Upload
erwin-tanady
View
213
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
status jiwa
Citation preview
KEPANITERAAN KLINIKSTATUS ILMU JIWAFAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA
SMF ILMU JIWA
RUMAH SAKIT KETERGANTUNGAN OBAT JAKARTA
STATUS PSIKIATRI
Nomor rekam medis : xxxxxx
Nama pasien : Ny. V
Nama dokter muda : Erwin Tanady
Rujukan / datang sendiri / keluarga : Ditangkap oleh dinas sosial
Riwayat Perawatan : Tidak pernah dirawat sebelumnya
I. IDENTITAS PASIEN
Nama inisial : Ny. V
Tempat dan tanggal lahir : Riau, April/1984
Jenis kelamin : Perempuan
Suku bangsa : Batak
Agama : Katolik
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Tidak bekerja
Status perkawinan : Menikah
Alamat : Kwitang
II. RIWAYAT PSIKIATRIK
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis di Panti Sosial Bina Insan
A.KELUHAN UTAMA
Pasien datang karena ditangkap oleh dinas sosial karena meminta-minta uang
kepada orang-orang di halte busway.
1
B. RIWAYAT GANGGUAN SEKARANG
3 bulan sebelum masuk panti sosial pasien, berada di Riau. Pasien bekerja
sebagai waitress di salah satu hotel di daerah Pekanbaru. Pasien saat itu sudah menikah.
2 bulan sebelum masuk ke panti, pasien dan suami pasien memutuskan untuk pergi dari
tempat tinggal mereka di Riau ke Jakarta dengan tujuan mencari peruntungan dan
penghidupan yang lebih layak karena pasien menceritakan kehidupannya di Pekanbaru
tidak berkecukupan. Pasien datang ke jakarta beserta kedua orang anaknya yaitu anak
pertama berusia 4 tahun dan anak kedua berusia 3 tahun. Akan tetapi setelah di jakarta
pasien mengatakan kalau kedua anaknya dititipkan ke keluarga suami dengan alasan
mereka masih belum sanggup untuk membiayai kehidupan kedua anak mereka. Pasien
menceritakan selama di jakarta ini pasien mencari pekerjaan dan pasien bekerja di salah
satu rumah makan di daerah jakarta dengan alasan pasien lebih menyukai bekerja di
bidang makanan/ rumah makan, pasien bisa mendapat makan, dan tempat tinggal
disana. Akan tetapi 2 minggu setelah pasien bekerja pasien mengatakan kepada pemilik
rumah makan untuk berhenti dengan alasan pasien cepat lelah dan itu membuat
pekerjaan menjadi terganggu. Pasien kemudian mulai menggantungkan harapannya
kepada sang suami. Pasien mengatakan ia memiliki rumah di daerah kwitang akan
tetapi pasien dan suami tidak tinggal satu rumah dengan pasien dengan alasan terdapat
perbedaan pendapat. Suami pasien bekerja di daerah sekitar tempat tinggalnya. Suami
pasien bekerja sebagai tukang parkir setiap minggu pasien selalu mendapatkan uang
dari suaminya. Akan tetapi pasien disuruh menunggu di suatu tempat untuk diberikan
uang kepada suaminya. Hal itu dilakukan setiap hari Minggu. Pasien berasumsi ketika
suaminya mengatakan ingin memberi uang kepada pasien, pasien harus menuruti apa
kata suaminya contoh menunggu di suatu tempat dan tidak boleh beranjak dari tempat
tersebut sampai suaminya datang. Pasien mengatakan kadang-kadang pasien tidak sabar
sehingga pasien pergi jalan- jalan ke tempat kerja suaminya. Suatu hari tepatnya 1 hari
sebelum pasien masuk panti , pasien menunggu suaminya di tempat tinggalnya kan
tetapi suaminya tidak kunjung datang. Pasien kemudian mencari ke tempat kerjanya
namun tidak bertemu. Pasien memutuskan untuk meminta bantuan kepada temannya.
