98
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENENDANG BOLA DALAM PERMAINAN SEPAK BOLA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 KECEPIT KECAMATAN PUNGGELAN KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN PELAJARAN 2010 / 2011 Skripsi Oleh : Sutarman X4709188 KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 . perpustakaan.uns.ac.id

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 . perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN UNTUK MENINGKATKAN

KEMAMPUAN MENENDANG BOLA DALAM PERMAINAN SEPAK

BOLA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 KECEPIT

KECAMATAN PUNGGELAN KABUPATEN BANJARNEGARA

TAHUN PELAJARAN 2010 / 2011

Skripsi

Oleh :

Sutarman

X4709188

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 . perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN UNTUK MENINGKATKAN

KEMAMPUAN MENENDANG BOLA DALAM PERMAINAN SEPAK

BOLA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 KECEPIT

KECAMATAN PUNGGELAN KABUPATEN BANJARNEGARA

TAHUN PELAJARAN 2010 / 2011

Oleh :

SUTARMAN

NIM. X4709188

SKRIPSI

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan

Progran Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi

Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 3: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 . perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Surakarta, Juni 2011

Dosen Pembimbing I

Drs. Mulyono, MM.

NIP. 19510809 197611 1 001

Dosen Pembimbing II

Fadilah Umar, S.Pd.M.Or

NIP. 19720927 200212 1 001

Page 4: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 . perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret dan diterima untuk

memenuhi persyaratan mendapat gelar Sarjana Pendidikan.

Pada hari : …………………

Tanggal : ………..…. 2011

Tim Penguji Skripsi :

(Nama Terang) (Tanda Tangan)

Ketua : Drs. H. Sunardi, M.Kes ____________

Sekretaris : Sri Santosa Sabarini, S.Pd.M.Or. ____________

Anggota I : Drs. Mulyono, M.M ____________

Anggota II : Fadilah Umar, S.Pd.M.Or. ____________

Disahkan oleh :

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

Dekan,

Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatulloh, M.Pd. NIP. 19600727 198702 1 001

Page 5: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 . perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

ABSTRAK

Sutarman. PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENENDANG BOLA DALAM PERMAINAN SEPAK BOLA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 KECEPITKECAMATAN PUNGGELAN KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN PELAJARAN 2010 / 2011 Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juni. 2011.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pendekatan bermain dalam

meningkatkan hasil belajar menendang bola dalam permainan sepak bola melalui

pendekatan bermain pada siswa kelas V SD Negeri 2 Kecepit, Kecamatan

Punggelan, Kabupaten Banjarnegara, Tahun Pelajaran 2010/2011.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (Classroom

Action Research), sumber data penelitian adalah siswa kelas V SD Negeri 2

Kecepit, Kecamatan Punggelan, Kabupaten Banjarnegara, Tahun Pelajaran

2010/2011, yang berjumlah 24 orang yang terdiri dari 12 siswa putra dan 12 siswa

putri, teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah tes unjuk kerja siswa,

observasi, dan angket. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah analisis deskriptif komparatif yaitu membandingkan data kuantitatif dari

studi awal, siklus I, dan siklus II dengan menggunakan prosentase.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa : penggunaan

pendekatan/metode bermain dapat meningkatkan hasil belajar menendang bola

dalam permainan sepak bola melalui pendekatan bermain pada siswa V SD Negeri

2 Kecepit, Kecamatan Punggelan, Kabupaten Banjarnegara, Tahun Pelajaran

2010/2011.

Page 6: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 . perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

MOTTO

Motto

v Hati yang suci mengarah ke keselamatan

v Tandanya orang yang luhur, budinya halus dan suka memberi pertolongan

dengan tulus hati

v Kalau madu kecampuran racun, ambillah madunya. Kalau emas kecampuran

kotoran, ambillah emasnya kemudian cucilah. Carilah dan ikutilah

keutamaan, ajaran yang baik, meskipun berasal dari orang rendah.

v Kalau hati sedang gelap, janganlah malah marah-marah, tapi mintalah

penerangan dari tuhan.

Page 7: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 . perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada :

SD Negeri 2 Kecepit

Istri tercinta

Anak-anak dan cucu kami

Semua sahabat kelompok VIII

Teman-teman PPKHB UNS

Banjarnegara

Almamater UNS Surakarta

Page 8: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 . perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat, taufik,

dan hidayah-Nya, sehingga penulis peneliti dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

Selama menyelesaikan tugas akhir ini menemui hambatan dan kesulitan, tetapi

karena bantuan, bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak akhirnya

hambatan dan kesulitan tersebut dapat teratasi. Untuk itu penulis mengucapkan

terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayattullah, M.Pd, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bapak Drs. H. Sunardi, M.Kes. Penasehat Akademik dan Ketua Program

Penjaskesrek, yang telah membantu dalam kelancaran penyelesaian tugas akhir ini.

3. Bapak Drs. H. Agus Margono, M.Kes. Ketua Jurusan POK , Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

4. Dosen Pembimbing Kami Drs. Mulyono, MM. dan Fadilah Umar, S.Pd.M.Or

5. Kepala Sekolah SD Negeri 1 Kecepit, Kecamatan Punggelan, Kabupaten

Banjarnegara, yang telah memberikan izin dan kemudahan selama penulisan

melakukan praktik penelitian.

6. Semua rekan-rekan observer kelompok VIII dan semua pihak yang telah membantu

baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penyelesaian tugas akhir ini.

Akhirnya penulis sudah bekerja secara optimal. Oleh karena itu, segala

saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Akhirnya

penulis berharap semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan.

Surakarta, Juni 2011

S

Page 9: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 . perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

DAFTAR ISI

Halaman Judul …………………………………………………………….. i

Halaman Pengajuan ………………………………………………………... ii

Halaman Persetujuan ……………………………………………………... iii

Halaman Pengesahan ……………………………………………………… iv

Abstrak …………………………………………………………………….. v

Motto …………….………………………………………………………… vi

Persembahan ………..…………………………………………………….. vii

Kata Pengantar …………………………………………………………….. viii

Daftar Isi ………….………………………………………………………... ix

BAB. I PENDAHULUAN …………………………..………………. 1

A. Latar Belakang Masalah ……………..…………………… 1

B. Rumusan Masalah ………………………………………... 5

C. Tujuan Penelitian …………………………………………. 5

D. Manfaat Penelitian ………………………………………... 5

BAB. II KAJIAN PUSTAKA …………………………………………. 6

A. Landasan Teori ...………….………………….……………. 6

1. Sejarah Singkat Sepak Bola ………..……….………….. 6

2. Teknik Dasar Permainan Sepak Bola ………………..…. 7

a. Menendang Bola ….………………..………………... 7

b. Teknik Menendang Bola dengan Punggung Kaki …... 8

c. Teknik Menendang Bola dengan punggung Kaki 8

Bagian Luar ………………………………………….

d. Teknik Menendang Bola dengan Ujung Jari Kaki …. 8

e. Mengontrol Bola …….………………………………. 9

f. Menggiring Bola …………………………………….. 11

g. Menyundul Bola …………………………………….. 12

h. Merebut Bola dari Kaki Lawan ……………………... 13

Page 10: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 . perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

3. Teknik Gerakan Tanpa Bola ……………..…………….. 13

4. Teknik Gerakan dengan Bola Pola Penyerangan ………. 14

5. Teknik Gerakan dengan Bola Pola Pertahanan ………… 15

6. Pembelajaran …………………………………………… 17

a. Konsep Pembelajaran ……………………………….. 17

b. Hakekat Pembelajaran ………………………………. 18

c. Prinsip-prinsip Pembelajaran ………………………... 20

7. Pendekatan Bermain ……………………………………. 21

a. Pengertian Bermain …………………………………. 21

b. Pembelajaran Bermain ………………………………. 22

c. Tujuan Pembelajaran Bermain ……………………… 22

B. Kerangka Berfikir …………………………………………. 23

C. Hipotesis ……………………………………………........... 23

BAB. III METODOLOGI PENELITIAN ………………………………. 24

A. Setting Penelitian ………………………………………….. 24

1. Waktu Penelitian ……………………………………… 24

2. Tempat Penelitian ……………………………………... 24

3. Siklus PTK ……...…………………………………….. 24

B. Subyek Penelitian ………………………………………….. 25

C. Sumber Data ……………………………………………….. 25

D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data ………………..……... 26

E. Teknik Analisis Data ………………………………………. 26

F. Prosedur Penelitian ………………………………………... 26

G. Rancangan Siklus I ………………...………………............ 28

H. Rancangan Siklus II ……………………………………….. 29

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………………. 30

A. Hasil Penelitian ……………………………………………. 30

1. Siklus Pertama ………………………………………… 30

2. Siklus Kedua ………………………………………….. 33

B. Pembahasan ………………………………………………... 43

Page 11: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 . perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

Daftar Pustaka ……………………………………………………………….. 50

Daftar Lampiran …………………………………………………………….. 51

1. Deskripsi Temuan …………………………………….. 44

2. Refleksi ………………………………………………... 45

BAB V PENUTUP …………………………………………………….. 47

A. Kesimpulan ………………………………………………... 47

B. Implikasi ……………….………………………………… 47

C. Saran …………………….………………………………… 49

Page 12: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 . perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Jadwal Kegiatan PTK …………..……………..…………....…………. 20

2. Jadwal Rancangan Kegiatan PTK ………………..…………………… 20

3. Hasil Test Formatif Siklus Pertama …………………………………... 37

4. Hasil Test Formatif Siklus Kedua …………………….………………. 39

5. Data Ketuntasan Hasil Belajar Menendang Bola ………………..……. 40

Page 13: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 . perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Diagram Batang Tentang Presentase …………………………………. 41

2. Diagram Jumlah Ketuntasan Belajar Siswa Studi Awal ………….... 42

3. Diagram Jumlah Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I …………..…... 42

4. Diagram Jumlah Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II ……………..…. 42

Page 14: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 . perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. RPP Siklus I ……….………...…………………………….………... 52

2. RPP Siklus II ……….………...…..………………………..………... 64

3. Pendapat Siswa Terhadap Kegiatan Pembelajaran ………..………… 77

4. Rekapitulasi Hasil Angket …………………………………..………. 80

5. Lembar Pengamatan ……………………………………….………... 85

6. Hasil Pengamatan Siklus I ……………………………….…………. 86

7. Alokasi Waktu Pembelajaran Sepak Bola ……………….………….. 88

8. Hasil Pengamatan Siklus II ………………………………………… 89

9. Daftar Nilai Siklus I ………………………………………………... 91

10. Daftar Nilai Siklus II ……………………………………………….. 92

11. Pengajuan Judul …………………………..…………..…..…………. 93

12. Validasi Proposal Skripsi PTK ……………...……...…..…………… 94

13. Surat Ijin Penelitian ………………….………………….…………... 95

14. Surat Keterangan ……………………………………...….…………. 96

15. Foto-foto Kegiatan ………………………………………………….. 97

Page 15: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 . perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

Page 16: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 . perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sepakbola adalah salah satu jenis olah raga yang sangat digemari orang

seluruh dunia. Olah raga ini sangat universal. Selain digemari orang laki-laki

olahraga ini juga digemari para perempuan tidak hanya tua muda bahkan

anak-anak sejak tahun 1990 an olah raga ini mulai digunakan untuk para

wanita meskipun sebelumnya olah raga ini hanya diperuntukkan bagi kaum

pria.

Olah raga ini melibatkan 11 orang dalam satu teamnya.Untuk menjadi

pemenang dalam satu pertandingan harus melawan satu team lainnya.

Lapangan para pemain sepak bola memperebutkan sebuah bola untuk

dimasukkan ke dalam gawang yang dijaga seorang penjaga gawang (goal

keeper).

Olah raga ini menjadi sangat menarik karena selain hanya

memperebutkan sebuah bola dilapangan dengan menggunakan kaki tetapi

juga terlihat gaya-gaya permainannya dalam memperebutkan bola untuk

memeasukkan bola ke dalam gawang lawan. Oleh karena olah Raga ini

melibatkan banyak orang tentunya kerjasama team yuang baik sangat

idbutuhkan selain teknik bermain yang baik.

Hanya para atlet sepak bola manca Negara yang sukses membina karier di

bidang olah raga ini. Tentunya diperlukan usaha dan latihan yang keras untuk

menjadi atlet sepak bola yang handal dan professional.

‘’goalll…!’’ teriakan ini sungguh identik dengan sepak bola siapapun yang

berteriak ‘’goal’’ dapat dipastikan akan mengangkat tangan, berdiri, wajah

mendongak, mulut terbuka lebar, mata berbinar-binar, hati berbunga-bunga

dan diakhiri dengan tengok kanan, tengok kiri sambil mengulurkan tangan

Page 17: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 . perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

dan suara gemuruh. Hal ini sungguh kontradiksi dengan sebagian orang yang

ada ditempat yang sama yang tidak bisa berteriak ‘’goal..’’ mereka duduk

diam, kaget, gelisah, kecewa, dengan tangan didepan mulut, sambil menggigit

jari dengan muka yang pucat. Sebagian lain berteriak langkat, mengutuki,

menyumpahi, protes keras, pemandangan seperti ini selalu ada di dalam

permainan sepak bola, baik di kampong, halaman rumah, sekolah, lapangan

kecil atau di stadion yang megaah.

Olahraga ini juga dilakukan anak kecil, anak-anak, remaja, pemuda, orang

dewasa, pria bahkan wanita. Sepak bola sungguh popular di mata masyarakat,

dari pelosok desa hingga kota besar diseluruh dunia.

Sepak bola merupakan olah raga yang simple, sederhana dan nurah.

Bahkan hampir tidak memerlukan biaya. Namun bila pertandingan yang

professional, olahraga ini biayanya bisa terbesar dari aneka cabang olah raga

lainnya. Untuk mengelola dan menghidupi sebuah klub sepak bola bisa

memakan biaya milyaran rupiah. Di satu pihak sepak bola dikatakan hampir

tidak memerlukan biaya, karena alat dan sarana yang dibutuhkan hanya satu

benda bulat dan tanah lapang. Benda bulat yang disebut bola itu bisa bola

yang malah (bola karet), bola plastic, jeruk bali (keprok) atau jerami, kertas,

serabut kelapa, yang pengelola harus mengadakan studi banding, harus

tanggap akan anak asuhnya, mau belajar Dari pengalaman pahit, sekaligus

berusaha membuktikan pengelolaan yang lebih professional.

Bila dikaji bersama pola permainan sepak bola. Itu sederhana, pola

permainan hanya menyerang (Attacktion), mempertahankan (defention) dan

menyusun posisi strategi ini, keahlian dan ketrampilan masing-masing

pemain tampak jelas, kemauan membawa bola, menggiring bola, merebut

bola, mempertahankan bola, mengecoh lawan, sangat diperlukan oleh

individu pemain untuk diterapkan dalam kerja sama antar pemain.

Page 18: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 . perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xviii

Tiap pemain harus punya kemampuan DK4, maksudnya daya tahan tubuh,

kekuatan, kelenturan, kecepatan dan kelincahan. Ke 5 faktor ini harus dimiliki

para pemain untuk mengembangkan ke posisi puncak. Dri kelima faktor

tersebut menarik untuk dikaji bersama adalah faktor kecepatan dan

kelincahan. Kecepatan dan kelincahan ini dapat dibentuk dari dalam diri

(pembawaan) atau dari luar diri (karena mampu mengkombinasikan dari

segala teknik yang dimiliki).

Mempunyai kecepatan dan kelincahan yang lebih, bagi setiap pemain

merupakan mudah dan sukses untuk mencetak gol. Dan mempertahankan

kemasukan bola. Dengan kemampuan kecepatan dan kelincahan akan

memudahkan pemain tersebut dalam rangka membawa bola (menggiring

bola) ke hadapan gawang lawan.

Seorang pemain yang mempunyai kelincahan dan kecepatan yang bagus,

bola yang digiring bagaikan lekat di kaki dan tentu mudah melewati halangan

lawan dan tidak mudah dikelabuhi lawan.

Berdasarkan uraian-uraian diatas, cabang olah raga bola sepak bola

menarik untuk dikaji bersama, sehingga perkembangan sepak bola Indonesia

semakin diminati masyarakat sekaligus mampu duduk sejajar dengan club-

club di negeri luar. Sedangkan masalah yang khusus menarik untuk dibahas

bersama dalam penelitian ini berjudul ‘’Upaya Meningkatkan Penguasaan

Dasar-Dasar Sepak Bola Dengan Metode Demontrasi Pada Siswa Kelas v SD

Negeri 2 Kecepit Tahun Pelajaran 2010/2011.’’

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dirumuskan suatu masalah

sebagai berikut:

Page 19: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 . perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xix

1. Bagaimana peningkatan penguasaan dasar-dasar sepak bola bagi siswa

dengan diterapkan metode demontrasi?

2. Bagaimanakah pengaruh metode demontrasi terhadap motivasi belajar

dasar - dasar sepakbola pada siswa kelas V SD Negeri 2 Kecepit Tahun

pelajaran 2010/2011?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan diatas, penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui peningkatan prestasi belajar dasar-dasar bermain sepak bola

pada siswa setelah diterapkan metode demontrasi.

2. Mengetahui pengaruh motivasi belajar dasar-dasar bermain sepak bola

pada siswa setelah diterapkan metode demonstrasi.

D. Manfaat Penelitian

Penulis mengharapkan dengan hasil penelitian ini dapat :

1. Memberikan informasi tentang model pembelajaran yang sesuai dengan

mata pelajaran pendidikan jasmani.

2. Meningkatkan motivasi pada mata pelajaran Pendidikan jasmani.

3. Mengembangkan model pembelajaran yang sesuai dengan mata pelajaran

Pendidikan jasmani.

Page 20: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 . perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xx

E. Definisi Operasional Variabel

Agar tidak terjadi salah persepsi terhadap judul penelitian ini, maka perlu

didefinisikan hal-hal sebagai berikut:

1. Metode demontrasi adalah:

Suatu pembelajaran yang mengharuskan guru untuk memperagakan

gerakan-gerakan tertentu dihadapan siswa, kemudian siswa diberi

kesempatan untuk melakukan latihan ketrampilan seperti yang telah

diperagakan oleh guru.

