Upload
others
View
9
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Disampaikan pada Webinar KREKI :
Peran Relawan Kesehatan dan Bagaimana Teknik Pertolongan Emergensi Kesehatan di Era COVID-19
Selasa, 14 Juli 2020
KEPALA PUSAT KRISIS KESEHATAN
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
Outline Paparan
Analisa Situasi Pandemi Covid-19
Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat
Pandemi Covid-19 (dan peran relawan
kesehatan)
Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat
Bencana Lain di Situasi Pandemi Covid-19
(dan peran relawan kesehatan)
CORONA VIRUS DISEASE
WHO
menetapkan
2019-nCoV
sebagai
PHEIC/KKMMD.
Di Kota Wuhan, Cina,
dilaporkan 59 kasus
dengan gangguan
pernapasan
(pneumonia) dan
dirawat di RS.
31 Des 2019
30 Jan 2020
COVID-19 tejadi di
53 negara dan
semua regional WHO
ditempatkan
berisiko sangat tinggi
29 Feb 2020
WHO menetapkan
nama 2019-nCoV
menjadi COVID-19
12 Feb 2020 2 Mar 2020
Indonesia
melaporkan 2
kasus konfirmasi
COVID-19
WHO
menetapkan
COVID-19
sebagai
Pandemi
11 Mar 2020
4
Keppres No.
11/2020
Penetapan Kedaruratan
Kesehatan Masyarakat
Covid-19 SE Gugus Tugas Percepatan
Penanganan Covid-19 No.
6/2020
Status Keadaan Darurat
Bencana Nonalam Covid-
19 sebagai Bencana
Nasional
Kep. Ka BNPB No.
13A/2020Perpanjangan Status Keadaan
Tertentu Darurat Bencana Wabah
Penyakit Akibat Virus Corona di
Indonesia (sebelumnya Keputusan
Ka BNPB No. 9A/2020 tanggal 28
Januari 2020)
Keppres No.
12/2020Penetapan Bencana
Nonalam Penyebaran
Covid-19 sebagai
Bencana Nasional
STATUS PANDEMI COVID-19
31/329/2 13/4 27/5
COVID-19 GLOBAL Update hingga 11 Juli 2020
12.322.395Kasus Konfirmasi
556.335 (4,5%)
Kasus Meninggal
1.097.074Kasus Konfirmasi
27.990 (2,5%)
Kasus Meninggal
Global
Regional Asia Tenggara
216Negara Terjangkit
RISIKO GLOBAL SANGAT TINGGI
163Negara Transmisi Lokal
(sumber : WHO dan Kemenkes)
10 Provinsi denganKasus KonfirmasiPositif Tertinggi:
Jawa Timur, DKI Jakarta, Sulawesi Selatan, Jawa Tengah, Jawa Barat ,
Kalimantan Selatan, Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Papua,
Bali
SITUASI INDONESIA
460 kab/kotaTerdampak
183 kab/kotaTransmisi lokal
(sumber : Kemenkes)
7
Belum ada obat dan vaksinnya
Semua masih diteliti
Banyak Orang tanpaGejala
Meskipun tidak bergejala(presymptomatic dan asymptomatic) namun tetap dapat menularkan
Mengganggu pelayananKesehatan rutin
Masalah kesehatan Indonesia antara lain AKI, AKB, pengendalian penyakit menular(TBC, Malaria dsb), stunting, penyakit tidakmenular, dsb→mortalitas & morbiditasbisa meningkat
Indonesia rawanbencana
Bencana dapat terjadi kapan saja. Situasi Covid 19 akan menjadibeban ganda
Virus BaruBelum banyak yang kitaketahui tentang virus ini
MENGAPA HARUS WASPADA TERHADAP COVID-19?
KAPAN PANDEMI BERAKHIR?
● Pernyataan WHO → pandemi ini akan berlangsung
lama dan dapat menjadi endemis.
● Potensi 2nd Wave :
• Beberapa jurnal → Potensi 2nd wave pandemi
Covid 19 bila kita mengakhiri social distancing
terlalu cepat (Kathy Leung dkk & Kissler dkk).
