14
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT BADAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH PUSAT PENGEMBANGAN KAWASAN STRATEGIS Jalan Pattimura No. 20 Kebayoran Baru Jakarta Selatan 12110 Tlp.(021) 27513546 NOTA DINAS Nomor: Kepada Yth. : Kepala Pusat Pengembangan Kawasan Strategis Dari : Kepala Bidang Keterpaduan Infrastruktur Kawasan Strategis Hal : Laporan Workshop Konsultasi Publik Penyusunan Kerangka Acuan Kerja Integrated Tourism Master Plan (ITMP) Labuan Bajo – Flores Tanggal : September 2019 Menindaklanjuti penugasan kepada kami untuk melaksanakan kegiatan Konsultasi Publik sesuai undangan dari Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional nomor 10495/Dt.1.5/08/2019 hal Konsultasi Publik Penyusunan Kerangka Acuan Kerja Integrated Tourism Master Plan (ITMP) Labuan Bajo – Flores tanggal 30 Agustus 2019 dan menyampaikan paparan dengan judul Kerangka Acuan Kerja (KAK) Rencana Induk Pariwisata Terpadu (RIPT) ITMP Labuan Bajo – Flores dengan hormat kami laporkan hal-hal sebagai berikut: 1. Workshop dilaksanakan pada tanggal 30 Agustus 2019 di Ruang Gabriel, Jayakarta Suites Hotel, Labuan Bajo – Flores yang dibuka oleh oleh Staf Ahli Menteri Pariwisata Bidang Kemaritiman dengan tema pembahasan “Program Pembangunan Pariwisata Terintegrasi dan Berkelanjutan (P3TB)”. Pembahasan dilanjutkan dengan paparan oleh Kepala Bidang Keterpaduan Kawasan Strategis melalui tema “Kerangka Acuan Kerja (KAK) Rencana Induk Pariwisata Terpadu (RIPT) ITMP Labuan Bajo – Flores” dengan dimoderatori oleh Kepala Bidang Evaluasi Bappeda Provinsi Nusa Tenggara Timur. 2. Workshop ini dihadiri oleh unsur pusat: Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah NTT, Balai Wilayah Sungai NTT II, Direktorat Rumah Swadaya, Asisten Kedeputian Manajemen Strategis-Kemenpar, BOP Labuan Bajo, Balai Taman Nasional Komodo, Direktorat Investasi-BKPM, Direktorat Industri, Pariwisata, dan Ekonomi Kreatif-Bappenas. OPD Provinsi diwakili oleh Bappeda, Dinas PUPR, Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Dinas LHK, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, dan Dinas Sosial. Sementara itu dari Kabupaten terdapat perwakilan dari OPD Manggarai Barat, Ende, dan Ngada. Perwakilan akademisi dan masyarkat diwakili oleh Fakultas Pengelolaan Perhotelan-Politeknik El Bajo dan Sustour. Sedangkan yang tidak hadir adalah pewakilan dari Ditjen Bina Marga, Asdep Investasi Pariwisata, Asdep Kedeputian Infrastruktur Pelayaran, Perikanan, dan Pariwisata-Kemenkomar, OPD Manggarai, OPD Manggarai Timur, OPD Nagekeo. 3. OPD Manggarai adalah yang wilayah administrasinya terdapat usulan KTA Wae Rebo, OPD Manggarai Barat dengan usulan KTA Komodo, dan OPD Ende dengan usulan KTA Danau Kelimutu. Ketiga KTA tersebut merupakan prioritas

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT …p3tb.pu.go.id/uploads_file/20191231050615.20190830... · KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT BADAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR

  • Upload
    others

  • View
    6

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT …p3tb.pu.go.id/uploads_file/20191231050615.20190830... · KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT BADAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT BADAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH P U S A T P E N G E M B A N G A N K A W A S A N S T R A T E G I S Jalan Pattimura No. 20 Kebayoran Baru – Jakarta Selatan 12110 Tlp.(021) 27513546

 

NOTA DINAS

Nomor:

Kepada Yth. : Kepala Pusat Pengembangan Kawasan Strategis Dari : Kepala Bidang Keterpaduan Infrastruktur Kawasan Strategis Hal : Laporan Workshop Konsultasi Publik Penyusunan Kerangka

