Upload
duongmien
View
227
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA
Santosa Yudo Warsono
Direktur Inovasi Industri
Rapat Koordinasi Litbangda Provinsi Jambi
Sungai Penuh – Jambi, 19 – 21 Juli 2017
Lay-out Paparan
DIREKTORAT JENDERAL PENGUATAN INOVASI - KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI 2
1. Latar Belakang
2. Proses Inovasi
3. Program Kemenristekdikti
4. Mengembangkan Supply Chain
Inovasi (Nasional – Daerah)
PERTANIAN
PANGAN
Produksi Kelapa Sawit Tahun 2017
Luas Area
(Ha)
Produksi
(ton)
Perkebunan
Rakyat 463.952 1.044.724
Perkebunan
Negara 24.276 95.242
Perkebunan
Swasta 267.293 938.497
TOTAL 755.522 2.078.463
Industri Pengolahan Hasil Perikanan
Pelabuhan Perikanan Terpadu Kuala Tungkal &
Muara Sabak
Luas perairan : 44.496 km2, potensi ikan rata2 :
114.036 ton/tahun
Potensi lestari perairan laut : ± 71.000 ton/tahun ;
tingkat pemanfaatan 62%
Potensi komoditas ikan : tenggiri, bawal,
senangin, kembung, udang, dll
Karet
Jumlah produksi tahun 2016 : 326.000 ton
Ekspor SIR20 tahun 2016 : 297.000 ton
Industri hilir yang dapat dikembangkan : alat
kesehatan & lab, ban, perlengkapan kendaraan
bermotor, sandal, perlengkapan pakaian
olahraga, perlengkapan teknik industry,
perlengkapan anak & bayi, perlengkapan rumah
tangga
POTENSI UNGGULAN
PROVINSI JAMBI
Pada tahun 2008, struktur
ekonomi Provinsi Jambi
didominasi oleh sektor
Pertanian (30%), Perdagangan
(17%) dan industri Pengolahan
(14%)
Mewujudkan
masyarakat Indonesia
yang mandiri, maju,
adil dan makmur
melalui percepatan
pembangunan di
segala bidang dengan
struktur
perekonomian yang
kokoh berlandaskan
keunggulan
kompetitif
Menata kembali
NKRI, membangun
Indonesia yg aman
dan damai, yg adil
dan demokratis
dengan tingkat
kesejahteraan yang
lebih baik
Memantapkan
penataan kembali
NKRI, meningkatkan
kualitas SDM,
membangun
kemampuan iptek,
memperkuat daya
saing perekonomian
RPJMN
Tahun 2005-2009
RPJMN
Tahun 2015-2019
RPJMN
Tahun 2020-2024
Memantapkan
pembangunan secara
menyeluruh dengan
menekankan
pembangunan
keunggulan kompetitif
perekonomian yang
berbasis SDA yang
tersedia, SDM yang
berkualitas, serta
kemampuan iptek
RPJMN
Tahun 2010-2014
VISI Pembangunan
2025 Penciptaan nilai tambah
berbasis keunggulan kompetitif
(SDA + SDM + IPTEK)
Arah Pembangunan Nasional Jangka Panjang
6
9 (Sembilan) Agenda Prioritas Pembangunan (Nawa Cita)
1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan
memberikan rasa aman pada seluruh warga negara;
2. Membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis dan
terpercaya;
3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan
desa dalam kerangka negara kesatuan;
4. Memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem dan
penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya;
5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia;
6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar
internasional;
7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakan sektor-sektor
strategis ekonomi domestik;
8. Melakukan revolusi karakter bangsa;
9. Memperteguh ke-bhinneka-an dan memperkuat restorasi sosial
Indonesia.
Strategi 10 :
Meningkatkan relevansi dan daya saing pendidikan tinggi, melalui strategi:
a.Pengembangan jurusan-jurusan inovatif sesuai dengan kebutuhan
pembangunan dan industri, disertai peningkatan kompetensi lulusan
berdasarkan bidang ilmu yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja;
b.Penguatan kerjasama perguruan tinggi dan dunia industri untuk kegiatan
riset dan pengembangan;
c.Pengembangan pendidikan dan pelatihan kewirausahaan yang
terintegrasi di dalam mata kuliah, dengan menjalin kerjasama dengan
dunia usaha/dunia industri.
RPJMN 2015-2019 Buku 1 BAB 6 AGENDA PEMBANGUNAN NASIONAL
Bagian 6.5.2 Pembangunan Pendidikan: Pelaksanaan Program Indonesia Pintar; Halaman 6-73
PENGERTIAN INOVASI
Menurut OECD :
An innovation is the implementation of a new or significantly improved
product (good or service), or process, a new marketing method, or a
new organizational method in business practices, workplace
organization or external relations. Innovation covers a wide range of
domains with science and technology innovation as the core.