• Sejarah → umumnya wabah akan menimbulkan
beberapa kali gelombang kurva & ada di antaranya
kurva berikutnya lebih tinggi dari sebelumnya.
Contoh Pandemi Spanish Flu (1918)
● Hasil penelitian M. Kissler & Marc Lipsitch :
intermittent social distancing mungkin akan
dibutuhkan hingga 2022. Surveilans coviddipertahankan hingga 2024
8
PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN AKIBAT PANDEMI COVID-19
10
UU No. 24/2007
Penanggulangan Bencana
UU No. 6/2018
Kekarantinaan Kesehatan (sebagai dasar penetapanPSBB, Karantina wilayah
dsb)
Inpres No. 4/2019
Peningkatan Kemampuan dalamMencegah, Mendeteksi &
Merespon Wabah Penyakit, Pandemi Global & Kedaruratan
Nuklir, Biologi & Kimia
Peraturan Perundanganlainnya
PP, Kepres, Perpres & PeraturanMenteri turunan dari UU No. 4/1984, UU No. 24/2007 dan UU No. 6/2018
UU No. 4/1984
Wabah Penyakit Menular
DASAR HUKUM PENANGANAN PANDEMI
UU No. 36/2009
Kesehatan
UU No 24 Th 2007 tentang Penanggulangan Bencana
• Pemerintah dan Pemerintah daerah bertanggungjawab dalampenyelenggaraan penanggulangan bencana.
• Pengurangan risiko bencana dipadukan dalam program pembangunan
• Pengalokasian anggaran penanggulangan bencana dalam AnggaranPendapatan dan Belanja Negara / Daerah yang memadai
• Pengalokasian anggaran penanggulangan bencana dalam bentuk dana siap pakai
• Penjaminan pemenuhan hak masyarakat dan pengungsi yang terkenabencana sesuai dengan standar pelayanan minimum
UU No 36 Th 2009 tentang Kesehatan
• Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat bertanggung jawab atas ketersediaan sumber daya, fasilitas, dan pelaksanaan pelayanan kesehatansecara menyeluruh dan berkesinambungan pada bencana
PASCA KRISIS KESEHATANPRA KRISIS
KESEHATAN
TANGGAP DARURAT
MANAJEMEN
RISIKO INTEGRASI DENGAN
ADAPTASI KEBIASAAN BARU
Risiko = Bahaya x Kerentanan
Kapasitas
TAHAPAN PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA
BENCANA ALAM
BENCANA NON ALAM
BENCANA SOSIAL
DAMPAK KESEHATAN
KAPASITAS KLASTER KESEHATAN TERGANGGU
PERLU RESPON CEPAT DI LUAR KEBIASAAN SEHARI-HARI
BEBAN LAYANAN KESEHATAN SAAT TANGGAP
DARURAT MELEBIHI KAPASITAS KESEHATAN YANG
TERSEDIA
EMERGENCY
RESPONS
PUBLIC HEALTH
RESPON
TANGGAP DARURAT
• SELAMATKAN JIWA
• CEGAH KECACATAN
MEMASTIKAN PROGRAM
KESEHATAN BERJALAN
DENGAN TERPENUHINYA
STANDAR MINIMAL
PELAYANAN KESEHATAN
TRANSISI DARURAT
PASTIKAN SEMUA PROGRAM KESEHATAN SUDAH DAPAT
SEGERA BERFUNGSI
STRATEGI INDONESIA MENGHADAPI COVID-19
UPAYA RESPON CEPAT
DAN EFEKTIF
UPAYA PENCEGAHAN
• Gerakan masyarakat hidup
bersih dan sehat
• Perubahan perilaku masyarakat
dan institusi untuk menerapkan
protokol kesehatan Covid 19
• Peningkatan edukasi
masyarakat tentang Covid-19
• Penyediaan Call Center
• Physical Distancing, Stay home,
Penetapan PSBB
• Tetap menjalankan pelayanan
kesehatan essensial dengan
menerapkan adaptasi
kebiasaan baru
UPAYA DETEKSI DINI
• Cegah tangkal penyakit di
pintu masuk negara
• Penguatan surveilans dan
karantina
• Pelacakan kontak erat
• Penyiapan Laboratorium
rujukan
• Telemedicine
• Aktivasi sistem komando dan
koordinasi
• Isolasi dan Tatalaksana kasus
• Penyiapan RS Rujukan
• Pengelolaan limbah
• Pemenuhan kebutuhan SDM,
logistik, bahan habis pakai
dan obat-obatan.