Acuan Kerja Integrated Tourism Master Plan (ITMP) Labuan Bajo – Flores

Tanggal : September 2019

Menindaklanjuti penugasan kepada kami untuk melaksanakan kegiatan Konsultasi Publik sesuai undangan dari Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional nomor 10495/Dt.1.5/08/2019 hal Konsultasi Publik Penyusunan Kerangka Acuan Kerja Integrated Tourism Master Plan (ITMP) Labuan Bajo – Flores tanggal 30 Agustus 2019 dan menyampaikan paparan dengan judul Kerangka Acuan Kerja (KAK) Rencana Induk Pariwisata Terpadu (RIPT) ITMP Labuan Bajo – Flores dengan hormat kami laporkan hal-hal sebagai berikut:

1. Workshop dilaksanakan pada tanggal 30 Agustus 2019 di Ruang Gabriel, Jayakarta Suites Hotel, Labuan Bajo – Flores yang dibuka oleh oleh Staf Ahli Menteri Pariwisata Bidang Kemaritiman dengan tema pembahasan “Program Pembangunan Pariwisata Terintegrasi dan Berkelanjutan (P3TB)”. Pembahasan dilanjutkan dengan paparan oleh Kepala Bidang Keterpaduan Kawasan Strategis melalui tema “Kerangka Acuan Kerja (KAK) Rencana Induk Pariwisata Terpadu (RIPT) ITMP Labuan Bajo – Flores” dengan dimoderatori oleh Kepala Bidang Evaluasi Bappeda Provinsi Nusa Tenggara Timur.

2. Workshop ini dihadiri oleh unsur pusat: Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah NTT, Balai Wilayah Sungai NTT II, Direktorat Rumah Swadaya, Asisten Kedeputian Manajemen Strategis-Kemenpar, BOP Labuan Bajo, Balai Taman Nasional Komodo, Direktorat Investasi-BKPM, Direktorat Industri, Pariwisata, dan Ekonomi Kreatif-Bappenas. OPD Provinsi diwakili oleh Bappeda, Dinas PUPR, Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Dinas LHK, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, dan Dinas Sosial. Sementara itu dari Kabupaten terdapat perwakilan dari OPD Manggarai Barat, Ende, dan Ngada. Perwakilan akademisi dan masyarkat diwakili oleh Fakultas Pengelolaan Perhotelan-Politeknik El Bajo dan Sustour. Sedangkan yang tidak hadir adalah pewakilan dari Ditjen Bina Marga, Asdep Investasi Pariwisata, Asdep Kedeputian Infrastruktur Pelayaran, Perikanan, dan Pariwisata-Kemenkomar, OPD Manggarai, OPD Manggarai Timur, OPD Nagekeo.

3. OPD Manggarai adalah yang wilayah administrasinya terdapat usulan KTA Wae Rebo, OPD Manggarai Barat dengan usulan KTA Komodo, dan OPD Ende dengan usulan KTA Danau Kelimutu. Ketiga KTA tersebut merupakan prioritas

Page 2: KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT …p3tb.pu.go.id/uploads_file/20191231050615.20190830... · KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT BADAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR

   

 

penanganan 5 tahun pertama dalam Integrated Tourism Master Plan (ITMP) Labuan Bajo – Flores.

4. Staf Ahli Menteri Pariwisata Bidang Kemaritiman Mengusulkan delineasi kawasan agar mencakup seluruh pulau flores karena terdapat Kawasan Strategis Pariwisata Nasional: KSPN Komodo, KSPN Kelimutu, dan KSPN Lembata. Pengembangan pariwisata harus melihat dari komponen. Penguatan ALCIS (attractiveness, localnes, competitivnes, inclusiveness, dan sustaineabitliy). Model bisnis yang dikembangkan harus memperhatikan dampak ekonomi sektor pariwisata untuk menghindarkan adanya kebocoran. Sehingga pengembangan wisata harus memberdayakan ekonomi lokal dan tidak tergantung pada impor bahan baku yang mengakibatkan masyarakat menjadi penonton dari aktivitas pariwisata.

5. Kepala Bidang Keterpaduan Kawasan Strategis Cakupan kajian ITMP Labuan Bajo diusulkan 3 (tiga) Key Tourism Area Labuan Bajo-Komodo, Waerebo, dan Kelimutu yang ditetapkan berdasarkan Kajian Market Analysis and Demand Assessment, Sustour, dan penetapan keanekaragaman hayati (biodiversity). Untuk prioritas pengembangan selama 5 (lima) tahun diprioritaskan di dalam ketiga KTA tersebut dengan seluruh pengembangan berada di Pulau Flores akan dilakukan hingga 25 tahun ke depan. Perlu melaksanakan courtesy meeting dengan gubernur terkait pengembangan ITMP Labuan Bajo-Flores karena pokja daerah untuk Provinsi NTT sudah ditetapkan. Kemudian, dalam penyusunan dokumen ITMP perlu ditambahkan indikator yang dapat menunjukan perubahan kualitas lingkungan dan perubahan nilai sosial budaya yang bergeser karena perkembangan wisata, baik didalam Taman Nasional Komodo maupun diluar Taman Nasional. Perlu penanganan terkait aspek infrastruktur limbah padat dan buangan akhir limbah B3 di Labuan Bajo serta penguatan aspek penanggulangan bencana, karena banyak investasi dilakukan di pesisir dan pulau-pulau.