2. Motivasi belajar adalah:

Dorongan dan keamanan belajar yang dinyatakan dalam nilai atau skor

yang dijaring melalui angket motivasi.

3. Prestasi belajar adalah:

Hasil belajar yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau dalam bentuk skor,

setelah siswa mengikuti pelajaran.

F. Asumsi

Dalam penelitian ini diasumsikan bahwa:

1. Penelitian ini hanya dikenakan pada siswa kelas V SD Negeri 2 kecepit.

2. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Pebruari 2011 Semester I tahun

ajaran 2010/2011.

Page 21: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 . perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxi

3. Materi yang disampaikan adalah pokok bahasan permainan sepak bola.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Sejarah Singkat Sepak Bola

Permainan sepak bola berasal dari Inggris. Pada tanggal 26 Oktober 1963.

Terdapat organisasi yang menyusun peraturan permainan dalam sepak bola,

yaitu The Foofball Associaton. Sebelumnya, pada tanggal 21 September 1904

telah terbentuk Federasi sepak bola dunia yaitu Federation International the

Football Association (FIFA) yang diketahui oleh Guirin.

Bangsa Indonesia mengenal permainan sepak bola dari bangsa Belanda.

Bangsa Belanda mengenalkan sepak bola pada Indonesia pada tanggal 19

April 1930. Hal ini ditandai dengan dibentuknya Persatuan Sepakbola

Seluruh Indonesia (PSSI) di Yogyakarta, yang diketahui oleh Mr Soeratin

Sosro Soegondo.

Permainan sepak bola termasuk permainan bola besar. Sepak bola

dimainkan di lapangan rumput oleh dua regu atau dua kesebelasan yang

saling berhadapan. Tujuan permainan sepak bola adalah memasukkan bola ke

gawang lawan sebanyak-banyaknya dan mempertahankan daerah sendiri dari

serangan lawan. Karakteristik permainannya adalah memainkan bola dengan

menggunakan kaki ataupun dengan seluruh anggota tubuh kecuali bengan

lengan.

Hakekat permainan sepak bola adalah mempertahankan dan penyerangan

(Pend. Jasmani SLTP 3, Slamet, 26), maka untuk kelincahan dan kecepatan

yang diprediksikan berpengaruh terhadap kemampuan menggiring bola,

Page 22: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 . perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxii

berpatokan pada hakekat permainan yang menitik beratkan pada pertahanan

dan nilai tersendiri bagi penonton, jika mereka memahami betul akan

peraturan permainan sepak bola, sikap yang dilarang untuk dilakukan dalam

permainan, tentu mereka akan terlihat lincah, cepat dan atraktif.

Penelitian ini juga berlandaskan pada penerobosan srategi pertahanan

lawan, teknik menghadang lawan, teknik mengendalikan lawan, dan teknik

merebut bola. Dengan dasar kemampuan pemahaman teknik-teknik tersebut,

tentu mendukung kualitas pemain dalam melakukan unsure kelincahan dan

kecepatan. Baik pada saat sendirian, atau bersama kawan bermain.

Oleh sebab itu penelitian ini juga akan membahas tentang :

- Penerobosan strategi pertahanan lawan..

- Teknik menghadang bola

- Teknik merebut bola

- Teknik mengendalikan lawan/bola

Selain menghubungkan dengan unsur-unsur permainan sepak bola yang

terfokus pada kecepatan, kelincahan dalam proses kemampuan menggiring

bola dalam permainan.

B. Teknik Dasar Permainan Sepak bola

Ada beberapa teknik dasar dalam permainan sepak bola yang harus

dikuasai oleh pemain, antara lain menendang, menggiring, mengontrol,

menyundul dan menghentikan bola.

1. Menendang Bola

Page 23: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 . perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxiii

Pemain sepak bola harus mampu melakukan gerkan menendang bola

dengan baik dan benar sesuai dengan funsi atau bagian kaki yang akan

digunakan. Pada dasarnya cara menendang bola dapat dibedakan menjadi

empat yaitu:

a. Teknik menendang dengan kaki bagian dalam

Teknik menendang dengan kaki bagian dalam dapat dilakukan

sebagai berikit :

1. Sikap permulaan

Posisi badan harus sejajar dengan bola. Salah satu kaki menumpu di

samping bola dengan ujung kaki mengarah ke depan serta lututnya

sedikit ditekuk dan badan agak condong ke depan. Kaki sepak (tendang)

dibuka selebar 90^ hingga mata kaki mengarah ke depan bola.Pandangan

dipusatkan pada bola yang akan ditendang.kedua lengan menjaga

keseimbangan.

2. Gerakan

Kaki tending ditarik ke belakang, kemudian diayunkan ke depan

mengenai bola dengan menggunakan kaki bagian dalam tepat pada titik

pusat tending hingga bola bergerak ke depan.

3. Sikap akhir

Gerakan selanjutnya diikuti oleh gerak lanjut dari kaki tendang yang

diimbangi anggota tubuh lainnya, kesadaran yang sering terjadi adalah:

1. Sikap badan kaki

Page 24: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 . perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxiv

2. Kaki tumpu tidak disamping bola

3. Badan kurang condong

4. Tidak diikuti gerak lanjut

b. Teknik menendang bola dengan punggung kaki

Teknik menggunakan punggung kaki dapat dilakukan sebagai berikut :

1. Sikap permulaan

Sikap badan di belakang bola yang menyudut + 30^. Kemudian pada

saat akan menendang bola yang berjarak sekepal tangan. Bersamaan

dengan mengayun kaki tendang bola ke belakang, badan sedikit

condong ke depan dan kedua lengan menjaga keseimbangan pandangan

dipusatkan ke bola.

2. Gerakan

Pada saat kaki tendang mengayun ke depan, kaki mengarah ke bola,

pergelangan kaki di titik tengah, ujung kaki selangkah ke samping

bawah, kemudian bola ditendang tepat pada sasaran titiik pusat tedang.

3. Sikap akhir

Sikap akhir tendangan didukung oleh gerak lanjut tendang yang

diikuti anggota badan seluruhnya.

c. Teknik menendang dengan punggung kaki adalah sebagai berikut :

1. Sikap permulaan

Page 25: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 . perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxv

Pemain berdiri agak ke belakang di samping bola dengan jarak kaki

tumpu lebih kurang sekepal tangan. Kemudian gerak kaki tendang ke

belakang lurus dengan bola. Pandangan kearah tendangan.

2. Gerakan

Dengan mengayun dan menggerakan kaki, tendangan bola sekuat-

kuatnya ke depan dengan menggunakan punggung kaki.

3. Sikap akhir

Sikap akhir dari tendangan diikuti dengan gerak lanjut kaki tendang

dan diikuti oleh anggota tubuh lainnya.

d. Teknik menendang dengan punggung kaki bagian luar

2. Mengontrol Bola

Mengontrol bola adalah suatu upaya untuk menguasai bola sebelum

bola dihentikan oleh kaki. Dalam upaya mengontrol bola pemain harus

dalam kondisi siap dengan pengamanan yang tepat agar dapat menguasai

bola sepenuhnya. Setelah bola tersebut terkontrol dengan baik , bola baru

dihentikan.

Menghentikan bola dapat dilakukan dengan cara:

a. Menghentikan bola depan dengan telapak kaki

Sebelum menghentikan bola dengan telapak kaki pemain terlebih

dahulu mengontrol bola dan mendekati bola yang sedang bergerak.

Bola tersebut dihentikan dengan telapak kaki, dengan cara

Page 26: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 . perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxvi

menyongsong bola yang datang, kemudian telapak kaki ditarik ke

belakang bersamaan dengan datangnya bola.

b. Menghentikan bola dengan punggung kaki

pada umumnya menghentikan bola dengan punggung kaki dilakukan

jika bola jauh dari udara. Cara menghentikan bola dengan punggung kaki

sebagai berikut :

1. Pemain bergerak ke arah bola

2. Tepat di bawah bola melambung, angkatlah kaki ke depan atas yang

digerakkan untuk menghentikan bola dengan punggung kaki.

3. Tahan bola dengan menggunakan kaki dengan sedikit sentuhan atau

tarikan.

4. Bola jatuh diantara kedua kaki.

C. Menghentikan bola dengan dada

Cara menghentikan bola dengan dada sebagai berikut

1. Pemain mengontrol bola yang melayang dengan cermat

2. Majulah untuk menjemput bola

3. Dalam posisi seimbang, dada dibuka lebar dan kedua tangan melebar

4. Tahan bola yang tepat di dada dengan sedikit sentuhan atau berikan

kebelakang

5. Bola jatuh di antara kedua kaki

D. Menghentikan bola dengan paha

Cara menghentikan bola dengan menggunakan paha adalah sebagai

berikut:

1. Pemain mengontrol dan menghentikan bola yang melayang di udara.

2. Pemain bergerak kearah datangnya bola.

Page 27: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 . perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxvii

3. Tempatkan tubuh di bawah datangnya bola. Kemudian tekuk lutut hingga

bidang datar paha berada tepat di bawah lambungan bola.

4. Angkat salah satu kaki yang akan digunaka, kemudian tekuk lutut hingga

bidang datar paha berada tepat di bawah lambungan bola.

5. Dengan sedikit sentuhan, bola dihentikan dengan paha.

6. Bola jatuh diantara perut.

E. Mengambil bola dengan perut

Menahan bola dengan menggunakan perut dapat dilakukan apabila posisi

bola melayang di atas tanah. Caranya sebagai berikut

1. Amati pergerakan bola yang melayang

2. Begerak kedepan menjemput bola

3. Dengan menjaga keseimbangan tahan bola dengan menggunakan perut

dengan sentuhan ataau menarik perut kebelakang dan jatuhkan bola antara

kedua kaki.

3. Menggiring bola

Menggiring bola adalah suatu gerakan membawa bola dengan

menggunakan kaki untuk menuju daerah pertahanan lawan dan untuk

mengelak penjagaan lawan.

Ada beberapa cara menggiring bola yaitu menggiring bola

menggunakan punggung kaki bagian dalam dan menggiring bola

menggunakan punggung kaki bagian luar.

a. Menggiring bola Mengggunakan Punggung Kaki Bagian Dalam

Cara melakukannya sebagai berikut :

1. Sikap permulaan

Page 28: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 . perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxviii

Posisi badan agak condong ke depan, punggung kaki bagian dalam dekat

bola, paha sedikit ditekuk dan kaki kiri digunakan untuk bertumpu. Untuk

letak kaki tumpu di samping bola dengan sedikit lutut dan kedua lengan

menjaga keseimbangan.

2. Gerakan

Pemain bergerak ke depan sambil menggiring bola, kaki dan bola sekali-

kali bersentuhan, dan kedua kaki selalu dekat dengan bola. Sesuai irama

langkah dengan bola.

b. Menggiring Bola Menggunakan Punggung Kaki bagian Luar

Cara melakukannya sebagai berikut:

1. Sikap permulaan

Salah satu kaki ditempatkan didepan dengan pergelangan kaki sedikit

diputar kedalam, lutut agak ditekuk dan kaki lainnya sebagai tumpuan.

Sikap badan sedikit condong ke depan dan berat badan berada di kaki

belakang dengan kedua lengan tergantung rileks.

2. Gerakan

Pemain bergerak ke depan dengan kedua kaki selalu berdekatan dengan

bola. Persentuhan bola dengan kaki tepat pada bagian kaki bagian luar.

4. Menyundul Bola

Page 29: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 . perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxix

Menyundul bola adalah saat upaya mengambil bola yang melayang di

udara dengan menggunakan kepala.

Daerah pernekaan bola dan kepala pada saat akan melakukan sebuah

sundulan adalah kening, karena kening merupakan bagian yang terkuat

dari kepala. Ada beberapa cara yang digunakan untuk menyundul bola,

yaitu sebagai berikut:

a. Menyundul Dengan Awalan Melompat

Cara menyundul dapat dilakukan sebagai berikut :

1. Sikap permulaan

Pemain berdiri dari posisi seimbang menghadap sasaran. Pandangan

mengarah dan mengontrol bola yang berada diudara.

2. Gerakan

Bergeraklah mendekati bola setelah berjarak satu meter antara kepala

dan bola, lalu melompat untuk melakukan sundulan dengan

menguatkan leher. Sundulan bola dilakukan dengan kepala atau kening.

Mendaratlah dengan tumpuan kaki.

b. Menyundul bola Tanpa Awalan

Cara melakukannya adalah sebagai berikut:

1. Sikap permulaan

Pemain berdiri dalam posisi seimbang menghadap kearah bola yang

dating. Kedua kaki di buka sejajar dan pandangan ke arah bola. Kedua

lengan terbuka ke samping tetapi rileks.

2. Gerakan

Bola kira-kira satu meter didepan kepala dengan melengkungkan sedikit

ke belakang otot leher. Kemudian gerakan bola ke depan sehingga

kepala menyundul bola.

Page 30: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 . perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxx

5. Merebut bola dari kaki lawan

Merebut bola adalah usaha untuk menguasai atau menghadang bola dari

penguasaan lawan. Hal itu biasanya dilakukan ketika pemain sedang

berada dalam posisi bertahan. Teknik merebut bola dapat di bedakan

menjadi :

a. Merebut bola dari posisi depan

b. Merebut bola dari posisi samping

c. Merebut bola sambil meluncur

d. Merebut bola dengan menggunakan bahu

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh pemain dalam merebut

bola, yaitu:

a. Konsentrasi dan pandangan selalu mengarah pada bola

b. Saat menghadapi bola, dibutuhkan ketenangan dan keseimbangan

c. Dituntut ketepatan dalam merampas bola

d. Ketika melakukan perebutan bola, tidak boleh melakukan pelanggaran.

F. Teknik Gerakan Tanpa Bola

Gerakan tanpa bola, sebenarnya sangat penting dan menentukan dalam

suatu serangan. Dengan gerakannya, pemain tanpa bola dapat menciptakan

berbagai keadaan yang menguntungkan bagi pihaknya. Pemain sepak bola

modern sekarang ini dimainkan dengan cara bermain dengan rajin bergerak.

Pemain yang tidak mampu bergerak dengan cepat dan rajin, tidak akan

pernah dapat menjadi pemain baik.

Membebaskan diri dari lawan dilakukan dengan berbagai cara, antara lain:

Page 31: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 . perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxxi

1. Dengan gerak yang tiba-tiba sehingga lawan ketinggalan untuk bertindak

dan menggunakan ‘’saat’’ yang mengerikan untuk dapat menerima operan

dalam keadaan bebas.

2. Pemain juga dapat menciptakan ‘’posisi bebas’’ tersebut dengan berhenti

tiba-tiba atau dengan cepat mengubah arah.

3. Atau pemain mencoba ‘’melelahkan’’ lawan dengan cara terus menerus

berlari, sehingga dapat menerima bola tanpa gangguan lawan.

4. Dapat berpura-pura tidak aktif, seperti kelalahan atau seakan-akan tidak

berminat, sehingga lawan lengah, lalu mengambil kesempatan tersebut.

Berlari ke tempat kosong dapat dilakukan dalam berbagai bentuk. Setiap

bentuk mengandung makna. Bentuk-bentuk berlari ke tempat kosong sebagai

berikut:

1. Bergerak kearah teman yang membawa bola

2. Berlari menjauhi ‘’daerah bola’’ dengan maksud untuk dapat menerima

operan jauh.

3. Pemain penyerang depan bergerak mundur, berlari telah melepaskan diri

dari kawalan fisik lawan, untuk dapat menerima operan.

4. Pemain yang berlari dengam kencang kearah pertahanan lawan dan

menuju kearah tengah lapangan, merupakan cirri dari serangan balik.

5. Mengikuti teman yang membawa bola juga berarti siap untuk membantu

dan memperkuat penyerangan. Sering dilakukan dalam daerah pertahanan

sendiri atau di lapangan tengah.

G. Teknik Gerakan Dengan Bola Pola Penyerangan

Pemain yang menguasai bola, sebelum bola tersebut dioperkan kepada

temannya akan melakukan ngerakan dengan bola, baik itu berupa ‘’berlari

Page 32: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 . perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxxii

dengan bola’’ atau gerakan menggiring bola. Memang terdapat sedikit

perbedaan antara ‘’berlari dengan bola’’ dan menggiring bola. Berlari dengan

bola selalu dalam jangkauan. Langkah konstan dan tidak terlalu sering

menyentuh bola. Sedangkan menggiring bola adalah mengubah arah dan

kecepatan bola drngan sentuhan-sentuhan aki yang cepat.

Teknik gerakan dengan bola pada pola penyerangan sebagai berikut:

1. Wall Pass atau Operan Satu-Dua

Wall Pass atau operan satu-dua memang merupakan gerak yang sangat

sederhana dari dua orang pemain. Pemain A mengoper bola pada B,

kemudian lari ke posisi baru. Pemain B tanpa menahan bola mengoper

kembali kepada A yang menerima bola tersebut pada posisi baru.

Walaupun sederhana namun diperlukan latihan yang tekun dan sungguh-

sungguh dari pemain. Diperlukan kecerdikan dari pemberi bola pertama

untuk mencari ‘’lobang’’ kemana dia bisa berlari untuk menerima operan

kedua.

Bagi penerima operan pertama, diperlukan kemahiran untuk

memperhitungkan saat dalam melakukan operan kedua yang akuran,

sehingga pemberi operan pertama dapat ‘’bertemu’’ bola pada posisi baru

saat yang tepat. Perlu diingat bahwa pemain yang melakukan operan yang

pertama kemudian’’pelari’’ yang harus mencari posisi baru yang kosong

untuk menerima operan kedua dari temannya. Pelari inilah yang

menentukan kemana operan kedua harus dilakukan.

2. Lemparan ke Dalam

Jika dilakukan secara baik, berencana dan dilatih dengan sungguh-

sungguh maka lemparan ke dalam dapat menjadi awal dari serangan yang

berbahaya. Terutama sekali jika lemparan ke dalam ini terjadi di daerah

pertahanan lawan.

