAAN ANGGARAN

Retur SP2D

Pengembalian SPM

RKA KL

Renkas/RPD Harian

Page 8: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK …rokeu.depkes.go.id/rokeubmn2/images/materi/bogorjan2019/...KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN DIREKTORAT PELAKSANAAN

8

SPAN RKAK/L

SPRINTOMSPAN IKPA

INTEGRASI IKPA PADA OM SPAN https://spanint.kemenkeu.go.id/

TUJUAN

Transparansi dan akuntabilitas Mudah diakses dan user friendly Real time dan by system

Menu IKPA terbagi atas 3 layer: (1) Nilai Indikator; (2) Rekap Transaksi; dan (3) DetilTransaksi.

Seluruh satker DJPb (sebagai satker dan Pembina K/L (BUN)) dapat mengakses IKPA dengan user dan password OM SPAN masing-masing, melalui perangkat PC maupunsmartphone, kapanpun & dimanapun.

Integrasi IKPA pada OM SPAN merupakanterobosan untuk menjamin perhitungan IKPA yang terotomasi untuk meningkatkanTransparansi dan Akuntabilitas.

1

2

3

Page 9: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK …rokeu.depkes.go.id/rokeubmn2/images/materi/bogorjan2019/...KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN DIREKTORAT PELAKSANAAN

Perkembangan IKPA Agregat K/LTahun 2016 - 2018

67,17 93,11

9

Capaian kinerja pelaksanaananggaran (IKPA)

mencerminkan peningkatanyang sangat signifikan

terhadap pola eksekusianggaran yang dilakukan

oleh satker K/L.

Sejak tahun 2016, capaianIKPA K/L telah meningkat

signifikan dari 67,17 menjadi 93,11.

2016 2018

Sumber: OMSPAN 06-01-19 (diolah)

Kesesuaiandengan

Perencanaan

KepatuhanterhadapRegulasi

EfektivitasPelaksanaan

Kegiatan

EfisiensiPelaksanaan

KegiatanNILAI KINERJA

Semester I 2016 72.50 55.89 69.45 70.00 67.17

Semester II 2016 80.77 59.33 69.53 70.00 69.82

Semester I 2017 67.19 76.68 79.11 62.98 77.09

Semester II 2017 73.42 74.16 82.32 76.99 82.19

Semester I 2018 82.63 87.50 92.72 85.51 85.81

Semester II 2018 95.71 88.55 97.53 92.10 93.11

72.50

55.89

69.45 70.00 67.17

95.7188.55

97.5392.10 93.11

0.00

20.00

40.00

60.00

80.00

100.00

120.00

Nila

i Kin

erja

Page 10: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK …rokeu.depkes.go.id/rokeubmn2/images/materi/bogorjan2019/...KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN DIREKTORAT PELAKSANAAN

A. Kesesuaian Perencanaandan Penganggaran

B. Efektivitas Pelaksanaan Kegiatan

C. Kepatuhan Terhadap Regulasi

D. Efisiensi Pelaksanaan Kegiatan

12 INDIKATOR PENILAIAN

KINERJA PELAKSANAAN ANGGARAN

10

Page 11: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK …rokeu.depkes.go.id/rokeubmn2/images/materi/bogorjan2019/...KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN DIREKTORAT PELAKSANAAN

11

PEMBOBOTAN IKPA 2019

Realisasi TagihanData

Kontrak

Pengelolaan

UPRevisiDIPA

Retur

SP2DSPM Salah

RenkasLPJ Bendahara

DeviasiHal. III

Dispensasi

SPMPagu

Minus

20% 15% 15% 10% 5% 6%6%5%5%5% 4%4%BOBOT

INDIKATOR

Page 12: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK …rokeu.depkes.go.id/rokeubmn2/images/materi/bogorjan2019/...KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN DIREKTORAT PELAKSANAAN

12

No. Indikator Uraian Indikator KalkulasiBobot

(%)

Subkriteria

Sub

KriteriaNilai

1. Revisi DIPA

Dihitung berdasarkan jumlah revisi anggaran K/L per Satker. Data revisi

DIPA yang digunakan adalah untuk data revisi yang bersifat pergeseran

(dalam hal pagu tetap) dengan target 1x per triwulan.