6. Terdapat sesi diskusi aspirasi daerah terkait usulan dan kesiapan program (readiness criteria) dalam mendukung kawasan wisata Labuan Bajo – Flores yang terbagi menjadi 2 (dua) desk. Desk I membahas tentang peningkatan kualitas aksesibilitas dan pelayanan dasar, sementara Desk II membahas tentang peningkatan kapasitas kelembagaan dan partisipasi masyarakat dalam sektor pariwisata.

7. Beberapa kesepakatan yang disepakati dalam kegiatan ini antara lain: a. Peserta workshop yang hadir agar mempelajari rancangan KAK yang

diberikan untuk kemudian menyampaikan usulan-usulan penting yang perlu dimasukkan dalam penyusunan KAK ITMP Labuan – Bajo. Penyampaian usulan paling lambat diajukan pada Jum’at, 5 September 2018.

b. Peserta workshop yang hadir agar memberikan masukan terkait program dan kesiapan program (readiness criteria) terkait dukungan infrastruktur PUPR dan Pemda tahun 2019 dan 2020 yang mendukung kawasan wisata Labuan Bajo – Flores. Peserta workshop yang hadir menandatangani Berita Acara usulan program tersebut sebagai bentuk persetujuan terhadap penanganan yang akan dilakukan pada tahun 2019 dan 2020.

Page 3: KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT …p3tb.pu.go.id/uploads_file/20191231050615.20190830... · KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT BADAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR

   

 

c. Program baseline 2019-2020 yang dilaksakan dan akan dilaksanakan oleh Kementerian Pariwisata dan Kementerian PUPR yang merupakan hasil kesepakatan telah diunggah ke dalam tautan bit.ly/PROGRAMLABUANBAJO.

Demikian disampaikan, atas perhatian dan perkenan arahan Bapak lebih lanjut, diucapkan terima kasih.

Kepala Bidang Keterpaduan Infrastruktur Kawasan Strategis,

Dr. Ir. Maulidya Indah Junica, MSc. NIP. 19670620 199403 2 002

Tembusan Kepada Yth.: Kepala Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah.

Page 4: KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT …p3tb.pu.go.id/uploads_file/20191231050615.20190830... · KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT BADAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR

   

 

Lampiran 1 : Nota Dinas Kepala Bidang Keterpaduan Infrastruktur Kawasan Strategis

Nomor : Tanggal : September 2019

Tujuan Kegiatan:

1 Pembahasan Workshop Konsultasi Publik Penyusunan KAK ITMP Labuan Bajo – Flores.

No Pembicara/Penanggap Butir – Butir Penting

Xaverius Teguh, MA.

Staf Ahli Menteri Bidang Kemaritiman, Kementerian Pariwisata

1. Terdapat pendekatan kaidah perencanaan wilayah atau pariwisata yaitu sustainable tourism development yang terdiri dari spatial entity, economic/business entity, social culture entity, dan ecological and environment entity.

2. Perlu dilakukan konsolidasi internal dengan rencana eksisting yang ada agar terintegrasi dan terpadu.

3. Labuan Bajo dijadikan destinasi prioritas yang menjadi prime mover dan center of growth di bidang pariwisata sesuai visi Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur.

RESUME KEGIATAN

No. Surat Undangan: 10495/Dt.1.5/08/2019

Disusun Oleh:

1. Dr. Ir. Maulidya Indah Junica, M.Sc

2. Raymond Tirtoadi, SE., MA. 3. Satria Taru Winursita, ST

Judul:

Workshop Konsultasi Publik Penyusunan Kerangka Acuan Kerja Integrated Tourism Master Plan (ITMP) Labuan Bajo – Flores Lokasi:

Ruang Gabriel, Jayakarta Suites Hotel Labuan Bajo – Flores

Hari, Tanggal Survei :

Jum’at, 30 Agustus 2019

Agenda Rapat :

1. Konsultasi Publik Penyusunan Kerangka Acuan Kerja Integrated Tourism Master Plan (ITMP) Labuan Bajo – Flores

2. Diskusi Aspirasi Daerah Terkait Usulan dan Kesiapan Program (Readiness Criteria) dalam Mendkung Kawasan Wisata Labuan Bajo – Flores.