Page 33: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 . perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxxiii

3. Tendangan Penjuru

Keberhasilan tendangan sudut ke kotak penalty bergantung pada dua

hal yaitu :

a. Keterampilan pemain penyerang dalam menyundul bola ke gawang

lawan.

b. Kemampuan pihak bertahan untuk menyapu bola-bola tinggi di daerah

penalty, termasuk kemahiran penjaga gawang dalam memotong dan

menangkap bola-bola tinggi di kotak penalty.

H. Teknik Gerakan Dengan Bola Pola Pertahanan

Dalam permainan sepak bola dikenal tiga barisan pemain yaitu (!), Barisan

penyerang (2), barisan Pemain lapangan tengah dan(3), barisan pertahanan

(pemain belakang). Pemain belakang atau barisan pertahanan ini mempunyai

‘’tugas utama’’ , untuk mempertahankan dan melindungi daerah berbahaya

atau gawangnya dari serangan lawan. Dalam menjalankan tugas utama ini,

terdapat cara-cara, tugas, pola teknik, atau strategi tertentu yang perlu

dipahami.

bertahan, pertahanan itu terlaksana dengan terkoordinir dan terpola serta

merupakan gerakan bersama bukan tindakan sendiri-sendiri yang lepas satu

sama lain.

1. Penjagaan Satu Lawan Satu ( Man to Man Marking)

Prinsip dasar permainan bertahan adalah penjagaan (Marking).

Penjagaan yang paling pantas dilakukan di daerah pertahanan adalah

Page 34: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 . perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxxiv

penjagaan orang per orang. Dalam hal ini setiap pemain bertanggung

jawab untuk menjaga seorang pemain lawan. Penjaga yang lebih

diutamakan adalah penjagaan dilakukan secara ketat, dan diminta tidak

perlu lawan dapat ditinggalkan. Dari cara seperti inilah datangnya

kemungkinan-kemungkinan dalam sepak bola modern dimana pemain

belakang justru dapat ikut menyerang bahkan mencetak gol.

2. Penjagaan Daerah (Zona Marking)

Dalam pertahanan dengan cara penjagaan daerah ini, seorang pemain

menjaga daerah (zone) tertentu di daerah pertahanan. Setiap lawan yang

masuk ke daerah tersebut menjadi urusan dari men-tackle pemain lawan

yang masuk ke daerahnya. Begitu lawan meninggalkan daerahnya urusan

diambil alih oleh pihak bertahan lain, ke daerah mana lawan tersebut

masuk.

3. Penjagaan Gabungan

Penjagaan gabungan adalah cara penjagaan terpadu antara satu lawan

dengan penjagaan daerah. Artinya setiap pemain menjaga lawan tertentu,

akan tetapi jika lawan tersebut tiba-tiba menukar posisinya dengan pemain

lawan. Maka ‘’jagaannya’’ dapat diserahkan kepada teman lain dan yang

satu menjaga pemain lainnya.

Dengan kata lain tidak perlu ‘’mengikuti’’ lawan yang harus dijaganya

terus menerus. Untuk pelaksanaan ini tentu saja diperlukan pengertian dan

kerjasama yang baik sesama pemain bertahan. Sebab sering mengalami

adanya tukar menukar posisi dari lawan, sehingga terjadi tukar menukar

tugas.

4. Latihan Bermain Dengan Teknik Sederhana

Page 35: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 . perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxxv

Latihan bermain sepak bola mempunyai berbagai tujuan khusus, antara

lain dapat meningkatkan penguasaan keterampilan teknis dalam situasi

bermain, melatih dan menerapkan teknik tertentu, melatih kerja sama yang

baik bagian atau unit tertentu, maupun tim secara keseluruhan dan

meningkatkan kualitas fisik.

Teknik dasar yang telah dipelajari seperti menggiring bola, mengoper

bola, cara menerima bola, menembak dan sebagainya diterapkan lagi

dalam bentuk latihan bermain. Dalam hal ini kita dihadapkan dengan

situasi permainan yang sebenarnya. Artinya dalam mengolah bola akan

senantiasa berhadapan dengan lawan inilah yang menjadi tujuan latihan.

Apabila siswa telah mampu menguasai situasi tersebut, maka dapat

dikatakan telah menguasai teknik sepak bola sebenarnya. Maksudnya

siswa tidak saja menguasai teknik sepak bola konteks latihan teknik tetapi

telah menguasai teknik sepak bola dalam situasi permainan atau

pertandingan sesungguhnya.

Selanjutnya berbagai strategi teknik bermain, gerakan tertentu, tidak

akan dapat dikuasai tanpa penerapan lapangan, terutama dalam situasi

permainan. Hal tersebut dilatih dalam bentu-bentuk latihan bermain

dengan tugas-tugas yang ditentukan, sesuai dengan aspek-aspek seperti

yang di kemukakan di atas. Bersamaan dengan melatih unsur-unsur

tersebut terbina pula kerjasama antara pemain dalam unit-unit tertentu

menurut tugas masing-masing.

Dengan latihan bermain, siswa dilatih dalam menguasai segi teknik,

menerapkan teknik, strategi dan gerakan tertentu serta melatih kerjasama.

Siswa juga dalam waktu yang bersamaan memelihara bahkan dengan

penekanan khusus dapat meningkatkan kondisi fisik yang sesuai dengan

tuntutan permainan sepak bola.

Page 36: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 . perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxxvi

I. Metode Demonstrasi

Penggunaan metode demonstrasi dapat diterapkan dengan syarat memiliki

keahlian untuk mendemonstrasikan alata atau melaksanakan kegiatan tertentu

seperti kegiatan yang sesungguhnya. Keahlian mendemonstrasikan tersebut

harus dimiliki oleh guru atau pelatih yang ditunjuk, setelah didemonstrasikan,

siswa diberi kesempatan melakukan latihan keterampilan seperti yang

diperagakan oleh guru atau pelatih.

Metode demonstrasi ini sangat efektif menolong siswa mencari jawaban

atas pertanyaan seperti bagaimana prosesnya? Terdiri dari unsure apa? Cara

mana yang paling baik? Bagaimanakah dapat diketahui kebenarannya?

Melalui Pengamatan Induktif.

Metode demonstrasi dapat dilaksanakan:

1. Manakala kegiatan pembelajaran bersifat formal, magang atau latihan

2. Bila materi pelajaran berbentuk ketrampilan gerak, petunjuk sederhana

untuk melakukan ketrampilan dengan menggunakan bahasa asing dan

prosedur melaksanakan suatu kegiatan.

3. Manakala guru, pelatih, insrtruktur bermaksud menyederhanakan akan

pelaksanaan suatu prosedur maupun dasar teorinya.

4. Pengajar bermaksud menunjukkan suatu standar penampilan.

5. Untuk menumbuhkan motivasi siswa tentang latihan/praktik yang kita

laksanakan.

6. Untuk dapat mengurangi kesalahan-kesalahan bila dibandingkan dengan

kegiatan hanya mendengar ceramah atau membaca didalam buku, karena

siswa memperoleh gambaran yang jelas atau eksperimen.

7. Bila beberapa masalah yang menimbulkan pertanyaan pada siswa dapat

dijawab lebih teliti waktu proses demonstrasi atau eksperimen.

Page 37: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 . perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxxvii

8. Bila siswa turut aktif bereksperimen maka ia akan memperoleh

pengalaman-pengalaman praktik untuk mengembangkan kecakapan dan

memperoleh pengakuan dan pengharapan dari lingkungan social.

Batas-batas metode demonstrasi:

1. Demonstrasi akan merupakan metode yang tidak wajar bila alat atau

gerakan yang didemonstrasikan tidak dapat diamati dengan seksama oleh

siswa.

2. Demonstrasi menjadi kurang efektif bila tidak diikuti dengan sebuah

aktifitas dimana para siswa dapat ikut bereksperimen dan menjalankan

aktifitas itu sebagai pengalaman pribadi.

3. Tidak semua hal dapat didemonstrasikan di dalam kelompok.

4. Kadang-kadang bila suatu alat dibawa ke dalam kelas kemudian

didemonstrasikan terjadi proses yang berlainan dengan proses dalam

situasi nyata.

5. Manakala setiap orang diminta mendemonstrasikan dapat menyita waktu

yang banyak dan membosankan bagi peserta yang lain.

Page 38: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 . perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxxviii

BAB III

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (action class research)

karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di

kelas.

Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif, sebab menggambarkan

bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang

diinginkan dapat tercapai.

Menurut Oja dan Sumarjan (dalam titik sugiarti, 1997:8) ada 4 macamk

bentuk penelitian tindakan, yaitu penelitian tindakan guru sebagai peneliti,

penelitian tindakan kolaboratif, penelitian tindakan simulative terinteratif dan

penelitian tindakan social eksperimental.

Dalam penelitian tindakan ini menggunakan bentuk penelitian kolaboratif

dan partisipatif, dimana dalam penelitian ini mengkolaborasikan peran

peneliti dan peran siswa sebagai obyek penelitian. Sedangkan partisipatif

disini dimaksudkan bahwa siswa ikut berpartisipasi langsung dalam

penelitian yang dilangsungkan oleh peneliti. Penanggung jawab penuh

penelitian tindakan adalah pengamat (peneliti). Tujuan utama dari penelitian

tindakan ini adalah meningkatkan hasil pembelajaran dikelas dimana peneliti

secara penuh terlibat dalam penelitian mulai dari perencanaan, tindakan,

Page 39: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 . perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxxix

pengamat dan refleksi. Dengan cara ini diharapkan adanya kerja sama dari

seluruh siswa dan bisa mendapatkan data yang seobjektif mungkin demi

kevalidan data yang diperlukan.

A. Setting, Waktu dan Subyek Penelitian

1. Setting Penelitian

Setting penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan

penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini

bertempat di SD Negeri 2 Kecepit.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau saat

penelitian ini dilangsungkan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan

September semester ganjil tahun ajaran 2010/2011

3. Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah siswa-siswa kelas V SD Negeri 2 Kecepit

tahun pelajaran 2010/2011

B. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut

Sarwiji Suwandi, PTK merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan

belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam

sebuah kelas secara bersamaan. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau

dengan arahan guru yang dilakukan oleh siswa. Sedangkan menurut Mukhlis

(2003:5) PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat sistematis reflektif

oleh pelaku tindakan untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang

dilakukan.

Adapun tujuan utama dari PTK adalah untuk

memperbaiki/mewningkatkan praktek pembelajaran secara

Page 40: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 . perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xl

berkesinambungan, sedangkan tujuan penyertaannya adalah menumbuhkan

budaya meneliti dikalangan guru (Mukhlis, 2003:5).

PTK terdiri atas empat tahap, yaitu planning (Rencana), action (Tindakan),

observasi (Pengamatan) dan reflection (Refleksi). Siklus spiral dari tahap-

tahap PTK dapat dilihat pada gambar-gambar berikut:

1. Rancangan/rencana awal, sebelum mengadakan penelitian peneliti

menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan,

termasuk didalamnya instrument penelitian dan perangkat pembelajaran.

2. Kegiatan dan pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti

sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati

hasil atau dampak dari ditetapkannya metode demonstrasi.

3. Refleksi, peneliti mengkaji melihat dan mempertimbangkan hasil atau

dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan

yang diisi oleh pengamat.

4. Rancangan/rencana yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari pengamat

membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus

berikutnya.

Observasi terbagi dalam dua putaran, dimana pada masing-masing putaran

dikenal perilaku yang sama (alur kegiatan yang sama) dan membahas satu sub

pokok bahasan yang diakhiri dengan tes praktek diakhir masing-masing

putaran. Dibuat dalam dua putaran dimaksudkan untuk memperbaiki system

pengajaran yang dilaksanakan.

C. Data dan Sumber Data

Data dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:

1. Silabus

Yaitu seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan

pembelajaran pengelolaan kelas, serta penilaian hasil belajar.

Page 41: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 . perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xli

2. Rencana Pembelajaran (RP)

Yaitu merupakan perangkat pembelajaran yang digunakan sebagai

pedoman guru dalam mengajar dan disusun untuk tiap putaran. Masing-

masing RP berisi kompetensi dasar, indicator pencapaian hasil belajar,

tujuan pembelajaran khusus dan kegiatan belajar mengajar.

3. Lembar Observasi Kegiatan Belajar Mengajar

a. Lembar observasi pengelolaan metode demonstrasi, untuk mengamati

kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran.

b. Lembar observasi aktivitas siswa dan guru untuk mengamati aktifitas

siswa dan guru selama proses pembelajaran.

4. Angket Motivasi Terhadap Demonstrasi

Angket ini digunakan untuk mengetahui apakah siswa-siswa tersebut

menyenangi model pembelajaran yang ditawarkan penulis.

5. Tes Praktek

Tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai,

digunakan untuk mengukur kemampuan pemahaman materi yang

diajarkan. Tes praktek ini diberikan disetiap akhir putaran.

6. Lembar observasi penilaian kinerja siswa ranah psikomotor.

7. Lembar observasi penilaian kinerja siswa ranah afektif.

D. Metode Pengumpulan Data

Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi

pengolahan metode demonstrasi, observasi aktivitas siswa dan guru, angket

motivasi siswa dn tes praktek.

E. Teknik Analisis Data

Untuk mengetahui keefektifan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran

pelu diadakan analisis data. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis

Page 42: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 . perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xlii

deskriptif kualitatif, yaitu suatu penelitian yang bersifat menggambarkan

kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk

mengetahui prestasi belajar yang dicapai siswa juga untuk memperoleh

respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta aktivitas siswa selama

proses pembelajaran.

Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau presentase keberhasilan

siswa setelah proses belajar mengajar setiap pemutarannya dilakukan dengan

cara memberikan evaluasi berupa text praktek pada setiap akhir putaran.

Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistic sederhana yaitu:

1. Untuk menilai text praktek

Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang ada diperoleh siswa yang

selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada dikelas tersebut

sehingga diperlukan rata-rata tes praktek dapat dirumuskan

X = ∑ X ∑ N

Dengan X = Nilai Rata – rata

∑X = Jumlah semua nilai siswa

∑N = Jumlah Siswa

2. Untuk Ketuntasan Belajar

Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan secara

klasikal. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar kurikulum 1994

(Depdikbud, 1994) yaitu siswa telah tuntas belajar bila di kelas tersebut

mendapat 85% yang telah mencapai dya serap dari mata pelajaran.

Page 43: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 . perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xliii

Untuk menghitung presentase ketuntasan belajar digunakan rumus

sebagai berikut :

P =∑ Siswa yang tuntas belajar x 100% ∑ siswa

3. Untuk Lembar Observasi

a. Lembar observasi pengolahan metode penampilan dan eksperimen

Untuk menghitung lembar observasi pengolahan metode penampilan

dan ekspeimen digunakan rumus sebagai berikut :

X = P1 + P2

2 Dimana : P1 = pengamatan 1 P2 = pengamat 2

b. Lembar observasi aktifitas guru dan siswa

Untuk menghitung lembar observasi aktifitas guru dan siswa

digunakan rumus sebagai berikut:

% = X x 100% dengan ∑X X = Jumlah pengamatan = P1 + P2 Jumlah pengamat 2

4. Untuk menghitung presentase angket digunakan rumus sebagai berikut:

Page 44: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 . perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xliv

5. Aspek yang diamati

Mengadakan analisis terhadap data hasil pengamatan yang menggunakan

rating scale, hal ini dimaksudkan apakah penelitian bisa dihentikan atau

dilanjutkan pada siklus berikutnya.

a. Ranah Psikomotor

Skala penilaian yang digunakan sesuai dengan instrument yang telah

direncanakan, yaitu antara 1-3 (1= kurang tepat, 2= cukup dan 3 =

tepat) untuk aspek penilaian. Hal ini berarti bahwa:

- Skor minimal yang diperoleh siswa adalah : 1 x 4 = 4

- Skor maksimal yang diperoleh siswa adalah : 3 x 4 = 12

- Medium skor adalah : (4 + 12) = 8

2

- Dibuat rentang skor dan dikonversi menjadi nilai rapor sebagai

pedoman penilaian.

Table 3.1 Pedoman Penilaian Ranah Psikomotor

No Rentang Skor Nilai Rapor Prediket

1

2

3

4

11-12

9-10

7-8

5-6

A

B

C

K

Baik Sekali

Baik

Cukup

Kurang

Page 45: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 . perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xlv

5 3-4 KS Kurang sekali

Mutu pembelajaran dikatakan baik apabila siswa yang mendapat nilai

diatas 70 mencapai 85% atau lebih dari keseluruhan siswa.

b. Ranah Afektif

Skala penilaian yang digunakan sesuai dengan instrument yang telah

direncanakan yaitu antara 1-4 (1= kurang baik, 2= cukup baik, 3= baik,

4= sangat baik) untuk 3 aspek penilaian. Hal ini berarti bahwa :

- Skor mininmal yang diperoleh siswa adalah : 1 x 3 = 3

- Skor maksimal yang diperoleh siswa adalah : 4 x 3 = 12

- Medium skor adalah : (3 + 12) = 7,5

2

- Dibuat rentang skor dan dikonversikan menjadi nilai rapor sebagai

pedoman penilaian

Table 3.1 Pedoman Penilaian Ranah Psikomotor

No Rentang Skor Nilai Rapor Prediket

1

2

3

11-12

9-10

7-8

A

B

C

Baik Sekali

Baik

Cukup

Page 46: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 . perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xlvi

4

5

5-6

3-4

K

KS

Kurang

Kurang sekali

Mutu pembelajaran dikatakan baik apabila siswa yang mendapat nilai

diatas C mencapai 85% atau lebih dari keseluruhan siswa.

Page 47: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 . perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mengacu

pada standar nasional pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan

nasional. Standar Nasional Pendidikan terdiri dari standar isi, standar proses,

kompetensi lulusan, tenaga kependidikan. Sebagai acuan utama adalah Peraturan

Menteri Nomor 22 Tahun 2006 tentang standar isi, Peraturan Menteri Nomor 23

tahun 2006 tentang standar kompetensi lulusan, dan Peraturan Menteri Nomor 24

tahun 2006 tentang pelaksanaan Permen Nomor 22 dan 23 tersebut.

Salah satu tujuan pendidikan dasar adalah meletakan dasar kecerdasan,

pengetahuan, kepribadian, ahlak mulia, dan keterampilan untuk hidup mandiri,

serta mengikuti pendidikan lebih lanjut. Pendidikan jasmani sebagai salah satu

materi pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan keterampilan

pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran

jasmani dan olahraga yang terpilih, serta meningkatkan kemampuan gerak dasar.

