42
KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.92/MEN/2009 TENTANG PEDOMAN ANALISIS JABATAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a.bahwa dalam rangka pelaksanaan penataan kepegawaian dan kelembagaan di lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan yang berbasis kinerja diperlukan Pedoman Analisis Jabatan di lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan; b.bahwa untuk itu perlu ditetapkan dengan Keputusan Menteri; Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041), sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2.Peraturan Pemerintah Nomor 97 Tahun 2000 tentang Formasi Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 194, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4015) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2003 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4332); 3.Keputusan Presiden Nomor 84/P Tahun 2009; 4.Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara;

KEP.92 MEN 2009 ttg Pedoman ANJAB di Lingkungan KKP

  • Upload
    270686

  • View
    1.073

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KEP.92 MEN 2009 ttg Pedoman ANJAB di Lingkungan KKP

KEPUTUSANMENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR KEP.92/MEN/2009

TENTANG

PEDOMAN ANALISIS JABATAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan penataan kepegawaian dan kelembagaan di lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan yang berbasis kinerja diperlukan Pedoman Analisis Jabatan di lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan;

b. bahwa untuk itu perlu ditetapkan dengan Keputusan Menteri;

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041), sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890);

2. Peraturan Pemerintah Nomor 97 Tahun 2000 tentang Formasi Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 194, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4015) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2003 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4332);

3. Keputusan Presiden Nomor 84/P Tahun 2009;

4. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara;

5. Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2005 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 50 Tahun 2008;

6. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.07/MEN/ 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kelautan dan Perikanan, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.04/ MEN/2009;

Page 2: KEP.92 MEN 2009 ttg Pedoman ANJAB di Lingkungan KKP

7. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor KEP.24/ MEN/2002 tentang Tata Cara dan Teknik Penyusunan Peraturan Perundang-undangan di lingkungan Departemen Kelautan dan Perikanan.

8. Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor KEP/61/M.PAN/6/2004 Tahun 2004 tentang Pedoman Pelaksanaan Analisis Jabatan;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN TENTANG PEDOMAN ANALISIS JABATAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN.

PERTAMA : Menetapkan Pedoman Analisis Jabatan di lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan yang selanjutnya disebut Pedoman Analisis Jabatan KKP, sebagaimana tersebut dalam Lampiran Keputusan ini.

KEDUA : Pedoman Analisis Jabatan KKP memuat tata cara penyusunan Analisis Jabatan dan merupakan acuan bagi setiap unit organisasi di lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam menyusun Analisis Jabatan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing.

KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 30 Desember 2009

MENTERl KELAUTAN DAN PERIKANAN R.I,

ttd.

FADEL MUHAMMAD

2

Page 3: KEP.92 MEN 2009 ttg Pedoman ANJAB di Lingkungan KKP

Lampiran: Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan R.I. Nomor KEP.92 /MEN/2009 tentang Pedoman Analisis Jabatan di Lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Guna mendukung terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik (Good Governance), Kementerian Kelautan dan Perikanan melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan Program Reformasi Birokrasi di lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan. Program tersebut bertujuan untuk meningkatkan daya guna, hasil guna, transparansi, dan akuntabilitas penyelenggaraan kepemerintahan. Tujuan tersebut akan dicapai melalui berbagai kegiatan, antara lain penataan kelembagaan, ketatalaksanaan, dan kepegawaian.

Sebagai langkah awal dalam penataan kelembagaan dan kepegawaian, diperlukan informasi dasar yaitu informasi tentang jabatan yang diperoleh dari analisis jabatan. Langkah dimaksud bertujuan untuk memperoleh informasi tentang karakteristik pekerjaan yang ada di setiap unit kerja yang selanjutnya dirumuskan atau diformulasikan menjadi peta jabatan.

Rumusan peta jabatan kemudian dijadikan dasar untuk melakukan berbagai kegiatan manajemen di bidang kepegawaian diantaranya untuk menyusun formasi jabatan. Formasi jabatan tersebut yang selanjutnya dijabarkan dengan hasil analisis beban kerja yang diterjemahkan dalam penyusunan jumlah kebutuhan pegawai per jabatan. Dengan demikian, kegiatan analisis jabatan menjadi mutlak dilakukan oleh semua unit kerja di lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam upaya memperoleh komposisi kelembagaan dan jumlah Pegawai Negeri Sipil sesuai dengan kebutuhan berdasarkan kualifikasi dan kompetensi.

B. Maksud dan Tujuan

1. Maksud

Pedoman Analisis Jabatan dimaksudkan untuk dijadikan acuan bagi seluruh unit kerja di lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam menyusun analisis jabatan.

2. Tujuan

Pedoman Analisis Jabatan disusun dengan tujuan:

a. Mempermudah unit kerja di lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan baik pusat maupun unit pelaksana teknis dalam melaksanakan analisis jabatan.

b. Memperoleh kesamaan persepsi dalam melaksanakan analisis jabatan.

1

Page 4: KEP.92 MEN 2009 ttg Pedoman ANJAB di Lingkungan KKP

C. Ruang Lingkup

Ruang lingkup pedoman ini meliputi konsepsi dasar, tahapan pelaksanaan dan manfaat, format hasil, dan pembinaan yang digunakan sebagai pedoman bagi unit kerja di lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan baik pusat maupun unit pelaksana teknis.

D. Pengertian

1. Analisis Jabatan adalah suatu proses, metode dan teknik untuk mendapatkan data jabatan yang diolah menjadi informasi jabatan dan menyajikannya untuk program-program kelembagaan, kepegawaian serta ketatalaksanaan dan memberikan layanan pemanfaatan bagi pihak-pihak yang menggunakannya.

2. Pemangku Jabatan adalah orang yang memangku jabatan tertentu dalam suatu institusi atau organisasi.

3. Jabatan Fungsional Umum adalah jabatan fungsional yang tidak secara khusus ditetapkan dalam Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara.

4. Jabatan adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggungjawab, wewenang, dan hak seorang Pegawai Negeri Sipil dalam suatu satuan organisasi Kementerian Kelautan dan Perikanan.

5. Uraian Jabatan adalah penjabaran mengenai informasi dan karakteristik jabatan, serta gambaran tentang hal-hal yang berkaitan dengan jabatan.

6. Peta Jabatan adalah susunan jabatan yang digambarkan secara vertikal maupun horisontal menurut struktur kewenangan, tugas, dan tanggung jawab jabatan serta persyaratan jabatan, sehingga menggambarkan seluruh jabatan yang ada dan kedudukannya dalam unit kerja.

7. Formasi Jabatan adalah jumlah dan susunan jabatan dalam suatu unit kerja menurut jenis dan peringkat yang diperlukan untuk pelaksanaan tugas dan fungsi unit kerja yang bersangkutan secara efektif dan efisien. Formasi Jabatan disebut juga sebagai jumlah dan susunan jabatan karier yang diperlukan dalam suatu satuan organisasi Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk mampu melaksanakan tugas pokok dalam jangka waktu tertentu.