10
UU 18/2002 memaknai inovasi sebagai “kegiatan penelitian,
pengembangan, dan/atau perekayasaan yang bertujuan
mengembangkan penerapan praktis nilai dan konteks ilmu pengetahuan
yang baru, atau cara baru untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang telah ada ke dalam produk atau proses produksi”
Sedangkan RUU memaknai inovasi sebagai “kegiatan penelitian,
pengembangan, pengkajian, penetapan dan/atau perekayasaan yang
menghasilkan kebaruan dan perubahan yang diterapkan dan
bermanfaat secara komersial, ekonomi dan atau sosial budaya
Regional Pangan EnergiKesehatan
dan obat
Transport
asiTIK HanKam
Material
maju
Maritim
dan
kelautan
Penanggulangan
bencana dan
pengurangan risiko
bencana
Perubaha
n iklim
Sosial
humaniora
Total per
Regional
SUMATERA (11 Perguruan Tinggi) 56 21 14 1 15 0 9 4 3 1 13 137
JAWA (27 Perguruan Tinggi) 115 92 61 24 89 1 68 61 11 2 68 592
BALI, LOMBOK dan NUSA TENGGARA
(7 Perguruan Tinggi)33 2 5 0 4 0 9 1 0 8 17 79
KALIMANTAN (3 Perguruan Tinggi) 7 4 11 4 11 0 3 0 3 1 4 48SULAWESI, MALUKU dan PAPUA
(3 Perguruan Tinggi)23 17 10 1 2 0 1 3 2 0 11 70
Total per Bidang 234 136 101 30 121 1 90 69 19 12 113 926
Pengisian Pemetaan Potensi Inovasi Oleh Perguruan Tinggi
11 Perguruan Tinggi
27 Perguruan Tinggi
3 Perguruan Tinggi
7 Perguruan Tinggi
3 Perguruan Tinggi
INNOVATION
Innovation I
ITERATION
Business Model, Supply
Chain, Manufacturing
Market Need and
Application New and Old S&T
INNOVATION
13
Technical world Technological
entrepreneurship Commercial world
Invention/discoveries/technologi
es Technological innovations
Researc
h
activities
Development
activities
Market
development
activities
Product/ process
development activities Thinkering/
experimenting
Result
Activities
Relationships Among Key Concepts Concerning Technological Innovation Strategic Management of Technology and Innovation. 2004. Burgelman (Stanford), Christensen (Harvard), Wheelwright (Harvard)
Perilaku budaya
Kesesuaian Iptek yang dimiliki dengan yang dibutuhkan
Kebutuhan pasar dan perkembangan teknologi
Dunia Usaha/Industri atau Perusahaan
Kapasitas litbang Tatakelola perusahaan
Struktur pasar Kapasitas produksi
Kinerja inovasi
Perguruan Tinggi & Lembaga litbang
Kapabilitas litbang Fokus bidang riset
Pola pengorganisasian Kapasitas pemanfaatan
Kinerja litbang
Saluran Interaksi
Promosi program
Insentif fiskal
dan
pendanaan
INDUSTRY – SCIENCE RELATIONSHIP
(ISR)
Dukungan pengelolaan dan pendanaan riset
Tatakelola dan tatalaksana
Intermediaries
Struktur Insentif
Regulasi
Kerangka Konseptual Hubungan Industri dengan Organisasi Publik Sains/Iptek
Sumber : Benchmarking Industry-Science Relationships. OECD. 2002
Design Intervention
Intervention
Implementation
Post Intervention
Funded components
Goal Milestone Role of Inter- Agency
monthly
evaluation
Monthly report
Logbook
Evaluation
Monitoring & measuring Impact
TIME LINE
MENGELOLA/MENGGERAKAN INOVASI
Business model
Production & Sales Data
Questioner
16
Kerangka Logis Rencana Strategis Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi
DAYA
SAING
LEMBAGA
YANG
BERKUALITAS
INOVASI
SUMBERDAYA
BERKUALITAS
TENAGA KERJA
TERAMPIL
DIKTI
PENELITIAN
DAN
PENEMBANGAN
Regulating Executing Empowering
1. Mobility Peneliti/ Perekayasa/
Dosen ke Industri
2. Reward bagi Peneliti/
Perekayasa/Dosen
Penilaian angka kredit
3. Pengaturan Royalti atas