Pimpinan Rapat: Kepala Bidang Keterpaduan Infrastruktur Kawasan Strategis

Lampiran: 1

Page 5: KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT …p3tb.pu.go.id/uploads_file/20191231050615.20190830... · KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT BADAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR

   

 

4. Delineasi Kawasan Pariwisata Labuan Bajo Flores sesuai Perpres 32 Tahun 2018 tentang Badan Otorita Pengelola Kawasan Pariwisata Labuan bajo Flores mencakup 3 Destinasi Pariwisata Nasioanal (DPN), sehingga perlu disepakati cakupan wilayahnya.

5. Framework dalam mengembangkan destinasi wisata terdiri dari 4 entitas yaitu spasial, ekonomi, sosial budaya dan ekologi lingkungan.

6. Destinasi wisata harus dikapitalisasai agar dapat meningkatkan kualitas pariwisata serta menjaga agar tetap lestari dan berkelanjutan.

7. Rata-rata lama menginap (length of stay) wisatawan di Labuan Bajo adalah 10 hari dengan pengeluaran (spending) 1200 USD atau 120 USD per hari. Perlu disusun strategi untuk menaikan rata-rata tersebut.

8. Pengembangan destinasi premium dapat diartikan sebagai pengembagan destinasi yang berkualitas dan unik sehingga dapat menghadirkan pengalaman yang otentik dan prima. Konsep destinasi premium memiliki basis pada pengembangan eco-heritage, marine, dan cultural landscape dengan pehitungan proyeksi yang lebih jelas.

9. Peningkatan aktivitas di sektor pariwisata menyumbang lompatan ekonomi sebesar 300% di Kabutapen Manggarai Barat dengan ditandai dengan peningkatan jumlah wisatawan yang cukup signifikan.

10. Terdapat 5 strategi percepatan pembangunan di Labuan Bajo, yaitu:

a) Perluasan runway b) Pengelola bandara akan dilelang c) Pembangunan trotoar dan

memperlebar jalan d) Pemindahan pelabuhan kontainer e) Segmentasi pariwisata premium

11. Segmentasi wisata Labuan Bajo menyasar generasi milenial sehingga pengembangan kawasan wisata harus bisa mengakomodir kebutuhan dan keinginan segmentasi tersebut.

12. Penguatan ALCIS yang terdiri dari attractiveness, localness, competitiveness, inclusiveness, dan sustainabitliy.

13. Sumber daya manusia dan hospitality management harus terintegrasi dengan transformasi sosial budaya.

14. Bisnis model harus memperhatikan kebutuhan yang menunjang daya saing pariwisata di Labuan Bajo, baik kebutuhan yang dapat dipenuhi secara mandiri (linkage) ataupun impor dari wilayah lain (leakage).

15. Cakupan komponen dalam ITMP:

Page 6: KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT …p3tb.pu.go.id/uploads_file/20191231050615.20190830... · KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT BADAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR

   

 

a) Kapasitas kelembagaan dan pengelolaan secara terpadu dan berkelanjutan

b) Kualitas infrastruktur dan akses pelayanan dasar

c) Partisipasi local dalam perekonomian sektor pariwisata

d) Lingkungan kondusif untuk investasi swasta di bidang pariwisata

Dr. Ir. Maulidya Indah Junica, M.Sc.

Kepala Bidang Keterpaduan Infrastruktur Kawasan Strategis, BPIW, Kementerian PUPR

16. Komitmen pengembangan pariwisata dilakukan oleh berbagai pihak, sehingga perlu kerjasama dari seluruh stakeholder yang ada baik pemerintah, maupun non pemerintah seperti komunitas, akademisi, dan media.

17. Terdapat 3 buku yang dibagikan kepada peserta workshop yaitu bahan paparan yang berisi rangkuman KAK, KAK lengkap, serta kumpulan program Kementerian PUPR dan Kementerian Pariwisata tahun 2019 dan 2020 sebagai subyek untuk diskusi.

18. Setiap peserta workshop agar menyampaikan program 2019 yang sedang berjalan termasuk APBD dan RPJMD berikutnya dalam APBD 2020 sebagai baseline serta untuk melihat komitmen stakeholder terkait yang terlihat dari anggaran.