2

Page 5: KEP.92 MEN 2009 ttg Pedoman ANJAB di Lingkungan KKP

BAB II

KONSEPSI DASAR

A. Aspek Analisis Jabatan

Analisis jabatan dimaksudkan untuk mendapat informasi jabatan dari seluruh pemangku jabatan struktural dan jabatan fungsional umum.

Untuk mendapatkan informasi jabatan perlu dianalisis beberapa aspek, yaitu nama jabatan, uraian tugas, tanggung jawab, ikhtisar jabatan, wewenang, hasil kerja, syarat jabatan, pendidikan, beban kerja, perangkat kerja, kondisi lingkungan kerja, resiko bahaya, upaya fisik dan korelasi jabatan dengan jabatan lain.

Selain itu, aspek lain yang dianalisis antara lain adalah bahan-bahan yang dipergunakan dalam bekerja berikut peralatan kerjanya, keadaan tempat kerja, serta hal-hal lain yang mempengaruhi kemampuan kerja.

B. Tim Analis Jabatan

Pelaksanaan analisis jabatan dilakukan melalui dua tahapan pelaksanaan yaitu:

1. dilaksanakan oleh Tim Analisis Jabatan Kementerian, yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri, yang diketuai oleh Sekretaris Jenderal, dan Kepala Biro yang membidangi organisasi dan tata laksana sebagai sekretaris, serta beranggotakan para Sesditjen/Sesitjen/ Sesbadan, dan Kepala Biro yang membidangi kepegawaian.

2. dilaksanakan oleh Sub Tim, yang ditetapkan oleh Sekretaris Jenderal atas nama Menteri, yang diketuai oleh pimpinan unit kerja eselon II yang membidangi organisasi dan tata laksana di masing-masing unit kerja eselon I dengan Kepala Bagian yang membidangi organisasi dan tata laksana sebagai Sekretaris, yang beranggotakan unsur unit kerja eselon II di unit kerja eselon I yang bersangkutan, unsur Biro Hukum dan Organisasi, serta unsur Biro Kepegawaian.

C. Sumber Data

Dalam menganalisis jabatan diperlukan dua macam sumber data, yaitu:

1. Data Primer:

a. hasil wawancara para pimpinan unit kerja;

b. hasil wawancara para pegawai.

2. Data Sekunder:

a. surat-surat keputusan tentang organisasi;

b. laporan pelaksanaan pekerjaan;

c. peraturan perundang-undangan;

d. kebijakan internal.

3

Page 6: KEP.92 MEN 2009 ttg Pedoman ANJAB di Lingkungan KKP

D. Metode Pelaksanaan Analisis Jabatan

Adapun metode pelaksanaan analisis jabatan dilakukan dengan cara :

1. Penyebaran formulir

Membagikan formulir analisis jabatan kepada pemangku jabatan.

2. Wawancara

Merupakan tanya jawab antara analis dengan responden. Pengumpulan data dengan cara wawancara adalah bertatap muka langsung dengan responden untuk menanyakan seluk beluk pekerjaan yang dilakukannya.

3. Pengamatan Langsung

Mengamati secara langsung Pegawai Negeri Sipil yang sedang melakukan pekerjaannya. Pengamatan langsung ini biasa digunakan untuk pekerjaan yang sifatnya fisik.

E. Pengolahan Data Analisis Jabatan

Pengolahan data dilakukan oleh tim pelaksana analisis jabatan sekaligus melakukan verifikasi dan validasi.

F. Hasil Analisis Jabatan

Hasil analisis jabatan berupa:

1. Uraian Jabatan (job description) mencakup jabatan struktural maupun jabatan fungsional umum;

2. Spesifikasi Jabatan (job spesification) atau persyaratan jabatan struktural adalah keseluruhan syarat/kriteria/kondisi yang melekat pada suatu jabatan struktural yang harus dipenuhi oleh seorang Pegawai Negeri Sipil yang menduduki jabatan dimaksud, guna dapat melaksanakan tugas pokok dan fungsi jabatan secara efektif dan efisien;

3. Peta Jabatan (job map) yang berupa keragaan seluruh jabatan baik struktural maupun fungsional, sebagai gambaran menyeluruh bagi jabatan yang ada dalam unit organisasi atau dalam instansi;

4. Klasifikasi Jabatan/peringkat jabatan (job grade).

G. Rekomendasi

Rekomendasi adalah paparan masalah atau temuan-temuan yang diperoleh di lapangan yang berkaitan dengan kepegawaian, organisasi, atau tatalaksana. Rekomendasi dimaksudkan sebagai pemberian informasi atau laporan tentang adanya hal-hal yang menyimpang yang memerlukan pembenahan dengan analisis jabatan atau memerlukan kebijakan untuk pemecahan masalah.

4

Page 7: KEP.92 MEN 2009 ttg Pedoman ANJAB di Lingkungan KKP

Rekomendasi disusun untuk disampaikan kepada para pimpinan. Hasil temuan lapangan disusun menjadi rekomendasi antara lain, apabila:

1. ditemukan duplikasi tugas pokok dan fungsi unit kerja;

2. ditemukan tugas pokok dan fungsi unit kerja yang tidak dapat dijabarkan lebih lanjut menjadi tugas-tugas jabatan atau terlalu sempit, atau kurang memperlihatkan eksistensi sebuah unit kerja;

3. ditemukan penempatan pegawai yang tidak sesuai dengan syarat jabatan yang didudukinya;

4. ditemukan data kelebihan atau kekurangan pegawai.

5

Page 8: KEP.92 MEN 2009 ttg Pedoman ANJAB di Lingkungan KKP

BAB III

TAHAPAN PELAKSANAAN DAN MANFAAT

A. Mekanisme

Analisis jabatan pada Kementerian Kelautan dan Perikanan dilaksanakan oleh Tim Analisis Jabatan Kementerian, sedangkan Unit Kerja Eselon I lingkup Kementerian Kelautan dan Perikanan dilaksanakan oleh Sub Tim Analisis Jabatan Kementerian di eselon I masing-masing.

Penyusunan analisis jabatan sebagai program/rencana kerja tahunan masing-masing unit kerja eselon I Kementerian Kelautan dan Perikanan diarahkan untuk :

a. unit kerja yang belum pernah disusun analisis jabatannya;

b. unit kerja yang sudah disusun analisis jabatannya tetapi berdasarkan hasil monitoring/evaluasi perlu dilakukan analisis jabatan baru sesuai dengan perkembangan.

Unit kerja Eselon I sesuai dengan kebutuhan, baik yang belum maupun yang sudah memiliki peta jabatan dan uraian jabatan dapat melaksanakan penyusunan analisis jabatan yang meliputi kegiatan antara lain:

a. pengumpulan data jabatan;

b. pengolahan data jabatan menjadi informasi jabatan;

c. uraian jabatan, spesifikasi jabatan, peta jabatan.