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan adalah proses pendidikan

menyeluruh yang menggunakan aktifitas fisik dengan permainan dan olaharaga

sebagai alatnya (Rusli Lutan, 2001:22). Dengan demikian dapat diduga bahwa

tujuannya bukan sekedar pencapaian yang bersifat fisik semata, akan tetapi juga

melibatkan aktifitas psikis. Oleh karena itu penyelenggaraan pendidikan jasmani

olahraga dan kesehatan harus dikembangkan lebih optimal sehingga peserta didik

lebih inovatif, terampil, kreatif, memiliki kesehatan jasmani dan kebiasaan hidup

sehat serta memiliki pengetahuan dan pemahaman gerak manusia.

Sepakbola adalah salah satu jenis olah raga yang sangat digemari orang

seluruh dunia. Olah raga ini sangat universal. Selain digemari orang laki-laki

olahraga ini juga digemari para perempuan tidak hanya tua muda bahkan anak-

anak sejak tahun 1990 an olahraga ini mulai digunakan untuk para wanita

meskipun sebelumnya olah raga ini hanya diperuntukkan bagi kaum pria.

Page 48: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 . perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Olah raga ini melibatkan 11 orang dalam satu teamnya. Untuk menjadi

pemenang dalam satu pertandingan harus melawan satu team lainnya. Lapangan

para pemain sepak bola memperebutkan sebuah bola untuk dimasukkan ke dalam

gawang yang dijaga seorang penjaga gawang (goal keeper).

Olah raga ini menjadi sangat menarik karena selain hanya

memperebutkan sebuah bola dilapangan dengan menggunakan kaki tetapi juga

terlihat gaya-gaya permainannya dalam memperebutkan bola untuk memeasukkan

bola ke dalam gawang lawan. Oleh karena olah Raga ini melibatkan banyak orang

tentunya kerjasama team yuang baik sangat dibutuhkan selain teknik bermain

yang baik.

Seorang pemain yang mempunyai kelincahan dan kecepatan yang bagus,

bola yang digiring bagaikan lekat di kaki dan tentu mudah melewati halangan

lawan dan tidak mudah dikelabuhi lawan.

Proses pembelajaran dan manajemen pendidikan jasmani olahraga dan

kesehatan di sekolah SD Negeri 2 Kecepit tidak berjalan sebagaimana yang

diharapkan, seperti pada pembelajaran permainan bola besar khususnya sepak

bola pada siswa Kelas V, hal ini dapat dilihat bahwa peserta didik mengalami

kesulitan dalam memahami konsep dan penguasaan teknik dasar menendang bola,

demikian pula guru mengalami kesulitan dalam menanamkan konsep penguasaan

teknik dasar menendang bola pada peserta didik kelas V di SD Negeri 2 Kecepit,

Kecamatan Punggelan, Kabupaten Banjarnegera.

Dari hasil pengamatan penulis sekaligus guru Pendidikan Jasmani,

olahraga dan kesehatan di SD Negeri 2 Kecepit, Kecamatan Punggelan, minat

siswa terhadap pembelajaran Permaninan khususnya sepak bola masih sangat

kurang. Siswa cenderung memilih pembelajaran permainan lainnya dari pada

pembelajaran sepak bola. Hal ini menjadi tantangan bagi guru, bagaimana agar

pembelajaran cabang permainan sepak bola diminati oleh siswa. Keberhasilan

pembelajaran ditujukan dengan di kuasainya materi pembelajaran oleh siswa.

Berdasarkan hasil tes formatif mata pelajaran pendidikan jasmani dengan materi

Page 49: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 . perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

cabang permainan sepak bola pada siswa kelas V SD Negeri 2 Kecepit,

Kecamatan Punggelan, terdapat kesenjangan antara harapan dan kenyataan.

Siswa dalam mengikuti pembelajaran materi sepak bola hanya sekedar

bermain tanpa memahami konsep dari sepak bola sehingga anak-anak sering

bermain kasar, tidak positif, serta hanya sebagian anak saja yang menyukai

pembelajaran sepak bola, apalagi anak perempuan jarang yang mau bermain sepak

bola, anak perempuan lebih menyukai permainan bola kasti sehingga guru dalam

memberikan pembelajaran mengikuti keingginan siswa. Siswa yang perempuan

bermain kasti siswa yang laki-laki bermain sepak bola.

Berdasarkan uraian-uraian diatas, cabang olah raga bola sepak bola

menarik untuk dikaji bersama, sehingga perkembangan sepak bola Indonesia

semakin diminati masyarakat sekaligus mampu duduk sejajar dengan klub-klub di

negeri luar. Termasuk juga bagi siswa Sekolah Dasar yang mempunyai minat

tersendiri terhadap permainan sepak bola tersebut. Oleh karena itu, kemampuan

menendang bola pada siswa putra akan dibahas bersama dalam penelitian ini yang

berjudul “Penerapan Pendekatan Bermain Untuk Meningkatakan Kemampuan

Menendang Bola Dalam Permainan Sepak Bola Pada Siswa Kelas V SD Negeri 2

Kecepit Kecamatan Punggelan Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran

2010/2011.’’

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dirumuskan suatu masalah yaitu

Apakah pendekatan bermain dapat meningkatkan kemampuan menendang bola

dalam permainan sepak bola pada siswa kelas V SD Negeri 2 Kecepit, Kecamatan

Punggelan, Kabupaten Banjarnegara, Tahun Pelajaran 2010/2011?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini untuk mengetahui peningkatan kemampuan menendang bola

dalam permainan sepak bola dengan pendekatan bermain pada siswa kelas V SD

Negeri 2 Kecepit, Kecamatan Punggelan, Kabupaten Banjarnegara, Tahun

Pelajaran 2010/2011.

Page 50: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 . perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian bermanfaat secara toeritis dan praktis, sebagai

berikut :

1. Secara teoritis dapat memberikan masukan kepada pihak-pihak yang

terkait dengan bidang pendidikan sehingga mengembangkan teori

pembelajarandan meningkatkan hasil pembelajaran siswa.

2. Secara praktis, penelitian ini dapat memberikan masukan bagi guru

penjasorkes sebagai alternatif penggunaan model pembelajaran yang aktif

dan kreatif sehingga meningkatkan minat dan motifasi siswa dalam

mengikuti pembelajaran permaninan sepak bola di SD Negeri 2 Kecepit,

Kecamatan Punggelan, Kabupaten Banjarnegara, Tahun Pelajaran

2010/2011.

Page 51: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 . perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. LANDASAN TEORI

1. Sejarah Singkat Sepak Bola

Permainan sepak bola berasal dari Inggris. Pada tanggal 26 Oktober 1963

Terdapat organisasi yang menyusun peraturan permainan dalam sepak bola, yaitu

The Foofball Associaton. Sebelumnya, pada tanggal 21 September 1904 telah

terbentuk Federasi sepak bola dunia yaitu Federation International the Football

Association (FIFA) yang diketahui oleh Guirin.

Bangsa Indonesia mengenal permainan sepak bola dari bangsa Belanda.

Bangsa Belanda mengenalkan sepak bola pada Indonesia pada tanggal 19 April

1930. Hal ini ditandai dengan dibentuknya Persatuan Sepakbola Seluruh

Indonesia (PSSI) di Yogyakarta, yang diketahui oleh Mr Soeratin Sosro

Soegondo.

Permainan sepak bola termasuk permainan bola besar. Sepak bola

dimainkan di lapangan rumput oleh dua regu atau dua kesebelasan yang saling

berhadapan. Tujuan permainan sepak bola adalah memasukkan bola ke gawang

lawan sebanyak-banyaknya dan mempertahankan daerah sendiri dari serangan

lawan. Karakteristik permainannya adalah memainkan bola dengan menggunakan

kaki ataupun dengan seluruh anggota tubuh kecuali bengan lengan.

Hakekat permainan sepak bola adalah mempertahankan dan penyerangan

(Pend. Jasmani SLTP 3, Slamet, 26), maka untuk kelincahan dan kecepatan yang

diprediksikan berpengaruh terhadap kemampuan menggiring bola, berpatokan

pada hakekat permainan yang menitik beratkan pada pertahanan dan nilai

tersendiri bagi penonton, jika mereka memahami betul akan peraturan permainan

sepak bola, sikap yang dilarang untuk dilakukan dalam permainan, tentu mereka

akan terlihat lincah, cepat dan atraktif.

Page 52: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 . perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

2. Teknik Dasar Permainan Sepak bola

Ada beberapa teknik dasar dalam permainan sepak bola yang harus

dikuasai oleh pemain, antara lain menendang, menggiring, mengontrol,

menyundul dan menghentikan bola.

1) Menendang Bola

Pemain sepak bola harus mampu melakukan gerkan menendang bola

dengan baik dan benar sesuai dengan funsi atau bagian kaki yang akan

digunakan. Pada dasarnya cara menendang bola dapat dibedakan menjadi

empat yaitu:

1) Teknik menendang dengan kaki bagian dalam

Teknik menendang dengan kaki bagian dalam dapat dilakukan sebagai

berikit:

a) Sikap permulaan

Posisi badan harus sejajar dengan bola. Salah satu kaki menumpu di

samping bola dengan ujung kaki mengarah ke depan serta lututnya

sedikit ditekuk dan badan agak condong ke depan. Kaki sepak

(tendang) dibuka selebar 90^ hingga mata kaki mengarah ke depan

bola.Pandangan dipusatkan pada bola yang akan ditendang.kedua

lengan menjaga keseimbangan.

b) Gerakan

Kaki tending ditarik ke belakang, kemudian diayunkan ke depan

mengenai bola dengan menggunakan kaki bagian dalam tepat pada

titik pusat tending hingga bola bergerak ke depan.

c) Sikap akhir

Gerakan selanjutnya diikuti oleh gerak lanjut dari kaki tendang yang

diimbangi anggota tubuh lainnya, kesadaran yang sering terjadi

adalah:

Page 53: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 . perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

(1) Sikap badan kaki

(2) Kaki tumpu tidak disamping bola

(3) Badan kurang condong

(4) Tidak diikuti gerak lanjut

b. Teknik menendang bola dengan punggung kaki

Teknik menggunakan punggung kaki dapat dilakukan sebagai berikut:

1) Sikap permulaan

Sikap badan di belakang bola yang menyudut + 300. Kemudian pada

saat akan menendang bola yang berjarak sekepal tangan. Bersamaan

dengan mengayun kaki tendang bola ke belakang, badan sedikit

condong ke depan dan kedua lengan menjaga keseimbangan

pandangan dipusatkan ke bola.

2) Gerakan

Pada saat kaki tendang mengayun ke depan, kaki mengarah ke bola,

pergelangan kaki di titik tengah, ujung kaki selangkah ke samping

bawah, kemudian bola ditendang tepat pada sasaran titiik pusat

tedang.

3) Sikap akhir

Sikap akhir tendangan didukung oleh gerak lanjut tendang yang

diikuti anggota badan seluruhnya.

c. Teknik menendang bola dengan punggung kaki bagian luar

1) Sikap permulaan

Pemain berdiri agak ke belakang di samping bola dengan jarak kaki

tumpu lebih kurang sekepal tangan. Kemudian gerak kaki tendang ke

belakang lurus dengan bola. Pandangan kearah tendangan

Page 54: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 . perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

2) Gerakan

Dengan mengayun dan menggerakan kaki, tendangan bola sekuat-

kuatnya ke depan dengan menggunakan punggung kaki

3) Sikap akhir

Sikap akhir dari tendangan diikuti dengan gerak lanjut kaki tendang

dan diikuti oleh anggota tubuh lainnya.

d. Teknik menendang dengan ujung jari kaki

Teknik menendang bola dengan ujung jari kaki adalah sebagai berikut :

1) Sikap permulaan

Pemain berdiri agak kebelakang disamping bola dengan jarak kaki

tumpu lebih kurang sekepal tangan. Kemudian gerak kaki tendang

kebelakang lurus dengan bola. Pandangan kearah tendangan.

2) Gerakan

Kaki yang menendang diangkat kebelakang, selanjutnya, kaki yang

menendang diayunkan kedepan himgga ujung jari kaki atau ujung

sepatu tepat mengenai tengah-tengah belakang bola.

3) Sikap akhir

Sikap akhir dari tendangan diikuti dengan gerak lanjut kaki tendang

dan diikuti oleh anggota tubuh lainnya.

e. Mengontrol Bola

Mengontrol bola adalah suatu upaya untuk menguasai bola sebelum

bola dihentikan oleh kaki. Dalam upaya mengontrol bola pemain harus dalam

kondisi siap dengan pengamanan yang tepat agar dapat menguasai bola

sepenuhnya. Setelah bola tersebut terkontrol dengan baik , bola baru

dihentikan.

Menghentikan bola dapat dilakukan dengan cara:

Page 55: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 . perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

1) Menghentikan bola depan dengan telapak kaki

Sebelum menghentikan bola dengan telapak kaki pemain terlebih dahulu

mengontrol bola dan mendekati bola yang sedang bergerak. Bola tersebut

dihentikan dengan telapak kaki, dengan cara menyongsong bola yang

datang, kemudian telapak kaki ditarik ke belakang bersamaan dengan

datangnya bola.

2) Menghentikan bola dengan punggung kaki

pada umumnya menghentikan bola dengan punggung kaki dilakukan jika

bola jauh dari udara. Cara menghentikan bola dengan punggung kaki

sebagai berikut:

a) Pemain bergerak ke arah bola

b) Tepat di bawah bola melambung, angkatlah kaki ke depan atas yang

digerakkan untuk menghentikan bola dengan punggung kaki.

c) Tahan bola dengan menggunakan kaki dengan sedikit sentuhan atau

tarikan.

d) Bola jatuh diantara kedua kaki.

3) Menghentikan bola dengan dada

Cara menghentikan bola dengan dada sebagai berikut

a) Pemain mengontrol bola yang melayang dengan cermat

b) Majulah untuk menjemput bola

c) Dalam posisi seimbang, dada dibuka lebar dan kedua tangan melebar

d) Tahan bola yang tepat di dada dengan sedikit sentuhan atau berikan

kebelakang

e) Bola jatuh di antara kedua kaki

Page 56: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 . perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

4) Menghentikan bola dengan paha

Cara menghentikan bola dengan menggunakan paha adalah sebagai

berikut:

a) Pemain mengontrol dan menghentikan bola yang melayang di udara.

b) Pemain bergerak kearah datangnya bola.

c) Tempatkan tubuh di bawah datangnya bola. Kemudian tekuk lutut

hingga bidang datar paha berada tepat di bawah lambungan bola.

d) Angkat salah satu kaki yang akan digunaka, kemudian tekuk lutut

hingga bidang datar paha berada tepat di bawah lambungan bola.

e) Dengan sedikit sentuhan, bola dihentikan dengan paha.

f) Bola jatuh diantara perut.

5) Mengambil bola dengan perut

Menahan bola dengan menggunakan perut dapat dilakukan apabila posisi

bola melayang di atas tanah. Caranya sebagai berikut

a) Amati pergerakan bola yang melayang

b) Begerak kedepan menjemput bola

c) Dengan menjaga keseimbangan tahan bola dengan menggunakan

perut dengan sentuhan ataau menarik perut kebelakang dan jatuhkan

bola antara kedua kaki.

f. Menggiring bola

Menggiring bola adalah suatu gerakan membawa bola dengan

menggunakan kaki untuk menuju daerah pertahanan lawan dan untuk

mengelak penjagaan lawan.

Ada beberapa cara menggiring bola yaitu menggiring bola

menggunakan punggung kaki bagian dalam dan menggiring bola

menggunakan punggung kaki bagian luar.

Page 57: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 . perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

1) Menggiring bola Mengggunakan Punggung Kaki Bagian Dalam

Cara melakukannya sebagai berikut:

a) Sikap permulaan

Posisi badan agak condong ke depan, punggung kaki bagian dalam

dekat bola, paha sedikit ditekuk dan kaki kiri digunakan untuk

bertumpu. Untuk letak kaki tumpu di samping bola dengan sedikit

lutut dan kedua lengan menjaga keseimbangan.

b) Gerakan

Pemain bergerak ke depan sambil menggiring bola, kaki dan bola

sekali-kali bersentuhan, dan kedua kaki selalu dekat dengan bola.

Sesuai irama langkah dengan bola.

2) Menggiring Bola Menggunakan Punggung Kaki bagian Luar

Cara melakukannya sebagai berikut:

a) Sikap permulaan

Salah satu kaki ditempatkan didepan dengan pergelangan kaki

sedikit diputar kedalam, lutut agak ditekuk dan kaki lainnya sebagai

tumpuan. Sikap badan sedikit condong ke depan dan berat badan

berada di kaki belakang dengan kedua lengan tergantung rileks.

b) Gerakan

Pemain bergerak ke depan dengan kedua kaki selalu berdekatan

dengan bola. Persentuhan bola dengan kaki tepat pada bagian kaki

bagian luar.

g. Menyundul Bola

Menyundul bola adalah saat upaya mengambil bola yang melayang di

udara dengan menggunakan kepala. Daerah pernekaan bola dan kepala pada

saat akan melakukan sebuah sundulan adalah kening, karena kening

Page 58: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 . perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

merupakan bagian yang terkuat dari kepala. Ada beberapa cara yang

digunakan untuk menyundul bola, yaitu sebagai berikut:

1) Menyundul Dengan Awalan Melompat

Cara menyundul dapat dilakukan sebagai berikut

a) Sikap permulaan

Pemain berdiri dari posisi seimbang menghadap sasaran. Pandangan

mengarah dan mengontrol bola yang berada diudara.

b) Gerakan

Bergeraklah mendekati bola setelah berjarak satu meter antara

kepala dan bola, lalu melompat untuk melakukan sundulan dengan

menguatkan leher. Sundulan bola dilakukan dengan kepala atau

kening. Mendaratlah dengan tumpuan kaki.

2) Menyundul bola Tanpa Awalan

Cara melakukannya adalah sebagai berikut:

a) Sikap permulaan

Pemain berdiri dalam posisi seimbang menghadap kearah bola yang

datang. Kedua kaki di buka sejajar dan pandangan ke arah bola.