• Relaksasi kebijakan
• Peningkatan komunikasi risiko
ADAPTASI
KEBIASAAN
BARU
SISTEM KOMANDO DAN KOORDINASI
• Berdasarkan Kepres No. 7/2020 tanggal 13 Maret 2020 dan perubahannyaKepres No. 9/2020 tanggal 20 Maret 2020 bahwa dalam rangka percepatanpenanganan COVID-19 diperlukan langkah-langkah cepat, tepat, fokus,terpadu, dan sinergis antar kementerian/lembaga dan pemerintah daerah,untuk itu perlu ditetapkan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19.
• Susunan keanggotaan Gugus Tugas terdiri dari Pengarah dan Pelaksana
• Gubernur dan Bupati/Walikota membentuk Gugus Tugas PercepatanPenanganan Covid 19 Daerah berdasarkan pertimbangan dan rekomendasiKetua Pelaksana Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid 19
STRUKTUR ORGANISASI GUGUS TUGAS PERCEPATAN
PENANGANAN COVID 19
• Pengarah • Pelaksana
Ketua : Menko PMK
Wakil Ketua:
1. Menko Polhukam
2. Menteri Kesehatan
Kementerian terkait
Lembaga terkait
Sekretaris : Menteri
Keuangan
Ketua : Kepala BNPB
Wakil Ketua:1. Sekjen Kemenkes
2. Sekretaris Kemen BUMN3. Sekjen Dewan Ketahanan Nasional
4. Asop Panglima TNI5. Asop Kapolri
Kementerian terkait Lembaga terkait
Salah satunyaadalah Klaster
Kesehatan
PEMERINTAH
DUNIA USAHAMASYARAKAT
KOORDINASI BANTUAN
KOLABORASI KAPASITAS
INTEGRASI SISTEM
TANGGUNGJAWAB: OTORITAS
KESEHATAN PEMERINTAH.
MERUPAKAN ANGGOTA
PELAKSANA GUGUS TUGAS
KOORDINATOR KLASTER KESEHATAN
• Koordinator Klaster Kesehatan Nasional →Menkes melalui Kepala Pusat Krisis Kesehatan
• Koordinator Klaster Kesehatan Provinsi → Kadinkes Provinsi
• Koordinator Klaster Kesehatan Kabupaten/Kota→ Kadinkes Kabupaten/Kota
KOORDINATOR KLASTER KESEHATAN
SUB KLASTER PELAYANAN KESEHATAN
SUB KLASTER PENGENDALI AN PENYAKIT DAN
KESEHATAN LINGKUNGAN
SUB KLASTER PELAYANAN GIZI
SUB KLASTER KESEHATAN JIWA
SUB KLASTER KESEHATANREPRODUKSI
SUB KLASTER DVI
TIM DATA & INFORMASI
TIM LOGISTIK KESEHATAN
TIM PROMOSI KESEHATAN
TUGAS KLASTER PELAKSANA
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan
terutama pelayanan pertolongan darurat pra fasilitas
pelayanan kesehatan dan rujukan
SUB KLASTER PELAYANAN KESEHATAN
melakukan pengendalian penyakit dan upaya kesehatan
lingkungan
SUB KLASTER PENGENDALIAN PENYAKIT DAN KESEHATAN
LINGKUNGAN
menyelenggarakan pelayanan gizi SUB KLASTER PELAYANAN GIZI
menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan
reproduksi
SUB KLASTER KESEHATAN REPRODUKSI
menyelenggarakan upaya penanggulangan masalah
kesehatan jiwa dan psikososial secara optimal