Pasien datang ke halte busway untuk pergi ke tempat temannya. Kemudian pasien
mengatakan ia tidak memiliki uang dan kemudian meminta pertolongan kepada petugas
transjakarta untuk diberikan uang agar bisa naik busway. Tapi hal itu tidak diindahkan
oleh sang petugas, kemudian pasien meminta kepada orang-orang di sekitar halte. Lalu
2
ia pun diciduk oleh oleh 3 orang di bawa turun dari halte busway kemudian di bawah
sudah ada mobil dinas sosial yang menjemput. Pada saat itu pasien merasa kaget dan
takut. Pasien mengatakan jantungnya serasa melayang dan berputar 180 derajat. Pada
saat ditanyakan kembali pada saat wawancara pasien mengatakan suaminya ada, tapi
sedang sibuk dan ketika ditanya sibuk apa pasien tidak bisa menjawab dan suaminya
tidak mengetahui kalau ia berada di panti sosial ini. Akan tetapi pasien percaya kalau ia
dan suami memiliki kontak batin yang nantinya ia percaya kalau suaminya tahu ia ada
di panti, kemudian ia juga percaya dan yakin kalau suaminya sayang terhadapnya
begitu juga dan mertuanya Sehari –harinya pasien di sini bekerja sebagia tukang pijit
tapi hal itu jarang sekali. Sekali pijit pasien diberikan upah sebesar lima ribu rupiah dan
pasien mengatakan uang tersebut dipakai untuk menyambung hidup. Pasien berada di
panti ini lebih kurang sudah dua bulan.
C. RIWAYAT GANGGUAN SEBELUMNYA
1. Gangguan Psikiatri
Tidak ditemukan
2. Gangguan Medik
Tidak ada riwayat gangguan medik sebelumnya.
3. Penggunaan Zat Psikoaktif
Tidak ada riwayat penggunaan zat psikoaktif.
4. Riwayat Gangguan Sebelumnya
Tidak ada riwayat gangguan sebelumnya.
D. RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI
1. Perkembangan fisik
Pasien lahir normal, tidak terdapat cacat fisik
2. Riwayat perkembangan kepribadian:
Riwayat masa kanak-kanak ( 0-11 tahun ) :
3
Pasien berinteraksi dan berkomunikasi baik dengan keluarga, dan pasien dapat
bermain dengan teman-teman sebayanya. Tidak pernah bolos sekolah.
Riwayat masa remaja ( 12-18 tahun ) :
Pasien berinteraksi dan berkomunikasi baik dengan keluarga dan teman .
Riwayat masa dewasa ( > 18 tahun ) :
Pasien dapat bergaul dengan teman-teman nya seusianya. Memiliki teman baik
dan mampu bergaul di keluarga, hanya mengalami kesulitan didalm bidang
perekonomian.
3. Riwayat pendidikan:
Dari hasil anamnesis pasien mengatakan pendidikan terakhir SMA
4. Riwayat pekerjaan :
Pasien dulu nya bekerja sebagai waitress di slah satu restoran di daerah Riau
dan juga pernah bekerja di rumah makan sewaktu pasien berada di jakarta.
5. Riwayat kehidupan beragama:
Pasien beragama Katolik, rajin Berdoa, setiap hari minggu ke Gereja
6. Riwayat kehidupan seksual dan perkawinan:
Pasien sudah menikah dan memiliki 2 orang anak
E. RIWAYAT KELUARGATidak sempat ditanyakan pasien keburu gelisah
F. RIWAYAT KEHIDUPAN SOSIAL SEKARANG
Pasien mengatakan tinggal di rumah sendiri di daerah Kwitang- Jakarta, akan tetapi
tidak tinggal satu rumah dengan suami.
4
III. STATUS MENTAL
A. Deskripsi Umum
1.Penampilan
Seorang perempuan berusia 30 tahun dengan penampilan fisik sesuai
usianya. Rambut pendek berwarna hitam, kulit kuning langsat, berpakaian
kurang rapi. Pada saat wawancara, pasien memakai kaos oblong berwarna
abu-abu, menggunakan sarung dan tanpa mengenakan alas kaki. Kebersihan
diri dan kerapihan kurang. Ekspresi wajah pasien normal
2.Kesadaran
Kesadaran neurologis : Compos mentis
Kesadaran Psikiatrik : Tampak terganggu.
3.Perilaku dan Aktivitas Psikomotor
• Sebelum wawancara : Pasien sedang mencuci tangan dan aktivitas
seperti biasa
• Selama wawancara : Pasien duduk dan tampak kurang begitu
nyaman. Pasien menjawab pertanyaan yang diberikan oleh dokter
muda, ada kontak mata. afek nya sesuai. Wawancara hanya bisa
sebentar pasien gelisah
• Sesudah wawancara : Pasien bersalaman dengan dokter muda dan
segera kembali ke aktifitas sebelumnya.
4.Sikap terhadap Pemeriksa
Pasien bersikap kooperatif dalam menjawab setiap pertanyaan yang
ditanyakan.