Pengumpulan data jabatan dilakukan di unit kerja yang akan disusun analisis jabatannya oleh Sub Tim Analisis Jabatan Kementerian unit kerja eselon I yang bersangkutan melalui mekanisme sebagai berikut:

a. Pengisian formulir oleh Pejabat Struktural maupun Pejabat Fungsional Umum yang ada pada unit kerja tersebut, dengan menggunakan Formulir Isian Jabatan Struktural maupun Formulir Isian Jabatan Fungsional Umum, sebagaimana tercantum dalam formulir I dan II Keputusan Menteri ini;

b. Wawancara antara analis dengan responden untuk menanyakan seluk beluk pekerjaan yang dilakukannya;

c. Mengamati secara langsung Pegawai Negeri Sipil yang sedang melakukan pekerjaannya.

Pengolahan data jabatan menjadi informasi jabatan di tingkat unit kerja eselon I dilaksanakan oleh Sub Tim Analisis Jabatan Kementerian masing-masing unit kerja eselon I, kemudian hasilnya berupa informasi jabatan tersebut oleh Sub Tim Analisis Jabatan Kementerian disampaikan kepada Tim Analisis Jabatan Kementerian untuk diolah lebih lanjut sebagai bahan pengambilan kebijakan/keputusan pimpinan dalam melakukan penataan organisasi, ketatalaksanaan, dan kepegawaian di lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan.

6

Page 9: KEP.92 MEN 2009 ttg Pedoman ANJAB di Lingkungan KKP

Pada saat melakukan pengolahan data, Sub Tim Analisis Jabatan Kementerian maupun Tim Analisis Jabatan Kementerian sekaligus melakukan verifikasi dan validasi, baik melalui perbandingan data dalam formulir isian jabatan struktural atau formulir isian jabatan fungsional umum dengan apa yang terdapat dalam struktur organisasi dan tata kerja serta konfirmasi langsung dengan unit kerja yang bersangkutan.

Penyajian hasil analisis jabatan di lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan dilakukan dengan menetapkan hasil analisis jabatan unit kerja. Penetapan hasil analisis jabatan unit kerja tersebut menjadi wewenang dan tanggungjawab Sekretaris Jenderal yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri, dan diserahkan kepada unit kerja yang bersangkutan serta unit kerja terkait.

B. Sasaran dan Manfaat

Analisis jabatan dilakukan terhadap seluruh jabatan struktural dan jabatan fungsional umum pada setiap unit kerja eselon I termasuk unit pelaksana teknis di lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Hasil analisis jabatan berupa uraian jabatan, spesifikasi jabatan, peta jabatan, dan klasifikasi/peringkat jabatan dapat digunakan terutama untuk kepentingan program:

1. kelembagaan:

a. penetapan unit organisasi;

b. restrukturisasi unit organisasi.

2. ketatalaksanaan:

a. penetapan standar pelayanan;

b. penetapan prosedur kerja;

c. penataan ruang kerja;

d. pembakuan sarana kerja.

3. kepegawaian:

a. penetapan kebutuhan dan formasi pegawai;

b. rekruitment, seleksi, dan penempatan pegawai;

c. promosi dan mutasi pegawai;

d. penilaian kinerja pegawai;

e. kesejahteraan pegawai.

4. pendidikan dan pelatihan:

a. analisis kebutuhan diklat pegawai;

b. program/kegiatan diklat pegawai;

c. evaluasi pasca diklat.

5. pengawasan:

a. pengawasan melekat;

7

Page 10: KEP.92 MEN 2009 ttg Pedoman ANJAB di Lingkungan KKP

b. pengawasan fungsional.

Setiap pimpinan unit kerja dan pemangku jabatan wajib memperhatikan, mempertimbangkan dan mempergunakan hasil analisis jabatan untuk keperluan sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing.

8

Page 11: KEP.92 MEN 2009 ttg Pedoman ANJAB di Lingkungan KKP

BAB IV

FORMAT HASIL ANALISIS JABATAN

A. Rumusan Nomenklatur Jabatan

Rumusan nomenklatur jabatan adalah merupakan rumusan atas suatu jenis pekerjaan yang ditandai dengan penetapan nama jabatan. Dengan demikian maka rumusan nomenklatur jabatan merupakan rumusan nama jabatan yang harus dapat menggambarkan tugas-tugas yang terkandung di dalamnya.

Dalam Iingkup unit kerja pada Kementerian Kelautan dan Perikanan, dikenal 2 (dua) jenis jabatan, yaitu jabatan struktural dan jabatan fungsional. Dalam pelaksanaan Analisis Jabatan untuk jabatan fungsional yang dilakukan adalah untuk jabatan fungsional umum. Jabatan fungsional umum adalah jabatan fungsional yang tidak secara khusus ditetapkan dalam Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara namun merupakan pelaksana fungsi suatu bidang tugas tertentu yang menuntut keahlian dan keterampilan tertentu.

Cara merumuskan nomenklatur masing-masing jenis jabatan adalah:

1. Jabatan struktural merupakan jabatan manajerial yang rumusan nomenklaturnya ditetapkan menurut nama unit kerjanya serta berstrata sesuai dengan kelembagaan yang berlaku. Dengan demikian rumusan nomenklatur untuk nama jabatannya mengikuti nama yang tertera dalam surat keputusan pengangkatannya.

Contoh:

a. Direktur Jenderal, Sekretaris Jenderal, Kepala Badan, dan Inspektur Jenderal;

b. Direktur, Sekretaris Direktorat Jenderal, Sekretaris Badan, Kepala Pusat, Kepala Biro, Kepala Unit Pelaksana Teknis, dan Sekretaris Inspektur Jenderal;

c. Kepala Bagian, Kepala Bidang, dan Kepala Subdirektorat;

d. Kepala Seksi, Kepala Subbidang, dan Kepala Subbagian.

2. Jabatan Fungsional umum merupakan jabatan non manajerial yang perumusan nomenklaturnya harus mencerminkan pekerjaan atau tugas-tugasnya, seperti: Pengadministrasi Kepegawaian, Analis, Pengumpul dan Pengolah Data, Bendahara, Penyusun Laporan, Juru Gambar, Pramu Laboratorium, dan sebagainya.

B. Uraian Jabatan

Uraian Jabatan merupakan uraian setiap aspek dan karakteristik yang terkandung dalam jabatan. Uraian jabatan disusun berdasarkan uraian jabatan

9

Page 12: KEP.92 MEN 2009 ttg Pedoman ANJAB di Lingkungan KKP

struktural (contoh 1) dan uraian jabatan fungsional umum (contoh 2) pada setiap unit kerja eselon I, termasuk unit pelaksana teknis di lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Uraian jabatan tersebut berisi antara lain:

1. Nama Jabatan

Tugas-tugas yang telah dikelompok-kelompokkan diberi nama yaitu nama jabatan. Pemberian nama jabatan harus mencerminkan isi tugasnya, dengan demikian nama jabatan berarti sebutan untuk memberi ciri dan gambaran sekelompok tugas yang menyatu dalam satu wadah jabatan. Nama jabatan dimaksudkan pula untuk membedakan antara jabatan yang satu dengan jabatan yang lain. Selanjutnya nama jabatan menjadi rumusan nomenklatur jabatan.