SUB KLASTER KESEHATAN JIWA
menyelenggarakan manajemen data dan informasi serta
penyebarluasan informasi Penanggulangan Krisis Kesehatan
TIM DATA DAN INFORMASI
menyelenggarakan perencanaan, pengadaan, penyimpanan,
pendistribusian, dan penyerahan logistik kesehatan untuk
memenuhi kebutuhan Penanggulangan Krisis Kesehatan
TIM LOGISTIK KESEHATAN
menyelenggarakan upaya promosi kesehatan TIM PROMOSI KESEHATAN
Menyelenggarakan identifikasi korban meninggal dan
penatalaksanaannya
SUB KLASTER DVI
TUGAS KLASTER KESEHATAN
PERAN SERTA RELAWAN KESEHATAN
DALAM UPAYA PENANGANAN PANDEMI COVID-19
• Menyediakan informasi pencegahan covid pada masyarakat
• Mendorong partisipasi warga untuk melakukan adaptasikebiasaan baru
• Membantu ketua RT/RW/Kades dalam melakukanpemantauan & pelaporan kegiatan pencegahan covid-19
Pencegahan
• Membantu upaya pelacakan kontak erat
• Menyediakan logistik untuk deteksi dini
• Menjadi relawan di FKTP untuk melakukanskrining/triase
Deteksi
1.Membantu Ketua RT/RW/Kepala Desa menyediakan makanan& pemenuhan logistik bagi warga yang melakukan isolasimandiri di rumah
2.Membantu Puskesmas melakukan pendataan penduduk yang sakit
3.Menjadi relawan kesehatan di RS rujukan Covid-19
4.Membantu penyediaan logistic untuk tenaga kesehatan
Respon
- Menjadi relawan
RT/RW/ Desa
- Bergabung dalam
Nusantara Sehat
Individual Darurat
Bencana Pandemi
Covid-19
(http://nusantarase
hat.kemkes.go.id/)
- Bergabung dalam
organisasi
kemasyarakatan/
swasta
- Mendukung upaya
Klaster Kesehatan di
Prov/Kab/Kota
dengan melapor dan
berkoordinasi
dengan Puskesmas &
Dinkes Kesehatan
BENCANA LAIN DI SITUASI PANDEMI COVID-19Kondisi geografis dan demografis Indonesia menyebabkan Indonesia rawan terhadap kejadianbencana. Didukung sejumlah data sebagai berikut :
a. Data Pusat Krisis Kesehatan tahun 2016-2020 terdapat 1.317 bencana yang berdampak krisiskesehatan.
b. IRBI 2018 → sebanyak 52,33% kabupaten/kota berisiko tinggi mengalami kejadian bencana dan selebihnya berisiko sedang. Tidak ada yang berisiko rendah
c. Centre for Research on the Epidemiology of Disasters (CRED) → data tahun 2008 – 2018, setiap tahun Indonesia menempati 10 besar di dunia sebagai negara paling sering terkena bencana alam& negara dengan angka kematian akibat bencana alam tertinggi.
Bencana lain tetap berpotensi terjadi meskipun sedangdalam kondisi pandemi Covid -19 = Complex Emergency
INDEKS RiSIKO
(diturunkan)
HAZARD
Hazard dikelola/
dicegah
VULNERABILITY (Kerentanan)
diturunkan/ diamankan.