σ𝑅𝑒𝑣𝑖𝑠𝑖 𝐷𝐼𝑃𝐴

σTarget Revisi DIPA5 100 /Rasio Revisi DIPA

2. Hal III DIPA

Dihitung berdasarkan rata-rata gap antara realisasi dengan rencana

penarikan dana (% gap realisasi terhadap rencana). Angka gap per

bulan yang diambil bernilai absolut sehingga dalam penghitungan rata-

rata gap tidak saling meniadakan. Perhitungan Deviasi s.d. bulan

November tahun berjalan.

𝑹𝒂𝒕𝒂 − 𝒓𝒂𝒕𝒂 ฮ൫ 𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 𝑃𝑒𝑛𝑎𝑟𝑖𝑘𝑎𝑛 𝐷𝑎𝑛𝑎 −

5100 - Rasio Rata-rata Deviasi

Hal III

3.Pengelolaan UP

Dihitung berdasarkan jumlah GUP yang tepat waktu dibagi seluruh

record GUP yang terdapat dalam set data.

σSPM GUP yang disampaikan tepat waktu

σSPM GUP𝑥 100 10

sesuai dengan rasio GUP yang

tepat waktu

4. Penyampaian

LPJ Bendahara

Dihitung berdasarkan rasio LPJ Bendahara yang tepat waktu

disampaikan terhadap seluruh LPJ Bendahara yang disampaikan ke

KPPN.

σData LPJ Bendahara yang disampaikan

tepat waktu

σLPJ Bendahara yang disampaikan ke

KPPN

𝑥100 5 sesuai dengan rasio lpj tepat

waktu

5. Data Kontrak

Dihitung berdasarkan rasio data kontrak (diatas Rp 200 Juta) yang tepat

waktu disampaikan terhadap seluruh kontrak yang disampaikan ke

KPPN.

σ Data kontrak yang disampaikan tepat waktu

σ data kontrak yang disampaikan ke KPPN𝑥100 15

sesuai dengan rasio data

kontrak yang tepat waktu

6. Penyelesaian

Tagihan

Dihitung berdasarkan rasio penyelesaian tagihan atas kontrak diatas Rp

200 Juta yang tepat waktu dibagi dengan seluruh SPM LS Kontraktual

Non Belanja Pegawai yang disampaikan ke KPPN

σ 𝑇𝑎𝑔𝑖ℎ𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑝𝑎𝑡 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢

σ 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑇𝑎𝑔𝑖ℎ𝑎𝑛𝑥100 15

sesuai dengan rasio tagihan

tepat waktu

7. Penyerapan

Anggaran

Dihitung berdasarkan persentase realisasi anggaran terhadap pagu

DIPA efektif (dikurangi blokir). Target penyerapan anggaran KL untuk

Triwulan I sebesar 15%, Triwulan II sebesar 40%, Triwulan III sebesar

60%, dan Triwulan IV sebesar 90%. K/L dengan tingkat realisasi di atas

target per triwulan diberikan nilai maksimal.

σ 𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 𝐴𝑛𝑔𝑔𝑎𝑟𝑎𝑛

σ Pagu𝑥100 20

(Persentase Realisasi : Target

Realisasi) x 100

PENGUKURAN DAN PEMBOBOTAN IKPA (1)

Page 13: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK …rokeu.depkes.go.id/rokeubmn2/images/materi/bogorjan2019/...KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN DIREKTORAT PELAKSANAAN

13

PENGUKURAN DAN PEMBOBOTAN IKPA (2)

No. Indikator Uraian Indikator KalkulasiBobot

(%)

Subkriteria

Sub

kriteriaNilai

8. Retur SP2DDihitung dengan membandingkan jumlah retur SP2D dengan Jumlah

SP2D yang terbit

σRetur SP2D

σSP2D 𝑇𝑒𝑟𝑏𝑖𝑡𝑥100 5 100 - Rasio Retur SP2D

9. Renkas

Dihitung berdasarkan rasio Renkas yang tepat waktu disampaikan

sesuai nilai rencana penarikan dan kategori KPPN terhadap seluruh

Renkas yang disampaikan ke KPPN.