5.Pembicaraan
a. Cara Berbicara: Pasien banyak bicara, kooperatif dalam menjawab semua
pertanyaan diajukan. Pasien berbicara lancar, spontan tanpa harus
5
ditunggu, suara agak pelan, dan bahasa agak sulit dipahami. Pasien
berbicara dengan membuka mulut.
b. Gangguan Berbicara : Tidak terdapat gangguan bicara
B. Alam Perasaan
1. Mood : tidak bisa dinilai
2. Afek : Afek sesuai
Arus : Cepat
Stabilitas : Stabil
Kedalaman : Dalam
Skala Diferensiasi : Menyempit
Keserasian : Serasi
Pengendalian : Cukup
Dramatisasi : Ada
Empati : Dapat diraba-rasakan
C. Gangguan Persepsi
1. Halusinasi : Tidak ada
2. Ilusi : Tidak ada
3. Depersonalisasi : Tidak ada
4. Derealisasi : Tidak ada
D. Sensorium dan Kognitif (Fungsi Intelektual)
1. Taraf Pendidikan : SMA
2. Pengetahuan Umum : Baik (dapat menyebutkan ibukota provinsi Riau)
3. Kecerdasan : sesuai dengan tingkat pendidikan
4. Konsentrasi : Tidak mudah teralih dengan stimulasi luar
5. Perhatian : Tidak terdapat gangguan perhatian selektif
6. Daya Orientasi Waktu : Baik (pasien tahu bulan, tahun saat
wawancara)
Daya Orientasi Tempat : Baik (keberadaan di Panti sosial)
Daya Orientasi Personal : Baik (tahu sedang berbicara dengan dokter)
6
7.Daya Ingat Jangka Panjang : Baik (pasien bisa menyebutkan alamat rumah
pasien dan tahun kelahiran suami)
Daya Ingat Jangka Pendek : Baik (ingat hal yang dilakukan pagi ini)
Daya Ingat Sesaat : Baik (dapat mengulang perkataan yang baru
disebutkan)
8. Pikiran Abstrak : Baik (dapat mengkategorikan
mawar, anggrek, melati sebagai nama bunga)
9. Visuospasial : Baik (pasien dapat menggambarkan
jam 06.45)
10. Bakat kreatif : Baik (dapat menggambar)
11. Kemampuan menolong diri : Baik (pasien mampu mengurus dirinya
sendiri).
E.Proses Pikir
1. Arus Pikir
a. Produktivitas : Baik
b. Kontinuitas Pikiran : flight of ideas
c. Hendaya Berbahasa : Logorea (gaya bicara logis, koheren, dan banyak).
2. Isi Pikir
a. Flight of ideas
b. Waham : Waham erotomania( pasien yakin kalau suaminya
menyayanginya dan mertuanya suka kepada nya. Pada kenyataannya
suaminya yang ia tunggu tidak kunjung datang malah terkesan
meninggalkannya, keyakinan bahwa pasien memiliki sebuah kontak batin
dengan suaminya tanpa ia memberi tahu ia di panti tapi suaminya nantinya
akan tahu)
Obsesi : Tidak ada
Fobia : Tidak ada
c. Gagasan Rujukan : Tidak ada
d. Gagasan Pengaruh: Tidak ada
7
F.Pengendalian Impuls
Baik, selama wawancara pasien dapat berlaku dengan tenang dan tidak
menunjukkan gejala yang agresif.
G. Daya Nilai
II. Daya Nilai Sosial : Baik
2. Uji Daya Nilai : Baik
3. Daya Nilai Realita :Terganggu. Adanya flight of ideas, waham erotomania
H. Tilikan
Derajat 1 (pasien tidak merasa dirinya sakit/bermasalah dan hanya tahu kalau ia
dibawa ke Panti karena meminta uang kepada orang-orang)
I. Reliabilitas
Dapat dipercaya.
IV. STATUS FISIK
A. Status Internus
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Tanda Vital
a. Tekanan Darah : 120/80 mmHg
b. Nadi : 80 x/menit
c. Pernafasan : 20 x/menit
d. Suhu : 36,3˚C
Kepala : Normocephali, rambut, distribusi merata, tidak mudah dicabut.
Mata : Pupil bulat, isokor, reflex cahaya langsung +/+, konjungtiva
anemis -/-, sklera ikterik -/-
Mulut : Kebersihan mulut baik
Leher : KGB tidak teraba, tidak ada pembesaran tiroid.