• Balita, Lansia,Bumil Busui,
Disabilitas, Komorbid
• Tingkat Kesehatan masyarakat
CAPACITY (Kapasitas)• SDM
• Pemetaan wilayah rawan bencana terintegrasi dengan zona risiko Covid-19
• Penyusunan peraturan, pedoman, SOP termasuk standard minimal
pelayanan kesehatan dengan adaptasi kebiasaan baru
• Penyiapan SDM kesehatan dan pemberdayaan masyarakat termasuk untuk
penerapan protokol kesehatan pada kondisi bencana
• Penyiapan sarana prasarana termasuk untuk penerapan protocol kesehatan
• Penyusunan rencana-rencana untuk antisipasi kedaruratan pada situasi
Covid-109
25
Perka BNPB No. 3/2016
KLASTER
KESEHATAN
● Memastikan RHA (rapid health assessment) yang dilakukan juga menilai tentangkelompok rentan, kelompok yang harus diisolasi (suspek-probable-kontak erat-konfirmasi positif) serta identifikasi kebutuhan untuk pelayanan kesehatan denganmenerapkan adaptasi kebiasaan baru
● Memastikan Rencana operasi krisis kesehatan yang disusun diintegrasikan denganadaptasi kebiasaan baru
● Memobilisasi sarana prasarana kesehatan dan perbekalan kesehatan yang memadai● Memastikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat terdampak berjalan sesuai
standard dan telah menerapkan adaptasi kebiasaan baru● Mengintensifkan pemantauan dan perkembangan situasi (baik korban bencana dan
kondisi terkait covid-19)● Melaksanakan komunikasi krisis kesehatan dengan memasukkan risiko penyebaran
covid-19 di situasi bencana.
STANDARD PELAYANAN KESEHATAN MINIMAL DENGAN ADAPTASI KEBIASAAN BARU
KETERLIBATAN RELAWAN KESEHATAN DALAM
KEGIATAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
Mendukung upaya :
1. Penyusunan kajian risiko
2. Penyusunan rencana kontinjensi
3. Pelaksanaan pelatihan teknis dan manajemen sub klaster
4. Pelaksanaan simulasi dan gladi lapangan
Perencanaan Sektoral
PROSES PERENCANAAN KONTINJENSI
PenilaianBahaya
PengembanganSkenario
Perkiraankebutuhan
Ketersediaansumberdaya
Formalisasi
Penetapan kebijakandan Strategi
Kesenjangan
Aktivasi
PenentuanKejadian
Kaji Ulang
Simlasi/Gladi
BENCANA
RTL
Memasukan :
- Ancaman bahaya Covid
- Zona risiko sebagai indikator
tambahan untuk kerentanan
- Mengidentifikasi kebutuhan
tambahan sumberdaya, tenaga,
logistik, sarana prasarana dan
pembiayaan
- Kebijakan strategi
mempertimbangkan pencegahan
penularan Covid19
- merencanakan kebutuhan
operasional masing-masing sub
klaster kesehatan dengan
pertimbangan protokol kesehatan
covid
KETERLIBATAN RELAWAN KESEHATAN
DALAM TANGGAP DARURAT
Organisasi yang menaungi relawan kesehatan mendorong
sumber daya berupa tenaga kesehatan atau logistik kesehatan
serta membiayai sendiri mobilisasi dan operasional sumber
daya tersebut.
Ketika diberlakukan status tanggap darurat bencana, organisasi
relawan kesehatan yang terlibat menangani permasalahan
kesehatan, meregisterkan sumber dayanya terlebih dahulu di
pos komando klaster kesehatan setempat.
KETERLIBATAN RELAWAN KESEHATAN
DALAM TANGGAP DARURAT
Relawan kesehatan bersedia dikoordinasikan oleh
koordinator sub klaster dan ditugaskan di suatu wilayah
penugasan berdasarkan keputusan koordinator sub klaster.
Relawan kesehatan melaporkan hasil kegiatan harian dan
hasil akhir kepada koordinator sub klaster.
Relawan kesehatan berkontribusi aktif dalam rapat
koordinasi sub klaster dan rapat koordinasi klaster.