Sebagai contoh pemberian nama jabatan adalah:

Sekelompok tugas-tugas administrasi kepegawaian diberi nama Pengadministrasi Kepegawaian.

Sekelompok tugas-tugas pengumpulan dan pengolahan data diberi nama Pengumpul dan Pengolah Data.

Sekelompok tugas-tugas penganalisisan diberi nama Analis.

2. Ikhtisar Jabatan

Ikhtisar Jabatan merupakan ringkasan tugas-tugas dari keseluruhan uraian tugas jabatan yang ada dan disusun dalam 1 (satu) kalimat. Ringkasan tugas dirumuskan dari tugas yang paling inti atau paling esensi dalam jabatan yang bersangkutan.

3. Uraian Tugas dan uraian kegiatan

a. Uraian Tugas merupakan gambaran mengenai sekumpulan kegiatan yang harus dilakukan oleh pemangku jabatan untuk mencapai tujuan tertentu dalam menyelesaikan suatu tugas jabatan.

b. Uraian Kegiatan merupakan gambaran mengenai langkah-langkah yang harus dilakukan oleh pemangku jabatan dalam menyelesaikan suatu tugas tertentu. Dengan adanya uraian kegiatan yang jelas maka akan mempermudah setiap pegawai dalam menyelesaikan tugasnya.

4. Hasil Kerja

Hasil kerja merupakan produk atau keluaran (output) jabatan. Setiap jabatan harus mempunyai produk atau keluaran (output). Produk jabatan dapat berupa:

Benda-benda atau sesuatu yang bersifat fisik.

Data, informasi, layanan atau sesuatu yang bersifat non fisik.

10

Page 13: KEP.92 MEN 2009 ttg Pedoman ANJAB di Lingkungan KKP

5. Peran

Peran yang dimiliki oleh pemangku jabatan untuk mengambil suatu keputusan atau tindakan yang diperlukan untuk mengajukan pendapat mengenai suatu hal agar tugas yang dilaksanakan dapat berhasil dengan baik. Dengan adanya perumusan peran yang jelas, maka dapat dihindarkan terjadinya penyalahgunaan ataupun duplikasi peran.

6. Tanggung Jawab

Kesanggupan pemangku jabatan untuk menjalankan tugasnya dengan sebaik-baiknya, tepat pada waktunya, dan bersedia memikul risiko atas keputusan yang diambilnya atau tindakan yang dilakukan.

7. Hubungan Kerja

Mencakup kedudukan hubungan kerja antara atasan dengan bawahan, rekan kerja yang kedudukannya sama dengan pasangan kerja baik yang kedudukannya sama maupun yang berlainan (hubungan kerja vertikal, horisontal, dan diagonal). Hubungan kerja tersebut harus menjelaskan dalam hal apa hubungan kerja tersebut dilakukan, dan mencakup di dalam dan di luar Kementerian Kelautan dan Perikanan.

8. Bahan Kerja

Bahan kerja merupakan masukan atau sesuatu yang diolah atau sesuatu yang diproses dalam pelaksanaan tugas-tugas jabatan untuk memperoleh hasil kerja. Sesuatu yang diolah atau diproses tersebut dapat berupa data atau benda.

Misalnya:

Konsep surat merupakan bahan kerja bagi jabatan Pengetik.

Data kepegawaian merupakan bahan kerja bagi jabatan Pengadministrasi Kepegawaian.

9. Peralatan Kerja

Peralatan kerja adalah alat yang digunakan dalam melaksanakan tugas seperti alat tulis, komputer, dan alat-alat lain yang spesifik sesuai dengan jabatannya.

Misalnya:

Alat tulis dan kalkulator merupakan alat kerja bagi jabatan Bendaharawan.

Teodolit merupakan alat kerja bagi jabatan Juru Ukur, dsb.

10. Rincian Tugas

Setiap jabatan berisi sekelompok tugas. Dalam jabatan berisi antara 5 (lima) sampai 12 (dua belas) tugas. Setiap tugas diuraikan dengan jelas dalam rincian tugas ini, gambaran tentang apa yang dikerjakan, mengapa harus dikerjakan, dan bagaimana cara mengerjakannya.

11

Page 14: KEP.92 MEN 2009 ttg Pedoman ANJAB di Lingkungan KKP

11. Keadaan Tempat Kerja

Keadaan tempat kerja adalah gambaran tentang kondisi tempat beserta Iingkungan di sekitar tempat kerja yang menimbulkan dampak negatif atau menimbulkan risiko bahaya bagi pegawai yang berada di dalamnya.

Aspek-aspek tempat kerja adalah:

Ruangan tempat bekerja;

suhu;

penerangan;

cuaca;

suara;

letak;

dan aspek-aspek tempat kerja lain yang menyebabkan ketidaknyamanan atau dapat menimbulkan risiko bahaya.

12. Upaya Fisik

Upaya fisik merupakan gambaran penggunaan anggota tubuh dalam melaksanakan tugas jabatan. Penggunaan anggota tubuh dalam upaya fisik adalah penggunaan mata, telinga, hidung, mulut, tangan, jari, bahu, kaki, dan pinggang.

Bentuk penggunaannya seperti melihat jarak dekat, berjalan, mengangkat, membungkuk, memutar, memanggul, duduk, dan sebagainya. Upaya fisik yang esensi diuraikan adalah upaya fisik dalam pelaksanaan tugas yang menyerap tenaga berlebihan atau dapat berdampak negatif bagi pegawai.

13. Risiko Bahaya

Risiko bahaya adalah risiko atas bahaya yang mungkin timbul dan menimpa pegawai sewaktu melakukan tugas jabatannya.

Risiko bahaya dapat berupa risiko bahaya terhadap fisik atau mental. Risiko bahaya fisik dapat berupa kecelakaan yang menimbulkan cacat terhadap anggota tubuh atau meninggal dunia. Sedangkan risiko bahaya mental dapat berupa terganggunya mental atau kejiwaan seorang pegawai.

Contoh:

Nakhoda Kapal Pengawas Sumberdaya Kelautan dan Perikanan dapat terkena risiko bahaya yang berupa kecelakaan kapal serius di laut pada saat mengejar dan menangkap pelaku illegal fishing di laut lepas yang melakukan perlawanan.

Petugas konservasi laut di suatu pulau terpencil dapat terkena risiko bahaya mental seperti linglung atau stres.

12

Page 15: KEP.92 MEN 2009 ttg Pedoman ANJAB di Lingkungan KKP

14. Syarat Jabatan

Syarat jabatan merupakan rumusan tentang kemampuan kerja yang dituntut untuk dapat melaksanakan tugas jabatan. Tuntutan kemampuan kerja tersebut dapat berupa:

keahlian kerja yang harus dimiliki;

keterampilan kerja;

pengetahuan kerja:

pendidikan, pelatihan, dan pengalaman kerja;

kondisi fisik atau kemampuan jasmani;

kondisi mental yang berupa bakat kerja, temperamen kerja, dan minat kerja.