Kedua lengan terbuka ke samping tetapi rileks.

b) Gerakan

Bola kira-kira satu meter didepan kepala dengan melengkungkan

sedikit ke belakang otot leher. Kemudian gerakan bola ke depan

sehingga kepala menyundul bola.

h. Merebut bola dari kaki lawan

Merebut bola adalah usaha untuk menguasai atau menghadang bola dari

penguasaan lawan. Hal itu biasanya dilakukan ketika pemain sedang berada

dalam posisi bertahan. Teknik merebut bola dapat di bedakan menjadi:

Page 59: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 . perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

1) Merebut bola dari posisi depan

2) Merebut bola dari posisi samping

3) Merebut bola sambil meluncur

4) Merebut bola dengan menggunakan bahu

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh pemain dalam merebut

bola, yaitu:

1) Konsentrasi dan pandangan selalu mengarah pada bola

2) Saat menghadapi bola, dibutuhkan ketenangan dan keseimbangan

3) Dituntut ketepatan dalam merampas bola

4) Ketika melakukan perebutan bola, tidak boleh melakukan pelanggaran.

3. Teknik Gerakan Tanpa Bola

Gerakan tanpa bola, sebenarnya sangat penting dan menentukan dalam

suatu serangan. Dengan gerakannya, pemain tanpa bola dapat menciptakan

berbagai keadaan yang menguntungkan bagi pihaknya. Pemain sepak bola modern

sekarang ini dimainkan dengan cara bermain dengan rajin bergerak. Pemain yang

tidak mampu bergerak dengan cepat dan rajin, tidak akan pernah dapat menjadi

pemain baik.

Membebaskan diri dari lawan dilakukan dengan berbagai cara, antara lain:

a. Dengan gerak yang tiba-tiba sehingga lawan ketinggalan untuk bertindak dan

menggunakan ‘’saat’’ yang mengerikan untuk dapat menerima operan dalam

keadaan bebas.

b. Pemain juga dapat menciptakan ‘’posisi bebas’’ tersebut dengan berhenti

tiba-tiba atau dengan cepat mengubah arah.

c. Atau pemain mencoba ‘’melelahkan’’ lawan dengan cara terus menerus

berlari, sehingga dapat menerima bola tanpa gangguan lawan.

d. Dapat berpura-pura tidak aktif, seperti kelalahan atau seakan-akan tidak

berminat, sehingga lawan lengah, lalu mengambil kesempatan tersebut.

Page 60: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 . perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

Berlari ke tempat kosong dapat dilakukan dalam berbagai bentuk. Setiap

bentuk mengandung makna. Bentuk-bentuk berlari ke tempat kosong sebagai

berikut:

a. Bergerak kearah teman yang membawa bola

b. Berlari menjauhi ‘’daerah bola’’ dengan maksud untuk dapat menerima

operan jauh.

c. Pemain penyerang depan bergerak mundur, berlari telah melepaskan diri dari

kawalan fisik lawan, untuk dapat menerima operan.

d. Pemain yang berlari dengam kencang kearah pertahanan lawan dan menuju

kearah tengah lapangan, merupakan cirri dari serangan balik.

e. Mengikuti teman yang membawa bola juga berarti siap untuk membantu dan

memperkuat penyerangan. Sering dilakukan dalam daerah pertahanan sendiri

atau di lapangan tengah.

4. Teknik Gerakan Dengan Bola Pola Penyerangan

Pemain yang menguasai bola, sebelum bola tersebut dioperkan kepada

temannya akan melakukan ngerakan dengan bola, baik itu berupa ‘’berlari dengan

bola’’ atau gerakan menggiring bola. Memang terdapat sedikit perbedaan antara

‘’berlari dengan bola’’ dan menggiring bola. Berlari dengan bola selalu dalam

jangkauan. Langkah konstan dan tidak terlalu sering menyentuh bola. Sedangkan

menggiring bola adalah mengubah arah dan kecepatan bola drngan sentuhan-

sentuhan aki yang cepat.

Teknik gerakan dengan bola pada pola penyerangan sebagai berikut:

a. Wall Pass atau Operan Satu-Dua

Wall Pass atau operan satu-dua memang merupakan gerak yang

sangat sederhana dari dua orang pemain. Pemain A mengoper bola pada B,

kemudian lari ke posisi baru. Pemain B tanpa menahan bola mengoper

kembali kepada A yang menerima bola tersebut pada posisi baru. Walaupun

sederhana namun diperlukan latihan yang tekun dan sungguh-sungguh dari

Page 61: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 . perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

pemain. Diperlukan kecerdikan dari pemberi bola pertama untuk mencari

‘’lobang’’ kemana dia bisa berlari untuk menerima operan kedua.

Bagi penerima operan pertama, diperlukan kemahiran untuk

memperhitungkan saat dalam melakukan operan kedua yang akuran, sehingga

pemberi operan pertama dapat ‘’bertemu’’ bola pada posisi baru saat yang

tepat. Perlu diingat bahwa pemain yang melakukan operan yang pertama

kemudian’’pelari’’ yang harus mencari posisi baru yang kosong untuk

menerima operan kedua dari temannya. Pelari inilah yang menentukan

kemana operan kedua harus dilakukan.

b. Lemparan ke Dalam

Jika dilakukan secara baik, berencana dan dilatih dengan sungguh-

sungguh maka lemparan ke dalam dapat menjadi awal dari serangan yang

berbahaya. Terutama sekali jika lemparan ke dalam ini terjadi di daerah

pertahanan lawan.

c. Tendangan Penjuru

Keberhasilan tendangan sudut ke kotak penalty bergantung pada dua

hal yaitu:

1) Keterampilan pemain penyerang dalam menyundul bola ke gawang

lawan.

2) Kemampuan pihak bertahan untuk menyapu bola-bola tinggi di daerah

penalty, termasuk kemahiran penjaga gawang dalam memotong dan

menangkap bola-bola tinggi di kotak penalty.

5. Teknik Gerakan Dengan Bola Pola Pertahanan

Dalam permainan sepak bola dikenal tiga barisan pemain yaitu (1),

Barisan penyerang (2), barisan Pemain lapangan tengah dan(3), barisan

pertahanan (pemain belakang). Pemain belakang atau barisan pertahanan ini

mempunyai ‘’tugas utama’’ , untuk mempertahankan dan melindungi daerah

berbahaya atau gawangnya dari serangan lawan. Dalam menjalankan tugas utama

Page 62: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 . perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

ini, terdapat cara-cara, tugas, pola teknik, atau strategi tertentu yang perlu

dipahami.

Bertahan, pertahanan itu terlaksana dengan terkoordinir dan terpola serta

merupakan gerakan bersama bukan tindakan sendiri-sendiri yang lepas satu sama

lain.

a. Penjagaan Satu Lawan Satu ( Man to Man Marking)

Prinsip dasar permainan bertahan adalah penjagaan (Marking).

Penjagaan yang paling pantas dilakukan di daerah pertahanan adalah

penjagaan orang per orang. Dalam hal ini setiap pemain bertanggung jawab

untuk menjaga seorang pemain lawan. Penjaga yang lebih diutamakan adalah

penjagaan dilakukan secara ketat, dan diminta tidak perlu lawan dapat

ditinggalkan. Dari cara seperti inilah datangnya kemungkinan-kemungkinan

dalam sepak bola modern dimana pemain belakang justru dapat ikut

menyerang bahkan mencetak gol.

b. Penjagaan Daerah (Zona Marking)

Dalam pertahanan dengan cara penjagaan daerah ini, seorang pemain

menjaga daerah (zone) tertentu di daerah pertahanan. Setiap lawan yang

masuk ke daerah tersebut menjadi urusan dari men-tackle pemain lawan yang

masuk ke daerahnya. Begitu lawan meninggalkan daerahnya urusan diambil

alih oleh pihak bertahan lain, ke daerah mana lawan tersebut masuk.

c. Penjagaan Gabungan

Penjagaan gabungan adalah cara penjagaan terpadu antara satu lawan

dengan penjagaan daerah. Artinya setiap pemain menjaga lawan tertentu,

akan tetapi jika lawan tersebut tiba-tiba menukar posisinya dengan pemain

lawan. Maka ‘’jagaannya’’ dapat diserahkan kepada teman lain dan yang satu

menjaga pemain lainnya.

Dengan kata lain tidak perlu ‘’mengikuti’’ lawan yang harus dijaganya

terus menerus. Untuk pelaksanaan ini tentu saja diperlukan pengertian dan

kerjasama yang baik sesama pemain bertahan. Sebab sering mengalami

Page 63: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 . perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

adanya tukar menukar posisi dari lawan, sehingga terjadi tukar menukar

tugas.

d. Latihan Bermain Dengan Teknik Sederhana

Latihan bermain sepak bola mempunyai berbagai tujuan khusus, antara

lain dapat meningkatkan penguasaan keterampilan teknis dalam situasi

bermain, melatih dan menerapkan teknik tertentu, melatih kerja sama yang

baik bagian atau unit tertentu, maupun tim secara keseluruhan dan

meningkatkan kualitas fisik.

Teknik dasar yang telah dipelajari seperti menggiring bola, mengoper

bola, cara menerima bola, menembak dan sebagainya diterapkan lagi dalam

bentuk latihan bermain. Dalam hal ini kita dihadapkan dengan situasi

permainan yang sebenarnya. Artinya dalam mengolah bola akan senantiasa

berhadapan dengan lawan inilah yang menjadi tujuan latihan. Apabila siswa

telah mampu menguasai situasi tersebut, maka dapat dikatakan telah

menguasai teknik sepak bola sebenarnya. Maksudnya siswa tidak saja

menguasai teknik sepak bola konteks latihan teknik tetapi telah menguasai

teknik sepak bola dalam situasi permainan atau pertandingan sesungguhnya.

Selanjutnya berbagai strategi teknik bermain, gerakan tertentu, tidak

akan dapat dikuasai tanpa penerapan lapangan, terutama dalam situasi

permainan. Hal tersebut dilatih dalam bentu-bentuk latihan bermain dengan

tugas-tugas yang ditentukan, sesuai dengan aspek-aspek seperti yang di

kemukakan di atas. Bersamaan dengan melatih unsur-unsur tersebut terbina

pula kerjasama antara pemain dalam unit-unit tertentu menurut tugas masing-

masing.

Dengan latihan bermain, siswa dilatih dalam menguasai segi teknik,

menerapkan teknik, strategi dan gerakan tertentu serta melatih kerjasama.

Siswa juga dalam waktu yang bersamaan memelihara bahkan dengan

penekanan khusus dapat meningkatkan kondisi fisik yang sesuai dengan

tuntutan permainan sepak bola.

Page 64: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 . perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

6. Pembelajaran

a. Konsep Pembelajaran

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan

sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan

bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu

dan pengetahuan penugasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap

dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain pembelajaran adalah

proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Proses

pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang manusia serta dapat berlaku

dimanapun dan kapanpun.

Pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan belajar,

walaupun mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan,

guru mengajar supaya peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran

baik dari aspek kognitif, afektif maupun psikomotor.

Peran guru bukan semata memberikan informasi melainkan juga

mengarahkan dan memberi fasilitas belajar agar proses belajar lebih memadai

dan mudah diterima oleh peserta didik. Pembelajaran mengandung arti setiap

kegiatan yang dirancang untuk membantu seseorang mempelajari suatu

kemampuan atau nilai yang baru. Proses pembelajaran merupakan

seperangkat prinsip-prinsip yang dapat digunakan sebagai pedoman untuk

menyusun berbagai kondisi yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan

pendidikan.

b. Hakekat Pembelajaran

Istilah pembelajaran sama dengan instruction atau pengajaran. Menurut

Purwadinata 1976 yang dikutip H.J. Gino Suwarni, Suripto, Maryanto dan

Sutijan (1998:30) bahwa pengajaran mempunyai arti cara (perbuatan)

mengajar atau mengajarkan. Hal ini juga dikemukakan Wina Sanjaya

(2006:74) bahwa mengajar diartikan sebagai proses penyampaian informasi

dari guru kepada siswa. Pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta

Page 65: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 . perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

didik dengan lingkungannya sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang

lebih baik. Interaksi adalah saling mempengaruhi yang bermula adanya saling

hubungan antar komponen yang satu dengan yang lainnya. Interaksi dalam

pembelajaran adalah kegiatan timbal balik dan saling mempengaruhi antara

guru dengan peserta didik.

Pembelajaran merupakan upaya sistematis dan sistematik untuk

memfasilitasi dan meningkatkan proses belajar, maka kegiatan pembelajaran

berkaitan erat dengan jenis hakikat dan jenis belajar serta hasil belajar

tersebut. Kegiatan belajar merupakan masalah yang kompleks dan melibatkan

keseluruhan aspek psikofisik, bukan saja aspek kejiwaan, tetapi juga aspek

neurofisiologis. Oleh karena itu guru harus mengupayakan semaksimal

mungkin penataan lingkungan belajar dan perencanaan materi agar terjadi

proses pembelajaran di dalam maupun di luar kelas.

Dengan demikian proses belajar bisa terjadi di kelas, lingkungan

sekolah dan dalam kehidupan masyarakat, termasuk dalam bentuk interaksi

sosial kultural melalui media massa. Dalam konteks pendidikan non formal

justru sebaliknya, proses pembelajaran sebagian besar terjadi dalam

lingkungan masyarakat, termasuk dunia kerja, media massa dan lain

sebagainya. Hanya sebagain kecil saja pembelajaran terjadi di kelas dan

lingkungan.

Dalam Undang-Undang Sisdiknas sendiri disebutkan bahwa

pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dan sumber belajar pada

suatu lingkungan belajar. Jadi kita dapat mengetahui bahwa ciri pembelajaran

yaitu inisiasi, fasilitasi dan peningkatan proses belajar siswa ini menunjukkan

bahwa unsur kesengajaan dari pihak diluar individu yang melakukan proses

belajar, dalam hal ini pendidik secara perorangan atau kolektif dalam suatu

sistem, merupakan ciri utama dalam pembelajaran.

Kegiatan mengajar selalu terkait langsung dengan tujuan yang jelas. Ini

berarti, proses mengajar itu tidak begitu bermakna jika tujuannya tidak jelas.

Jika tujuan tidak jelas maka isi pengajaran berikut metode mengajar juga

Page 66: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 . perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

tidak mengandung apa-apa. Oleh karena itu seorang guru harus menyadari

benar-benar keterkaitan antara tujuan, pengalaman belajar, metode, dan

bahkan cara mengukur perubahan atau kemajuan yang dicapai. Untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam proses belajar mengajar, maka

seorang guru harus mampu menerapkan cara mengajar yang cocok untuk

mencapai tujuan yang dimaksud.

Dalam kegiatan pembelajaran, guru bertugas merencanakan program

pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai kemajuan pembelajaran

dan menguasai materi atau bahan yang diajarkannya. Jika seorang guru

mempunyai kemampuan yang baik sesuai dengan bidang yang diajarkan,

maka akan diperoleh hasil belajar yang optimal. Hasil belajar dapat dicapai

dengan baik jika seorang guru mampu melaksanakan tugas diantaranya

mengelola proses pengajaran berupa aktivitas merencanakan dan

mengorganisasikan semua aspek kegiatan.

Untuk itu seorang guru harus memiliki beberapa kemampuan dalam

menyampaikan tugas ajar, agar tujuan pengajaran dapat tercapai. Hal yang

terpenting dan harus diperhatikan dalam mengajar yaitu guru harus mampu

menerapkan metode mengajar yang tepat dan mampu membelajarkan siswa

menjadi aktif melaksanakan tugas yang diberikan oleh guru.

c. Prinsip-Prinsip Pembelajaran

Belajar suatu keterampilan adalah hal yang sangat kompleks. Belajar

membawa suatu perubahan pada individu ytang belajar. Menurut Nasution

yang dikutip H.J. Gino dkk (1998:51) bahwa perubahan akibat belajar tidak

hanya mengenai jumlah pengethuan, melainkan juga dalam kecakupan,

kebiasaan, sikap, pengertian, penyesuaian diri, minat, penghargaan,

pendeknya mengenai segala aspek organisme atau pribadi seseorang.

Perubahan akibat belajar adalah menyeluruh pada diri siswa. Untuk

mencapai perubahan atau peningkatan pada diri siswa, maka dalam proses

pembelajaran harus diterapkan prinsip-prinsip pembelajaran yang tepat.

Page 67: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 . perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

Menurut Wina Sanjaya (2006:30) bahwa sejumlah prinsip yang harus

diperhatikan dalam pengelolaan kegiatan pembelajaran diantaranya :

1) Berpusat pada siswa

2) Belajar dengan melakukan

3) Mengembangkan kemampuan sosial

4) Mengembangkan keingintahuan, imajinasi dan fitrah

5) Mengembangkan keterampilan pemecahan masalah

6) Mengembangkan kreatifitas siswa

7) Mengembangkan kemampuan ilmu dan teknologi

8) Menumbuhkan kesadaran sebagai warga negara yang baik

9) Belajar sepanjang hayat

Prinsip-prinsip pembelajaran tersebut sangat penting untuk diperhatiak

oleh seorang guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Pembelajaran

yang didasarkan pada prinsip-prinsip belajar yang benar akan memperoleh

hasil belajar yang optimal.

7. Pendekatan Bermain

a. Pengertian Bermain

Seorang guru Pendidikan Jasmani haurs mengetahui karakteristik siswa,

apabila siswa usia Sekolah Dasar, agar apa yang diberikan tidak salah. Menurut

Elizabeth B. Hurlock (1991:159-160), “Bahwa anak-anak usia sekolah dasar

bermain dianggap sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan,

sehingga anak didorong untuk bermain, tanpa memperdulikan status sosial

ekonomi keluarga meraka“. Selanjutnya Abdul Kadir Ateng (1992:116)

Berpendapat bahwa “Pembelajaran Pendidikan Jasmani disekolah dasar

khususnya kelas I dan II, yang paling tepat adalah bermain“. Hal ini dikuatkan

oleh Ki Hajar Dewantara (1977:256) “Bahwa anak-anak usia sekolah dasar

pada umumnya sangat menyukai bentuk-bentuk permianan, bahkan apabila

Page 68: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 . perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

anak tidak tidur atau tidak melakukan aktivitas lainnya, maka anak selalu

bermain-main dengan temannya“.