KETERLIBATAN RELAWAN KESEHATAN
DALAM TANGGAP DARURAT
Dalam kegiatan tanggap darurat, relawan kesehatan berperan antara lain :
1. Membantu penanganan medis bagi korban bencana di pos kesehatan
dan/atau di lokasi bencana
2. Membantu proses evakuasi medis bagi korban bencana
3. Melakukan penyuluhan kesehatan
4. Melaksanakan kegiatan dukungan psikososial dan Psychological First Aid
(PFA)
5. Terlibat dalam upaya penyehatan lingkungan, pemenuhan higiene
perorangan dan upaya perbaikan kualitas air
KETERLIBATAN RELAWAN KESEHATAN
DALAM TANGGAP DARURAT
Dalam kegiatan tanggap darurat, relawan kesehatan berperan antara lain :
6. Terlibat dalam penyelenggaraan pemberian makanan bagi bayi dan anak
di dapur umum pengungsian
7. Terlibat dalam pengumpulan informasi di pos ante mortem sub klaster
DVI
8. Terlibat dalam distribusi logistik kesehatan kepada masyarakat
9. Membantu pengolahan data kesehatan di pos kesehatan dan di pos
komando klaster kesehatan
10. Membantu penyelenggaraan pos komando klaster kesehatan
- DATA KELOMPOK RENTAN, ORANG DENGAN KOMORBID & PENDUDUK DENGAN STATUS SUSPEK, PROBABLE, KONTAK ERAT & KONFIRMASI (+)
- MEMEBEDAKAN JALUR EVAKUASI DAN TEMPAT/LOKASI EVAKUASI PASIEN COVID
- APD YANG MEMADAI UNTUK NAKES BAIK JENIS DAN JUMLAH
- SARANA PENDUKUNG LAINNYA
RENCANA OPERASI SAAT TANGGAP DARURAT
- Lokasi khusus terpisah utuksuspek, probable, kontak erat& konfirmasi (+)
- Lokasi tambahan untukpengungsian menghindaripenumpukan pengungsi
- Pengaturan jalur masuk dan keluar
- Kewajiban menggunakanmasker
- Penyediaan APD, saranapemeriksaan suhu tubuh, cucitangan dll
- Mekanisme skrining, deteksidini dan antrian
RENCANA OPERASI SAAT TANGGAP DARURAT
Contoh Instrumenuntuk Skrining &
Deteksi Dini
KETERLIBATAN RELAWAN KESEHATAN
DALAM KEGIATAN PASCA BENCANA
Mendukung upaya :
1. Penilaian kerusakan dan kerugian pasca bencana
2. Penilaian kebutuhan pasca bencana
3. Penyusunan rencana aksi rehabilitasi dan
rekonstruksi pasca bencana
4. Membiayai dan melaksanakan kegiatan
rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana
Integrasi dengan
Adaptasi
Kebiasaan Baru
REFERENSI
1. UU No. 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana
2. UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
3. UU No. 4 tahun 1984 tentang Wabah Penyakit
4. UU No. 6 tahun 2018 tentang Kekarantinaan kesehatan
5. Inpres No. 4 tahun 2019 tentang Peningkatan Kemampuan dalam Mencegah, Mendeteksi & Merespon Wabah Penyakit, Pandemi Global & Kedaruratan Nuklir, Biologi & Kimia
6. PP, Perpres, Kepres, Permenkes dan Kepmenkes turunan dari UU di atas
7. Pedoman Pemberdayaan Masyarakat dalam Pencegahan Covid-19 di RT/RW/Desa(Kementerian Kesehatan)
8. Protokol Relawan Desa Lawan Covid-19 (Kementerian Desa, Pembangunan DaearhTertinggal & Transmigrasi)
9. Draft Pemberdayaan Masyarakat dalam Penanggulangan Bencana & KrisisKesehatan di Masa Covid-19 (Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes)
PUSAT KRISIS KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATANJl. HR Rasuna Said Blok X 5 Kav. 4-9 Gedung Sujudi
Lantai 6 Jakarta 12950
Contact us at
Call Center : 0812 1212 3119
Email : [email protected]
Website : pusatkrisis.kemkes.go.id
Facebook : pusatkrisiskesehatankemenkes
Twitter : @infoppkk
Instagram : @pkk_kemkes
t e r i m a k a s i h