C. Peta Jabatan

Peta jabatan merupakan keragaan seluruh jabatan di seluruh unit kerja. Peta jabatan tersebut menggambarkan jabatan struktural beserta jabatan fungsional yang berada di bawahnya. Dengan peta jabatan, maka seluruh unit kerja dapat dilihat jenis dan susunan jabatan yang ada di dalamnya. Peta jabatan disusun berdasarkan uraian jabatan, sebagaimana tercantum dalam contoh 3 (tiga) Keputusan Menteri ini.

13

Page 16: KEP.92 MEN 2009 ttg Pedoman ANJAB di Lingkungan KKP

BAB V

PEMBINAAN

Untuk memenuhi kebutuhan tenaga analis jabatan dilakukan pembinaan melalui pendidikan dan pelatihan analisis jabatan. Program pendidikan dan pelatihan analisis jabatan disusun oleh Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan berkoordinasi dengan unit kerja yang menangani organisasi dan tata laksana pada Sekretariat Jenderal.

14

Page 17: KEP.92 MEN 2009 ttg Pedoman ANJAB di Lingkungan KKP

BAB VI

PENUTUP

Pedoman Penyusunan Analisis Jabatan di lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan ini merupakan pedoman bagi seluruh unit kerja di lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam melakukan penyusunan analisis jabatan. Hasil akhir analisis jabatan yang dilakukan oleh setiap unit kerja tersebut memiliki format yang sama, khususnya format isi uraian jabatan yang harus disajikan. Hal ini dimaksudkan agar dalam penerapannya, format yang sama akan memudahkan semua pihak dalam melakukan analisis jabatan yang diperlukan, sehingga mampu menciptakan Pegawai Negeri Sipil yang memiliki kompetensi dan kinerja tinggi dengan struktur kelembagaan yang efektif dan efisien.

Pedoman ini akan disempurnakan atau diperbaiki jika dikemudian hari terdapat kekurangan.

MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN R.I.,

ttd.

FADEL MUHAMMAD

1715

Page 18: KEP.92 MEN 2009 ttg Pedoman ANJAB di Lingkungan KKP

Uraian Jabatan Struktural

No. Informasi Jabatan Isian/Keterangan

1 Nama Jabatan : Diisi dengan nama jabatan struktural atau pelaksanaan

2 Nama Pemegang Jabatan/NIP : Tulis nama lengkap dengan NIP

3 Nama jabatan Satu Tingkat yang berada di bawahnya

: (cukup jelas)

4 Alamat Unit Kerja : Diisi dengan alamat kantor unit kerja tempat bekerja

5 Unit Kerja : (cukup jelas)

6 Ikhtisar Jabatan Diisi dengan ringkasan tugas dari keseluruhan uraian tugas jabatan yang ada

7 Uraian Tugas dan Kegiatan : Diisi dengan ringkasan tugas-tugas sehingga tercermin obyeknya apa yang dikerjakan (what), bagaimana mengerjakannya (how), dan tujuan pekerjaaannya (why)

8 Bahan Kerja : Diisi dengan bahan-bahan kerja yang digunakan dalam melaksanakan tugas

9 Peralatan Kerja : Diisi dengan alat kerja yang digunakan untuk memproses bahan kerja menjadi hasil kerja

10 Hasil Kerja : Diisi dengan hasil-hasil kerja yang diperoleh dalam melaksanakan pekerjaannya baik jenis maupun jumlahnya

11 Hubungan Kerja : Diisi dengan jabatan apa, atau unit kerja/instansi mana pemegang jabatan berhubungan dalam melaksanakan pekerjaan, baik yang timbal-balik (vertical-horizontal), maupun diagonal

12 Tanggungjawab : Diisi dengan tanggungjawab terhadap hal-hal, seperti: bahan kerja, alat kerja, dan hasil kerja yang digunakan/dihasilkan untuk melaksanakan tugas yang dibebankan kepada pemegang jabatan

13 Peran : Diisi dengan peran pemegang jabatan untuk mengambil sikap atau tindakan tertentu atas bahan kerja, alat kerja, kerahasiaan, jabatan, dan mengambil kebijaksanaan

14 Keadaan Tempat Kerja : Diisi penjelasan tentang kondisi tempat kerja

Formulir I

16

Page 19: KEP.92 MEN 2009 ttg Pedoman ANJAB di Lingkungan KKP

No. Informasi Jabatan Isian/Keterangan

15 Kemungkinan Risiko Bahaya : Diisi hal-hal yang membahayakan pemangku jabatan dalam melaksanakan tugas

16 Syarat Jabatan:

a. Pendidikan

b. Latihan/Kursus

c. Pengalaman Kerja

d. Pangkat dan Golongan

:

a. Diisi dengan nama jenis pendidikan formal yang pernah diikuti

b. Diisi dengan nama jenis latihan/kursus yang dimiliki

c. Diisi dengan nama dan tempat pemegang jabatan bekerja sebelum menduduki jabatan ini, sebutkan bidangnya dan bulan/tahunnya

d. Diisi dengan pangkat/golongan pemegang jabatan

17 Upaya Fisik Pada Saat Melaksanakan Tugas

: Diisi dengan upaya fisik pemegang jabatan pada saat melaksanakan tugas

18 Informasi Lain yang Diperlukan Pemegang Jabatan

: Diisi dengan informasi lain yang dianggap perlu untuk dicantumkan

Uraian Jabatan Fungsional Umum

Formulir II

17

19

Page 20: KEP.92 MEN 2009 ttg Pedoman ANJAB di Lingkungan KKP

No. Informasi Jabatan Isian/Keterangan

1 Nama Jabatan : Diisi dengan nama jabatan struktural atau pelaksanaan

2 Kedudukan:

a. eselon Ib. eselon IIc. eselon IIId. eselon IVe. eselon V

: Diisi sesuai dengan kedudukan

a. .................................................. b. ...................................................c. ....................................................d. ...................................................e. ..................................................

3 Ringkasan Tugas : Diisi dengan ringkasan tugas-tugas sehingga tercermin obyeknya apa yang dikerjakan (what), bagaimana mengerjakannya (how), dan tujuan pekerjaaannya (why)

4 Bahan Kerja : Diisi dengan bahan-bahan kerja yang digunakan dalam melaksanakan tugas

5 Peralatan Kerja : (cukup jelas)

6 Rincian Tugas : Diisi dengan ringkasan tugas-tugas sehingga tercermin obyeknya apa yang dikerjakan (what), bagaimana mengerjakannya (how), dan tujuan pekerjaannya (why)

7 Keadaan Tempat Kerja : Diisi penjelasan tentang kondisi tempat kerja

8 Upaya Fisik : Diisi tentang posisi fisik dalam bekerja

9 Hasil Kerja : Diisi dengan hasil-hasil kerja yang diperoleh dalam melaksanakan pekerjaannya baik jenis maupun jumlahnya