σdata Renkas yang disampaikan

tepat waktu

σRenkas yang disampaikan ke

KPPN

𝑥100 6Sesuai dengan Rasio

renkas tepat waktu

10.Pengembalian/

Kesalahan SPMDihitung berdasarkan jumlah pengembalian SPM oleh KPPN

Terdapat 4 rentang jumlah SPM yang

dikembalikan/salah6

1-100 SPM 99

101-500

SPM97

501-1000

SPM94

>1000 SPM 90

11.Dispensasi

Penyampaian SPM

Dihitung berdasarkan jumlah SPM yang mendapat dispensasi karena

melewati batas waktu penyampaian SPM pada akhir tahun anggaranTerdapat 4 rentang SPM yang mendapat dispensasi 4

1-10 99

11-30 97

31-50 94

>50 90

12. Pagu MinusDihitung berdasarkan persentase pagu minus (level 6 digit/akun)

terhadap pagunya

σ𝑃𝑎𝑔𝑢 𝑀𝑖𝑛𝑢𝑠

σPagu𝑥100 4 100 - Rasio pagu minus

Page 14: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK …rokeu.depkes.go.id/rokeubmn2/images/materi/bogorjan2019/...KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN DIREKTORAT PELAKSANAAN

14

Tren Realisasi Anggaran Belanja K/L 2014-2018

jan feb mar apr mei jun jul ags sep okt nov des

2014 2.34% 2.71% 5.16% 5.56% 5.69% 6.40% 9.08% 6.78% 7.96% 7.46% 9.59% 20.36%

2015 1.40% 2.51% 4.12% 4.94% 4.73% 5.64% 7.93% 7.00% 7.60% 8.37% 10.03% 22.48%

2016 1.91% 3.15% 5.33% 5.71% 6.44% 10.46% 5.25% 7.51% 8.05% 6.59% 8.43% 16.70%

2017 1.81% 3.35% 5.92% 5.12% 6.93% 8.50% 7.79% 7.59% 6.95% 7.35% 10.05% 20.15%

2018 2.19% 3.79% 5.19% 6.80% 7.10% 7.00% 8.70% 7.08% 7.55% 8.14% 8.66% 16.38%

0.00%

5.00%

10.00%

15.00%

20.00%

25.00%

PER

SEN

TASE

PEN

YER

APA

N A

NG

GA

RA

N

RATA-RATA SERAPAN

TARGET SERAPAN

TW I

TW II

TW III

TW IV

10,11%

29,58%

52,14%

88,29%

15%

40%

60%

90%

Pola penyerapan anggaran belanja K/L selama 5 tahun terakhir terkonsentrasi pada Triwulan IV dengan kisaran pada rentang 30%-40% daripagu DIPA. Tren ini semakin membaik di tahun 2018, dimana realisasi anggaran semakin proporsional dan penumpukkan pencairan di bulanDesember semakin berkurang.

Page 15: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK …rokeu.depkes.go.id/rokeubmn2/images/materi/bogorjan2019/...KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN DIREKTORAT PELAKSANAAN

15

Langkah-Langkah Strategis Peningkatan IKPA (1)

No. Indikator Keterangan/Penjelasan Langkah Peningkatan

1. Revisi DIPA

1. Jenis revisi anggaran yang diperhitungkan adalah revisi dalam

kewenangan pagu tetap (tidak masuk adalah revisi dalam

kewenangan pagu berubah dan revisi administratif).

2. Frekuensi revisi hanya diperkenankan 1x dalam rentang triwulanan.

Apabila dalam satu triwulan akan ada 2x revisi, maka revisi yang

kedua agar diajukan pada triwulan berikutnya.