19. Komitmen terkait sektor pariwisata di setiap kabupaten dapat terlihat dari ketersedian Perda tentang RIPPARDA.

20. Perlunya kesepakatan tentang delineasi yang dibahas dalam ITMP Labuan Bajo – Flores.

21. Penyusunan ITMP mencakup 8 kegiatan yang dikerjakan konsultan dengan pendampingan dari pemerintah, yaitu:

a) Analisis kerangka kelembagaan dan hukum, peraturan dan kebijakan

b) Analisis supply and demand pengembagan daerah wisata

c) Analisis kondisi awal (baseline) rencana tata ruang, kesenjangan infrastruktur dan obyek wisata serta fasilitas bagi pengunjung.

d) Artikulasi peluang dan hambatan lingkungan, sosial, sosial ekonomi, dan warisan budaya.

e) Penyusunan visi, proyeksi pertumbuhan, dan skenario pengembangan.

f) Perincian skenario pembangunan terpilih

g) Perumusan dan finalisasi rencana induk pariwisata terpadu

h) Memastikan keterlibatan aktif para pemangku kepentingan.

22. Output ITMP berupa perencanaan sehingga

Page 7: KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT …p3tb.pu.go.id/uploads_file/20191231050615.20190830... · KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT BADAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR

   

 

terdapat syarat kelengkapan yang harus dilakukan dengan rentang waktu jangka panjang (25 tahun) untuk menjamin bahwa perencanaan akan berlangsung dengan baik dan dilaksanakan.

23. Rencana pembangunan inti di Key Tourism Area (KTA) di 5 tahun pertama (Labuan Bajo, Komodo). KTA berikutnya pada periode 5 tahun setelahnya. Harapannya selama jangka waktu 25 tahun, seluruh KTA di Flores dapat terbangun.

24. Terdapat CPMU (Central Project Management Unit) yang mengelola ITMP karena terdapat bantuan loan yang terdiri 4 (empat) komponen yaitu infrastruktur, kapasitas kelembagaan dan SDM pariwisata, serta investasi.

25. Pengembangan pariwisata harus melihat zona otoritatif yaitu memperhatikan Undang-Undang yang melingkupi kawasan tersebut.

26. Terkait dengan tata kelola pokja daerah, Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur sudah menandatangani Surat Keputusan (SK) terkait tim pokja daerah.

27. Setelah kick off meeting ITMP Labuan Bajo – Flores, target berikutnya adalah mengadakan courtesy meeting dengan Gubernur bersama tim pokja pusat dan tim pokja daerah.

28. Terkait cakupan wilayah Labuan Bajo – Flores, hasil diskusi terakhir dengan World Bank diindikasikan sampai dengan KSPN Kelimutu di Ende, sehingga perencanaan 5 tahun pertama berfokus pada KTA Labuan Bajo, Wae Rebo, dan Kelimutu. Kemudian untuk perencanaan keseluruhan selama 25 tahun melingkupi seluruh wilayah Flores serta harus memperhatikan Biosfer di Kabupaten Bima untuk menjaga agar tetap berkelanjutan.

29. Peserta workshop agar menyampaikan readiness criteria terkait penanganan infrastruktur tahun 2019, jika tidak ada dapat diusulkan untuk penanganan 2020.

30. Tourism and economic baseline disusun berdasarkan tahun penyusunan ITMP. Jika dilakukan pada tahun 2020, diperlukan program sampai tahun 2020 sebagai baseline.

31. Ketersediaan data spasial dibutuhkan untuk menentukan output yang dapat dihasilkan berdasarkan ketersediaan data.

Moderator Perlunya masukan dan diskusi terkait penyusunan KAK ITMP untuk mengintegrasikan pembangunan pariwisata baik di level pusat, provinsi, dan kabupaten karena setiap daerah sudah memiliki RPJMD dan rancangan pembangunan terkait

Page 8: KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT …p3tb.pu.go.id/uploads_file/20191231050615.20190830... · KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT BADAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR

   

 

kepariwisataan.

SESI TANGGAPAN KAK

1 Edoardus Manek, S.T., Kasubdit Pengendalian dan Evaluasi Bapelitbangda Provinsi Nusa Tenggara Timur

1. Indonesia Tourism Development Project (ITDP), mengusulkan beberapa wilayah pengembangan pariwisata selain Labuan Bajo, seperti KSPN Labuan Bajo, KSN TN. Komodo, Nihiwatu, Sumba, KSN Mbay, Danau Kelimutu Ende Flores, KSN Perbatasan Negara (Ring of Beauty).

2. Beberapa titik yang diusulkan sampai 2025, diantaranya titik-titik pengembangan selain kawasan wisata antara lain lokasi KEK Mbay, KEK Mulut Seribu, KEK Melolo-Waingapu, dan KEK Teluk Kupang. Seluruh usulan KEK tersebut membutuhkan dukungan infrastruktur sehingga perlu dimasukkan dalam skema pengembangan 2025 di dalam ITMP.