10 Kemungkinan Resiko Bahaya : Diisi hal-hal yang membahayakan pemangku jabatan dalam melaksanakan tugas

11 Syarat Jabatan:

a. Pendidikan

b. Latihan/Kursus

c. Pengalaman Kerja

d. Pangkat dan Golongan

:

a. Diisi dengan nama jenis pendidikan formal yang pernah diikuti

b. Diisi dengan nama jenis latihan/kursus yang dimilikic. Diisi dengan nama dan tempat pemegang jabatan bekerja

sebelum menduduki jabatan ini, sebutkan bidangnya dan bulan/tahunnya

d. Diisi dengan pangkat/golongan pemegang jabatan

12 Prosedur Kerja : Diisi dengan ketentuan yang telah diatur dalam SK dan atau cara/ langkah-langkah dalam melaksanakan pekerjaan

13 Hubungan Kerja : Diisi dengan jabatan apa, atau unit kerja/instansi mana pemegang jabatan berhubungan dalam melaksanakan pekerjaan, baik yang timbal-balik (vertical-horizontal), maupun 18

20

Page 21: KEP.92 MEN 2009 ttg Pedoman ANJAB di Lingkungan KKP

No. Informasi Jabatan Isian/Keterangan

diagonal

14 Tanggungjawab : Diisi dengan tanggungjawab terhadap hal-hal, seperti: bahan kerja, alat kerja, dan hasil kerja yang digunakan/dihasilkan untuk melaksanakan tugas yang dibebankan kepada pemegang jabatan

15 Peran : Diisi dengan hak dan kekuasaan pemegang jabatan untuk mengambil sikap atau tindakan tertentu atas bahan kerja, alat kerja, kerahasiaan, jabatan, dan mengambil kebijaksanaan

16 Sifat Jabatan-Jam Kerja : Diisi dengan jam kerja pemegang jabatan dalam melaksanakan pekerjaannya. Ada jenis pekerjaan yang dilakukan dalam jam kerja biasa dan ada yang 24 jam serta ada pula yang dilaksanakan pada waktu-waktu tertentu

17 Risiko Bahaya : Diisi dengan Penyakit atau kecelakaan fisik maupun mental yang dapat timbul akibat melaksanakan tugas

18 Syarat-Syarat Lain:

a. Bakat

b. Temperamen Kerja

:

:

:

Diisi dengan syarat-syarat lain, seperti: bakat, minat, temperamen, kemampuan khusus, jenis kelamin, umur, kondisi fisik dan kondisi jasmani yang diperlukan pemegang jabatan ini sehingga yang bersangkutan dapat melaksanakan tugas dengan baik

a. Diisi sesuai dengan keadaan pemegang jabatan yang terbagi dalam 11 macam bakat sebagai berikut: 1) G-intelejensi; 2) V-bakat verbal; 3) N-bakat numerik; 4) S-bakat pandang ruang; 5) P-bakat pencerapan bentuk; 6) Q-bakat ketelitian; 7) K-bakat koordinasi motor; 8) F-bakat kecekatan jari; 9) M-bakat kecekatan tangan; 10) E-bakat koordinasi mata-tangan-kaki; 11) C-bakat membedakan warna

b. Diisi sesuai dengan faktor temperamen kerja, meliputi: 1) D-kemampuan menyesuaikan diri menerima tanggungjawab untuk kegiatan memimpin, mengendalikan, dan merencanakan); 2) F-kemampuan menyesuaikan diri dengan kegiatan yang mengandung penafsiran perasaan, gagasan, atau fakta dari sudut pandangan pribadi; 3) I-kemampuan menyesuaikan diri untuk pekerjaan mempengaruhi orang lain dalam pendapat, sikap, atau pertimbangan mengenai gagasan; 4) J-kemampuan menyesuaikan diri dari kegiatan pembuatan kesimpulan, penilaian atau pembuatan keputusan berdasarkan criteria rangsangan indera atau atas dasar pertmbangan pribadi; 5) M--kemampuan menyesuaikan diri dengan kegiatan pengambilan keputusan, pembuatan pertimbangan, atau pembuatan keputusan berdasarkan kriteria yang dapat diukur atau diuji; 6) P-kemampuan menyesuaikan diri dalam berhubungan dengan orang lain, lebih dari hanya penerimaan dan pemberian instruksi; 7) R-kemampuan menyesuaikan diri dengan kegiatan-kegiatan yang berulang

19

21

Page 22: KEP.92 MEN 2009 ttg Pedoman ANJAB di Lingkungan KKP

No. Informasi Jabatan Isian/Keterangan

c. Minat Kerja

d. Kemampuan Khusus

e. Jenis Kelamin

f. Umur

g. Upaya Fisik Pada Saat Melaksanakan Tugas

h. Kondisi Jasmani

:

atau secara terus menerus melakukan kegiatan yang sama, sesuai dengan perangkat prosedur, urutan atau kecekatan yang tertentu; 8) S-kemampuan menyesuaikan diri untuk bekerja dengan ketegangan jiwa, jika berhadapan dengan keadaan darurat kritis, tidak biasa atau berbahaya, atau bekerja dengan kecepatan kerja dan perhatian terus menerus merupakan keseluruhan atau sebagaian dari aspek pekarjaan; 9) T-kemampuan menyesuaikan diri dengan situasi yang menghendaki pencapaian dengan tepat menurut perangkat batas, toleransi, atau standar-standar tertentu; 10) V-kemampuan menyesuaikan diri untuk melaksanakan berbagai tugas yang satu ke tugas yang lainnya yang berbeda sifatnya tanpa kehilangan efisiensi atau ketenangan diri

c. Diisi dengan minat kerja pemegang jabatan. Ada lima macam minat kerja yang berpasangan, yaitu: 1) 1a-Pilihan melakukan kegiatan yang berhubungan dengan benda-benda dan obyek-obyek; 2) 1b-pilihan melakukan kegiatan yang berhubungan dengan komunikasi data; 3) 2a- pilihan melakukan kegiatan yang berhubungan dengan orang dalam niaga; 4) 2b-pilihan kegiatan yang bersifat ilmiah; 5) 3a-pilihan melakukan kegiatan rutin, konkrit, dan teratur; 6) 3b-pilihan melakukan kegiatan yang bersifat abstrak dan kreatif; 7) 4a-pilihan kegiatan yang dianggap baik bagi orang lain; 8) 4b-pilihan kegiatan yang berhubungan dengan proses, mesin, dan teknik; 9) 5a-pilihan kegiatan yang menghasilkan prestasi atau penghargaan dari pihak orang lain; 10) 5b-pilihan melakukan kegiatan yang menghasilkan kepuasan nyata dan produktif

d. Diisi dengan kesanggupan pemegang jabatan sehubungan keadaan dan lingkungan kerja yang bersangkutan

e. Diisi dengan jenis kelamin pemegang jabatan

f. Diisi dengan umur pemegang jabatan

g. Diisi dengan upaya fisik pemegang jabatan pada saat melaksanakan tugas

h. Diisi dengan kondisi jasmani pemegang jabatan yang sebenarnya dalam melaksanakan tugas