Thoraks
8
a. Cor : S1-S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
b. Pulmo : Suara nafas vesikuler, ronkhi -/-, wheezing -/-
Abdomen : Membuncit, supel, nyeri tekan (-), Hepar dan lien tidak membesar
Ekstremitas: Akral hangat, oedem (-), sianosis (-)
VI. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
Seorang pasien perempuan berusia 30 tahun, berpenampilan kurang rapi dan
tampak sesuai usianya dijemput oleh dinas sosial menuju ke panti sosial karena pasien
meminta uang kepada orang-orang di halte busway. 3 bulan sebelum masuk panti sosial
pasien, berada di Riau. Pasien bekerja sebagai waitress di salah satu hotel di daerah
Pekanbaru. Pasien saat itu sudah menikah. 2 bulan sebelum masuk ke panti, pasien dan
suami pasien memutuskan untuk pergi dari temapt tinggal mereka di Riau ke Jakarta
dengan tujuan mencari peruntungan dan penghidupan yang lebih layak karena pasien
menceritakan kehidupannya di Pekanbaru tidak berkecukupan. Pasien datang ke jakarta
beserta kedua orang anaknya yaitu anak pertama berusia 4 tahun dan anak kedua
berusia 3 tahun. Akan tetapi setelah di jakarta pasien mengatakan kalau kedua anaknya
dititipkan ke keluarga suami dengan alasan mereka masih belum sanggup untuk
membiayai kehidupan kedua anak mereka. Pasien menceritakan selama di jakarta ini
pasien mencari pekerjaan dan pasien bekerja di salah satu rumah makan di daerah
jakarta dengan alasan pasien lebih menyukai bekerja di bidang makanan/ rumah makan,
pasien bisa mendapat makan, dan tempat tinggal disana. Akan tetapi 2 minggu setelah
pasien bekerja pasien mengatakan kepada pemilik rumah makan untuk berhenti dengan
alasan pasien cepat lelah dan itu membuat pekerjaan menjadi terganggu. Pasien
kemudian mulai menggantungkan harapannya kepada sang suami. Pasien mengatakan
ia memiliki rumah di daerah kwitang akan tetapi pasien dan suami tidak tinggal satu
rumah dengan pasien dengan alasan terdapat perbedaan pendapat. Suami pasien bekerja
di daerah sekitar tempat tinggalnya. Suami pasien bekerja sebagai tukang parkir setiap
minggu pasien selalu mendapatkan uang dari suaminya. Akan tetapi pasien disuruh
menunggu di suatu tempat untuk diberikan uang kepada suaminya. Hal itu dilakukan
setiap hari Minggu. Pasien berasumsi ketika suaminya mengatakan ingin memberi uang
kepada pasien, pasien harus menuruti apa kata suaminya contoh menunggu di suatu
tempat dan tidak boleh beranjak dari tempat tersebut sampai suaminya datang. Pasien
9
mengatakan kadang-kadang pasien tidak sabar sehingga pasien pergi jalan- jalan ke
tempat kerja suaminya. Suatu hari tepatnya 1 hari sebelum pasien masuk panti , pasien
menunggu suaminya di tempat tinggalnya kan tetapi suaminya tidak kunjung datang.
Pasien kemudian mencari ke tempat kerjanya namun tidak bertemu. Pasien
memutuskan untuk meminta bantuan kepada temannya. Pasien datang ke halte busway
untuk pergi ke tempat temannya. Kemudian pasien mengatakan ia tidak memiliki uang
dan kemudian meminta pertolongan kepada petugas transjakarta untuk diberikan uang
agar bisa naik busway. Tapi hal itu tidak diindahkan oleh sang petugas, kemudian
pasien meminta kepada orang-orang di sekitar halte. Lalu ia pun diciduk oleh oleh 3
orang di bawa turun dari halte busway kemudian di bawah sudah ada mobil dinas sosial
yang menjemput. Pada saat itu pasien merasa kaget dan takut. Pasien mengatakan
jantungnya serasa melayang dan berputar 180 derajat. Pada saat ditanyakan kembali
pada saat wawancara pasien mengatakan suaminya ada, tapi sedang sibuk dan ketika
ditanya sibuk apa pasien tidak bisa menjawab dan suaminya tidak mengetahui kalau ia
berada di panti sosial ini. Akan tetapi pasien percaya kalau ia dan suami memiliki
kontak batin yang nantinya ia percaya kalau suaminya tahu ia ada di panti, kemudian ia
juga percaya dan yakin kalau suaminya sayang terhadapnya begitu juga dan mertuanya
Sehari –harinya pasien di sini bekerja sebagia tukang pijit tapi hal itu jarang sekali.