2 Nara Laurensius, S.T., M.T. Kabid Penataan Ruang dan Pengembangan Infrastruktur Wilayah Dinas PUPR Provinsi Nusa Tenggara Timur

3. Belum ada dokumen rencana tata ruang wilayah, terutama dokumen rencana rinci tata ruang kawasan sekitar BOP Labuan Bajo.

4. Provinsi NTT memiliki wilayah strategis lain selain wisata, yaitu Kawasan Strategis Provinsi (KSP), Kawasan Strategis Kabupaten (KSK), Kawasan Pertanian Pangan Berkelanjutan (KP2B), dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) sehingga penyusunan dokumen ITMP sebaiknya tidak tumpang tindih dengan dokumen perencanaan yang lain mulai dari tingkat pusat hingga daerah.

3 Alexander Korohase Sekretaris Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Nusa Tenggara Timur.

5. Pengembangan wisata harus diarahkan kepada kegiatan yang berbasis masyarakat sehingga dapat dilakukan secara swadaya dan memberikan pemerataan ekonomi. Pengembangan kawasan Labuan Bajo – Flores dengan konsep niche/special tourism, sehingga dapat mendukung keberlanjutan kawasan sebagai world class tourism, yaitu destinasi wisata yang dapat mengakomodir kebutuhan wisatawan lokal maupun asing dengan tetap mengedepankan kearifan lokal dan budaya setempat.

6. Outcome oriented government ç apa yang dimaksudkan di sini? Kalimat ini belum selesai

7. Home-base tourism menjadi dasar pengembangan kawasan wisata dimana pengelolaan wisata dilakukan swadaya oleh masyarakat. Ada 7 destinasi di NTT yang sedang dikembangkan yaitu KSPN Labuan Bajo, KSN TN. Komodo, Nihiwatu, Sumba, KSN Mbay, Danau Kelimutu Ende Flores, KSN Perbatasan Negara (Ring of Beauty). Program pengembangan kawasan wisata berfokus pada masyarakat setempat dengan

Page 9: KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT …p3tb.pu.go.id/uploads_file/20191231050615.20190830... · KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT BADAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR

   

 

pendampingan dari Dinas Pariwisata NTT, hal ini dilakukan untuk pemerataan ekonomi yang dapat langsung dirasakan oleh masyarakat.

8. Pergeseran paradigma mass tourism menjadi nieche/special tourism membutuhkan perhitungan daya dukung lingkungan di setiap obyek wisata agar tercipta pariwisata yang berkelanjutan.

9. Dinas Pariwisata NTT mendukung penyusunan ITMP Labuan Bajo – Flores karena dapat dijadikan best practice untuk pengembangan destinasi wisata di tempat lain.

10. Dengan adanya ITMP diharapkan akan ada program yang memberikan keuntungan kepada masyarakat sehingga pertumbuhan dan pemerataan ekonomi dapat tercapai.

Maria Panggur Staf Bidang Pengendalian Ekosistem Hutan, Balai Taman Nasional Komodo

11. Konservasi Taman Nasional Komodo sudah dilakukan sejak masa Hindia Belanda hingga Pemerintah Indonesia saat ini. Konservasi terus dilakukan hingga TN Komodo ditetapkan sebagai cagar biosfer dan world heritage site seperti sekarang. Untuk itu, merujuk dari TN Komodo diperlukan penyusunan aturan perlindungan KTA lainnya agar tercipta kawasan yang lestari dan berkelanjutan.

12. Dalam penyusunan dokumen ITMP, perlu ditambahkan indikator yang dapat menunjukan perubahan kualitas lingkungan dan perubahan nilai sosial budaya yang bergeser karena perkembangan wisata, baik didalam Taman Nasional Komodo maupun diluar Taman Nasional.

13. Taman Nasional Komodo berbatasan langsung dengan Provinsi Nusa Tenggara Barat. Arus wisatawan yang datang ke TN Komodo cukup banyak menggunakan kapal laut dari NTB, untuk itu perlu disusun aturan perizinan tentang jumlah, muatan kapal dan jenis kapal yang ramah lingkungan menuju TN Komodo, karena jika jumlah kapal meningkat pesat tentunya akan mengganggu kesehatan terumbu karang dan biota laut di dalam TN Komodo.

Oktavianus B.E.S. Kepala Bidang Penataan Ruang, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Manggarai Barat

14. Dibutuhkan perhitungan daya dukung lingkungan di setiap obyek wisata agar tercipta pariwisata yang berkelanjutan.

15. Perlunya mempunyai forum konsolidasi yang membahas tentang kebijakan masterplan sebagai dasar integrasi antar instansi.