19 Informasi Lain yang Diperlukan Pemegang Jabatan

: Diisi dengan informasi lain yang dianggap perlu untuk dicantumkan

20

22

Page 23: KEP.92 MEN 2009 ttg Pedoman ANJAB di Lingkungan KKP

Uraian Jabatan Struktural

No. Informasi Jabatan Isian/Keterangan

1 Nama Jabatan : Kepala Seksi Kelembagaan Pembudidaya Ikan

2 Nama Pemegang Jabatan : PM /.NIP ...........

3 Nama jabatan Satu Tingkat yang : Pejabat Fungsional Umum

Contoh 1

21

23

Page 24: KEP.92 MEN 2009 ttg Pedoman ANJAB di Lingkungan KKP

No. Informasi Jabatan Isian/Keterangan

berada di bawahnya

4 Alamat Unit Kerja : Jl. R.M. Harsono No.3 Gedung B, Ragunan, Ps.Minggu, Jakarta Selatan

5 Unit Kerja : Direktorat Usaha Budidaya, Ditjen Perikanan Budidaya

6 Ikhtisar Jabatan : Melakukan penyiapan bahan rumusan kebijakan, penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria, prosedur, dan pemberian bimbingan teknis, serta evaluasi dan penyusunan laporan di bidang kelembagaan pembudidayaan ikan

7 Uraian Tugas dan Kegiatan: : Pembinaan dan Pemberdayaan Kelembagaan Pembudidaya Ikan:

a. Menyusun data base kelembagaan pembudidaya ikan;

b. Membuat konsep kuesioner monev. KPI;c. Membuat konsep surat menyurat terkait dengan

pembinaan dan pemberdayaan KPI.

Pelatihan Kelembagaan Pembudidaya Ikan

a. Melakukan koordinasi dengan instansi terkait;b. Menyiapkan rumusan, jadwal, SK, Panitia;c. Mengubungi nara sumber/pengajar;d. Membuat laporan hasil pelatihan.

Penyusunan Pedoman umum (Pedum) dan Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) Kelembagaan Pembudidaya Ikan;

a. Menyiapkan kuesioner pengumpulan bahan Pedum dan Juklak;

b. Mengumpulkan bahan Pedum dan Juklak;c. Membuat konsep Pedum dan Juklak.

8 Bahan Kerja:

:

a. Peraturan Perundang-undangan;

b. Rencana Kegiatan Sub Direktorat;

c. Arahan/petunjuk atasan.

9 Peralatan Kerja

:

a. Komputer;

b. Alat Tulis Kantor;

c. Meja dan Kursi

22

24

Page 25: KEP.92 MEN 2009 ttg Pedoman ANJAB di Lingkungan KKP

No. Informasi Jabatan Isian/Keterangan

10 Hasil Kerja

:

a. Rencana Kerja Seksi Kelembagaan Pembudidaya Ikan;

b. Data base kelembagaan pembudidaya ikan;c. Konsep kuesioner monev. KPI;d. Konsep surat menyurat terkait dengan pembinaan

dan pemberdayaan KPI;e. Rumusan, jadwal, SK, Panitia;f. Laporan hasil pelatihan;g. Kuesioner pengumpulan bahan Pedum dan

Juklak;h. Konsep Pedum dan Juklak;

11 Hubungan Kerja : a. Kepala Sub Direktorat Ketenaga kerjaan Pembudidaya Ikan;

b. Para Kepala Seksi di lingkungan Sub Direktorat Ketenagakerjaan Pembudidaya Ikan;

c. Para Kepala Sub Direktorat di lingkungan Direktorat Usaha Budidaya dalam hal koordinasi pelaksanaan tugas.

12 Tanggungjawab : a. Usulan, pendapat dan saran kepada Kasubdit; b. Kebenaran kelengkapan data.c. Kebenaran laporan hasil kegiatan pelatihan.d. Penggunaan peralatan kerja untuk kelancaran

pelaksanaan tugas.e. Kelancaran pekerjaan bawahan;f. Kebenaran DP3 bawahan.; g. Tegaknya disiplin bagi pegawai bawahan pada

Seksi h. Usulan hukuman disiplin pegawai bawahan pada

Seksi Kelembagaan Pembudidaya Ikan;i. Usul promosi dan mutasi kepegawaian

dilingkungan Seksi Kelembagaan Pembudidaya Ikan;

j. bimbingan dan pengarahan pelaksanaan tugas kepada pegawai.

13 Peran : a. Mengajukan usulan, pendapat dan saran kepada Kasubdit;

b. Meneliti data base kelembagaan pembudidaya ikan;

c. Meneliti konsep kuesioner monev. KPI konsep surat menyurat terkait dengan pembinaan dan pemberdayaan KPI kelembagaan pembudidaya ikan;

d. Mengajukan permintaan peralatan kerja untuk

23

25

Page 26: KEP.92 MEN 2009 ttg Pedoman ANJAB di Lingkungan KKP

No. Informasi Jabatan Isian/Keterangan

kelancaran pelaksanaan tugas;e. memantau pekerjaan bawahan/staf;f. Menilai DP3 bawahan/Staf;g. Menegakkan disiplin pegawai bawahan; h. Mengusulkan hukuman disiplin pegawai bawahan; i. mengusulkan promosi dan mutasi kepegawaian di

lingkungan Seksi Kelembagaan Pembudidaya Ikan;

j. Membimbing dan mengarahkan pelaksanaan tugas kepada bawahan/staf.

14 Keadaan Tempat Kerja :

15 Kemungkinan Risiko Bahaya : Resiko fisik : Tidak ada

Resiko Mental : Tidak ada

16 Syarat Jabatan:

a. Pendidikan

b. Latihan/Kursus

c. Pengalaman Kerja

d. Pangkat dan Golongan

:

a. S1/D4

b. Diklatpim IV

c.

d. Minimal telah berada dalam pangkat/golongan Penata Muda Tk I/III b selama dua tahun

17 Upaya Fisik Pada Saat Melaksanakan Tugas

:

18 Informasi Lain yang Diperlukan Pemegang Jabatan

:

Uraian Jabatan Fungsional Umum

No. Informasi Jabatan Isian/Keterangan

1 Nama Jabatan : Analis Penyelesaian LHP/TP/TGR

2 Kedudukan:

a. eselon I

b. eselon II

c. eselon III

d. eselon IV

e. eselon V

:

Sekretariat Jenderal

Biro Keuangan

Bagian Perbendaharaan

Subbagian Penyelesaian Ganti Rugi

(apabila ada)

Contoh 2

24

26

Page 27: KEP.92 MEN 2009 ttg Pedoman ANJAB di Lingkungan KKP

No. Informasi Jabatan Isian/Keterangan

3 Ringkasan Tugas : Menyiapkan bahan Tuntutan Perbendaharaan (TP) dan Tuntutan Ganti Rugi (TGR) untuk penyelesaian administrasi keuangan, serta menyiapkan bahan tindak lanjut Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP)

4 Bahan Kerja : a. Peraturan perundang-undangan;

b. Usulan penyelesaian administrasi TP/TGR;

c. LHP dari instansi pengawas pemerintah/BPK-RI;

d. Arahan/petunjuk atasan

5 Peralatan Kerja : a. Komputer;b. Meja dan kursi.

6 Rincian Tugas : a. Menelaah peraturan perundang-undangan;b. Mempelajari literatur akademis, pedoman dan prosedur

kerja bidang tugas yang ditangani;c. Menyiapkan bahan koordinasi di lingkungan KKP untuk

penanganan LHP/TP/TGR;d. Menelaah dasar usulan pelaksanaan TP/TGR dan

kewajaran nilai tuntutan;e. Mengadministrasikan bukti setor anggaran kerugian

negara baik TP/ TGR;f. Menganalisa laporan hasil pemeriksaan yang diterima dari

BPK-RI dan Inspektorat Jenderal KKP;g. Menyiapkan bahan laporan realisasi angsuran kerugian

negara setiap 6 (enam) bulan/semesteran;h. Menyiapkan bahan tanggapan tindak lanjut LHP untuk

keperluan ke Inspektorat Jenderal dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK-RI);

i. Melaksanakan arahan dan petunjuk kedinasan dari atasan sesuai garis kewenangan untuk kelancaran tugas.