Sekali pijit pasien diberikan upah sebesar lima ribu rupiah dan pasien mengatakan uang
tersebut dipakai untuk menyambung hidup. Pasien berada di panti ini lebih kurang
sudah dua bulan.
Kesadaran neurologis pasien compos mentis, kesadaran psikiatrik tampak
terganggu. Penampilan pasien kurang rapi, tidak ada gangguan berbicara. Suasana
perasaan pasien(mood) tidak bisa dinilai .Terdapat gangguan isi pikir berupa waham
erotomania. Sensorium dan kognisi pasien kurang baik. Pengendalian impuls, daya nilai
sosial dan uji daya nilai baik. Daya nilai realitas baik.Tilikan pasien derajat 1( pasien
tidak merasa dirinya sakit dan hanya tahu kalau ia dibawa ke Panti karena meminta
uang kepada orang-orang). Penyakit sistemik lainnya yang berhubungan dengan
gangguan jiwanya tidak ditemukan.Pada pemeriksaan fisik tidak ditemukan kelainan.
VII. FORMULASI DIAGNOSTIK PASIEN
Aksis I : Berdasarkan ikhtisar penemuan bermakna, kasus ini dapat dinyatakan
mengalami :
F 31.2: Gangguan Afektif Bipolar, Episode kini manik dengan Gejala Psikotik
10
o Episode harus berlangsung sekurang-kurangnya 1 minggu, dan cukup berat
sampai mengacaukan seluruh atau hampir seluruh pekerjaan dan aktivitas
sosial yang biasa dilakukan.
o Perubahan afek disertai dengan energi yang bertambah sehingga terjadi
aktivitasberlebihan, percepatan dan kebanyakan bicara, kebutuhan tidur yang
berkurang, ide-ide perihal kebesaran/”grandiose ideas dan terlalu optimistik.
o terdapatnya waham erotomania.
o Adanya satu atau lebih episode afektif lainnya (hipomanik, manik, depresif,
atau campuran) pada masa lampau.
Aksis II: Gangguan Kepribadian dan Retardasi Mental
Gangguan Kepribadian tidak ditemukan.
Aksis III: Kondisi Medik Umum
Tidak ditemukan.
Aksis IV: Masalah Psikososial dan Lingkungan
Tidak tinggal satu rumah dengan suami karena berbeda pendapat
Aksis V: Global Assessment of Functioning (GAF)
Global Assessment Functional (sekarang) 70–61:
Beberapa gejala ringan, disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum masih baik.
Global Assessment Functional 100-91 (setahun lalu) :
Tidak ada gejala dan dapat berfungsi maksimal.
VIII. EVALUASI MULTIAKSIAL
1. Aksis I : F 31.2 ( Gangguan Afektif Bipolar episode kini manik dengan gejala
psikotik)
2. Aksis II : Tidak ditemukan
3. Aksis III : Tidak ditemukan
4. Aksis IV : tidak tinggal satu rumah dengan suami karena berbeda pendapat
11
5. Aksis V :
GAF scale 70-61 (sekarang)
GAF scale 100-91 (1 tahun yang lalu)
IX. PROGNOSIS
1. Faktor yang mempengaruhi prognosis:
a. Faktor yang mendukung prognosis baik: onset gangguan > 30 tahun, fungsi
sosial sebelum sakit baik.
b. Faktor yang mendukung prognosis buruk:
• Hubungan dengan suami yang kurang baik karena pasien tidak tinggal
satu rumah dengan suami
• Pasien tidak menyadari dirinya sakit ( Tilikan derajat I ).
2. Kesimpulan prognosis:
Quo ad vitam : dubia
Quo ad functionam: dubia ad bonam
Quo ad sanationam: dubia ad bonam
X. DAFTAR PROBLEM
1. Organobiologi : Tidak ditemukan
2. Psikiatri/psikologi : Flight of ideas, waham erotomania
3. Sosial / keluarga : hendaya sosial
XI. TERAPI
1. Farmakoterapi:
-
2. Psikoterapi:
Memotivasi pasien supaya minum obat secara teratur.
Memberikan kesempatan kepada pasien untuk menceritakan masalahnya
dan meyakinkan pasien bahwa dia dapat mengatasi masalah tersebut.
3. Sosioterapi:
• Memotivasi pasien agar bergaul dengan orang lain dan mencoba untuk
menerima dan mendengar masukan yang baik dari orang lain
12
13