16. Perlunya konsolidasi tata ruang antar sektor dan instansi mulai dari tingkat nasional, provinsi, dan kabupaten. Hal ini karena manajamen tata kelola merupakan aspek yang sangat penting.

Page 10: KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT …p3tb.pu.go.id/uploads_file/20191231050615.20190830... · KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT BADAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR

   

 

Martinus Maghi, SS, M.Si. Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Ngada

17. ITMP Labuan Bajo – Flores diharapkan dapat menjadi pedoman dalam sinkronisasi perencanaan dan menjadi benang merah pengembangan kawasan.

18. Program dukungan infrastruktur PUPR tahun 2020 di Kawasan Labuan Bajo dan sekitarnya hampir tidak ada program yang menyasar masyarakat dan pengembangan kapasitas kelembagaan.

Agustinus Mangiradja S.Sos, M.Si. Kepala Dinas Sosial Kabupaten Manggarai Barat

19. Kecamatan Lembor Selatan tidak dimasukkan ke Kecamatan Prioritas padahal untuk ke Wae Rebo harus melewati Kecamatan ini.

20. Analisis sosial dibutuhkan untuk melihat tingkat resisten, stratifikasi, budaya, dan pendidikan di masyarakat.

21. Perlu lebih cermat dalam membuat program karena mata pencaharian dan latar pendidikan masyarakat sangat bervariasi.

22. Perlu penjelasan mengenai jangka waktu dan program yang disusun dalam mewujudkan transformasi sosial.

Cakra Kepala Satuan Intelejen dan Keamanan Polres Manggarai Barat

23. Pengembangan pariwisata harus mengedepankan aspek keamanan karena wisatawan sangat sensitif dengan isu keamanan dan kenyamanan. Persoalan yang perlu dibenahi antara lain: keamanan dan administrasi perkapalan, pelabuhan yang belum memiliki tempat pengolahan sampah dan limbah B3, potensi konflik sosial dan kriminalitas, perlindungan terhadap bencana, tidak adanya fasilitas pendidikan di kepulauan yang menghambat masyarakat untuk mendapat pendidikan yang lebih tinggi jadi diharapkan untuk mengembangkan pendidikan berbasis kepulauan.

24. Persoalan yang perlu dibenahi: 1. Pariwisata bahari:

a) Perlunya pengukuran ulang dan penertiban surat izin terkait operasional kapal yang melayani wisatawan di Labuan Bajo untuk meningkatkan faktor keselamatan wisatawan.

b) Aktivitas pariwisata meningkatkan produksi limbah B3, untuk itu diperlukan penambahan fasilitas pengolah limbah di Pelabuhan Labuan Bajo.

3. Keamanan: a) Terdapat potensi kriminal, konflik sosial,

konflik agraria, perpecahan SARA, dan terorisme. Pada tahun 2015, pelaku pembunuhan Kapolsek Bima di tangkap di wilayah Manggarai Barat.

b) Terdapat potensi kebakaran hutan, salah satunya pernah terjadi di Pulau

Page 11: KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT …p3tb.pu.go.id/uploads_file/20191231050615.20190830... · KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT BADAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR

   

 

Wilau Darat. c) Perlunya peningkatan keamanan serta

dukungan teknologi, khususnya di ATM yang ada di Labuan Bajo untuk mencegah kejahatan skimming (pencurian data nasabah).

4. Bencana: a) Pada bulan Maret 2019, Labuan bajo

sempat mengalami kesulitan untuk berkomunikasi, sehingga untuk mendukung aktivitas wisatawan di Labuan Bajo diperlukan akses dan jaringan telekomunikasi yang stabil dan merata sampai ke pelosok desa.

b) Potensi bencana di Labuan Bajo berupa angin ribut, gempa, tanah longsor, banjir, serta tsunami karena aktivitas sesar Flores, sehingga perlu dikuatkan dari aspek penanggulangan bencana, karena banyak investasi di pesisir dan pulau-pulau.

5. Sosial Masyarakat: a) Perlunya bimbingan bagi Kepala Desa

di Labuan Bajo untuk mengelola pemerintahan dan dana desa.

b) Perlunya program khusus bagi desa yang ada di lokasi KSPN untuk mendukung kegiatan wisata di Desa tersebut.

6. Pendidikan: a) Ketiadaan fasilitas sekolah SMA di

pulau-pulau sehingga perlu dikembangkan metode home-schooling agar setiap anak di Pulau dapat mendapatkan kesempatan pendidikan yang sama.