7 Keadaan Tempat Kerja : Di ruangan ber AC

8 Upaya Fisik : Duduk, Berjalan.

9 Hasil Kerja : a. Hasil Pemeriksaan;

b. Realisasi angsuran kerugian negara.

10 Kemungkinan Resiko Bahaya : Tidak ada.

11 Syarat Jabatan:

a. Pendidikan

b. Pelatihan

c. Pengetahuan Kerja

:

a. Diutamakan S1 Akuntansi.

b. Bimbingan Teknis Keuangan, dan lain- lain.

c. Administrasi keuangan dan sistem pengawasan.

25

27

Page 28: KEP.92 MEN 2009 ttg Pedoman ANJAB di Lingkungan KKP

No. Informasi Jabatan Isian/Keterangan

d. Pengalaman Kerja

e. Kondisi Fisik

f. Bakat

g. Temperamen

h. Minat

d. Bagi PNS diutamakan 2 tahun kerja di bidangnya, sedangkan CPNS tidak diperlukan pengalaman kerja.

e. Laki-laki/perempuan.

f. V, N, P, Q.

g. M, P, R.

h. 1b, 3a.

12 Prosedur Kerja :

13 Hubungan Kerja : (bisa internal atau eksternal)

14 Tanggungjawab : a. Usulan, pendapat dan saran kepada Kabag; b. Kebenaran kelengkapan data;c. Kebenaran laporan hasil kegiatan;d. Penggunaan peralatan kerja untuk kelancaran

pelaksanaan tugas;e. Kelancaran pekerjaan bawahan;f. Kebenaran DP3 bawahan; g. Tegaknya disiplin bagi pegawai bawahan pada Subbag; h. Usulan hukuman disiplin pegawai bawahan pada Subbag

Penyelesaian Ganti Rugi;i. Usul promosi dan mutasi kepegawaian dilingkungan Seksi

Kelembagaan Pembudidaya Ikan;j. bimbingan dan pengarahan pelaksanaan tugas kepada

pegawai.

15 Peran : a. Mengajukan usulan, pendapat dan saran kepada Kabag;b. Meneliti data base penyelesaian ganti rugi;

c. Meneliti konsep surat menyurat terkait dengan penyelesaian ganti rugi

d. Mengajukan permintaan peralatan kerja untuk kelancaran pelaksanaan tugas.

e. memantau pekerjaan bawahan/staf.f. Menilai DP3 bawahan/Staf.g. Menegakkan disiplin pegawai bawahan; h. Mengusulkan hukuman disiplin pegawai bawahan; i. mengusulkan promosi dan mutasi kepegawaian bawahan

di lingkungan Subbag Penyelesaian Ganti Rugi;j. Membimbing dan mengarahkan pelaksanaan tugas

kepada bawahan/staf.

16 Sifat Jabatan-Jam Kerja :

17 Risiko Bahaya : Tidak ada

26

28

Page 29: KEP.92 MEN 2009 ttg Pedoman ANJAB di Lingkungan KKP

No. Informasi Jabatan Isian/Keterangan

18 Syarat-Syarat Lain:

a. Bakat

b. Temperamen Kerja

c. Minat Kerja

d. Kemampuan Khusus

e. Jenis Kelamin

f. Umur

g. Upaya Fisik Pada Saat Melaksanakan Tugas

h. Kondisi Jasmani

:

19 Informasi Lain yang Diperlukan Pemegang Jabatan

: Peta LHA dan Kronologis barang yang akan di TGR kan

27

29

Page 30: KEP.92 MEN 2009 ttg Pedoman ANJAB di Lingkungan KKP

PETA JABATAN PUSAT KARANTINA IKAN

Lampiran II-8

1

KEPALA PUSAT KARANTINA IKAN

KEPALABAGIAN UMUM

KEKUATAN PEGAWAI JUMLAH PNS = 25 ORANG

IV/d = 1 orangIV/a = 3 orangIII/d = 3 orangIII/c = 4 orangIII/b = 1 orangIII/a = 7 orangII/d = 2 orangII/c = 1 orangII/b = 1 orangII/a = 2 orang

KEPALA SUB. BAGIAN KEUANGANJFU = 4

KEPALA SUB. BAGIAN TATA USAHA

JFU = 4

KEPALA SUB. BAGIAN KEPEGAWAIAN

JFU = 3

BEBAN KERJA Tahun Anggaran 2001- Pembuatan juknis mengenai antibody

poliklonal dan monoclonal bagi kepentingan diagnosa penyakit ikan golongan bakteri.

- Pembuatan deskripsi hama dan penyakit katak.

- Proseding evaluasi metode teknis dan tindak karantika ikan.

- Pelaksanaan seminar pemantauan hama dan penyakit ikan karantina.

- Penilaian instalasi.- Penyusunan manual dan panduan

teknis.

1. Pengadministrasi Kepegawaian.

2. Pengadministrasi Jab. Fungsional

3. Operator Komputer

1. Pengadministrasi Keuangan.

2. Penyusunan DIK3. Bendaharawan

Rutin4. Operator

1. Pengadministrasi Rumah Tangga.

2. Pengadministrasi Perlengkapan.

3. Pengadministrasi Persuratan

KEPALA BIDANG TATA PELAYANAN

KEPALA BIDANG PROGRAM DAN KERJASAMA

JFK = 8Pengendali HPI

KEPALA SUB. BIDANG KERJASAMA

JFU = 2

KEPALA SUB. BIDANG PROGRAM

JFU = 3

KEPALA SUB. BIDANG METODEJFU = 2

KEPALA SUB. BIDANG INFORMASI

JFU = 4

1. Pengadministrasian bahan kerjasama.

2. Operator komputer

1. Pengadministrasian rencana kegiatan.

2. Penyiapan bahan kegiatan proyek

3. Operator komputer

1. Pengumpulan bahan untuk metode.

2. Operator komputer.

1. Pengadministrasian data dan informasi.

2. Penyajian data dan informasi

3. Pengadministrasian bahan dan pustaka

4. Operator

Contoh 3