Telah dikemukakan (Cowell dan Hazelton, 1956:146) “Bahwa untuk

membawa anak kepada tujuan pendidikan secara umum dan pendidikan

secara khusus, maka perlu adanya usia peningkatan keadaan jasmani, sosial,

mental, dan moral yang optimal“. Selanjutnya dinyatakan bahwa untuk

memperoleh peningkatan tersebut, maka anak perlu dibantu dengan permaina

atau bermain. Hal ini karena anak dapat menampilkan dan memperbaiki

keterampilan jasmani, rasa sosial, percaya diri, peningkatan, moral dan

spiritual lewat bermain jujur, sopan, dan berjiwa olahraga.

Sukintaka (1992:2) berpendapat bahwa “Bermain merupakan peristiwa

atau kegiatan yang dilakukan dengan sunguh-sungguh”. Sedangkan Bruner

(Elizabeth B. Hurlock, 1991:121) berpendapat bahwa “Bermain pada masa

anak-anak merupakan kegiatan pokok pada masa anak-anak tersebut, dan

bermain merupakan sarana untuk improvisasi dan kombinasi melalui kendali-

kendali budaya menggantikan sifat anak yang dikuasai oleh dorongan-

dorongan kekanak-kanakan“.

b. Pembelajaran Bermain

Pembelajaran bermain mengandung pengertian bagaimana mengajarkan

sesuatu kepada anak didik, tetapi juga ada suatu pengertian bagaimana peserta

didik mempelajarinya. Dalam satu peristiwa pembelajaran ada suatu kejadian,

ialah pertama ada satu pihak yang memberi, dan kedua, ada satu pihak yang

menerima. Oleh sebab itu pada satu peristiwa tersebut dapat dikatakan terjadi

proses interaksi edukatif.

Winarno Surrachmad (1976:14) mengutaran ciri-ciri proses interaksi

edukatif sebagai berikut :

1) Ada bahan yang menjadi isi proses 2) Ada tujuan yang jelas yang akan dicapai 3) Ada pelajar yang aktif mengalami 4) Ada guru yang melaksanakan 5) Proses interaksi tersebut berlangsung dalam ikatan situasional.

Page 69: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 . perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

c. Tujuan Pembelajaran Bermain

Perlu diketahui, bahwa ada pemilihan antara filsafat pendidikan dan

tujuan pendidikan. Meski tujuan pendidikan itu merupakan penjabaran dari

filsafat pendidikan dan filsafat pendidikan sangat dijiwai oleh filsafat Negara.

Pendidikan dapat dikatan baik bila pendidikan itu dapat memberi kesempatan

berkembangnya suatu aspek pribadi manusia, atau dengan kata lain rumusan

tujuan itu berisikan pengembangan aspek pribadi manusia.

Winarno Surrachmad (1976:24) mengutarakan bahwa “Mengajar

merupakan peristiwa yang terkait oleh tujuan, terarah kepada tujuan, dan

dilaksanakan semata-mata untuk mencapai tujuan”.

Oleh sebab itu seorang harus benar-benar memahami tujuan pendidikan,

sehingga guru tersebut mampu menentukan langkah-langkah yang tepat

sehingga pencapaian tujuan akan lebih terjamin.

B. Kerangka Berfikir

Kemampuan gerak dasar merupakan kemampuan yang mendasar dari

gerak yang dibawa sejak lahir yang bersifat umum atau fundamental yang

berperan untuk melakukan suatu keterampilan. Kemampuan gerak dasar pada

dasarnya bersifat relatif statis dan permanen yang ditentukan oleh faktor

bawaan. Kemampuan gerak dasar berkembang relatif secara otomatis sesuai

dengan tingkat perkembangan,pertumbuhan, dan kematangan anak. Untuk

mencapai kemampuan gerak dasar yang optimal, maka komponen-komponen

kemampuan gerak dasar termasuk gerak dasar dalam sepak bola, perlu dilatih

dan dikembangkan melalui latihan dan pendekatan yang tepat.

C. Hipotesis

Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka berpikir yang telah dikemukakan

di atas dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut : Pendekatan bermain dapat

meningkatkan kemampuan menendang bola sepak secara optimal pada siswa

kelas V SD Negeri 2 Kecepit Kecamatan Punggelan Kabupaten Banjarnegara.

Page 70: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 . perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian

1. Waktu Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dari bulan Maret 2011 dan

selesai penyusunan laporan pada bulan Mei 2011. Pengumpulan data dilakukan

pada bulan April 2011 karena sesuai dengan program semester, materi

pembelajaran lari cepat kelas V dilaksanakan bulan Maret 2011. Secara lebih jelas

dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Table 1. Jadwal Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas

No. Waktu Kegiatan Keterangan

1. Maret 2011

Perencanaan

Pembuatan Proposal

Penyusunan Instrumen

2. Maret 2011 Pelaksanaan Tindakan Kelas

3. April 2011 Pengumpulan Data

4. Mei 2011 Penyusunan Laporan Penelitian

Table 2. Jadwal Rencana Kegiatan PTK

Kegiatan pokok PTK Sesi Ke

1 2 3 4 5 6

o Siklus I

Perencanaan, Pelaksanaan, Observasi dan Refleksi

o Siklus II

Perencanaan, Pelaksanaan, Observasi dan Refleksi

Page 71: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 . perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

2. Tempat Penelitian

Lokasi Penelitian adalah di SD Negeri 2 Kecepit, Kecamatan Punggelan,

Kabupaten Banjarnegera, pada semester genap Tahun Pelajran 2010/2011. Kelas

V dijadikan subyek penelitian karena hasil belajar permainan sepak bola kelas ini

masih rendah dan peneliti mengajar pada kelas ini.

3. Siklus PTK

Penelitian tindakan kelas (PTK) ini direncanakan dalam beberapa siklus

untuk melihat peningkatan hasil menendang bola dalam penjasorkes dengan

peneerapan pendekatan bermain.

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah siswa-siswa kelas V SD Negeri 2 Kecepit,

Kecamatan Punggelan, Kabupaten Banjarnegara, Tahun Pelajaran 2010/2011.

C. Sumber Data

Data dan sumber data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini

terdiri dari:

1. Rencana Pembelajaran (RP)

Yaitu merupakan perangkat pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman

guru dalam mengajar dan disusun untuk tiap putaran. Masing-masing RP

berisi kompetensi dasar, indicator pencapaian hasil belajar, tujuan

pembelajaran khusus dan kegiatan belajar mengajar.

2. Lembar Observasi Kegiatan Belajar Mengajar

a. Lembar observasi pengelolaan pendekatan bermain, untuk mengamati

kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran.

b. Lembar observasi aktivitas siswa dan guru untuk mengamati aktifitas

siswa dan guru selama proses pembelajaran.

Page 72: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 . perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

3. Angket Motivasi Terhadap Pendekatan Bermain

Angket ini digunakan untuk mengetahui apakah siswa-siswa tersebut

menyenangi model pembelajaran yang ditawarkan penulis.

4. Tes Praktek

Tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai,

digunakan untuk mengukur kemampuan pemahaman materi yang diajarkan.

Tes praktek ini diberikan disetiap akhir putaran.

5. Lembar observasi penilaian kinerja siswa ranah psikomotor.

6. Lembar observasi penilaian kinerja siswa ranah afektif.

D. Teknik Pengumpulan Data

Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi

pengolahan pendekatan bermain, observasi aktivitas siswa dan guru, angket

motivasi siswa dan tes praktek.

E. Teknik Analisis Data

Untuk mengetahui keefektifan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran

perlu diadakan analisis data. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis

deskriptif kualitatif, yaitu suatu penelitian yang bersifat menggambarkan

kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk

mengetahui prestasi belajar yang dicapai siswa juga untuk memperoleh respon

siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses

pembelajaran.

F. Prosedur Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (action class research)

karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas.

Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif, sebab menggambarkan

bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang

diinginkan dapat tercapai.

Page 73: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 . perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

Menurut Oja dan Sumarjan (dalam Titik Sugiarti, 1997:8) ada 4 macam

bentuk penelitian tindakan, yaitu penelitian tindakan guru sebagai peneliti,

penelitian tindakan kolaboratif, penelitian tindakan simulative terinteratif dan

penelitian tindakan social eksperimental.

Dalam penelitian tindakan ini menggunakan bentuk penelitian kolaboratif

dan partisipatif, dimana dalam penelitian ini mengkolaborasikan peran peneliti

dan peran siswa sebagai obyek penelitian. Sedangkan partisipatif disini

dimaksudkan bahwa siswa ikut berpartisipasi langsung dalam penelitian yang

dilangsungkan oleh peneliti. Penanggung jawab penuh penelitian tindakan adalah

pengamat (peneliti). Tujuan utama dari penelitian tindakan ini adalah

meningkatkan hasil pembelajaran dikelas dimana peneliti secara penuh terlibat

dalam penelitian mulai dari perencanaan, tindakan, pengamat dan refleksi.

Dengan cara ini diharapkan adanya kerja sama dari seluruh siswa dan bisa

mendapatkan data yang seobjektif mungkin demi kevalidan data yang diperlukan.

Adapun tujuan utama dari PTK adalah untuk memperbaiki/meningkatkan

praktek pembelajaran secara berkesinambungan, sedangkan tujuan penyertaannya

adalah menumbuhkan budaya meneliti dikalangan guru (Mukhlis, 2003:5).

PTK terdiri atas empat tahap, yaitu planning (Rencana), action (Tindakan),

observasi (Pengamatan) dan reflection (Refleksi). Siklus spiral dari tahap-tahap

PTK dapat dilihat pada gambar-gambar berikut:

1. Rancangan/rencana awal, sebelum mengadakan penelitian peneliti menyusun

rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan, termasuk

didalamnya instrument penelitian dan perangkat pembelajaran.

2. Kegiatan dan pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti

sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati hasil

atau dampak dari ditetapkannya pendekatan bermain.

3. Refleksi, peneliti mengkaji melihat dan mempertimbangkan hasil atau

dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang

diisi oleh pengamat.

Page 74: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 . perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

4. Rancangan/rencana yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari pengamat

membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya.

Dalam penelitian ini,kegiatan akan terbagi dalam dua siklus, yaitu :

G. Rancangan Siklus I

a. Perencanaan

1) Penentuan waktu tindakan kelas

2) Penentuan kelas yang akan diberi tindakan/kegiatan

3) Perencanaan kegiatan yang akan diberikan

4) Pembuatan RPP

5) Persiapan alat-alat yang digunakan dalam pembelajaran

b. Kegiatan

1) Pendahuluan

a) Siswa dibariskan, dihitung, dipimpin berdoa

b) Apersepsi

c) Memimpin pemanasan

2) Kegiatan Inti

Kegiatan inti berupa games atau permainan yaitu :

a) Permainan pertama berupa latihan menendang bola secara

berpasangan dengan jarak 5 meter.

c. Observasi

Observasi terbagi dalam dua putaran, dimana pada masing-masing

putaran dikenal perilaku yang sama (alur kegiatan yang sama) dan membahas

satu sub pokok bahasan yang diakhiri dengan tes praktek diakhir masing-

masing putaran. Dibuat dalam dua putaran dimaksudkan untuk memperbaiki

sistem pengajaran yang dilaksanakan. Dalam observasi ini akan dicatat atau

direkam semua hasil temuan yang ditemukan pada saat pelaksanaan kegiatan.

Page 75: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 . perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

d. Refleksi

Pada akhir siklus diadakan refleksi terhadap hasil-hasil yang diperoleh

baik dari hasil angket, maupun catatan guru.

Diagram siklus dalam penelitian tindakan kelas

Revised Plan

H. Rancangan Siklus II

a. Perencanaan

Pada Siklus II direncanakan melanjutkan rangkaian program siklus I dengan

penambahan tindakan.

b. Kegiatan

1) Pendahuluan

a) Siswa dibariskan, dihitung, dipimpin berdoa

b) Apersepsi

c) Memimpin pemanasan

2) Kegiatan Inti

Kegiatan inti berupa games atau permainan yaitu :

a) Permainan kedua berupa latihan menendang bola secara berpasangan

dengan jarak 10 meter.

c. Observasi

Dalam observasi ini akan dicatat atau direkam semua hasil temuan yang

ditemukan pada saat pelaksanaan kegiatan.

d. Refleksi

Pada akhir siklus diadakan refleksi terhadap hasil-hasil yang diperoleh baik

dari hasil angket, maupun catatan guru untuk membedakan hasil siklus I

Kegiatan, Observasi

Refleksi

Perencanaan

Satu Siklus

Page 76: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 . perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

dengan siklus II ,apakah ada peningkatan partisipasi dari hasil belajar siswa

atau tidak, jika belum ada, maka siklus dapat diulang kembali.

Page 77: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 . perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Setelah peneliti melaksanaan perbaikan pembelajaran sepak bola bermain

melalui bermain pada siswa kelas V SD Negeri 1 Kecepit, Kecamatan Punggelan,

Kabupaten Banjarnegara, hasil yang didapat selalu mengalami peningkatan dari

setiap siklusnya.

1. Siklus I

Pembelajaran menendang bola dalam permainan sepak bola melalui

pendekatan bermain sepak bola siklus I adalah perkenalan teknik dasar

menendang pada permainan sepak bola yang meliputi : 1) tendangan, 2) operan,

3) menghentikan bola, 4) menggiring bola. Pembelajaran teknik dasar menendang

bola dalam permainan sepak bola melalui pendekatan bermain pada siklus I

dilakukan selama satu kali pertemuan.

a. Rencana Tindakan

Kegiatan perencanaan tindakan I dilaksanakan pada hari Sabtu, 26 Maret

2011 di SD Negeri 2 Kecepit, Kecamatan Punggelan, Kabupaten

Banjarnegara. Peneliti dan guru penjaskes yang ada di kelompok VIII sebagai

mitra kolabolator mendiskusikan rencana tindakan yang akan dilaksanakan

dalam proses penelitian ini, seluruh rencana tindakan pada siklus I termuat

dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) siklus I. Melalui RPP siklus I

tersebut maka disepakati bahwa pelaksaan tindakan pada siklus I diadakan

satu kali pertemuan. Peneliti bersama kolabolator melakukan pengukuran tes

kemampuan siswa dalam pembelajaran menendang bola dalam permainan

sepak bola.

Dari hasil tes pengukuran kemampuan menendang bola dalam permainan

sepak bola di peroleh hasil yang kurang maksimal, dari keseluruhan siswa

Page 78: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 . perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

yang mengikuti tes hanya 10 siswa yang mendekati dapat melakukan gerakan

menendang bola dalam permainan sepak bola dari jumlah 24 siswa.

Melalui dasil pengukuran tersebut maka peneliti dan kolabolator

merancang rencana pelaksaan tindakan siklus I sebagai berikut :

1) Peneliti dengan kolabolator merancang skenarioi model pembelajaran

menendang bola dalam permainan sepak bola melalui pendekatan

bermain, untuk meningkatkan motivasi dan kemampuan siswa terhadap

menendang bola dalam permainan sepak bola melalui pendekatan

bermain sebagai berikut :

a)Peneliti menjelaskan tujuan pembelajaran, informasi latar belakang

pelajaran, pentingnya pelajaran, mempersiapkan siswa untuk belajar

b)peneliti mendemonstrasikan keterampilan dengan baik, atau

menyajikan informasi tahap demi tahap

c)Peneliti merencanakan dan memberi bimbingan pembelajaran awal

d)mengecek apakah siswa telah berhasil melakukan tugas dengan baik,

memberi umpan balik

e)Peneliti mempersiapkan kesempatan melakukan pelatihan lanjutan,

dengan perhatian khusus pada penerapan kepada situasi lebih kompleks

dala kehidupan sehari-hari

2) Peneliti dan kolabolator menyusun RPP pembelajaran menendang bola

dalam permainan sepak bola melalui pendekatan bermain.

3) Peneliti dan kolabolator menyiapkan peralatan yang akan digunakan

dalam pelaksanaan proses pembelajaran yang telah direncanakan dalam

RPP.

4) Peneliti dan kolabolator menyusun pembelajaran yakni berupa tes dan

non tes. Instrumen tes dinilai hasil peningkatan kemampuan menendang

bola dalam permainan sepak bola melaluui pendekatan bermain.

Sedangkan non tes di nilai berdasarkan pedoman obsevasi yang

Page 79: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 . perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

dilakukan oleh kolaborator dengan mengamati keaktifan, sikap siswa,

keseriusan siswa dalam mengikuti pembelajaran dan melalui formulir

penilaian siswa.

5) Peneliti dan kolaborator menyusun standar penilaian pada penguasaan

teknik dasar menendang bola dalam permainan sepak bola.

b. Pelaksanaan Tindakan (action)

Pelaksanaan tindakan kelas pada proses pembelajaran dalam satu siklus

berlangsung satu pertemuan tatap muka (70 menit). Materi menendang bola

dalam permainan sepak bola melalui pendekatan bermain.

Adapun bentuk pembelajarannya menggunakan pendekatan permainan.

Siswa dibariskan kemudian guru memimpin berdo’a, setelah itu dilakukan

presensi. Setelah semua siswa dipresensi kemudian guru menjelaskan materi

pembelajaran yang akan diajarkan.

Kegiatan berikutnya adalah pemanasan, pemanasan dilakukan dengan

bentuk permainan (games) “estafet bola” yang mengarah pada inti

pembelajaran hal ini agar membuat siswa lebih senang dalam mengikuti

pembelajaran yang akan diajarkan oleh guru.

Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, masing-masing kelompok

saling berhadapan kemudian siswa menendang bola secara

berpasangan.kemudian dilanjutkan dengan menggiring bola, mengoper bola

kepada pasangannya dan pasangannya menghentikan bola tersebut kemudian

bergantian. Setelah semua melakukan pada akhir pembelajaran siswa

bermain kucing-kucingan dengan bola untuk mengaplikasikan materi yang

sudah diberikan.

