3
KEMENTERIAN SOSIAL RI NAMA MENTERI : KHOFIFAH INDAR PARAWANSA FUNGSI DAN TANGGUNGJAWAB : kementerian sosial mempunyai tugas menyelenggarakan urusan di bidang rehabilitasi sosial, jaminan sosial, pemberdayaan sosial, perlindungan sosial, dan penanganan fakir miskin untuk membantu presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara. dalam melaksanakan tugas, kementerian sosial menyelenggarakan fungsi: 1.perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang rehabilitasi sosial, jaminan sosial, pemberdayaan sosial, perlindungan sosial, dan penanganan fakir miskin; 2.penetapan kriteria dan data fakir miskin dan orang tidak mampu; 3. penetapan standar rehabilitasi sosial; 4.koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan kementerian sosial; 5.pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab kementerian sosial; 6.pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan kementerian sosial; 7.pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan urusan kementerian sosial di daerah; 8.pelaksanaan pendidikan dan pelatihan, penelitian dan pengembangan kesejahteraan sosial, serta penyuluhan sosial; dan 9. pelaksanaan dukungan yang bersifat substantif kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan kementerian sosial. [3] TANTANGAN DAN HAMBATAN :

Kementerian Sosial Ri

Embed Size (px)

DESCRIPTION

HD

Citation preview

Page 1: Kementerian Sosial Ri

KEMENTERIAN SOSIAL RI

NAMA MENTERI : KHOFIFAH INDAR PARAWANSA

FUNGSI DAN TANGGUNGJAWAB :

kementerian sosial mempunyai tugas menyelenggarakan urusan di bidang

rehabilitasi sosial, jaminan sosial, pemberdayaan sosial, perlindungan

sosial, dan penanganan fakir miskin untuk membantu presiden dalam

menyelenggarakan pemerintahan negara. dalam melaksanakan tugas,

kementerian sosial menyelenggarakan fungsi:

1. perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang

rehabilitasi sosial, jaminan sosial, pemberdayaan sosial, perlindungan sosial, dan

penanganan fakir miskin;

2. penetapan kriteria dan data fakir miskin dan orang tidak mampu;

3. penetapan standar rehabilitasi sosial;

4. koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi kepada

seluruh unsur organisasi di lingkungan kementerian sosial;

5. pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab kementerian

sosial;

6. pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan kementerian sosial;

7. pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan urusan kementerian sosial

di daerah;

8. pelaksanaan pendidikan dan pelatihan, penelitian dan pengembangan kesejahteraan

sosial, serta penyuluhan sosial; dan

9. pelaksanaan dukungan yang bersifat substantif kepada seluruh unsur organisasi di

lingkungan kementerian sosial.[3]

TANTANGAN DAN HAMBATAN :

Page 2: Kementerian Sosial Ri

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

NAMA MENTERI : ANAK AGUNG GEDE NGURAH PUSPAYOG

FUNGSI DAN TANGGUNGJAWAB :

Tugas dan fungsi Kementerian Koperasi dan UKM telah ditetapkan dalam

Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan

Kementerian Negara Serta Susunan Organisasi, Tugas, Dan Fungsi

Eselon I Kementerian Negara pasal 552, 553 dan 554, yaitu: Kementerian

Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah mempunyai tugas

menyelenggarakan urusan di bidang koperasi dan usaha kecil dan

menengah dalam pemerintahan untuk membantu Presiden dalam

menyelenggarakan pemerintahan negara. Dalam menjalankan tugas,

Kementrian Koperasi dan UKM menyelenggarakan fungsi:

1. Perumusan dan penetapan kebijakan di bidang koperasi dan usaha mikro, kecil dan

menengah;

2. Koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang koperasi dan usaha mikro,

kecil dan menengah;

3. Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab Kementerian

Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah;

4. Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil

dan Menengah; dan

5. Penyelenggaraan fungsi teknis pelaksanaan pemberdayaan koperasi, usaha mikro, kecil

dan menengah sesuai dengan undang-undang di bidang koperasi, usaha mikro, kecil dan

menengah.[2]

TANTANGAN DAN HAMBATAN :

untuk meningkatkan peran Koperasi dan UMK ini ternyata masih menghadapi berbagai hambatan dan kendala, baik yang bersifat eksternal seperti misalnya antara lain : (1) Iklim usaha yang belum sepenuhnya kondusif, (2) Terbatasnya sarana dan prasarana usaha, (3) Terbatasnya akses pasar, (4) Produk UMK yang sifat lifetime-nya pendek, dan (5) Implikasi globalisasi ekonomi dan perdagangan bebas. Sedangkan yang bersifat internal antara lain adalah  : (1) Kondisi obyektif SDM pelaku koperasi dan UMK  yang masih rendah dan terbatas, (2) Manajemen yang tradisional, (3) Kurangnya permodalan, (4) Lemahnya jaringan usaha dan kemampuan penetrasi pasar.