1. Untuk mempertahankan capaian ini, maka Satker agar sangat

selektif dalam melakukan pergeseran anggaran dalam revisi

DIPA (pagu tetap).

2. Selain itu, Satker agar dapat mengelola dan menghimpun

kebutuhan revisi anggaran untuk kemudian dapat dijadwalkan

dengan frekuensi revisi yang akan diajukan baik kepada

DJA maupun Kanwil DJPb sebanyak 1 kali dalam 1

triwulan.

2.Deviasi Halaman

III DIPA

1. Halaman III DIPA memuat Rencana Penarikan Dana (RPD) per

bulan sepanjang tahun anggaran berjalan atas pelaksanaan

anggaran yang dilakukan pada suatu satker.

2. Validitas dan keakuratan RPD pada Halaman III DIPA sangat

penting untuk menjaga likuiditas Kas Negara guna memenuhi

kebutuhan penyediaan dana bagi pencairan anggaran atas suatu

DIPA.

3. Keakuratan Deviasi Halaman III pada IKPA dihitung untuk rencana

yang dieksekusi sampai dengan bulan November tahun anggaran

berjalan.

1. Untuk meningkatkan nilai capaian pada indikator ini, seluruh

satker yang memiliki deviasi tinggi, agar melakukan

penyesuaian rencana kegiatan dan realisasi anggaran dengan

mengajukan revisi administratif penyesuaian Halaman III

DIPA ke Kanwil DJPb pada triwulan berjalan.

2. Satker agar lebih disiplin dalam melaksanakan kegiatan dan

pencairan dananya, dan menjadikan RPD pada Halaman III

DIPA sebagai plafon pencairan dana bulanan secara internal

pada Satker.

Page 16: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK …rokeu.depkes.go.id/rokeubmn2/images/materi/bogorjan2019/...KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN DIREKTORAT PELAKSANAAN

16

Langkah-Langkah Strategis Peningkatan IKPA (2)

No. Indikator Keterangan/Penjelasan Langkah Peningkatan

3. Pengelolaan UP

1. SPM GUP merupakan sarana pertanggungjawaban belanja atas

penggunaan UP pada Bendahara Pengeluaran.

2. Jenis UP yang diperhitungkan dalam IKPA adalah UP Tunai (tidak

termasuk UP yang menggunakan Kartu Kredit Pemerintah).

3. Pertanggungjawaban UP tepat waktu sangat penting agar belanja

dapat segera dibebankan pada DIPA satker masing-masing sebagai

realisasi anggaran.

Untuk meningkatkan nilai capaian pada indikator ini, maka seluruh

satker agar memperhatikan periode pengajuan SPM GUP dari

SP2D UP/GUP terakhir paling lambat dalam rentang 30 hari

kalender ( pengajuan GUP minimal sekali dalam sebulan ke

KPPN) dan tidak menambah frekuensi SPM GUP yang terlambat.

4. LPJ Bendahara

1. LPJ Bendahara Pengeluaran merupakan sarana

pertanggungjawaban atas uang yang dikelolanya.

2. LPJ dibuat oleh bendahara setiap bulan dan disampaikan paling

lambat tanggal 10 bulan berikutnya atau hari kerja sebelumnya jika

tanggal 10 adalah hari libur kepada KPPN.

3. Penyampaian LPJ dilakukan dengan menu upload pada Aplikasi

SPRINT, dan terhitung sejak Satker pertama kali melalukan upload

tersebut.

Satker agar senantiasa meningkatkan kedisiplinan, ketertiban, dan

ketepatan waktu dalam penyampaian LPJ sebelum tanggal 10

bulan berikutnya, dan memastikan data LPJ telah terverifikasi

oleh KPPN pada Aplikasi SPRINT.