7. Taman Nasional Komodo: a) Pemerintah Daerah Kabupaten Bima

belum melihat aspek potensial sepanjang pesisir Bima dan Labuan Bajo, sehingga diperlukan program pemberdayaan di kawasan tersebut.

• Xaverius Teguh, MA.

Staf Ahli Menteri Bidang Kemaritiman, Kementerian Pariwisata

25. Pariwisata tidak dibatasi wilayah administratif (borderless). Dalam perencanaan kawasan pariwisata terdapat kawasan inti, pengaruh, dan penyangga yang menjadi konsideran dalam menyusun ITMP dengan tantangan harus dapat terkoneksi dengan masing masing kewenangan instansi terkait.

26. Kompleksitas dalam pengembangan pariwisata salah satunya adalah transformasi sosial. Kondisi masyarakat saat ini adalah masyarakat agraris dan ekstraktif, padahal dalam sektor pariwisata dibutuhkan masyarakat services/jasa sehingga dibutuhkan

Page 12: KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT …p3tb.pu.go.id/uploads_file/20191231050615.20190830... · KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT BADAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR

   

 

resiliensi yang kuncinya ada di peningkatan sektor pendidikan khususnya di pendidikan vokasi, penyesuaian budaya, penyiapan SDM terampil sesuai skill set yang dibutuhkan agar masayarakat tidak hanya jadi penonton namun menjadi bagian penting dalam pengembangan kawasan wisata.

27. Dengan meningkatnya demand di sektor pariwisata, terdapat persoalan agraria seperti jual beli tanah disertai dengan peningkatan harga tanah. Ini merupakan isu yang harus diolah melalui regulasi dan kebijakan, karena jika tidak dikelola dengan baik tergeserlah masyarakat setempat dari wilayahnya sendiri.

28. Penggunaan pendekatan co-creation sinergi konvergensi untuk mengidentifikasi peluang dan tantangan sehingga dapat menyusun program untuk menjawab tantangan dan permasalahan yang ada di lapangan.

Dr. Ir. Maulidya Indah Junica, M.Sc.

Kepala Bidang Keterpaduan Infrastruktur Kawasan Strategis, BPIW, Kementerian PUPR

29. TOR/KAK akan dikerjakan oleh mitra kerja yang berkontrak dengan PUPR dengan keterlibatan seluruh stakeholder di pusat dan daerah, sehingga diperlukan masukan dari seluruh pihak terkait. Untuk itu, seluruh pemangku kepentingan perlu mempelajari TOR agar dapat memberikan masukan substansial.

30. Perlu dipikirkan penanganan terkait aspek infrastruktur limbah padat dan buangan akhir limbah B3 di Labuan Bajo sehingga harus berkoordinasi dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

31. Kementerian/lembaga yang terkait dengan ITMP dapat dilihat dalam SK Nomor 128 Menteri PPN/Bappenas.

32. Terkait Kecamatan Lembor Selatan, perlu dilihat sinkronisasi indikasi baseline mulai dari RPJMD Provinsi hingga Kabupaten. Selain itu untuk melihat demand, diperlukan data-data pariwisata sebagai bukti bahwa ada aktivitas pariwisata di kecamatan tersebut. Jika syarat tersebut tidak terpenuhi, maka pembangunan akan sulit dilakukan.

33. TOR/KAK harus mendapatkan persetujuan dari semua pihak yang hadir untuk kemudian dapat dijalankan dengan baseline yang lebih mudah.

Kesimpulan 1. Gubernur Provinsi NTT menetapkan sektor pariwisata sebagai prime mover untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hal ini kemudian disambut Pemerintah Pusat dengan penetapan Labuan Bajo sebagai destinasi wisata super prioritas.

Page 13: KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT …p3tb.pu.go.id/uploads_file/20191231050615.20190830... · KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT BADAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR

   

 

2. Tahapan yang dilakukan saat ini adalah penyusunan TOR/KAK ITMP Labuan Bajo – Flores. Untuk itu, perlu mempelajari dokumen rancangan TOR agar dapat menyampaikan masukan yang dapat memperkaya TOR tersebut.

3. Penyampaian masukan TOR paling lambat disampaikan pada Jum’at, 5 September 2018

Page 14: KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT …p3tb.pu.go.id/uploads_file/20191231050615.20190830... · KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT BADAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR

   

 

Dokumentasi Kegiatan

Lampiran 2 : Nota Dinas Kepala Bidang Keterpaduan Infrastruktur Kawasan Strategis

Nomor :

Tanggal : September 2019