Dalam melakukan teknik menendang bola awalnya kebanyakkan siswa

agak kesulitan, setelah dilakukan berulang-ulang kesalahan-kesalahan siswa

dalam melakukan menendang bola dalam permainan sepak bola melalui

pendekatan bermain mulai berkurang dan kebanyak siswa sudah diaggap bisa.

Siswa yang sudah bisa melakukan dengan benar salah satunya dipanggil oleh

Page 80: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 . perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

guru untuk memberikan contoh. Setelah itu dilanjutkan dengan kegiatan

penutup, dalam kegiatan penutup siswa dibariskan dalam tiga bersaf. Guru

kemudian memberikan koreksi atas kesalahan-kesalahan siswa. Serta

memberi penghargaan (reward) bagi siswa yang sudah dapat melakukan

passing bawah dengan benar, guru memberikan waktu kepada siswa untuk

bertanya apabila dalam materi yang sudah diajarkan ada yang belum jelas,

kemudian diakhiri dengan berdo’a dan pembubaran.

c. Observasi (observation)

Pada pertemuan yang pertama ini, kolaborator mencermati, mencatat dan

mendokumentasikan hal-hal yang terjadi selama proses pembelajaran atau

tindakan berlangsung, meliputi sikap siswa, guru, penggunaan alat dan

fasilitas yang digunakan selama proses pembelajaran. Secara umum suasana

kelas cukup aktif, ini terlihat dari antusiasme siswa dalam mengikuti

pembelajaran, dari pemanasan sampai kegiatan penutup.

d. Refleksi (reflection)

Setelah selesai tindakan pada pertemuan pertama, peneliti dan

kolaborator mendiskusikan hasil pengamatan siswa dalam melakukan belajar

passing bawah. Hambatan-hambatan atau kendala yang ditemukan dalam

proses pembelajaran menendang bola dalam permaina sepak bola yang

banyak dialami oleh siswa adalah kesalahan pada saat melakukan tendangan,

pengoperan bola dan menghentikan bola. Hambatan tersebut diatasi oleh guru

selama proses pembelajaran berlangsung, yaitu dengan cara melakukan

koreksi terhadap siswa yang kesulitan dalam melakukan latihan atau gerakan

passing bawah. Sedangkan untuk siswa yang kurang tertib guru selalu

memberikan teguran dan bimbingan.

Untuk mengurangi hambatan-hambatan yang muncul pada saat tindakan

pertama, peniliti merencanakan tindakan kedua yang diutamakan pada teknik

menendang bola dalam permainan sepak bola melalui pendekatan bermain

pada saat games (permainan), sikap badan dan kaki pada saat menendang,

Page 81: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 . perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

menggiring, menghentikan bola lebih ditegaskan sehingga gerakan akan

benar. Untuk teknik menendang bola hampir sudah paham, namun masih ada

yang melakukan kesalahan, jadi disiklus kedua nanti masih akan diulang.

2. Siklus II

Siklus II merupakan tindakan lanjut dari hasil analisis dan refleksi yang

dilakukan pada siklus I, dimana dalam pelaksanaan tindakan dalam siklus I, rata-

rata siswa menunjukan peningkatan baik dalam kemampuan dan hasil belajar

menendang bola dalam permainan sepak bola melalui pendekatan bermain. Akan

tetapi target dari peneliti dan kolaborator belum terpenuhi. Oleh sebab itu

pelaksanaan siklus II mengacu pada pelaksanaan siklus I , karena merupakan

perbaikan dari siklus I, karena merupakan perbaikan dari siklus I, maka tidak jauh

berbeda dengan yang dilaksanakan pada siklus I.adapun tahapan yang dilakukan

pada siklus II ini antara lain:

a. Rencana Tindakan

Pada tahap perencanaan ini kegiatan yang dilakukan adalah berkonsultasi

dengan kolaborasi untuk menentukan permasalahan dalam penelitian,

membuat skenario, menentukan waktu tindakan, perencanaan tindakan

(games dan materi), pembuatan RPP dan menyiapkan sarana dan prasarana

yang akan digunakan dalam proses pembelajaran.

Adapun waktu pelaksanaan tindakan pada hari selasa, 19 April 2011,

pada tahap ini peneliti sudah mendata dan mengidentifikasi serta

menganalisis pada siklus pertama serta yang akan dilakukan dalam Penelitian

Tindakan Kelas.

b. Pelaksanaan Tindakan (action)

Dengan melihat hasil pada siklus pertama serta hasil konsultasi dengan

kolabortaor maka diperlukan tindakan lanjutan. Materi pokok menendang

bola dalam permainan sepak bola melalui pendekatan bermain.

Page 82: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 . perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

Adapun bentuk pembelajarannya menggunakan pendekatan permainan.

Siswa dibariskan kemudian guru memimpin berdo’a, setelah itu dilakukan

presensi. Setelah semua siswa dipresensi kemudian guru menjelaskan materi

pembelajaran yang akan diajarkan.

Kegiatan berikutnya adalah pemanasan, pemanasan dilakukan dengan

bentuk permainan (games) “Tembak Burung” hal ini agar membuat siswa

lebih senang dalam mengikuti pembelajaran yang akan diajarkan oleh guru.

Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, masing-masing kelompok

saling berhadapan tetapi jaraknya 10 kemudian siswa menendang bola secara

berpasangan, setelah itu dilanjutkan dengan menendang bols kearah sasaran

gawang kecil, kemudian dikombonasikan dengan diawali dengan menggiring

bola kemudian menendang bola kearah sasaran, setelah itu siswa bermain

sepak bola dengan gawang yang kecil tanpa dijaga oleh penjaga gawang.

Dalam melakukan menendang bola dalam permainan sepak bola melalui

pendekatan bermain awalnya kebanyakkan siswa agak kesulitan, setelah

dilakukan berulang-ulang kesalahan-kesalahan siswa dalam melakukan

tekni9k menendang bola dalam permainan sepak bola mulai berkurang dan

kebanyakkan siswa sudah dianggap bisa.. Setelah itu dilanjutkan dengan

kegiatan penutup, dalam kegiatan penutup siswa dibariskan dalam tiga bersaf.

Guru kemudian memberikan koreksi atas kesalahan-kesalahan siswa. Serta

memberi penghargaan (reward) bagi siswa yang sudah dapat melakukan

teknik menendang bola dalam permainan sepak bola dengan benar , guru

memberikan waktu kepada siswa untuk bertanya apabila dalam materi yang

sudah diajarkan ada yang belum jelas, kemudian diakhiri dengan berdo’a dan

pembubaran.

c. Observasi (observation)

Pada pertemuan yang kedua ini, kolaborator mencermati, mencatat dan

mendokumentasikan hal-hal yang terjadi selama proses pembelajaran atau

tindakan berlangsung, meliputi sikap siswa, guru, penggunaan alat dan

Page 83: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 . perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

fasilitas yang digunakan selama proses pembelajaran. Kolaborator

memberikan masukan terhadap hasil pengamatan kepada guru yang sedang

melakukan penelitian. Secara umum suasana kelas cukup aktif, ini terlihat

dari antusiasme siswa dalam mengikuti pembelajaran, dari pemanasan sampai

kegiatan penutup.

d. Refleksi (reflection)

Setelah selesai tindakan pada pertemuan pertama, peneliti dan

kolaborator mendiskusikan hasil pengamatan siswa dalam melakukan belajar

menendang bola dalam permainan sepak bola melalui pendekatan bermain,

kolaborator memberikan masukan dan saran terhadap peneliti untuk bahan

pada pembelajaran yang berikutnya. Hambatan-hambatan atau kendala yang

ditemukan dalam proses pembelajaran menendang bola dalam permainan

sepak bola yang banyak dialami oleh siswa adalah kesalahan pada saat

melakukanmenendang bola kearah sasaran. Hambatan tersebut diatasi oleh

guru selama proses pembelajaran berlangsung, yaitu dengan cara melakukan

koreksi terhadap siswa yang kesulitan dalam melakukan latihan atau gerakan

menendang bola dalan permainan sepak bola. Sedangkan untuk siswa yang

kurang tertib guru selalu memberikan teguran dan bimbingan.

Untuk mengurangi hambatan-hambatan yang muncul pada saat tindakan

pertama, peniliti merencanakan tindakan berikutnya yang diutamakan pada teknik

menendang bola pada permainan sepak bola pada saat games (permainan), sikap

badan pada saat menendang bola, mengoperkan bola dan menhentikan bola lebih

ditegaskan sehingga gerakan akan benar. Untuk teknik menendang bola dalam

permainan sepak bola kebanyakan sudah paham, namun masih ada yang

melakukan kesalahan.

Pada siklus pertanma diperoleh hasil yang kurang memuaskan, karena

siswa melakukan tendangan sesuai dengan pengetahuannya sendiri, gerakannya

belum terorganisir dengan baik sehingga bentuk-bentuk tendangan bermacam-

macam gaya. Siswa belum memahami, apa itu hasil belajar, sikap dan konsep

gerakan menendang bola.

Page 84: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 . perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Pada siklus kedua setelah guru melakukan pembelajaran dengan metode

bermain yang memotivasi anak untuk bergerak untuk melakukan gerakan sepak

bola siswa mulai termotivasi untuk melakukan gerakan yang diarahkan oleh guru

dan siswa begitu aktif dan senang dalam mengikuti pembelajaran. Dari hasil

pengamatan dsri beberapa guru kolaborasi dan hasil test formatif didapat dari

siklus pertama siswa yang dapat melakukan gerakan sepak bola dari 24 siswa

hanya 10 siswa yang sudah mendekati gerakan menendang bola.baru pada siklus

ke dua terjadi peningkatan 90% siswa dapat melakukan gerakan menendang bola.

Langkah-langkah yang peneliti lakukan untuk menguraikan hasil

penelitian adalah sebagai berikut :

1. Membuat histogram batang untuk menggambarkan tingkat ketuntasan siswa

dalam prosentase.

2. Membuat diagaram lingkaran untuk melihat jumlah ketuntasan masing-

masing siklus dari studi awal sampai siklus kedua.

3. Membuat diagram peningkatan nilai-nilai rata-rata dari studi awal, siklus

pertama dan siklus kedua.

Agar mudah dipahami dapat dilihat pada data sebagai berikut :

Tabel 3. Hasil tes formatif menendang bola, siklus I pada siswa kelas V SD

Negeri 2 Kecepit, dengan KKM : 70

No Nama Siswa Aspek Nilai

Ket Psikomotor Affektif Kognitif

Rata- rata

1. DENI NUR RIZKI 60 70 65 65,0 remidi 2. ANDINA TRI Z 75 65 65 68,3 remidi 3. SUKENTO 70 80 65 71,6 tuntas 4. RIZKI HIDAYAH 75 65 80 73,3 tuntas 5. IRFAN SUSILO 60 70 80 70 tuntas 6. DWI NOVANTO 60 60 65 61,7 remidi 7. ILHAM T 70 60 60 63,3 remidi 8. RIZKI ARDI P 75 65 80 73,3 tuntas 9 EKA CAHYO N.F 65 65 80 70 tuntas 10. YOSI DIAH F 75 75 75 75 tuntas

Page 85: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 . perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

11. SETIA R 60 65 65 63,3 remidi 12. ALWIYANI 60 70 70 66,7 remidi 13. IDA TRIYANI 65 65 80 70 tuntas 14. ASRI NUR M H 65 75 80 73,3 tuntas 15. EVI SRI W 65 60 65 63,3 remidi 16. EYESA FATWA M 75 65 80 73,3 tuntas 17. FARIKHATUL D 60 65 65 63,3 remidi 18. HALIM NUR R 70 70 70 70 tuntas 19. IRFAN HIDAYAT 70 60 65 65 remidi 20. IBNU HASAN M 70 80 75 75 tuntas 21. INDRI M 70 80 60 70 tuntas 22. KANTIKA V 60 65 60 61,7 remidi 23. KHOMSATUN K 70 65 65 66,7 remidi 24. LATIFAH R 60 70 60 63,3 remidi Jumlah 1605 1630 1675 1636,4 Rata-rata 66,8 67,9 69,7 68,1

Hasil akhir pada siklus pertama pada aspek psikomotor jika

dipersentasekan adalah sebagai berikut :

1. Siswa yang memperoleh nilai 70-80 berjumlah 12 siswa (50%)

2. Siswa yang memperoleh nilai 60-69 berjumlah 12 siswa (50%)

3. Rata-rata aspek psikomotor 66,8%

Hasil akhir pada siklus pertama pada aspek affektif jika dipersentasekan

adalah sebagai berikut :

1. Siswa yang memperoleh nilai 70-80 berjumlah 10 siswa (41,6%)

2. Siswa yang memperoleh nilai 60-69 berjumlah 14 siswa (58,4%)

3. Rata-rata aspek affektif 67,9%

Hasil akhir pada siklus pertama pada aspek kognitif jika dipersentasekan

adalah sebagai berikut :

1. Siswa yang memperoleh nilai 70-80 berjumlah 11 siswa (45,8%)

2. Siswa yang memperoleh nilai 60-69 berjumlah 13 siswa (54,2%)

Page 86: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 . perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

3. Rata-rata aspek affektif 69,7%

Pada siklus kedua terjadi perubahan yang sangat signifikan baik pada

waktu proses pembelajaran maupun hasil pembelajaran, siswa yang mengikuti

pembelajaran sepak bola dari sejumlah 24 siswa semua terlihat aktif dalam

mengikuti proses pembelajaran dan siswa begitu antusias mengikuti pembelajaran

sepak bola dengan pendekatan pendekatan modifikasi alat peraga. Siswa begitu

senang dan aktif bergerak dalam mengikuti pembelajaran hal ini terlihat dengan

hasil pencaian hasil test formatif yang meningkat dari siklus I yang hanya 45%

sekarang menjadi 91% semua siswa sudah dapat memenuhi KKM yang telah

ditentukan yaitu 70. Dalam proses pembelajaran sepak bola pada siklus II siswa

begitu senang ini dibuktikan dengan semua siswa begitu aktif mengikuti proses

pembelajaran tidak ada lagi siswa yang malas-malasan dan duduk-duduk. Hal ini

dapat dilihat dari hasil data test formatif siklus II meningkat drastis dari yang 10

siswa yang belum tuntas pada siklus I menjadi 22 siswa telah tuntas atau

memenuhi KKM yang ditentukan oleh sekolah.

Tabel 4. Hasil tes formatif siklus II siswa belajar sepak bola pada siswa kelas V

SD Negeri 2 Kecepit dengan KKM : 70

No Nama Siswa Aspek Nilai

Ket Psikomotor Affektif Kognitif

Rata- rata

1. DENI NUR RIZKI 75 70 65 70 tuntas 2. ANDINA TRI Z 75 75 70 73.3 tuntas 3. SUKENTO 70 80 70 73.3 tuntas 4. RIZKI HIDAYAH 75 70 80 75 tuntas 5. IRFAN SUSILO 70 75 80 75 tuntas 6. DWI NOVANTO 65 70 70 68.3 remidi 7. ILHAM T 70 70 70 70 tuntas 8. RIZKI ARDI P 75 75 80 76.6 tuntas 9 EKA CAHYO N.F 70 70 80 73.3 tuntas 10. YOSI DIAH F 80 75 75 76.6 tuntas 11. SETIA R 70 75 70 71.6 tuntas 12. ALWIYANI 75 70 70 71.6 tuntas 13. IDA TRIYANI 75 65 80 73.3 tuntas 14. ASRI NUR M H 70 75 80 75 tuntas 15. EVI SRI W 70 75 70 71.6 tuntas 16. EYESA FATWA M 80 70 80 76.6 tuntas

Page 87: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 . perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

17. FARIKHATUL D 75 70 70 71.6 tuntas 18. HALIM NUR R 75 75 70 73.3 tuntas 19. IRFAN HIDAYAT 75 70 70 71.6 tuntas 20. IBNU HASAN M 75 80 75 76.6 tuntas 21. INDRI M 75 80 70 75 tuntas 22. KANTIKA V 70 75 60 68.3 remidi 23. KHOMSATUN K 75 70 70 71.6 tuntas 24. LATIFAH R 75 75 75 75 tuntas Jumlah 1760 1755 1750 1755 Rata-rata 73,3 73,1 72,9 73,1

Hasil akhir pada siklus II pada aspek psikomotor jika dipersentasekan

adalah sebagai berikut :

1. Siswa yang memperoleh nilai 70-80 berjumlah 23 siswa (95,8%)

2. Siswa yang memperoleh nilai 60-69 berjumlah 1 siswa (4,2%)

3. Rata-rata aspek psikomotor 73,3%

Hasil akhir pada siklus II pada aspek affektif jika dipersentasekan adalah

sebagai berikut :

1. Siswa yang memperoleh nilai 70-80 berjumlah 23 siswa (95,8%)

2. Siswa yang memperoleh nilai 60-69 berjumlah 1 siswa (4,2%)

3. Rata-rata aspek affektif 73,3%

Hasil akhir pada siklus II pada aspek kognitif jika dipersentasekan adalah

sebagai berikut :

1. Siswa yang memperoleh nilai 70-80 berjumlah 22 siswa (91,6%)

2. Siswa yang memperoleh nilai 60-69 berjumlah 2 siswa (8,4%)

3. Rata-rata aspek affektif 72,9%

Hasil akhir tersebut jika dibandingkan dengan hasil belajar siswa pada

semester sebelumnya, maka terjadi adanya peningkatan yang sangat berarti

Page 88: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 . perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

setelah mengikuti pembelajaran dengan pendekatan bermain dan modifikasi alat

peraga.

Nilai akhir yang diperoleh siswa kelas V SD Negeri 2 Kecepit,

Kecamatan Punggelan, Kabupaten Banjarnegara, Tahun Pelajaran 2010/2011 pada

siklus II dengan jumlah siswa 24 pada nilai-nilai rata-rata diperoleh persentase

sebagai berikut :

1. Siswa yang memperoleh nilai 70-80 berjumlah 22 siswa (91,6%)

2. Siswa yang memperoleh nilai 60-70 berjumlah 2 siswa (8,4%)

3. Siswa yang memperoleh nilai 50-60 berjumlah 0 siswa (0%)

4. Rata-rata 73,1%

Pada proses pembelajaran terjadi perubahan sikap siswa tentang :

1. Kehadiran siswa yang menyeluruh mencapai 100%

2. Partisipasi dalam kegiatan pembelajaran mencapai 100%

3. Keseriusan dalam kegiatan dapat dinyatakan optimal, karena tidak ada siswa

yang bermain sendiri dan bermalas-malasan.