Page 17: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK …rokeu.depkes.go.id/rokeubmn2/images/materi/bogorjan2019/...KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN DIREKTORAT PELAKSANAAN

17

Langkah-Langkah Strategis Peningkatan IKPA (3)

No. Indikator Keterangan/Penjelasan Langkah Peningkatan

5.Penyampaian Data

Kontrak

1. Kontrak yang dihitung pada IKPA merupakan kontrak dengan nilai

diatas Rp 200 Juta (bukan hasil pengadaan langsung menurut

batasan Perpres No. 16/2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa

Pemerintah).

2. ADK kontrak maksimal disampaikan ke KPPN 5 hari kerja sejak

tanggal tanda tangan kontrak sampai dengan tanggal

penyampaian/konversi di KPPN.

Untuk meningkatkan nilai capaian indikator ini, satker agar

senantiasa meningkatkan kedisiplinan, ketertiban, dan ketepatan

waktu dalam penyampaian data kontrak sebelum 5 hari kerja

setelah ditanda tangani dan dipastikan verifikasi kebenaran

data kontraknya (approval) oleh KPPN.

6.Penyelesaian

Tagihan

1. Indikator ini diukur berdasarkan ketepatan waktu penyelesaian

tagihan kontraktual (SPM LS Kontraktual Non-Belanja Pegawai)

yang ADK nya telah disampaikan ke KPPN (dengan nilai kontrak

diatas Rp 200 Juta).

2. Penyelesaian tagihan dihitung dengan ketentuan selambat-

lambatnya selama 17 hari kerja setelah BAST/BAPP, satker telah

diterbitkan SPM tagihan dimaksud ke KPPN.

Untuk meningkatkan nilai capaian indikator ini, Satker agar

senantiasa meningkatkan kedisiplinan, ketertiban, dan ketepatan

waktu dalam penyelesaian tagihan kontraktual (LS Non-Belanja

Pegawai) paling lambat dalam 17 hari kerja setelah BAST

ditanda- tangani sudah diajukan SPM-nya ke KPPN. Selain itu,

satker agar teliti, lengkap, dan akurat dalam pengisian uraian pada

SPM terutama untuk tanggal dan nomor BAST/BAPP.

Page 18: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK …rokeu.depkes.go.id/rokeubmn2/images/materi/bogorjan2019/...KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN DIREKTORAT PELAKSANAAN

18

Langkah-Langkah Strategis Peningkatan IKPA (4)

No. Indikator Keterangan/Penjelasan Langkah Peningkatan

7.Penyerapan

Anggaran

1. Indikator ini dihitung dari pemenuhan realisasi anggaran secara

proporsi penyerapan anggaran pada setiap triwulan: Triwulan I

(15%), Triwulan II (40%), Triwulan III (60%), dan Triwulan IV

(90%).

2. Pagu anggaran pembagi diperhitungkan sebagai pagu efektif,

dimana pagu anggaran DIPA dikurangi dengan pagu yang masih

diblokir.

1. Untuk mempertahankan capaian ini, maka Satker agar

senantiasa memperhatikan progres penyerapan anggaran

secara proporsional dari pagu DIPA efektif.

2. Memperbaiki perencanaan dan eksekusi kegiatan secara relevan

dan terjadwal, tidak menumpuk pencairan anggaran pada

akhir tahun.

8. Retur SP2D

1. Indikator ini dihitung dari rasio SP2D yang diretur dengan jumlah

SP2D total yang telah terbit.

2. Semakin sedikit SP2D yang diretur, maka indikator ini semakin

bagus.

1. Untuk meningkatkan nilai capaian indikator ini, satker agar

senantiasa meningkatkan ketelitian dalam memproses

dokumen pembayaran dalam SPM terutama kebenaran dan

keakuratan nama dan nomor rekening bank Pihak Ketiga/

penerima pembayaran.

2. Diperlukan proses konfirmasi atas status aktif rekening penerima.

Apabila terjadi retur SP2D, satker agar berkoordinasi dengan

KPPN untuk penyelesaiannya tidak lebih dari 7 hari kerja.