Komersialisasi Paten DN
4. Flexibility pendanaan riset,
pengembangan dan inovasi melaui
skema Block Grant
5. Insentif Fiskal dan Non Fiskal
6. Pengadaan Pemerintah untuk pre
komersial produk hasil R&D
7. Penjaminan Resiko/Asuransi
Teknologi/ sistem jaminan inovasi
8. Kewajiban bagi setiap PTN
untuk menghasilkan produk
inovasi setiap tahun
9. Harmonisasi Kebijakan Sektoral
1. Roadmap Prioritas Produk Inovasi
Thn. 2025)
2. Fasilitasi Pendanaan Inovasi
a. Penerapan Teknologi di
Industri
b. Inovasi PT di Industri
c. Perusahaan Pemula
Berbasis Teknologi
d. Inovasi PPBT di PT
3. Pengembangan Teaching
Industri
4. Pengembangan Konsorsium
Inovasi
5. Pengembangan Wahana
Interaksi ABG Industri (STP,
Klaster Inovasi)
1. Pengembangan/Penguatan unit-unit
Intermediasi/ Technology Transfer
Office – TTO
2. Pengembangan Help Desk untuk konsultasi
inovasi bagi IKM
3. Pengembangan Pusat – Pusat Pelatihan
4. Penguatan Standarisasi berbasis hasil R&D
Penguatan Lembaga Uji dan Sertifikasi
5. Memperkuat kolaborasi dengan BUMN dan
Industri sebagai penggerak inovasi
6. Regionalisasi Inovasi PT
7. Pengembangan database dan sistem
informasi inovasi
8. Penguatan difusi dan diseminasi; pameran
dan promosi; Business Gathering
9. Penguatan Kerjasama Internasional (G to G;
B to B)
10. Penguatan Neraca Inovasi dan Daya Saing
INISIATIF PENGUATAN INOVASI NASIONAL (Rakernas 2016)
18
UJI ALPHA (α)
1. Pengembangan purwarupa (prototype) 2. Replikasi 3. Uji laboratorium
UJI BETA (β) 1. Uji Lapangan
(lingkungan pengguna/nyata)
2. Pengembangan Lanjut
DIFUSI
1. Aplikasi di pengguna 2. Komersialisasi awal 3. Pengembangan pasar 4. Komersialisasi lanjut
EKSPLORASI
1. Ide/Konsep 2. Riset Eksplorasi 3. Feasibility/Scanning
Penguatan Inovasi
Lingkup Penguatan Inovasi Nasional
Temuan
baru
PROGRAM
PPBT 2017
CALON PERUSAHAAN
PEMULA BERBASIS
TEKNOLOGI
1
2
3
INKUBASI BISNIS
TEKNOLOGI
PPBT – PERGURUAN
TINGGI
PROGRAM PENERAPAN INOVASI INDUSTRI
Tujuan
Mempercepat Hilirisasi
hasil-hasil R & D
Focus
ICT; Hankam; Pangan;
Kesehatan; Energi;
Transportasi; Material maju Sinergi
Kerjasama ABG
untuk
mengembangkan
Produk Inovasi
Pendanaan Inovasi
Penyempurnaan Prototipe Industri, Pengujian,
Penyesuaian Standar, Sertifikasi, Audit Teknologi,
Alih Teknologi, Trial Production
Output/Outcome
Produk Inovasi
PROGRAM INOVASI PERGURUAN TINGGI DI INDUSTRI
Tujuan
Membangun Industri
berbasis teknologi yang
berfungsi sebagai sarana
pembelajaran dan
pengembangan produk
inovasi
Focus
ICT; Hankam; Pangan;
Kesehatan; Energi;
Transportasi; Material
Maju
Teaching
Industry
Kriteria Seleksi
Kelayakan Pembelajaran;
Kelayakan Bisnis (Industry);
Kesiapan dan Rekam Jejak
Peneliti; Luaran, Resiko dan
Dampak
Output/Outcom
e Pembelajaran,
Industri dan
Produk Inovasi
Mengembangkan Supply Chain
Inovasi (Nasional-Daerah)
DIREKTORAT JENDERAL PENGUATAN INOVASI - KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI 22
Pro
duksi B
enih
Kom
ers
ial
SUPPLY CHAIN INDUSTRI BENIH SUMBER
(PROGRAM BENIH DASAR)
BS : Breeder Seed /Benih Penjenis
FS : Foundation Seed /Benih Dasar
SS : Stock Seed/Benih Pokok
ES : Extention Seed /Benih Sebar
Pro
gra
m B
enih
Dasar
Pemuliaan
Nucleus Seed
(Benih Inti)
Pre – BS (Original Seed)
BS
Pemeliharaan Varietas
Initial Seed Production
BS
FS
ES
SS
FS
SUMBER: IPB
ENREKANG SULSEL
BANYUMULEK NTB
FATUTETA NTT
RUMPIN BOGOR