4. Usaha yang dilakukan peserta didik untuk menguasai materi pembelajaran

sangat tinggi.

5. Kerjasama mereka sangat baik, dilihat dari pengamatan ketika mereka

melaksanakan perlombaan dan tugas

6. Siswa aktif bertanya kepada guru tentang materi yang belum mereka pahami

7. Siswa begitu senang dalam mengikuti pembelajaran ini dilihat setelah materi

pembelajaran selesai siswa minta lagi pembelajaran

8. KKM yang telah ditentukan dapat tercapai secara optimal

Data kentutasan hasil belajar sepak bola melalui penerapan bermain dan

modifikasi alat peraga dapat dilihat dari hasil rekapitulasi test formatif dari studi

awal, siklus I sampai siklus II sebagai berikut :

Page 89: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 . perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

Tabel 5. Data ketuntasan belajar sepak bola dari studi awal, siklus pertama,

sampai siklus kedua SD Negeri 2 Kecepit.

Uraian Belum Tuntas Sudah Tuntas Jumlah

Rata-rata Frekuensi % Frekuensi % Siswa

Studi Awal 16 66,6 8 33,4 24 66,2 Siklus I 14 58,3 10 41,7 24 68,1 Siklus II 2 8,4 22 91,6 24 73,3

Dari tabel diatas dapat kita lihat peningkatan hasil belajar siswa pada

pembelajaran sepaki bola dari studi awal siklus I dan siklus II mengalami

Peningkatan yang cukup berarti, hal ini tentu sangat memuaskan.

Hal ini dapat kita sajikan dalam histogram batang sebagai berikut :

Gambar 2. Diagram batang tentang prensentase belajar sepaki bola dari Studi

Awal, Siklus I, dan Siklus II.

Dengan memperhatikan histogram batang tersebut dapat dilihat kemajuan

belajar siswa, terutama ketuntasan belajar siswa. Dari Studi awal ke Siklus I, dari

Siklus I ke Siklus II terlihat adanya peningkatan. Sebaliknya dapat dilihat

penurunan ketidaktuntasan belajar siswa terutama pada Siklus II. Dengan

memperhatikan data-data pada Studi Awal, Siklus I dan Siklus II maka

pembelajaran yang sesuai dengan kondisi siswa pembelajaran sepak bola melalui

pendekatan bermain dan modifiasi alat peraga. Hal ini dapat kita sajikan dalam

diagram lingkaran sebagai berikut :

66.658.3

8.4

33.441.7

91.6

0

20

40

60

80

100

Studi Awal Siklus I Siklus II

Chart TitleBelum Tuntas

Tuntas

Page 90: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 . perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

Gambar 3. Diagram jumlah ketuntasan belajar siswa pada studi awal

Gambar 4. Diagram jumlah ketuntasan belajar siswa pada Siklus I

Gambar 5. Diagram jumlah ketuntasan belajar siswa pada Siklus II

Dengan memperhatikan diagram lingkaran tersebut dapat kita melihat

peningkatan hasil belajar siswa, dilihat dari hasil nilai rata-rata kelas dari Studi

Awal, Siklus pertama dan Siklus kedua.

B. Pembahasan

Dari hasil evaluasi belajar sepak bola bermain dapat ditarik kesimpulan

bahwa pembelajaran dengan metode pendakatan bermain dapat meningkatkan

hasil belajar sepak bola bermain pada siswa kelas V SD Negeri 1 Kecepit,

816 Tuntas

Belum

1014 Tuntas

Belum

2

22

Belum

Tuntas

Page 91: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 . perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

Kecamatan Punggelan, Kabupaten Banjarnegara. Hal ini ditandai dengan nilai

rata-rata diatas Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM), yang telah ditetapkan oleh

sekolah yaitu 70.

Pada kegiatan ini “learning by doing” sangat tepat diterapkan, dimana

peserta didik diberi tugas untuk menemukan sendiri gerakan sepak bola baik

secara kelompok maupun individual. Menurut Endang Suyatna dan Adang

Suherman (2001:10) “Kegiatan pembelajaran dengan pendekatan bermain

menyediakan pengalaman gerak yang akan membangkitkan motivasi pada peserta

didik untuk berprestasi dalam kegiatan pembelajaran”. Kegitan bermain sepak

bola diawali dengan gagasan yang dapat memotivasi peserta didik untuk berlari,

melompat dan melempar dalam bentuk yang paling sederhana. Faktor motivasi

merupakan bagian dari tugas guru yang merupakan tantangan didalam

memerlukan jawaban agar dapat merangsang peserta didik untuk aktif bergerak.

Di sisi lain untuk tercapainya keefektifan pembelajaran sepak bola, guru-

guru Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan perlu memberikan rangsangan

yang dapat membangkitkan motivasi belajar peserta didik. Motivasi belajar

peserta didik dalam mempelajari Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan

sangat terkait dengan sikap mental dan kepribadian yang dimiliki, hal tersebut

meliputi :

1. Penerimaan

Penerimaan mencakup kepekaan adanya suatu stimulus dan adanya kesediaan

untuk memperhatikan rangsangan. Kesediaan dinyatakan dalam

memperhatikan sesuatu namun masih pasif.

2. Partisipasi

Partisipasi mencakup kerelaan untuk memperhatikan secara aktif dan

berpartisipasi dalam suatu kegiatan. Keaktifan ini dinyatakan dalam

memberikan suatu reaksi terhadap rangsangan yang disajikan.

Page 92: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 . perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

3. Penilaian atau penentuan sikap

Penilaian atau penentuan sikap yang mencakup kemampuan untuk

memberikan penilaian terhadap sesuatu atau membawa diri sesuai dengan

penilaian itu, kemampuan ini dinyatakan dalam suatu perkataan atau

tindakan.

4. Organisasi

Organisasi meliputi kemampuan untuk membentuk suatu sistem nilai sebagai

pedoman dan pegangan dalam kehidupan. Kemampuan ini dinyatakan dalam

mengembangkan suatu perangkat nilai.

5. Pembentukan pola hidup

Pembentukan pola hidup merupakan kemampuan untuk menghayati nilai-

nilai kehidupan sedemikian rupa sehingga menjadi milik pribadi dan menjadi

pegangan nyata dan jelas untuk mengatur kehidupan sendiri. Kemampuan ini

dinyatakan dalam pengaturan hidup berbagai bidang.

1. Deskripsi Temuan

Dengan melihat data hasil observasi dan tes formatif siswa dari studi

awal, siklus pertama dan siklus kedua terjadi peningkatan penguasaan materi oleh

siswa.

Hal ini dapat dilihat dari hasil tes formatif secara klasikal rata-rata nilai

siswa naik pada setiap siklusnya. Kenaikan nilai rata-rata kelas untuk setiap

siklusnya adalah sebagai berikut, dari studi awal ke siklus pertama nilai rata-rata

naik hal itu karena penggunaan pendekatan belajar dengan bentuk-bentuk

permainan.

Dari siklus pertama ke siklus kedua nilai rata-rata kelas naik hal ini

karena pendekatan belajar dengan bentuk-bentuk permainan, anak menjadi lebih

senang dan termotivasi untuk mengikuti pembelajaran karena ada unsur kompetisi

yang ini merupakan karakteristik anak-anak usia Sekolah Dasar yang masih

senang bermain dengan berlomba sehingga terjadi peningkatan dalam belajarnya.

Page 93: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 . perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

2. Refleksi

Dari hasil diatas menunjukkan bahwa metode pembelajaran dengan

penerapan pendekatan bermain dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam

belajar, dan secara klasikal dapat menuntaskan belajar siswa.

Demikian pula penggunaan pendekatan belajar ini akan lebih membantu

siswa memahami materi pelajaran yang disajikan. Selain itu dalam menyajikan

suatu materi pembelajaran guru juga harus melengkapi pembelajaran dengan

penetapan atau pemilihan metode belajar yang memakai, menciptakan iklim

belajar yang kondusif, lebih komunikatif antara guru dan siswa, siswa dengan

siswa, maka siswa jadi terlatih dan terbiasa memiliki rasa tanggung jawab dalam

belajar. Sehingga prestasi belajar yang dicapai memuaskan, siswa lebih giat dan

bersemangat dalam belajar, tingkat penguasaan materi baik secara klasikal

maupun individual.

Agar pembelajaran sepak bola dapat berjalan efektif, maka perlu

diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

1. Guru harus mampu membimbing dan mengarahkan peserta didik menuju

tercapainya tujuan belajar sesuai dengan apa yang diharapkan.

2. Guru harus pandai memilih dan menyusun variasi permainan dengan

memperhatikan karakteristik dan kemampuan peserta didik guna mencapai

pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna.

3. Guru dituntut memiliki kreatifitas dalam memberikan materi pembelajaran

baik mengenai teknik penyajian, pengelolaan kelas dan mendorong peserta

didik untuk berani mengemukakan pendapat dan kreatif dalam menjalankan

tugas dari guru.

4. Guru harus mampu mendorong peserta didik untuk berfikir kreatif dan

mandiri.

Page 94: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 . perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dengan memperhatikan data yang didapat pada siklus pertama dan siklus

kedua perbaikan pembelajaran sepak bola yang telah dilaksanakan dan

berdasarkan penelitian diatas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : Melalui

pendekatan bermain dapat meningkatkan kemampuan hasil belajar siswa dalam

pembelajaran sepak bola.

B. Implikasi

Penelitian ini memberikan suatu gambaran yang jelas bahwa keberhasilan

proses pembelajaran tergantung pada beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut

berasal pihak guru, siswa, alat/media, dan metode pembelajaran yang digunakan.

Faktor dari pihak guru yaitu kemampuan guru dalam mengembangkan materi,

menyampaikan materi, pengelolaan kelas, metode yang digunakan dalam proses

pembelajaran, kreatifitas guru dalam keterbatasan sarana dan prasarana, serta

teknik yang digunakan guru sebagai sarana untuk menyampaikan materi.

Sedangkan faktor dari siswa meliputi minat dan motivasi siswa dalam mengikuti

proses pembelajaran. Ketersediaan alat/media pembelajaran yang menarik dapat

juga membantu motivasi siswa belajar siswa sehingga akan diperoleh hasil belajar

yang optimal.

Faktor-faktor tersebut saling mendukung satu sama lain, sehingga harus

diupayakan dengan maksimal, agar semua faktor tersebut dapat dimiliki oleh guru

dan siswa dalam proses pembelajaran yang berlangsung di kelas maupun di

lapangan. Apabila guru kreatif, inovatif dalam mengemas, ketersediaan sarana

prasarana, proses pembelajaran, pengelolaan kelas maka akan tercapai tujuan

pembelajaran yang diinginkan. Apalagi bila didukung oleh sarana prasarana dan ,

media pembelajaran yang memadai maka proses pembelajaran akan berjalan

lancar dan lebih baik. Materi pembelajaran yang dikemas dan disajikan dengan

melihat karakteristik, latar belakang siswa maka akan memudahkan siswa dalam

Page 95: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 . perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

mengikuti proses pembelajaran, serta didukung oleh minat dan motivasi siswa

yang tinggi untuk aktif dalam mengikuti proses pembelajaran. Dengan demikian,

kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar, kondusif, efektif, efisien,

dan menyenangkan.

Penelitian ini juga memberikan deskripsi yang jelas bahwa dengan

penerapan model pembelajaran yang memodifikasi alat dan disajikan dalam

bentuk permainan dalam proses pembelajaran menendang bola dalam permainan

sepak bolamelalui pendekatan bermain dapat meningkatkan kemampuan,

ketangkasan, serta hasil belajar siswa, sehingga penelitian ini dapat digunakan

sebagai suatu pertimbangan bagi guru yang ingin mengembangkan proses

pembelajaran menendang bola dalam permainan sepak bola kepada peserta

didiknya. Bagi guru pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan, hasil penelitian

ini dapat dijadikan referensi dalam pelaksanaan proses pembelajaran pendidikan

jasmani, olahraga dan kesehatan yang berkaitan dengan materi menendang bola

dalam permainan sepak bola bagi siswa sekolah dasar agar lebih efektif dan

efisien. Akan lebih baik apabila guru dan siswa dapat mengembangkan kreatifitas

dan inovasi dalam membuat model-model pembelajaran yang lebih banyak.

Dengan pembelajaran menendang bola dalam permainan sepak bola

melalui pendekatan bermain dalam pelaksanaan proses pembelajaran, maka siswa

memperoleh pengalaman yang baru dan berbeda dalam proses pembelajaran

pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan. Siswa mampu mencermati lebih

jelas konsep gerak yang ada pada pembelajaran menendang bola dalam permainan

sepak bola, sehingga mampu memahami dan menirukan dengan baik.

Pemberian tindakan dari studi awal, siklus I, dan siklus II memberikan

deskripsi bahwa terdapatnya kekurangan atau kelemahan yang terjadi selama

proses pembelajaran berlangsung. Namun kekurangan-kekurangan tersebut dapat

diatasi pada pelaksanaan tindakan pada siklus-siklus berikutnya. Dari pelaksanaan

tindakan yang kemudian dilakukan refleksi terhadap proses pembelajaran, dapat

dideskripsikan terdapat peningkatan hasil belajar siswa, motivasi siswa, dan

keaktifan siswa dalam mengiktui proses pembelajaran. Dari segi proses

Page 96: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 . perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan, penerapan modifikasi

alat dan pendekatan bermain dapat merangsang aspek motorik siswa. Dalam hal

ini siswa dituntut untuk aktif dalam mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani,

olahraga dan kesehatan yang akan berguna dan bermanfaat untuk

mengembangkan kebugaran jasmani, rohani, kerjasama, toleransi, kejujuran, serta

skill dan pengetahuan yang kesemuan ini sangat penting dalam pendidikan

jasmani.

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat dikemukakan saran-saran

sebagai berikut :

1. Guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan perlu menetapkan

pembelajaran menendang bola dalam permainan sepak bola melalui

pendekatan bermain. Agar pembelajaran sepak bola dapat diperoleh hasil

yang diharapkan oleh guru perlu melaksanakan hal-hal sebagai berikut :

a. Merancang materi pembelajaran secara terprogram dengan

memperhatikan karakteristik siswa, sehingga pembelajaran yang kita

sampaikan akan berjalan lancar, efektif, efisien dan menyenangkan.

b. Memilih permainan yang sesuai dengan karakteristik dan kemampuan

siswa, kondisi dan situasi sekolah dan sarana prasarana yang tersedia,

sehingga dapat membantu siswa dalam memahami materi pembelajaran

dengan mudah.

c. Memberikan kesempatan kepada seluruh siswa dengan semaksimal

mungkin untuk ikut aktif melakukan kegiatan bermain, berdiskusi,

latihan dan berlomba.

d. Permainan yang disajikan harus mengarah kepada tujuan dari

pembelajaran yang akan diberikan.

e. Mampu mengendalikan suasana pada saat proses pembelajaran

berlangsung.

Page 97: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 . perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

f. Bersikap terbuka dalam membantu kesulitan yang dihadapi siswa pada

saat proses pembelajaran dengan memperhatikan kerakteristik dan

kemampuan siswa.

g. Mendorong siswa untuk mau dan mampu memahami konsep sepak bola

sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Dalam hal ini guru-guru

Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan diharapkan :

1) Mampu mengembangkan permainan yang memancing perhatian dan

kreatifitas siswa untuk tertarik pada pelajaran Pendidikan Jasmani,

Olahraga dan Kesehatan.

2) Bersikap sabar dan mengatur jalannya permainan.

3) Mampu menyesuaikan perasaan terhadap keberadaan siswa.

2. Sekolah mengusahakan tersedianya sarana dan prasarana pendukung proses

pembelajaran.

3. Penyusunan Kurikulum Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan SD

untuk lebih bijak dalam membuat Kurikulum yang sesuai dengan karakter,

motivasi belajar, kondisi siswa SD, kondisi geografis, dan kondisi lingkungan

tempat tinggal siswa.

4. Dapat dikembangkan model-model pembelajaran dan media pembelajaran

lainnya dengan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian

prestasi belajar siswa, misalnya kondisi geografis, karakteristik anak, kondisi

sekolah, kesiapan guru dan faktor pendukung lainnya.

Page 98: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS …/Penerapan... · KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 . perpustakaan.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineksa Cipta

Bachrie, Eddy, dkk. 1982. Buku Kerja Pelatih Sepakbola Remaja. Bandung;

Binacipta Betty, C. Eric. 1987. Latihan Sepakbola Metode Baru Pertahanan. Bandung :

Pioner Jaya Coever, Weil, 1982, Sepakbola Pembinaan Pemain Ideal. Jakarta : PT. Gramedia Engkos S.R. 1994. Penjaskes. Jakarta : Erlangga Kristiyanto, Agus, 2010, Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Dalam Pendidikan

Jasmani & Kepelatihan Olahraga. Surakarta : UNS Press Remmy, Muchtar. 1992. Olah Raga Pilihan Sepakbola. Jakarta : Depdikbud

Dirjen Dikti Roji. 1996. Penjaskes 3. Jakarta : Tiga Serangkai Sarjono, 1986. Pembinaan dan Kondisi Fisik. Jakarta : Depdikbud Dirjen Dikti Slamet, S.R. 1994. Penjaskes 3. Jakarta : Tiga Serangkai Sneyer, J. 1988. Sepakbola Latihan dan Strategi. Jakarta : PT. Rosda karya Suharno, 1986. Ilmu Kepelatihan Olah Raga. Yogyakarta : IKIP Yogyakarta Suwandi, Sarwiji. 2009. Penelitian Tindakan Kelas(PTK) dan Penulisan Karya

Ilmiah. Panitia Sertifikasi Guru (PSG), Rayon 13. Surakarta Syafi’I, Imam, 1999. Sepakbola Dasar. Surabaya : UM Press IKIP Surabaya Syarifudin, Aib. 1997. Penjaskes 1,2,3. Jakarta : PT. Gramedia Widiasmara

Indonesia