Page 19: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK …rokeu.depkes.go.id/rokeubmn2/images/materi/bogorjan2019/...KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN DIREKTORAT PELAKSANAAN

19

Langkah-Langkah Strategis Peningkatan IKPA (5)

No. Indikator Keterangan/Penjelasan Langkah Peningkatan

9. Perencanaan Kas

1. Indikator ini dihitung dari rasio ketepatan waktu penyampaian

renkas/RPD Harian yang disampaikan ke KPPN untuk jenis

transaksi besar (Diatas Rp 1 Miliar).

2. Renkas tepat waktu akan mendukung terwujudnya likuiditas Kas

Negara yang terencana dan terkendali.

Untuk meningkatkan nilai capaian indikator ini, Satker agar

senantiasa meningkatkan kedisiplinan, ketertiban, dan

ketepatan waktu dalam penyampaian Renkas (RPD Harian)

untuk transaksi pencairan dana dalam kategori besar (> Rp 1

Miliar) yang memerlukan penyampaian renkas dengan tidak lebih

dari 5 hari kerja sejak tanggal APS pada Aplikasi SAS sampai

dengan pengajuan SPM ke KPPN.

10.Pengembalian/

Kesalahan SPM

1. Indikator ini dihitung dari besaran/jumlah SPM yang terdapat

kesalahan secara substantif dan dikembalikan oleh KPPN.

2. Pengembalian SPM secara substantif biasanya disebabkan oleh

kesalahan pengisian data supplier, sehingga SPM harus diperbaiki

oleh Satker.

3. Pengembalian SPM berpotensi menyebabkan tagihan tidak dapat

dibayarkan secara tepat waktu.

Untuk meningkatkan nilai capaian indikator ini, satker agar

senantiasa meningkatkan ketelitian dalam memproses dokumen

pembayaran dalam SPM terutama kebenaran dan keakuratan

data supplier yang telah dicocokkan dengan data yang ada

pada OM SPAN maupun data identitas supplier yang terkonfirmasi

dengan pihak bank agar SPM yang diajukan tidak tertolak oleh

KPPN.

Page 20: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK …rokeu.depkes.go.id/rokeubmn2/images/materi/bogorjan2019/...KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN DIREKTORAT PELAKSANAAN

20

Langkah-Langkah Strategis Peningkatan IKPA (6)

No. Indikator Keterangan/Penjelasan Langkah Peningkatan

11. Pagu Minus

1. Pagu Minus dihitung akhir tahun (triwulan IV) untuk sesuai jenis

belanja sampai dengan level 6 digit/akun.

2. Pagu minus dapat terjadi akibat kekurangan anggaran maupun

karena pergeseran akun (revisi POK) yang belum dilakukan

penyamaan data/revisi ke Kanwil DJPb.

Satker-satker yang memiliki pagu minus agar dapat segera

menyelesaikan pagu minus dengan mempersiapkan revisi

anggaran untuk menutup pagu minus tersebut.

12. Dispensasi SPM

1. Dispensasi SPM dihitung berdasarkan jumlah SPM yang terlambat

disampaiakan melewati batas-batas akhir SPM pada akhir tahun

anggaran.

2. Dikenakan penalti nilai sesuai dengan rentang SPM yang

mendapat dispensasi.

Satker agar senantiasa memantau progres penyelesaian kegiatan

sesuai rencana, menetapkan mitigasi risiko penyelesaian pekerjaan

dan pembayaran, dan menghitung prognosis belanja agar dapat

dieksekusi tepat waktu untuk menghindari penumpukkan pencairan

anggaran pada akhir tahun.

Page 21: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK …rokeu.depkes.go.id/rokeubmn2/images/materi/bogorjan2019/...KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN DIREKTORAT PELAKSANAAN

TERIMA KASIHDIREKTORAT PELAKSANAAN ANGGARAN – DITJEN PERBENDAHARAAN

Telepon (021) 3449230 PSW. 5709Faksimili (021) 3813039

Gedung Prijadi Praptosuhardjo I lt IV

JL. Lapangan Banteng Timur No. 2-4

Jakarta 10710

SITUS:www.djpb.kemenkeu.go.id