7 P
ILA
R
BREEDING DAN GENETIKA
REPRODUKSI DAN PEMBIAKAN
PAKAN
KESEHATAN HEWAN
PENGOLAHAN DAN PASCA PANEN
REGULASI DAN KEBIJAKAN
PENGEMBANGAN SDM
HULU
ON FARM
HILIR
Teaching Farm Breeding Center
Produksi dan Industri Pembiakan
Produksi GPS HULU-HILIR
MODEL PEMANFAATAN BIOMASS DALAM SISTEM
KLASTER DAERAH
DR
D DR
D DR
D DR
D DR
D
KELOMPOK
MASYARAKA
T
INDUSTRI BAHAN BAKU
DAERAH
BERTEKNOLOGI
PEMD
A
DRN
koordinasi
pendanaan
Infrastruktur & fasilitas
Produk bahan baku berteknologi
maju (advance material)
INDUSTRI
HIGH TECH
NASIONAL
supply
Produk hilir berteknologi
tinggi (high tech)
Litbang dan
Perguruan
Tinggi
teknologi
teknologi
agenda riset nasional
kebijakan insentif kebijakan insentif
kebijakan klaster daerah
export
ANALISIS KONSISTENSI MUTU SKALA PRODUKSI MASSAL PADA KOMPON
KARET DAN PRODUK KARET BANTALAN UNTUK PERLETAKAN JEMBATAN
DAN JALAN LAYANG JENIS KARET ALAM
Diskripsi dan Kegunaan
Elastomeric Bridge Bearing (EBB) atau karet bantalan jembatan berfungsi sebagai isolator yang mampu meredam
gangguan (beban lalu lintas dan getaran gempa bumi) yang diterima oleh struktur jembatan dan jalan layang. Adanya EBB
dapat memperpanjang umur pakai jembatan/jalan layang dan memberikan jaminan keamanan dan keselamatan bagi
pengguna jembatan dan jalan layang.
Kegiatan
Pengujian skala industri (produksi massal EBB), Rancang bangun alat uji sifat dinamis EBB, Sertifikasi, Alih Teknologi.
Output
• Produk inovasi : EBB jenis karet alam
• Alat uji sifat dinamis EBB : kekakuan tekan, kekakuan geser
• Dokumen hasil uji skala produksi (Sertifikasi)
• Dokumen alih teknologi (Perjanjian Lisensi)
• Dokumen User Manual (Instruksi Kerja) alat uji EBB
Potensi Pasar : BUMN Karya dan Perusahaan Konstruksi Jalan dan Jembatan Dalam dan Luar Negeri
Elastomeric Bridge Bearing PT. Ngagel Citrarubberindo
BENTONIT DAN ZEOLIT TERMODIFIKASI SEBAGAI MATERIAL PENGOLAH
MINYAK NILAM AGAR MEMENUHI PERSYARATAN SNI
Diskripsi dan Kegunaan
Bentonit dan zeolit termodifikasi merupakan material berbasis zeolite dan bentonite yang dapat digunakan untuk mengolah
minyak nilam sehingga memenuhi standar Nasional Indonesia (SNI).
Kegiatan
Pembuatan material pengolah, Produk minyak nilam terolah, Alih teknologi; Pengujian skala industri; Sertifikasi material
pengolah dan minyak nilam terolah
.
Output
• Material pengolah berbasis zeolite dan bentonit
• Dokumen metode pengolahan minyak nilam
• Paket teknologi pembuatan material pengolah
• Draft paten
• Dokumen sertifikasi material pengolah dan minyak nilam
Potensi Pasar : Industri parfum, kosmetik
dan kesehatan.
PEMBUATAN BLOKREM KERETA API DARI BAHAN KOMPOSIT POLIMER NON
ASBESTOS DALAM SKALA INDUSTRI
Diskripsi dan Kegunaan
PT.KAI (persero) mulai memakai blokrem komposit yang mempunyai keunggulan lifetime lebih lama dan murah. Balai Besar
Bahan dan Barang Teknik (B4T) bekerjasama dengan Koperasi Batur Jaya dan PT. Inti Bagas Perkasa mengembangkan
produk blokrem komposit dalam negeri dengan specifikasi dan keunggulan lebih baik dari produk import.
Kegiatan
Proses Produksi, Sertifikat Paten, Sertifikat Pengujian,
Legalitas Perusahaan
Output
• Produk 300 buah Blok Rem Kereta Api Komposit untuk pengujian di Kereta milik PT. KAI
• Sertifikasi Pengujian B4T
• Sertifikat Hak Paten - SNI
Potensi Pasar : PT. KAI, PT. INKA dan Perusahaan Operator Kereta Api di lingkungan ASEAN.